Summary
In English
In Balinese
Di
In Indonesian
Suatu hari si Lumpuh menyampaikan ide kepada kakaknya, “Kak, ayo kita meminta-minta ke rumah-rumah penduduk. Aku tak kuat menahan perut lapar.” Sang kakak menjawab, “Bagaimana aku bisa keluar rumah, pandanganku gelap, aku tak bisa melihat apa-apa. Kamu juga tak bisa jalan karena lumpuh.” Si Lumpuh menjawab, “Begini ideku, kakak tak bisa melihat apa-apa tapi sanggup dan kuat berjalan. Sementara kakiku lumpuh dan penglihatanku bagus. Jika kakak setuju, gendonglah aku dan aku akan menunjukkan jalan kepadamu.” Si Buta setuju dengan ide adiknya. Mereka kemudian pergi meminta-minta ke rumah penduduk. Mereka akhirnya bisa makan. Banyak warga yang menaruh iba kepada mereka. Ada yang berikan uang, nasi, buah-buahan, ada pula yang memberikan baju bekas layak pakai.
Suatu hari, kakak adik Si Buta dan Si Lumpuh kembali bepergian untuk meminta-minta. Kali ini perjalanan mereka amat jauh, bahkan meninggalkan kampung halaman. Diceritakan di sebuah desa yang mereka tuju, ada saudagar kacang tanah kaya raya namun tidak punya keturunan. Saat melihat penderitaan si Buta dan si Lumpuh, sang saudagar kaya kepikiran mengangkat mereka sebagai anak angkat. Si Buta dan Si Lumpuh amat bahagia diajak tinggal di rumah sang saudagar kaya. Mereka rajin membantu mengupas kulit kacang tanah yang akan dijual oleh saudagar itu. Si Buta dan Si Lumpuh hidup bahagia penuh syukur karena Tuhan mengirimkan mereka malaikat untuk membantu mengurangi penderitaannya.
Enable comment auto-refresher
Anonymous user #1
Permalink |
Anonymous user #1
Permalink |