Search by property
From BASAbaliWiki
This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.
List of results
- Baag-biing + (merah padam (tentang warna muka karena marah atau sakit))
- Pinggala + (merah)
- Kabilbil + (merah-padam krn malu (tt air muka))
- Ngerot + (meraut)
- Ngerotang + (merautkan)
- Ngrubuhang + (merobohkan)
- Mledped + (merunduk karena lebat (tentang buah atau bunga pada pohon))
- Kartika + (nama bulan bali keempat (jatuh pada bulan oktober))
- Nasi brumbun + (nasi berwarna campuran merah, putih, kuning, hitam untuk pelengkap sesajen buta yadnya)
- Nasi warna + (nasi yg diberi warna (putih, merah, kuning, hitam) untuk isi sajen ‘sesayut’ dan ‘segehan’)
- Ngiu + (nyiru)
- Baan + (oleh)
- Santukan + (oleh karena)
- Doaning + (oleh karena)
- Duaning + (oleh karena)
- Sawireh + (oleh karena)
- Antuk + (oleh)
- Rogrog + (ompong)
- Rugrugang + (onggokkan)
- Sadeg + (orang yang biasa kemasukan roh suci pada waktu upacara di pura)
- Ri + (pada)
- Dinane + (pada hari (biasanya diikuti oleh nama hari atau keterangan lainnya))
- Di dawa + (pada posisi panjang)
- Pupu + (paha)
- Paa + (paha)
- Paane nyangkrik + (pahanya berbentuk seperti paha jangkrik)
- Panganggo + (pakaian)
- Ploncor + (pancuran pada bejana air berbahan tanah liat)
- Pangkat + (pangkat)
- Renggah + (panjang dan runcing (tentang kuku, taring, tanduk dan sebagainya))
- Amati lelanguan + (pantangan untuk tidak bersenang-senang atau berfoya-foya pada saat hari raya nyepi)
- Wewangsalan + (pantun yang hanya berupa sampiran, sedangkan isinya tidak diungkapkan karena diandaikan sudah diketahui)
- Panabeng + (papan, bambu, dan sebagainya sebagai pengaling atau pelindung)
- Pilis + (param yang ditempelkan pada pelipis sebagai obat sakit kepala)
- Lait + (pasak)
- Rumbingin + (pasangi rumbing (hiasan tanduk sapi yang digunakan pada saat perlombaan ‘makepung’ (balap cikar yang ditarik oleh sepasang kerbau atau sapi))
- Prambatin + (pasangi ‘prambat’ (tali-temali yang direntangkan di sawah untuk menghalau burung)
- Ngohngoh + (patah atau tanggal (tentang gigi) karena terjatuh)
- Gayap + (payah karena tua, umur, dan tidak kuat bekerja)
- Empeng + (pekak karena suara bising)
- Seh + (pengganti)
- Pangilingan + (penggilingan)
- Pleting + (penggulung benang pada alat tenun yang bentuknya menyerupai)
- Alis-alis + (pensil alis)
- Pilaran + (penyakit berupa ulat kecil-kecil pada mata ayam)
- Pemalian + (penyakit karena pemali (pamali))
- Sarab + (penyakit kulit)
- Ikik + (penyakit kulit berupa bintik-bintik kecil)
- Prancak + (perangkat)
- Nguguin + (percaya pada)
- Percuma + (percuma)
- Beros + (perhiasan pada kalung dari pada mas)
- Ngaap + (perih karena luka)
- Ngahngah + (perih pada mata)
- Pawal + (permata yang berwarna merah)
- Gedog + (peti wayang kulit)
- Gedogan + (peti wayang kulit)
- Pijeh + (pijar)
- Pengku + (pinggiran bokor pada bagian atas yang terbuat dari kawat tembaga/kuningan berbentuk gelang besar guna memperkuat lipatan)
- Kaplenger + (pingsan karena teriknya matahari)
- Padalingsa + (pola tembang pada pupuh yang terikat oleh jumlah suku kata, jumlah baris, dan bunyi akhir)
- Ended + (pukul)
- Pracara + (punakawan)
- Puncak + (puncak)
- Wangkas + (putih bercampur sedikit merah (tentang warna bulu ayam))
- Selem denges + (rambut)
- Cikut + (rambut, leher, bulu)
- Mias + (rasa sakit dan perih pada kulit (seperti kena tamparan))
- Tabas + (ratakan (kayu, tembok, dan sebagainya) dengan parang, cetok, dan sebagainya)
- Rot + (raut)
- Rotang + (rautkan)
- Rubuhang + (robohkan (tentang bangunan dan sebagainya))
- Pinpin + (rusak berdikit - dikit karena aus dimakan waktu)
- Pemadé + (rusuk besar pada rumah yang di tengah - tengah)
- Singeh + (sakit)
- Gulu wangsul + (salah satu gerakan leher tarian bali)
- Cetok + (salah satu peralatan tukang batu)
- Sate asem + (satai dari daging dan kulit babi, tiap-tiap tangkai berisi tiga kerat/potongan daging)
- Sate gunting + (satai dari hati yang direbus dibentuk menyerupai gunting dan dasarnya dibuat dari kulit yang mengandung lemak babi)
- Sate kablet + (satai dari kulit babi berisi lemak dicampur dengan daging yang ditumbuk halus)
- Sate kebek + (satai dari kulit babi berisi lemak dicampur dengan daging yang ditumbuk halus)
- Sate kuung + (satai dari kulit babi yg direbus, bentuknya lengkung dan beringgit ringgit)
- Sate lilit + (satai dr daging yg ditumbuk halus, dicampur dengan kelapa parut dan dililit pada tangkai satai)
- Rijasa + (sejenis bunga perdu yang warnanya merah muda)
- Sawalak + (sejenis burung punai yang berbulu merah)
- Cepuk + (sejenis kain ikat yang warna dasarnya merah)
- Taah + (sejenis parang berbentuk persegi panjang untuk mencincang, memotong, dan sebagainya)
- Crenggah + (sejenis pisang yang buahnya panjang dan melengkung)
- Plecing + (sejenis sambal untuk sayuran kangkung)
- Selangkangan + (selangkangan)
- Tapis + (selaput pada pelepah kelapa)
- Ngrenggahang + (semakin panjang dan runcing (tentang kuku, taring, tanduk dan sebagainya))
- Ngrungkaang + (semakin susah/sukar untuk dilalui (karena banyak rintangan))
- Om awighnamastu + (semoga selamat tidak ada rintangan (biasa diucapkan pada awal pembicaraan))
- Sumangah + (semut besar yg merah warnanya)
- Kemenyad + (semut merah)
- Semaluh + (semut merah)
- Semangah + (semut merah)
- Garut + (senjata tajam pada ujungnya melengkung menyerupai pancing)
- Gatik + (sentuh (dengan tongkat dan sebagainya))
- Pameeg + (sesajen yang ditaruh pada keempat sudut gundukan tanah kuburan)
- Papendeman + (sesuatu yang mengandung kekuatan gaib yang ditanam pada pekarangan rumah untuk mencelakai penghuni rumah)
- Satia budi + (setia pada cita-cita)
- Abaong + (setinggi leher)
- Sumpe + (simpai (pada sarung pisau)
- Petaka + (sj pohon mangga yg getahnya berwarna merah dan dapat menyebabkan gatal)
- Balik sumpah + (suatu upacara kurban (buta yadnya) lebih besar dari pada rsi gana)
- Plaspas + (sucikan (tentang bangunan dan sebagainya yang baru selesai) dengan sesajen)
- Guangan + (sundari pada layang-layang)
- Sawala + (surat yang ditulis pada daun lontar)
- Rungkad + (susah berjalan (karena lanjut usia))
- Rungka + (susah/sukar dilalui (karena banyak rintangan))
- Gandawari + (tabir)
- Ceeng + (takaran beras dari tempurung kelapa)
- Plantar + (takuk pada pohon kelapa dan sebagainya untuk tempat berpijak)
- Prambat + (tali-temali yang direntangkan di sawah untuk menghalau burung)
- Ergilo + (tanaman mawar yg bunganya berwarna merah tua dg ukuran lebih besar dr mawar pada umumnya)
- Gegada + (tanda biru atau hitam seperti penggada pada kaki ayam jago yang berwarna kuning)
- Gudug + (tanduk)
- Rangdunan + (tanduk pada kedua kaki ayam jago yang bentuknya kecil dan mengarah ke atas)
- Rajeg + (tegak)
- Bangkarna + (telinga merah pada ayam)
- Iad + (terasa sakit pada punggung karena kena benda keras atau dipukul)
- Arawinda + (teratai merah)
- Makaput + (terbungkus)
- Mapleking + (tercekak sampai mengecil pada bagian tengah)
- Kapijig + (terdesak karena kekurangan)
- Pranagata + (tergesa-gesa karena suatu hal yang penting)
- Kabelet + (terhalang)
- Ngrepata + (terjaga dengan terperanjat)
- Pincat + (terjatuh (karena tidak seimbang))
- Mageblag + (terjatuh (pada bagian kepala))
- Babang + (terkejut-kejut pada waktu tidur)
- Makelos + (terkelupas kulit)
- Kelos + (terkelupas kulit)
- Babak belur + (terkelupas kulit karena jatuh)
- Guyap-guyap + (terlentang di tempat tidur karena lama menderita sakit)
- Rodrod + (terluka terkelupas (tentang kulit))
- Sukak + (tersedak)
- Pendeng + (tidak berani makan)
- Bongok + (tidak bisa berbuat sesuatu karena sesuatu hal)
- Ngubeng + (tidak keluar)
- Jlempah-jlempoh + (tidak kuat berjalan karena lesu)
- Kecacungan + (tindakan tidak menentu karena terlalu banyak pekerjaan)
- Pletik + (titik putih pada dahi atau pelipis penari)
- Babakan + (torehan kulit kayu pohon)
- Balung gending + (tulang yang terdapat pada persendian)
- Galuga + (tumbuhan yang buahnya megandung zat berwarna merah)
- Noja + (tumbuhan yg mengandung zat warna merah)
- Sesari + (uang pelengkap pada sesajen)
- Empol + (ujung batang muda (kelapa, enau, dan sebagainya))
- Biyu kukung + (upacara pada saat tanaman padi sedang berbuah)
- Tumpek Kandang + (upacara selamatan untuk hewan yang jatuh pada sabtu kliwon wuku uye)
- Kecicingan + (urat darah kelihatan membesar kebiru-biruan (biasanya pada betis))
- Nyemplong + (wajah)
- Ngatirah + (warnanya merah seperti tumbuhan merambat warnanya merah)
- Babat + (wayang kulit yg berbentuk gunung yg dimainkan pd awal pertunjukkan)
- Makehkeh + ((sudah) dikais)
- Ngrapu + (abai pantangan (tentang makan))
- Abang age + (adonan kelapa parut dengan bumbu berwarna merah putih sebagai dasar dalam tetandingan/rangkaian kawisan (sejenis sajen) dalam upacara adat di bali)
- Pook + (agak cekung karena gembur (tentang tanah atau tembok))
- Bentis + (agak kembung karena makan)
- Rereng + (agak tuli)
- Pamuputne + (akhirnya)
- Nania + (aksara bali yang letaknya bergantung pada huruf pokok yang melambangkan bunyi ya)
- Plentang + (alat perintang yang diikatkan pada tali layang-layang atau hewan)
- Tatebeng + (alat yang berfungsi sebagai penghalang cahaya pada lampu)
- Kahkah dungkah + (amat kasar (kulit))
- Nyemped + (amat lebat)
- Asu bang bungkem + (anjing)
- Paplengkungan + (anyaman bambu sebagai penutup jenazah)
- Api takep + (api yang ditaruh pada dua keping sabut kelapa yang diletakkan bersilang, yang di atas menelungkup menutupi yang di bawah, dipakai pada waktu upacara buta yadnya)
- Pemada + (atap ilalang atau ijuk yang terpasang nomor dua dari bawah)
- Sargah + (bab pada kakawin ramayana)
- Pangambean + (bagian sesajen pada upacara ngambe untuk memanggil dan menyongsong leluhur, tuhan dan sebagainya)
- Pering + (bambu)
- Magebras + (bangkit dengan cepat karena marah)
- Bale kambang + (bangunan bertiang 28, didirikan pada gundukan tanah yang dikelilingi kolam sebagai balai sidang raja, para pendeta, serta pejabat istana)
- Bale manguntur + (bangunan bertiang delapan belas menghadap ke selatan tempat bersemayam dewa-dewa pada waktu upacara batara turun kabéh)
- Bale gong + (bangunan yang terletak di jaba tengah atau jaba sisi pada sebuah pura yang berfungsi sebagai tempat menabuh gong dan gamelan)
- Cengelan + (batang leher)
- Ambeg paramarta + (batin seseorang yang sudah sampai pada tujuan)
- Bawang + (bawang merah)
- Paso + (bejana atau jambangan besar yang dibuat dari tanah untuk tempat air dan sebagainya)
- Biket + (bekas luka (pada kulit nampaknya mengkerut))
- Ceget + (bekas luka pada pipi)
- Maguru + (belajar pada seseorang)
- Guun + (benang yang agak besar)
- Entelan + (bengkak berisi nanah pada telapak kaki)
- Maploncor + (ber-ploncor)
- Macengeng + (berdering pada telinga)
- Mapunditan + (bergerak-gerak karena tidak seimbang)
- Ngolet + (bergoyang (tentang pohon karena ketinggian))
- Pati purug + (berhamburan)
- Maprambat + (berisi ‘prambat’ (tali-temali yang direntangkan di sawah untuk menghalau burung)
- Lolo + (berkata-kata tidak menentu (sering terjadi ketika orang setengah terjaga karena mimpi buruk))
- Makuma + (berlagak)
- Matadah + (berlagak)
- Kumalipan + (berlaku seperti lipan (tentang anak yang banyak bergerak pada masa belajar merangkak/berjalan))
- Nakti + (bersemadi pada tempat-tempat keramat)
- Medori bang + (biduri merah)
- Reng + (bilah-bilah kayu atau bambu yang dipasang pada kasau tempat memasang genting)
- Kalimayah + (binatang berkaki seribu yang mengeluarkan sinar pada waktu malam)
- Kuuk + (binatang sejenis musang)
- Tlutuhan + (bintil)
- Semangka + (buah)
- Neb + (bubungan)
- Badi + (bulir padi yang tak keluar dari pelepah daun karena kekurangan air)
- Kales + (bulu yang tumbuh pada bagian belakang pipi)
- Rumbah + (bumbu cincang)
- Tangguli ketur + (bunga)
- Tunjung + (bunga teratai)
- Cecunduk + (bunga yang ditusukkan pada rambut)
- Plispisan + (butir-butir nasi yang jatuh pada waktu makan)
- Porong + (cacat hitam pada kulit)
- Calon + (calon)
- Cemil + (cembung dan tebal pada pipi)
- Satuain + (ceritai)
- Cahcah + (cincang)
- Gringsing + (corak kain tenun yg warna-nya mencolok (merah tua, coklat, hi-tam, dan putih) dikerjakan dg cara ikat berganda dr benang bali (terdapat di sebelah tenggara kabupaten karang-asem))
- Seguk + (daging pada dada unggas)
- Dumi + (daging pada tulang punggung)
- Sajeroning + (dalam lingkup)
- Ngarenin + (datang pada saat paling akhir, menjamin sepenuhnya segala kekurangan)
- Lontar + (daun lontar yang bertuliskan huruf bali)
- Sig + (di)
- Tengaine + (di siang hari itu)
- Rempuyuk + (diam merunduk karena lesu atau sakit)
- Pijih + (dibakar sampai merah (tentang besi))
- Kapotin + (diberi pot)
- Karot + (dihaluskan)
- Lepeh-lepehananga + (dikeluarkan berkali-kali dari mulut (tentang makanan dan sebagainya))
- Karumbingin + (dipasangi rumbing (hiasan tanduk sapi yang digunakan pada saat perlombaan ‘makepung’ (balap cikar yang ditarik oleh sepasang kerbau atau sapi))
- Kaprambat + (dipasangi/diberi ‘prambat’ (tali-temali yang direntangkan di sawah untuk menghalau burung)
- Pecila + (dipermainkannya dengan cara dipegang - pegang, diaduk dan sebagainya)
- Kapecil + (dipermainkannya dengan cara dipegang - pegang, diaduk dan sebagainya)
- Marot + (diraut)
- Rotanga + (dirautkannya)
- Rota + (dirautnya)
- Maronda + (dironda)
- Mapan + (disebabkan)
- Magedos + (diusir karena melakukan kesalahan)
- Ngeyed + (duduk bersandar pada sesuatu)
- Maplisahan + (duduk di tanah dan sebagainya tanpa alas)
- Kakalan + (endapan yang tersisa di panci karena penguapan garam)
- Prabata + (fajar)
- Congcong + (gali (dengan linggis dan sebagainya))
- Gambang + (gamelan dr bilah bambu dengan tangga nada lebih rendah dari gamelan gong, biasanya dipukul pada waktu upacara keagamaan)
- Bades + (gatal)
- Pigek + (gerak leher pada tari bali)
- Ringgitang + (gerigikan)
- Gerigi + (gigi-gigi tajam pada tepi)
- Akes + (gigit (oleh anak pada waktu menyusu)
- Guyul + (goyah jalannya karena kurang bertenaga, tidak bertenaga karena tua)
- Gudig + (gudig)
- Tadtadan + (hadiah berupa tanah, barang dan sebagainya kepada mempelai)
- Sebala + (halangan karena kematian)
- Lolor + (hancur (karena panas atau direbus))
- Nara mangsa + (hari raya galungan yang jatuh pada tilem kasanga)
- Pamacekan Agung + (hari raya hindu bali yang jatuh pada hari senin uku kuningan)
- Ulihan + (hasil)
- Papocongan + (hasil pekerjaan mengikat kecil-kecil (tentang padi, jagung dan sebagainya))
- Rotan + (hasil rautan)
- Tilas + (herpes)
- Ceniga + (hiasan berjumbai pada tempat sembahyang saat upacara, dibuat dari janur atau daun enau)
- Bapang + (hiasan)
- Rumbing + (hiasan tanduk sapi yang digunakan pada saat perlombaan ‘makepung’ (balap cikar yang ditarik oleh sepasang kerbau atau sapi))
- Tebenan + (hilir)
- Guung + (huruf (ra) dalam aksara bali yang digantungkan pada huruf pokok)
- Pocong + (ikat kecil (tentang padi, jagung dan sebagainya))
- Pepekuk + (ikat pinggang (wanita) biasanya terbuat dari logam yang dipakai pada saat upacara potong gigi)
- Pocongan + (ikatan kecil-kecil (tentang padi, jagung dan sebagainya))
- Pocongang + (ikatkan kecil-kecil (tentang padi, jagung dan sebagainya) (imperatif))
- Gurih + (infeksi kulit)
- Bukuan + (infeksi pada sendi)
- Ngumbang + (irama pada waktu menyanyikan kakawin baris ketiga pada setiap bait)
- Gayam + (irisan kulit babi yang sudah direbus dan dijemur untuk kerupuk)
- Pepeson + (iuran)
- Gabes + (jalan lambat karena kegemukan)
- Boh + (jinak)
- Ider-ider + (kain hiasan yang dipasang berkeliling pada talang rumah)
- Kasa + (kain kasa)
- Rangdia + (kain katun merah)
- Jejeng + (kaku (leher))
- Bubul + (kapalan)
- Gamet + (kapas yang sudah di keluarkan dari kulit buahnya dan bersih dari biji-bijinya)
- Awanan + (karena)
- Riantukan + (karena)
- Krana + (karena)
- Tungkul + (karena asyiknya)
- Ulian + (karena)
- Iseng-isengan + (karena iseng, tidak sungguh-sungguh)
- Sangkaning + (karena)
- Reh + (karena)
- Kaskas + (kasar (kulit orang karena kumal))
- Jengat + (kasar karena marah (ucapan))
- Tadah Paksi + (kayu penguat yang menghubungkan bagian atas tiang balai-balai pada bangunan, biasanya dialur atau diukir)
- Pleking + (kecil pada bagian tengah)
- Ngelak + (kehausan karena kepanasan)
- Jaak + (kejur (tentang rambut))
- Duegan + (kelapa muda yang dipakai pada upacara)
- Nyuh mulung + (kelapa wulung)
- Nyuh udang + (kelapa yg warnanya merah seperti udang digoreng)
- Nglubak + (keluar pada malam hari tanpa tujuan)
- Slumutin + (kelupasi (tentang kulit ari kaki ayam yang disembelih))
- Tendas + (kepala (biasanya merujuk pada hewan atau penggunaan kata kasar))
- Jerang + (keras dan kaku (tidak dapat dilentukkan))
- Peluh + (keringat)
- Pringet + (keringat)
- Kesawi bang + (kesawi merah)
- Karepotan + (kesibukan)
- Tatkala + (ketika)
- Ri Tatkala + (ketika)
- Tipat bantal + (ketupat, "bantal" (sejenis kue), buah-buahan dan sebagainya yang dibawa oleh pengantin pria ke rumah pengantin wanita dalam rangka penyelesaian upacara perkawinan)
- Klepon + (kue dr adonan tepung ketan, air daun suji, air kapur sirih, dan sedikit garam, dibentuk bulat-bulat kecil, diisi irisan gula merah, diletakkan pd wadah keranjang, direbus hingga matang, lalu diguling-gulingkan pd kelapa parut yg sudah dikukus)
- Kelepon + (kue tradisional yang terbuat dari ketan berbentuk bulat berisi gula merah di dalannya)
- Pamulu + (kulit)
- Kulit + (kulit)
- Carma + (kulit)
- Clebongkak + (kulit kelapa yang dibelah dua)
- Guntung + (kulit pelepah kelapa bagian dalam yg dikupas untuk tali)
- Kakulan + (kulit)
- Kopler + (kulit)
- Kules + (kulit ular, lipan dan sebagainya yang ditanggalkan)
- Panca Sata + (kurban suci dalam buta yadnya yang mempergunakan lima ekor ayam (putih, merah, siungan, hitam, dan brumbun) dianggap dasar dr caru yg lebih besar lainnya)
- Gandrang + (lagu gamelan untuk mengiringi tari joged pada saat penari baru keluar)
- Ngeser + (laju)
- Gapo + (lamban)
- Langsung + (langsung)
- Tum + (lauk yang dibuat dari daging/ikan (oncom dan sebagainya) yang dirempahi dan dibungkus dengan daun pisang, kemudian dipanggang atau dikukus)
- Kelir + (layar untuk wayang kulit)
- Nged + (lebat (tentang buah atau daun pada pohon))
- Semped + (lebat)
- Nanggu + (lebih pada suatu jumlah)
- Bered + (lecet)
- Babak + (lecet)
- Kanta + (leher)
- Baong + (leher)
- Lublub + (lendir pada kayu)
- Damah + (lendir pada kulit bayi yang baru lahir)
- Poyok + (lesu karena terlalu banyak terkena air, melek, atau terkena angin)
- Papendem + (lima jenis logam yang dianggap suci yang ditanam pada dasar bangunan suci)
- Panca warna + (lima warna yang mengandung arti simbolis dalam agama hindu (putih: dewa iswara, hitam: dewa wisnu, merah: dewa brahma, kuning: dewa mahadewa, brumbun (kombinasi dari empat warna, yaitu merah, putih, kuning, dan hitam): dewa siwa))
- Plekosang + (lipat)
- Lancingan + (lipatan ujung kain)
- Encet + (lontarkan (tentang batu pada permainan macingklak))
- Kedok + (lubang kecil dan dangkal (pada tanah))
- Gook + (lubang pada tanah atau kayu)
- Gedubang + (ludah merah pertama waktu memakan sirih)
- Bongés + (luka)
- Kelot + (luka terkelupas kulit)
- Rurus + (lurus)
- Ngruek + (makin jauh ke dalam makin besar (tentang lubang, luka dan sebagainya))
- Ngrungkadang + (makin susah berjalan (karena umur semakin tua))
- Bancuk + (masam karena terlalu masak)
- Mamarid + (mau menerima sajen yang telah selesai dipujakan karena mempunyai hubungan kekerabatan)
- Majum-ajuman + (melaksanakan sesuatu yang berlebihan karena ingin dipuji)
- Ngapat + (melaksanakan upacara dewa yadnya pada purnama bulan keempat)
- Ngrorasin + (melaksanakan upacara persemayaman roh yang dilaksanakan pada saat 12 hari setelah upacara pembakaran mayat atau penguburan)
- Macolongan + (melakukan salah satu upacara manusa yadnya yaitu upacara selamatan bayi pada waktu berumur 42 hari.)
- Mlangsut + (melemparkan tali yang ujungnya telah diikat pada batu untuk menjerat sesuatu yang ada di atas)
- Bungker + (melengkung punggung atau badannya, dengan kedua betis terlipat sehingga lutut menempel dengan dada (misalnya karena kedinginan))
- Ngromromin + (melindungi)
- Ngricekang + (melusuhkan)
- Marumbing + (memakai rumbing (hiasan tanduk sapi yang digunakan pada saat perlombaan ‘makepung’ (balap cikar yang ditarik oleh sepasang kerbau atau sapi))
- Mrambatin + (memasangi ‘prambat’ (tali-temali yang direntangkan di sawah untuk menghalau burung)
- Magrendotan + (membawa sesuatu yang banyak)
- Marirak + (membelalakkan mata karena marah)
- Munuh + (memetik padi, bawang, dan sebagainya yang tersisa waktu panen)
- Leleng + (memiringkan leher)
- Nabung + (menabung)
- Mlantar + (menakuk pohon untuk berpijak)
- Miidin + (menakuti)
- Makekarang + (mencari-cari ikan, siput dsb pada karang laut)
- Madekuhan + (mendesah karena kasihan)
- Nyujukin + (mendirikan pada)
- Seeb + (menempelkan sesuatu yang panas pada tubuh)
- Nabeng + (mengaling)
- Guyap + (mengantuk karena lelah)
- Maguyapan + (mengantuk karena sakit)
- Mlaga + (mengganti pekerjaan dengan uang)
- Ngringgit + (menggerigi)
- Ngrungkud + (menggigil)
- Ngrengked + (menggigil)
- Rengkeg + (menggigil)
- Rengkek + (menggigil, gemetar karena kedinginan, sakit, atau takut)
- Ngrungkuk + (menggigil, gemetar karena kedinginan, sakit, atau takut)
- Ngetabtab + (menghentakkan kaki (karena kaget atau terkejut))
- Mendeng + (mengikat leher dengan tali)
- Ngrugrugang + (mengonggokkan)
- Mapinton + (menguji)
- Ngrumpiukang + (mengumpulkan)
- Mabak + (mengupas kulit pohon untuk digunakan sebagai obat)
- Nyeled + (mengurangi)
- Ngebusin + (menjemur, menyebabkan terbakar (kulit badan))
- Nglesung + (menumbuk pada lumpang)
- Abang + (merah)
- Bang + (merah)
- Barak + (merah)
- Ngerab + (merah)
- Baak + (merah (tt wajah))
- Rakta + (merah)
- Ngakar + (merah menyala, mengata-ngatai, bunyi terus menerus)
- Dadu + (merah muda)
- Ngernger + (merah muda)
- Kabangan + (merah muka, marah)
- Apid +