Difference between revisions of "Literature JANGAN SALAH PAHAM!!!"
From BASAbaliWiki
Angga kukuh (talk | contribs) (Created page with "{{PageSponsor}} {{Literature |Page Title id=JANGAN SALAH PAHAM!!! |Page Title=DE SALAH TAMPI!!! |Photograph=Wiki baru.jpg |Photograph reference=google.com |Description text ba...") |
Angga kukuh (talk | contribs) |
||
Line 14: | Line 14: | ||
Kalau di perhatikan sekarang orang-orang sulit untuk bertindak, bagai burung dalam sangkar yang dirasakan masyarakat saat ini. Suara sirine seakan menjadi saksi ibu pertiwi sedang berduka. Berbeda dengan suara para orang tua, “ Miskin….Miskin, memang penyakit agak berkurang namun tidak ada pemasukan. Perbincangan saat ini semua mengenai covid 19. Pemerintah telah memberikan petuah-petuah agar mematuhi prokes. Namun ketika dilihat banyak orang yang mencemooh daripada yang percaya. Itu yang menyebabkan masyrakat dan pemerintah terjadi salah paham. Apa yang menyebabkan salah paham?? Itu semua karena saling fitnah. Masyarakat seakan-akan menyalahkan pemerintah begitu juga pemerintah yang selalu mengeluarkan kebijakan karena melihat masyarakat yang tidak disiplin. Seperti perbincangan mengenai bantuan-bantuan seperti BLT, BSU dan lain-lain, tidak seutuhnya bantuan tersebut tersalurkan kepada yang membutuhkan. Perbincangan mengenai PPKM yang menyebabkan hilangnya lapangan pekerjaan, juga perbincangan mengenai vaksin. Masih banyak lagi permasalahan yang dirasakan belakangan ini.sebenarnya masalh tersebut muncul dari pikiran masing-masing. Harapan pemerintah masyarakat agar tidak menganggap sepele begitu juga masyarakat mengharapkan pemerintah tidak terlalu ketat. Ini sebenarnya yang menjadi penyakit, sebenarnya masalah ini bisa dihadapi dengan kepala dingin dan saling percaya. Masyarakat sudah seharusnya berfikir positif, dan pemerintah juga harus memperhatikan di lapangan, jangan mengeluarkan kebijakan tanpa memperhatikan solusi. | Kalau di perhatikan sekarang orang-orang sulit untuk bertindak, bagai burung dalam sangkar yang dirasakan masyarakat saat ini. Suara sirine seakan menjadi saksi ibu pertiwi sedang berduka. Berbeda dengan suara para orang tua, “ Miskin….Miskin, memang penyakit agak berkurang namun tidak ada pemasukan. Perbincangan saat ini semua mengenai covid 19. Pemerintah telah memberikan petuah-petuah agar mematuhi prokes. Namun ketika dilihat banyak orang yang mencemooh daripada yang percaya. Itu yang menyebabkan masyrakat dan pemerintah terjadi salah paham. Apa yang menyebabkan salah paham?? Itu semua karena saling fitnah. Masyarakat seakan-akan menyalahkan pemerintah begitu juga pemerintah yang selalu mengeluarkan kebijakan karena melihat masyarakat yang tidak disiplin. Seperti perbincangan mengenai bantuan-bantuan seperti BLT, BSU dan lain-lain, tidak seutuhnya bantuan tersebut tersalurkan kepada yang membutuhkan. Perbincangan mengenai PPKM yang menyebabkan hilangnya lapangan pekerjaan, juga perbincangan mengenai vaksin. Masih banyak lagi permasalahan yang dirasakan belakangan ini.sebenarnya masalh tersebut muncul dari pikiran masing-masing. Harapan pemerintah masyarakat agar tidak menganggap sepele begitu juga masyarakat mengharapkan pemerintah tidak terlalu ketat. Ini sebenarnya yang menjadi penyakit, sebenarnya masalah ini bisa dihadapi dengan kepala dingin dan saling percaya. Masyarakat sudah seharusnya berfikir positif, dan pemerintah juga harus memperhatikan di lapangan, jangan mengeluarkan kebijakan tanpa memperhatikan solusi. | ||
Saat ini Bali dan Jawa sedang berlangsung PPKM, ini juga sebenarnya menjadi pertanyaan, apakah di Bali dan jawa saja ada Covid? Sepertiinya ini harus dijelaskan oleh pemerintah. Bali utamanya sudah mengalami penurunan peronomian, seperti halnya pariwisata yang telah lumpuh tidak dapat berjalan.untuk mengatasi hal tersebut banyak yang beralih mengambil pekerjaan lain, apalagi seni dan budaya sudah sangat-sangat berkurang. Kalau dilihat dari ranah pendidikan, banyak siswa yang tidak dapat merasakan belajar tatap muka,semua berlangsung secara online. Walaupun ada pembelajaran daring namun itu semua tidak dapat mengembangkan pikiran siswa, karena tidak dapat mendapatkan perhatian khusus oleh guru. Para orang tua yang susah bekerja mencari nafkah. Tidak bisakah pemerintah mencarikan solusi untuk bisa berlangsung belajar tatap muka, dengan memberikan faceshield, handsanitizer, masker dan yang lainnya. hal-hal tersebut harus benar-benar diperhatikan agar tidak ada kesalah pahaman. | Saat ini Bali dan Jawa sedang berlangsung PPKM, ini juga sebenarnya menjadi pertanyaan, apakah di Bali dan jawa saja ada Covid? Sepertiinya ini harus dijelaskan oleh pemerintah. Bali utamanya sudah mengalami penurunan peronomian, seperti halnya pariwisata yang telah lumpuh tidak dapat berjalan.untuk mengatasi hal tersebut banyak yang beralih mengambil pekerjaan lain, apalagi seni dan budaya sudah sangat-sangat berkurang. Kalau dilihat dari ranah pendidikan, banyak siswa yang tidak dapat merasakan belajar tatap muka,semua berlangsung secara online. Walaupun ada pembelajaran daring namun itu semua tidak dapat mengembangkan pikiran siswa, karena tidak dapat mendapatkan perhatian khusus oleh guru. Para orang tua yang susah bekerja mencari nafkah. Tidak bisakah pemerintah mencarikan solusi untuk bisa berlangsung belajar tatap muka, dengan memberikan faceshield, handsanitizer, masker dan yang lainnya. hal-hal tersebut harus benar-benar diperhatikan agar tidak ada kesalah pahaman. | ||
− | Masyarakat mengharapkan pemerintah agar benar-benar memperhatikan masalah yang sedang menimpa. Pandemi covid 19 ini terasa sudah biasa dan seperti endemi. Yang ditakutkan adalah informasi-informasi Hoax yang menyebabkan masyarakat bingung. Kalau tidak dipercayai takutnya tertimpa covid. Untuk itu pemerintah harus melakukan survey langsung setelah mengeluarkan kebijakan. Seperti contoh pemberian bantuan- | + | Masyarakat mengharapkan pemerintah agar benar-benar memperhatikan masalah yang sedang menimpa. Pandemi covid 19 ini terasa sudah biasa dan seperti endemi. Yang ditakutkan adalah informasi-informasi Hoax yang menyebabkan masyarakat bingung. Kalau tidak dipercayai takutnya tertimpa covid. Untuk itu pemerintah harus melakukan survey langsung setelah mengeluarkan kebijakan. Seperti contoh pemberian bantuan-bantuan berupa BLT atau yang lainnya. pemerintah harus benar-benar memberikan pengawasan terhadap petugas-petugas yang menaungi hal tersebut. Apakah benar dana tersebut sudah tersalurkan kepada masyrakat yang benar-benar membutuhkan, agar tidak terjadi penyelewengan. Kalau bantuan tidak merata akan muncul salah paham dan memunculkan wacana-wacana pemerintah tidak memperhatikan. Kalau bisa pemerintah harus memberikan motivasi pada masyarakat dengan menyediakan lapangan pekerjaan juga memperhatikan pendidikan,berikan masyarakat kesempatan membangun usaha dengan tidak lagi membatasi pedagang untuk berjualan. Bantuan-bantuan yang ada alangkah lebih baik untuk meningkatkan perekonomian di masa pandemi. Dan yang paing penting adalah mengatasi oknuk-oknum yang menjadikan pandemi ini sebagai lahan bisnis. |
“Terima kasih” | “Terima kasih” | ||
|Authors=I Kade Angga Kukuh Stiawan | |Authors=I Kade Angga Kukuh Stiawan |
Latest revision as of 08:49, 1 August 2021
- Title (Other local language)
- Photograph by
- Author(s)
- Reference for photograph
- google.com
- Subject(s)
- EkonomiBaliBangkit
- pandemi
- suara rakyat
- covid 19
- kebijakan
- pendidikan
- solusi pandemi covid 19
- Reference
- Related Places
- Event
- Related scholarly work
- Reference
- Competition
- opini
Description
In English
In Balinese
In Indonesian
Enable comment auto-refresher