DictionaryIndex
awalan yang sama artinya dengan se; sebungkus, partikel 'a' yang terletak pada awal kata dapat berfungsi untuk menunjukkan negasi atau lawan dari kata itu sendiri, misalnya : asusila, adharma; asubha karma, dsb
Selengkapnya...iya; ya
Selengkapnya...surut (tentang air); gejala turunnya permukaan air laut yang disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari
Selengkapnya...pecah (tentang tanah, tumpeng, dsb)
Selengkapnya...terasa kering (tentang kerongkongan)
Selengkapnya...sekali perjalanan; satu kali perjalanan
Selengkapnya...sesuatu yang jatuh dari tempatnya; rontok; merenggas
Selengkapnya...remahan; sesuatu yang rontok
Selengkapnya...sesuatu yang diusahakan dengan keras
Selengkapnya...membawa sesuatu memakai bagian anggota tubuh
Selengkapnya...bawakan; bawakan/berikan pada seseorang (imperatif)
Selengkapnya...buyarkan, berantakkan, buat menjadi buyar/berantakan
Selengkapnya...sesuatu yang sudah diambili tangkai-tangkai bulirnya; sesuatu yang harus dikesampingkan
Selengkapnya...pembawaan; karakter; sifat alamiah; tabiat
Selengkapnya...saluran pembuangan air pada pematang sawah yang berlebihan
Selengkapnya...tabiat, bakat, perlengkapan kuda tunggang; pakaian kuda, hiasan kain di pura yang digunakan pada waktu upacara
Selengkapnya...merah, kata "abang" mengalami proses abreviasi (proses pemenggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga terjadilah bentuk baru yang berstatus kata) menjadi kata "bang" dengan makna yang sama., beri; berikan
Selengkapnya...adonan kelapa parut dengan bumbu berwarna merah putih sebagai dasar dalam tetandingan/rangkaian kawisan (sejenis sajen) dalam upacara adat di Bali
Selengkapnya...talang; saluran air yang melintang di atas bangunan, jalan, dsb, alur bibir atas
Selengkapnya...Seukuran atau setinggi bagian tubuh (manusia atau binatang) yang menghubungkan kepala dengan tubuh yang lain
Selengkapnya...Sepuluh juta
Selengkapnya...babat; tebas
Selengkapnya...hasil membabat; babatan; hasil menebas
Selengkapnya...sedikit; tidak banyak; tidak seberapa; agak
Selengkapnya...kalem; tenang
Selengkapnya...buatkan upacara ngaben
Selengkapnya...dibuatkannya upacara pembakaran mayat olehnya (orang ketiga yang membuat upacara ngaben)
Selengkapnya...sangat panjang; di luar ukuran normal
Selengkapnya...sebentar
Selengkapnya...bentuk variasi bebas dari "besik" yang berarti "satu"
Selengkapnya...tingkah laku; cara; prilaku seseorang dalam berbuat di masyarakat, jawaban seseorang atas pertanyaan orang lain
Selengkapnya...makan sekali secukupnya hingga kenyang
Selengkapnya...secara harfiah berarti suatu waktu yang diperlukan seekor lintah untuk merasa kenyang (menghisap darah). Secara kias ungkapan ini bermakna waktu yang singkat atau sebentar, karena seekor lintah yang kecil tidak memerlukan waktu yang lama untuk kenyang (mengenyangkan perut).
Selengkapnya...kebun; ladang
Selengkapnya...santet; guna-guna; ilmu hitam; sihir
Selengkapnya...jaga; dampingi; lindungi
Selengkapnya...didampinginya
Selengkapnya...potongan tangensial, biasanya 4, dibuat dalam log untuk memotong bagian melengkung sehingga intinya persegi dan dapat digunakan untuk melihat kayu yang berguna, gubal; bagian kayu yang lunak antara kulit dan teras
Selengkapnya...pangku, dudukkan di haribaan atau paha
Selengkapnya...tebing; tepi sungai (jurang) yang tinggi dan terjal (hampir tegak); lereng gunung (bukit) seperti dinding terjal; tepi tanah darat yang tinggi dan terjal sebagai pemisah dari rawa, sawah, yang ada di samping bawahnya, curam; terjal dan dalam
Selengkapnya...Posisi agak miring kesamping
Selengkapnya...besar jumlahnya; tidak sedikit, banyak sekali
Selengkapnya...abon; makanan berbahan daging rebus yang diserat-seratkan, dibumbui, kemudian digoreng
Selengkapnya...satu kata penggolong untuk benda yang dibalut dengan kertas (daun, plastik, dan sebagainya), sebungkus
Selengkapnya...berat (tentang beban), hamil; mengandung, malas (dialek Buleleng)
Selengkapnya...bagus
Selengkapnya...Banyak sekali.
Selengkapnya...abu, sisa yang tinggal setelah suatu barang mengalami pembakaran lengkap, debu di dalam rumah seperti sarang laba-laba maupun debu luar yang masuk ke rumah
Selengkapnya...banyak dan merata; tumbuh dan merata
Selengkapnya...sepatah (tentang perkataan), sebagian (misalnya "tiing abuku" yang artinya: satu buku bambu)
Selengkapnya...sebuah; sebutir (biasanya untuk menyatakan jumlah buah pisang dan telor)
Selengkapnya...sebuah, sebutir, sebiji
Selengkapnya...cabut; tarik
Selengkapnya...menghasilkan sangat minim dan sekali makan habislah sudah
Selengkapnya...acara; kegiatan; agenda
Selengkapnya...guru, sebutan untuk guru (Dang Acarya)
Selengkapnya...sebuah satuan ukuran menggunakan jari, secekak; sebesar yang dapat dipegang oleh ibu jari dan jari telunjuk, langsing; ramping (tentang pinggang)
Selengkapnya...sejengkal; satu jengkal; satu ukuran sepanjang rentangan antara ujung ibu jari tangan dan ujung jari lain yang direntangkan
Selengkapnya...sembah, pusatkan pikiran untuk memohon kepada Tuhan, harap
Selengkapnya...tindakan menyampaikan harapan (dari jauh); doa, harapan; pengharapan
Selengkapnya...harapan
Selengkapnya...sekali; satu kali
Selengkapnya...upacara, ibadat
Selengkapnya...segala sesuatu yang berhubungan dengan upacara
Selengkapnya...sedikit, secolek, secuil
Selengkapnya...berkarisma; berwibawa, pandangan yang tajam
Selengkapnya...pucat, putih pudar (tentang air muka); agak putih (tentang warna)
Selengkapnya...ukuran luas bidang sawah.
Selengkapnya...ada, hadir; telah sedia
Selengkapnya...adakan; selenggarakan, buat menjadi ada
Selengkapnya...Rumput alang-alang adalah salah satu jenis rumput yang biasa dipergunakan sebagai bahan obat, salah satunya adalah bahan herbal dan bersifat menyejukkan tubuh
Selengkapnya...adakah; apakah ada (kata tanya untuk menanyakan eksistensi dari sesuatu)
Selengkapnya...nama
Selengkapnya...hadang; halangi (merintangi orang berjalan dan sebagainya) dengan cara mendepang, tanak dengan mengukus, cegat, tunggu
Selengkapnya...dinamai; diberi nama; dinamakan
Selengkapnya...sejenis tarian Joged, pukul; bersaing; jatuhkan
Selengkapnya...Tanaman adas, dengan aroma aromatik dan rasa manis yang menyenangkan, kaya. Biji melengkung, lebih besar dan tidak runcing seperti biji Umbelliferae lainnya, seperti adas, adas manis, dan jintan. Biji berwarna cokelat pucat, dengan warna lebih gelap di antara punggung bukit dan punggung ganda di mana biji terbelah menjadi dua.
Selengkapnya...aturan secara tradisional yang selalu ditaati, aturan (perbuatan dan sebagainya) yang lazim diturut atau dilakukan sejak dahulu kala, cara (kelakuan dan sebagainya) yang sudah menjadi kebiasaan; kebiasaan, wujud gagasan kebudayaan yang terdiri atas nilai-nilai budaya, norma, hukum, dan aturan yang satu dengan lainnya berkaitan menjadi suatu sistem
Selengkapnya...bentuk; bangun tubuh
Selengkapnya...tiang rumah, simbol bangun tubuh manusia dalam upacara mengaben (pitra yadnya), terbuat dari jalinan daun lontar yang dibentuk menyerupai kipas, dihiasi dengan bunga emas, ditempeli prarai dan kuangén, beralaskan sangku berisi beras, uang kepeng 25 biji, tampélan, dan tungked
Selengkapnya...tangkai atau tiang bajak
Selengkapnya...baui; cium baunya
Selengkapnya...sampah (sisa) dari bahan-bahan makan sirih, sejuk
Selengkapnya...lebih baik; lebih memilih untuk; mending
Selengkapnya...adeng: Bahan yang terbuat dari kayu, bambu, tempurung kelapa yang dibakar, setelah gosong disiram air untuk didinginkan agar menjadi arang yang siap digunakan sebagai bahan bakar, adéng: lambat, pelan, adéng: telur
Selengkapnya...Berjalan dengan pelan-pelan, Melakukan pekerjaan atau perjalanan dengan pelan-pelan, melakukan pekerjaan atau perjalanan dengan pelan-pelan dengan maksud supaya selamat sampai tujuan. Bisa jadi karena usia sudah tua atau karena ingin pekerjaan yang dilakukan hasilnya lebih baik dibandingkan dilakukan dengan cepat-cepat
Selengkapnya...tahi lalat; tanda lahir
Selengkapnya...jual
Selengkapnya...satu depa; ukuran satu kali sepanjang kedua belah tangan mendepang dari ujung jari tengah tangan kiri sampai ke ujung jari tengah tangan kanan
Selengkapnya...seikat padi
Selengkapnya...saudara kandung atau saudara dekat dalam satu keluarga besar yang usianya lebih muda dari si Aku (pembicara), adik, kata ganti sapaan untuk wanita yang lebih muda
Selengkapnya...Cerita epos yang paling utama (besar) dalam kisah Mahabharata yang terdiri atas 18 episode pokok, buku pertama atau bagian (parwa) pertama dari kisah Mahabharata. Pada dasarnya bagian ini berisi ringkasan keseluruhan cerita Mahabharata, kisah-kisah mengenai latar belakang ceritera, nenek moyang keluarga Bharata, hingga masa muda Korawa dan Pandawa). Kisahnya dituturkan dalam sebuah cerita bingkai dan alur ceritanya meloncat-loncat sehingga tidak mengalir dengan baik. Penuturan kisah keluarga besar Bharata tersebut dimulai dengan percakapan antara Bagawan Ugrasrawa yang mendatangi Bagawan Sonaka di hutan Nemisa.
Selengkapnya...Penerapan hukuman yang diberikan kepada seseorang atau masyarakat tanpa pilih kasih, tanpa berat sebelah, sama berat; tidak berat sebelah; tidak memihak
Selengkapnya...adik, lebih kecil, saudara kandung atau saudara dekat dalam satu keluarga besar yang umurnya lebih kecil dari si Aku (pembicara), sehari; satu hari
Selengkapnya...seorang, satu orang; seorang; sendiri
Selengkapnya...matahari (berasal dari bahasa sansekerta), Dewa Surya/Matahari juga dikenal dengan nama "Aditya" yang berarti putra dari Dewi Aditi (ibu para dewa) dengan Rsi Kasyapa. Dewa Surya juga kerap diberi gelar Siwa Raditya. Ini dikarenakan sebuah mitologi yang menceritakan bahwa diantara murid-murid dari Dewa Siwa, yang paling cerdas adalah Dewa Surya, maka dari itu beliau diberi gelar oleh GuruNya sebagai Siwa Aditya. Karena kata Siwa Aditya kemudian masuk ke dalam bahasa Jawa Kuno, maka kini menjadi Siwa Raditya. Kata "Ra" disini berarti mulia, contoh seperti kata "rabi" yang berarti wanita yang mulia/istri. Dan karena Dewa Siwa juga sebagai Guru dari para Dewa, maka beliau bergelar "Bhatara Hyang Guru".
Selengkapnya...kemauan; kehendak (Alus Singgih)
Selengkapnya...jauh
Selengkapnya...jual (Alus Singgih)
Selengkapnya...sesuatu yang dijual; barang dagangan
Selengkapnya...dijualnya; dijual olehnya
Selengkapnya...jualkan; tolong jual
Selengkapnya...adonan; campuran; hasil mencampur
Selengkapnya...gunung, bukit yang sangat besar dan tinggi (biasanya tingginya lebih dari 600 m), salah satu jenis kidung (sastra profetik yang memiliki semangat profetik yang merupakan segi sentral atau pusat bertemunya dimensi sosial dan transedental. Dimensi sosial menunjuk pada kehidupan kemanusiaan di alam nyata atau bersifat profan (sakala))
Selengkapnya...adu; tandingkan; buat menjadi bersaing
Selengkapnya...berbohong, menyatakan sesuatu yang tidak benar; berbuat bohong; berdusta
Selengkapnya...salah satu kata seru (interjeksi) yang digunakan untuk mengungkapkan rasa sakit, kaget, kesal dan keengganan
Selengkapnya...aduk; campur; kacaukan
Selengkapnya...aduk-aduk; campur; kacaukan
Selengkapnya...campur; campurkan
Selengkapnya...rukun; sesuai; cocok; serasi; sepakat
Selengkapnya...sesuaikan
Selengkapnya...tidak ada duanya (tentang sifat Tuhan); esa
Selengkapnya...bukan main, dahsyat; hebat
Selengkapnya...depan, hadap; menghadap ke
Selengkapnya...aba-aba kepada sapi saat membajak sawah agar sapi berjalan membelok, Cue to cows when plowing fields so that cows walk to turn
Selengkapnya...tingkah laku; lagak
Selengkapnya...besar dan kasar
Selengkapnya...agama; kepercayaan
Selengkapnya...mewah; serba indah; serba berlebih; serba banyak
Selengkapnya...sejumlah, segulung (tentang kain), a roll of cloth
Selengkapnya...pukul, potong
Selengkapnya...pegang, sikap; postur (tentang menari), teguh (tentang pikiran)
Selengkapnya...cara memegang, pegangan (tanggung jawab)
Selengkapnya...segenggam; satu genggam
Selengkapnya...agen; orang atau perusahaan perantara yg mengusahakan penjualan bagi perusahaan lain atas nama peng-usaha; perwakilan
Selengkapnya...Setangkai buah (msl. kelengkeng, anggur, ceroring)
Selengkapnya...besar
Selengkapnya...beruntung; bernasib baik; mujur
Selengkapnya...terlalu banyak gaya
Selengkapnya...api, Salah satu dewa dalam kepercayaan Hindu. Sang Hyang atau Sanghyang Agni adalah dewa penguasa api sebagai salah satu dari asta dewata yang biasanya pemujaan dan persembahannya dilaksanakan dengan sarana dan upacara sebagai berikut :
Dalam upacara Agni Pralina yang bertujuan untuk mengembalikan unsur unsur panca maha bhuta yang melekat dalam badan kasar dan halus dari roh bersangkutan. Dengan sarana Damar Kurung sebagai permohonan kepada Sanghyang Agni yang bertujuan untuk menyempurnakan prosesi ngaben dalam pelaksanaan upacara pitra yadnya dan juga agar cuntaka dapat berkurang. Upacara Agnihotra sebagai perantara manusia berhubungan dengan Tuhan dan dengan para Dewa. Beliau juga disebutkan, menurunkan ajaran Agni Purana kepada Rsi Vasistha yang dituangkan dalam kitab Mandala VII Rg Weda sebagai wahyu yang paling pertama dihimpun.Dalam beberapa sumber lontar seperti halnya Lontar Kotaraning Sembah dan Lontar Weda Parikrama Sarahiota Samaptadijelaskan bahwa Api selalu menjadi pokok landasan dasar pelaksanaan upakara karena api dalam sarana pamuspan disebutkan sebagai simbol Sang Hyang Widhi dengan Prabhawa Sang Hyang Agni atau Brahma,Selengkapnya...
sikap, kebiasaan, tingkah laku (ke arah yang buruk)
Selengkapnya...puncak
Selengkapnya...jari
Selengkapnya...agud: lamban; istilah sapi yang jalannya lamban ketika menarik bajak (biasanya jenis sapi ini tidak cocok digunakan untuk membajak)
Selengkapnya...panjang satu ruas teratas jari tangan, salah satu satuan ukur dalam Asta Kosala Kosali
Selengkapnya...Secubit; sedikit
Selengkapnya...besar; mulia
Selengkapnya...sebuah ekspresi atau seruan ketika merasakan kekesalan atau tidak beruntung
Selengkapnya...terdiri dari kata "a" yang artinya tidak, dan "himsa" yang artinya menyakiti atau membunuh. Jadi, ahimsa berarti suatu perbuatan yang tidak menyakiti, kasih sayang dan atau membunuh mahluk lain, tidak semena-mena menyakiti dan membunuh demi nafsu belaka, keuntungan pribadi, dendam dan kemarahan (krodha) melainkan untuk tujuan pemujaan kepada Tuhan dan kepentingan umum.
Selengkapnya...matahari
Selengkapnya...satu sisir (tentang pisang)
Selengkapnya...satu tangkai yang panjang pada buah-buahan yang bergugus
Selengkapnya...satu kali berkeliling
Selengkapnya...seekor induk ayam dengan anak-anaknya
Selengkapnya...serangga yang lebih besar daripada kumbang, bersayap ganda, suka hinggap pada pohon-pohon dan berbunyi nyaring (lebih nyaring daripada suara jangkrik)
Selengkapnya...ajar
Selengkapnya...pelajaran; sesuatu untuk dipelajari; ilmu
Selengkapnya...ajar; ajari
Selengkapnya...dengan; bersama, ajak
Selengkapnya...diajaknya; diajak (oleh seseorang), dengan; bersama (seseorang)
Selengkapnya...(ukuran) cukup untuk satu kali tanak/masak
Selengkapnya...sejenis hidangan dalam sesajen upacara keagamaan
Selengkapnya...untuk saat ini; waktu (masa, saat) ini; kini ini saja
Selengkapnya...sembah; harap
Selengkapnya...ajar; beri pelajaran, ajar, ma.jar-ajar (berziarah ke tempat-tempat suci dl rangkaian suatu upacara agama Hindu), ajar, nga.jar.in (membiarkan ikan yg terkena kail berenang sebelum pancing ditarik)
Selengkapnya...Aja Wera adalah ajaran Hindu Bali yang merupakan ajaran-ajaran rahasia yang tidak sembarangan diungkap atau tidak boleh dibicarakan., Adapun tiga faktor yang memunculkan adanya ajaran-ajaran rahasia atau aja wera ini yaitu :
1. Ajaran rahasia yang terkait pengalaman langsung (pratyaksa pramana) yang merupakan salah satu jalan dalam Tri Pramana.
Rahasia bukan karena dirahasiakan, melainkan karena terkait pengalaman bathin yang tidak bisa diceritakan dengan kata-kata. Setiap penjelasan tidak akan pernah bisa mewakili secara tepat, hanya bisa dialami sendiri secara langsung. Karena itu faktor ini tidak bisa dituliskan dan diceritakan.
2. Ajaran rahasia yang dirahasiakan untuk menghindari kesalah-pahaman publik. Karena ajaran ini terkadang bertentangan dengan logika sebagian besar manusia.
3. Ajaran rahasia yang dirahasiakan untuk menghindari penyelewengan ajaran. Umumnya ini terkait ajaran tingkat tinggi. Seperti misalnya shakti yoga yang dapat membuat seseorang menjadi siddhi (sangat sakti), laku (praktek spiritual) yang terkait dengan ketelanjangan, dll. Tapi untuk selebihnya ini tidak akan dibahas lagi.Selengkapnya...sebentar, nanti (malih ajebos)
Selengkapnya...tegak; kukuh (tentang peraturan)
Selengkapnya...Sebuah gerakan pemertahanan identitas etnik Bali. Gerakan ini bertujuan mengembalikan masyarakat Bali dalam konteks pengamalan ajaran agama Hindu dan kebudayaan Bali, atau disebut pula sebagai re-Balinisasi dan re-Hinduisasi.
Selengkapnya...lestarikan; kukuhkan
Selengkapnya...di depan, makan
Selengkapnya...makanan, beraneka jenis makanan; lauk
Selengkapnya...dimakan (oleh), dikonsumsi (oleh)
Selengkapnya...nasi (karena makanan identik masyarakat Indonesia, khususnya di Bali adalah nasi), makanan
Selengkapnya...satu jengkal; ukuran satu kali panjang rentangan antara ujung ibu jari dan ujung telunjuk yang direntangkan
Selengkapnya...ramah; baik hati dan menarik budi bahasanya; manis tutur kata dan sikapnya; suka bergaul dan menyenangkan dalam pergaulan, suka menyapa
Selengkapnya...takut; gentar; tidak berani
Selengkapnya...harga, ayah (Alus Singgih: bentuk halus dari bahasa Bali)
Selengkapnya...berapa; berapa harganya?
Selengkapnya...ilmu untuk mencelakakan orang. Dalam "Ajiwegig" ini kekuatan Bhuta, Kala, Dengan, Desti dan sebagainya didaya gunakan dan dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan tersebut. Umat yang lemah Sraddha atau imannya, maka akan mudah ditundukkan oleh kekuatan-kekuatan negatif yang mencelakkan ini.
Selengkapnya...lihat; hirau, ayah (untuk mengungkapkan bentuk kepemilikan, diikuti oleh subjek yang menjadi pemilik 'ayah'), ajari
Selengkapnya...hiraukan; hargai
Selengkapnya...ikan laut spt lemburu, tp mulutnya agak panjang
Selengkapnya...ajukan
Selengkapnya...diajukan; diajukannya; diajukan olehnya
Selengkapnya...sombong; menghargai diri secara berlebihan; congkak; pongah, dipuji; puji
Selengkapnya...berlebih-lebihan dalam melakukan sesuatu; melebihi kemampuan dengan maksud ingin dipuji
Selengkapnya...dipuji; dipujinya
Selengkapnya...sesajen berupa hidangan makanan (identik dengan upacara ngajum di Bali), sajen berupa hidangan, terdiri atas nasi dgn lauk, jajanan, buah-buahan, dsb, sebagai bentuk pemuliaan kepada Ida Sang Hyang Widhi
Selengkapnya...Amaranthus spp, merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya sebagai sayuran hijau. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik namun sekarang tersebar ke seluruh dunia. Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran sumber zat besi yang penting bagi tubuh.
Selengkapnya...banggakan
Selengkapnya...ayah
Selengkapnya...akar, bagian tumbuhan yang biasanya tertanam di dalam tanah sebagai penguat dan pengisap air serta zat makanan
Selengkapnya...kilatan api (tentang petir) (sebuah ungkapan yang secara harfiah bermakna 'akar api' namun ungkapan ini merujuk pada kilatan api pada petir yang terlihat seperti akar pohon di langit)
Selengkapnya...akar-akaran; segala jenis akar-akaran
Selengkapnya...akal; ide, daya pikir (untuk memahami sesuatu dan sebagainya); pikiran; ingatan
Selengkapnya...Zea mays ssp. mays
Selengkapnya...nama huruf atau aksara /a/ dalam aksara Bali dan Sansekerta
Selengkapnya...besar dan kuat (tentang rambut, tulang, dsb)
Selengkapnya...pohon akasia, genus dari semak-semak dan pohon yang termasuk dalam subfamili Mimosoideae dari familia Fabaceae, pertama kali diidentifikasi di Afrika oleh ahli botani Swedia Carl Linnaeus tahun 1773. Banyak spesies Akasia non-Australia yang cenderung berduri, sedangkan mayoritas Akasia Australia tidak. Akasia adalah tumbuhan polong, dengan getah dan daunnya biasanya mempunyai bantalan tannin dalam jumlah besar.
Selengkapnya...satu; sebatang (tentang batang); sehelai (tentang rambut)
Selengkapnya...Kata ganti orang pertama tunggal; saya; aku
Selengkapnya...sedikit, agak, sekilas, sebentar sekali
Selengkapnya...secabik, sedikit (barang yang cabik)
Selengkapnya...sedikit sekali (barang hasil mencabik)
Selengkapnya...sedikit (tentang benda cair/pancaran air)
Selengkapnya...sedikit
Selengkapnya...banyak
Selengkapnya...lebih banyak; kebanyakan
Selengkapnya...sebentar, singkat; sesaat; tidak lama
Selengkapnya...satu ikatan ketupat yg terdiri atas enam buah
Selengkapnya...sungguh-sungguh, banyak
Selengkapnya...perbanyak; ambil atau bawa yang banyak, dengan sungguh-sungguh; dengan sengaja
Selengkapnya...setengah; separo; sebagian
Selengkapnya...gigit (oleh anak pada waktu menyusu, jepit, flops; clip
Selengkapnya...setetes
Selengkapnya...satu koin; seperak, sama sekali
Selengkapnya...seratus ribu (tentang uang)
Selengkapnya...satu kubik
Selengkapnya...sedikit
Selengkapnya...sebentar; tidak lama, dalam sekejap mata
Selengkapnya...pasang; susun; gabungkan; rakit
Selengkapnya...cukup untuk sebuah baju
Selengkapnya...maaf, permakluman, (aksamaang)-maafkan
Selengkapnya...aksara; huruf; tanda aksara dalam tata tulis yang merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa.
Selengkapnya...huruf Bali untuk menuliskan kata-kata bahasa Bali yang diserap dari bahasa Jawa Kuno dan bahasa Sanskerta
Selengkapnya...aksara, tanda aksara dalam tata tulis yang merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa. Aksara wayah ini digunakan untuk menulis hal-hal yang tidak biasa atau lumbrah dan bersifat rahasia (ajawera), aksara tua; aksara kuno
Selengkapnya...huruf Bali yang digunakan untuk menuliskan kata-kata yang berasal dari bahasa Bali
Selengkapnya...lihat; perhatikan, aksi; gaya
Selengkapnya...berapa
Selengkapnya...banyak
Selengkapnya...sepotong (tentang sabut kelapa)
Selengkapnya...tidak baik; buruk; halangan
Selengkapnya...baik buruk (tt hari dalam sistem tarikh tradisional Bali)
Selengkapnya...segar dan hijau., kemerah-merahan
Selengkapnya...kalah; tidak menang atau dalam keadaan tidak menang (dalam perkelahian, perang, pertandingan, pemilihan, dan sebagainya); dapat diungguli lawan, sebagai; seperti
Selengkapnya...kalahkan; pindahkan
Selengkapnya...menikah; kawin, terikat dalam ikatan (akad) perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama
Selengkapnya...Sepuluh ribu
Selengkapnya...(a.lang.an) halangan, (pa.nga.lang) penghalang
Selengkapnya...halangan; rintangan; sesuatu yang menghalangi
Selengkapnya...sejengkal; satu jengkal, satu satuan jarak antara ibu jari dengan jari tengah
Selengkapnya...Bilangan yang menyatakan sebatang (logam)
Selengkapnya...petik, ambil dengan mematahkan tangkainya (bunga, buah, dan sebagainya)
Selengkapnya...hutan
Selengkapnya...hutan; hutan itu
Selengkapnya...alas; dasar, kain pelapis
Selengkapnya...kalem; tenang, tidak tergesa-gesa; tenang; santai
Selengkapnya...cincin
Selengkapnya...amis (tentang bau), sejenis ulat kecil yang biasanya bergerombol di tanah, sejenis ikan
Selengkapnya...cari; temukan sesuatu
Selengkapnya...mata pencaharian
Selengkapnya...terjemahkan, terjemahan
Selengkapnya...dicari; dicarinya; dicari oleh seseorang
Selengkapnya...carikan; temukan
Selengkapnya...dicarikan; dicarikannya; dicarikan olehnya
Selengkapnya...coba cari; tolong carikan
Selengkapnya...meninggal yang disebabkan oleh kesadaran diri atau sengaja mencari kematian. Seperti gantung diri, minum racun, termasuk dengan terkena bencana., bunuh diri
Selengkapnya...kalajengking
Selengkapnya...perubahan
Selengkapnya...Penghalang (berupa tembok, kayu, dsb), biasanya di belakang pintu keluar pekarangan, Pembatas antara angkul - angkul (gapura/pintu masuk) dengan pekarangan rumah maupun tempat suci yang berfungsi sebagai penetralisir dari gangguan negatif baik secara sekala maupun niskala. Dahulu di Bali, sebuah aling - aling oleh masyarakat umum, biasanya dibuat menggunakan kelangsah (anyaman daun kelapa kering) atau kelabang mantri sebagai sarana proteksi dari kekuatan negatif dimana sulaman atau ulat-ulatan dari daun kelapa tersebut diletakkan pada aling-aling. Namun kini, aling-aling juga digunakan untuk mempercantik rumah dengan menambahkan sebuah patung sehingga menambah kesan estetika.
Selengkapnya...jembatan kecil
Selengkapnya...alis
Selengkapnya...pensil alis, jalinan pada pinggir bakul atau anyaman, bibir perahu
Selengkapnya...kecil, muda
Selengkapnya...lebih kecil, lebih muda
Selengkapnya...suara keras dan menantang
Selengkapnya...- bahan terbuat dari parafin, mudah mencair jika dipanaskan, dapat dipakai sebagai pelita dan/atau untuk membatik - bahan yang mengandung lemak, lekat, mengental, mencair jika dipanaskan, dicetak dalam berbagai bentuk untuk alat penerang
Selengkapnya...pelan, lambat
Selengkapnya...pelan-pelan, pelan, hati-hati
Selengkapnya...menentang, berkhianat; membangkang; tidak taat
Selengkapnya...mendapat bencana (karena berbuat kurang baik kepada orang tua dan sebagainya), kualat; durhaka; berkhianat kepada guru atau orang tua
Selengkapnya...bunyi konsonan yang diucapkan dengan hembusan nafas yang lemah
Selengkapnya...pendek umur;
Selengkapnya...biawak
Selengkapnya...gampang; mudah
Selengkapnya...mudahkan; buat menjadi mudah
Selengkapnya...dimudahkan; dimudahkannya
Selengkapnya...permudah; buat menjadi mudah
Selengkapnya...setengah matang, layu
Selengkapnya...goreng setengah matang
Selengkapnya...alun, gelombang, ombak memanjang
Selengkapnya...lapangan, tempat atau tanah yang luas (biasanya rata); alun-alun; medan
Selengkapnya...halus, lemah lembut, mewah
Selengkapnya...kruna mider : kata netral (dapat digunakan untuk semua kalangan), salah satu bagian dari tingkat tutur leksikon bahasa Bali; kata/kruna Alus Mider merupakan kata-kata dengan ragam hormat/halus namun memiliki sifat netral, digunakan untuk menghasilkan tuturan halus, tanpa membedakan variabel sosial penutur dan lawan tutur; contoh kata/kruna alus mider: sareng, dumun, dsb.
Selengkapnya...kayu api yang tengah terbakar
Selengkapnya...makan (tentang hewan/binatang), makan (bahasa kasar)
Selengkapnya...makan-makanan (tentang hewan) ; pakan ternak
Selengkapnya...dimakan (oleh seseorang/hewan)
Selengkapnya...perbuatan (baik atau buruk), amal, yang dilakukan dengan tujuan untuk berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau sesama manusia (memberi derma, mengumpulkan dana untuk membantu korban bencana alam, penyandang cacat, orang jompo, anak yatim piatu, dan sebagainya)
Selengkapnya...bebas dari bahaya, aman
Selengkapnya...salah satu bagian dari Catur Brata Panyepian (empat pantangan bagi umat Hindu dalam penyepian), pantangan menyalakan api, tidak melaksanakan kegiatan yg berhubungan dng menghidupkan api pada hari raya Nyepi
Selengkapnya...salah satu bagian dari Catur Brata Panyepian (empat pantangan bagi umat Hindu dalam penyepian), pantangan untuk tidak beraktivitas atau bekerja pada saat hari raya Nyepi
Selengkapnya...salah satu bagian dari Catur Brata Panyepian (empat pantangan bagi umat Hindu dalam penyepian), pantangan untuk tidak bersenang-senang atau berfoya-foya pada saat hari raya Nyepi, mawas diri pada hari raya Nyepi
Selengkapnya...salah satu bagian dari Catur Brata Panyepian (empat pantangan bagi umat Hindu dalam penyepian), pantangan untuk tidak bepergian pada saat hari raya Nyepi
Selengkapnya...jalan; lewat
Selengkapnya...jalan
Selengkapnya...dilalui; lewati; lalui
Selengkapnya...dilaluinya; dilewatinya
Selengkapnya...langit, ruang luas yang terbentang di atas bumi, tempat beradanya bulan, bintang, matahari, dan planet yang lain, udara
Selengkapnya...pertemuan secara tidak langsung yang dilakukan secara online dengan menggunakan sambungan internet.
Selengkapnya...halangi; rintangi, terlalu; berlebihan; bukan main
Selengkapnya...bacang; tumbuhan jenis mangga, kulit batangnya berwarna abu-abu dan pecah-pecah, pada bagian kulit yg pecah keluar getah yg membentuk damar berwarna jernih, daunnya kasar dan rapuh, bunganya berbentuk malai dan harum, buahnya besar berbentuk bulat telur dan berbiji besar, daging buahnya berserat, rasanya masam agak manis, biasa digunakan untuk campuran minuman dingin
Selengkapnya...panggil dan songsong/temui
Selengkapnya...selendang yang dililitkan di sekeliling pinggang
Selengkapnya...selendangkan; pasangkan selendang di bagian pinggang
Selengkapnya...diselendangkannya
Selengkapnya...selendangi
Selengkapnya...diselendanginya
Selengkapnya...batin seseorang yang sudah sampai pada tujuan, medahulukan kepentingan di luar diri
Selengkapnya...tingkah laku, perbuatan; peringai, perilaku yang biasanya berupa bentuk kekecewaan
Selengkapnya...serambi; beranda
Selengkapnya...dipanggilnya; disongsongnya
Selengkapnya...alang-alang
Selengkapnya...pukul dengan keras
Selengkapnya...ambil
Selengkapnya...lalui; lewat, bentuk lain atau abreviasi dari kata "ambahin"
Selengkapnya...awan putih, bau (Alus Singgih), pucuk pohon enau; biasanya digunakan untuk membuat perlengkapan upacara keagamaan
Selengkapnya...tidak sopan (tentang berbicara)
Selengkapnya...sampo; langir
Selengkapnya...ngam.bul (minggat; kabur dari rumah), ngam.bul (merajuk)
Selengkapnya...awan putih
Selengkapnya...tumbuhan yg menjalar pd pohon kayu batang dr tumbuhan yg merambat
Selengkapnya...perangkat upakara beralaskan sebuah ituk-ituk yang di dalamnya berisi 3 lembar daun dadap, 3 cabang ujung dadap, padang lepas, dan seet mingmang
Selengkapnya...jaga; kawal, pegang (senjata) untuk menakut-nakuti
Selengkapnya...istri yg tidak sah; gundik, pengawal; penjaga
Selengkapnya...kehidupan, keabadian, air yang menyebabkan hidup kekal/abadi
Selengkapnya...camilan
Selengkapnya...sampah sisa membelah dan meraut bambu, sampah sisa
Selengkapnya...asam
Selengkapnya...jaga, pelihara, nga.mong (menjaga/memelihara)
Selengkapnya...tanggung jawab secara adat atas tempat suci
Selengkapnya...berapa; seberapa
Selengkapnya...sebanyak itu; segitu, demikian
Selengkapnya...satu motor; semotor, menggunakan satu motor
Selengkapnya...sisa (tentang parutan kelapa, dsb), ampad; ngampad: membersihkan rerumputan pada punggung pematang sawah
Selengkapnya...teledor; ceroboh
Selengkapnya...mengerjakan dengan tidak hati-hati; ceroboh, disepelekan; dianggap enteng
Selengkapnya...buka (tentang pintu, jendela dsb.)
Selengkapnya...sapi atau kerbau putih dengan kuku dan tanduk berwarna hitam
Selengkapnya...renggut; tarik dengan paksa
Selengkapnya...ampas; sisa dari sesuatu/proses
Selengkapnya...dihembus; ditiup
Selengkapnya...bambu ampel gading (kekuningan)
Selengkapnya...tali dari benang
Selengkapnya...serambi; teras; beranda
Selengkapnya...kertas yg berlapis serbuk kaca dan sebagainya sehingga salah satu sisinya menjadi kasar, digunakan untuk menggosok (melicinkan) kayu, besi, dsb; amril, nama salah satu tanaman obat dalam Usada Taru Pramana. Getahnya dapat digunakan sebagai obat.
Selengkapnya...amplop
Selengkapnya...tanah liat kering yg dibakar dan dapat dimakan (biasanya oleh wanita hamil)
Selengkapnya...Gertak
Selengkapnya...kentut, empedu, fart
Selengkapnya...berkumpul; bersama
Selengkapnya...selasai; sudah
Selengkapnya...panen; ketam, amat; ringan, yatim-piatu, sepupu; misan
Selengkapnya...maaf
Selengkapnya...maafkan
Selengkapnya...sejumlah padi yg dipersembahkan ke Pura Subak sbg rasa syukur petani setelah panen; pembayaran wajib oleh anggota subak pasif yang lahan garapannya melebihi standar satu tektek yang telah ditetapkan.
Selengkapnya...sebesar; sebanyak
Selengkapnya...seberapa
Selengkapnya...seberapa
Selengkapnya...sebanyak itu; segitu; sebegitu
Selengkapnya...segini; sebanyak ini; sebegini
Selengkapnya...sebesar ini; sebanyak ini, segini
Selengkapnya...ada (bahasa jawa kuna)
Selengkapnya...dahulu (bahasa jawa kuna)
Selengkapnya...orang, pemarkah kontras (contoh: wiadin ririh -- liu enu pelajahan walaupun (kamu) pintar, masih banyak yg perlu dipelajari), pronomina penunjuk ; kata ganti penunjuk (contoh: kija bapanné? -- ka uma ke mana ayahmu? dia ke sawah)
Selengkapnya...Petak sawah yang sempit (1-3 meter), biasanya terletak pada posisi bawah pada persawahan terasering.
Selengkapnya...orang itu; seorang yang tidak dikenal
Selengkapnya...ketupat
Selengkapnya...jari manis
Selengkapnya...Lapisan badan yang tersusun dari pikiran yang lebur seperti kesenangan, kebahagiaan, dan kedamaian
Selengkapnya...Anantaboga adalah seekor naga yang merupakan salah satu anak dari Dewi Kadru dengan Rsi Kasyapa. Cerita tentang Naga Anantaboga salah satunya terdapat dalam teks Adi Parwa.
Selengkapnya...Anantaboga adalah seekor ular raksasa di mitologi Bali. Ia diceritakan pada awal mitologi, pada penciptaan dunia. Pada suatu saat Antaboga bermeditasi dan kemudian menjadi seekor penyu bernama Bedawang.
Dalam pewayangan Jawa, Antaboga adalah raja ular yang hidup di dasar bumi yang mengasuh Wisanggeni. Perwujudannya adalah naga dengan mahkota memakai badhong berambut dan memakai baju [biasanya berwarna merah] serta mengenakan kalung emas.
Ada pula yang menyatakan bahwa Antaboga adalah tali energi yang menghubungkan manusia melalui cakra mahkota dengan Sang Maha Pencipta. Pemahaman ini dikenal dikalangan para penganut spiritual kejawen.Selengkapnya...Ficus rumphii (Moraceae), sejenis pohon bodi yg daunnya berbentuk jantung, tingginya bisa mencapai 15 meter, disebut asvatha dalam bahasa Sanskerta, dikenal juga dengan nama pipal atau ficus religiosa. Pohon ini banyak tumbuh dan dibiarkan membesar di berbagai tempat suci di Bali, seperti pura maupun tempat yang disucikan lainnya. Brahma Purana dan Padma Purana menyebutkan, ketika para asura mengalahkan para dewa, maka Dewa Wisnu bersembunyi dalam pohon pipal, sehingga bila tidak ada pura tempat pensthanaan Dewa Wisnu, maka pemujaan dapat dilakukan melalui pohon ancak. Sementara itu Skanda Purana menyebutkan, bahwa pohon pipal dianggap sebagai lambang Dewa Wisnu. Selain itu banyak pemeluk Hindu di India meyakini kalau ancak ini merupakan penyatuan dari Tri Murti, yaitu: akarnya adalah Dewa Brahma, batang pohonnya adalah Dewa Wisnu, dan dedaunannya adalah perwujudan dari Dewa Siwa., Dalam Upanisad disebutkan buah dari pohon ini digunakan sebagai perumpamaan untuk menjelaskan perbedaan antara tubuh dan jiwa. Tubuh itu seperti buah yang menjulur di luarnya, merasakan dan menikmati segala benda, sedangkan jiwa itu seperti biji di dalam buah yang menjadi saksi segalanya.
Brahma Purana menyebutkan bahwa asvatha dulunya adalah dua ekor asura yang suka mengganggu orang ramai. Asvata akan mengambil rupa sebagai pohon pipal, sedangkan Pipala mengambil rupa sebagai Brahmana. Kemudian Brahmana palsu itu akan menasihati orang-orang untuk menyentuh pohon pipal itu, dan Asvatha akan membunuh setiap orang yang menyentuhnya. Raksasa ini kemudian dibunuh oleh Dewa Sani, dan Dewa Sani memberi karunia, bahwa siapa pun menyentuh pohon Pipal pada hari Sabtu akan memperoleh keselamatan. Dewi Laksmi juga dipercaya bersthana di ponon Ancak. Hari Sabtu dipandang sebagai saat terbaik untuk melakukan pemujaan kepada Laksmi di pohon Ancak untuk memohon kemakmuran.
Dalam kisah Sidharta Gautama ada disebutkan Beliau menerima pencerahan sejati saat merenung di bawah pohon Bodi, sebutan lain dari pohon ancak. Oleh karena itu tidak diragukan lagi kalau pohon ini memiliki aura kesucian alamiah yang hebat, sehingga wajarlah para leluhur orang Bali menanam pohon ini di tempat-tempat suci mereka dengan maksud memperoleh vibrasi kesucian sehingga mendukung aktifitas puja bahkti di pura menjadi lebih khusuk, hening, dan damai.Selengkapnya...woven bamboo on a cage base (chicken, bird, etc.), anyaman dari bambu pada alas sangkar (ayam, burung, dsb)
Selengkapnya...penancap
Selengkapnya...abdi atau pengawal yang berupa makhluk halus pada suatu tempat suci
Selengkapnya...kayu patok; patokan, panjar; uang muka, Istilah dalam bidang aksara Bali yang berarti singkatan. Pembentukan singkatan dapat dilakukan dengan menanggalkan satu bagian atau lebih dan kata yang akan disingkat (Depdikbud, 1975 : 21). Misalnya kata laboratorium disingkat lab. Dalam tata aksara Bali pembentukan aksara anceng juga dilakukan dengan cara pemenggalan bagian atau suku kata yang menjadi kepanjangannya, dengan sistem penulisannya diapit carik pangangsel atau carik siki.
Selengkapnya...lipstik; pemerah bibir
Selengkapnya...tidak tetap pendirian.
Selengkapnya...angkat; naikkan; tinggikan
Selengkapnya...meloncat-loncat; melompat-lompat, gerakan menekuk kaki seperti katak dan orang memanjat
Selengkapnya...sulut; bakar
Selengkapnya...sulutkan; menghidupkan api
Selengkapnya...disulutkannya; kata kerja yang digunakan untuk menyebutkan bahwa seseorang telah menghidupkan api
Selengkapnya...suluti; menyulut api
Selengkapnya...disulutinya
Selengkapnya...tempat terpencil, letak sawah yang paling hilir
Selengkapnya...tingkat, lambang; simbol
Selengkapnya...{ngan.dang} menghalangi; melintang, {ngan.dang} membayar dua kali (istilah dalam judi Ceki)
Selengkapnya...bor kecil untuk membuat lubang pd kayu, sarung keris, dsb, gurdi; jara
Selengkapnya...tahan, tunda
Selengkapnya...dipercaya; diharap
Selengkapnya...jaminan, uang kepeng/koin untuk upacacara sebanyak 225 koin, diletakkan pada banten Daksina, sejumlah uang kepeng yg diikat dg benang, digunakan sbg pelengkap dl upacara keagamaan sbg jaminan apabila terdapat kekurangsempurnaan dl pelaksanaan upacara
Selengkapnya...harapan
Selengkapnya...tertahan-tahan, terbata-bata
Selengkapnya...amis, anyir (berbau seperti bau ikan)
Selengkapnya...nama jenis tumbuh-tumbuhan yang dapat dipakai alat upacara dalam upacara adat agama Hindu, misalnya saat Tumpek Landep, Hanjuang (Cordyline) atau Andong merupakan sekelompok tumbuhan monokotil berbatang yang sering dijumpai di taman sebagai tanaman hias. Marga Cordyline memiliki sekitar 15 jenis. Sistem APG II memasukkan hanjuang ke dalam suku Laxmanniaceae. Namun, beberapa pustaka lain memasukkannya ke dalam Liliaceae (suku bakung-bakungan) serta Agavaceae.
Nama hanjuang juga dipakai untuk sekelompok tumbuhan dari marga Dracaena.
Daun hanjuang khas, berbentuk lanset, berukuran agak besar dan berwarna hijau kemerah-merahan (Cordyline) atau berwarna hijau muda (Dracaena).Selengkapnya...handuk
Selengkapnya...saluran air, genangan air pd bagian hilir empangan
Selengkapnya...asap
Selengkapnya...yang
Selengkapnya...sebelah (tangan atau kaki); satu dari sepasang
Selengkapnya...sisihkan, pisahkan
Selengkapnya...keset: jenis alas daun kelapa
Selengkapnya...{angasan} anyaman daun kelapa, duri, dsb yg dipasang pd pohon (agar pohon tidak dipanjat orang), {angasan} seruda, {angasan} serangkak
Selengkapnya...puji syukur; ucapan rasa terimakasih atas anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa
Selengkapnya...payah
Selengkapnya...hati, rasa kasihan, {ulun angen} ulu hati
Selengkapnya...ragu, keraguan
Selengkapnya...hangat
Selengkapnya...hangat; selagi hangat, hangat-hangat
Selengkapnya...hangatkan; panaskan
Selengkapnya...badan, tubuh, jasmani, raga
Selengkapnya...badan kasar, jasmani
Selengkapnya...gelang, salah satu tokoh wayang yang berujud kera berbulu merah. la anak tunggal Resi Subali, raja kcra dari Kerajaan Guwakiskenda, sedangkan ibunya seorang bidadari bernama Dewi Tara. itulah sebabnya, ia juga disehut Subaliputra atau Subalisuta. Ketika masih bayi, ayahnya tewas dipanah oleh Ramawijaya pada saat sedang berkelahi mclawan Sugriwa, adiknya. Mereka herkelahi memperebutkan Dewi Tara, sekaligus juga memperebutkan kekuasaan di Guwakiskenda. Setelah ayahnya meninggal dan ibunya kawin dengan Sugriwa, Anggada diasuh dan dididik dengan baik serta penuh kasih sayang oleh Sugriwa.
Dalam cerita Ramayana dikisahkan Anggada ikut berperang di pihak Prabu Ramawijaya dari Kerajaan Ayodya, yang waktu itu berperang melawan balatentara Krajaan Alengka yang dipimpin oleh Prabu Rahwana. Walaupun usianya masih muda, oleh Prabu Sugriwa, pamannya, Anggada dipercaya sebagai salah satu senapati bala tentara kera dari Guwakiskenda yang diperbantukan pada Rama. Karena itu sewaktu Rama merasa sudah cukup kuat untuk menggempur Alengka, ia mengutus Anggada menghadap Prabu Dasamuka. Tugas Anggada sebagai duta Rama adalah untuk menjajagi kekuatan Alengka, sekaligus memberi ultimatum.
Dengan mandat Rama, Anggada mengajukan pilihan pada raja Alengka itu: apakah bersedia membebaskan Dewi Sinta secara baik-baik, atau tetap bersikukuh mempertahankannya. Jika Dasamuka tetap mempertahankan Dewi Sinta, berarti akan pecah perang. Prabu Dasamuka bukan menanggapi pilihan itu, melainkan mengingatkan hahwa sesungguhnya Anggada adalah keponakannya. Dewi Tara, ibu Anggada adalah adik Dewi Tari, istri Dasamuka. Prabu Dasamuka juga mengingatkan bahwa ayah Anggada yaitu Resi Subali, adalah guru Dasamuka. Dengan demikian Dasamuka adalah murid ayahnya. Lagi Pula Resi Subali tewas karena dibunuh oleh Ramawijaya yang bersckutu dengan Sugriwa.
Hasutan Prabu Dasamuka ini akhirnya dapat mempengaruhi pendirian Anggada. Apalagi ketika itu Dasamuka sengaja menghidangkan berbagai minuman yang memabukkan pada Anggada. Karena itu Anggada kembali ke markas pasukan Rama di Suwelagiri dengan dada penuh dendam. Di Suwelagiri, tepat di perkemahan pasukan Rama, Anggada langsung mengamuk dan berteriak-teriak mengancam Rama. Sugriwa, pamannya, bersama dengan Anoman, segera datang meringkusnya. Prabu Sugriwa menjelaskan bahwa Rama membunuh Resi Subali semata-mata karena mengemban tugas dari para dewa. Oleh para dewa Subali dipersalahkan telah mengajarkan Ilmu Aji Pancasona kepada Rahwana, yang diketahui selama ini selalu bertindak angkara murka. Usaha Sugriwa untuk menyadarkan kembali Anggada akhirnya berhasil. Putra Subali itu akhirnya insyaf bahwa ia sudah dihasut oleh Dasamuka. Permohonan maafnya dikabulkan Ramawijaya.
Di Pewayangan, kisah itu diceritakan dalam lakon Anggada Balik.Selengkapnya...ani-ani; ketam untuk menuai padi, Pisau pemotong padi, terbuat dari kayu dan bambu yang saling menyilang dengan pisau kecil yang ditancapkan pada bagian muka kayu.
Selengkapnya...Selasa; hari Selasa, salah satu bagian dari Sapta Wara (Redite, Soma, Anggara, Buda, Wraspati, Sukra, Saniscara)
Selengkapnya...Hari Selasa, ulu Kuningan merupakan hari yang biasanya dihindari untuk memulai kegiatan di sawah karena diyakini akan mendatangkan bencana.
Selengkapnya...Hari Selasa, uku Sungsang yang dianggap sebagai hari buruk untuk menyemai benih karena dapat mendatangkan hama tikus.
Selengkapnya...Hari Selasa, uku Tambir dihindari untuk menanam padi karena diyakini pertumbuhan padi tidak mulus.
Selengkapnya...pakai; gunakan; kenakan
Selengkapnya...tangguhkan (tt membayar pd waktu berbelanja); mengebon., anggap
Selengkapnya...pakai; gunakan; kenakan
Selengkapnya...dipakai
Selengkapnya...Jolok dengan galah yang diujungnya berisi pisau.
Selengkapnya...menyatakan kesanggupan untuk melakukan sst kpd Ida Sang Hyang Widhi
Selengkapnya...tiru, petik, kutip
Selengkapnya...mengenakan; pakai.
Selengkapnya...gunakan; pakai; kenakan
Selengkapnya...dipakai; digunakan
Selengkapnya...anggrek; tumbuhan pasilan yg bunganya indah dan banyak macamnya; Orchidaceae, ang.grék, ngang.grék (menambah taruhan)
Selengkapnya...anggur, setelah mengalami proses morfologis menjadi {ngang.gur} yang artinya 1. bertandang; ngapél. Contoh : demen ~ ka pisaga senang bertandang ke rumah tetangga; 2. menganggur. Contoh : tidak melakukan apa-apa; tidak bekerja
Selengkapnya...jari kaki
Selengkapnya...Suruhan untuk mengunjungi seseorang, biasanya yang dikunjungi nantinya adalah pacar atau teman lawan jenis yang memiliki kedekatan khusus.
Selengkapnya...angguk, setelah mengalami proses reduplikasi menjadi {ang.gut-ang.gut} yang artinya mengangguk-angguk (tanda setuju atau tanda mengerti)
Selengkapnya...mengangguk-angguk (tanda setuju atau tanda mengerti)
Selengkapnya...angin
Selengkapnya...angin kencang
Selengkapnya...angin berputar
Selengkapnya...angin; gerakan udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah, partikel {ne} menyatakan kepemilikan atau memperjelas kata yang diikuti. Pada kata 'anginne' dapat diartikan sebagai anginnya/angin itu
Selengkapnya...bilangan; angka
Selengkapnya...gerakkan naik- turun
Selengkapnya...menggertak dengan gerakan
Selengkapnya...rakus
Selengkapnya...Penutup dari ilalang atau plastik untuk bibit yang baru disemai agar cepat tumbuh.
Selengkapnya...menyatakan hak atas sesuatu
Selengkapnya...jangkar, potongan besi bercagak atau paku besar untuk mengukuhkan berdirinya tiang rumah; angkur, menakutkan; angker
Selengkapnya...angkat (sst yg dimasak atau yg dibenamkan)
Selengkapnya...terengah-engah
Selengkapnya...nafas
Selengkapnya...nyamuk
Selengkapnya...gamelan Bali yg dimainkan dengan laras selendro
Selengkapnya...rangka atap tembok pekarangan, pintu gerbang pekarangan
Selengkapnya...- Alat untuk melecut binatang (kuda, kerbau, dan sebagainya), berupa jalinan tali dari serat tumbuhan, benang, atau kulit yang diikatkan pada sebuah tangkai; cemeti besar
Selengkapnya...tidak laku
Selengkapnya...heran; takjub
Selengkapnya...sesuatu yang mengherankan
Selengkapnya...terengah-engah
Selengkapnya...gembala
Selengkapnya...gembalakan
Selengkapnya...digembalakannya; digembalakan olehnya
Selengkapnya...insang
Selengkapnya...{ang.seg, ngang.seg} terengah
Selengkapnya...{ang.seg-ang.seg} terengah-engah
Selengkapnya...tekanan: Contoh : angsel basa Bali artinya tekanan bahasa dl Bali; angsel kruna artinya tekanan dl kata; angsel lengkara artinya tekanan dl kalimat
Selengkapnya...sentak
Selengkapnya...{ang.sur, ngang.sur} terengah-engah: ~ angkihanné terengah-engah napasnya, angsur
Selengkapnya...dedaunan yg dipakai untuk menutup sela-sela bendungan (dr tumpukan batu) agar air dapat mengalir ke saluran irigasi
Selengkapnya...berbau krn terlalu matang (tt nasi, kue, dsb)
Selengkapnya...tonggak terpancang (di laut dsb)
Selengkapnya...gerakan goyang seperti di atas perahu di atas air yang kasar
Selengkapnya...diberikan, diserahkan, ditakut-takuti, diacunginya; diacunya. Contoh: Anjurina lelipi artinya diacunginya ular
Selengkapnya...Lapisan badan yang tersusun dari sari-sari makanan
Selengkapnya...muda
Selengkapnya...Hanoman; kera putih dl Ramayana
Selengkapnya...- jauh ke bawah (dari permukaan)
- bagian yang di dalam, bukan bagian luar - lingkungan daerah (negeri, keluarga) sendiri - kata depan untuk menandai tempat yang mengandung isi
- di antara; di kalangan.Selengkapnya...- beras yang sudah dimasak (dengan cara ditanak atau dikukus)
Selengkapnya...lancar; tanpa halangan
Selengkapnya...rantai, pembungkus mayat dr rotan/bambu
Selengkapnya...{an.teg, an.teg.ang} sampaikan
Selengkapnya...sampaikan
Selengkapnya...antek-antek; anak buah; pelayan
Selengkapnya...sasaran; yg dicari; tujuan. Contoh: ené ané mula antem keneh tiangé (memang inilah yg menjadi tujuan saya), pukul; hantam
Selengkapnya...adik
Selengkapnya...kemban (kain penutup dada untuk wanita kalau berpakaian adat)., suka bekerja (belajar dan sebagainya); getol; sungguh-sungguh bekerja; selalu berusaha giat.
Selengkapnya...{an.tep, an.tep.ang} tumbukkan
Selengkapnya...tunggu, tumbuhan sejenis perdu
Selengkapnya...tunggu
Selengkapnya...telor (ASI/Alus singgih)
Selengkapnya...perhiasan telinga yg digantungkan pd cuping telinga; anting-anting
Selengkapnya...lingkaran kayu melekat pada ujung buritan katih jukung untuk menerima ujung cedik pada kapal
Selengkapnya...sambung, rambut cemara
Selengkapnya...tunggu; tunggulah; nantikan
Selengkapnya...oleh; karena; tentang
Selengkapnya...kembalikan
Selengkapnya...dikembalikannya; dikembalikan olehnya
Selengkapnya...sambung
Selengkapnya...ganggu; marahi, pukul
Selengkapnya...{anu.ma.na, -- pra.ma.na} pengetahuan yg diperoleh dg cara menarik simpulan
Selengkapnya...miliknya; mengacu pada sesuatu yang dikatakan sebelumnya
Selengkapnya...dicintai; disayangi; simpati; kasih sayang
Selengkapnya...ccocok, sesuai,
Selengkapnya...masakan berupa sayuran yang dicampur daging
Selengkapnya...sakit pd kemih, berasa ingin kencing, tp tidak mau keluar
Selengkapnya...baru; segar
Selengkapnya...baru-baru, segar-segar
Selengkapnya...baru-baru
Selengkapnya...pakai untuk pertama kali
Selengkapnya...tuai
Selengkapnya...ada celahnya (antaranya, sela-selanya); tidak rapat, kurang kuat
Selengkapnya...hanyut
Selengkapnya...dihanyutkan; dibawa oleh arus air
Selengkapnya...iya (menyatakan setuju dan sependapat)
Selengkapnya...abu; debu, hasil pembakaran sesuatu berbentuk debu halus biasanya berwarna abu kehitaman
Selengkapnya...campur
Selengkapnya...apalagi
Selengkapnya...(zat) air
Selengkapnya...Perbuatan salah yang menimbulkan malapetaka. Misalnya, salah pati dan ulah pati.
Selengkapnya...apakah
Selengkapnya...satu kunyahan; satu gigitan
Selengkapnya...telah masuk dalam ingatan (tentang pelajaran), dapat mengucapkan di luar kepala (tanpa melihat buku atau catatan lain)
Selengkapnya...bagian mana; bagian apa, apanya
Selengkapnya...supaya, agar
Selengkapnya...supaya; agar, kata penghubung untuk menandai harapan; supaya
Selengkapnya...periode 630 hari yaitu 3 siklus Pawukon atau 10 periode "ngunya latri" dalam sistem Wariga, ini adalah periode kemunculan kembali "ngunya latri" pada minggu tertentu
Selengkapnya...kata kiasan yang artinya sebentar, secara harifiah bermakna lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengunyah sirih
Selengkapnya...sepelempar (jarak)
Selengkapnya...(ukuran) cukup untuk satu kali tanak, waktu yang dibutuhkan untuk menanak nasi
Selengkapnya...rata, potong (daun kelapa, enau, dsb)
Selengkapnya...sepasang; satu pasang; satu jodoh; satu setel
Selengkapnya...- sakit ingatan (kurang beres ingatannya); sakit jiwa (sarafnya terganggu atau pikirannya tidak normal)
Selengkapnya...seukuran satu pergelangan
Selengkapnya...berbau tidak sedap karena lama disimpan
Selengkapnya...cantik; ganteng
Selengkapnya...buah/pohon apel, lambat, kurang ramping
Selengkapnya...kue yang dibuat dari tepung beras, diberi ragi, santan, dan gula, bentuknya bulat, dimasak di wajan kecil di atas api, bara arang, atau kayu bakar yang relatif tidak panas, apam
Selengkapnya...jaga; rawat
Selengkapnya...sebuah; satu; satu pipih
Selengkapnya...apes tahun yaitu musim tanam padi gaga dua tahun sekali
Selengkapnya...perangkat upakara macaru terbuat dari segenggam daun kelapa kering (danyuh) yang disulut api, sebagai simbol penetral kekuatan Panca Maha Buta untuk dikembalikan ke unsur téja (panas)
Selengkapnya...api yang ditaruh pada dua keping sabut kelapa yang diletakkan bersilang, yang di atas menelungkup menutupi yang di bawah, dipakai pada waktu upacara buta yadnya
Selengkapnya...nama sekelompok tumbuhan dari marga Avicennia, suku Acanthaceae. Api-api biasa tumbuh di tepi atau dekat laut sebagai bagian dari komunitas hutan bakau.
Selengkapnya...merah pada lipatan-lipatan kulit (leher, paha dan sebagainya) karena biang keringat
Selengkapnya...longsor; gugur dan meluncur ke bawah (tentang tanah di sumur, lereng, bukit, dsb)
Selengkapnya...rapi dan bersih
Selengkapnya...dirawat; dipelihara; terpelihara
Selengkapnya...satu pikul; seberat 62,5 kilogram
Selengkapnya...tidak jujur; tidak lurus hati; tidak adil
Selengkapnya...biarpun; walaupun
Selengkapnya...apinya; api itu
Selengkapnya...nyalakan; hidupkan (tentang api)
Selengkapnya...seikat
Selengkapnya...Sekali
Selengkapnya...diapit, sesuatu yang terdapat di antara dua benda (orang dan sebagainya); sesuatu yang diimpit (dijepit, ditindih, dan sebagainya)
Selengkapnya...lokasi yang berada di antara dua sungai; konon tidak baik untuk membangun rumah di lokasi ini, selain karena faktor lingkungan, juga karna faktor keberuntungan
Selengkapnya...kayu penjepit rusuk rumah
Selengkapnya...satu banding dua, sepasang bilah kecil atau papan kayu ditempatkan di setiap sisi ujung anyaman bahan dalam alat tenun Bali, cagcag, dan digunakan untuk menggulung bahan yang sudah selesai saat pekerjaan berlangsung
Selengkapnya...unggah
Selengkapnya...buah alpukat
Selengkapnya...seperangkat
Selengkapnya...harap, kata dasar dari {ap.ti.ang} yang artinya inginkan; harapkan (Alus Mider), kata dasar dari {pa.ngap.ti} yang artinya keinginan; pengharapan
Selengkapnya...kapur
Selengkapnya...usaha untuk meyakinkan seseorang dengan kata-kata manis dan sebagainya bahwa yang dikatakan benar; rayu
Selengkapnya...minyak rambut, pijiti
Selengkapnya...perbuatan atau perkataan yang tidak jujur (bohong, palsu, dsb) dengan maksud untuk menyesatkan, mengakali, atau mencari untung., susunan kembali secara bebas tanpa menyimpang atau merusak garis besar cerita aslinya.
Selengkapnya...melambat (tentang berjalan atau berlari), datangkan dg kekuatan pikiran (tt batara, orang, dsb)
Selengkapnya...mata angin, {nga.rah.ang} memberi tahu
Selengkapnya...memberitahukan; pengumuman, tujuan; bidikan
Selengkapnya...Instruksi; perintah
Selengkapnya...Nymphaea Alba
Selengkapnya...minuman keras; arak
Selengkapnya...sebuah kawasan yang ditumbuhi dengan lebat oleh pepohonan dan tumbuhan lainnya
Selengkapnya...nama (AMI/Alus Mider), bentuk kata dasar dari kata 'aranina' yang berarti 1.dinamai; 2.dituduhnya/disangkanya
Selengkapnya...jarang, tidak lumrah
Selengkapnya...hutan
Selengkapnya...oles dg param (Alus Singgih)
Selengkapnya...Gending-gending pewayangan yang digunakan untuk mengiringi tokoh adegan berkasih-kasihan atau untuk mengiringi munculnya tokoh putri.
Selengkapnya...- kertas dan sebagainya yang bertulis (berbagai-bagai isi, maksudnya)
- secarik kertas dan sebagainya sebagai tanda atau keterangan; kartu
- esuatu yang ditulis; yang tertulis; tulisanSelengkapnya...Nymphaea rubra
Selengkapnya...setengah
Selengkapnya...cium, {nga.rek} mencium; mengendus (Alus Singgih)
Selengkapnya...anak-anak; orang-orang
Selengkapnya...arang
Selengkapnya...Arenga pinnata
Selengkapnya...hadap ke, depan
Selengkapnya...di depan; di hadapan
Selengkapnya...- Anak pohon pisang yang masih kecil - Sayur yang dibuat dari pohon pisang yang masih muda diiris-iris, bercampur bumbu, dimasak
Selengkapnya...adik (Alus Singgih)
Selengkapnya...plasenta; tembuni
Selengkapnya...Ariang adalah hari kedua dalam sad wara, Ariang juga bisa bermakna dianggap sebagai adik; panggil adik;
Selengkapnya...Panthera tigris
Selengkapnya...Muntiacius, kijang, binatang menyusui, sebangsa rusa kecil, cepat larinya, dan bertanduk pendek〔Munticus (Cervulus) muntik〕
Selengkapnya...mengantuk (Alus Singgih)
Selengkapnya...nyenyak, sepoi-sepoi (tentang angin)
Selengkapnya...alat untuk memotong rumput, padi, dan sebagainya, berupa pisau bergagang, bentuknya melengkung, sabit, Hasil transposisi nomina menjadi verba yang digunakan dalam mengawali kalimat imperatif sehingga bermakna 'potong dengan sabit'.
Selengkapnya...hasil pekerjaan menyabit
Selengkapnya...disabitnya; biasanya digunakan dalam konstruksi kalimat pasif
Selengkapnya...sabitkan
Selengkapnya...disabitkannya
Selengkapnya...jenis kesenian Bali yg berunsurkan tari, drama, dan nyanyian diiringi dg gamelan geguntangan
Selengkapnya...- suka makan banyak dengan tidak memilih; lahap; gelojoh - ingin memperoleh lebih banyak dari yang diperlukan; loba; tamak; serakah
Selengkapnya...Arjuna merupakan salah satu tokoh dari Panca Pandawa yang pandai memanah
Selengkapnya...laut; perairan yang luas hingga membagi daratan atas benua atau pulau
Selengkapnya...{arod, nga.rod} menangis berkepanjangan seperti kesakitan, {arod, nga.rod} berjalan lambat
Selengkapnya...nasi setengah matang., nama kue dari beras dalam keadaan setengah matang becampur kelapa parut.
Selengkapnya...ingin; harap; senang (Alus Singgih), hati (Alus Singgih)
Selengkapnya...milik, harta
Selengkapnya...harta benda: barang kekayaan
Selengkapnya...makna; maksud
Selengkapnya...terjemahkan, artikan
Selengkapnya...arti, terjemahan
Selengkapnya...aduk (nasi yang setengah matang dicampur dengan air panas).
Selengkapnya...Arug adalah pisau besar yang kurang lebih berukuran 1 meter yang berisi campuran nikel sebagai pembentuk pamor. pisau ini memiliki ujung bercabang dua dan biasanya dipergunakan pada saat upacara pengabenan
Selengkapnya...berusaha menjadikan takut akan sesuatu dengan berbagai cara, ditakut-takutinya (dg)
Selengkapnya...harum; wangi; mulia (Alus Mider)
Selengkapnya...tengah samudra
Selengkapnya...rasa
Selengkapnya...gosok (dg campuran air), rendah
Selengkapnya...balai-balai dr bambu (tempat sajen, tempat memandikan mayat, dsb)
Selengkapnya...sama sebanding; sama besar
Selengkapnya...asal
Selengkapnya...cukup dimakan sekali saja, suatu keadaan dimana sudah susah payah bekerja namun hasilnya hanya sedikit dan hanya cukup untuk sekali makan saja.
Selengkapnya...- tanah luas yang ditumbuhi pohon-pohon (biasanya tidak dipelihara orang)
- tumbuhan yang tumbuh di atas tanah yang luas (biasanya di wilayah pegunungan)
- yang tidak dipelihara orang; yang liar (tentang binatang dan sebagainya)Selengkapnya...seberapa; sebagaimana
Selengkapnya...sebegitu; seperti itu; sebanyak itu
Selengkapnya...sebegini; sebanyak ini; seperti ini
Selengkapnya...- merasa tidak nyaman di tubuh atau bagian tubuh karena menderita sesuatu (demam, sakit perut, dan sebagainya) - sesudah terlanjur (terjadi), menyesal tidak ada gunanya
Selengkapnya...satu bulan
Selengkapnya...rata, kering, Tidak digenangi air
Selengkapnya...secukupnya, sedang-sedang saja
Selengkapnya...setengah hari
Selengkapnya...asam
Selengkapnya...asap
Selengkapnya...dupa
Selengkapnya...kebal (terhadap bisa, racun), selalu mujur/beruntung
Selengkapnya...setengah; separuh; sebagian
Selengkapnya...sayang
Selengkapnya...bentuk variasi bebas dari kata "siki" yang berarti "satu"
Selengkapnya...hasil
Selengkapnya...pantas; sesuai; cocok
Selengkapnya...setiap; siapa saja
Selengkapnya...selama waktu tidur/istirahat, waktu yang dibutuhkan selama tidur
Selengkapnya...upacara penyucian (lahir batin)
Selengkapnya...sekejap mata; sekilas
Selengkapnya...asli, tidak ada campurannya; tulen; murni
Selengkapnya...sekilas; sekejap mata; selayang pandang
Selengkapnya...satu bakul
Selengkapnya...asrama tempat orang yg belajar agama Hindu, tahapan hidup dl ajaran Hindu
Selengkapnya...delapan
Selengkapnya...ajaran kepemimpinan yang meneladani delapan dewa menurut agama Hindu. Adapun bagian dari Asta Brata yaitu Indra Brata, Yama Brata, Surya Brata, Candra Brata, Bayu Brata, Kuwera Brata, Baruna Brata, dan Agni Brata.
Selengkapnya...Delapan hal yang dianggap jahat ialah: a. membunuh orang tanpa dosa; b. menyuruh membunuh orang tanpa dosa; c.melukai orang tidak berdosa; d. makan bersama-sama dengan pembunuh; e.sehilir semudik dengan pembunuh; f. berkawan dengan pembunuh; g. memberi tempat berlindung untuk pembunuh; h. menolong pembunuh.
Selengkapnya...ilmu bangunan arsitektur menurut sastra di Bali
Selengkapnya...chrysanthemum indicum
Selengkapnya...astaguna adalah orang dengan bentuk muka bundar dan selalu berguna atau berjasa bagi orang lain.
Selengkapnya...puja; doa
Selengkapnya...tidak curang, tidak mencuri, jujur (salah satu ajaran "yama brata")
Selengkapnya...Loxodonta elephas, gajah, tulang, wirama dg metrum UUUUUU-----UUUUU= 16 suku kata
Selengkapnya...Upacara pembakaran tulang-belulang yang telah digali dari kuburan (Ngaben)
Selengkapnya...panah, senjata, anak yg lahir dr perkawinan yg tidak sah antara ayah dr golongan tri wangsa dan seorang ibu dr golongan orang kebanyakan
Selengkapnya...puja; sembah, semoga, demikianlah hendaknya; Insya Allah
Selengkapnya...anjing, Hewan peliharaan yang bisa menggonggong
Selengkapnya...anjing yang bulu badannya berwarna merah dan moncong mulut serta ekornya berwarna hitam yang digunakan dalam upacara bhuta yadnya (caru)
Selengkapnya...orang kebanyakan mempersunting wanita dari golongan bangsawan (jaman dahulu tidak dibenarkan oleh adat).
Selengkapnya...kuda
Selengkapnya...prilaku atau tingkah laku yang tidak baik selama hidup
Selengkapnya...cat yang dicampuri air untuk mewarnai baju, kain, dan sebagainya, celup (tt mewarnai kain, janur, dll)
Selengkapnya...dimasukinya
Selengkapnya...mau, ikhlas; tulus; berkenan (Alus Singgih)
Selengkapnya...tumbuh-tumbuhan membelit, baik digunakan sbg tali
Selengkapnya...undang
Selengkapnya...rata, pangkas supaya rata (pagar dsb)
Selengkapnya...- tanah luas yang ditumbuhi pohon-pohon (biasanya tidak dipelihara orang)
- tumbuhan yang tumbuh di atas tanah yang luas (biasanya di wilayah pegunungan)
- yang tidak dipelihara orang; yang liar (tentang binatang dan sebagainya)Selengkapnya...Hela, burung kakak tua, tarik (dg keras)
Selengkapnya...ukuran yang menggunakan keempat jari (telunjuk, jari tengah, jari manis dan kelingking) yang dipepetkan
Selengkapnya...Cara berbicara yang teratur dan fasih, Angkut secara estafet (dialek Jembrana)
Selengkapnya...setinggi
Selengkapnya...antar
Selengkapnya...diantarnya; diantar (oleh seseorang)
Selengkapnya...antar; antarkan
Selengkapnya...diantarkannya; diantarkan (oleh seseorang)
Selengkapnya...waktu yang dihabiskan untuk menghabiskan sesuatu
Selengkapnya...setengah; separuhnya
Selengkapnya...rapat; tidak ada sela, rujuk; berdamai
Selengkapnya...rapatkan, buat menjadi berhimpitan/rapat
Selengkapnya...antar; antarkan
Selengkapnya...hati
Selengkapnya...hati (biasanya diikuti kata ganti untuk menyatakan kepemilikan)
Selengkapnya...hatinya (menyatakan kepemilikan)
Selengkapnya...dahulu, waktu yg sudah lampau/lewat
Selengkapnya...tamu; tamu yang diundang dengan surat
Selengkapnya...sopan santun bertamu; tata cara pada saat bertamu
Selengkapnya...upacara pembakaran mayat
Selengkapnya...jiwa; roh, Atman atau Atma dalam Hindu merupakan percikan kecil dari Brahman yang berada di dalam setiap makhluk hidup., Atman adalah bagian kedua dalam Panca Srada yang bermakna percaya dengan atma sebagai percikan kecil dai Brahman yang menghidupkan semua makhluk.
Selengkapnya...upacara yg dilaksanakan setelah upacara pembakara mayat (ngaben) yang bertujuan untuk meningkatkan status roh leluhur menjadi Dewa Hyang
Selengkapnya...Kain yang digunakan oleh para wanita sebelum menggunakan pakaian luar
Selengkapnya...persembahan berupa hasil bumi (spt ayam, bebek) kepada pendeta untuk memastikan akan melaksanakan upacara
Selengkapnya...mundurkan; mundur
Selengkapnya...rimbun; berdaun banyak dan lebat
Selengkapnya...tinggi atau ukuran pohon kelapa dari tanah ke titik tertinggi
Selengkapnya...atur; susun, kata; bicara; sembah
Selengkapnya...persembahan berupa sesajen dalam melakukan upacara
Selengkapnya...beri; mempersembahkan
Selengkapnya...persembahkan (kepada), beri tahu
Selengkapnya...hiasan pada muka berbentuk cambang untuk laki-laki dan berbentuk anak rambut untuk wanita.
Selengkapnya...kata tidak berarti; sebuah harapan
Selengkapnya...agak gelap karena terlindung
Selengkapnya...pembantu 'pemangku'/orang yg disucikan dg upacara tertentu untuk melaksanakan upacara di tempat-tempat suci atau pura
Selengkapnya...- terpeleset - mulai bergeser turun, lolos; lepaskan daun, satai, sapu lidi, dsb dr tangkainya dg cara menarik
Selengkapnya...seekor; satu ekor
Selengkapnya...Terowongan untuk melintaskan air yang memotong jalan
Selengkapnya...Terowongan air untuk pengairan sawah
Selengkapnya...kabut tipis
Selengkapnya...kerjakan dg mengawur
Selengkapnya...pekerjaan yg dilakukan dg tidak bersungguh-sungguh
Selengkapnya...badan
Selengkapnya...dirimu; diriku (bentuk tidak formal/kurang sopan)
Selengkapnya...dirinya; dia
Selengkapnya...nama ikan tongkol dalam bahasa Bali, awan
Selengkapnya...sebab
Selengkapnya...sebabnya; penyebabnya; oleh karenanya
Selengkapnya...tumbuh-tumbuhan semak yg getahnya dapat digunakan untuk mengobati mata ayam, salah satu tumbuhan obat dalam lontar Usada Taru Pramana
Selengkapnya...- serat yang berbulu putih yang dapat dipintal menjadi benang dan sebagainya - pohon yang buahnya menghasilkan kapas
Selengkapnya...pandang dg tajam; perhatikan
Selengkapnya...- Acorus calamus - tumbuhan tahunan yang umbinya dapat digunakan sebagai obat atau campuran beberapa jenis minuman keras, akarnya dapat digunakan sebagai bahan ramuan obat, bumbu dapur, dan insektisida
Selengkapnya...selalu malakukan kebajikan dengan kedamaian dan ketulusan., melakukan usaha yang selalu bersumber kedamaian dan ketulusan sebagaimana disebutkan dalam panca yama brata sebagai pengendalian diri dalam hubungannya dengan perbuatan untuk mencapai kesempurnaan rohani dan kesucian batin
Selengkapnya...bodoh
Selengkapnya...tatanan (petunjuk, kaidah, ketentuan) yang dibuat untuk mengatur
Selengkapnya...semoga selamat tanpa rintangan (biasa diucapkan pd awal pembicaraan)
Selengkapnya...tidak tahu
Selengkapnya...sebab, hal yang menjadikan timbulnya sesuatu; lantaran; karena
Selengkapnya...- anggota badan dari siku sampai ke ujung jari atau dari pergelangan sampai ujung jari - sesuatu yang digunakan sebagai atau menyerupai tangan
Selengkapnya...besar, bukan main
Selengkapnya...sesajen yang dipersembahkan (dapat berupa buah, bunga, daun, hewan, dsb)
Selengkapnya...kerja tanpa upah; layani
Selengkapnya...ayam; unggas yang pada umumnya tidak dapat terbang, dapat dijinakkan dan dipelihara, berjengger, yang jantan berkokok dan bertaji, sedangkan yang betina berkotek dan tidak bertaji.
Selengkapnya...penyakit ayan; epilepsi
Selengkapnya...ajak, cantik; jelita
Selengkapnya...takut, akan, pusatkan pikiran ke arah yg dituju (Alus Singgih), akan (Alus Singgih)
Selengkapnya...- mulai berbau tidak sedap atau berasa masam karena sudah mengalami proses pembusukan (tentang makanan) - tidak baru lagi; sudah lama diketahui atau dibicarakan orang
Selengkapnya...Kepongpong yang akan menjadi kumbang daun yang bersuara keras (serangga terbang semacam kumbang)
Selengkapnya...cantik; jelita, Referensi nama untuk seorang perempuan
Selengkapnya...konsentrasi uap air di udara
Selengkapnya...depan; hadap (Alus Singgih), ayun
Selengkapnya...ayunan; perkakas yang bergantung untuk menidurkan anak, terbuat dari rotan, kain panjang, dan sebagainya; buaian
Selengkapnya...Satu juta
Selengkapnya...