UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK AT THE END OF MAY

Difference between revisions of "Childrens Book Luh Ayu Manik Mas, Tresna ring Alas"

From BASAbaliWiki
 
(26 intermediate revisions by 12 users not shown)
Line 7: Line 7:
 
|Name of Book=1 - Luh Ayu Manik Mas, Tresna ring Alas
 
|Name of Book=1 - Luh Ayu Manik Mas, Tresna ring Alas
 
|Photograph=Book 1 Luh Ayu Manik Mas.jpg
 
|Photograph=Book 1 Luh Ayu Manik Mas.jpg
|Illustrator=Gus Dark
+
|Illustrator=Biography of Gus Dark -
 
|Description text=The forest has been laid bare. The trees have been cut down and the wood taken away.  Luh Ayu Manik and her friends are deeply saddened to see the forest destroyed.  There is a police post in the middle of the forest but, despite this, the thieves are still able to steal wood.  Luh Ayu Manik and her friends have come up with a plan to catch the thieves.  But unfortunately, their plan has been foiled.  And now the thieves are chasing them with a chainsaw.  What will happen to Luh Ayu Manik and her friends?
 
|Description text=The forest has been laid bare. The trees have been cut down and the wood taken away.  Luh Ayu Manik and her friends are deeply saddened to see the forest destroyed.  There is a police post in the middle of the forest but, despite this, the thieves are still able to steal wood.  Luh Ayu Manik and her friends have come up with a plan to catch the thieves.  But unfortunately, their plan has been foiled.  And now the thieves are chasing them with a chainsaw.  What will happen to Luh Ayu Manik and her friends?
 
|Description text ban=Alase kagalgal. Punyan-punyanan kayune telah bah. Sedih Luh Ayu Manik lan timpal-timpalne nepukin alase usak. Ada pos polisi di tengah alase, nanging masih tetep ada duratmaka ngamaling kayu. Luh Ayu Manik lan timpal-timpalne cumpu pacang ngejuk malinge. Lacur, dayane ketara. Malinge ngepungin sambilanga nganggarang gergaji mesin. Kenken panadine Luh Ayu Manik lan timpal-timpalne?
 
|Description text ban=Alase kagalgal. Punyan-punyanan kayune telah bah. Sedih Luh Ayu Manik lan timpal-timpalne nepukin alase usak. Ada pos polisi di tengah alase, nanging masih tetep ada duratmaka ngamaling kayu. Luh Ayu Manik lan timpal-timpalne cumpu pacang ngejuk malinge. Lacur, dayane ketara. Malinge ngepungin sambilanga nganggarang gergaji mesin. Kenken panadine Luh Ayu Manik lan timpal-timpalne?
|Description text id=Resume buku
+
|Description text id=Hutan telah gundul. Pohon-pohon kayu habis dibabat. Luh Ayu Manik dan teman-temannya sedih melihat hutan yang rusak. Di tengah hutan ada pos polisi, tapi tetap ada penjahat yang mencuri kayu. Luh Ayu Manik dan teman-temannya bersepakat untuk menangkap pencuri tersebut. Celakanya, akal-akalan mereka ketahuan. Para pencuri mengejar mereka sembari mengacungkan gergaji mesin. Bagaimana jadinya Luh Ayu Manik dan teman-temannya?
Judul : Luh Ayu Manik Mas Pahlawan Lingkungan
+
|Authors=Biography of Made Sugianto -, Biography of Tim BASAbali Wiki BASAbali
Penulis : I Putu Supartika
 
 
 
 
 
Luh Ayu Manik Mas Pahlawan lingkungan pada suatu hari pagi ia terasa sibuk mencari plastik sebagai tempat canang untuk dibawa ke sekolah namun ibunya menyuruh agar menggunakan sokasi dan Luh Manik Mas agar lebih praktis.
 
Sepulang dari sekolah tumben sekali ia langsung menonton televisi ia melihat iklan disalah satu televisi yang isinya agar warga mengurang penggunaan sampah plastic yang sudah diatur dalam peraturan selanjutnya makan dan terus memikirkan alas an penggunaan samaph plastik walapun menurutnya samaph plastic bayak gunanya.
 
Luh Manik Mas menanyakan pada ibunya tentang mengurangi penggunaan plastik “ ibunya pun tidak tahu dan menyuruh menanyakan pada guru di sekolah. Besoknya sesampai di sekolah langsung menanyakan pada pak guru yang bernama Pak Budiadnyana, mengapa sekarang kita mengurangi penggunaan plastik, yang langsung dijawab oleh gurunya jika dibuang sembarangan bisa menyebabkan lingkungan menjadi kotor. Jika dibakar akan membahayan kesehatan kita, saya baru tahu oleh karena begitu mulai sekarang kita mengurangi pemakaian plastik. Apabila belanja ke pasar bawalah tas kain, tempat canang ke pura bisa mengunakan sokasi dan tempat tirta membawa dari rumah.
 
Pada  libur sekolah  hari suci nyepi paginya Luh Manik Mas dan Putu Nita berbelanja ke pasar dengan membawa tas kain dalam perjalannya mereka berhenti di depan bale angklung, disana mereka menemukan dari sekelompok pemuda membuang sampah plastik dan gabus ke sungai sisa membuat ogoh – ogoh. Sepulang dari pasar juga melihat I Wayan dan Made membuang sampah plastic dan gabus yang begiyu banyak, akibatnya aliran air terhambat yang membuat air sungai meluap hingga ke tepi jalan.
 
|Authors=Biography of Made Sugianto -, Tim BASAbali Wiki,
 
 
|Video=https://www.youtube.com/watch?v=xKfD7IvH-Yc
 
|Video=https://www.youtube.com/watch?v=xKfD7IvH-Yc
 
|Video credits=I Nengah Mawa
 
|Video credits=I Nengah Mawa
 
|Linked event=Holiday or Ceremony Tumpek Wariga
 
|Linked event=Holiday or Ceremony Tumpek Wariga
|Source link=https://reader.letsreadasia.org/book/3bbf155d-101d-4cb0-b46d-34699b303b26
+
|Source link=https://www.letsreadasia.org/read/3bbf155d-101d-4cb0-b46d-34699b303b26?bookLang=4846240843956224
|Linked words=Kagalgal, Usak, Duratmaka, Cumpu, Lacur,
+
|Linked words=Kagalgal, Usak, Duratmaka, Cumpu, Lacur
|Related Initatives=Environmental Initiative Cerita Perjalanan Luh Ayu Manik Mas Pahlawan Putri Bali,
+
|Related Initatives=Environmental Initiative Cerita Perjalanan Luh Ayu Manik Mas Pahlawan Putri Bali
 
|Reviews={{Children Book/Review
 
|Reviews={{Children Book/Review
 
|Review text en=The theme of the story suits the current ongoing environmental issue. In the beginning of the story, it was explained that terrible things would happen if people keep felling the trees in the forest. Love the environment movement must be started from early age. Using Luh Ayu Manik and her friends as the good characters who had big concern on the forest felling and later gathered together to plant trees in the forest will give the young readers of the book an inspiration which hopefully will encourage them to pay more attention and take good care of the environment, in this case, the forest.
 
|Review text en=The theme of the story suits the current ongoing environmental issue. In the beginning of the story, it was explained that terrible things would happen if people keep felling the trees in the forest. Love the environment movement must be started from early age. Using Luh Ayu Manik and her friends as the good characters who had big concern on the forest felling and later gathered together to plant trees in the forest will give the young readers of the book an inspiration which hopefully will encourage them to pay more attention and take good care of the environment, in this case, the forest.
Line 38: Line 30:
 
Tokoh utama Luh Ayu Manik yang dapat mengubah penampilannya menjadi seorang wanita cantik dengan kekuatan supra natural yang bertarung melawan para pencuri, dimaksudkan untuk menarik perhatian anak-anak yang membaca buku ini mengenai seorang pahlawan yang menyelamatkan teman-temannya dari orang jahat.
 
Tokoh utama Luh Ayu Manik yang dapat mengubah penampilannya menjadi seorang wanita cantik dengan kekuatan supra natural yang bertarung melawan para pencuri, dimaksudkan untuk menarik perhatian anak-anak yang membaca buku ini mengenai seorang pahlawan yang menyelamatkan teman-temannya dari orang jahat.
 
|Reviewed by=Rubianti
 
|Reviewed by=Rubianti
|Reviewed nationality=Indonesian (Sundanese)
 
|Reviewer lives=Bali
 
|Review year=2020
 
 
}}{{Children Book/Review
 
}}{{Children Book/Review
 
|Review text en=This story is very good because it tells about the positive action that can be done by teenagers in preserving the forest. It reminds us to care about plants, trees, and do something for our environments.
 
|Review text en=This story is very good because it tells about the positive action that can be done by teenagers in preserving the forest. It reminds us to care about plants, trees, and do something for our environments.
Line 46: Line 35:
 
|Review text ban=Satua puniki becik pisan kewacen/kapiragian olih sisya SMP, SMA, lan masyarakat. Satua puniki ngelingan iraga mangda peduli ring lingkungan. Ngiring sareng nanem entik-entikan lan jaga kelestarian hutan mangda gumine asri.
 
|Review text ban=Satua puniki becik pisan kewacen/kapiragian olih sisya SMP, SMA, lan masyarakat. Satua puniki ngelingan iraga mangda peduli ring lingkungan. Ngiring sareng nanem entik-entikan lan jaga kelestarian hutan mangda gumine asri.
 
|Reviewed by=A.A. Ari Laksemi
 
|Reviewed by=A.A. Ari Laksemi
|Reviewed nationality=Indonesian
 
|Reviewer lives=Mas village, Ubud - Bali
 
|Review year=2019
 
 
}}{{Children Book/Review
 
}}{{Children Book/Review
 
|Review text id=Cerita ini sangat bagus sekali  çerminan pelestari lingkungan, dan mengingatkan kita,agar menjaga lingkungan agar bersih dari sampah plastik
 
|Review text id=Cerita ini sangat bagus sekali  çerminan pelestari lingkungan, dan mengingatkan kita,agar menjaga lingkungan agar bersih dari sampah plastik
 
|Review text ban=Cerita puniki dahat becik pisan,pinaka pengajeg pelestari kauripan,lan pinaka ngelingang iraga mangda sadar ring lingkungan nyaga mangda setata becik lan rahau,utamaning kawentenan leluu plastik majeng kauripan.
 
|Review text ban=Cerita puniki dahat becik pisan,pinaka pengajeg pelestari kauripan,lan pinaka ngelingang iraga mangda sadar ring lingkungan nyaga mangda setata becik lan rahau,utamaning kawentenan leluu plastik majeng kauripan.
 
|Reviewed by=Ni Made Gawati
 
|Reviewed by=Ni Made Gawati
|Reviewed nationality=Indonesian
 
|Reviewer lives=Karangasem, Bali
 
|Review year=2019
 
 
}}{{Children Book/Review
 
}}{{Children Book/Review
 
|Review text id=Kami senang sekali membaca cerita Luh Ayu Manik Mas ini, karena isi cerita mengandung amanat dan nasihat serta nilai karakter kepada anak-anak untuk mencintai, menyayangi, dan menjaga lingkungan sesuai ajaran dalam Hindu yaitu Tri Hita Karana. Dalam Tri Hita Karana diajarkan untuk menjaga pelemahan yaitu menjaga lingkungan, pawongan yaitu menjaga hubungan baik dengan manusia, dan parahyangan yaitu menjaga hubungan dengan Tuhan.
 
|Review text id=Kami senang sekali membaca cerita Luh Ayu Manik Mas ini, karena isi cerita mengandung amanat dan nasihat serta nilai karakter kepada anak-anak untuk mencintai, menyayangi, dan menjaga lingkungan sesuai ajaran dalam Hindu yaitu Tri Hita Karana. Dalam Tri Hita Karana diajarkan untuk menjaga pelemahan yaitu menjaga lingkungan, pawongan yaitu menjaga hubungan baik dengan manusia, dan parahyangan yaitu menjaga hubungan dengan Tuhan.
 
|Review text ban=Tiang seneng pisan antuk carita Luh Ayu Manik puniki mawinan makeh madaging piteket,pitutur majeng para anak alite antuk nresnain sahananing wawidangan pinaka cihna nglaksanayang Tri Hita Karana.
 
|Review text ban=Tiang seneng pisan antuk carita Luh Ayu Manik puniki mawinan makeh madaging piteket,pitutur majeng para anak alite antuk nresnain sahananing wawidangan pinaka cihna nglaksanayang Tri Hita Karana.
 
|Reviewed by=Ketut Mayasa,S.Pd.B
 
|Reviewed by=Ketut Mayasa,S.Pd.B
|Reviewed nationality=Indonesia
 
|Reviewer lives=Amlapura
 
|Review year=2019
 
 
}}{{Children Book/Review
 
}}{{Children Book/Review
|Review text id=Resume buku
+
|Review text id=Luh Ayu Manik Mas Pahlawan lingkungan pada suatu hari pagi ia terasa sibuk mencari plastik sebagai tempat canang untuk dibawa ke sekolah namun ibunya menyuruh agar menggunakan sokasi dan Luh Manik Mas agar lebih praktis.
Judul : Luh Ayu Manik Mas Pahlawan Lingkungan
 
Penulis : I Putu Supartika
 
 
 
 
 
Luh Ayu Manik Mas Pahlawan lingkungan pada suatu hari pagi ia terasa sibuk mencari plastik sebagai tempat canang untuk dibawa ke sekolah namun ibunya menyuruh agar menggunakan sokasi dan Luh Manik Mas agar lebih praktis.
 
 
Sepulang dari sekolah tumben sekali ia langsung menonton televisi ia melihat iklan disalah satu televisi yang isinya agar warga mengurang penggunaan sampah plastic yang sudah diatur dalam peraturan selanjutnya makan dan terus memikirkan alas an penggunaan samaph plastik walapun menurutnya samaph plastic bayak gunanya.
 
Sepulang dari sekolah tumben sekali ia langsung menonton televisi ia melihat iklan disalah satu televisi yang isinya agar warga mengurang penggunaan sampah plastic yang sudah diatur dalam peraturan selanjutnya makan dan terus memikirkan alas an penggunaan samaph plastik walapun menurutnya samaph plastic bayak gunanya.
 
Luh Manik Mas menanyakan pada ibunya tentang mengurangi penggunaan plastik “ ibunya pun tidak tahu dan menyuruh menanyakan pada guru di sekolah. Besoknya sesampai di sekolah langsung menanyakan pada pak guru yang bernama Pak Budiadnyana, mengapa sekarang kita mengurangi penggunaan plastik, yang langsung dijawab oleh gurunya jika dibuang sembarangan bisa menyebabkan lingkungan menjadi kotor. Jika dibakar akan membahayan kesehatan kita, saya baru tahu oleh karena begitu mulai sekarang kita mengurangi pemakaian plastik. Apabila belanja ke pasar bawalah tas kain, tempat canang ke pura bisa mengunakan sokasi dan tempat tirta membawa dari rumah.
 
Luh Manik Mas menanyakan pada ibunya tentang mengurangi penggunaan plastik “ ibunya pun tidak tahu dan menyuruh menanyakan pada guru di sekolah. Besoknya sesampai di sekolah langsung menanyakan pada pak guru yang bernama Pak Budiadnyana, mengapa sekarang kita mengurangi penggunaan plastik, yang langsung dijawab oleh gurunya jika dibuang sembarangan bisa menyebabkan lingkungan menjadi kotor. Jika dibakar akan membahayan kesehatan kita, saya baru tahu oleh karena begitu mulai sekarang kita mengurangi pemakaian plastik. Apabila belanja ke pasar bawalah tas kain, tempat canang ke pura bisa mengunakan sokasi dan tempat tirta membawa dari rumah.
 
Pada  libur sekolah  hari suci nyepi paginya Luh Manik Mas dan Putu Nita berbelanja ke pasar dengan membawa tas kain dalam perjalannya mereka berhenti di depan bale angklung, disana mereka menemukan dari sekelompok pemuda membuang sampah plastik dan gabus ke sungai sisa membuat ogoh – ogoh. Sepulang dari pasar juga melihat I Wayan dan Made membuang sampah plastic dan gabus yang begiyu banyak, akibatnya aliran air terhambat yang membuat air sungai meluap hingga ke tepi jalan.
 
Pada  libur sekolah  hari suci nyepi paginya Luh Manik Mas dan Putu Nita berbelanja ke pasar dengan membawa tas kain dalam perjalannya mereka berhenti di depan bale angklung, disana mereka menemukan dari sekelompok pemuda membuang sampah plastik dan gabus ke sungai sisa membuat ogoh – ogoh. Sepulang dari pasar juga melihat I Wayan dan Made membuang sampah plastic dan gabus yang begiyu banyak, akibatnya aliran air terhambat yang membuat air sungai meluap hingga ke tepi jalan.
 
|Reviewed by=I Nengah Mawa
 
|Reviewed by=I Nengah Mawa
|Reviewed nationality=Bali
 
|Reviewer lives=Kubu
 
|Review year=2020
 
 
}}{{Children Book/Review
 
}}{{Children Book/Review
 
|Review text id=Ada beberapa kelemahan dalam buku ini:
 
|Review text id=Ada beberapa kelemahan dalam buku ini:
Line 83: Line 55:
 
3. Padanan kata dalam bahasa bali, bahasa indonesia dan bahasa inggris kurang tepat
 
3. Padanan kata dalam bahasa bali, bahasa indonesia dan bahasa inggris kurang tepat
 
|Reviewed by=Desak Ayu Gde Parthama Arinj
 
|Reviewed by=Desak Ayu Gde Parthama Arinj
|Reviewed nationality=Indonesia
 
|Reviewer lives=Abiansemal-Badung
 
|Review year=2020
 
 
}}{{Children Book/Review
 
}}{{Children Book/Review
 
|Review text id=Cerita Luh Ayu Manik Mas ini merupakan sebuah cerita fiksi yang menarik untuk dibaca oleh siapa saja, terutama generasi muda masa kini. Tokoh utama dalam cerita ini digambarkan sebagai seorang anak remaja putri yang memiliki watak yang sangat baik, punya kepedulian sosial yang tinggi, memiliki kecintaan yang sangat besar terhadap lingkungan, pantang menyerah, dan memiliki keberanian yang besar dalam menegakkan hukum. Penggunaan gaya bahasa yang sederhana dan sudut pandang yang jelas membuat isi cerita ini sangat mudah untuk dipahami. Alur ceritanya pun menggunakan jenis alur maju yang mana dikemas dengan menarik oleh sang pengarang. Adapun hal yang lebih penting dalam cerita ini adalah amanat yang disampaikan. Cerita fiksi ini mengangkat salah satu fenomena nyata yang terjadi di sekitar kita yakni adanya pengerusakan lingkungan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Melalui cerita yang sederhana ini, penulis berusaha membangkitkan semangat kita, terutama generasi muda untuk lebih mencintai alam sekitar dengan peduli terhadap lingkungan, peka terhadap permasalahan yang terkait dengan perusakan lingkungan, melaksanakan kegiatan-kegiatan positif untuk melestarikan/rebosisasi lingkungan, serta siap dan sigap memberantas pihak-pihak yang terbukti tindakannya membahayakan kelestarian lingkungan. Dengan demikian, diharapkan lingkungan kita menjadi terawat dengan baik. Jika itu sudah terwujudkan, maka dampak buruk yang berakar dari kerusakan lingkungan dapat diminimalisir, atau bahkan tidak pernah timbul lagi di kemudian hari. Intinya adalah, cerita Luh Ayu Manik Mas ini menjadi panutan kita untuk mencintai alam.
 
|Review text id=Cerita Luh Ayu Manik Mas ini merupakan sebuah cerita fiksi yang menarik untuk dibaca oleh siapa saja, terutama generasi muda masa kini. Tokoh utama dalam cerita ini digambarkan sebagai seorang anak remaja putri yang memiliki watak yang sangat baik, punya kepedulian sosial yang tinggi, memiliki kecintaan yang sangat besar terhadap lingkungan, pantang menyerah, dan memiliki keberanian yang besar dalam menegakkan hukum. Penggunaan gaya bahasa yang sederhana dan sudut pandang yang jelas membuat isi cerita ini sangat mudah untuk dipahami. Alur ceritanya pun menggunakan jenis alur maju yang mana dikemas dengan menarik oleh sang pengarang. Adapun hal yang lebih penting dalam cerita ini adalah amanat yang disampaikan. Cerita fiksi ini mengangkat salah satu fenomena nyata yang terjadi di sekitar kita yakni adanya pengerusakan lingkungan oleh pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab. Melalui cerita yang sederhana ini, penulis berusaha membangkitkan semangat kita, terutama generasi muda untuk lebih mencintai alam sekitar dengan peduli terhadap lingkungan, peka terhadap permasalahan yang terkait dengan perusakan lingkungan, melaksanakan kegiatan-kegiatan positif untuk melestarikan/rebosisasi lingkungan, serta siap dan sigap memberantas pihak-pihak yang terbukti tindakannya membahayakan kelestarian lingkungan. Dengan demikian, diharapkan lingkungan kita menjadi terawat dengan baik. Jika itu sudah terwujudkan, maka dampak buruk yang berakar dari kerusakan lingkungan dapat diminimalisir, atau bahkan tidak pernah timbul lagi di kemudian hari. Intinya adalah, cerita Luh Ayu Manik Mas ini menjadi panutan kita untuk mencintai alam.
 
|Reviewed by=I Made Mustika dan Putu Eka Prayuda
 
|Reviewed by=I Made Mustika dan Putu Eka Prayuda
|Reviewed nationality=Indonesia
 
|Reviewer lives=Bangli Bali
 
|Review year=2020
 
 
}}{{Children Book/Review
 
}}{{Children Book/Review
 
|Review text id=Luh Ayu Manik Mas adalah seorang Prawireng Putri Bali (remaja pahlawan super) yang mendapat anugerah kekuatan untuk dapat menjaga keselarasan lingkungan alam dan sosial budaya. Dalam kesehariannya ia adalah remaja putri kelas 8 yang bernama Luh Ayu Manik. Kisah dan karakter pahlawan super Luh Ayu Manik Mas ini dihadirkan untuk menginspirasi kesadaran literasi, kepedulian lingkungan dan sosial, serta pemberdayaan perempuan generasi muda.
 
|Review text id=Luh Ayu Manik Mas adalah seorang Prawireng Putri Bali (remaja pahlawan super) yang mendapat anugerah kekuatan untuk dapat menjaga keselarasan lingkungan alam dan sosial budaya. Dalam kesehariannya ia adalah remaja putri kelas 8 yang bernama Luh Ayu Manik. Kisah dan karakter pahlawan super Luh Ayu Manik Mas ini dihadirkan untuk menginspirasi kesadaran literasi, kepedulian lingkungan dan sosial, serta pemberdayaan perempuan generasi muda.
Line 99: Line 65:
 
Di samping kelebihan yang ada dalam cerita ini, juga ada sisi kekurangannya, yaitu adanya penggalan-penggalan kalimat yang terkesan terlalu memojokkan pemerintah. Seperti dalam kutipan “polisinya kemana? Peran pemerintah di mana?” dan jangan meniru penjabat yang melakukan kegiatan untuk pencitraan semata. Hal ini terkesan kurang tepat karena anak-anak belum bisa menyaring dengan baik ide-ide yang disisipkan penulis. Dalam konteks ini tokoh seolah hanya pemerintah yang menjadi tanggung jawab daruratnya pembalakan hutan. Bahwa pembalakan hutan juga bisa terjadi karena memang mental masyarakat yang tidak sadar terhadap kelangsungan hidup.
 
Di samping kelebihan yang ada dalam cerita ini, juga ada sisi kekurangannya, yaitu adanya penggalan-penggalan kalimat yang terkesan terlalu memojokkan pemerintah. Seperti dalam kutipan “polisinya kemana? Peran pemerintah di mana?” dan jangan meniru penjabat yang melakukan kegiatan untuk pencitraan semata. Hal ini terkesan kurang tepat karena anak-anak belum bisa menyaring dengan baik ide-ide yang disisipkan penulis. Dalam konteks ini tokoh seolah hanya pemerintah yang menjadi tanggung jawab daruratnya pembalakan hutan. Bahwa pembalakan hutan juga bisa terjadi karena memang mental masyarakat yang tidak sadar terhadap kelangsungan hidup.
 
|Reviewed by=I Gede Eka Putra Adnyana dan A.A.Ayu Rahatri Ningrat
 
|Reviewed by=I Gede Eka Putra Adnyana dan A.A.Ayu Rahatri Ningrat
|Reviewed nationality=Indonesian
+
}}{{Children Book/Review
|Reviewer lives=Bali
+
|Review text id=Luh Ayu Manik Mas, Tresna ring Alas
|Review year=2020
+
 
}}
+
Setelah ujian tengah semester, Luh Ayu Manik dan temannya kemah ke tepi pantai. Namun cuaca kurang bagus. Hujan dan petir melanda. Bahkan air di sungai meluap kebanjiran. Rupanya, banjir itu terjadi akibat penebangan hutan oleh warga di pegunungan.
|Flipbook title=luh ayu manik, book 1
+
Luh Ayu Manik dan temannya bermaksud melakukan reboisasi. Ketika sampai di hutan, semua terkejut melihat hutan yang sudah gundul dan semuanya sigap bekerja menanam pohon. Semua pohon sudah ditanam dan mereka berkomitmen untuk lebih sering mendaki gunung untuk merawat pohon yang sudah ditanam.
|Flipbook={{Children Book/Flipbook Page
+
Dalam benaknya, Luh Ayu Manik mempunyai rencana untuk menyusup ke hutan untuk mengetahui siapa sesunggguhnya yang telah melakukan penebangan hutan hingga gundul seperti sekarang ini. Rencana tersebut dilaksanakan oleh Luh Ayu Manik bersama Luh Putu Suastini. Mereka pergi ke hutan dan mereka melihat ada orang yang sedang menebang pohon. Mereka melaporkannya cepat-cepat. Tapi sayang, laporan Luh Ayu Manik bersama Luh Putu Suastini dianggap bohong oleh polisi karena tanpa bukti.
|Flipbook page contents=penulis ingin menyampaikan pesan kepada pembaca mengenai pentingnya menjaga lingkungan hidup. melalui tokoh Luh Ayu Manik, penulis memberikan gambaran salah satu cara kita untuk melestarikan hutan, memperbaiki kondisi hutan, dan ikut serta mengawasi perlindungan hutan.
+
Luh Ayu Manik dan temannya tidak patah semangat. Salah satu teman Luh Ayu Manik Mas, Made Anjasmara mempunyai usul untuk menakut-nakuti si penjahat dengan topeng rangda. Dan mereka akhirnya berangkat naik gunung untuk melaksanakan rencananya itu. Awalnya tindakan Luh Ayu Manik dan temannya tampak memberikan hasil. Namun pada tindakan berikutnya malah teman Luh Ayu Manik yang menjadi kejaran penjahat dan bahkan mau menghabisinya dengan gergaji mesin. Melihat temannya kepepet seperti itu, dengan cepat akhirnya Luh Ayu Manik mencari tempat sepi untuk berubah wujud menjadi wanita cantik yang bermahkota emas dan dengan cepat pula menolong temannya yang sedang diserang oleh para penjahat. Dan para penjahat berhasil ditangkap.
}}{{Children Book/Flipbook Page
+
Luh Ayu Manik segera menelepon pihak kepolisian agar para penjahat dibawa ke kantor polisi. Akhirnya, karena keberhasilannya membekuk para penjahat itu, Luh Ayu Manik dan teman-temannya disebut sebagai pahlawan lingkungan.
|Flipbook page contents=The author delivers the message on how to save the environment through this interesting story. Taken from a daily real activity that could be happened to teenagers, the author brings this matter in such a way. The plot runs smoothly. It started when Luh Ayu Manik and her friends went camping. At first, they were so excited but then suddenly the weather turned into nightmare. The author described Luh Ayu Manik as a caring person, sincere, a tough and responsible girl. She warned her friends not to stay close to the seaside. Among her friends, she could deal with one of her friends who has a traumatic experience. The author also described Luh Ayu Manik as a millennial girl who loves to check Instagram in killing her time. By stalking the Instagram, she got up to date information or news about what happened surround her. She found out that a large flood and a bridge that had been washed away by devastating rains. Then she told her friends about the matter and came up with the idea of replanting trees on the other day. When they wanted to climb the mountain. The boys brought shovels, hoes whilst the girls brought trees to plant. They were so excited and sang along the way to the mountain but then they found out that the forest had been devastated. Feeling disappointed of the forest ranger’s work who could not be able to do his job well, they still planted the trees. Luh Ayu Manik suggested her friends to hike up the mountains more often to keep the trees alive. But then when she came back home, she kept thinking why the forest was unprotected. Then she wanted to enter the forest and investigated the matter. She came up with the idea to take picture as an evidence for the police report. But her friend ruined everything. They ran of batteries when they saw the thief, because her friend took too much selfies along the way. But she still insisted to report to the police without any proof just only telling the thief’s appearance and of course, it didn’t work. The police refused to investigate this matter without any evidences. Then the silly thing happened when Luh Ayu Manik belief the idea of Made Anjasmara to use the mask of Rangda in order to scare the thief. This also didn’t work. Instead of being afraid, the thief fought back and finally, Luh Ayu Manik transformed into a super heroine Luh Ayu Manik Mas and saved the day. The story has a strong moral value how people should protect the environment to save the world. Moreover, the author puts a strong character development of Luh Ayu Manik.
+
 
 +
Kelebihan dan Kekurangan buku :
 +
Kisah ini sangat menarik untuk dibaca karena perilaku tokoh Luh Ayu Manik dapat memberikan keteladanan bagi anak-anak muda agar selalu menjaga dan melestarikan lingkungan. Cerita juga disajikan dengan bahasa yang komunikatif sehingga mudah dimengerti. Di samping itu, dengan ilustrasi gambar-gambar, pembaca akan terasa terbantu dalam memahami isi cerita.
 +
Dari segi ejaan, buku ini hampir sempurna. Hanya ada kesalahan kecil saja terutama pada pemenggalan kata di akhir baris.
 +
Misalnya :
 +
Kata "Fot-" di akhir baris yang semestinya "Fo-" dan diikuti oleh kata "tonya akan diserahkan kepada polisi" karena pemenggalan yang baku untuk kata foto adalah "fo-to" bukan "fot-o" (halaman 18, versi tiga bahasa)
 +
|Reviewed by=I Nyoman Swadra
 +
}}{{Children Book/Review
 +
|Review text en=Luh Ayu Manik Mas
 +
 
 +
The story entitled love the forest, by I Made Sugianto is a great masterpiece which can inspire the readers to keep our forest. As the forest  become the lung of the earth to give a good care on them. The forest existence distribute a lot to our health. Unfortunately, there are bad people who destroy the sustainability of our forest . Ever worse, the government seems don’t care about this fact. This story warns those who are responsible on protecting the forest.
 +
Here is the story. On a mid semester, Luh Ayu Manik and her friends went camping by the seaside. Suddenly it rained happily. Luh AyuManik and her friends sheltered in a communal hall. At the time, Luh Ayu Manik open her instagram and got the news there was a large flood and a bridge collapse. Then she gathered with her friends to make a plan to replant some trees in the forest. and Manik with her friends went to the forest. surprisingly,  they discovered the forest had been clear felled. Some days later, Luh Ayu Manik and Luh Putu Suastini went climbing the mountain again. When they arrived on the edge of the forest, there were criminal cutting timber. Luh Ayu Manik and LuhPutu Suastini reported this to the police. But the police didn,t believe them. Luh Ayu Manik was very angry. She made a plan of how to catch the criminals. Her friends agreed with her to scare the criminals. Cut the story short, Luh Ayu Manik and her friends were succeed to catch the criminals and brought them to the police.
 +
The story is really great. It thought people, especially the young generation to aware of their environment. Do efforts to keep them sustainable. The writer has been successful to tell the cause and effect of cutting the forest.
 +
|Reviewed by=Ni Wayan Wiyati
 +
}}{{Children Book/Review
 +
|Review text id=Luh Ayu Manik Mas Pahlawan lingkungan pada suatu hari pagi ia terasa sibuk mencari plastik sebagai tempat canang untuk dibawa ke sekolah namun ibunya menyuruh agar menggunakan sokasi dan Luh Manik Mas agar lebih praktis.
 +
Sepulang dari sekolah tumben sekali ia langsung menonton televisi ia melihat iklan disalah satu televisi yang isinya agar warga mengurang penggunaan sampah plastic yang sudah diatur dalam peraturan selanjutnya makan dan terus memikirkan alas an penggunaan samaph plastik walapun menurutnya samaph plastic bayak gunanya.
 +
Luh Manik Mas menanyakan pada ibunya tentang mengurangi penggunaan plastik “ ibunya pun tidak tahu dan menyuruh menanyakan pada guru di sekolah. Besoknya sesampai di sekolah langsung menanyakan pada pak guru yang bernama Pak Budiadnyana, mengapa sekarang kita mengurangi penggunaan plastik, yang langsung dijawab oleh gurunya jika dibuang sembarangan bisa menyebabkan lingkungan menjadi kotor. Jika dibakar akan membahayan kesehatan kita, saya baru tahu oleh karena begitu mulai sekarang kita mengurangi pemakaian plastik. Apabila belanja ke pasar bawalah tas kain, tempat canang ke pura bisa mengunakan sokasi dan tempat tirta membawa dari rumah.
 +
Pada  libur sekolah  hari suci nyepi paginya Luh Manik Mas dan Putu Nita berbelanja ke pasar dengan membawa tas kain dalam perjalannya mereka berhenti di depan bale angklung, disana mereka menemukan dari sekelompok pemuda membuang sampah plastik dan gabus ke sungai sisa membuat ogoh – ogoh. Sepulang dari pasar juga melihat I Wayan dan Made membuang sampah plastic dan gabus yang begiyu banyak, akibatnya aliran air terhambat yang membuat air sungai meluap hingga ke tepi jalan.
 
}}
 
}}
 +
|ISBN=978-623-9342-2-7
 +
|Original text of book=Balinese
 +
|Topic=Originally in Balinese
 +
|SummaryTopic=Luh Ayu Manik Mas nyelametang alas
 +
|ShowShopLinks=Yes
 +
|Winner=No
 
}}
 
}}

Latest revision as of 07:04, 8 August 2023

Sponsored byImage001.png
Book 1 Luh Ayu Manik Mas.jpg
Authors
Illustrator
Gus Dark
Where does this book take place
Related Ceremony or Holiday
Tumpek Wariga
Related Env. Initatives
ISBN
978-623-9342-2-7
Original language
Balinese
Link to Whole Story
https://www.letsreadasia.org/read/3bbf155d-101d-4cb0-b46d-34699b303b26?bookLang=4846240843956224
Words to Learn for this Book


Add your comment
BASAbaliWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

Description

Video by: I Nengah Mawa


In English

The forest has been laid bare. The trees have been cut down and the wood taken away. Luh Ayu Manik and her friends are deeply saddened to see the forest destroyed. There is a police post in the middle of the forest but, despite this, the thieves are still able to steal wood. Luh Ayu Manik and her friends have come up with a plan to catch the thieves. But unfortunately, their plan has been foiled. And now the thieves are chasing them with a chainsaw. What will happen to Luh Ayu Manik and her friends?

In Balinese

In Indonesian

Hutan telah gundul. Pohon-pohon kayu habis dibabat. Luh Ayu Manik dan teman-temannya sedih melihat hutan yang rusak. Di tengah hutan ada pos polisi, tapi tetap ada penjahat yang mencuri kayu. Luh Ayu Manik dan teman-temannya bersepakat untuk menangkap pencuri tersebut. Celakanya, akal-akalan mereka ketahuan. Para pencuri mengejar mereka sembari mengacungkan gergaji mesin. Bagaimana jadinya Luh Ayu Manik dan teman-temannya?

Reviews

(change interface language in upper right corner to see reviews in other languages)

  • Review by: Rubianti
The theme of the story suits the current ongoing environmental issue. In the beginning of the story, it was explained that terrible things would happen if people keep felling the trees in the forest. Love the environment movement must be started from early age. Using Luh Ayu Manik and her friends as the good characters who had big concern on the forest felling and later gathered together to plant trees in the forest will give the young readers of the book an inspiration which hopefully will encourage them to pay more attention and take good care of the environment, in this case, the forest.

To make it more interesting, the author of the book included 2 demon characters from the Balinese mythology, rangda dan celuluk, which masks were used by 2 of Luh Ayu Manik’s friends to scare away the thieves who felled the trees in the forest.

The main character Luh Ayu Manik, who could chance her appearance to a beautiful woman with super natural power and who fought against the thieves, was meant to attract the children’s attention who read the book about a super hero who saved her friends from the bad people.
  • Review by: A.A. Ari Laksemi
This story is very good because it tells about the positive action that can be done by teenagers in preserving the forest. It reminds us to care about plants, trees, and do something for our environments.
  • Review by: Ni Wayan Wiyati
Luh Ayu Manik Mas

The story entitled love the forest, by I Made Sugianto is a great masterpiece which can inspire the readers to keep our forest. As the forest become the lung of the earth to give a good care on them. The forest existence distribute a lot to our health. Unfortunately, there are bad people who destroy the sustainability of our forest . Ever worse, the government seems don’t care about this fact. This story warns those who are responsible on protecting the forest. Here is the story. On a mid semester, Luh Ayu Manik and her friends went camping by the seaside. Suddenly it rained happily. Luh AyuManik and her friends sheltered in a communal hall. At the time, Luh Ayu Manik open her instagram and got the news there was a large flood and a bridge collapse. Then she gathered with her friends to make a plan to replant some trees in the forest. and Manik with her friends went to the forest. surprisingly, they discovered the forest had been clear felled. Some days later, Luh Ayu Manik and Luh Putu Suastini went climbing the mountain again. When they arrived on the edge of the forest, there were criminal cutting timber. Luh Ayu Manik and LuhPutu Suastini reported this to the police. But the police didn,t believe them. Luh Ayu Manik was very angry. She made a plan of how to catch the criminals. Her friends agreed with her to scare the criminals. Cut the story short, Luh Ayu Manik and her friends were succeed to catch the criminals and brought them to the police.

The story is really great. It thought people, especially the young generation to aware of their environment. Do efforts to keep them sustainable. The writer has been successful to tell the cause and effect of cutting the forest.

Videos


Nothing was added yet.