Di bali diperingati sebagai hari pangrupukan karena para warga bali akan melaksanakan ngerupuk untuk mengusir butha kala dan kejahata.
Pengerupukan dilakukan dengan cara menyebar-nyebar nasi tawur, mengobori-obori rumah dan seluruh pekarangan, menyemburi rumah dan pekarangan dengan mesiu, serta memukul benda-benda apa saja (biasanya kentongan) hingga bersuara ramai/gaduh, yang dilakukan sore hari (sandhyakala) setelah dilakukan upacara mecaru di tingkat rumah) sehari sebelum upacara Nyepi.
Setelah melaksanakan ngerupuk semua orang akan pergi ke jalanan untuk menonton pawai ogoh-ogoh, banyak orang dari luar bali datang untuk menonton pawai ogoh-ogoh, pawai ogoh-ogoh dilaksanakan secara meriah ada suara gamelan yang ramai, ada tarian-tarian, dan berbagai bentuk ogoh-ogoh dari yang lucu hingga yang menyeramkan. Setelah selesai pawai ogoh-ogoh keesokan harinya diperingati sebagai hari raya nyepi
Enable comment auto-refresher