Boda Kacapi (Buda Kecapi)

From BASAbaliWiki
20230828T043513159Z765725.jpg
Title of Work
Boda Kacapi (Buda Kecapi)
Type
Traditional Text
Photo Reference
Location
Singaraja
Credit
Reference
Related music
Background information


    Add your comment
    BASAbaliWiki welcomes all comments. If you do not want to be anonymous, register or log in. It is free.

    Summary


    In English

    Lontar Boda Kacapi or Buda Kecapi is one of the palm-leaf texts that contains traditional Balinese physiology and medicine. Some of the parts are texts about divinity or divine elements in the human body. Boda Kacapi is written in the form of a dialogue between Bodha Kacapi and Kalimosadha and Kalimosadhi. The dialogue reveals about healing techniques, types of prana or vitality, gods that reside in the organs of the human body, sacred syllables that exist in the organs, the human body, various symptoms of disease and its treatment, rituals to repel reinforcements (illness) and various types of medicinal plants.

    In Balinese

    Lontar Boda Kacapi utawi Buda Kecapi inggih punika silih tunggil lontar sane madaging fisiologi awak manusa miwah tamba-tamba tradisional Bali. Kirang langkung atenga dagingnyane indik dewata-dewata sane malinggih ring jejeron anggan i manusa.

    Teks Boda Kacapi puniki kasurat marupa tutur utawi dialog Bodha Kacapi sareng Kalimosadha tur Kalimosadhi. Tutur punika ngeninin indik teknik matetambaan, soroh-soroh prana utawi angkihan urip, dewata sane nyejer ring jejeron manusa, aksara-aksara suci ring suang-suang jejeron, makudang-kudang ceciren pinyungkan miwah tambannyane, upacara nulak pinyungkan, miwah makudang-kudang soroh taru tamba.

    In Indonesian

    Lontar Boda Kacapi atau Buda Kecapi adalah salah satu naskah lontar yang memuat tentang fisiologi dan pengobatan tradisional Bali. Sebagian dari teks Boda Kacapi adalah teks mengenai divinitas atau unsur-unsur dewata dalam tubuh manusia. Teks Boda Kacapi ditulis dalam bentuk dialog antara Bodha Kacapi dengan Kalimosadha dan Kalimosadhi.Dialog tersebut mengungkap mengenai teknik penyembuhan, jenis-jenis prana atau daya hidup, dewata yang bersemayam dalam organ-organ tubuh manusia, aksara-aksara suci yang ada dalam organ-organ tubuh manusia, berbagai gejala penyakit dan pengobatannya, ritual-ritual penolak bala (sakit) dan berbagai jenis tanaman obat.

    Text Excerpt


    Bahasa Kawi/Kuno


    In English

    In Balinese

    In Indonesian

    Bhagawan Mpu Siwagandu diberikan penyakit, dianugrahi oleh Bhatara Brahma, dengan murid adalah Ki Larung, maka timbullan penyakit panas menahun. Bhatara Wisnu sebagai obat penawarnya sehingga cepat sembuh. Jika Bhagawan Kasyapa membuat penyakit, dianugrahi oleh Bhatara Iswara, sebagai muridnya adalah Ki Bhuta Branjeng di Swamana, maka timbullah penyakit panas dalam. Sanghyang Tiga sebagai obat penawar untuk penyakit panas, dingin, sedang. Adapun jenis obat itu adalah panas, dingin, sedang. Begitu pula nama obat dan jenis penyakit itu. Asal mula obat dan penyakit itu satu, obat bisa menjadi bibit penyakit, bibit penyakit bisa menjadi obat, yakni api, air, angin. Itulah dinamakan Sanghyang Tiga, silih berganti jiwa, sangat ampuh keberadaannya, sehingga timbul tiga jenis penyakit yaitu panas, dingin, sedang. Demikian pula jenis obat penawarnya ada yang panas, dingin, sedang. Begitulah sebutan obat dan penyakit itu. Mengapa juga disebut laki, perempuan, dan banci? Asal mulanya seperti ini. Penyakit panas adalah laki-laki. Penyakit dingin adalah perempuan. Penyakit sedang adalah banci. Penyakit panas merupakan sihiran Bhatara Brahma. Penyakit dingin merupakan sihiran Bhatara Wisnu. Penyakit sedang merupakan sihiran Bhatara Iswara. Demikianlah adikku, ingatlah dengan baik nasihatku ini!”

    Index