The people of Dalem Tamblingan in Banjar and Busungbiu Districts, Buleleng Regency, Bali still maintain the Nyakan Diwang tradition or cooking on the side of the road on Ngembak Geni, the day after Nyepi. This tradition has been passed down from generation to generation by the people in the villages of Gobleg, Umejero, Munduk, Gesing and several other villages in the Banjar District area. Philosophically, the Nyakan Diwang tradition means a feeling of gratitude, because the day before one could carry out the four prohibitions well and smoothly. In addition, the Nyakan Diwang tradition is a form of establishing brotherly relations among people because when cooking on the street, a sense of harmony is established between neighbors and the people of the same village.
Masyarakat Dalem Tamblingan di Kecamatan Banjar dan Busungbiu, Kabupaten Buleleng, Bali masih memelihara tradisi Nyakan Diwang atau memasak di pinggir jalan pada hari Ngembak Geni, yakni sehari setelah hari Raya Nyepi. Tradisi ini sudah turun temurun dijalankan oleh masyarakat di Desa Gobleg, Umejero, Munduk, Gesing dan beberapa desa lain di wilayah Kecamatan Banjar. Secara filosofis tradisi Nyakan Diwang memiliki arti sebagai rasa wujud syukur, karena sehari sebelumnya dapat melaksanakan catur brata penyepian (empat larangan) dengan baik dan lancar. Selain itu, tradisi Nyakan Diwang adalah wujud menjalin hubungan persaudaraan antarsesama karena ketika memasak di jalan terjalin rasa harmonis antartetangga dan masyarakat satu desa.
Enable comment auto-refresher