[EN] A special ritual is held in Tenganan, Karangasem, for youth leader candidates. Teenager boys throw bananas at those candidates, and this tradition is called Sabatan Biu ‘Banana Pelting’. According to senior villagers, the purpose is to prepare the candidates’ mentality to be accustomed to face fluctuations among their subordinates. Sometimes a leader is blasphemed and scorned, but a leader should be strong and stick to the goal. This ritual is arranged informally and held in happiness. After the ritual, a Magibung feast is held (they eat together from one pile of delicious meal)—this is an endemic tradition originated from Karangasem to symbolize togetherness.
[ID] Sebuah ritual khusus dilakukan di Tenganan, Karangasem, bagi para calon pemimpin pemuda. Calon pemimpin pemuda itu dilempari dengan pisang, dan tradisi ini dikenal dengan Sabatan Biu ‘lemparan pisang’. Menurut tetua adat setempat, tujuannya adalah agar mental calon pemimpin pemuda bisa lebih terbiasa menghadapi berbagai gejolak yang ada pada bawahannya. Kadang, seorang pemimpin dihujat dan dicerca, namun sebagai pemimpin, dia harus tetap teguh pada tujuan. Ritual ini lebih bersifat informal dan suka cita. Setelah ritual, para pemuda melangsungkan acara Magibung (makan bersama dalam satu tempat),—sebuah tradisi khas Karangasem yang melambangkan kebersamaan.
Enable comment auto-refresher