Kebo Dongol is a tradition that is carried out in a series of Piodalan ceremonies at the Kahyangan Jagat Dhalem Bangun Sakti Br Temple, Basang Tamiang, Kapal Traditional Village, Mengwi District, Badung Regency. This tradition uses a dough that resembles a buffalo, which only the Pemangku Pura can make. Then it is decorated and stuck with red hibiscus flowers with coconut milk from queen cane and complemented by nginang ingredients, namely betel, pamor, gambier tobacco, and areca nut. After the pujawali ceremony takes place, the Kebo Dongol tradition begins. All stakeholders sit at Bale Pengaruman, including the Serati, the fathers of Kebo Dongol.
Kebo Dongol merupakan tradisi yang dilaksanakan serangkaian dengan upacara Piodalan di Pura Kahyangan Jagat Dhalem Bangun Sakti Br, Basang Tamiang, Desa Adat Kapal, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Tradisi ini menggunakan sarana adonan yang menyerupai kerbau yang hanya boleh dibuat oleh Pemangku Pura.. Kemudian dihias dan ditancapi bunga kembang sepatu merah dengan santan penyangga dari tebu ratu dilengkapi dengan bahan nginang, yaitu sirih, pamor, gambir tembakau, dan buah pinang. Setelah upacara pujawali berlangsung, maka tradisi Kebo Dongol dimulai. Semua pemangku duduk di Bale Pengaruman, termasuk para Serati, pengayah pembawa Kebo Dongol.
Enable comment auto-refresher