Literature Solah Soleh Nyujukang Kadaton

From BASAbaliWiki
Revision as of 12:38, 20 January 2020 by CANDRIKA (talk | contribs) (Created page with "{{PageSponsor}} {{Literature |Page Title=Solah Soleh Nyujukang Kadaton |Photograph=KERATON SEJAGAD.jpg |Photograph by=Google-Kompas.com |Description text ban=Solah Soleh Nyuju...")
(diff) ← Older revision | Latest revision (diff) | Newer revision → (diff)
KERATON SEJAGAD.jpg
Title (Other local language)
Photograph by
Google-Kompas.com
Author(s)
Reference for photograph
Subject(s)
    Reference
    Related Places
    Purworejo,Jawa Tengah
    Event
    Related scholarly work
    Reference
    [[1]]


    Add your comment
    BASAbaliWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

    Description

    Youtube-kompastv.com


    In English

    In Balinese

    Solah Soleh Nyujukang Kadaton

    Yen mamaca cerita Mahabaratane, ditu suba sinah gati kasatuayang utsahan para Pandawane melanin kadaton ulian laksana corah para Korawane ane ngaenang rakyate sengsara. Para Pandawa ngetohang urip ring Kuruksetra, mabela pati, maperang tanding nglawan guru miwah semetonnyane pacang ngukuhang darma di kadatonne. Lantas di pustakane ane lenan cara Kakawin Negarakertagamane, ditu masih sinah pesan kacritayang utsahan Raja Hayam Wuruke mesikang kadaton Nusantara ane madasar baan darma tur madue tetujon ayu. Ngalantur buin, yen selehin di buku-buku sejarah Indonesiane, para pejuang kemerdekaan mabekel pikayunan lan tiing ane tajep anggona ngetohin negara Indonesiane uli gempuran para penjajahe. Sakewala ane jani, solah jadmane nyansan soleh sawireh disubane ada negara Indonesia, buin ada ane makeneh nyujukang kadaton, ngaku ririh tur pradnyan muah ngedengang kuasa.

    Dugas pitung dina ane suba liwat, ada berita di tipine ane nyiarang unduk jadma ane mrasa kuasa nyujukang kadaton. Kadaton ane jujukanga ento marupa kerajaan tur madan Keraton Agung Sejagat di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Kerajaan Keraton Sejagat ento kapimpin olih Toto Santoso lan Fanni Aminadia. Ulian liu laporan uli kramane ke Kantor Polisi unduk Keraton Agung Sejagat, Toto Santoso ane nyambatang ragane raja lan Fanni Aminadia ane dadi permaisurine ento ejuk polisi. Toto Santoso nyambatang teken polisine yen ragane maan wangsit uli lelehur apang nyujukang kadaton.

    Polisine muktiang, disubane ngalaksanayang seseleh, Toto Santoso pamuput mabukti mogbogin masyarakate ditu. Ane sanget ngaenang ngon, Keraton Agung Sejagat ento suba ngelah 450.000 diri pengikut, ane ada di Purworejo kanti ke Klaten lan Sumatera. Lantas ane jani, Toto Santoso lan Fanni Aminadia suba mabui baan pasal 378 KUHP unduk Penipuan lan pasal 14 UU No 1 Tahun 1946 unduk Peraturan Hukum Pidana. Unduk solah soleh nyujukang kadaton cara Keraton Agung Sejagat, tusing ja mara ada di Purworejo dogen. Di Bandung, Jawa Barat masi ada organisasi ngaku kuasa ngisi kadaton Jawa Barate ane madan Sunda Empire-Empire Earth. Para anggota organisasine ene nganggo seragam cara militer sakewala tusing ja cara militer ane suba ketah di Republik Indonesiane. Ane lenan buin, dugas taun 2018 masih ada organisasi cara Kerajaan Ubur-Ubur di Serang Banten ane nyalanang tradisi sesat madasar baan agama. Keto masi cara organisasi sesat madasar agama lenan cara Gafatar Gerakan Fajar Nusantara di taun 2016, ane ngelah pengikut kanti 50.000 diri. Makejang organisasi ento lantas suba kabubarang baan polisine lan para pamucukne suba kabui.

    Yen seleh-selehin solah soleh jadmane nyujukang kadaton uli berita-berita ane ada, pragat setata nyidaang dogen naut krama wiadin pengikut ane tusing abedik. Apa ya ngeranaang buka keto? Adi bisa liu pesan kramane aluh-aluhan kabogbogin wiadin kena Hoax cara jaman janine? Kaden jaman jani jadmane suba pada ngetohin kawikanan intelektual maju ane kaciriang baan piranti-piranti sarwa canggih? Mirib jadmane jani bes lebihan percaya tekening wangsit ane konden karuan sujati. Raja-raja palsune ento tuah nganggo wangsit anggo jalaran nyujukang kadatuan apanga anake percaya lan keweh muktiang.

    Konden buin solah-soleh imanusa tuah magrudugan wiadin milu-milu dogen organisasi kene-keto, apang maan jabatan lan kuasa ane sujatine tusing maunduk lan tusing bisa masi ngundukang. Apa buin, yen solah solehe ento tuah anggo munduhang kasugihan dewek padidi. Suba pasti jadma ane buka keto tuah dadi wong pangresek jagat dogen, ngae anak len sengsara, lan ngranayang kadatonne leteh.

    Sujatinnyane imanusa mula patut mrasa jejeh yen pelihang dewa, apa buin madan kapongor teken leluhur. Keto masi yen suba ngortaang Sang Kala Mertyu mapas imanusa, jeg prajani ngalih tongos mengkeb engsap tekening kadarman. Sakewala di jaman cara janine, imanusa patut masi nganggon pangunadika logika , utamane mrasa takut teken Sang Hyang Sastra ane ngicenin imanusa kaweruhan akal-budi anggon minayang jele kalawan melah. YesiCandrikaBASAbaliWiki

    In Indonesian

    Perilaku Tak Wajar Mendirikan Sebuah Kerajaan

    Apabila membaca cerita Mahabarata, dalam kisah tersebut sudah jelas sekali diceritakan bahwa usaha para Pandawa untuk membela negaranya dari perilaku buruk Para Korawa yang membuat rakyat sengsara. Para Pandawa berjuang dengan mengorbankan hidupnya di Medan Perang Kuruksetra, berjuang sampai mati, berperang melawan guru serta kerabat dan saudaranya untuk memperjuangkan darma di dunia. Selain itu, dalam pustaka lainnya seperti Kakawin Negarakertagama, dalam kisah tersebut juga dipaparkan mengenai usaha Raja Hayam Wuruk dalam menyatukan Bumi Nusantara dengan landasan darma dan tujuan yang baik. Lebih lanjut, apabila dibaca kembali buku-buku sejarah Bangsa Indonesia, para pejuang kemerdekaan membekali dirinya dengan senjata pengetahuan dan bambu runcing yang tajam untuk mempertahankan Indonesia dari serangan para penjajah. Akan tetapi, pada zaman sekarang perilaku manusia menjadi tidak wajar karena disaat negara indonesia telah berdiri, ada lagi keinginan orang untuk mendirikan suatu kerajaan baru, serta menganggap dirinya pandai dan berkuasa.

    Sekitar seminggu yang lalu, terdapat berita yang cukup menggemparkan di televisi mengenai seseorang yang merasa berkuasa dan mendirikan sebuah kerajaan. Kerajaan yang didirikan tersebut bernama Keraton Agung Sejagat yang berlokasi di Desa Pogung Jurutengah, Bayan, Kabupaten Purworejo, Jawa Tengah. Kerajaan Keraton Sejagat itu dipimpin oleh Toto Santoso dan Fanni Aminadia. Banyaknya laporan warga ke Kantor Polisi mengenai keberadaan Keraton Agung Sejagat ini, Toto Santoso yang menyebut dirinya sebagai raja dan Fanni Aminadia sebagai ratunya akhirnya ditangkap polisi. Kepada Polisi, Toto Santoso mengaku mendapatkan wangsit dari leluhrnya untuk mendirikan suatu kerajaan.

    Polisi yang menangani kasus tersebut juga banyak mengumpulkan bukti-bukti bahwa Toto Santoso telah menipu masyarakat. Serta yang membuat heran bahwa Keraton Agung Sejagat ini telah memiliki 450.000 orang pengikut, yang brasal dari Purworejo, Klaten, hingga ke wilayah Sumatera. Saat ini, Toto Santoso dan Fanni Aminadia sudah dipenjarakan dengan pasal 378 KUHP tentang Penipuan dan pasal 14 UU No 1 Tahun 1946 tentang Peraturan Hukum Pidana.

    Mengenai perilaku tak wajar tentang mendirikan Keraton Agung Sejagat ini bukanlah sesuatu yang baru dan hanya terjadi daerah Purworejo saja. Di Bandung, Jawa Barat juga terdapat organisasi yang mengklaim dirinya sebagai organisasi yang berkuasa di daerah Jawa Barat dengan nama Sunda Empire-Empire earth. Para anggota organisasi ini mengenakan seragam militer tetapi tidak seperti militer yang sudah diakui di Indonesia. Selain itu, pada tahun 2018 yang lalu juga terdapat organisasi lainnya yang menamakan diri sebagai Kerjaan Ubur-ubur di wilayang Serang Banten yang menjalankan ajaran sesat dengan landasan agama. Begitu pula dengan organisasi sesat yang berdasarkan agama lainnya yaitu organisasi Gafatar (Gerakan Fajar Nusantara) pada tahun 2016, dan telah memiliki pengikut hingga 50.000 orang. Seluruh organisasi tersebut saat ini sudah dibubarkan oleh polisi dan paa pemimpin atau pendirinya sudah dipenjara.

    Apabila diperhatikan, perilaku tidak wajar dari oknum yang berusaha membangun atau mendirikan kerajaan maupun organisasi sesat ini sesuai dengan informasi yang telah diberitakan, selalu saja dapat menarik perhatian banyak orang untuk bergabung dan menjadi pengikutnya. Apakah yang menyebabkan demikian? Kenapa masyarakat dapat dengan mudah tertipu dan terpengaruh Hoax seperti saat ini? Bukankah zaman sekarang orang sudah saling mengadu intelektualnya (kemajuan intelektual) yang dicirikan dengan kecanggihan teknologi? Mungkin masyarakat sekarang lebih percaya pada wangsit yang belum tentu kebenarannya. Raja-raja palsu tersebut hanya mengandalkan wangsit sebagai dalih untuk mendirikan kerjaan sehingga masyarakat percaya dan sulit untuk membuktikannya. Belum lagi perilaku manusia yang hanya mengikuti sesuatu dengan landasan komunal (ikut-ikutan), agar mendapatkan jabatan dan kekuasaan yang sesungguhnya tidak jelas dan ketika mendapatkan jabatan atau kekuasaan belum tentu juga memiliki kemampuan untuk memimpin. Apalagi apabila perilaku tak wajar tersebut hanya untuk mempertebal dompet pribadi. Sudah pasti manusia yang demikian hanya hidup untuk memeneuhi isi dunia (manusia tanpa guna) yang membuat orang lain sengsara, dan membuat dunia tercemar.

    Sesungguhnya manusia memang harus takut apabila disalahkan oleh dewa, apalagi dianggap tidak bakti kepada leluhur. Begitu juga saat membicarakan tentang Dewa Kematian yang akan menjemput, seketika kemudian mencari tempat berlindung dan bersembunyi kemudian lupa dengan darma (kebenaran). Akan tetapi, pada zaman seperti sekarang ini, hendaknya manusia senantiasa menggunakan logika dan merasa takut dengan Dewi Pengetahuan yang memberikan anugerah pengetahuan berupa akal dan budi untuk membedakan yang baik dan yang buruk. (@YesiCandrikaBASAbaliWiki)