Putri Bening

Dari BASAbaliWiki
Lompat ke:navigasi, cari
20230422T005553582Z040013.jpg
Location
Tabanan
Tokoh utama
Event
Dictionary words


    Tambahkan komentar
    BASAbaliWiki menerima segala komentar. Jika Anda tidak ingin menjadi seorang anonim, silakan daftar atau masuk log. Gratis.

    Summary



    In English

    In Balinese

    Kaceritayang ada anak luh jenek di panepi siring. Adane Putri Bening. Memene ngalahin ri kala ia mayusa enem bulan. Ia kasayangang pesan teken bapane. Swagina bapane dadi bendega, ipun nulungin maabian. Sakaya di pasih lan di tegalanne anggona nyalanang idup sadina-dina. Sanja, matan aine surub, bapane luas ka sagara. Satonden majalan luas, bapane mabesen tekening Putri Bening. Cening, petenge jani bapa tusing masatua. Jani masan ngejuk ebe, petenge jani dewasa ayu ngejuk ebe. Ingetang nyakan Yen kanti peteng bapa tonden teka, cening madaar malunan Nyaluk peteng. Putri Bening masagi nasi. Yadiastun basangne seduk, nanging ia tusing ngmalunin madaar. Ia inget satua Cinderella, Bawang Kesuna, lan Maling Kundang ane pepes tuturanga teken bapanne. Ia malengok tur mapangapti bapane rahayu tur liu man ngejuk ebe. Tok, tok, tok Putri Bening ngenggalang ngungkabang jelanan. Ia nebag bapane teka. Tusing Pekak lingsir majujuk di arepne. Bang tiang ngidih nasi, Cening Pekak seduk tur paling ngalih jalan mulih, keto Pekak Lingsir ngraos. Pekak lingsir sane bingkut ento majalan srayang sruyung nganggon tungked. Putri Bening kapiolasan. Ia nandan pekak lingsir ka tengah pondokne lantas tanjena ngajeng. Duman nasine aturina teken pekak lingsir. Suud madaar, Putri Bening nandan pakek lingsir masare di kamarne. Tok, tok, tok . Putri Bening precaya bapane ane ngedig jelanan. Ia ngenggalang ngungkabang jelanan. Ia bagia pesan ningalin bapane teka ngaba ebe liu. Ri kala bapane ngajakin madaar, Putri Bening ngitukang sirahne. Ia nyambatang nasine suba katurang teken pekak lingsir ane masare di kamarne. Bapane kagiat, prajani nelokin pekak lingsir kamar pianakne. Apa kacingakin? Tusing ada nyen. Tuah ada jagung ane tonden mapelut. I Bapa inget teken pekak lingsir matungked ane ngidih ebe di sisin sagarane. I Bapa ngenjuhang ebe, kawales jagung teken anak lingsir. I Bapa nyemak jagunge ento tur melut di arep Putri Bening. Barak Putri Bening masih nyemak tur melut jagung ane ada di duwur plangkanne. Putih Makadadua saling tolih. Tusing nawang kasuksmanne. Cening, jagung barak lan putih ene pican Ida Sesuhunan. Melahang miara Buin mani anggon bibit tur tanem di tegalanne. Ida Sesuhunan sweca teken panjak ane sadarana, polos, jujur, lan olas asih paturu nyama.

    In Indonesian

    Dikisahkan seorang anak perempuan yang tinggal di pinggir pantai. Namanya Putri Bening. Ibunya meninggal ketika ia baru berumur enam bulan. Ia tinggal bersama ayah kandung yang sangat menyayanginya. Sang ayah menangkap ikan di laut dan sang putri berkebun sayur. Dengan hasil ikan dan sayuran itulah mereka hidup sehari-hari.

    Pada suatu sore menjelang matahari tenggelam, sang ayah berangkat ke laut. Sebelum meninggalkan gubuk ia berpesan kepada Putri Bening. “Anakku, malam ini ayah tidak mendongeng. Sekarang musim panen ikan, dan malam ini adalah hari baik. Masaklah makanan! Bila sampai larut malam ayah belum pulang, makanlah terlebih dahulu!” Malam pun tiba. Putri Bening mempersiapkan makanan untuk ayah dan dirinya sendiri. Walaupun perutnya lapar, ia tidak mau mendahului ayahnya makan. Ia teringat dongeng Cinderella, Bawang Merah Bawang Putih, dan Malin Kundang yang selalu diceritakan ayahnya. Ia termenung dan berdoa semoga ayahnya selamat dan memperoleh banyak ikan. “Tok, tok, tok…!” Putri Bening segera membuka pintu. Ia mengira ayahnya datang. Bukan! Yang berdiri di depannya adalah seorang kakek tua. “Berilah aku sesuap nasi, Anak Kecil! Aku tersesat pulang dan kelaparan,” kata kakek itu. Orang tua bungkuk itu berjalan tertatih-tatih dengan tongkatnya. Putri Bening sangat iba. Ia memapah kakek itu masuk, lalu mempersilakan makan. Makanan untuk dirinya sendiri, ia berikan kepada orang tua renta itu. Sehabis makan, Putri Bening memapah sang kakek beristirahat di kamarnya. “Tok, tok, tok….!” Putri Bening yakin yang mengetok pintu itu adalah ayahnya. Ia segera membukakan pintu. Ia senang sekali melihat ayahnya pulang dengan selamat. Apalagi membawa banyak ikan. Ketika sang ayah mengajak makan bersama, Putri Bening menggelengkan kepala. Ia katakan bahwa makanannya telah ia berikan kepada seorang kakek yang sedang beristirahat di kamar. Sang ayah penasaran, lalu segera menemui orang tua itu. Apa yang dilihatnya? Tidak ada kakek di dalam kamar. Yang ada adalah setongkol jagung yang belum dikupas. Sang ayah teringat kepada orang tua bertongkat yang meminta seekor ikan di pantai. Sang ayah memberinya dan orang tua itu membalasnya dengan setongkol jagung. Sang ayah mengambil jagung itu, lalu mengupasnya di depan Putri Bening. Merah! Putri Bening juga mengupas jagung yang tergeletak di atas tempat tidurnya. Putih! Mereka berdua saling pandang. Mereka tidak mengerti apa makna dari kejadian itu.

    “Jagung merah dan putih itu adalah anugerah, Anakku! Peliharalah baik-baik! Besok kita semai, kemudian kita tanam di kebun. Sesungguhnya Tuhan bermurah hati terhadap kehidupan yang sederhana, rukun, setia, jujur, dan saling mengasihi satu sama lain.”
    Nothing was added yet.