UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK AT THE END OF MAY

Search by property

From BASAbaliWiki

This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.

Search by property

A list of all pages that have property "Indonesian definition" with value "saluran pembuangan air pada pematang sawah yang berlebihan". Since there have been only a few results, also nearby values are displayed.

Showing below up to 126 results starting with #1.

View (previous 250 | next 250) (20 | 50 | 100 | 250 | 500)


    

List of results

  • Anggara  + (Selasa; hari Selasa)
  • Buda  + (Rabu; hari Rabu)
  • Wraspati  + (Kamis; hari Kamis)
  • Soma  + (Senin; hari Senin)
  • Saniscara  + (Sabtu; hari Sabtu)
  • Sukra  + (Jumat; hari Jumat)
  • Redite  + (salah satu bagian dari Sapta Wara (Redite, Soma, Anggara, Buda, Wraspati, Sukra, Saniscara))
  • Alus mider  + (kruna mider : kata netral (dapat digunakan untuk semua kalangan))
  • Parhyangan  + (bangunan suci tempat pemujaan agama Hindu; pura)
  • Pawongan  + (orang; penduduk)
  • Nyimpangang adegan  + (salah satu bagian dari upacara Ngaben)
  • Bebolong  + (salah satu bahan rempah-rempah; jenis ketumbar)
  • Yadnya Sesa  + (Salah satu bentuk yadnya (upacara) yang meSalah satu bentuk yadnya (upacara) yang memiliki makna dan fungsi sebagai pembangkit kekuatan religius agar terjadi integrasi antara kekuatan di luar manusia dengan kekuatan manusia agar terciptanya kembali keseimbangan tersebut, sesuai dengan ajaran Tri Hita Karana.but, sesuai dengan ajaran Tri Hita Karana.)
  • Riris  + (gerimis (hujan); hujan rintik-rintik)
  • Pangrupukan  + (salah satu dari rangkaian ritual menjelang hari raya Nyepi)
  • Gadung kasturi  + (sebuah tari kreasi baru yang ditarikan olesebuah tari kreasi baru yang ditarikan oleh sekelompok penari wanita yang mengekspresikan keindahan perasaannya lewat taburan gerak-gerak tari yang gemulai dan ekspresif, bagaikan bunga Gadung yang menebarkan wanginya kepada setiap orang yang menyaksikannya, diciptakan oleh N.L.N Suasthi Widjaja Bandem, SST., M.Hum dengan iringan tabuh oleh I Ketut Garwa, S.Skar, M.Sn.an tabuh oleh I Ketut Garwa, S.Skar, M.Sn.)
  • Agni  + (api)
  • Ganesha  + (Salah satu dewa terkenal dalam agama HinduSalah satu dewa terkenal dalam agama Hindu dan banyak dipuja oleh umat Hindu, yang memiliki gelar sebagai Dewa pengetahuan dan kecerdasan, Dewa pelindung, Dewa penolak bala/bencana dan Dewa kebijaksanaan. Meskipun ia dikenal memiliki banyak atribut, kepalanya yang berbentuk gajah membuatnya mudah untuk dikenali. Ganesa masyhur sebagai "Pengusir segala rintangan" dan lebih umum dikenal sebagai "Dewa saat memulai pekerjaan" dan "Dewa segala rintangan" (Wignesa, Wigneswara), "Pelindung seni dan ilmu pengetahuan", dan "Dewa kecerdasan dan kebijaksanaan"., dan "Dewa kecerdasan dan kebijaksanaan".)
  • Deng  + (salah satu dr panca nada dl gamelan Bali)
  • Reong  + (salah satu gamelan tradisional Bali yang bsalah satu gamelan tradisional Bali yang berbentuk seperti canang-canang kecil, lebih kecil dari gamelan ‘trompong’ jumlahnya 12 buah berderet di atas kerangka gamelan itu sendiri dan dimainkan dengan cara memukul menggunakan stik kayu yang disebut ‘panggul’.ggunakan stik kayu yang disebut ‘panggul’.)
  • Malpal  + (salah satu gerakan kaki dalam tarian Bali (Penari laki-laki))
  • Gulu wangsul  + (salah satu gerakan leher waktu menari (tarian Bali))
  • Bujangga  + (salah satu golongan pendeta)
  • Gangsa  + (daun gangsa dibuat dari perunggu yang diprdaun gangsa dibuat dari perunggu yang diproses di bengkel khusus yang disebut perapen. Setelah dilebur lalu dimasukkan ke dalam cetakan atau penyangkaan sesuai dengan ukuran yang dibuat. Kemudian dilaras nada-nadanya sesuai dengan jenis apa yang dibuat. Selawahnya juga dibuat, mengenai ukuran dan bahan yang dipakai sesuai dengan jenis gambelan tersebut. Badan selawah dibuat dari kayu, biasanya kayu nangka atau kayu jati, sedangkan resonatornya dari bambu.Tali panggulnya dari benang atau jangat, atau cukup di paki jika yang dibuat gangsa jongkok.p di paki jika yang dibuat gangsa jongkok.)
  • Kantil  + (salah satu instrumen gamelan Bali yang tersalah satu instrumen gamelan Bali yang terbuat dari perunggu dengan 10 bilah namun berukuran paling kecil bila dibandingkan dengan gangsa dan calung, dimainkan dengan cara dipukul, menghasilkan nada yang lebih tinggi dari pada gangsa namun masih dalam oktaf yang samaa gangsa namun masih dalam oktaf yang sama)
  • Gender  + (salah satu alat musik tradisional Bali, biasanya digunakan untuk mengiringi pementasan wayang)
  • Wajik  + (salah satu jajanan basah khas Bali yang terbuat dari beras ketan yang direbus bersama gula merah (pada umumnya) kemudian dibentuk seperti belah ketupat)
  • Sasapa  + (salah satu jenis aksara s dalam abjad Bali)
  • Sasaga  + (salah satu jenis aksara s dalam abjad Bali)
  • Calung suling  + (Salah satu jenis alat musik tradisional Bali berupa suling dengan panjang 60 cm dan bergaris tengah 3 cm, digunakan pada gong suling.)
  • Calung  + (Salah satu jenis alat musik tradisional BaSalah satu jenis alat musik tradisional Bali yakni berupa gender berbilah lima dengan nada yng lebih nyari bila dibandingkan dengan gender dan gangsa, berfungsi sebagai pemangku lagu dan memperjelas lagu pokok (seagai melodi), hanya dipakai pada gamelan gong gede, semar pagulingan, legong dan angklung; gangsaar pagulingan, legong dan angklung; gangsa)
  • Tiing buluh  + (salah satu jenis bambu)
  • Daksina  + (selatan)
  • Capung kok (bangkok)  + (Salah satu jenis capung yang berukuran besar dan berwarna kehijau-hijauan)
  • Capung klekitikan  + (Salah satu jenis capung yang berukuran kecil berwarna hijau kekuning-kuningan atau kebiru-biruan)
  • Capung gobogan (maling)  + (Salah satu jenis capung yang berukuran paling besar berwarna hijau kehitam-hitaman)
  • Capung gantung  + (Salah satu jenis capung yang tidurnya bergantungan)
  • Rajah  + (gambar yang mengandung kekuatan gaib.)
  • Kawas pangapit  + (salah satu jenis dari sesajen yang disebutsalah satu jenis dari sesajen yang disebut 'kawas' (sajen yg alasnya dibuat dr daun kelapa atau enau dijahit di atasnya diisi urab merah putih, sayur-sayuran, jajan putih kuning, nasi sasah, dan saté, di atasnya diisi canang) namun diletakkan di apit pura sebelum sesajen 'kawas' yang biasa dihaturkanelum sesajen 'kawas' yang biasa dihaturkan)
  • Lemukus  + (salah satu jenis ikan air tawar bersisik hitam dan badannya bulat panjang.)
  • Gagiling  + (salah satu jenis ikan; ikan gulamah)
  • Sampur  + (salah satu jenis kain selendang yang dililitkan di pinggang.)
  • Kakalu  + (salah satu jenis keranjang/wadah yang disebut "kakampol" namun memiliki dasar persegi panjang, sekitar 30 x 12 cm., dan mulut lonjong, sekitar 9 x 19 cm dan dikatakan merujuk pada laki-laki.)
  • Adri  + (gunung)
  • Lalambatan  + (salah satu jenis lagu gamelan tradisional dengan irama yang lamban)
  • Pecuk  + (kerutkan; lekukkan)
  • Poh Santen  + (salah satu jenis mangga yang banyak getahnya ketika masih mentah; mangga santen)
  • Poh Golek  + (salah satu jenis mangga yang buahnya pipih dan panjang (lonjong); mangga golek)
  • Poh Lali Jiwa  + (salah satu jenis mangga yang mirip dengan mangga arum manis, namun daging buahnya agak tutul; mangga lali jiwa)
  • Poh Manalagi  + (salah satu jenis mangga yang mirip dengan mangga golek, tetapi daging buahnya lebih tebal; mangga manalagi)
  • Poh Gedang  + (salah satu jenis mangga yang mirip dengan mangga arum manis tetapi bijinya lebih besar ; mangga pepaya)
  • Poh Arum Manis  + (salah satu jenis mangga yang rasanya manis setelah matang; mangga arum manis)
  • Poh Amplem  + (salah satu jenis mangga yang rasanya masam; mangga amplem)
  • Poh Madu  + (salah satu jenis mangga yang rasanya mirip madu setelah matang;mangga madu)
  • Padi Gage  + (Salah satu jenis padi yang disebut padi gage yang ditanam dan hidup di ladang)
  • Demang  + (salah satu jenis pangkat yang ada dalam tarian gambuh)
  • Paplik  + (salah satu jenis perhiasan, seperti bentuk subang pada burung gelatik)
  • Kalikukun  + (salah satu jenis pohon, yang bunganya berwarna kuning dan berkelopak lima.)
  • Dangsil  + (salah satu jenis sajen dalam upacara umat Hindu yakni sajen yang dirangkai berbentuk "meru" atau gunung berangka bambu yang dihias dengan kue)
  • Pusut  + (salah satu jenis satai; satai yang serupa dengan satai empol (satai dari daging yang telah ditumbuk halus bercampur santan) hanya kecil-kecil)
  • Segehan Satus Kutus  + (salah satu jenis sesajen dalam upacara keagamaan di Bali (banten kurban yang paling kecil, yang antara lain berisi nasi sebanyak 108 buah))
  • Panyembrama  + (penyambutan)
  • Tebu balo  + (Salah satu jenis tebu yang warnanya agak kehitam-hitaman.)
  • Tebu cemeng  + (Salah satu jenis tebu yang warnanya hitam samapi ke daunnya.)
  • Tebu goak  + (Salah satu jenis tebu yang warnanya hitam.)
  • Tebu ireng  + (Salah satu jenis tebu yang warnyanya hitam)
  • Jerum  + (daya pikir (untuk memahami sesuatu dan sebagainya); pikiran; ingatan)
  • Punarmada  + (salah satu jenis wirama; wirama dengan metrum oo-/ooo/o-o/--oo=12)
  • Ratodata  + (salah satu jenis wirama; wirama dg metrum: -o-/o o o/ - o -/ o o - =11)
  • Manak  + (melahirkan anak (hewan); beranak)
  • Ponggang  + (bercelah)
  • Aduh  + (salah satu kata seru (interjeksi) yang digunakan untuk mengungkapkan rasa sakit, kaget, kesal dan keengganan)
  • Ding  + (salah satu nada dari panca nada dalam gamelan Bali)
  • Ulu  + (delapan)
  • Bubug  + (Bagian permukaan bumi yang mendatar dan terletak pada ketinggian lebih dari 600 m dari permukaan laut.)
  • Nyoman  + (salah satu nama khas orang Bali, biasanya menandakan urutan kelahiran dalam keluarga orang Bali)
  • Contok  + (Salah satu nama permainan tradisional yang mengunakan uang kepeng dengan cara memasukkannya ke dalam lubang di tempat yang agak jauh.)
  • Geti-geti  + (penganan dari beras pulut atau ketan yang direndang dan dicampur gula aren)
  • Recaka  + (salah satu pengaturan napas dalam pranayama; mengeluarkan napas)
  • Cetok  + (salah satu peralatan tukang batu; alat untuk mencedok adukan semen, tanah, dan sebagainya)
  • Corah  + (Salah satu perilaku manusia)
  • Bajra  + (genta)
  • Clemik  + (Salah satu perlenkapan sajen dalam upakara umat Hindu yang dibuat dari janur yang bersudut tiga, seperti "tangkih")
  • Tembing gandong  + (permainan anak-anak di mana dua pemain secpermainan anak-anak di mana dua pemain secara bergantian mencoba melempar, batu datar licik untuk memukul batu lawan Ketika satu pemain memukul batu yang lain, ia memanjat punggung lawannya seolah-olah mengendarai kuda dan mengambil kedua batu. Dia kemudian melemparkan satu batu jauh dari tempat dia berada dan kemudian dia atau lawan mencoba melempar batu yang tersisa untuk mengenai batu yang dilemparkan. "Kuda" mendapat pilihan pertama, apakah akan melempar atau tidak Jika tendangan kuda atau pengendara meleset, permainan mulai lagiu pengendara meleset, permainan mulai lagi)
  • Pemijian  + (tukang pembawa surat)
  • Cai  + (Salah satu pronomina untuk orang kedua laki-laki.)
  • Bali  + (Salah satu pulau dan provinsi di IndonesiaSalah satu pulau dan provinsi di Indonesia dengan luas pulau sepanjang 153 km dan selebar 112 km dan luas pulau 123,98 km2. Nama Bali Dwipa (“Pulau Bali”) telah ditemukan dari berbagai prasasti, termasuk pilar prasasti Blanjong yang ditulis oleh Sri Kesari Warmadewa pada tahun 914 masehi yang menyebutkan “Walidwipa”. Bali merupakan tujuan wisata paling populer di muka bumi ini. Bali terkenal dengan tarian dan budayanya, musik tradisional, banyak ukiran, lukisan, kerajinan kulit; pengerjaan logam cukup populer, dan tentu saja pemandangan alamnya yang sangat indah.aja pemandangan alamnya yang sangat indah.)
  • Sanghyang jaran  + (Salah satu ritus kebudayaan Bali berupa tari sakral dengan menggunakan media kendaraan berupa jaran (kuda) dan meloncat di bara api. Pelaksanaannya diiringi dengan nyanyian khusus)
  • Aguli  + (panjang satu ruas teratas jari tangan)
  • Mamusti  + (salah satu sikap tangan waktu semadi dengan kedua ibu jari ditegakkan rapat menjadi satu sedangkan jari-jari yang lain bergenggam.)
  • Rawana  + (Salah satu tokoh dalam epos Ramayana)
  • Anggada  + (gelang)
  • Awar-awar  + (tumbuh-tumbuhan semak yg getahnya dapat digunakan untuk mengobati mata ayam)
  • Dangdung  + (salah satu tuna yang lebih kecil ditemukan di daerah Jimbaran)
  • Pranawa  + (simbol bunyi sakti Om/Ong)
  • Malukat  + (melakukan prosesi ruwatan)
  • Nakula  + (Salah satu yang termasuk dalam Panca Pandawa; memiliki saudara kembar yaitu Sahadewa; Nakula memiliki paras yang tampan dan elok; Nakula juga memiliki kemampuan khusus dalam merawat kuda dan astrologi.)
  • Sahadewa  + (Salah satu yang termasuk dalam Panca Pandawa; Nakula digambarkan sebagai orang yang sangat menghibur hati dan sangat teliti dalam melakukan pekerjaannya)
  • Pelihin  + (salahi)
  • Pelihang  + (salahkan)
  • Om swastyastu  + (salam sejahtera)
  • Capat  + (Berarti (tegur) sapa.)
  • Jeben  + (saleh, alim)
  • Salep  + (salep; obat luar yang terbuat dari campuran obat dengan zat yang berkonsistensi, seperti mentega, untuk dioleskan pada kulit (untuk kudis, luka, borok, dan sebagainya))
  • Saling  + (saling)
  • Madengko  + (saling berpeluk (memeluk, merangkul))
  • Magutgut  + (saling gigit, (sudah) digigit, bekas digigit, bertengkar)
  • Magibeg-gibegan  + (saling gulat; bergumul)
  • Kasih kumasih  + (saling kasihi, saling menyayangi)
  • Masesabatan  + (saling lempar)
  • Sabau  + (saling meminjamkan sapi agar dapat menggunakan bajak yang harus ditarik oleh dua ekor sapi (hl ini dilakukan oleh dua orang yang masing-masing memiliki satu ekor sapi))
  • Malu-maluan  + (saling mendahului)
  • Mender-enderan  + (saling mengejar dan dikejar)
  • Goloh  + (longgar; besar; tidak sempit (tentang lubang, ruangan, baju dan sebagainya); tidak sesak; lapang)
  • Magedig-gedigan  + (saling pukul)
  • Magebeg-gebegan  + (saling tarik (berebutan))
  • Magebeg  + (saling tarik (berebutan))
  • Makaden-kadenang  + (saling terka; saling kira)
  • Semprong  + (Salung api; tabung kaca penutup nyala lampu yang terbuat dari lilin api)
  • Andungan  + (saluran air)
  • Gelinjingan  + (Saluran air darurat di sisi pematang atau di tengah petak sawah untuk menyalir air.)
  • Pangorokan  + (Saluran air pada bendungan untuk menyalurkan air ke subak (persawahan).)
  • Abah uma  + (saluran pembuangan air pada pematang sawah yang berlebihan)
  • Galiran  + (saluran; aliran)
  • Siarane  + (salurannya; saluran itu (tentang televisi))
  • Rata  + (rata; datar)
  • Peturu  + (sama - sama)
  • Cap  + (Sama artinya dengan cap dalam bahasa Indonesia)
  • Adil  + (Penerapan hukuman yang diberikan kepada seseorang atau masyarakat tanpa pilih kasih, tanpa berat sebelah)
  • Asah-asah  + (sama sebanding; sama besar)
  • Aketeng  + (satu koin; seperak)
  • Mamengkung  + (Sama sekali tidak mau menuruti nasehat orang; membangkang; membandel.)
  • Maiab  + (sama umurnya (tuanya))
  • Iab  + (sama umurnya (tuanya))
  • Maiaban  + (sama umurnya (tuanya) dengan)
  • Iaban  + (sama umurnya (tuanya) dengan)
  • Paturu  + (sama-sama)
  • Sareng-sareng  + (bersama-sama)
  • Menjer-enjeran  + (sama-sama memperlihatkan; mempertontonkan)
  • Pakedek-pakenyung  + (sama-sama rukun dalam keluarga)
  • Pateh  + (sama; mirip)
  • Pada  + (sama; setara)
  • Patuhin  + (samai)
  • Patehin  + (samai)
  • Patehang  + (samakan)
  • Saru  + (samar)
  • Matra  + (samar-samar)
  • Gremeng  + (compang-camping)
  • Saruang  + (samarkan; jangan terang-terangan)
  • Pedesan  + (sambal)
  • Sambel  + (sambal; makanan penyedap yang dibuat dari cabai, garam, dan sebagainya yang ditumbuk, dihaluskan, dan sebagainya, biasanya dimakan bersama nasi)
  • Sambil  + (sambil)
  • Sambilan  + (sambil)
  • Sambilanga  + (sambil, bersamaan; sembari)
  • Sinambi  + (sambil; kata penghubung untuk menandai peristiwa atau perbuatan bersamaan; seraya; sembari)
  • Antol  + (sambung)
  • Antun  + (sambung)
  • Dekungan  + (sambungan atau pengganti anggota badan yang rusak; cabang (dahan) yang dijadikan akar untuk ditanam)
  • Panyanggran  + (sambutan; cara menyambut tamu)
  • Adem  + (sampah (sisa) dari bahan-bahan makan sirih)
  • Amis-amisan  + (sampah sisa membelah dan meraut bambu)
  • Leluune  + (sampah-sampah itu; kotoran itu)
  • Luu  + (sampah: barang atau benda yang dibuang karena tidak terpakai lagi dan sebagainya; kotoran seperti daun, kertas)
  • Ked  + (sampai)
  • Ngentud  + (sampai batas di lutut kaki)
  • Wanehang  + (Sampai merasa tidak suka lagi atau bosan.)
  • Nganteg  + (sampai pada posisi atau tempat yang dituju.)
  • Pinah  + (sampai tiba saatnya)
  • Kanti  + (sampai; hingga)
  • Nganti  + (sampai; hingga)
  • Nyantos  + (menunggu)
  • Antegang  + (sampaikan)
  • Giing  + (pokok)
  • Ambuh  + (sampo; langir)
  • Panempal  + (sane anggona dipoles)
  • Prama Kawi  + (Sang Pencipta (Tuhan))
  • I  + (kata depan untuk membentuk keterangan waktu lampau, contoh : ituni, ipuan, dsb)
  • San  + (sangat)
  • Kalintang  + (sangat)
  • Ladeg  + (keadaan benda cair yang sangat kotor)
  • Pangkah cumangkah  + (sangat berani untuk melakukan sesuatu; menyombongkan diri karena berani)
  • Kaah-kaah  + (sangat berat dan lama menderita sakit)
  • Gaan  + (sangat bernafsu serta tidak memilih-milih (tt makan, bekerja))
  • Ganas  + (sangat cepat)
  • Nrebeng  + (sangat cepat (tentang lari))
  • Deket  + (sangat erat menempel jika diraba (seperti lendir, kanji))
  • Leh landeh  + (sangat halus; amat halus; halus sekali)
  • Ngrawit  + (sangat indah)
  • Ngiler  + (sangat ingin akan sesuatu)
  • Nyud  + (sangat ingin akan sesuatu)
  • Iseng  + (sangat ingin dan berharap benar terhadap sesuatu, memiliki keinginan yang kuat untuk bertemu (hendak pulang ke kampung halaman))
  • Jolot  + (sangat ingin, hendak; mau; berhasrat)
  • Duskreta  + (sangat jelek, buruk; sangat tidak baik (tentang kelakuan, tabiat, perbuatan))
  • Kekeh jueh  + (sangat keras tidak dapat dilentukkan; kejur; kejang)
  • Kahkah dungkah  + (sangat keras; sangat kasar (tentang kulit))
  • Ngepah  + (membagi)
  • Ngregem  + (sangat lambat; lambat sekali)
  • Ngrebo  + (sangat lebat)
  • Ngrepegang  + (sangat mendesak (tentang waktu))
  • Marenteb  + (sangat meriah)
  • Kembang taon  + (sangat mesra ibarat lebah dengan bunga)
  • Tiwas nektek  + (sangat miskin)
  • Lolor  + (hancur (karena panas atau direbus); lepuh)
  • Abenat  + (sangat panjang; di luar ukuran normal)
  • Becong  + (pucat; putih pudar (tentang air muka); agak putih (tentang warna))
  • Putih sentak  + (sangat putih)
  • Marapedan  + (sangat ramai; sangat sibuk/repot)
  • Gumap  + (sangat sayang)
  • Polos  + (sangat sederhana;polos; jujur; berwarna satu macam)
  • Gamana  + (sangat sedikit)
  • Sengka  + (sangat sulit)
  • Resres  + (sangat takut)
  • Reprep  + (sangat takut)
  • Marepegan  + (sangat terdesak (tentang waktu))
  • Tuh gaing  + (sangat tidak basah; tidak berair; tidak lembap; tidak ada airnya lagi)
  • Mamesus  + (sangat tidak senang (karena dihina, diperlakukan tidak sepantasnya, dan sebagainya); berang; gusar)
  • Jenger  + (sangat tidak senang (karena dihina, diperlakukan tidak sepantasnya, dan sebagainya); berang; gusar, kasar dan keras)
  • Gedal  + (sangat tumpul)
  • Blenguh  + (sangat tumpul otaknya; tidak cerdas; bebal; bodoh)
  • Dengeh  + (sangat tumpul otaknya; tidak cerdas; bebal; bodoh)
  • Lengeh  + (Rasa pening atau hilang kesadaran (karena terlalu banyak minum minuman keras, dan sebagainya).)
  • Magedal  + (Sangat tumpul: untuk benda yang terbuat dari besi.)
  • Gati  + (sangat; amat)
  • Dahat  + (sangat; amat)
  • Lintang  + (lewat)
  • Sanget  + (sangat; amat)
  • Ngayang-ayang  + (sangat; luar biasa (tentang kecantikan))
  • Catu mujung  + (Sanggah pemujaan yang bubungan atapnya menjulang ke atas seperti kerucut)
  • Catu meres  + (Sanggah pemujaan yang bubungan atapnya paling tinggi dan ditutup dengan tempayan)
  • Sanggar  + (Sanggar adalah suatu tempat atau sarana yaSanggar adalah suatu tempat atau sarana yang digunakan oleh suatu komunitas atau sekumpulan orang untuk melakukan suatu kegiatan.</br></br>Selama ini suatu tempat dengan nama "sanggar" biasa digunakan untuk kegiatan sebagai berikut:</br></br>Sanggar ibadah: tempat untuk beribadah biasanya di halaman belakang rumah (tradisi masyarakat Jawa zaman dulu).</br>Sanggar seni: tempat untuk belajar seni (lukis, tari, teater, musik, kriya/kerajinan dll).</br>Sanggar kerja: tempat untuk bertukar fikiran tentang suatu pekerjaan.</br>Sanggar anak: tempat untuk anak-anak belajar suatu hal tertentu di luar kegiatan sekolah, dll.</br>(Wikipedia)di luar kegiatan sekolah, dll. (Wikipedia))
  • Sanggup  + (sanggup; bersedia; mau; mampu)
  • Sangkar  + (Sangkar)
  • Guungan  + (sangkar; kurungan (burung, ayam, dsb))
  • Genjah  + (rasa bebas dari ketegangan; memiliki waktu senggang)
  • Cenana  + (cendana; kayu cendana)
  • Tanusan  + (santan yang direbus untuk mencari minyaknya)
  • Kane  + (santan yang pekat)
  • Santen kane  + (santan yang sangat pekat)
  • Resi Bojana  + (santapan untuk para pendeta)
  • Rayunan  + (santapan yang dipersembahkan kepada para pendeta)
  • Iunan  + (santapan; hidangan (Alus Singgih))
  • Rayunang  + (santaplah; makanlah)
  • Abicara  + (santet; guna-guna; ilmu hitam; sihir)
  • Sapa  + (sapa; sambut)
  • Panganjali  + (sapaan; sapa; ajakan untuk bercakap; teguran; ucapan)
  • Ampal  + (sapi atau kerbau putih dengan kuku dan tanduk berwarna hitam)
  • Sampi lua  + (Sapi betina)
  • Sampi cundang  + (sapi dengan bulu putih di tengah dahinya)