For traditional Balinese people who always associate daily life with mysticism, Nunas Baos is a way out of a problem that has no solution. Nunas baos means 'to ask for an oracle' or 'to ask for guidance' from spirits, ancestral spirits or gods for problems that cannot be solved by ordinary means. It's not just traditional Balinese people who do it. Many modern Balinese also ask for spiritual guidance when they encounter problems beyond logic.
Nunas baos is carried out when someone faces any problem or event that is difficult to explain and solve with common sense, such as prolonged illnesses, paranormal activities, miserable household lives, to land disputes. Even the spirit of the deceased can be summoned to give clues to how they actually died and to say final message that they had yet to deliver. Many people perform the nunas baos ritual for their dead relatives to find out what their final wish is. For newborns, nunas baos aims to let their relatives know whose spirit is born into the baby.
If someone wants to perform nunas baos ritual, they should go to a psychic. This psychic usually doubles as priest (Pamangku). Usually, people call them Jero Dasaran, Jero Balian, or just Jero Mangku. This Jero Dasaran or Balian usually has supernatural abilities either because of learning, inheriting knowledge from their predecessor or because of birth. Usually, psychics who have metaphysical abilities from birth are called ‘melik’ (see the entry “Nebus Melik”).
There are several techniques performed in Nunas Baos. Usually, psychics will go into a trance. The spirit that possesses them is usually the spirit of the deceased, the spirit of one’s ancestors, the spirit that dwells in one’s house, or the spirit of the malady dwelling in a person's body. At the time of the trance, the psychic will convey how to solve the problem, usually by performing a small ritual at home or family temple (sanggah). The problem could also rise because someone has not paid off their debt to an ancestor or a god who resides in the place where he had promised something.
Another technique used in Nunas Baos is to invite spirits into an object. The spirit will give directions through the movement or image shown. This is similar to the Quija technique in the western mysticism. The third technique does not involve the summoning of spirits, but rather the instructions that have been recorded in a palm-leaf manuscript (lontar). Usually, the lontars used as references are Wariga and Carca lontars. In this technique, psychics usually counts on Balinese numerology known as urip. From a person's urip (based on one’s birth date calculation), psychics can find out the problems in one’s life and the solutions to those problems based on the description in the lontar.
Bagi masyarakat Bali tradisional yang selalu mengaitkan kehidupan sehari-hari dengan kepercayaan, Nunas Baos adalah jalan keluar suatu masalah yang tidak menemui solusi. Nunas baos berarti ‘meminta sabda’ atau ‘meminta petunjuk’ dari roh-roh halus, roh leluhur atau para dewa untuk masalah yang tidak dapat dipecahkan dengan cara biasa. Tidak hanya masyarakat Bali tradisional yang melakukannya. Banyak orang Bali modern juga memohon petunjuk spiritual apabila mereka menghadapi masalah di luar logika.
Nunas baos dilakukan apabila seseorang menghadapi masalah atau peristiwa yang sulit dijelaskan dengan akal sehat, seperti sakit berkepanjangan, kejadian di luar logika, rumah tangga yang tidak rukun, hingga sengketa lahan. Bahkan, roh orang meninggal dapat dipanggil untuk memberikan petunjuk tentang bagaimana sebenarnya dia meninggal dan apa pesan terakhir yang belum dia sempat sampaikan. Banyak orang melakukan ritual nunas baos bagi sanak saudaranya yang sudah meninggal untuk mengetahui apa permintaan terakhirnya. Bagi bayi yang baru lahir, nunas baos bertujuan agar sanak keluarganya mengetahui roh siapa yang lahir menjadi bayi itu.
Apabila seseorang ingin nunas baos, dia akan pergi ke seorang paranormal. Paranormal ini biasanya merangkap sebagai pamangku. Biasanya, orang-orang memanggilnya Jero Dasaran, Jero Balian, atau bisa Jero Mangku saja. Jero Dasaran atau Balian ini biasanya telah memiliki kemampuan supranatural baik karena belajar, mendapatkan warisan ilmu atau karena bawaan lahir. Biasanya, paranormal yang memiliki kemampuan metafisika sejak lahir adalah seorang yang melik (lihat entri “Nebus Melik”).
Ada beberapa teknik yang dilakukan dalam Nunas Baos. Biasanya, paranormal akan mengalami trance atau kerasukan. Roh yang merasukinya biasanya adalah roh orang yang sudah meninggal, roh leluhurnya, roh yang menunggui rumahnya, atau roh penyakit yang ada di badan seseorang. Pada saat kerasukan itu, paranormal akan menyampaikan cara penyelesaian masalah, biasanya dengan melakukan upacara kecil di rumah atau sanggah. Bisa juga, sebab masalah itu adalah karena seseorang belum melunasi utangnya pada leluhur atau dewa yang berada di tempat di mana dia pernah berjanji.
Teknik lain yang digunakan dalam Nunas Baos adalah mengundang roh masuk ke dalam suatu benda. Roh akan memberikan petunjuk melalui pergerakan atau gambar yang ditunjukkan. Ini mirip seperti teknik Quija dalam supranatural barat. Teknik ketiga tidak melibatkan pemangilan roh, namun lebih kepada petunjuk-petunjuk yang sudah dicatat dalam lontar. Biasanya, lontar yang dipakai referensi adalah lontar-lontar Wariga dan Carca. Dalam teknik ini, paranormal biasanya berpedoman pada numerologi Bali yang dikenal dengan istilah urip. Dari urip seseorang, paranormal bisa mengetahui masalah-masalah dalam hidupnya serta solusi atas permasalahan itu berdasarkan uraian lontar.
Enable comment auto-refresher