Bagaimana cara mengurangi sampah plastik di kantin sekolah? Ayo berkomentar tentang isu publik di sini or ajukan pertanyaan.

1 - Luh Ayu Manik Mas, Tresna ring Alas

Sponsored byImage001.png
Book 1 Luh Ayu Manik Mas.jpg
Penulis
Illustrator
Gus Dark
Where does this book take place
Related Ceremony or Holiday
Tumpek Wariga
Related Env. Initatives
ISBN
978-623-9342-2-7
Original language
Balinese
Link to Whole Story
https://www.letsreadasia.org/read/3bbf155d-101d-4cb0-b46d-34699b303b26?bookLang=4846240843956224
Words to Learn for this Book


Tambahkan komentar
BASAbaliWiki menerima segala komentar. Jika Anda tidak ingin menjadi seorang anonim, silakan daftar atau masuk log. Gratis.

Deskripsi

Video by: I Nengah Mawa


Bahasa Inggris

The forest has been laid bare. The trees have been cut down and the wood taken away. Luh Ayu Manik and her friends are deeply saddened to see the forest destroyed. There is a police post in the middle of the forest but, despite this, the thieves are still able to steal wood. Luh Ayu Manik and her friends have come up with a plan to catch the thieves. But unfortunately, their plan has been foiled. And now the thieves are chasing them with a chainsaw. What will happen to Luh Ayu Manik and her friends?

Bahasa Bali

Bahasa Indonesia

Hutan telah gundul. Pohon-pohon kayu habis dibabat. Luh Ayu Manik dan teman-temannya sedih melihat hutan yang rusak. Di tengah hutan ada pos polisi, tapi tetap ada penjahat yang mencuri kayu. Luh Ayu Manik dan teman-temannya bersepakat untuk menangkap pencuri tersebut. Celakanya, akal-akalan mereka ketahuan. Para pencuri mengejar mereka sembari mengacungkan gergaji mesin. Bagaimana jadinya Luh Ayu Manik dan teman-temannya?

Reviews

(change interface language in upper right corner to see reviews in other languages)

  • Review by: Rubianti
Tema dari cerita ini sesuai dengan issue lingkungan yang saat ini sedang hangat dibicarakan. Di awal cerita, dijelaskan bahwa hal buruk dapat terjadi apabila orang terus menerus menebangi pohon-pohon di hutan. Mencintai lingkungan harus diimulai sejak kecil. Menggunakan Luh Ayu Manik dan teman-temannya sebagai karakter baik yang punya kepedulian besar terhadap penebangan hutan dan kemudian berkumpul untuk menanam pepohonan di hutan dapat memberikan inspirasi bagi para pembaca muda yang diharapkan akan mendorong mereka untuk lebih peduli dan mau memelihara lingkungan, dalam hal ini, hutan.

Untuk membuat cerita lebih menarik, pengarang buku ini memasukan 2 karakter mahluk mengerikan dari cerita mitologi Bali, rangda dan celuluk, yang topengnya dipakai oleh 2 teman Luh Ayu Manik untuk menakut-nakuti dan mengusir pencuri yang menembang kayu-kayu di hutan.

Tokoh utama Luh Ayu Manik yang dapat mengubah penampilannya menjadi seorang wanita cantik dengan kekuatan supra natural yang bertarung melawan para pencuri, dimaksudkan untuk menarik perhatian anak-anak yang membaca buku ini mengenai seorang pahlawan yang menyelamatkan teman-temannya dari orang jahat.
  • Review by: A.A. Ari Laksemi
Cerita ini sangat bagus karena mengedepankan rasa peduli para remaja terhadap lingkungan. Alih-alih sibuk dengan kegiatan yang kurang positif, Luh Ayu Manik dan teman-temannya peduli terhadap kelestarian hutan. Mereka melakukan kegiatan positif untuk mengisi liburan, yaitu menanam pohon di hutan. Cerita ini memberi teladan positif untuk generasi muda.
  • Review by: Ni Made Gawati
Cerita ini sangat bagus sekali çerminan pelestari lingkungan, dan mengingatkan kita,agar menjaga lingkungan agar bersih dari sampah plastik
  • Review by: Ketut Mayasa,S.Pd.B
Kami senang sekali membaca cerita Luh Ayu Manik Mas ini, karena isi cerita mengandung amanat dan nasihat serta nilai karakter kepada anak-anak untuk mencintai, menyayangi, dan menjaga lingkungan sesuai ajaran dalam Hindu yaitu Tri Hita Karana. Dalam Tri Hita Karana diajarkan untuk menjaga pelemahan yaitu menjaga lingkungan, pawongan yaitu menjaga hubungan baik dengan manusia, dan parahyangan yaitu menjaga hubungan dengan Tuhan.
  • Review by: I Nengah Mawa
Luh Ayu Manik Mas Pahlawan lingkungan pada suatu hari pagi ia terasa sibuk mencari plastik sebagai tempat canang untuk dibawa ke sekolah namun ibunya menyuruh agar menggunakan sokasi dan Luh Manik Mas agar lebih praktis.

Sepulang dari sekolah tumben sekali ia langsung menonton televisi ia melihat iklan disalah satu televisi yang isinya agar warga mengurang penggunaan sampah plastic yang sudah diatur dalam peraturan selanjutnya makan dan terus memikirkan alas an penggunaan samaph plastik walapun menurutnya samaph plastic bayak gunanya. Luh Manik Mas menanyakan pada ibunya tentang mengurangi penggunaan plastik “ ibunya pun tidak tahu dan menyuruh menanyakan pada guru di sekolah. Besoknya sesampai di sekolah langsung menanyakan pada pak guru yang bernama Pak Budiadnyana, mengapa sekarang kita mengurangi penggunaan plastik, yang langsung dijawab oleh gurunya jika dibuang sembarangan bisa menyebabkan lingkungan menjadi kotor. Jika dibakar akan membahayan kesehatan kita, saya baru tahu oleh karena begitu mulai sekarang kita mengurangi pemakaian plastik. Apabila belanja ke pasar bawalah tas kain, tempat canang ke pura bisa mengunakan sokasi dan tempat tirta membawa dari rumah.

Pada libur sekolah hari suci nyepi paginya Luh Manik Mas dan Putu Nita berbelanja ke pasar dengan membawa tas kain dalam perjalannya mereka berhenti di depan bale angklung, disana mereka menemukan dari sekelompok pemuda membuang sampah plastik dan gabus ke sungai sisa membuat ogoh – ogoh. Sepulang dari pasar juga melihat I Wayan dan Made membuang sampah plastic dan gabus yang begiyu banyak, akibatnya aliran air terhambat yang membuat air sungai meluap hingga ke tepi jalan.
  • Review by: Desak Ayu Gde Parthama Arinj
Ada beberapa kelemahan dalam buku ini:

1. Beberapa penggunaan imbuhan dalam bahasa indonesia kurang tepat. 2. Istilah dalam bahasa bali/aplikasi gawai tidak dicetak miring

3. Padanan kata dalam bahasa bali, bahasa indonesia dan bahasa inggris kurang tepat
  • Review by: I Made Mustika dan Putu Eka Prayuda
Cerita Luh Ayu Manik Mas ini merupakan sebuah cerita fiksi yang menarik untuk dibaca oleh siapa saja, terutama generasi muda masa kini. Tokoh utama dalam cerita ini digambarkan sebagai seorang anak remaja putri yang memiliki watak yang sangat baik, punya kepedulian sosial yang tinggi, memiliki kecintaan yang sangat besar terhadap lingkungan, pantang menyerah, dan memiliki keberanian yang besar dalam menegakkan hukum. Penggunaan gaya bahasa yang sederhana dan sudut pandang yang jelas membuat isi cerita ini sangat mudah untuk dipahami. Alur ceritanya pun menggunakan jenis alur maju yang mana dikemas dengan menarik oleh sang pengarang. Adapun hal yang lebih penting dalam cerita ini adalah amanat yang disampaikan. Cerita fiksi ini mengangkat salah satu fenomena nyata yang terjadi di sekitar kita yakni adanya pengerusakan lingkungan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Melalui cerita yang sederhana ini, penulis berusaha membangkitkan semangat kita, terutama generasi muda untuk lebih mencintai alam sekitar dengan peduli terhadap lingkungan, peka terhadap permasalahan yang terkait dengan perusakan lingkungan, melaksanakan kegiatan-kegiatan positif untuk melestarikan/rebosisasi lingkungan, serta siap dan sigap memberantas pihak-pihak yang terbukti tindakannya membahayakan kelestarian lingkungan. Dengan demikian, diharapkan lingkungan kita menjadi terawat dengan baik. Jika itu sudah terwujudkan, maka dampak buruk yang berakar dari kerusakan lingkungan dapat diminimalisir, atau bahkan tidak pernah timbul lagi di kemudian hari. Intinya adalah, cerita Luh Ayu Manik Mas ini menjadi panutan kita untuk mencintai alam.
  • Review by: I Gede Eka Putra Adnyana dan A.A.Ayu Rahatri Ningrat
Luh Ayu Manik Mas adalah seorang Prawireng Putri Bali (remaja pahlawan super) yang mendapat anugerah kekuatan untuk dapat menjaga keselarasan lingkungan alam dan sosial budaya. Dalam kesehariannya ia adalah remaja putri kelas 8 yang bernama Luh Ayu Manik. Kisah dan karakter pahlawan super Luh Ayu Manik Mas ini dihadirkan untuk menginspirasi kesadaran literasi, kepedulian lingkungan dan sosial, serta pemberdayaan perempuan generasi muda.

Luh Ayu Manik Mas merupakan sosok remaja pahlawan super pertama yang dikembangkan dari hasil interaksi dengan masyarakat. Melalui dukungan dunia maya (Twitter), Luh Ayu Manik Mas dapat berkomunikasi langsung dengan publik. Dari proses komunikasi yang terjadi diharapkan dapat menginsipirasi dan menggugah pemikiran kritis generasi muda agar aktif melakukan aksi nyata untuk perbaikan kondisi lingkungan dan kehidupan sosial. Luh Ayu Manik Mas mengajak publik untuk membincangkan segala persoalan lingkungan dan sosial dalam bahasa ibunya, yaitu bahasa Bali. Namun, dengan senang hati ia juga meladeni perbincangan dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Melalui kisah “Tresna Ring Alas” ini, cerita mengajak masyarakat, khususnya generasi muda untuk aktif dan kreatif dalam mengurangi penebangan hutan secara liar dalam keseharian maupun dalam kelangsungan hidup di bumi. Keberadaan tokoh superhero remaja Luh Ayu Manik Mas yang berasal dari Bali dan bangga berbahasa Bali ini diharapkan menjadi pemacu generasi muda untuk tetap mencintai lingkungan sembari melestarikan lingkungan dengan cara-cara dinamis di era milenial ini. Modernisasi dalam cerita bali ini ditemukan pada salah satunya adalah penggunaan istilah smartphon, instagram, dan selfi. Kelebihan dalam buku adalah penulis menggunakan konteks yang dekat dengan anak-anak sehingga mereka akan merasa terlibat dalam cerita dan tentunya dengan demikian diharapkan akan dapat meniru perilaku-perilaku positif dalam cerita ini.

Di samping kelebihan yang ada dalam cerita ini, juga ada sisi kekurangannya, yaitu adanya penggalan-penggalan kalimat yang terkesan terlalu memojokkan pemerintah. Seperti dalam kutipan “polisinya kemana? Peran pemerintah di mana?” dan jangan meniru penjabat yang melakukan kegiatan untuk pencitraan semata. Hal ini terkesan kurang tepat karena anak-anak belum bisa menyaring dengan baik ide-ide yang disisipkan penulis. Dalam konteks ini tokoh seolah hanya pemerintah yang menjadi tanggung jawab daruratnya pembalakan hutan. Bahwa pembalakan hutan juga bisa terjadi karena memang mental masyarakat yang tidak sadar terhadap kelangsungan hidup.
  • Review by: I Nyoman Swadra
Luh Ayu Manik Mas, Tresna ring Alas

Setelah ujian tengah semester, Luh Ayu Manik dan temannya kemah ke tepi pantai. Namun cuaca kurang bagus. Hujan dan petir melanda. Bahkan air di sungai meluap kebanjiran. Rupanya, banjir itu terjadi akibat penebangan hutan oleh warga di pegunungan. Luh Ayu Manik dan temannya bermaksud melakukan reboisasi. Ketika sampai di hutan, semua terkejut melihat hutan yang sudah gundul dan semuanya sigap bekerja menanam pohon. Semua pohon sudah ditanam dan mereka berkomitmen untuk lebih sering mendaki gunung untuk merawat pohon yang sudah ditanam. Dalam benaknya, Luh Ayu Manik mempunyai rencana untuk menyusup ke hutan untuk mengetahui siapa sesunggguhnya yang telah melakukan penebangan hutan hingga gundul seperti sekarang ini. Rencana tersebut dilaksanakan oleh Luh Ayu Manik bersama Luh Putu Suastini. Mereka pergi ke hutan dan mereka melihat ada orang yang sedang menebang pohon. Mereka melaporkannya cepat-cepat. Tapi sayang, laporan Luh Ayu Manik bersama Luh Putu Suastini dianggap bohong oleh polisi karena tanpa bukti. Luh Ayu Manik dan temannya tidak patah semangat. Salah satu teman Luh Ayu Manik Mas, Made Anjasmara mempunyai usul untuk menakut-nakuti si penjahat dengan topeng rangda. Dan mereka akhirnya berangkat naik gunung untuk melaksanakan rencananya itu. Awalnya tindakan Luh Ayu Manik dan temannya tampak memberikan hasil. Namun pada tindakan berikutnya malah teman Luh Ayu Manik yang menjadi kejaran penjahat dan bahkan mau menghabisinya dengan gergaji mesin. Melihat temannya kepepet seperti itu, dengan cepat akhirnya Luh Ayu Manik mencari tempat sepi untuk berubah wujud menjadi wanita cantik yang bermahkota emas dan dengan cepat pula menolong temannya yang sedang diserang oleh para penjahat. Dan para penjahat berhasil ditangkap. Luh Ayu Manik segera menelepon pihak kepolisian agar para penjahat dibawa ke kantor polisi. Akhirnya, karena keberhasilannya membekuk para penjahat itu, Luh Ayu Manik dan teman-temannya disebut sebagai pahlawan lingkungan.

Kelebihan dan Kekurangan buku : Kisah ini sangat menarik untuk dibaca karena perilaku tokoh Luh Ayu Manik dapat memberikan keteladanan bagi anak-anak muda agar selalu menjaga dan melestarikan lingkungan. Cerita juga disajikan dengan bahasa yang komunikatif sehingga mudah dimengerti. Di samping itu, dengan ilustrasi gambar-gambar, pembaca akan terasa terbantu dalam memahami isi cerita. Dari segi ejaan, buku ini hampir sempurna. Hanya ada kesalahan kecil saja terutama pada pemenggalan kata di akhir baris. Misalnya :

Kata "Fot-" di akhir baris yang semestinya "Fo-" dan diikuti oleh kata "tonya akan diserahkan kepada polisi" karena pemenggalan yang baku untuk kata foto adalah "fo-to" bukan "fot-o" (halaman 18, versi tiga bahasa)
  • Review by: -
Luh Ayu Manik Mas Pahlawan lingkungan pada suatu hari pagi ia terasa sibuk mencari plastik sebagai tempat canang untuk dibawa ke sekolah namun ibunya menyuruh agar menggunakan sokasi dan Luh Manik Mas agar lebih praktis.

Sepulang dari sekolah tumben sekali ia langsung menonton televisi ia melihat iklan disalah satu televisi yang isinya agar warga mengurang penggunaan sampah plastic yang sudah diatur dalam peraturan selanjutnya makan dan terus memikirkan alas an penggunaan samaph plastik walapun menurutnya samaph plastic bayak gunanya. Luh Manik Mas menanyakan pada ibunya tentang mengurangi penggunaan plastik “ ibunya pun tidak tahu dan menyuruh menanyakan pada guru di sekolah. Besoknya sesampai di sekolah langsung menanyakan pada pak guru yang bernama Pak Budiadnyana, mengapa sekarang kita mengurangi penggunaan plastik, yang langsung dijawab oleh gurunya jika dibuang sembarangan bisa menyebabkan lingkungan menjadi kotor. Jika dibakar akan membahayan kesehatan kita, saya baru tahu oleh karena begitu mulai sekarang kita mengurangi pemakaian plastik. Apabila belanja ke pasar bawalah tas kain, tempat canang ke pura bisa mengunakan sokasi dan tempat tirta membawa dari rumah.

Pada libur sekolah hari suci nyepi paginya Luh Manik Mas dan Putu Nita berbelanja ke pasar dengan membawa tas kain dalam perjalannya mereka berhenti di depan bale angklung, disana mereka menemukan dari sekelompok pemuda membuang sampah plastik dan gabus ke sungai sisa membuat ogoh – ogoh. Sepulang dari pasar juga melihat I Wayan dan Made membuang sampah plastic dan gabus yang begiyu banyak, akibatnya aliran air terhambat yang membuat air sungai meluap hingga ke tepi jalan.

Videos


Nothing was added yet.