On Buda Umanis Julungwangi day, the residents of Banjar Buni, Kuta hold an interesting ceremony known as Cak Sanghyang, or Kecak Sanghyang. This ancient and sacred dance is performed during pujawali (inauguration day commemorance) at Pura Ulun Banjar Buni.
Initially, this kecak dance was performed in conjunction with the Banjar Buni's typical Sanghyang Jaran dance (see entry “Sanghyang Jaran”). In the 1970s, this dance was introduced as a tourism commodity when Balinese tourism began to develop. Starting in 1985, due to unfavorable circumstances, this sacred dance had been forgotten for several years. Then, at the initiative of the residents, in 2009 this heritage art was staged again.
This Cak Sanghyang dance is performed in conjunction with the Sanghyang Jaran Dance which is a tribute dance to Ratu Sakti Ulukuda, the god who protects the people of Banjar Buni. At first glance, this Sang Hyang Jaran dance is similar to the Sang Hyang Jaran dance tradition from other regions (such as Nusa Lembongan and Denpasar), as is the standard of Kecak dance.
Pada hari Buda Umanis Julungwangi, warga Banjar Buni, Kuta melangsungkan upacara menarik yang dikenal dengan nama Cak Sanghyang, atau Kecak Sanghyang. Tarian kuno dan sakral ini dipentaskan pada saat pujawali di Pura Ulun Banjar Buni.
Pada awalnya, tarian kecak ini dipentaskan bersamaan dengan Tari Sanghyang Jaran khas Banjar Buni (lihat entri “Sanghyang Jaran”). Pada tahun 1970-an, tarian ini mulai diperkenalkan sebagai komoditas pariwisata tatkala pariwisata Bali mulai berkembang. Mulai tahun 1985, karena situasi yang kurang mendukung, tarian sakral ini sempat terlupakan selama beberapa tahun. Kemudian, atas inisiatif warga, tahun 2009 kesenian warisan leluhur ini kembali dipentaskan.
Tari Cak Sanghyang ini dipentaskan bersamaan dengan Tari Sanghyang Jaran yang merupakan tari penghormatan kepada Ratu Sakti Ulukuda, dewa yang melindungi warga Banjar Buni. Tarian Sang Hyang Jaran ini sekilas mirip dengan tradisi Tarian Sang Hyang Jaran dari daerah lain (seperti Nusa Lembongan dan Denpasar), demikian pula pakem Tari Kecaknya.
Enable comment auto-refresher