How to reduce waste at school canteen? Post your comments here or propose a question.

Caran Nepasin Disinformasi Sane Beredar Ring Sosial Media

FDA36937-768B-41C3-BDF5-6435ED42C1B5.jpeg
Photo credit
Issue name
Year
Contributor
Kadek Sherly Angelita
Author(s)

    Jury comments

    Saya sangat senang melihat respon peserta dan masyarakat dalam menanggapi topik ini. Peserta dengan leluasa menuangkan pendapat dan pengalamannya dalam bentuk tulisan. Ada berbagai kejadian-kejadian yang berkaitan dengan topik di kehidupan sehari-hari. Namun, masih ada beberapa miskonsepsi mengenai hoax, misinformasi dan disinformasi. Hal tersebut sesungguhnya memiliki perbedaan. Disinformasi adalah berita bohong yang benar-benar bohong, mengada-ada. Sedangkan misinformasi adalah kabar bohong yang ‘menggoreng’ atau memelesetkan sebuah kabar yang bisa saja ada benarnya. Masyarakat perlu mencari referensi lebih lanjut mengenai hal tersebut. -Ni Wayan Sukasih (Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Provinsi Bali)


    Gekrah

    36 months ago
    Votes 0++
    Mantappp

    Ami intania

    36 months ago
    Votes 0++
    Ty juga pernah ketipu sama giveawaynya ini😭

    Dewata

    36 months ago
    Votes 0++
    Nah pass👍👍

    Gek indah

    36 months ago
    Votes 0++
    😍😍😍

    Shenna

    36 months ago
    Votes 0++
    Mantul😍
    Add your comment
    BASAbaliWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

    Description


    English

    Om swastyastu, all of you. Hopefully we are well. Today I will argue about the attitude of a woman in dismissing disinformation based on my experience. First, I will argue about what causes disinformation. In my opinion, we could be exposed to disinformation because we are rushing into accounts that give free gifts (give aways). Especially during this pandemic, we need gifts. For example, in March there was an Instagram account that held a give away for a gift in the form of a cellphone. During this pandemic, a cellphone is very much needed because many activities are online. This caused me to believe and be attracted to the give away.

    Is there a way to know if the information is not true and what can be done to rule out the disinformation? After I uploaded information to the give away, I immediately received news that I won a gift but I was told to pay taxes. He said the prize would be sent to my house and we were not allowed to take it to the shop. From there I was already suspicious.

    Incidentally, two of my close friends also uploaded information for the give away. Because I was curious, I immediately asked my friends, and it turned out that my friends also got the news that they had won a gift. This caused me to not believe in the give away because it was impossible for the three of us to each get the prize.

    After that, I put a comment on the cheater's account and put something on my social media account saying that the give away was fraudulent. Friends, we shouldn't be quick to believe information that will provide attractive and free gifts. Before we believe it, we should check it out.

    Balinese

    Om Swastyastu semeton sareng sami, dumogi iraga setata rahayu. Rahina mangkin titiang jagi berpendapat indik lampah anak luh nepasin disinformasi berdasarkan pengalaman titiang. Sane kapertama, titiang jagi berpendapat indik apa mawinan disinformasi? Menurut titiang, iraga nyidang kena disinformasi krana enggal ring akun-akun sane lakar ngemaang hadiah gratis Giveaway . Apa buin ring masan pandemi puniki iraga membutuhkan hadiah punika. Misalne ring pengalaman titiang, dugas bulan Maret wenten akun ring instagram sane nglaksanayang giveaway hadiahnyane marupa Hp. Ring masan pandemi puniki, kawentenan Hp sangat dibutuhkan krana akeh aktivitas sane berbasih online. Ento mawinan titiang percaya miwah tertarik antuk berita punika. Nah, sane nomor kalih, apake ada carane nawang yening informasine ento tusing patut tur apa ane nyidang anggon nepasin disinformasine ento? Menurut pengalaman titiang baduur, sesampune titiang ngunggahang berita giveaway punika, titiang langsung polih kabar yening titiang polih hadiah sakewala titiang tundena mayah pajak tur ia ngorahang hadiah ne lakar kirimanga ka umah titiang, tusing dados iraga nyemak ka toko. Uli ditu titiang sampun curiga. Kebetulan timpal akrab titiang ajak dadua masih bareng ngunggahang ngapload giveaway punika. Krana penasaran, titiang langsung metaken teken timpal titiange, ternyata timpal titiange pateh maan berita yening ia polih hadiah. Ento lantas ngranayang titiang tusing percaya antuk giveawayne ento krana tusing mungkin iraga ajak telu polih hadiahne ento. Sesampune ento titiang langsung komen ring akun penipu punika tur ngapload ngunggahang ring sosial media titiang, bahwa giveaway ento tusing beneh penipu. Nah semeton sareng sami, iraga sepatutne tusing enggal percaya antuk informasi sane jagi ngamaang hadiah menarik tur gratis. Sadurung iraga percaya, sepatutne iraga ngalih informasi sane patut dumun.

    Indonesian

    Om swastyastu para rekan semua. Semoga kita dalam keadaan baik. Hari ini saya akan berpendapat mengenai sikap seorang perempuan menepis disinformasi berdasarkan pengalaman saya. Pertama, saya akan berpendapat mengenai apa penyebab disinformasi? Menurut saya, kita bisa terkena disinformasi karena terburu-buru pada akun yang memberikan hadiah gratis (give away). Apalagi di masa pandemi ini kita membutuhkan hadiah itu. Contohnya pada pengalaman saya, pada bulan Maret terdapat akun instagram yang mengadakan give away hadiahnya berupa HP. Di masa pandemi ini, adanya HP sangat dibutuhkan karena banyak aktivitas yang berbasis daring. Hal tersebut menyebabkan saya percaya dan tertarik untuk berita itu. Nah, yang kedua. Apakah ada cara untuk mengetahui apabila informasi itu tidak benar dan apa yang bisa menepis disinformasi tersebut? Menurut pengalaman saya di atas, setelah saya mengunggah berita give away itu, saya langsung mendapat kabar jika saya mendapatkan hadiah tetapi saya diberitahu agar membayar pajak dan ia mengatakan hadiahnya akan dikirim ke rumah saya, tidak boleh kita yang mengambil ke toko. Dari sana saya sudah curiga, Kebetulan dua teman akrab saya juga mengunggah give away tersebut. Karena penasaran saya langsung bertanya pada teman saya, ternyata teman saya juga mendapatkan berita bahwa ia mendapatkan hadiah. Hal tersebut menyebabkan saya tidak percaya dengan give away tersebut karena tidak mungkin kita bertiga mendapatkan hadiah tersebut. Setelah itu saya langsung berkomentar di akun penipu itu dan mengunggah di sosial media saya bahwa give away tersebut tidak benar atau penipuan. Nah teman teman semuanya kita seharusnya tidak cepat percaya dengan informasi yang akan memberikan hadiah menarik dan gratis. Sebelum kita percaya, seharusnya kita mencari informasi yang benar sebelumnya.

    Other local Indonesian Language ( )