Summary
In English
In Balinese
I
In Indonesian
Suatu hari, ia mendengar kabar ada orang bijaksana tinggal di lereng bukit sebelah. Dikabarkan, orang bijaksana bernama Ki Dukuh itu bisa mengubah nasib orang, dari miskin menjadi kaya. Kaki Tiwas bergegas berangkat menuju kediaman Ki Dukuh di lereng bukit sebelah. “Tolonglah hamba, Ki Dukuh,” ucap Kaki Tiwas di hadapan Ki Dukuh. “Hamba sudah tua, tidak kuat lagi bekerja. Hidup hamba hanya mengandalkan belas kasihan orang.” Ki Dukuh amat kasihan, apalagi mengetahui kakek itu tinggal sendirian tanpa keluarga. “Aku bersedia membantumu, tetapi apa adanya,” jawab Ki Dukuh merendah. “Bawalah kursi ini pulang,” ucap Ki Dukuh sambil menyerahkan sebuah kursi kayu. “Duduklah di kursi itu. Pusatkan pikiran dan mintalah sesuai keinginan. Jangan lupa, sebelum duduk di kursi, awali dengan cuci tangan, kaki, dan basuhlah wajahmu.” Kaki Tiwas sangat bahagia. Setelah mengucapkan terima kasih, ia mohon diri. Setiba di pondok ia mencuci tangan, kaki, dan membasuh wajahnya dengan bersih. Ia kemudian menduduki kursi itu. Perutnya lapar, ia minta disediakan makanan. “Korsi sakti, tolong sediakan makanan. Aku lapar!” Ajaib, apa yang diinginkannya sudah tersaji. Di atas meja ada piring berisi nasi, sayur, sambal, dan babi guling. Kaki Tiwas sangat bahagia. Usai makan, ia kembali mencuci tangan, cuci kaki, dan membasuh wajahnya. Setelah itu ia menduduki kursinya dan berucap, “Kursi sakti, tolong ubah pondokku yang reot menjadi rumah mewah!” Doanya terkabulkan. Pondok reot berdinding anyaman bambu berubah jadi rumah besar dan mewah. Kaki Tiwas sangat bahagia. Ia ingin menjerit agar tetangganya tahu jika nasibnya telah berubah. Ia bangga punya rumah besar dan mewah. Setelah memeriksan rumahnya, ada rasa khawatir rumahnya terkena bencana. “Kursi sakti,” ia berteriak. “Jangan sesekali ada gempa dan banjir! Kasihan rumahnya yang besar dan mewah ini!” Kaki Tiwas bergegas menduduki kursi sakti. Apa yang terjadi??
Rumah besar dan mewah itu kembali seperti semula, berubah jadi pondok reot berdinding anyaman bambu. Kaki Tiwas lupa akan kewajibannya yang mudah dan sederhana, mencuci tangan, cuci kaki, dan membasuh wajah sebelum menduduki kursi sakti. (Svami Sivananda).
Enable comment auto-refresher