Bagaimana cara mengurangi sampah plastik di kantin sekolah? Ayo berkomentar tentang isu publik di sini or ajukan pertanyaan.

2 - Luh Ayu Manik Mas, Ngae Perpustakaan Keliling

Sponsored byImage001.png
Cover only.jpg
Penulis
Illustrator
Gus Dark
Where does this book take place
Bali
Related Ceremony or Holiday
Saraswati
Related Env. Initatives
ISBN
978-623-93422-3-4
Original language
Balinese
Link to Whole Story
https://www.letsreadasia.org/read/695ff6bc-e902-4dfe-a4c3-f1e856d499cf?bookLang=4846240843956224
Words to Learn for this Book


Tambahkan komentar
BASAbaliWiki menerima segala komentar. Jika Anda tidak ingin menjadi seorang anonim, silakan daftar atau masuk log. Gratis.

Deskripsi

Video by: A.A. Ari Laksemi


Bahasa Inggris

Without warning, a fierce wind sprang up in Room 21. The book that Luh Ayu Manik and her friends were reading shook and then flew about the room. And from the pages of the dirty, torn and tattered book, horrid demons appeared. Luh and her friends wanted to run away but they couldn't move ... they were like statues. I Wayan and I Made wanted to scream ... but their lips were sealed shut and they couldn't speak.

Bahasa Bali

Bahasa Indonesia

Tiba-tiba angin berhembus kencang di kamar 21. Buku yang sedang dibaca Luh Ayu Manik dengan teman-temannya tiba-tiba bergetar dan terbang. Dari buku yang kotor, rusak, dan robek itu keluar raksasa-raksasa yang wajahnya seram. Semua hendak lari, tetapi hanya bisa diam tanpa bisa bergerak seperti patung. I Wayan dan I Made ingin berteriak. Namun, bibir mereka terkatup tidak mampu bicara.

Reviews

(change interface language in upper right corner to see reviews in other languages)

  • Review by: Ida Bagus Mas Permana Wibawa
Cerita fantasi yang bercerita tentang kepahlawanan memang selalu menarik untuk dibaca. Apalagi dilengkapi gambar, yang mendukung imajinasi dalam membaca. Kali ini buku berjudul Luh Ayu Manik Mas menjadi bahan bacaan untuk direview.

Pengarang sangat jeli menggambarkan plot cerita dari awal hingga akhir. Tokoh utama digambarkan seorang wanita yang bisa menjadi sosok “pahlawan” yang membantu menumpas kejahatan. Hampir di tiap plot cerita memiliki pesan tersendiri. Permasalahan yang muncul di tiap plot cerita, mengangkat sosial kehidupan yang ada di sekeliling kita. Pengarang berhasil menggiring opini pembaca pada muara yang sama. Cerita ini mengalir begitu saja, bahasa yang mudah dipahami membantu pembaca untuk cepat memahami.

Kekuatan cerita ini terletak pada pesan yang ingin disampaikan. Perhatian pembaca mengarah pada salah satu plot ketika buku menjadi murka saat ia tak dibaca bahkan tak disentuh sama sekali. Hal itu adalah sindiran halus bagi kaum takut baca. Majas personifikasi sangat jelas terlihat di sana, seandainya buku-buku usang di perpustakaan ataupun di toko buku bisa hidup, maka itu yang mereka lakukan. Mereka ingin mengingatkan bahwa, tidak ada ruginya membaca. Pesannya, berdarma pengetahuan lebih bijak dari pada berdarma harta.
  • Review by: Ni Wayan Astini, S.Pd
Review Buku 2 Luh Ayu Manik Mas

Ngae Perpustakaan Keliling

Buku 2 Luh Ayu Manik Mas ini menampilkan cerita sederhana yang mudah untuk dipahami pembaca khususnya generasi muda. Dengan menggunakan ilustrasi kejadian yang sesuai dengan kehidupan zaman sekarang seperti sudah adanya sistem fullday school, adanya gojek online, dan dibumbui hal-hal fiktif membuat cerita ini semakin menarik. Luh Ayu Manik yang menjadi tokoh utama dalam cerita ini, merupakan siswa SMP yang memiliki kekuatan yang luar biasa. Ia menjalani hari-harinya seperti layaknya anak-anak seusianya. Akan tetapi saat bahaya mengancam dan kejahatan terjadi, Luh Ayu Manik akan berubah menjadi superhero Bali dengan nama Luh Ayu Manik Mas. Dalam buku ini, terdapat dua kali Luh Ayu Manik berubah menjadi Luh Ayu Manik Mas. Yang pertama adalah ketika Luh Ayu Manik melihat ada seseorang yang menjambret tas wisatawan asing. Luh Ayu Manik yang ketika itu pulang sekolah dengan ojek online terjebak macet oleh kejadian tersebut. Melihat jambret tersebut kabur, seketika Luh Ayu Manik berubah menjadi Luh Ayu Manik Mas dan mengejar jambret tersebut dengan kekuatan yang dimiliki. Yang kedua adalah ketika Luh Ayu Manik dan teman-temannya berada di dalam kamar 21 yang merupakan ruang perpustakaan di rumah Luh Ayu Manik. Saat itu muncul banyak raksasa dengan wajah menyeramkan di ruangan tersebut, yang membuat Luh Ayu Manik dan teman-temannya merasa ketakutan. Saat itu Luh Ayu Manik berubah kembali menjadi Luh Ayu Manik Mas dan berhasil meringkus raksasa-raksasa tersebut. Dalam cerita ini pengarang memasukkan nilai edukasi ke dalamnya. Saat menolong jambret Luh Ayu Manik Mas dan wisatawan mancanegara menggunakan bahasa Inggris, yang secara tidak langsung memberikan kesempatan kepada pembaca untuk belajar bahasa Inggris. Di samping itu, adanya raksasa-raksasa yang muncul dari buku-buku usang yang lama tak tersentuh dan tak dibaca, menyiratkan pesan bahwa buku hendaknya dibaca dan dirawat bukan dijadikan pajangan semata. Selain menarik dari segi cerita, buku ini dikemas dengan gambar ilustrasi dan warna yang hidup, kertas yang tahan air dan tidak mudah robek serta menggunakan tiga bahasa, yaitu bahasa Bali, bahasa Inggris dan bahasa Indonesia

Jadi dapat dikatakan, buku ini sangat baik digunakan sebagai motivasi untuk meningkatkan minat baca generasi muda khususnya anak-anak.
  • Review by: Luh Putu Adhi Laksmini Susila
Super Hero Wanita Bali “Ngae Perpustakaan Keliling”

Ketika awal saya membaca buku karya yang ditulis Ari Dwijayanthi ini, saya tidak pernah menyangka akan dikejutkan dengan jalan cerita yang benar-benar di luar dugaan. Awalnya saya kira buku ini hanya mengangkat seputar remaja yang bernama Luh Ayu Manik yang dibumbui asmara, intrik persahabatan saja seperti cerita remaja pada umumnya namun ternyata di balik itu ada tokoh yang “spektakuler” yang mampu menyihir saya untuk selalu setia membaca sampai halaman terakhir buku ini. Luh Ayu Manik adalah seorang gadis remaja yang masih duduk di bangku SMP. Ibunya bermata pencaharian sebagai pedagang canang dan banten. Sepulang sekolah nampak Luh Ayu Manik duduk-duduk di pos satpam menunggu ibunya di depan sekolah sambil bermain gawai. Dia lebih memilih bermain gawai dibanding membaca buku atau majalah di dalam tasnya. Saking lamanya menunggu ibunya akhirnya dia pulang dengan naik ojek online. Di tengah perjalanan pulang, ketika memasuki wilayah Pasar Anyar tampak jalanan macet karena ada kejadian ketika seorang bule mengalami penjambretan. Tanpa pipkir panjang, Luh Ayu Manik menyuruh tukang ojeknya berhenti. Bergegaslah dia menjadi berubah menjadi super hero. Berkat kesaktiannya dia berhasil menangkap penjambret dan mengembalikan tas itu. Sebagai ucapan terima kasih Luh Ayu Manik mendapatkan sebuah buku dari bule tersebut. Tak lama Luh Ayu Manik kembali berubah ke wujudnya yang asli dan melanjutkan perjalanan menuju rumah. Pada hari Sabtu, Luh Ayu Manik berkesempatan untuk makan bersama. Setelah makan Luh Ayu Manik seperti biasa masuk di kamar 21. Kamar 21 merupakan perpustakaan yang berisi berbagai buku bacaan, buku pelajaran, termasuk komputer canggih yang biasa digunakan mengunduh buku-buku daring. Luh Ayu tertarik untuk membaca buku yang baru saja diberikan bule tadi, buku tebal itu ensiklopedia berbagai negara yang ada di dunia. Mata Luh Ayu Manik perlahan mengantuk. Tak lama kemudian datang sahabat-sahabatnya yaitu Ayu, Wayan dan Made. Mereka bertiga masuk diam-diam ke kamar 21 untuk mengejutkan Luh Ayu Manik. Saat berada di kamar 21, Wayan mengambil buku lain yang ada di rak paling atas. Buku itu sudah kumal, rusak, dan robek. Mereka pun tertarik untuk membaca buku itu, ternyata buku itu berisi gambaran yang seram dan aksara suci. Maka ketakutanlah mereka. Entah dari mana datangnya angin kencang tiba-tiba berhembus dari kamar 21. Dari buku itu keluarlah raksasa-raksasa yang rupanya seram. Luh Ayu dan teman-temannya tak bisa bergerak, tidak bisa berbicara. Raksasa-raksasa tersebut ada yang seperti ular, macan, dan ada pula yang seperti babi hutan. Mereka mengamuk merusak rak dan buku-buku. Merasa tidak terima bukunya dihancurkan Luh Ayu Manik kemudian berubah wujud menjadi Luh Ayu Manik Mas dan segera melawan raksasa-raksasa itu. Ternyata raksasa-raksasa itu marah karena buku-buku di kamar 21 tidak pernah dibaca, diambil, dan dibersihkan. Mereka kesal karena manusia hanya menyimpan buku tanpa ada keinginan untuk membaca dan merawat buku. Luh Ayu Manik menyadari hal itu, lalu dia meminta tolong raksasa-raksasa itu kembali ke dalam buku, jika mereka mengacau maka buku-buku itu akan rusak dan tidak bisa dibaca lagi. Raksasa-raksasa itu lalu diringkus dan dimasukkan kembali ke buku-buku oleh Luh Ayu Manik Mas. Setelah kejadian itu, Luh Ayu Manik dan sahabat-sahabatnya merapikan buku-buku yang berantakan. Mereka berencana akan membawa buku-buku itu ke pasar Anyar agar bisa menjadi perpustakaan keliling dengan sepeda gayung. Tujuannya agar semakin banyak anak-anak yang membaca. Selain itu, Luh Ayu Manik dan teman-temannya juga punya kesempatan untuk merawat buku-buku itu.

Cerita dalam buku Luh Ayu Manik versi “Ngae Perpustakaan Keliling” ini memang cerita fiksi yang menarik. Konflik yang diangkat sungguh unik dan memuat banyak pesan positif bagi pembacanya. Saya terhibur dengan adanya tokoh super hero wanita versi Bali. Suatu tema cerita fiksi yang masih jarang diangkat, namun akhirnya bisa memberikan suatu nostalgia bagi pembacanya yang sudah lama menginginkan suatu cerita kepahlawanan namun tetap mengandung budaya Bali yang kental. Selain itu buku ini juga mengingatkan kita tentang pentingnya budaya membaca, di mana kegiatan ini sudah semakin terpinggirkan karena lebih asyik menonton televisi atau memainkan gawai.

Videos


Nothing was added yet.