On Umanis Friday of Kelawu, it is the time for the Balinese to worship Goddess Sri. Since traditional Balinese are agriculturally formed society who depend on agricultural products, the day of Bhatari (Goddess) Sri becomes very important. On this day, the Balinese offer prayers at their jineng (rice stockhouse, common in traditional houses), hoping for blessings from Goddess Sri as the presiding deity over foodstuffs, especially grains as basic sustenance. The Balinese usually offer rice, cakes and flowers.
Because in modern age there are not many rice stockhouses, the Balinese celebrate the day of Goddess Sri at their rice fields or on their pulu (special earthen jar for keeping rice stock). Goddess Sri is eternal consort of Lord Visnu, who is also known as Lord Madhusudana. Therefore, the Balinese worship Goddess Sri and Lord Visnu as Bhatara Sri Sedana.
Hari Sukra Umanis Kelawu adalah hari saat masyarakat Bali memuja Bhatari Sri. Karena masyarakat Bali tradisional adalah masyarakat agraris yang tergantung pada hasil pertanian, hari Bhatari Sri menjadi sangat penting. Pada hari ini, masyarakat Bali memanjatkan doa di jineng (lumbung padi), memohon berkat Bhatari Sri sebagai penguasa bahan pangan, terutama padi-padian sebagai bahan makanan pokok. Pada hari ini, masyarakat Bali mempersembahkan nasi, kue-kue dan bunga.
Karena di zaman modern lumbung padi sudah jarang, masyarakat Bali merayakan hari Bhatari Sri di sawah atau di pulu (tempat beras tradisional). Bhatari Sri adalah pasangan kekal dari Bhatara Wisnu, yang juga disebut Bhatara Madhusudana. Karena itu, masyarakat Bali memuja pasangan Sri dan Wisnu sebagai Bhatara Sri Sedana.
Enable comment auto-refresher