Property:Place information text id

From BASAbaliWiki
Showing 458 pages using this property.
A
Air Terjun Blangsinga terletak di Banjar Blangsinga, Desa Saba, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar Bali. Jaraknya kurang lebih 15 km dari pusat Kota Denpasar atau 25 km dari Bandara Internasional Ngurah Rai. Air terjun ini memiliki debit air yang besar, walaupun tidak terlalu tinggi.  +
Air terjun Nung-Nung terletak di Desa Plaga Kecamatan Petang merupakan satu-satunya air terjun yang terdapat di Kabupaten Badung yang memiliki ketinggian sekitar 70 m. Dalam pengembangannya, Air Terjun Nung-nung dikelola oleh kelompok sadar wisata serta desa adat setempat. Beberapa atraksi wisata yang dapat dilakukan oleh wisatawan di objek wisata diantaranya adalah menikmati pemandangan sekitar air terjun yang rindang dan asri, selain itu wisatawan juga dapat mandi dibawah air terjun tersebut. Jarak dari pusat Kabupaten Badung menuju Air Terjun Nung-Nung sekitar 35.7 km dan memerlukan waktu tempuh kurang lebih 1 jam. Sedangkan jarak Air Terjun Nung-nung dengan Bandara Internasional Ngurah Rai adalah sekitar 55.4 km yang dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 1 jam 49 menit  +
Letak air terjun ini ada di Desa Menyali, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Jarak tempuh dari kota Singaraja kurang lebih 15 km. Air terjun ini terletak di wilayah perkebunan dan persawahan yang masih produktif. Tersedia fasilitas yang memadai seperti jalan, parkir, jalan setapak menuju air terjun dengan 185 anak tangga. Air terjun campurasa yang mempunyai 3 (tiga) tingkatan: 1. Tingkat I kurang lebih 20 meter; 2. Tingkat ke II kurang lebih 10 meter; 3. Tingkat ke III kurang lebih 12 meter.  +
Jika Anda mencari sepotong surga yang masih terpencil, Amed, Bali harus ada dalam radar Anda. Desa nelayan yang sepi ini belum menjadi pokok di setiap rencana perjalanan Bali, jadi Anda akan bisa melihat sekilas ke Bali asli yang "nyata" dan menikmati suasana santai. Kami membagikan hal-hal terbaik yang dapat dilakukan di Amed serta tempat tinggal dan tempat makan! Lihat selengkapnya di https://www.twowanderingsoles.com/blog/amed-bali  +
Desa Anturan dahulu merupakan bagian dari wilayah Pandan Banten (Desa Selat ) yang disebut Banjar Asatan. Tempat ini merupakan peristirahatan (Bebaturan) bagi para rombongan kerajaan sebelum sampai di Puri Buleleng. http://anturan-buleleng.desa.id/  +
B
Badung merupakan kabupaten yang juga meliputi Kuta dan Nusa Dua yang menjadi objek wisata cukup terkenal di Bali. Kabupaten Badung berbatasan dengan Kabupaten Buleleng di sebelah utara, Tabanan di Barat. Samudera Hindia di sebelah selatan. Kabupaten Bangli, Gianyar dan kota Denpasar di sebelah timur. Cukup banyak objek wisata di Kabupaten Badung yang menarik untuk dikunjungi, seperti pantai Kuta Bali, pantai Dreamland, pantai Batubalong dengn pemandangan yang eksotis, Bumi Perkemahan Dukuh yang merupakan peninggalan dari Kerajaan Mengwi dan masih banyak lagi. Kabupaten Badung dulunya bernama Nambangan sebelum diganti oleh I Gusti Ngurah Made Pemecutan menjadi Badung pada akhir abad ke-18. I Gusti Ngurah Made Pemecutan Sakti merupakan raja pertama dari Kerajaan Badung sejak tahun 1779. Awalnya ibu kota dari Kabupaten Badung adalah Denpasar. Namun setelah terjadi pemekaran pada 1992, Denpasar beralih status menjadi Kota Madya dan ibu kota Kabupaten Badung berpindah ke Mengwi. Berdasarkan PP 67 tahun 2009 tentang pemindahan ibu kota Kabupaten Badung dari wilayah Denpasar ke Kecamatan Mengwi, lahirlah Kota Mangupura yang meliputi empat desa dan lima keluruhan. Tanggal 16 November ditetapkan sebagai hari ulang tahun Kabupaten Badung. HUT Kabupaten Badung ini sebenarnya diadakan untuk memperingati hari jadi Kota Mangupura yang diresmikan pada 16 November 2009 oleh mantan presiden Susilo Bambang Yudhoyono. Di Badung ada peristiwa sejarah yang terkenal, yaitu Perang Puputan Badung yang terjadi pada 20 September 1906. Perang ini dipicu ketika kapal Cina berbendera Belanda bernama Sri Komala kandas di pantai Sanur pada tahun 1904, yang menjadi bagian dari kekuasaan kerajaan Badung. Pemerintah Hindia Belanda menuduh masyarakat setempat telah melucuti, merusak dan merampas isi kapal Sri Komala. Sehingga pemerintah Hindia Belanda menuntut agar Raja Badung bertanggung jawab atas segala kerusakan dengan membayar ganti rugi sebesar 3000 dolar perak dan menghukum orang-orang yang merusak kapal. Akan tetapi Raja Badung menolak untuk membayar ganti rugi. Karena penolakan Raja Badung tersebut, pemerintah Hindia Belanda melakukan ekspedisi militer ke Bali pada 20 September 1906. Mereka mendaratkan tiga batalyon infantry dan dua batalyon arteleri untuk menyerang Badung. Pada akhirnya ketika militer Belanda memasuki pintu gerbang kota, mereka dihadang oleh segerombolan orang berpakaian serba putih yang siap menyerang. Maka meletuslah perang antara masyarakat Badung yang dipimpin oleh Raja Badung dengan militer Hindia Belanda yang disebut Perang Puputan yang berarti perang sampai titik darah penghabisan. https://www.badungkab.go.id/  
Pulau Bali adalah salah satu pulau dari 17.000 lebih kepulauan yang ada di Indonesia. Dengan luas pulau sepanjang 153 km dan selebar 112 km dan luas pulau 123,98 km2. Secara geografis ditengah-tengah Pulau Bali terbentang pegunungan memanjang dari barat ke timur. Diantara pegunungan tersebut terdapat sejumlah gunung sebagai puncaknya seperti : Gunung Agung (3.142 m ) meter, Gunung Batur (1.717)meter, Gunung Abang (2.276)meter, Gunung Batukaru (2.276)meter. Gunung Agung dan Gunung Batur merupakan gunung berapi. Disebelah utara dan selatan pegunungan tersebut terbentang tanah daratan. Danau-danaunya adalah danau batur dengan luas 1.607,5 hektar, Danau Beratan 375,6 hektar, Danau Buyan 336 hektar dan Danau Tamblingan 110 hektar. Sungai-sungai yang bersumber dari hutan dan danau tersebut kebanyakan mengalir ke daerah selatan, seperti sengai Unda, Sungai Petanu, Sungai Ayung, Sungai Pulukan, Sungai loloan, dan lain-lain.  +
Kabupaten Bangli terletak di timur laut kota Denpasar, sekitar 40 km dari pusat Kota Denpasar dan merupakan satu-satunya kabupaten di Bali yang tidak mempunyai wilayah laut. Kabupaten Bangli berbatasan dengan Kabupaten Buleleng di sebelah utara, Klungkung dan Karangasem di timur, Klungkung dan Gianyar di selatan, serta Badung dan Gianyar di sebelah barat. Salah satu objek wisata yang popular di Bangli adalah Gunung Batur dan Danau Batur yang merupakan danau terluas di Bali dengan hiasan dinding megah gunung Batur. Selain itu ada pula Toyo Bungkah yang merupakan objek pemandian air panas yang dipercaya masyarakat Bali dapat menyembuhkan berbagai macam penyakit, khususnya penyait kulit. Sejak tahun 1991, Pemerintah Daerah Kabupaten Bangli menetapkan tanggal 10 Mei 1204 sebagai hari jadi kota Bangli. Tanggal itu dirunut dari prasasti Pura Kehen C yang dikeluarkan raja Sri Adikunti Ketana yang menjadi penguasa Bangli pada 1126 tahun Saka atau 1204 tahun Masehi. Sebelumnya, di Bangli pada abad 11 berkembang wabah penyakit yang membuat masyarakat Bangli berbondong-bondong meninggalkan Bangli. Setelah keadaan kembali pulih, raja Sri Adikunti Ketana memberikan perintah kepada putranya pada 10 Mei 1204, sebagaimana yang termuat dalam prasasti Pura Kehen C. Prasasti yang tersimpan di Pura Kehen ini memuat perintah raja agar mengajak penduduk kembali ke Desa Bangli guna bersama-sama membangun dan memperbaiki rumah masing-masing. Raja juga memerintahkan agar penduduk menambah keturunan, mengizinkan membabat hutan untuk membuat sawah dan saluran air. Selain itu, raja juga menghapuskan pajak pada penduduk dan menetapkan batas-batas wilayah kramanil Bangli. Dipilihnya 10 Mei 1453 sebagai hari jadi Kabupaten Bangli didasari atas pemikiran bahwa Prasasti Kehen C menunjukkan Bangli saat itu sudah menjadi sebuah kesatuan menyusul adanya penetapan batas-batas wilayah oleh raja. Selain itu, prasasti ini pulalah yang pertama kali menyebut nama Bangli. Dalam babad dan cerita rakyat, asal-usul nama Bangli berasal dari kata Jarak Bang atau Bangkliki. Konon, Bangli didirikan di atas hutan jarak, namun ada pula yang menyebutkan kalau Bangli berasal dari kata banggi yang berarti kurang ramah. http://www.banglikab.go.id/  
Banjar ini terletak di Kota Semarapura tepatnya di jalan Puputan No.39, Semarapura Kangin, Kec. Klungkung, Kabupaten Klungkung, Bali.  +
Bayunggede yang berasal dari kata “Bayung” yang berati “Bayu”, atau tenaga sedangkan kata “Gede” dapat dipersonifikasi menjadi “kuat”. Sehingga jika diterjemahkan, kata Bayunggede berarti “tenaga yang kuat”. Sebelum bernama desa Bayunggede, dahulu merupakan tempat pemukiman kecil di Bali yang disebut sebagai padukuhan yang letaknya ditenggah hutan dengan jumlah penduduk yang sangat kecil (tidak disebutkan jumlahnya). Padukuhan ini dipimpin dan dikelola oleh suatu struktur pemerintahan adat yang disebut “Ulu Apad” atau kepala suku dengan tugas pokok dan fungsinya dari penyelenggaraan kegiatan dan kepentingan pelaksanan upacaran dan upakara adat.  +
Gamelan Gambang Desa Bebandem  +
Tari Rejang Desa Adat Bebandem  +
Pasar hewan tradisional Bebandem  +
Sejarah Bebandem berawal dari masa pemerintahan kerajaan di Bali yang diperintah oleh Ida Dalem Waturenggong yang kemudian setelah perkembangnya diperintah lagi oleh keturunan beliau yang bernama Ida Dalem Kepakisan dan pelanjut dinasti raja terakhir adalah Ida Dalem Ketut yang wilayah kerajaan berada di Kabupaten Klungkung. Nama Desa Bebandem yang sekarang, adalah diambil dari nama I Gusti Bandem yang sudah terkenal sebagai seorang pandeta ( Dukuh Bujangga), dan tentu sebagai penghormatan bagi beliau yang telah berjasa nama beliau ditetapkan menjadi nama desa dengan imbuhan ‘Be’ yang apabila diartikan dalam bahasa sansekerta mengandung arti bertempat tinggal/diam diatas.  +
Prasasti Bebetin (atau Bebetin AI) bertarikh 818 çaka (896 M), adalah sebuah prasasti yang ditemukan di desa Bebetin, Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng, Bali. Prasasti ini berbahasa Bali Kuno. Prasasti ini berisi keterangan tentang suatu desa (banwa) bharu, atau secara lengkapnya kuta di banwa bharu, yang bermakna desa bharu yang berbenteng. unculnya nama Bebetin sudah disebut-sebut sejak tahun 1260. Sebelum tahun 1260 nama Bebetin tidaklah pernah disebut, tetapi justru nama Banua Baru yang mengalami kerusakan dari tahun 989-1050, lalu dikatakan tipe desa yang punah, berubah wajah menjadi semak belukar (Betbetan). Setelah ditata kembali menjadi Betbetin-Bebetin  +
Saat mendengar kata bedugul, tentu yang terbayang di benak anda adalah keberadaan danau Beratan dan Pura Ulun Danu yang sekarang menjadi tujuan wisata tour paling populer di Bali atau juga Kebun Raya Bedugul yang menjadi tujuan rekreasi favorit bagi keluarga.  +
Badhahulu atau sekarang dikenal dengan nama Bedulu sejatinya adalah sebuah desa kuno dan unik di Gianyar, Bali. Desa ini diyakini banyak kalangan pernah menjadi pusat peradaban di Bali, bahkan sudah menjadi pemukiman sejak masa prasejarah, terbukti dengan ditemukannya Sarkofagus di salah satu rumah warga. Desa Bedulu pernah menjadi pusat pemerintahan Bali sejak dari Dinasti Warmadewa yaitu saat pemerintahan Maharaja Sri Astasura Ratna Bumi Banten (Asta= Delapan, Sura= Dewa, Ratna= Permata, Bumi Banten= Tanah Bali) artinya raja yang membawahi delapan wilayah kekuasaan di Bali.  +
Bendungan Gerokgak merupakan salah satu obyek wisata buatan yang menjadi favorit di gerokgak selain dari pada Pura Pulaki Atau Pura Melanting. Banyak turis manca negara yang memuji dan berkunjung ke kecamatan ini khususnya ke Bendungan Gerokgak. Tujuan utama pembuatan bendungan ini adalah untuk membantu para petani yang ketika musim kemarau selalu kekurangan air. Jadi ketika musim hujan, bendungan ini akan menyimpan banyak air, namun setelah musim kering datang airnya akan digunakan petani untuk mengairi sawahnya. Bendungan yang terletak 159 meter dari permukaan air laut ini berlokasi di desa gerokgak, kecamatan gerokgak, Kabupaten Buleleng, Bali dengan jarak Kurang Lebih 43 Km dari pusat kota Singaraja.  +
Berlokasi di Kabupaten Tabanan, bendungan ini berfungsi untuk memenuhi kebutuhan irigasi seluas 1.335 Ha. Kawasan bendungan yang hijau dan indah itu sering dijadikan tempat selfie bagi anak-anak muda selain itu bendungan Telaga Tunjung juga biasa dijadikan tempat untuk mancing.  +
Bendungan sekaligus waduk terbesar di Pulau Bali, yaitu Bendungan Titab Ularan efektif mulai beroprasi hari ini. Selain sebagai saluran irigasi, bendungan ini juga difungsikan sebagai sebagai penyedia air baku sebesar 300 meter kubik per detik, dan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) mikrohidro sebesar 1,5 megawatt (MW). Bendungan Titab Ularan membendung aliran Sungai Saba (baca: Sabe) dan menggenangi 6 desa di 2 Kecamatan di Kabupaten Buleleng. Dari pusat kota Singaraja kita bisa menempuh jarak 30 Km dengan waktu tempuh 55 menit.  +
Bentara Budaya Bali (BBB) adalah sebuah tempat berkesenian yang berlokasi di Jl. Profesor Ida Bagus Mantra No.88A, Ketewel, Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali 80237, Telepon: (0361) 294029. BBB berdiri pada tanggal 9 September 2009 dan merupakan bagian dari Kompas-Gramedia. Kegiatan yang sering digelar oleh BBB antara lain pameran lukisan, pementasan seni, diskusi buku, pemutaran film. Info lebih lanjut: http://www.bentarabudaya.com/  +
Besakih terkenal dengan nama Mother Temple of Bali dan sederhanaya sebagai pura yang paling utama di pulau ini. Sebenarnya pura ini terdiri dari beberapa pura yang dibangun di wilayah yang sangat luas tepat di sebelah selatan Gunung Agung.  +
Lokasi tempat wisata Relief Bebitra Gianyar terletak di Banjar Roban, Desa Bebitra, Kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar, Bali. Dari pusat Kota Gianyar kira-kira Anda dapat menempuh perjalanan kurang lebih sekitar 2,5 km dengan kendaraan bermotor. Perkiraan Asal Usul Pertapaan Gunung Kawi Bebitra Menurut tokoh-tokoh adat, konon pertapaan Gunung Kawi Bebitra atau Relief Bebitra merupakan peninggalan dari Desa Peling dengan pimpinannya yang bernama Mas Pahit dengan patihnya Wedang Serawah. Mas Pahit merupakan pimpinan yang bijaksana dan selalu melakukan musyawarah ketika memutuskan permasalahan. Beliau juga memiliki istri-istri yang cantik yang siap mendampinginya. Suatu ketika Wedang Serawah menyukai salah satu istri Mas Pahit. Hubungan terlarang tesebut membuat Mas Pahit dan Wedang Serawah bekelahi. Meski Wedang Serawah sudah melarikan diri, namun Mas Pahit dapat menemukannya. Ketika menemukannya beliau membunuh Wedang Serawah. Setelah beberapa lama peninggalan patihnya tersebut, kerajaan tersebut mengalami kemunduran dengan munculnya berbagai masalah seperti wabah penyakit hingga terjadi serangan oleh tentara gaib ke desa. Konon, pertapaan Gunung Kawi Bebitra tersebut merupakan tempat dimana Mas Pahit menenangkan diri dari permasalahan yang menimpanya.  +
Bitera adalah kelurahan yang berada di kecamatan Gianyar, Kabupaten Gianyar.  +
Bukit Campuhan atau lebih dikenal dengan Bukit Cinta Ubud  +
Bukit Campuhan terletak di sebelah barat Puri Ubud, tepatnya di jalan Bangkiang Sidem, Kabupaten Gianyar. Bukit Campuhan ini tidak terpisah dari salah satu pura di Ubud, yaitu Pura Gunung Lebah. Gunung lebah itu sendiri memiliki makna bukit kecil yang berada di lembah. Selain itu Bukit Campuhan ini berada diantara dua aliran sungai di Ubud Bali, yaitu sungai Oos dan sungai Cerik.  +
Kabupaten Buleleng terletak di Bali bagian utara dan ibu kotanya adalah Singaraja. Sejarah Kabupaten Buleleng bermula saat Ki Gusti Ngurah Panji Sakti mendirikan kerajaan Buleleng di tahun 1600an. Sebelumnya wilayah Buleleng dikenal dengan nama Den Bukit. Buleleng adalah nama istana yang dibangun Panji Sakti pada 30 Maret 1604 di tengah tegalan jagung gambal yang disebut buleleng. Selanjutnya istana itu disebut Singaraja yang berarti “tempat singgah sang raja”. Kemudian Pemerintah Kabupaten Buleleng menetapkan 30 Maret 1604 sebagai hari lahirnya kota Singaraja. Sedangkan nama Buleleng adalah nama asli jagung gambal atau jagung gambah yang banyak ditanam oleh penduduk pada waktu itu. Kabupaten Buleleng dikenal sebagai penghasil pertanian terbesar di Bali dengan produksi salak bali dan jeruk keprok Tejakula. Kabupaten Buleleng berbatasan dengan Laut Jawa di sebelah utara, Selat Bali di sebelah barat, Karangasem di sebelah timur, dan Kabupaten Jembrana, Bangli, Tabanan serta Badung di sebelah Selatan. Di Buleleng juga terdapat tempat wisata yang menarik untuk dikunjungi, seperti: Danau Buyan, Danau Tamblingan dan Danau Beratan yang merupakan tiga danau kembar yang terbentuk di dalam sebuah kaldera besar; pantai Lovina dengan lumba-lumba dan dolphinya yang jinak; pulau Menjangan dengan keindahan bawah lautnya dan berbagai macam objek wisata alam yang ada di Buleleng. https://bulelengkab.go.id/  +
Bumi Perkemahan ini berada di desa Blahkiuh Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung, sekitar 19 Km dari Kota Denpasar dan sekitar 2 Km ke arah Barat dari jalan raya Denpasar-Petang. Bumi perkemahan ini selain dipakai untuk perkemahan, biasanya juga digunakan sebagai tempat penelitian karya ilmiah. Lokasi bumi perkemahan ini dekat dengan obyek-obyek wisata lain seperti Taman Ayun, Sangeh, Taman Mumbul.  +
Desa Bungaya Kangin adalah salah satu desa hasil pemekaran dari Desa Bungaya di mana sekarang Desa Bungaya terbagi menjadi 2 (dua) desa Dinas yaitu Desa Bungaya dan Desa Bungaya Kangin. Desa Bungaya Kangin didukung oleh 4 Banjar dinas dan 5 banjar Adat. Namun demikian, Desa Bungaya dan Desa Bungaya kangin masih menjadi 1 Desa Adat di mana segala kegiatan agama dan adat istiadat masih menjadi tanggung jawab bersama.  +
Desa Bunutin adalah desa Bali Aga yang terletak di sisi barat kaldera Batur, Kintamani. Desa ini terkenal dengan upacara Ngodog dan Neduh.  +
C
Tersembunyi di balik hotel-hotel di jalan utama Ubud, Anda akan menemukan Campuhan Ridge Walk yang indah, yang harus dilihat ketika mengunjungi kota Ubud. Jalan setapak yang agak pendek, tetapi sangat menguntungkan, akan membawa Anda naik dan turun bukit di sepanjang sawah dan pohon palem, tempat yang sempurna untuk melarikan diri dari hiruk pikuk Ubud. Dalam beberapa tahun terakhir Campuhan Ridge Walk dengan cepat menjadi salah satu tempat paling populer untuk dikunjungi di Ubud, jadi meskipun panorama pendakian yang indah setiap saat sepanjang hari, kami menyarankan Anda untuk datang saat matahari terbit untuk menghindari keramaian dan nikmati kedamaian serta ketenangan lokasi ini. Hanya berjalan kaki singkat dari pusat Ubud dan menyaksikan matahari terbit di sini akan menjadi awal yang sempurna untuk hari Anda menjelajahi Ubud. Ingin menambahkan perjalanan indah ini ke rencana perjalanan Anda sendiri? Teruskan membaca untuk mengetahui semua yang perlu Anda ketahui tentang Campuhan Ridge Walk!  +
Vihara Buddha Kuno yang dibangun pada abad ke-10 di Pulau Bali, Indonesia. Ini adalah tempat yang besar terdiri dari 5 area utama. Dibangun oleh Raja Anak Wungsu, putra bungsu dan Putra Mahkota dari Raja Udayana Warmadewa yang terkenal dan Ratu Gunapriya Dharmapatni dari Kerajaan Bali kuno. Nama asli tempat ini adalah Katyagan Amarawati [Biara Amarawati], tetapi pada abad ke-16 namanya berubah menjadi Candi Gunung Kawi [Kuil Gunung Penyair]... Ini mulai dibangun sebagai Vihara Buddha pada tahun 989 M oleh Raja Udayana dan Ratu Gunapriya Dharmapatni. Ketika Raja dan Ratu meninggal [Ratu Gunapriya Dharmapatni tahun 1007 M dan Raja Udayana tahun 1011 M] "monumen" mereka berdua berada di Banu Wka [sekarang Pura Mangening]. Kemudian pada tahun 1049 M, Raja Anak Wungsu memindahkan "monumen" ibunya Ratu Gunapriya Dharmapatni ke Mpungkwing Kutihanar [sekarang Pura Bukit Dharma Durga Kutri]. Pembangunan vihara terus dibangun sampai selesai oleh Raja Anak Wungsu. Ada pejabat Kerajaan Bali yang bertugas mengurus, memelihara dan membiayai vihara yaitu “Samgat Wilang Petapan”. Ketika Raja Anak Wungsu meninggal, "monumen" di Candi Gunung Kawi sebenarnya adalah untuk Raja Anak Wungsu dan lainnya.  +
Candi Tebing terletak di wilayah Desa Adat Tambahan, Desa Jehem, Tembuku,Bangli, Bali. Candi ini berjarak kurang lebih 7 km arah timur kota Bangli. Candi Tebing ini mirip dengan candi di gunung Kawi di Tampaksiring Gianyar.Oleh Masyarakat sekitar candi ini diduga merupakan tempat pertapaan di masa lalu.Situasi alam disekitar candi masih sangat alami dan terdapat banyak sumber mata air alami yang mengalir turun ke sungai cahi yang ada di bawahnya. salah satu mata air tersebut berbentuk unik menyerupai kemaluan wanita.  +
Candi Tebing Tegallinggah merupakan salah satu tinggalan arkeologi yang tedapat di Dusun Tegallinggah, Desa Bedulu, Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar, Provinsi Bali.Candi Tebing ini merupakan tinggalan yang terletak paling selatan dari beberapa tinggalan di sepanjang Tukad (Sungai) Pakerisan. Dimulai dari Pura Pegulingan, Pura Tirta Empul, Pura Mangening, Pura Gunung Kawi, Candi Tebing Krobokan, Pura Pengukur-Ukuran, Pura Subak Bubugan, dan Candi Tebing Tegallinggah.Kompleks pertapaan ini ditemukan oleh Mr. Krijgsman pada tahun 1952 ketika masih menjabat Kepala Lembaga Purbakala dan Peninggalan Nasional Bali.Berjarak kurang lebih 30 km dari pusat Provinsi Bali, 5 km dari pusat Kota Gianyar.Secara umum Candi Tebing Tegallinggah ini memiliki batas-batas antara lain di bagian utara berbatasan dengan lahan kosong berupa aliran sungai dan wilayah tebing, di sebelah timur berbatasan dengan lahan kosong yang dimanfaatkan untuk ladang, sedangkan di sebelah barat berbatasan langsung dengan area yang dijadikan tempat budidaya perikanan (kolam pancing) dan selatan berbatasan dengan lahan kosong berupa aliran sungai dan wilayah tebing.  +
30 Mei 2021 Candi Tebing Tegallinggah - Gianyar Praktek Lapangan Memurnikan Dan Memberkahi Semua Alam Dan Semua Mahluk : Alam Bawah, Alam Tengah, Alam Atas MERAWAT TEMPAT SUCI DENGAN INDAH Cara merawat tempat suci agar tetap menjadi sumber kedamaian yang tidak pernah kering. [1]. Sesekali ijinkan tempat suci jauh dari doa banyak manusia yang penuh keinginan duniawi dan ambisi, serta jauh dari banyak manusia yang hatinya diliputi ketakutan, yang akan mengotori kedamaian tempat suci. [2]. Jangan pernah datang ke tempat suci dengan membawa ketakutan. Hal itu tidak saja membayakan diri sendiri, tapi juga mengotori tempat suci. Datanglah ke tempat suci dengan membawa hati yang indah tekad belas kasih untuk kebahagiaan semua mahluk. Penuhi hati dengan keikhlasan. Karena keikhlasan adalah kekuatan yang sangat menyempurnakan. [3]. Hidupkan dupa wangi aroma kayu suci, disertai mengisinya dengan kekuatan pemurnian. Untuk memberkahi semua mahluk, untuk memurnikan energi-energi negatif, serta untuk menerangi seluruh kegelapan [keinginan, ambisi, perkelahian] yang dibawa banyak manusia ke tempat suci. [4]. Bersihkan tempat suci dengan menggunakan tirtha [air suci]. Usahakan dilakukan oleh orang yang hatinya bersih dari ketakutan dan keserakahan. [5]. Ucapkan doa-doa agar semua mahluk bahagia bebas derita. Doakan di tempat suci agar seluruh alam bahagia.  +
Dahulu, Candidasa dikenal sebagai Teluk Kehen. Namun, sejak daerah ini dibuka menjadi obyek wisata bernama Candidasa pun mulai digunakan. Candidasa merupakan salah satu kawasan pariwisata yg dikembangkan mulai tahun 1983. Salah satu cerita yang menjadi mitos tentang keberadaan Pura Candidasa yang berkembang dan diyakini oleh masyarakat setempat adalah Arca Dewi Hariti yg terletak pada sebuah relung di bagian bawah tebing bukit. Konon dikisahkan bahwa Dewi Hariti pada mulanya adalah seorang yaksa dalam Agama Budha yang gemar memakan daging anak-anak. Namun setelah mendapat pencerahan ajaran Agama Budha, Sang Dewi kemudian bertobat dan berbalik menjadi pelindung dan penyayang anak-anak.  +
Patung Catur Muka didirikan pada tahun 1973 oleh seorang seniman Bali bernama I Gusti Nyoman Lempad yang berasal dari Desa Ubud. Patung ini memiliki ketinggian 9 meter. Posisinya sendiri menghadap ke empat penjuru mata angin yakni Timur, Barat, Selatan dan Utara. Melewati Catus Pata patung Catur Muka Denpasar, akan tampak sebuah jam lonceng peninggalan Belanda tahun 1930. Peninggalan penjajahan Belanda menyebutkan perempatan ini dengan Perempatan Lonceng. Ketika penataan mulai dibuat maka pada tahun 1970an dibangunlah sebuah patung Catur Muka dengan pemaknaan tempat tersebut merupakan Catus Pata Utama yang merupakan letak poros dari keberadaan Kota.  +
Celukanbawang atau Celukan Bawang adalah desa di kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali, Indonesia. Desa ini memiliki rata-rata ketinggian 50 meter dari permukaan laut. Celukan Bawang adalah desa pesisir pantai yang berupa Celuk sehingga sangat potensial dijadikan pelabuhan laut di kabupaten Buleleng. Di ujung pantai celukan bawang terdapat monumen perjuangan dari kapten wiroka.  +
Desa Pakraman bernama Desa Culidra yang merupakan sempalan atau bagian dari Desa Pakraman Datah. Dari kata Culidra inilah berkembang menjadi Culik.  +
D
Desa Dalung merupakan bagian wilayah Kecamatan Kuta Utara dengan Batas-batas desa meliputi sebelah utara Desa Kelurahan Abianbase, sebelah Timur Kelurahan Sempidi dan Desa Padangsambian Kaja, sebelah Selatan Desa Kelurahan kerobokan Kaja dan Desa Tibubeneng, sedangkan sebelah barat Desa Buduk dan Desa sebagian Canggu. Cikal bakalnya berdirinya Desa Dalung sangat erat hubungannya dengan Desa Padangluah yang merupakan bagian dari kerajaan Meliling. Kerajaan ini awalnya diperintah oleh I Gusti Gede Meliling, yang merupakan putra ke empat dari Raja ke-III Mengwi yaitu I Gusti Agung Nyoman Alangkajeng. Permasalahan perebutan tahta terjadi dan puncaknya ketika pada masa I Gusti Gede Tibung cucu dari I Gusti Gede Meliling, menjadi Yuwe Raja (raja muda) di Padangluah. Pada waktu itu terjadi kegiatan upacara berkabung (ngaben) I Gusti Gede Tegeh I putra dari I Gusti Gede Meliling dan ayah dari I Gusti Gede Tibung. Perang saudara tidak dapat dihindari. Saudara tiri I Gusti Gede Tegeh, yaitu I Gusti Gede Mangku dari Tibubeneng melakukan penyerangan terhadap Padangluah, yang menyebabkan Gugurnya I Gusti Gede Tibung di Kwanji. Wafatnya I Gusti Gede Tibung meninggalkan empat putra laki-laki. Keempat putra tersebut pergi ke Dauh Tukad Yeh Poh (sebelah barat Sungai Yeh Poh, sekarang: Banjar Kaja) bersama anggota keluarganya masing-masing. Keempat putra tersebut adalah I Gusti Gede Tegeh (III), I Gusti Nengah Tegeh, I Gusti Gede Dauh, dan I Gusti Ketut Dauh. Dari tempat ini, mereka menghitung sisa-sisa keluarga dan rakyat yang masih ada. Mereka tidak mau jauh dari Padangluah, agar dapat memantau perkembangan Padangluah dan menyelamatkan rakyatnya yang masih di Padangluah serta memerlukan pertolongan. Ternyata tempat yang paling strategis adalah Dauh Tukad Yeh Poh tersebut (sekarang Banjar Kaja, Dalung). Akhirnya diputuskan untuk tetap tinggal sementara disana sambil membangun strategi lebih lanjut. Perasaan sedih harus kehilangan rakyat, saudara, orangtua, kerabat, sahabat, dan wilayah. Keempat putra I Gusti Gede Tibung berusaha untuk meyakinkan diri dan memperkuat keyakinan tersebut untuk tidak patah semangat. Dalam suasana seperti ini muncul istilah “De Elung” atau "Da Elung" yang berarti "Jangan Patah", kemudian kata-kata itu didengungkan dari mulut kemulut keseluruh masyarakat, untuk membangun mental dan semangat. Maka muncul istilah Dalung yang kemudian menjadi nama Desa yaitu Desa Dalung. Diperkirakan terjadi antara tahun 1823-1825. Secara Administrasi Desa Dalung dibagi menjadi 23 Banjar Dinas yang terdiri dari: 1. Banjar Dinas Tegaljaya 2. Banjar Dinas Celuk 3. Banjar Dinas Pendem 4. Banjar Dinas Gaji 5. Banjar Dinas Untal-Untal 6. Banjar Dinas Kwanji 7. Banjar Dinas Tegeh 8. Banjar Dinas Kaja 9. Banjar Dinas Cepaka 10. Banjar Dinas Lebak 11. Banjar Dinas Kung 12. Banjar Dinas Padangbali 13. Banjar Dinas Dukuh 14. Banjar Dinas Penglian 15. Banjar Dinas Pegending 16. Banjar Dinas Tuka 17. Banjar Dinas Linggabumi 18. Banjar Dinas Bhineka Nusa Kauh 19. Banjar Dinas Bhineka Nusa Kangin 20. Banajr Dinas Campaun Asri Kangin 21. Banjar Dinas Campuan Asri Kauh 22. Banjar Dinas Tegal Luwih 23. Banjar Dinas Taman Tirta  
Danau Buyan adalah sebuah danau yang terletak di kawasan Desa Pancasari, Kecamatan Sukasada, Kabupaten Buleleng, Bali. Danau ini merupakan satu dari tiga danau kembar yang terbentuk di dalam sebuah kaldera besar. Ia diapit oleh dua danau lainnya, yaitu Danau Tamblingan di sebelah barat dan Danau Beratan di timur. Di antara danau Buyan dan Tamblingan yang terpisahkan oleh hutan sepanjang kurang lebih satu kilometer, terdapat sebuah kolam yang terhubung langsung dengan danau Buyan melalui sebuah kanal sempit. Oleh masyarakat kolam ini dinamakan Telaga Aya.  +
Danau Tamblingan adalah sebuah danau yang terletak di lereng sebelah utara Gunung Lesung, kawasan Desa Munduk, Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, Bali. Danau ini merupakan satu dari tiga danau kembar yang terbentuk di dalam sebuah kaldera besar. Di kawasan Danau Tamblingan banyak terdapat pura. Pura-pura itu antara lain. Pura Dalem Tamblingan Pura Endek Pura Ulun Danu dan Sang Hyang Kangin Pura Sang Hyang Kawuh Pura Gubug Pura Tirta Mengening Pura Naga Loka Pura Pengukiran, Pengukusan Pura Embang Pura Tukang Timbang Pura Batulepang  +
Garam adalah salah satu produk alami yang diproduksi secara lokal oleh masyarakat Bali. Dengan teknik secara tradisional, seperti yang terjadi selama beberapa generasi, produk ini hanya bergantung pada beberapa hal: laut, pasir, matahari, dan keringat petani lokal. Dalam Episode pertama 'Made in Bali', seri dokumenter singkat yang mengulas tentang petani garam laut. Now! Bali Magazine berbincang dengan Nyoman Warta, salah satu dari sedikit petani garam laut yang tersisa. Di pasir hitam vulkanik di Kabupaten Klungkung, Bali Timur, ia melanjutkan perdagangan nenek moyangnya - tetapi ia akan menjadi petani garam laut terakhir dari keluarganya. Dalam video ini ia berbagi kisah hidupnya, proses pembuatan dan masa depan perdagangan garam laut khas Bali.  +
SUASANA LALU LINTAS DI PUSAT KOTA DENPASAR. Asal Usul Kota Denpasar, Ternyata Berawal dari Sebuah Taman Denpasar, sebagai ibukota dari Provinsi Bali tentu banyak dikenal oleh masyarakat. Terlebih lagi, kota tersebut terletak di Pulau Bali yang merupakan destinasi wisata dunia. Namun hingga kini tidak banyak orang yang mengetahui betul bagaimana sejarah terbentuknya Kota Denpasar hingga seperti sekarang. Denpasar adalah sebuah taman. Namun taman tersebut tidak seperti taman pada umumnya, karena merupakan taman kesayangan dari Raja badung pada waktu itu, Kyai Jambe Ksatrya. Pada waktu itu, Kyai Jambe Ksatrya tinggal di Puri Jambe Ksatrya, yang kini menjadi Pasar Satria. Taman ini unik, karena dilengkapi dengan tempat untuk bermain adu ayam. Hobi Kyai Jambe Ksatrya adalah bermain adu ayam, oleh karena itu tidak jarang sang raja mengundang raja-raja lainnya di Bali untuk bermain adu ayam di taman tersebut. “Jika dibandingkan dengan sekarang, taman tersebut semacam villa persitirahatan”, ujar AA Ngurah Putra Darmanuraga, penekun sejarah sekaligus tokoh di Puri Pemecutan. Nama denpasar sendiri terdiri dari dua kata yaitu “den” yang berarti utara dan “pasar” yang berarti pasar. Nama ini diberikan pada taman tersebut mengingat lokasinya yang terletak di utara pasar. Kini taman tersebut menjadi Jaya Sabha, rumah jabatan untuk Gubernur Bali. Secara administratif, Kota Denpasar diresmikan sebagai sebuah kota pada tahun 1788. Pembentukan kota ini mengalami proses yang panjang, bahkan sejak Pulau Bali masih ditinggali oleh kerajaan-kerajaan. Kota Denpasar didirikan oleh I Gusti Ngurah Made Pemecutan yang merupakan keturunan dari Puri Pemecutan. Nama Denpasar muncul pada saat wilayah yang dahulunya disebut sebagai wilayah Badung ini dipimpin oleh dua kerajaan yaitu Puri Pemecutan dan Puri Jambe Ksatrya. Menurut peneliti sejarah Kota Denpasar yang juga Guru Besar Sejarah Fakultas Sastra Unud, AA Bagus Wirawan, di saat itu terdapat dua puri yang menandakan adanya dua pemerintahan yaitu Puri Alang Badung dan Puri Pemecutan. Kedua pemerintahan tersebut sebenarnya dipimpin oleh keturunan yang sama, yaitu Kyai Jambe Pula. Pembagian dari keduanya pun cukup jelas, dengan wilayah barat Tukad Badung yang dikontrol oleh Puri Pemecutan, sedangkan sebelah timur Tukad Badung pimpin oleh Puri Jambe Ksatrya. Taman yang dibangun oleh Kyai Jambe Ksatrya itulah yang kemudian dijuluki sebagai Denpasar. Hanya saja nama Denpasar belum merujuk pada kota tertentu. Namun Puri Denpasar kemudian dihancurkan oleh kolonialisme Belanda, yang terjadi ketika terjadinya Perang Puputan Badung. Hingga kemudian bangunan bekas Puri Denpasar hanya digunakan sebagai kantor Asisten Residen Bali Selatan dan juga Kontroleur Badung. Puri Denpasar sendiri dibangun ulang oleh Cokorda Alit Ngurah yang pada tahun 1929 dinobatkan sebagai Regent Badung. Namun dikarenakan lokasi Puri Denpasar yang baru adalah bekas lokasi dari Puri Jambre Ksatrya, masyarakat Bali justru menyebutnya sebagai Puri Satria hingga sekarang. Sumber : denpasarkota.go.id , balebengong.id Foto : Ross myers  
Desa Aan adalah satu dari tigabelas desa di wilayah Kecamatan Banjarangkan. Kata Aan berasal dari kata Ea, yaitu nama dari sebuah pohon karena wilayah tersebut banyak terdapat pohon Ea. Berdasarkan luas daerah tersebut di atas, maka Desa Aan terbagi menjadi empat wilayah dusun, duabelas banjar, dan dua desa adat.  +
Desa Pekraman Ababi merupakan desa yang terletak di bagian barat Kecamatan Abang di Karangasem. Desa Ababi terletak di dataran tinggi di antara perbukitan dengan lahan sawah dan ladang. Desa Pekraman Ababi disahkan pada tanggal 24 Maret 1988. Batas-batas Desa Ababi sebagai berikut; (1) Sebelah Utara adalah Desa Pidpid dan Desa Abang; (2) Sebelah Timur adalah Desa Abang dan Desa Tiyingtali; (3) Sebelah Selatan adalah Kelurahan Padangkerta dan Tiyingtali; dan (4) Sebelah Barat adalah Desa Budakeling.  +
Desa Abang Batudinding menyuguhkan pesona Danau Batur dan Gunung Batur dari sebuah ketinggian dan juga memiliki kawasan hutan pinus.  +
Desa Abiatuwung merupakan bagian dari Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan dengan jarak dari kota Tabanan 3 km. Terdapat 5 desa pekraman serta 1 banjar Taman Surodadi yang mayoritas penduduknya umat muslim.  +
Desa Antosari berlokasi di kecamatan selemadeg barat, kabupaten tabanan. Desa Antosari menawarkan pesona hijau hamparan persawahan yang sangat luas dengan bentuk yang berundak-undak. Uniknya, letak persawahan yang terletak di kaki bukit menyebabkan bentuknya tidak simetris atau berliku.Pada Desa Antosari terdapat tiga air terjun yakni Air terjun Pangkung Kutat, Air terjun Pangkung Bluluk, dan Air terjun Singsing Bambangan.  +
Sebuah surga kecil yang akrab disapa Desa Anturan. Desa yang tidak terlalu luas, namun cukup nyaman bagi masyarakat yang menempatinya. Banyak para wisatawan yang mengunjungi Desa Anturan, karena Desa ini berdekatan dengan Pantai Lovina. Desa ini terdiri dari 5 Dusun, yang di setiap dusunnya memiliki keunikan masing masing. Bisa kita lihat saat Desa ini merayakan hari raya nyepi, masyarakat sangat antusias berpartisipasi dalam kegiatan ini. Di Desa Anturan banyak tempat wisata yang digemari oleh para touris manca negara, salah satunya Pantai Lovina. Selain sarana hiburan, sarana pendidikan yang ada di Desa ini juga sangat lengkap. Dari Taman kanak kanak sampai Universitas. Desa ini juga mengajak anak anak atau generasi muda untuk terus melestarikan budaya Bali. Mulai dari mengikuti Pasraman, mengikuti truna-truni, dan membuka sanggar tari dan tabuh.Menurut Kepala Desa Anturan, ia akan terus mengembangkan potensi yang ada di Desa ini.  +
Asahduren adalah desa yang berada di Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Bali.  +
Desa Awan Merupakan Desa yang terletak di wilayah pegunungan Kintamani Kabupaten Bangli yang mengembangkan budidaya tanaman jeruk dan tanamann kopi.  +
Desa Baluk merupakan salah satu desa di Kecamatan Negara. Desa Baluk terdiri dari 5 banjar.  +
Desa Banjarangkan secara adminstratif terletak di Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung. Wilayah desa terbagi menjadi lima banjar dinas/adat. Desa Banjarangkan adalah satu dari tiga belas desa di wilayah Kecamatan Banjarangkan. Desa Banjarangkan secara administratif berbatasan dengan Desa Tusan di sebelah utara, di sebelah timur dengan Desa Tukad Bubuh/Takmung, dan di sebelah selatan dengan Desa Negari serta di barat berbatasan dengan Desa Tukad Melangih/Tulikup.  +
Pementasan Sanghyang Jarang di Pura Puseh Sari, Desa Banjarangkan, Klungkung pada hari piodalan di hari Buda Umanis Medangsia, atau Rabu malam 1 Desember 2021. Tarian Sakral untuk menetralisir Semesta.  +
Upacara Nangluk Merana pada Purnama kenem di Desa Adat Banjarangkan  +
Banyuning sebagai sebuah desa yang merupakan salah satu dari sentra industri kerajinan gerabah yang ada di kecamatan Buleleng, Kabupaten Buleleng.  +
Kelurahan Banyuning terletak 2 kilometer dari pusat kota pendidikan, Singaraja. Kelurahan Banyuning yang dulunya merupakan sebuah desa. Desa Banyuning dahulu berasal dari nama Monaspatika, dimana Mona berarti air dan Stika berarti hening. Jadi Monaspatika mengandung arti bayuhening, sehingga disingkat menjadi Banyuning. Istilah tersebut dibuktikan dengan adanya peninggalan sejarah baik berupa tulisan–tulisan, relief dan prasasti.  +
Desa Batuagung terletak di sisi timur Kota Negara, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana. Topografi Desa Batuagung membentang dari dataran rendah yang terletak di jalur Kota Negara sampai dataran tinggi di area hutan perbukitan yang merupakan perbatasan dengan kabupaten Buleleng. Batas wilayah desa Batuagung di sebelah timur Desa Dangin Tukadaya, sebelah selatan dan barat Kelurahan Dauh Waru, serta sebelah utara hutan yang berbatasan dengan kabupaten Buleleng. Secara administratif desa Batuagung terdiri dari sembilan banjar yaitu Banjar Batuagung, Taman, Tegal Asih, Anyar, Petanahan, Masean, Panca Seming, Sawe, Palungan Batu. Pusat desa Batuagung terletak di ujung selatan desa yaitu di Banjar Batuagung. Desa Batuagung memiliki 3 objek wisata yaitu wisata alam Puncak JR (Jumpa Remaja), Jembatan Merah di Tukad Gelar dan monumen Gelar.  +
Batuan (Baturan) adalah sebuah desa di Bali, Indonesia. Desa ini terkenal karena karya seni dan gaya lukisannya. Hingga pada tahun 1930-an gaya seni khas desa ini dikenal sebagai lukisan Batuan. Desa Ini adalah pusat lukisan yang didukung sejumlah galeri seni dan perkumpulan seni koperasi yang telah memainkan peran kunci dalam mempromosikan seni Batuan. Desa ini juga dikenal dengan pertunjukan tari Gambuh kuno, dilakukan setiap puncak Bulan Purnama. Batuan disebutkan dalam catatan sejarah sejak 1000 tahun yang lalu. Pengaruh Hindu dan India di wilayah desa tersebut terlihat dari ukiran dan candi. Pada abad ke-17, Batuan dan Bali bagian selatan dikuasai oleh keluarga kerajaan sampai kutukan pendeta membuat mereka kehilangan kendali; akhirnya mereka menyebar ke berbagai penjuru negeri. Selama kurun waktu 1947–1949, sebagian besar masyarakat Batuan tetap setia pada Kabupaten Gianyar.  +
Desa Batuan terletak di Kecamatan Sukawati Kabupaten Gianyar Provinsi Bali. Adapun batas-batas wilayah Desa Batuan, yaitu: sebelah Utara: Desa Batuan Kaler, Sebelah Selatan: Desa Sukawati, Sebelah Barat: Desa Singapadu Tengah, Sebelah Timur: Desa Kemenuh. Desa Batuan juga merupakan salah satu tempat bagi para wisatawan berkunjung dikarenakan potensi yang dimilikinya dalam sektor pariwisata. Bidang - bidang usaha yang dapat dikembangkan lebih jauh diantaranya kerajinan ukiran, lukisan, lukisan telur, dan kerajinan perak.  +
Terdapat oleh-oleh khas Bali di toko survenir di sepanjang jalan raya Batubulan, berbagai macam batik dengan motif khas Bali, dan menikmati kuliner khas Bali di Pasar Malam Batubulan dengan harga yang murah meriah.  +
Desa Batumadeg yang terletak di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali merupakan Desa Dinas yang terdiri dari enam dusun yakni Dusun Penutuk, Dusun Batumadeg Kaja, Dusun Saren I, Dusun Saren II, Dusun Batumadeg Kelod, dan Dusun Pangkung Gede. Desa Batumadeg berbatasan dengan Desa Klumpu di sebelah utara, Desa Batu Kandik di sebelah timur, Desa Bunga Mekar di sebelah barat dan Samudra Indonesia di sebelah selatan.  +
Mata Air Tembeling  +
Desa Batununggul terletak di Pulau Nusa Penida, sebelah selatan Pulau Bali, merupakan salah satu desa di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung. Secara administratif desa ini memiliki luas wilayah 1.345 Km2 yang terbagi atas 4 (empat) Dusun yaitu Batununggul, Kutapang Kangin, Kutapang Kauh, dan Batumulapan serta 13 (tiga belas) Banjar Adat. Desa Batununggul merupakan pusat kota dari Kecamatan Nusa Penida. Jarak desa/kelurahan yang terjauh sekitar 35 km atau dapat ditempuh selama 1 jam perjalanan. Jarak pusat pemerintahan Desa Batununggul dari ibu kota kabupaten Klungkung sekitar 15 km dan dapat ditempuh selama 2 jam perjalanan.  +
Lomba Perahu Layar Tradisional (Jukung) di Batumulapan, Batununggul, Nusa Penida, 21 Mei 2021  +
Sentana Ida Dukuh Segening - Ngaben di Pantai Batumulapan Kauh, Nusa Penida 12 agustus 2016  +
Desa Baturinggit adalah Pemekaran dari Desa induk yaitu Desa Kubu.  +
Desa Bayung Gede yang berasal dari kata “Bayung” yang berarti “Bayu” atau tenaga sedangkan kata “Gede” dapat dipersonifikasi menjadi “kuat/besar”. Sehingga jika diterjemahkan, kata Bayunggede berarti tenaga yang kuat. Desa Bayung terletak 9 km ke arah barat daya dari pusat Kecamatan Kintamani.  +
Banyak versi yang menerangkan tentang nama Desa Belandingan yang di pakai sebagai nama desa saat ini, salah satunya keberadaan Pohon Belandingan yang di ambil sebagai nama desa.  +
Desa Belimbing yang telah dijadikan sebagai desa wisata dengan wisata unggulan dibidang pertanian dan perkebunan.  +
Desa Belok-Sidan, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung. Desa Belok/Sidan merupakan salah satu desa yang ditetapkan sebagai Desa Wisata di kabupaten Badung yang memiliki banyak potensi obyek wisata yang dapat dikunjungi para wisatawan. Diantaranya adalah kebun gumitir, Titi Mamah Trekking, ait terjun Penikit, agro wisata kopi, agro wisata jeruk dan keindahan alamnya. Kondisi geografis Desa Belok/Sidan terletak pada ketinggian tanah 1.500 meter diatas permukaan laut yang menyebabkan desa ini bersuhu rendah. Desa Belok/Sidan memiliki 9 Banjar Dinas, 8 Banjar Adar, dan 6 Desa Adat.  +
Desa Bengkala adalah desa yang memiliki komunitas tuli-bisu yang cukup tinggi. Dijelaskan pada laman National Geographic Indonesia, dari sekitar 3.000 masyarakat Desa Bengkala, sekitar 2% atau sebanyak 48 orang yang tergolong tuli-bisu. Meskipun begitu, dalam keseharian masyarakat Desa Bengkala tetap bisa hidup harmonis mengisi kekurangan satu sama lain. Warga di Desa Bengkala menggunakan bahasa isyarat untuk berkomunikasi dengan teman tuli-bisu di sana. Bahasa isyarat tersebut dikenal dengan istilah “Kata Kolok”, yang dalam bahasa lokal “Kolok” berarti tuli-bisu.  +
Tanjung Benoa merupakan tempat wisata di Bali yang terkenal akan pantainya. Tempat ini juga merupakan surganya wahana air seperti banana boat, scuba diving, parasailling, rolling donut, seawalker, flying fish, snorkeling, dan lain-lain. Selain itu terdapat pelayanan menuju Pulau Penyu tempat hidup dan penangkaran kura-kura, ular, jalak bali dan sebagainya, sehingga tidak salah Tanjung Benoa dikenal sebagai pusat wisata bahari di Bali. Kelurahan Tanjung Benoa merupakan salah satu dari 6 desa/keluarahan yang ada di Kecamatan Kuta Selatan Kabupaten Badung Provinsi Bali yang terdiri dari 6 banjar/lingkungan  +
Benoa adalah desa bekas nelayan, sekarang menjadi pantai utama di Bali yang terletak di pantai timur pulau. Tempat ini memiliki perairan tenang dengan pantai berpasir yang bagus. Ini adalah tempat yang bagus untuk olahraga air seperti snorkeling dan scuba diving. Dari Benoa, seseorang dapat berlayar dengan perahu berlantai kaca yang berlayar di sepanjang terumbu karang. Setidaknya ada 5 pusat spa untuk memanjakan diri dan ada sekolah memasak Bali, Bumbu Bali, yang menawarkan pelajaran seni memasak Bali secara teratur. Di dekatnya ada kuil Cina Caow Eng Bio kuno yang menarik.  +
Desa Beraban memiliki potensi besar di bidang agrowisata dan keunikan budaya adat istiadat. Di desa ini terdapat arsitekur rumah penduduk asli yang masih sangat kental dengan ukiran-ukiran yang terdapat di gapura pintu masuknya. Di desa beraba terdapat objek wisata terkenal yakni Pura Tanah Lot dan Pantai nyanyi.  +
Pada tahun 1885 Desa Berangbang masih berupa Hutan Belukar yang terkenal dengan nama Rimba Raya Berangbang, suatu Rimba Raya tutupan yang terkenal juga dengan sebutan "GOUVERNEMENT HINDIA BELANDA" atau lebih dikenal dengan nama/sebutan hutan GG yang dilindungi dengan undang-undang. Hutan GG ini disebut juga dengan Cagar Alam di zaman pemerintahan kolonial Belanda, tentang Rimba Raya Berangbang mempunyai latar belakang sejarah kerajaan yang pertama yakni Kerajaan Berangbang yang didirikan oleh " DALAM SUECA PURA " (GELGEL) kurang lebih pada tahun 1580. Kerajaan Berangbang menurut historisnya didirikan/dibangun setelah Kerajaan Belambangan menjadi daerah taklukan Gelgel  +
Tepat dihari raya suci Galungan 16 september 2020, Agrowisata Munduk Nangka mulai menunjukkan eksistensinya di wisata lokal kabupaten jembrana, tepatnya di Banjar Tangimeyeh Desa Berangbang.  +
Air Terjun Celuk merupakan salah satu potensi wisata yang berada di kawasan perbukitan, tepatnya di Desa Besan - Klungkung. Dengan kondisi yang lembab dan tempat yang cukup jauh, membuat perjalanan semakin menantang, namun ketika sudah berada di tempat air terjun, rasa lelah akan terlewati dengan menikmati air yang cukup deras dan panorama pemandangan alam yang begitu mempesona dari atas perbukitan.  +
Desa Besan merupakan salah satu bagian dari wilayah kecamatan Dawan yang terletak di bagian timur dari Pulau Bali. Desa Besan terbagi menjadi tiga dusun yaitu Dusun Kanginan, Dusun Kawan dan Dusun Kelodan. Mata pencaharian masyarakat Desa Besan yaitu sebagai penghasil gula merah, petani ladang kering, dan wiraswasta serta beberapa sebagai pegawai negeri sipil. Selain itu, di Desa Besan juga terdapat tempat wisata Bukit Abah.  +
Desa Blimbingsari merupakan desa yang terletak melintang dari timur ke barat dalam wilayah administratif Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Desa Blimbingsari berjarak 25 km dari Kota Kabupaten Jembrana dan 120 km dari Denpasar. Wilayah desa ini berupa pegunungan dan perbukitan. Sebelah utara dan barat desa merupakan kawasan hutan jati (bukit dan gunung Klatakan). Bagian selatan desa berbatasan dengan desa Pangkung Tanah dan di sebelah timur berbatasan dengan Desa Ekasari. Keberadaan desa Blimbingsari merupakan cikal bakal perkembangan kekristenan di Bali. Mayoritas penduduknya memeluk agama Kristen (Protestan).  +
Desa yang berada di perbukitan Kintamani, Bangli. Terletak 11 km arah selatan dari kecamatan Kintamani dan 30 km arah utara dari kota Bangli. Desa ini merupakan salah satu desa kuno yang yang masih mempertahankan tradisi masa lalu mulai dari konsep pemukiman hingga masalah perkawinan. Hal unik terkait perkawinan di desa ini adalah pantangan memiliki isteri lebih dari satu bagi kaum laki-laki.  +
Budakeling terdiri dari 8 Banjar Dinas, yaitu : Banjar Dinas Budakeling, Banjar Dinas Triwangsa, Banjar Dinas Dukuh, Banjar Dinas Pesawan, Banjar Dinas Saren Jawa, Banjar Dinas Saren Anyar, Banjar Dinas Saren Kauh dan Banjar Dinas Saren Kangin.  +
Lokasi Desa Budaya Kertalangu di desa Kesiman, Kec. Denpasar Timur atau tepatya di sebelah utara pantai Sanur. Desa Budaya Kertalangu menjadi salah satu objek wisata yang patut diperhitungkan untuk dikunjungi. Kehidupan kota yang biasanya ramai dan padat penduduk, tapi Desa Budaya Kertalangu masih menyisakan ruang kosong hijau yang menyuguhkan pemandangan alam pedesaan, sebuah tempat yang cocok jika ingin menikmati sisi lain kehidupan kota. Berada di tengah areal persawahan di lahan seluas sekitar 80 hektar yang terdiri dari perumahan, sawah dan kebun membuat Desa Budaya Kertalangu terlihat hijau dan lapang, bisa menghilangkan kejenuhan dan melepaskan diri dari keramaian kota. Desa Kertalangu sendiri dibuat pada 2005 dengan mengusung konsep desa yang didekasikan untuk wadah sadar perdamaian, kebudayaan dan hidup berwawasan hijau bagi siapa pun di dunia. Menariknya, ada sebuah pesona di tengah Desa Budaya Kertalangu, yakni terdapat Tugu Perdamaian Dunia yang dikelilingi patung dari tokoh-tokoh dunia. Di Tugu Perdamaian Dunia tersebut juga terdapat banyak bendera nasional dari negara-negara independen yang mendukung perdamaian serta terdapat simbol ke Sembilan agama di dunia. Di Desa Budaya Kertalangu, ada berbagai aktifitas yang dapat dilakukan pengunjung, di antaranya: berkuda mengelilingi desa, membuat sabun sendiri dan boleh dibawa pulang, mencoba menanam padi, menganyam, melukis laying-layang, mewarnai patung, menari dan masih banyak lainnya. Sementara daya tarik utama Desa Kertalangu ialah keindahan alam yang masih asri. Ketika pengunjung memasuki area desa, maka akan disambut oleh pemandangan rumah-rumah warga dengan bangunan arsitektur khas Bali. Kemudian menyusuri areal persawahan dengan kanan dan kirinya ditanami padi yang hijau. Terdapat banyak gazebo yang dapat digunakan untuk beristirahat maupun untuk aktifitas rekreasi. Semua pemandangan yang disuguhkan di desa ini bak sebuah lukisan. Di Desa Kertalangu juga cukup banyak industri kerajinan hand made yang bisa dijadikan sebagai cindra mata atau oleh-oleh. Ada pula sebuah kolam pancing dengan alat pancing yang disewakan serta ikan yang dapat langsung dimasak. Bagi pengunjung yang ingin berolahraga, ada sebuah jogging track yang terletak di sekitar areal persawahan. Anak-anak pun dapat berolahraga menyenangkan dengan outbound area. Di Kertalangu, ada pula pertunjukan pentas seni dan budaya yang disesuaikan dengan jadwal kunjungan pengunjung. Selain itu, ada pula fasilitas pelengkap lainnya, seperti taman Kertalangu, alun-alun, kopi sawah, ganesha park dan lain-lain. https://kesimankertalangu.denpasarkota.go.id/#!  
Desa Budeng terdiri dari 2 Dusun atau Banjar yaitu Banjar Budeng, dan Banjar Delod Pangkung. Desa Budeng mempunyai potensi desa sebagian besar sebagai lahan pertanian, lahan tambak dan sebagian perkebunan.  +
Sejarah terbentuknya Desa Manggis, yaitu tersebutlah seorang raja Klungkung yang bernama Dalem Demade bertahta sejak tahun Icaka 1543-1573, beliau mempunyai putra banyak salah seorang diantaranya adalah : I Dewa Kulit mempunyai putra Dewa Lempijeh yang kemudian diberikan ijin untuk mengatur sebuah penduduk, yang dimana diwilayah itu tumbuh sebuah Pohon Manggis yang amat besar (disebelah barat balai pengobatan sekarang ) sehingga orang-orang sering menyebut tempat itu di Manggis dan selanjutnya hingga kini bernama Desa Manggis.  +
Bulian adalah salah satu desa tua di Bali, berada di Kecamatan Kubutambahan, Kabupaten Buleleng. Desa Bulian memiliki 33 pura yang tersebar di setiap penjuru mata angin. Di Desa Bulian juga ditemukan peninggalan sejarah berupa prasasti. Nama Bulian berasal dari kata “ Bulihan “ yang dapat berasal dari akar kata “ Bulih “ berarti bibiut padi, yang mendapat akhiran kata an. Makna kata ini didukung oleh tatanan parahyangan desa yang ada yakni : adanya 2 (dua) pura sungsungan subak yaitu : Pura Yeh Basang dan Pura Lodguwuh, serta adanya pelinggih yang sangat penting di Pura Banua yaitu Pelinggih Ratu Ayu Mas Kereb Sari, pengayom sari satungkeb jagat Buleleng. Dari pengertian kata Bulian = bibit padi, mengisyaratkan bahwa wilayah Bulihan dahulu merupakan daerah bagian kerajaan yang sangat subur dan terkenal dengan hasil buminya sehingga disebut pula dengan sebutan “Gunung Sari”. Versi kedua makna kata Bulihan yang disandingkan dengan kata Abulih atau kata mebulihan. Pemaknaan ini didasari oleh sebuah fakta sejarah bahwa Bulihan dahulu merupakan sebuah anak desa yang berada diantara Desa Bengkala di sebelah baratnya dan wilayah Banyubuah disisi timurnya. Tempat ini dipergunakan sebagai basis/benteng pertahanan untuk menghadang musuh-musuh yang ada di sisi barat. Lebih tegas lagi wilayah dan krama Banyubuah disebut sebut dalam Prasasti Bulihan A tahun 1103 caka atau tahun 1181 Masehi dibawah Raja Sri Haji Jaya Pangus dan wilayah serta Krama Bulian.  +
Desa Bungbungan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung. Adapun wilayah desa Bungbungan terdiri dari 4 Banjar Dinas yaitu Banjar Kaleran, Banjar Baleagung, Banjar Jungut, dan Banjar Penarukan.  +
Desa Bungkulan jaman dahulu merupakan daerah belantara. Bermula dari kedatangan I Gusti Ngurah Tambahan ke Bulian, beliau berasal dari Desa Tambahan Bangli, Pada saat kedatangan I Gusti Ngurah Tambahan diwilayah Bulian, wilayah tersebut tertangganggu keamanannya Pasek Bulian mohon bantuan kepada I Gusti Ngurah Tambahan untuk memulihkan keamanan diwilayah tersebut. Nama "Bungkulan" berasal dari kata "Abungkul" yang artinya satu atau menjadi satu.  +
Desa Buwit terletak di kabupaten Tabanan. Desa ini memiliki banyak potensi desa di bidang pariwisata dan pertanian, selain itu juga ada jogging track di tengah areal persawahan. Sawahnya asri dan besar itu bisa dipakai sebagai daerah pariwisata dan area untuk berolahraga. Tapi sayangnya ada permasalahan pada akses jalan untuk menuju tempat tersebut yang kurang baik. Hal itu lah yang membuat masyarakat tidak mengetahui ada tempat yang bagus di Desa Buwit. Adapun kebijakan yang seharusnya dibuat oleh pemerintah untuk mengatasi permasalahan tersebut seperti: 1. Ada bantuan dari pemerintah untuk membangun akses jalan menuju jogging track 2. Membangun plang peraturan di sekitar areal persawahan 3. Ada sosialisasi atau promosi di Desa Buwit supaya lebih banyak masyarakat yang mengetahui adanya jogging track yang bagus sehingga lebih banyak masyarakat yang berkunjung ke jogging track di Desa Buwit tersebut. Semoga pemerintah bisa membuat kebijakan yang mampu mengatasi permasalahan yang ada di desa supaya desa-desa adat di Bali semakin baik.  +
Desa ini terletak di pesisir Pantai Candikusuma yang berada pada Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Propinsi Bali, Indonesia. Secara geografis, desa ini merupakan kawasan perbukitan, dataran rendah, serta pesisir. Desa Candikusuma merupakan daerah yang menitik beratkan pembangunan di sektor perkebunan, peternakan, dan pariwisata.  +
Apa Anda sedang mencari lokasi menginap yang indah dengan suasana alam pedesaan? Jika iya, datanglah di Desa Canggu, Kecamatan Kuta Utara, Kabupaten Badung, Bali. Di sinilah pemandangan sawah yang indah serta udara yang sejuk bertemu pantai pasir hitam vulkanik yang langsung menghadap Samudera Hindia, dan Anda tak perlu berkompromi perihal makanan dan kehidupan malam. Perihal sejarah, asal mula diambilnya nama “Canggu” sebagai Desa memiliki benang merah yang menghubungkannya dengan zaman kerajaan Majapahit di Jawa Timur. Pada zaman Majapahit, Canggu merupakan sebuah nama pelabuhan yang terletak di Muara Kalibrantas. Raja Bali yang dipimpin oleh Sri Semara Kepakisan suatu ketika diundang oleh Hayamwuruk yang memerintah Majapahit. Tetapi Raja Bali tersebut mengutus patihnya yang bernama Kyai Petandakan. Saat Kyai Petandakan hendak pulang ke Bali, ia diberi sebilah keris sebagai jimat untuk mempertahankan Bali. Saat naik kapal di Begawan Canggu, ia mengelurkan keris tersebut dari sarungnya dan dialihkan ke udara (atas), tetapi keris itu dengan sendirinya kembali ke sarungnya. Keris itu pun akhirnya diberi nama Begawan Canggu. Setelah tiba di Bali, oleh Raja Bali keris itu diserahkan kembali pada Kyai Petandakan ditempat dekat Pantai Batu Bolong, dan tempat ia menerima dan membawa keris itulah yang saat ini kita kenal sebagai Desa Canggu. Daerah desa Canggu kini kian berkembang. Berbagai tempat dan fasilitas penunjang perjalanan bertumbuh dengan seiring waktu. Pariwisata mulai berkembang sejak tahun 2000, dan Canggu pun mulai dilirik investor. Berdasarkan data kantor desa setempat sampai akhir tahun 2017, terdapat 479 akomodasi yang terdiri dari hotel, restoran, vila, home stay, bar dan hotspot lainnya. Hal yang perlu diingat, pariwisata boleh saja menjadi andalan utama, tapi adat dan budaya harus tetap lestari, dan itulah komitmen dari masyarakat lokal di Canggu.  +
Desa Catur merupakan salah satu desa penunjang kawasan batur global geopark yang memiliki potensi desa wisata dengan empat daya tarik wisata berupa alam yang indah (ecotourism), budaya yang unik, perkebunan (agro tourism), dan yang wisata herbal yang sedang dikembangkan. Dari segi wisata alam, desa Catur memiliki beberapa air terjun, goa, dan pemandangan lansekap yang indah. Dari segi budaya dan religi, Catur memiliki keunikan karena memiliki pengaruh Hindu dan Budha yang hidup damai berdampingan. Sebelum bernama Desa Catur asal mulanya bernama Desa Padangwah. Pada suatu saat Ida Dalem Kelungkung pergi ke Pura Penulisan sambil melihat daerah kekuasannya. Di tengah perjalanannya, Ida Dalem Kelungkung mendapatak informasi bahwa salah satu daerah kekuasaanya yaitu Desa Padangwah didapati dalam keadaan kosong karena semua warganya tewas akibat terserang wabah penyakit (grubug). Sang Raja kemudian mendapat wahyu untuk mengganti nama Desa Padangwah menjadi Desa Catur yang berarti empat.  +
Ceking memiliki pemandangan yang indah dengan sawah bertingkat dan hijau serta udaranya yg begitu sejuk akan membuat wisatawan merasa nyaman. Objek wisata ini terletak di Kecamatan Tegallalang dan dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan bermotor sekitar 20 menit dari Ubud. Objek wisata Ceking memiliki pemandangan yang unik dari sawah bertingkat untuk menghindari erosi. Udara dingin dan tiupan angin membuat wisatawan domestik dan mancanegara tertarik untuk mengunjungi Ceking. Dalam objek wisata ini, wisatawan akan dapat melihat petani Bali membajak dan mempertahankan sawah mereka di bukit miring lengkap dengan sistem irigasi yang terus mengalirkan air dari pegunungan.  +
Celuk merupakan desa yang berada di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar, Bali. Desa Celuk adalah produsen karya seni kerajinan perak dan emas. Celuk juga dikenal sebagai desa kerajinan dan sudah resmi menjadi desa wisata yang bisa dikunjungi oleh wisatawan. Selama berabad-abad Desa Celuk telah identik dengan emas dan perak, sehingga menjadi salah satu desa yang makmur di Bali. Jika mempunyai kegemaran terhadap hasil kerajinan perak dan emas, maka Desa Celuk adalah lokasi yang cocok untuk dikunjungi. Karena desa ini adalah surganya kerajinan perak dan emas di Bali. Ketika pengunjung memasuki jalan raya Celuk, toko perhiasan atau kerajinan berbahan dasar logam mudah ditemukan di sepanjang jalan yang menawarkan berbagai macam perhiasan perak dan emas serta benda-benda dekoratif yang dapat menambah estetika rumah. Ada pula toko souvenir khusus kerajinan perak yang siap melayani wisatawan dalam mencari cinderamata. Sampai sekarang ini, kebanyakan wisatawan yang datang di Desa Celuk adalah mereka yang tertarik dengan kerajinan perak. Ditempat ini, wisatawan bisa melihat langsung proses pembuatan karya seni di rumah tradisional dengan kamar remang-remang yang dipenuhi oleh banyak seniman logam. Hampir semua keluarga dan penduduk Desa Celuk memiliki kemampuan professional dan jiwa seni yang tinggi dalam mengembangkan desain kreatif dan berbagai produk terkait dengan emas dan perak. Desa kerajinan ini memiliki sejarah panjang dalam kemahirannya megolah emas dan perak menjadi produk berkelas dan mampu menembus pasar lokal, nasional hingga internasional. Sebagai desa wisata di bagian selatan pulau Bali, Desa Celuk banyak dikunjungi wisatawan saat pagi dan sore hari. Kunjungan ini dilakukan baik pada awal tour atau ketika wisatawan kembali ke penginapan setelah tour seharian.  +
Desa Cempaga merupakan desa tua atau Desa Bali Aga yang berlokasi di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng, dimana di Kecamatan Banjar terdapat 5 Desa Bali Aga yang di kenal dengan istilah SCTPB (Sidatapa, Cempaga, Tigawasa, Pedawa dan Banyuseri). Desa Cempaga terdiri dari 2 Dusun yaitu Dusun Corot dan Dusun Desa. Seperti halnya Desa Bali Aga lainnya, desa ini memiliki tradisi yang sangat unik. Desa yang berlokasi di dataran tinggi ini juga memiliki berbagai jenis tarian sakral. Jenis-jenis tarian yang ada di Desa Cempaga antara lain Tari Jangkang, Tari Baris (Baris jojor dan Baris Dadap), Tari Rejang yang jenisnya seperti Rejang Beneh, Rejang Tuding Pelayon, Rejang Lilit Nyali, Rejang Sirig Buntas, Rejang Embung kelor, Rejang Kepet, Rejang Galuh, Rejang Pengecek Galuh, Rejang Dephe, Rejang Bungkol, Rejang Renteng, Rejang Lilit, Rejang Legong, serta Rejang Unda. Informasi lebih lanjut: http://cempaga-buleleng.desa.id http://desacempagabuleleng.blogspot.com/ http://cempagavillagetouristcentre.blogspot.com/  +
Desa Dangintukadaya merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Wilayah Desa Dangintukadaya terdiri dari 5 banjar Banjar Yeh Mekecir, Banjar Sebual, Banjar Dangintukadaya, Banjar Munduk dan Banjar Munduk Kemoning.  +
Desa Dawan Kaler merupakan satu dari 12 Desa yang berada di Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Desa ini terletak 10 km di sebelah timur Kota Semarapura. Luas wilayah Desa Dawan Kaler adalah 238.370 Ha. Pemanfaatan lahan wilayah desa digunakan untuk sektor perkebunan khususnya kelapa. Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai petani dan peternak. Desa Dawan Kaler terdiri dari 4 Dusun dan 4 Banjar Adat.  +
Denbatas adalah desa yang berada di Kecamatan Tabanan, Kabupaten Tabanan, Bali.  +
Desa Ekasari merupakan satu dari sepuluh desa yang berada di wilayah Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Jarak dari pusat Kota Denpasar ke Desa Ekasari berkisar ± 120 km. Batas wilayah Desa Ekasari di sebelah utara adalah Hutan Negara. Sebelah timurnya terdapat Desa Tukadaya dan Desa Warnasari, sedangkan di sebelah selatan, batas wilayah Desa Ekasari adalah Desa Nusasari, sementara di sebelah barat terdapat Desa Blimbingsari dan Desa Melaya. Adapun wilayah di Desa Ekasari terbagi atas sepuluh banjar yang telah mengalami pemekaran dari sebelumnya yang hanya berjumlah lima banjar. Selain pertanian, sektor perkebunan juga turut menjadi mata pencaharian utama di desa ini.  +
Desa Gelgel adalah salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Klungkung, Kabupaten Klungkung dan terletak 3 km dari pusat Kota Semarapura. Desa Gelgel terdiri dari 6 banjar dinas yang di dalamnya terdapat 13 banjar.  +
Secara geografis, wilayah Desa Getakan sebelah utara berbatasan dengan Desa Aan, sebelah Selatan berbatasan dengan Desa Banjarangkan, sebelah timur berbatasan dengan Desa Tihingan, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Bakas. Sebagian besar masyarakat Desa Getakan bermata pencaharian sebagai petani, karena Desa Getakan memiliki banyak sawah dan komoditas terbesar dari Desa Getakan adalah padi dan cabai. Desa Getakan memiliki tradisi khas yang terkenal yang disebut dengan Calonarang.  +
Desa Gunaksa merupakan salah satu desa yang terletak di kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Dari segi potensi desa, Desa Gunaksa memiliki potensi pemanfaatan kelapa.Sejarah Desa Gunaksa menurut Prasasti Tutuan Bukit Buluh oleh kerajaan Tutuan dari kerajaan Keling di Jawa datang ke Bali mendirikan pemukiman disekitar dataran bebukitan yang akhirnya mencari daerah dasar sesuai dengan keperluan dari penduduk yang makin berkembang. Sampailah para Leluhur yang mendirikan Desa ini di suatu wilayah yang diberi nama Banjar Belimbing, yang sekarang bernama Banjar Patus atau nama lain wilayah tersebut bernama wilayah Dauh Bingin. Karena dibagian timur wilayah tersebut terdapat pohon beringin yaitu diwilayah atau komplek SD no. 3 Gunaksa. Pohon beringin tersebut tumbang tahun 1952, saat mendirikan sekolah rakyat Gunaksa yang terlanda lahar akibat bencana nasional meletusnya Gunaung Agung di tahun 1963.  +
Desa Gunung Salak adalah salah satu desa dikawasan Selemadeg Timur, Tabanan yang memiliki beberapa daya tarik wisata. Di desa ini kita juga dapat menemukan 3 buah air terjun yang indah air terjun Tibu Sampi, Batu Tumpuk, dan Batu Sangian.  +
Jatiluwih merupakan desa yang berada di Kecamatan Penebel, Kabupaten Tabanan, Bali. Jatiluwih adalah desa wisata populer yang cocok bagi wisatawan yang ingin kabur sejenak dari rutinitas perkotaan. Desa Jatiluwih ini bahkan sudah ditetapkan oleh UNESCO sebagai salah satu warisan budaya dunia yang sayang dilewatkan begitu saja saat berkunjung di Bali. Suasananya yang sejuk dan segar dapat menyejukkan mata dan pikiran. Dengan panorama sungai, sawah dan rumah pedesaan yang sederhana, Desa Jatiluwih akan memanjakan setiap mata. Daya terik utama objek wisata di Desa Jatiluwih adalah pemandangan alamnya yang masih sangat asri dan mampu menyihir siapa pun yang berkunjung. Areal persawahan terasiring seluas 53.000 hektare di Jatiluwih menjadi panorama yang menakjubkan. Kemudian keindahan alami yang ditawarkan Air Terjun Yeh Ho yang terletak di Desa Jatiluwih membuat mata seakan tak ingin berkedip. Selain itu, adanya Pura Taksu Agung yang banyak menarik perhartian karena digunakan sebagai tempat untuk memohon taksu atau karisma dan kewibawaan kepada Ida Batara membuat Jatiluwih hampir tidak pernah sepi dari kunjungan wisatawan baik domestik maupun mancanegara. Ketika berkunjung ke Jatiluwih, wisatawan bisa menikmati keindahan alam sembari berolahraga dengan menyewa sepeda yang telah disediakan. Wisatawan juga dapat menikmati pemandian serta udara segar sambil bersepeda mengelilingi desa. Jika tak ingin bersepeda, wisatawan bisa mencoba sensari baru yaitu berkeliling desa dengan menunggang kuda yang memang disiapkan bagi para wisatawan. Tak hanya itu, Desa Jatiluwih juga menyiapkan wisata kuliner yang sayang untuk dilewatkan begitu saja. Ada beberapa restoran dan warung yang menawarkan beragam menu kuliner, mulai dari hidangan lokal, nusantara hingga western food. Ada pula restoran yang berlokasi di tengah area persawahan, seperti restoran Gong Jatiluwih dengan bangunan material menggunakan kayu serta perabotan yang ditata rapi dan bersih, tentu akan membuat pengunjung nyaman.  
Desa Jehem terdapat destinasi wisata candi Tegeh dan Gua Raja di Desa Jehem yang mulai dikenal dimasyarakat luas.  +
Desa Jumpai memiliki luas wilayah 1,44 km2 terdiri dari dua banjar yang terdapat didalamnya yaitu Banjar Kangin dan Banjar Kawan. Desa Jumpai juga merupakan desa dengan mata pencarian masyarakat terbanyak adalah sebagai petani. Desa Jumpai terkenal dengan keseniannya berupa Tari Barong Telek yang khas.  +
Kamasan atau “Ka-emas-an” adalah nama yang cukup tua untuk komunitas orang-orang yang mempunyai pekerjaan dalam bidang memande yaitu Pande Mas sesuai dengan nama salah satu banjar di desa Kamasan. Bukti arkeologis yang ditemukan berupa tahta-tahta batu, arca menhir, lesung batu, palungan batu, monolit yang berbentuk silinder, batu dakon, lorong-lorong jalan yang dilapisi batu kali yang pernah ditemukan pada tahun 1976 dan 1977, yang tersebar di desa-desa Kamasan dan sekitarnya memberi petunjuk bahwa komunitas tersebut cukup tua umurnya. Dari temuan arkeologis tersebut juga memberi petunjuk bahwa tradisi megalitik pernah mewarnai kehidupan komunitas di Kamasan dan sekitarnya, yaitu kehidupan komunitas pra Hindu yang berakar pada masa neolitikum ( ± 2000 tahun SM). Berdasarkan monografi desa, tertulis sejarah Desa Kamasan diketahui bersumber dari prasasti yang telah ditemukan serta dari penjelasan para sesepuh atau tokoh masyarakat. Latar belakang sejarah Desa Kamasan tercantum dalam Prasasti Anak Wungsu Tahun 994 Saka atau Tahun 1072 Masehi. Dalam prasasti tersebut dijelaskan bahwa kata atau nama Kamasan secara etimologi terdiri dari kata Kama yang berarti bibit dan San yang berarti indah.  +
Desa Kampung Gelgel termasuk satu dari 18 Desa dan Kelurahan di Kecamatan Klungkung Kabupaten Klungkung Provinsi Bali.Menurut penuturan para orang tua-tua serta tokoh-tokoh masyarakat yang dapat dipercaya, bahwa pernah terjadi peristiwa penting dalam Pemerintahan Dalem Ketut Ngelesir sebagai Raja Gelgel I ( 1380 – 1460 ), yaitu Raja Bali pernah mengadakan kunjungan ke Kraton Majapahit pada waktu Raja Hayam Wuruk mengadakan konprensi Kerajaan-kerajaan yang ada diseluruh Nusantara. Saat raja bali Dalem Ketut Ngelesir kembali ke bali di kawal oleh 40 pengiring dari kerajaan majapahit yang beragama islam, dan sesampainya di bali 40 orang pengiring ini diberi tempat atau hadiah yaitu di daerah Gelgel  +
Desa Kayuambua yang terkenal dengan agrowisata kopi luwak.  +
Bali terkenal sebagai tempat destinasi wisata yang populer di Indonesia bahkan mancanegara. Sebagian besar orang mengenal Bali sebagai tempat yang ramai dengan kunjungan wisatwannya, sehingga membuat Bali tak ubahnya seperti kota-kota besar yang ada di Indonesia dengan segala hiruk-pikunya. Akan tetapi tak semua daerah di Bali melulu penuh kebisingan. Jika Anda sedang berlibur ke Bali dan ingin mencari tempat yang sunyi dan tenang dari keramaiaan, maka datanglah ke Bali bagian Utara, tepatnya di Desa Kayuputih, Buleleng. Lokasi Desa Kayuputih dekat dengan pantai Lovina dan berada di tengah-tengah lanskap tropis hutan perbukitan kondisi dan suasana alam yang menakjubkan. Desa Kayupautih menyuguhkan spot-spot wisata dan pemandangan-pemandangan indah yang dibalut dengan suasan hening untuk tempat liburan Anda yang romantis. Tak hanya wisata alamnya, Desa Kayuputih juga menawarkan wisata budaya yang ikonik dari kebudayaan Bali Utara yang sudah ada sejak masa prasejarah. Anda dapat mengunjungi sebuah Bangunan Cagar Budaya yang berada di Banjar Dinas Taman yang merupakan warisan dari zaman prasejarah di Desa Kayuputih. Berdasarkan penelitian arkeologi, Desa Kayuputih sudah ada sejak zaman prasejarah dengan bukti peninggalan berupa sakofagus (peti mayat) yang dahulunya ditemukan dipusat pemukiman penduduk. Selain itu, terdapat pula pabrik-pabrik tenun tradisional, museum-museum dan pura, seperti Bale Agung, Munduk Duwur, Taman Suci dan lain-lain serta kuil-kuil yang unik yang memberi ciri khas ke eksotisan Bali. Tak hanya itu, di Desa Kayuputih juga terdapat tradisi unik yang disebut dengan “Nyakan Diwang.” Tradisi ini dilakukan oleh masyarakat Desa Kayuputih saat Ngembak Geni, yang termasuk dalam rangkaian Hari Raya Nyepi. Tradisi ini digelar saat nyepi berakhir pukul 24.00 Wita, di mana lampu di seluruh rumah mulai menyala. Suasana gelap gulita yang sebelumnya berbaur dengan ketenangan, berubah menjadi terang. Saat itulah warga mulai keluar rumah, layaknya laron yang mencari sinar. Mereka sibuk menyiapkan peralatan memasak untuk dibawa ke tungku luar rumh atau yang disebut “Diwang” yang dibuat saat Pengerupukan. Hal ini dilakukan secara serempak oleh seluruh masyarakat, dari anak-anak sampai orang tua tak mau melewatkan momen yang unik dan rutin setiap tahun ini. Saat suasana demikian, rasa kekeluargaan mulai terasa, antarwaga saling mengunjugi, bersenda gurau, bertegur sapa dan tidak ada yang memakai kendaraan, tetapi semuanya berjalan kaki. Tradisi Nyakan Diwang memberikan dampak positif bagi masyarakat Desa Kayuputih, khususnya untuk mempererat rasa kekeluargaan. Selain itu, tradisi ini juga berkaitan dengan penyucian diri dari segala hal-hal yang negatif. Oleh sebab itu, Desa Kayuputih, Buleleng, Bali Utara merupakan tempat yang sangat disayangkan untuk dilewatkan saat Anda berada di Bali. Karena Desa ini akan menjadi tempat yang sempurna untuk mengalami keajaiban Bali yang sebenarnya, sebuah pengalaman yang tak terlupakan dengan melihat sebuah permata sejati di Utara Bali, yakni Desa Kayuputih.  
Hamparan sawah yang luas dan juga udara yang segar menjadi kenyamanan tersendiri bagi wisatawan yang suka dengan keindahan alam terasering ini. Bagi wisatawan yang suka traking persawahan dan juga sungai, busungbiu bisa di jadikan destinasi utama sebagai tujuan berwisata. Terasering ini terdapat beberapa gazebo yang bisa di gunakan untuk duduk – duduk bersama keluarga.  +
Desa Kenderan menjadi salah satu desa wisata yang diperkenalkan dalam festival holly water. Para peserta wisman juga diajak melihat 11 titik sumber mata air. Desa Kenderan juga akan dikembangkan dengan wisata air terjun Purusa dan Pradana. Air terjun itu berada di bagian hulu dan hilir desa setempat.  +
Pada jaman dahulu sebelum berdirinya Kerajaan Payangan, datanglah seorang Maha Rsi yang bernama Rsi Markandya. Pada masa perjalanan beliau Rsi Markandiya di daerah Payangan, akhirnya sampai disuatu tempat yang masih berupa hutan belantara, yang di huni oleh binatang buas. Di hutan belantara tersebut para pengikut beliau mengadakan perabasan hutan untuk dijadikan daerah pertanian, namun semua pengikut yang perabasan hutan itu diserang wabah penyakit sehingga Rsi Markandiya melakukan pemujaan dan memohon agar pengikutnya dapat disembuhkan. Dengan usaha dan kesaktian Beliau, maka pengikutnya dapat sembuh dari wabah penyakit tersebut. Di tempat Beliau melakukan pemujaan dan memohon keselamatan itu diberi nama “Alas Angker”, hingga saat ini berdiri Pura Dang Kahyangan yang disebut “Pura Alas Angker”. Di sekitar Pura Alas Angker tersebut, di daerah yang dirabas oleh para pengikut beliau tersebut, ternyata sangat cocok sebagai daerah pertanian, segala yang di tanam atau dibudidayakan oleh para pengikutnya dapat tumbuh dengan baik dan menghasilkan, sehingga Rsi Markandiya dan para pengikut beliau dapat hidup sejahtera atau kertha. Karena daerah tersebut memberikan kehidupan yang sejahtera atau kertha kepada para pengikutnya, sehingga daerah tersebut diberi nama “ Kertha ” sampai sekarang, yang artinya “ Sejahtera “.  +
Desa kubutambahana adalah tempat saya di lahirkan dan di besarkan,saya sangat mencintai desa saya ini dimana desa saya ini mempunyai tempat yg paling indah yaitu pantai nya,dan orang nya yg sangat ramah. Saya bangga menjadi anak kubutambahan,kenapa saya bangga dengan desa saya,karna desa saya banyak memiliki keunikan yg saya belum tau.  +
Desa Kusamba merupakan salah satu desa dari dua belas desa yang ada di Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Desa ini terdiri dari 5 Banjar Dinas dan 16 Desa Adat. Desa Kusamba berbatasan dengan beberapa desa antara lain di sebelah utara berbatasan dengan Desa Dawan Klod, di sebelah selatan berbatasan dengan Selat Badung, di sebelah timur berbatasan dengan Desa Pesinggahan dan sebelah barat berbatasan dengan desa Gunaksa.  +
Desa Kutuh merupakan sebuah desa yang terletak di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Desa ini merupakan salah satu desa terpencil yang letaknya berada di perbatasan Kabupaten Bangli dan Kabupaten Buleleng yaitu disebelah timur Desa Madenan. Desa Kutuh berada di daerah pegunungan Kintamani dan memiliki sebuah daya tarik wisata yaitu air terjun atau masyarakat disana menyebutnya “yeh mampeh”. Keberadaan air terjun tersebut memang belum begitu dikenal oleh para wisatawan karena letaknya yang berada cukup jauh dari desa. Untuk menuju ke lokasi air terjun tersebut dapat ditempuh melalui jalan setapak yaitu sepanjang kurang lebih 3 km dari Desa Kutuh. Keberadaan air terjun ini masih tetap terjaga kealamiannya karena belum banyak dikunjungi oleh para wisatawan luar maupun lokal. Untuk menuju lokasi air terjun tersebut kita akan melalui jalan setapak melewati pegunungan Desa Kutuh disana kita akan dimajakan oleh keindahan panorama disekitar yang masih asri. Disepanjang jalan menuju lokasi air terjun tersebut juga masih penuhi dengan rumput-rumput liar yang tumbuh disepanjang jalan. Dibeberapa jalan juga sudah disedikan tangga sekaligus tempat berpegangan dikarenakan jalan yang dilalui terdapat jurang-jurang terjal disekitarnya. Oleh karenanya dalam perjalanan menuju lokasi air terjun tersebut harus berhati-hati dikarenakan kondisi jalan yang terjal dan jarak yang akan ditempuh juga cukup jauh.  +
Diceritakan pada zaman dahulu sebelum Landih menjadi sebuah pemukiman penduduk, merupakan hutan yang cukup lebat dan angker. Nah disitulah kemungkinan besar Raja Bangli berpikir tentang wilayahnya yang belum bertuan, maka dengan itu beliau Sang Raja memutuskan untuk mengutus rakyatnya yang ada di Bangli untuk tinggal di hutan itu. Hutan itu dikenal juga dengan nama Alas Mengendih sering disebut Landih(bekas kobaran api) sehingga lama kelamaan Laddih menjadi Landih sampai sekarang menjadi Desa Landih.  +
Desa Les adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Tejakula, Kabupaten Buleleng, Provinsi Bali. Wilayah Desa Les terdiri dari 9 (sembilan) dusun diantaranya Dusun Kanginan, Dusun Butiyang, Dusun Panjingan, Dusun Tegallinggah, Dusun Kawanan, Dusun Selonding, Dusun Tubuh, Dusun Lempedu, dan Dusun Penyumbahan. Batas-batas wilayah Desa Les yaitu sebelah Utara adalah Laut Bali, sebelah Selatan adalah Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, sebelah Barat adalah Desa Tejakula, dan sebelah Timur adalah Desa Penuktukan.  +
Desa Manduang memiliki luas 250,340 Ha terletak di arah utara Kota Semarapura dengan jarak ±3 Km. Secara topografis Desa Manduang terletak pada ketinggian 154 Meter diatas permukaan air laut. Secara geografis berbatasan dengan beberapa wilayah diantaranya adalah Desa Selat dan Desa Selisihan di bagian utara, Kelurahan Semarapura Kauh di bagian selatan, Tukad Jinah Desa Aan di bagian barat, dan juga Tukad Kunyit Desa Akah dan Kelurahan Semarapura Kaja di bagian timur. Desa Manduang terdiri dari tiga dusun dan enam banjar adat sebagai berikut: Pertama, Dusun Kaleran terdiri dari dua banjar adat, yakni Banjar Kaleran dan Banjar Gingsir; Kedua, Dusun Tengah terdiri dari tiga banjar adat, yakni Banjar Tengah, Banjar Kanginan, dan Banjar Jero; Ketiga, Dusun Tubuh terdiri dari satu banjar adat, yakni Banjar Tubuh. Mengenai asal-usul kata Manduang ditinjau dari etimologi, kata Manduang berasal dari akar kata “manda” dan “wang” atau “wong”. Manda artinya gelombang atau tahap, sedangkan wang atau wong artinya orang atau manusia. Jadi, arti kata Manduang merupakan orang-orang yang datang secara bertahap atau bergelombang. Dikatakan dahulu, penduduk Desa Manduang merupakan pendatang yang berasal dari daerah-daerah yang memiliki adat dan kebiasaan yang berbeda-beda. Untuk melihat lebih jelas sejarah berdirinya Desa Manduang, tidak terlepas dari sejarah keberadaan banjar-banjar di Desa Manduang tersebut. Kerajinan khas Desa Manduang yakni Tenun Cakcak. Di Desa ini juga terdapat Pura Titra Gumi Uwug sebagai obyek wisata religi.  +
Desa Manikliyu merupakan salah satu dari 48 Desa di Wilayah Kecamatan Kintamani, yang terletak 7 Km ke arah barat daya dari kota kecamatan. Desa Manikliyu mempunyai luas wilayah seluas 605.579 Hektar. Batas-batas desa yakni; sebelah utara berbatasan dengan Desa Serai, sebelah timur berbatasan dengan Desa Belancan, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Lembean, dan sebelah barat berbatasan dengan Desa Ulian. Desa Manikliyu terdiri dari dua banjar yaitu: Banjar Manikliyu dan Banjar Saap. Keunikan Desa Manikliyu yang tergolong dalam Desa Bali Aga yakni desa ini dipimpin oleh Ulu Apad yang memiliki sedikit perbedaan dengan desa-desa di Bali lainnya. Potensi Desa Manikliyu yakni arkeologi dan agrowisata. Dari sisi arkeologi, temuan benda-benda arkeologi yang menjadi salah satu rujukan kepurbakalaan di Bali. Sedangkan sisi argowisata yakni potensi perkebunanan dan lansekap lingkungan desa yang menunjang untuk wisata alam. Info: https://manikliyu.blogspot.com  +
Desa Mas salah satu desa di kecamatan Ubud Kabupaten Gianyar Provinsi Bali telah dikenal oleh wisatawan Mancanegara maupun domestik sejak tahun 1930-an sebagai desa pusat pemahat (wood carvers) di Pulau Bali. Sebagian besar penduduk Desa Mas menggantungkan hidupnya menjadi pemahat kayu (Wood Carvers) disamping bertani sawah dan ladang. Desa Wisata Mas berbasis kerajinan tangan , Seni Budaya dan Alam persawahan yang sangat asri merupakan aktualisasi dari konsep kehidupan manusia Bali “ TRI HITA KARANA” Kehidupan harmonis antara manusia dengan Tuhan, manusia dengan manusia dan manusia dengan alam lingkungan .  +
Desa Mayong merupakan salah satu desa wisata alam baru yang terdapat di Kec. Seririt, Kab. Buleleng. Banyak wisatawan yang mulai berkunjung ke sana. Hal ini di sebabkan oleh hijaunya alam dan terasering persawahan yang terbentang luas menjadikannya objek wisata alam yang menarik.  +
Desa Medewi merupakan salah satu Desa dari 4 Desa atau kelurahan di Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana. Desa Medewi berdiri sekitar tahun 1928 diperkirakan dari awal mulanya terpisahnya dengan Desa Pulukan.  +
Desa ini dibatasi oleh batas administrasi yaitu sebelah utara berbatasan dengan Jalan Raya Denpasar-Gilimanuk, sebelah timur berbatasan dengan Sungai Pegung, sebelah selatan berbatasan dengan Sungai Yeh Kuning, dan sebelah barat berbatasan dengan Sungai Mendoyo.  +
Salah satu hal yang paling menarik dari Desa Mengesta yaitu beberapa peninggalan purbakala berupa arca, pahatan batu dan logam. Selain itu kita juga dapat menjumpai beberapa mata air panas seperti Piling Kawang dan Belulang, dan seperti kebanyakan desa di kawasan Tabanan, tentu saja kita dapat menjumpai lokasi persawahan yang indah. Sejarahnya Banjar Mengesta didirikan kurang lebih pada tahun 1909 oleh Pemerintah Belanda. http://desamengesta.zeta.co.id/  +
Pada Zaman dahulu wilayah desa nagasepaha merupakan bagian dari wilayah desa Prabakula yang sekarang berubah nama menjadi desa Padangbulia. Desa Padangbulia mempunyai wilayah yang sangat luas meliputi wilayah desa pegadungan, desa nagasepaha, Desa Gitgit, Desa Ambengan, Desa Silangjana bahkan sampai lemukih dan wilayah Nagasepaha saat itu bernama banjar kelodan.  +
Desa Nusasari terletak di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Desa Nusasari terdiri dari lima banjar yaitu banjar Nusasari, Nusasari Kelod, Nusasakti, Anyarsari dan Anyasari Kelod. Desa Nusasari memiliki potensi pertanian dan perkebunan yang sangat unggul, diantaranya adalah potensi perkebunan cokelat. kebanyakan dari penduduknya merupakan transmigrasi dari Kecamtan Nusapenida, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali.  +
Desa Nyalian yang terletak di kecamatan Banjarangkan kabupaten Klungkung merupakan Desa yang penuh dengan potensi di bidang pertaniannya. Desa dengan luas wilayah 4,97 km² , memiliki delapan dusun atau banjar yaitu antara lain dusun Dukuh, Geria, Kapit, Kelodan, Pekandelan, Pemenang, Tegalwangi, dan Umanyar.  +
Desa Nyambu berlokasi di Kecamatan Kediri, Kabupaten Tabanan, Bali dikembangkan menjadi desa wisata ekologis dengan nama program “Langgeng Ecotourism” yang diresmikan oleh Bupati Tabanan Ni Putu Eka Wiryastuti.  +
Desa Nyanglan berada pada daerah dataran tinggi di wilayah utara Kabupaten Klungkung yang langsung berbatasan dengan Kabupaten Bangli. Desa Nyanglan memiliki luas wilayah sekitar 175.000 Ha. Desa ini memiliki 1 (satu) Desa Adat yaitu Nyanglan Kelod dan 2 (dua) banjar yakni Banjar Tengah dan Banjar Kelod. Sumber daya Desa Nyanglan dan potensi yang dimiliki bertumpu pada tiga sektor yaitu : pertanian, peternakan, dan industri menengah.  +
Desa Paksebali merupakan satu dari 12 Desa di Kecamatan Dawan dan terletak di sebelah timur Kota Semarapura yang berjarak 1 km. Desa ini termasuk daerah dataran rendah. Desa Paksebali memiliki potensi wisata alam yang cukup melimpah, salah satunya adalah Wisata Kali Unda yang merupakan daya tarik utama dari Desa Paksebali. Objek wisata ini menyebabkan Desa Paksebali dinobatkan sebagai Desa Wisata sesuai Peraturan Bupati No 2 Tahun 2017 pada tanggal 19 Januari 2017. Batas-batas wilayah sebagai berikut: sebelah utara berbatasan dengan Desa Loka Sari, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem, sebelah timur berbatasan dengan Desa Sulang, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Sampalan Tengah, dan sebelah barat berbatasan dengan Sungai Kali Unda. Potensi seni dan budaya tersebut antara lain:Tari Lente, Lukat Gni, Dewa Mesraman, dan tradisi Ngelawang. Adapun potensi wisata yang dimiliki oleh Desa Paksebali yaitu: Taman Seganing, sungai Kali Unda, dan perbukitan yang dapat dijadikan sebagai area trecking.  +
Desa Pedawa yang terletak di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Di Desa Pedawa ini tidak mengenal sistem kasta seperti di Bali umumnya. Nama Desa Padawa rupanya bukanlah dari jaman dahulu, terdapat beberapa nama yang terkait dengan Desa Pedawa seperti Gunung Tambleg dan Gunung Sari. Desa Pedawa secara administratif merupakan satu dari Tujuh belas desa yang berada di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng-Bali dengan Luas wilayah 16.680 Ha. Dari Luas 16.680 Ha Desa Pedawa dibagi menjadi 6 dusun. Sepeti halnya desa tua lainnya di Bali, Desa Pedawa memiliki potensi cukup besar dikembangkan menjadi desa wisata. Seperti rumah tradisional di Desa Pedawa yang bernama Bandung Rangki. Rumah Bandung Rangki memiliki Atap bambu, dindinya gedeg, lantainya tanah, dan pondasinya dari batu padas. Tak hanya itu, bagian dalamnya juga tak seperti bangunan modern atau rumah pada umumnya. Kamar tidur utama, kamar anak, dapur, dan tempat pemujaannya tidak ada sekat. Hanya posisinya diatur sedemikian rupa. Informasi lebih lanjut: https://pedawabuleleng.blogspot.com/  +
Desa Pekutatan merupakan salah satu desa di Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana. Lokasi Desa Pekutatan berjarak 4.5 Km dari Ibu Kota Kecamatan dan 30 Km dari Ibu Kota Kabupaten. Desa ini terdiri 4 Dusun yaitu Dusun Pasar, Dusun Dauh Pangkung, Dusun Dangin Pangkung, dan Dusun Yeh Kuning.  +
Desa Pelaga merupakan desa adat sekaligus desa seni yang sering dikunjungi wisatawan yang suka dengan konsep agrowisata. Lokasinya berada di Gunung Catur, yaitu di puncak Mangu, Kecamatan Petang, Kabupaten Badung, Bali. Kawasan Desa Pelaga dan agrowisatanya biasa disebut sebagai Bagus Agro Pelaga. Banyaknya ragam vegetasi yang ditanam oleh para warga setempat membuat konsep agrowisata dirasa sangat tepat untuk dikembangkan di Pelaga. Aneka hasil perkebunan yang paling banyak dikembangkan di Desa Pelaga adalah sayur-sayuran, bunga potong dan buah-buahan, seperti strawberry, vanilla, kopi dan jagung. Desa Pelaga merupakan wilayah dataran tinggi dengan kondisi lahan pegunungan atau perbukitan. Oleh karena itu Desa Pelaga memiliki panorama alam dengan bentangan wilayah menghijau, sehingga udaranya masih segar dan bebas polusi. Hal menarik dari tempat ini sudah tentu keindahan alamnya yang masih hijau. Suasana yang sejuk dan dingin akan membuat wisatawan betah berlama-lama ditempat ini. Saat bertandang ke desa ini, jangan lupa untuk sempatkan diri mengunjungi salah satu jembatan tertinggi di Asia Tenggara, yaitu Jembatan Tukad Bangkung. Dari jembatan tinggi ini, pengunjung akan dapat menyaksikan keindahan luar biasa Desa Pelaga yang asri dari sudut pandang yang berbeda. Selain itu, di Desa Pelaga juga terdapat air terjun bernama Air Terjun Nungnung yang menjadi salah satu objek wisata di Pelaga. Air Terjun Nungnung memiliki ketinggian 50 meter dan luas 0.4 hektar dengan debit air cukup besar. Selain air terjun, di Pelaga terdapat pula Puncak Mangu di mana ada sebuah pura dengan ukuran 14 x 24 meter. Di puncak Mangu ada beberap pelinggih dan bangunan yang bernilai sejarah kepurbakalaan. Ketika berkunjung ke Desa Pelaga, disamping melihat keunikan alam, seperti Air Terjun Nungnung, Puncak Mangu dan Tukad Bangkung, wisatawan juga bisa memanfaatkan tempat ini untuk berolahraga (jogging), tracking dan bersepeda atau bisa juga untuk sekadar menikmati indahnya pemandangan alam pedesaan.  
Desa Penglipuran memiliki kekhasan budaya dan arsitektur yang menyatu dengan alam. Falsafah ini diimplementasikan menjadi tiga aspek yaitu aspek Parahyangan, Pawongan dan Palemahan, yaitu hubungan yang harmonis antara manusia dengan Tuhan, antar sesama manusia, dan manusia dengan lingkungannya. rumah warga yang ramah lingkungan yaitu angkul-angkul (pintu masuk) yang berbahan tanah dan beratap bambu, paon (dapur tradisional) yang dindingnya terbuat dari gedeg (anyaman bambu) dan bale saka enem yang juga beratap bambu. Untuk menjaga kenyamanan dan keasrian lingkungan, masyarakat setempat membuat taman di depan rumah mereka (telajakan) yang ditanami dengan aneka ragam tanaman bunga serta adanya pelarangan masuknya kendaraan bermotor di pekarangan induk pada jam-jam tertentu. Konsep desa yang asri dan alami menjadi daya tarik Desa Penglipuran. Kearifan warga lokal terkait pola penataan ruang menjadikan desa ini rapi dan bersih. Selain hal tersebut, desa ini berstatus salah satu Desa Bali Aga dengan adanya kekhasan konsep kepemimpinan ulu apat. Beberapa cinderamata dari desa ini yakni minuman loloh cemcem, loloh teleng, dan kudapan klepon. Sumber: Andriyani, Anak Agung Istri. 2017. “Pemberdayaan Masyarakat Melalui Pengembangan Desa Wisata dan Implikasinya Terhadap Ketahanan Sosial Budaya Wilayah (Studi di Desa Wisata Penglipuran Bali)”. Jurnal Ketahanan Nasional Volume 23 Nomor 1 Halaman 1-16.  +
Penglipuran merupakan salah satu desa adat dari Kabupaten Bangli. Desa ini terkenal sebagai salah satu destinasi wisata di Bali karena warganya yang masih menjalankan dan melestarikan budaya tradisional Bali di kehidupan mereka sehari-hari. Desa Panglipuran merupakan desa wisata yang paling populer di Bali. Akan tetapi warga Penglipuran tetap menjaga budaya, tradisi dan hutan bambu mereka sesuai dengan prinsip Tri Hita Karana. Hal itu kemudian menjadi daya tarik tersendiri bagi para turis untuk berkunjung, sehingga tahun 1993 Pemerintah Bali mempromosikan Desa Penglipuran sebagai tempat tujuan wisata. Penglipuran pun berhasil membangun wisata yang menguntungkan warga setempat tanpa menghilangkan budaya dan tradisi mereka. Pada 1995, Desa Penglipuran mendapat penghargaan Kalpataru dari Pemerintah Indonesia atas usahanya melindungi hutan bambu di ekosistem lokal mereka. Warga Penglipuran menyadari potensi mereka dan mengaplikasikan pariwisata berbasis komunitas untuk menghindari kapitalisme pariwisata di desa mereka. Desa Panglipuran memiliki luas wilayah sekitar 112 hektare, namun hanya 9 hektare yang digunakan sebagai pemukiman warga, sedangkan sisanya adalah hutan dan tanah tegalan atau ladang. Ditempat ini wisatawan akan melihat bagaimana konsep Tri Mandala diterapkan. Tri Mandala adalah konsep yang membagi desa menjadi tiga bagian: 1) Utama Mandala, yakni bagian paling suci yang terletak di bagian Utara desa di mana candi berada. 2) Madya Mandala, yaitu tempat penduduk desa hidup dan melakukan kegiatan mereka. 3) Nista Mandala, yaitu tempat pengkuburan. Desa Panglipuran menjadi salah satu wisata budaya yang wajib dikunjugi saat berlibur ke Bali. Rumah-rumah di desa ini dari Utara ke Selatan tampak indah dan unik dengan pintu masuk tradisional Bali yang dibuat mirip satu sama lain. Potensi budaya yang hingga kini masih dilestarikan di Penglipuran dalam bentuk Rumah Adat Tradisional semakin menambah kekhasan dan keeksotisan dari Penglipuran. Apa lagi Desa Penglipuran dikelilingi hutan bambu yang memberikan udara pedesaan yang sejuk dan segar dengan bunyi gesekan pohon bambu yang unik bila bersentuhan satu sama lain saat angin berhembus. Wisatawan yang datang kebanyakan ingin mengambil foto terbaik mereka ketika ada di sini. Jalan yang memecah kerimbunan hutan laksana jalan panjang bak sebuah lukisan. Desa ini juga menawarkan paket wisata yang terdiri dari tiga macam, di anataranya: paket 2 hari 1 malam, paket 3 hari 2 malam dan paket 4 hari 3 malam. Sementara untuk penginapan di Desa Penglipuran ada dua macam, yaitu guest house dan homestay.  
Desa Peninjoan memiliki potensi wisata yang sudah dikembangkan seperti pesona alam perbukitan yang asri di dukuh hill, tempat wisata mahapraja, dan tempat wisata pantunan yang menghadirkan panorama alam berupa sawah terasering yang mirip dengan objek wisata Rice Terrace Ceking di Tegallalang.  +
Desa Penyaringan adalah desa yang berada di kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana. Desa Penyaringan yang terdiri atas 13 Banjar ini luasnya membentang dari puncak gunung di bagian utara yang berbatasan dengan Kabupaten Buleleng, hingga lepas pantai di bagian selatan. 13 banjar ini meliputi Banjar Anyar Kelod, Banjar Anyar Tengah, Banjar Anyar Tembles, Banjar Yeh Buah, Banjar Tibu Beleng Tengah, Banjar Tibu Beleng Kelod, Banjar Tibu Beleng Kaler, Banjar Anyar Kaja, Banjar Yeh Mecebur, Banjar sembung, Banjar Pangkung Kwa, Banjar Penyaringan, dan Banjar Tibu Tanggang. Pada sektor perkebunan, Desa Penyaringan memiliki komoditi seperti kakao, kelapa, dan cengkeh.  +
Desa Perancak merupakan desa yang berada di dataran rendah yang memiliki ketinggian ± 125 m di atas permukaan laut. Desa Perancak memiliki batas-batas wilayah diantaranya: daerah utara dibatasi oleh Desa Budeng, sebelah selatan dibatasi oleh Samudra Hindia, sebelah timur dibatasi oleh Desa Air Kuning, sebelah barat dibatasi oleh Desa Pengambengan. Daerah Perancak merupakan daerah pesisir yang indah, asri, dan memiliki potensi. Pantai Perancak adalah salah satu objek wisata di desa ini.  +
Desa Pesinggahan merupakan salah satu dari 12 (dua belas) desa yang berada di Kecamatan Dawan. Desa Pesinggahan hanya terletak ± 9 km kearah timur dari pusat kota Klungkung. Pesinggahan adalah sebuah desa yang terdiri dari 2 banjar adat dan 5 banjar dinas (Sukahati, Pundukdawe, Kanginan, Suwitrayasa, Belatung) Desa ini diperkirakan berdiri pada tahun 1950, dan mengalami pemekaran pada tahun 1580. Desa Pesinggahan memiliki objek wisata religius yang terkenal yaitu Pura Goa Lawah. Pura Goa Lawah merupakan salah satu Pura Sad Kahyangan yang memiliki keunikan tersendiri, yakni di dalam pura terdapat gua yang di dalamnya terdapat banyak kelelawar.  +
Berdasarkan cerita sejarahnya, nama pikat berasal dari kata “memikat” yang berarti mencari atau menangkap burung. Desa Pikat terletak di sebelah timur Kota Semarapura yang berjarak 7 Km. Desa Pikat terdiri dari 7 Banjar Dinas yaitu Banjar Dinas Gelogor, Banjar Dinas Cempaka, Banjar Dinas Intaran, Banjar Dinas Buug, Banjar Dinas Sente, Banjar Dinas Pangi Kawan, dan Banjar Dinas Pangi Kanginan. Selain perkebunan yang salah satu komoditinya yaitu kelapa, masyarakat Desa Pikat khususnya Banjar Dinas Sente bermata pencaharian sebagai pengrajin “sendi” yang dapat dimanfaatkan sebagai salah satu bagian pelinggih.  +
Desa Pinggan Kintamani, Bangli menjadi lokasi liburan yang tak kalah menariknya di Bali. Desa Pinggan bisa menjadi salah satu alternatif desa wisata saat berkunjung ke Bali. Apalagi bagi wisatawan yang suka berburu pemandangan sunrise. Dengan lokasinya yang berada di dataran tinggi, menjadikan Desa Pinggan sebagai tempat yang menyajikan panorama matahari terbit dan romantis yang tak terbantahakan saat menunggu pagi. Selain itu, Desa Pinggan menyajikan pemandangan desa berkabut berlatar pegunungan yang cantik. Desa Pinggan berada didekat Gunung Batur dengan danaunya yang sangat terlihat memukau dengan udara segar dan sejuk. Danau Batur itu sendiri berada di Desa Pinggan dan sudah ditentukan oleh UNESCO sebagai taman bumi atau global geopark nertwork. Jika Anda suka wisata alam pedesaan, desa ini bisa dijadikan alternatif liburan yang bisa diambil sekaligus menjadi spot foto di Bali yang menarik. Keindahan sunrise di Desa Pinggan semakin ciamik oleh adanya permadani kabut yang terhampar di areal pegunungan. Kemudian di bawahnya adalah pemandangan areal persawahan yang samar-samar tertutup kabut. Bulan terbaik untuk menikmati sunrise dan kabut di Desa Pinggan adalah sekitar bulan September sampai November. Di Desa Pinggan, wisatawan bisa berileksasi sambil menikmati segaranya udara pegunungan. Setelah menikmati matahari terbit, pengunjung juga bisa melanjutkan perjalanan ke Air Terjun Gitgit yang letaknya tidak begitu jauh dari Desa Pinggan. Kini Desa Pinggan menjadi tujuan wisata istimewa bagi mereka yang ingin menyaksikan keindahan wisata di Bali selain pantai. Ditempat ini pengunjung bisa lebih mudah menikmati keindahan alam sunrise dan kabut karena lokasinya bisa dijangkau dengan kendaraan bermotor dan tidak perlu bersusah payah mendaki.  +
Desa Pulukan terbagi menjadi 3 (tiga) wilayah Banjar Dinas yaitu: Banjar Dinas Pangkung Medahan, Banjar Dinas Arca, dan Banjar Dinas Pulukan.  +
keunikan di desa saya yaitu pada saat hari raya nyepi bedanya dari desa lain yaitu yang mengarak ogoh-ogo bukan yang putra-putra melainkan yang putri karena supaya putri di desa kami tujuanya kuat kuat dan di setarakan dengan yang putra supaya harapannya semoga kedepan untuk yang putri tidak bermalas malasan dan mau bekerja keras karena pada umumnya yang putri kerjaannya makan,tidur dan berdan-dan saja.  +
Secara Geografis Desa Pupuan terletak pada 8°19'4" sampai dengan 8°29'38” dan 115°15’18,8” sampai dengan 115°19’40,8” Bujur Timur dengan ketinggian 650 sampai 750 meter diatas permukaan air laut. Seperti halnya desa-desa lainya di wilayah Kecamatan Tegallalang, Desa Pupuan termasuk dataran tinggi dengan curah hujan yang cukup besar. Hal ini menjadikan Desa Pupuan sangat cocok untuk dikembangkan menjadi sentra pertanian, khususnya tanaman manggis dan tanaman jeruk. Sekitar 85% penduduknya bermata pencaharian sebagai petani. Desa Pupuan terletak di kecamatan Tegallalang Kabupaten Gianyar dengan luas daerah 1.353,59 Ha yang terletak berdekatan dengan Sungai Petanu.  +
Purwakerti merupakan salah satu desa yang ada di kecamatan Abang, Kabupaten Karangasem, provinsi Bali, Indonesia. Terdapat dua tempat wisata yang terkenal di Desa ini yaitu Amed dan Teluk Jemeluk.  +
Desa Saba adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Blahbatuh, Kabupaten Gianyar. Lokasi desa Saba cukup strategis, karena terletak di pusat kota Gianyar serta dapat diakses melalui Jl. Bypass Ida Bagus Mantra, sehingga akses untuk menuju desa tidaklah sulit. Desa Saba terbagi atas 7 Banjar Dinas, 1) Banjar Dinas Blangsinga, 2) Banjar Dinas Sema, 3) Banjar Dinas Kawan, 4) Banjar Dinas Tengah, 5) Banjar Dinas Tegallulung, 6) Banjar Dinas Banda, 7) Banjar Dinas Pinda, 8) Banjar Dinas Saba. Sekitar tahun 1980-1990, Desa ini terkenal dengan tanaman kunyit Bonbiyu.  +
Desa Sanda merupakan salah satu dari 14 desa di wilayah Kecamatan Pupuan, terletak + 38 Km ke arah utara dari pusat kota Tabanan.  +
Desa Sanur Kaja merupakan daerah dataran rendah dengan ketinggian 0-7 meter diatas permukaan laut. luas wilayah 269 Ha dengan batas-batas wilayah administratif sebagai berikut; (1) Sebelah Utara berbatasan dengan Desa Kesiman, Desa Kesiman Petilan; (2) Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Badung (Pantai Sanur); (3) Sebelah Selatan berbatasan dengan Kelurahan Sanur dan Desa Sanur Kauh; (4) Sebelah Barat berbatasan dengan Desa Sumerta Kelod, Kelurahan Renon. Desa Sanur Kaja terdiri dari delapan Dusun/Banjar Dinas.  +
Desa Sanur Kauh merupakan salah satu desa yang terletak di wilayah Kota Denpasar, tepatnya di Kecamatan Denpasar Selatan. Wilayah Desa Sanur Kauh meliputi sebelas dusun yakni: Dusun Puseh, Dusun Abiantimbul, Dusun Tewel, Dusun Danginpeken, Dusun Penopengan, Dusun Pekandelan, Dusun Medura, Dusun Betngandang, Dusun Belanjong, Dusun Tanjung, dan Dusun Puseh Kauh. Desa Sanur Terletak di dataran rendah dengan ketinggian 0-10 M diatas permukaan Laut serta memiliki iklim laut tropis yang di pengaruhi oleh angin musim dan terdapat musim kemarau dan musim Hujan yang diselingi oleh musim pancaroba.  +
Desa ini terbagi menjadi enam dusun/banjar diantaranya: Dusun Satra, Dusun Tanah Embut, Dusun Sanda, Dusun Tanah Gambir, Dusun Batu Palah, dan Dusun Kembangsari. Lokasi ini dapat ditempuh dengan jalan darat, jarak dari kota Denpasar ± 65 km atau 2 jam perjalanan dan terletak 19 km dari kota Kecamatan Kintamani.  +
Desa sepang bertempat di daerah bali barat. Tepatnya di kecamatan Busung biu. Kabupaten Buleleng Desa sepang terkenal dengan hasil alam berupa hasil kebun berupa kopi dan cengkeh.Desa sepang memiliki budaya yang unik yaitu Setiap orang yang datang ke desa itu kalau dia laki laki selalu di panggil agung walaupun dalam namanya tidak terdapat kata agung dan untuk yang perempuan selalu di panggil ayu sama walaupun dalam namanya tidak terdapat kata ayu. ini bertujuan agar lebih mudah dalam berinteraksi karena orang sepang terkenal ramah walau dengan bahasa yang hampir sama dengan bahasa bali age  +
Desa Sidetapa adalah desa tua atau lebih dikenal dengan istilah Desa Bali Aga. Duhulunya desa ini bernama Desa Gunung Sari Munggah Tapa. Diperkirakan Desa Sidetapa mulai didirikan pada tahun 785 Masehi oleh penduduk pendatang dari: Sektor Daerah Batur, dari Daerah Dauh Toro Ireng, dan dari Daerah Jawa. Adapun penduduk Desa Sidetapa pada waktu itu terdiri dari 3 kelompok : 1. Kelompok yang menamakan dirinya warga Pasek yang mendiami wilayah Leked 2. Kelompok yang menamakan dirinya warga Patih yang mendiami wilayah Desa Kunyit. 3. Kelompok yang menamakan dirinya warga Batur yang mendiami wilayah Sekarung. Beberapa warisan budaya Bali Aga di Desa Sidatapa yang masih bisa ditemukan adalah adanya bangunan rumah adat yang sudah tua bernama Bale Gajah Tumpang Salu. Bangunan ini dibuat bertiang empat sesuai kaki gajah dan bertumpang 3 (salu). Keunikan lain tentang beberapa rumah penduduk dibangun membelakangi jalan kesannya tersembunyi dan tidak ingin diketahui, mungkin berbeda dengan rumah pada umumnya, lebih mengutamakan akses jalan sebagai tampilan depan rumah. Dinding tembok dan lantai bangunan masih menggunakan bahan dari tanah sebagai pelengkapnya digunakan anyaman ataupun batang bambu utuh. Umumnya masyarakat di desa ini merupakan pengrajin kerajinan anyaman bambu khas Sidetapa. Beberapa tradisi budaya semisal tari-tarian dan ritual khas Desa Sidetapa yakni Tari Rejang, Tari Jangkrang, Tari Ngabuang, Ritual Sang Hyang Gandrung, dan Ngaben yang khas dari desa. Untuk informasi lebih lanjut: https://sidatapa.wordpress.com http://sidetapa-buleleng.desa.id  +
Di Desa Singapadu Tengah para wisatawan akan disuguhkan dengan Pura Dalem Desa Adat Negari. Tempat suci ini memiliki keindahan dan kemegahan pada peninggalan kori agungnya. Dalam areal pura ini terdapat banyak peninggalan arkeologi berupa arca-arca kuno yang masih disucikan hingga saat ini. Pada bagian belakang kompleks pura yang berbatasan langsung dengan tepian Sungai Oos ini juga terdapat penginggalan yang bernilai sejarah berupa sumber mata air suci, gerbang petirtan, dan peninggalan candi tebing pasraman kuno.  +
Desa Songan B adalah hasil pemekaran dari Desa Songan yang dibagi menjadi Dua yaitu Desa Songan A dan Desa Songan B pada tanggal 4 Juli 1920. Secara etimologi kata Songan berasal dari Song dan An. Yang kurang lebih artinya Songan menunjuk pada sebuah lubang besar dari Goa sedangkan An menunjukan pada sebuah benda yang lebih dari satu. Sehingga banyak yang mengartikan bahwa Songan artinya sebuah Desa yang terletak pada lubang besar yang disebut Goa ini sesuai dengan realita bahwa Desa Songan memang berada pada sebuah Goa atau lubang besar diantara Gunung Batur, Gunung Abang, Bukit Gede dan perbukitan lainnya. Desa Songan B berada di pinggir danau terbesar di Bali, yaitu Danau Batur. Pesona Danau Batur dan Gunung Batur yang menjadi daya tarik wisatawan di desa ini. Selain itu, desa ini juga memiliki tempat wisata spiritual di Pura Ulun Danu Batur Songan.  +
Desa Sulang merupakan salah satu dari beberapa desa yang ada di wilayah Kecamatan Dawan, Kabupaten Klungkung. Desa ini terdiri dari 2 Banjar Dinas yakni Banjar Dinas Sulang dan Banjar Dinas Gerombong. Banjar dinas ini terbagi atas 3 lokasi yang berseberangan dengan desa tetangga yakni Banjar Dinas Sulang berada di jantung pemerintahan Desa Sulang yang terdiri dari 2 Banjar Adat yaitu Banjar Kanginan dan Banjar Kawan. Sedangkan, wilayah Banjar Dinas Gerombong terdiri dari 2 Banjar Adat yaitu Banjar Adat Mincidan yang bersebrangan dengan Desa Paksebali dan Banjar Adat Gerombong yang bersebrangan dengan Desa Sampalan Tengah. Desa ini terletak di sebelah timur Kota Semarapura.  +
Desa Suter memekarkan diri dari Desa Abang Batudinding tepatnya tanggal 1 Desember 1951. Desa Suter memiliki hutan pinus yang merupakan hutan lindung. https://suter.desa.id/  +
Desa Takmung terdiri dari 9 banjar dinas yaitu, Banjar Dinas Lepang Kawan, Lepang Kangin, Sidayu Nyuhaya, Sidayu Tojan, Losan, Umesalakan, Banda, Takmung Kawan, dan Takmung Kangin. Desa ini mempunyai tujuh banjar adat, yaitu Banjar Adat Lepang, Sidayu Nyuhaya, Sidayu Tojan, Losan, Umesalakan, Banda, dan Takmung. Desa Takmung juga memiliki lima desa pakraman, yaitu Desa Pakraman Lepang, Sidayu Nyuhaya, Sidayu Tojan, Umesalakan, dan Takmung.  +
Desa Wisata Taro ini merupakan desa tua di Bali yang kaya akan kisah dan peninggalan budaya masa lampau. Keberadaan desa ini berkaitan erat dengan lawatan seorang yang sakti di masa lalu dari Jawa Timur ke Bali sekitar abad ke 8. Desa Wisata Taro ini memiliki alam yang hijau dan asri. Udara yang sejuk serta pepohonan membuat suasana menjadi rindang. Serta rumah penduduk dengan ciri khas rumah tradisional Bali. Selain menikmati suasana alam, para pengunjung juga dapat belajar banyak hal dari desa ini.  +
Tenganan Pegringsingan adalah sebuah Desa yang terletak di bagian timur Bali. Bahkan di antara desa-desa yang sangat spiritual di Bali, Tenganan Pegringsingan masih dianggap sangat unik dan terpencil. Padahal, Desa ini adalah salah satu dari sedikit desa Aga di Bali. Tenganan Pegringsingan sangat istimewa dalam hal warisan budaya karena hampir bebas dari pengaruh luar. Penduduk desa berusaha untuk menjaga Desa mereka murni dan bersih. Alhasil, Tenganan Pegringsingan sangat unik, bahkan dibandingkan dengan desa-desa eksotis lainnya di Bali.... Salah satu ritual yang dilakukan oleh masyarakat desa Tenganan adalah Perang Pandan. Dua pemuda diadu satu sama lain di arena khusus. Setiap pemuda membawa senjata; seikat daun pandan berduri yang memiliki duri tajam. Mereka mencoba menyerang tubuh satu sama lain dengan cambuk dari duri tajam daun. Ini bukan tontonan bagi mereka yang lemah hati karena akan ada darah!  +
Trunyan atau Terunyan merupakan salah satu desa tertua di Bali yang berada di Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli yang memiliki tradisi sangat unik dalam hal pemakaman jenazah. Keunikan Desa Trunyan menjadi daya tarik tersendiri bagi orang-orang yang ingin tahu lebih jauh tentang tradisi tersebut. Trunyan pun menjadi salah satu desa wisata yang populer di kalangan wisatawan. Trunyan sendiri ternyata adala sebuah nama pemakaman yang ada di Desa Trunyan. Tidak seperti jenazah pada umumnya di Bali yang dibakar atau dikubur, di Desa Trunyan memiliki tradisi pemakaman yang dikuburkan secara terbuka di bawah pohon dan diletakkan begitu saja di atas tanah atau yang disebut dengan “Seme Wayah.” Sementara anggota keluarganya cukup memberikan pagar dari bambu dan sesaji disamping jenzah tersebut. Tradisi ini pun mirip dengan tradisi pengaturan jenazah suku Toraja, yaitu hanya dipasang saja dan dibiarkan membusuk dengan sendirinya. Akan tetapi anehnya jenazah yang dimakamkan di Trunyan tidak berbau busuk. Secara logika, jenazah yang dimakamkan secara terbuka maka lama-kelamaan akan mengeluarkan bau busuk, tapi di Desa Trunyan sama sekali tidak mengeluarkan bau busuk. Ternyata, hal itu bisa terjadi karena adanya pohon Trunyan, yaitu sebuah pohon besar yang berdiri di tengah-tengah daerah pemakaman tersebut. Nama asli pohon tersebut adalah “Taru Menyam,” di mana dalam bahasa setempat Taru artinya pohon dan Menyan yang berarti harum. Pohon Trunyan tersebut diperkirakan telah berusia ribuan tahun, namun lagi-lagi anehnya pohon tersebut dari segi ukuran tidak banyak mengalami perubahan. Di bawah pohon Trunyan inilah pemakaman tersebut berada dan masyarakat setempat percaya bahwa pohon ini dapat menyerap bau busuk yang dikeluarkan jenazah. Meskipun sejauh ini belum ada penelitian yang bisa mengungkap, bagaimana pohon ini dapat menyerap bau busuk jenazah manusia yang dimakamkan di sini. Penduduk setempat memiliki ketentuan dan syarat tersendiri dalam pemakaman tersebut, yaitu jumlah jenazah di atas tanah yang dekat dengan pohon Trunyan tidak boleh lebih dari 11 jenazah. Selain itu, jenazah yang bisa diletakkan di sini adalah mereka yang meninggal secara wajar dan pernah menikah. Sementara jenazah yang sudah menjadi tulang belulang akan dikumpulkan dengan yang lainnya didekat akar pohon tersebut, agar tempatnya bisa digunakan untuk jenazah baru. Hal yang jadi keunikan lainnya adalah jenazah tersebut akan ditutupi dengan “Ancak,” yaitu sebua kurungan bambu. Sedangkan cara meninggal tidak wajar, seperti kecelakaan, bunuh diri atau membunuh orang. Maka mayatnya tidak diperbolehkan diletakkan didekat pohon Trunyan, ada tempat lain yang bernama “Sema Bantas” khusus untuk mereka yang meninggal tidak wajar. Selain Sema Bantas, ada pula “Sema Muda” sebagai tempat pemakaman untuk mereka yang masih bayi atau anak-anak dan warga yang sudah besar atau dewasa tapi belum menikah. Tempat-tempat tersebut sudah dibedakan sesuai dengan kaidah yang berlaku di Desa Trunyan.  
Secara historis, dahulu sebagian besar Penduduk Desa Tiga berasal dari wilayah kabupaten Karangasem yang bernama Desa Asti.Penduduk Desa Tiga yang secara adat istiadat memiliki satu kesatuan dan terangkum didalam Gebog Satak Tiga Buungan yang terdiri dari 9 ( Sembilan ) Desa Pakraman. Dalam sejarahnya desa Tiga merupakan gabungan dari beberapa Wilayah pedesaan pada jaman kerajaan Panji Sakti disebuah wilayah Pegunungan yang gersang dilereng timur perbukitan tepatnya di desa Asti Karangasem ( daerah Bali Timur ) pada jaman kerajaan Panji Sakti desa Asti mendapat ancaman dan serangan dari Kerajaan Panji Sakti sehingga membuat penduduk Asti semuanya mengungsi ke daerah Bangli dan memohon perlindungan dari raja Bangli, atas persetujuan raja Bangli saat itu diijinkanlah penduduk Asti untuk menempati daerah yang kebetulan sesuai dengan daerah asal yaitu memiliki dasar tanah merah tepatnya ada di daerah Banjar Buungan, kemudian seiring dengan perkembangan jumlah penduduk sebagian penduduk membuka lahan baru dan menyebar ke sembilan banjar disekitarnya.  +
Berlokasi di kecamatan Banjar yaitu ± 24 km ke barat Kota Singaraja. Desa Tigawasa memiliki salah satu tradisi yang khas berbeda dengan Desa Bali Aga lainnya di Buleleng. Tradisi dimaksud adalah tradisi saat penguburan mayat. Acara penguburan mayatnya pun cukup unik, karena mayat tidak di taruh di dalam peti, melainkan hanya dibungkus dengan kain batik dan di kubur begitu saja. Dalam tradisi bahasa, penduduk Desa Tigawasa menggunakan bahasa pedalaman dalam kesehariannya yang mana bahasa kuno Wong Aga saat masuk ke Bali ( bahasa/dialek Tigawasa ). Bahasa tersebut dalam vokal bahasanya kebanyakan memakai vokal huruf “A” seperti bahasa Jawa dan juga Melayu kuno. Desa Tigawasa menawarkan objek wisata yang berbeda tepatnya di Dusun Wanasari, sejumlah masyarakat kreatif yang tergabung dalam Kelompok Kubu Alam (KuAl) memanfaatkan potensi tanaman bambu menjadikannya destinasi wisata berkonsep alam yang diberi nama Kubu Alam Desa Tigawasa yang dibangun dilahan milik warga. Untuk Informasi: http://tigawasa-buleleng.desa.id https://bulelengkab.go.id  +
Sejarah Desa Tihingan diketemukan dalam Prasasti Kumpulan Dr. Goris yang berbunyi “Kabakatin Langkah Kayu Tring Tihing Tanggung Yatna Teriya Besaraseni”, yang berarti ada suatu kelompok masyarakat yang bertugas untuk menjamin segala keperluan akan kayu dan bambu serta alat dari bambu yang berseni (dianyam) untuk dipergunakan oleh para penguasa pada saat ada aci di pura-pura dan upacara yadnya lainnya. Nama Tihingan itu sendiri berasal dari kata “Tihing” yang berarti pohon bambu yaitu dari suatu wilayah yang banyak Pohon bambu, yang dalam penulisan serta ucapan dalam perkembangan jaman selanjutnya kata Tihing akhirnya menjadi Tihingan. Desa Tihingan terdiri dari empat (4) Banjar Dinas, 3 Desa Pekraman, dan 1 (satu) Banjar Suka Duka BTN Penasan Permai.  +
Desa Timuhun merupakan satu dari tigabelas desa yang berada dalam Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung. Untuk mencapai ibu kota kabupaten, hanya diperlukan waktu kurang lebih 30 menit dari Desa Timuhun. Batas-batas Desa Timuhun antara lain Desa Nyanglan sebelah utara, Desa Selisihan di bagian Timur, Desa Sengkiding di Selatan, dan Desa Bungbungan di bagian Barat. Untuk memudahkan pelayanan kepada masyarakat, Desa Timuhun dibagi menjadi tiga dusun, yaitu: Dusun Kawan, Dusun Tengah, dan Dusun Kaleran.  +
Tista pada mulanya dari kata ” Ngetis “ Nama tersebut bermula dari pengembaraan seorang putra raja Tabanan. Pengembaraan beliau tersebut banyak melintasi daerah-daerah pegunungan yang medannya berbukit-bukit dan melintasi banyak sungai karena pada waktu itu belum ada terbuka jalan-jalan seperti sekarang ini. Dalam perjalanan tersebut beliau bertemu dengan seorang petapa sakti. Kemudian atas petunjuk pertapa tersebut beliau melanjutkan perjalanan keselatan akhirnya beliau sampai pada suatu tempat yang dituju. Oleh karena tempat itu medannya bergelombang maka beliau kembali ke Utara untuk mencari tempat yang datar untuk mendirikan istana, kemudian dipilihlah tempat yang sekarang disebut Kerambitan.  +
Desa adat tri buana sekar sari adalah desa yang indah, yang memiliki potensi tempat wisata alam yang indah dan alami.  +
Desa Banyuseri, sebenarnya salah satu desa tua di kawasan Bali Aga di kecamatan Banjar, Buleleng. Namun, banyak yang tahu bahwa komunitas desa Bali aga di wilayah ini hanyalah dari empat desa yang disebut SCTP (Sidatapa, Cempaga, Tigawasa, Pedawa). Pada mulanya Wilayah Desa Banyuseri merupakan hutan belantara. Suatu ketika munculah di sebelah selatan desa sumber mata air, air ini oleh penduduk setempat disebut banu yang berarti air. Air inilah dimanfaatkan untuk minum,mandi, untuk minum ternak, serta kebutuhan yang lainnya. Kemudian karena air tersebut memberikan keindahan dan kesejukan maka penduduk setempat memberi julukan manfaat air itu adalah Sri. Sri berarti kesejukan dan keindahan. Hal ini diperkuat dengan Prasasti Desa yang ditemukan oleh seorang penduduk, Prasasti ini terdiri dari 7 lempeng perunggu, 1 Buah Lontar, dan 1 Set Gambelan. Didalam Prasasti tersebut dituliskan nama Desa yaitu Desa Banusri yang merupakan desa tua yang ada di Bali. Prasasti Banyuseri pernah dibaca oleh sejumlah tim pada tahun 1988. Dalam dokumen yang dimiliki oleh Pemerintah Desa Banyuseri, pembacaan prasasti dilakukan oleh tim dari kantor wilayah Depdikbud Propinsi Bali. Pembacaan dilakukan pada tanggal 28 Nopember 1988. Ada 7 lempengan prasasti yang terbuat dari baja. Namun tidak seluruh prasasti bisa dibaca karena sebagian besar huruf dari prasasti itu sudah tidak terlihat karena tertutup karat.  +
Desa Tuwed termasuk dalam wilayah Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana. Desa Tuwed dilalui oleh Jalan Nasional yang menghubungkan antara Gilimanuk dan Denpasar. Desa Tuwed memiliki beberapa kriteria topografi yaitu daerah dataran rendah, daerah tepi pantai atau pesisir, kawasan rawa, dan daerah bantaran sungai.  +
Secara administratif, Desa Ulakan berbatasan dengan beberapa wilayah, meliputi Sebelah Utara (Desa Duda), Sebelah Timur (Desa Manggis), Sebelah Selatan (Samudera Hindia) dan Sebelah Barat (Desa Antiga). Dalam tingkat pemerintahan, Desa Ulakan terbagi atas 6 Banjar Dinas, meliputi Banjar Dinas Abian Canang, Banjar Dinas Mangku, Banjar Dinas Tengah, Banjar Dinas Kodok, Banjar Dinas Belong dan Banjar Dinas Tanah Ampo. Secara geografis, Desa Ulakan terdiri atas daerah perbukitan dan pesisir.  +
Desa Umejero adalah desa yang berada di Kecamatan Busung Biu, Buleleng. Sebagian besar wilayah desa merupakan areal persawahan.  +
Menurut cerita orang terdahulu, Desa Wanagiri dibentuk pada tahun 1973, yang merupakan penggabungan dari tiga dusun yaitu dusun Alas Ambengan termasuk wilayah Ambengan, Dusun Yeh Ketipat termasuk wilayah Desa Giitgit, dan Dusun Asah Panji termasuk wilayah Desa Panji. Sebelum Gunung Agung meletus tahun 1963 perkebunan masyarakat Desa Wanagiri merupakan kawasan hutan belantara, pada waktu itu penduduk Dusun Asah Panji kurang lebih 10 orang penghuni. Kesepuluh orang tersebut menemukan wilayah ini sebagai perkebunan kopi, sehingga untuk memudahkan urusan admiistrasi mereka membuka jalan setapak ke Desa Panji. Karena wilayah tersebut jumlah penduduknya semakan banyak dan pada saat pengurusan administrasi sangat sulit, ketiga dusun tersebut sepakat untuk membentuk Desa baru. Masing-masing Dusun mengajukan nama calon desa antara lain: Desa Warnasari, dengan pertimbangan bahwa yang mendiami desa ini adalah campuran (pendatang) dari berbagai daerah/kabupaten dan berbagai kasta yang berbeda. Desa Catursari, dengan pertimbangan bahwa yang mendiami desa ini adalah kasta yang berbeda seperti : Brahmana, Ksatria, Waisya dan sudra Desa Wanagiri dengan pertimbngan karena desa ini lokasinya di daerah pegunungan kawasan hutan belantara dengan pengertian "Wana" artinya hutan atau alas (Bahasa Bali) "Giri" artinya Gunung (bukit).  +
Desa Warnasari adalah desa yang berada di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Wilayah Desa Warnasari terdiri dari 3 banjar diantaranya Banjar Warnasari Kelod, Banjar Warnasari Kaja, dan Banjar Pucaksari. Mayoritas penduduk Desa Warnasari bermata pencaharian sebagai petani dan peternak. Hasil pertanian yang banyak dijumpai di Desa Warnasari antara lain padi, kakao, kopi, dan palawija. Sedangkan peternakannya seperti sapi, babi, ayam, dan bebek. Desa Warnasari, memiliki beragam potensi seni dan budaya seperti baleganjur, tari tradisional (joged bumbung), kerajinan tangan (kerajinan lampu dari bambu) terakhir dekorasi. Serta memiliki potensi spiritual seperti tempat dan alat peninggalan sejarah. Pada tempat peninggalan sejarah khususnya pura berfungsi sebagai tempat persembahyangan seperti Pura Puseh, Pura Mrajapati, Pura Dalem serta Pura Kawitan. Sedangkan alat peninggalan sejarah yaitu keris, batu besar, tedung (payung besar), kain kasa dan arca lainnya.  +
Desa Baha terletak sekitar 5 km di sebelah utara Desa Mengwi. Terdapat rumah penduduk yang masih menggunakan arsitektur Bali kuno dengan menggunakan bahan tembok dari tanah liat (tanah popolan).  +
Desa Belok Sidan masuk dalam wilayah Kecamatan Petang dengan melewati desa Plaga melalui jembatan Tukad Bangkung. Desa Belok Sidan merupakan desa paling utara bagian timur wilayahKabupaten Badung yang berbatasan langsung dengan wilayah Kabupaten Bangli. Perkembangan Desa Wisata di desa ini berawal dari satu banjar yaitu Banjar Lawak atau Desa Lawak.  +
Desa Bongkasa Pertiwi berada di Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung. Pada awalnya ketertarikan tersebut berawal dari potensi wisata yang dimiliki yaitu lembah sungai ayung dimanfaatkan oleh investor untuk wisata rafting. Sampai saat ini lebih dari 5 perusahaan rafting berlokasi di Sungai Ayung.  +
Desa Carang Sari terletak di Kecamatan Petang bagian Selatan, Kabupaten Badung bagian Utara. Desa Carang Sari sudah terkenal sebagai asal dari pahlawan nasional asal Bali I Gusti Ngurah Rai. Di ujung Utara desa tepatnya di kuburan setempat terdapat Monumen Perjuangan Rakyat Bali. Sebagai desa wisata, di Desa Carangsari terdapat aktivitas rafting/ arung jeram di Sungai Ayung dan atraksi wisata gajah.  +
Desa Kapal terletak di Kecamatan Mengwi di bagian tengah Kabupaten Badung yang dilintasi jalur jalan utama Denpasar - Tabanan. Desa Kapal merupakan desa yang banyak terdapat kerajinan terutama kerajinan yang terkait dengan pembangunan tempat ibadah maupun rumah tradisional, serta peralatan upacara Agama Hindu. Selain itu Desa Kapal memiliki Pura Kahyangan Jagat yang terkenal di Desa Kapal, Mengwi, Badung adalah Pura Sada. Terletak di daerah pemukiman di Banjar Pemebetan Desa Kapal, Mengwi, Badung.  +
Desa Kerta terletak di Kecamatan Petang.  +
Desa Mengwi terletak di pusat Pemerintahan Kecamatan Mengwi Kabupaten Badung. Desa Mengwi sudah terkenal dengan adanya daya tarik wisata Pura Taman Ayun yang menjadi daya tarik wisata yang sudah diakui sebagai warisan budaya dunia oleh UNESCO. Keberadaan pura Taman Ayun tidak terlepas dari kebesaran Kerajaan Mengwi (Puri Ageng Mengwi) yang pada masa kejayaannya memiliki kekuasaan sampai ke Tanah Blambangan (Banyuwangi) Jawa Timur. Di sekitar Pura Taman Ayun juga terdapat Museum Manusa Yadnya; Galeri Ogoh-Ogoh; dan pasar seni yang telah di bangun oleh Pemda Badung.  +
Desa Munggu yang terletak di Kecamatan Mengwi bagian Selatan Kabupaten Badung merupakan daerah dekat pantai. Terdapat tradisi makotekan yakni semacam atraksi yang mempergunakan bambu yang dibawa oleh masyarakat lokal yang mempunyai makna keperwiraan dalam peperangan, atraksi seperti ini sudah menjadi daya tarik wisata khusus di Desa Munggu.  +
Desa Pangsan terletak dekat dengan pusat pemerintahan Kecamatan Petang, Kabupaten Badung Utara. Di daerah ini juga sudah berkembang atraksi arung jeram/ rafting di Sungai Ayung.  +
Desa Plaga terletak di Kecamatan Petang bagian Utara wilayah Badung Utara. Desa Plaga sudah terkenal dengan adanya Air Terjun Nungnung. Di Desa Plaga juga terdapat Pura Pucak Mangu yang merupakan Pura Khayangan Jagat. Potensi Desa Petang lainnya yang sangat potensial dengan telah dibangunnya Jembatan Tukad Bangkung yang menghubungkan Desa Plaga dengan Desa Belok Sidan.  +
Desa Sangeh terletak di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung bagian utara yang sudah terkenal dengan adanya cagar alam dan suaka marga satwa dengan hutan dan ditumbuhi pohon pala yang dihuni ribuan kera yang sudah menjadi daya tarik wisata sejak awal berkembangnya pariwisata di Bali.  +
Desa Yeh Embang Kangin adalah salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Mendoyo, Kabupaten Jembrana terletak 23,8 km dari pusat kabupaten Jembrana.  +
Desa Wisata Sedit terkenal dengan wisata spiritual Pura Tirta Sudamala yang terletak di tepi sungai Tukad Singsing  +
Dusun yang berbatasan langsung dengan Kecamatan Kintamani ini dahulu mampu menjadi salah satu sentra kopi arabika Kintamani terbaik. Kopi Langkan yang berada di bawah naungan Subak Abian Suka Maju menjadi satu-satunya subak abian di wilayah Kecamatan Bangli yang masuk dalam daftar MPIG Kopi Arabika Kintamani, Bali  +
E
Sejarahnya, pada masa kejayaan atau ketika masih difungsikan EX Pelabuhan Buleleng digunakan sebagai tempat bongkar muatan barang sekaligus tempat persinggahan kapal pesiar asing. Tempat ini juga saksi bisu akan sejarah perjuangan rakyat Bali disaat berjuang melawan sengitnya penjajahan bangsa Belanda. Di kawasan Ex Pelabuhan Buleleng dibangun sebuah monumen dengan nama Yudha Mandala yang dimaksutkan untuk mengenang peristiwa tersebut. Monumen tersebuat berbentuk sebuah tugu yang berupa laskar rakyat dengan memegang bendera merah putih, bertelanjang dada yang mana tangan tangan menunjuk ke arah laut.  +
G
Garuda Wisnu Kencana (GWK) merupakan taman budaya (cultural park) terbesar di Bali yang terletak kurang lebih 40 kilometer dari kota Denpasar, tepatnya di desa Ungasan, Bukit Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Bali. Luas dari GWK mencapai 240 hektar dan sering menjadi tempat berbagai pertunjukkan kesenian tradisonal (tari kecak, tari barong dll) maupun modern (Viral Fest Asia, Soundrenaline, Dreamfields dll). Taman Budaya GWK merupakan salah satu tempat wisata di Bali yang saat ini menjadi wisata favorit non pantai. Keberadaan patung Dewa Wisnu yang menunggangi Garuda (Patung GWK) dalam Taman Budaya GWK telah menjadi magnet bagi wisatawan dari mancanegara. Patung GWK dibuat hampir dengan 3000 ton tembaga oleh seniman asal Bali yaitu I Nyoman Nuarta dengan total biaya anggaran sekitar Rp 450 miliar. Gagasan atau ide mengenai pembangunan patung GWK sudah sejak tahun 1989, namun peletakan batu pertamanya baru dimulai pada tahun 1997 di Desa Ungasan, Bukit Jimbaran, Badung – oleh I Nyoman Nuarta dan Joob Ave menteri Pariwisata, Pos dan Telekomunikasi pada waktu itu. Secara teknis patung GWK rampung pada 1 Agustus 2018, namun masih diperlukan pengelasan sebagai ‘finishing’ agar modul-model yang terbuat dari lempeng tembaga-perunggu yang berjumlah 754 buah tersebut benar-benar menyatu. Hingga akhirnya Patung GWK sempurna diselesaikan pada 4 Agustus 2018. Selanjutnya Patung GWK diresmikan pada 22 September 2018 oleh presiden Jokowidodo. Tinggi patung tersebut mencapai 121 meter dengan lebar 64 meter. Kabarnya patung ini menjad patung tertinggi ketiga di dunia saat ini. Patung GWK menurut Nyoman Nuarta merupakan symbol dari misi penyelamatan lingkungan. Wisnu adalah inspirasi pemeliharaan alam dan harmoni, sedangkan Garuda adalah symbol pengorbanan dan kejayaan. Makna Garuda menurut Nyoman Nuarta ialah manusia yang berjanji terhadap kehidupan untuk memelihara, mengembangkan dan melindunginya. Sebab manusia yang bisa menghancurkan dan memperbaiki keadaan lingkungan. http://gwkbali.com/  
Desa Gegelang, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, secara administratif terbagi atas Lima banjar dinas yang meliputi: Banjar Dinas Telengan, Banjar Dinas Kalanganyar, Banjar Dinas Gegelang, Banjar Dinas Pakel, Banjar Dinas Babakan. Desa Gegelang mempunyai potensi desa sebagian besar sebagai lahan perkebunan, dan sebagian pertanian.  +
Secara Geografis dan secara administratif Desa Gesing merupakan salah satu dari 148 Desa di Kabupaten Buleleng. Desa Gesing mulai ada Pemerintahan kurang lebih dari Tahun 1930 yang berstatus Kelian Banjar Dinas. Nama " Desa Gesing" diambil dari situasi wilayah, dimana pada waktu itu banyak tumbuh Pohon Bambu/Gesing, maka atas kesepakatan masyarakat dan tokoh tokoh masyarakat dinamailah desa ini dengan "Desa Gesing"sampai sekarang.  +
Gianyar merupakan salah satu dari sembilan Kabupaten/Kota di Propinsi Bali, terletak antara 08° 18' 48" - 08° 38' 58" Lintang Selatan 115° 13' 29" - 115° 22' 23" Bujur Timur. Berbatasan dengan Kabupaten Badung dan Kota Denpasar di sebelah Barat, Kabupaten Bangli di sebelah Utara, Kabupaten Bangli dan Klungkung disebelah Timur serta selat Badung dan Samudra Indonesia disebelah Selatan. Gianyar dikenal dengan seni budaya dan panorama alamnya yang indah. Warisan budaya yang dapat ditelusuri dari tinggalan-tinggalan arkeologi yang melimpah dan menjadi daya tarik wisata semisal goa gajah dan candi tebing gunung kawi. Seni dan tradisi masyarakat yang menjadi keunikan dan memberikan kenyamanan jika berkunjung semisal daerah ubud. Serta hasil karya berupa patung, lukisan, ukiran, yang menjadi oleh-oleh jika berkunjung di pasar sukawati. Sejarah Kota Gianyar ditetapkan dengan Peraturan Daerah Kabupaten Gianyar No.9 tahun 2004 tanggal 2 April 2004 tentang Hari jadi Kota Gianyar. Sejarah dua seperempat abad lebih, tepatnya 245 tahun yang lalu, 19 April 1771, ketika Gianyar dipilih menjadi nama sebuah keraton. Sejak itu dan selama periode sesudahnya Kerajaan Gianyar yang berdaulat, ikut mengisi lembaran sejarah kerajaan-kerajaan di Bali yang terdiri atas sembilan kerajaan di Klungkung, Karangasem, Buleleng, Mengwi, Bangli, Payangan, Badung, Tabanan, dan Gianyar. Secara administratif berdasarkan kondisi tahun 2016, Kabupaten Gianyar terbagi menjadi 7 kecamatan yaitu Kecamatan Sukawati (12 desa/kelurahan, 111 banjar dinas/lingkungan), Kecamatan Blahbatuh (9 desa/kelurahan, 67 banjar dinas/lingkungan), Kecamatan Gianyar (17 desa/kelurahan, 67 banjar dinas/lingkungan), Kecamatan Tampaksiring (8 desa/kelurahan, 70 banjar dinas/lingkungan), Kecamatan Ubud (8 desa/kelurahan, 67 banjar dinas/lingkungan), Kecamatan Tegallalang (7 desa/kelurahan, 65 banjar dinas/lingkungan), dan Kecamatan Payangan (9 desa/kelurahan, 59 banjar dinas/ lingkungan). https://gianyarkab.go.id/  
Gili Mimpang (yang juga dikenal dengan Batu Tiga) terdiri atas tiga batu besar dan sisanya batu-batu kecil yang terletak di Amuk Bay antara Padangbai dan Candidasa. Selain berbagai jenis ikan karang, Anda juga dapat menikmati berbagai jenis biota seperti Pari bintik biru, napoleon wrasse, cumi, sotong, belut pita biru-kuning, triggerfish, butterflyfish, belut moray, trevalies, jackfish, tuna.  +
Gili Putih Sumberkima secara administratif berada di Desa Sumberkima Gerokgak, Buleleng, Bali. Gili Putih Sumberkima merupakan daratan yang sudah sejak dulu ada. Seiring perjalanan waktu, daratan berpasir tersebut lama-lama menjadi lebih luas.  +
Kelurahan Gilimanuk terletak di Kecamatan Melaya, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Desa ini memiliki jarak ±122 km dari pusat Kota Denpasar.Di Kelurahan Gilimanuk terdapat beberapa objek wisata yang menarik, yaitu Museum Purbakala, Teluk Gilimanuk, Taman Nasional Bali Barat, Karang Sewu, dan Pulau Kalong. Selain itu di Kelurahan Gilimanuk terdapat juga objek wisata religi, yaitu wisata religi Patung Budha di Vihara Empu Astapaka. Untuk wisata kuliner, di Kelurahan Gilimanuk terkenal dengan Ayam Betutunya. Di kelurahan ini terdapat Pelabuhan Gilimanuk yang melayani penyeberangan feri ke Pelabuhan Ketapang, Jawa Timur. Terdapat tugu naga yang diberi nama Gelungkori.  +
Air Terjun Gitgit dapat ditemukan di utara Bali, hanya sekitar 20 menit ke selatan dari Singaraja. Air terjun yang populer ini paling dikenal sebagai “air terjun kembar” atau dalam bahasa lokal “Air Terjun Kembar Gitgit” karena alirannya yang terbagi menjadi dua aliran air yang sama. Air terjun dapat dengan mudah dicapai dari jalan utama dan setelah perjalanan singkat menuruni lembah. Berenang diperbolehkan tetapi ada pantangan setempat yang mengatakan bahwa pasangan yang mandi bersama di air terjun ini, mereka akan segera putus. Baca selengkapnya di https://balibuddies.com/  +
Pura Gua Lawah adalah sebuah gua alam yang dikelilingi beberapa bangunan pelinggih. Terletak di Desa Pesinggahan, Kecamatan Dawan, Klungkung. Menurut beberapa catatan sejarah, antara lain Lontar Usana Bali dan Lontar Babad Pasek, Pura Goa Lawah didirikan sekitar abad 11 Masehi. Pura ini didirikan pada tahun 929 Saka atau 1007 Masehi atas prakarsa Mpu Kuturan, penasihat Raja Anak Wungsu.  +
Gunung Abang merupakan puncak tertinggi ketiga di Bali, dengan ketinggian 2.152 meter di atas permukaan laut. Gunung Abang merupakan bagian dari kaldera Gunung Batur yang tercipta dari letusan hebat. Berlokasi di Desa Abang Songan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Pejalan akan menempuh perjalanan sekitar 2 jam dari Denpasar menuju Desa Suter di kawasan Kintamani. Di puncak gunung terdapat Pura Puncak Tulukbiyu. Panduan Mendaki Gunung Abang Pendaki wajib membayar tiket masuk Rp24.000 per orang (sumbangan masuk DTW Pendaki Gunung Abang Rp15.000, karcis masuk Kawasan Hutan Lindung UPTD KPH Bali Timur Rp6.000, dan asuransi Rp3.000). Demi alasan keamanan dan kesehatan, bawa sendiri peralatan mendaki dan berkemah. Pengunjung wajib menerapkan protokol kesehatan saat mendaki, antara lain mengenakan masker, menjaga jarak aman, dan membatasi kuota di tenda (maksimal dua orang untuk tenda berukuran kecil). Hindari pendakian di musim hujan karena trek menjadi becek dan licin. Dilarang mendirikan tenda di area Pura Puncak Tulukbiyu.  +
Gunung Agung adalah gunung tertinggi di pulau kecil di Indonesia, pulau Bali. Meskipun puncak yang lebih tinggi terletak di Irian Jaya, Sumatera, Lombok, dan Jawa, namun status Bali sebagai tujuan wisata paling populer di Indonesia menjadikan Agung mungkin puncak tertinggi yang paling banyak didaki di negara ini. Agung adalah gunung berapi dengan kawah sangat besar dan sangat dalam yang terkadang mengeluarkan asap dan uap. Titik tertinggi adalah di bagian barat daya dari lereng, sebuah bukit tandus dan berbatu dari batuan vulkanik halus. Area puncak berada di atas garis pepohonan, dengan angin kencang dan efek sterilisasi dari aktivitas vulkanik baru-baru ini. Menurut pemahaman saya, puncak Gunung Agung tidak pernah berisi salju. Namun, cuaca di sekitar hutan hujan Bali lebih sering berawan, dan berpotensi dapat melihat pemandangan yang menakjubkan dari keseluruhan pulau yang terbentang di bawah. Hal ini sangat jarang ditemukan. Gunung Rinjani (12.224'/3726m) di pulau Lombok sering terlihat berada di atas awan. Pada umumnya ketinggian Gunung Agung adalah 3142m/10.308', tetapi angka ini belum diperbaharui berdasarkan letusan Gunung Agung pada tahun 1963. Ketika saya berada di Bali, saya mengkalibrasi altimeter saya ke nol di permukaan laut, dan menemukan bahwa ketinggian puncak Gunung Agung adalah 2920 m. Saya mengatur ulang ke 3142 m ketika berada di puncak, tetapi ketika sampai di permukaan laut terbaca -222 m. Saya belum pernah mengalami perbedaan altimeter sejauh itu, sehingga ini membigungkan. Sampai ada seseorang yang melihat akun saya di web dan memberi tahu saya bahwa ketinggian sebenarnya adalah 3014 m, jadi perbedaan altimeter saya hanya 94 m, ini tidak seburuk yang saya pikir.  +
Gunung Batukaru, terkadang dieja Batukau, adalah gunung tertinggi kedua di Bali dengan ketinggian 2.276 m. Ini adalah puncak tertinggi di daerah vulkanik Bedugul, tetapi tidak aktif. Gunung Batukaru memiliki sebuah pura yang disembah oleh masyarakat Bali, yaitu Pura Luhur Batukaru. Batukaru relatif tidak populer di kalangan pendaki karena tertutup hutan lebat yang membatasi pandangan. Batukaru memiliki kawah besar, yang terbesar di Bali, tetapi kawah ini terbuka di ujung selatan, memungkinkan sungai Mawa mengalir. Inilah yang memberinya nama "Batukaru", yang berarti "batok kelapa" dalam bahasa Bali.  +
Gunung Batur (Gunung Batur) adalah gunung berapi aktif yang terletak di pusat dua kaldera konsentris di barat laut Gunung Agung di pulau Bali, Indonesia. Sisi tenggara dari kaldera 10x13 km yang lebih besar berisi sebuah danau kaldera. Kaldera dalam selebar 7,5 kilometer, telah berumur sekitar 23.670 dan 28.500 tahun yang lalu. Letusan pertama yang terdokumentasi adalah pada tahun 1804 dan yang terbaru adalah pada tahun 2000.  +
Gunung Pohen adalah gunung tertinggi keenam di Bali (2.063 mdpl), terpaut hanya beberapa puluh meter dengan Gunung Sanghyang. Dari sisi ekstrimitas pendakian, Gunung Pohen terkenal akan kecuramannya yang menantang.  +
Gunung Sanghyang 2074 mdpl (north peak) desa Gesing , kec. Banjar - Buleleng Bali.  +
Gunung Tapak (1909 mdpl) adalah gunung berapi nonaktif yang walaupun tidak lagi meletus, masih memiliki jalur magma aktif sehingga menghasilkan panas bumi dan sumber mata air panas yang bertebaran di wilayah dinding kaldera bagian selatan terutama di wilayah Angseri. Sebagai puncak tertinggi ketujuh di Bali, gunung ini relatif lebih mudah didaki daripada Gunung Pohen yang berada hanya beberapa kilometer ke selatannya. Gunung Tapak disebutkan dalam naskah-naskah kuno di Bali, terutama Teks Purana Bangsul yang menyebutkan bahwa salah satu tempat suci penting di daerah Beratan pada masa lampau adalah Terate Bang (Teratai Merah) yang ada di Gunung Tapak. Hingga kini pun, pura Teratai Bang masih berdiri di kaki gunung ini, sekaligus menjadi batas utara Kebun Raya Bali. Karena tercampur dengan belerang, rasa air suci dari mata air di pura ini agak asam dan menjadikannya khas. Kata 'tapak' berarti datar, karena puncak gunung ini relatif datar. Proyek geotermal yang akhirnya dihentikan beberapa dasawarsa lalu berada tidak jauh dari gunung ini dan mengambil panas bumi dari dapur magma gunung ini. Gunung Tapak adalah salah satu gunung paling muda yang terbentuk di Kaldera Beratan. Gunungapi tertua di kaldera itu adalah Gunung Sanghyang dan Gunung Pohen yang telah ribuan tahun padam.  +
Desa Gunung Bau merupakan salah satu Desa Dari 48 Desa Yang berada di Wilayah Kecamatan Kintamani. Menurut penuturan para tokoh- tokoh Masyrakat dan pendahulu Bahwa Desa Gunung Bau Memiliki Sejarah Desa yang diyakini secara turun temurun dari dulu sampai sekarang . Pada Jaman dulu Pada masa Pemerintahan Dinasti Kerajaan Balikang Bali (Kerajaan Dalem Balingkang ) di Bawah Pemerintahan Sri Aji Jaya Pangus ynag menjadi Raja di Bali Dwipa,dimana pada Jaman itu ada sebuah kelompok masyarakat kecil di bawah Pemerintahan Desa Tebenan(yang sekarang menjadi Desa Manikliyu ) Kumpulan Masyarkat kecil itu berjumlah sekitar 200 jiwa yang berada daerah lembah yang dikitari tebing yang diberi nama kuala yang disampingnya dialiri sungai yang bernama Sungai Sapi. Keadaan Masyarakat sangat rukun dan damai dimana sebagaian besar penduduk bermata pencaharian sebagai petani dan sebagaian berternak dan berburu. Kerukunan masyarakat tidak berlangsung lama karena di ganggu oleh mahluk lain ( sejenis Raksasa ) Sehingga masyarakat mengungsi ketempat yang lebih tinggi yaitu sebuah perbukitan ( Gunung kecil ) Masyarakat yang mengungsi kedaerah tersebut memberi nama menjadi Gunung Baru sehingga lama kelamaan menjadi Desa Gunung Bau sampai sekarang.  +
I
Inna Bali adalah hotel pertama di Bali dan terletak tepat di jantung kota Denpasar, dekat dengan pusat pemerintahan, bisnis, belanja dan hiburan. Setelah sempat bernama Natour Bali Hotel, lalu Inna Bali Hotel, sejak Maret 2017 bangunan bersejarah ini menyandang nama Inna Bali Heritage Hotel. Bali Hotel berdiri di atas lokasi Puputan Badung 1906, yakni perang habis-habisan rakyat Bali melawan Belanda. Pada bulan April 1932, komedian legendaris Charlie Chaplin dan kakaknya Sidney tiba di Bali Utara dan check-in di Bali Hotel. Pada tahun 1946, hotel ini menjadi ajang Konferensi Denpasar 1946 yang melahirkan Negara Indonesia Timur dengan Cokorda Gde Raka Sukawati sebagai Kepala Negara. Pada tanggal 23 Juli 1952, Presiden Soekarno menjamu Presiden Filipina Elpidio Quirino di hotel ini. Beberapa Pemimpin Dunia lainnya yang pernah tinggal di sini saat mereka mengunjungi Bali, seperti Ratu Elizabeth, Mahatma Gandhi, dan Jawaharlal Nehru.  +
J
Jembrana merupakan salah satu Kabupaten yang ada di Bali yang terletak pada Bali bagian Barat. Jemrana memiliki burung khas yang tidak dimiliki oleh Kabupaten lainnya yaitu burung Jalak Bali yang terletak pada daerah Gilimanuk. Kabupaten Jembrana memiliki ciri khas atau tradisi tradisional yaitu Tradisi Makepung, dimana tradisi ini merupakan tradisi leluhur dengan menggunakan dua ekor kerbau yang disimbulkan sebagai alat bantu petani di sawah. Makepung ini dilakukan dengan cara memecut 2 kerbau tersebut agar bisa berlari kencang dan dalam bahasa Bali diistilahkan dengan kepung kepungan (balap balapan). Dan perlu diketahui, di daerah Jembrana juga memiliki yang namanya Tari Makepung sebagai salah satu simbol tradisi Makepung yang sering dilaksanakan.  +
Kabupaten Jembrana terletak diujung barat pulau Bali, ibu kotanya berada di Negara. Munculnya nama Jembrana dipercaya berasal dari kawasan hutan belantara (Jimbar-Wana) yang dihuni raja ular (Naga-Raja). Pada awal abad 17, I Gusti Made Yasa seorang Penguasa Brangbang beserta rakyat yang berasal dari etnik Bali-Hindu dan etnik non Bali yang beragama Islam membangun puri (kraton) sebagai pusat pemerintahan yang diberi nama Puri Gede Jembrana di kawasan Jembrana. Raja pertama yang memerintah di Puri Gede Jembrana adalah I Gusti Ngurah Jembrana. Pada saat pemerintahan Raja Jembrana I Gusti Gede Seloka pada awal abad 19, ia mendirikan puri baru sebagai pusat pemerintahan dan diberi nama Puri Agung Negeri – yang kemudian lebih dikenal dengan nama Puri Agung Negara. Raja-raja yang memerintah kerajaan Jembrana berikutnya pun memusatkan birokrasi pemerintahannya di Puri Agung Negara. Nama Jembrana dan Negara telah dipahatkan pada lembaran sejarah di Daerah Kabupaten Jembrana sejak digunakannya sebagai nama Puri, yaitu Puri Gede Jembrana dan Puri Agung Negeri/Negara. Sampai saat ini, nama “Negara” sebagai ibu kota Kabupaten Jembrana tetap dilestarikan. Kabupaten Jembrana berbatasan dengan Kabupaten Tabanan di sebelah timur, Buleleng di utara, Selat Bali di barat dan Samudera Hindia di sebelah selatan. Di Jembrana banyak terdapat distinasi wisata pantai yang dapat dikunjungi, seperti: pantai Medewi, Baluk Rening, Delod Berawah, Candikusuma dan pantai Pengeragoan. Selain pantai, Jembrana juga memiliki Taman Nasional Bali Barat yang menjadi objek wisata. Taman Nasional Bali Barat merupakan ekosistem asli burung Curik atau dikenal dengan Jalak Bali. https://jembranakab.go.id/  +
Berjarak 19 kilometer dari kota Amlapura ( ibukota kabupaten ), 12 km dari Tulamben, 33 km dari obyek wisata Candi Dasa dan kurang lebih 78 km dari Denpasar, Jemeluk merupakan salah satu destinasi laut yang cukup menawan, baik di bawah, maupun di atas lautnya.  +
Jimbaran adalah sebuah desa nelayan dan resort pantai di selatan Kuta, Bali, Indonesia. Teluk Jimbaran memiliki pantai yang panjang dengan perairan yang tenang. Di ujung utaranya, perahu berwarna-warni ditarik oleh pasar ikan Kedonganan terbuka yang ramai. Barat daya teluk adalah Pantai Dreamland dan Pantai Balangan, yang terkenal dengan ombak selancarnya yang kuat.  +
Luas wilayah Desa Jungutbatu 359,839 Ha, Secara administratif desa Jungutbatu terbagi atas 6 (Enam) banjar dinas yaitu : Dusun Kaja I, Dusun Kaja II, Dusun Kangin I, Dusun Kangin II, Dusun Kelod I dan Dusun Kelod II.  +
K
Kamasan atau “Ka-emas-an” adalah nama yang cukup tua untuk komunitas orang-orang yang mempunyai pekerjaan dalam bidang memande yaitu Pande Mas sesuai dengan nama salah satu banjar di desa Kamasan. Bukti arkeologis yang ditemukan berupa tahta-tahta batu, arca menhir, lesung batu, palungan batu, monolit yang berbentuk silinder, batu dakon, lorong-lorong jalan yang dilapisi batu kali yang pernah ditemukan pada tahun 1976 dan 1977, yang tersebar di desa-desa Kamasan dan sekitarnya memberi petunjuk bahwa desa tersebut cukup tua umurnya.  +
Karangasem merupakan salah satu kabupaten di Provinsi Bali yang terletak di ujung timur pulau Bali. Kabupaten Karangasem terbentuk dengan sejarah yang panjang dari sebuah kerajaan yang mengalamai kemajuan hingga berhasil melakukan ekspansi keluar wilayahnya seperti Buleleng, Jembrana, dan Lombok. Kini menjadi Kabupaten dengan potensi budaya adat istiadat yang mejanjikan. Cikal bakal keberadaan Karangasem dikaitkan daerah yang disebut sebagai Adri Karang oleh “Prasasti Sading C” (Goris, 1954). Pada prasasti tersebut menjelaskan bahwa di sebelah timur pulau Bali berdiri tegak sebuah gunung yang tinggi menjulang menggapai angkasa yang disebut Adri Karang (Gunung Karang). Ibukota Kabupaten Karangasem adalah Amlapura yang terletak ± 84 km dari ibu kota Provinsi Bali (Denpasar). Nama kota Amlapura akhirnya diresmikan sebagai Ibu Kota Kabupaten Karangasem melalui Keputusan Mendagri Nomor 284, tanggal 28 Nopember 1970. Wilayah Kabupaten Karangasem tidak jauh berbeda dengan wilayah kerajaan Karangasem pada awalnya. Pada jaman kerajaan Karangasem sampai tahun 1908 wilayahnya mencakup 21 bagian, yaitu Karangasem, Seraya, Bugbug, Ababi, Abang, Culik, Kubu, Tianyar, Pesedahan, Manggis, Antiga, Ulakan, Bebandem, Sibetan, Pesangkan, Selat, Muncan, Rendang, Besakih, Sidemen, dan Talibeng. Kini Kabupaten Karangasem memiliki 8 kecamatan yakni Abang, Bebandem, Karangasem, Kubu, Manggis, Rendang, Sidemen, dan Selat, dengan 78 desa/kelurahan (75 desa dan 3 kelurahan), 532 banjar dinas, 52 lingkungan. Sedangkan secara adat, Kabupaten Karangasem terdiri dari 189 desa adat dengan 605 banjar adat. Batas wilayah Kabupaten Karangasem Laut Jawa (Utara), Samudera Indonesia (Selatan), Kabupaten Klungkung, Bangli, Buleleng (Barat), dan Selat Lombok (Timur). Beberapa simbol yang mewakili Kabupaten Karangasem yakni Gunung Agung dan Pura Besakih. http://www.karangasemkab.go.id/  +
Kawasan Warisan Budaya Jalan Gajah Mada Denpasar merupakan representasi kota tua Denpasar. Kawasan ini dilatarbelakangi oleh bangunan-bangunan tua yang difungsikan sebagai pertokoan. Jajaran pertokoan di Jalan Gajah Mada ini menunjukkan kejayaan kawasan itu sebagai pusat perdagangan terbesar di Kota Denpasar hingga saat ini. Berbagai simbol perkembangan kota Denpasar sebagai ibukota Provinsi Bali yang dapat ditelusuri dalam satu kawasan ini mulai dari landmark kota denpasar, hotel pertama, serta geliat perekonomian masyarakat.  +
Desa Kayubihi terletak disebelah utara Kota Bangli sekitar 9 kilometer atau ditempuh dalam waktu 15 menit dari kota Bangli. Pada zaman dahulu Desa Kayubihi berasal dari Dusun Langkan, Desa Pengotan, yang merupakan orang-orang pelarian. Desa Kayubihi merupakan satu dari lima desa yang ada di Kecamatan Bangli. Desa Kayubihi terdiri dari 9 Banjar Dinas (Dusun), yaitu: Banjar Dinas Kayang Banjar Dinas Cingang Banjar Dinas Mampeh Banjar Dinas Kayubihi Banjar Dinas Jangkaan Banjar Dinas Kuta Undisan Banjar Dinas Gebagan Banjar Dinas Pucangan Banjar Dinas Bangklet Desa Kayubihi juga terbagi menjadi 3 Desa Pakraman yaitu : Desa Pakraman Kayubihi Desa Pakraman Kayang Desa Pakraman Bangklet  +
Kebun Raya Bali atau Kebun Raya Eka Karya Bali berlokasi di kawasan wisata Bedugul, desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan – sekitar 60 km dari kota Denpasar. Kebun Raya Bali juga dikenal dengan sebutan Kebun Raya Bedugul. Kebun Raya ini merupakan sebuah taman botani tropis yang luas dan besar di Bali. Pengelolaannya dilakukan oleh Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) dan secara struktur organisasi berada di bawah pembinaan Pusat Konservasi Tumbuhan Kebun Raya Bogor. Pembuatan kebun raya Bali diresmikan oleh Prof. Ir. Kusnoto Setyodiwiryo selaku presiden dari Badan Pusat Penelitian Lingkungan pada tanggal 15 Juli 1959 dengan luas 50 ha, namun saat ini kebun raya telah mengalami perluasan dan menjadi 157,5 ha. Nama dari kebun raya “Eka Karya” diusulkan oleh I Made Taman yang menjabat sebagai Kepala Badan Konservasi Lingkungan dan Pelestarian. “Eka” berarti satu dan “Karya” berarti hasil kerja. Kebun Raya Eka Karya diartikan sebagai kebun raya pertama yang merupakan hasil kerja bangsa Indonesia setelah merdeka. Kebun raya ini dikhususkan untuk mengumpulkan gymnosperma (tanamn berdaun jarum) dari seluruh dunia. Selain itu, lebih dari 2000 spesies tanaman yang diawetkan di kebun raya Bali – di antaranya merupakan tanaman dari daerah pegunungan Indonesia Timur, seperti Bali, Nusa Tenggara, Sulawesi, Maluku dan Papua. Adapun koleksi tenaman yang terdapat di kebun raya Bali seperti: anggrek, tumbuhan paku dan lumut, Begonia, kaktus, tanaman obat, tanaman air, bambu, Rhododendron, Araceae, Harbarium dan 79 ekor spesies burung yang hidup bebas di kawasan kebun raya ini. Kebun Raya Bali merupakan tempat yang unik di Bali yang memadukan penelitian botani, pelestarian tumbuhan atau konservasi, edukasi dan tempat wisata. Cocok untuk bersantai menikmati keindahan alam, melihat tumbuhan hutan hujan tropic dan kehidupan burungnya sembari mempelajari manfaat tumbuhan bagi kehidupan masyarakat. http://www.kebunrayabali.com/  +
Kebun Raya jagatnatha diresmikan pada 5 Desember 2019. Kebun Raya Jagatnatha Jembrana terletak di Kelurahan Dauhwaru, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana. Jarak tempuh untuk mencapai Kebun Raya Jagatnatha dari Denpasar adalah 94,9 km atau sekitar 2 jam 40 menit melalui transportasi darat. Kebun Raya Jagatnatha memiliki 3 tema utama untuk koleksinya: upacara, tanaman endemik Jembrana, obat dan langka. Dengan area seluas 5,8 Ha. Saat ini koleksi Kebun Raya Jagatnatha yang telah ditanam sebanyak 428 spesimen terdiri dari 84 nomor koleksi, 48 suku, 103 marga, dan 124 jenis.  +
Sanur merupakan salah satu kawasan pariwisata tertua di Bali. Pada tahun 1957 untuk pertama kalinya dibangunlah hotel pertama di Desa Sanur dengan nama Hotel Sindhu Beach, disusul kemudian pembangunan Hotel Bali Beach yang mulai beroperasi pada tahun 1966. Sanur berasal dari dua kata, “Saha” dan “Nuhur” yang secara harfiah berarti keinginan/gairah untuk mengunjungi tempat tertentu dan dapat juga berarti memohon untuk datang di suatu tempat. Dari kata tersebut lama kelamaan berubah pelafalannya menjadi Sanur. Sanur tercatat sebagai salah satu nama tempat tertua yang termuat dalam prasasti Bali berangka tahun 917 Masehi. Wilayah Sanur pada dahulunya meliputi daerah Sanur (Desa Sanur Kaja, Desa Sanur Kauh, Kelurahan Sanur) dan Kelurahan Renon. Kelurahan Sanur terletak diwilayah Desa Pakraman Intaran dan mewilayahi Banjar sebanyak 9 yaitu : 1. Banjar Singgi, 2. Banjar Panti, 3. Banjar Gulingan, 4. Banjar Taman, 5. Banjar Sindu Kaja, 6. Banjar Sindu Kelod, 7. Banjar Batujimbar, 8. Banjar Semawang, 9. Lingkungan Pasekuta. Kelurahan Sanur terletak di Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, yang berbatasan dengan; Sebelah Utara: Desa Sanur Kaja, Sebelah Timur: Laut Bali, Sebelah Selatan: Selat Badung/Samudra Indonesia, Sebelah Barat: Desa Sanur Kauh.  +
Sejarah berdirinya Desa Kemenuh dapat diketahui dari suatu sumber pustaka (lontar) yang secara keseluruhan memuat tentang Babad Brahmana Kemenuh. Sebelum bernama Desa Kemenuh,desa ini telah ada disebut dengan nama Desa Tegal Wanasari.  +
Kerta Gosa merupakan komplek bangunan atau balai pengadilan warisan Keraton Semarapura (1686-1908) dan tetap difungsikan pada masa kekuasaan kolonial Belanda (1908-1942). Di Komplek ini setidaknya masih tersisa tiga objek penoinggalan Keraton Semarapura yaitu Bale Kerta Gosa, Bale Kambang dengan kolam Taman Gili, serta Gapura Keraton. Selain itu, di sisi bagian barat terdapat bangunan Museum Semarapura bergaya arsitektur Eropa (Balisering) yang sebelumnya merupakan bekas sekolah belanda. Kerta Gosa berasal dari bahasa Sansekerta yang terdiri dari dua kata, yaitu Kerta (Kertha) dan Gosa. Kertha atau Kerta berarti baik, luhur, aman, tentram, bahagia, dan sejahtera, sedangkan Gosa (berasal dari kata Gosita) berarti dipanggil, diumumkan, dan disiarkan. Jadi Kerta Gosa berarti tempat untuk mengumumkan hal-hal yang baik atau hal-hal untuk mencapai ketentraman dan kesejahteraan. Kerta Gosa juga dapat diartikan sebagai tempat raja untuk mengadakan musyawarah yang berkenaan dengan ketentraman dan kesejahteraan bagi kerajaan yang meliputi bidang keamanan dan peradilan.  +
Kecamatan Kintamani, Bangli merupakan salah satu kawasan yang terkenal dengan pertaniannya khususnya pada tanaman jeruk. Selain dengan ciri khas tersebut kintamani juga memiliki ciri khas dengan hawa yang sejuk di setiap desanya. Kecamatan ini terbagi atas 48 desa, salah satunya adalah Desa Kintamani. Desa Kintamani berjarang sekitar kurang lebih 27 kilometer dari pusat Kota Bangli. Desa ini dibatasi oleh Desa Sukawana di sebelah utara, sebelah timur dibatasi oleh Br. Yeh Mampeh, disebelah selatan dibatasi oleh Desa Bonyoh, sedangkan di sebelah barat dibatasi oleh Desa Belancan dan Desa Bayung Cerik.  +
Kecamatan di Kabupaten Bangli, mencakup seluruh kaldera Batur dan daerah di sekitarnya, terkenal karena jeruk kintamani, danau, mata air panas dan situs arkeologi kuno.  +
Klungkung menjadi pusat pemerintahan raja-raja Bali. Raja Klungkung adalah pewaris langsung dan keturunan lurus dari Dinasti Kresna Kepakisan. Oleh karenanya, sejarah Klungkung berhubungan erat dengan raja-raja yang memerintah di Samprangan dan Gelgel.Ibu kotanya berada di Semarapura. Klungkung berbatasan dengan Kabupaten Bangli di sebelah utara, Kabupaten Karangasem di timur, Kabupaten Gianyar di barat dan dengan Samudra Hindia di sebelah selatan. Kerajaan Klungkung Bali telah berhasil mencapai punjak kejayaan dan keemasannya dalam bidang pemerintahan, adat dan seni budaya pada abad ke 14– 17 di bawah kekuasaan Dalem Waturenggong dengan pusat kerajaan di Keraton Gelgel – Swecapura memiliki wilayah kekuasaan sampai Lombok dan Blambangan. Terjadinya perang Puputan Klungkung ketika pusat kerajaan Klungkung sudah berada di keraton/pusat kota Semarapura.  +
Pantai Kuta Bali juga merupakan tujuan wisata internasional yang didukung oleh fasilitas umum yang lengkap seperti hotel, bar, restoran, klub malam, toko suvenir, pusat perbelanjaan terbaik, hiburan dll. Pantai ini cocok sebagai tempat bermain bersama keluarga, bersantai , berenang, dan berselancar. Pantai ini memiliki ombak yang bagus untuk kegiatan bali seperti selancar termasuk pelajaran selancar bagi peselancar pemula hingga profesional. Keindahan Pantai Kuta Bali dilengkapi dengan sunset spektakuler yang menciptakan nuansa romantis yang memikat setiap pengunjung. Pantai Kuta Bali terletak strategis di pusat pariwisata Bali yang sangat mudah diakses dari segala arah dan titik selancar terkenal lainnya dekat dari pantai ini seperti Airport Reef, Kuta Reef, Pantai Legian Bali dan Pantai Seminyak Bali. Tempat ini juga dekat dengan tempat-tempat menarik di Bali yang banyak dikunjungi wisatawan setiap harinya (https://disparda.baliprov.go.id/sunset-in-kuta-beach/2020/04/)  +
Desa Kutampi merupakan salah satu desa yang berada di wilayah kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali, Indonesia. Secara administratif Desa ini terbagi atas 6 (enam) dusun, yang meliputi: Dusun Bayuh, Dusun Jurangpait, Dusun Panjok, Dusun Geragah, Dusun Pulagan, Dusun Jurangaya.  +
L
Desa Adat Legian dan Kelurahan Legian pada saat ini meliputi wilayah (geografis) yang sama, terdiri dari 3 banjar. Dalam “wewengkon” desa adat, ketiga banjar itu adalah Banjar SukaDuka Legian Kaja, Legian Tengah (Pekandelan) dan Legian Kelod. Berbatasan dengan wilayah Desa Seminyak di sebelah utara dan Desa Kuta di sebelah selatan, daerah ini berdekatan dengan sungai (Tukad Mati) dan lahan persawahan. Desa Legian dikenal sebagai daerah pariwisata yang dilengkapi dengan banyaknya fasilitas kepariwisataan termasuk pusat-pusat hiburan. Selain itu, Desa Legian juga memiliki pantai yang sangat indah yang menjadi tujuan wisata utama bagi para wisatawan. Berdasarkan sejarah, desa Legian bermula dari penemuan sebuah pohon cermai yang rasanya manis. Hal ini di luar kebiasaan karena cermai pada umumnya memiliki rasa yang asam. Sejak saat itu, wilayah desa tersebut dinamakan Karang Kemanisan. Nama Karang Kemanisan ini diketahui dari ucapan-ucapan para sadeg patih (menusia yang dijadikan mediator Ida Bhatara) yang “kerauhan” ketika dilaksanakan upacara agama di pura-pura Desa Legian. Mereka kerap mengucapkan “Damuh Karang Kemanisan”. Nama Karang Kemanisan juga mengandung filosofi generasi mendatang yang menempati tempat tersebut senantiasa menjaga keserasian dalam bersikap dan bertingkah laku serta, menjaga keindahan alam beserta lingkungannya. Sehingga mereka bisa dilimpahi kemakmuran dan kesejahteraan lahir batin. Lama-kelamaan nama Karang Kemanisan itu diubah menjadi Legian. Kata legian berasal dari kata dasar legi yang juga berarti manis. Dalam bahasa Jawa Kuno, legi juga berarti manis. Sanggar Seni Taksu Murti Kemanisan di Legian kemudian membuat pertunjukkan karya seni diantaranya komposisi Tabuh Bebarongan Legi Manis, Tarian Rerejangan Upasaksi, Tari Kreasi Tri Taksu dan Tari Telek sesuai ciri khas Desa Adat Legian. Bahkan tarian ini pernah dipentaskan dalam Pesta Kesenian Bali (PKB) ke-41. Kini Desa Legian terus berbenah. Selain berprofesi sebagai nelayan, rata-rata warga Legian mencari nafkah dari sektor pariwisata. Seperti bekerja di hotel atau membuka art shop. Kawasan di sekitar Legian juga sudah tertata dengan baik sehingga membuat nyaman wisatawan yang ingin berkunjung.  
Desa Lokasari merupakan sebuah desa yang ada di wilayah Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem, Bali. Secara umum, pemerintahan atau kelembagaan di Desa Lokasari sama seperti desa-desa pada umumnya di Indonesia, yang mebedakan dan memberikan ciri khas desa-desa di Bali adalah adanya kelembagaan adat yang diakui oleh masyarakat dan pemerintah daerah setempat. Sejarah Desa Lokasari merupakan pemekaran dari Desa Talibeng yang dengan pertimbangan luas wilayah dan jumlah penduduk yang padat dimungkinkan untuk dimekarkan melalui Musyawarah antar pemerintahan Desa Talibeng dengan Lembaga Musyawarah Desa ( LMD ) yang selanjutnya menjadi Badan Perwakilan Desa ( BPD ) dan Lembaga Ketahanan Masyarakat Desa ( LKMD ) serta Pemuka- Pemuka Masyarakat Desa secara mufakat memutuskan dan menyetujui Pemekaran Desa Talibeng Tahun 1999 menjadi: 1. Desa Talibeng Induk 2. Desa Persiapan Tri Eka Buana 3. Desa Persiapan Kerta Buana 4. Desa Persiapan Lokasari Sehingga pada saat ini Wilayah Desa Lokasari terbagi menjadi 6 banjar, yaitu: 1. Banjar Sukahat 2. Banjar Kebon 3. Banjar Lebu Babakan 4. Banjar Lebu Anyar 5. Banjar Lebu Gede 6. Banjar Lebu Bungbungan.  +
Terletak di Jalan Utama Ubud yang ramai (Jalan Raya), antara Istana Ubud dan Museum Puri Lukisan, Cafe Lotus telah menjadi sebuah institusi sejak dibuka pada tahun 1983. Suasana kota mungkin telah mengalami perubahan tetapi tradisi keramahan Bali telah telah dipertahankan. Selama 37 tahun terakhir restoran telah menyambut tamu dari seluruh dunia; beberapa telah mengunjungi kami secara teratur, bahkan beberapa kali selama mereka tinggal. Ini adalah kebiasaan yang kami hargai dan itu merupakan tantangan berkelanjutan bagi kami.. Penataan Cafe Lotus unik – bahkan menurut standar Bali: kolam Teratai besar yang dibingkai oleh pohon kamboja (magnolia) kuno yang rebah dan, tambahan terbaru kami, pameran beberapa lusin tanaman anggrek yang sedang mekar. Salah satu kompleks pura utama Ubud, Pura Taman Kemuda Saraswati, melengkapi pemandangan; suasananya benar-benar ajaib – terutama saat senja dan di malam hari. Cafe Lotus telah menjadi salah satu landmark Ubud, sebuah oase di lingkungan yang sibuk dan terlebih lagi menjadi pusat budaya Bali. Restoran ini sangat direkomendasikan oleh buku panduan di seluruh dunia dan layak untuk disertakan pada kunjungan Anda berikutnya ke Bali. Informasi yang berlawanan dalam beberapa buku panduan kami adalah restoran dengan layanan lengkap dan bukan hanya tempat yang bagus "tuangkan rendre un verre" (untuk minum); sementara kami tentu saja menyambut semua, tempat duduk preferensial disediakan untuk tamu makan malam setelah 18:30. Kami berharap dapat menyambut Anda di Cafe Lotus saat perjalanan Anda membawa Anda ke Ubud. https://www.cafelotusubud.com/  +
Pantai Lovina terletak sekitar 9 Km sebelah barat kota Singaraja. Biaya kegiatan melihat Lumba Lumba di Pantai Lovina, biasanya sih setiap dewasa dikenakan Rp. 100.000 per orang sedangkan anak-anak Rp. 50.000 per orang. Untuk kegiatan snorkeling, biasanya perorang dikenakan Rp. 100.000 untuk biaya sewa peralatan snorkeling.  +
M
Desa Macang berdiri pada tahun 2005, desa ini terdiri dari dua banjar dinas atau dusun, yaitu dusun Macang, dan dusun Triwangsa Macang yang dibatasi oleh beberapa desa. Selain itu, Desa Macang terdiri dari dua banjar adat, yaitu banjar adat Dukuh dan banjar adat Sirang. Komoditas andalan Desa Macang adalah buah salak.  +
Desa Manggis terletak di Kecamatan Manggis Kabupaten Karangasem yang merupakan salah satu dari 12 desa yang berada di Kecamatan Manggis. Desa Manggis merupakan salah satu desa yang berpotensi dalam memproduksi dan menjual Virgin Coconut Oil (VCO) yang dikarenakan tanaman pohon kelapa yang mendominasi di desa tersebut. Salah satu objek wisata air terjun yang memiliki potensi sebagai obyek wisata utama di Desa Manggis adalah Air Terjun Manggis. Air Terjun Manggis yang terletak di Dusun Pagubugan ini memiliki pesona yang sangat indah yang tidak kalah bersaing dengan air terjun yang terdapat di tempat lain. Medan menuju air terjun ini dapat dikatakan sulit, khususnya bagi para pecinta alam yang ingin sekedar melakukan trekking ataupun ingin mengeksplor daerah sekitar air terjun.  +
Margarana adalah peringatan puputan besar terakhir dari perang kemerdekaan pada tahun 1946. Ini memperingati upaya untuk mengusir Belanda di mana Kolonel Gusti Ngurah Rai, kepala pasukan Bali, terbunuh. Bandara Bali dinamai menurut namanya.  +
Adanya perusahaan di wilayah desa adat hendaknya menjadi lapangan pekerjaan bagi masyarakat lokal bukan pendatang. Selain itu tentang lingkungan di desa adat agar bersama-sama wajib melestarikan.  +
Desa Mengwi merupakan titik 0 (nol) dari Kabupaten Badung atau pusat dari Kabupaten Badung dengan waktu tempuh dari kota Denpasar menuju Desa Mengwi sekitar 30 menit. Desa ini terdari atas 13 Banjar Adat dan 11 Banjar Dinas. Batas wilayah yaitu sebelah utara berbatasan dengan Desa Werdhi Buana, sebelah selatan berbatasan dengan Desa Mengwitani, sebelah barat berbatasan dengan Desa Abian Tuwung, sebelah timur berbatasan Desa Gulingan.  +
Terletak di pantai Padang Galak di desa Perbekelan Desa Kesiman. Monumen tersebut masih sering dikunjungi anggota keluarga korban. Pan Am Penerbangan 812, dioperasikan Pan American World Airways Boeing 707-321B N446PA (Clipper Climax), adalah sebuah penerbangan internasional terjadwal dari Hong Kong ke Sydney, Australia, dengan perhentian sementara di Denpasar, Bali, Indonesia. Pada tanggal 22 April 1974, pesawat ini jatuh ke dataran berbukit saat bersiap mendekati landasan 09 di Denpasar setelah terbang selama 4 jam 20 menit dari Hong Kong. Lokasi kecelakaan ini sekitar 42,5 mil laut (78,7 km) di barat laut Bandar Udara Internasional Ngurah Rai.  +
Pantai Pekutatan terletak di arah selatan dari pusat pasar Pekutatan, Jembrana. Sangat mudah ditemui, karena lokasinya tidak jauh dari jalan raya yang menghubungkan Denpasar – Gilimanuk. Yang jadi ikon dari pantai ini merupakan sebuah tugu berbentuk kapal. Tugu ini menceritakan tentang pendaratan pasukan I Gusti Ngurah Rai dari pulau Jawa. Dalam tugu ini, seharusnya ada 4 pejuang berdiri di atas kapal. Namun sekarang, terdapat tiga orang pejuang yang satunya sudah rusak. Mereka tengah melakukan kegiatan di atas kapal dalam sebuah palayaran. Nampak sosok I Gusti Ngurah Rai dengan kokohnya berdiri. Seiring waktu, tugu tersebut telah mengalami kerusakan di beberapa bagian akibat dihantam ombak. Semangat perjuangan dalam patung ini jelas tergambar. Di bagian sisinya terdapat sebuah tulisan yang terpahat dalam sebuah nisan. Tulisan tersebut menyebutkan : “Pada Tanggal 4 April 1946 Setelah Kembali Dari Tugas Melapor Kepada Pimpinan Negara Republik Indonesia Di Yogya“.  +
Monumen Puputan Badung yang sekarang terkenal dengan nama Lapangan Puputan Badung I Gusti Ngurah Made Agung terletak di jantung kota Denpasar di depan Museum Bali. Monumen ini berada di sisi utara Lapangan Puputan yang dulu merupakan medan pertempuran saat terjadi Perang Puputan Badung pada tahun 1906 ketika Belanda menyerbu Denpasar. Kata puputan berarti habis-habisan. Jadi monumen ini adalah sebagai bentuk peringatan dan penghormatan kepada rakyat Bali yang melakukan perang habis-habisan melawan Belanda. Kini monumen Puputan Badung menjadi tempat rekreasi masyarakat kota Denpasar.  +
Monumen ini berlokasi di Lapangan Puputan Niti Mandala Renon Denpasar. Monumen yang memiliki luas 40.000 meter² ini menjadi berada di area terbuka hijau yang nyaman untuk dikunjungi. Bangunan ini berdiri di sisi selatan lapangan dengan konsep filosofi pemutaran Mandara Giri untuk mendapatkan tirta amrta sebagai sumber kehidupan. Perancang bangunan megah ini ialah Ida Bagus Gde Yadnya. Mengusung bentuk Bajra atau Genta sebagai bangunan utama dengan ornamen Bali yang megah. Bangunan ini juga sebagai simbol perjalanan sejarah Bali dari masa ke masa, sejak jaman prasejarah hingga masa kini. Dengan fasilitas penunjang seperti museum, monumen ini menjadi salah satu ikon Provinsi Bali. Kini monumen ini tidak hanya sebagai sarana pembelajaran namun sekaligus sebagai tempat rekreasi untuk berswafoto.  +
Museum Bali dikenal sebagai penanda kebudayaan dan sejarah masyarakat Bali. Eksterior dinding, halaman, dan gerbang dirancang dengan gaya khas puri atau kerajaan di Denpasar. Ada empat paviliun di kompleks museum. Paviliun di tempat ini mewakili berbagai kabupaten di Bali yaitu gedung Karangasem, gedung Tabanan, dan gedung Buleleng. Ide awal untuk mendirikan museum negeri propinsi Bali Denpasar, datang dari seorang yang bernama W.F.J Kroon.  +
Namanya Antonio Blanco, seorang pemuda berdarah Spanyol yang lahir pada 15 September 1911 di Manila, Filipina. Blanco dengan kecintaannya terhadap bidang seni, khususnya seni lukis, membuat Blanco berkelana keliling dunia untuk belajar lebih banyak tentang seni. Hingga suatu ketika ia mendarat dan mengakhiri perjalanan panjangnya di Bali pada tahun 1952 hingga akhir hayatnya pada tahun 1999. Disanalah awal mula cerita megahnya Museum Blanco hingga saat ini.  +
Samsara adalah salah satu kepercayaan umat Hindu, khususnya di Pulau Dewata. Tentang tahapan kehidupan yang ditandai dengan berbagai upacara dan ritual adat yang mengarah pada keyakinan akan tugas hidup sebagai manusia dalam kelahiran yang berulang-ulang hingga kesempurnaan. Museum Samsara adalah museum hidup. Sebuah ruang yang hangat dan terbuka yang akan memandu setiap pengunjung untuk menikmati dan mengalami keindahan, kekayaan dan merayakan nilai-nilai budaya yang diwarisi dari nenek moyang kita dan menyajikannya melalui cinta dan kegembiraan. Terletak di desa Jungutan kabupaten Karangasem di Bali, di area seluas dua hektar alam yang hijau dan menenangkan. Energi alam semesta melimpah, sehingga banyak pelajaran yang bisa dipetik dan diingat. Pengunjung yang datang ke sini akan mendapatkan pengalaman dan pengetahuan berharga tentang berbagai ritual dalam siklus kehidupan orang Bali. Ada pengenalan berbagai upacara beserta alat dan aksesoris pendukungnya serta makna dibalik setiap simbol yang ada. Alur pengalaman dalam perjalanan di Museum Samsara juga akan mengajak Anda untuk belajar dan membuat beberapa alat upacara, arak, anyaman bambu dan banyak pengalaman menyenangkan lainnya hanya dalam cara hidup orang Bali. Anda juga dapat mengamati berbagai tanaman tropis di sekitarnya. Yang tidak ketinggalan adalah pengalaman berada di dapur museum dan menyiapkan makanan tradisional yang akan disajikan saat perayaan ritual, termasuk 'megibung', pesta keluarga di bawah satu piring yang disajikan dan disantap bersama dengan suasana kebersamaan yang hangat. Semua pengalaman dalam perjalanan Museum Samsara paling baik dialami di lapangan depan yang luas yang menyediakan ruang interaksi antar pengunjung. Seiring dengan kenangan indah suasana museum yang bisa dibawa pulang bersama dengan kerajinan seni yang unik. Mari jadikan diri kita sebagai bagian dari langkah untuk menegakkan dan melestarikan nilai-nilai warisan leluhur kita, sebagai pedoman untuk kebaikan kehidupan kita sekarang dan sesudahnya.  
Kembali lagi memberi refrensi tentang permuseuman di Bali, kini akan membahas sekilas tentang Museum Le Mayeur. Museum yang memiliki keunikan tersendiri karena lebih bercita rasa rumah tempat tinggal namun menyimpan hasil seni yang indah. Museum ini sebenernya tempat tinggal dari pelukis yang bernama Adrien Jaen Le Mayure. Siapa dia? Le Mayeur adalah pelukis yang berasal dari Bruxelles Belgia yang datang ke Bali pada tahun 1932. Beragam lukisan mulai dari kehidupan sang istri Ni Pollok hingga keindahan alam Sanur terekam dalam lukisan. Lukisan tertua di Museum Le Mayeur tercatat pada tahun 1921 dan termuda adalah satu tahun sebelum Le Mayeur meninggal yakni 1957. Jumlah lukisannya semasa hidup tercatat sebanyak 88 buah. Di museum ini tersebut terdapat 6 ruangan yang diantaranya ruang studio tempat melukis, ruang untuk tamu yang ingin melihat lukisan, ruang untuk berkumpul keluarga, ruang untuk tempat istirahat (kamar tidur), ruang untuk Ni Polok merias diri beserta kamar mandi, ruang untuk menyiapkan sesajian dan menyimpan alat – alat upacara. Selain hal tersebut, museum ini terletak di pinggir pantai Sanur Denpasar. Dari pantai ini kita dapat menikmati matahari terbit dan hiruk pikuk orang-orang yang akan menyebrang dari pulau Bali ke Nusa Penida atau Nusa Lembongan. Pantai dengan pasir putih ini akan cukup mudah ditemukan lokasinya sehingga alasan untuk tidak mampir ke museum jelas tidak ada salahnya. Museum Le Mayeur buka setiap hari kecuali Jumat, pukul 08.30 sampai 12.30 WITA, dan hari libur resmi tutup. Jadi silahkan berkunjung ke museum sambil menikmati pemandangan pantai Sanur.  +
Dari Lonely Planet: Seniman Adrien-Jean Le Mayeur de Merpres (1880–1958) tiba di Bali pada tahun 1932, dan menikah dengan penari Legong cantik Ni Polok. Tiga tahun kemudian, ketika Ni Polok baru berusia 15 tahun. Mereka tinggal di kompleks ini, ketika Sanur masih menjadi nelayan yang tenang. Setelah kematian sang seniman, Ni Polok tinggal di rumah itu sampai ia meninggal pada tahun 1985. Meskipun ada keamanan (beberapa lukisan Le Mayeur terjual seharga US$150.000) dan masalah konservasi, hampir 90 lukisan Le Mayeur dipajang. Rumah ini merupakan contoh menarik dari arsitektur bergaya Bali – perhatikan jendela-jendela berukir indah yang menceritakan kisah Rama dan Sita dari Ramayana. Museum ini memiliki interior serat tenun Bali yang naturalistik. Beberapa karya awal Le Mayeur adalah lukisan impresionis dari perjalanannya di Afrika, India, Mediterania, dan Pasifik Selatan. Lukisan dari periode awal di Bali adalah penggambaran romantis kehidupan sehari-hari dan wanita cantik Bali – sering Ni Polok. Karya-karya dari tahun 1950-an dalam kondisi yang jauh lebih baik, menampilkan warna-warna cerah yang kemudian menjadi populer di kalangan seniman muda Bali. Carilah foto-foto timbul hitam putih Ni Polok  +
Bagi penikmat seni lukis dan sedang berkunjung ke Bali. Tak ada salahnya mencoba mengunjungi galeri-galeri dan museum yang dapat memanjakan mata. Museum ini salah satu rekomendasi yang harus masuk daftar kunjunganmu, yakni Museum Lukisan Sidik Jari Ngurah Gede Pemecutan. Museum Lusikan Sidik Jari ini didirikan pada tahun 1993. Tokoh yang menggagas, sekaligus pemilik dari museum ini adalah Gede Ngurah Rai Pemecutan. Mengapa bernama Museum Sidik Jari? Karena lukisan yang ditampilkan menggunakaj metode lukis dengan cap jari. Inilah keunikan dari museum ini yang tidak ditemukan dari museum lainnya. Dan hal yang unik lainnya, teknik ini didapat secara tidak sengaja ketika pelukis ingin menyelesaikan lukisan yang dibuatnya. Metode lukis dengan sidik jari ialah mengolesi jari tangan dengan berbagai macam cat lukis sesuai imajinasi pelukis. Dan menjadi otentik karena terdapat sidik jadi pelukis langsung pada lukisan hasil karyanya. Di museum ini terdapat 666 koleksi lukisan dari Gede Ngurah Rai Pemecutan. Bahkan pernah mendapat penghargaan dan apresiasi dari MURI Sebagai pelopor teknik melukis dengan sidik jari dan kolektor terbanyak lukisan sidik jari. Menjadi penasaran? Silahkan kunjungi museum ini yang masih di kawasan Kota Denpasar, dan waktu buka museum dari Senin-Sabtu dari jam 08.00-16.00 WITA. Mungkin kamu akan terinspirasi untuk membuat lukisan sidik jarimu sendiri. Jadi tak ada salahnya mengunjungi museum ini.  +
Museum Subak adalah salah satu museum negri di Tabanan, Bali. Museum dengan ciri khas pertanian ini diresmikan pada tahun 1981 oleh Gubernur Bali saat itu Prof. Ida Bagus Mantra. Mengapa subak? Subak sebagai salah satu warisan budaya bangsa terkait metode sistem irigasi air yang telah ada di Bali sejak zaman bali kuno abad ke-11 masehi. Metode irigasi tersebut memiliki konsep “tri hita karana”, cara hidup selaras antara Tuhan, manusia, dan alam. Jika kamu ingin mengetahui sejarah, budaya, dan keunikan pertanian masyarakat Bali, tempat ini sangat wajib untuk dikunjungi. Di museum ini memuat tentang peralatan bertani, teknologi dan budaya serta ritual masyarakat petani Bali, dan miniatur subak dan rumah khas Bali. Jadi, ayo berkunjung ke Museum Subak Bali.  +
N
Saya sebagai generasi milenial bersedia akan membangun Desa melalui BASAbali Wikithon Partisipasi Publik: Ngwangun Desa. Mari kita lihat apa saja yang ada di Desa saya ini. Teman-teman apakah kalian tahu Desa Seni? Jika tahu, inilah Desa saya Desa Mas, yang terletak di Kecamatam Ubud, Kabupaten Gianyar. Di Desa saya ini memiliki tempat program penukaran sampah plastik menjadi uang tunai maupun beras. Program ini sangat bagus sekali untuk membangun keasrian Desa dan membantu masyarakat desa. Begitulah sekiranya teman-teman, saya sendiri berharap kepada pemerintah. Semoga pemerintah membantu atau mensuport program yang seperti ini berjalan dan berkelanjutan dengan memberikan bantuan berupa dana anggaran operasional. Semoga melalui video ini dapat menghibur teman-teman sekalian. Jika ada salah kata mohon di maafkan. (Kelungkung Semarapura, Kirang langkung nunas ampura). Terima kasih, basabaliwiki.org (@wikibasabali), pasikian yowana Bali dan Mamed Wedanta.  +
Saya sebagai generasi milenial bersedia akan membangun Desa melalui BASAbali Wikithon Partisipasi Publik: Ngwangun Desa. Mari kita lihat apa saja yang ada di Desa saya ini. Om Swastiastu, Hallo sahabat budaya, perkenalkan saya Ketut Wahyu Tamaja, mari berkunjung ke desa saya yakni di Desa Giri Emas. Desa Giri Emas berada di Kecamatan Sawan, Kabupaten Buleleng. Di Desa ini banyak tempat wisata kebudayaan yang bisa kita kunjungi, salah satunya Pura Gung Sekar dan Segara Giri Emas. Nah, apakah kalian tahu tempat yang saya kunjungi ini? Mari kita saksikan bersama video saya berkunjung ke salah satu tempat wisata yang bagus ini. Selain itu, banyak juga tempat-tempat wisata yang belum dibangun oleh pemerintah. Menurut saya pribadi berharap agar pemerintah senantiasa membantu kami menbangun tempat-tempat wisata baru yang di dukung juga oleh masyarakat sekitar. Nah gimana kawan? Apakah kalian masih ragu berkunjung ke Desa Giri Emas? Ayo enggak usah ragu, saya tunggu kedatangan kalian di Desa saya ini, Desa Giri Emas. Yuk berkunjung ke Desa Giri Emas. Om Santih Santih Santih Om  +
Masyarakat Desa Ngis, Kecamatan Manggis, Karangasem tengah fokus mengembangkan desanya menjadi desa wisata. Hampir 65 persen lahan di desa ditanami kakao.  +
Om Swastyastu, Melalui video ini, saya ingin menceritakan potensi dan problematika di desa saya, yaitu di Padang Savana, Desa Tianyar. Padang Savana ini berlokasi di desa Tianyar, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem. Perjalanan yang ditempuh dari Kota Denpasar menuju tempat ini sekitar 2-3 jam. Tetapi, jalan kecil menuju padang savana ini masih berkerikil. Hati-hati saja ya. Harapan saya, semoga jalan ini bisa diperbaiki oleh pemerintah. Di destinasi wisata ini, pengunjung akan melihat tempat yang sangat lapang, dan bisa melihat panorama Gunung Agung dari jarak yang sangat dekat. Tetapi jika anda datang di musim kemarau atau siang hari, maka hawanya akan sangat panas. Rumput-rumput pun berubah kecoklatan layaknya savana. Di sini anda bisa melakukan berbagai aktivitas, seperti piknik, swafoto, atau minum kopi di warung lokal. Sebelum dikenal sebagai destinasi wisata, tempat ini adalah lokasi penambangan pasir. Hingga sekarang, wilayah savana ini mulai terkikis karena penambangan pasir masih berlanjut. Lahannya tidak rata lagi, dikeruk hingga berwujud seperti di video. Hal ini kemudian menjadi problematika. Pemilik lahan pun memiliki tujuan ekonomis dalam hal ini. Dan itu memang bukan sebuah kesalahan. Tidak ada hak untuk melarang hal itu. Apalagi mengetahui bahwa itu adalah lahan pribadi. Namun, hal ini layak untuk dipikirkan bersama. Apakah memang harus begini? Jika lama-kelamaan savana ini habis, maka potensi ekonomi wisata berbasis komunitas tidak bisa berjalan dan hilang. Hanya pemilik lahan yang mendapatkan manfaat. Menurut hemat saya, mari kita pikirkan solusinya bersama. Agar sama-sama berjalan. Saya mohon kepada pemerintah agar memperhatikan hal ini. Harapan saya agar penambangan ini bisa senantiasa berdampingan dengan potensi yang lainya, seperti pariwisata. Sehingga pariwisata berbasis komunitas di desa Tianyar bisa dikembangkan, dan bermanfaat pada ekonomi desa Tianyar, begitu juga sekitarnya. Terima kasih.  +
Saudara tahu tidak ada sungai di Kota Denpasar? Ini terdapat sungai dari Desa Kesiman, bernama Sungai Bindu. Sungai ini sudah memiliki pihak pengelola dan sudah diresmikan oleh pemerintah setempat. Jika memasuki area sungai ini, saudara tidak dikenakan harga tiket masuk, tetapi ada dana sukarela yang bisa diberikan seikhlasnya. Tempatnya sejuk, asri dan memesona. Tempat ini sebagai tempat anak-anak bermain, berolahraga, budidaya ikan lele dan ada juga tempat untuk berkumpul. Akan tetapi semenjak pandemi Covid-19 yang membuat tempat wisata seperti sungai ini semakin sepi dikunjungi. Terkait kebersihan sungai, beberapa bagian dari tempat ini yang terbengkalai dan media promosi yang masih kurang. Semoga pemerintah dapat membantu kembali pengelolaan di temoat wisata ini misalnya seperti membersihkan tempat dan juga meningkatkan media promosi atau publikasi supaya sungai sebagai tempat wisata ini diketahui oleh masyarakat Bali hingga manca negara. Jika ada waktu, mari bersama-sama bermain ke Sungai Bindu, saudara.  +
Saya Gusti Agung Mirah sebagai generasi milenial bersedia membangun desa dengan BASAbali Wikithon Partisipasi Publik #5 : Membangun Desa. Ayo bersama-sama membangun desa teman-teman. Kalo bukan kita siapa lagi?!  +
Desa Sukawati terletak di Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Di sini terdapat destinasi wisata bernama Jogging Track Sudamala Sukawati. Tempatnya yang asri sangat baik untuk dijadikan tempat berwisata, terlebih lagi letaknya tidak jauh dari ibu kota Denpasar. Akan tetapi masih dijumpai beberapa permasalahan di tempat tersebut yang harus dibenahi.  +
Selama masa pandemi hingga tahun ini, banyak tempat wisata yang biasanya ramai menjadi sepi. Banyak usaha-usaha yang tutup terlihat di sepanjang jalan. Terutama di wilayah KUTA. Kemana perginya mereka? Khususnya para karyawan, banyak yang akhirnya berusaha untuk membuka usaha UMKM di wilayah dekat tempat tinggal mereka bahkan di rumah mereka sendiri. Banyak program bagus yang ditawarkan oleh pemerintah seperti modal usaha. Sayangnya, karena banyak orang yang membuka usaha yang sama. Tak jarang usaha mereka tidak berjalan dengan baik. Banyak faktor seperti minimnya pengetahuan tentang peluang usaha dan promosi agar masyarakat lokal di wilayah lainnya bisa tau keberadaan usaha tersebut. Harapannya, pemerintah bisa memperhatikan lebih lanjut permasalahan dan solusi terkait permasalahan tersebut. Seperti diberikannya secara berkala edukasi peluang usaha di banjar-banjar terdekat sekaligus promosi usaha mereka pada hari itu.  +
Desa Nongan adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Desa Nongan memiliki jarak yang cukup jauh ke ibu kota Kabupaten. Desa Nongan memiliki batas-batas Desa meliputi: Sebelah Utara (Desa Rendang); Sebelah Timur (Desa Rendang); Sebelah Selatan (Desa Pesaban); dan Sebelah Barat (Desa Bangbang). Desa Nongan memiliki berbagai sumber daya alam yang dapat dikembangkan. Selain hal tersebut, sektor pertanian dan perkebunan di desa Nongan didominasi oleh tanaman Salak Bali, Kelapa, Padi, dan umbi-umbian. Di sektor Industri, masyarakat kebanyakan membuka usaha di bidang Jajanan tradisional, dan Jasa.  +
Pulau Lembongan atau dalam bahasa Bali disebut Nusa Lembongan adalah sebuah pulau kecil terletak di 8°40.906′S 115°27.067′E yang berdekatan dengan Nusa Ceningan dan 2 km di sebelah barat laut Nusa Penida terletak di Selat Badung sebelah tenggara Pulau Bali. Foto ini diambil pada tahun 1984.  +
Nusa Penida merupakan sebuah kawasan di wilayah Kabupaten Klungkung Provinsi Bali yang berbentuk kepulauan, sehingga Kabupaten Klungkung merupakan satu-satunya Kabupaten di Bali yang memiliki wilayah kepulauan. Kepulauan Nusa Penida sendiri secara administratif berada dalam satu kecamatan yang diksebut dengan Kecamatan Nusa Penida. Kepulauan Nusa Penida terdiri dari tiga pulau yang berpenghuni yakni Pulau Nusa Penida, Pulau Lembongan dan Pulau Ceningan. ecamatan Nusa Penida sendiri terdiri dari 16 Desa Dinas dan 48 Desa Adat. Adapun nama-nama desa dinasnya adalah Desa Batununggul, Batukandik, Batumadeg, Bungamekar, Jungutbatu, Klumpu, Kutampi, Kutampi Kaler, Lembongan, Ped, Pejukutan, Sakti, Sekartaji, Suana, Tanglad, dan Kampung Toyapakeh. Objek-objek wisata terkenal diantaranya: Klingking Beach, Broken Beach, Angel Billabong di Desa Bungamekar; Atuh, Diamong Beach, Rumah Pohon di Desa Pejukutan; Crystal bay di Desa Sakti; Devil Tear’s, Jembatan Kuning di Desa Lembongan; Wisata Mangrove di Desa Jungutbatu.  +
Desa Nyuhtebel di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem Bali memiliki asal usul nama desa berkaitan dengan keberadaan hutan kelapa. Hal tersebut tersurat di dalam prasasti Kerajaan Gelgel tentang misi pasukan Kerajaan Gelgel atas perintah Raja Gelgel tahun 1465 M Dalem Batur Enggong Kresna Kepakisan untuk melumpuhkan kekuatan dan mengambil alih kekuasaan De Dukuh Mengku Tenganan karena tidak tunduk kepada kekuasaan Kerajaan Gelgel. Setelah misi tersebut berhasil, hutan kelapa yang sangat lebat di sebelah selatan Desa Tenganan hingga ke tepi pantai diserahkan kepada pasukan perang kerajaan Gelgel dibawah komando Ki Bedolot untuk membangun benteng pertahanan perang, mengawasi antek antek De Dukuh Mengku yang belum tertangkap dan juga melindungi keamanan Kerajaan Gelgel di bagian Timur. Pusat Benteng pertahanan perang inilah yang lambat laun berkembang menjadi desa bernama Desa Nyuhtebel. Nyuh berarti Kelapa, tebel bermakna sangat lebat. Nyuhtebel mengandung makna hamparan hutan kelapa yang sangat lebat. Seiring perjalanan waktun semenjak tahun 1465 hingga masa kini, hamparan hutan kelapa yang sangat lebat mengalami alih fungsi menjadi tegalan dengan tanaman campuran kelapa, pisang, kakao, dan kayu hutan. Ada juga yang diolah menjadi lahan sawah. Memasuki tahun 80-an hingga tahun 90-an, alih fungsi lahan tegalan kelapa meningkat. (https://balebengong.id/sejarah-dan-keunikan-kelapa-di-desa-nyuhtebel/)  +
O
Desa adat Biaung terletak di kecamatan Penebel, kabupaten Tabanan. Sama seperti wilayah lain di Tabanan, Biaung memiliki aset berupa kebun dan sawah yang memberikan hasil panen padi serta hasil tani lain yang melimpah. Tetapi, aset yang paling berharga yang dimiliki oleh desa ini yakni "YOWANA" atau generasi muda. Kreativitas YOWANA salah satunya adalah diselenggarakannya kegiatan olahraga bola voli secara rutin setiap hari. YOWANA juga rutin menggelar pertandingan antar desa yang pada saat bersamaan turut berkontribusi terhadap perekonomian masyarakat desa melalui penjualan tiket dan pembukaan warung di sekitar wantilan. Harapannya pemerintah dapat memberikan bantuan pembinaan dan pembangunan infrastruktur olahraga agar potensi ini dapat lebih dimaksimalkan. Siapa tau, di masa yang akan datang, atlet voli nasional dapat lahir dari desa Biaung.  +
P
Saya sebagai generasi milenial siap untuk membangun melalui Wikithon Partisipasi Publik #5 BASAbali Wiki. Ayo lihat terkait dengan desa saya ini. Ong Swastyastu. Halo Saudara, saya Dewa Ayu Manis bersama teman saya Desak Maharani dan Yuli Setiawati ingin memperkenalkan potensi desa yang ada di Banjar Pemenang, Desa Adat Pemenang, Nyalian, Kecamatan Banjarangkan, Klungkung Bali. Saudara, tau tidak? Sebenarnya di Desa Nyalian ada pengerajin topi capil loh.. yang terbuat dari daun pohon kelapa yang masih muda, yang bernama demela. Cara membuatnya agak ribet, tapi harga topi capil ini sangat murah. Usaha ini telah ada sejak turun temurun di desa tersebut, tidak ada desa lain yang membuatnya. Biar kamu tau, ada masalah yang dirasakan oleh para pengrajin ini, seperti bahan baku yang susah untuk dicari dan promosi topi ini yang masih kurang banyak. Harapan dari para pengrajin adalah agar harga topi capil ini dapat dinaikkan sehingga dapat membantu mengembangkan UMKM di tingkat provinsi dan juga menjadikannya ikon desa. Semoga dari video ini, pemerintah dapat membantu dalam membangun desa terutama dalam membina kelompok kerja yang memiliki banyak potensi. Semoga pemerintah dapat membantu memberikan bantuan finansial atau dana demi menyokong pembangunan Desa seperti promosi agar pemasaran produk ini dapat mencapai ke luar negeri. Ong Santih, Santih, Santih Ong.  +
Pasar Seni Sukawati sudah direnovasi sejak 2019. Sekarang sudah selesai direnovasi khusus Blok A dan B namun belum banyak turis yang datang berbelanja. Di pasar ini banyak menjual baju, kerajinan, dan lain lain. Bagaimana cara memberitahu kepada khalayak ramai, bahwa pasar seni ini sudah bisa dikunjungi turis.  +
Padang Savana ini berlokasi di desa Tianyar, Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem. Lokasi ini dapat ditempuh sekitar 2 hingga 3 jam perjalanan dari Kota Denpasar. Destinasi ini menawarkan suasana hamparan rumput yang luas, dengan latar belakang pemandangan gunung Agung yang terasa begitu dekat. Namun apabilal datang saat musim kemarau, cuaca akan begitu terik dan rumput-rumput mulai berubah warna kecoklatan, bagaikan savanna. Ada berbagai aktivitas yang bisa dilakukan di savana Tianyar, seperti piknik, swafoto, atau menikmati secangkir kopi warung lokal di sekitarnya. Sebelum dikenal sebagai destinasi wisata, tempat ini merupakan area penambangan pasir. Bahkan hingga sekarang, dataran savana mulai tergerus karena aktivitas penambangan yang masih berlanjut.  +
Pancoran Solas Alas Tapa oleh masyarakat Desa Peninjoan diyakini sebagai tempat yang keramat dan disucikan. Pancoran Solas Alas Tapa dibangun dengan sebelas pancoran yang memberi tuah kesejahteraan dan penolakan bala. Pancoran Solas Alas Tapa ini letaknya berada persis dibawah tebing Alas Tapa, di lembah Subak Tabunan. Masing-masing pancoran tersebut dinamai berbeda-beda, dari barat terdapat Tirta Alas Tapa, Tirta Bulan, Tirta Surya, Tirta Julit, Tirta Dedari, Tirta Banyumas, Tirta Barong, Tirta Sudamala, Tirta Tunggang, Tirta Blutbut, Tirta Mampeh.  +
Panglukatan Sapta Gangga Pura Tirta Empul di Desa Adat Timbrah, Kecamatan Karangasem berjarak kurang lebih 8 km dari pusat Kota Amlapura. Untuk menuju ke Pancoran Penglukatan Sapta Gangga Pura Tirta Empul ini, akses jalannya sudah sangat baik, melalui jalan lingkar beton yang melewati lanskap persawahan. Masyarakat dan wisatawan yang berkunjung ataupun melukat dan mandi tidak dikenakan tiket masuk, hanya dana punia atau donasi seiklasnya dengan membawa Banten Pejati atau Canang Sari untuk dihaturkan di Pelinggih Pura dan di Kolam Pancoran. Sebagai tempat suci tentu ada batasan-batasan yang mesti dipatuhi pengunjung seperti larangan memasuki areal Pura dan kolam Pancoran bagi yang sedang Cuntaka dan datang bulan, begitu juga tidak boleh mandi telanjang dan buang sampah sembarangan.  +
Panjer yang terletak di Kecamatan Denpasar Selatan memiliki batas-batas wilayah. Di sebelah utara berbatasan dengan Desa Adat Yang Batu & Tanjung Bungkak, di sebelah timur berbatasan dengan Desa Pekraman Renon, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Pekraman Sidakarya, dan di sebelah barat berbatasan dengan Desa Pekraman Sesetan.  +
Pantai Balian berlokasi di wilayah barat Kabupaten Tabanan, tepatnya di Desa Langlanglinggah, Kecamatan Selemadeg Barat. Dikenal sebagai salah satu tempat berselancar di Bali yang disukai oleh wisatawan asing karena relatif sepi.  +
Pantai Batu Pageh terletak di Desa Ungasan Kecamtan Kuta Selatan. Pantai Batu Pageh merupakan pantai pasir putih yang sangat cocok digunakan untuk kegiatan bersantai karena suasana pantai yang tenang dengan pemandangan pantai yang indah. Dalam pengembanganya, Pantai Batu Pageh dikelola oleh Yayasan Batu Pageh dan Desa Adat. Jarak dari pusat Kabupaten Badung menuju Pantai Batu Pageh sekitar 32.1 km dan memerlukan waktu tempuh kurang lebih 1 jam 24 menit. Sedangkan jarak Pantai Batu Pageh dengan Bandara Internasional Ngurah Rai adalah sekitar 12 km yang dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 30 menit.  +
Lokasi pantai ini berada di selatan pulau Bali. Tepatnya di Desa Pecatu, Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Selain itu, pantai ini berlokasikan dekat dengan Pantai Dreamland, Pantai Padang-Padang, juga Pantai Balangan. Jika berangkat dari Denpasar, perjalanan menuju ke pantai ini membutuhkan waktu sekitar satu jam-an.  +
Pantai Geger Sawangan merupakan salah satu pantai pasir putih yang terdapat di Kabupaten Badung. Pantai ini terletak di Desa Benoa, Kecamatan Kuta Selatan. Atraksi wisata yang dapat dilakukan oleh wisatawan di Pantai Geger Sawangan ini selain berfoto dan menikmati pemandangan keindahan pantai adalah menelusuri pantai dengan menaiki unta. Pantai Geger Sawangan ini dikelola oleh koperasi dengan tetap berkoordinasi dengan Desa Adat dan telah memiliki petugas keamanan untuk memberi kesan aman bagi wisatawan. Jarak dari pusat Kabupaten Badung menuju Pantai Geger Sawangan sekitar 30.1 km dan memerlukan waktu tempuh kurang lebih 1 jam 9 menit. Sedangkan jarak Pantai Geger Sawangan dengan Bandara Internasional Ngurah Rai adalah sekitar 13.2 km yang dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 23 menit.  +
Pantai Kedonganan terletak di Desa Tuban, Kecamtan Kuta Selatan. Pantai ini memiliki karakteristik berupa pantai pasir putih dan terkenal dengan kampung nelayan. Beberapa atraksi wisata yang dapat dilakukan oleh wisatawan selaian menikmati pamanadangan pantai dan menikmati suasaa sunset adalah bersantai di pinggir pantai, berjemur, dan berlayar dengan menyewa jukung (perahu tradisional) nelayan setempat. Selain itu Pantai Kedonganan juga merupakan pantai yang terkenal dengan kuliner lautnya sehingga merupakan tempat favorit bagi wisatawan. Dalam pengembangnnya Pantai Kedonganan dikelola oleh BPKP2K dengan tetap berkoordinasi dengan desa adat setempat. Jarak dari pusat Kabupaten Badung menuju Pantai Kedonganan sekitar 21.3 km dan memerlukan waktu tempuh kurang lebih 58 menit. Sedangkan jarak Pantai Kedonganan dengan Bandara Internasional Ngurah Rai adalah sekitar 5 km yang dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 13 menit.  +
Pantai Labuan Sait terletak di Desa Pecatu Kecamatan Kuta Selatan merupakan salah satu pantai pasir putih yang memiliki ombak yang cukup besar sehingga cocok digunakan untuk kegiatan berselancar. Beberapa atraksi wisata yang dapat dilakukan oleh wisatawan selian surfing adalah menelusuri lautan dengan menyewa jukung (perahu tradisional) dari nelayan setempat, memancing,menikmati pemandangan matahari terbenam, serta terdapat beberapa wisatawan yang menggunakan pantai ini sebagi lokasi untuk melaukan preweding. Dalam pengembangannya, pantai ini telah dikelola oleh desa adat setempat. Jarak dari pusat Kabupaten Badung menuju Pantai Labuan Sait sekitar 35.3 km dan memerlukan waktu tempuh kurang lebih 1 jam 31 menit. Sedangkan jarak Pantai Labuan Sait dengan Bandara Internasional Ngurah Rai adalah sekitar 19.1 km yang dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 44 menit.  +
Pantai Mertasari Sanur merupakan salah satu deretan pantai indah yang bisa dikunjung selama pergi ke Sanur. Pantai Mertasari Sanur ini juga banyak mempunyai spot foto favorit lho. Di bagian barat Pantai Mertasari, pengunjung bakal bisa menjumpai spot foto yang fantastis. Di tempat ini, terdapat deretan pohon bakau kering yang akan tampak sangat cantik kalau dijadikan latar belakang foto. Terlebih kalau berfoto di sini saat sore hari.  +
Pantai Nusa Dua adalah pantai pasir putih dan merupakan salah satu spot yang tepat untuk menikamti suasana sunrise di Kabupaten Badung. Pantai Nusa Dua ini terletak di Desa Benoa, Kecamatan Kuta Selatan. Objek wisata ini telah dikelola oleh BTDC sehingga fasilitas-fasilitas pendukung pariwisata di Pantai Nusa Dua ini sudah lengkap dan sudah dapat memenuhi keutuhan wisatawan. Jarak dari pusat Kabupaten Badung menuju Pantai Nusa Dua sekitar 29.3 km dan memerlukan waktu tempuh kurang lebih 1 jam 9 menit. Sedangkan jarak Pantai Nusa Dua dengan Bandara Internasional Ngurah Rai adalah sekitar 12 km yang dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 30 menit. Fasilitas akomodasi yang terletak di sekitar Pantai Nusa Dua khususnya yang terletak di Desa Benoa terdiri dari 41 hotel berbintang, 5 hotel melati, dan 134 pondok wisata. Fasilitas makanan dan minuman berupa restaran dan rumah makan masing-masing berjumlah 5 dan 25 buah.  +
Pantai Nyang-Nyang terletak di Desa Pecatu Kecamatan Kuta Selatan. Beberapa atraksi wisata yang dapat dilakukan oleh wisatawan diantaranaya adalah berselancar, berjemur, serta bersantai di pinggir pantai. Dalam pengembangan Pantai Nyang-nyang dikelola oleh perorangan namun masih tetap berkoordinasi dengan desa adat setempat. Jarak dari pusat Kabupaten Badung menuju Pantai Nyang-nyang sekitar 34.7 km dan memerlukan waktu tempuh kurang lebih 1 jam 30 menit. Sedangkan jarak Pantai Nyang-nyang dengan Bandara Internasional Ngurah Rai adalah sekitar 19 km yang dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 40 menit.  +
Pantai Padang-Padang terletak di Desa Pecatu Kecamatan Kuta Selatan. Pantai ini memiliki karakteritik berupa pantai pasir putih dan memiliki ombak yang sangat cocok digunakan untuk kegiatan berselancar dan merupakan spot yang bagus digunakan untuk menikati suasana sunset. Dalam pengembangannya pantai Padang-padang telah dikelola oleh perorangan namun tetap berkoordinasi dengan desa adat setempat. Jarak dari pusat Kabupaten Badung menuju Pantai Padang-Padang sekitar 35.3 km dan memerlukan waktu tempuh kurang lebih 1 jam 31 menit. Sedangkan jarak Pantai Padang-Padang dengan Bandara Internasional Ngurah Rai adalah sekitar 19.1 km yang dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 43 menit.  +
Pantai Pandawa terletak di Jalan Pantai Pandawa, Desa Kutuh, Kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung, Provinsi Bali 80361. Pantai ini berada di pulau Bali, Indonesia, dan merupakan bagian dari kawasan Kuta Selatan yang terkenal.  +
Objek Wisata Pantai Penimbangan di Singaraja Buleleng Bali merupakan tempat rekreasi penduduk lokal terutama muda-mudi yang ingin bersantai, merasakan segarnya angin laut dan deburan ombak, sambil menikmati hidangan di warung-warung tepi pantai, mereka menyajikan aneka makanan lokal seperti ketupat, blayag, jagung bakar, roti bakar dan juga aneka minuman.  +
Pantai Samuh adalah salah satu pantai pasir putih yang terletak di Desa Benoa, Kecamatan Kuta Selatan. Pantai Samuh merupakan salah satu spot snorkling dan diving di Bali, salain itu wisatawan juga dapat menikmati suasana pantai yang indah. Pada Pantai Samuh juga telah tersedia artshop dan restoran. Jarak dari pusat Kabupaten Badung menuju Pantai Samuh sekitar 28.4 km dan memerlukan waktu tempuh kurang lebih 1 jam 6 menit. Sedangkan jarak Pantai Samuh dengan Bandara Internasional Ngurah Rai adalah sekitar 12.2 km yang dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 22 menit.  +
Sanur merupakan salah satu ikon pariwisata Bali yang sudah terkenal. Menetapnya pelukis Belgia bernama Adrien-Jean Lemayur de Merpres di Sanur merupakan sejarah perkembangan kawasan pesisir Sanur. Seiring perkembangan pariwisata yang semakin meningkat, pada tahun 1957 dibangunlah hotel pertama di Desa Sanur dengan nama Hotel Sindhu Beach, disusul pembangunan Hotel Bali Beach yang mulai beroparasi pada tahun 1966. Meskipun wisata bahari belum dikenal saat itu, di Sanur sudah terbentuk suatu proyek pengembangan Sanur yang disebut Beach Market pada tahun 1971. Beach Market tersebut menyajikan jasa pelayaran dengan jukung yaitu perahu-perahu tradisional, pameran patung-patung, lukisan, pertunjukan tari-tarian dan pengelolaan kafe dan restoran.  +
Pantai Seseh terletak di Desa Munggu Kecamatan Mengwi merupakan salah satu pantai pasir hitam yang terdapat di Kabupaten Badung. Berbagai atraksi wisata yang dapat dilakukan oleh wisatawan selain menikamti pemandangan pantai dan menikmatai sunset adalah bersantai di pinggir pantai dan juga berselancar. Pantai Seseh merupakan salah satu pantai yang digunakan untuk kegiatan keagamanan oleh masyarakat Hindu di Kecamatan Mengwi, sehingga para wisatawan juga dapat menyaksikan kebudayan dan kegiatan keagamaan yang dilakukan oleh masyarakat. Jarak dari pusat Kabupaten Badung menuju Pantai Seseh sekitar 12.5 km dan memerlukan waktu tempuh kurang 28 menit. Sedangkan jarak Pantai Seseh dengan Bandara Internasional Ngurah Rai adalah sekitar 23.4 km yang dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 59 menit.  +
Pantai Suluban berlokasi di Desa Pecatu Kecamatan Kuta Selatan. Pantai Suluban ini memiliki karakteristik berupa pasir putih. Di kawasan Pantai Suluban atau lebih tepatnya di Desa Pecatu terdapat 12 buah hotel berbintang, 4 hotel melati, dan 138 pondok wisata. Sedangkan fasilitas makan dan minum seperti restoran berjumlah 11 buah dan 3 buah rumah makan.  +
Pantai Tanjung Benoa terletak di Kelurahan Tanjung Benoa, Kecamatan Kuta Selatan. Berbagai atraksi wisata yang dapat dilakukan di Pantai Tanjung Benoa adalah berbagai jenis water sport seperti paraseling, snorkling, sewalker, bananaboat, flying bord, roling donut, flying fish, waker boarding, waterski, jetski, scuba diving, berenang dan berjemur. Selain memiliki atraksi wisata yang banyak Pantai Tanjung Benoa juga memiliki keindahan pantai pasir putih dan pantai yang bersih, wisatawan juga dapat menikmati pamandangan matahari terbit dari pinggir pantai. Dalam pengembangannya sebagai destinasi wisata Pantai Tanjung Benoa dikelola oleh perusahan hotel, restoran, dan water sport di sekitar Tanjung Benoa dengan tetap berkoordinasi dengan desa adat setempat. Jarak dari pusat Kabupaten Badung menuju Pantai Tanjung Benoa sekitar 31.3 km dan memerlukan waktu tempuh kurang lebih 1 jam 14 menit. Sedangkan jarak Pantai Tanjung Benoa dengan Bandara Internasional Ngurah Rai adalah sekitar 14.6 km yang dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 28 menit.  +
Pantai Tegal Wangi berada di Jl Tegal Wangi, Jimbaran, Kuta Selatan, Badung, Bali. Wisatawan harus melewati jalan setapak yang terjal dan menurun untuk bisa sampai sisir pantai.  +
Pasar Badung termasuk pasar tradisional di Bali. Pasar ini juga termasuk pasar terbesar di Bali. Aktivitas pasar terus berjalan selama 24 jam dalam sehari, 7 hari dalam seminggu tanpa henti. Pasar ini berlokasi di Jl. Sulawesi No. 1, Dangin Puri Kangin, Dauh Puri Kangin, Kota Denpasar, Bali - Indonesia. Pasar Badung yang letaknya di Kawasan Pusaka Jl.Gajah Mada, merupakan kawasan pusat kota Denpasar sejak jaman kerajaan Jambe Ksatrya. Secara kosmologi sebuah kota, Pasar Badung memiliki peran penting dalam struktur ruang Kota Denpasar. Pasar Badung merupakan bagian dari konsep Catuspatha Kota Denpasar. Catuspatha diartikansebagai simpang empat (crossroads) yang disepadankan dengan pempatan agung yang memiliki nilai dan makna sakral dalam tradisi Bali. Catuspatha memiliki empat unsur yaitu: 1) Puri/keraton sebagai pusat pemerintahan, 2) Pasar tradisional sebagai pusat perekonomian; 3) Wantilan sebagai pusat budaya; 4) Alun-alun/ruang publik/RTH sebagai rekreasi. Catuspatha kota Denpasar berpusat di Patung Caturmuka di Jl. Gajah Mada, yang berjarak kurang lebih 400 meter sebelah timur Pasar Badung.  +
Pasar Seni Sukawati yang berada di Desa Sukawati Kabupaten Gianyar. Pasar ini menjadi tempat berjualan aneka produk kerajinan tangan khas pulau Bali.  +
Patung Bayi yang duduk bersila di simpang tiga Jalan Raya Sakah, Desa Batuan Kaler, Kecamatan Sukawati, Gianyar. Patung yang sebagai simbolis Sang Hyang Siwa Budha itu ternyata disebut Sang Hyang Brahma Lelare. Ide untuk membangun patung itu berawal dari niat mantan Bupati Gianyar Cokorda Darana pada tahun 1989. Patung Brahma Lerare mengingatkan Kabupaten Gianyar sebagai daerah seni bahwa karya cipta seni diawali dengan karya cipta murni, mulai dari kecil kemudian besar dan berkembang.  +
Patung Catur Muka ini berdiri di perempatan jalan di pusat Kota Denpasar. Patung ini dibuat oleh Gusti Nyoman Lempad seorang seniman terkenal dan melegenda di Bali. Patung ini dibuat untuk penyebaran nilai-nilai filosofis dan konsepsi kepemimpinan, bukan untuk ritual pemujaan. Semula ditegaskan bahwa patung ini bernama Patung Empat Muka, sekarang lebih popular disebut Patung Catur Muka. Catur Muka berwajah empat Muka yang berdiri di atas bunga Teratai/Padma menghadap ke empat penjuru mata angin.  +
Berlokasi di perempatan jalan penghubung Tanjung Bungkak, Renon, dan Sanur. Patung ini selesai pada tanggal 20 November 1987. Penggambaran Letnan Ida Bagus Putu Djapa sebagai salah satu pahlawan Bali yang gugur sebagai kusuma bangsa. Dengan mengacungkan pistol ke arah atas dan memengang sebuah pedang yang mengangtung di pinggang sebagai bentuk komando rakyat untuk terus berjuang pantang menyerah.  +
Berlokasi di perempatan Ubung Denpasar sebagai salah satu titik jalan yang ramai. Patung yang terbuat dari perunggu ini selesai pada tanggal 4 Agustus 1994 ini menggambarkan sosok pahlawan I Gusti Bagus Sugianyar saat mempertahankan kedaulatan negara.  +
Berlokasi di perempatan Jalan Nangka dan Jalan Gatot Subroto. Patung ini dirancang oleh Nyoman Elim Mustapa dan selesai pada tanggal 31 Desember 1993. Mengambarkan sosok Tjok Agung Tresna sebagai salah satu pahlawan Bali saat memperjuangkan dan mempertahankan kemerdekaran Indonesia.  +
Patung yang terletak di sisi barat jembatan Tukad Bubuh, Banjarangkan Klungkung. Patung ini dirancang oleh seniman I Wayan Bawa pada tahun 1988. Mengandung makna untuk memacu warga Klungkung yang memiliki wilayah kecil namun harus memanfaatkan sumber daya dengan cerdas bagai pelanduk agar mampu bersaing dengan kemajuan daerah lain yang lebih besar. Patung ini sesungguhnya memanfaatkan dinding tebing yang sebenarnya menjadi tumpuan jembatan gantung Tukad Bubuh Klungkung.  +
Monumen Puputan Badung berlokasi di sebuah tanah lapang di pusat Kota Denpasar. Di sini juga menjadi lokasi tapal batas kota yang bertanda nol kilometer Denpasar. Patung ini dibangun pada 20 September 1979 dengan desain rancangan hasil sayembara yang diadakan oleh pemerintah pada masa itu. Patung ini menggabarkan figur seorang wanita, laki-laki, dan anak-anak yang sedang menghunuskan keris dan tombak sebagai simbol heroisme dalam perang Puputan Badung 1906. Monumen ini menjadi perhormatan sekaligus peringatan kepada rakyat Bali yang berperang habis-habisan (puputan) hingga titik darah terakhir melawan para penjajah.  +
Patung Satria Gatot Kaca terletak di antara Jalan Raya Tuban dan Jalan Raya Airport Ngurah Rai. Gatot Kaca merupakan salah satu tokoh pewayangan yang terkenal ksatria, gagah dan pemberani. Gatot Kaca merupakan anak dari Bimasena salah seorang dari Pandawa Lima. Gatot Kaca dikenal sebagai seorang ksatria yang sakti mandraguna dan ahli terbang untuk memberikan perlindungan kepada seganap rakyat di Kerajaan Pendawa. Gatot Kaca ialah personifikasi pahlawan tanpa tanding yang rela mengorbankan jiwa raganya demi menumpas kejahatan dan ketidakadilan. Patung Satria Gatot Kaca didirikan pada tahun 1993 dalam rangka usaha terus memperindah kawasan sekitar Bandar Udara Ngurah Rai.  +
Sejarah Desa Ped tergolong sangat unik. Dalam penulisan sejarah Desa Ped ini, penulis hanya menggunakan sumber lisan, artefak dan selebihnya dari berbagai media. Hal ini disebabkan karena penulis tidak menemukan sumber tertulis yang bisa dijadikan sumber. Artefak yang dimaksud di sini adalah adanya tiga buah tapel yang sekarang di’linggih’kan di Pura Dalem Ped. Seperti uraian di atas, dengan adanya tiga buah tapel ini melahirkan sebuah nama “Ped”, yang pada awalnya dari kesaktian tiga buah tapel yang sangat populer ke pelosok Bali pada saat itu dan sampai didengar oleh seorang Pedanda yaitu Ida Pedanda Abiansemal, sehingga Ida Pedanda Abiansemal bersama pepatih dan pengikutnya secara beriringan (mapeed) datang ke Nusa dengan maksud menyaksikan langsung kebenaran informasi atas keberadaan tiga tapel yang sakti di Pura Dalem Nusa. Dulu bernama Pura Dalem Nusa tetapi sudah ada pergantian nama setelah Ida Pedanda Abiansemal beriringan (mapeed) ke Pura Dalem Nusa kemudian digantikan oleh seorang tokoh Puri Klungkung pada zaman I Dewa Agung menjadi Pura Dalem Ped. Informasi tentang keberadaan Pura Dalem Ped atau Pura Penataran Ped pada awalnya masih sangat simpang siur. Hal ini disebabkan karena dalam penggalian sumber untuk mencari informasi tentang keberadaan pura ini, sumber-sumber yang ada sangat minim. Dengan demikian hal ini memicu timbulnya perdebatan yang cukup lama di antara beberapa tokoh-tokoh spiritual. Perdebatan yang timbul yakni mengenai nama pura. Kelompok Puri Klungkung, Puri Gelgel dan Mangku Rumodja Mangku Lingsir, menyebutkan pura itu bernama Pura Pentaran Ped. Yang lainnya, khususnya para balian di Bali, menyebut Pura Dalem Ped. Menurut Dewa Ketut Soma seorang penekun spiritual dan penulis buku asal Desa Satra, Klungkung, dalam tulisannya berjudul “Selayang Pandang Pura Ped” berpendapat, kedua sebutan dari dua versi yang berbeda itu benar adanya. Menurutnya, yang dimaksudkan adalah Pura Dalem Penataran Ped, Jadi, satu pihak menonjolkan “penataran”-nya, satu pihak lainnya lebih menonjolkan “dalem”-nya. Kembali pada tiga buah tapel. Saking saktinya, tapel-tapel itu bahkan mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit, baik yang diderita manusia maupun tumbuh-tumbuhan. Sebelumnya, Ida Pedanda Abiansemal kehilangan ‘ tiga buah tapel. Begitu menyaksikan tiga tapel yang ada di Pura Dalem Nusa itu, ternyata tapel tersebut adalah miliknya yang hilang dari kediamannya. Namun, Ida Pedanda tidak mengambil kembali tapel-tapel itu dengan catatan warga Nusa menjaga dengan baik dan secara terus-menerus melakukan upacara-upacara sebagaimana mestinya. Kesaktian tiga tapel itu bukan saja masuk ke telinga Ida Pedanda, tetapi ke seluruh pelosok Bali, termasuk pada waktu itu warga Subak Sampalan yang saat itu menghadapi serangan hama tanaman seperti tikus, walang sangit dan lainnya. Ketika mendengar kesaktian tiga tapel itu, seorang klian subak diutus untuk menyaksikan tapel tersebut di Pura Dalem Nusa. Sesampainya di sana, klian subak memohon anugerah agar Subak Sampalan terhindar dari berbagai penyakit yang menyerang tanaman mereka, Permohonan itu terkabul. Tak lama berselang, penyakit tanaman itu pergi jauh dari Subak Sampalan. Hasil panenpun menjadi berlimpah. Kemudian warga menggelar upacara mapeed. Langkah itu diikuti subak-subak lain di sekitar Sampalan. Kabar tentang pelaksanaan upacara mapeed itu terdengar hingga seluruh pelosok Nusa. Sejak saat itulah I Dewa Agung Klungkung mengganti nama Pura Dalem Nusa dengan Pura Dalem Peed (Ped). Meski pun ada kata “dalem”, namun bukan berarti pura tersebut mempakan bagian dari Tri Kahyangan. Yang dimaksudkan “dalem” di sini adalah merujuk sebutan raja yang berkuasa di Nusa Penida pada zaman itu. Dalem atau raja dimaksud adalah penguasa sakti Ratu Gede Nusa atau Ratu Gede Mecaling. Ada lima lokasi pura yang bersatu pada areal Pura Penataran Agung Ped. Persembahyangan pertama yakni Pura Segara, sebagai tempat berstananya Bhatara Baruna, yang terletak pada bagian paling utara dekat dengan bibir pantai lautan Selat Nusa. Persembahyangan kedua yakni Pura Taman yang terletak di sebelah selatan Pura Segara dengan kolam mengitari pelinggih yang ada di dalamnya yang berfungsi sebagai tempat penyucian. Kemudian persembahyangan ketiga yakni ke baratnya lagi, ada pura utama yakni Penataran Ratu Gede Mecaling sebagai simbol kesaktian penguasa Nusa pada zamannya. Persembahyangan terakhir yakni di sebelah timurnya ada Ratu Mas. Terakhir di jaba tengah ada Bale Agung yang merupakan linggih Bhatara-bhatara pada waktu ngusaba. Masing-masing pura dilengkapi pelinggih, bale perantenan dan bangunan-bangunan lain sesuai fungsi pura masing-masing. Selain itu, di posisi jaba ada sebuah wantilan yang sudah berbentuk bangunan balai banjar model daerah Badung yang biasa dipergunakan untuk pertunjukan kesenian. Seluruh bangunan yang ada di Pura Penataran Agung Ped sudah mengalami perbaikan atau pemugaran, kecuali benda-benda yang dikeramatkan. Contohnya, dua area yakni Area Ratu Gede Mecaling yang ada di Pura Ratu Gede dan Area Ratu Mas yang ada di Pelebaan Ratu Mas. Kedua area itu tidak ada yang berani menyentuhnya. Begitu juga bangunan-bangunan keramat lainnya. Kalaupun ada upaya untuk memperbaiki, hal itu dilakukan dengan membuat bangunan serupa di sebelah bangunan yang dikeramatkan tersebut.  
Wilayah Kelurahan Pedungan yang sekarang ini dahulu merupakan daerah perbatasan (tepi siring) dari Kerajaan Badung dengan Daerah Kekuasaan Kerajaan Mengwi di sebelah selatan. Pedungan berasal dari kata "duung" berarti senjata. Mendapatkan awalan pe- dan akhiran -an sehingga menjadi Pedungan yang berarti tempat pengadaan dan penyimpanan perlengkapan senjata.  +
Membicarakan tentang sejarah Peguyangan Kangin, hal lain tak akan lepas dan daerah Peguyangan secara keseluruhan, karena Peguyangan Kangin adalah merupakan bagian pecahan dari Peguyangan induk (Kelurahan Peguyangan sekarang) namun sejarah terbentuknya Desa Peguyangan Kangin, Desa Peguyangan Kaja dan Kelurahan Peguyangan adalah amat erat hubungannya. Untuk hal ini kami akan mencoba untuk mengemukakan berdasarkan data baik yang tertulis maupun dan cerita/babad yang kami dapati dan penuturan orang tua sebagai berikut: 1. Prasasti yang ada di Pura Batan Celagi Banjar Belusung Desa Peguyangan Kaja. Di sana ada catatan yang berbunyi “Sam Sat Set Kahyangan” secara umum artinya Pemuka yang memelihara Parhyangan dan para pengemong diharapkan setia untuk memeliharanya. Dari Parhyangan ini diperkirakan timbul nama Peguyangan. 2. Prasasti yang kita jumpai di Pura Batur Bantas. Yang terdiri dan 1 lembar perunggu yang berbahasa Bali Kuno yang telah pernah dibaca oleh Bapak Ketut Ginama seorang yang ahli archeologi dimana lempengan prasasti tersebut hurufnya banyak yang rusak dan diperkirakan prasasti tersebut merupakan lembar yang ke empat dan diperkirakan dibuat pada abad 11. Disana hanya berisikan penghargaan dan pembebasan kepada pengemongnya dan peraturan-peraturan raja, dan tidak ditemui asal nama Peguyangan. 3. Menurut penuturan orang-orang tua yang belum kami temui sumber tertulisnya. Mengatakan bahwa Peguyangan itu berasal dan kata Maguyang (makipu). Dimana waktu itu raja Panji Sakti menaiki kuda (asti) dari Denpasar/Badung menuju utara. Mengwi. Dimana setelah sampai di daerah perbatasan dengan kerajaan Mengwi, menemui daerah becek kuda beliau lalu makipu atau meguyang. Hingga daerah tersebut, daerah Pakipuan atau daerah Paguyangan lama kelamaan menjadi Peguyangan. 4. Peguyangan dalam kerajaan Bali Kuno. Penemuan berupa candi-candi kecil yang kita jumpai di Pura Desa Peguyangan yang disebut “Pacung Gumi” atau “Cakra Wiwa” yang dibuat oleh Kebo Iwa yang kira-kira berarti “Kekuatan daerah atau cakra yang artinya memutar (menguasai) daerah atau yang memegang tampuk pemerintahan di daerah ini. Candi Kecil dan prasasti yang ada berasal dan pemerintahan Sri Jayapangus ±1170 Masehi. Melihat dari hal tersebut dapatlah disimpulkan bahwa pada jaman itu sudah ada pemerintahan kecil di Peguyangan ini. 5. Peguyangan Pada Jaman Penjajahan Belanda. Mengenai pemerintahan raja kecil yang berkuasa di Peguyangan yang berada dibawah kerajaan Badung tidak banyak kami ketahui karena belum diketemukan data-data yang otentik/pasti. Pada tahun 1906 setelah Belanda menginjakkan kakinya di Badung, Raja Badung menyambut dengan senjata (perang). Dalam peperangan ini juga rakyat serta raja Peguyangan yang merupakan bagian kerajaan Badung turut mempertahankan hingga darah penghabisan. Setelahnya Badung kalah maka daerah ini juga menjadi jajahan Belanda.  
Desa Pejukutan adalah salah satu dari 16 (enam belas) desa yang ada di Kecamatan Nusa Penida, Kabupaten Klungkung, Desa ini termasuk kawasan perbukitan.  +
Pelestarian Penyu Deluang Sari terletak di Kelurahan Tanjung Benoa Kecamatan Kuta Selatan merupakan salah satu tempat penangkaran serta konservasi penyu di Pulau Bali. Beberapa kegiatan yang dapat dilakukan oleh wisatawan di lokasi wisata diantaranya adalah menyaksikan proses penangkaran penyu, berfoto bersama penyu, dan menyaksikan pertunjukan tari yang ditampilkan oleh masyarakat setempat. Untuk mencapai lokasi penangkaran penyu tersebut, apabila dalam kondisi laut pasang maka wisatawan dapat mencapai lokasi dengan menggunkan perahu dengan waktu tempuh sekitar 15 menit, sedangkan apabila laut dalam kondisi surut wisatawan dapat mencapai lokasi wisata dengan berjalan kaki. Dalam pengembangannya pengelolaan penyu dikelola oleh kelompok nelayan Deluang Sari. Jarak dari pusat Kabupaten Badung menuju Pelestarian Penyu Deluang Sari sekitar 32 km dan memerlukan waktu tempuh kurang lebih 1 jam 30 menit. Sedangkan jarak Pelestarian Penyu Deluang Sari dengan Bandara Internasional Ngurah Rai adalah sekitar 13 km yang dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 25 menit. Alamat: Tj. Benoa, Kec. Kuta Sel., Kabupaten Badung, Bali  +
Peliatan merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Ubud, Kabupaten Gianyar. Desa ini dilihat dari kata “peliatan” memang layak memakai logo atau lambang yang ada mata manusianya, karena barangkali berhubungan dengan terkenalnya desa ini sebagai tenpat untuk menyaksikan /”melihat” berbagai pementasan seni budaya. Peliatan mempunyai potensi seni tari, khususnya legong. Peliatan juga terletak di kawasan utama pariwisata Ubud.  +
Pempatan merupakan sebuah desa yang terletak di kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem.  +
Makna kata dari desa 'Penelokan' sendiri adalah tempat untuk dilihat, jadi sangat tepat seperti namanya desa Penelokan menjadi tempat yang cocok dan sangat tepat melihat pemandangan kaldera Batur yang indah.  +
Desa Pengastulan terletak di Kecamatan Seririt Kabupaten Buleleng Bali. Desa ini memiliki pantai, sungai, muara, dan juga sawah.  +
Desa Pengeragoan merupakan salah satu dari beberapa desa yang ada di wilayah Kecamatan Pekutatan, Kabupaten Jembrana, Provinsi Bali. Desa Pengeragoan terletak kurang lebih 45 (empat puluh lima) kilometer ke arah timur dari pusat kota Jembrana. Secara administratif, Desa Pengeragoan terbagi atas 5 (lima) Banjar Dinas antara lain Banjar Dinas Pengeragoan Dangin Tukad, Banjar Dinas Pengeragoan Dauh Tukad, Banjar Dinas Badingkayu, Banjar Dinas Mengenuanyar dan Banjar Dinas Pasut. Objek wisata yang berada di Desa Pengeragoan yakni Pantai Yeh Leh dan Rest Area Pengeragoan.  +
Penglukatan Gerembengan terletak di Dusun Juwuk Manis, Desa Alasangker, Kecamatan Buleleng. Lokasi penglukatan ini diapit tebing sempit yang lebarnya sekitar 5 meter. Aliran air dari Pura Bukit Alit ke Penglukatan Gerembengan disebut Tukad Saloning. Tempat melukat yang mungkin hanya cukup untuk 10 orang dengan melalui lorong sempit sekitar 4 meter. Sepanjang pandangan ke langit - langit goa tampak begitu indah dan sangat meneduhkan. Konon tempat penglukatan ini " Bares ". Banyak orang yang datang kesini untuk memohon dan banyak pula yang kesini nawur sesangi setelah merasa yang termohon tercapai. Jika hendak melukat disini sebelumnya sembahyang dulu di Pura Bukit Puncak Mas dan juga Pura Bukit Alit. Pura Pesiraman atau Grembengan ini erat kaitannya dengan Pura Bukit Alit ataupun Pura Bukit Puncak Mas.  +
Desa Penglumbaran terletak di sebelah barat laut Kota Kabupaten Bangli. Wilayah Desa Penglumbaran di bagian barat dan di sebelah Timur terbagi oleh Sungai Daag. Mengenai pemberian nama Desa Penglumbaran sampai sekarang belum jelas asal usulnya, tetapi secara leksikal Penglumbaran berakar kata “ Umbar “ atau “ Mengumbar “ artinya memberikan lepas disuatu tempat/daerah misalnya Binatang ternak. Jadi Penglumbaran berarti tempat/daerah pengembala ternak atau tempat/daerah yang sangat cocok untuk pemeliharaan ternak.  +
Desa adat Pengosekan atau Banjar Pengosekan merupakan bagian dari Desa Mas Ubud, Bali.  +
Diperkirakan penduduk Desa Pengotan adalah pendatang dari Desa Muteran, Kecamatan Rendang. Kejadiannya bermula masyarakat Pemuteran dijarah oleh pasukan Raja Panji Sakti dari Buleleng, dengan cara pertama membunyikan Gong sakral yang disebut Gong Bebende yang mengakibatkan sebagian penduduk ribut dan kacau balau, yang akhirnya menyebabkan sebagian penduduk pindah ke daerah Bangli.  +
Desa Dencarik merupakan sentra anggur di kabupaten Buleleng, berlokasi lebih kurang 3 kilometer dari Pantai Lovina. Desa Dencarik merupakan salah satu desa agraris di Kecamatan Banjar, Kabupaten Buleleng. Desa Dencarik merupakan salah satu desa penghasil buah anggur dan produk olahan anggur di Buleleng. http://dencarik-buleleng.desa.id/  +
Desa Pertima terletak di Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Luas Wilayah Desa Pertima sekitar 13,16 Km2 atau sekitar 13% luas Kabupaten Karangasem. Desa Pertima adalah salah satu desa yang ada di kecamatan Karangasem yang berjarak 7 kilometer dari Pemerintahan Kecamatan Karangasem dengan jarak tempuh kurang lebih 15 menit. Desa Pertima merupakan desa dinas yang terdiri dari tiga desa adat. Nama Desa Pertima merupakan singkatan dari tiga nama desa yaitu Perasi, Timbrah, dan Asak. Secara administratif Desa Pertima terbagi atas 13 Banjar Dinas yang ada pada masing masing desa adat yaitu Perasi Kangen, Perasi Kaler, Perasi Tengah, Perasi Kelod, Perasi Kauh, Timbrah Desa, Timbrah Desa II, Timbrah Lambuan, Timbrah Beji, Timbrah Manakyeh, Asak Kawan, Asak Tengah, dan Asak Kangin.  +
Desa Pesaban memiliki jarak 34 km ke ibu kota Kabupaten. Desa Pesaban merupakan daerah berbukit dengan ketinggian 450 sampai dengan 500 meter diatas permukaan laut. Batas-batas desa meliputi: Sebelah utara (Desa Nongan); Sebelah timur (Sungai Telaga Waja); Sebelah selatan (Desa Selat Klungkung); dan Sebelah barat (Sungai Yeh Jinah). Desa ini terbagi atas empat (4) dusun, yakni Dusun Pesaban Kawan, Dusun Pesaban Kaler, Dusun Pesaban Kangin, Dusun Pesaban Pangejeroan. Lokasi Desa Pesaban cukup strategis, karena dilalui oleh jalan provinsi yang menghubungkan Kabupaten Klungkung, Kabupaten Karangasem dan Kabupaten Bangli. Salah satu objek wisata terkenal yakni Bukit Jambul.  +
Tiga warga datang bersama ke Pura Rambut Petung untuk merayakan Manis Galungan. Beberapa musik gamelan ditampilkan; ngurek dan tari rejang juga ditarikan.  +
Jalan ini berada di Kerobokan, Kuta Utara, Kabupaten Badung. Jalan ini terkenal karena merupakan akses menuju pantai Petitenget yang ramai dikunjungi wisatawan. Lokasi pantai Petitenget sangat strategis karena berada di bagian tengah objek wisata Seminyak.  +
om swastyastu nama saya nyoman suandewi saya tinggal di desa gesing kecamatan banjar kabupten buleleng bali desa gesing memiliki panoraa alam yang sangat indah, di desa ini terdapat banyak sekali potensi yang tersedia. seperti tempat wisata yang sering di unjungi oleh para wisatawan. misalnya kolam renang tirta ceria, air terjun desa gesing, tempat camping yang bernama the waru kaja camping, serta terdapat sircuit dan villa untuk wisatawan yang akan menginap. rata-rata asyarakat di desa gesing bekerja sebagai petani seperti petani cengkeh,kopi , dan sayuran serta beberapa masyarkat bekerja sebagai peternak kambing dan sapi. saya sebagai masyarakat desa gesing merasa bangga terhadap desa saya karena banyak memiliki potensi desa. namun di balik semua potensi tersebut terdapat permasalahan yang hingga kini masih di alami oleh masyarakat di desa gesing, masalah tersebut adalah permasalahan pada infraststruktur jalan. kondisi jalan di desa gesing saat ini bisa di bilang rusak dan beberapa masih menggunakan tanah, seperti yang terdapat dalam cuplikan video seperti itulah kondisi jalan di desa gesing. oleh karena itu saya mengharakan bantuan dari pemerintah dalam membantu masyarakat desa gesing melalui perbaikan infrastruktur jalan, dengan demikian diharapkan masyarakat mampu meningkatkan semua potensi desa yang ada agar dapat terpakai secara maksimal dan berkelanjutan.  +
Saya sebagai generasi milenial bersedia akan membangun Desa melalui BASAbali Wikithon Partisipasi Publik: Ngwangun Desa. Mari kita lihat apa saja yang ada di Desa saya ini. Desa Tista merupakan ladang penghasilan masyarakat Desa disini. Karena Desa Tista ini memiliki panirama alam yang asri, dan tanah yang subur. Sebagai sumber daya alam yang baik untuk meningkatkan penghasilan berkebun masyarakat Desa.  +
Pura Luhur Pucak Adeng terletak di puncak Gunung Adeng, di Desa Penebel Kabupaten Tabanan. Terdapat beberapa pura di kawasan pura Luhur Pucak Adeng. Meliputi Pura Puseh, Pura Dalem Dasar, Pura Beji, Pura Penataran Pucak Adeng, dan pura Pucak Anyar.  +
Pulau Menjangan adalah sebuah pulau kecil, terletak di sebelah barat Pulau Bali, Sesuai dengan namanya, pulau ini di huni oleh menjangan (jenis rusa liar). Pulau ini merupakan bagian dari wilayah Taman Nasional Bali Barat. Daya tarik utama pulau ini terdapat pada keindahan pemandangan alam bawah laut, selain itu pulau ini tidak berpenghuni. Karena keindahan pemandangan bawah laut, maka pulau ini menjadi salah satu lokasi terbaik untuk tempat diving di pulau Bali.Pulau ini sangat kecil dan terpisah dari daratan pulau Bali. Oleh karena itu anda harus menggunakan perahu untuk menyeberang. Sebagian besar wisatawan yang ingin liburan ke pulau Menjangan, akan menuju ke wilayah Labuan Lalang & Pemuteran, baru kemudian menyebrang menggunakan perahu menuju pulau.  +
Pura Manik Batu terletak di kawasan Subak Kerdung, Pedungan, Denpasar. Pura Manik Batu ini termasuk dalam kategori pura swagina atau pura fungsional tepatnya sebagai pura subak sebagai tempat pemujaan kepada Dewi Sri. Walaupun demikian, pura ini bisa juga dikategorikan sebagai pura umum karena terdapat beberapa manifestasi Tuhan yang turut dipuja di pura ini seperti Tri Murti (Brahma, Wisnu, Siwa) beserta Sakti-nya (Dewi Sarasvati, Dewi Sri, Dewi Uma/ Durga ), Pesimpangan Ratu Gede Dalem Nusa dan Dewi Kwan Im.  +
Pura Kedaton atau yang lebih dikenal dengan sebutan Pura Alas Kedaton terletak di wilayah Desa Kukuh, Kecamatan Marga Kabupaten Tabanan. Pura ini berstatus sebagai salah satu pura jungjungan jagat.  +
Pura Kedaton atau Pura Alas Kedaton terletak di Desa Kukuh, Kecamatan Marga, Kabupaten Tabanan.  +
Pura ini berada di Desa Adat Angantelu, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Dari Denpasar, pura ini dapat dicapai dengan jarak sekitar 60 km - arah ke timur, atau 20 km di timur kota Semarapura - ibu kota Kabupaten Klungkung. Sebuah prasasti terdapat di Pura Panyimpenan Pura Luhur Andakasa, namun tidak tertulis pada prasasti itu keberadaan pura ini. Seperti dikemukakan dalam berbagai lontar, Pura Luhur Andakasa berstatus sebagai salah satu Kahyangan Jagat, juga Sad Kahyangan.  +
Pura Bukit Kursi berada di atas bukit, dengan ketinggian 800 meter dari atas permukaan air laut. Pura Batu Kursi, yang berlokasi di bukit perbatasan Banjar Kembang Sari dan Banjar Pala Sari, Desa Pakraman Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng. Sebelum naik tangga menuju Pura Batu Kursi, pamadek lebih dulu harus tangkil ke Pura Pemuteran.  +
Lokasi pura di Banjar Kangin, desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kab. Badung. Lokasinya sendiri berada pada sebuah tebing di goa, goa tersebut berada pada ketinggian 10 meter, sehingga perlu menaiki tangga. Perlu diketahui juga di kawasan ini banyak monyet yang berkeliaran. Pura Dalem Batu Pageh berjarak sekitar 50 menit berkendara dari arah Denpasar, di bawah pura terdapat objek wisata bernama pantai Batu Pageh atau pantai Green Bowl pantai tersebut juga bernama pantai Bali Cliff, yang merupakan salah satu tempat wisata pantai di kawasan pariwisata Bali Selatan.  +
Dari buku Bali Atlas Kebudajaan terbit tahun 1953 oleh pemerintah Republik Indonesia  +
Berdasarkan lontar Dwijendra Tattwa, yakni kisah sejarah Dang Hyang Nirartha, yang dalam penuturan masyarakat Bali disebutkan pura-pura Dang Kahyangan yang dibangun atas petunjuk Dang Hyang Nirartha atau dibangunkan oleh para putra, cucu, cicit, atau masyarakat luas untuk menghormati dan mengenang dharmayatra (perjalanan suci siar keagamaan) Dang Hyang Nirartha disebutkan sejumlah 34 buah. Salah satunya Pura Batulepang atau Pura Penataran Batu Lepang di Kamasan, Klungkung.  +
Pura Beji terletak di Desa Sangsit, Kecamatan Sawan dengan jarak Sekitar 8 Km dari kota Singaraja ke arah timur. Objek ini sudah menjadi salah satu objek wisata budaya untuk kawasan Buleleng Timur dan dapat dicapai dengan kendaraan bermotor yang memakan waktu sekitar 10 menit dari kota Singaraja. Pura Beji memiliki areal seluas 2500 M² dengan perhitungan 100 M panjang dan 25 M lebar.Lokasi pura ini datar dan tidak jauh dari pantai dan lingkungan sekitarnya berupa persawahan sehingga menambah keindahan dan kesejukan objek ini.Bangunan Pura Beji dengan arsitektur khas Buleleng menghadap ke barat. Secara historis memang agak sulit ditentukan kapan Pura Beji mulai dikenal dan dimulai dibangun, mengingat peninggalan sejarah baik berupa benda-benda purbakala maupun keterangan tertulis (prasasti) tidak ada. Tetapi setelah ditelusuri sesuai dengan nama dan keadaannya, maka “Beji” sama artinya dengan “permandian” atau sumur yang merupakan sumber kesuburan. Kenyataan di areal sebelah timur Pura Beji sendiri terdapat bekas sumber mata air yang dahulu pernah berfungsi sebagai kolam.Rupanya para petani yang sangat memerlukan air untuk pengairan persawahan sangat memuliakan sumber mata air, yang kemudian mengatur pengairan melalui subak.Subak merupakan organisasi pengairan yang sudah dikenal sejak zaman pemerintahan marakata pada tahun 1074 Masehi atau abad ke-11. Untuk itu didirikan Pura Subak Beji. Sebutan Pura Subak Beji inilah yang dikenal oleh masyarakat luas sampai sekarang. Pencerminan lambang kesuburannya dapat dilihat pada salah satu bangunan pada Pura Beji, yakni di Gedong Simpen di atas atap terdapat patung wanita Dwi Sri, yang dikenal sebagai lambang kesuburan. Dengan demikian Pura Beji yang dikenal sekarang ini, tidak lain adalah merupakan perkembangan lebih lanjut dari Pura Subak ( Pura Ulun Suwi/Pura Bedugul) yang ada di Desa Sangsit, dan telah beberapa kali mengalami perbaikan sejak dibangunnya yang diperkirakan pada abad XV.  +
Memiliki 11 buah pancuran (pancoran solas) tingginya masing-masing sekitar 1 meter yang aliran airnya keluar dari pancuran berbentuk mulut naga, 6 buah pancuran menghadap ke arah Selatan dan 5 buah pancuran menghadap ke arah Barat. Pura Beji Saraswati terletak di Banjar Babakan, Desa adat Gulingan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Jika hendak melakukan pemujaan dan melukat setidaknya membawa dua buah pejati dan sejumlah canang sari. Pertama membersihkan diri di jaba pura dekat aliran sungai, di sini terdapat dua buah pancuran, selanjutnya menuju ke madya mandala untuk melakukan persembahyangan dan melakukan penglukatan di Pancoran Solas (11 pancuran) Beji Saraswati. Persembahyangan terakhir di utama mandala pura.  +
Blanjong berasal dari kata “Belahan” yang artinya pecahan dan “Ngenjung” yang artinya kapal nelayan. Pura Blanjong berlokasi di Jalan Danau Poso, Sanur, Kota Denpasar. Di tempat tersebut juga terdapat sebuah prasasti yang bernama serupa peninggalan raja Sri Kesari Warmadewa dan dikukuhkan pada tahun 835 Saka.Prasasti dengan tinggi 195 cm dan diameter 60 cm ini mengisahkan ekspansi Sri Kesari Warmadewa ke Gurun dan Suwal. Tugu ini berbentuk silinder dengan memakai bahasa Bali Kuno dengan ditulis huruf Pra-Negari dan Bahasa Sansekerta yang ditulis dengan huruf Kawi. Di Pura ini juga terdapat Arca Ganesha, dua buah lingga yang ditemukan dengan wujud sempurna, terdapat pula sebuah candi yang terdiri dari tiga bagian, yakni kaki, badan, dan puncak. Candi ini di susun dengan batu bata dan batu padas, dan arca lembu/Nandini.  +
Pura Campuhan Windhu Segara terletak di pinggir pantai, karena campuhan sendiri berarti juga campuran dan dalam hal ini adalah campuran atau pertemuan antara air laut dan sungai. Pura Campuhan Windhu Segara tergolong cukup baru, pura ini berawal dari kisah dari seorang pemangku yang bernama Jro Mangku Gede Alit Adnyana. Pura Campuhan Windhu Segara berdiri pada 7 Juli 2005 oleh Mahaguru Altreya Narayana sekaligus sebagai pengawit, dan diresmikan tanggal 9 September 2016 oleh Gubernur Bali I Made Mangku Pastika dan diketahui juga oleh Ida Dalem Semaraputra sebagai wakil dari Puri Klungkung. Ada beberapa sarana yang diperlukan saat anda ingin bersembahyang dan melukat di Pura Campuhan Windhu Segara, pertama adalah banten pejati, minimal satu buah pejati di tempat penglukatan Ida Bhatara Wisnu dan satu buah bungkak (kelapa gading), kalau bawa banten pejati lebih (setidaknya canangsari) untuk di tempat melukat berikutnya yaitu di Pura Beji dan penataran utama pura. Untuk mengakses tempat ini juga cukup mudah, dari perempatan by pass Ngurah Rai Sanur – Waribang, anda menuju jalan pantai Padang Galak (bekas Taman Bali Festival), sampai di ujung jalan maka ketemu pantai Padang Galak Sanur, yang masih merupakan wilayah desa Kesiman, Denpasar Timur, dari pantai inilah belok kiri sekitar 300 meter anda akan tiba di lokasi. Di kawasan ini setidaknya ada 3 buah komplek pura, yang pertama adalah pura Pura Segara Taman Ayung, Pura Campuhan Windhu Segara dan Pelinggih Ratu Niang di sebelah Barat.  +
Pura Dalem Balingkang yang berada di Desa Pinggan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli. Pura ini dapat dicapai dengan menelusuri jalan raya jurusan Bangli-Singaraja, setelah sampai di Pura Penulisan, Desa Sukawana, di Sebelah timur Pura Penulisan terdapat jalan yang menuju Desa Pinggan, setelah menempuh jarak kurang lebih 10 km. Dalam legenda disebutkan, bahwa Situs Pura Dalem Balingkang, merupakan sebuah istana kerajaan pada masa pemerintahan Raja Jayapangus dengan pusat istana kerajaan berada di Desa Sukawana yaitu di sekitar bukit Panerajon (Penulisan).  +
Pura Dalem Pengembak berlokasi di Jalan Pengembak, Pantai Mertasari, Sanur, tetapi lebih mudah diakses dari Jalan Bypass I Gusti Ngurah Rai. Selain sebagai tempat melukat dan penyembuhan non medis, tempat ini juga diyakini sebagai tempat untuk memohon kelancaran bisnis.  +
Pura Dalem Pingit Sebatu terletak di Banjar Sebatu, Desa Sebatu, Kecamatan Tegallalang, Gianyar, Bali. Di tempat ini terdapat air terjun suci yang disebut Pasiraman Sebatu. Tempat ini pertama kali ditemukan pada 19 November 2007 oleh tamu asing yang bermaksud menikmati keindahan alam yang tersembunyi di Desa Sebatu. Bersama guide-nya, ia tiba di sebuah air terjun yang tidak seberapa tinggi dengan aliran air yang begitu jernih dan menyegarkan. Jarak tempat ini dari Denpasar sekitar 45 menit. Udara yang sejuk dan pemandangan tebing, sawah, hutan serta pegunungan menambah sakral suasana di sekitarnya. Air terjun di kompleks pura ini dipercaya dapat melebur ilmu sihir yang masuk ke dalam tubuh seseorang. Untuk mencapai air terjun ini, orang-orang harus menuruni tangga menuju ke arah dasar tebing di mana sungai mengalir.  +
Pura Dalem umumnya dikaitkan dengan tempat memuja Dewa Siwa. Kata 'Dalem' secara harafiah berarti jauh atau sulit dicapai. Mengenai Denah dari Pura Dalem pada garis besarnya dapat dibagi atas dua bagian yaitu: Jabaan (halaman pertama) dan Jeroan (halaman kedua).  +
Pura ini disebut dengan nama Pura Desa karena pura ini lazim ditempatkan di pusat desa yaitu pada salah satu sudut dari catuspata (perempatan agung). Pura Desa menjadi tempat pusat kegiatan pelaksanaan upacara untuk kepentingan desa seperti upacara Ngusaba Desa, pasamuhan batara setelah upacara melis yang dilaksanakan sebelum upacara Panyepian. Pada beberapa daerah di Bali, Pura Desa disebut pula dengan nama Pura Bale Agung. Nama ini kemungkinan diambil dari nama bangunan Bale Agung yang terdapat pada bagian halaman pertama dari pura tersebut.  +
Pura Erjeruk disebut sebagai Pura Dang Kahyangan karena di pura ini terdapat Manjangan Saluwang sebagai pemujaan orang suci Mpu Kuturan dan juga Meru Tumpang Tiga sebagai pumujaan Dang Hyang Nirartha.  +
Pura Gaduh merupakan bagian dari Pura Kahyangan Jagat. Pura ini merupakan bagian dari satu kesatuan dari beberapa pura yang ada di lingkungan tersebut. Ada beberapa pura lainnya yang mendampingi diantaranya Gedong Puseh, Kuru Baya dan juga Pura Batur Sari. Letak Pura Gaduh sendiri berada di halaman barat Pura Puseh dan sebelah timurnya Kuru Bayu.  +
Tempat melukat yang terletak di Jimbaran Bali ini dikenal dengan nama Pura Tunjung Mekar atau Goa Peteng Alam, seperti namanya untuk menuju tempat melukat memasuki sebuah goa menuruni puluhan anak tangga untuk menuju dasar goa, sehingga tempat tersebut memang benar-benar gelap, walaupun anda datang pada siang hari, sehingga lampu penerangan wajib anda bawa. Di balik pura ini terdapat dua goa. Pertama goa yang menuju arah utara dengan kedalaman 250 meter. Kedua adalah goa yang menuju arah selatan dengan kedalaman 300 meter. Sedangkan yang digunakan untuk melukat hanya goa yang menuju arah utara. Melukat (meruwat) di Pura Goa Peteng sendiri dipecaya dan diyakini warga bisa menyembuhkan penyakit atau hal-hal negatif pada tubuh manusia. Urutan melaksanakan panglukatan di Pura Goa Peteng Tunjung Mekar dimulai dari menghaturkan canang di pererepan suci pemangku yang berada di rumahnya. Selanjutnya menuju pura untuk melaksanakan matur piuning. Setelah itu dilanjutkan dengan melukat di Goa yang berada di arah utara dengan terlebih dahulu menghaturkan canang dan mengucap keinginan serta harapan.  +
Pura Goa Raja, yang terletak di Desa Tajun, Kecamatan Kubutambahan, Buleleng. Pura yang berada di kedalaman 177 meter, tepatnya di dasar jurang dijaga oleh tiga ekor Naga, yakni Naga Basuki, Naga Taksaka dan Naga Ananta Bhoga. Dengan menyusuri jalan menuju arah Desa Bayad, Pura ini terletak di sebelah timur Pura Bukit Sinunggal. Pemedek yang nangkil harus menuruni ribuan anak tangga dengan kedalaman 177 meter dari jalan raya. Sebelum dilukat, para pemedek terlebih dahulu menghaturkan banten pejati atau canang sari yang dibawa. Namun sebelum persembahyangan dimulai, para pemedek wajib dilukat terlebih dahulu dengan menggunakan sumber air di dalam goa. Sehingga setelah bersih, barulah bisa melakukan persembahyangan di depan areal Pura Goa Raja. Selesai melukat di Pura Goa Raja bisa sekalian melakukan persembahyangan di Pura Dasar Bhuana (Pura Siwa Budha). Setelahnya mendaki sekitar 20 menit menuju Pura Bukit Sinunggal.  +
Pura ini berdiri di puncak sebuah bukit yang disebut dengan Bukit Gumang atau Bukit Juru. Pura Bukit Gumang secara turun temurun diempon oleh lima desa pekraman yakni Desa Bugbug, Bebandem, Datah, Jasri, dan Ngis.  +
Bagi kalangan warga Hindu, makam Jayaprana tidak asing lagi, karena tempat ini sebagai salah satu objek wisata sejarah di Bali dengan kisah percintaan yang berakhir tragis pasangan Nyoman Jayaprana dan Ni Layonsari. Kisah romantis yang melegenda ini seperti kisah Romeo - Juliet di Eropa dan Sampek - Engthai di Negeri China. Makam Jayaprana ini dibuatkan sebuah pura, berada di atas bukit. Lokasi kuburan atau makam Jayaprana berada pada kawasan hutan Teluk Terima, Desa Sumber Klampok, Kec. Gerokgak, Kab. Buleleng sekitar 67 km sebelah barat Kota Singaraja.  +
Seperti namanya pura Kereban Langit atau dikenal juga dengan Keraban Langit, berasal dari kata “kereb” yang artinya atap, sehingga diartikan sebagai pura beratapkan langit, bagaimana bisa sebuah goa beratapkan langit, nah di sini keunikan lainnya, sehingga tergolong berbeda dibandingkan tempat lainnya, karena di tengah goa tempat pura berada pada bagian atasnya terdapat lubang besar tembus menghadap ke langit. Di kawasan Pura Kereban Langit juga terdapat tempat melukat, pada bagian bawah sebelah Selatan pura terdapat sebuah beji dengan 5 buah pancuran, air jernih berasal dari mata air alami, sebelum memulai persembahyangan maka mereka yang pedek tangkil (bersembahyang) di areal utama pura, akan membersihkan diri dan menyucikan diri pada pancuran tersebut. Ring desa adat sading puniki, wenten mase tongos olahraga sane becik pisan. Jogging track ini berlokasi di Kawasan Perumahan Multi Permai II. Kalau di pagi hari pemandangan sunrisenya sangat cantik , begitu juga pada sore hari. Warna sunset nya bisa ditonton dengan indah dari sini. Hamparan persawahan dan para petani yang ramah membuat tempat ini jadi begitu nyaman dikunjungi untuk berolahrga atau di sekedar merileksasikan diri. Simak videonya yuk!  +
Pura ini berposisi di puncak Gunung Lempuyang, di bagian Timur Pulau Bali. Pura lempuyang tepatnya berada pada ketinggian 1.175 m di atas permukaan laut.  +
Terletak di banjar Pondok, desa Peguyangan Kaja kecamatan Denpasar Utara. Pura ini terletak tidak jauh dari SMAN 8 Denpasar, di Jalan Antasura menuju Perusahaan Daerah Air Minum, Instalasi Belusung. memiliki makna yakni “Kanda” berarti tutur, petuah, cerita, tetingkah, kesaktian, kesidian, dan kawisesan. “Pat” berarti empat sedangkan “Sari” berarti utama.  +
Pura Maospahit menjadi istimewa dengan gaya bangunan Jawa-nya. Bangunan pura dominan tersusun dari batu bata merah tanpa memanfaatkan ukiran bergaya Bali.  +
Menurut Jero Mangku Pura Masceti, kata ''Masceti'' terdiri atas dua suku kata, yakni Mas (sinar) dan Ceti (keluar masuk). Namun soal keberadaan Pura Masceti ini tidak satu pun orang mengetahui kapan pertama kali Pura Masceti dibangun. Meski tak ada prasasti, sebagai bukti tertulis akan keberadaan pura ini ada bukti purana  +
Pura ini terletak di Desa Pakraman Saraseda, Tampaksiring, Gianyar. Di Pura ini terdapat sepuluh mata air yang dibuatkan masing-masing satu pancuran.  +
Pura Merajan Slonding tergolong salah satu dari kompleks Pura Besakih yang memiliki kedudukan yang cukup penting. Pura ini terletak di sebelah utara Pura Ulun Kulkul atau masyarakat menyebutnya di sebelah barat Pura Ulun Kulkul. Pura ini sebagai tempat menyimpan suatu alat musik tradisional yang disebut Slonding. Slonding adalah sejenis gamelan Bali yang digunakan saat ada upacara keagamaan yang penting di pura ini.  +
Seperti diketahui setiap gunung ada puranya, dan pura untuk Gunung Batur adalah Pura Pasar Agung Batur.  +
Seperti diketahui setiap gunung ada puranya, dan pura untuk Gunung Agung adalah Pura Pasar Agung diyakini pula sebagai pura pasar untuk seluruh Dewa Kahyangan. Pura Pasar Agung berada tepat di pertengahan antara kaki dan puncak Gunung Agung, pada ketinggian 1.600 meter pada permukaan laut (mdpl). Lokasinya di Banjar Sogra, Desa Sebudi, Kec. Selat, Kabupaten Karangasem.  +
Pura ini terletak di Banjar Batu Belig, Desa Adat Kerobokan, Kecamatan Kuta Utara, Badung.Pura Petitenget berdampingan dengan Pura Masceti-Ulun Tanjung dalam sebuah areal. Pura Petitenget berada di sebelah utara, sedangkan Pura Masceti berdiri di selatan. Bendesa Adat Kerobokan A.A. Kompyang Suteja mengatakan pura ini dibangun atas petunjuk Dhang Hyang Dwijendra sekitar tahun 1549.  +
Keberadaan pura ini tak bisa lepas dari sejarah kedatangan Pendeta Siwa Sidanta yaitu Danghyang Nirartha (Ida Pedanda Sakti Wawu Rawuh) pada abad ke-15, saat masa pemerintahan Dalem Waturenggong di Bali.  +
Pura Pucak Watu Geni berasal dari kata 'pucak' yang artinya ujung, 'watu' artinya batu dan 'geni' berarti api. Arti lengkapnya adalah ujung batu yang mengeluarkan api. Pura ini memang bermula dari penemuan sebuah batu besar yang mengeluarkan api. Batu yang panjangnya sekitar 5 meter itu sendiri berada di halaman utama pura. Pura ini berlokasi di wilayah Pamecutan Kaja, Denpasar, tepatnya di Jalan Nuansa Indah. Pura ini biasanya ramai tatkala hari Banyu Pinaruh.  +
Pura Pulaki berdiri di atas tebing berbatu yang langsung menghadap ke laut yang terletak di pinggir jalan raya jurusan Singaraja-Gilimanuk atau di pesisir pantai Desa Banyupoh, Kecamatan Gerokgrak. Kisah berdirinya Pura Pulaki tidak terlepas dari sejarah perjalanan Dang Hyang Nirartha dari Blambangan (Jawa Timur) ke Dalem Gelgel (Bali). Pura Pulaki sebenarnya merupakan pusat dari serangkaian pura sekitarnya, yaitu Pura Kerta Kawat pada Km 51 dari Singaraja (sekitar 750 M di sebelah selatan jalan raya), Pura Melanting, Pura Pabean, dan Pura Pemuteran.  +
Pura Pucak Kedaton berlokasi di Desa Wongaya Gede, Penebel, Tabanan. Pura Pucak Kedaton memang dikenal sebagai salah satu pura dengan lokasi yang fenomenal di Bali. Pura ini berada di puncak Gunung Batukaru yang memiliki ketinggian 2.276 meter di atas permukaan laut (mdpl). Di sini, para pendaki dilarang untuk mengucapkan kata-ata kasar atau ucapan yang mengindikasikan rasa lelah selama di perjalanan. Selain itu, Anda juga tidak diperkenankan untuk mengambil sesuatu dari pura ataupun membuang sampah sembarangan.  +
Pura ini terletak di Dusun Rata, Desa Klumpu, Nusa Penida. Lokasinya berada di Puncak Bukit Mundi yang menjadi daratan tertinggi di Nusa Penida. Ketinggian pura ini 521 meter di atas permukaan laut dan menempuh perjalanan sekitar 45 menit dari Pelabuhan Nusa Penida. Biasanya umat Hindu yang akan melakukan tirta yatra ke Nusa Penida terlebih dahulu sembahyang di pura ini. Setelah itu, mereka akan menuju ke Pura Dalem Ped. Pura ini terdiri dari tiga pura yaitu Pura Krangkeng, Pura Beji, dan Pura Puncak Mundi.  +
Berdasarkan lontar Dwijendra Tattwa, yakni kisah sejarah Dang Hyang Nirartha. Dalam penuturan masyarakat Bali ada pura-pura Dang Kahyangan yang dibangun atas petunjuk Dang Hyang Nirartha atau dibangunkan oleh para putra, cucu, cicit, atau masyarakat luas untuk menghormati dan mengenang dharmayatra (perjalanan suci siar keagamaan) Dang Hyang Nirartha disebutkan sejumlah 34 buah. Salah satunya Pura Puncak Tedung. Pura Puncak Tedung terletak di daerah Banjar Kertha, Desa Petang sekitar 51 km dari Bandara Internasional I Gusti Ngurah Rai dan pada ketinggian 730, 77 meter di atas permukaan laut. Menurut sejarah ketika Pendeta Dang Hyang Nirartha melakukan perjalanan dari Pulaki ke bagian timur Bali, beliau beristirahat di puncak dataran tinggi di Desa Petang. Ketika beliau melanjutkan perjalanannya, beliau meninggalkan payungnya, oleh masyarakat dan diperintahkan oleh Raja Mengwi akhirnya dibangun tempat suci dalam Meru sebagai penghormatan atas kebaikan Dang Hyang Nirartha.  +
Lokasi Pura Purancak terletak di Desa Perancak Kecamatan Negara. Ketika Danghyang Nirartha melintasi Selat Bali dengan perahu dari labu, dan mendarat di pantai yang sekarang dikenal dengan nama Perancak. Saat menanti kedatangan istri dan tujuh putranya, Nirartha berteduh di bawah pohon ancak. Di situlah sampai sekarang berdiri Pura Purancak.  +
Secara administrasi Pura Puseh Canggi termasuk dalam wilayah Dusun Canggi, Desa Batuan Kaler, Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Lokasi pura tepatnya berada di pinggir jalan desa dan berseberangan dengan sebuah lapangan dan Kantor Desa Batuan Kaler. Nama Canggi disebut dalam prasasti Serai A II tahun 915 çaka yang ditemukan di wilayah Kintamani Bangli. Dalam prasasti yang dikeluarkan pada masa pemerintahan Ratu Maruhani Sri Udayana Warmadewa ini disebutkan “mpungku di kasogatan ida dicanggini dang upadhyaya sudhar” yang berarti “pendeta Budha yang berada di Canggini bernama Dang Upadhyaya Sudhar……” Dalam prasasti Sawan C tahun 1098 çaka juga dimuat nama canggi.  +
Pura Rambut Siwi terletak di kabupaten Jembrana, sebelah timur desa Yeh Embang, kecamatan Mendoyo. Jaraknya sekitar 10 km dari Negara. Nama Rambut Siwi mengandung peninggalan yang merupakan kunci rambut bijak (rambut) yang dihormati (siwi). Pura Rambut Siwi adalah salah satu pura Dang Kahyangan jagat yang terletak di Kabupaten Jembrana. Di kawasan Pura Rambut Siwi setidaknya anda bertemu dengan 8 buah pura termasuk pura Pesanggrahan dan juga pura yang berada di bawah tebing tepi pantai, tempat pertama persembahyangan adalah pura Pesanggrahan kemudian Pura Taman, Penataran, Goa Tirta, Melanting, Pura Gading Wani, pura Ratu Gede Dalem Ped dan tempat terakhir persembahyangan adalah di kawasan pura Luhur yaitu Pura Rambut Siwi.  +
Pura Resi atau Pura Kawitan Geria Resi terletak di desa Mundeh Kaba-Kaba Tabanan. Mundeh dulunya merupakan daerah tertua di Desa Nyambu. Sebelum ada kerajaan Kaba-Kaba, Mundeh merupakan wilayah pecahan Tanah Lot .  +
Pura Purusada Kapal memiliki tinggalan arkeologi yang cukup banyak, salah satunya adalah Prasada (1 buah) yang memiliki tinggi sekitar 17,20 meter yang terbuat dari bahan bata. fungsi prasada sendiri sebagai tempat pemujaan sekaligus sebagai tempat penyimpanan benda-benda suci (pratima). Selain prasada terdapat juga Arca Perwujudan, Arca Binatang, Arca Pewayangan, Candi Bentar, Tugu Bala Satya dan Mekel Satya  +
Pura Sakenan memiliki Pura Beji yang terletak di wilayah Tunggak Tiing, Serangan, yang masih satu kawasan dengan Pura Sakenan. Namun, lokasinya tersembunyi karena berada jauh di tengah hutan konservasi. Seperti Pura Beji lainnya, di pura ini juga terdapat sebuah tempat panglukatan (membersihksn diri). Uniknya, tempat panglukatan di pura ini menggunakan air laut sebagai media panglukatannya.  +
Pura Sakti yang berlokasi di Desa Pejarakan, Kecamatan Gerokgak, Kabupaten Buleleng. Pura ini berlokasi di tengah hutan yang rimbun. Jaraknya sekitar 200 meter sebelah utara jalan raya Singaraja-Gilimanuk.Pura ini berlokasi 20 menit dari Pura Pulaki atau sekitar 1.5 jam dari pusat kota Singaraja. Untuk pertama kali bersembahyang ke pura ini membawa Pejati dan bunga.  +
Pura Selukat terletak di Desa Keramas, Blahbatuh, Gianyar, sekitar 15 kilometer dari Denpasar. Pura ini merupakan tempat bagi masyarakat Bali untuk memohon air suci untuk pembersihan dan memohon air suci untuk keluarganya yang telah meninggal.  +
Pura Taman Beji Griya Gede Manuaba Punggul memiliki sembilan mata air dan dua buah air terjun. Pura Taman Beji Griya Gede Manuaba Punggul yang terletak di Jalan Pekandelan, Banjar Trinadi, Desa Punggul, Abiansemal, Badung ini, dikelola Griya Gede Manuaba Punggul. Disarankannya, bagi pamedek yang datang untuk Malukat diharapkan membawa dua buah Pajati dan beberapa canang.  +
Pura Taman Beji Penyampuhan adalah sebuah tempat suci yang dikelilingi taman atau perairan yang letaknya di pertemuan antara dua sungai. Pura ini terletak di pinggiran perpaduan Sungai Badung dan Sungai Oongan yang berada di wilayah Banjar Suci. Uniknya, campuhan ini sekaligus merupakan batas dari tiga banjar, yaitu Banjar Pekambingan, Banjar Suci, dan Banjar Alangkajeng.  +
Pura Taman Beji Penyampuhan yang terletak di ujung selatan Banjar Suci, Denpasar, ini diyakini masyarakat sebagai stana Buaya Kuning. Pura Taman Beji Penyampuhan memiliki arti sebuah tempat suci yang dikelilingi taman atau perairan yang letaknya di pertemuan antara dua sungai. Jadi,memang benar pura ini terletak di pinggiran Sungai Badung yang berada di waliayah Banjar Suci. Uniknya, campuhan ini sekaligus merupakan batas dari tiga banjar, yaitu Banjar Pekambungan, Banjar Suci, dan Banjar Alangkajeng. Pura ini banyak digunakan oleh masyarakat untuk melakulan panglukatan dan pengobatan. Tak jarang banyak masyarakat datang dengan berbagai keluhan penyakit dan memohon petunjuk kesembuhan di pura ini. Biasanya, yang bersangkutan akan dilukat dan diberikan tirta yang diambil langsung dari sungai. Sarananya pun tidak mengikat, namun biasanya menggunakan Banten Pajati.  +
Terletak di Banjar Gitgit, Desa Bakbakan, Gianyar. Di sini terdapat sebuah Pura Taman Manik Mas dan ada dua cabang sungai yang disebut Cangkir Lanang dan sungai Cangkir Wadon dan pertemuan air ini disebut campuhan yang digunakan sebagai tempat pembersihan sebelum menikah. Air sungai ini dipercaya sebagai simbol penyatuan lelaki dan perempuan.  +
Pura ini terkait dengan perjalanan Rsi Dhanghyang Dwijendra di Siyut Tulikup.  +
Pura Tegal Suci Pagenian, Stana Hyang Maheswara: NAPAS, PARU-PARU, DAPUR API SUCI DI BESAKIH “… RING Usabha Badrawada, pyosan ring Batang Angsoka, céléng pajuwit 1, kebo bulén 1….” demikian, antara lain, secara jelas disuratkan dalam lembar 24a naskah rontal Raja Purana Pangandika ring Gunung Agung, koleksi I Dewa Wayan Pucangan dari Jero Kangin Sidemen, Karangasem. Rontal dengan judul dan isi sama juga ditemukan dalam koleksi Gedong Kirtya, Singaraja, bernomor 1341, serta rontal koleksi Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Bali nomor 958. Kutipan isi rontal Raja Purana Pangandika ring Gunung Agung pada awal tulisan ini kurang lebih berarti: “… Pada bulan Purnama Badrawada [sasih Karo, sekitar bulan Agustus] dipersembahkan upacara usaba, sebagai pemujaan ke hadapan Bhatara yang berstana di Batang Angsoka, berupa babi pajuwit 1 ekor, kerbau berbulu putih 1 ekor….”. Rontal Raja Purana Pangandika ring Gunung Agung secara keseluruhan berisi perihal ketentuan dan kewajiban-kewajiban yang mesti dilaksanakan di Pura Besakih, di lambung Giri Tolangkir (Gunung Agung), yang tercantum dalam Piagam Raja (Dalem). Pada lembar 7b yang disambung ke lembar 8a secara jelas dinyatakan bahwa Piagam ini dikeluarkan pada Tahun Saka 929 😊 1007 Masehi). “Hai kamu manusia, taatilah titahku! Piagam ini telah direstui oleh para Dewata Nawasangga. Jika tidak menaati Piagam ini, semoga kamu sirna dan menjadi lintah,” demikian sangat jelas disuratkan. Tidak ditemukan secara eksplisit dalam rontal ini siapa nama Raja/Dalem Bali yang mengeluarkan Piagam Besakih dimaksud. Namun, data-data efigrafi berupa prasasti-prasasti tembaga masa Bali Kuno mencatatkan bahwa pada tahun 1007 Masehi tersebut Gumi Bali dipimpin oleh Raja Dharma Udayana Warmadewa bersama permaisuri Gunapriya Dharmapatni (989-1011). Raja Udayana lantas digantikan oleh Ratu Śri Ajñadewi (1016), Dharmawangsa Wardhana Marakatapangkaja (1022-1025), Anak Wungsu (1049-1077). Pada masa kepemimpinan Dharma Udayana Warmadewa bersama Gunapriya Dharmapatni yang didampingi Senapati Mpu Kuturan ini Bali tercatat mencapai zaman keemasan, dengan penataan ulang tatanan kehidupan secara komprehensif yang mencakup eko-sosio-budaya-religius (alam—masyarakat—budaya dan keagamaan). Piagam Raja/Dalem sebagaimana disuratkan dalam rontal Raja Purana Pangandika ring Gunung Agung ini mencatatkan secara jelas, tegas, rapi, dan terperinci bagaimana tatanan (tata titi) tata kelola ritual, sosial, bahkan asset padruwen Pura Agung Besakih mesti dilaksanakan: oleh siapa, kapan, di mana, apa jenis upakara yang utama mesti dipersembahkan. Di mana, berupa apa, berapa, dan digarap atas nama siapa asset (padruwen) Pura Agung Besakih juga dicatatkan sangat rapi dan terperinci. Bahkan bentuk bangunan palinggih utama sampai pertanda alam terkait dengan Dewata atau Bhatara yang hadir saat dihaturkan upacara tertentu di masing-masing Pura/Palinggih dalam lingkup Pura Agung Besakih pun diperinci sangat jelas. Raja Purana Pangandika ring Gunung Agung ini tak ubahnya dengan “buku pegangan” (handbook) yang memuat lengkap dan terperinci tentang tatanan dan tata kelola Pura Agung Besakih. Dalam rontal yang tiada ubahnya dengan “buku pegangan” (handbook) Raja Purana Pangandika ring Gunung Agung inilah Batang Angsoka secara jelas disuratkan. Ada apa dengan Batang Angsoka? Secara geografis, Batang Angsoka berada tepat di sisi sebelah tenggara Pura Panataran Agung Besakih. Meskipun agak “tersembunyi” atau “terpencil”, namun Batang Angsoka masih sebagai bagian utuh tak terpisahkan dari wewidangan [wilayah] Desa Adat Besakih dan Desa Besakih, Kecamatan Rendang, Kabupaten Karangasem. Batang Angsoka kini menjadi dua Banjar Adat, yakni Banjar Adat Batang di bagian selatan, dan Banjar Adat Angsoka di bagian utara. Krama/Warga di kedua Banjar Adat ini hidup rukun, tenang, damai. Lahan pertaniannya pun sangat subur, dengan hasil utama yang sangat khas endemik Gunung Agung, antara lain, berupa bunga kasna berwarna abu-abu layaknya warna Dewa Sambhu, dan ubi kuning nan lezat serta manis. Penyebutan secara eksplisit nama Batang Angsoka dalam rontal Raja Purana Pangandika ring Gunung Agung menunjukkan betapa penting posisi, peran, fungsi, dan makna Batang Angsoka dalam kesatuan kosmologi dan eko-sosio-kultural-religius-spiritual kawasan suci Pura Agung Besakih. Tentu Pura yang ada di Batang Angsoka pun sangat penting, karena Raja Purana Pangandika ring Gunung Agung memasukkan Pura ini menjadi bagian siklus pelaksanaan pyosan Usaba yang bersiklus setahun sekali pada bulan yang sangat khusus: Badrawada, yakni bulan penuh waranugraha kemuliaan, bulan terakhir Matahari berada di posisi sebelah utara garis Katulistiwa—sebelum akan tegak lurus (equinox) dengan garis Katulistiwa/Equator pada 21-23 September. Pura apakah yang dimaksudkan di Batang Angsoka itu? Satu-satunya pura kahyangan jagat yang sampai sekarang ini ada di wewidangan Batang Angsoka adalah Pura Tegal Suci – Pagenian di Banjar Angsoka. Pura Tegal Suci ini memiliki beji berupa mata air (klebutan) di suatu lembah di sebelah timur jalan yang menembus Banjar Adat Batang. Pura Tegal Suci di Angsoka dengan mata air beji di Batang ini merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan, karena itu dalam rontal Raja Purana Pangandika ring Gunung Agung disebutkan sebagai satu-kesatuan nan harmonis: Batang Angsoka. Ilmu arsitektur tradisional kuno yang tersurat dalam Wastu Sastra menegaskan betapa pentingnya tempat suci pura berelasi dengan sumber mata air (klebutan). Bila tidak ada sumber mata air (klebutan) di kawasan terdekat, maka air bisa dialirkan di sekitar tempat suci yang dibangun. Itu sebab dalam tradisi Bali pura sebagai tempat suci, terlebih yang berkategori Pura Kahyangan Jagat, senantiasa berkaitan erat dengan sumber air, berupa Pura Beji, Telaga, Taman, atau Tirta. Di Kawasan Suci Pura Agung Besakih, rata-rata Pura yang berkategori Sungsungan Jagat, bersifat umum, seperti Catur Lawa, Catur Lokapala (Pangempat/Dik), Catur Eswarya (Panyirang/Widik) berelasi dengan Pura Beji, Telaga, Taman, atau Tirta. Tak terkecuali Pura Tegal Suci – Pagenian di Banjar Angsoka memiliki relasi satu-kesatuan dengan Pura Beji di Banjar Batang—yang kini dinamakan Pura Beji Bhatara Giri Tohlangkir. Dalam bentuk tinggalan arkeologis, di lokasi Pura Beji ini ditemukan tinggalan kuno berupa genta dan mangkuk kecil berbahas dasar tembaga. Artefak ini ditemukan dari onggokan batu yang terbelah di areal Beji. Tinggalan kuno berupa genta dan mangkuk kecil tersebut membuktikan bahwa Beji di Banjar Adat Batang ini di masa lampau memang merupakan bagian integral Kawasan Suci Pura Tegal Suci di Banjar Adat Angsoka. Dari Beji di Banjar Adat Batang inilah tirta wangsuh pada Ida Bhatara Sasuhunan yang di-sungsung di Pura Tegal Suci – Pagenian katunas untuk setiap upacara di Pura Tegal Suci – Pagenian, termasuk juga untuk upacara lingkup keluarga Krama di Banjar Batang dan Banjar Angsoka. Diyakini Batang-Angsoka inilah di kawasan Besakih yang lebih awal ditapaki dan dijadikan tempat tinggal oleh Rsi Markandeya beserta para pengiring dari Gunung Raung, Banyuwangi, sebelum akhirnya sang Guru Suci ini mendem pancadatu di situs yang dinamakan Basukihan. Di Angsoka ini ketajaman jnana batin Ida Rsi Markandeya melihat api padupaan, sehingga kelak di situs ini dinamakan Tegal Suci. Artinya, sepadan dengan Dapur Suci. Kenapa Pura Tegal Suci dan mata air beji di Batang-Angsoka menjadi penting dalam tatanan kosmologis, ritual, dan spiritual Kawasan Suci Pura Agung Besakih? Secara kosmologis, Pulau Bali divisikan oleh Guru-Guru Spiritual Suci di masa silam sebagai Padma Bhuwana: pulau yang ditata sebagaimana layaknya bunga teratai (bunga Padma/lotus) yang terpola, terstruktur rapi, dan tersistem berlapis-lapis ke delapan penjuru arah angin dan satu di tengah-tengah sebagai putik sari bunga padma/tunjung. Bunga padma/tunjung ini saban hari mengembang dan menguncup. Gerakan mengembang dan menguncup bunga padma/tunjung ini dalam kepustakaan susastra Bali disepadankan dengan gerakan jantung (padma hredaya) manusia. Secara fisik di delapan penjuru arah angin kosmologi Bali ditandai dengan bangunan pura kahyangan jagat, tempat suci untuk memuja Hyang Widhi Wasa dalam aspek perwujudan Dewata tertentu (istadewata), masing-masing, Pura: Lampuhyang (timur, Dewa Iswara/Hyang Gni Jaya); Andakasa (selatan, Dewa Brahma/Hyang Tugu), Batukaru (barat, Dewa Mahadewa/Hyang Tumuwuh); Hulun Danu Batur (utara, Dewa Wisnu). Ini empat pura di arah Pangempat/Dik ([empat arah utama/tanda tambah/+]. Adapun empat Panyirang/Widik (empat arah diagonal/tanda silang/X) masing-masing, Pura: Goa Lawah (tenggara, Dewa Maheswara/Mahesora); Huluwatu (barat daya, Dewa Rudra); Pucak Mangu (barat laut, Dewa Sangkara); dan Pangubengan, Besakih (timur laut, Dewa Sambhu). Sebagai titik pusat Padma Bhuwana adalah gunung (lingga acala, lingga yang tidak bergerak) yang tertinggi di Balidwipa Mandala. Itulah: Giri Tohlangkir atau Gunung Agung. Karena itu, Pura Agung Besakih merupakan titik pusat di tengah-tengah tatanan kosmologi Pulau Bali, sehingga disebutkan sebagai “madyanikang bhuwana”, sentrum dunia. Sebagai titik pusat atau madyanikang bhuwana, Pura Agung Besakih pun ditata sedemikian rupa, menyerupai tatanan bunga padma/tunjung yang terpola, terstruktur, dan tersistem berlapis-lapis. Ada Catur Lawa sebagai empat helai kelopak daun terluar, masing-masing, Pura: Ratu Dukuh, Ratu Pasek, Ratu Panyarikan, dan Ratu Pande. Lebih dalam lagi ada Catur Lokapala, empat helai Pangempat/Dik, masing-masing, Pura: Gelap (timur); Kiduling Kreteg (selatan); Ulun Kulkul (barat), dan Batu Madeg (utara). Lalu, ada Catur Eswarya, empat helai Panyirang/Widik. Dalam konsep Dik Widik atau Pangempat—Panyirang tatanan Padma Bhuwana Kuncup-Kembang di Kawasan Suci Pura Agung Besakih, Pura Tegal Suci Pagenian di Banjar Angsoka ini menempati posisi arah GNENYA/Tenggara. Dalam konsep Dewata Nawa Sangga, 9 (Sembilan) Dewata utama penyangga 9 penjuru arah mata angin, arah Gnenya merupakan Stana/Linggih Dewa/Bhatara MAHESWARA/Mahesora. Warna: DADU/merah muda/pink sebagai perpaduan warna putih (arah timur/Purwa/Dewa Iswara/berupa Angin/Bayu) dan merah (arah selatan/Daksina/Dewa Brahma/berupa Api/Gni/Teja). Senjata: PAGENIAN/DUPA. Aksara suci: NANG. Dalam konsep Padma Bhuwana Bali, posisi ini ditempati Pura Goa Lawah di ujung timur wilayah Kabupaten Klungkung. Selain Pura Tegal Suci – Pagenian, Catur Eswarya lainnya di Kawasan Suci Pura Agung Besakih, masing-masing, Pura: Pasimpangan (barat daya, Rudra); Paninjoan (barat laut, Sangkara); dan Pangubengan (timur laut, Sambhu). Sebagai putik sari Padma Bhuwana Kuncup-Kembang di Kawasan Suci Pura Agung Besakih adalah Pura Panataran Agung Besakih dengan palinggih Padma Tiga di titik pusat terinti. Dewa MAHESWARA yang distanakan di Pura Tegal Suci – Pagenian merupakan sumber kesejahteraan, kemakmuran. Sakti-NYA: DEWI LAKSMI, Dewi Kemakmuran, Keberuntungan (lucky). Dalam tubuh manusia/Bhuwana Alit/mikrokosmos, DEWA MAHESWARA menempati organ sangat vital: PARU-PARU. Menjadi penghubung utama tubuh/Bhuwana Alit dengan Alam Semesta Raya/Bhuwana Agung/makrokosmos. Menyerap PRANA, energi penghidup kehidupan, lewat napas yang terdiri atas unsur: angin/bayu, api/agni/teja, dan air/apah. Prana lewat napas inilah yang menjadikan manusia hidup. Dapatkah manusia hidup tanpa PRANA, NAPAS, dan PARU-PARU? Tidak! Dapatkah keluarga melanjutkan kehidupan tanpa API DAPUR? Tidak! Sedemikian vital-lah sejatinya posisi Pura Tegal Suci Pagenian dalam Kawasan Suci Pura Agung Besakih. Dapat dipahami kenapa rontal Raja Purana Pangandika ring Gunung Agung menyuratkan: “Pada bulan Purnama Badrawada [sasih Karo, sekitar bulan Agustus] dipersembahkan upacara usaba, sebagai pemujaan ke hadapan Bhatara yang berstana di Batang Angsoka”. Upacara usaba ini sebagai rangkaian upacara usaba yang dilaksanakan secara bergiliran di Pura Dik-Widik atau Pangempat-Panyirang [Catur Lokapala—Catur Eswarya] sampai di Catur Lawa. Dimulai dari usaba Srawana (Juli, sasih Kasa) sampai pada usaba Waisaka (Maret, sasih Kadasa) berupa upacara Batara Turun Kabeh yang dipusatkan di titik sentrum: Padma Tiga Panataran Agung Besakih. Terlupakan Sejak Gunung Agung Meletus Tahun 1963 Para panglingsir Desa Adat Besakih yang sempat diwawancarai memberikan kesaksian bahwa sebelum Giri Tohlangkir/Gunung Agung meletus tahun 1963, tatanan upacara Pura Tegal Suci – Pagenian di Banjar Adat Angsoka berjalan sepatutnya, sebagai bagian tak terpisahkan dengan tatanan upacara Pura Agung Besakih. Dalam ingatan para panglingsir Besakih yang sudah berusia belasan tahun saat Giri Tohlangkir/Gunung Agung meletus tahun 1963, di sebelah barat Pura Tegal Suci ada jalan setapak cukup lebar tembus sampai di depan Pura Kiduling Kreteg—sebelah kanan dari Panataran Agung Besakih. Jalan tembus inilah yang lazim dilalui oleh Krama Adat Besakih secara umum manakala hendak tangkil ke Pura Tegal Suci di Banjar Adat Angsoka. Begitu pula sebaliknya, bila Krama Banjar Adat Batang dan Angsoka hendak nangkil mabhakti ke Pura Kiduling Kreteg hingga ke Pura Panataran Agung Besakih dan Pura lain yang ada di sebelah barat Banjar Adat Batang dan Banjar Adat Angsoka. Saat Giri Tohlangkir/Gunung Agung meletus mulai 18 Februari 1963 sampai Januari 1964, seluruh Krama Banjar Adat Batang dan Angsoka pun mengungsi jauh, menyelamatkan diri. Pura Tegal Suci di Angsoka hancur. Tidak terurus. Kondisi ini berlanjut menyusul terjadi peristiwa G-30S/PKI tahun 1965-1966. Baru sekitar akhir dasawasra 1960-an atau awal 1970-an, beberapa Krama Adat Batang dan Angsoka mulai pulang ke kampung asal. Dalam masa paceklik ekonomi, Pura Tegal Suci terabaikan. Ketika Pemerintah Daerah Tingkat I Bali menata kembali Kawasan Suci Pura Agung Besakih pascagempa 1963 dan seterusnya, Pura Tegal Suci tetap saja terabaikan, karena lokasinya memang lumayan jauh, “terpencil” di sebelah tenggara Pura Panataran Agung Besakih. Para pemimpin formal dan pemimpin nonformal Bali, termasuk pamucuk-pamucuk di Desa Adat Besakih pun, lupa, melupakan, atau tidak tahu tentang keberadaan Pura Tegal Suci linggih stana Hyang Widhi Wasa dalam manifestasi Maheswara/Mahesora dalam tatanan Padma Bhuwana Kembang-Kuncup di Kawasan Suci Pura Agung Besakih. Yang mengetahui keberadaan Pura Tegal Suci di Angsoka ini pun tidak menginformasikan kepada pihak yang berwenang untuk mengembalikan Besakih ke dalam tatanan sepatutnya. Krama Adat Angsoka dan Batang yang rata-rata masih polos, tampak kimud menyuarakan perihal linggih stana Hyang Maheswara/Mahesora. Kini, hampir 60 tahun Pura Tegal Suci terabaikan dalam kesatuan tatanan ritus dan situs Padma Bhuwana Kembang-Kuncup Pura Agung Besakih. Padahal, dalam setiap ritus berskala besar di Pura Agung Besakih, sulinggih senantiasa menguncarkan puja stuti stawa Nawa Graha, mengundang Dewata Nawa Sangga [Dewata dari sembilan penjuru arah] untuk menurunkan Tirta Nawa Ratna sebagai tirta utama. Namun, dalam aspek situs Pura Tegal Suci di Angsoka sebagai stana Hyang Maheswara tidak katuur dan/atau katuran apa pun secara Sakala. Ada yang kurang jangkep, tentu, dalam konteks tatanan kehidupan masyarakat Bali yang sangat mengedepankan prinsip Niskala-Sakala. Hangayubagia, ada sejumlah Krama Adat Angsoka dan Batang yang terpanggil untuk ngaturang ayah dan mapunia sakasidan secara perseorangan. Kumpulan Krama ini sebagai Sekaa Demen, kelompok sukarelawan, mencoba berswadaya nangiang mawali linggih stana Ida Bhatara Sasuhunan di Pura Tegal Suci, sejak 5 tahun terakhir. Didukung oleh Krama Bali yang mendapat tuntunan, panggilan, dan/atau petunjuk dari luar Besakih agar ngélingin linggih stana Ida Bhatara Sasuhunan di Pura Tegal Suci, Sekaa Demen ini pun mampu membeli lahan seluas ± 14 are untuk tegak linggih Pura Tegal Suci. Meskipun masih dalam kondisi yang sangat sederhana—tinimbang palebahan Pura lain di Kawasan Suci Pura Agung Besakih yang difasilitasi resmi lewat APBD—secara Sakala terwujudlah kini Pura Tegal Suci – Pagenian di wewidangan Banjar Adat Angsoka. Jajaran kemiri palinggih utama yang ada, antara lain: Padmasana, gedong simpen, gedong masari mascatu, sapta patala. Adapun palinggih pagenian atau pasucian berupa tungku pembakaran (dalam bahasa Bali: jalikan) sebagai ciri khas Pura Tegal Suci yang merupakan Lingga Stana Hyang Maheswara, sampai kini masih berupa turus lumbung. Pujawali atau piodalan di Pura Tegal Suci – Pagenian dilaksanakan setiap Sukra Paing, wuku Gumbreg, bersamaan dengan pujawali Pura Beji di Banjar Batang. Berlangsung hanya satu malam, langsung masineb. Biaya pujawali setiap 210 hari sekali (6 bulan kalender Pawukon Bali) dikumpulkan dari aturan punia atau sumbangan sukarela di antara Sekaa Demen serta Krama Bali lain yang terpanggil untuk ngaturang bhakti sakasidan. Dumugi, Sameton dan Sahabat, berkesempatan ngaturang rasa suksmaning manah, rasa hangayubagia ke Pura Tegal Suci - Pagenian di Angsoka, Besakih ini: menyadari anugerah sang Maha Penghidup Kehidupan berupa Napas, Paru-paru, Dapur Suci Diri ini. Bila "tangkil" ke Pura Tegal Suci Pagenian ini, sempatkanlah terlebih dahulu tangkil dan malukat di Pura Beji Giri Tolangkir di Banjar Batang, sekitar 200 meter di sebelah selatan Banjar Angsoka, di sisi timur jalan. Untuk menuju ke lokasi Pura Tegal Suci - Pagenian ini, Sameton dan Sahabat bisa ketik di google maps: Pura Tegal Suci Pagenian, Angsoka, Besakih, Karangasem. Rahayu sareng sami. Besakih, Saniscara Pon, Matal, 22.01.2022 @ I Ketut Sumarta  
Pura Telaga Waja terletak di Banjar Kapitu, Desa Kendran, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar. Pura ini termuat di beberapa kitab yakni Negarakertagama, Prasasti Bulian, dan Lontar Dharma Yoga Samadhi. Di pura ini terdapat petirtaan Telaga Waja dan di dalam lontar Dharma Yoga Samadhi terdapat sebuah petunjuk untuk melakukan mandi melukat sebanyak 7 kali kesempatan di pathirtan Telaga Waja ini. Melukat di sini bertujuan untuk membersihkan segala mala dan menerahkan diri.  +
Pura Telaga Waja terletak di Banjar Kapitu, Desa Kendran, Kecamatan Tegalalang, Kabupaten Gianyar. Pura ini termuat di beberapa kitab yakni Negarakertagama, Prasasti Bulian, dan Lontar Dharma Yoga Samadhi. Di pura ini terdapat petirtaan Telaga Waja dan di dalam lontar Dharma Yoga Samadhi terdapat sebuah petunjuk untuk melakukan mandi melukat sebanyak 7 kali kesempatan di patirtan Telaga Waja ini. Melukat di sini bertujuan untuk membersihkan segala mala dan menenangkan diri.  +
Pura Teratai Bang terletak di Desa Candi Kuning, Baturiti, Tabanan. Pura ini satu kawasan dengan Kebun Raya Eka Karya di Bedugul. Memasuki areal pura di Bukit Tapak, ciri khasnya adalah bau belerang yang menyengat, karena di areal pura ada sumber mata air yg mengeluarkan asap dan berbau belerang, diyakini, belerang ini muncul karena berkenannya Dewa Agni (dewa Api) turun ke bumi dan berstana di Pura ini, bukan api yang kita sembah tapi yang menciptakan kekuatan api ini.  +
Mata air di dalam Pura Tirta Ujung dipercaya memiliki khasiat untuk menyembuhkan penyakit dan melebur segala sesuatu yang berbau magis. Beberapa larangan yakni dilarang berbuat yang kurang pantas, wanita datang bulan juga dilarang untuk mandi, dilarang berbicara kotor, dilarang mandi mendekati wilayah suci dari kolam tersebut.  +
Nama Desa Tegal Tugu ada kaitannya dengan Pura Tugu di hulu desa. Pura Tugu berada di sebelah timur lapangan Tegal Tugu. Nama Desa Tegal Tugu berasal dari kata Tegal dan Tugu. Tegal artinya hutan atau alas sedangkan Tugu berarti Candi.  +
Pura Tuluk Biyu yang sering disebut Pura Batur Kanginan atau dahulu bernama Kulit Biyu.  +
Sejarah pura Ulun Danu Bratan ini dapat diketahui berdasarkan data arkeologi dan data sejarah yang terdapat pada lontar babad Mengwi. Berdasarkan data arkeologi yang terdapat dan berlokasi pada halaman depan Pura Ulun Danu Bedugul ini adalah terdapat peninggalan benda-benda bersejarah seperti sebuah Sarkofagus batu dan papan batu yang diperkirakan telah ada sejak zaman megalitik. Berdasarkan dari Babad Mengwi, I Gusti Agung Putu sebagai pendiri dari kerajaan Mengwi telah mendirikan pura yang berada di ujung danau Beratan sebelum beliau mendirikan pura Taman Ayun. Pura Ulun Danu Beratan terletak di ujung danau Beratan, yang berada di kawasan wisata Bedugul, Desa Candikuning, Kecamatan Baturiti, Kabupaten Tabanan, Bali. Dengan jarak tempuh kira-kira 56 km dari kota Denpasar dengan melewati jalan raya Denpasar - Singaraja.  +
Secara spiritual, Gunung Batur adalah gunung terpenting kedua di Bali (hanya Gunung Agung yang mengunggulinya), jadi pura ini, Pura Batur yang semakin flamboyan, sangat penting. Ini adalah perhentian yang bagus untuk tontonan arsitektur. Di dalam kompleks adalah kuil Tao.  +
Secara geografis, Pura Yeh Gangga berada pada lembah sungai Gangga (Yeh Gangga). Areal tempat suci yang berada di sebelah barat sungai merupakan pura utama. Areal pura yang berada di sebelah timur sungai berupa 6 ceruk yang dipahatkan pada dinding tebing dengan material tanah dan batu padas dengan tekstur kurang stabil pada lapisan bagian atas dan tekstur material lebih stabil pada lapisan bawahnya. Areal utama sebelah barat sungai dibatasi dengan tembok pembatas keliling dengan bentuk persegi empat memanjang dari utara ke selatan. Areal dalam terbagi menjadi dua yakni teras atas bagian barat dan teras bawah bagian timur. Pada areal timur (di areal sungai) terdiri dari sebuah petirtaan, 6 buah ceruk, dan pemandian. Terdapat struktur batu bertuliskan angka tahun 1357 saka.  +
Sebagai sebuah puri dan akhirnya kota kerajaan, Denpasar diresmikan pada tahun 1788. Pendiri Puri Denpasar memang I Gusti Ngurah Made Pemecutan, keturunan Puri Pemecutan dari garis Puri Kaler Kawan. Tetapi, nama Denpasar sudah muncul sebelum 1788 yakni manakala wilayah yang kemudian disebut Badung dipimpin dua kerajaan kembar: Puri Pemecutan dan Puri Jambe Ksatrya. Denpasar mengemuka sebagai pusat kekuasaan ketika I Gusti Ngurah Made Pemecutan yang mengambil alih kekuasaan Kyai Jambe Ksatrya memilih Taman Denpasar sebagai lokasi puri. Tatkala Cokorda Alit Ngurah dinobatkan sebagai regent Badung pada tahun 1929, dibangun sebuah puri bernama Puri Satria. Pasalnya, Puri Denpasar sudah dihancurkan Belanda saat Puputan Badung dan saat Belanda berkuasa bekas Puri Denpasar digunakan sebagai kantor Asisten Residen Bali Selatan serta Kontroleur Badung. Puri baru yang didirikan Cokorda Alit Ngurah sebetulnya bernama Puri Denpasar. Tapi, karena lokasinya di bekas lokasi Puri Jambe Ksatrya, masyarakatnya lebih mengenalnya sebagai Puri Satria.  +
Kehadiran Puri Kesiman, menurut Gora Sirikan diawali dengan sikap politik I Gusti Ngurah Made. Ia adalah salah seorang cucu I Gusti Gde Oka alias I Gusti Ngurah, seorang Manca Puri Kaleran Kawan, yang merupakan pejabat tinggi di bawah punggawa dalam kerajaan Badung. Pada tahun 1813 pendiri Raja Denpasar I Gusti Ngurah Made Pemecutan mangkat. Setelah kepergiannya terjadi perubahan konstalasi politik di kerajaan Badung yang diawali dengan keputusan putra sulung I Gusti Gde Kesiman pergi meninggalkan istana dan membangun istana baru di Kesiman (di Puri Agung Kesiman sekarang) dan sekaligus menjadi raja dengan gelar I Gusti Gde Ngurah Kesiman.  +
Puri Agung Pemecutan terletak di Jalan Thamrin, Denpasar. Kata Pemecutan berasal dari pecut yang artinya cambuk. Bangunan Puri dibangun pada tahun 1686, dengan dasar bangunan dari batu bata merah dan pada serta beratapkan ijuk. Areal puri memiliki luas sekitar 4.2 hektar. Tahun 1906, Raja Gusti Ngurah Pemecutan memerintahkan rakyat untuk membakar bangunan puri sebelum perang dimulai.  +
Menurut beberapa babad dan penelitian bangsa asing, Ubud di abad ke-17 masih terdiri dari sawah ladang dan semak belukar, dan hutan. Sebagaian kecil sudah didiami oleh penduduk yang terdiri dari Kuwu-kuwu (Pondokan). Pada saat Ubud mulai berkembang, dan menjadi daerah Manca, Ida Tjokorda Tangkeban meninggalkan Ubud menuju Jegu, wilayah Tabanan, sedangkan Tjokorda Gde Karang membangun puri di wilayah selatan Ubud, dekat dengan Sukawati, diberi nama Puri Negara di Desa Negara. Jadilah Ubud kemudian tanpa pemimpin. Atas inisiatif dari seorang keturunan Bandesa Mas yang tinggal di Jungut, maka menghadaplah para pemuka masyarakat Ubud ke puri Peliatan, tujuannya adalah untuk nuhur pemimpin untuk Ubud, agar ada yang mengatur kegiatan ekonomi, keagamaan dan kemasyarakatan di Ubud. Oleh raja Peliatan saat itu, Ida Tjokorda Batuan, diperintahkan Ida Tjokorda Putu Kandel, treh Dalem Sukawati agar memimpin Ubud. Ida Tjokorda Putu Kandel sebagai pemimpin Ubud kemudian mendirikan Puri Saren Kangin Ubud.  +
Di bangun oleh Pemerintah Kolonial Belanda pada tahun 1929 di atas areal pura peninggalan I Gusti Jambe Merik.  +
R
Relief Bitera ialah seni ukir pada zaman dahulu yang dipahat pada dinding permanen berukuran besar di Kabupaten Gianyar. Relief Bitera ini juga satu kesatuan dengan tempat wisata cagar budaya nasional pertapaan Gunung Kawi Bebitra. Pertapaan ini juga menyimpan subuah ceruk besar yang letaknya di sebelah selatan pertapaan, dan kononnya pernah digunakan sebagai tempat bertapa. Selain sebagai tempat pertapaan, tempat ini juga difungsikan sebagai tempat pertirtaan dengan airnya berasal sumber mata air di sebelah barat laut dari dinding sebelah barat.  +
Asal usul mengapa desa ini bernama Desa Renon ilmu sejarah belum mengungkapkan secara pasti tetapi suatu hal yang nyata bahwa adanya kenyataan Desa Renon ini dibentuk oleh para pendatang, istilah Balinya "dedukuhan”. Kata Renon kemungkinan berasal dari kata "Rena" yakni nama sebuah tempat.  +
Rumah Sanur adalah tempat bagi komunitas lokal, bisnis, wirausahawan sosial, pedagang, start-up, seniman, dan penggiat kreatif. Kami menyatukan berbagai orang dan bisnis dengan keterampilan dan latar belakang yang berbeda, untuk merangsang ide dan membangun hubungan lintas sektor. Kami memelihara ekosistem kreatif dan mendorong inovasi sosial.  +
S
Jika kalian ingin mengenal topeng-topng dari Indonesia bahkan dunia, serta koleksi wayang di Asia Tenggara maka berkunjunglah ke SETIA DARMA Houses of Mask and Puppets. tempat ini berada di sekitaran kawasan Ubud yang terkenal dengan seniman, budaya, dan panorama yang indah ala pedesaan modern Bali. Tempat di mana berbagai jenis topeng dan boneka dari berbagai daerah di Indonesia dan di seluruh dunia telah dikumpulkan, disimpan, dan ditampilkan untuk umum sejak 2006. Koleksinya mencakup lebih dari 1300 topeng dan 5700 boneka. Memiliki fasilitas seperti gedung pertemuan, taman tropis, ruang pameran, gedung pertunjukan, rumah Bali, tempat pernikahan, teater, ruang diskusi, kedai kopi dan penghargaan serta amfiteater dengan kapasitas 500 orang. Jam buka setiap hari 08.00 - 16.00 WIB. KHUSUS untuk melihat-lihat koleksi di tempat ini GRATIS.  +
SMK Negeri Bali Mandara atau biasa disebut dengan nama SKANBARA, adalah sekolah berasrama yang didirikan pada tanggal 2 Desember 2013 berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Bali No. 2502/03-A/HK/2013. Sekolah binaan Pemerintah Provinsi (Pemprov) Bali ini mulai beroperasi pada bulan Juli 2015. Melalui SMK Negeri Bali Mandara, Pemprov Bali menyiapkan bantuan pendidikan penuh guna memberikan akses pendidikan kepada putra-putri Bali yang berasal dari keluarga dengan latar belakang ekonomi tidak mampu (miskin). Segala bentuk pembiayaan selama menempuh masa pendidikan ditanggung oleh oleh Pemprov Bali.  +
Sanda berasal dari kata Sandek (mesandekan dalam bahasa Bali ) yang memiliki arti berhenti atau mengaso. Dahulu dimana orang-orang yang bepergian dari Tabanan atau Denpasar menuju Singaraja melewati Desa Sanda. Dalam perjalan yang begitu jauh dan lama desa Sanda menjadi tempat peristirahatan.  +
Saya sebagai generasi milenial siap membangun desa melalui kegiatan BASAbali Wikithon Partisipasi Publik #5: Ngwangun Desa. Om Swastyastu, tempat wisata Sangeh terletak di Jalan Brahmana , Sangeh, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Bali. Tempat wisata Sangeh merupakan tempat wisata yang menyenangkan. Di tempat ini kita akan menemukan ada banyak monyet dan banyak pohon besar yang beranama pohon pala. Tempat wisata Sangeh telah disiapkan oleh pemerintah sejak tahun 1971, yang dibuktikan dengan dijadikannya Sangeh sebagai taman wisata alam. Namun saat ini muncuk masalah, karena penyebaran covid-19 menyebabkan tempat wisata ini kian sepi. Sepinya pengunjung juga memunculkan masalah dalam pembiayaan perawatan tempat ini. Telebih lagi, biaya perawatan berasal dari hasil penjualan tiket kunjungan. Ini yang patut dipertimbangkan oleh pemerintah agar dapat membantu biaya perawatan tempat dan menyosialisasikan kembali agar wisatawan yang berkunjung ke Sangeh. Apabila akan berkunjung ke Sangeh janganlah lupa untuk mempertahankan protokol kesehatan. Om Shanti Shanti Shanti Om Nama : MAHASABA 3 -I GUSTI NGURAH AGUNG DIVAYANA -NI KADEK UNIK JAYANTI @wikibasabali @pasikianyowana.bali @mamedwedanta @guna.yasa @mahasabaudayana @unikjayantii #basabaliwiki #wikitonpartisipasipublik #ngewangundesa  +
Sanur berasal dari dua kata, “Saha” dan “Nuhur” yang secara harfiah berarti keinginan/gairah untuk mengunjungi tempat tertentu dan dapat juga berarti memohon untuk datang di suatu tempat. Dari kata tersebut lama kelamaan berubah pelafalannya menjadi Sanur. Sanur tercatat sebagai salah satu nama tempat tertua yang termuat dalam prasasti Bali berangka tahun 917 Masehi. Wilayah Sanur pada dahulunya meliputi daerah Sanur (Desa Sanur Kaja, Desa Sanur Kauh, Kelurahan Sanur) dan Kelurahan Renon.  +
Desa ini terkenal karena termasuk daerah yang sangat dekat dengan puncak Gunung Agung, serta sejarahnya erupsinya Gunung Agung pada tahun 1963.  +
Sejarah Desa Sekardadi tidak bisa dipisahkan dengan sejarah Desa Bayung Gede sebagai desa induk dan 28 desa turunan lainnya, termasuk Desa Sekardadi. Dari tiga di antaranya memiliki pertalian darah penghuni yang cukup erat. Tiga desa tersebutterletak di Kabupaten Bangli, antara lain Desa Sekardadi, Penglipuran, dan Tiga Kawan.  +
Desa Selumbung, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Desa Selumbung merupakan salah satu dari 12 Desa yang ada di wilayah Kecamatan Manggis, yang terletak pada ketinggian 130 meter dari permukaan laut. Desa ini terbagi menjadi 6 (enam) wilayah Banjar Dinas yaitu: Banjar Dinas Bukitcatu, Banjar Dinas Kaleran, Banjar Dinas Kelodan, Banjar Dinas Tengah, Banjar Dinas Kanginan dan Banjar Dinas Anyar. Sebagian besar masyarakat desa Selumbung merupakan keluarga pertanian, dengan sumber penghasilan utama penduduknya adalah kelapa atau hasil perkebunan.  +
Seminyak yang luar biasa adalah pusat kehidupan bagi gerombolan ekspatriat pulau, banyak di antaranya memiliki butik, mendesain pakaian, berselancar, atau tampaknya tidak melakukan apa-apa sama sekali. Mungkin tepat di sebelah utara Kuta dan Legian, tetapi dalam banyak hal, tidak terkecuali selera gayanya yang tidak berwujud, Seminyak terasa hampir seperti berada di pulau lain. Ini adalah tempat yang dinamis, rumah bagi sejumlah restoran dan klub serta banyak toko dan galeri desainer yang kreatif. Hotel kelas dunia berjajar di pantai, dan betapa indahnya pantai itu – seluas dan berpasir seperti Kuta tetapi tidak terlalu ramai. Baca selengkapnya di https://www.lonelyplanet.com/indonesia/seminyak  +
Pulau Serangan merupakan wilayah pesisir yang terletak di Kelurahan Serangan Kecamatan Denpasar Selatan, dan berdekatan dengan kawasan wisata Sanur dan Nusa Dua. Pulau Serangan secara geografis terletak di Kelurahan Serangan, Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Propinsi Bali.  +
Desa Seraya Barat adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem. Desa ini masih satu kesatuan dengan Wilayah Desa Seraya yang meliputi tiga Desa Dinas yaitu Desa Dinas Seraya Timur, Desa Dinas Seraya Tengah dan Desa Dinas Seraya Barat. Adapun batas wilayah Desa Seraya Barat, yakni: batas wilayah di sebelah utara adalah Bukit, di sebelah timur adalah Desa Seraya Tengah, di sebelah barat adalah Desa Tumbu dan di sebelah selatan adalah Desa Lombok.  +
Desa Seraya Timur adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem. Desa ini masih satu kesatuan dengan wilayah Desa Seraya yang meliputi tiga Desa Dinas yaitu Desa Dinas Seraya Timur.  +
Desa Seraya yang merupakan sebuah Desa yang terletak di ujung timur Pulau Bali. Wilayah Desa Seraya meliputi tiga Desa Dinas yaitu Desa Dinas Seraya Timur, Desa Dinas Seraya Tengah dan Desa Dinas Seraya Barat. Desa Seraya terletak di 7 km dari Kecamatan Karangasem, 7 km dari Kabupaten Karangasem, 86 km dari pusat Pemerintahan Provinsi Bali. Desa Seraya merupakan salah satu desa tua di Bali. Desa Seraya memiliki Tari Gebug Ende yang digunakan untuk memohon hujan pada saat musim kemarau berlangsung. Desa Seraya memiliki 15 Banjar Dinas.  +
Kelurahan Sesetan merupakan salah satu kelurahan di Kecamatan Denpasar Selatan, Kota Denpasar, Provinsi Bali. Dari beberapa informasi dan menurut cerita-cerita dari tokoh masyarakat serta didukung oleh bukti-bukti peninggalan yang ditemukan diceritakan bahwa pada waktu Pemerintahan Dalem Waturenggong kira-kira abad ke 15, Kelurahan Sesetan sekarang ini menjadi satu kesatuan dengan Kelurahan Pedungan. Kelurahan Pedungan awalnya bernama Desa Peduwungan nama ini bermula dari sebelah keris yang sakti. Keris itu dimiliki oleh wakil Dalem Waturenggong di Wilayah Badung yang bernama Arya Waringin. Keris sakti dibuatkan tempat yang disebut Pelinggih dan diberi nama Pura Peduwungan yang artinya keris, dan sekarang terletak di Banjar Kepisah. Dari Peduwungan ini akhirnya menjadi Desa Pedungan. Pada saat itu mata pencaharian penduduk di Desa Peduwungan adalah sebagai petani dan beberapa orang penduduk yang tinggal di Desa Peduwungan melakukan kegiatan pertanian di bagian Timur Desa Peduwungan, yang akhirnya menetap di tempat itu karena menurut mereka tempat di Timur itu adalah tempat yang subur dan sangat baik untuk bercocok tanam. Dan tempat itu diberi nama Kesetan atau Sepihan yang artinya Pecahan dari Desa Peduwungan, kemudian lama kelamaan seiring dengan perjalanan waktu dan karena proses perubahan kata, maka kata Kesetan berubah menjadi Sesetan.  +
Desa Sibetan merupakan salah satu desa yang ada di Kecamatan Bebandem, sejarah singkat mengenai terbentuknya Desa Sibetan berawal dari kisah berdirinya Kerajaan Sibetan lebih kurang pada tahun 1608 yang didirikan oleh Igusti Mantu, putra dari I Gusti Abian Nengan. Disebutkan bahwa I Gusti Mantu yang memberika nama julukan Desa Sebetan yang sebelumnya lebih dikenal dengan sebutan Desa Kuncara Giri. Nama tersebut diberikan sebagai kenangan, atas keselamatan ibunya dari persembunyian yang membawa kandungan ayahnya dari kepungan maut bala tentara Dalem Gelgel. Menurut arti kata “SEBETAN” sangat bijaksana.  +
Asal usul Desa Sidakarya yang berkembang dikalangan masyarakat Sidakarya adalah berdasrkan bukti tertulis yaitu lontar Sidakarya.  +
Kota Singaraja merupakan bagian dari wilayah administrasi Kabupaten Buleleng. Pola permukiman di kota Singaraja ini telah mengarah pada perkotaan dengan tingkat heterogenitas yang cukup tinggi. Batas-batas administratif kota Singaraja adalah : • Sebelah Utara : Laut Bali • Sebelah Selatan : desa Gitit • Sebelah Timur : desa Kerobokan • Sebelah Barat : Desa Pemaron  +
Desa Suana terletaknya 12 Kilometer kearah timur dari pelabuhan Kapal Roro Kutampi. Desa Suana terdiri dari empat (4) dusun yaitu Dusun Karangsari, Dusun Celagilandan, Dusun Kelemahan, Dusun Semaya. Desa Suana termasuk daerah pesisir yang menghasilkan rumput laut dan ikan. Sebelum pemekaran, Desa Suana mencakup 9 Dusun namun setelah tahun 1990, Desa Suana dimekarkan menjadi Desa Pejukutan dan Desa Suana. Dahulu Desa Suana dikenal dengan nama Slendep. Hal ini disebabkan di sekitar desa banyak rumput semak- semak yang tajam oleh masyarakat sekitar disebut rumput landep-landep. Kata Suana berasal dari kata “song” dan “wana”. Song artinya lubang dan wana artinya hutan, sehingga bila diartikan “song wana” artinya adanya lubang di hutan. Karena tepat di sebelah timur Dusun Suana terdapat pura yang tumbuh tanaman besar seperti gepah yang bisa disimpulkan sisa-sisa hutan lebat pada zaman dulu. Disana juga diyakini ada song atau goa sehingga masyarakat menyebutnya Pura Song Aya.  +
Subak Anggabaya yang terletak di kota Denpasar. Anggota Subak Anggabaya yang juga otomatis adalah warga Banjar Anggabaya. Subak merupakan suatu kelembagaan tradisional bersifat otonom yang mengatur pengairan pertanian di Bali. Subak di Kota Denpasar memiliki peran penting dalam pendekatan-pendekatan teknis pertanian dalam upaya mensukseskan program-program pembangunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar. Subak merupakan salah satu lembaga yang bersifat sosio religius yang sangat berperan dalam mensukseskan program-program di bidang pertanian, dimana subak merupakan lembaga yang dapat mengatur rumah tangganya sendiri (otonom ). Di Kota Denpasar terdapat 41 subak yang tersebar di empat kecamatan masing-masing Denpasar Barat 8 subak, Denpasar Timur 13 subak, Denpasar Selatan 10 subak dan Denpasar Utara 10 subak.  +
Subak Kedampang terletak di Desa Adat Kerobokan. Subak ini dibentuk pada tahun 1946 dengan enam wilayah (munduk) yaitu Munduk Kedampang Kangin,Munduk Kedampang Kauh,Munduk Kedampang Tengah,Munduk Pengubengan Dangin Jalan,Munduk Pengubengan Dauh Jalan, dan Munduk Pengipian.  +
Subak merupakan suatu kelembagaan tradisional bersifat otonom yang mengatur pengairan pertanian di Bali. Subak di Kota Denpasar memiliki peran penting dalam pendekatan-pendekatan teknis pertanian dalam upaya mensukseskan program-program pembangunan Dinas Pertanian Tanaman Pangan dan Hortikultura Kota Denpasar. Subak merupakan salah satu lembaga yang bersifat sosio religius yang sangat berperan dalam mensukseskan program-program di bidang pertanian, dimana subak merupakan lembaga yang dapat mengatur rumah tangganya sendiri (otonom ). Di Kota Denpasar terdapat 41 subak yang tersebar di empat kecamatan masing-masing Denpasar Barat 8 subak, Denpasar Timur 13 subak, Denpasar Selatan 10 subak dan Denpasar Utara 10 subak. Subak Renon terdiri dari 4 munduk yang terletak di 4 Banjar Adat di Desa Adat Renon. Luas pertanian yang tersisa pada Kelurahan Renon adalah 90 Ha(Pagiarta, 2011). Batas-batas Munduk Muntig di Subak Renon yang menjadi lokasi Penelitian, meliputi, Utara(pemukiman penduduk), Timur(Subak Intaran), Selatan(SubakSidakarya), dan Barat(Pemukiman Penduduk).  +
Desa Sukawati merupakan salah satu desa yang ada di kabupaten Gianyar, tepatnya di kecamatan Sukawati. Banjar yang ada di Desa Sukawati yaitu Banjar Gelumpang, Telabah, Palak, Tebuana, Dlodtangluk, Gelulung, Pekuwudan, Bedil, Tameng, Dlodpangkung, Kebalian, Babakan dan Mudita. Batas-batas wilayah di sebelah utara desa sukawati berbatasan dengan Desa Batuan, di sebelah timur dengan Desa Saba, di sebelah selatan berbatasan dengan Desa Guwang dan di sebelah barat berbatasan dengan desa Celuk.  +
Desa Sumerta Kaja adalah merupakan hasil pemekaran dari Desa Sumerta (sekarang Kelurahan Sumerta). Desa Sumerta diberi nama karena pertimbangan (Informasi dari beberapa penglingsir) : Letak Desa Sumerta berada di sebelah Barat Puri (Kerajaan Kesiman) Sehingga untuk memudahkan dalam penyebutannya, maka diberi nama Desa Sumerta. Desa Sumerta Kaja sah tahun 1979 terbentuk dari hasil Pemekaran Desa Sumerta Menjadi Desa Persiapan sesuai dengan surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Badung Nomor : 167/Pem.15/166/1979, tertanggal 1 Desember 1979, Mengingat Desa Sumerta sangat luas.  +
Desa Sumerta Kauh merupakan salah satu Desa hasil pemekaran dari Desa Sumerta (Kelurahan Sumerta ) yang pada mulanya terbentuk Desa Persiapan sesuai dengan Surat Keputusan Bupati Kepala Daerah Tingkat II Badung Nomor : 167 /Pem : 15 / 166/79 tertanggal 1 Desember 1979 .  +
Dahulu masih merupakan satu wilayah yang cukup luas bernama Desa Sumerta yang membawahi 26 Banjar dan 7 Banjar Dinas, dan sesuai dengan Keputusan Gubernur yang dituangkan dalam Surat Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali No.57 Tahun 1982 tertanggal 1 Juni 1982, Desa Sumerta dimekarkan.  +
T
Tabanan merupakan Kabupaten yang terletak di bagian selatan pulau Bali, sekitar 35 km di sebelah barat kota Denpasar. Kabupaten Tabanan dikenal juga sebagai kota Singasana. Tabanan juga memiliki tempat wisata yang popular di kalangan wisatawan seperti: Tanah Lot, yang memiliki objek pantai berkarang dan Pura yang berdiri kokoh di atas batu karang di area pantai yang membawa daya tarik tersendiri. Kemudian Bedugul Kebun Raya Bali, yang menjadi tempat untuk pelestarian tanaman langka dan merupakan kebun raya pertama buah karya orang Indonesia. Berikutnya Air Panas Penatahan yang merupakan objek wisata pemandian air panas dengan panorama alam yang indah. Untuk sejarah dari berdirinya Kabupaten Tabanan, dimulai sejak dinasti Gelgel memegang tampuk kekuasaan di mana semua kerajaan di Bali berada di bawah naungannya. Setelah melepaskan diri dari dinasti Gelgel, pada 29 November 1493 Tabanan meresmikan Puri Agung Tabanan sebagai pusat pemerintahan. Tanggal itulah yang dipakai sebagai patokan lahirnya Kabupaten Tabanan sekarang. Kabupaten Tabanan berbatasan dengan Buleleng di seelah utara. Sebelah timur berbatasan dengan Badung. Sebelah selatan berbatasan dengan Samudera Hindia. Dan sebelah barat berbatasan dengan Kabupaten Jembrana. Mayoritas penduduk Kabupaten Tabanan bekerja di bidang pertanian, sehingga Tabanan pun dijuluki sebagai “bumi lumbung padi". https://www.tabanankab.go.id/  +
Desa Talibeng. Desa ini terletak di Kecamatan Sidemen, Karangasem. Talibeng adalah sebuah desa yang terdiri dari delapan banjar dinas (Celetiga, Delodyeh Kangin, Delodyeh Kawan, Talibeng, Sari, Dukuh, Wangsihan, Wanasari). Desa ini diperkirakan berdiri pada tahun 1940, dan mengalami pemekaran pada tahun 2002.  +
Taman Baca Kesiman lahir dan hadir di halaman kiri kota Denpasar, Bali Indonesia. Kehadirannya tiada lain sebagai ruang bertatapmukanya kebhinekaan dan kesetaraan. Kebhinekaan adalah anugrah terindah dari Sang Pencipta, dan mesti kita rawat bersama dengan semangat keterbukaan, kedewasaan dan kesetaraan. Taman Baca Kesiman menyajikan bacaan, ruang baca, kebun dan lapangan hijau sebagai terminal untuk merangkai warna warni kehidupan kota Denpasar yang multi-etnik, lintas sektoral dan transnasional guna menjadi sebuah kota yang sejuk dan indah di hati warga.  +
Taman Kupu-Kupi Lestari adalah sebuah tempat wisata di Kabupaten Tabanan dan juga taman pelestarian dan penangkaran kupu-kupu terbesar di Bali serta di Indonesia dan di Asia Tenggara. Bukan hanya kupu-kupu yang bisa dilihat didalamnya, namun wisatawan dapat melihat berbagai macam jenis kepongpong, belalang, serta lainnya. Taman Kupu-Kupu Lestari ini bisa sebagai objek wisata edukasi serta penelitian.  +
Wisata Bahari Pemuteran terletak di desa Pemuteran, Kecamatan Gerokgak, Buleleng, Bali Utara atau sekitar 56 km arah barat kota Singaraja merupakan daerah wisata diantara gugusan perbukitan serta hamparan laut utara Bali sehingga membuat daerah ini indah, tenang, jauh dan dari keramaian. Wilayah desa Pemuteran terkenal sebagai kawasan dengan konservasi laut untuk proyek terumbu karang artifisal “Biorock” yang terbesar di dunia. Beberapa yayasan beserta masyarakat setempat yang bergerak secara aktif dalam mengelola usaha pelestarian terumbu karang. Selain terumbu karang, posisi Desa Pemuteran terletak di pesisir Barat Pulau Bali membuat daerah wisata itu memiliki posisi yang sangat strategis. Wisata Bahari Pemuteran menyuguhkan taman bawah laut kelas dunia di Pulau Menjangan yang ditempuh sekitar 15 menit dari Pemuteran dengan perahu sewaan. Kegiatan diving dan snorkeling menjadi andalan wisata di sini dengan suguhan taman bawah laut kelas dunia di Pulau Menjangan. Banyak gua besar serta kecil di lokasi bawah laut tersebut dapat ditemui keanekaragaman terumbu karang dalam berbagai tipe dan warna serta biota laut yang lain. Ada yang menarik bagi penyelam yaitu pemandangan Pura (Candi) di tengah laut. Pura bawah laut menjadikan keindahan bawah laut yang unik dan elok dipandang mata. Untuk bisa ke Pura bawah laut itu, wisatawan dapat menyewa perahu untuk menuju lokasi . Setelah sampai di lokasi tersebut, kedalamannya hanya sekitar 30-40 meter sehingga sangat tepat dinikmati dengan menyelam.  +
Pada tanggal 14 Oktober 1982, kawasan Taman Nasional Bali Barat dideklarasikan pada saat kongres Taman Nasional sedunia dilangsungkan di Kota Denpasar, Provinsi Bali. Hal ini sejalan dengan Surat Pernyataan Menteri Pertanian No.736/Mentan/X/1982. Surat pernyataan tersebut menjelaskan bahwa kawasan dengan luas 77.727 yang terdiri dari Cagar Alam seluas 2.250 hektar, Suaka Margasatwa Bali Barat seluas 19.558,5 hektar, Hutan Lindung seluas 55.312,5 hektar, serta wilayah perairan pantai seluas 6.280 hektar menjadi Taman Nasional Bali Barat. Akhirnya pada tanggal 15 September 1995 Menteri Kehutanan mengeluarkan Surat Keputusan Menteri Kehutanan No. 493/Kpts-II/95. Surat keputusan ini dikeluarkan dengan tujuan untuk mengukuhkan penetapan atas status dari kawasan Taman Nasional Bali Barat yang mempunyai luas 19.002,89 hektar. Taman Nasional Bali Barat berada di ujung barat pulau Bali, sekitar 2 kilometer dari pelabuhan di Bali Gilimanuk. Taman nasional ini dibuka setiap hari senin hingga minggu, mulai dari pukul 08.00 hingga jam 18.00 wita. Berikut beberapa fasilitas yang telah disediakan oleh Taman Nasional Bali Barat. • Pusat informasi, • pondok, • rumah makan, • perahu motor, • menara pengamatan, • wisata cinta alam, • penangkaran jalak bali, • tempat untuk berkemah, • peralatan menyelam, dan sebagainya yang dapat kamu nikmati selama berkunjung ke Taman Nasional Bali Barat.  +
Taman Nusa Bali berdiri di atas lahan seluas 15 hektar di jalan Taman Bali, Banjar Blahpane Kelod, Desa Sidan, Kabupaten Gianyar – sekitar 30 km arah timur laut kota Denpasar. Taman Nusa merupakan taman wisata budaya yang memberikan pengetahuan menyeluruh tentang budaya dari berbagai etnis Indonesia dalam suasana alam pulau Bali. Taman Nusa menyuguhkan panorama perjalanan waktu bangsa Indonesia yang dimulai dari masa prasejarah dengan alamnya yang tua dan primitif, jaman perunggu dan masa kerajaan dengan salah satu mahakaryanya yang berbentuk Candi Borobudur. Taman Nusa juga menampikan keanekaragaman budaya dari beragam kelompok etnis di Indonesia dengan suasana kehidupan kampung yang sederhana dan menyaksikan berbagai keterampilan serta pertunjukkan seni tradisional di kawasan kampung budaya. Tidak hanya itu, Tama Nusa juga menggambarkan tentang masa awal Indonesia pada era kemerdekaan, di mana terdapat figure Bapak Proklamator Soekarno dan Hatta dengan latar belakang teks proklamasi kemerdekaan Indonesia. Hingga akhirnya sampai diharapan masa depan Indonesia, di mana terdapat perpustakaan dan dua museum yang menampilkan berbagai warisan budaya Indonesia seperti: wayang, batik, tenunan dan sulaman. Selain itu, Taman Nusa menyuguhkan pemandangan alam pegunungan Gianyar di Bali yang berpadu dengan arsitektur Indonesia yang tidak hanya satu bentuk, tetapi dari berbagai daerah yang mempunyai identitas khas dari satu masa ke masa lain. Mulai dari adat vernacular kuno, masa Hindu dan Budha, kemudian arsitektur islam dan arsitektur colonial atau gaya Hindia. Ke semuanya membentuk alam surgawi yang mengagumkan dan menjadi saksi bahwa lingkungan alam bisa dipertahankan. Misi Taman Nusa adalah untuk menjadikan taman budaya sebagai sarana pelestarian, rekreasi dan didaktika bagi para pengunjung, baik lokal maupun mancanegara untuk lebih memahami budaya Indonesia dengan cara yang menarik dan interaktif. http://www.taman-nusa.com  +
Saya selaku generasi milenial bersedia membangun desa dengan mengikuti lomba Wikithon Partisipasi Publik #5 Ngwangun Desa. Masi lihat tempat potensial Taman Pancing Denpasar ini.  +
Taman Ujung atau Taman Sukasada berada di Banjar Ujung, Desa Tumbu, Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem. Taman Ujung merupakan taman yang dimiliki oleh kerajaan Bali Kuno yang menjadi sebuah tempat peristirahatan raja dan keluarga Kerajaan Karangasem di Bali. Selain itu, Taman Ujung juga dijadikan sebagai tempat bersemedi dan menjamu tamu kerajaan. Taman Ujung dibangun oleh raja Karangasem, yaitu I Gusti Bagus Jelantik pada tahun 1909 dengan arsitek Van Den Hentz seorang Belanda dan Loto Ang seorang Tiongkok. Pembangunan Taman Ujung selesai tahun 1921 dan pada tahun 1937 Taman Ujung Karangasem diresmikan dengan sebuah prasasti marmer yang ditulis dalam naskah aksara Latin dan Bali dan dua bahasa, yaitu Melayu dan Bali. Taman Ujung pada masa Hindia Belanda dikenal dengan nama waterpaleis atau istana air. Di Taman Ujung terdapat 3 kolam besar dalam satu tempat. Selain itu, di Taman Ujung terdapat sebuah anak tangga di mana di atasnya terdapat bangunan pilar tanpa atap. Dari sana pengunjung disuguhkan dengan pemandangan lautan biru dan pantai ujung serta pesona keunikan dari arsitektur taman ujung – yang merupakan penggabungan dari arsitektur Eropa abad pertengahan dan arsitektur Bali. Taman Ujung sering digunakan sebagai lokasi foro prewedding. Perpaduan arsitektur Eropa dan Bali pada bagian dinding bangunan peristirahatan raja – di mana terdapat kaca berwarna-warni yang identik dengan disain arsitektur gereja-gereja di Eropa menjadikan Taman Ujung memiliki keunikannya sendiri. https://www.ujungwaterpalace.com  +
Taman Werdhi Budaya Bali atau juga dikenal dengan nama Art Centre, dibangun dengan tujuan untuk tempat pengembangan pusat kesenian, pelestarian budaya dan menjaga segala bentuk kearifan lokal. Tujuan yang sangat mulia ini digagas dan Taman Werdhi Budaya Bali – Art Centre didirikan oleh Ida Bagus Mantra yaitu mantan gubernur pertama. Event tahunan yang rutin diselenggarakan di Taman Werdhi Budaya ini adalah Pesta Kesenian Bali (PKB), dimulai dari pertengahan Juni – Juli.  +
Foto Pura Mengening di Kecamatan Tampaksiring  +
Tanah Wuk yang terletak di Desa Sangeh Kecamatan Abian Semal adalah salah satu objek wisata alam yang terletak di lembah sungai Tukad Penet yang memiliki pemandangan perbukitan yang masih asri. Beberapa atraksi wisata yang dapat dilakukan oleh wisatawan di lokasi wisata diantaranaya adalah menikmati pemandangan perbukitan dan jurang dengan suasana alam yang masih asri, selain itu wisatawan juga dapat melakukan traking menuruni bukit serta menelusuir sungai dii sekitar perbukitan tersebut. Jarak dari pusat Kabupaten Badung menuju Tanah Wuk sekitar 16.5 km dan memerlukan waktu tempuh kurang lebih 31 menit. Sedangkan jarak Tanah Wuk dengan Bandara Internasional Ngurah Rai adalah sekitar 36.2 km yang dapat ditempuh dengan waktu kurang lebih 1 jam 21 menit.  +
Desa Tangkup merupakan salah satu dari sepuluh desa yang terdapat di Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem. Pada sektor pariwisata, di Desa Tangkup terkenal dengan wahana raftingnya.  +
Desa Tanglad merupakan salah satu dari 16 desa yang ada di kecamatan Nusa Penida. Terletak di wilayah dataran tinggi yang berjarak kurang lebih 20 kilometer dari pelabuhan Sampalan. Desa ini memiliki 4 dusun yang terdiri dari Dusun Anta, Dusun Watas, Dusun Julingan dan Dusun Tanglad. Mata pencaharian dari penduduk di Desa Tanglad adalah petani.  +
Desa Telagatawang merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Adapun batas wilayah Desa Telagatawang, sebagai berikut : Batas Wilayah Utara : Desa Sidemen, Batas Wilayah Barat : Desa Sangkan Gunung dan Wisma Kertha, Batas Wilayah Selatan : Desa Talibeng, Batas Wilayah Timur : Bukit Gegelang, Desa Gegelang, Kecamatan Manggis.  +
Lokasinya tempat penglukatan ini di areal Pura Taman Mumbul Sangeh, kalau dari arah Denpasar sekitar 100 meter sebelum objek wisata Sangeh dan belok kanan. Tempat atau genah melukat ini dipercaya menetralisir berbagai kekuatan jahat yang ada dalam tubuh manusia, baik itu karena pengaruh mistis orang lain ataupun karena sifat pribadi yang secara alami dimiliki oleh manusia. Seperti namanya terdapat 11 buah pancoran dalam sebuah areal permandian.  +
Penglukatan Taman Beji Samuan terletak di Banjar Jemeng, Samuan Kawan, Carangsari, Petang – Badung, dengan jarak tempuh sekitar 19 km dari Pusat Pemerintahan Kabupaten Badung.Tempat melukat di kawasan Pura Taman Beji ini di pinggir sungai Yeh Penet yang mengalir jernih. Pada bagian atas terdapat mata air alam serta kolam air penampungan. Untuk mencapai tempat penglukatan ini, pengunjung / pemedek harus melewati kurang lebih 340 anak tangga di areal yang cukup terjal namun aman untuk dilewati. Pada kolam tempat penglukatan terdapat tujuh pancoran yang merupakan rembesan air yang keluar dari belahan atau rembesan batu padas, sehingga masing – masing pancoran memiliki debit air yang berbeda beda. Bagi pemedek yang baru pertama kali tangkil, dapat membawa dua Pejati dan 15 Canang sari sebagai sarana persembahyangan.  +
Pura ini tergolong unik, lokasinya di desa Sading, Kec. Mengwi, Badung, terletak dalam sebuah goa. Nama pura tersebut berasal dari kata “kereb” yang berarti atap dan “langit” berarti langit, jadi pura yang beratapkan langit. Lalu bagaimana dalam sebuah gua beratapkan langit? itu dikarenakan di atas langit-langit gua tersebut terdapat lubang tembus ke atas menghadap langit. Di kawasan pura Kereban Langit ini juga terdapat beji yang dilengkapi dengan 5 buah pancuran. Di tempat inilah para pemedek melukat terlebih dahulu sebelum memulai persembahyangan di areal utama dalam goa.  +
Pura Geger atau yang memiliki nama lengkap Pura Geger Dalem Pamutih adalah salah satu Pura Dang Kahyangan yang terdapat di Desa Adat Peminge, Kuta Selatan, Badung. Pura ini terletak di atas tebing, berlatar belakang pemandangan alam laut yang indah. Pura ini juga sebgai jejak dari perjalanan spiritual Dang Hyang Nirartha, diceritakan sebelum perjalanan beliau ke Uluwatu, sempat singgah di sini untuk beristirahat dan melakukan tapa semadi. Keberadaan Pura Dalem Pemutih tersebut berkaitan juga dengan babad Dalem Pemutih yang menceritakan petinggi kerajaan yang bernama Dalem Petak Jingga yang bersengketa dengan raja Gelgel, yang akhirnya hengkang dan sampai di tempat ini. Di sebelah Selatan pura masih dalam satu kawasan, terdapat juga pura Beji yang menjadi tempat atau genah melukat.  +
Pura Taman Beji Griya Gede Manuaba Punggul, memiliki sembilan mata air dan dua buah air terjun. Pura Taman Beji Griya Gede Manuaba Punggul yang terletak di Jalan Pekandelan, Banjar Trinadi, Desa Punggul, Abiansemal, Badung ini, dikelola Griya Gede Manuaba Punggul. Disarankannya, bagi pamedek yang datang untuk Malukat diharapkan membawa dua buah Pajati dan beberapa canang.  +
Lokasi pura di Banjar Kangin, desa Ungasan, Kecamatan Kuta Selatan, Kab. Badung. Lokasinya sendiri berada pada sebuah tebing di goa, goa tersebut berada pada ketinggian 10 meter, sehingga perlu menaiki tangga.  +
Tempat melukat yang terletak di Jimbaran Bali ini dikenal dengan nama Pura Tunjung Mekar atau Goa Peteng Alam, seperti namanya untuk menuju tempat melukat memasuki sebuah goa menuruni puluhan anak tangga untuk menuju dasar goa, sehingga tempat tersebut memang benar-benar gelap, walaupun anda datang pada siang hari, sehingga lampu penerangan wajib anda bawa.  +
Tempat atau genah melukat di Bali ini berada Br. Celuk, desa Kapal, kecamatan Mengwi, Badung. Cukup dekat dengan pusat kota Denpasar. Seperti namanya Beji Waringin Pitu, kata “beji” adalah berarti tempat pemandian,”waringin” berarti pohon beringin sedangkan “pitu” berarti tujuh yang merujuk pada 7 buah pancuran, memang tempat ini merupakan sebuah pemandian suci yang terdiri dari 7 buah pancuran yang terletak di bawah pohon beringin yang umurnya sudah ratusan tahun. Beji Waringin Pitu ini terletak di pinggir sungai Yeh Penet.  +
Memiliki 11 buah pancuran (pancoran solas) tingginya masing-masing sekitar 1 meter yang aliran airnya keluar dari pancuran berbentuk mulut naga, 6 buah pancuran menghadap ke arah Selatan dan 5 buah pancuran menghadap ke arah Barat. Pura Beji Saraswati terletak di Banjar Babakan, Desa adat Gulingan, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung. Jika hendak melakukan pemujaan dan melukat setidaknya membawa dua buah pejati dan sejumlah canang sari. Pertama membersihkan diri di jaba pura dekat aliran sungai, di sini terdapat dua buah pancuran, selanjutnya menuju ke madya mandala untuk melakukan persembahyangan dan melakukan penglukatan di Pancoran Solas (11 pancuran) Beji Saraswati. Persembahyangan terakhir di utama mandala pura.  +
Tenganan dauh Tukad adalah sebuah desa Bali Aga atau Bali Mula yang terletak di Bali Timur, Kabupaten Karangasem. Desa ini merupakan sebuah desa sendiri di bawah Desa Tenganan Pegringsingan. Desa-desa Bali Aga adalah desa-desa yang telah ada di Bali sebelum Kerajaan Majapahit menyerbu Pulau Bali. Tenganan Dauh Tukad menganut sistem penanggalan yang berbeda dengan sistem penanggalan Bali pada umumnya. Desa ini memiliki beberapa upacara-upacara tersendiri, yang tak dapat ditemukan di desa-desa lain.  +
Desa Tenganan Pegringsingan merupakan desa wisata dan menjadi salah satu dari tiga desa di Bali yang masuk ke dalam susunan Bali Aga. Bali Aga merupakan konsep desa tradisional yang masih dijaga sejak dahulu hingga saat ini. Desa Tenganan berada di Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Bali. Dalam peta kawasan wisata Bali Timur, Desa Tenganan menjadi salah satu tujuan wisata budaya unik yang bisa dikunjungi. Desa Tenganan sendiri memiliki dua, yaitu Desa Tenganan Pegringsingan dan Dauh Tukad. Kedua desa Tenganan tersebut memiliki daya tarik yang sama, meyimpan berbagai budaya dan tradisi unik dan eksotis. Dengan tampilan arsitektur bangunan rumah-rumah yang tradisional ala budaya Bali Kuno dan dibalut dengan alam pedesaan yang kental seakan Desa Tenganan belum tersentuh kemajuan zaman. Sejumlah hal yang membuat Tenganan menjadi populer di antaranya adalah keunikan tradisi Mekare-kare (Megeret Pandan) atau biasa dikenal dengan Perang Pandan. Tradisi ini digelar setahun sekali dan menjadi salah satu atraksi wisata terpopuler bagi wisatawan di Bali. Berikutnya adalah hasil kerajinan tradisional berupa kain Gringsing yang menggunakan teknik double ikat yang sudah mulai langka. Hal yang menarik lainnya di Tenganan adalah penduduknya yang tidak merayakan Hari Raya Nyepi dan Hari Raya Galungan. Warga Tenganan hanya mengenal satu hari besar, yakni Aci Sambah, seperti saat digelarnya tradisi Perang Pandan. Kalender yang digunakan Desa Tenganan juga berbeda dengan kalender yang biasa digunakan oleh umat Hindu Bali. Desa Tenganan memiliki kalender sendiri yang disebut sasih Sambah. Sasih atau bulan dari tahun Isaka tersebut dikelompokkan menjadi menjadi tiga bagian tahun, di antaranya: Tahun I Sambah Biasa (360 Hari), Tahun II Sambah Biasa (352 Hari), dan Tahun III Sambah (383 Hari). Keunikan lainnya warga Tenganan, yakni tidak mengenal warna ataupun kasta seperti desa-desa lainnya di Bali. Hal itu karena Tenganan sama sekali tidak terpengaruh budaya luar, termasuk juga saat pengaruh Majapahit saat datang ke Bali. Keduduk anak perempuan di Tenganan juga memiliki hak yang sama dengan laki-laki sebagai ahli waris karena warga Desa Tenganan tidak memandang gender. Berbeda halnya dengan tatanan masyarakat Bali umumnya yang patrilineal. Selain itu, warga Desa Tenganan tidak mengenal poligami maupun perceraian. Desa Tenganan juga memiliki alat musik tradisional yang disakralkan bernama Slonding. Alat musik Slonding hanya digunakan saat ada upacara keagamaan tertentu, seperti tradisi Megeret Pandan, mengiringi tari Rejeng dan tari Mabuang. Selain itu, di Desa Tenganan tidak ada upacara Ngaben yang biasa dilakukan warga Hindu lainnya di Bali ketika ada yang meninggal. Di Tenganan jika da orang meninggal maka jasadnya langsung dikubur saat itu juga. Tidak ada kremasi atau menunggu hari baik, kecuali hari sudah sore maka akan dikubur esok harinya sebelum jam 12 siang. Saat penguburan mayat, jasad dikuburkan tertelungkup dengan kepala pada bagian selatan. Tidak ada bekal kubur dari materi dunia seperti uang dan lainnya, pun tidak ada pakaian atau kain sebagai pembungkus jasad. Keburan di Desa Tenganan juga memiliki keunikan karena dibagi menjadi dua, yaitu Kangin yang diperuntukkan untuk mengubur jasad orang biasa dan Setra yang diperuntukkan untuk mengubur jasad oran suci sepeti pemangku. Begitu menariknya Desa Tenganan dengan berbagai budaya dan tradisi unik yang masih terpelihara hingga sekarang. Desa Tenganan juga masih menerapkan sistem tradisional dalam transaksi jula beli, yaitu dengan barter. Umumya profesi masyarakat Tenganan adalah sebagai petani dan seniman. Jika ada sebuah agenda untuk berwisata ke Karangasem maka Tenganan adalah tujuan wajib yang harus dikunjungi di wilayah Bali Timur.  
Terminal Mengwi merupakan terminal bus tipe A dan merupakan terminal induk di Propinsi Bali. Terminal Mengwi terletak di Jalan Mengwi - Mengwitani, Desa Mengwitani, Kecamatan Mengwi, Kabupaten Badung.  +
Lukisan ini memperlihatkan dua anak laki-laki menebang pohon dengan kapak. Pohon-pohon yang masih berdiri dan yang sudah ditebang memperlihatkan ki wajah yang menderita. Seniman Batuan I Made Sujendra menjelaskan karya dengan pertanyaan sederhana: "Bagaimana rasanya menjadi pohon?" Sujendra mengatakan lukisan itu dipicu oleh orang-orang yang menghancurkan pohon secara sembarang. Tujuannya bukan untuk membangun atau memahat serta tanpa menanam kembali ataupun memelihara tunas baru. Semisal, memotong dan membakar sawah, ladang, dan hutan untuk kepentingan perkebunan kelapa sawit di hutan Sumatra dan Kalimantan. Alam semakin rusak, pohon mulai langka. Seniman Batuan I Made Sujendra menuangkan semuanya dalam lukisannya. Ini sebagai bentuk kepeduliannya terhadap alam Bali. Gayanya juga sebagian besar dalam lingkup Bali, meskipun tidak dalam gaya tradisional daerah Kamasan yang sama dari lukisan Kerta Ghosa yag terkenal, Sujendra penganut gaya Batuan yang lebih modern dan sekuler yang ia pelajari dari ayahnya. Lukisan-lukisan khas Batuan memiliki banyak sekali tokoh-tokoh berwarna cerah dengan latar belakang hitam, dan membiarkan mata untuk mengembara dari sosok ke sosok tanpa pusat perhatian yang jelas. Tanpa menyimpang dari formula ini, Sujendra telah menyederhanakan dan mengintensifkan efek gaya Batuan dengan menunjukkan lebih sedikit tokoh di atas kanvas yang jauh lebih besar dan kembali ke tema-tema keagamaan.  +
Desa Tianyar Barat, Kecamatan Kubu, Karangasem, terus berupaya mengembangkan potensi sumber daya alam untuk pengembangan pariwisata. Setelah sebelumnya membuka wisata trecking dan desa wisata, kini desa tersebut tengah menggarap potensi wisata bahari yakni memancing dan penggaraman tradisional.  +
Desa Timuhun merupakan salah satu Desa di Kecamatan Banjarangkan, Kabupaten Klungkung, Provinsi Bali. Secara etimologi Timuhun berasal dari kata "Patemuan" yang dalam Bahasa Indonesia berarti pertemuan. Pertemuan yang dimaksud adalah aufklarung, penerangan agung terhadap keempat pihak kelompok penduduk yakni rakyat yang berasal dari Kerajaan Gelgel, Gianyar, Bangli, serta dari Dalem tarukan yang dulu datang ke daerah ini untuk saling menyerang.  +
Tirta Empul sekitar 1920  +
Pura Tirta Empul berlokasi di Desa Manukaya, Kecamatan Tampaksiring, Kabupaten Gianyar, Bali. Di desa ini terdapat beberapa buah sungai, antara lain yang terpenting ialah Sungai Pakerisan dan Sungai Petanu.Penelitian arkeologi yang dimulai pada awal abad XX telah mendapatkan bukti-bukti bahwa kawasan ini memang menyimpan sejumlah tinggalan arkeologi yang sampai sekarang masih berfungsi sakral (sacred living monuments), tersebar di Desa Panempahan, Desa Manukaya, dan Tampaksiring.  +
Mata air yang dinamai Tirta Klebutan Taman Sari Tukad Telaga Duaja atau disebut juga “Tirta Sah” oleh masyarakat Selat, Karangasem dikenal sebagai tempat melukat (pembersihan) dan dipercaya bisa mengobati berbagai macam penyakit.  +
Desa Tribuana adalah desa yang terletak disebelah timur Kota Kecamatan Abang, dengan jarak kurang lebih 2 km dari pusat kota Kecamatan Abang dan 14 km dari kota Kabupaten Karangasem.  +
Desa Tri Eka Buana adalah salah satu desa di Kecamatan Sidemen. Desa Tri Eka Buana memiliki tempat pariwisata berupa air terjun yang dinamakan Air Terjun Dukuh Sakti.  +
Patung atau tugu Singa Ambara Raja adalah simbol Kota Singaraja yang berdiri tepat di depan Kantor Bupati Buleleng. Patung ini dirancang pada tahun 1969 dan diresmikan 5 September 1971. Patung ini berwujud binatang mitologi singa bersayap. Patung ini bukan hanya mencerminkan semangat Buleleng, patung Singa Ambara Raja menyerap dan mencerminkan jiwa nasionalis warga Buleleng, dalam bentuk yupa berbentuk segi lima melambangkan falsafah negara Pancasila, singa bersayap dengan tujuh belas helai melambangkan tanggal proklamasi, jagung gembal delapan helai melambangkan bulan yang ke-8 atau Agustus, serta butir-butir jagung gembal berjumlah empat puluh lima butir melambangkan tahun proklamasi 45. Secara keseluruhan diartikan Singa Ambara Raja mencerminkan jiwa proklamasi 17 Agustus 1945 yang berdasarkan Pancasila. Patung ini disebut juga sebagai perlambang keperkasaan Anglurah Gusti Panji Sakti mengahadapi tantangan dalam membangun Buleleng sebagai salah satu kerajaan berdaulan di Pulau Bali.  +
Tukad Bindu yang berada di Kelurahan Kesiman Kecamatan Denpasar Timur. Tepatnya terletak di gang Sikarini, Kesiman, Denpasar. Wisata Tukad Bindu Bali bisa dinikmati dengan berbagai cara. Saat di pagi hari tempat ini dapat dijadikan sebagai arena olahraga sekedar lari-lari kecil, saat siang hari tempat ini dapat menjadi tempat berteduh dengan ditemani jajanan khas seperti sate kakul, dan saat sore kita bisa berenang dan bermain air di sungai yang bersih ini.  +
Desa Tulamben terletak di Kecamatan Kubu, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Desa ini berkembang pesat karena terdapat objek wisata yang cukup terkenal dengan keindahan bawah lautnya. Mayoritas penduduk Desa Tulamben berprofesi sebagai nelayan.  +
Desa Tumbu merupakan salah satu dari beberapa desa yang ada di wilayah Kecamatan Karangasem, Kabupaten Karangasem, Provinsi Bali. Desa Tumbu terletak sekitar 60 kilometer dari ibu kota Provinsi Bali yaitu Denpasar, serta sekitar 7 kilometer dari Kabupaten Karangasem. Secara administratif di Desa Tumbu terdapat 5 (lima) Banjar Dinas yaitu Dusun Tumbu Kaler, Dusun Tumbu Kelod, Dusun Kebon Tumbu, Dusun Ujung Tengah, dan Dusun Ujung Pesisi. Secara adat di Desa Tumbu terdapat 3 Banjar Adat yaitu Dusun Tumbu Kelod, Dusun Tumbu Kaler, dan Dusun Kebon Tumbu.  +
U
Ubud merupakan salah satu kecamatan di Kabupaten Gianyar, terletak kurang lebih 20 kilometer sebelah utara Denpasar dan 10 kilometer dari Gianyar. Kecamatan Ubud terdiri dari 7 Desa dan 1 Kelurahan dengan rincian sebagai berikut: 1. Desa Mas 2. Desa Lodtunduh 3. Desa Peliatan 4. Desa Singakerta 5. Desa Sayan 6. Desa Petulu 7. Desa Kedewatan 8. Kelurahan Ubud. Secara geografis, letak kawasan desa Ubud sangat strategis: desa ini diapit oleh desa-desa yang terkenal dengan kerajinan dan keseniannya. Pelukis terkenal dari Ubud antara lain Blanco, Bonnet, Walter Spies, Neka dan Sobrat. Ubud mulai dikenal sebagai tempat pariwisata dengan kepemimpinan raja Ubud, Tjokorda Gede Raka Sukawati. Foto: Pasar Ubud  +
Pada mulanya Desa Ubung terdiri dari Desa Adat yang meliputi wilayah sebanyak 10 Banjar Adat yang waktu itu oleh masyarakat setempat dinamakan wilayah Dauh Tukad Badung. Dalam perkembangan selanjutnya sejak tahun 1951 Desa Ubung mewilayahi 17 Banjar Adat , karena ada penambahan lagi 7 Banjar Adat yaitu : Banjar Binoh Kaja, Banjar Binoh Kelod, Banjar Dauh Kutuh, Banjar Pohgading, Banjar Anyar-Anyar, Banjar Batu Mekaem, dan Banjar Tulang Ampyang yang sebelumnya merupakan wilayah Desa Peguyangan. Walaupun ada penambahan Banjar Adat namun Desa Ubung masih tetap dibagi menjadi dua Desa Adat yaitu : Desa Adat Ubung dan Desa Adat Pohgading. Keputusan Gubernur Kepala Daerah Tingkat I Bali tanggal 1 April 1980 Nomor : 7/Pem/IIa/2-57/1980 tentang penetapan Desa-Desa Persiapan dalam Wilayah Kota Administratif Denpasar. Sejak itu Desa Ubung dimekarkan menjadi dua yaitu : Desa Ubung Induk (selanjutnya menjadi Kelurahan Ubung) dan Desa Persiapan Ubung Kaja (selanjutnya menjadi Desa Ubung Kaja).  +
Pura Ulun Danu Batur merupakan pura terbesar kedua yang ada di wilayah pulau Bali. Dari lokasi pura, bisa dengan mudah menikmati pemandangan Gunung Batur yang indah. Lokasi: Jalan Kintamani, Desa Batur Selatan, Kecamatan Kintamani, Kabupaten Bangli, Bali.  +
Uluwatu adalah daerah favorit saya di pulau Bali. Uluwatu adalah jalur terpencil, pantai tropis dan terjal. Tapi itu juga bar matahari terbenam yang trendi dan trendi dan klub siang hari. Ini puncak Bali. Terletak sekitar 45 menit dari bandara, dan sekitar satu setengah jam dari Seminyak/Canggu, semenanjung batu kapur yang berbukit di Uluwatu adalah rumah bagi beberapa vila dan resor mewah paling indah di Bali, pantai tersembunyi yang indah, dan tempat selancar kelas dunia, membuat itu adalah kiblat bagi peselancar di seluruh dunia.  +
Universitas Udayana, disingkat Unud adalah Perguruan Tinggi Negeri pertama di Bali, yang berdiri pada 29 September 1962. Unud terdiri dari tiga kampus, yaitu: kampus Nias, yang berada di Jl. Pulau Nias, Sanglah, Denpasar Barat berdekatan dengan RSUP Sanglah Denpasar; kampus Sudirma, yang berada di Jl. Soedirman; dan kampus Pusat Bukit Jimbaran, yang berada di Jl. Raya Kampus Unud, Jimbaran, Kabupaten Badung. Cikal bakal Unud adalah Fakultas Sastra Udayana cabang Universitas Airlangga Surabaya yang diresmikan presiden Ir. Soekarno dan dibuka oleh Prof. Dr. Priyono pada tanggal 29 September 1958 sebagaimana tertulis pada prasasti di Fakultas Sastra Jalan Nias, Denpasar. Fakultas Sastra Udayana inilah yang merupakan embrio dari berdirinya Universitas Udayana. Pada mulanya, berdirinya Universitas Udayana berawal dari desakan masyarakat Bali yang menginginkan adanya sebuah Perguruan Tinggi di daerah Bali pada tahun 1960an. Untuk mewujudkan keinginan tersebut, maka pada 12 Mei 1961 diadakanlah pertemuan di antara tokoh-tokoh pendidikan, para pejabat daerah dan pemuka masyarakat. Pertemuan ini di ketuai oleh Prof. Dr. Purbatjaraka dan Prof. Dr. Ida Bagus Mantra sebagai sekretaris. Petemuan tersebut berhasil membentuk Panitia Persiapan Universitas Udayana Bali yang kemudian disyahkan dengan Surat Keputusan Menteri PTIP No. 4 tahun 1962 tanggal 15 Januari 1962. Pada akhirnya Universitas Udayana secara sah berdiri sejak tanggal 17 Agustus 1962 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan dan Ilmu Pengetahuan No. 104/1962 yang tediri dari empat fakultas, yakni: Fakultas Sastra, Fakultas Kedokteran, Fakultas Kedokteran Hewan dan Peternakan, dan Fakultaa Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Oleh karena hari lahir Universitas Udayana bersamaan dengan hari proklamasi kemerdekaan Republik Indonesia, maka perayaan Hari Ulang Tahun Universitas Udayana dialihkan menjadi tanggal 29 September dengan mengambil tanggal peresmian Fakultas Sastra yang telah berdiri sejak tahun 1958. Saat ini Universitas Udayana memiliki 13 fakultas, di antaranya: Fakultas Ilmu Budaya, Fakultas Kedokteran, Fakultas Hukum, Fakultas Teknik, Fakultas Pertanian, Faultas Peternakan, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Kedokteran Hewan, Fakultas Ekonomi, Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Pariwisata, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Fakultas Kelautan dan Perikanan. https://www.unud.ac.id/  
W
Saya (Candra, Gek Tri, Dinanti) sebagai generasi milenial siap membangun desa melalui BASAbali WIkithon Partisipasi Publik #5 : Ngwangun Desa. Mari saksikan desa saya ini. Mari kita bersama-sama mempertahankan dan melestarikan dea-desa yang memiliki banyak potensi wisata di Bali. Membangun Potensi Wisata Bali, Bali Lestari Indonesia Bangkit! basabaliwiki.org @wikibasabali @pasikianyowana.bali #basabaliwiki #wikithon #partisipasipublik #wikithonpartisipasipublik #ngwangundesa #membangundesa #milenialberaksi photo reference: google chrome, google maps  +
Dengan adanya pariwisata di Pulau Bali menjadi pembangkit ekonomi bagi masyarakat Bali. Tidak hanya masyarakat Bali saja, tetapi masyarakat yang merantau dari luar Pulau Bali juga mencari pekerjaan di Pulau seribu pura ini. Tetapi banyak tempat wisata dan wahana berwisata di desa-desa terpencil tidak diketahui oleh wisatawan. Hal itu yang menyebabkan tempat wisata yang ada tidak bisa terkenal dan berkembang di masyarakat Bali. Meskipun demikian anak muda yang berasal dari desa yang jarang wisatawan itu membantu masyarakatnya dengan cara “ mengajak teman jalan-jalan ke desa”. Hal tersebut yang membuat tempat wisata diketahui dan bisa dikembangkan oleh anak-anak muda yang senang jalan-jalan mencari tempat wisata baru di desa-desa. Ada salah satu tempat wisata yang belum diketahui oleh orang banyak yaitu wisata berkuda di bantaran Tukad Badung Kawasan Taman Pancing Timur, Denpasar Selatan. Wisata berkuda ini berasal dari penyedia jasa pribadi kelompok kepaon berkuda, salah satu penyedianya Bernama Bapak Makdi. Wisata berkuda ini sudah mengajukan izin resmi pengelola ke pemerintahan namun hingga saat ini tidak mendapat izin resmi dari pemerintah. Walaupun demikian Bapak Makdi dan teman-temannya selalu menjaga kebersihan tempat wisata itu. Sebelum ditutup tempat wisata berkudanya, oleh Bapak Makdi dan teman-temannya membersihkan lingkungan yang digunakan sebagai tempat wisata berkuda ini. Usaha itu dilaksanakan agar tempatnya asri dan bersih. Wisata berkuda ini dimulai dari jam 16.00 WITA sampai jam 19.00 WITA setiap hari. Ongkos wisata berkuda ini sangat murah.. untuk orang dewasa dikenai biaya Rp 20.000, jika anak kecil membayar Rp 10.000. Dari pihak kepaon berkuda berharap agar Kawasan bantaran sungai Taman Pancing ini bisa dioprasikan sebagai tempat wisata “kita dari kelompok sudah mengajukan izin ke kantor desa. Kita berharap mendapat izin resmi. Kawasan ini bisa digunakan menjadi tempat wisata berkuda” demikian katanya. Begitulah teman-teman, jika ingin merasakan wisata berkuda tetapi ongkosnya mahal, ayo jalan-jalan ke Taman Pancing. Ada wisata berkuda murah-meriah. Ajak teman-teman dan saudara di rumah yaaa…  
Desa Wisma Kerta, Kecamatan Sidemen, Kabupaten Karangasem secara administratif terbagi atas dua dusun yaitu Dusun Klungah dan Dusun Wangsean serta terdiri dari lima banjar dinas yaitu Banjar Klungah, Banjar Wangsean, Banjar Bukit Buluh, Banjar Nagi dan Banjar Temega. Desa Wisma Kerta yang kini telah berdiri sekitar 10 tahun merupakan pemekaran dari Desa Wangsean yang berbatasan langsung dengan Kota Klungkung.  +