Search by property

From BASAbaliWiki

This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.

Search by property

A list of all pages that have property "Indonesian equivalent" with value "adonan kelapa parut dengan bumbu berwarna merah putih sebagai dasar dalam tetandingan%2Frangkaian kawisan %28sejenis sajen%29 dalam upacara adat di bali". Since there have been only a few results, also nearby values are displayed.

Showing below up to 125 results starting with #1.

View (previous 250 | next 250) (20 | 50 | 100 | 250 | 500)


    

List of results

  • Geblugang  + (taruh dengan keras dengan tidak tertata)
  • Tebas  + (tebus)
  • Rajeg  + (tegak)
  • Gecek  + (tekan dengan kuku)
  • Pingseg  + (tekan dengan kuku ibu jari sampai mati (tentang kutu dan serangga kecil lainnya))
  • Bangkarna  + (telinga merah pada ayam)
  • Perocot  + (tempat air minum atau kendi yg terbuat dari tempurung kelapa)
  • Endongan  + (tempat bekal dr tapis kelapa)
  • Plangkiran  + (tempat mempersembahkan sajen, terbuat dr papan kayu, dipasang di tembok ruangan)
  • Bokor  + (tempat sajen)
  • Penglipuran  + (tempat wisata)
  • Kau  + (tempurung kelapa)
  • Langseg  + (tendang dengan tumit)
  • Tengah  + (tengah)
  • Ngepas  + (tepat dengan ukuran)
  • Gampes  + (tepis)
  • Magauk  + (terambil dengan rakus)
  • Masangih  + (terasah)
  • Arawinda  + (teratai merah)
  • Arajiwa  + (teratai putih)
  • Kaparpar-kapirpir  + (terbang ke sana kemari dengan menggetar-getarkan sayapnya)
  • Endag  + (terbit)
  • Makaput  + (terbungkus)
  • Mapisah  + (terbunuh dengan kuku jari)
  • Kangeg  + (terhenti dengan tiba-tiba)
  • Ngrepata  + (terjaga dengan terperanjat)
  • Kepupungan  + (terjaga dengan tiba-tiba sehingga tampak kebingungan)
  • Madadah  + (terpanaskan dengan kuali)
  • Makebris  + (tertawa kecil dengan tiba-tiba, suara bersin)
  • Masengseng  + (tertutup)
  • Pendeng  + (tidak berani makan)
  • Ngencet  + (tidak hadir)
  • Mapendeng  + (tidak makan)
  • Majangkut  + (tidur bersama dan berpelukan, tidur bersama, laki dengan perempuan dan berpelukan)
  • Ngluer  + (tinggi)
  • Klambiung  + (tingkatan dalam silsilah kekerabatan)
  • Sawa wedana  + (tingkatan tertinggi dalam upacara ngaben)
  • Pletik  + (titik putih pada dahi atau pelipis penari)
  • Bungkling  + (tokoh dalam cerita rakyat yang banyak akalnya)
  • Saunggaling  + (tokoh patih dalam cerita jayaprana)
  • Pengawin  + (tombak dan alat perlengkapan upacara di tempat suci)
  • Pepeteng  + (topan disertai hujan lebat)
  • Capil  + (topi dari anyaman daun kelapa atau bambu)
  • Prakpak  + (torch (from dried coconut leaves) obor (dari daun kelapa kering))
  • Tuak  + (tuak)
  • Saab  + (tudung saji)
  • Dewa Ruci  + (tuhan dalam manifestasinya sebagai penjaga air amerta (air kehidupan) di laut, berwujud orang kecil)
  • Mina  + (tuhan, sejenis)
  • Nyorjor  + (tuju (dengan bergegas))
  • Jorjor  + (tuju)
  • Pemijian  + (tukang pembawa surat)
  • Sangging  + (tukang potong gigi dalam upacara mepandes atau mesangih)
  • Galing  + (tumbuhan merambat yang bunganya berbentuk corong berwarna biru (cayratia trifolia))
  • Sedah tubungan  + (tumbuhan)
  • Banah  + (tumbuhan sejenis gadung)
  • Galuga  + (tumbuhan yang buahnya megandung zat berwarna merah)
  • Noja  + (tumbuhan yg mengandung zat warna merah)
  • Pinte  + (tumpuk dengan rapi)
  • Suled  + (tusuk dengan benda tumpul)
  • Geblagang  + (tutup dengan cara menghempaskan)
  • Pipis glembang  + (uang kepeng besar yang dipakai dalam judi)
  • Pipis jepun  + (uang kepeng kecil berwarna hitam)
  • Pis Kunci  + (uang kepeng kecil tipis berwarna hitam)
  • Pis Bolong  + (uang kepeng)
  • Pipis tubung  + (uang koin besar dengan lubang di tengahnya dan bertuliskan huruf jawa)
  • Kecer  + (uang recehan, nama sajen dalam rangkaian upacara pembakaran mayat)
  • Empol  + (ujung batang muda (kelapa, enau, dan sebagainya))
  • Medangsia  + (uku atau minggu ke-empat belas dalam konsep wariga bali)
  • Watugunung  + (uku ke 30)
  • Lipi lu  + (ular berkepala dua (dalam dongeng))
  • Tragtag  + (undakan yg dipasang di panggung, badé, dsb)
  • Majar-ajar  + (upacara)
  • Lebet  + (upacara)
  • Askara  + (upacara (penyucian lahir bathin))
  • Tutug kambuhan  + (upacara 42 hari)
  • Ngusaba  + (upacara adat)
  • Asti wedana  + (upacara adat)
  • Atma wedana  + (upacara adat)
  • Pangrebongan  + (upacara agama yang menggambarkan serbuan terhadap musuh)
  • Mapegat  + (upacara)
  • Resi Gana  + (upacara bhuta yadnya yang lebih besar dari panca sata)
  • Papegatan  + (upacara dalam rangkaian upacara kematian untuk memutuskan hubungan antara arwah yang meninggal dan sanak keluarga yang ditinggalkan)
  • Puja wali  + (upacara di pura)
  • Eka Dasa Rudra  + (upacara eka dasa rudra)
  • Aci  + (upacara)
  • Papegat  + (upacara kematian)
  • Nyaag  + (upacara kurban untuk memulai turun ke sawah yang dilaksanakan di bendungan)
  • Mabaya  + (upacara mabaya)
  • Karawista  + (upacara manusa yadnya)
  • Sawa karesian  + (upacara ngaben dengan mempergunakan simbol kayu cendana atau majegau sebagai pengganti jenazah)
  • Sawa prateka  + (upacara ngaben tanpa jenazah (dengan mengunakan simbol-simbol))
  • Biyu kukung  + (upacara pada saat tanaman padi sedang berbuah)
  • Pabersihan idup  + (upacara pemandian jenazah)
  • Ngroras  + (upacara pembakaran)
  • Mamanjang  + (upacara pembakaran mayat)
  • Atiwa-tiwa  + (upacara pembakaran mayat)
  • Patetiwan  + (upacara pembakaran mayat)
  • Purwa daksina  + (upacara)
  • Pangruat  + (upacara pembersihan terhadap leluhur yang perbuatannya dianggap berdosa)
  • Nutug ngetelun  + (upacara pemurnian di pemakaman)
  • Ngaskara  + (upacara penyucian atma pitra menjadi pitara)
  • Malasti  + (upacara penyucian diri dan alam)
  • Pepada  + (upacara penyucian hewan sebelum disembelih, dagingnya akan dipergunakan dl upacara)
  • Maligia  + (upacara pitra yadnya setelah mamukur (biasanya bagi raja-raja di bali))
  • Recedana  + (upacara pitra yadnya yg mengganti jenazah dg simbol air suci (tirta), biasanya dilakukan bila jenazah yg sudah dikuburkan tidak ada lagi bekas-bekasnya krn telah lama diku-burkan, atau letak kuburannya terlalu jauh)
  • Metatah  + (upacara potong gigi)
  • Tumpek wariga  + (upacara)
  • Ngrupuk  + (upacara sehari sebelum hari raya nyepi)
  • Tumpek Kandang  + (upacara selamatan untuk hewan yang jatuh pada sabtu kliwon wuku uye)
  • Ngatelubulanin  + (upacara tiga bulanan)
  • Resi Yadnya  + (upacara untuk menjadi pendeta)
  • Pawintenan  + (upacara untuk penyucian diri)
  • Pitra Yadnya  + (upacara untuk roh leluhur yang sudah meninggal.)
  • Manusa Yadnya  + (upacara)
  • Bhuta Yadnya  + (upacara yadnya yang dilaksanakan untuk menjaga keharmonisan bhuta hita yang dibangun dari panca maha bhuta yang merupakan unsur-unsur dasar dari bhuwana agung (alam semesta) maupun bhuwana alit itu sendiri.)
  • Gayot  + (usungan untuk mengarak orang yang dibuatkan upacara (biasanya bangsawan))
  • Nyemplong  + (wajah)
  • Semplong  + (wajah)
  • Plelenin  + (wajibkan mengganti kembali dengan uang)
  • Nalika  + (waktu (menurut ukuran kesatuan waktu di bali, satu hari, siang atau malam) dibagi delapan bagian))
  • Prabali  + (wanita kebanyakan yang menikah dengan golongan bangsawan dalam masyarakat bali, biasa dipanggil jero atau pemekel)
  • Ngatirah  + (warnanya merah seperti tumbuhan merambat warnanya merah)
  • Sarisi  + (wirama dengan metrum: o-o/oo-/o- -/oo=11)
  • Prangbakat  + (wuku/uku (minggu) ke-24 (sistem tarikh tradisional bali))
  • Angas  + ({angasan} anyaman daun kelapa, duri, dsb yg dipasang pd pohon)
 (adonan kelapa parut dengan bumbu berwarna merah putih sebagai dasar dalam tetandingan%2Frangkaian kawisan %28sejenis sajen%29 dalam upacara adat di bali)
  • Plapanin  + ((lebih) berhati-hati dalam berbicara)
  • Paplapanin  + ((lebih) berhati-hati dalam berbicara)
  • Kedem-kedem  + ((makan) dengan lahap, asyik (bekerja))
  • Miket  + ((sudah) dalam keadaan terikat-ikat)
  • Makantet  + ((sudah) diikat, terikat (satu dengan yang lain))
  • Mejunin  + (1. berak di tempat tidur dengan tidak sengaja)
  • Caturwara  + (4 hari dalam seminggu)
  • Mamadik  + (acara meminang sebelum dilaksanakan upacara perkawinan / pawiwahan yang dalam tata cara perkawinan adat bali)
  • Krama  + (adat istiadat)
  • Sima  + (adat kebiasaan setempat)
  • Satrugena  + (adik dari tokoh rama dalam kisah ramayana)
  • Yayi  + (adik)
  • Abang age  + (adonan kelapa parut dengan bumbu berwarna merah putih sebagai dasar dalam tetandingan/rangkaian kawisan (sejenis sajen) dalam upacara adat di bali)
  • Belawa  + (adonan)
  • Prereng  + (agak tuli)
  • Bangsing  + (akar hawa)
  • Ulu candra  + (aksara bali)
  • Ulu ricem  + (aksara bali)
  • Ulu sari  + (aksara bali)
  • Nania  + (aksara bali yang letaknya bergantung pada huruf pokok yang melambangkan bunyi ya)
  • Aksara wayah  + (aksara, tanda aksara dalam tata tulis yang merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa.)
  • Gentorag  + (alak musik tradisional bali)
  • Durmanggala  + (alamat buruk)
  • Angap-angap  + (alas (dari daun kelapa))
  • Tangkih  + (alas bentuknya segitiga terbuat dari daun kelapa, lontar dll)
  • Aled  + (alas)
  • Plantik  + (alat dari bambu yang dipakai untuk menjepit daun ‘gowangan’ (pita dari daun untuk menghasilkan suara) dengan batangnya)
  • Rindik  + (alat musik gamelan yang berbahan bambu seperti kulintang dengan tangga nada lagu bali)
  • Pangesan  + (alat sejenis seligi (tombak) untuk menguliti kelapa)
  • Pangrekaan  + (alat untuk ‘ngreka’ (dalam prosesi atau upacara ngaben))
  • Tatebeng  + (alat yang berfungsi sebagai penghalang cahaya pada lampu)
  • Coblong  + (alat-alat upacara, air)
  • Cabak  + (alat-alat upacara, kelapa)
  • Cemer  + (alat-alat upacara, tempat)
  • Masemped  + (amat lebat)
  • Nyemped  + (amat lebat)
  • Pedasang  + (amati dengan teliti)
  • Gaukang  + (ambilkan (dengan rakus))
  • Alid  + (amis)
  • Angklung  + (angklung)
  • Asu bang bungkem  + (anjing)
  • Paplengkungan  + (anyaman bambu sebagai penutup jenazah)
  • Klabang  + (anyaman bilah bambu berbentuk persegi panjang yang digunakan sebagai alas untuk menjemur jajan)
  • Klangsah  + (anyaman dari daun kelapa untuk dinding atau atap)
  • Klabang bangke  + (anyaman daun kelapa)
  • Klabang dangap-dangap  + (anyaman daun kelapa)
  • Klabang mantri  + (anyaman daun kelapa)
  • Kelangsah  + (anyaman daun kelapa)
  • Tadah Uuk  + (anyaman untuk pelengkap upacara)
  • Api prakpak  + (api)
  • Api takep  + (api yang ditaruh pada dua keping sabut kelapa yang diletakkan bersilang, yang di atas menelungkup menutupi yang di bawah, dipakai pada waktu upacara buta yadnya)
  • Penyu kambang  + (arsitektur bali)
  • Kasal  + (asal)
  • Klakah  + (atap dari bambu yang dibelah)
  • Pemada  + (atap ilalang atau ijuk yang terpasang nomor dua dari bawah)
  • Ambun  + (awan putih)
  • Luir  + (bagai)
  • Jeroan  + (bagian dalam)
  • Tetimpug  + (bagian dari caru)
  • Pangambean  + (bagian sesajen pada upacara ngambe untuk memanggil dan menyongsong leluhur, tuhan dan sebagainya)
  • Tibu  + (bagian sungai yang dalam)
  • Engkuk  + (bahan sajen)
  • Bijik  + (bahan untuk membuat minuman cendol)
  • Rasmen  + (bahan-bahan untuk membuat sajen)
  • Tunjel  + (bakar)
  • Makingsan ring geni  + (bakar)
  • Bale angklung  + (balai angklung)
  • Bale sumangkirang  + (balai bertiang dua belas beratap ijuk, dahulu digunakan oleh raja-raja untuk upacara, sekarang sebagai tempat sajen di besakih)
  • Piasan  + (balai suci tempat menghias pratima dsb atau tempat sajen yg ada di tempat suci)
  • Bali  + (bali)
  • Pering  + (bambu)
  • Magebras  + (bangkit dengan cepat karena marah)
  • Bale kambang  + (bangunan bertiang 28, didirikan pada gundukan tanah yang dikelilingi kolam sebagai balai sidang raja, para pendeta, serta pejabat istana)
  • Bale manguntur  + (bangunan bertiang delapan belas menghadap ke selatan tempat bersemayam dewa-dewa pada waktu upacara batara turun kabéh)
  • Bale mujur  + (bangunan bertiang dua belas, didirikan di bagian barat pekarangan rumah, sebagai tempat menerima tamu)
  • Bale pawedan  + (bangunan bertiang empat yang digunakan sebagai tempat duduk pendeta melakukan pemujaan saat memimpin upacara ritual keagamaan)
  • Bale pegat  + (bangunan bertiang enam dengan balai-balainya terbagi dua, terletak di bagian barat pekarangan rumah, sebagai tempat menerima tamu)
  • Bale murda  + (bangunan persegi empat bertiang sebelas untuk tempat upacara adat di puri (istana raja))
  • Bale paselang  + (bangunan rumah persegi empat bertiang delapan, sebagai tempat upacara di pura besakih)
  • Bale wongkilas  + (bangunan segi empat panjang, bertiang enam dengan rangkaian rusuk dibuat sedemikian rupa sehingga tampak seakan-akan tidak memiliki sambungan)
  • Bale gong  + (bangunan yang terletak di jaba tengah atau jaba sisi pada sebuah pura yang berfungsi sebagai tempat menabuh gong dan gamelan)
  • Tibuan  + (banyak bagian sungai yang dalam)
  • Ngengengan  + (banyak cakap)
  • Pakeek  + (banyak orang mengeluarkan bunyi "keek" sebagai tanda mengejek)
  • Bangkong  + (batang sabrang (sejenis ubi-ubian yang seukuran kemiri, rasanya mirip keladi) yang menyerupai umbi)
  • Cangkokah  + (batok kelapa)
  • Bawang  + (bawang merah)
  • Kesuna  + (bawang putih)
  • Kesuna selem  + (bawang putih hitam)
  • Siwur  + (bejana tempat air suci yang terbuat dari tempurung kelapa)
  • Bekel  + (bekal)
  • Bekelne  + (bekalnya)
  • Maburuh  + (bekerja dengan mendapat upah)
  • Makarya  + (bekerja)
  • Saruron  + (bekerja sama)
  • Bintul  + (bengkak kecil sebagai bekas di gigit nyamuk)
  • Piles  + (bengkokkan dengan cara memutar)
  • Memontoran  + (bepergian dengan kendaraam bermotor)
  • Ngrompak  + (beradu kaki dalam permainan sepak bola)
  • Mapeed  + (berarak-arakan dalam upacara)
  • Baas mes  + (beras yang direndam dalam air selama sekitar satu jam untuk membuatnya mudah digiling, biasanya digunakan untuk membuat loloh)
  • Jotjotan  + (berbagai makanan yang akan dibagikan sebagai bentuk silaturahmi dan membina persahabatan)
  • Mapatung  + (berbagi dalam satu piring)
  • Ngrembag  + (berbicara dengan bertele-tele)
  • Mlapanin  + (berbicara hati-hati)
  • Malelambatan  + (berburu dengan bedil atau senapan)
  • Mapaneman  + (bercakap-cakap dengan asyik)
  • Maprada  + (bercat emas)
  • Mageduhan  + (bergerak-gerak (tentang bayi dalam kandungan))
  • Majadeng  + (berhadap-hadapan dengan sikap menantang untuk berkelahi)
  • Pradain  + (beri cat berwarna emas)
  • Pedesin  + (beri tahu dengan teliti)
  • Maplapah  + (berisi campuran bumbu)
  • Maplaus  + (berisi plaus (sejenis alas sesajen berbentuk segitiga yang terbuat dari janur))
  • Maplawah  + (berisi plawah(kerangka alat musik tradisional bali yang biasanya diukir, sebagai tempat menyusun ‘bung-bung’ atau bambu resonansi ))
  • Masaur  + (berisi serundeng (lauk dari kelapa parut yang diberi bumbu dan disangrai))
  • Maprambat  + (berisi ‘prambat’ (tali-temali yang direntangkan di sawah untuk menghalau burung)
  • Magayung-gayungan  + (berjuntai dengan mengayun-ayunkan kaki atau tangan)
  • Makata  + (berkata dalam bahasa yang dianggap asing)
  • Ngemigang  + (berkata-kata sendiri dengan tidak jelas kedengaran)
  • Ngemikmik  + (berkata-kata sendiri dengan tidak jelas kedengaran)
  • Mapenpenan  + (berkemas - kemas)
  • Makramas  + (berlangir)
  • Mapere  + (berlapis dengan tanah liat)
  • Magrudugan  + (berlari dengan tergesa-gesa)