Description
In English
The COVID-19 pandemic has had an impact on the Balinese economy. Bali, whose part of the population depends on the tourism sector, has caused its people to lose their jobs during this pandemic. The agricultural culture that has existed since the time of the ancestors who had been put aside is starting to exist again during this pandemic. Since the COVID-19 pandemic spread, apart from having no money, many people are bored because there is no work. Agriculture is always synonymous with dirty, tired and poor words. However, during this pandemic, the agricultural sector is growing rapidly. The solution that can be applied to support the Balinese economy is farming, one of which is implementing a hydroponic farming system. Hydroponic farming systems do not need to use soil media, and can be applied in urban areas that lack land. Hydroponic farming is not only practical and clean, we also don't need to spend a lot of energy on farming. Plants that are usually grown are from the group of vegetables, fruits and herbs or medicines. The four essential elements in growing plants are water, nutrition, sunlight and being cared for with love. The results of hydroponic plants are of higher quality than the usual crop yields and have a high selling price. In addition to supporting the Balinese economy, farming activities also make us productive and support food security starting from our own yards.
In Balinese
Pandemi COVID-19 ngimbasin perekonomian Baline. Krama baline liunan megae di Sektor Pariwisata, ngaenang kramane sing ngidang mekarya dimasan pandemi. Budaya pertanian sane sampun wenten ring jaman pida, ane kalah pamor, malih tenar di masan puniki. Uling masan pandemi niki, kramane lacur tur ten wenten lowongan mekarya. Ring pandangan kramane pertanian identik antuk daki, kenyel lan lacur. Nanging, di masan pandemi niki sektor pertanian berkembang becik. Solusi sane dadi anggon nincapang perekonomian Baline, Bertani sane nerapang sistem pertanian hidroponik. Sistem pertanian hidroponik ten nganggen media tanah tur ngidang ngelaksanayang kegiatan bertani di Kota sane ten ngelah tongos linggah anggon bertani. Bertani hidroponik aluh lan bersih, Iraga ten nenten mesuang bayun gede anggon bertani. Tanaman sane lumrah ketanem sane miwah soroh janganan, woh-wohan tomat, melon, semangka lan tanaman herbal utawi tamba. Wenten pat unsur sane penting inggih ipun yeh, pupuk, ai lan kasayangan antuk tresna. Hasil tanaman hidroponik dados becikan ring hasil tanaman biase lan hargane maalan. Sejaba nincapang perekonomian Bali, Bertani masih ngaenang Iraga produktif lan mendukung ketahanan pangan sane ngawit ring pekarangan umahe.
In Indonesian
Pandemi COVID-19 berdampak pada perekonomi Bali. Bali yang sebagian penduduknya bergantung pada sektor pariwsata, mengakibatkan rakyatnya kehilangan pekerjaan di masa pandemi ini. Budaya pertanian yang sudah ada sejak jaman nenek moyang yang sempat dikesampingkan mulai eksis kembali di masa pandemi ini. Sejak pandemi COVID-19 melanda, selain tidak ada uang, banyak masyarakat bosan karena tidak ada pekerjaan. Pertanian selalu identik dengan kata kotor, capek dan miskin. Namun di masa pandemi ini, sektor pertanian berkembang pesat. Solusi yang dapat diterapkan untuk mendukung perekonomian Bali adalah Bertani, salah satunya adalah menerapkan sistem pertanian hidroponik. Sistem pertanian hidroponik tidak perlu menggunakan media tanah, dan dapat diterapakan di daerah perkotaan yang minim lahan. Bertani hidroponik tidak hanya praktis dan bersih, kita juga tidak perlu mengeluarkan tenaga yang besar untuk Bertani. Tanaman yang biasa ditanam adalah dari golongan sayur, buah dan herbal atau obat-obatan. Empat unsur penting dalam menumbuhkan tanaman adalah air, nutrisi, sinar matahari dan dirawat dengan cinta. Hasil tanaman hidroponik lebih berkualitas daripada hasil tanaman biasanya dan memiliki harga jual yang tinggi. Selain mendukung perekonomian Bali, kegiatan Bertani juga membuat kita produktif dan mendukung ketahanan pangan mulai dari pekarangan rumah sendiri.
Enable comment auto-refresher
Parimartha
Permalink |
Anggaramahendra
Permalink |
Sutrisna Dewi
Permalink |
Lengkong
Permalink |
Swandewi Putu
Permalink |