- Title
- Ngaritang Sampi
- Year
- Related Places
- Writer(s)
- Property "Writer" has a restricted application area and cannot be used as annotation property by a user.Dewa Gede Arnama
- Photographer(s)
- Reference
- Photo Credit
- Video Credit
- Wikithon competition
- Caption
Description
In English
In Balinese
Ngaritang Sampi
In Indonesian
Memang benar, saya orang desa. Sedari kecil sudah biasa mengikuti orang tua bekerja ke ladang. Memelihara dua ekor sapi, bersenjatakan sabit, berjalan mencari sesuatu yang disebut rumput gajah. Setiap hari saya berpikir kenapa bisa bernama rumput gajah namun diberikan kepada sapi?. Saya kira, rumput itu bersar-besar sehingga dinamakan rumput gajah, jika tidak seperti itu rumput itu yang paling suka dimakan oleh gajah. Ya begitu saja dulu saya menerka.
Tidak terasa sekarang saya sudah menjadi mahasiswa, meninggalkan desa pergi ke kota. Berpakaian bersih ditambah memakai jas serta menggendong tas. Tidak terbayang oleh diri saya, saat senang-senangnya saya pergi ke kampus tiba-tiba ada virus yang bernama Corona. Semenjak itu saya dipulangkan, kembali ke desa, tidak boleh keluar kemana-mana, agar tidak bertemu dengan setan yang bernama Corona. Korona menyebabkan dunia ini sepi, apalagi di desa semua serba sulit. Berbelanja sulit, hasil petani di desa yang akan dijual harganya murah, yang akan dibeli semakin mahal. Terpaksa sekarang kembali ke ladang mengembala sapi, bermodalkan mempunyai rumput gajah dan daun dari tumbuh-tumbuhan. Saya kembali mengambil pekerjaan kotor, bertemu dengan sapi, memegang sabit berteman tali. Setiap hari saya menyabit rumput berwarna hijau agar perut sapinya membesar. Setelah perut sapinya membesar karena kekenyangan, barulah hati saya merasa senang.
Enable comment auto-refresher