UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK AT THE END OF MAY

Search by property

From BASAbaliWiki

This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.

Search by property

A list of all pages that have property "Indonesian equivalent" with value "merah pada lipatan-lipatan kulit (leher, paha dan sebagainya) karena biang keringat". Since there have been only a few results, also nearby values are displayed.

Showing below up to 251 results starting with #1.

View (previous 500 | next 500) (20 | 50 | 100 | 250 | 500)


    

List of results

  • Baag-biing  + (merah padam (tentang warna muka karena marah atau sakit))
  • Pinggala  + (merah)
  • Kabilbil  + (merah-padam krn malu (tt air muka))
  • Ngerot  + (meraut)
  • Ngerotang  + (merautkan)
  • Ngrubuhang  + (merobohkan)
  • Mledped  + (merunduk karena lebat (tentang buah atau bunga pada pohon))
  • Kartika  + (nama bulan bali keempat (jatuh pada bulan oktober))
  • Nasi brumbun  + (nasi berwarna campuran merah, putih, kuning, hitam untuk pelengkap sesajen buta yadnya)
  • Nasi warna  + (nasi yg diberi warna (putih, merah, kuning, hitam) untuk isi sajen ‘sesayut’ dan ‘segehan’)
  • Ngiu  + (nyiru)
  • Baan  + (oleh)
  • Santukan  + (oleh karena)
  • Doaning  + (oleh karena)
  • Duaning  + (oleh karena)
  • Sawireh  + (oleh karena)
  • Antuk  + (oleh)
  • Rogrog  + (ompong)
  • Rugrugang  + (onggokkan)
  • Sadeg  + (orang yang biasa kemasukan roh suci pada waktu upacara di pura)
  • Ri  + (pada)
  • Dinane  + (pada hari (biasanya diikuti oleh nama hari atau keterangan lainnya))
  • Di dawa  + (pada posisi panjang)
  • Pupu  + (paha)
  • Paa  + (paha)
  • Paane nyangkrik  + (pahanya berbentuk seperti paha jangkrik)
  • Panganggo  + (pakaian)
  • Ploncor  + (pancuran pada bejana air berbahan tanah liat)
  • Pangkat  + (pangkat)
  • Renggah  + (panjang dan runcing (tentang kuku, taring, tanduk dan sebagainya))
  • Amati lelanguan  + (pantangan untuk tidak bersenang-senang atau berfoya-foya pada saat hari raya nyepi)
  • Wewangsalan  + (pantun yang hanya berupa sampiran, sedangkan isinya tidak diungkapkan karena diandaikan sudah diketahui)
  • Panabeng  + (papan, bambu, dan sebagainya sebagai pengaling atau pelindung)
  • Pilis  + (param yang ditempelkan pada pelipis sebagai obat sakit kepala)
  • Lait  + (pasak)
  • Rumbingin  + (pasangi rumbing (hiasan tanduk sapi yang digunakan pada saat perlombaan ‘makepung’ (balap cikar yang ditarik oleh sepasang kerbau atau sapi))
  • Prambatin  + (pasangi ‘prambat’ (tali-temali yang direntangkan di sawah untuk menghalau burung)
  • Ngohngoh  + (patah atau tanggal (tentang gigi) karena terjatuh)
  • Gayap  + (payah karena tua, umur, dan tidak kuat bekerja)
  • Empeng  + (pekak karena suara bising)
  • Seh  + (pengganti)
  • Pangilingan  + (penggilingan)
  • Pleting  + (penggulung benang pada alat tenun yang bentuknya menyerupai)
  • Alis-alis  + (pensil alis)
  • Pilaran  + (penyakit berupa ulat kecil-kecil pada mata ayam)
  • Pemalian  + (penyakit karena pemali (pamali))
  • Sarab  + (penyakit kulit)
  • Ikik  + (penyakit kulit berupa bintik-bintik kecil)
  • Prancak  + (perangkat)
  • Nguguin  + (percaya pada)
  • Percuma  + (percuma)
  • Beros  + (perhiasan pada kalung dari pada mas)
  • Ngaap  + (perih karena luka)
  • Ngahngah  + (perih pada mata)
  • Pawal  + (permata yang berwarna merah)
  • Gedog  + (peti wayang kulit)
  • Gedogan  + (peti wayang kulit)
  • Pijeh  + (pijar)
  • Pengku  + (pinggiran bokor pada bagian atas yang terbuat dari kawat tembaga/kuningan berbentuk gelang besar guna memperkuat lipatan)
  • Kaplenger  + (pingsan karena teriknya matahari)
  • Padalingsa  + (pola tembang pada pupuh yang terikat oleh jumlah suku kata, jumlah baris, dan bunyi akhir)
  • Ended  + (pukul)
  • Pracara  + (punakawan)
  • Puncak  + (puncak)
  • Wangkas  + (putih bercampur sedikit merah (tentang warna bulu ayam))
  • Selem denges  + (rambut)
  • Cikut  + (rambut, leher, bulu)
  • Mias  + (rasa sakit dan perih pada kulit (seperti kena tamparan))
  • Tabas  + (ratakan (kayu, tembok, dan sebagainya) dengan parang, cetok, dan sebagainya)
  • Rot  + (raut)
  • Rotang  + (rautkan)
  • Rubuhang  + (robohkan (tentang bangunan dan sebagainya))
  • Pinpin  + (rusak berdikit - dikit karena aus dimakan waktu)
  • Pemadé  + (rusuk besar pada rumah yang di tengah - tengah)
  • Singeh  + (sakit)
  • Gulu wangsul  + (salah satu gerakan leher tarian bali)
  • Cetok  + (salah satu peralatan tukang batu)
  • Sate asem  + (satai dari daging dan kulit babi, tiap-tiap tangkai berisi tiga kerat/potongan daging)
  • Sate gunting  + (satai dari hati yang direbus dibentuk menyerupai gunting dan dasarnya dibuat dari kulit yang mengandung lemak babi)
  • Sate kablet  + (satai dari kulit babi berisi lemak dicampur dengan daging yang ditumbuk halus)
  • Sate kebek  + (satai dari kulit babi berisi lemak dicampur dengan daging yang ditumbuk halus)
  • Sate kuung  + (satai dari kulit babi yg direbus, bentuknya lengkung dan beringgit ringgit)
  • Sate lilit  + (satai dr daging yg ditumbuk halus, dicampur dengan kelapa parut dan dililit pada tangkai satai)
  • Rijasa  + (sejenis bunga perdu yang warnanya merah muda)
  • Sawalak  + (sejenis burung punai yang berbulu merah)
  • Cepuk  + (sejenis kain ikat yang warna dasarnya merah)
  • Taah  + (sejenis parang berbentuk persegi panjang untuk mencincang, memotong, dan sebagainya)
  • Crenggah  + (sejenis pisang yang buahnya panjang dan melengkung)
  • Plecing  + (sejenis sambal untuk sayuran kangkung)
  • Selangkangan  + (selangkangan)
  • Tapis  + (selaput pada pelepah kelapa)
  • Ngrenggahang  + (semakin panjang dan runcing (tentang kuku, taring, tanduk dan sebagainya))
  • Ngrungkaang  + (semakin susah/sukar untuk dilalui (karena banyak rintangan))
  • Om awighnamastu  + (semoga selamat tidak ada rintangan (biasa diucapkan pada awal pembicaraan))
  • Sumangah  + (semut besar yg merah warnanya)
  • Kemenyad  + (semut merah)
  • Semaluh  + (semut merah)
  • Semangah  + (semut merah)
  • Garut  + (senjata tajam pada ujungnya melengkung menyerupai pancing)
  • Gatik  + (sentuh (dengan tongkat dan sebagainya))
  • Pameeg  + (sesajen yang ditaruh pada keempat sudut gundukan tanah kuburan)
  • Papendeman  + (sesuatu yang mengandung kekuatan gaib yang ditanam pada pekarangan rumah untuk mencelakai penghuni rumah)
  • Satia budi  + (setia pada cita-cita)
  • Abaong  + (setinggi leher)
  • Sumpe  + (simpai (pada sarung pisau)
  • Petaka  + (sj pohon mangga yg getahnya berwarna merah dan dapat menyebabkan gatal)
  • Balik sumpah  + (suatu upacara kurban (buta yadnya) lebih besar dari pada rsi gana)
  • Plaspas  + (sucikan (tentang bangunan dan sebagainya yang baru selesai) dengan sesajen)
  • Guangan  + (sundari pada layang-layang)
  • Sawala  + (surat yang ditulis pada daun lontar)
  • Rungkad  + (susah berjalan (karena lanjut usia))
  • Rungka  + (susah/sukar dilalui (karena banyak rintangan))
  • Gandawari  + (tabir)
  • Ceeng  + (takaran beras dari tempurung kelapa)
  • Plantar  + (takuk pada pohon kelapa dan sebagainya untuk tempat berpijak)
  • Prambat  + (tali-temali yang direntangkan di sawah untuk menghalau burung)
  • Ergilo  + (tanaman mawar yg bunganya berwarna merah tua dg ukuran lebih besar dr mawar pada umumnya)
  • Gegada  + (tanda biru atau hitam seperti penggada pada kaki ayam jago yang berwarna kuning)
  • Gudug  + (tanduk)
  • Rangdunan  + (tanduk pada kedua kaki ayam jago yang bentuknya kecil dan mengarah ke atas)
  • Rajeg  + (tegak)
  • Bangkarna  + (telinga merah pada ayam)
  • Iad  + (terasa sakit pada punggung karena kena benda keras atau dipukul)
  • Arawinda  + (teratai merah)
  • Makaput  + (terbungkus)
  • Mapleking  + (tercekak sampai mengecil pada bagian tengah)
  • Kapijig  + (terdesak karena kekurangan)
  • Pranagata  + (tergesa-gesa karena suatu hal yang penting)
  • Kabelet  + (terhalang)
  • Ngrepata  + (terjaga dengan terperanjat)
  • Pincat  + (terjatuh (karena tidak seimbang))
  • Mageblag  + (terjatuh (pada bagian kepala))
  • Babang  + (terkejut-kejut pada waktu tidur)
  • Makelos  + (terkelupas kulit)
  • Kelos  + (terkelupas kulit)
  • Babak belur  + (terkelupas kulit karena jatuh)
  • Guyap-guyap  + (terlentang di tempat tidur karena lama menderita sakit)
  • Rodrod  + (terluka terkelupas (tentang kulit))
  • Sukak  + (tersedak)
  • Pendeng  + (tidak berani makan)
  • Bongok  + (tidak bisa berbuat sesuatu karena sesuatu hal)
  • Ngubeng  + (tidak keluar)
  • Jlempah-jlempoh  + (tidak kuat berjalan karena lesu)
  • Kecacungan  + (tindakan tidak menentu karena terlalu banyak pekerjaan)
  • Pletik  + (titik putih pada dahi atau pelipis penari)
  • Babakan  + (torehan kulit kayu pohon)
  • Balung gending  + (tulang yang terdapat pada persendian)
  • Galuga  + (tumbuhan yang buahnya megandung zat berwarna merah)
  • Noja  + (tumbuhan yg mengandung zat warna merah)
  • Sesari  + (uang pelengkap pada sesajen)
  • Empol  + (ujung batang muda (kelapa, enau, dan sebagainya))
  • Biyu kukung  + (upacara pada saat tanaman padi sedang berbuah)
  • Tumpek Kandang  + (upacara selamatan untuk hewan yang jatuh pada sabtu kliwon wuku uye)
  • Kecicingan  + (urat darah kelihatan membesar kebiru-biruan (biasanya pada betis))
  • Nyemplong  + (wajah)
  • Ngatirah  + (warnanya merah seperti tumbuhan merambat warnanya merah)
  • Babat  + (wayang kulit yg berbentuk gunung yg dimainkan pd awal pertunjukkan)
  • Apid  + (merah pada lipatan-lipatan kulit (leher, paha dan sebagainya) karena biang keringat)
  • Makehkeh  + ((sudah) dikais)
  • Ngrapu  + (abai pantangan (tentang makan))
  • Abang age  + (adonan kelapa parut dengan bumbu berwarna merah putih sebagai dasar dalam tetandingan/rangkaian kawisan (sejenis sajen) dalam upacara adat di bali)
  • Pook  + (agak cekung karena gembur (tentang tanah atau tembok))
  • Bentis  + (agak kembung karena makan)
  • Rereng  + (agak tuli)
  • Pamuputne  + (akhirnya)
  • Nania  + (aksara bali yang letaknya bergantung pada huruf pokok yang melambangkan bunyi ya)
  • Plentang  + (alat perintang yang diikatkan pada tali layang-layang atau hewan)
  • Tatebeng  + (alat yang berfungsi sebagai penghalang cahaya pada lampu)
  • Kahkah dungkah  + (amat kasar (kulit))
  • Nyemped  + (amat lebat)
  • Asu bang bungkem  + (anjing)
  • Paplengkungan  + (anyaman bambu sebagai penutup jenazah)
  • Api takep  + (api yang ditaruh pada dua keping sabut kelapa yang diletakkan bersilang, yang di atas menelungkup menutupi yang di bawah, dipakai pada waktu upacara buta yadnya)
  • Pemada  + (atap ilalang atau ijuk yang terpasang nomor dua dari bawah)
  • Sargah  + (bab pada kakawin ramayana)
  • Pangambean  + (bagian sesajen pada upacara ngambe untuk memanggil dan menyongsong leluhur, tuhan dan sebagainya)
  • Pering  + (bambu)
  • Magebras  + (bangkit dengan cepat karena marah)
  • Bale kambang  + (bangunan bertiang 28, didirikan pada gundukan tanah yang dikelilingi kolam sebagai balai sidang raja, para pendeta, serta pejabat istana)
  • Bale manguntur  + (bangunan bertiang delapan belas menghadap ke selatan tempat bersemayam dewa-dewa pada waktu upacara batara turun kabéh)
  • Bale gong  + (bangunan yang terletak di jaba tengah atau jaba sisi pada sebuah pura yang berfungsi sebagai tempat menabuh gong dan gamelan)
  • Cengelan  + (batang leher)
  • Ambeg paramarta  + (batin seseorang yang sudah sampai pada tujuan)
  • Bawang  + (bawang merah)
  • Paso  + (bejana atau jambangan besar yang dibuat dari tanah untuk tempat air dan sebagainya)
  • Biket  + (bekas luka (pada kulit nampaknya mengkerut))
  • Ceget  + (bekas luka pada pipi)
  • Maguru  + (belajar pada seseorang)
  • Guun  + (benang yang agak besar)
  • Entelan  + (bengkak berisi nanah pada telapak kaki)
  • Maploncor  + (ber-ploncor)
  • Macengeng  + (berdering pada telinga)
  • Mapunditan  + (bergerak-gerak karena tidak seimbang)
  • Ngolet  + (bergoyang (tentang pohon karena ketinggian))
  • Pati purug  + (berhamburan)
  • Maprambat  + (berisi ‘prambat’ (tali-temali yang direntangkan di sawah untuk menghalau burung)
  • Lolo  + (berkata-kata tidak menentu (sering terjadi ketika orang setengah terjaga karena mimpi buruk))
  • Makuma  + (berlagak)
  • Matadah  + (berlagak)
  • Kumalipan  + (berlaku seperti lipan (tentang anak yang banyak bergerak pada masa belajar merangkak/berjalan))
  • Nakti  + (bersemadi pada tempat-tempat keramat)
  • Medori bang  + (biduri merah)
  • Reng  + (bilah-bilah kayu atau bambu yang dipasang pada kasau tempat memasang genting)
  • Kalimayah  + (binatang berkaki seribu yang mengeluarkan sinar pada waktu malam)
  • Kuuk  + (binatang sejenis musang)
  • Tlutuhan  + (bintil)
  • Semangka  + (buah)
  • Neb  + (bubungan)
  • Badi  + (bulir padi yang tak keluar dari pelepah daun karena kekurangan air)
  • Kales  + (bulu yang tumbuh pada bagian belakang pipi)
  • Rumbah  + (bumbu cincang)
  • Tangguli ketur  + (bunga)
  • Tunjung  + (bunga teratai)
  • Cecunduk  + (bunga yang ditusukkan pada rambut)
  • Plispisan  + (butir-butir nasi yang jatuh pada waktu makan)
  • Porong  + (cacat hitam pada kulit)
  • Calon  + (calon)
  • Cemil  + (cembung dan tebal pada pipi)
  • Satuain  + (ceritai)
  • Cahcah  + (cincang)
  • Gringsing  + (corak kain tenun yg warna-nya mencolok (merah tua, coklat, hi-tam, dan putih) dikerjakan dg cara ikat berganda dr benang bali (terdapat di sebelah tenggara kabupaten karang-asem))
  • Seguk  + (daging pada dada unggas)
  • Dumi  + (daging pada tulang punggung)
  • Sajeroning  + (dalam lingkup)
  • Ngarenin  + (datang pada saat paling akhir, menjamin sepenuhnya segala kekurangan)
  • Lontar  + (daun lontar yang bertuliskan huruf bali)
  • Sig  + (di)
  • Tengaine  + (di siang hari itu)
  • Rempuyuk  + (diam merunduk karena lesu atau sakit)
  • Pijih  + (dibakar sampai merah (tentang besi))
  • Kapotin  + (diberi pot)
  • Karot  + (dihaluskan)
  • Lepeh-lepehananga  + (dikeluarkan berkali-kali dari mulut (tentang makanan dan sebagainya))
  • Karumbingin  + (dipasangi rumbing (hiasan tanduk sapi yang digunakan pada saat perlombaan ‘makepung’ (balap cikar yang ditarik oleh sepasang kerbau atau sapi))
  • Kaprambat  + (dipasangi/diberi ‘prambat’ (tali-temali yang direntangkan di sawah untuk menghalau burung)
  • Pecila  + (dipermainkannya dengan cara dipegang - pegang, diaduk dan sebagainya)
  • Kapecil  + (dipermainkannya dengan cara dipegang - pegang, diaduk dan sebagainya)
  • Marot  + (diraut)
  • Rotanga  + (dirautkannya)
  • Rota  + (dirautnya)
  • Maronda  + (dironda)
  • Mapan  + (disebabkan)
  • Magedos  + (diusir karena melakukan kesalahan)
  • Ngeyed  + (duduk bersandar pada sesuatu)
  • Maplisahan  + (duduk di tanah dan sebagainya tanpa alas)
  • Kakalan  + (endapan yang tersisa di panci karena penguapan garam)
  • Prabata  + (fajar)
  • Congcong  + (gali (dengan linggis dan sebagainya))
  • Gambang  + (gamelan dr bilah bambu dengan tangga nada lebih rendah dari gamelan gong, biasanya dipukul pada waktu upacara keagamaan)
  • Bades  + (gatal)
  • Pigek  + (gerak leher pada tari bali)
  • Ringgitang  + (gerigikan)
  • Gerigi  + (gigi-gigi tajam pada tepi)
  • Akes  + (gigit (oleh anak pada waktu menyusu)
  • Guyul  + (goyah jalannya karena kurang bertenaga, tidak bertenaga karena tua)
  • Gudig  + (gudig)
  • Tadtadan  + (hadiah berupa tanah, barang dan sebagainya kepada mempelai)
  • Sebala  + (halangan karena kematian)
  • Lolor  + (hancur (karena panas atau direbus))
  • Nara mangsa  + (hari raya galungan yang jatuh pada tilem kasanga)
  • Pamacekan Agung  + (hari raya hindu bali yang jatuh pada hari senin uku kuningan)
  • Ulihan  + (hasil)
  • Papocongan  + (hasil pekerjaan mengikat kecil-kecil (tentang padi, jagung dan sebagainya))
  • Rotan  + (hasil rautan)
  • Tilas  + (herpes)
  • Ceniga  + (hiasan berjumbai pada tempat sembahyang saat upacara, dibuat dari janur atau daun enau)
  • Bapang  + (hiasan)
  • Rumbing  + (hiasan tanduk sapi yang digunakan pada saat perlombaan ‘makepung’ (balap cikar yang ditarik oleh sepasang kerbau atau sapi))
  • Tebenan  + (hilir)
  • Guung  + (huruf (ra) dalam aksara bali yang digantungkan pada huruf pokok)
  • Pocong  + (ikat kecil (tentang padi, jagung dan sebagainya))
  • Pepekuk  + (ikat pinggang (wanita) biasanya terbuat dari logam yang dipakai pada saat upacara potong gigi)
  • Pocongan  + (ikatan kecil-kecil (tentang padi, jagung dan sebagainya))
  • Pocongang  + (ikatkan kecil-kecil (tentang padi, jagung dan sebagainya) (imperatif))
  • Gurih  + (infeksi kulit)
  • Bukuan  + (infeksi pada sendi)
  • Ngumbang  + (irama pada waktu menyanyikan kakawin baris ketiga pada setiap bait)
  • Gayam  + (irisan kulit babi yang sudah direbus dan dijemur untuk kerupuk)
  • Pepeson  + (iuran)
  • Gabes  + (jalan lambat karena kegemukan)
  • Boh  + (jinak)
  • Ider-ider  + (kain hiasan yang dipasang berkeliling pada talang rumah)
  • Kasa  + (kain kasa)
  • Rangdia  + (kain katun merah)
  • Jejeng  + (kaku (leher))
  • Bubul  + (kapalan)
  • Gamet  + (kapas yang sudah di keluarkan dari kulit buahnya dan bersih dari biji-bijinya)
  • Awanan  + (karena)
  • Riantukan  + (karena)
  • Krana  + (karena)
  • Tungkul  + (karena asyiknya)
  • Ulian  + (karena)
  • Iseng-isengan  + (karena iseng, tidak sungguh-sungguh)
  • Sangkaning  + (karena)
  • Reh  + (karena)
  • Kaskas  + (kasar (kulit orang karena kumal))
  • Jengat  + (kasar karena marah (ucapan))
  • Tadah Paksi  + (kayu penguat yang menghubungkan bagian atas tiang balai-balai pada bangunan, biasanya dialur atau diukir)
  • Pleking  + (kecil pada bagian tengah)
  • Ngelak  + (kehausan karena kepanasan)
  • Jaak  + (kejur (tentang rambut))
  • Duegan  + (kelapa muda yang dipakai pada upacara)
  • Nyuh mulung  + (kelapa wulung)
  • Nyuh udang  + (kelapa yg warnanya merah seperti udang digoreng)
  • Nglubak  + (keluar pada malam hari tanpa tujuan)
  • Slumutin  + (kelupasi (tentang kulit ari kaki ayam yang disembelih))
  • Tendas  + (kepala (biasanya merujuk pada hewan atau penggunaan kata kasar))
  • Jerang  + (keras dan kaku (tidak dapat dilentukkan))
  • Peluh  + (keringat)
  • Pringet  + (keringat)
  • Kesawi bang  + (kesawi merah)
  • Karepotan  + (kesibukan)
  • Tatkala  + (ketika)
  • Ri Tatkala  + (ketika)
  • Tipat bantal  + (ketupat, "bantal" (sejenis kue), buah-buahan dan sebagainya yang dibawa oleh pengantin pria ke rumah pengantin wanita dalam rangka penyelesaian upacara perkawinan)
  • Klepon  + (kue dr adonan tepung ketan, air daun suji, air kapur sirih, dan sedikit garam, dibentuk bulat-bulat kecil, diisi irisan gula merah, diletakkan pd wadah keranjang, direbus hingga matang, lalu diguling-gulingkan pd kelapa parut yg sudah dikukus)
  • Kelepon  + (kue tradisional yang terbuat dari ketan berbentuk bulat berisi gula merah di dalannya)
  • Pamulu  + (kulit)
  • Kulit  + (kulit)
  • Carma  + (kulit)
  • Clebongkak  + (kulit kelapa yang dibelah dua)
  • Guntung  + (kulit pelepah kelapa bagian dalam yg dikupas untuk tali)
  • Kakulan  + (kulit)
  • Kopler  + (kulit)
  • Kules  + (kulit ular, lipan dan sebagainya yang ditanggalkan)
  • Panca Sata  + (kurban suci dalam buta yadnya yang mempergunakan lima ekor ayam (putih, merah, siungan, hitam, dan brumbun) dianggap dasar dr caru yg lebih besar lainnya)
  • Gandrang  + (lagu gamelan untuk mengiringi tari joged pada saat penari baru keluar)
  • Ngeser  + (laju)
  • Gapo  + (lamban)
  • Langsung  + (langsung)
  • Tum  + (lauk yang dibuat dari daging/ikan (oncom dan sebagainya) yang dirempahi dan dibungkus dengan daun pisang, kemudian dipanggang atau dikukus)
  • Kelir  + (layar untuk wayang kulit)
  • Nged  + (lebat (tentang buah atau daun pada pohon))
  • Semped  + (lebat)
  • Nanggu  + (lebih pada suatu jumlah)
  • Bered  + (lecet)
  • Babak  + (lecet)
  • Kanta  + (leher)
  • Baong  + (leher)
  • Lublub  + (lendir pada kayu)
  • Damah  + (lendir pada kulit bayi yang baru lahir)
  • Poyok  + (lesu karena terlalu banyak terkena air, melek, atau terkena angin)
  • Papendem  + (lima jenis logam yang dianggap suci yang ditanam pada dasar bangunan suci)
  • Panca warna  + (lima warna yang mengandung arti simbolis dalam agama hindu (putih: dewa iswara, hitam: dewa wisnu, merah: dewa brahma, kuning: dewa mahadewa, brumbun (kombinasi dari empat warna, yaitu merah, putih, kuning, dan hitam): dewa siwa))
  • Plekosang  + (lipat)
  • Lancingan  + (lipatan ujung kain)
  • Encet  + (lontarkan (tentang batu pada permainan macingklak))
  • Kedok  + (lubang kecil dan dangkal (pada tanah))
  • Gook  + (lubang pada tanah atau kayu)
  • Gedubang  + (ludah merah pertama waktu memakan sirih)
  • Bongés  + (luka)
  • Kelot  + (luka terkelupas kulit)
  • Rurus  + (lurus)
  • Ngruek  + (makin jauh ke dalam makin besar (tentang lubang, luka dan sebagainya))
  • Ngrungkadang  + (makin susah berjalan (karena umur semakin tua))
  • Bancuk  + (masam karena terlalu masak)
  • Mamarid  + (mau menerima sajen yang telah selesai dipujakan karena mempunyai hubungan kekerabatan)
  • Majum-ajuman  + (melaksanakan sesuatu yang berlebihan karena ingin dipuji)
  • Ngapat  + (melaksanakan upacara dewa yadnya pada purnama bulan keempat)
  • Ngrorasin  + (melaksanakan upacara persemayaman roh yang dilaksanakan pada saat 12 hari setelah upacara pembakaran mayat atau penguburan)
  • Macolongan  + (melakukan salah satu upacara manusa yadnya yaitu upacara selamatan bayi pada waktu berumur 42 hari.)
  • Mlangsut  + (melemparkan tali yang ujungnya telah diikat pada batu untuk menjerat sesuatu yang ada di atas)
  • Bungker  + (melengkung punggung atau badannya, dengan kedua betis terlipat sehingga lutut menempel dengan dada (misalnya karena kedinginan))
  • Ngromromin  + (melindungi)
  • Ngricekang  + (melusuhkan)
  • Marumbing  + (memakai rumbing (hiasan tanduk sapi yang digunakan pada saat perlombaan ‘makepung’ (balap cikar yang ditarik oleh sepasang kerbau atau sapi))
  • Mrambatin  + (memasangi ‘prambat’ (tali-temali yang direntangkan di sawah untuk menghalau burung)
  • Magrendotan  + (membawa sesuatu yang banyak)
  • Marirak  + (membelalakkan mata karena marah)
  • Munuh  + (memetik padi, bawang, dan sebagainya yang tersisa waktu panen)
  • Leleng  + (memiringkan leher)
  • Nabung  + (menabung)
  • Mlantar  + (menakuk pohon untuk berpijak)
  • Miidin  + (menakuti)
  • Makekarang  + (mencari-cari ikan, siput dsb pada karang laut)
  • Madekuhan  + (mendesah karena kasihan)
  • Nyujukin  + (mendirikan pada)
  • Seeb  + (menempelkan sesuatu yang panas pada tubuh)
  • Nabeng  + (mengaling)
  • Guyap  + (mengantuk karena lelah)
  • Maguyapan  + (mengantuk karena sakit)
  • Mlaga  + (mengganti pekerjaan dengan uang)
  • Ngringgit  + (menggerigi)
  • Ngrungkud  + (menggigil)
  • Ngrengked  + (menggigil)
  • Rengkeg  + (menggigil)
  • Rengkek  + (menggigil, gemetar karena kedinginan, sakit, atau takut)
  • Ngrungkuk  + (menggigil, gemetar karena kedinginan, sakit, atau takut)
  • Ngetabtab  + (menghentakkan kaki (karena kaget atau terkejut))
  • Mendeng  + (mengikat leher dengan tali)
  • Ngrugrugang  + (mengonggokkan)
  • Mapinton  + (menguji)
  • Ngrumpiukang  + (mengumpulkan)
  • Mabak  + (mengupas kulit pohon untuk digunakan sebagai obat)
  • Nyeled  + (mengurangi)
  • Ngebusin  + (menjemur, menyebabkan terbakar (kulit badan))
  • Nglesung  + (menumbuk pada lumpang)
  • Abang  + (merah)
  • Bang  + (merah)
  • Barak  + (merah)
  • Ngerab  + (merah)
  • Baak  + (merah (tt wajah))
  • Rakta  + (merah)
  • Ngakar  + (merah menyala, mengata-ngatai, bunyi terus menerus)
  • Dadu  + (merah muda)
  • Ngernger  + (merah muda)
  • Kabangan  + (merah muka, marah)
  • Apid  +