How to reduce waste at school canteen? Post your comments here or propose a question.

Hoax tentang Keadilan Untuk Audrey

Hoax tentang Keadilan Untuk Audrey.jpg
Photo credit
Issue name
Year
Contributor
Indri Setiyaningsih
Author(s)


    Add your comment
    BASAbaliWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

    Description


    English

    A young woman named Audrey admitted that she was beaten up by 12 students. The beatings were carried out in two places. There are two motives for this student to persecute him. First, the heart hurts, because the victim often brings up the problem of accounts receivable that had been committed by the late mother of the suspect. Second, because of male problems.

    During the persecution, Audrey admitted that she was dropped onto the asphalt and kicked repeatedly by her friend and experienced bleeding from the nose and wounds on the face. Then Audrey also stated that one of the perpetrators abused her vital organs, namely by striking her female organs with her fingers, and because this made the victim no longer a virgin and also experienced swelling in her vital area. This incident went viral on social media so quickly that it shocked people throughout Indonesia. However, after checking in the field of health, Audrey divisum and the post-mortem rejected the statement made by Audrey, the post-mortem said that there were no marks and hymen, Audrey did not experience a tear and Audrey did not experience physical trauma in the area.

    This case is very unfortunate, and not as viral on social media. Hopefully hoaxes like this will not happen again

    Balinese

    Wenten anak luh mewasta Audrey ngorang ia kroyoke sareng roras murid. Pengeroyokan punika dilakukan ring dua tempat. Wenten dua motif muride ngelaksanayang penganiayaan. Ka pertama, sakit hati, ulian korban sesai ngungkit-ngungkit masalah hutang sane polih laksanayang oleh almarhun memene Audrey. Kedua, ulian masalah anak muani. Audrey ngaku ia tulude ke aspal lan tendange terus-terusan saking timpalne, ulian punika cunguh lan muane Audrey pesu getih. Audrey juga mengatakan wenten salah satu pelaku ngelaksanayang peleehan ring organ intim Audrey, ulian pelecehan punika Audrey sampun ten perawan malih, lan organ intim Audrey beseh. Peristiwa punika enggal sajan viral di sosial media kanti masyarakat Indonesia nawang. Nanging di subane cek dalam bidang kesehatan Audrey divisum lan pihak visum nolak ane orange teken Audrey, pihak visum ngorang ten wenten bekas pelecehan organ intim ane ngebuat selaput dara Audrey uwek lan Audrey ten mengalami trauma fisik area organ intimne. Berita punika sangat disayangkan, lan ten patuh care berita sane viral di sosial media. Astungkara berita hoax punika ten terulang malih.

    Indonesian

    Remaja Putri bernama Audrey mengaku dikeroyok oleh 12 orang pelajar. Pengeroyokan dilakukan di dua tempat. Ada dua motif pelajar ini melakukan penganiayaan. Pertama sakit hati, karena korban kerap mengungkit-ungkit persoalan piutang yang pernah dilakukan oleh almarhumah ibu tersangka. Kedua, karena masalah lelaki.

    Ketika penganiayaan berlangsung, Audrey mengaku dirinya dijatuhkan ke aspal dan ditendang berkali - kali oleh temannya dan mengalami pendarahan di hidung dan luka - luka di wajah. Kemudian Audrey juga menyatakan bahwa salah satu pelaku melakukan pelecehan di organ vitalnya yaitu dengan mencolok organ kewanitaannya dengan menggunakan jari tangannya, dan karena hal tersebut membuat korban sudah tidak perawan lagi dan juga mengalami pembengkakan di daerah area vitalnya. Peristiwa ini begitu cepat viral di media sosial sampai menggemparkan masyarakat seluruh Indonesia. Namun setelah cek dalam bidang kesehatan Audrey divisum dan pihak visum menolak pernyataan yang diucapkan oleh Audrey, pihak visum mengatakan bahwa tidak ada bekas dan selaput dara, Audrey tidak mengalami robekan dan Audrey tidak mengalami trauma fisik dalam area tersebut. 

    Kasus ini sangat disayangkan, dan tidak seperti yang viral di medsos. Semoga hoax seperti ini tidak terulang kembali

    Other local Indonesian Language ( )