Search by property
From BASAbaliWiki
This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.
List of results
- Anggut-anggut + (mengangguk-angguk (tanda setuju atau tanda mengerti))
- Ngilehang + (mengelilingkan)
- Nglindur + (mengembara)
- Ngroyong + (mengerjakan bersama)
- Ngrengked + (menggigil)
- Ngrungkud + (menggigil)
- Rengkeg + (menggigil)
- Rengkek + (menggigil, gemetar karena kedinginan, sakit, atau takut)
- Ngrungkuk + (menggigil, gemetar karena kedinginan, sakit, atau takut)
- Magelungan + (menggunakan mahkota)
- Nganyud + (menghanyutkan)
- Nganteb + (menghaturkan)
- Ngetabtab + (menghentakkan kaki (karena kaget atau terkejut))
- Ngrubuhin + (menimpa)
- Ngamocokang + (menjadi semakin buruk)
- Ngreka + (menulis)
- Nyaru + (menyamar)
- Nyaru-nyaru + (menyamar)
- Naganin + (menyediakan makanan atau minuman)
- Makecrit + (menyembur (kecil))
- Nampesang + (menyiram dengan cara melempar air dengan tangan atau wadah)
- Mlaspas + (menyucikan bangunan yang baru selesai dengan upacara (sesajen) sebelum ditempati atau dipakai)
- Nyaub + (menyuruk)
- Ngadab + (meraba-raba dalam gelap atau mata tertutup)
- Baag-biing + (merah padam (tentang warna muka karena marah atau sakit))
- Ngringkus + (meringkus)
- Ngrubuhang + (merobohkan)
- Ngreres + (merosot perlahan-lahan (tentang kesehatan))
- Mledped + (merunduk karena lebat (tentang buah atau bunga pada pohon))
- Ngetih + (rapuh)
- Ripu + (musuh (alus singgih: tingkatan bahasa (ang … musuh (alus singgih: tingkatan bahasa (anggah-ungguhin basa) yang digunakan untuk menghormati atau menjunjung lawan bicara yang dihormati)musuh (alus singgih: tingkatan bahasa (anggah-ungguhin basa) yang digunakan untuk menghormati atau menjunjung lawan bicara yang dihormati)au menjunjung lawan bicara yang dihormati))
- Akara + (nama huruf atau aksara /a/ dalam aksara bali dan sansekerta)
- Pujut + (nama wuku atau minggu ke-15 dalam pawukon)
- Nasi pangenduh + (nasi hidangan dalam rangka upacara perkawinan yang diantarkan pihak pengantin pria ke rumah pengantin wanita)
- Bebayan + (nasib buruk atau penyakit yg akan menimpa seseorang)
- Ngit + (nyamuk kecil-kecil yang biasa beterbangan mengerumuni nira)
- Ngiu + (nyiru)
- Beborehin + (olesi dengan boreh atau lulur tradisional)
- Rogrog + (ompong)
- Rugrugang + (onggokkan)
- Agen + (orang atau perusahaan perantara yg mengusahakan penjualan bagi perusahaan lain atas nama peng-usaha)
- Sadeg + (orang yang biasa kemasukan roh suci pada waktu upacara di pura)
- Patra Batun Timun + (ornamen atau ukiran yang berpolakan bentuk biji mentimun)
- Patra samblung + (ornamen atau ukiran yang memiliki konsep seperti pohon sirih gading merambat)
- Patra Sari + (ornamen yang berbentuk bunga bundar dan terdiri atas satu sari, empat buah patra punggel, tiga buah kuping guling)
- Patra Cina + (ornamen yg mempunyai ciri-ciri batang merambat atau berbentuk pohon, mempunyai bunga yg berbentuk bundar diapit tiga helai daun, di sela-sela batangnya terdapat liking ata (pucuk tumbuhan menjalar))
- Dinane + (pada hari (biasanya diikuti oleh nama hari atau keterangan lainnya))
- Bangkalan + (paket persegi tali bambu untuk digunakan dalam pembuatan atap ambengan)
- Panca Maya Kosa + (panca artinya lima)
- Keciran + (pancuran (air kecil))
- Tabih + (pangkal batang kayu yang berjuring-juring seperti pangkal pohon beringin)
- Amati lelanguan + (pantangan untuk tidak bersenang-senang atau berfoya-foya pada saat hari raya nyepi)
- Panabeng + (papan, bambu, dan sebagainya sebagai pengaling atau pelindung)
- Rumbingin + (pasangi rumbing (hiasan tanduk sapi yang digunakan pada saat perlombaan ‘makepung’ (balap cikar yang ditarik oleh sepasang kerbau atau sapi))
- Prambatin + (pasangi ‘prambat’ (tali-temali yang direntangkan di sawah untuk menghalau burung)
- Ngohngoh + (patah atau tanggal (tentang gigi) karena terjatuh)
- Ogoh-ogoh + (patung besar dr bambu dan kertas yg berbentuk buta kala atau raksasa yg diarak keliling desa pad hari tertentu (biasanya sehari menjelang nyepi))
- Cili + (patung kecil yang molek (lambang dewi sri))
- Teba + (pekarangan bagian belakang rumah yang bersemak)
- Pangentas + (pelebur dosa (tirta atau air suci))
- Sentir + (pelita kecil)
- Pawajikan + (pembasuh tangan atau kaki)
- Pamangku + (pendeta di pura)
- Mangku + (pendeta pura)
- Nabe + (pendeta yang memberi petunjuk-petunjuk kerohanian yang harus dipatuhi oleh pendeta atau calon pendeta)
- Pangilingan + (penggilingan)
- Pangrerepan + (penginapan)
- Alis-alis + (pensil alis)
- Pilaran + (penyakit berupa ulat kecil-kecil pada mata ayam)
- Ikik + (penyakit kulit berupa bintik-bintik kecil)
- Panyanggra + (penyambut)
- Pedau + (perahu kecil tanpa katir untuk transportasi di danau)
- Prancak + (perangkat)
- Pempatan + (perempatan)
- Beros + (perhiasan pada kalung dari pada mas)
- Catur wara + (perhitungan hari berjumlah empat)
- Bulakan + (perigi)
- Pincuk + (periuk kecil)
- Canda + (permainan, anak kecil)
- Riin + (pertama kali)
- Campuhan + (pertemuan dua buah sungai atau lebih)
- Saya + (petugas (di pura))
- Pangiris + (pisau besar untuk mengiris atau untuk menyadap nira)
- Pestol + (pistol)
- Payonan + (pohon atau bangunan untuk berteduh)
- Bekul + (pohon buah-buahan yg berbuah bulat kecil-kecil berwarna coklat dan rasanya sepat)
- Empag + (pohon yang berdaun kecil-kecil, tingginya bisa mencapai 20 meter, kayunya baik untuk bahan kerajinan tangan.)
- Kubu + (pondok kecil)
- Pondok + (pondok)
- Recah + (potong kecil-kecil)
- Recahan + (potongan kecil-kecil)
- Rencek + (potongan ranting kecil-kecil)
- Recahang + (potongkan kecil-kecil)
- Plenteng + (pukul)
- Pracara + (punakawan)
- Pura + (pura)
- Dang kayangan + (pura)
- Pura batur + (pura batur)
- Kayangan + (pura)
- Kayangan tiga + (pura)
- Kayangan jagat + (pura)
- Sanggah kemulan + (pura keluarga tempat pemujaan tri sakti dan arwah leluhur)
- Pura Pulaki + (pura pulaki)
- Penataran + (pura tempat keluarga raja - raja memuja ida sang hyang widi)
- Panyiwian + (pura tempat menjunjung atau memuja roh leluhur)
- Padarman + (pura tempat pemujaan arwah leluhur)
- Pengastulan + (pura tempat pemujaan dewa - dewa dan leluhur (raja - raja))
- Candi + (pura, padas, bata, batu, gapura tidak terbelah, gapura terbelah dua simetris)
- Gabag + (raba)
- Bangkruk + (racun berupa ulat-ulat kecil)
- Banglu + (racun berupa ulat-ulat kecil)
- Bok gelgel + (rambut bergelombang atau ikal)
- Rumrah + (rempah-rempah sebagai isian dari perut babi panggang yang diolah seperti sosis atau itik rebus)
- Resmi + (resmi)
- Ringkus + (ringkus)
- Riuh + (riuh)
- Rubuh + (roboh)
- Rubuhang + (robohkan (tentang bangunan dan sebagainya))
- Kolong + (ruang atau rongga (yang lebar) di bawah benda berkaki atau bertiang (seperti ranjang, rumah panggung))
- Gria + (rumah)
- Pagubugan + (rumah)
- Umah + (rumah)
- Jero + (panggilan untuk yang dihormati atau yang belum dikenal)
- Rangkang + (rumah)
- Bale mundak + (rumah bertiang enam (tempatnya di bagian selatan pekarangan rumah))
- Umahne + (rumah itu)
- Umah semut + (rumah)
- Bale rum + (rumah tempat permaisuri)
- Pajongkokan + (rumah)
- Adegan + (rumah, canggah wang, sendi)
- Rug + (rusak)
- Pemadé + (rusuk besar pada rumah yang di tengah - tengah)
- Ganjaran + (sajen untuk roh atau makhluk halus)
- Tegen-tegenan + (sajen yang terbuat dari ranting dedap atau tebu beri-si ketupat, ayam, itik, dsb yang dipikul)
- Nyimpangang adegan + (salah satu bagian atau proses dari upacara ngaben)
- Panegtegan + (salah satu istilah tentang hari dalam kalender bali)
- Segehan Satus Kutus + (salah satu jenis sesajen dalam upacara keagamaan di bali (banten kurban yang paling kecil, yang antara lain berisi nasi sebanyak 108 buah))
- Ampal + (sapi atau kerbau putih dengan kuku dan tanduk berwarna hitam)
- Pakeleb + (sapi, kerbau, dsb yg ditenggelamkan ke laut atau danau dl rangkaian upacara untuk memohon keselamatan alam)
- Saungin + (sarungi)
- Sate letlet + (satai dari usus babi yang direbus atau digoreng)
- Sate caru + (satai kecil-kecil dari daging binatang yang dipergunakan dalam upacara buta yadnya)
- Sate pusut + (satai yg serupa dengan satai empol hanya kecil-kecil)
- Adi + (saudara lebih kecil)
- Buit-buit + (sayur berkuah dr siput kecil-kecil dan dedaunan (daun turi, daun kelor, dsb))
- Kacai + (sayuran jenis bawang yang digunakan dalam berbagai masakan, berdaun panjang kecil-kecil, berwarna hijau〔allium odorum〕)
- Bale piyasan + (sebuah bangunan di sanggah (pura keluarga) atau pura sebagai tempat sarana upacara)
- Ah + (sebuah ekspresi atau seruan ketika merasakan kekesalan atau tidak beruntung)
- Ajeg Bali + (sebuah gerakan pemertahanan identitas etnik bali. gerakan ini bertujuan mengembalikan masyarakat bali dalam konteks pengamalan ajaran agama hindu dan kebudayaan bali, atau disebut pula sebagai re-balinisasi dan re-hinduisasi.)
- Ratu Ngurah + (sebutan kepada kekuatan gaib yang melindungi pekarangan rumah berserta penghuninya)
- Nengah + (sebutan untuk anak yang kedua atau keenam)
- Pijit + (sedikit)
- Gumatat-gumitit + (segala macam binatang kecil/serangga kecil-kecil)
- Bebungkilan + (segala tumbuhan yg berakar tongkat, dipakai bumbu, boreh, atau rempah-rempah, spt kunir, jahe, dsb)
- Penyon + (sejenis binatang laut yang berkaki dan berekor menyerupai penyu, biasanya membuat lubang di pasir)
- Ranti + (sejenis cabai kecil)
- Rubung + (sejenis giwang atau subang (perhiasan di telinga) untuk pria)
- Sepen + (sejenis jaring untuk menangkap udang kecil-kecil di pantai)
- Rijig + (sejenis kacang buncis kecil-kecil)
- Sukun + (sejenis keluih yang tidak berbiji, dapat direbus atau digoreng)
- Taah + (sejenis parang berbentuk persegi panjang untuk mencincang, memotong, dan sebagainya)
- Bangul + (sejenis tangga bertiang tunggal)
- Baing + (sejenis udang laut yang kecil-kecil)
- Taga + (selalu tersedia makanan atau minuman)
- Mataga-taga + (selalu tersedia makanan atau minuman berlebihan)
- Mataga + (selalu tersedia makanan atau minuman secara berlebihan)
- Mipit + (sempit)
- Cekot + (sendok)
- Seng + (seng)
- Ngid + (seperti rasa atau bau tanah yang dibakar)
- Sipsip + (sepotong bambu di atas rusuk rumah tempat mengikatkan atap)
- Pitung bangsit + (seribu empat ratus)
- Nasi sasah + (sesajen kecil yang dibentuk dengan menaburkan nasi dan serundeng di atas takir (alas dari daun pisang atau kelapa) dan dihiasi bunga)
- Papendeman + (sesuatu yang mengandung kekuatan gaib yang ditanam pada pekarangan rumah untuk mencelakai penghuni rumah)
- Satia wacana + (setia kepada kata-kata atau ucapan)
- Kado + (sia-sia)
- Sasinggahan + (singgah)
- Sipit + (sipit)
- Petaka + (sj pohon mangga yg getahnya berwarna merah dan dapat menyebabkan gatal)
- Brekis + (sj semut kecil-kecil di pohon kayu)
- Setset + (sobek)
- Somah + (suami atau istri)
- Plaspasin + (sucikan (suatu bangunan baru melalui upacara keagamaan))
- Plaspas + (sucikan (tentang bangunan dan sebagainya yang baru selesai) dengan sesajen)
- Sasat + (sumpah)
- Cubang + (sumur atau kolam untuk menampung air hujan)
- Telabah + (sungai kecil)
- Rerepi + (surat (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Bon + (surat kecil (berisi keterangan pengambilan barang, peminjaman uang, dsb))
- Gandawari + (tabir)
- Bokoran + (talam sejenis baskom terbuat dari perak, kayu, dsb)
- Prambat + (tali-temali yang direntangkan di sawah untuk menghalau burung)
- Gegada + (tanda biru atau hitam seperti penggada pada kaki ayam jago yang berwarna kuning)
- Rangdunan + (tanduk pada kedua kaki ayam jago yang bentuknya kecil dan mengarah ke atas)
- Dangul + (tangkai buah pisang atau enau)
- Bebali + (tari yg disakralkan dan biasanya dipertunjukkan di pura-pura yg ada hubungannya dg upacara agama, spt tari rejang, sang hyang, pendet, dan baris upacara)
- Rejang + (tarian keagamaan dg gerakan yg sederhana, biasanya diiringigamelan slonding, ditarikan di pura oleh sejumlah anak-anak gadis berderet ke belakang di belakang pemangku (pemuka agama))
- Kampek + (tas kecil dari bambu atau lontar untuk tempat sirih pinang)
- Cecangkriman + (teka-teki yang bertembang pucung, biasa dilagukan untuk menidurkan anak kecil)
- Pingseg + (tekan dengan kuku ibu jari sampai mati (tentang kutu dan serangga kecil lainnya))
- Leneng + (tembok rendah di samping kanan-kiri kori atau pintu masuk rumah untuk duduk-duduk)
- Perocot + (tempat air minum atau kendi yg terbuat dari tempurung kelapa)
- Endongan + (tempat bekal dr tapis kelapa)
- Bale-bale + (tempat duduk atau tempat tidur yang dibuat dari bambu atau kayu)
- Sanggah cucuk + (tempat sesajen terbuat dari anyaman bambu bertiang satu untuk buta kala)
- Maumah + (tempat tinggal, rumah)
- Perean + (tempayan yang kecil - kecil)
- Tampias + (tempias)
- Iad + (terasa sakit pada punggung karena kena benda keras atau dipukul)
- Marepah + (terbagi-bagi (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Mapocongan + (terikat kecil-kecil)
- Kanggoang + (terimalah)
- Empek-empekan + (terompet kecil)
- Pakecritcrit + (tersembur-sembur kecil)
- Kecrit-kecrit + (tersembur-sembur kecil)
- Makebris + (tertawa kecil dengan tiba-tiba, suara bersin)
- Karubuhin + (tertimpa robohan)
- Ngubeng + (tidak keluar)
- Ahimsa + (tidak menyiksa atau membunuh)
- Munju + (tikus kecil)
- Ebak + (tinta cina)
- Jerum + (tipu, daya, akal)
- Titi + (titian)
- Pletik + (titik putih pada dahi atau pelipis penari)
- Toko + (toko, kedai berupa bangunan permanen tempat menjual barang-barang)
- Capil + (topi dari anyaman daun kelapa atau bambu)
- Saab sari + (tudung saji/penutup sesajen kecil dari daun lontar)
- Dewa Ruci + (tuhan dalam manifestasinya sebagai penjaga air amerta (air kehidupan) di laut, berwujud orang kecil)
- Undagi + (tukang bangunan)
- Sangging + (tukang potong gigi dalam upacara mepandes atau mesangih)
- Balung + (tulang yang besar)
- Rukem + (tumbuhan yang batangnya berduri, buahnya bulat kecil terasa sepat ketika masih muda)
- Pipis jepun + (uang kepeng kecil berwarna hitam)
- Pis Kunci + (uang kepeng kecil tipis berwarna hitam)
- Medangsia + (uku atau minggu ke-empat belas dalam konsep wariga bali)
- Gumbreg + (uku atau wuku keenam)
- Atebah + (ukuran empat jari)
- Lipi lengis + (ular)
- Rontek + (umbul-umbul yang dipasang atau digunakan di tempat suci/pura)
- Rerontek + (umbul-umbul yang dipasang atau digunakan di tempat suci/pura)
- Kuma + (unsur terikat pembentuk kata yang artinya ‘berlaku seperti’ atau ‘menyerupai’)
- Puja wali + (upacara di pura)
- Sawa karesian + (upacara ngaben dengan mempergunakan simbol kayu cendana atau majegau sebagai pengganti jenazah)
- Pepada + (upacara penyucian hewan sebelum disembelih, dagingnya akan dipergunakan dl upacara)
- Recedana + (upacara pitra yadnya yg mengganti jenazah dg simbol air suci (tirta), biasanya dilakukan bila jenazah yg sudah dikuburkan tidak ada lagi bekas-bekasnya krn telah lama diku-burkan, atau letak kuburannya terlalu jauh)
- Jebeng + (utuh (tumbuh-tumbuhan yang berdaun rimbun atau berumpun))
- Besek + (wadah)
- Nalika + (waktu (menurut ukuran kesatuan waktu di bali, satu hari, siang atau malam) dibagi delapan bagian))
- Prabali + (wanita kebanyakan yang menikah dengan golongan bangsawan dalam masyarakat bali, biasa dipanggil jero atau pemekel)
- Penggak + (warung kecil tak permanen)
- Bale pelik + (bangunan rumah persegi empat berukuran kecil bertiang empat sebaga pengapit pelinggih atau tugu di pura-pura)
- Jongjong + ((bentuk) lonjong atau agak kuncup)
- Kanginan + ((rumah, banjar) sebelah timur jalan)
- Saang pamuun + ((seikat kecil) kayu api yang dimantrai oleh pendeta untuk menyulut mayat pertama kali)
- Matutuh + ((sudah) diberi obat tetes melalui hidung atau mata)
- Dadia + (1) hubungan kekerabatan (satu leluhur))
- Ariang + (adik)
- Pook + (agak cekung karena gembur (tentang tanah atau tembok))
- Yeh + (air)
- Durmanggala + (alamat buruk)
- Plentang + (alat perintang yang diikatkan pada tali layang-layang atau hewan)
- Pamelas + (alat untuk menceraikan (dari pertunangan atau perkawinan))
- Panampahan + (alat untuk menyembelih)
- Pamaji + (alat untuk merenggangkan belahan balok yg digergaji atau dibelah)
- Pangrekaan + (alat untuk ‘ngreka’ (dalam prosesi atau upacara ngaben))
- Rare + (anak kecil)
- Rare cili + (anak kecil)
- Cicing macanda + (anak kecil, permainan)
- Babedag + (anak kuda)
- Testes + (anak udang)
- Angkid + (angkat (sst yg dimasak atau yg dibenamkan))
- Embang + (antara)
- Klabang + (anyaman bilah bambu berbentuk persegi panjang yang digunakan sebagai alas untuk menjemur jajan)
- Klangsah + (anyaman dari daun kelapa untuk dinding atau atap)
- Panyeroan + (asisten rumah tangga)
- Klakah + (atap dari bambu yang dibelah)
- Pemada + (atap ilalang atau ijuk yang terpasang nomor dua dari bawah)
- Utawi + (atau)
- Wiadin + (atau)
- Gayungang + (ayunkan (tangan atau kaki))
- Ondo + (badan besar tapi pemikiran kecil (tentang manusia))
- Repah + (bagi (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Jeroan + (bagian dalam)
- Bijik + (bahan untuk membuat minuman cendol)
- Bale sumangkirang + (balai bertiang dua belas beratap ijuk, dahulu digunakan oleh raja-raja untuk upacara, sekarang sebagai tempat sajen di besakih)
- Bale timbang + (balai bertiang dua di sawah atau di balé banjar, tempat menimbang padi)
- Piasan + (balai suci tempat menghias pratima dsb atau tempat sajen yg ada di tempat suci)
- Mundak + (balai yang bertiang enam)
- Pering + (bambu)
- Tiing jajang + (bambu yang kecil-kecil)
- Wawangunan + (bangunan)
- Bale kambang + (bangunan bertiang 28, didirikan pada gundukan tanah yang dikelilingi kolam sebagai balai sidang raja, para pendeta, serta pejabat istana)
- Bale manguntur + (bangunan bertiang delapan belas menghadap ke selatan tempat bersemayam dewa-dewa pada waktu upacara batara turun kabéh)
- Bale bandung + (bangunan bertiang dua belas berisi jalur-jalur dan hiasan-hiasan di atas tiang-tiangnya)
- Bale mujur + (bangunan bertiang dua belas, didirikan di bagian barat pekarangan rumah, sebagai tempat menerima tamu)
- Bale pawedan + (bangunan bertiang empat yang digunakan sebagai tempat duduk pendeta melakukan pemujaan saat memimpin upacara ritual keagamaan)
- Bale pegat + (bangunan bertiang enam dengan balai-balainya terbagi dua, terletak di bagian barat pekarangan rumah, sebagai tempat menerima tamu)
- Bale sari + (bangunan bertiang sembilan letaknya di bagian barat pekarangan rumah, biasa disebut balé singasari)
- Pangubengan + (bangunan darurat di halaman luar pura untuk tempat pemujaan)
- Bale salunglung + (bangunan kecil segi empat bertiang tiga untuk tempat perlengkapan pembakaran mayat)
- Bale pagambuhan + (bangunan memanjang bertiang dua belas tempat pementasan gambuh, biasa terdapat di halaman tengah puri)
- Bale kembar + (bangunan memanjang dan berjajar masing-masing bertiang delapan)
- Bale agung + (bangunan panjang bertiang dua belas atau lebih)
- Bale lantang + (bangunan panjang bertiang dua belas atau lebih)
- Bale ongkara + (bangunan persegi empat bertiang satu, beratap ijuk di kiri kanan kori agung (besakih), disebut juga balé mundar-mandir)
- Bale murda + (bangunan persegi empat bertiang sebelas untuk tempat upacara adat di puri (istana raja))
- Bale bunder + (bangunan persegi enam)
- Bale mandapa + (bangunan pokok bertiang dua belas, umumnya tempat musyawarah)
- Bale sakutus + (bangunan rumah bertiang delapan, biasanya dipakai tempat tidur)
- Bale pelik +
- Bale paselang + (bangunan rumah persegi empat bertiang delapan, sebagai tempat upacara di pura besakih)
- Bale banjar + (bangunan rumah tempat pertemuan umum bagi warga desa)
- Meten + (bangunan rumah yg terletak di bagian utara pekarangan, bertiang delapan dan bertembok keliling)
- Bale wongkilas + (bangunan segi empat panjang, bertiang enam dengan rangkaian rusuk dibuat sedemikian rupa sehingga tampak seakan-akan tidak memiliki sambungan)
- Palinggih + (bangunan suci)
- Panyawangan + (bangunan suci tempat bersembahyang)
- Parhyangan + (bangunan suci tempat pemujaan agama hindu)
- Bale majalila + (bangunan tempat bersemayam ratu majalila di besakih)
- Bale tegeh + (bangunan tinggi di pojok halaman istana atau pura)
- Bale gong + (bangunan yang terletak di jaba tengah atau jaba sisi pada sebuah pura yang berfungsi sebagai tempat menabuh gong dan gamelan)
- Bale gede + (bangunan yg terletak di bagian selatan atau timur pekarangan rumah, bertiang dua belas, berdinding tembok di bagian selatan dan timur)
- Canggah + (bangunan, pohon)
- Ngengengan + (banyak cakap)
- Padlepek + (banyak yang duduk atau tidur di lantai)
- Gegrabadan + (barang-barang dagangan yang kecil-kecil seperti terasi, garam, gambir dsb)
- Paras + (batu paras)
- Paso + (bejana atau jambangan besar yang dibuat dari tanah untuk tempat air dan sebagainya)
- Polok-polokan + (bejana kecil)
- Bintul + (bengkak kecil sebagai bekas di gigit nyamuk)
- Bebakuhan + (bentuk umum suatu bangunan)
- Griti + (berbintik-bintik kecil)
- Malelambatan + (berburu dengan bedil atau senapan)
- Ngacep + (berdoa)
- Maplawah + (berisi plawah(kerangka alat musik tradisional bali yang biasanya diukir, sebagai tempat menyusun ‘bung-bung’ atau bambu resonansi ))
- Maprambat + (berisi ‘prambat’ (tali-temali yang direntangkan di sawah untuk menghalau burung)
- Magayung-gayungan + (berjuntai dengan mengayun-ayunkan kaki atau tangan)
- Ngendon + (berkunjung atau datang ke tempat jauh)
- Makuma + (berlagak)
- Matadah + (berlagak)
- Makedokan + (berlubang kecil dan dangkal)
- Minep-inepan + (bermalam di rumah orang lain)
- Ngrerep + (bermalam)
- Jelih + (bernas, kecil mungil)
- Matabih + (beroda)
- Mapilar + (berpilar)
- Mapi-mapi + (berpura-pura)
- Nyaruang + (berpura-pura)
- Masaung + (bersarung)
- Resik + (bersih (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Mareresik + (bersih-bersih (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Masomah + (bersuami atau beristeri)
- Ngambeng + (bertaruh besar (judi))
- Nyadigin + (bertingkah laku kasar atau berkata kasar)
- Medori putih + (biduri atau widuri putih)
- Klabet + (biji-bijian yang biasanya digunakan sebagai campuran minyak rambut atau bedak)
- Reng + (bilah-bilah kayu atau bambu yang dipasang pada kasau tempat memasang genting)
- Rimpung + (binasa (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Kuuk + (binatang sejenis musang)
- Kalisasuan + (binatang sejenis tawon yang membuat rumah dari tanah)
- Sawan ai + (binatang sejenis uir-uir atau tonggeret)
- Bintil + (bisul kecil)
- Andar + (bor kecil untuk membuat lubang pd kayu, sarung keris, dsb)
- Pusut + (bor kecil yang dipilin dengan tangan untuk melubangi sesuatu)
- Neb + (bubungan)
- Ruak + (buka lahan)
- Ruakang + (bukakan lahan)
- Rumbah + (bumbu cincang)
- Buntil + (bungkus dg kain atau selendang yg melilit di pinggang)
- Gabuag + (bunyi benda jatuh atau bunyi benda dipukul)
- Ngiung + (bunyi kumbang atau nyamuk beterbangan)
- Pecit + (burung kecil pemakan serangga, bersuara kecil dan ribut (prinia familiaris))
- Dedali + (burung layang atau walet)
- Calon + (calon)
- Jeruk + (cara mengasah keris atau taji)
- Rerehang + (carikan (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Cahcah + (cincang)
- Cukur + (cukur)
- Mariin-riinan + (dahulu-mendahului(basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Riinin + (dahului (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Riinang + (dahulukan)
- Dalem + (dalam)
- Purian + (dalam puri atau istana)
- Ruan + (daun (alus singgih: tingkatan bahasa (anggah-ungguhin basa) yang digunakan untuk menghormati atau menjunjung lawan bicara yang dihormati))
- Jumahan + (di dalam rumah)
- Jumah + (di rumah)
- Ngajero + (di rumah)
- Rempuyuk + (diam merunduk karena lesu atau sakit)
- Karepah + (dibagi-bagi (oleh) (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Karesikin + (dibersihkan (oleh) (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Karimpung + (dibinasakan (oleh) (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Rimpunga + (dibinasakannya (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Maruak + (dibuka lahan)
- Karereh + (dicari (oleh) (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Karerehin + (dicari-cari (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Karerehang + (dicarikan (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Rereha + (dicarinya (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Kariinang + (didahulukan)
- Katungkulang + (dihibur agar tidak menangis (tentang anak kecil))
- Bangsenganga + (diimbaskannya)
- Kehkeha + (dikaisnya)
- Kacarikin + (dimakan sebagian kecil hingga ada sisanya dalam jumlah besar (oleh))
- Carikina + (dimakannya sebagian kecil)
- Saka + (dinding)
- Karumbingin + (dipasangi rumbing (hiasan tanduk sapi yang digunakan pada saat perlombaan ‘makepung’ (balap cikar yang ditarik oleh sepasang kerbau atau sapi))
- Kaprambat + (dipasangi/diberi ‘prambat’ (tali-temali yang direntangkan di sawah untuk menghalau burung)
- Kapes + (dipepes)
- Marecah + (dipotong kecil-kecil)
- Karecah + (dipotong kecil-kecil (oleh))
- Recaha + (dipotongnya kecil-kecil)
- Ngamar + (dirawat di rumah sakit)
- Karingkus + (diringkus (oleh))
- Maringkus + (diringkus)
- Taganina + (disediakan makanan atau minuman)
- Kasau + (ditangkap dengan sau atau jaring bertangkai)
- Pat likur + (dua puluh empat (24))
- Dulang + (dulang)
- Riinan + (dulu)
- Papat + (empat)
- Pat + (empat)
- Empat + (empat)
- Catur warga / catur purusarta + (empat ajaran utama agama hindu)
- Patbelas + (empat belas (14))
- Setiman + (empat puluh lima)
- Samas + (empat ratus)
- Catur muka + (empat)
- Brumbun + (empat warna bercampur)
- Dayang-dayang + (gadis yang menjadi pelayan permaisuri atau putri di istana)
- Rajah + (gambar yang mengandung kekuatan gaib)
- Garmen + (garmen)
- Gedong + (gedung, bangunan)
- Gongseng + (gelang kaki yg dilengkapi dengan genta-genta (lonceng-lonceng) yang berukuran kecil, dipakai sebagai berlengkapan busana tari bali)
- Gupek + (gendang kecil)
- Ketipluk + (gendang kecil yang dipergunakan khusus oleh pendeta golongan waisnawa)
- Singal + (gendong (anak kecil) di pinggang)
- Grumbungan + (genta atau lonceng sapi)
- Genteng + (genting)
- Nyeledet + (gerkan mata ke kiri atau kekanan)
- Batur + (gunung)
- Blius + (hama (padi atau pala wija))
- Lolor + (hancur (karena panas atau direbus))
- Rapetan + (hasil merapatkan (jarak))
- Papocongan + (hasil pekerjaan mengikat kecil-kecil (tentang padi, jagung dan sebagainya))
- Ceniga + (hiasan berjumbai pada tempat sembahyang saat upacara, dibuat dari janur atau daun enau)
- Rumbing + (hiasan tanduk sapi yang digunakan pada saat perlombaan ‘makepung’ (balap cikar yang ditarik oleh sepasang kerbau atau sapi))
- Nasi gibungan + (hidangan nasi yg dibentuk menyerupai setengah bola cukup untuk empat sampai enam porsi)
- Tebenan + (hilir)
- Ngetis + (hujan)
- Na + (huruf atau aksara kedua dalam huruf/aksara bali)
- Lamadan + (ikan laut yang kecil)
- Pocong + (ikat kecil (tentang padi, jagung dan sebagainya))
- Pocongan + (ikatan kecil-kecil (tentang padi, jagung dan sebagainya))
- Pocongang + (ikatkan kecil-kecil (tentang padi, jagung dan sebagainya) (imperatif))
- Asta kosala-kosali + (ilmu)
- Rawit + (indah)
- Puri + (istana)
- Keraton + (istana, rumah)
- Balu + (istilah taruhan dalam sabungan ayam)
- Pepeson + (iuran)
- Paku pipid + (jahitan janur sebagai hiasan atau pelengkap upacara)
- Sau + (jala kecil bertangkai)
- Karma marga + (jalan atau usaha untuk mencapai kesempurnaan atau moksa dengan perbuatan dan bekerja tanpa pamrih.)
- Balu remban + (janda atau duda yang memiliki banyak anak)
- Balu remba + (janda atau duda yng memiliki banyak anak)
- Pengkang + (jaring kecil bertangkai untuk menangkap ikan)
- Erang-erang + (jenis ikan laut)
- Isin jeron + (jeroan)
- Panyarikan + (juru tulis dalam ranah adat atau organisasi di desa)
- Pedapa + (kain atau tikar yang dipasang di sekeliling balai - balai)
- Ider-ider + (kain hiasan yang dipasang berkeliling pada talang rumah)
- Satang + (kalangan)
- Rontong + (kaleng kecil)
- Tandas + (kamar kecil)
- Manian + (kapan-kapan)
- Iga-iga + (kasau)
- Pangerekan + (katrol)
- Tadah Paksi + (kayu penguat yang menghubungkan bagian atas tiang balai-balai pada bangunan, biasanya dialur atau diukir)
- Gegitik + (kayu untuk melempar atau memukul)
- Kawang + (ke luar rumah)
- Gabur + (keadaan yang berhamburan atau berserakan)
- Cerik + (kecil)
- Rupit + (kecil)
- Nyenikin + (kecil)
- Dangil + (kecil)
- Cenil + (kecil)
- Nista + (kecil (tentang upacara dsb))
- Gigis + (kecil (tt volume suara))
- Geles + (kecil)
- Alit + (kecil)
- Cenik + (kecil)
- Pleking + (kecil pada bagian tengah)
- Renik + (kecil-kecil tapi indah)
- Nyuh enggalan + (kelapa yang cepat berbuah, butirnya agak kecil-kecil)
- Nyuh bojog + (kelapa yang sabutnya sangat mudah dikoyak atau dikupas)
- Nyuh bulan + (kelapa yang ukurannya agak kecil dan kulitnya berwarna putih kekuningan)
- Nyuh puuh + (kelapa yg warnanya hijau keputih-putihan berbintik-bintik dan butirnya kecil-kecil)
- Cenik-cenik + (keluarga (anaknya))
- Sipenan + (kemasukan debu atau benda-benda kecil (tentang mata))
- Sepenan + (kemasukan debu atau benda-benda kecil (tentang mata))
- Mabanyu + (kencing)
- Tendas + (kepala (biasanya merujuk pada hewan atau penggunaan kata kasar))
- Saing-saing + (kepiting)