Sudah hampir dua tahun, pandemi corona atau covid - 19 telah mengguncang seisi dunia. Dampak daripada adanya pandemi covid -19 inilah yang membuat sektor perekonomian di Pulau Bali menurun derastis. Banyak masyarakat Bali yang beralih pekerjaan agar bisa menghidupi keluarganya. Mulai dengan menjadi pedagang pinggiran, pedagang kaki lima, bahkan memanfaatkan kemampuan atau soft skill.
Namun, tidak sedikit juga yang masih mempertahankan eksistensi pekerjaannya walaupun pandemi covid - 19 sangat menurunkan perekonomian. Seperti halnya para petani di Bali. Mereka tetap bekerja dari pagi hingga menjelang sore agar bisa mendapatkan penghasilan. Dengan mempertahankan tradisi subak (menanam padi) di Bali inilah yang membuat mereka mampu menghasilkan nilai jual tinggi sekaligus menarik eksistensi kebudayaan juga pariwisata di Bali. Tanaman padi sudah ada sejak zaman dahulu digunakan untuk mencukupi kebutuhan hidup masyarakat Bali. Subak di Bali merupakan contoh dari salah satu fungsi kearifan lokal, yaitu untuk pengembangan ilmu pengetahuan dan kebudayaan. Subak merupakan metode teknologi dan budaya asli para petani di Bali. Subak mengatur tentang manajemen dan sistem pengairan sawah secara tradisional. Dengan sistem subak, para petani mendapatkan bagian air sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan oleh hasil musyawarah dari warga. Dengan adanya terasering di sawah membuat tanaman padi terlihat lebih tertata rapi. Selain itu, dengan adanya tradisi subak dalam sektor pertanian juga membawa pengaruh besar di dalam bidang pariwisata untuk berkunjung ke persawahan.
Enable comment auto-refresher