Bali Beloved
- Title (Other local language)
- Photograph by
- Author(s)
- Affiliation
- SMAN 1 TABANAN
- Category
- High School
- Reference for photograph
- Subject(s)
- Reference
- Related Places
- Event
- Related scholarly work
- Reference
Description
In English
In Balinese
Majeng pulauku tercinta lan terkasih, Bali. Engkau ialah pulau yang penuh dengan gemerlap cahaya kesenian, kesenian sampun mendarah daging tekening pulau Bali, tanpa adanya seni pulau ini rasanya tak hidup. Rasa bangga menumpuk dalam diriku, semakin berjalannya hari rasa itu semakin meluap-luap tak terbendung, rasa bangga terhadap seni yang diciptakan semakin buatku ingin melindunginya. Melindungi hal tersebut tak semudah membalikan telapak tangan, titiang pinaka anak yang hidup besar di pulau Bali mekeneh rasane mabuat pulau niki semakin bersinar dengan keindahan yang ada di dalamnya. Titiang sangat mencintai seni mau itu berbentuk karya lukisan, gamelan, tarian lan sebagainya, titiang makeneh melestariang hal tersebut majeng anak cucu agar ciri khas pulau terkasih ini tak hilang lenyap begitu saja. Di era care janine masih banyak masyarakat pulau Bali yang tak bersyukur dengan kesenian yang ada di pulau Bali. Maka dari itu titiang makeneh menyadarkan mereka kalau kesenian di pulau ini sangat indah dan patut untuk dilindungi serta dijaga. Mulai dari memperkenalkan kepada mereka karya seni yang terdapat di Bali yakni tarian khas Bali, Tari legong, tari panji semirang dll.
Banyaknya orang yang terjerumus westernisasi membuat pola pikir, serta gaya pakaian mereka berubah. Mereka menjadi tak mencintai pulau sendiri dan lebih memilih gaya yang ada di negara lain, hal tersebut bisa dibilang sebagai dampak negatif bagi kelestarian pulau ini. Dengan membuat edukasi serta membuat panggung penampilan karya seni khas Bali setidaknya bisa menyadarkan mereka bahwa pulau ini juga memiliki hal yang indah. Banyak turis yang berbondong-bondong ke Bali, mereka sangat menyukai bali dikarenakan karya seni, alam, serta budayanya sangat menarik untuk dilihat akan tetapi mengapa malah anak yang terlahir dari pulau ini tak bersyukur akan hal tersebut dan lebih memilih westernisasi? Dikarenakan mereka belum melihat atau sadar akan keindahan pulau ini. Jika bukan kita siapa lagi yang akan meneruskan budaya yang ada di pulau ini, maka dari itu diperlukannya kesadaran diri untuk hal tersebut. Jika kita sebagai penerus karya yang ada di pulau ini malah terjerumus westernisasi maka habislah sudah, tak akan ada yang meneruskan keindahan, kebudayaan, serta kesenian yang ada di pulau ini.
In Indonesian
Enable comment auto-refresher