UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK AT THE END OF MAY

Property:Indonesian definition

From BASAbaliWiki

This is a property of type Text.

Showing 250 pages using this property.
A
kalajengking  +
perubahan  +
Penghalang (berupa tembok, kayu, dsb), biasanya di belakang pintu keluar pekarangan  +, Pembatas antara angkul - angkul (gapura/pintu masuk) dengan pekarangan rumah maupun tempat suci yang berfungsi sebagai penetralisir dari gangguan negatif baik secara sekala maupun niskala. Dahulu di Bali, sebuah aling - aling oleh masyarakat umum, biasanya dibuat menggunakan kelangsah (anyaman daun kelapa kering) atau kelabang mantri sebagai sarana proteksi dari kekuatan negatif dimana sulaman atau ulat-ulatan dari daun kelapa tersebut diletakkan pada aling-aling. Namun kini, aling-aling juga digunakan untuk mempercantik rumah dengan menambahkan sebuah patung sehingga menambah kesan estetika.  +
jembatan kecil  +
alis  +
pensil alis  +, jalinan pada pinggir bakul atau anyaman  +, bibir perahu  +
kecil  +, muda  +
lebih kecil  +, lebih muda  +
suara keras dan menantang  +
- bahan terbuat dari parafin, mudah mencair jika dipanaskan, dapat dipakai sebagai pelita dan/atau untuk membatik - bahan yang mengandung lemak, lekat, mengental, mencair jika dipanaskan, dicetak dalam berbagai bentuk untuk alat penerang  +
pelan  +, lambat  +
pelan-pelan  +, pelan  +, hati-hati  +
menentang  +, berkhianat; membangkang; tidak taat  +
mendapat bencana (karena berbuat kurang baik kepada orang tua dan sebagainya)  +, kualat; durhaka; berkhianat kepada guru atau orang tua  +
bunyi konsonan yang diucapkan dengan hembusan nafas yang lemah  +
pendek umur;  +
biawak  +
gampang; mudah  +
mudahkan; buat menjadi mudah  +
dimudahkan; dimudahkannya  +
permudah; buat menjadi mudah  +
setengah matang  +, layu  +
goreng setengah matang  +
alun  +, gelombang  +, ombak memanjang  +
lapangan  +, tempat atau tanah yang luas (biasanya rata); alun-alun; medan  +
halus  +, lemah lembut  +, mewah  +
kruna mider : kata netral (dapat digunakan untuk semua kalangan)  +, salah satu bagian dari tingkat tutur leksikon bahasa Bali; kata/kruna Alus Mider merupakan kata-kata dengan ragam hormat/halus namun memiliki sifat netral, digunakan untuk menghasilkan tuturan halus, tanpa membedakan variabel sosial penutur dan lawan tutur; contoh kata/kruna alus mider: sareng, dumun, dsb.  +
kayu api yang tengah terbakar  +
makan (tentang hewan/binatang)  +, makan (bahasa kasar)  +
makan-makanan (tentang hewan) ; pakan ternak  +
dimakan (oleh seseorang/hewan)  +
perbuatan (baik atau buruk)  +, amal  +, yang dilakukan dengan tujuan untuk berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau sesama manusia (memberi derma, mengumpulkan dana untuk membantu korban bencana alam, penyandang cacat, orang jompo, anak yatim piatu, dan sebagainya)  +
bebas dari bahaya  +, aman  +
salah satu bagian dari Catur Brata Panyepian (empat pantangan bagi umat Hindu dalam penyepian)  +, pantangan menyalakan api  +, tidak melaksanakan kegiatan yg berhubungan dng menghidupkan api pada hari raya Nyepi  +
salah satu bagian dari Catur Brata Panyepian (empat pantangan bagi umat Hindu dalam penyepian)  +, pantangan untuk tidak beraktivitas atau bekerja pada saat hari raya Nyepi  +
salah satu bagian dari Catur Brata Panyepian (empat pantangan bagi umat Hindu dalam penyepian)  +, pantangan untuk tidak bersenang-senang atau berfoya-foya pada saat hari raya Nyepi  +, mawas diri pada hari raya Nyepi  +
salah satu bagian dari Catur Brata Panyepian (empat pantangan bagi umat Hindu dalam penyepian)  +, pantangan untuk tidak bepergian pada saat hari raya Nyepi  +
jalan; lewat  +
jalan  +
dilalui; lewati; lalui  +
dilaluinya; dilewatinya  +
langit  +, ruang luas yang terbentang di atas bumi, tempat beradanya bulan, bintang, matahari, dan planet yang lain  +, udara  +
pertemuan secara tidak langsung yang dilakukan secara online dengan menggunakan sambungan internet.  +
halangi; rintangi  +, terlalu; berlebihan; bukan main  +
bacang; tumbuhan jenis mangga, kulit batangnya berwarna abu-abu dan pecah-pecah, pada bagian kulit yg pecah keluar getah yg membentuk damar berwarna jernih, daunnya kasar dan rapuh, bunganya berbentuk malai dan harum, buahnya besar berbentuk bulat telur dan berbiji besar, daging buahnya berserat, rasanya masam agak manis, biasa digunakan untuk campuran minuman dingin  +
panggil dan songsong/temui  +
selendang yang dililitkan di sekeliling pinggang  +
selendangkan; pasangkan selendang di bagian pinggang  +
diselendangkannya  +
selendangi  +
diselendanginya  +
batin seseorang yang sudah sampai pada tujuan  +, medahulukan kepentingan di luar diri  +
tingkah laku  +, perbuatan; peringai  +, perilaku yang biasanya berupa bentuk kekecewaan  +
serambi; beranda  +
dipanggilnya; disongsongnya  +
alang-alang  +
pukul dengan keras  +
ambil  +
lalui; lewat  +, bentuk lain atau abreviasi dari kata "ambahin"  +
awan putih  +, bau (Alus Singgih)  +, pucuk pohon enau; biasanya digunakan untuk membuat perlengkapan upacara keagamaan  +
tidak sopan (tentang berbicara)  +
sampo; langir  +
ngam.bul (minggat; kabur dari rumah)  +, ngam.bul (merajuk)  +
awan putih  +
tumbuhan yg menjalar pd pohon kayu batang dr tumbuhan yg merambat  +
perangkat upakara beralaskan sebuah ituk-ituk yang di dalamnya berisi 3 lembar daun dadap, 3 cabang ujung dadap, padang lepas, dan seet mingmang  +
jaga; kawal  +, pegang (senjata) untuk menakut-nakuti  +
istri yg tidak sah; gundik  +, pengawal; penjaga  +
kehidupan  +, keabadian  +, air yang menyebabkan hidup kekal/abadi  +
camilan  +
sampah sisa membelah dan meraut bambu  +, sampah sisa  +
asam  +
jaga  +, pelihara  +, nga.mong (menjaga/memelihara)  +
tanggung jawab secara adat atas tempat suci  +
berapa; seberapa  +
sebanyak itu; segitu  +, demikian  +
satu motor; semotor  +, menggunakan satu motor  +
sisa (tentang parutan kelapa, dsb)  +, ampad; ngampad: membersihkan rerumputan pada punggung pematang sawah  +
teledor; ceroboh  +
mengerjakan dengan tidak hati-hati; ceroboh  +, disepelekan; dianggap enteng  +
buka (tentang pintu, jendela dsb.)  +
sapi atau kerbau putih dengan kuku dan tanduk berwarna hitam  +
renggut; tarik dengan paksa  +
ampas; sisa dari sesuatu/proses  +
dihembus; ditiup  +
bambu ampel gading (kekuningan)  +
tali dari benang  +
serambi; teras; beranda  +
kertas yg berlapis serbuk kaca dan sebagainya sehingga salah satu sisinya menjadi kasar, digunakan untuk menggosok (melicinkan) kayu, besi, dsb; amril  +, nama salah satu tanaman obat dalam Usada Taru Pramana. Getahnya dapat digunakan sebagai obat.  +
amplop  +
tanah liat kering yg dibakar dan dapat dimakan (biasanya oleh wanita hamil)  +
Gertak  +
kentut  +, empedu  +, fart  +
berkumpul; bersama  +
selasai; sudah  +
panen; ketam  +, amat; ringan  +, yatim-piatu  +,
maaf  +
maafkan  +
sejumlah padi yg dipersembahkan ke Pura Subak sbg rasa syukur petani setelah panen; pembayaran wajib oleh anggota subak pasif yang lahan garapannya melebihi standar satu tektek yang telah ditetapkan.  +
sebesar; sebanyak  +
seberapa  +
seberapa  +
sebanyak itu; segitu; sebegitu  +
segini; sebanyak ini; sebegini  +
sebesar ini; sebanyak ini  +, segini  +
ada (bahasa jawa kuna)  +
dahulu (bahasa jawa kuna)  +
orang  +, pemarkah kontras (contoh: wiadin ririh -- liu enu pelajahan walaupun (kamu) pintar, masih banyak yg perlu dipelajari)  +, pronomina penunjuk ; kata ganti penunjuk (contoh: kija bapanné? -- ka uma ke mana ayahmu? dia ke sawah)  +
Petak sawah yang sempit (1-3 meter), biasanya terletak pada posisi bawah pada persawahan terasering.  +
orang itu; seorang yang tidak dikenal  +
ketupat  +
jari manis  +
Lapisan badan yang tersusun dari pikiran yang lebur seperti kesenangan, kebahagiaan, dan kedamaian  +
Anantaboga adalah seekor naga yang merupakan salah satu anak dari Dewi Kadru dengan Rsi Kasyapa. Cerita tentang Naga Anantaboga salah satunya terdapat dalam teks Adi Parwa.  +
Anantaboga adalah seekor ular raksasa di mitologi Bali. Ia diceritakan pada awal mitologi, pada penciptaan dunia. Pada suatu saat Antaboga bermeditasi dan kemudian menjadi seekor penyu bernama Bedawang. Dalam pewayangan Jawa, Antaboga adalah raja ular yang hidup di dasar bumi yang mengasuh Wisanggeni. Perwujudannya adalah naga dengan mahkota memakai badhong berambut dan memakai baju [biasanya berwarna merah] serta mengenakan kalung emas. Ada pula yang menyatakan bahwa Antaboga adalah tali energi yang menghubungkan manusia melalui cakra mahkota dengan Sang Maha Pencipta. Pemahaman ini dikenal dikalangan para penganut spiritual kejawen.  +
Ficus rumphii (Moraceae)  +, sejenis pohon bodi yg daunnya berbentuk jantung, tingginya bisa mencapai 15 meter  +, disebut asvatha dalam bahasa Sanskerta, dikenal juga dengan nama pipal atau ficus religiosa. Pohon ini banyak tumbuh dan dibiarkan membesar di berbagai tempat suci di Bali, seperti pura maupun tempat yang disucikan lainnya. Brahma Purana dan Padma Purana menyebutkan, ketika para asura mengalahkan para dewa, maka Dewa Wisnu bersembunyi dalam pohon pipal, sehingga bila tidak ada pura tempat pensthanaan Dewa Wisnu, maka pemujaan dapat dilakukan melalui pohon ancak. Sementara itu Skanda Purana menyebutkan, bahwa pohon pipal dianggap sebagai lambang Dewa Wisnu. Selain itu banyak pemeluk Hindu di India meyakini kalau ancak ini merupakan penyatuan dari Tri Murti, yaitu: akarnya adalah Dewa Brahma, batang pohonnya adalah Dewa Wisnu, dan dedaunannya adalah perwujudan dari Dewa Siwa.  +,
woven bamboo on a cage base (chicken, bird, etc.)  +, anyaman dari bambu pada alas sangkar (ayam, burung, dsb)  +
penancap  +
abdi atau pengawal yang berupa makhluk halus pada suatu tempat suci  +
kayu patok; patokan  +, panjar; uang muka  +, Istilah dalam bidang aksara Bali yang berarti singkatan. Pembentukan singkatan dapat dilakukan dengan menanggalkan satu bagian atau lebih dan kata yang akan disingkat (Depdikbud, 1975 : 21). Misalnya kata laboratorium disingkat lab. Dalam tata aksara Bali pembentukan aksara anceng juga dilakukan dengan cara pemenggalan bagian atau suku kata yang menjadi kepanjangannya, dengan sistem penulisannya diapit carik pangangsel atau carik siki.  +
lipstik; pemerah bibir  +
tidak tetap pendirian.  +
angkat; naikkan; tinggikan  +
meloncat-loncat; melompat-lompat  +, gerakan menekuk kaki seperti katak dan orang memanjat  +
sulut; bakar  +
sulutkan; menghidupkan api  +
disulutkannya; kata kerja yang digunakan untuk menyebutkan bahwa seseorang telah menghidupkan api  +
suluti; menyulut api  +
disulutinya  +
tempat terpencil  +, letak sawah yang paling hilir  +
tingkat  +, lambang; simbol  +
{ngan.dang} menghalangi; melintang  +, {ngan.dang} membayar dua kali (istilah dalam judi Ceki)  +
bor kecil untuk membuat lubang pd kayu, sarung keris, dsb  +, gurdi; jara  +
tahan  +, tunda  +
dipercaya; diharap  +
jaminan  +, uang kepeng/koin untuk upacacara sebanyak 225 koin, diletakkan pada banten Daksina  +, sejumlah uang kepeng yg diikat dg benang, digunakan sbg pelengkap dl upacara keagamaan sbg jaminan apabila terdapat kekurangsempurnaan dl pelaksanaan upacara  +
harapan  +
tertahan-tahan  +, terbata-bata  +
amis  +, anyir (berbau seperti bau ikan)  +
nama jenis tumbuh-tumbuhan yang dapat dipakai alat upacara dalam upacara adat agama Hindu, misalnya saat Tumpek Landep  +, Hanjuang (Cordyline) atau Andong merupakan sekelompok tumbuhan monokotil berbatang yang sering dijumpai di taman sebagai tanaman hias. Marga Cordyline memiliki sekitar 15 jenis. Sistem APG II memasukkan hanjuang ke dalam suku Laxmanniaceae. Namun, beberapa pustaka lain memasukkannya ke dalam Liliaceae (suku bakung-bakungan) serta Agavaceae. Nama hanjuang juga dipakai untuk sekelompok tumbuhan dari marga Dracaena. Daun hanjuang khas, berbentuk lanset, berukuran agak besar dan berwarna hijau kemerah-merahan (Cordyline) atau berwarna hijau muda (Dracaena).  +
handuk  +
saluran air  +, genangan air pd bagian hilir empangan  +
asap  +
yang  +
sebelah (tangan atau kaki); satu dari sepasang  +
sisihkan  +, pisahkan  +
keset: jenis alas daun kelapa  +
{angasan} anyaman daun kelapa, duri, dsb yg dipasang pd pohon (agar pohon tidak dipanjat orang)  +, {angasan} seruda  +, {angasan} serangkak  +
puji syukur; ucapan rasa terimakasih atas anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa  +
payah  +
hati  +, rasa kasihan  +, {ulun angen} ulu hati  +
ragu  +, keraguan  +
hangat  +
hangat; selagi hangat  +, hangat-hangat  +
hangatkan; panaskan  +
badan, tubuh, jasmani, raga  +
badan kasar, jasmani  +
gelang  +, salah satu tokoh wayang yang berujud kera berbulu merah. la anak tunggal Resi Subali, raja kcra dari Kerajaan Guwakiskenda, sedangkan ibunya seorang bidadari bernama Dewi Tara. itulah sebabnya, ia juga disehut Subaliputra atau Subalisuta. Ketika masih bayi, ayahnya tewas dipanah oleh Ramawijaya pada saat sedang berkelahi mclawan Sugriwa, adiknya. Mereka herkelahi memperebutkan Dewi Tara, sekaligus juga memperebutkan kekuasaan di Guwakiskenda. Setelah ayahnya meninggal dan ibunya kawin dengan Sugriwa, Anggada diasuh dan dididik dengan baik serta penuh kasih sayang oleh Sugriwa. Dalam cerita Ramayana dikisahkan Anggada ikut berperang di pihak Prabu Ramawijaya dari Kerajaan Ayodya, yang waktu itu berperang melawan balatentara Krajaan Alengka yang dipimpin oleh Prabu Rahwana. Walaupun usianya masih muda, oleh Prabu Sugriwa, pamannya, Anggada dipercaya sebagai salah satu senapati bala tentara kera dari Guwakiskenda yang diperbantukan pada Rama. Karena itu sewaktu Rama merasa sudah cukup kuat untuk menggempur Alengka, ia mengutus Anggada menghadap Prabu Dasamuka. Tugas Anggada sebagai duta Rama adalah untuk menjajagi kekuatan Alengka, sekaligus memberi ultimatum. Dengan mandat Rama, Anggada mengajukan pilihan pada raja Alengka itu: apakah bersedia membebaskan Dewi Sinta secara baik-baik, atau tetap bersikukuh mempertahankannya. Jika Dasamuka tetap mempertahankan Dewi Sinta, berarti akan pecah perang. Prabu Dasamuka bukan menanggapi pilihan itu, melainkan mengingatkan hahwa sesungguhnya Anggada adalah keponakannya. Dewi Tara, ibu Anggada adalah adik Dewi Tari, istri Dasamuka. Prabu Dasamuka juga mengingatkan bahwa ayah Anggada yaitu Resi Subali, adalah guru Dasamuka. Dengan demikian Dasamuka adalah murid ayahnya. Lagi Pula Resi Subali tewas karena dibunuh oleh Ramawijaya yang bersckutu dengan Sugriwa. Hasutan Prabu Dasamuka ini akhirnya dapat mempengaruhi pendirian Anggada. Apalagi ketika itu Dasamuka sengaja menghidangkan berbagai minuman yang memabukkan pada Anggada. Karena itu Anggada kembali ke markas pasukan Rama di Suwelagiri dengan dada penuh dendam. Di Suwelagiri, tepat di perkemahan pasukan Rama, Anggada langsung mengamuk dan berteriak-teriak mengancam Rama. Sugriwa, pamannya, bersama dengan Anoman, segera datang meringkusnya. Prabu Sugriwa menjelaskan bahwa Rama membunuh Resi Subali semata-mata karena mengemban tugas dari para dewa. Oleh para dewa Subali dipersalahkan telah mengajarkan Ilmu Aji Pancasona kepada Rahwana, yang diketahui selama ini selalu bertindak angkara murka. Usaha Sugriwa untuk menyadarkan kembali Anggada akhirnya berhasil. Putra Subali itu akhirnya insyaf bahwa ia sudah dihasut oleh Dasamuka. Permohonan maafnya dikabulkan Ramawijaya. Di Pewayangan, kisah itu diceritakan dalam lakon Anggada Balik.  
ani-ani; ketam untuk menuai padi  +, Pisau pemotong padi, terbuat dari kayu dan bambu yang saling menyilang dengan pisau kecil yang ditancapkan pada bagian muka kayu.  +
Selasa; hari Selasa  +, salah satu bagian dari Sapta Wara (Redite, Soma, Anggara, Buda, Wraspati, Sukra, Saniscara)  +
Hari Selasa, ulu Kuningan merupakan hari yang biasanya dihindari untuk memulai kegiatan di sawah karena diyakini akan mendatangkan bencana.  +
Hari Selasa, uku Sungsang yang dianggap sebagai hari buruk untuk menyemai benih karena dapat mendatangkan hama tikus.  +
Hari Selasa, uku Tambir dihindari untuk menanam padi karena diyakini pertumbuhan padi tidak mulus.  +
pakai; gunakan; kenakan  +
tangguhkan (tt membayar pd waktu berbelanja); mengebon.  +, anggap  +
pakai; gunakan; kenakan  +
dipakai  +
Jolok dengan galah yang diujungnya berisi pisau.  +
menyatakan kesanggupan untuk melakukan sst kpd Ida Sang Hyang Widhi  +
tiru  +, petik  +, kutip  +
mengenakan; pakai.  +
gunakan; pakai; kenakan  +
dipakai; digunakan  +
anggrek; tumbuhan pasilan yg bunganya indah dan banyak macamnya; Orchidaceae  +, ang.grék, ngang.grék (menambah taruhan)  +
anggur  +, setelah mengalami proses morfologis menjadi {ngang.gur} yang artinya 1. bertandang; ngapél. Contoh : demen ~ ka pisaga senang bertandang ke rumah tetangga; 2. menganggur. Contoh : tidak melakukan apa-apa; tidak bekerja  +
jari kaki  +
Suruhan untuk mengunjungi seseorang, biasanya yang dikunjungi nantinya adalah pacar atau teman lawan jenis yang memiliki kedekatan khusus.  +
angguk  +, setelah mengalami proses reduplikasi menjadi {ang.gut-ang.gut} yang artinya mengangguk-angguk (tanda setuju atau tanda mengerti)  +
mengangguk-angguk (tanda setuju atau tanda mengerti)  +
angin  +
angin kencang  +
angin berputar  +
angin; gerakan udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah  +, partikel {ne} menyatakan kepemilikan atau memperjelas kata yang diikuti. Pada kata 'anginne' dapat diartikan sebagai anginnya/angin itu  +
bilangan; angka  +
gerakkan naik- turun  +
menggertak dengan gerakan  +
rakus  +
Penutup dari ilalang atau plastik untuk bibit yang baru disemai agar cepat tumbuh.  +
menyatakan hak atas sesuatu  +
jangkar  +, potongan besi bercagak atau paku besar untuk mengukuhkan berdirinya tiang rumah; angkur  +, menakutkan; angker  +
angkat (sst yg dimasak atau yg dibenamkan)  +
terengah-engah  +
nafas  +
nyamuk  +
gamelan Bali yg dimainkan dengan laras selendro  +
rangka atap tembok pekarangan  +, pintu gerbang pekarangan  +
- Alat untuk melecut binatang (kuda, kerbau, dan sebagainya), berupa jalinan tali dari serat tumbuhan, benang, atau kulit yang diikatkan pada sebuah tangkai; cemeti besar  +
tidak laku  +
heran; takjub  +
sesuatu yang mengherankan  +
terengah-engah  +
gembala  +
gembalakan  +
digembalakannya; digembalakan olehnya  +
insang  +
{ang.seg, ngang.seg} terengah  +
{ang.seg-ang.seg} terengah-engah  +
tekanan: Contoh : angsel basa Bali artinya tekanan bahasa dl Bali; angsel kruna artinya tekanan dl kata; angsel lengkara artinya tekanan dl kalimat  +
sentak  +
{ang.sur, ngang.sur} terengah-engah: ~ angkihanné terengah-engah napasnya  +, angsur  +
dedaunan yg dipakai untuk menutup sela-sela bendungan (dr tumpukan batu) agar air dapat mengalir ke saluran irigasi  +
berbau krn terlalu matang (tt nasi, kue, dsb)  +
tonggak terpancang (di laut dsb)  +
gerakan goyang seperti di atas perahu di atas air yang kasar  +
diberikan, diserahkan, ditakut-takuti  +, diacunginya; diacunya. Contoh: Anjurina lelipi artinya diacunginya ular  +
Lapisan badan yang tersusun dari sari-sari makanan  +
muda  +
Hanoman; kera putih dl Ramayana  +
- jauh ke bawah (dari permukaan) - bagian yang di dalam, bukan bagian luar - lingkungan daerah (negeri, keluarga) sendiri - kata depan untuk menandai tempat yang mengandung isi - di antara; di kalangan.  +
- beras yang sudah dimasak (dengan cara ditanak atau dikukus)  +
lancar; tanpa halangan  +
rantai  +, pembungkus mayat dr rotan/bambu  +
{an.teg, an.teg.ang} sampaikan  +
sampaikan  +
antek-antek; anak buah; pelayan  +
sasaran; yg dicari; tujuan. Contoh: ené ané mula antem keneh tiangé (memang inilah yg menjadi tujuan saya)  +, pukul; hantam  +
adik  +
kemban (kain penutup dada untuk wanita kalau berpakaian adat).  +, suka bekerja (belajar dan sebagainya); getol; sungguh-sungguh bekerja; selalu berusaha giat.  +
{an.tep, an.tep.ang} tumbukkan  +
tunggu  +, tumbuhan sejenis perdu  +
tunggu  +
telor (ASI/Alus singgih)  +
perhiasan telinga yg digantungkan pd cuping telinga; anting-anting  +
lingkaran kayu melekat pada ujung buritan katih jukung untuk menerima ujung cedik pada kapal  +
sambung  +, rambut cemara  +
tunggu; tunggulah; nantikan  +
oleh; karena; tentang  +
kembalikan  +
dikembalikannya; dikembalikan olehnya  +
sambung  +
ganggu; marahi  +, pukul  +
{anu.ma.na, -- pra.ma.na} pengetahuan yg diperoleh dg cara menarik simpulan  +
miliknya; mengacu pada sesuatu yang dikatakan sebelumnya  +
dicintai; disayangi; simpati; kasih sayang  +
ccocok, sesuai,  +
masakan berupa sayuran yang dicampur daging  +
sakit pd kemih, berasa ingin kencing, tp tidak mau keluar  +
baru; segar  +
baru-baru  +, segar-segar  +
baru-baru  +