1 - Luh Ayu Manik Mas, Tresna ring Alas
- Penulis
- Illustrator
- Gus Dark
- Where does this book take place
- Related Ceremony or Holiday
- Tumpek Wariga
- Related Env. Initatives
- ISBN
- 978-623-9342-2-7
- Original language
- Balinese
- Link to Whole Story
- https://www.letsreadasia.org/read/3bbf155d-101d-4cb0-b46d-34699b303b26?bookLang=4846240843956224
- Words to Learn for this Book
Deskripsi
Video by: I Nengah Mawa
Bahasa Inggris
Bahasa Bali
Alase kagalgal. Punyan-punyanan kayune telah bah. Sedih Luh Ayu Manik lan timpal-timpalne nepukin alase usak. Ada pos polisi di tengah alase, nanging masih tetep ada duratmaka ngamaling kayu. Luh Ayu Manik lan timpal-timpalne cumpu pacang ngejuk malinge. Lacur, dayane ketara. Malinge ngepungin sambilanga nganggarang gergaji mesin. Kenken panadine Luh Ayu Manik lan timpal-timpalne?
Bahasa Indonesia
Reviews
(change interface language in upper right corner to see reviews in other languages)- Review by: Rubianti
Untuk membuat cerita lebih menarik, pengarang buku ini memasukan 2 karakter mahluk mengerikan dari cerita mitologi Bali, rangda dan celuluk, yang topengnya dipakai oleh 2 teman Luh Ayu Manik untuk menakut-nakuti dan mengusir pencuri yang menembang kayu-kayu di hutan.
Tokoh utama Luh Ayu Manik yang dapat mengubah penampilannya menjadi seorang wanita cantik dengan kekuatan supra natural yang bertarung melawan para pencuri, dimaksudkan untuk menarik perhatian anak-anak yang membaca buku ini mengenai seorang pahlawan yang menyelamatkan teman-temannya dari orang jahat.- Review by: A.A. Ari Laksemi
- Review by: Ni Made Gawati
- Review by: Ketut Mayasa,S.Pd.B
- Review by: I Nengah Mawa
Sepulang dari sekolah tumben sekali ia langsung menonton televisi ia melihat iklan disalah satu televisi yang isinya agar warga mengurang penggunaan sampah plastic yang sudah diatur dalam peraturan selanjutnya makan dan terus memikirkan alas an penggunaan samaph plastik walapun menurutnya samaph plastic bayak gunanya. Luh Manik Mas menanyakan pada ibunya tentang mengurangi penggunaan plastik “ ibunya pun tidak tahu dan menyuruh menanyakan pada guru di sekolah. Besoknya sesampai di sekolah langsung menanyakan pada pak guru yang bernama Pak Budiadnyana, mengapa sekarang kita mengurangi penggunaan plastik, yang langsung dijawab oleh gurunya jika dibuang sembarangan bisa menyebabkan lingkungan menjadi kotor. Jika dibakar akan membahayan kesehatan kita, saya baru tahu oleh karena begitu mulai sekarang kita mengurangi pemakaian plastik. Apabila belanja ke pasar bawalah tas kain, tempat canang ke pura bisa mengunakan sokasi dan tempat tirta membawa dari rumah.
Pada libur sekolah hari suci nyepi paginya Luh Manik Mas dan Putu Nita berbelanja ke pasar dengan membawa tas kain dalam perjalannya mereka berhenti di depan bale angklung, disana mereka menemukan dari sekelompok pemuda membuang sampah plastik dan gabus ke sungai sisa membuat ogoh – ogoh. Sepulang dari pasar juga melihat I Wayan dan Made membuang sampah plastic dan gabus yang begiyu banyak, akibatnya aliran air terhambat yang membuat air sungai meluap hingga ke tepi jalan.- Review by: Desak Ayu Gde Parthama Arinj
1. Beberapa penggunaan imbuhan dalam bahasa indonesia kurang tepat. 2. Istilah dalam bahasa bali/aplikasi gawai tidak dicetak miring
3. Padanan kata dalam bahasa bali, bahasa indonesia dan bahasa inggris kurang tepat- Review by: I Made Mustika dan Putu Eka Prayuda
- Review by: I Gede Eka Putra Adnyana dan A.A.Ayu Rahatri Ningrat
Luh Ayu Manik Mas merupakan sosok remaja pahlawan super pertama yang dikembangkan dari hasil interaksi dengan masyarakat. Melalui dukungan dunia maya (Twitter), Luh Ayu Manik Mas dapat berkomunikasi langsung dengan publik. Dari proses komunikasi yang terjadi diharapkan dapat menginsipirasi dan menggugah pemikiran kritis generasi muda agar aktif melakukan aksi nyata untuk perbaikan kondisi lingkungan dan kehidupan sosial. Luh Ayu Manik Mas mengajak publik untuk membincangkan segala persoalan lingkungan dan sosial dalam bahasa ibunya, yaitu bahasa Bali. Namun, dengan senang hati ia juga meladeni perbincangan dalam bahasa Indonesia dan Inggris. Melalui kisah “Tresna Ring Alas” ini, cerita mengajak masyarakat, khususnya generasi muda untuk aktif dan kreatif dalam mengurangi penebangan hutan secara liar dalam keseharian maupun dalam kelangsungan hidup di bumi. Keberadaan tokoh superhero remaja Luh Ayu Manik Mas yang berasal dari Bali dan bangga berbahasa Bali ini diharapkan menjadi pemacu generasi muda untuk tetap mencintai lingkungan sembari melestarikan lingkungan dengan cara-cara dinamis di era milenial ini. Modernisasi dalam cerita bali ini ditemukan pada salah satunya adalah penggunaan istilah smartphon, instagram, dan selfi. Kelebihan dalam buku adalah penulis menggunakan konteks yang dekat dengan anak-anak sehingga mereka akan merasa terlibat dalam cerita dan tentunya dengan demikian diharapkan akan dapat meniru perilaku-perilaku positif dalam cerita ini.
Di samping kelebihan yang ada dalam cerita ini, juga ada sisi kekurangannya, yaitu adanya penggalan-penggalan kalimat yang terkesan terlalu memojokkan pemerintah. Seperti dalam kutipan “polisinya kemana? Peran pemerintah di mana?” dan jangan meniru penjabat yang melakukan kegiatan untuk pencitraan semata. Hal ini terkesan kurang tepat karena anak-anak belum bisa menyaring dengan baik ide-ide yang disisipkan penulis. Dalam konteks ini tokoh seolah hanya pemerintah yang menjadi tanggung jawab daruratnya pembalakan hutan. Bahwa pembalakan hutan juga bisa terjadi karena memang mental masyarakat yang tidak sadar terhadap kelangsungan hidup.- Review by: I Nyoman Swadra
Setelah ujian tengah semester, Luh Ayu Manik dan temannya kemah ke tepi pantai. Namun cuaca kurang bagus. Hujan dan petir melanda. Bahkan air di sungai meluap kebanjiran. Rupanya, banjir itu terjadi akibat penebangan hutan oleh warga di pegunungan. Luh Ayu Manik dan temannya bermaksud melakukan reboisasi. Ketika sampai di hutan, semua terkejut melihat hutan yang sudah gundul dan semuanya sigap bekerja menanam pohon. Semua pohon sudah ditanam dan mereka berkomitmen untuk lebih sering mendaki gunung untuk merawat pohon yang sudah ditanam. Dalam benaknya, Luh Ayu Manik mempunyai rencana untuk menyusup ke hutan untuk mengetahui siapa sesunggguhnya yang telah melakukan penebangan hutan hingga gundul seperti sekarang ini. Rencana tersebut dilaksanakan oleh Luh Ayu Manik bersama Luh Putu Suastini. Mereka pergi ke hutan dan mereka melihat ada orang yang sedang menebang pohon. Mereka melaporkannya cepat-cepat. Tapi sayang, laporan Luh Ayu Manik bersama Luh Putu Suastini dianggap bohong oleh polisi karena tanpa bukti. Luh Ayu Manik dan temannya tidak patah semangat. Salah satu teman Luh Ayu Manik Mas, Made Anjasmara mempunyai usul untuk menakut-nakuti si penjahat dengan topeng rangda. Dan mereka akhirnya berangkat naik gunung untuk melaksanakan rencananya itu. Awalnya tindakan Luh Ayu Manik dan temannya tampak memberikan hasil. Namun pada tindakan berikutnya malah teman Luh Ayu Manik yang menjadi kejaran penjahat dan bahkan mau menghabisinya dengan gergaji mesin. Melihat temannya kepepet seperti itu, dengan cepat akhirnya Luh Ayu Manik mencari tempat sepi untuk berubah wujud menjadi wanita cantik yang bermahkota emas dan dengan cepat pula menolong temannya yang sedang diserang oleh para penjahat. Dan para penjahat berhasil ditangkap. Luh Ayu Manik segera menelepon pihak kepolisian agar para penjahat dibawa ke kantor polisi. Akhirnya, karena keberhasilannya membekuk para penjahat itu, Luh Ayu Manik dan teman-temannya disebut sebagai pahlawan lingkungan.
Kelebihan dan Kekurangan buku : Kisah ini sangat menarik untuk dibaca karena perilaku tokoh Luh Ayu Manik dapat memberikan keteladanan bagi anak-anak muda agar selalu menjaga dan melestarikan lingkungan. Cerita juga disajikan dengan bahasa yang komunikatif sehingga mudah dimengerti. Di samping itu, dengan ilustrasi gambar-gambar, pembaca akan terasa terbantu dalam memahami isi cerita. Dari segi ejaan, buku ini hampir sempurna. Hanya ada kesalahan kecil saja terutama pada pemenggalan kata di akhir baris. Misalnya :
Kata "Fot-" di akhir baris yang semestinya "Fo-" dan diikuti oleh kata "tonya akan diserahkan kepada polisi" karena pemenggalan yang baku untuk kata foto adalah "fo-to" bukan "fot-o" (halaman 18, versi tiga bahasa)- Review by: -
Sepulang dari sekolah tumben sekali ia langsung menonton televisi ia melihat iklan disalah satu televisi yang isinya agar warga mengurang penggunaan sampah plastic yang sudah diatur dalam peraturan selanjutnya makan dan terus memikirkan alas an penggunaan samaph plastik walapun menurutnya samaph plastic bayak gunanya. Luh Manik Mas menanyakan pada ibunya tentang mengurangi penggunaan plastik “ ibunya pun tidak tahu dan menyuruh menanyakan pada guru di sekolah. Besoknya sesampai di sekolah langsung menanyakan pada pak guru yang bernama Pak Budiadnyana, mengapa sekarang kita mengurangi penggunaan plastik, yang langsung dijawab oleh gurunya jika dibuang sembarangan bisa menyebabkan lingkungan menjadi kotor. Jika dibakar akan membahayan kesehatan kita, saya baru tahu oleh karena begitu mulai sekarang kita mengurangi pemakaian plastik. Apabila belanja ke pasar bawalah tas kain, tempat canang ke pura bisa mengunakan sokasi dan tempat tirta membawa dari rumah.
Pada libur sekolah hari suci nyepi paginya Luh Manik Mas dan Putu Nita berbelanja ke pasar dengan membawa tas kain dalam perjalannya mereka berhenti di depan bale angklung, disana mereka menemukan dari sekelompok pemuda membuang sampah plastik dan gabus ke sungai sisa membuat ogoh – ogoh. Sepulang dari pasar juga melihat I Wayan dan Made membuang sampah plastic dan gabus yang begiyu banyak, akibatnya aliran air terhambat yang membuat air sungai meluap hingga ke tepi jalan.Videos
Nothing was added yet.
Aktifkan pemuatan ulang komentar otomatis