Summary
In English
In Balinese
Gajah
Di
In Indonesian
Di hutan belantara, dikisahkan ada binatang tinggi besar, kulitnya kasar, kuat sekali makannya. Suatu hari, binatang yang dikenal bernama gajah itu ngamuk. Merobohkan pepohonan yang ada di depannya. Para binatang di hutan itu pun menderita akibat tingkah gajah yang angkuh. Burung, kera, kijang, dan binatang lainnya kehilangan tempat tinggal. Telur dan sarang burung berjatuhan. Burung siung larut dalam duka karena telurnya terjatuh dan anaknya mati. Ia marah melihat keadaan itu. Demikian pula binatang lainnya, marah dan kesal melihat tinggkah gajah yang sombong.
Suatu hari, para binatang hutan berkumpul di batang pohon yang tumbang. Mereka menggelar rapat, membahas perilaku gajah yang sombong. Burung Siung berkata, “Saudaraku sekalian, jika setiap hari peringai gajah seperti ini, kita semua bisa binasa. Sebab tempat tinggal dan sumber makanan kita dirusak dan disikat oleh gajah. Mari kita buat strategi agar gajah binasa. Jika adu fisik, pastilah kita semua terbunuh. Gajah adalah binatang yang kuat.” Burung Belibis menjawab, “Saya punya siasat, mari pikirkan cara agar gajah buta. Jika dia sudah tak bisa melihat, kita arahkan langkahnya agar terjatuh ke sungai.” Mendengar usul burung Belibis, burung Siung lantas minta pendapat burung Gagak, burung Jalak, dan burung Gadangan. Semuanya setuju, maka siasat pun dilancarkan. Di saat Gajah lalu lalang di padang rumput, burung Jalak terbang dan hinggap di tubuh gajah. Dia amat baik, membantu mematuk kutu dan kuman lainnya agar gajah tak merasa gatal. Burung Jalak juga melantunkan lagu-lagu indah. Gajah merasa nyaman dan matanya semakin berat menahan kantuk. Duh, tak kuasa Gajah menahan kantuk, akhirnya tertidur pulas. Burung Jalak memanggil burung Gagak agar mematuk kedua mata gajah. Gajah yang kesakitan pun terbangun, menjerit-jerit kesakitan karena dipatuk burung Gagak. Jatuh bangun gajah berjalan, main tabrak karena matanya tak bisa melihat. Sejurus kemudian, burung Siung meminta Lalat hinggap di mata gajah dan bertelur di matanya yang luka agar mata si gajah busuk serta dikerubungi ulat. Hari berganti minggu, minggu berganti bulan, gajah semakin tak berdaya. Hanya tertidur dan meronta kesakitan.
Gajah tak bisa lagi cara makan dan air minum sendiri. Burung Siung memerintahkan burung Gadangan agar bersiul di bibir tebing. Mendengar siulan burung Gadangan, pastilah gajah mengira di tempat itu ada sumber air. Benar saja, begitu mendengar burung Gadangan bersiul, Gajah bangun dan berlari menuju sumber suara. Dia sudah tak kuasa menahan haus. Sayang seribu sayang, Gajah tak menyadari jebakan, di depannya adalah tebing curam. Akibat terburu-buru dan tak bisa melihat. Di pikirannya hanya ada air, Gajah sangat haus. Sejurus kemudian, Gajah terjatuh ke tebing dan mati mati terendam di air.
Enable comment auto-refresher