- listener; audience en
- pendengar id
Biu 1: “Wuih…di Ubud ada banyak turis!” Biu 2: “Hei…juga ada banyak mobil!” Biu 3: “Hei…juga ada banyak bojog!” Biu 1: “Hei…juga ada banyak bule! Dan…dan….ada banyak tourist trap!” Biu 2: “Apa to tourist trap? Cara apa to? Perangkap tikus?” Biu 1: “Ooo…to…tingalin….tingalin…tingalin…” (Seorang perempuan turis asing sedang menikmati suasana di Ubud dengan berjalan kaki di trotoar pinggir jalan) Turis: “Aduh!” Pedagang A (A): “Ye….ada turis ulung.” Turis: “Help me! Help me!” Pedagang B (B): “He…you buy sarong na’e.” A: “Nice color…kan?” Turis: “No! No!” A: “Kasihan…mau dipijit?” Turis: “Massage?...Massage? I Don’t want massage! I don’t want sarong!” B: “Manicure…pedicure?” Turis: “No manicure!....No pedicure!” A: “Transport?...Transport?” Turis: “I don’t need taxi!” A: “Ooo…maybe tomorrow?” B: “Ok..Sunglasses?” Turis: “Hey…look…look! I don’t have money! Money is finished!” B: “No speak…no speak…. Money….money! Hey…credit card is okay..” Turis: “Aduh…” A: “To…to…ada turis buin ulung!...”
Reporter: Marilah kita lanjutkan laporan di lapangan. Dan lihat trotoar yang sedang diperbaiki. Kepala Dinas: Perbaikan jalan ini dilakukan untuk kenyamanan kita semua
Pedagang A(A): “Sarong? Buy sarong?” Pedagang B (B): “Hello…hello..” A: “Cheap…cheap!” B: “Please buy one!..” A: “Kenken ne… Sing laku-laku.. Aduh… cucu kenken ne? Harus mayah SPP..”
(Ada plang berjalan bertuliskan “Pek. Jalan”)
A: “Apa to?” B: “Yih! “Pek jalan”? Pedalem ye. Ye pasti capek gati majalan joh sajan…” A: “Ae..kan pekerjaan jalan jani di Ubud mula dija-dija.” B: “Uling kaja ked kelod. Uling kauh ked kangin. Dija-dija trotoare dibongkar.” A: “Lan makelo sajan tusing pasange buin.” Staf Dinas: “Ahhh!! Nyi ajak dua, sing ngerti apa! Kan itu kewajiban departemen lain. Ada departemen yang bongkar, ada departemen yang pasang.” A: “Sakewala Departemen Bongkar Pasang….” B: “….Belum dibentuk…” A+B: “Hahahahahaha…..”
Reporter: Tunggu dulu…tunggu dulu. Ada berita yang baru masuk. Katanya di Ubud sekarang tidak boleh ada bis yang masuk ke dalam kota. Dan semua kendaraan tidak boleh parker di jalan, di semua jalan, baik yang utama maupun yang nista. Kalau berani parker di jalan Hanoman, misalnya, siapkan mental bahwa bannya akan ditusuk oleh pecaling gedebong. (Pecaling gedebong sedang beraksi di jalan)
Reporter: Oo…meriki, Dadong…. Bagaimana pendapat Dadong tentang perbaikan jalan di Ubud? Dadong: Dadong demen to…. Luung to…. Pis pajake kan anggona perbaikan-perbaikan jalan ane milik kita semua. Sakewala dadaong bingung baane. Dadi setata ngae proyek pas pada musim rame! Reporter: Ooo…ya….ya……apa namanya……^%&^35y3tu3to8yt86p79yn[uo[wuiyu@#$.........dan seterusnya! Begitulah.
(Ada turis sedang berjalan kaki sendirian di trotoar, dan tiba-tiba terperosok ke dalam trotoar yang dalam kondisi dibongkar) Turis: “…Aah….aduh!” Pedagang: “Mimih Ratu..! Buin ada turis ulung ke tengah bolong!” Reporter: Ternyata turis yang tadi masuk ke lubang di trotoar Ubud. Keluar lagi, dan langsung muncul di Thailand! Kalau terus begitu, lama-lama turis bisa lari ke negara lain!
Biu 2: “Yadiastun di Bali planning traffic nu kangin kauh…” Biu 3: “…Tetap kita senang melihat banyak jalan diperbaiki.” Biu 2: “Hey..Mbok…apalagi sudah ada sentral parker di Ubud jani.” Biu 1: “Wah!..Bayangkan yen sing ada mobil di Ubud…..Jaen idup di Bali puk!...”
Biu 1: Nunas ampura yening wenten wicara sane ten manut ring kayun. Biu 1+Biu 2+Biu 3: Matur Suksma.
“Gedebong goyang demen gati di Bali. Wenten saking Swiss, Amrik, jak Itali. Demen madaar nasi misi sambel matah.
Yen lawar barak to wantah kapah-kapah.”Biu 1: “Wuih…di Ubud ada banyak turis!” Biu 2: “Hei…juga ada banyak mobil!” Biu 3: “Hei…juga ada banyak bojog!” Biu 1: “Hei…juga ada banyak bule! Dan…dan….ada banyak tourist trap!” Biu 2: “Apa to tourist trap? Cara apa to? Perangkap tikus?” Biu 1: “Ooo…to…tingalin….tingalin…tingalin…” (Seorang perempuan turis asing sedang menikmati suasana di Ubud dengan berjalan kaki di trotoar pinggir jalan) Turis: “Aduh!” Pedagang A (A): “Ye….ada turis ulung.” Turis: “Help me! Help me!” Pedagang B (B): “He…you buy sarong na’e.” A: “Nice color…kan?” Turis: “No! No!” A: “Kasihan…mau dipijit?” Turis: “Massage?...Massage? I Don’t want massage! I don’t want sarong!” B: “Manicure…pedicure?” Turis: “No manicure!....No pedicure!” A: “Transport?...Transport?” Turis: “I don’t need taxi!” A: “Ooo…maybe tomorrow?” B: “Ok..Sunglasses?” Turis: “Hey…look…look! I don’t have money! Money is finished!” B: “No speak…no speak…. Money….money! Hey…credit card is okay..” Turis: “Aduh…” A: “To…to…ada turis buin ulung!...”
Reporter: Marilah kita lanjutkan laporan di lapangan. Dan lihat trotoar yang sedang diperbaiki. Kepala Dinas: Perbaikan jalan ini dilakukan untuk kenyamanan kita semua
Pedagang A(A): “Sarong? Buy sarong?” Pedagang B (B): “Hello…hello..” A: “Cheap…cheap!” B: “Please buy one!..” A: “Kenken ne… Sing laku-laku.. Aduh… cucu kenken ne? Harus mayah SPP..”
(Ada plang berjalan bertuliskan “Pek. Jalan”)
A: “Apa to?” B: “Yih! “Pek jalan”? Pedalem ye. Ye pasti capek gati majalan joh sajan…” A: “Ae..kan pekerjaan jalan jani di Ubud mula dija-dija.” B: “Uling kaja ked kelod. Uling kauh ked kangin. Dija-dija trotoare dibongkar.” A: “Lan makelo sajan tusing pasange buin.” Staf Dinas: “Ahhh!! Nyi ajak dua, sing ngerti apa! Kan itu kewajiban departemen lain. Ada departemen yang bongkar, ada departemen yang pasang.” A: “Sakewala Departemen Bongkar Pasang….” B: “….Belum dibentuk…” A+B: “Hahahahahaha…..”
Reporter: Tunggu dulu…tunggu dulu. Ada berita yang baru masuk. Katanya di Ubud sekarang tidak boleh ada bis yang masuk ke dalam kota. Dan semua kendaraan tidak boleh parker di jalan, di semua jalan, baik yang utama maupun yang nista. Kalau berani parker di jalan Hanoman, misalnya, siapkan mental bahwa bannya akan ditusuk oleh pecaling gedebong. (Pecaling gedebong sedang beraksi di jalan)
Reporter: Oo…meriki, Dadong…. Bagaimana pendapat Dadong tentang perbaikan jalan di Ubud? Dadong: Dadong demen to…. Luung to…. Pis pajake kan anggona perbaikan-perbaikan jalan ane milik kita semua. Sakewala dadaong bingung baane. Dadi setata ngae proyek pas pada musim rame! Reporter: Ooo…ya….ya……apa namanya……^%&^35y3tu3to8yt86p79yn[uo[wuiyu@#$.........dan seterusnya! Begitulah.
(Ada turis sedang berjalan kaki sendirian di trotoar, dan tiba-tiba terperosok ke dalam trotoar yang dalam kondisi dibongkar) Turis: “…Aah….aduh!” Pedagang: “Mimih Ratu..! Buin ada turis ulung ke tengah bolong!” Reporter: Ternyata turis yang tadi masuk ke lubang di trotoar Ubud. Keluar lagi, dan langsung muncul di Thailand! Kalau terus begitu, lama-lama turis bisa lari ke negara lain!
Biu 2: “Yadiastun di Bali planning traffic nu kangin kauh…” Biu 3: “…Tetap kita senang melihat banyak jalan diperbaiki.” Biu 2: “Hey..Mbok…apalagi sudah ada sentral parker di Ubud jani.” Biu 1: “Wah!..Bayangkan yen sing ada mobil di Ubud…..Jaen idup di Bali puk!...”
Biu 1: Nunas ampura yening wenten wicara sane ten manut ring kayun. Biu 1+Biu 2+Biu 3: Matur Suksma.
“Gedebong goyang demen gati di Bali. Wenten saking Swiss, Amrik, jak Itali. Demen madaar nasi misi sambel matah.
Yen lawar barak to wantah kapah-kapah.”Biu 1: “Wuih…di Ubud ada banyak turis!” Biu 2: “Hei…juga ada banyak mobil!” Biu 3: “Hei…juga ada banyak bojog!” Biu 1: “Hei…juga ada banyak bule! Dan…dan….ada banyak tourist trap!” Biu 2: “Apa to tourist trap? Cara apa to? Perangkap tikus?” Biu 1: “Ooo…to…tingalin….tingalin…tingalin…” (Seorang perempuan turis asing sedang menikmati suasana di Ubud dengan berjalan kaki di trotoar pinggir jalan) Turis: “Aduh!” Pedagang A (A): “Ye….ada turis ulung.” Turis: “Help me! Help me!” Pedagang B (B): “He…you buy sarong na’e.” A: “Nice color…kan?” Turis: “No! No!” A: “Kasihan…mau dipijit?” Turis: “Massage?...Massage? I Don’t want massage! I don’t want sarong!” B: “Manicure…pedicure?” Turis: “No manicure!....No pedicure!” A: “Transport?...Transport?” Turis: “I don’t need taxi!” A: “Ooo…maybe tomorrow?” B: “Ok..Sunglasses?” Turis: “Hey…look…look! I don’t have money! Money is finished!” B: “No speak…no speak…. Money….money! Hey…credit card is okay..” Turis: “Aduh…” A: “To…to…ada turis buin ulung!...”
Reporter: Marilah kita lanjutkan laporan di lapangan. Dan lihat trotoar yang sedang diperbaiki. Kepala Dinas: Perbaikan jalan ini dilakukan untuk kenyamanan kita semua
Pedagang A(A): “Sarong? Buy sarong?” Pedagang B (B): “Hello…hello..” A: “Cheap…cheap!” B: “Please buy one!..” A: “Kenken ne… Sing laku-laku.. Aduh… cucu kenken ne? Harus mayah SPP..”
(Ada plang berjalan bertuliskan “Pek. Jalan”)
A: “Apa to?” B: “Yih! “Pek jalan”? Pedalem ye. Ye pasti capek gati majalan joh sajan…” A: “Ae..kan pekerjaan jalan jani di Ubud mula dija-dija.” B: “Uling kaja ked kelod. Uling kauh ked kangin. Dija-dija trotoare dibongkar.” A: “Lan makelo sajan tusing pasange buin.” Staf Dinas: “Ahhh!! Nyi ajak dua, sing ngerti apa! Kan itu kewajiban departemen lain. Ada departemen yang bongkar, ada departemen yang pasang.” A: “Sakewala Departemen Bongkar Pasang….” B: “….Belum dibentuk…” A+B: “Hahahahahaha…..”
Reporter: Tunggu dulu…tunggu dulu. Ada berita yang baru masuk. Katanya di Ubud sekarang tidak boleh ada bis yang masuk ke dalam kota. Dan semua kendaraan tidak boleh parker di jalan, di semua jalan, baik yang utama maupun yang nista. Kalau berani parker di jalan Hanoman, misalnya, siapkan mental bahwa bannya akan ditusuk oleh pecaling gedebong. (Pecaling gedebong sedang beraksi di jalan)
Reporter: Oo…meriki, Dadong…. Bagaimana pendapat Dadong tentang perbaikan jalan di Ubud? Dadong: Dadong demen to…. Luung to…. Pis pajake kan anggona perbaikan-perbaikan jalan ane milik kita semua. Sakewala dadaong bingung baane. Dadi setata ngae proyek pas pada musim rame! Reporter: Ooo…ya….ya……apa namanya……^%&^35y3tu3to8yt86p79yn[uo[wuiyu@#$.........dan seterusnya! Begitulah.
(Ada turis sedang berjalan kaki sendirian di trotoar, dan tiba-tiba terperosok ke dalam trotoar yang dalam kondisi dibongkar) Turis: “…Aah….aduh!” Pedagang: “Mimih Ratu..! Buin ada turis ulung ke tengah bolong!” Reporter: Ternyata turis yang tadi masuk ke lubang di trotoar Ubud. Keluar lagi, dan langsung muncul di Thailand! Kalau terus begitu, lama-lama turis bisa lari ke negara lain!
Biu 2: “Yadiastun di Bali planning traffic nu kangin kauh…” Biu 3: “…Tetap kita senang melihat banyak jalan diperbaiki.” Biu 2: “Hey..Mbok…apalagi sudah ada sentral parker di Ubud jani.” Biu 1: “Wah!..Bayangkan yen sing ada mobil di Ubud…..Jaen idup di Bali puk!...”
Biu 1: Nunas ampura yening wenten wicara sane ten manut ring kayun. Biu 1+Biu 2+Biu 3: Matur Suksma.
“Gedebong goyang demen gati di Bali. Wenten saking Swiss, Amrik, jak Itali. Demen madaar nasi misi sambel matah. Yen lawar barak to wantah kapah-kapah.”| ]][[Word example text ban::Para Pamiarsa, di sini Stasiun Biu Sing Dadi Pakpak. Titiang Gedebong Biu Dang Saba hari ini melaporkan langsung dari tempat kejadian. Di mana ada dua hal yang perlu dijelaskan berhubungan dengan: satu, traffic yang “mamamia” di Ubud. Alias kemacetan yang sing karuan-karuan. Dan dua, bagaimana mengatur jumlah turis yang terus meningkat, cara semut ngamah gula!
Biu 1: “Wuih…di Ubud ada banyak turis!” Biu 2: “Hei…juga ada banyak mobil!” Biu 3: “Hei…juga ada banyak bojog!” Biu 1: “Hei…juga ada banyak bule! Dan…dan….ada banyak tourist trap!” Biu 2: “Apa to tourist trap? Cara apa to? Perangkap tikus?” Biu 1: “Ooo…to…tingalin….tingalin…tingalin…” (Seorang perempuan turis asing sedang menikmati suasana di Ubud dengan berjalan kaki di trotoar pinggir jalan) Turis: “Aduh!” Pedagang A (A): “Ye….ada turis ulung.” Turis: “Help me! Help me!” Pedagang B (B): “He…you buy sarong na’e.” A: “Nice color…kan?” Turis: “No! No!” A: “Kasihan…mau dipijit?” Turis: “Massage?...Massage? I Don’t want massage! I don’t want sarong!” B: “Manicure…pedicure?” Turis: “No manicure!....No pedicure!” A: “Transport?...Transport?” Turis: “I don’t need taxi!” A: “Ooo…maybe tomorrow?” B: “Ok..Sunglasses?” Turis: “Hey…look…look! I don’t have money! Money is finished!” B: “No speak…no speak…. Money….money! Hey…credit card is okay..” Turis: “Aduh…” A: “To…to…ada turis buin ulung!...”
Reporter: Marilah kita lanjutkan laporan di lapangan. Dan lihat trotoar yang sedang diperbaiki. Kepala Dinas: Perbaikan jalan ini dilakukan untuk kenyamanan kita semua
Pedagang A(A): “Sarong? Buy sarong?” Pedagang B (B): “Hello…hello..” A: “Cheap…cheap!” B: “Please buy one!..” A: “Kenken ne… Sing laku-laku.. Aduh… cucu kenken ne? Harus mayah SPP..”
(Ada plang berjalan bertuliskan “Pek. Jalan”)
A: “Apa to?” B: “Yih! “Pek jalan”? Pedalem ye. Ye pasti capek gati majalan joh sajan…” A: “Ae..kan pekerjaan jalan jani di Ubud mula dija-dija.” B: “Uling kaja ked kelod. Uling kauh ked kangin. Dija-dija trotoare dibongkar.” A: “Lan makelo sajan tusing pasange buin.” Staf Dinas: “Ahhh!! Nyi ajak dua, sing ngerti apa! Kan itu kewajiban departemen lain. Ada departemen yang bongkar, ada departemen yang pasang.” A: “Sakewala Departemen Bongkar Pasang….” B: “….Belum dibentuk…” A+B: “Hahahahahaha…..”
Reporter: Tunggu dulu…tunggu dulu. Ada berita yang baru masuk. Katanya di Ubud sekarang tidak boleh ada bis yang masuk ke dalam kota. Dan semua kendaraan tidak boleh parker di jalan, di semua jalan, baik yang utama maupun yang nista. Kalau berani parker di jalan Hanoman, misalnya, siapkan mental bahwa bannya akan ditusuk oleh pecaling gedebong. (Pecaling gedebong sedang beraksi di jalan)
Reporter: Oo…meriki, Dadong…. Bagaimana pendapat Dadong tentang perbaikan jalan di Ubud? Dadong: Dadong demen to…. Luung to…. Pis pajake kan anggona perbaikan-perbaikan jalan ane milik kita semua. Sakewala dadaong bingung baane. Dadi setata ngae proyek pas pada musim rame! Reporter: Ooo…ya….ya……apa namanya……^%&^35y3tu3to8yt86p79yn[uo[wuiyu@#$.........dan seterusnya! Begitulah.
(Ada turis sedang berjalan kaki sendirian di trotoar, dan tiba-tiba terperosok ke dalam trotoar yang dalam kondisi dibongkar) Turis: “…Aah….aduh!” Pedagang: “Mimih Ratu..! Buin ada turis ulung ke tengah bolong!” Reporter: Ternyata turis yang tadi masuk ke lubang di trotoar Ubud. Keluar lagi, dan langsung muncul di Thailand! Kalau terus begitu, lama-lama turis bisa lari ke negara lain!
Biu 2: “Yadiastun di Bali planning traffic nu kangin kauh…” Biu 3: “…Tetap kita senang melihat banyak jalan diperbaiki.” Biu 2: “Hey..Mbok…apalagi sudah ada sentral parker di Ubud jani.” Biu 1: “Wah!..Bayangkan yen sing ada mobil di Ubud…..Jaen idup di Bali puk!...”
Biu 1: Nunas ampura yening wenten wicara sane ten manut ring kayun. Biu 1+Biu 2+Biu 3: Matur Suksma.
“Gedebong goyang demen gati di Bali. Wenten saking Swiss, Amrik, jak Itali. Demen madaar nasi misi sambel matah.
Yen lawar barak to wantah kapah-kapah.”| ]]Rahajeng wengi majeng ring
Para pamiarsa makesami..Bapak/Ibu dewan juri sane kusumayang titiang
Miwah Para pamiarsa sane wangiang titiang,“NGUYAH RING BALI SAYAN NGREREDANG."Inggih Ida Dane para pamiarsa sane mustikayang titiang.
Yang saya hormati Bapak/Ibu Kepala SMA dan SMK se Bali Yang saya hormati Bapak/Ibu Guru SMA dan SMK se Bali
Yang saya hormati pula para hadirin dan para Siswa-Siswi semuanya