Search by property
From BASAbaliWiki
This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.
List of results
- Umahne + (rumah itu)
- Umah semut + (rumah)
- Bale rum + (rumah tempat permaisuri)
- Pajongkokan + (rumah)
- Adegan + (rumah, canggah wang, sendi)
- Rug + (rusak)
- Pemadé + (rusuk besar pada rumah yang di tengah - tengah)
- Ganjaran + (sajen untuk roh atau makhluk halus)
- Tegen-tegenan + (sajen yang terbuat dari ranting dedap atau tebu beri-si ketupat, ayam, itik, dsb yang dipikul)
- Nyimpangang adegan + (salah satu bagian atau proses dari upacara ngaben)
- Panegtegan + (salah satu istilah tentang hari dalam kalender bali)
- Segehan Satus Kutus + (salah satu jenis sesajen dalam upacara keagamaan di bali (banten kurban yang paling kecil, yang antara lain berisi nasi sebanyak 108 buah))
- Ampal + (sapi atau kerbau putih dengan kuku dan tanduk berwarna hitam)
- Pakeleb + (sapi, kerbau, dsb yg ditenggelamkan ke laut atau danau dl rangkaian upacara untuk memohon keselamatan alam)
- Saungin + (sarungi)
- Sate letlet + (satai dari usus babi yang direbus atau digoreng)
- Sate caru + (satai kecil-kecil dari daging binatang yang dipergunakan dalam upacara buta yadnya)
- Sate pusut + (satai yg serupa dengan satai empol hanya kecil-kecil)
- Adi + (saudara lebih kecil)
- Buit-buit + (sayur berkuah dr siput kecil-kecil dan dedaunan (daun turi, daun kelor, dsb))
- Kacai + (sayuran jenis bawang yang digunakan dalam berbagai masakan, berdaun panjang kecil-kecil, berwarna hijau〔allium odorum〕)
- Bale piyasan + (sebuah bangunan di sanggah (pura keluarga) atau pura sebagai tempat sarana upacara)
- Ah + (sebuah ekspresi atau seruan ketika merasakan kekesalan atau tidak beruntung)
- Ajeg Bali + (sebuah gerakan pemertahanan identitas etnik bali. gerakan ini bertujuan mengembalikan masyarakat bali dalam konteks pengamalan ajaran agama hindu dan kebudayaan bali, atau disebut pula sebagai re-balinisasi dan re-hinduisasi.)
- Ratu Ngurah + (sebutan kepada kekuatan gaib yang melindungi pekarangan rumah berserta penghuninya)
- Nengah + (sebutan untuk anak yang kedua atau keenam)
- Pijit + (sedikit)
- Gumatat-gumitit + (segala macam binatang kecil/serangga kecil-kecil)
- Bebungkilan + (segala tumbuhan yg berakar tongkat, dipakai bumbu, boreh, atau rempah-rempah, spt kunir, jahe, dsb)
- Penyon + (sejenis binatang laut yang berkaki dan berekor menyerupai penyu, biasanya membuat lubang di pasir)
- Ranti + (sejenis cabai kecil)
- Rubung + (sejenis giwang atau subang (perhiasan di telinga) untuk pria)
- Sepen + (sejenis jaring untuk menangkap udang kecil-kecil di pantai)
- Rijig + (sejenis kacang buncis kecil-kecil)
- Sukun + (sejenis keluih yang tidak berbiji, dapat direbus atau digoreng)
- Taah + (sejenis parang berbentuk persegi panjang untuk mencincang, memotong, dan sebagainya)
- Bangul + (sejenis tangga bertiang tunggal)
- Baing + (sejenis udang laut yang kecil-kecil)
- Taga + (selalu tersedia makanan atau minuman)
- Mataga-taga + (selalu tersedia makanan atau minuman berlebihan)
- Mataga + (selalu tersedia makanan atau minuman secara berlebihan)
- Mipit + (sempit)
- Cekot + (sendok)
- Seng + (seng)
- Ngid + (seperti rasa atau bau tanah yang dibakar)
- Sipsip + (sepotong bambu di atas rusuk rumah tempat mengikatkan atap)
- Pitung bangsit + (seribu empat ratus)
- Nasi sasah + (sesajen kecil yang dibentuk dengan menaburkan nasi dan serundeng di atas takir (alas dari daun pisang atau kelapa) dan dihiasi bunga)
- Papendeman + (sesuatu yang mengandung kekuatan gaib yang ditanam pada pekarangan rumah untuk mencelakai penghuni rumah)
- Satia wacana + (setia kepada kata-kata atau ucapan)
- Kado + (sia-sia)
- Sasinggahan + (singgah)
- Sipit + (sipit)
- Petaka + (sj pohon mangga yg getahnya berwarna merah dan dapat menyebabkan gatal)
- Brekis + (sj semut kecil-kecil di pohon kayu)
- Setset + (sobek)
- Somah + (suami atau istri)
- Plaspasin + (sucikan (suatu bangunan baru melalui upacara keagamaan))
- Plaspas + (sucikan (tentang bangunan dan sebagainya yang baru selesai) dengan sesajen)
- Sasat + (sumpah)
- Cubang + (sumur atau kolam untuk menampung air hujan)
- Telabah + (sungai kecil)
- Rerepi + (surat (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Bon + (surat kecil (berisi keterangan pengambilan barang, peminjaman uang, dsb))
- Gandawari + (tabir)
- Bokoran + (talam sejenis baskom terbuat dari perak, kayu, dsb)
- Prambat + (tali-temali yang direntangkan di sawah untuk menghalau burung)
- Gegada + (tanda biru atau hitam seperti penggada pada kaki ayam jago yang berwarna kuning)
- Rangdunan + (tanduk pada kedua kaki ayam jago yang bentuknya kecil dan mengarah ke atas)
- Dangul + (tangkai buah pisang atau enau)
- Bebali + (tari yg disakralkan dan biasanya dipertunjukkan di pura-pura yg ada hubungannya dg upacara agama, spt tari rejang, sang hyang, pendet, dan baris upacara)
- Rejang + (tarian keagamaan dg gerakan yg sederhana, biasanya diiringigamelan slonding, ditarikan di pura oleh sejumlah anak-anak gadis berderet ke belakang di belakang pemangku (pemuka agama))
- Kampek + (tas kecil dari bambu atau lontar untuk tempat sirih pinang)
- Cecangkriman + (teka-teki yang bertembang pucung, biasa dilagukan untuk menidurkan anak kecil)
- Pingseg + (tekan dengan kuku ibu jari sampai mati (tentang kutu dan serangga kecil lainnya))
- Leneng + (tembok rendah di samping kanan-kiri kori atau pintu masuk rumah untuk duduk-duduk)
- Perocot + (tempat air minum atau kendi yg terbuat dari tempurung kelapa)
- Endongan + (tempat bekal dr tapis kelapa)
- Bale-bale + (tempat duduk atau tempat tidur yang dibuat dari bambu atau kayu)
- Sanggah cucuk + (tempat sesajen terbuat dari anyaman bambu bertiang satu untuk buta kala)
- Maumah + (tempat tinggal, rumah)
- Perean + (tempayan yang kecil - kecil)
- Tampias + (tempias)
- Iad + (terasa sakit pada punggung karena kena benda keras atau dipukul)
- Marepah + (terbagi-bagi (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Mapocongan + (terikat kecil-kecil)
- Kanggoang + (terimalah)
- Empek-empekan + (terompet kecil)
- Pakecritcrit + (tersembur-sembur kecil)
- Kecrit-kecrit + (tersembur-sembur kecil)
- Makebris + (tertawa kecil dengan tiba-tiba, suara bersin)
- Karubuhin + (tertimpa robohan)
- Ngubeng + (tidak keluar)
- Ahimsa + (tidak menyiksa atau membunuh)
- Munju + (tikus kecil)
- Ebak + (tinta cina)
- Jerum + (tipu, daya, akal)
- Titi + (titian)
- Pletik + (titik putih pada dahi atau pelipis penari)
- Toko + (toko, kedai berupa bangunan permanen tempat menjual barang-barang)
- Capil + (topi dari anyaman daun kelapa atau bambu)
- Saab sari + (tudung saji/penutup sesajen kecil dari daun lontar)
- Dewa Ruci + (tuhan dalam manifestasinya sebagai penjaga air amerta (air kehidupan) di laut, berwujud orang kecil)
- Undagi + (tukang bangunan)
- Sangging + (tukang potong gigi dalam upacara mepandes atau mesangih)
- Balung + (tulang yang besar)
- Rukem + (tumbuhan yang batangnya berduri, buahnya bulat kecil terasa sepat ketika masih muda)
- Pipis jepun + (uang kepeng kecil berwarna hitam)
- Pis Kunci + (uang kepeng kecil tipis berwarna hitam)
- Medangsia + (uku atau minggu ke-empat belas dalam konsep wariga bali)
- Gumbreg + (uku atau wuku keenam)
- Atebah + (ukuran empat jari)
- Lipi lengis + (ular)
- Rontek + (umbul-umbul yang dipasang atau digunakan di tempat suci/pura)
- Rerontek + (umbul-umbul yang dipasang atau digunakan di tempat suci/pura)
- Kuma + (unsur terikat pembentuk kata yang artinya ‘berlaku seperti’ atau ‘menyerupai’)
- Puja wali + (upacara di pura)
- Sawa karesian + (upacara ngaben dengan mempergunakan simbol kayu cendana atau majegau sebagai pengganti jenazah)
- Pepada + (upacara penyucian hewan sebelum disembelih, dagingnya akan dipergunakan dl upacara)
- Recedana + (upacara pitra yadnya yg mengganti jenazah dg simbol air suci (tirta), biasanya dilakukan bila jenazah yg sudah dikuburkan tidak ada lagi bekas-bekasnya krn telah lama diku-burkan, atau letak kuburannya terlalu jauh)
- Jebeng + (utuh (tumbuh-tumbuhan yang berdaun rimbun atau berumpun))
- Besek + (wadah)
- Nalika + (waktu (menurut ukuran kesatuan waktu di bali, satu hari, siang atau malam) dibagi delapan bagian))
- Prabali + (wanita kebanyakan yang menikah dengan golongan bangsawan dalam masyarakat bali, biasa dipanggil jero atau pemekel)
- Penggak + (warung kecil tak permanen)
- Bale pelik + (bangunan rumah persegi empat berukuran kecil bertiang empat sebaga pengapit pelinggih atau tugu di pura-pura)
- Jongjong + ((bentuk) lonjong atau agak kuncup)
- Kanginan + ((rumah, banjar) sebelah timur jalan)
- Saang pamuun + ((seikat kecil) kayu api yang dimantrai oleh pendeta untuk menyulut mayat pertama kali)
- Matutuh + ((sudah) diberi obat tetes melalui hidung atau mata)
- Dadia + (1) hubungan kekerabatan (satu leluhur))
- Ariang + (adik)
- Pook + (agak cekung karena gembur (tentang tanah atau tembok))
- Yeh + (air)
- Durmanggala + (alamat buruk)
- Plentang + (alat perintang yang diikatkan pada tali layang-layang atau hewan)
- Pamelas + (alat untuk menceraikan (dari pertunangan atau perkawinan))
- Panampahan + (alat untuk menyembelih)
- Pamaji + (alat untuk merenggangkan belahan balok yg digergaji atau dibelah)
- Pangrekaan + (alat untuk ‘ngreka’ (dalam prosesi atau upacara ngaben))
- Rare + (anak kecil)
- Rare cili + (anak kecil)
- Cicing macanda + (anak kecil, permainan)
- Babedag + (anak kuda)
- Testes + (anak udang)
- Angkid + (angkat (sst yg dimasak atau yg dibenamkan))
- Embang + (antara)
- Klabang + (anyaman bilah bambu berbentuk persegi panjang yang digunakan sebagai alas untuk menjemur jajan)
- Klangsah + (anyaman dari daun kelapa untuk dinding atau atap)
- Panyeroan + (asisten rumah tangga)
- Klakah + (atap dari bambu yang dibelah)
- Pemada + (atap ilalang atau ijuk yang terpasang nomor dua dari bawah)
- Utawi + (atau)
- Wiadin + (atau)
- Gayungang + (ayunkan (tangan atau kaki))
- Ondo + (badan besar tapi pemikiran kecil (tentang manusia))
- Repah + (bagi (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Jeroan + (bagian dalam)
- Bijik + (bahan untuk membuat minuman cendol)
- Bale sumangkirang + (balai bertiang dua belas beratap ijuk, dahulu digunakan oleh raja-raja untuk upacara, sekarang sebagai tempat sajen di besakih)
- Bale timbang + (balai bertiang dua di sawah atau di balé banjar, tempat menimbang padi)
- Piasan + (balai suci tempat menghias pratima dsb atau tempat sajen yg ada di tempat suci)
- Mundak + (balai yang bertiang enam)
- Pering + (bambu)
- Tiing jajang + (bambu yang kecil-kecil)
- Wawangunan + (bangunan)
- Bale kambang + (bangunan bertiang 28, didirikan pada gundukan tanah yang dikelilingi kolam sebagai balai sidang raja, para pendeta, serta pejabat istana)
- Bale manguntur + (bangunan bertiang delapan belas menghadap ke selatan tempat bersemayam dewa-dewa pada waktu upacara batara turun kabéh)
- Bale bandung + (bangunan bertiang dua belas berisi jalur-jalur dan hiasan-hiasan di atas tiang-tiangnya)
- Bale mujur + (bangunan bertiang dua belas, didirikan di bagian barat pekarangan rumah, sebagai tempat menerima tamu)
- Bale pawedan + (bangunan bertiang empat yang digunakan sebagai tempat duduk pendeta melakukan pemujaan saat memimpin upacara ritual keagamaan)
- Bale pegat + (bangunan bertiang enam dengan balai-balainya terbagi dua, terletak di bagian barat pekarangan rumah, sebagai tempat menerima tamu)
- Bale sari + (bangunan bertiang sembilan letaknya di bagian barat pekarangan rumah, biasa disebut balé singasari)
- Pangubengan + (bangunan darurat di halaman luar pura untuk tempat pemujaan)
- Bale salunglung + (bangunan kecil segi empat bertiang tiga untuk tempat perlengkapan pembakaran mayat)
- Bale pagambuhan + (bangunan memanjang bertiang dua belas tempat pementasan gambuh, biasa terdapat di halaman tengah puri)
- Bale kembar + (bangunan memanjang dan berjajar masing-masing bertiang delapan)
- Bale agung + (bangunan panjang bertiang dua belas atau lebih)
- Bale lantang + (bangunan panjang bertiang dua belas atau lebih)
- Bale ongkara + (bangunan persegi empat bertiang satu, beratap ijuk di kiri kanan kori agung (besakih), disebut juga balé mundar-mandir)
- Bale murda + (bangunan persegi empat bertiang sebelas untuk tempat upacara adat di puri (istana raja))
- Bale bunder + (bangunan persegi enam)
- Bale mandapa + (bangunan pokok bertiang dua belas, umumnya tempat musyawarah)
- Bale sakutus + (bangunan rumah bertiang delapan, biasanya dipakai tempat tidur)
- Bale pelik +
- Bale paselang + (bangunan rumah persegi empat bertiang delapan, sebagai tempat upacara di pura besakih)
- Bale banjar + (bangunan rumah tempat pertemuan umum bagi warga desa)
- Meten + (bangunan rumah yg terletak di bagian utara pekarangan, bertiang delapan dan bertembok keliling)
- Bale wongkilas + (bangunan segi empat panjang, bertiang enam dengan rangkaian rusuk dibuat sedemikian rupa sehingga tampak seakan-akan tidak memiliki sambungan)
- Palinggih + (bangunan suci)
- Panyawangan + (bangunan suci tempat bersembahyang)
- Parhyangan + (bangunan suci tempat pemujaan agama hindu)
- Bale majalila + (bangunan tempat bersemayam ratu majalila di besakih)
- Bale tegeh + (bangunan tinggi di pojok halaman istana atau pura)
- Bale gong + (bangunan yang terletak di jaba tengah atau jaba sisi pada sebuah pura yang berfungsi sebagai tempat menabuh gong dan gamelan)
- Bale gede + (bangunan yg terletak di bagian selatan atau timur pekarangan rumah, bertiang dua belas, berdinding tembok di bagian selatan dan timur)
- Canggah + (bangunan, pohon)
- Ngengengan + (banyak cakap)
- Padlepek + (banyak yang duduk atau tidur di lantai)
- Gegrabadan + (barang-barang dagangan yang kecil-kecil seperti terasi, garam, gambir dsb)
- Paras + (batu paras)
- Paso + (bejana atau jambangan besar yang dibuat dari tanah untuk tempat air dan sebagainya)
- Polok-polokan + (bejana kecil)
- Bintul + (bengkak kecil sebagai bekas di gigit nyamuk)
- Bebakuhan + (bentuk umum suatu bangunan)
- Griti + (berbintik-bintik kecil)
- Malelambatan + (berburu dengan bedil atau senapan)
- Ngacep + (berdoa)
- Maplawah + (berisi plawah(kerangka alat musik tradisional bali yang biasanya diukir, sebagai tempat menyusun ‘bung-bung’ atau bambu resonansi ))
- Maprambat + (berisi ‘prambat’ (tali-temali yang direntangkan di sawah untuk menghalau burung)
- Magayung-gayungan + (berjuntai dengan mengayun-ayunkan kaki atau tangan)
- Ngendon + (berkunjung atau datang ke tempat jauh)
- Makuma + (berlagak)
- Matadah + (berlagak)
- Makedokan + (berlubang kecil dan dangkal)
- Minep-inepan + (bermalam di rumah orang lain)
- Ngrerep + (bermalam)
- Jelih + (bernas, kecil mungil)
- Matabih + (beroda)
- Mapilar + (berpilar)
- Mapi-mapi + (berpura-pura)
- Nyaruang + (berpura-pura)
- Masaung + (bersarung)
- Resik + (bersih (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Mareresik + (bersih-bersih (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Masomah + (bersuami atau beristeri)
- Ngambeng + (bertaruh besar (judi))
- Nyadigin + (bertingkah laku kasar atau berkata kasar)
- Medori putih + (biduri atau widuri putih)
- Klabet + (biji-bijian yang biasanya digunakan sebagai campuran minyak rambut atau bedak)
- Reng + (bilah-bilah kayu atau bambu yang dipasang pada kasau tempat memasang genting)
- Rimpung + (binasa (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Kuuk + (binatang sejenis musang)
- Kalisasuan + (binatang sejenis tawon yang membuat rumah dari tanah)
- Sawan ai + (binatang sejenis uir-uir atau tonggeret)
- Bintil + (bisul kecil)
- Andar + (bor kecil untuk membuat lubang pd kayu, sarung keris, dsb)
- Pusut + (bor kecil yang dipilin dengan tangan untuk melubangi sesuatu)
- Neb + (bubungan)
- Ruak + (buka lahan)
- Ruakang + (bukakan lahan)
- Rumbah + (bumbu cincang)
- Buntil + (bungkus dg kain atau selendang yg melilit di pinggang)
- Gabuag + (bunyi benda jatuh atau bunyi benda dipukul)
- Ngiung + (bunyi kumbang atau nyamuk beterbangan)
- Pecit + (burung kecil pemakan serangga, bersuara kecil dan ribut (prinia familiaris))
- Dedali + (burung layang atau walet)
- Calon + (calon)
- Jeruk + (cara mengasah keris atau taji)
- Rerehang + (carikan (basa alus mider : merupakan bahasa alus yang digunakan kepada orang-orang yang berada di bawah atau orang yang berada di atas atau bahasa yang memuat rasa meninggikan orang yang patut ditinggikan))
- Cahcah + (cincang)