Search by property
From BASAbaliWiki
This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.
List of results
- Ngid + (seperti rasa atau bau tanah yang dibakar)
- Sipsip + (sepotong bambu di atas rusuk rumah tempat mengikatkan atap)
- Dasaksara + (sepuluhhuruf suci sebagai pelambang siwa)
- Conge-conge + (serangga pohon yang berbunyi waktu sunyi)
- Sigar Mangsi + (serba hitam)
- Sapih + (seri)
- Sabeng + (sering datang ke suatu tempat)
- Pilpil + (sertifikat tanah)
- Segehan + (sesajen (berupa nasi yang diberi warna))
- Nasi pangkonan + (sesajen hidangan yang biasanya dipergunakan dalam upacara bhuta yadnya)
- Nasi sasah + (sesajen kecil yang dibentuk dengan menaburkan nasi dan serundeng di atas takir (alas dari daun pisang atau kelapa) dan dihiasi bunga)
- Santun + (sesajen yang berisi benda yang berbentuk bulat, seperti kelapa utuh dan telur.)
- Pameeg + (sesajen yang ditaruh pada keempat sudut gundukan tanah kuburan)
- Saagan + (sesajen yang telah dipersembahkan kemudian dimakan bersama)
- Berekan + (sesuatu yang busuk)
- Adol-adolan + (sesuatu yang dijual)
- Panempal + (sesuatu yang dipakai memoles tebal-tebal)
- Sesaupan + (sesuatu yang diperoleh tanpa memilih)
- Papingitan + (sesuatu yang dirahasiakan)
- Aat-aatan + (sesuatu yang diusahakan dengan keras)
- Ngonngonan + (sesuatu yang mengagumkan)
- Papendeman + (sesuatu yang mengandung kekuatan gaib yang ditanam pada pekarangan rumah untuk mencelakai penghuni rumah)
- Angob-angoban + (sesuatu yang mengherankan)
- Ababan + (sesuatu yang sudah diambili tangkai-tangkai bulirnya)
- Nasib + (sesuatu yang sudah ditentukan oleh tuhan atas diri seseorang)
- Tetabasan + (sesuatu yang telah diratakan)
- Rusak-rusakan + (sesuatu yang telah rusak)
- Satia wacana + (setia kepada kata-kata atau ucapan)
- Satia budi + (setia pada cita-cita)
- Sandi ngucap + (setiap kata yang diucapkan bertuah)
- Kado + (sia-sia)
- Dauh tepat + (siang hari)
- Sesirep + (sihir yang menyebabkan orang tertidur)
- Kanag + (sikap badan yang dadanya maju ke depan)
- Ngembir + (sikap sapi jantan yang marah)
- Gagang + (sikap tangan seperti orang yang jijik)
- Pranawa + (simbol bunyi sakti om)
- Sumpe + (simpai (pada sarung pisau)
- Sipit + (sipit)
- Patik + (sirip yang berbisa)
- Sisi + (sisi)
- Somah + (suami atau istri)
- Kacuas + (suara lompatan yang jauh)
- Rengi + (suara tangis)
- Balik sumpah + (suatu upacara kurban (buta yadnya) lebih besar dari pada rsi gana)
- Plaspasin + (sucikan (suatu bangunan baru melalui upacara keagamaan))
- Plaspas + (sucikan (tentang bangunan dan sebagainya yang baru selesai) dengan sesajen)
- Kedangkan + (sukar dikalahkan, ayam yang unggul berlaga)
- Sasat + (sumpah)
- Cubang + (sumur atau kolam untuk menampung air hujan)
- Guangan + (sundari pada layang-layang)
- Rerepi + (surat (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Pipil + (surat tanda kepemilikan tanah)
- Sawala + (surat yang ditulis pada daun lontar)
- Gandawari + (tabir)
- Tabuan keh + (tabuan yang biasanya bersarang di dalam tanah)
- Lelambatan + (tabuh gong dengan irama yang lamban)
- Bonjor + (tabung bambu untuk tempat air)
- Tuni + (tadi)
- Ceeng + (takaran beras dari tempurung kelapa)
- Plantar + (takuk pada pohon kelapa dan sebagainya untuk tempat berpijak)
- Ayat + (takut)
- Bokoran + (talam sejenis baskom terbuat dari perak, kayu, dsb)
- Bandut + (tali pemikul)
- Dadung + (tali tambang, tali yang besar dan kuat)
- Planting + (tali yang tergantung untuk alat naik-turun)
- Prambat + (tali-temali yang direntangkan di sawah untuk menghalau burung)
- Tledu nginyah + (tanah pekarangan yang lebih tinggi dari tanah pekarangan di sekitarnya)
- Celedu nginyah + (tanah pekarangan yang lebih tinggi dari tanah pekarangan di sekitarnya)
- Munduk + (tanah yang meninggi seperti bukit)
- Ergilo + (tanaman mawar yg bunganya berwarna merah tua dg ukuran lebih besar dr mawar pada umumnya)
- Pamulan + (tanaman)
- Tetanduranne + (tanaman)
- Gegada + (tanda biru atau hitam seperti penggada pada kaki ayam jago yang berwarna kuning)
- Barung + (tanding)
- Rangdunan + (tanduk pada kedua kaki ayam jago yang bentuknya kecil dan mengarah ke atas)
- Jan + (tangga)
- Dangul + (tangkai buah pisang atau enau)
- Tangki + (tangki)
- Jauk + (tari yang bersifat pantomim dengan memakai topeng yang memerankan tokoh yang kuat dan dahsyat (seperti siwa dan rahwana))
- Bebali + (tari yg disakralkan dan biasanya dipertunjukkan di pura-pura yg ada hubungannya dg upacara agama, spt tari rejang, sang hyang, pendet, dan baris upacara)
- Rejang + (tarian keagamaan dg gerakan yg sederhana, biasanya diiringigamelan slonding, ditarikan di pura oleh sejumlah anak-anak gadis berderet ke belakang di belakang pemangku (pemuka agama))
- Kampek + (tas kecil dari bambu atau lontar untuk tempat sirih pinang)
- Prama Sastra + (tata bahasa)
- Tebel-tebel + (tebal-tebal)
- Rejeng + (tebing curam)
- Tebas + (tebus)
- Tebasang + (tebuskan)
- Cecangkriman + (teka-teki yang bertembang pucung, biasa dilagukan untuk menidurkan anak kecil)
- Pesak + (tekstur yang kasar)
- Bangkarna + (telinga merah pada ayam)
- Curek + (telinga yang mengeluarkan nanah)
- Leneng + (tembok rendah di samping kanan-kiri kori atau pintu masuk rumah untuk duduk-duduk)
- Genah + (tempat)
- Pelangkiran + (tempat)
- Patongosan + (tempat)
- Ebek + (tempat (keranjang, botol, bak) isi (beras, air, susu, gula) dan lain-lain)
- Pangencoban + (tempat air (untuk mengasah pisau))
- Perocot + (tempat air minum atau kendi yg terbuat dari tempurung kelapa)
- Siwamba + (tempat air suci)
- Sibuh + (tempat air suci (tirta))
- Paslengkat + (tempat)
- Endongan + (tempat bekal dr tapis kelapa)
- Pamejuan + (tempat berak)
- Parerenan + (tempat berhenti)
- Pararianan + (tempat berhenti)
- Pamayasan + (tempat berhias)
- Penjekan + (tempat berpijak)
- Enangan + (tempat bersemak)
- Jempeng + (tempat buang air)
- Paceringan + (tempat buang hajat)
- Pot + (tempat bunga)
- Dedampar + (tempat duduk)
- Bale-bale + (tempat duduk atau tempat tidur yang dibuat dari bambu atau kayu)
- Jarupih + (tempat duduk di tepi sampan, geladak kapal)
- Pencegan + (tempat hinggap)
- Pangencegan + (tempat hinggap)
- Coblok + (tempat kapur sirih)
- Paciringan + (tempat kencing)
- Tongos + (tempat)
- Pakecogan + (tempat melompat)
- Dunungan + (tempat memondok)
- Plangkiran + (tempat mempersembahkan sajen, terbuat dr papan kayu, dipasang di tembok ruangan)
- Pamiosan + (tempat memujaan)
- Pagagan + (tempat menanam padi ladang)
- Penastan + (tempat mencuci tangan (alus singgih))
- Pangasaban + (tempat menggosok)
- Pacanangan + (tempat menginang)
- Pasanggrahan + (tempat menginap)
- Sokasi + (tempat nasi)
- Klumpu + (tempat padi)
- Grombong + (tempat pembakaran)
- Prapen + (tempat pembuatan senjata tajam dari bahan logam (besi dan baja))
- Catu meres + (tempat pemujaan)
- Pengkeban + (tempat persembunyian)
- Makepunan + (tempat)
- Bokor + (tempat sajen)
- Keben + (tempat sesajen)
- Sanggah cucuk + (tempat sesajen terbuat dari anyaman bambu bertiang satu untuk buta kala)
- Sanggah cukcuk + (tempat sesajian)
- Gandek + (tempat sirih pinang yang dibuat dari anyaman daun lontar yang bagian bawahnya beralas kayu)
- Bebaturan + (tempat suci)
- Pepelik + (tempat suci pemujaan tuhan bagi agama hindu)
- Ancut + (tempat terpencil)
- Panyirepan + (tempat tidur)
- Pedeman + (tempat tidur)
- Pamulesan + (tempat tidur)
- Pameludan + (tempat tidur)
- Linggih + (tempat tinggal)
- Maumah + (tempat tinggal, rumah)
- Penglipuran + (tempat wisata)
- Rangki + (tempat yang berdinding untuk berhias para penari sebelum keluar menari.)
- Jrogjogan + (tempat yang menurun)
- Ceraken + (tempat, penghangat, urap/lulur)
- Ejangin + (tempat, barang (yang bisa dimasukkan), penuh, kurang)
- Edoh + (tempat, berjalan, capek, jarak)
- Belong + (tempayan besar tempat air)
- Perean + (tempayan yang kecil - kecil)
- Tampias + (tempias)
- Tengah + (tengah)
- Dalu + (tengah malam)
- Sisin + (tepi)
- Iad + (terasa sakit pada punggung karena kena benda keras atau dipukul)
- Marepah + (terbagi-bagi (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Mapleking + (tercekak sampai mengecil pada bagian tengah)
- Mebat + (tercincang)
- Pranagata + (tergesa-gesa karena suatu hal yang penting)
- Kanggoang + (terimalah)
- Mageblag + (terjatuh (pada bagian kepala))
- Ngejetjet + (terkejang-kejang (seperti orang yang menjelang ajalnya))
- Babang + (terkejut-kejut pada waktu tidur)
- Gumas + (terlampau masak)
- Guyap-guyap + (terlentang di tempat tidur karena lama menderita sakit)
- Sukak + (tersedak)
- Karubuhin + (tertimpa robohan)
- Panyada + (tetua)
- Kepud + (tidak ada yang melanjutkan (tentang keturunan))
- Pendeng + (tidak berani makan)
- Runyam + (tidak bisa diam)
- Ngencet + (tidak hadir)
- Ngubeng + (tidak keluar)
- Ahimsa + (tidak menyiksa atau membunuh)
- Kedi + (tidak pernah haid, wanita yang tidak dapat dewasa)
- Taban + (tidur)
- Ebak + (tinta cina)
- Jerum + (tipu, daya, akal)
- Bebandungan + (tiruan bentuk yang menyerupai aslinya)
- Pletik + (titik putih pada dahi atau pelipis penari)
- Toko + (toko, kedai berupa bangunan permanen tempat menjual barang-barang)
- Bungkling + (tokoh dalam cerita rakyat yang banyak akalnya)
- Pengawin + (tombak dan alat perlengkapan upacara di tempat suci)
- Capil + (topi dari anyaman daun kelapa atau bambu)
- Babakan + (torehan kulit kayu pohon)
- Lingsir + (tua)
- Saab bora + (tudung saji/penutup sesajen yang besar)
- Dewa Ruci + (tuhan dalam manifestasinya sebagai penjaga air amerta (air kehidupan) di laut, berwujud orang kecil)
- Undagi + (tukang bangunan)
- Sangging + (tukang potong gigi dalam upacara mepandes atau mesangih)
- Balung + (tulang yang besar)
- Balung gending + (tulang yang terdapat pada persendian)
- Galing + (tumbuhan merambat yang bunganya berbentuk corong berwarna biru (cayratia trifolia))
- Rukem + (tumbuhan yang batangnya berduri, buahnya bulat kecil terasa sepat ketika masih muda)
- Galuga + (tumbuhan yang buahnya megandung zat berwarna merah)
- Daluman + (tumbuhan yang melilit daunnya dapat dipakai minuman.)
- Pinggul + (tumpulkan (tentang segi balok yang tajam))
- Kekeb + (tutup kukusan yang berbahan tanah liat)
- Pipis glembang + (uang kepeng besar yang dipakai dalam judi)
- Sesari + (uang pelengkap pada sesajen)
- Air + (uir-uir)
- Raos ngempelin + (ujaran yang bermakna ganda)
- Medangsia + (uku atau minggu ke-empat belas dalam konsep wariga bali)
- Gumbreg + (uku atau wuku keenam)
- Rontek + (umbul-umbul yang dipasang atau digunakan di tempat suci/pura)
- Rerontek + (umbul-umbul yang dipasang atau digunakan di tempat suci/pura)
- Tragtag + (undakan yg dipasang di panggung, badé, dsb)
- Kuma + (unsur terikat pembentuk kata yang artinya ‘berlaku seperti’ atau ‘menyerupai’)
- Pangrebongan + (upacara agama yang menggambarkan serbuan terhadap musuh)
- Resi Gana + (upacara bhuta yadnya yang lebih besar dari panca sata)
- Papegatan + (upacara dalam rangkaian upacara kematian untuk memutuskan hubungan antara arwah yang meninggal dan sanak keluarga yang ditinggalkan)
- Puja wali + (upacara di pura)
- Nyaag + (upacara kurban untuk memulai turun ke sawah yang dilaksanakan di bendungan)
- Sawa karesian + (upacara ngaben dengan mempergunakan simbol kayu cendana atau majegau sebagai pengganti jenazah)
- Biyu kukung + (upacara pada saat tanaman padi sedang berbuah)
- Pangruat + (upacara pembersihan terhadap leluhur yang perbuatannya dianggap berdosa)
- Pepada + (upacara penyucian hewan sebelum disembelih, dagingnya akan dipergunakan dl upacara)
- Recedana + (upacara pitra yadnya yg mengganti jenazah dg simbol air suci (tirta), biasanya dilakukan bila jenazah yg sudah dikuburkan tidak ada lagi bekas-bekasnya krn telah lama diku-burkan, atau letak kuburannya terlalu jauh)
- Tumpek Kandang + (upacara selamatan untuk hewan yang jatuh pada sabtu kliwon wuku uye)
- Pitra Yadnya + (upacara untuk roh leluhur yang sudah meninggal.)
- Bhuta Yadnya + (upacara yadnya yang dilaksanakan untuk menjaga keharmonisan bhuta hita yang dibangun dari panca maha bhuta yang merupakan unsur-unsur dasar dari bhuwana agung (alam semesta) maupun bhuwana alit itu sendiri.)
- Kecicingan + (urat darah kelihatan membesar kebiru-biruan (biasanya pada betis))
- Gayot + (usungan untuk mengarak orang yang dibuatkan upacara (biasanya bangsawan))
- Jebeng + (utuh (tumbuh-tumbuhan yang berdaun rimbun atau berumpun))
- Besek + (wadah)
- Wadah + (wadah. tempat)
- Nalika + (waktu (menurut ukuran kesatuan waktu di bali, satu hari, siang atau malam) dibagi delapan bagian))
- Manggeh + (waktu)
- Kali tepet + (waktu tepat tengah hari)
- Atelahan + (waktu yang dihabiskan untuk menghabiskan sesuatu)
- Prabali + (wanita kebanyakan yang menikah dengan golongan bangsawan dalam masyarakat bali, biasa dipanggil jero atau pemekel)
- Wastapel + (wastafel)
- Kuub + (wilayah)
- Ane + (yang)
- Kang + (yang)
- Sane + (yang)
- Tiosan + (yang lain)
- Encen + (yang mana)
- Engken + (yang mana)
- Sane tunian + (yang tadi)
- Pamutus + (yang terakhir)
- Palungguh + (yang terhormat)
- Bale gong + (bangunan yang terletak di jaba tengah atau jaba sisi pada sebuah pura yang berfungsi sebagai tempat menabuh gong dan gamelan)
- Jongjong + ((bentuk) lonjong atau agak kuncup)
- Jabag + ((berkata) kasar kepada orang yang patut dihormati)
- Saang pamuun + ((seikat kecil) kayu api yang dimantrai oleh pendeta untuk menyulut mayat pertama kali)
- Matutuh + ((sudah) diberi obat tetes melalui hidung atau mata)
- Makantet + ((sudah) diikat, terikat (satu dengan yang lain))
- Dadia + (1) hubungan kekerabatan (satu leluhur))
- Mejunin + (1. berak di tempat tidur dengan tidak sengaja)
- Mamadik + (acara meminang sebelum dilaksanakan upacara perkawinan / pawiwahan yang dalam tata cara perkawinan adat bali)
- Mapantes - pantesan + (ada yang sesuai ada yang tidak)
- Yayi + (adik)
- Abang age + (adonan kelapa parut dengan bumbu berwarna merah putih sebagai dasar dalam tetandingan/rangkaian kawisan (sejenis sajen) dalam upacara adat di bali)
- Pook + (agak cekung karena gembur (tentang tanah atau tembok))
- Rereng + (agak tuli)
- Yeh + (air)
- Banyeh + (air yang keluar dari mayat)
- Asta brata + (ajaran kepemimpinan yang meneladani delapan dewa menurut agama hindu)
- Pamuputne + (akhirnya)
- Nania + (aksara bali yang letaknya bergantung pada huruf pokok yang melambangkan bunyi ya)
- Aksara wayah + (aksara, tanda aksara dalam tata tulis yang merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa.)
- Durmanggala + (alamat buruk)
- Galar + (alas balai-balai dari bilah-bilah bambu)
- Plantik + (alat dari bambu yang dipakai untuk menjepit daun ‘gowangan’ (pita dari daun untuk menghasilkan suara) dengan batangnya)
- Rindik + (alat musik gamelan yang berbahan bambu seperti kulintang dengan tangga nada lagu bali)
- Plentang + (alat perintang yang diikatkan pada tali layang-layang atau hewan)
- Por + (alat tenun tradisional yang menjepit pinggang penenun dari belakang)
- Pangrenteb + (alat untuk memeriahkan)
- Papanggulan + (alat untuk memukul gamelan)
- Pamelas + (alat untuk menceraikan (dari pertunangan atau perkawinan))
- Panampahan + (alat untuk menyembelih)
- Pamaji + (alat untuk merenggangkan belahan balok yg digergaji atau dibelah)
- Pangrekaan + (alat untuk ‘ngreka’ (dalam prosesi atau upacara ngaben))
- Tatebeng + (alat yang berfungsi sebagai penghalang cahaya pada lampu)
- Cemer + (alat-alat upacara, tempat)
- Galur + (aliran air yang besar)
- Masemped + (amat lebat)
- Nyemped + (amat lebat)
- Jejemakan + (ambil)
- Amplas + (amplas)
- Rare Angon + (anak gembala)
- Rare dia-diu + (anak haram)
- Babedag + (anak kuda)
- Angkid + (angkat (sst yg dimasak atau yg dibenamkan))
- Angklung + (angklung)
- Embang + (antara)
- Paplengkungan + (anyaman bambu sebagai penutup jenazah)
- Klabang + (anyaman bilah bambu berbentuk persegi panjang yang digunakan sebagai alas untuk menjemur jajan)
- Klangsah + (anyaman dari daun kelapa untuk dinding atau atap)
- Ingka + (anyaman dari lidi jamur yang berbentuk bundar ceper)
- Tetagihan + (apa apa yang diminta)
- Dedudukan + (apa-apa yang dipungut)
- Rerigedan + (apa-apa yang mengotori)
- Timbun + (api unggun di tempat kecelakaan)
- Api takep + (api yang ditaruh pada dua keping sabut kelapa yang diletakkan bersilang, yang di atas menelungkup menutupi yang di bawah, dipakai pada waktu upacara buta yadnya)
- Klakah + (atap dari bambu yang dibelah)
- Pemada + (atap ilalang atau ijuk yang terpasang nomor dua dari bawah)
- Utawi + (atau)
- Wiadin + (atau)
- Adat + (aturan secara tradisional yang selalu ditaati)
- Pra + (awalan yang menyatakan seketika)
- Demerit + (ayam)
- Siap bakakap + (ayam panggang utuh yang tidak berisi empedu dan usus (isi perut))
- Saungan + (ayam yang belum pernah diadu)
- Gayungang + (ayunkan (tangan atau kaki))
- Sargah + (bab pada kakawin ramayana)
- Culuung + (babi)
- Luir + (bagai)
- Repah + (bagi (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Parwa + (bagian dari mahabarata)
- Pangambean + (bagian sesajen pada upacara ngambe untuk memanggil dan menyongsong leluhur, tuhan dan sebagainya)
- Tibu + (bagian sungai yang dalam)
- Bijik + (bahan untuk membuat minuman cendol)
- Bak + (bak)
- Bale angklung + (balai angklung)
- Bale sumangkirang + (balai bertiang dua belas beratap ijuk, dahulu digunakan oleh raja-raja untuk upacara, sekarang sebagai tempat sajen di besakih)
- Bale timbang + (balai bertiang dua di sawah atau di balé banjar, tempat menimbang padi)
- Piasan + (balai suci tempat menghias pratima dsb atau tempat sajen yg ada di tempat suci)
- Mundak + (balai yang bertiang enam)
- Plangkan + (balai-balai dari kayu)
- Pering + (bambu)
- Jlepung + (bambu yang besar)
- Jlempung + (bambu yang besar)
- Tiing jajang + (bambu yang kecil-kecil)
- Bangku + (bangku)
- Wawangunan + (bangunan)
- Bale kambang + (bangunan bertiang 28, didirikan pada gundukan tanah yang dikelilingi kolam sebagai balai sidang raja, para pendeta, serta pejabat istana)
- Bale manguntur + (bangunan bertiang delapan belas menghadap ke selatan tempat bersemayam dewa-dewa pada waktu upacara batara turun kabéh)
- Bale bandung + (bangunan bertiang dua belas berisi jalur-jalur dan hiasan-hiasan di atas tiang-tiangnya)
- Bale mujur + (bangunan bertiang dua belas, didirikan di bagian barat pekarangan rumah, sebagai tempat menerima tamu)
- Bale pawedan + (bangunan bertiang empat yang digunakan sebagai tempat duduk pendeta melakukan pemujaan saat memimpin upacara ritual keagamaan)
- Bale pegat + (bangunan bertiang enam dengan balai-balainya terbagi dua, terletak di bagian barat pekarangan rumah, sebagai tempat menerima tamu)
- Bale sari + (bangunan bertiang sembilan letaknya di bagian barat pekarangan rumah, biasa disebut balé singasari)
- Pangubengan + (bangunan darurat di halaman luar pura untuk tempat pemujaan)
- Bale salunglung + (bangunan kecil segi empat bertiang tiga untuk tempat perlengkapan pembakaran mayat)
- Bale pagambuhan + (bangunan memanjang bertiang dua belas tempat pementasan gambuh, biasa terdapat di halaman tengah puri)
- Bale kembar + (bangunan memanjang dan berjajar masing-masing bertiang delapan)
- Bale lantang + (bangunan panjang bertiang dua belas atau lebih)
- Bale agung + (bangunan panjang bertiang dua belas atau lebih)
- Bale ongkara + (bangunan persegi empat bertiang satu, beratap ijuk di kiri kanan kori agung (besakih), disebut juga balé mundar-mandir)
- Bale murda + (bangunan persegi empat bertiang sebelas untuk tempat upacara adat di puri (istana raja))
- Bale bunder + (bangunan persegi enam)
- Bale mandapa + (bangunan pokok bertiang dua belas, umumnya tempat musyawarah)
- Bale sakutus + (bangunan rumah bertiang delapan, biasanya dipakai tempat tidur)
- Bale pelik + (bangunan rumah persegi empat berukuran kecil bertiang empat sebaga pengapit pelinggih atau tugu di pura-pura)
- Bale paselang + (bangunan rumah persegi empat bertiang delapan, sebagai tempat upacara di pura besakih)
- Bale banjar + (bangunan rumah tempat pertemuan umum bagi warga desa)
- Meten + (bangunan rumah yg terletak di bagian utara pekarangan, bertiang delapan dan bertembok keliling)
- Bale wongkilas + (bangunan segi empat panjang, bertiang enam dengan rangkaian rusuk dibuat sedemikian rupa sehingga tampak seakan-akan tidak memiliki sambungan)
- Palinggih + (bangunan suci)
- Panyawangan + (bangunan suci tempat bersembahyang)
- Parhyangan + (bangunan suci tempat pemujaan agama hindu)
- Bale majalila + (bangunan tempat bersemayam ratu majalila di besakih)
- Bale tegeh + (bangunan tinggi di pojok halaman istana atau pura)
- Bale gong +
- Bale gede + (bangunan yg terletak di bagian selatan atau timur pekarangan rumah, bertiang dua belas, berdinding tembok di bagian selatan dan timur)
- Canggah + (bangunan, pohon)
- Tibuan + (banyak bagian sungai yang dalam)
- Gadgadan + (banyak berisi kutu ayam)
- Ngengengan + (banyak cakap)
- Pakeek + (banyak orang mengeluarkan bunyi "keek" sebagai tanda mengejek)
- Padlekep + (banyak orang yang merapatkan muka)
- Pajririt + (banyak yang berguling cepat)
- Padlehdeh + (banyak yang berjalan pelan-pelan)
- Pajongkok + (banyak yang berjongkok)
- Pajodog + (banyak yang diam bercokol)
- Patidulame + (banyak yang diratapinya)
- Padlepek + (banyak yang duduk atau tidur di lantai)
- Padulengek + (banyak yang menengadah)
- Pagaang + (banyak yang merangkak)
- Pajungkling + (banyak yang terjungkir)
- Tetadtadan + (barang bawaan yang ditenteng)
- Sesuunan + (barang yang dijunjung)
- Caruk + (barang, harga, gamelan)
- Gegrabadan + (barang-barang dagangan yang kecil-kecil seperti terasi, garam, gambir dsb)
- Bangkong + (batang sabrang (sejenis ubi-ubian yang seukuran kemiri, rasanya mirip keladi) yang menyerupai umbi)
- Ambeg paramarta + (batin seseorang yang sudah sampai pada tujuan)
- Paras + (batu paras)
- Banges + (bau yang tajam)
- Ganda + (bau)
- Kembar buncing + (bayi kembar yang jenis kelaminnya berbeda)
- Paso + (bejana atau jambangan besar yang dibuat dari tanah untuk tempat air dan sebagainya)
- Siwur + (bejana tempat air suci yang terbuat dari tempurung kelapa)
- Bekel + (bekal)
- Bekelne + (bekalnya)
- Enjekan + (bekas injakan kaki)
- Biket + (bekas luka (pada kulit nampaknya mengkerut))
- Ceget + (bekas luka pada pipi)
- Enjutan + (bekas sesuatu yang dibakar)
- Maguru + (belajar pada seseorang)
- Guun + (benang yang agak besar)
- Ejang + (benda, tempat, ambil)
- Entelan + (bengkak berisi nanah pada telapak kaki)
- Bintul + (bengkak kecil sebagai bekas di gigit nyamuk)
- Cengkrong + (bengkok)
- Reringgitan + (bentuk hiasan dari janur yang bergerigi)
- Pupuh + (bentuk lagu yang terikat oleh "padalingsa")
- Gableh + (bentuk payudara yang terkulai)
- Gait + (bentuk tubuh yang ramping)
- Bebakuhan + (bentuk umum suatu bangunan)
- Pelpelan + (bentuk yang pipih)
- Maploncor + (ber-ploncor)
- Baas galih + (beras yang bersih dan utuh butirannya)
- Baas mes + (beras yang direndam dalam air selama sekitar satu jam untuk membuatnya mudah digiling, biasanya digunakan untuk membuat loloh)
- Jotjotan + (berbagai makanan yang akan dibagikan sebagai bentuk silaturahmi dan membina persahabatan)
- Malelambatan + (berburu dengan bedil atau senapan)
- Ponggang + (bercelah)
- Macengeng + (berdering pada telinga)
- Ngacep + (berdoa)
- Mirpir + (bergerak (krn ditiup angin))
- Katengahang + (bergeserlah ke tengah)
- Magadgad + (berisi kutu ayam)
- Maplaus + (berisi plaus (sejenis alas sesajen berbentuk segitiga yang terbuat dari janur))
- Maplawah + (berisi plawah(kerangka alat musik tradisional bali yang biasanya diukir, sebagai tempat menyusun ‘bung-bung’ atau bambu resonansi ))
- Masaur + (berisi serundeng (lauk dari kelapa parut yang diberi bumbu dan disangrai))
- Mapatik + (berisi sisik yang berbisa)
- Maprambat + (berisi ‘prambat’ (tali-temali yang direntangkan di sawah untuk menghalau burung)
- Magayung-gayungan + (berjuntai dengan mengayun-ayunkan kaki atau tangan)
- Makata + (berkata dalam bahasa yang dianggap asing)
- Masidikara + (berkeluarga yang bersatu)
- Ngendon + (berkunjung atau datang ke tempat jauh)
- Makuma + (berlagak)
- Matadah + (berlagak)
- Kumalipan + (berlaku seperti lipan (tentang anak yang banyak bergerak pada masa belajar merangkak/berjalan))
- Kerta raharja + (berlimpah)
- Mabelig-beligan + (bermain-main di tempat licin)
- Ngrerep + (bermalam)
- Matabih + (beroda)
- Manacika + (berpikir yang baik dan benar (salah satu dari konsep tri kaya parisuda))
- Mapi-mapi + (berpura-pura)
- Nyaruang + (berpura-pura)
- Mapincer + (berputar)
- Masaung + (bersarung)
- Nakti + (bersemadi pada tempat-tempat keramat)
- Mabrarakan + (berserakan)
- Resik + (bersih (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Mareresik + (bersih-bersih (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Masomah + (bersuami atau beristeri)
- Macunduk + (bertemu)
- Nyadigin + (bertingkah laku kasar atau berkata kasar)
- Warang + (besan)
- Panelas + (biaya yang dihabiskan)
- Petitis + (bidik)
- Medori putih + (biduri atau widuri putih)
- Pragiwaka + (bijaksana (bentuk alus singgih/jenis bahasa bali untuk berbicara dengan orang yang harus dihormati))
- Kecambah + (biji kacang yang sudah tumbuh/kelihatan akarnya)
- Klabet + (biji-bijian yang biasanya digunakan sebagai campuran minyak rambut atau bedak)
- Reng + (bilah-bilah kayu atau bambu yang dipasang pada kasau tempat memasang genting)
- Rimpung + (binasa (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Kalimayah + (binatang berkaki seribu yang mengeluarkan sinar pada waktu malam)
- Patikonang + (binatang peliharaan yang bisa disembelih)
- Kuuk + (binatang sejenis musang)
- Kalisasuan + (binatang sejenis tawon yang membuat rumah dari tanah)
- Sawan ai + (binatang sejenis uir-uir atau tonggeret)
- Plancah + (binatang ular yang dianggap keramat)
- Bongkek + (bisul yang besar)
- Pusut + (bor kecil yang dipilin dengan tangan untuk melubangi sesuatu)
- Bebanci + (buah kelapa yang dagingnya tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda yang dapat dipakai sayur)
- Pabanci + (buah kelapa yang dagingnya tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda yang dapat dipakai sayur)
- Kalimoko + (buah sejenis jambu batu yang dapat dimakan)
- Blungking + (buah semangka yang masih muda)
- Neb + (bubungan)
- Durbudi + (budi yang buruk)
- Ruak + (buka lahan)
- Ruakang + (bukakan lahan)
- Nitisara + (buku yang mengandung ajaran kesusilaan)
- Badi + (bulir padi yang tak keluar dari pelepah daun karena kekurangan air)
- Kales + (bulu yang tumbuh pada bagian belakang pipi)
- Rumbah + (bumbu cincang)
- Kecicang + (bunga bongkot yakni tumbuhan sebangsa lengkuas, yang dapat dipakai sambal)
- Cecunduk + (bunga yang ditusukkan pada rambut)
- Buntil + (bungkus dg kain atau selendang yg melilit di pinggang)
- Gabuag + (bunyi benda jatuh atau bunyi benda dipukul)
- Alpaprana + (bunyi konsonan yang diucapkan dengan hembusan nafas yang lemah)
- Ngiung + (bunyi kumbang atau nyamuk beterbangan)
- Gedubug + (bunyi pijakan kaki yang berat dan keras)
- Cedar + (bunyi senapan yang ditembakkan)
- Juru gasal + (buruh memotong padi yang mengambil upah berupa padi)
- Dedali + (burung layang atau walet)
- Sawan ujan + (burung yang bulunya kemerah-merahan)
- Plispisan + (butir-butir nasi yang jatuh pada waktu makan)
- Porong + (cacat hitam pada kulit)
- Calon + (calon)
- Canange + (canang)
- Kejen + (cangkul yang biasanya digunakan untuk membersihkan pematang sawah)
- Dlehdeh + (cara berjalan yang pelan-pelan)
- Jeruk + (cara mengasah keris atau taji)
- Rerehang + (carikan (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Ceda + (cela)
- Celuluk + (celuluk)
- Cemil + (cembung dan tebal pada pipi)
- Ceng-ceng + (cengceng)