Summary
In English
In Balinese
Ada
Nuju
Mara
I
Dadine, I
In Indonesian
Saat I Durma baru berusia tujuh bulan, ditinggalkan oleh ibunya pulang ke surga. Karena demikian, I Durma di asuh, oleh I Rajapala, hingga berusia sepuluh tahun. Singkat cerita I Rajapala bergegas akan bertapa ke hutan gunung.
Menjelang Sore hari, I Rajapala memanggil anaknya kemudian duduk bersila. I Rajapala mengelus-elus kepalanya I Durma sembari berkata, "Wahai Durma anak ayah, engkau tumbuh sangat sengsara. Engkau masih kecil sudah ditinggalkan oleh ibumu. Kelak esok hari ayah juga akan meninggalkanmu pergi bertapa ke gunung hutan. Baik-baik di rumah ya nak".
Baru demikian, I Durma meringis, air matanya berlinang. Ayahnya melanjutkan memberikan petuah," Anakku Durma kamu masih kecil, kamu harus rajin belajarmengisi diri. Setiap pekerjaan harus dipelajari, belajar sastra juga tidak boleh lupa. Di sana di pasraman Jero Dukuh, kamu belajar sembari melakukan pekerjaan (tanpa upah). "Belajarlah kamu berprilaku, berkata dan berpikir. Tingkah laku, perkataan dan pikiran yang baik yang harus dipelajari. Harus bersungguh-sungguh bekerja di sana di Pasramannya Jero Dukuh. Jika ada orang yang menyayangi, belas kasihan kepadamu, jangan pernah kamu melupakan itu. Namun jika ada orang yang berbuat buruk sekalipun membuat dirimu merasa malu, sebisa mungkin jangan mebalasnya. Mungkin Ida Sang Hyang Widhi (Tuhan) tidak bisa memaafkan. Begitu juga kamu jangan bermalas-malasan, melakukan tipu daya mencelakai orang lain. Luruskan pikiranmu berbuat yang baik. Selalu ingat berdoa kepada Ida Sang Hyang Widhi (Tuhan), selalu bertrisandya. Baiklah, demikian ayah memberi tahukan kamu, semoga Ida Sang Hyang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa) memberikan anugerahNya kepada kamu dan ayah". Dikisahkan sekarang I Durma sudah bekerja (tanpa upah), belajar di Pesramannya Jero Dukuh. Jero Dukuh sangat senang hatinya, karena I Durma sangat rajin belajar dan cepat menangkap pelajaran. I Durma tidak memilih pekerjaan, apa pun yang diperintahkan oleh Jero Dukuh dikerjakan hingga selesai. Setiap malam diajarkan pelajaran sastra oleh Jero Dukuh. Karena ketekunannya belajar membaca, sehingga ia banyak mengetahui cerita, petuah dan agama. Setelah I Durma beranjak dewasa, ia selalu ke halaman depan istana, ia sudah biasa menghadap Raja di Wanakeling. Para Punggawa, tanda mantri semuanya tahu, dan sayang kepada I Durma. Di sanalah kemudian I Durma dijadikan pengawal istana, dijadikan bendara kerajaan.
Sehingga, I Durma tidak kekurangan makanan dan minuman serta selalu menggunakan pakaian bagus.
Walau pun demikian ia tidak pernah lupa bermasyarakat, selalu ingat dengan petuah ayahnya serta ajaran Jero Dukuh. Begitulah hasil dari orang yang rajin belajar dan rajin bekerja.
Enable comment auto-refresher