- Title (Other local language)
- Photograph by
- PAUL ZINKEN via DW INDONESIA
- Author(s)
- Reference for photograph
- https://images.app.goo.gl/GGoqYnDLeX5Yzezg8
- Subject(s)
- Reference
- Related Places
- Event
- Related scholarly work
- Reference
- [[1]]
- Competition
- Pengungsi
Jury comments
Memiliki simpati dan Empati adalah hal yang sangat penting di masyarakat. Apalagi terhadap para Korban atau Penyintas dari Bencana baik Bencana alam ataupun bencana kemanusiaan seperti peperangan.
Sebagian besar opini yang telah ditulis, sudah sangat menunjukkan hal tersebut, bahkan sudah sampai dengan strategi dan aturan yang berlaku soal pengungsian. Semoga dari opini, bisa memantik ke diskusi lalu ke aksi di lapangan kedepannya. Rahayu.
IDA BAGUS PUTU WAHYU PERMANA IDEP FOUNDATION-YAYASAN IDEP SELARAS ALAM
Ada sejumlah karya dengan pemikiran yang menarik, sayangnya hanya inti pemikiran itu yang dituliskan sehingga karyanya menjadi teramat pendek dan menghalangi saya untuk memahami alasan-alasan di balik lahirnya pemikiran tersebut maupun argumentasi-argumentasi untuk menguatkan pemikiran tersebut. Karya opini pada hakikatnya bertujuan meyakinkan pembaca untuk mendukung pemikiran yang disampaikan oleh si penulis. Oleh karena itu sangat penting untuk menguraikan alasan dan argumentasi dari setiap pemikiran yang disampaikan.
Ada pula sejumlah peserta yang terlalu bersemangat dalam memberikan informasi latar belakang. Cerita tentang penyebab perang di Ukrainia dipaparkan panjang lebar hingga 4-5 paragraf sedangkan buah pemikirannya tentang solusi dalam menangani pengungsi hanya sepanjang 2 paragraf. Hal ini berpeluang besar mengaburkan inti tulisan tersebut dan melelahkan pembaca.
Artinya, para penulis karya-karya tersebut harus belajar untuk menentukan apa inti pemikiran mereka dan kemudian merangkai informasi, fakta, dan data semata-mata untuk memperkuat dan memperjelas inti pemikiran tersebut.
I WAYAN JUNIARTA JURNALIS
Komentar saya thd hampir 119 naskah Wikithon, secara umum membahas ttg teori saja dan penerapannya tidak nampak jika dikaitkan dengan petunjuk inti "Bagaimana sikap dan tanggung jawabmu" jadi apa yg anda terapkan secara nyata ada beberapa tulisan belum mengarah. Terhadap tulisan pemenang disana nampak gambaran umum dan teori, kemudian sudah mengerucup tentang tahspan tahapan yg bisa dilaksanakan sampai lingkup personal dan bukan hanya pemerintah atau negara melainkan peran aktif sebagai personal yg merupakan bagian dr masyarakat sudah nampak.
DRA. NI LUH PUTU BUDIARI, MMA
KEPALA BIDANG PERLINDUNGAN DAN JAMINAN SOSIAL PADA DINAS SOSIAL P3A PROVINSI BALIDescription
In English
It is undeniable that Ukrainians who are confused about finding a suitable place to live may come and flee to Bali. As students as well as Balinese people, we will have a big responsibility towards these refugees. The refugees could come to Bali perhaps because they believe that the place they are going is the right place for them. So, it is a must for us as Balinese people to prove that this is indeed true. Maybe Ukrainians are people who want a safer place than Ukraine, where there is no war between countries. The Russia-Ukrainian war had a huge impact on their people. About seven million people were forced to lose their homes within the country. If you imagine, it is possible that some refugees from Ukraine are introverts who find it difficult to trust new people. Therefore, we as Balinese people need to make an approach to them. In my opinion, the approach can be started in simple ways, for example by getting to know refugees, and getting used to saying the three magic words, namely “please”, “sorry”, and “thank you”. It may increase their trust or at least they may realize that we are people who can be trusted and want to help them sincerely.
But basically, the approach alone is not enough. As students, we can also help the refugees as much as we can. With good intentions, surely it will be well received too. We can help refugees by fundraising. This fundraising can be done by residents around the refugee camps or by residents who come from faraway places. There are now many websites and online donation applications that are safe and reliable such as Kitabisa.com, Aksi Cepat Tanggap, Indorelawan, WeCare.id, and so on. Well, we can use them as accessible fundraising tools for Ukrainian refugees. The funds can be later used for various things, such as buying foodstuffs. Food is, of course, the main need for Ukrainian citizens in refugee camps. In addition, we can donate clothes that are still fit for use to them. Because—who knows—they flee in a hurry and forget to bring sufficient clothes to wear at the shelter.
We can also imitate the good attitude of others. One of them is the attitude of Desislava Tosheva from Sofia, Bulgaria. She felt sorry for the fate of the Ukrainian people. This prompted her to help provide accommodation in various countries for refugees. She then created a Facebook group under the name 'Accommodation, Aid and Shelter for Ukraine'. Unexpectedly, the group managed to attract the attention of 80 thousand members. Imagine if it could be done in Bali. It is certain that the refugees will get a safe and comfortable place to stay.
Apart from adults, there are also Ukrainian citizens who are children and teenagers. As students, we can give or share our knowledge with them. Due to the political crisis, children and young people cannot get an education safely and comfortably. Therefore, with their coming to the refugee camps, at least they can get an education more comfortably and safely. However, it is certain that we have difficulties in language. So, we need help from linguists to support the activities to be carried out.
The political crisis in Ukraine can also disrupt the mental and physical health of its people. We as students can also participate in health screening activities for refugees. Of course, we also need to work with an expert medical team. Apart from medical check-ups, we can also provide entertainment to them to relieve the pressure they experience because of the Russia-Ukrainian war.
The conclusion is that our good attitude is really needed by the refugees. No matter how small the actions we take, they will surely be accepted if we sincerely do them without any coercion. Even though we are still students, we can still help refugees even with simple things. Refugees may not need luxurious goods or facilities, but they need the kindness of the community to help them.In Balinese
Rebat
Nenten
Yening
Sakemaon, indike punika
Dana
I
Lianan
Krisis politik sane
Yening
In Indonesian
Tak dapat dipungkiri bahwa warga Ukraina yang kebingungan mencari tempat tinggal yang layak bagi mereka bisa saja datang dan mengungsi ke Bali. Sebagai seorang pelajar sekaligus masyarakat Bali, kita memiliki tanggung jawab yang cukup besar terhadap para pengungsi tersebut. Para pengungsi datang ke Bali, mungkin karena mereka percaya bahwa tempat yang mereka tuju adalah tempat yang layak bagi mereka. Maka, sudah sepatutnya kita sebagai masyarakat Bali membuktikan bahwa hal itu memang benar adanya. Mungkin warga Ukraina adalah orang-orang yang menginginkan tempat yang lebih aman daripada Ukraina, dimana tidak terjadi perang antar negara. Perang Rusia-Ukraina memang berdampak besar terhadap masyarakatnya. Sekitar tujuh juta orang terpaksa kehilangan tempat tinggal mereka dalam negeri.
Jika dibayangkan, bisa saja beberapa pengungsi dari Ukraina adalah orang tertutup atau sulit percaya dengan orang baru. Maka dari itu, kita sebagai masyarakat Bali perlu melakukan sebuah pendekatan kepada mereka. Menurut saya, pendekatan bisa dimulai dengan cara-cara yang sederhana. Contohnya adalah dengan kita berkenalan dengan para pengungsi, dan membiasakan diri untuk mengucapkan tiga kata ajaib, yaitu “tolong”, “maaf”, dan “terima kasih”. Hal itu mungkin bisa membuat kepercayaan mereka bisa bertambah atau paling tidak mereka menyadari bahwa kita adalah orang-orang yang dapat dipercaya dan ingin membantu mereka secara tulus ikhlas.
Tetapi pada dasarnya, pendekatan saja tidak cukup. Sebagai pelajar, kita juga dapat ikut membantu para pengungsi semampu kita. Dengan niat yang baik, niscaya pasti akan diterima dengan baik juga. Kita dapat membantu para pengungsi dengan melakukan penggalangan dana. Penggalangan dana ini bisa dilakukan oleh penduduk di sekitar tempat pengungsian ataupun oleh penduduk yang berasal dari tempat yang jauh. Mengingat sekarang banyak ada website dan aplikasi donasi online yang aman dan terpercaya, seperti KitaBisa.com, Aksi Cepat Tanggap, Indorelawan, WeCare.id, dan lain sebagainya. Nah, kita bisa memanfaatkannya sebagai sarana penggalangan dana yang dapat diakses oleh khalayak untuk para pengungsi Ukraina.
Dana yang sudah digalangkan tersebut bisa digunakan untuk berbagai hal, seperti untuk membeli bahan pangan yang akan diberikan kepada para pengungsi. Bahan pangan ini tentunya menjadi kebutuhan utama untuk warga Ukraina di tempat pengungsian. Selain itu, kita dapat menyumbangkan pakaian yang masih layak dipakai kepada mereka. Karena bisa saja, karena tergesa-gesa, mereka lupa untuk membawa pakaian yang cukup untuk dipakai di tempat pengungsian.
Kita juga dapat mencontoh sikap baik yang dilakukan oleh orang lain. Salah satunya adalah sikap Desislava Tosheva dari Sofia, Bulgaria. Ia merasa iba dengan nasib rakyat Ukraina. Hal itu mendorongnya untuk membantu menyediakan akomodasi di berbagai negara bagi para pengungsi. Ia kemudian membuat sebuah grup Facebook dengan nama 'Akomodasi, Bantuan, dan Tempat Tinggal untuk Ukraina'. Tak disangka, grup itu berhasil menarik perhatian 80 ribu anggotanya. Bayangkan jika itu dapat dilakukan di Bali. Sudah pasti para pengungsi akan mendapat tempat peristirahatan yang aman dan juga nyaman.
Selain orang dewasa, ada juga warga Ukraina yang merupakan anak-anak dan remaja. Sebagai seorang pelajar, kita dapat memberikan atau membagikan ilmu kita kepada mereka. Karena krisis politik, anak-anak dan remaja tidak dapat memperoleh pendidikan dengan aman dan nyaman. Maka dari itu, dengan datangnya mereka ke tempat pengungsian, paling tidak mereka dapat memperoleh pendidikan dengan lebih nyaman dan aman. Namun, sudah pasti kita mengalami kesulitan dalam bahasa. Mengingat bahasa yang kita gunakan berbeda dengan bahasa yang digunakan oleh warga Ukraina. Jadi, kita memerlukan bantuan dari ahli bahasa untuk mendukung kegiatan yang akan dilakukan.
Krisis politik yang terjadi di Ukraina juga dapat mengganggu kesehatan mental maupun kesehatan fisik masyarakatnya. Kita sebagai pelajar juga bisa ikut serta dalam kegiatan pemeriksaan kesehatan bagi para pengungsi. Tentunya, kita juga perlu bekerja sama dengan tim medis yang sudah ahli. Selain pemeriksaan kesehatan, kita juga dapat memberikan hiburan kepada mereka untuk meredakan tekanan yang mereka rasakan dan dapatkan karena perang Rusia-Ukraina.
Kesimpulannya adalah sikap baik dari kita sangat dibutuhkan oleh para pengungsi. Sekecil apapun tindakan yang kita lakukan, pasti akan diterima oleh mereka jika kita memang tulus melakukannya tanpa ada paksaan apapun. Walaupun masih berstatus sebagai pelajar, kita juga tetap bisa membantu para pengungsi meskipun dengan hal-hal yang sederhana. Para pengungsi mungkin tidak memerlukan barang atau fasilitas yang mewah, tapi mereka membutuhkan kemuliaan hati dari para masyarakat untuk membantu mereka.
Enable comment auto-refresher
Tejawijaya
Permalink |