Siat Sambuk (Coconut Fiber War) is usually carried out the day before Nyepi, which is right on the day of pengrupukan before sunset (sandikala). In addition to continuing the traditions of the ancestors, siat sambuk is also believed to be a repellent against reinforcements and neutralize negative things in the village environment. Siat sambuk troops are usually divided into two, namely Wong Kaja (northern group) and Wong Kelod (southern group). Both groups have prepared ammunition in the form of piles of belts filled with embers. Young people will throw belts that have previously been burned, accompanied by the Baleganjur gamelan which is getting more and more passionate.
Siat Sambuk (Perang Serabut Kelapa) biasanya dilaksanakan sehari sebelum hari raya Nyepi yaitu tepat pada hari pengerupukan sebelum matahari tenggelam (sandikala). Selain untuk meneruskan tradisi dari leluhur, siat sambuk juga dipercaya sebagai penolak bala dan menetralisir hal-hal negatif pada lingkungan desa. Pasukan siat sambuk biasanya dibagi dua yaitu Wong Kaja (kelompok utara) maupun Wong Kelod (kelompok selatan). Kedua kelompok ini sama-sama telah menyiapkan amunisi berupa tumpukan sambuk berisi bara api. Muda-mudi akan saling melempar sambuk yang sebelumnya sudah dibakar diiringi dengan gamelan Baleganjur yang semakin membakar semangat.
Enable comment auto-refresher