UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK AT THE END OF MAY

Search by property

From BASAbaliWiki

This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.

Search by property

A list of all pages that have property "Indonesian equivalent" with value "batang sabrang (sejenis ubi-ubian yang seukuran kemiri, rasanya mirip keladi) yang menyerupai umbi". Since there have been only a few results, also nearby values are displayed.

Showing below up to 251 results starting with #1.

View (previous 500 | next 500) (20 | 50 | 100 | 250 | 500)


    

List of results

  • Kane  + (santan yang pekat)
  • Jagiran  + (sapi yang belum dikebiri)
  • Sampi panjut  + (sapi yang ujung ekornya berbulu putih)
  • Sate srapah  + (satai dari daging yang direbus kemudian dicelupkan ke dalam bumbu)
  • Sate lemo  + (satai dari daging yang ditumbuk halus bercampur santan)
  • Sate empol  + (satai dari daging yang telah ditumbuk halus bercampur santan)
  • Sate gunting  + (satai dari hati yang direbus dibentuk menyerupai gunting dan dasarnya dibuat dari kulit yang mengandung lemak babi)
  • Sate kebek  + (satai dari kulit babi berisi lemak dicampur dengan daging yang ditumbuk halus)
  • Sate kablet  + (satai dari kulit babi berisi lemak dicampur dengan daging yang ditumbuk halus)
  • Sate letlet  + (satai dari usus babi yang direbus atau digoreng)
  • Sate caru  + (satai kecil-kecil dari daging binatang yang dipergunakan dalam upacara buta yadnya)
  • Sate gayah  + (sate untuk perlengkapan gayah (perlengkapan sajen yang dibuat dari daging babi))
  • Sik  + (satu (bentuk pendek dari kata 'besik' yang artinya satu))
  • Adi  + (saudara lebih kecil)
  • Cramcam  + (sayur yang berisi santan)
  • Kacai  + (sayuran jenis bawang yang digunakan dalam berbagai masakan, berdaun panjang kecil-kecil, berwarna hijau〔allium odorum〕)
  • Nasi balean  + (sebakul nasi yang cukup untuk sekitar dua puluh porsi)
  • Betenan  + (sebelah bawah)
  • Badelod  + (sebelah selatan)
  • Lemayung  + (sebuah komposisi karawitan bali yang menggunakan gamelan smarandhana sebagai media ungkap)
  • Ratu Ngurah  + (sebutan kepada kekuatan gaib yang melindungi pekarangan rumah berserta penghuninya)
  • Nengah  + (sebutan untuk anak yang kedua atau keenam)
  • Akebis  + (secabik, sedikit (barang yang cabik))
  • Pangaskaraan  + (segala sesuatu yang berhubungan dengan upacara penyucian (lahir batin))
  • Aci-aci  + (segala sesuatu yang berhubungan dengan upacara)
  • Papojolan  + (segala sesuatu yang dilakukan dengan sederhana)
  • Entikan gumi  + (segala yang tumbuh dan hidup di dunia)
  • Pejangan  + (segenggam padi (bertangkai) yang ditaruh setelah diketam)
  • Plaus  + (sejenis alas sesajen berbentuk segitiga yang terbuat dari janur)
  • Kroso  + (sejenis anyaman dari bambu, dapat digunakan sebagai satuan.)
  • Pidada  + (sejenis bakau yang buahnya dipakai rujak)
  • Gesing  + (sejenis bambu berduri)
  • Rinti  + (sejenis benang sebagai perlengkapan upacara)
  • Penyon  + (sejenis binatang laut yang berkaki dan berekor menyerupai penyu, biasanya membuat lubang di pasir)
  • Laak biu  + (sejenis buah-buahan)
  • Pacah  + (sejenis bunga)
  • Soli  + (sejenis bunga)
  • Rijasa  + (sejenis bunga perdu yang warnanya merah muda)
  • Sawalak  + (sejenis burung punai yang berbulu merah)
  • Ranti  + (sejenis cabai kecil)
  • Plapah  + (sejenis campuran bumbu)
  • Pepetet  + (sejenis cicak yg kulitnya kehitam-hitaman berkilat, berbintik-bintik putih, dan bisa terbang)
  • Rubung  + (sejenis giwang atau subang (perhiasan di telinga) untuk pria)
  • Pengkah  + (sejenis hantu dengan perut yang besar)
  • Ajang  + (sejenis hidangan dalam sesajen)
  • Lada  + (sejenis ikan laut)
  • Ricik  + (sejenis ikan laut)
  • Bangladan  + (sejenis ikan laut yang badannya pipih)
  • Slungsung  + (sejenis ikan laut yang moncongnya runcing, biasa dipindang)
  • Pogot  + (sejenis ikan laut yang sisiknya tebal dan beracun apabila tidak diolah dengan benar)
  • Gedeglot  + (sejenis ikan tuna)
  • Bebonangan  + (sejenis instrumen gamelan)
  • Giling-giling  + (sejenis jajanan tradisional)
  • Sepen  + (sejenis jaring untuk menangkap udang kecil-kecil di pantai)
  • Rijig  + (sejenis kacang buncis kecil-kecil)
  • Komak  + (sejenis kacang-kacangan)
  • Ropa  + (sejenis kain cita)
  • Cepuk  + (sejenis kain ikat yang warna dasarnya merah)
  • Sangkap  + (sejenis kartu ceki)
  • Kayu tai  + (sejenis kayu)
  • Klaci  + (sejenis kayu hutan yang buahnya sangat asam)
  • Sukun  + (sejenis keluih yang tidak berbiji, dapat direbus atau digoreng)
  • Gipang  + (sejenis kue tradisional)
  • Becica  + (sejenis kutilang)
  • Tuma  + (sejenis kutu yang hidup di pakaian)
  • Gegecok mirah  + (sejenis lauk tradisional bali)
  • Papenggong  + (sejenis lumbung padi)
  • Bangkebai  + (sejenis meriam)
  • Ronde  + (sejenis minuman penghangat dengan bahan air jahe ditambah dengan isian ronde berbahan tepung ketan dan bumbu lainnya)
  • Nasi bira  + (sejenis nasi untuk persembahan)
  • Blebet  + (sejenis nyiru besar yang bentuknya melengkung di bagian bawah)
  • Taah  + (sejenis parang berbentuk persegi panjang untuk mencincang, memotong, dan sebagainya)
  • Dakangan  + (sejenis penyakit puru)
  • Biu batu  + (sejenis pisang)
  • Crenggah  + (sejenis pisang yang buahnya panjang dan melengkung)
  • Babih  + (sejenis pisau)
  • Ancak  + (sejenis pohon bodi yg daunnya berbentuk jantung, tingginya bisa mencapai 15 meter)
  • Gamal  + (sejenis pohon)
  • Pradah  + (sejenis pohon yang teras kayunya dipercaya memiliki nilai magis)
  • Nunas baos  + (sejenis ritual memanggil arwah)
  • Bulung jaja  + (sejenis rumput laut)
  • Pangruyagan  + (sejenis sajen)
  • Canang  + (sejenis sajen)
  • Plecing  + (sejenis sambal untuk sayuran kangkung)
  • Sesedep  + (sejenis sarana persembahan berisi beras dan benang)
  • Sate calon  + (sejenis satai berbahan kelapa parut yang dicampur sedikit daging)
  • Beleng  + (sejenis sirih)
  • Gereng-gereng  + (sejenis tanaman)
  • Samblung  + (sejenis tanaman merambat)
  • Banggul  + (sejenis tangga)
  • Bangul  + (sejenis tangga bertiang tunggal)
  • Gabor  + (sejenis tari pendet)
  • Adar  + (sejenis tarian joged)
  • Permas  + (sejenis tenunan yang halus)
  • Pungut  + (sejenis tumbuhan liar yang sangat baik dipakai tanaman hias (bonsai))
  • Galing-Galing  + (sejenis tumbuhan merambat yg bunganya berbentuk corong berwarna biru)
  • Peperon  + (sejenis tumbuhan merambat, dapat dipakai untuk racun ikan (anamirta cocculus))
  • Balu entut  + (sejenis tumbuhan perdu)
  • Sepet-sepet  + (sejenis tumbuhan yang dapat dijadikan param)
  • Bajing  + (sejenis tupai)
  • Baing  + (sejenis udang laut yang kecil-kecil)
  • Pantung  + (sejenis udang laut yang kulitnya bergerigi)
  • Ambed  + (selendang yang dililitkan di sekeliling pinggang)
  • Babuang  + (semut hitam yang besar)
  • Cekot  + (sendok)
  • Garut  + (senjata tajam pada ujungnya melengkung menyerupai pancing)
  • Ibingan  + (seorang penari pria yang menari dengan seorang penari gadis dalam pertunjukan tari jodeg bumbung)
  • Pangibing  + (seorang penari pria yang menari dengan seorang penari gadis dalam pertunjukan tari jodeg bumbung)
  • Sapenawang  + (sepengetahuan)
  • Kumajaum  + (seperti jarum (tentang bulu itik yang baru tumbuh))
  • Ngid  + (seperti rasa atau bau tanah yang dibakar)
  • Bantang  + (sepotong batang kayu)
  • Conge-conge  + (serangga pohon yang berbunyi waktu sunyi)
  • Dami  + (serat batang pisang)
  • Sigar Mangsi  + (serba hitam)
  • Sapih  + (seri)
  • Pilpil  + (sertifikat tanah)
  • Segehan  + (sesajen (berupa nasi yang diberi warna))
  • Nasi pangkonan  + (sesajen hidangan yang biasanya dipergunakan dalam upacara bhuta yadnya)
  • Nasi sasah  + (sesajen kecil yang dibentuk dengan menaburkan nasi dan serundeng di atas takir (alas dari daun pisang atau kelapa) dan dihiasi bunga)
  • Santun  + (sesajen yang berisi benda yang berbentuk bulat, seperti kelapa utuh dan telur.)
  • Pameeg  + (sesajen yang ditaruh pada keempat sudut gundukan tanah kuburan)
  • Saagan  + (sesajen yang telah dipersembahkan kemudian dimakan bersama)
  • Berekan  + (sesuatu yang busuk)
  • Adol-adolan  + (sesuatu yang dijual)
  • Panempal  + (sesuatu yang dipakai memoles tebal-tebal)
  • Sesaupan  + (sesuatu yang diperoleh tanpa memilih)
  • Papingitan  + (sesuatu yang dirahasiakan)
  • Aat-aatan  + (sesuatu yang diusahakan dengan keras)
  • Ngonngonan  + (sesuatu yang mengagumkan)
  • Papendeman  + (sesuatu yang mengandung kekuatan gaib yang ditanam pada pekarangan rumah untuk mencelakai penghuni rumah)
  • Angob-angoban  + (sesuatu yang mengherankan)
  • Ababan  + (sesuatu yang sudah diambili tangkai-tangkai bulirnya)
  • Nasib  + (sesuatu yang sudah ditentukan oleh tuhan atas diri seseorang)
  • Tetabasan  + (sesuatu yang telah diratakan)
  • Rusak-rusakan  + (sesuatu yang telah rusak)
  • Sandi ngucap  + (setiap kata yang diucapkan bertuah)
  • Sesirep  + (sihir yang menyebabkan orang tertidur)
  • Kanag  + (sikap badan yang dadanya maju ke depan)
  • Ngembir  + (sikap sapi jantan yang marah)
  • Gagang  + (sikap tangan seperti orang yang jijik)
  • Pranawa  + (simbol bunyi sakti om)
  • Temisi  + (siput pohon)
  • Patik  + (sirip yang berbisa)
  • Kacuas  + (suara lompatan yang jauh)
  • Rengi  + (suara tangis)
  • Plaspas  + (sucikan (tentang bangunan dan sebagainya yang baru selesai) dengan sesajen)
  • Kedangkan  + (sukar dikalahkan, ayam yang unggul berlaga)
  • Rerepi  + (surat (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
  • Pipil  + (surat tanda kepemilikan tanah)
  • Sawala  + (surat yang ditulis pada daun lontar)
  • Gandawari  + (tabir)
  • Tabuan keh  + (tabuan yang biasanya bersarang di dalam tanah)
  • Lelambatan  + (tabuh gong dengan irama yang lamban)
  • Tuni  + (tadi)
  • Ayat  + (takut)
  • Bokoran  + (talam sejenis baskom terbuat dari perak, kayu, dsb)
  • Bandut  + (tali pemikul)
  • Dadung  + (tali tambang, tali yang besar dan kuat)
  • Planting  + (tali yang tergantung untuk alat naik-turun)
  • Prambat  + (tali-temali yang direntangkan di sawah untuk menghalau burung)
  • Tledu nginyah  + (tanah pekarangan yang lebih tinggi dari tanah pekarangan di sekitarnya)
  • Celedu nginyah  + (tanah pekarangan yang lebih tinggi dari tanah pekarangan di sekitarnya)
  • Munduk  + (tanah yang meninggi seperti bukit)
  • Pamulan  + (tanaman)
  • Tetanduranne  + (tanaman)
  • Gegada  + (tanda biru atau hitam seperti penggada pada kaki ayam jago yang berwarna kuning)
  • Jampana  + (tandu, sejenis alat angkutan kuna)
  • Rangdunan  + (tanduk pada kedua kaki ayam jago yang bentuknya kecil dan mengarah ke atas)
  • Jan  + (tangga)
  • Jauk  + (tari yang bersifat pantomim dengan memakai topeng yang memerankan tokoh yang kuat dan dahsyat (seperti siwa dan rahwana))
  • Prama Sastra  + (tata bahasa)
  • Tebel-tebel  + (tebal-tebal)
  • Rejeng  + (tebing curam)
  • Tebas  + (tebus)
  • Tebasang  + (tebuskan)
  • Cecangkriman  + (teka-teki yang bertembang pucung, biasa dilagukan untuk menidurkan anak kecil)
  • Pesak  + (tekstur yang kasar)
  • Curek  + (telinga yang mengeluarkan nanah)
  • Bale-bale  + (tempat duduk atau tempat tidur yang dibuat dari bambu atau kayu)
  • Bokor  + (tempat sajen)
  • Gandek  + (tempat sirih pinang yang dibuat dari anyaman daun lontar yang bagian bawahnya beralas kayu)
  • Penglipuran  + (tempat wisata)
  • Rangki  + (tempat yang berdinding untuk berhias para penari sebelum keluar menari.)
  • Jrogjogan  + (tempat yang menurun)
  • Ejangin  + (tempat, barang (yang bisa dimasukkan), penuh, kurang)
  • Perean  + (tempayan yang kecil - kecil)
  • Tampias  + (tempias)
  • Marepah  + (terbagi-bagi (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
  • Mebat  + (tercincang)
  • Pranagata  + (tergesa-gesa karena suatu hal yang penting)
  • Kanggoang  + (terimalah)
  • Ngejetjet  + (terkejang-kejang (seperti orang yang menjelang ajalnya))
  • Gumas  + (terlampau masak)
  • Karubuhin  + (tertimpa robohan)
  • Panyada  + (tetua)
  • Kepud  + (tidak ada yang melanjutkan (tentang keturunan))
  • Pendeng  + (tidak berani makan)
  • Runyam  + (tidak bisa diam)
  • Ngencet  + (tidak hadir)
  • Kedi  + (tidak pernah haid, wanita yang tidak dapat dewasa)
  • Bebandungan  + (tiruan bentuk yang menyerupai aslinya)
  • Bungkling  + (tokoh dalam cerita rakyat yang banyak akalnya)
  • Pepeteng  + (topan disertai hujan lebat)
  • Babakan  + (torehan kulit kayu pohon)
  • Tuak  + (tuak)
  • Saab bora  + (tudung saji/penutup sesajen yang besar)
  • Mina  + (tuhan, sejenis)
  • Balung  + (tulang yang besar)
  • Balung gending  + (tulang yang terdapat pada persendian)
  • Galing  + (tumbuhan merambat yang bunganya berbentuk corong berwarna biru (cayratia trifolia))
  • Banah  + (tumbuhan sejenis gadung)
  • Rukem  + (tumbuhan yang batangnya berduri, buahnya bulat kecil terasa sepat ketika masih muda)
  • Galuga  + (tumbuhan yang buahnya megandung zat berwarna merah)
  • Daluman  + (tumbuhan yang melilit daunnya dapat dipakai minuman.)
  • Ambungan  + (tumbuhan yg menjalar pd pohon kayu batang dr tumbuhan yg merambat)
  • Pinggul  + (tumpulkan (tentang segi balok yang tajam))
  • Kekeb  + (tutup kukusan yang berbahan tanah liat)
  • Pipis glembang  + (uang kepeng besar yang dipakai dalam judi)
  • Air  + (uir-uir)
  • Raos ngempelin  + (ujaran yang bermakna ganda)
  • Empol  + (ujung batang muda (kelapa, enau, dan sebagainya))
  • Sekapa  + (umbi gadung)
  • Bangle  + (umbi-umbian sj temu)
  • Rerontek  + (umbul-umbul yang dipasang atau digunakan di tempat suci/pura)
  • Rontek  + (umbul-umbul yang dipasang atau digunakan di tempat suci/pura)
  • Cara  + (umpama)
  • Kuma  + (unsur terikat pembentuk kata yang artinya ‘berlaku seperti’ atau ‘menyerupai’)
  • Pangrebongan  + (upacara agama yang menggambarkan serbuan terhadap musuh)
  • Resi Gana  + (upacara bhuta yadnya yang lebih besar dari panca sata)
  • Papegatan  + (upacara dalam rangkaian upacara kematian untuk memutuskan hubungan antara arwah yang meninggal dan sanak keluarga yang ditinggalkan)
  • Nyaag  + (upacara kurban untuk memulai turun ke sawah yang dilaksanakan di bendungan)
  • Pangruat  + (upacara pembersihan terhadap leluhur yang perbuatannya dianggap berdosa)
  • Tumpek Kandang  + (upacara selamatan untuk hewan yang jatuh pada sabtu kliwon wuku uye)
  • Pitra Yadnya  + (upacara untuk roh leluhur yang sudah meninggal.)
  • Bhuta Yadnya  + (upacara yadnya yang dilaksanakan untuk menjaga keharmonisan bhuta hita yang dibangun dari panca maha bhuta yang merupakan unsur-unsur dasar dari bhuwana agung (alam semesta) maupun bhuwana alit itu sendiri.)
  • Gayot  + (usungan untuk mengarak orang yang dibuatkan upacara (biasanya bangsawan))
  • Jebeng  + (utuh (tumbuh-tumbuhan yang berdaun rimbun atau berumpun))
  • Besek  + (wadah)
  • Atelahan  + (waktu yang dihabiskan untuk menghabiskan sesuatu)
  • Prabali  + (wanita kebanyakan yang menikah dengan golongan bangsawan dalam masyarakat bali, biasa dipanggil jero atau pemekel)
  • Ane  + (yang)
  • Sane  + (yang)
  • Kang  + (yang)
  • Tiosan  + (yang lain)
  • Encen  + (yang mana)
  • Engken  + (yang mana)
  • Sane tunian  + (yang tadi)
  • Pamutus  + (yang terakhir)
  • Palungguh  + (yang terhormat)
  • Bangkong  + (batang sabrang (sejenis ubi-ubian yang seukuran kemiri, rasanya mirip keladi) yang menyerupai umbi)
  • Jabag  + ((berkata) kasar kepada orang yang patut dihormati)
  • Saang pamuun  + ((seikat kecil) kayu api yang dimantrai oleh pendeta untuk menyulut mayat pertama kali)
  • Makantet  + ((sudah) diikat, terikat (satu dengan yang lain))
  • Dadia  + (1) hubungan kekerabatan (satu leluhur))
  • Mamadik  + (acara meminang sebelum dilaksanakan upacara perkawinan / pawiwahan yang dalam tata cara perkawinan adat bali)
  • Mapantes - pantesan  + (ada yang sesuai ada yang tidak)
  • Abang age  + (adonan kelapa parut dengan bumbu berwarna merah putih sebagai dasar dalam tetandingan/rangkaian kawisan (sejenis sajen) dalam upacara adat di bali)
  • Yeh  + (air)
  • Banyeh  + (air yang keluar dari mayat)
  • Asta brata  + (ajaran kepemimpinan yang meneladani delapan dewa menurut agama hindu)
  • Bangsing  + (akar hawa)
  • Nania  + (aksara bali yang letaknya bergantung pada huruf pokok yang melambangkan bunyi ya)
  • Aksara wayah  + (aksara, tanda aksara dalam tata tulis yang merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa.)
  • Durmanggala  + (alamat buruk)
  • Plantik  + (alat dari bambu yang dipakai untuk menjepit daun ‘gowangan’ (pita dari daun untuk menghasilkan suara) dengan batangnya)
  • Rindik  + (alat musik gamelan yang berbahan bambu seperti kulintang dengan tangga nada lagu bali)
  • Plentang  + (alat perintang yang diikatkan pada tali layang-layang atau hewan)
  • Pangesan  + (alat sejenis seligi (tombak) untuk menguliti kelapa)
  • Por  + (alat tenun tradisional yang menjepit pinggang penenun dari belakang)
  • Pangrenteb  + (alat untuk memeriahkan)
  • Papanggulan  + (alat untuk memukul gamelan)
  • Tatebeng  + (alat yang berfungsi sebagai penghalang cahaya pada lampu)
  • Galur  + (aliran air yang besar)
  • Masemped  + (amat lebat)
  • Nyemped  + (amat lebat)
  • Alid  + (amis)
  • Amplas  + (amplas)
  • Rare Angon  + (anak gembala)
  • Rare dia-diu  + (anak haram)
  • Paplengkungan  + (anyaman bambu sebagai penutup jenazah)
  • Klabang  + (anyaman bilah bambu berbentuk persegi panjang yang digunakan sebagai alas untuk menjemur jajan)
  • Ingka  + (anyaman dari lidi jamur yang berbentuk bundar ceper)
  • Tetagihan  + (apa apa yang diminta)
  • Dedudukan  + (apa-apa yang dipungut)
  • Rerigedan  + (apa-apa yang mengotori)
  • Api takep  + (api yang ditaruh pada dua keping sabut kelapa yang diletakkan bersilang, yang di atas menelungkup menutupi yang di bawah, dipakai pada waktu upacara buta yadnya)
  • Klakah  + (atap dari bambu yang dibelah)
  • Pemada  + (atap ilalang atau ijuk yang terpasang nomor dua dari bawah)
  • Adat  + (aturan secara tradisional yang selalu ditaati)
  • Pra  + (awalan yang menyatakan seketika)
  • Demerit  + (ayam)
  • Siap bakakap  + (ayam panggang utuh yang tidak berisi empedu dan usus (isi perut))
  • Saungan  + (ayam yang belum pernah diadu)
  • Culuung  + (babi)
  • Repah  + (bagi (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
  • Parwa  + (bagian dari mahabarata)
  • Tibu  + (bagian sungai yang dalam)
  • Engkuk  + (bahan sajen)
  • Bijik  + (bahan untuk membuat minuman cendol)
  • Mundak  + (balai yang bertiang enam)
  • Pering  + (bambu)
  • Jlempung  + (bambu yang besar)
  • Jlepung  + (bambu yang besar)
  • Tiing jajang  + (bambu yang kecil-kecil)
  • Saihang  + (bandingkan)
  • Bale kambang  + (bangunan bertiang 28, didirikan pada gundukan tanah yang dikelilingi kolam sebagai balai sidang raja, para pendeta, serta pejabat istana)
  • Bale pawedan  + (bangunan bertiang empat yang digunakan sebagai tempat duduk pendeta melakukan pemujaan saat memimpin upacara ritual keagamaan)
  • Bale gong  + (bangunan yang terletak di jaba tengah atau jaba sisi pada sebuah pura yang berfungsi sebagai tempat menabuh gong dan gamelan)
  • Tibuan  + (banyak bagian sungai yang dalam)
  • Gadgadan  + (banyak berisi kutu ayam)
  • Padlekep  + (banyak orang yang merapatkan muka)
  • Pajririt  + (banyak yang berguling cepat)
  • Padlehdeh  + (banyak yang berjalan pelan-pelan)
  • Pajongkok  + (banyak yang berjongkok)
  • Pajodog  + (banyak yang diam bercokol)
  • Patidulame  + (banyak yang diratapinya)
  • Padlepek  + (banyak yang duduk atau tidur di lantai)
  • Padulengek  + (banyak yang menengadah)
  • Pagaang  + (banyak yang merangkak)
  • Pajungkling  + (banyak yang terjungkir)
  • Tetadtadan  + (barang bawaan yang ditenteng)
  • Sesuunan  + (barang yang dijunjung)
  • Gegrabadan  + (barang-barang dagangan yang kecil-kecil seperti terasi, garam, gambir dsb)
  • Gagilik  + (batang)
  • Cengelan  + (batang leher)
  • Gedebong  + (batang pisang)
  • Tatakan  + (batang pisang)
  • Bangkong  +
  • Ambeg paramarta  + (batin seseorang yang sudah sampai pada tujuan)
  • Paras  + (batu paras)
  • Banges  + (bau yang tajam)
  • Ganda  + (bau)
  • Kembar buncing  + (bayi kembar yang jenis kelaminnya berbeda)
  • Paso  + (bejana atau jambangan besar yang dibuat dari tanah untuk tempat air dan sebagainya)
  • Siwur  + (bejana tempat air suci yang terbuat dari tempurung kelapa)
  • Bekel  + (bekal)
  • Bekelne  + (bekalnya)
  • Enjutan  + (bekas sesuatu yang dibakar)
  • Guun  + (benang yang agak besar)
  • Cengkrong  + (bengkok)
  • Reringgitan  + (bentuk hiasan dari janur yang bergerigi)
  • Pupuh  + (bentuk lagu yang terikat oleh "padalingsa")
  • Gableh  + (bentuk payudara yang terkulai)
  • Gait  + (bentuk tubuh yang ramping)
  • Bebakuhan  + (bentuk umum suatu bangunan)
  • Pelpelan  + (bentuk yang pipih)
  • Baas galih  + (beras yang bersih dan utuh butirannya)
  • Baas mes  + (beras yang direndam dalam air selama sekitar satu jam untuk membuatnya mudah digiling, biasanya digunakan untuk membuat loloh)
  • Jotjotan  + (berbagai makanan yang akan dibagikan sebagai bentuk silaturahmi dan membina persahabatan)
  • Magadgad  + (berisi kutu ayam)
  • Maplaus  + (berisi plaus (sejenis alas sesajen berbentuk segitiga yang terbuat dari janur))
  • Maplawah  + (berisi plawah(kerangka alat musik tradisional bali yang biasanya diukir, sebagai tempat menyusun ‘bung-bung’ atau bambu resonansi ))
  • Masaur  + (berisi serundeng (lauk dari kelapa parut yang diberi bumbu dan disangrai))
  • Mapatik  + (berisi sisik yang berbisa)
  • Maprambat  + (berisi ‘prambat’ (tali-temali yang direntangkan di sawah untuk menghalau burung)
  • Makata  + (berkata dalam bahasa yang dianggap asing)
  • Masidikara  + (berkeluarga yang bersatu)
  • Kumalipan  + (berlaku seperti lipan (tentang anak yang banyak bergerak pada masa belajar merangkak/berjalan))
  • Kerta raharja  + (berlimpah)
  • Ngrerep  + (bermalam)
  • Matabih  + (beroda)
  • Manacika  + (berpikir yang baik dan benar (salah satu dari konsep tri kaya parisuda))
  • Mapincer  + (berputar)
  • Resik  + (bersih (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
  • Mareresik  + (bersih-bersih (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
  • Warang  + (besan)
  • Panelas  + (biaya yang dihabiskan)
  • Pragiwaka  + (bijaksana (bentuk alus singgih/jenis bahasa bali untuk berbicara dengan orang yang harus dihormati))
  • Kecambah  + (biji kacang yang sudah tumbuh/kelihatan akarnya)
  • Klabet  + (biji-bijian yang biasanya digunakan sebagai campuran minyak rambut atau bedak)
  • Reng  + (bilah-bilah kayu atau bambu yang dipasang pada kasau tempat memasang genting)
  • Rimpung  + (binasa (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
  • Kalimayah  + (binatang berkaki seribu yang mengeluarkan sinar pada waktu malam)
  • Patikonang  + (binatang peliharaan yang bisa disembelih)
  • Kuuk  + (binatang sejenis musang)
  • Kalisasuan  + (binatang sejenis tawon yang membuat rumah dari tanah)
  • Sawan ai  + (binatang sejenis uir-uir atau tonggeret)
  • Plancah  + (binatang ular yang dianggap keramat)
  • Bongkek  + (bisul yang besar)
  • Bongkar  + (bongkar)
  • Pusut  + (bor kecil yang dipilin dengan tangan untuk melubangi sesuatu)
  • Engkol  + (bor tangan)
  • Pabanci  + (buah kelapa yang dagingnya tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda yang dapat dipakai sayur)
  • Bebanci  + (buah kelapa yang dagingnya tidak terlalu tua dan tidak terlalu muda yang dapat dipakai sayur)
  • Kalimoko  + (buah sejenis jambu batu yang dapat dimakan)
  • Blungking  + (buah semangka yang masih muda)
  • Durbudi  + (budi yang buruk)
  • Nitisara  + (buku yang mengandung ajaran kesusilaan)
  • Badi  + (bulir padi yang tak keluar dari pelepah daun karena kekurangan air)
  • Kales  + (bulu yang tumbuh pada bagian belakang pipi)
  • Rumbah  + (bumbu cincang)
  • Kecicang  + (bunga bongkot yakni tumbuhan sebangsa lengkuas, yang dapat dipakai sambal)
  • Cecunduk  + (bunga yang ditusukkan pada rambut)
  • Alpaprana  + (bunyi konsonan yang diucapkan dengan hembusan nafas yang lemah)
  • Gedubug  + (bunyi pijakan kaki yang berat dan keras)
  • Cedar  + (bunyi senapan yang ditembakkan)
  • Juru gasal  + (buruh memotong padi yang mengambil upah berupa padi)
  • Sawan ujan  + (burung yang bulunya kemerah-merahan)
  • Plispisan  + (butir-butir nasi yang jatuh pada waktu makan)
  • Calon  + (calon)
  • Canange  + (canang)
  • Kejen  + (cangkul yang biasanya digunakan untuk membersihkan pematang sawah)
  • Dlehdeh  + (cara berjalan yang pelan-pelan)
  • Rerehang  + (carikan (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
  • Ceda  + (cela)
  • Celuluk  + (celuluk)
  • Adi Parwa  + (cerita yang pertama dan paling utama (besar) dalam epos mahabharata)
  • Munggir  + (daerah tanah yang agak tinggi)
  • Rumbah Gile  + (daging babi cincang yang dicampur dengan bumbu cincang untuk kelengkapan sesajen upacara pengabenan (pembakaran jenazah))
  • Rames  + (daging yang dicincang)
  • Mariin-riinan  + (dahulu-mendahului(basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
  • Riinin  + (dahului (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
  • Riinang  + (dahulukan)
  • Dalil  + (dalil)
  • Panglahlah  + (dampak)
  • Ron  + (daun (alus singgih))
  • Ruan  + (daun (alus singgih: tingkatan bahasa (anggah-ungguhin basa) yang digunakan untuk menghormati atau menjunjung lawan bicara yang dihormati))
  • Dry fase of coconut leaves  + (daun kelapa yang sudah kering)
  • Rontal  + (daun lontar)
  • Lontar  + (daun lontar yang bertuliskan huruf bali)
  • Kraras  + (daun pisang kering yang berwarna kecoklatan)
  • Keraras  + (daun pisang yang sudah tua)
  • Duradesa  + (desa yang jauh)
  • Di malun  + (di depan sesuatu yang disebutkan di belakangnya)
  • Di petenge  + (di tempat yang gelap)
  • Nyegir  + (diam sendirian di tempat yang meninggi)
  • Parida  + (diambilnya (tentang sajen yang telah selesai dipujakan))
  • Karepah  + (dibagi-bagi (oleh) (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
  • Karesikin  + (dibersihkan (oleh) (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
  • Karimpung  + (dibinasakan (oleh) (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
  • Rimpunga  + (dibinasakannya (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
  • Karereh  + (dicari (oleh) (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
  • Karerehin  + (dicari-cari (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
  • Karerehang  + (dicarikan (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
  • Rereha  + (dicarinya (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
  • Kariinang  + (didahulukan)
  • Kehkeha  + (dikaisnya)
  • Kasemped  + (dimarahi dengan kata-kata yang pedas)
  • Sempeda  + (dimarahinya dengan kata-kata yang pedas)
  • Sempedina  + (dimarahinya dengan kata-kata yang pedas)
  • Gaing  + (dinding sumur yang dibuat dari batu bata berkeliling)
  • Karumbingin  + (dipasangi rumbing (hiasan tanduk sapi yang digunakan pada saat perlombaan ‘makepung’ (balap cikar yang ditarik oleh sepasang kerbau atau sapi))
  • Kaprambat  + (dipasangi/diberi ‘prambat’ (tali-temali yang direntangkan di sawah untuk menghalau burung)
  • Pesaha  + (dipetiknya yang muda - muda)
  • Karingkus  + (diringkus (oleh))
  • Maringkus  + (diringkus)
  • Katebas  + (ditebus (oleh))
  • Matebas  + (ditebus (oleh))
  • Balian sonteng  + (dukun yang mempersembahkan sajen dengan kata-kata biasa untuk mendatangkan kekuatan saat mengobati)
  • Balian usada  + (dukun yang mengobati berdasarkan kitab pengobatan (usada))
  • Balian apun  + (dukun yang mengobati dengan cara mengurut)
  • Balian manak  + (dukun yang menolong orang melahirkan)
  • Riinan  + (dulu)
  • Panjut  + (ekor (sapi) yang ujungnya putih)
  • Sangkur sempret  + (ekor ayam jago yang menjuntai hingga ke tanah)
  • Sangkur pengotok  + (ekor ayam jago yang menyerupai palu)
  • Sangkur pakpak  + (ekor ayam jago yang menyerupai palu)
  • Sangkur udang  + (ekor ayam yang melengkung ke bawah seperti ekor udang)
  • Kakalan  + (endapan yang tersisa di panci karena penguapan garam)
  • Dayang-dayang  + (gadis yang menjadi pelayan permaisuri atau putri di istana)
  • Gadung  + (gadung)
  • Rajah  + (gambar yang mengandung kekuatan gaib)
  • Gambir  + (gambir)
  • Candi bentar  + (gapura yang bentuknya berbelah dua)
  • Bades  + (gatal)
  • Raras  + (gaya yang simpatik)
  • Sibuh pepek  + (gayung berbahan batok kelapa dan bertangkai batang dapdap)
  • Gegambiran  + (gelambir ayam jago yang dipotong memanjang dari bagian bawah kurang lebih tiga perempat)
  • Gongseng  + (gelang kaki yg dilengkapi dengan genta-genta (lonceng-lonceng) yang berukuran kecil, dipakai sebagai berlengkapan busana tari bali)
  • Gedah  + (gelas yang terbuat dari tembikar)
  • Ketipluk  + (gendang kecil yang dipergunakan khusus oleh pendeta golongan waisnawa)
  • Bajra  + (genta)
  • Ulinan  + (gerak bayi yang menggeliat-geliat)
  • Gula jangih  + (gula aren cair yang sudah rusak)
  • Gula bedet  + (gula aren yang lengket)
  • Bukakak  + (guling babi yang matang sebagian untuk keperluan sajen)
  • Gantal  + (gulungan daun sirih yang berisi kapur sebagai pelengkap upacara)
  • Dingkil  + (hanya satu)
  • Nara mangsa  + (hari raya galungan yang jatuh pada tilem kasanga)
  • Pamacekan Agung  + (hari raya hindu bali yang jatuh pada hari senin uku kuningan)
  • Ibi puan  + (hari-hari yang telah berlalu, biasanya)
  • Yasa  + (hasil kerja yang baik)
  • Kebisan  + (hasil mengoyak, rerumputan yang tumbuh menjalar di pematang sawah)
  • Rapetan  + (hasil merapatkan (jarak))
  • Poncong  + (hiasan rambut yang menonjol ke muka)
  • Rumbing  + (hiasan tanduk sapi yang digunakan pada saat perlombaan ‘makepung’ (balap cikar yang ditarik oleh sepasang kerbau atau sapi))
  • Ponjen  + (hiasan yang berumbai)
  • Papenjoran  + (hiasan yang menyerupai penjor)
  • Nasi gibungan  + (hidangan nasi yg dibentuk menyerupai setengah bola cukup untuk empat sampai enam porsi)
  • Sate tanceb  + (himpunan bermacam satai yang berbentuk hiasan sajen)
  • Sate tungguh  + (himpunan bermacam-macam satai yang berbentuk hiasan sajen)
  • Sate gede  + (himpunan bermacam-macam satai yang berbentuk hiasan)
  • Ngungkung  + (hujan yang tak berhenti)
  • Guung  + (huruf (ra) dalam aksara bali yang digantungkan pada huruf pokok)
  • Aksara swalalita  + (huruf bali untuk menuliskan kata-kata bahasa bali yang diserap dari bahasa jawa kuno dan bahasa sanskerta)
  • Aksara wreastra  + (huruf bali yang digunakan untuk menuliskan kata-kata yang berasal dari bahasa bali)
  • Lagna  + (huruf/aksara bali yang belum mendapat tanda bunyi (sandangan suara))
  • Betok  + (ikan air tawar, mirip mujair, dan siripnya berduri)
  • Lamadan  + (ikan laut yang kecil)
  • Muduk  + (ikan laut yang pipih dan berwarna putih)