- Name of Place
- Museum Le Mayeur
- Location
- Reference
- https://bit.ly/2ItVQ0T
- Lontar
- Folktales
- Biographies
- Children's Books
- Books
- Holidays and Ceremonies
Information about place
In English
Artist Adrien-Jean Le Mayeur de Merpres (1880–1958) arrived in Bali in 1932, and married the beautiful Legong dancer Ni Polok three years later, when she was just 15. They lived in this compound back when Sanur was still a quiet fishing village. After the artist’s death, Ni Polok lived in the house until she died in 1985. Despite security (some of Le Mayeur's paintings have sold for US$150,000) and conservation problems, almost 90 of Le Mayeur's paintings are displayed.
The house is an interesting example of Balinese-style architecture – notice the beautifully carved window shutters that recount the story of Rama and Sita from the Ramayana. The museum has a naturalistic Balinese interior of woven fibres. Some of Le Mayeur’s early works are impressionist paintings from his travels in Africa, India, the Mediterranean and the South Pacific. Paintings from his early period in Bali are romantic depictions of daily life and beautiful Balinese women – often Ni Polok. The works from the 1950s are in much better condition, displaying the vibrant colours that later became popular with young Balinese artists. Look for the haunting black-and-white photos of Ni Polok.In Balinese
Saking Lonely Planet:
Artis Adrien-Jean Le Mayeur de Merpres 1880 1958 rauh ring Bali warsa 1932, marabian sareng pragina legong pinih ayu mawasta Ni Polok. Tigang warsa salanturnyane, ri kala Ni Polok mayusa 15 warsa. Ipun makakalih meneng ring Sanur. Daweg nika, sanur kantun madabdaban dados desan para bendega. Ri sampune Le Mayeur seda, Ni Polok meneng ring jero punika kantos ipun taler seda warsa 1985. Yadiastun wenten keamanan makudan-kudang lukisan Le Mayeur kaadol kantos 150.000 dolar Amerika miwah pikobet konservasi, tambis 90 lukisan Le Mayeur kapajang.
Jero puniki wantah imba arsitektur Bali - indayang cingakin jendela sane bungah maukir, nyritayang indik Rama miwah Sita ring Ramayana. Museum puniki madue interior tenun Bali sane naturalistik. Makudang-kudang kriyan Le Mayeur wantah lukisan impresionis indik pamargin ipun saking Afrika, India, Mediterania miwah Pasifik Selatan. Lukisan saking Bali Purwa nlatarang indik kawentenan kauripan krama Bali sarahina-rahina sane becik tur romantis, taler anak istri Bali sane jegeg pisan - akehan punika Ni Polok. Lukisan saking warsa 1950-an sane nenten rusak, madue warna sane bingar, tur dados kaloktah ring para seniman Bali. Tegarang rereh foto-foto timbul Ni Polok mawarna selem-putih
In Indonesian
Seniman Adrien-Jean Le Mayeur de Merpres (1880–1958) tiba di Bali pada tahun 1932, dan menikah dengan penari Legong cantik Ni Polok. Tiga tahun kemudian, ketika Ni Polok baru berusia 15 tahun. Mereka tinggal di kompleks ini, ketika Sanur masih menjadi nelayan yang tenang. Setelah kematian sang seniman, Ni Polok tinggal di rumah itu sampai ia meninggal pada tahun 1985. Meskipun ada keamanan (beberapa lukisan Le Mayeur terjual seharga US$150.000) dan masalah konservasi, hampir 90 lukisan Le Mayeur dipajang.
Rumah ini merupakan contoh menarik dari arsitektur bergaya Bali – perhatikan jendela-jendela berukir indah yang menceritakan kisah Rama dan Sita dari Ramayana. Museum ini memiliki interior serat tenun Bali yang naturalistik. Beberapa karya awal Le Mayeur adalah lukisan impresionis dari perjalanannya di Afrika, India, Mediterania, dan Pasifik Selatan. Lukisan dari periode awal di Bali adalah penggambaran romantis kehidupan sehari-hari dan wanita cantik Bali – sering Ni Polok. Karya-karya dari tahun 1950-an dalam kondisi yang jauh lebih baik, menampilkan warna-warna cerah yang kemudian menjadi populer di kalangan seniman muda Bali. Carilah foto-foto timbul hitam putih Ni PolokIn English
In Balinese
In Indonesian
Museum ini sebenernya tempat tinggal dari pelukis yang bernama Adrien Jaen Le Mayure. Siapa dia? Le Mayeur adalah pelukis yang berasal dari Bruxelles Belgia yang datang ke Bali pada tahun 1932. Beragam lukisan mulai dari kehidupan sang istri Ni Pollok hingga keindahan alam Sanur terekam dalam lukisan.
Lukisan tertua di Museum Le Mayeur tercatat pada tahun 1921 dan termuda adalah satu tahun sebelum Le Mayeur meninggal yakni 1957. Jumlah lukisannya semasa hidup tercatat sebanyak 88 buah. Di museum ini tersebut terdapat 6 ruangan yang diantaranya ruang studio tempat melukis, ruang untuk tamu yang ingin melihat lukisan, ruang untuk berkumpul keluarga, ruang untuk tempat istirahat (kamar tidur), ruang untuk Ni Polok merias diri beserta kamar mandi, ruang untuk menyiapkan sesajian dan menyimpan alat – alat upacara.
Selain hal tersebut, museum ini terletak di pinggir pantai Sanur Denpasar. Dari pantai ini kita dapat menikmati matahari terbit dan hiruk pikuk orang-orang yang akan menyebrang dari pulau Bali ke Nusa Penida atau Nusa Lembongan. Pantai dengan pasir putih ini akan cukup mudah ditemukan lokasinya sehingga alasan untuk tidak mampir ke museum jelas tidak ada salahnya.
Museum Le Mayeur buka setiap hari kecuali Jumat, pukul 08.30 sampai 12.30 WITA, dan hari libur resmi tutup. Jadi silahkan berkunjung ke museum sambil menikmati pemandangan pantai Sanur.
I Kadek
Enable comment auto-refresher