Where did this ceremony take place:
In English
Ngusaba Tegen is also known as Ngusaba Tatag. The Ngusaba Tegen ceremony is a form of gratitude for the residents to worship the God who resides at the Dalem Penataran Pasek Abang, Suter Village Kintamani Bangli. At the time of Ngusaba Tegen, the men from the residents bring banten (ceremonial facilities) by means of being carried (carried) and the ceremonial facilities offered are in the form of offerings of tegen-tegena. The offerings are in the form of vegetables, fruits and fish. The banten or offerings have a taboo, namely not using fried fish or snacks, but boiled, steamed or baked. In addition, the unique thing is that all the contents of the offerings must be of 20 types each. Meanwhile, the mothers brought gebogan offerings.
In Balinese
In Indonesian
Ngusaba Tegen juga disebut dengan Ngusaba Tatag. Upacara Ngusaba Tegen ini bermakna sebagai bentuk syukur warga untuk memuja Tuhan yang berstana di Pura Penataran Pasek Abang, Desa Suter Kintamani Bangli. Pada saat Ngusaba Tegen tersebut, laki-laki dari penduduk membawa banten (sarana upacara) dengan cara ditegen (dipikul) dan sarana upacara yang dipersembahkan tersebut berupa sesajian tegen-tegena. Persembahan yang dipikul tersebut berupa sayur mayur, buah-buahan dan juga ikan. Adapun banten atau sesajian persembahan tersebut memiliki pantangan yaitu tidak menggunakan ikan atau jajan yang digoreng, tetapi direbus, dikukus atau dibakar. Selain itu, uniknya lagi semua isi bantennya harus berjumlah masing-masing 20 jenis. Sementara itu, kaum ibu membawa banten gebogan.
Youtube
Enable comment auto-refresher