UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK AT THE END OF MAY

Search by property

From BASAbaliWiki

This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.

Search by property

A list of all pages that have property "Biography example text id" with value "aw dawdaw awd awdwa d". Since there have been only a few results, also nearby values are displayed.

Showing below up to 221 results starting with #1.

View (previous 250 | next 250) (20 | 50 | 100 | 250 | 500)


    

List of results

    • Dewi Dian Reich  + (Bagian dari rangkaian potret Wajah Wayang Bagian dari rangkaian potret Wajah Wayang Wong Pura Taman Pule Mas Ubud. Sebelum pementasan dimulai, momen-momen intim para penari dan pengisi acara dalam rangka persiapan pementasan Wayang Wong Sakral.</br>Pura Taman Pule adalah sebuah Pura di desa Mas, Ubud di Bali. Tari topeng ini unik dan hanya ditampilkan di Pura ini. Itu tidak dilakukan di luar wilayahnya. Seperangkat topeng tokoh-tokoh dari epos Ramayana dan Mahabharata disimpan di Pura. Tidak ada yang bisa mengatakan secara pasti dari mana topeng ini berasal. Tidak ada catatan pasti tentang pemahat topeng atau bagaimana mereka bisa disimpan di Kuil. Informasi itu mungkin telah hilang akibat konflik atau perang dalam sejarah. akibat konflik atau perang dalam sejarah.)
    • Sang Ayu Putu Eny Parwati  + (Bahasa merupakan sumber daya yang mampu meBahasa merupakan sumber daya yang mampu mengungkap sebuah misteri budaya dan budaya hanya dapat diungkapan dengan bahasa. Bahasa dan budaya Bali adalah sebuah cermin jatidiri penuturnya. Bahasa dan budaya ‘memasak’ dalam masyarakat Bali memiliki makna tersendiri yang dapat diungkapkan melalui kajian Metabahasa Semantik Alami (MSA), seperti pada verba ngengseb, ngnyatnyat, dan nambus. Teori MSA ini dirancang untuk mengeksplikasi semua makna, baik makna leksikal, makna ilokusi, maupun makna gramatikal. Verba ‘memasak’ dalam bahasa Bali termasuk dalam kategori verba tindakan (perbuatan) dan verba proses. Dalam verba tersebut terjadi polisemi takkomposisi antara MELAKUKAN dan TERJADI sehingga pengalam memiliki eksponen: “X melakukan sesuatu pada Y, dan karena itu sesuatu terjadi pada Y”. Dengan metode simak libat cakap dan teknik catat, diperoleh sebanyak 12 leksikon data yang terkumpul, selanjutnya dieksplikasikan untuk merepresentasikan makna aslinya. Berdasarkan metode, sarana, dan entitas yang digunakan dalam ‘memasak’, lesksikon verba ini terbagi dalam tiga kelompok, yaitu (1) ‘memasak’ dengan sarana air: nyakan, nepeng, ngukus, ngengseb, nglablab, ngnyatnyat (2) ‘memasak’ dengan sarana api: nunu, manggang, nambus, dan nguling, (3) ‘memasak’ dengan sarana minyak dan tanpa minyak: ngoreng dan ngenyahnyah. Semua leksikon yang memiliki makna memasak di atas berpola sintaksis MSA: X melakukan sesuatu pada Y dan Y masak/matang (termasak).uatu pada Y dan Y masak/matang (termasak).)
    • Luh Yesi Candrika  + (Bahasa pertama yang diajarkan oleh seorangBahasa pertama yang diajarkan oleh seorang ibu kepada anaknya. Sejak berada di dalam kandungan, seorang ibu melakukan interaksi pada calon bayinya dengan menggunakan media bahasa. Suatu sistem lambang bunyi yang arbitrer, tetapi konvensional, bahasa berperan sebagai sarana komunikasi dalam interaksi sosial dan budaya. Sebagian besar masyarakat Bali menggunakan bahasa Bali sebagai alat komunikasi yang pertama dan utama, sehingga bahasa Bali merupakan bahasa ibu. Intensitas pengunaan bahasa Bali sebagai bahasa utama untuk berkomunikasi masih banyak ditemukan di kalangan pedesaan. Namun, di kalangan perkotaan yang masyarakatnya heterogen seperti Kota Denpasar, intensitas penggunaan bahasa Bali terutama dikalangan keluarga semakin menurun. Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, di antaranya pernikahan antar kebudayaan yang berbeda, keperluan berkomunikasi dengan menggunakan bahasa Indonesia lebih tinggi dari bahasa Bali (terutama dalam ranah akademis dan formal), serta munculnya anggapan bahwa mempelajari maupun menekuni bidang ilmu bahasa Bali tidaklah begitu penting karena tidak dapat menghasilkan banyak uang jika dibandingkan dengan memiliki kemampuan bahasa asing. </br></br>Pada dimensi yang bersamaan, ancaman kepunahan bahasa terus menerus dapat terjadi. Seperti yang dimuat pada Koran Kompas beberapa bulan yang lalu, dinyatakan bahwa sebanyak sebelas bahasa daerah telah mengalami kepunahan karena tidak lagi digunakan sebagai alat komunikasi oleh penuturnya. Misalnya, di daerah Papua, Maluku, dan Maluku Utara. Kemudian, bagaimanakah nasib bahasa Bali apabila penuturnya juga enggan menggunakan bahasa ibunya sendiri? Keberadaan bahasa Bali tentu tidak luput dari ancaman kepunahan. Untuk itu, pemerintah daerah provinsi Bali melakukan upaya-upaya guna mencegah kepunahan bahasa Bali dengan dibentuknya tim penyuluh bahasa Bali yang telah ditugaskan ke seluruh desa yang ada di Bali. Sementara itu, upaya lainnya untuk mempertahankan penggunaan bahasa Bali di ruang-ruang formal, yaitu dengan menetapkan hari khusus berbahasa Bali (Wrhspati mabasa Bali). Selain itu, apabila diamati dari media daring, usaha untuk mengembangkan bahasa Bali nampak dari semakin banyaknya tersedia kamus-kamus daring berbahasa Bali, papan ketik(keyboard) beraksara Bali, serta sarana belajar lainnya berupa video, gambar, buku-buku pelajaran tentang bahasa Bali, dan satua berbahasa Bali yang kini sudah tersedia di media daring. </br></br> Masyarakat Bali hendaknya menyadari bahwa, baik itu bahasa Bali dan aksara Bali keduanya merupakan identitas dari kebudayaan Bali. Terkait dengan hal tersebut, salah satu guru besar Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana, Prof. I Gusti Ngurah Bagus (alm) pernah mewacanakan bahwa bahasa adalah mahkota dari sastra. Kemudian wacana tersebut kembali dilanjutkan oleh salah satu budayawan Bali yang sekaligus pinisepuh Sanggar Mahabajrasandhi, Ida Wayan Oka Granoka yang mengatakan bahwa aksara Bali adalah mahkota kebudayaan Bali dan akal budi adalah mahkota bagi manusia itu sendiri. Maka, hubungan antara bahasa, sastra, dan aksara jika mengacu pada wacana kedua ahli tersebut, yaitu bahasa adalah mahkotanya sastra, aksara adalah mahkota budaya, dan akal budi adalah mahkota manusia. Lebih lanjut, mengacu pada pendapat para ahil tersebut dapat diperoleh suatu pemahaman bahwa, untuk mencetak dan membentuk manusia yang berakal budi atau dalam hal ini berkarakter, maka nilai kelokalan melalui bahasa dan aksara Bali sangat penting ditanamkan sejak dini. Dalam hal ini, keluarga memiliki peranan penting. Oleh sebab itu, peran orang tua atau keluarga merupakan benteng utama pemertahanan kebudayaan Bali dengan menanamkan nilai lokal yang adi luhung untuk membentuk pendidikan karakter anak sekaligus karakter Bangsa.</br></br>Pendidikan karakter merupakan suatu usaha mendidik anak (generasi muda) untuk menanamkan nilai-nilai positif dalam kehidupan, menggali dan mengembangkan potensi anak sesuai dengan minat dan kemampuannya, serta menanamkan rasa empati terhadap lingkungan di sekitarnya. Untuk itu, pendidikan karakter haruslah dimulai dari tingkat keluarga, terutama peranan orang tua dalam memberikan pemahaman, pengetahuan, dan contoh perilaku yang dapat diteladani oleh anak dalam masa pertumbuhannya. Tujuan dari pendidikan karakter adalah membangun jati diri anak sehingga dapat menentukan baik dan buruk dalam kehidupan, memiliki budi pekerti atau dasar etika yang kuat, dan dapat mengenali minat yang dicita-citakannya.</br></br>Bahasa Bali merupakan akar pendidikan karakter dalam kaitannya dengan budaya Bali. Alasannya karena bahasa Bali sebagai suatu sistem memiliki tata etika berbahasa yang disebut dengan anggah-ungguh basa Bali yang mengajarkan tentang norma kasantunan. Itulah yang juga membuat sistem anggah-ungguh basa Bali merupakan keunikan dari bahasa Bali. Selain itu, keunikan bahasa Bali lainnya yaitu memiliki aksara Bali. Keberadaan aksara Bali untuk menstanakan bahasa Bali menunjukkan peradaban kebudayaan Bali yang tinggi. Lebih lanjut, keunikan lainnya dari bahasa Bali, yaitu memiliki kosa kata yang kaya. Misalnya, untuk menerjemahkan sebuah kata seperti kata ‘makan’ bahasa Indonesia ke dalam bahasa Bali menjadi ‘neda’, ‘ngamah’, ‘ngaleklek’, ‘madaran’, ‘nunas’, ‘ngajeng’, ‘ngrayunang’. Untuk itulah, membangun kecintaan generasi muda terhadap bahasa daerah (dalam kaitannya bahasa Bali sebagai bahasa ibu) merupakan langkah pertamal untuk melestarikan dan mengembangkan budaya Bali.elestarikan dan mengembangkan budaya Bali.)
    • I Putu Tangkas Adi Hiranmayena  + (Baleganjur Benen Mua adalah “re-fusion” (WBaleganjur Benen Mua adalah “re-fusion” (Wallach, 2018) dari “Fix Your Face” oleh DIllinger Escape Plan, untuk Gamelan Baleganjur. Disusun dan dikonsep ulang oleh Putu Tangkas Adi Hiranmayena untuk Denver, Gamelan Tunas Mekar Colorado, karya ini menggunakan idiom dari kepekaan baleganjur tradisional dan kontemporer. Ini ditayangkan perdana pada konferensi “Sounding Out the State of Indonesian Music” 2018 di Cornell University di Ithaca, NY. Niat Hiranmayena dalam menciptakan karya ini adalah untuk mengkritik keadaan musik gamelan global dan mempertanyakan atribusi nilai identitas masyarakat Bali. atribusi nilai identitas masyarakat Bali.)
    • Alexander R. Cuthbert  + (Bali adalah destinasi pariwisata global daBali adalah destinasi pariwisata global dan telah ditambahkan predikat kepadanya sebagai ‘surga’ semenjak satu abad terakhir. Namun kini tampak nyata bagi para pengunjung berbagai permasalahan serius bermunculan baik pada seluruh aspek ekonomi lokal maupun lingkungan hidup. Ketidaksinkronan pembangunan sebagai yang paling disalahkan. Adanya kegagalan untuk memunculkan arsitektur Bali baru yang sejalan dengan integritas aslinya, urbanis Bali kini terjebak dalam simpul Gordian dimana arsitektur tradisional yang utuh tetap ada, namun arsitektur baru tidak muncul. Bagaimana cara mengurai simpul itu, disitulah letak pertanyaannya. Arsitektur menderita diskontinuitas besar ketika bangunan tradisional menjadi terbengkalai ketika terjadi urbanisasi yang progresif. Masalahnya tetap tidak terselesaikan. Makalah berikut merupakan upaya awal untuk mengekspos isu-isu kunci dan menyarankan metode untuk bergerak maju. Namun momentum baru menuntut filosofi baru dalam ranah teori urban, fondasi dari semua aktivitas profesional karena tidak ada kemajuan signifikan yang dapat terjadi tanpanya. Oleh karena itu, perhatian saya diarahkan untuk menjawab pertanyaan bagaimana transisi dapat dilakukan dari arsitektur tradisional Bali yang muncul dari dinamika feodalisme, menuju penerjemahan dan akomodasi sadarnya dalam pasca-modernitas, kapitalisme informasi, dan globalisasi? Sementara masalah perlu ditangani di beberapa tingkatan – pendidikan, kebijakan, strategi dan penegakan, saya menyarankan dalam kesimpulan bahwa ini harus dibingkai dalam prinsip-prinsip umum yang berasal dari transformasi vernakular, budaya regionalisme Bali yang kritis, dan adaptasi leksikon urbanis baru ke dalam lingkungan tropis.n urbanis baru ke dalam lingkungan tropis.)
    • I Gede Robi Supriyanto  + (Bali saat ini turut berjuang menahan laju Bali saat ini turut berjuang menahan laju penyebaran virus Covid19. Ada banyak sekali pelajaran yang kita bisa ambil dari kebijakan lokal dan pengetahuan setempat untuk membantu perjuangan ini.</br>Salah satunya adalah belajar dari Hari Nyepi. Hari dimana seluruh pulau, selama 24 jam, di lockdown; diminta untuk melakukan Tapa Catur Brata Penyepian:</br>Amati Geni: Hemat energi</br>Amati Karya: Tidak bekerja mencari nafkah (Cuti)</br>Amati Lelungan: Tidak bepergian (#dirumahaja)</br>Amati Lelanguan: Tidak berpesta/berfoya-foya/menghibur diri secara berlebihan</br></br>Bali, lewat Nyepi, telah ada pengalaman bertahun-tahun melakukan ini. </br>Maka, anjuran untuk gerakan #dirumahaja sudah seharusnya bukan hal yang asing bagi warga Bali, karena hal ini sudah ada di gen dan darah warga Bali yang sudah melakukan ini setiap tahun.</br>Meski biasanya hanya sehari, dalam situasi darurat ini, perlu ditingkatkan ‘level’nya menjadi beberapa hari (atau minggu), hingga situasi benar-benar pulih.</br></br>Sama seperti solusi bagi banyak permasalahan di Bali dan Indonesia, Pandemic Corona tidak bisa ditanggulangi oleh sekelompok kecil individu yang sadar, pemerintah saja, ataupun segilintir tenaga medis berikut infrastrukturnya yang pas-pasan yang dimiliki oleh pulau ini, tapi membutuhkan kesadaran kolektif semua lapisan masyarakat, baik itu masyarakat adat, pemerintah, pengusaha, media, akademisi, tokoh spiritual, dan seniman/budayawan.</br>Semuanya mesti bahu-membahu berkontribusi di bidangnya, dan satu elemen mendukung elemen yang lain.</br></br>Di sinilah social resilience (ketahanan sosial) kita diuji. Kalau kita semua sanggup melewati bencana ini, maka kita patut bersyukur dan bolehlah berbangga diri. </br>Tapi isu Corona bukan isu sepele, sekali dia lepas kontrol, harga kerusakan yang ditimbulkannya akan terlalu besar.</br></br>Kita punya pengetahuan tentang Nyepi, dan akan sangat disayangkan kalau hal ini hanya kita rayakan sebagai ritual belaka. Kita harus memaknai manfaatnya, etika-nya, tujuannya, sehingga bisa kita implementasikan sebagai solusi atau cara-cara untuk mengatasi masalah-masalah yang riil.</br>Upacara tidak akan bermanfaat jika dia hanya ditempatkan sebagai simbol.</br>Simbol hanyalah simbol, untuk mengingatkan saja… hanya akan lebih berfaedah jika itu bisa ditransfer dalam bentuk kesadaran, gagasan, dan aksi.</br>Kita bangga punya “rasa” yang kuat…. sekarang tajamkan juga “logika", karena yang ideal adalah keseimbangan dari keduanya. </br></br>Berat memang. </br>Baru beberapa hari diam di rumah dan pengurangan nafkah yang drastis akibat sejumlah konser dibatalkan, Kami, sepertimu, juga rindu situasi pulih; berkumpul, bekerja bersama, bernyanyi bersama, mencium keringat tubuhmu, bersetubuh denganmu, seperti adegan dalam video klip kami ini.</br>Kami mengabadikan momen-momen itu agar kita mengingat bahwa kita makhluk sosial, dan solusi dari masalah berat ini adalah apabila kita menjaga kemanusiaan dan kepedulian kita pada sesama. </br>Sekarang, dalam situasi darurat ini, social distancing (menjaga jarak) adalah bentuk kepedulian kita kepada sesama. For a greater good. Untuk sementara saja.</br></br>Agar nanti tiba masanya dalam waktu dekat kita akan berkumpul kembali, dan bernyanyi bersama….</br>“Saat Semua Semakin Cepat, Bali Berani Berhenti!”</br>Dumogi rahayu,</br>Gede RobiBerani Berhenti!” Dumogi rahayu, Gede Robi)
    • NDM Santi Diwyarthi  + (Bali, termasuk museum, terlibat dalam induBali, termasuk museum, terlibat dalam industri pariwisata era milenial 4.0. Pengelolaan museum tidak lagi bisa bersifat inklusif tanpa analisis dan penerapan yang borderless dan out of the box. Museum merupakan salah satu sarana berkomunikasi di tengah masyarakat milenial dewasa ini yang harus dikaji manfaatnya dalam industri pariwisata. Metode penelitian adalah kuantitatif dan kualitatif, menggunakan instrumen penelitian berupa angket, wawancara, studi dokumentasi, dengan populasi pengunjung museum di Bali. Hasil penelitian memperlihatkan tamu yang mengunjungi museum sebagian besar adalah orang yang sudah mempelajari informasi terkait museum terlebih dahulu, yakni 52 persen, 52 persen akan menuliskan kisah perjalanannya mengunjungi museum, 80persen akan mempromosikan keberadaan museum melalui media internet, 92 persen mengenal sejarah museum yang akan dikunjungi dan pendirinya, 60 persen akan mempromosikan kembali pada orang lain. 40 persen akan kembali mengunjungi museum yang sama.akan kembali mengunjungi museum yang sama.)
    • Mary S. Zurbuchen  + (Bali: 50 Years of Changes: A Conversation Bali: 50 Years of Changes: A Conversation with Jean Couteau, Eric Buvelot dan Jean Couteau telah menghasilkan gambaran yang rumit, menyapu, dan kontroversial tentang kesadaran, pola sosial, dan kehidupan keagamaan Bali, serta posisi Bali dalam kerangka nasional Indonesia. Tidak diragukan lagi, ini adalah upaya paling ambisius untuk menyajikan pemandangan pulau yang holistik sejak Fred Eiseman, Jr.'s Bali: Sekala and Niskala (1990), atau Adrian Vickers' Bali: A Paradise Created (1989). Namun karya ini bukanlah narasi sejarah, atau puncak dari penelitian komprehensif bertahun-tahun tentang topik tertentu. Alih-alih, kami menemukan serangkaian transkrip percakapan antara dua ekspatriat: Buvelot, seorang jurnalis yang tinggal di pulau itu sejak 1995, dan Couteau, seorang penulis, pengamat sosial, dan komentator terkenal yang terlibat erat dengan Bali sejak 1970-an.g terlibat erat dengan Bali sejak 1970-an.)
    • Putu Eka Guna Yasa  + (Baligrafi Dasaksara Hanoman ini terdiri atBaligrafi Dasaksara Hanoman ini terdiri atas dua bentuk, yaitu Kayonan dan Hanoman. Dasaksara terlukiskan di dalam Kayonan. Dasaksara adalah sepuluh aksara suci sebagai penghubung diri manusia (mikrokosmos) dan alam semesta (makrokosmos). Dasaksara terdiri atas sepuluh wijaksara, yaitu Sang, Bang, Tang, Ang, Ing, Nang, Mang, Śing, Wang, Yang. Kesepuluh wijaksara ini berasal dari delapan aksara wianjana (sa, ba, ta, na, ma, si, wa, dan ya) dan dua aksara suara (a dan i). Jika dirangkai sepuluh wijaksara ini membentuk kalimat: sabatai nama siwaya yang merupakan doa untuk memuliakan Dewa Siwa. Namun, Dasaksara yang terlihat dalam kayonan hanya sedikit saja karena tertutup oleh badan Hanoman. Wijaksara yang terlihat adalah Ong, Ang, Ung, Mang, Sang, Bang, miwah Tang.</br></br>Hanoman adalah tokoh dalam wiracarita Ramayana. Hanoman adalah putra Dewi Anjani. Dewi Anjani adalah seorang bidadari yang dikutukan dan terlahir ke dunia sebagai wanara wanita. Kutukan itu berakhir jika ia melahirkan seorang putra titisan Siwa. Dewi Anjani menikah dengan Kesari. Kesari dan Dewi Anjani melakukan tapa agar Dewa Siwa bersedia menjelma sebagai putra mereka. Oleh karena Kesari dan Dewi Anjani teguh dalam pertapaannya, Dewa Siwa mengabulkan permohonan mereka dan turun ke dunia sebagai Hanoman.</br></br>Jika dimaknai, Baligrafi Dasaksara Hanoman ini adalah bentuk pemuliaan kepada Dewa Siwa yang dimasifestasikan ke dalam sosok Hanoman.g dimasifestasikan ke dalam sosok Hanoman.)
    • I Wayan Suardika  + (Bapak I wayan suardika dalam proses kreatiBapak I wayan suardika dalam proses kreatif menciptakan karya- karya sastra bali purwa telah melahirkan 5 karya sastra yang sangat penting bagi peradaban batin bali yaitu geguritan ki patih ganjira, geguritan jangkang plilit, geguritan I taru titiran, geguritan Ramayana, geguritan gema shanti dan babd tari sacral.</br></br>Karya sastra satra bali purwa I wayan suardika yang paling terkenal dikalangan masyarakat adalah geguritan ki patih ganjira, geguritan ini menceritakan Seorang laki-laki dari desa kilayu giri yang masih ,dan tampan.yang ingin melaksanakan Brahmacari asrama di pesraman giri wana kulantir.suatu hari ia berpamitan kepada orang tuanya jika akan pergi ke pesraman untuk mencari ilmu,kemudian ia diberikan ijin untuk melakukan Brahmacari asrama. Keesokan harinya Ki Patih ganjira memulai perjalanan menuju pesraman dan orang tua Ki Patih Ganjira sangat sedih karena akan di tinggal oleh anaknya. Singkat cerita ada raja bernama Patih Agung, Patih Agung ini memiliki anak perempuan yang bernama Wangkas Putri. Disitu bertanya kepada Ki Patih Ganjira, lalu ia menjawab "saya akan ke pesraman untuk melaksanakan Brahmacari asrama" lalu Patih Agung berkata " wahai anak muda seumuran anda sudah memiliki pemikiran untuk masa depan mu" lalu Wangkas Putri ingin ikut Ki Patih Ganjira melakukan brahmacari asrama. Lalu keesok harinya Meraka melakukan perjalanan menuju ke pesraman tersebut, tiba-tiba kaki Wangkas Putri di gigit ular lalu Ki Patih Ganjira meminta pertolongan kepada masyarakat disana. Di obatilah kaki Wangkas Putri, setelah di obati kaki Wangkas Putri. Lalu Kipatih Ganjira bertanya kepada masyarakat disana, dimanakah letak pesraman gira wana kulantir. "Apakah masih jauh dari sini" lalu masyarakat tersebut menjawab "ini lah tempat persamaan kulantir yang km cari, kebetulan sayang adalah murid dari persamaan tersebut" di antarkanlah Ki Patih Ganjira bertemu guru yang ada di sana. Singkat cerita sudah empat tahun Ki Patih Ganjira mencari ilmu disana dan usai sudah pencarian ilmu disana. Sebelum kembali pulang Wangkas Putri bertanya kepada Ki Patih Ganjira "apakah kamu sudah mempunyai wanita atau ada wanita yang km sukai di pesraman ini." Lalu Ki Patih Ganjira menjawab " ada, wanita itu adalah km" mereka berdua menjalin hubungan, keesok harinya Meraka pamit dari persamaan itu untuk balik pulang. Di tengah perjalanan mereka menyebrang lautan dan pada saat itu ombak laut sangat besar, Wangkas Putri terseret ombak. Lalu Ki Patih ganjira mencari Wangkas Putri di tengah laut dan tidak di temukan juga, Wangkas Putri di temukan oleh seorang raja. Setelah Wangkas Putri sadar Wangkas Putri mencari Ki Patih Ganjira di tepi laut, lalu Ki Patih Ganjira di temukan dengan keadaan lusuh. Setelah itu mereka berdua kembali pulang, singkat cerita Wangkas Putri dan Kipatih Ganjira pun menikah ada salah satu keluarga Ki Patih Ganjira yqng tidak suka karena ia menikah dengan putri raja. Lalu keluarga Ki Patih Ganjira itu berinisiatif untuk membuat hidup mereka sengsara, keluarlah ide licik dari keluarga Ki Patih Ganjira dengan memberikan guna-guna kepada Wangkas Putri dan menyebabkan wangkas putri meninggal. Singkat cerita setelah Wangkas Putri meninggal akhirnya Ki Patih Ganjira di angkat sebagai raja di kerajaan watu Medang mengganti ayah Wangkas Putri. watu Medang mengganti ayah Wangkas Putri.)
    • Luh Yesi Candrika  + (BASAbaliWiki Menggelar Rapat Program KerjaBASAbaliWiki Menggelar Rapat Program Kerja Tahun 2020</br>Bertempat di Dharmanegara Alaya Denpasar</br></br>Mengawali tahun baru 2020, Yayasan BASAbaliWiki mengelar acara rapat program kerja tahun 2020 pada hari Sabtu, 11 januari 2020 yang bertempat di Gedung Dharmanegara Alaya Denpasar. Acara yang diketuai oleh Putu Eka Guna Yasa, S.S.,M.Hum tersebut dihadiri oleh para pembina dan para pengurus Yayasan BASAbaliWiki. Rapat yang dimulai pada pukul 09.00 wita sampai 15.00 wita tersebut membahas mengenai program kerja di masing-masing divisi yang terdapat dalam web BASAbaliWiki, di antaranya divisi Perpustakaan Virtual yang dikoordinatori oleh Ni Nyoman Clara Listya Dewi, divisi lontar miwah upacara oleh Ida Bagus Arya Lawa Manuaba, divisi Inisiatif Lingkungan oleh I Wayan Artha Dana, divisi Media Sosial oleh IGA Wiwin Rusma Windiyana Putri, divisi Gatra Milenial oleh I Made Agus Atseriawan Hadi Sutresna, divisi Buku Cerita Anak dan Cerita Rakyat oleh Made Sugianto, divisi Biografi olih I Wayan Jengki Sunarta, divisi Kamus Daring oilh Ida Wayan Eka Werdi Putra, serta divisi Sejarah Tempat dan Pelatihan olih I Kadek Juniantara. Seluruh divisi yang disiapkan dalam web BASAbaliWiki tersebut sebagai usaha untuk mengembangkan tradisi Bali (khususnya bahasa Bali dan kebudayaan Bali pada umumnya) di tengah-tengah interaksi global dengan sarana media digital.</br>Ketua Yayasan BASAbaliWiki, Dr.Drs. I Wayan SUardiana, M.Hum dalam sambutannya menyatakan bahwa berbagai usaha yang sudah dilaksanakan oleh tim BASAbaliWiki pada setiap divisi sudah berjalan dengan baik. Lebih lanjut, beliau menytkn bahwa berbagai usaha yang telah dilakukan tersebut juga telah mendapatkan apresiasi yang baik dari dunia, salah satunya melalui penghargaan yang diberikan oleh Unesco serta apresiasi yang juga telah diberikan oleh pemerintah Provinsi Bali.</br>“Yayasan BASAbaliWiki telah mendapatkan apresiasi yang baik dari dunia Internasional serta dari pemerintah Provinsi Bali. Untuk itu, program-program yang dilaksanakan di BASAbaliWiki agar memiliki korelasi atau acuan dengan program pemerintah Provinsi Bali yaitu “Nangun Sat Kertih Loka Bali”, yang berbasis bahasa, sastra, dan aksara Bali. Dengan demikian, maka budaya Bali dapat bertahan dan terus berkembang”.</br></br>Selanjutya, Ketua Dewan Pembina Yayasan BASAbaliWiki, Drs. I Gde Nala Antara, M.Hum juga memberikan sambutannya dalam rapat awal tahun tersebut. Beliau banyak memberikan nasihat dan motivasi kepada tim BASAbaliWIki agar tidak lekas jumawa terhadap prestasi yang sudah diterima. Selain itu, beliau juga berharap agar program-program yang ada di BASAbaliWiki dapat bermanfaat untuk seluruh lapisan masyarakat.</br>“Janganlah cepat jumawa saat dengan apresiasi-apresiasi baik yang diberikan. Tim BASAbaliWiki agar senantiasa meningkatkan kemampuannya dalam mengerjakan program-program yang nantinya dapat berguna untuk seluruh masyarakat, dari mulai generasi muda sampai generasi tua. Semua itu dapat terwujud apabila tim BASAbaliWiki senantiasa menjalin kerja sama dengan lembaga-lembaga sosial lainnya, instansi pemerintah, dan sekolah-sekolah yang ada di Bali”.</br></br>Salah satu pendiri BASAbaliWiki, Alissa Stern dalam sambutannya yang diwakili oleh Putu Eka Guna Yasa, S.S.,M.Hum menyampaikan pesannya agar keberadaan BASAbaliWiki dapat menjadi salah satu media digital yang senantiasa berupaya untuk melestarikan keberadaan bahasa Bali dalam era globalisasi saat ini.</br>“Keberadaaan bahasa-bahasa daerah di dunia semakin terdesak keberadaannya bahkan terancam mengalami kepunahan. Hal ini yang patut diperhatikan dalam situasi zaman saat ini. Untuk itulah, melalui BASAbaliWiki yang menggunakan media bahasa Bali dalam media digital ini dapat menjadi contoh dalam usaha melestarikan bahasa-bahasa daerah yang ada di wilayah Nusantara dan dunia Internasional”</br>Selain Alissa Stern, pendiri BASAbaliWiki lainnya yang hadir pada acara rapat tersebut adalah I Putu Suasta. Beliau memberikan banyak masukan sekaligus motivasi kepada para pengurus BASAbaliWiki, berkiatan dengan usaha-usaha baru yang kreatif dan inovatif untuk dilaksanakan dalam menjalankan program-program kerja BASAbaliWiki.</br></br>Rapat program kerja BASAbaliWiki tahun 2020 yang berjalan selama kurang lebih enam jam tersebut ditutup dengan acara kebersamaan yaitu dengan menuliskan berbagai mimpi atau harapan-harapan para pengurus BASAbaliWiki yang hadir, berkenaan dengan program-program kerja BASAbaliWIki dalam kurun waktu satu tahun dan diakhiri dengan dengan acara foto bersama. (@YesiCandrika BASAbaliWiki)foto bersama. (@YesiCandrika BASAbaliWiki))
    • Caesilia Nina Yanuariani  + (Bawa imaji ke dalam lubuk batinmu, menjadiBawa imaji ke dalam lubuk batinmu, menjadikan</br>gelap menjadi terang. Ibarat cahaya api di matamu</br>yang liar, Ketakutan menjadi sublim</br></br>kemudian pagi membujuk siang, menggoda malam.</br>Pada satu panggung ketemukan pemeran utama yang</br>gagu, musik mengalun di silau lampu. Berhamburan</br>kupu dan laron-laron</br></br>Terkadang kita tidak mampu menepis, begitu banyak</br>cemooh mengharu-biru memasuki ruang pribadimu.</br>ibarat seekor monyat tua mencabik-cabik kebun</br>mencari dedaunan, karena ia lapar. Seperti perempuan</br>yang gelisah tak menemukan sebuah payung di tengah</br>hujan</br></br>Kuletakkan dua puluh batang bunga sedap malam dalam</br>Jambangan. Berharap menjelang malam keharuman berkeliling</br>di setiap ruang. Membawa pergi seribu bayangan kelam.</br>Kecemasan adalah bingkai retak yang menjamah di dalam</br>rumah. Hari ini anak-anak mulai sekolah.</br></br>Aku selesaikan adonan dalam loyang, berwarna kuning</br>dan coklat seperti kuda zebra. Membiarkan aroma roti</br>menjelajah ke rumah tetangga, ke segenap penjuru dermaga.</br>Di bawah tangga di rumahku, aku melihat seekor kucing</br>seekor tikus, seekor anjing bercengkerama dalam senda</br>gurau yang riang.</br></br>(Bali Post Minggu, 17 Juli 2016)g riang. (Bali Post Minggu, 17 Juli 2016))
    • I Nengah Jati  + (Beliau mempunyai salah satu karya sastra kBeliau mempunyai salah satu karya sastra kidung yang berjudul tungtung urip, tungtung urip sendiri menceritakan bagaimana situasi dan kondisi dari pandemic covid-19, bagaimana kondisi masyarakat dalam menghadapi virus harus selalu tetap berfikir positif dan selalu mematuhi protokol kesehatan.if dan selalu mematuhi protokol kesehatan.)
    • Tim BASAbali Wiki  + (Benarkah raksasa hanya berperilaku buruk? Benarkah raksasa hanya berperilaku buruk? Orang-orang sudah tahu bahwa Kumbakarna mendapat anugerah Supta Sada yang membuat ia tertidur lelap. Walaupun banyak yang membangunkannya, ia tetap tidak akan bangun. Namun, banyak yang tidak tahu sikap Kumbakrana ketika ada bahaya yang menimpa negaranya. Ia akan bergegas bangun dengan sendirinya dan berani membela negaranya sampai mati dari bahaya yang mengusik. Nah, seharusnya pemerintah meniru perilaku dari Kumbakara, segera ingat dengan kewajiban, mencari solusi jika ada permasalahan negara. Bukan hanya pemerintah saja, tetapi kita semua juga harus berani mengungkapkan pendapat. Raksasa saja mau menjaga negaranya, kita sebagai manusia apa mau tidur saja ? kita sebagai manusia apa mau tidur saja ?)
    • Richard Fox  + (Bentuk-bentuk organisasi sosial Bali, gotoBentuk-bentuk organisasi sosial Bali, gotong royong dan solidaritas perlahan semakin bertransformasi – dan seringkali tergantikan – oleh institusi sosial baru serta ideal, keinginan, dan kesenangan yang menyertainya. Kemunculan keluarga inti, sebagai sebuah cita-cita dan institusi sosial baru, adalah salah satu satu perkembangan yang lebih penting dalam hubungan ini. Esai ini mengkaji konsepsi persaingan keluarga, dan ekonomi keluarga, yang mendasari perdebatan yang terjadi di lingkungan Bali selatan terkait pemberian bantuan di lingkungan banjar selama berlangsungnya odalan tiap enam bulan sekali. Analisis dalam esai ini memberikan wawasan mengenai bagaimana transformasi sosial dan budaya dipahami dan dialami pada tataran kehidupan sehari-hari.ialami pada tataran kehidupan sehari-hari.)
    • Komang Pramana  + (Bermain cuk cuk dar - Permainan anak jamanBermain cuk cuk dar - Permainan anak jaman dulu, sering di maninkan anak anak daerah timur. Cuk cuk dar adalah bambu muda ato disebut bambu buluh, yang amunisinya adalah air. Dan biasanya di pakai permainan perang perangan, dan dapat dimainkan berdua atau lebih.an, dan dapat dimainkan berdua atau lebih.)
    • Komang Pramana  + (Bermain layang-layang.)
    • Luh Yesi Candrika  + (Bertepatan dengan momentum Hari Pahlawan NBertepatan dengan momentum Hari Pahlawan Nasional pada bulan November tahun 2016 yang lalu, Bapak Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menganugerahkan gelar Pahlawan Nasional kepada salah satu tokoh pemimpin yang sangat membanggakan masyarakat Bali, yaitu I Gusti Ngurah Made Agung. I Gusti Ngurah Made Agung atau Cokorda Mantuk Ring Rana merupakan Raja Badung yang memimpin puputan saat melawan penjajah Belanda pada tanggal 20 September 1906. Sosok seorang I Gusti Ngurah Made Agung tidak hanya sebagai pejuang dalam puputan, tetapi beliau juga merupakan refleksi pejuang literasi. Maksudnya, sebagai seorang pemimpin yang nyastra, beliau telah melahirkan sejumlah karya sastra, di antaranya Geguritan Nengah Jimbaran, Geguritan Niti Raja Sasana, Geguritan Dharma Sasana, Geguritan Hrdaya Sastra, dan Geguritan Purwa Sanghara. </br> Karya-karya sastra yang demikian hebatnya, tidak mungkin dapat diwujudkan tanpa pembacaan karya sastra hebat lainnya dengan jumlah yang tentunya tidak sedikit. Misalnya pada salah satu karyanya, yaitu Geguritan Purwa Sanghara yang menguraikan tentang ciri-ciri atau awal (purwa) kehancuran zaman (sanghara). Untuk mengarang geguritan ini, I Gusti Ngurah Made Agung memetik cerita dari beberapa sastra di antaranya Adi Parwa, Mosala Parwa, dan Prasthanika Parwa untuk menyusun bagian pertama tentang hancurnya kerajaan Dwarawati dan Wangsa Yadu. Selanjutnya Kakawin Sutasoma digunakan untuk menyusun bagian kedua, yaitu mengenai pertempuran antara Sutasoma dan Purusadha. Serta Kitab Cantakaparwa digunakan untuk menyusun bagian ketiga yaitu pertempuran antara Suprasena dengan Rudradasa. </br> Berdasarkan sumber-sumber sastra yang dipetik oleh I Gusti Ngurah Made Agung dalam mengarang sebuah Geguritan Purwa Sanghara, kita mendapatkan kesan bahwa sebagai seorang raja, I Gusti Ngurah Made Agung memiliki ketertarikan yang besar terhadap karya-karya sastra Jawa Kuna. Usaha yang terus-menerus untuk belajar dan mengisi diri yaitu dengan aktifitas membaca, menulis, dan melakoni nilai-nilai sastra dalam kehidupannya (sebagai seorang raja). Mungkin hal-hal tersebut yang menjadi alasan Ida Bagus Gede Agastia, salah satu peneliti sekaligus penulis essay-essay berbahasa Jawa Kuna menyebut beliau dengan sebutan Cokorda Mantuk Ring Rana, Pemimpin yang Nyastra. </br> Kesadaran untuk bangkit dari kelisanan menuju keberaksaraan telah membuka periode baru dalam sejarah pemikiran manusia. Semangat memperjuangkan budaya literasi yang ditunjukkan oleh I Gusti Ngurah Made Agung melalui aktivitas membaca dan menulis, tentu memberikan petunjuk generasi-generasi selanjutnya untuk mengikuti jejak beliau. Selain kegiatan membaca dan menulis sebagai bentuk apresiasi terhadap karya-karya I Gusti Ngurah Made Agung, kegiatan lainnya seperti menembangkan karya-karya beliau serta mendiskusikan bersama karya-karya beliau juga tidak kalah penting untuk dilakukan. Selain itu, apresiasi sastra lainnya juga dapat dilakukan dengan melalui adaptasi karya, dan lain sebagainya. Hal-hal demikian penting dilakukan dalam upaya mewujudkan suatu budaya literasi yang bermanfaat untuk mencerahkan hidup, mempertebal keluhuran budi, dan mempertahankan identitas dan jati diri sehingga tidak hanyut oleh arus zaman. Nyala semangat literasi yang dikobarkan oleh I Gusti Ngurah Made Agung untuk gemar membaca dan mendalami sastra diharapkan mampu mengarahkan kehidupan generasi muda pada hal-hal yang positif dan bermanfaat. (BASAbali Wiki @YesiCandrika).bermanfaat. (BASAbali Wiki @YesiCandrika).)
    • Arya Lawa Manuaba, Ida Bagus  + (Biografi Perkumpulan Pendidikan Nasional, Denpasar, sebuah institusi terkenal yang melahirkan Universitas Undiknas, SMP Nasional Denpasar dan lainnya.)
    • Arya Lawa Manuaba, Ida Bagus  + (Biografi Profesor Gede Sri Darma, yang pernah menjadi profesor termuda di Indonesia.)
    • Wayan Suastama  + (Bisikan Pada Awan. oleh Wayan Suastama. KaBisikan Pada Awan. oleh Wayan Suastama. Karya seni asli, akrilik di atas kanvas. Dipamerkan dalam ‘Dunia Tanpa Suara, Sebuah Antologi’ di Sawidji Gallery April – Mei 2023.</br></br>Tentang artis Wayan Suastama.</br></br>‘Bisikan Pada Awan’ diterjemahkan menjadi ‘Berbisik ke Awan’ merupakan karya baru Wayan Suastama. Sejak 1995 ia telah memamerkan karya-karyanya dalam pameran bersama dan tunggal, baik di dalam maupun luar negeri. Karya-karya Suastamas kerap menampilkan sosok perempuan, dengan ragam warna dan tekstur yang luas, sebagai simbol kekuatan regeneratif dan kreatif. Seri barunya yang mencakup 'Berbisik ke Awan,' mengeksplorasi secara detail tema filosofis 'hulu dan hilir' dalam hubungan kita dengan keseimbangan di Alam.</br></br>“Dalam keheningan, inilah saat-saat yang bisa kita renungkan. Sebagai orang yang mencintai alam, saya memikirkan bisikan-bisikan di Alam ini. Ketika ada pergantian musim.. awan tetap pembawa pesan.. tanpa bahasa atau kata-kata awan adalah pembawa pesan alam yang memberitahu kita bahwa akan turun hujan. Dunia Tanpa Suara mungkin adalah tempat kita melihat bahasa Alam dengan lebih jelas. Itu membawa kita kembali ke diri kita yang sebenarnya.kita kembali ke diri kita yang sebenarnya.)
    • Pande Putu Widya Okta Pratama, S.Kom  + (BTW Edutech adalah sebuah perusahaan edukasi digital yang mempunyai misi besar membantu siswa untuk lolos seleksi masuk perguruan tinggi kedinasan, perguruan tinggi negeri, CPNS dan TNI atau POLRI.)
    • Made Edy Arudi  + (Bukan Tubuhmu Bukan.. sama sekali bukan tBukan Tubuhmu</br></br>Bukan.. sama sekali bukan tubuhmu</br>Ia kan membusuk</br></br></br>Tapi matahari menyala di dadamu</br>Sebab aku numadi tubuh rembulan </br>Perlu sedikit cahaya</br>Karena kutuklah mesti berjalan</br>sepanjang malam keterasingan</br>Sahabat hanya gelap </br>Bintang menjauh</br>Sempurnakan kefanaan.</br></br></br>Bukan... sama sekali bukan tubuhmu</br>Ia kan menua</br>Keriput - menjadi tanah</br></br></br>Tapi deru ombak di dadamu</br>Sebab nelayan yang melaut di tubuhku sering kehilangan angin</br>Perahu tertancap di lintasan itu saja</br>Dan aku akan mati meratapi kesepian</br></br></br>Sungguh bukan tubuhmu</br>Tapi subuh di dadamu</br>Sebab kupu-kupu bersayap pelangi sepertiku</br>Suka berteduh di pepohonan berdaun fajar</br>Dan setiap helai daun jatuh membelai rambut,</br>Menenangkan raung satwa yang berumah di tubuhku</br></br></br>Sungguh bukan tubuhmu</br>Maka dijiwamu yang bergetar</br>Aku akan lepaskan ketakutan</br>Sebelum akhirnya waktu benar-benar menjauhkanmu dari jangkauanku</br>Dan kita tidak bisa berpeluk</br>Meski kedua tangan ini masih bisa kurentangkan.</br></br>(2018)angan ini masih bisa kurentangkan. (2018))
    • Putu Fajar Arcana  + (Buku kumpulan cerpen (2005))
    • Putu Fajar Arcana  + (buku kumpulan esai (2007))
    • Muda Wijaya  + (buku puisi)
    • Putu Sabda Jayendra  + (Buku tentang seluk-beluk kesenian Barong Brutuk di Terunyan, Kintamani.)
    • Arya Lawa Manuaba, Ida Bagus  + (Buku yang membahas mengenai keberadaan makhluk hidup di luar Bumi dari pandangan Hindu.)
    • I Ketut Soki  + (Bunga)
    • I Putu Tangkas Adi Hiranmayena  + (Buru adalah karya tari kontemporer dari seBuru adalah karya tari kontemporer dari seniman Dewa Ayu Eka Putri dan I Putu Tangkas Adi Hiranmayena, keduanya membuat sebuah team duo experimental yang dikenal dengan nama ghOstMiSt. Buru adalah salah satu karya mereka di tahun 2021, karya ini terinspirasi dari novel seorang penulis legendaris Indonesia Pramoedya Ananta Toer dalam Tetralogi Pulau Buru. Meski dalam karya tari ini lebih menyorot mengenai perasaan terisolasi, terasing, kemampuan untuk melawan dan bertahan dari perburuan perasaan cemas, takut dan kematian, ketika para tahanan politik dibuang di Pulau Buru.ara tahanan politik dibuang di Pulau Buru.)
    • Dewi Dian Reich  + (Cappucino dan Croissant adalah bagian dariCappucino dan Croissant adalah bagian dari rangkaian yang membawa Topeng Tua melintasi lanskap sosial dan perkotaan yang berbeda. Ada referensi di sini mengenai identitas tradisional, kesan adanya perpindahan dan keterasingan. Lapisan makna yang dapat kita uraikan di sini untuk direnungkan benar-benar terbuka. Anda bahkan mungkin menemukan humor di sini.da bahkan mungkin menemukan humor di sini.)
    • Dr. Anak Agung Gde Alit Geria, M.Si.  + (Cerita Uwug Kengetan diawali dengan kisah Cerita Uwug Kengetan diawali dengan kisah perjalanan Ida Dalem Kresna Kepakisan, yang bertahta di kerajaan Samplangan Gianyar. Keberadaan beliau di Samplangan adalah berkat anugerah raja Majapahit yang menitahkan para patih andalan serta para arya Majapahit, termasuk Arya Kapakisan dari keturunan Kadiri, agar berkenan mendampingi serta menjaga secara maksimal dan penuh setia keberadaan Ida Dalem Kresna Kapakisan di Bali. Cerita Uwug Kengetan yang sarat akan nilai sejarah religius ini, digubah menjadi puisi Bali Purwa berbentuk geguritan. Disuguhkan dalam bentuk dwi aksara (Bali dan Latin), dilengkapi sejumlah ilustrasi berdasarkan isi pokok cerita.ah ilustrasi berdasarkan isi pokok cerita.)
    • Chandra Yowani  + (Chandra Yowani Aku adalah Perempuan AkuChandra Yowani</br></br>Aku adalah Perempuan</br></br></br>Aku adalah perempuan</br>yang susuri pesisir moyangku dalam diam</br>berusaha pahami kelahiran demi kelahiran </br>di tiap semesta pada tiap masa</br></br>Aku adalah perempuan yang suatu kali </br>mungkin pernah menghangatkan ranjangmu dan </br>puaskan kelelakianmu,</br>catatkan percintaan pada ingatan jiwa </br>hingga kau buru di tiap reinkarnasi</br></br>Aku adalah perempuan yang membasuh luka sendiri,</br>perihnya tegakkan langkahku</br>tak perlu kau tanya air mata mana yang terderas, </br>telah kusurutkan sumbernya</br></br>Aku adalah perempuan yang kakinya telanjang </br>menapaki dahaga siang, juga lenguhan malam</br>tak hendak kupinjam sepatu siapa pun</br>aku ingin setiap molekul indra ku mengingat sensasinya</br>karena ini petualanganku sendiri</br></br>Aku adalah perempuan yang pernah tersesat </br>hingga terperangkap dalam labirin keakuan angkuhku, </br>ruang gelap batinku</br></br>Hingga kusadari,</br>aku hanyalah perempuan yang terbelit kumparan karma</br>tualangku aliri rekaman cinta semesta</br>hidup ini sejatinya tentang kesadaran </br>dan keberserahan pada Dia </br>yang bersemayam dalam diri sejati</br> </br></br>Juni 2020</br></br></br></br></br></br></br></br></br></br></br>Perempuan Berkebaya</br></br></br>Saat diam-diam langit meminang rembulan,</br>Perempuan berkebaya, </br>arah manakah tatapnya berkelana?</br>Susuri lorong waktu dan ruang tak bertepi</br> Tak lelahkah?</br></br>Kerling mentari bersaksi, semesta mencatat,</br>Perempuan tak hanya tentang sumur, dapur, dan kasur</br>Perempuanlah pembawa rahim semesta. </br>Sejarah berganti oleh gemulai lekuk tubuh perempuan.</br></br>Perempuan berkebaya,</br>dipangkunya tangis kanak-kanak dalam buaian,</br>cerita tiap jiwa tak pernah sama,</br>maka kenalilah perjalanan, </br>gumamnya sembari mengurai kusut perjalanannya sendiri</br></br>Perempuan berkebaya,</br>disemainya cinta di ladang-ladang kosong para pengembara</br>dilagukannya nyanyian semesta "Bapaku cahaya, Ibuku bumi"</br>duhai, hati yang mabuk gairah duniawi, </br>masihkah ragu akan Kasih Sejati?</br>Perempuan berkebaya,</br>dibiarkannya para lelaki mengangkangi tubuhnya </br>tapi tidak pola pikirnya</br>direlakannya badannya dijamah kerakusan birahi </br>tapi tidak hati dan jiwanya</br>karena tubuh ini hanya sementara, </br>badan ini hanya pinjaman, katanya</br></br>Perempuan berkebaya, </br>berceritalah arah manakah deru langkah itu menuju?</br></br></br></br></br></br></br></br></br></br></br></br></br></br></br></br>Senja di Dermaga</br></br></br>langit selalu memukau</br>bila bercerita tentang waktu</br>kelana yang lampau</br>tak pernah sengaja membuatku tergugu bisu</br></br>senja selalu jatuh dengan kesetiaan</br>pada batas cakrawala</br>memulas langit dalam kecintaan </br>dan birahi yang sama</br></br>entah mengapa,</br>dermaga seringkali</br>membawakan senja</br>untukku lebih dalam mengenal-Mu</br>membawaku kembali</br>pada ruang-ruang hati yang merindu</br>tak terkendali pada-Mu</br>tapi,</br>sering kuabaikan atas nama cinta</br>yang justru tak pernah kukenali maknanya</br></br>menatap senja di dermaga,</br>bersama siapa pun kubersisian, </br>walau dalam luka terperih,</br>aku pasti tersihir nyanyian ombak,</br>tenggelam dalam pusaran kesadaran,</br>betapa aku sering lalai,</br>sesungguhnya cinta-Mu tak pernah usai,</br>betapa telah Kau hadirkan Mahaguru yang </br>selalu menuntunku dengan kesabaran </br>dan kasih</br>tak terhingga</br></br>karena Engkau, menungguku untuk pulang </br>dalam damai</br>Tuhan, biarlah jiwaku hanya berlabuh di</br>dermaga cinta-Mu</br> </br></br>Jimbaran, 1 December 2019 cinta-Mu Jimbaran, 1 December 2019)
    • Caesilia Nina Yanuariani  + (dalam kabut waktu orang-orang singgah menidalam kabut waktu</br>orang-orang singgah</br>meninggakan zaman</br></br>kepada siapa ia menitipkan</br>buah-buah anggur di musim panen</br></br>karena ia paham</br>sebuah rumah tak lagi</br>memberinya rasa nyaman</br></br>entah siapa pula yang terjebak</br>dalam pusaran waktu</br>suara gemuruh hujan</br>menghanyutkan ladang-ladang</br>membiarkan kupu-kupu dan kunang-kunang</br>terbang jauh</br></br>hanya karena angin memanggil</br>kau surutkan air mata di pelupuk hati</br>ke dalam jeram yang menghujam bilik jantungmu</br></br>lalu negeri ini berpulang</br>meninggalkan lembah</br>burung-burung terbang</br>meninggalkan sarang. Ia merasa letih</br>menyangga bumi dengan bilur-bilur di tubuhnya</br>memerah ...</br></br>kelak perjalanan ini selalu merindukan petang</br>menimang-nimang kesepian</br></br>(BPM 10 Oktober 2010)ang-nimang kesepian (BPM 10 Oktober 2010))
    • Tjandra Hutama  + (Dalam serial ‘Rejang, Pengingat Indah dariDalam serial ‘Rejang, Pengingat Indah dari Ketidakkekalan’ ini, tema keindahan, ketidakkekalan dan waktu dieksplorasi. Tjandra Hutama telah memenangkan banyak penghargaan dalam kompetisi fotografi. Kejenuhan keindahan bergambar yang dia temui selama tahun-tahun itu yang mendorong kebutuhan untuk mencerminkan sesuatu yang lebih dalam tentang persepsi kita tentang keindahan. Untuk mengingatkan kita akan ketidakkekalan dan keterbatasannya.</br></br>Keindahan fisik yang tunduk pada pembusukan dan dekonstruksi menyatu dengan representasi spiritual dan sakral. Elemen yang abadi dan tak terbatas. Di dalam lapis-lapis citra Rejang, keindahan para penari menyatu dengan tekstur bangunan yang roboh, dinding yang lapuk, kayu rapuh, daun, karat, abu, dan debu. Meskipun demikian, apa yang kita lihat tetap indah. Tekstur yang diperkenalkan ke dalam karya ini mewakili lima elemen yang dikenal sebagai Panca Maha-Bhuta. Unsur-unsur yang menjadi dasar dari semua ciptaan kosmis seperti yang diyakini dalam agama Hindu.s seperti yang diyakini dalam agama Hindu.)
    • I Gusti Putu Windya  + (Dari geguritan cangak ini memperlihatkan bDari geguritan cangak ini memperlihatkan bagaimana tokoh cangak yang menyalahgunakan kepandaiannya dengan cara menipu untuk memenuhi ketamakannya yang nantinya tokoh cangak ini mendapatkan karma dari hasil perbuatannya yaitu terbunuh oleh tokoh kepiting. Dilain hal tokoh kepiting memperlihatkan keberanian untuk mengungkap sebuah kebenaran dan melawan kejahatan.ap sebuah kebenaran dan melawan kejahatan.)
    • Putu Sabda Jayendra  + (Di Bunutin, sebuah desa di tepi kaldera Batur, Kintamani, tinggallah Mongah, sang manusia pakis. Di sana, Mongah telah menjaga mereka dari petaka selama ratusan tahun,—petaka terbesar yang lahir dari kesombongan manusia.)
    • I Gusti Putu Hardi Yudana  + (Di daerah Tabanan-Bali, saat ini, mulai beDi daerah Tabanan-Bali, saat ini, mulai bermunculan industri kecil setingkat rumah tangga yang memproduksi kerupuk Ladrang. Dari beberapa industri kecil yang ada di Kecamatan Penebel, terdapat dua di antaranya yang digandeng sebagai mitra. Mitra pertama memproduksi dan memasarkan kerupuk Ladrang yang dikelola secara mandiri oleh Gusti Ayu Putu Sukarini yang juga sekaligus pemilik dari industri Ladrang “Biang Bagus. Mitra kedua adalah industri Ladrang “Bu Gusti” yang didirikan oleh Ni Gusti Ayu Komang Niri. Program Kemitraan Masyarakat ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan produksi dengan memberikan bantuan berupa peralatan penunjang proses produksi disertai pelatihan dan pendampingan. Selain itu program ini juga bertujuan meningkatkan pemasaran dengan memberikan bantuan berupa pelatihan pemasaran melalui media sosial dan bantuan berupa aplikasi berbasis android kepada masing-masing mitra untuk menangani pemesanan. Bantuan yang diberikan adalah bantuan berupa barang, jasa, pelatihan dan pendampingan. Di mana</br>dari hasil yang diperoleh, kedua mitra merasa sangat terbantu yang dibuktikan dengan proses produksi yang menjadi lebih efisien dan cepat. Kedua mitra saat ini memiliki wawasan yang lebih luas, utamanya dalam hal penggunaan teknologi dalam bidang pemasaran. Program yang diajukan juga diharapkan mampu terus berlanjut sehingga meningkatkan omzet dari</br>kedua mitra tersebut.ingkatkan omzet dari kedua mitra tersebut.)
    • I Gusti Ngurah Ady Kusuma  + (Di daerah Tabanan-Bali, saat ini, mulai beDi daerah Tabanan-Bali, saat ini, mulai bermunculan industri kecil setingkat rumah tangga yang memproduksi kerupuk Ladrang. Dari beberapa industri kecil yang ada di Kecamatan Penebel, terdapat dua di antaranya yang digandeng sebagai mitra. Mitra pertama memproduksi dan memasarkan kerupuk Ladrang yang dikelola secara mandiri oleh Gusti Ayu Putu Sukarini yang juga sekaligus pemilik dari industri Ladrang “Biang Bagus. Mitra kedua adalah industri Ladrang “Bu Gusti” yang didirikan oleh Ni Gusti Ayu Komang Niri. Program Kemitraan Masyarakat ini bertujuan untuk menyelesaikan permasalahan produksi dengan memberikan bantuan berupa peralatan penunjang proses produksi disertai pelatihan dan pendampingan. Selain itu program ini juga bertujuan meningkatkan pemasaran dengan memberikan bantuan berupa pelatihan pemasaran melalui media sosial dan bantuan berupa aplikasi berbasis android kepada masing-masing mitra untuk menangani pemesanan. Bantuan yang diberikan adalah bantuan berupa barang, jasa, pelatihan dan pendampingan. Di mana</br>dari hasil yang diperoleh, kedua mitra merasa sangat terbantu yang dibuktikan dengan proses produksi yang menjadi lebih efisien dan cepat. Kedua mitra saat ini memiliki wawasan yang lebih luas, utamanya dalam hal penggunaan teknologi dalam bidang pemasaran. Program yang diajukan juga diharapkan mampu terus berlanjut sehingga meningkatkan omzet dari</br>kedua mitra tersebut.ingkatkan omzet dari kedua mitra tersebut.)
    • Ida Ayu Oka Rusmini  + (DI DEPAN MEJA RIAS sebatang lipstik mendeDI DEPAN MEJA RIAS</br></br>sebatang lipstik mendekat. Aromanya liar.</br></br>dengan pandai dilumatnya bibirku.</br></br>dia meneteskan:</br></br>arak, kekentalan susu, dan aroma asin aku melihat topeng menari-nari lewat mataku (seorang laki-laki mendekat) Kau perlukan segenggam bedak.</br></br>kurebut kucairkan di wajahku aku mulai mengurai butir-butir itu menutupi lubang pori-pori wajahnya.</br></br>Pori-pori itu diam, menikmati kehangatannya Sebatang pensil alis mengangkat dirinya tinggi-tinggi.</br></br>Dia pandai memainkan huruf-huruf di atas mataku dia mulai melukis dan membuat huruf baru katanya: huruf ini hanya milik perempuan (seorang laki-laki mendekat) dia kagumi keliaran warna-warna yang melekat.</br></br>aku mulai menggeliat, agak panas.</br></br>benda-benda itu terus menahanku.</br></br>aku berloncatan, mengurai diriku.</br></br>hati-hati kubakar wajahku.</br></br>(laki-laki itu menjauh)</br></br>Denpasar, Januari 1997-laki itu menjauh) Denpasar, Januari 1997)
    • IDK Raka Kusuma  + (Di Lapangan Puputan DI LAPANGAN PUPUTAN (Di Lapangan Puputan</br>DI LAPANGAN PUPUTAN </br>(IDK Raka Kusuma) </br>/1/ </br>Di lapangan Puputan, Lirang saban malam aku menunggu </br>duduk di ujung yang dekat dengan trotoar hingga terbit matahari </br>seperti sebelum-sebelumnya. Akan aku ajak mengobrol hingga air liur berkecipratan membahas demokrasi membicarakan suksesi </br>hingga urat leher kencang </br>tidak mempedulikan orang-orang yang mengerumuni kami. Geleng-geleng, bingung sampai tak mempedulikan</br> anjing yang menggonggong. </br>Lirang, Lirang, Lirang </br>selalu, selalu aku menunggu </br>/2/ </br>Ada yang memberitahuku </br>bahwa dikau tidak sedang pergi tapi diberangkatkan ke tempat yang sangat sepi </br>di wilayah Sukabumi </br>konon bila sudah di tempat tersebut akan sulit kembali </br>bila sudah di tempat tersebut akan hilang, hilang untuk selama-lamanya </br>yang memberi tahu aku tanyakan tempatnya itu di mana </br>orang tersebut pucat pasi dan gemetar saat menjawab; Jangan tanyakan aku </br>lalu pergi. Masih juga pucat wajahnya berjalan menunduk. Lemas jalannya. </br>/3/ </br>ada juga yang memberitahuku </br>bahwa dikau tidak hilang namun sengaja dihilangkan di tempat yang sunyi dan tersembunyi disembunyikan </br>bagai menyembunyikan kayu bakar </br>konon mencari tempat tersebut katanya sangat sulit, konon juga sepanjang jalan ke sana dijaga oleh singa, </br>dijaga buaya </br>dijaga macan, dijaga raksasa </br>semua galak dan menakutkan apapun itu yang lewat diterkamnya, </br>dicabik-cabik sebelum dimakan tulangnya berserakan dibiarkan </br>baru aku berkata akan pergi ke sana tak terduga tersegesa-gesa dia pergi.</br> /4/ </br>Lirang, Lirang, Lirang apakah benar dia diberangkatkan? Benarkah dia dihilangkan? Malam kemarin, saat memperhatikan bintang </br>ingat aku dengan dikau, empat belas tahun yang lalu </br>berbicara teramat senang: demokrasi akan menang suksesi akan dilaksanakan </br>aku bertanya: menang bagaimana? </br>Dilaksanakan bagaimana pula? Sehabis tertawa berkatalah dia </br>sang kuasa yang menginginkan kekuasaan seumur hidup bersifat raksasa </br>akan berakhir memegang kekuasaan </br>segera, secepatnya akan diganti. </br>/5/ </br>malam ini kusudahi menatap bintang walau sedang tengah malam </br>walau dingin tak terkira </br>di ujung lapangan dekat trotoar aku bernyanyi, </br>Lirang, Lirang, Lirang, masih saja aku menunggu dikau, aku akan memberitakan demokrasi sekarang, kesana-kemari menebarkan racun dengan gambaran penyakit </br>sang penguasa yang dipercaya para rakyat setelah suksesinya lewat, </br>takut, takut dan selalu merasa</br>takut terhadap bayangan seram jingkrak-jingkrak yang amat jauh </br>sungguh senang hati ini bila dikau datang berbicara di sini hingga terbit matahari </br>/2008-2012/i sini hingga terbit matahari /2008-2012/)
    • Ni Wayan Adnyani  + (di pulau nirwana singgasana sedang bercahadi pulau nirwana</br>singgasana sedang bercahaya</br>diasuh sang ibu yang selalu berwarna</br>warna di langit,</br>warna di tangan, tanah, air, </br>dan di ujung tembangnya</br> juga berwarna</br></br>Ibu menjaga dengan menari, </br>berpuisi, dan mendongengkan lakon-lakon rumit </br>lalu diterjemahkan dengan cinta </br>oleh anak-anaknya</br></br>ibu akan selalu bertanya padamu,</br>padaku,</br>pada musim,</br>setiakah aku pada aksara</br>masihkah ibu punya musim bercerita</br>karena ladang katamu</br>tak pernah habis</br>menjaga nirwana</br></br></br>Karangasem, Oktober 2020menjaga nirwana Karangasem, Oktober 2020)
    • Caesilia Nina Yanuariani  + (Di sebuah poster aku melihat wajah ibu repDi sebuah poster</br>aku melihat wajah ibu</br>repertoar unik bermandi cahaya</br>sungguh aneh kukira</br>mengapa ia ada di sana</br></br>sorot matanya tajam</br>seperti hendak menghujam</br>atau ia sedang menipu nestapa?</br></br>di setiap tembang aku melihat jiwa ibu</br>berkelana mengarungi jata raya</br>seperti hendak menemukan</br>kidung kenangan</br></br>Berpuluh abad berpuluh kesunyian</br>Menikam senja</br>Potret khayali hikayat Malinkundang</br>Legenda yang menjadi batu</br>ibarat pusaran air di gigir waktu</br>Bergulung dalam almanak</br>Memberikan warna bagi kanak-kanak</br>Perempuan menjadi ibu</br>Meneteskan darah dari rahim</br>Melahirkan perahu layar</br>Bertumbuh menjadi bahtera</br>Akankah ia menjadi batu padas?</br></br>(Bali Post Minggu, 17 Juli 2016)u padas? (Bali Post Minggu, 17 Juli 2016))
    • Tjandra Hutama  + (Dibalik Karya Seni : Kupu-kupu membutuhkanDibalik Karya Seni :</br>Kupu-kupu membutuhkan sumber daya alam, seperti tumbuhan dan bunga, untuk makanan dan tempat bertelur. Kupu-kupu tidak menyukai kebisingan perkotaan, seperti kendaraan, konstruksi, dan aktivitas manusia lainnya yang dapat mengganggu kupu-kupu dan memengaruhi perilakunya. Kupu-kupu sangat bergantung pada persepsi visual dan kemampuan penciuman, yang penting dalam menemukan makanan dan pasangan. Kebisingan dapat mengganggu kemampuan kupu-kupu untuk berkomunikasi dan memperhatikan lingkungannya. Selain itu, kebisingan yang terus-menerus dapat menyebabkan stres dan kecemasan pada kupu-kupu. Karena itu, kupu-kupu lebih menyukai lingkungan yang tenang, damai, dan udara bersih.</br></br>Cerminan :</br>“Naluri untuk mencari kedamaian dan kebahagiaan menjadi acuan hidup setiap manusia. Filosofi kupu-kupu mengajarkan manusia untuk lebih luwes, terbuka, berani, sabar, dan menghargai perbedaan. Ini pelajaran yang bermanfaat bagi kehidupan manusia dalam berbagai aspek kehidupan. ."manusia dalam berbagai aspek kehidupan. .")
    • I Nyoman Ekaputra, S.Sos M.AP  + (Dikisahkan Rsi Markandeya mempunyai istri Dikisahkan Rsi Markandeya mempunyai istri yang bernama Dewi Dumara lalu memiliki seorang anak yang bernama Rsi Dewa Sirah Pertami dan Bhujangga Waisnawa. Diceritakanlah Rsi Markandeya ini bertapa di Gunung Hyangg, ternyata di disana beliau mendapatkan banyak gangguan lalu pindahlah beliau bertapa di Gunung Raung, disana beliau mendapat sabda dari Hyang Jagat Natha yang meminta beliau untuk merambas hutan agar menjadi sawah dan kebun ke daerah jawa ke timur. Lalu Rsi Markandeya merambas hutan dengan sarana yadnya dengan lancar.Setelah itu berhasillah beliau membuat persawahan, menambang emas dan sebaginya dihutan tersebut yang di berinama Desa Basukih Karanin. Dinamakan Desa Basukih Karanin karena tidak ada kekurangan apapun disana atau dapat dibilang makmur. Di sana beliau menanam panca datu, mas, perak, tembaga dan lainnya. Dan juga Rsi Markandeya ini memiliki nama lain yakni Ida Maha Rsi Hyang Nerada Tapa.lain yakni Ida Maha Rsi Hyang Nerada Tapa.)
    • Dewi Dian Reich  + (Dipercayai bahwa Barong Landung adalah manDipercayai bahwa Barong Landung adalah manifestasi dari pasangan kerajaan, Raja Jayapangus dan Permaisuri Cina Kang Cing Wie.</br>Cerita berlanjut, bahwa pasangan kerajaan itu sangat mencintai tetapi setelah bertahun-tahun tidak juga dikaruniai anak. Membutuhkan penerus, Raja pergi ke Gunung Batur untuk bertapa dan mencari petunjuk. Saat dia bertapa di sana dia bertemu dan mengambil sebagai istri keduanya Dewi Danu. Putri Dewi Danau Batur. Setelah pernikahan kedua inilah konflik terus menghantui keluarga Raja Jayapangus. Singkatnya, Dewi Danau, marah melihat putrinya terluka dan dikhianati. Karena itu Dia menghancurkan Raja Jayapangus dan istri pertamanya Kang Cing Wie.</br></br>Baca artikel terkait di www.sawidji.com. Baca artikel terkait di www.sawidji.com)
    • Ni Made Ayu Marthini, M.Sc.  + (Direktur Perundingan Bilateral, Ni Made AyDirektur Perundingan Bilateral, Ni Made Ayu Marthini meraih predikat Tiga Terbaik pada Kategori Pejabat Pimpinan Tinggi (PPT) Pratama Teladan dalam Anugerah Aparatur Sipil Negara (ASN) Tahun 2021. Ajang ini diselenggarakan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.n Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.)
    • I Wayan Suartha  + (DONGENG BURUNG BURUNG Dingin masih mengalDONGENG BURUNG BURUNG</br></br>Dingin masih mengalir</br>terdengar suara burung burung</br>mencari deru gelombang laut malam</br>kemana perginya burung burung itu</br>sampai malam larut tak ada suara</br>terbang terbanglah</br>menyambung luka yang lelap</br>berbagi kasih pada anak anak</br></br>bekas goresan perjalanan panjang</br>sampai jauh</br>masih terdengar suara burung burung</br>sehelai demi sehelai bulu sayapnya terlepas</br>melayang layang menumpuk rindu</br>begitu lama ia pelihara</br>kemana perginya burung burung itu</br>jelang pagi belum juga ada suara</br>terbang terbanglah mendekat matahari</br>dengan suara bahasanya</br>anak anaknya terdiam</br></br>dongeng burung burung</br>aku terhenyak masa lalu</br>aku tak pernah melihat wajah ibu</br>wajah burung burung tampak bercermin</br>menunggu bulan menyapa</br>dengan pelan kuraba dadaku</br>bekas bekas luka masa lalu hilang</br>ibu telah mengambilnya</br></br> Binduana, Klungkung 86-20 mengambilnya Binduana, Klungkung 86-20)
    • I Wayan Suartha  + (DONGENGAN SANG LELAKI Bulan mulai mengapuDONGENGAN SANG LELAKI</br></br>Bulan mulai mengapung</br>dalam isyaratmu</br>padahal aku baru tiba di puncak</br>rindu mencari</br>yang datang tak pernah bersatu</br></br>maka kubangun </br>dan menutupkan pintu pintu rumahku tua</br>dimana anak-anakku tertidur telanjang</br>memainkan diamnya yang kokoh</br>mesranya baying tak pasti</br></br>kemudian satu satu bintang menggeser</br>dudukku dari embun dan pandan layu</br>sebelum terbit, Aku</br></br> Binduana, Klungkung ‘83lum terbit, Aku Binduana, Klungkung ‘83)
    • Dewi Dian Reich  + (Dunia Tanpa Suara adalah Antologi seni danDunia Tanpa Suara adalah Antologi seni dan pemikiran. Dengan kontribusi dari Putu Suasta, Warih Wisatsana, Made Kaek, Putu Bonuz, Ellen Lane, Made Artawa, Wayan Suastama, Agung Putra, Made Delo Budiarta, Nyoman Handi, Tjandra Hutama, Made Somadita , David Hopkins, Kadek Sudiasa, ManButur Suantara, Sun Rong Fang, Wayan Juniari, Dewi Dian Reich.</br></br>Sawidji telah menyusun serangkaian karya seni dan puisi untuk presentasi khusus ini. Ini adalah sebuah antologi. Tema 'Dunia Tanpa Suara' ini terinspirasi oleh pengalaman luar biasa yang kami alami saat bekerja sama dengan Komunitas Sekolah Tuli Sushrusa. Bukan hanya tentang meningkatkan kesadaran tentang mereka yang memiliki perbedaan dalam komunitas dan bahasa isyarat kita. Mungkin yang lebih luar biasa, adalah mengalami realitas sifat inklusivitas. Sebagai nilai kuat yang memupuk empati kolektif yang tumbuh.</br></br>Sebagian besar pameran seni memiliki satu tujuan utama yaitu menampilkan dan menonjolkan karya seni dan seniman. Ini sama sekali tidak berbeda. Namun, mungkin semangat yang menyatukan ini sedikit berbeda. Agak eksperimental sehingga tidak dapat diramalkan apa hasilnya. Kami mengundang orang-orang di komunitas kami, baik itu sosial, digital, atau lokal untuk berpartisipasi dalam kontemplasi. Merenungkan konsep ‘Dunia Tanpa Suara’. Ini diterjemahkan menjadi 'Dunia Tanpa Suara' (meskipun dapat juga diterjemahkan menjadi 'Dunia tanpa suara'). Untuk berkontribusi pada refleksi ini menggunakan karya kreatif.</br></br>Semangat Inklusivitas</br></br>Undangan kami dilakukan dalam semangat inklusivitas. Bukan hanya seniman tetapi juga anggota komunitas lainnya yang merasa bahwa refleksi tentang tema ini bermanfaat. Dengan waktu dan ruang yang tersedia, kami hanya bisa mengucapkan terima kasih yang tulus kepada semua orang. Mereka yang karya dan kontribusinya memungkinkan kami mempersembahkan antologi ini. Satu untuk dinikmati semua komunitas kami. Ini sangat kaya dengan wawasan dan pembelajaran. Yang sarat dengan pelajaran hidup dari segala penjuru pengalaman hidup.</br></br>Dengan kebebasan dan keintiman pribadi seperti itu, semua orang datang ke pesan pribadi mereka tentang imajinasi mereka 'Dunia Tanpa Suara'. Untuk setiap kesadaran pada setiap individu, itu adalah pelajaran kebijaksanaan, empati atau hanya keindahan yang bisa kita ikuti.</br>terima kasih yang tulus kepada semua orang yang membuka diri dan dengan murah hati membagikan waktu, kreasi, dan pemikiran mereka kepada kami. Kami merasa terhormat atas kemurahan hati para seniman dan penulis berbakat yang telah bersatu dalam antologi seni dan pemikiran ini, dengan semangat inklusivitas.</br></br>Pameran Online tersedia untuk dilihat di Sawidji.com https://sawidji.com/2023/04/16/world-without-sound-an-anthology/23/04/16/world-without-sound-an-anthology/)
    • Wayan Sumahardika  + (ELEGI KOPER TUA Mungkin inilah saat mengELEGI KOPER TUA </br></br>Mungkin inilah saat mengemasi hati masing-masing.</br></br>Memasukkannya dalam koper lusuh yang lapar.</br></br>Hanya bisa mengunyah sepi sendiri. Sementara </br></br>sudah terlalu sesak kamar yang kita tinggali.</br></br>Kamar sempit di antara kesal terjepit. Pikiran </br></br>melompat ke luar jendela. Percakapan tersesat.</br></br>Ditambah para Tuhan yang keramat. Tengah sengit </br></br>berdebat. Menjadikan cinta kita kian berjarak.</br></br>Semua telah terlipat rapi dalam kotak persegi.</br></br>Laba-laba tua kehilangan sarang. Tak mampu lagi </br></br>buat menyulam benang sendiri. Hanya bisa pasrah.</br></br>Larut perlahan bersama apak koper. Memudarkan </br></br>diri. Mengekalkan perpisahan hati.arkan diri. Mengekalkan perpisahan hati.)
    • Ni Kadék Widiasih  + (EMBUN PENGHIBUR (Ni Kadek Widiasih) BagaiEMBUN PENGHIBUR</br>(Ni Kadek Widiasih)</br></br>Bagai jalannya air</br>Yang bergericik di bawah pohon</br>Memang segar menerebes ditelan</br>Untuk berteduh</br>Lebih-lebih tahu</br>Sinaran matahari setengah api</br>Di tengah jalannya hidup</br>Terasa meraup embunnya</br></br></br>Hendak selalu berdekatan</br>Menghiasi hidup</br>Dapat selalu ada di sini</br>Tatkala perasaan dijauhi</br>Disanalah membagi bagian</br>Merasa terhibur.</br></br>Karangasem, 5-1-2008ian Merasa terhibur. Karangasem, 5-1-2008)
    • Wayan Sumahardika  + (EPILOG Inikah rasanya, berada di rahim buEPILOG </br>Inikah rasanya, berada di rahim bumi </br></br>Kembali menjadi benih yang tak pasti </br></br>Lahir disambut cium bibir matahari </br></br>Atau membiarkan diri gugur </br></br> terkikis bisu tanah </br></br>Jika sekarang waktunya memilih, </br></br>Akan kupilih hidup bagi anakku </br></br>Sebab telah kesekian kali </br></br>diri lahir kembali </br></br>Namun tak pernah sanggup </br></br> menanggalkan cemberut </br></br>pada bibir anak sendiri </br></br>Apalah yang beda dari kematian saat ini </br></br>Sedang rumah tinggal berada </br></br> di antara palung dan tebing gunung </br></br>Hari-hari adalah menanggalkan ketakutan </br></br>Buat hidup sampai esok pagi </br></br>Nak, </br></br>Jika nanti, namaku ada dalam pencarian </br></br>Jangan biarkan orang-orang itu </br></br>Menggali tanah kita.</br></br>Relakan saja tubuh ini terkubur </br></br>Menjadi pupuk buat bekal hidupmu kelak </br></br>Lupakan saja aku, </br></br>Seperti kau melupakan tangis kemarin </br></br>Saat menginginkan mainan baruis kemarin Saat menginginkan mainan baru)
    • I Made Suantha  + (Equilibrium Kupu-kupu (1) Malam terlahir Equilibrium Kupu-kupu (1)</br></br>Malam terlahir karena kerlip kunang-kunang</br>Siapa terlahir ditengah isak. Didalam perasan mawar</br>Dipusaran madu yang terperah dari lenguh lembu</br>“mata air !”</br></br>Peladang kabut menyemai ilalang disebuah taman bunga</br>Menjadi gubuk dengan tiang pohon tanpa getah !</br>Kunang-kunang menyembunyikan gema</br>Menenggelamkan senja disela bayangan</br>Yang melengkung di dalam cahaya. Angin menyentuhmu</br>Sangat pekat. Kau berdiam</br>Dingin karam di diri : kulintasi matahari</br>Mengenal air mata yang sudah terbakar</br>Dibawah ufuk:burung-burung berganti kicau</br>Dengan lenguh sapi meluku endapan air</br>Menera panas</br>Dan ngiang kupu-kupu memekarkan musim bunga ?</br></br>Malam tanpa jarak dengan terbang kelekatu</br>Siapa menunggu di rumah ilalang : menyamak lelehan</br>Madu dan memahami rahasia kupu-kupu di sekuntum bunga ?</br>Kunang-kunang menera sinar bulan,”aku jadi beku</br>Pada panas kalbu !”</br>Jiwaku limbung, menanam warna terburai</br>Dari bayangan lembab !</br>Cuaca kembar berdarah : singatan dan gigilan</br>Pohon terpaku diantaranya !</br>Patung air. Patung air. Kupu-kupu membentuknya</br>Kusemai pada lendir darah : tumbuhlah hamparan</br>Memuati pelabuhan burung</br>Dan cahaya dingin teduh</br>Memanjangkan jejak kupu-kupu yang kembali</br>“aku telah menulis bening mata air !”bali “aku telah menulis bening mata air !”)
    • Nyoman Butur Suantara  + (Fotografi lanskap sangat memuaskan saat AnFotografi lanskap sangat memuaskan saat Anda menjelajahi genre ini. Apalagi jika Anda cukup beruntung untuk tinggal di tempat yang memiliki destinasi menakjubkan semuanya dalam jarak dekat dan kaya keragaman seperti yang kita miliki. Gambar ini diambil di Yeh Malet di Kabupaten Karangasem Bali. Pantai Yeh Malet sebenarnya terkenal dengan Pantai Wates-nya, karena pasir hitamnya yang memantulkan cahaya. Seringkali melalui popularitas, salah satu aspek dari suatu daerah mendapat eksposur dan kita sering tidak melihat banyak lapisan keindahan yang hadir setiap hari. Seperti pada gambar ini. Bukan pantai pasir hitam populer yang cerah, tetapi di malam hari, kehidupan desa masih berjalan.malam hari, kehidupan desa masih berjalan.)
    • Made Agus Janardana  + (Gambar mozaik dari sampah plastik)
    • Ni Nyoman Srayamurtikanti  + (Garapan ini diciptakan pada tahun 2020 dalGarapan ini diciptakan pada tahun 2020 dalam rangka festival Ubud Performing Arts oleh dua seniman muda Dewa Ayu Eka Putri dan Ni Nyoman Srayamurtikanti. </br></br>Garba nenjadi awal terciptanya kehidupan. Sebuah ruang dimana semesta mikro terbentuk. Rahim perempuan tak lain adalah Brahman itu sendiri, Sang Pencipta semesta.</br>Garapan ini dipersembahkan pada seluruh rahim di semesta. Serta pada semua perempuan hebat di dunia.Serta pada semua perempuan hebat di dunia.)
    • I Putu Pradnyana Anggara  + (Geguritan Geger Kageringan (Ritatkala Sangsaya, Bingung lan Dukhitane Mapadu) merupakah sebuah geguritan yang terinspirasi dari pandemi Covid 19 yang menyerang Indonesia khususnya Bali)
    • I Made Suarsa  + (Geguritan Korona Karana lan Kirana, yang sGeguritan Korona Karana lan Kirana, yang secara sederhana geguritan ini memuat tentang dari awal munculnya virus covid-19 sampai dengan bagaimana kita hidup berdampingan dengan virus ini. Jika dilihat dari padanan kata Geguritan Korona Karana lan Kirana ini memiliki arti Korona yang artinya covid-19 ini, Karana yang artinya yang menyebabkan atau sebab, Kirana yang artinya sinar matahari. Jadi dapat disimpulkan Korona Karana lan Kirana memiliki arti yang menyebabkan penyakit (grubug) salah satu yang bisa menyebuhkan adalah dengan (Kirana) sinar matahari.kan adalah dengan (Kirana) sinar matahari.)
    • I Gusti Ngurah Made Agung  + (Geguritan Niti Raja Sasana adalah salah saGeguritan Niti Raja Sasana adalah salah satu karya sastra Bali. Sebagai sebuah karya sastra Geguritan Niti Raja Sasana adalah geguritan yang mengandung ajaran-ajaran kepemimpinan Hindu. Pemimpin dan kepemimpinan merupakan dua unsur yang tidak bisa dipisahkan. Seorang pemimpin harus memiliki jiwa kepemimpinan, dan jiwa kepemimpinan yang terdapat dalam diri seorang pemimpin adalah tidak bisa diperoleh dengan cepat dan segera namun sebuah proses yang terbentuk dari waktu ke waktu hingga akhirnya mengkristal dalam sebuah karakteristik. Dalam artian ada sebagian orang yang memiliki sifat kepemimpinan namun dengan usahanya yang gigih mampu membantu lahirnya penegasan sikap kepemimpinan pada dirinya tersebut.</br>Pemimpin adalah individu yang mampu memengaruhi perilaku orang lain tanpa harus mengandalkan kekerasan; pemimpin adalah individu yang diterima oleh orang lain sebagai pemimpin. Sedangkan kepemimpinan adalah upaya mempengaruhi pengikut melalui proses komunikasi untuk mencapai tujuan tertentu</br></br> Siapapun bisa saja menjadi seorang pemimpin atas orang lain, tapi belum tentu memiliki kepemimpinan yang diharapkan oleh orang lain. Oleh karena itu seorang pemimpin harus memiliki kepemimpinan yang memenuhi persyaratan ideal.emimpinan yang memenuhi persyaratan ideal.)
    • I Wayan Turun  + (Geguritan Penataran berisi mengenai cara pGeguritan Penataran berisi mengenai cara pengobatan obat dan lontar, geguritan ini terinspirasi saat beliau memenuhi utusan dari kantor Museum Bali untuk ikut penataran di Balai Penelitian Bahasa Singaraja. Kata penataran juga terinspirasi dikala beliau yang pada saat itu sedang mengikuti penataran mengenai klasifikasi dan pengobatan lontar.engenai klasifikasi dan pengobatan lontar.)
    • Ida Ketut Djelantik  + (Geguritan Sucita-Subudi merupakan salah saGeguritan Sucita-Subudi merupakan salah satu karya beliau yang dikenal banyak orang, mengapa begitu? Dikarenakan geguritan ini mengandung konsep budaya Bali seperti Dharma, Tri Hita Karana, Desa Kala Patra, Rwa Bhineda, dan Karmaphala. </br></br>Dharma merupakan salah satu konsep penting dalam agama Hindhu. Dharma sering disamakan artinya dengan kebenaran, kebajikan atau kewajiban dan hukum. Dharma diibaratkan sebagai jalan yang halus dan sangat sejuk yang dapat melindungi dan menolong orang yang mengikuti jalan itu dari bencana. Seorang yang melaksanakan dharma disebut dharmika. Orang yang menjalankan dharma hanya menginginkan satu hal yaitu kebahagiaan yang kekal dan abadi bukan kebahagiaan palsu yang ditimbulkan hal-hal keduniawian.</br></br>Tri Hita Karana adalah konsep tentang keselarasan hubungan yang dapat mendatangkan kebahagiaan. Keselarasan hubungan tersebut meliputi tiga hal yaitu keselarasan hubungan manusia dengan Tuhan, keselarasan hubungan manusia dengan sesama manusia dan keselarasan hubungan manusia dengan lingkungan alam sekitarnya. Dalam Geguritan Sucita-Subudi, konsep keselarasan hubungan manusia dengan Tuhan disebut hubungan tidak nyata atau rohani sedangkan konsep keselarasan hubungan manusia dengan manusia dan hubungan manusia dengan alam sekitar.</br></br>Rwa bhineka adalah konsep dualistis yang merefleksikan dua kategori yang berlawanan dalam hidup ini, semisal baik dan buruk atau positif dan negatif. Di dalam Geguritan Sucita-Subudi, konsep ini dijelaskan secara implisit atau secara tidak langsung dalam ungkapan di dalam sesuatu yang disebutkan byakta atau seusatu yang ada selalu terkandung dua hal yang menyatu. Konsep ini menyiratkan bahwa di dunia ini tidak ada yang sempurna selain Tuhan. Segala sesuatu itu pasti memiliki kelebihan dan sekaligus kekurangan.</br></br>Karmaphala merupakan salah satu dari lima sistem keyakinan dalam agama Hindhu yang disebut Panca Sradha. Karmaphala berasal dari kata karma ‘perbuatan’ dan phala ‘buah’ yang diartikan sebagai hasil dari perbuatan seseorang. Inti dari pengertian karmaphala adalah bahwa sesuatu sebab akan menghasilkan suatu akibat.</br></br>Geguritan Sucita-Subudi terdiri atas 1841 bait. Dari sekian banyak bait itu dibentuk oleh 11 macam pupuh. Adapun kesebelas macam pupuh tersebut adalah Sinom, Pangkur, Durma, Ginanda, Ginanti, Kumambang, Warga-sari, Pucung, Smaradana, dan Sadpada Ngisep Sekar. Di antarapupuh tersebut yang paling sering digunakan adalah pupuh Sinom yaitu sebanyak 15 kali. Penggunaan pupuh-pupuh itu dalam Geguritan Sucita-Subudi dipilih dan disesuaikan antara tugas atau watak dari masing-masing pupuh.tugas atau watak dari masing-masing pupuh.)
    • Ni Luh Wida Apriliani, S.Pd  + (Geguritan Tamba Sastra dibuat pada ajang KGeguritan Tamba Sastra dibuat pada ajang Kreasi Sastra, Sastra Saraswati Sewana Pamarisuddha Gering Agung di Puri Kauhan, Ubud. Geguritan Tamba Sastra karya Ni Luh Wida Apriliani S.Pd. ini termasuk kedalam 5 karya terbaik katagori geguritan pada ajang Kreasi Sastra tersebut. Geguritan Tamba Sastra diikat oleh 8 Pupuh dimana pupuh-pupuh itu meliputi pupuh sinom, pupuh sembaradana, pupuh maskumambang, pupuh pucung, pupuh pangkur, pupuh ginanti, pupuh ginada dan juga pupuh durma.</br>Geguritan ini sangat menarik karena menceritakan tentang awal mulanya virus Corona yang melanda dunia terutama di Indonesia dimana Ibu Pertiwi mengalami duka yang sangat mendalam yang dilanda oleh Covid-19. Berbagai cara telah dilakukan lakukan untuk mencegah virus ini tapi karena begitu lamanya virus ini berlangsung menyebabkan keadaan masyarakat semakin hancur dikarenakan tidak bekerja, ekonomi menurut membuat banyak orang melakukan tindakan kriminal dikarenakan banyaknya tindakan kriminal yang terjadi di Indonesia. Dan pada akhirnya presiden Indonesia yakni bapak Jokowi ingat tentang sau hal yang sangat penting dalam kehidupan dimana pedoman tersebut merupakan kunci utama adanya sastra yakni Pancasila yang merupakan 5 dasar negara Republik Indonesia. Virus Corona sebenarnya obat bukan penyakit karena menyadarkan kita tentang 5 hal penting yang termuat dalam 5 dasar negara kita yakni Pancasila.</br></br>Adapun nilai-nilai yang terkandung didalam Geguritan Tamba Sastra ini yakni nilai agama, nilai sosial dan juga nilai kemanusiaan., nilai sosial dan juga nilai kemanusiaan.)
    • Gm. Sukawidana  + (Gm. Sukawidana Cerita-cerita Kuta – SeminyGm. Sukawidana</br>Cerita-cerita Kuta – Seminyak</br></br></br>menjelang siang</br>seorang bule tidur telentang setengah telanjang di pasir pesisir kuta</br>terpesona dengan kehangatan matahari tropis yang menjilati tubuhnya</br>dibiarkan saja orang berlalu lalang.</br>“hi, sir! are you ready?</br>lets go metajen!”</br>usik lelaki pribumi setengah baya dengan penuh semangat</br>badannya penuh rajah</br></br></br>di kalangan tajen</br>orang-orang bersorak riuh</br>brumbun sangkur tajian temberang</br>mulutnya semakin menganga dan membesar</br>ni dirah pakembar menebar sihir</br>sekali patuk sebidang tanah warisan melayang</br>selalu begitu sampai habis!</br></br></br>menjelang malam</br>sepanjang jalan seminyak - kuta</br>lampu-lampu restoran mulai berbagi cahya</br>dari yang remang sampai yang benderang</br>para bule hilir mudik sepanjang trotoar</br>mencari tempat yang aman dan nyaman</br>untuk santap malam</br>masakan eropa, cina, atau …</br>seorang lelaki berambut kriting</br>hidungnya mancung ada tindik di bagian kanan</br>menawarkan menu special malam ini</br>bahasa inggrisnya sulit dipahami</br>“hi, sir! we have special menu today</br>do you like rw bumbu kering or basah</br>please mampir ke warung restoran kami</br>we have sofi, ya, hard drink!”</br></br></br>sialan!</br>siapa saja bisa meraup untung besar</br>asal bisa bersilat lidah dengan rayuan gombal selangit</br></br>menjelang tengah malam</br>sepanjang jalan raya kuta – seminyak</br>para bule hilir mudik mencari hiburan</br>sorot lampu diskotik berputar-putar membuat kepala pusing</br>berbagai irama lagu mulai berdentum memekakkan telinga</br>sementara para bencong dan perempuan malam</br>seperti laron mencari cahaya</br>berbagi ruang dengan berbagai aksi dan siulan</br>menuggu penawaran kencan</br></br></br>menjelang pagi</br>sepanjang jalan raya kuta – seminyak</br>suara hingar bingar musik mulai reda</br>pertanda pesta akan segera berakhir</br>para bule keluar diskotik dengan sumpah serapahnya</br>di jalan yang gelap berpasang mata mengintai</br>ingin hidup enak dan gampang</br>“nak mule jaen idup di bali</br>i have no money karena itu i nodong you! nyambret you!”</br>risiko babak belur digebuk massa atau didor pak polisi</br>itu urusan belakang!</br></br></br>pagi hari</br>jalan raya menuju seminyak – kuta macet</br>seperti tak memberi ruang liar bagi keliaran pikiranku!emberi ruang liar bagi keliaran pikiranku!)
    • Nyoman Butur Suantara  + (Gunung Agung dilihat dari Mahagiri. FotogrGunung Agung dilihat dari Mahagiri.</br>Fotografi lanskap sangat memuaskan apabila Anda bereksplorasi dalam bidang ini, terutama jika Anda cukup beruntung tinggal di tempat yang punya destinasi menakjubkan yang bisa dijangkau dalam waktu singkat namun memiliki keberagaman. Semua tempat di dunia ini punya keindahan alami.</br></br>Ini sifatnya teknis, Teknik eksposur nol menjangkau dasar-dasar pencahayaan dalam fotografi, dengan contoh yang indah dari Fotografi Lanskap ManButurs.ng indah dari Fotografi Lanskap ManButurs.)
    • Nyoman Butur Suantara  + (Gunung Hitam Putih karya ManButur SuantaraGunung Hitam Putih karya ManButur Suantara. Menampilkan pegunungan di pulau kami. Apa arti dari kata 'Gunung'. Perasaan apa yang kita rasakan ketika melihat 'Gunung'? Dan pikiran apa yang kita miliki ketika kita berdiri di atas 'Gunung'? "Dari peradaban kuno sampai sekarang di belahan dunia Gunung masih ada. Menjadi salah satu sumber energi. Dalam budaya tradisional gunung memegang tempat yang signifikan dalam kehidupan masyarakat." ~ManButur Suantara kehidupan masyarakat." ~ManButur Suantara)
    • Bagas Tri Prastyo  + (Gunungan pada wayang kulit berbentuk kerucGunungan pada wayang kulit berbentuk kerucut (lancip ke atas) melambangkan kehidupan manusia. Semakin tinggi ilmu dan semakin tua usia, manusia harus semakin mengkerucut (golong gilig) manunggaling Jiwa, Rasa, Cipta, Karsa, dan Karya dalam kehidupan kita (semakin dekat dengan Sang Pencipta) kita (semakin dekat dengan Sang Pencipta))
    • Nyoman Butur Suantara  + (Harapan)
    • Ni Putu Rastiti  + (Hari yang Pergi : di wr. made Meja Hari yang Pergi </br> : di wr. made </br></br>Meja di sudut </br>tak lagi punya ruang untuk kita </br>tiap percakapan </br>mabuk oleh segelas wiski </br>tak ada yang tau </br>kapan lagu terakhir </br> usai dilantunkan </br></br>Bulan menggenangi atap teduh </br>sepasang kekasih</br> saling meraba masa silam </br> yang tak terbaca </br></br></br>Kau yang tak pernah mengetuk pintuku katakan siapa yang tersedu </br>di depan cermin </br>antara dinding biru ini </br>berulang mengeja namamu </br></br></br>Aku di perempatan </br>menunggu isyarat lampu jalan </br>namun peta rumahmu </br>lebih dulu raib oleh waktu </br></br></br>Siapa yang tahu </br>kemana hari membawamu pergiapa yang tahu kemana hari membawamu pergi)
    • Gde Hariwangsa  + (Hartanto Elegi Sebuah Kedai Dingin senjHartanto</br></br>Elegi Sebuah Kedai</br></br></br>Dingin senja di jalan Wang Fu Jing</br>serasa menusuk tulang tualangku. </br>sayup, kudengar nyanyian misa di gereja tua</br>dilapis riuh kanak-kanak yang bermain </br>gasing nasib, seirama putaran rembulan.</br>Di kedai perempuan cantik, bir tak mampu</br>menghangatkan tubuh dan ruh</br>meski pendiangan hanya sedepa di sisiku</br>dan gerimis kembali menyentuh ingatanku</br>tentang gereja tua yang terhimpit</br>keriuhan para pejalan dan masa silam</br></br>“Ni hao ma”, sapa dan senyum manis</br>Gadis penjaja bir buyarkan lamunan</br>dan angananku yang mengembara </br>di altar tanpa jiwa, tanpa darah penebusan.</br>Hujan memacu malam, dan jiwa-jiwa</br>kian membeku di dingin alam.</br>Siapa sembunyi di remang lampu</br>ketika kudengar derit bambu </br>milik para dinasti yang beranjang</br>di singgasana sunyi.</br></br>Di mata beningmu, tergurat</br>nganga luka dari kuil di desamu</br>yang roboh dilanda air bah</br>sebab, rahib dan para pemuja kesunyian</br>kehilangan jejak perjalanan silam.</br>Cahaya bulan malam ini semburat</br>jadi simponi pemandu hati </br>ketika kau memuja Sun Yat Sen</br>dari serpihan duka purbamu.</br></br>Mari bersulang,</br>melupakan perang kemarin petang</br>ketika candu mengkoyak rumpun suku.</br>Kudengar lirih gemertak gigi rapimu</br>di tengah malam kian kelam.</br>Ada yang meleleh dari kelopak matamu</br>Itu bukan air mata, tapi perih dan rintih</br>Yang mengkristal di putaran waktu</br></br></br>Beijing – Denpasar, 2012-2020.ran waktu Beijing – Denpasar, 2012-2020.)
    • Ida Ayu Komang Sartika Dewi  + (Harus diakui, sebagai manusia yang hidup dHarus diakui, sebagai manusia yang hidup di dunia materiil ini, mau tidak mau kita harus bisa membuat diri kita semenarik mungkin. Entah dengan cara meningkatkan kualitas diri atau….bahkan mengeksploitasi diri?</br></br>Seperti manisan, tanpa mengecapnya pun kita tau pasti rasanya manis bukan? Tapi dengan tampilan yang menarik, akan lebih cepat mengambil hati yang melihat, yang akhirnya menentukan masa depan mereka (para manisan). Namun sayang, nasib mereka hanya ada dua.</br></br>Laku lalu habis, atau terbuang karna busuk.</br></br>Ini adalah karya pertamaku yang terinspirasi dari kehidupan manusia, alih-alih membicarakan diriku sendiri, namun tetap menggunakan objek tubuh dan wajahku sebagai perwakilannya. Alasannya? Aku juga salah satu dari manusia-manusia itu, aku pun mengalaminya sendiri. Menjadi menarik, atau tersisihkan.endiri. Menjadi menarik, atau tersisihkan.)
    • Ni Nyoman uli Widya Kusuma wardani  + (Hidup damai dan bahagia berdasarkan ajaranHidup damai dan bahagia berdasarkan ajaran Tri Hita Karana</br></br></br>Kita sebagai manusa yang mempunyai perbedaan,namun kita perlu mengetahui semboyan kita yaitu " Bhineka Tunggal Ika "artinya "walaupun berbeda-beda tetapi tetap Satu juga". Sudah seharusnya kita saling sayang menyayang kepada teman satu Sama lain. Di zaman modern ini,mari kita bersama-sama menguatkan Rasa pertemanan kita,agar kita bisa memproleh hidup tentram dan bahagia berdasarkan ajaran Tri Hita Karana.</br>Tri Hita Karana ialah tiga hubungan yang harmonis. Pertama, kepada Tuhan Yang Maha Esa.</br>Kedua,menjalin hubungan yang harmonis kepada sesama manusa.</br>Ketiga, hubungan harmonis kepada lingkungan.</br>Mengenai ke-tiga unsur tersebut, Kita sebagai manusia yang mempunyai perbedaan seperti,Suku,adat-istiadat,budaya, dan Agama. Nah sudah seharusnya kita tidak saling ejek,tidak saling Hina,marilah kita saling ajak,saling bina,saling hormat - menghormati dan saling bantu -membantu antar Umat ber-Agama,membangun karakter yang baik dimasing-masing raga.</br>Meskipun kita beda agama itu tidak menjadi halangan untuk menguatkan Rasa pertemanan kita.</br>Nah,jika itu sudah dilaksanakan Maka kita bisa memperoleh hidup nyaman dan damai.ta bisa memperoleh hidup nyaman dan damai.)
    • Dewi Dian Reich  + (Hutan Monyet Sangeh. Memori Hutan, KekuataHutan Monyet Sangeh.</br>Memori Hutan, Kekuatan Memori dan Rahasia Hutan Suci</br></br>Memori itu misterius. Ingatan dapat memegang kekuasaan atas kita seumur hidup. Itu bisa kuat dan jelas atau kabur dan lemah. Entah kita melihat memori atau tidak, memori itu ada di sana, berdiam di balik pikiran kita. Membentuk persepsi, tindakan, dan pilihan kita. Memori membentuk kita sejak dini. Ini adalah rekaman pengalaman kita. Kisah-kisah yang diputar ulang di benak kita yang memberi tahu kita siapa diri kita. Dari mana kita berasal dan barangkali di mana kita seharusnya berada.barangkali di mana kita seharusnya berada.)
    • I Gde Nala Antara  + (I Gede Nala Antara pinaka Tim Pembangunan I Gede Nala Antara pinaka Tim Pembangunan Gubernur Bali pinaka Keynotespeech maosang indik Bali madué potensi peradaban sané ageng. Silih sinunggil dasar sané ngawinang Bali madué dasar panglimbak kawagedan manusané sané kuat santukan basa Bali madué aksara soang-soang. Saking akéh basa lokal sané wénten ring Indonésia, basa Bali wantah silih tunggil basa sané madué aksara. “Aksara wantah silih tunggil sarana komunikasi, mawinan inovasi aplikasi digital nganggén aksara Bali prasida kalimbakang ring sajeroning pendidikan aksara Bali.ng ring sajeroning pendidikan aksara Bali.)
    • I Gde Nala Antara  + (I Gede Nala Antara pinaka Tim Pembangunan I Gede Nala Antara pinaka Tim Pembangunan Gubernur Bali pinaka Keynotespeech maosang indik Bali madué potensi peradaban sané ageng. Silih sinunggil dasar sané ngawinang Bali madué dasar panglimbak kawagedan manusané sané kuat santukan basa Bali madué aksara soang-soang. Saking akéh basa lokal sané wénten ring Indonésia, basa Bali wantah silih tunggil basa sané madué aksara. “Aksara wantah silih tunggil sarana komunikasi, mawinan inovasi aplikasi digital nganggén aksara Bali prasida kalimbakang ring sajeroning pendidikan aksara Bali.ng ring sajeroning pendidikan aksara Bali.)
    • I Kadek Surya Kencana  + (I Kadek Surya Kencana September anjing yI Kadek Surya Kencana</br>September</br></br></br>anjing yang pandai mencuri ikan itu </br>aku </br>pengais sampah yang tertawa sendirian</br>di antara pembunuh,</br>calon pembunuh, </br> dan mereka</br>yang tak akan pernah pulang</br></br>janji-janji yang berbaris panjang </br>di televisi kujilati</br>liurku membasahi headline media massa</br>siang malam</br>kukencingi pula tembok tinggi hotel dan pura</br>serta baliho para pemain sirkus </br>yang mengemis di sudut pasar</br></br>aku betah jadi anjing</br>bisa telanjang di mana saja</br>tak perlu memeluk agama</br>atau pura-pura seperti manusia</br></br>biar aku jadi anjing</br>seperti katamu,</br>selusin giorgio armani acqua di gio pour homme </br>dan menu impor di meja makan</br>tak akan mengubah kerinduanku pada comberan</br></br>biar aku bebas menggonggong </br>mengais mimpi ikan-ikan kecil</br>yang kehilangan laut </br></br></br>2018an-ikan kecil yang kehilangan laut 2018)
    • Made Sarjana  + (I Made Sarjana Maafkan Aku Ibu (2) dariI Made Sarjana</br></br>Maafkan Aku Ibu (2)</br></br></br>dari lahirku hingga pusaramu terhapus rata </br>dan kau berangkat ke alam yang semestinya,</br>tak sedetik pun aku mampu membahagiakanmu</br>hanya anak sungai yang selalu mengalir </br>dari matamu yang kuyu</br>karena keringat deras mengucur</br>dari seluruh tubuhmu</br>menggenapi tanggung jawabmu sebagai ibu.</br></br>kini aku tak tahu</br>perjalananmu sudah sampai di mana</br>atau mungkin matamu tetap menatap</br>karena kasihmu tak pernah terhenti </br>kuyakin kini kau </br>tak perlu kata selamat dariku </br>kata selamatku tak kan mampu membalas</br>rasa kasih ibumu yang tak pernah semu.</br></br>hanya ini yang ada dalam benakku</br>terima kasih segala kasihmu</br>maafkan segala salahku</br>agar mampu kujejak langkahku</br>seperti inginmu</br></br></br>22 Desember 2016</br></br></br></br></br></br></br></br></br></br></br></br></br></br></br></br>Menunggu Waktu</br></br></br>ufuk berkalung senja di lengkung lehernya</br>lazuardi tak lagi sebiru asaku</br>entah berapa langkah lagi</br>berhenti sebelum tiba nanti</br></br>Ketika waktu itu menyergap</br>Aku sudah tak mampu berkata apa</br>Angin berhenti berembus</br>Awan tersentak tiba-tiba pupus</br>Pohon-pohonku kering di sela gemericik air</br></br>Apa kabarmu rinduku</br>Apa masih kau simpan pandang mata penuh harapku</br></br>Di sini aku sendiri</br>Meski hanya mimpi</br>sudah pasti kita tak kan berjumpa</br>Tetap kuharap waktu kan tiba</br></br>Apa kabar suara bisik lembutku</br>Yang pernah kau ucap di liang telinga kangenku</br></br>Ah, napasku </br>Sesak</br></br>kapan kita bisa bersua</br>Dalam alunan napas dan igau tidurku</br></br>Aku di sini sendiri hanya mimpi</br>Meski mimpi tetaplah berjanji</br>Kan datang malam ini.</br></br></br>Februari 2020</br></br></br></br></br></br></br></br></br></br>Begitulah</br></br></br>Bumi larut dalam putaran porosnya</br>Waktu jenak beranjak </br>tak hendak berhenti bergerak</br>Orang orang melangkah searah nafasnya</br>Sambil membawa mimpi dari asanya</br>Kita harus melangkah bila tak ingin digilas zaman, katamu</br>Tak adakah titik perhentian? tanyaku</br>Kau dan aku bungkam kehabisan kata </br>Begitulah</br></br></br>2021u bungkam kehabisan kata Begitulah 2021)
    • Mark Hobart  + (Imajinasi terhadap Bali sebagai sebuah surImajinasi terhadap Bali sebagai sebuah surga dunia bertolak belakang dengan kondisi sesungguhnya. Memahami perbedaan tersebut membutuhkan pembahasan mengenai siapa yang berwenang mewakili Bali, seperti apa dan pada kondisi apa. Hal ini juga berkaitan dengan sifat dari pertentangan itu sendiri – apakah argumentasi atau ketidaksepemahaman – dan bagaimana isu dimaksud mengenyampingkan alternatif. Gaya berargumen hegemonic yang disukai di Bali disebut monolog, disukai oleh mereka yang berkuasa, yang secara efekfif mampu mengantisipasi dan mencegah pertikaian. Sebaliknya, dialogi bersifat terbuka, demokratis dan tersebar di kehidupan keseharian masyarakat, namun seringkali terlewati tanpa disadari. Sementara itu, dialog memungkinkan diskusi dan pemecahan masalah, monolog menekankan ideologi saat menghadapi keadaan sulit. Di Bali, bentuk ideologi berpusat pada berbagai fantasi mengenai bayangan budaya jaman kuno. Kelemahan yang dimiliki sebagai bukti bagaimana klaim terhadap Tri Hita Karana menyamarkan kekurangan dalam penerapannya.menyamarkan kekurangan dalam penerapannya.)
    • Putu Nomy Yasintha  + (Indonesia diketahui sebagai negara demokraIndonesia diketahui sebagai negara demokratis, namun masih banyak terhadap kasus intoleransi terutamanya intoleransi terhadap kaum minoritas seperti kaum LGBTQ. Indonesia juga masih tergolong kedalam negara yang belum berpihak sepenuhnya kepada kaum ini karena norma-norma agama beserta berbagai aturan yang membatasi ruang gerak kaum LGBTQ. Kehidupan sosial masyarakat Indonesia masih berpegang teguh pada konsep heteronomativitas dimana kaum hetero adalah “normal” sedangkan yang lainnya adalah “abnormal.” Diskriminasi terhadap kaum LGBTQ juga muncul diantara para remaja muda, tidak diterima oleh masyarakat dan bahkan tidak bisa menjadi diri mereka sendiri didepan teman dan keluarga sendiri. Pendidikan terkait gender dan seksualitas penting adanya di tingkat universitas di Indonesia untuk dapat memberikan pemahaman yang lebih luas kepada masyarakat, terutama kepada remaja muda, yang mana diharapkan pada akhirnya akan meningkatkan toleransi masyarakat terhadap kaum LGBTQ. Studi ini menggunakan metode deskriptif kualitatif dengan menyebarkan kuesioner (anonimus) kepada sejumlah informan. Data pendukung dari berbagai literatur juga digunakan dalam penelitian ini. Hasil menunjukkan bahwa banyak kaum remaja muda LGBTQ yang merasa termarjinalisasi dari keluarganya sendiri maupun teman-temannya. Mereka tidak dapat menunjukkan orientasi seksual mereka tanpa disertai rasa takut dari gunjingan publik.disertai rasa takut dari gunjingan publik.)
    • I Gusti Putu Windya  + (Informasi ini saya dapat dari narasumber yInformasi ini saya dapat dari narasumber yaitu Gusti Ayu Agustini yang mana merupakan anak ke 4 beliau yang juga pewaris alm. Gusti putu windya. Beliau mengatakan bahwa alm. Bapak gusti putu windya memiliki buku biografi akan tetapi saat ini tidak ada di tempat karena dibawa ke jerman dan belum dikembalikan dan beberapa dokumen2 terkait karya2 beliau yang juga dulu dipinjam dan belum dikembalikan hingga saat ini. Selain itu pada tahun 2015 juga geguritan cangak disadur oleh malaysia dengan membuat tokoh kartun 'bangau dan kepiting' dalam animasi pada zaman dahulu tanpa izin dari pewaris alm. Gusti putu windya. izin dari pewaris alm. Gusti putu windya.)
    • David Metcalf  + (Ini adalah tarian yang sangat populer di dIni adalah tarian yang sangat populer di desa-desa. Asalnya dari tahun 1930-an. Disebut juga tari Cinta, tarian ini dibawakan oleh 10 pasangan muda yang belum menikah, serta melibatkan nyanyian dan tarian mengikuti gambelan gerakan rayuan. Janger berarti tergila-gila. Jadi, para remaja putra dan putri saling menggoda satu sama lain selama tarian itu, menciptakan hubungan yang bahagia, menyenangkan dan terkadang lucu.</br></br>Para penari telah berlatih tarian ini sejak berbulan-bulan di Desa Pesalakan, sebuah desa tradisional sekitar 15 menit dari pusat Ubud. Latihannya cukup lama karena banyak yang belum pernah menari sebelumnya.</br></br>Jadi ini adalah kebangkitan budaya melalui tarian yang sangat penting untuk disaksikan dengan banyaknya influencer modern yang mempengaruhi budaya di pulau dewata.</br></br>Salah satu tujuan utama dari Proyek Kebersamaan ini adalah untuk melestarikan dan menghidupkan kembali budaya di kalangan generasi muda. Tarian ini adalah contoh kebersamaan yang luar biasa, karena menyatukan generasi muda untuk mempraktikkan dan mengekspresikan budaya mereka.ktikkan dan mengekspresikan budaya mereka.)
    • Ida Bagus Arya Lawa Manuaba  + (Isi dari Kakawin Korona Parisuddha ini menIsi dari Kakawin Korona Parisuddha ini menceritakan bagaimana kejamnya virus korona yang menyerang tidak hanya Bali namun seluruh dunia, membuat semua orang tidak berpergian, beraktivitas dengan sebagai mana mestinya, dan bahkan membuat banyak nyawa hilang karena adanya virus tersebut. Banyak orang yang kehilangan pekerjaan, kehilangan keluarganya. Selain itu isi kakawin ini juga menyebutkan beberapa aturan yang berlaku selama virus ini menyebar sekaligus sebagai cara mengatasi virus ini. Di antara lain adalah selalu menutup hidung dan mulut menggunakan masker, menggunakan sanitizer, mencuci tangan dengan sabun, dan menjaga jarak di keramaian.gan sabun, dan menjaga jarak di keramaian.)
    • Sylvine Pickel-Chevalier  + (Jumlah perempuan Bali yang menempuh pendidJumlah perempuan Bali yang menempuh pendidikan di bidang pariwisata pada berbagai tingkatan menunjukkan peningkatan sejalan dengan perkembangan lembaga pendidikan pariwisata dan industri pariwisata di Bali. Artikel ini menganalisa motivasi perempuan Bali dalam menempuh pendidikan pasca sarjana di bidang pariwisata, dimulai dari tingkat sarjana hingga doktoral. Menggunakan metode kuantitatif, artikel ini menampilkan data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan 30 perempuan bali yang termotivasi untuk mengambil pendidikan bidang pariwisata karena beberapa alasan, seperti motivasi untuk mendapatkan pekerjaan di bidang pariwisata, mereka memiliki kerabat yang juga bekerja di bidang pariwisata, dan mereka tinggal di Bali dimana terdapat banyak peluang kerja di bidang ini. Dengan mengambil pendidikan kepariwisataan, perempuan Bali yang menjadi informan bagi studi ini membuktikan bahwa mereka telah menemukan pekerjaan dan karir yang lebih baik pada sektor ini. Pengalaman mereka juga menjadi inspirasi bagi perempuan Bali lainnya untuk menjalani karir yang serupa.lainnya untuk menjalani karir yang serupa.)
    • Putu Sucita Yanthy  + (Jumlah perempuan Bali yang menempuh pendidJumlah perempuan Bali yang menempuh pendidikan di bidang pariwisata pada berbagai tingkatan menunjukkan peningkatan sejalan dengan perkembangan lembaga pendidikan pariwisata dan industri pariwisata di Bali. Artikel ini menganalisa motivasi perempuan Bali dalam menempuh pendidikan pasca sarjana di bidang pariwisata, dimulai dari tingkat sarjana hingga doktoral. Menggunakan metode kuantitatif, artikel ini menampilkan data yang dikumpulkan melalui wawancara dengan 30 perempuan bali yang termotivasi untuk mengambil pendidikan bidang pariwisata karena beberapa alasan, seperti motivasi untuk mendapatkan pekerjaan di bidang pariwisata, mereka memiliki kerabat yang juga bekerja di bidang pariwisata, dan mereka tinggal di Bali dimana terdapat banyak peluang kerja di bidang ini. Dengan mengambil pendidikan kepariwisataan, perempuan Bali yang menjadi informan bagi studi ini membuktikan bahwa mereka telah menemukan pekerjaan dan karir yang lebih baik pada sektor ini. Pengalaman mereka juga menjadi inspirasi bagi perempuan Bali lainnya untuk menjalani karir yang serupa.lainnya untuk menjalani karir yang serupa.)
    • Nyoman Butur Suantara  + (Kadal Hijau oleh ManButur Suantara, mengekKadal Hijau oleh ManButur Suantara, mengeksplorasi fotografi makro hanya dengan menggunakan cahaya alami di alam sekitarnya.</br>Dunia Alam yang indah, indah terkadang menakutkan di bawah lensa Makro adalah salah satu yang mencengangkan dengan sendirinya. Untuk melihat begitu dekat taman kecil pribadi Alam sehingga kami tidak memiliki hak istimewa untuk melihat begitu dekat sampai saat ini dalam sejarah. Kunjungi galeri makro di https://sawidjistudio.com/gallery/macro-gallery///sawidjistudio.com/gallery/macro-gallery/)
    • Arya Lawa Manuaba, Ida Bagus  + (Kadek Haricatra punya kemampuan aneh. Dia Kadek Haricatra punya kemampuan aneh. Dia bisa melihat bunga Nagapuspa, bunga lotus emas yang tumbuh di batu. Bunga itu bisa menyembuhkan semua penyakit manusia. Namun Epsilon, perusahaan obat terbesar di negeri itu sangat ingin merebut Nagapuspa. Kadek Haricatra ingin dibunuh. Dia harus lari!k Haricatra ingin dibunuh. Dia harus lari!)
    • I Komang Alit Juliartha  + (Kajeng Kliwon Kajeng Kliwon malam yang seKajeng Kliwon</br></br>Kajeng Kliwon malam yang serbi terdapat leak yang keluar bersama lenda-lendi</br>Bumi mendung langit buram bulan bintang tertidur membuat seram selatan Pura Dalem</br>Calon Arang ditarikan Walu Nateng Dirah diperagakan Junjungan ditarikan</br></br>Leak Merah mangajak anaknya tertawa terbahak-bahak burung gagak bernyanyi kaak kaak</br>Terdapat tingkah laku manusia mati yang mau silakan makan itu mayat hidup</br>Dijalan anjing-anjing mangaung aung aung melihat I Rarung membuat bulu roma berdiri.elihat I Rarung membuat bulu roma berdiri.)
    • Mark Hobart  + (Kajian kebudayaan Bali kebingungan oleh kaKajian kebudayaan Bali kebingungan oleh karena yang dimaksudkan dengan ‘kebudayaan’ sangat kurang terang. Apakah kebudayaan merupakan esensi atau jiwa orang Bali, suatu gagasan politik yang direkayasa oleh Orde Baru, atau cara menjual seni pertunjukan, barang atau pengalaman kepada wisatawan? </br></br>Jarang disadari di Indonesia bahwa Bali terkenal di Eropa sebelum Pulau Bali ditemukan oleh pelaut Barat yang sedang mencari sorga di dunia ini. Sejarah Bali tidak bisa dipisahkan dari khayalan orang Barat. Dilihat dari pandangan cultural studies, dari awal Bali merupakan ‘brand’ untuk dipasarkan – dan objek yang dijual adalah kebudayaan. Untuk mengerti apa yang sedang terjadi di Bali, perlu dipahami teori konsumsi dan branding. Walaupun kelihatannya yang dijual dan dibeli adalah barang atau pengalaman, sebenarnya yang dikonsumsi adalah perbedaan. Artikel ini menawarkan pemahaman mendalam mengenai hukum hukum branding dari sudut pandang kajian budaya.branding dari sudut pandang kajian budaya.)
    • I Made Arik Wira Putra  + (Kakawin Usadhi Negari yang dikarang oleh IKakawin Usadhi Negari yang dikarang oleh I Made Arik Wira Putra merupakan salah satu dari 5 karya terbaik kategori kakawin pada Saraswati Sewana di Puri Kauhan Ubud. Kakawin tersebut memuat isi dari mimpi pengarang yang dimana memiliki keinginan agar virus yang sudah kurang lebih 2tahun berdampingan dengan kita segera hilang. Kakawin ini dibuat secara singkat max 18 pada dengan tema besar "Gering Agung" Covid-19, yang dimana kakawin merupakan karya Sastra Bali Purwa atau karya tradisional, namun beliau berusaha membuat sesuai dengan tema dan syarat-syarat lainnya tanpa meninggalkan realitas (membuat karya sastra yang bertema modern dengan media tradisional dan makna yang padat).n media tradisional dan makna yang padat).)
    • I Nyoman Wahyu Angga B. Santosa  + (Kakawin yang berjudul PRAPANCA SUDDHANI. Kakawin yang berjudul PRAPANCA SUDDHANI. Merupakan salah satu karya sasta dari seorang pengarang yakni I Nyoman Wahyu Prapanca, secara garis besar mempunyai isi atau makna yang terkandung yaitu membahas mengenai situasi Pandemi Covid-19 dengan lebih mengulik tentang respon kita menghadapai pandemi Covid-19 agar tidak terhayut dalam kesedian ataupun penderitaan yang diakibatkan oleh pandemi ini. Dalam kakawin ini pula kita lebih diajarkan tentang lebih menjaga sikap batin kita dalm menghadapi situasi yang sulit dalam kasus ini yaitu Covid-19.yang sulit dalam kasus ini yaitu Covid-19.)
    • Dewi Dian Reich  + (Kala dan Penjaga Merefleksikan sifat WaktuKala dan Penjaga</br>Merefleksikan sifat Waktu dan hubungan kita dengan Bumi dan Roh melalui perjalanan konseptual.</br>Pameran kolaborasi karya Dewi Dian, ManButur Suantara, Nyoman Handi.</br></br>Kala dan Wali membuat konsep ide abstrak. Tema utama yang kami jelajahi di sini adalah Kala, Bumi, dan Roh. Di dalam dan dari diri mereka sendiri, sifat mereka. Selain melihat ketiga entitas ini secara terpisah, jalinan ketiganya bersama-sama dalam kolaborasi ini adalah untuk meminta Anda menjelajahi hubungan Anda dengan masing-masing elemen tersebut.</br></br>Kala, Bumi dan Roh</br>Kala dikenal memiliki banyak definisi. Di antaranya adalah waktu, kematian, seni pertunjukan, dan dewa-dewi tertentu dalam mitologi Hindu, Jawa, dan Bali. Namun, terlepas dari banyaknya cerita asal mula, ada benang merah yang menghubungkan bahwa Kala adalah semua manifestasi itu. Namun, dalam Kolaborasi ini, Kala adalah kanvas kami. Di sini Kala didefinisikan secara khusus melalui manifestasinya sebagai WAKTU. Dari ketiga karakter yang kami perkenalkan, Kala adalah yang tidak berwajah. Dia tidak direpresentasikan sebagai potret, atau dalam lukisan. Namun, dia hadir di dalamnya dan dengan cara yang signifikan. Itu juga bagian dari tampilan dan penjelajahan kami tentang Waktu. Bagian dari refleksi di mana Sawidji mengajak Anda untuk merenung.</br></br>Bagaimana media seni yang berbeda memperkuat pesan..</br></br>Kala dialami melalui potret konseptual dari dua Penjaga yang mewakili Dunia Bumi kita dan Dunia Spiritual kita. Potret-potret Penjaga Bumi dan Arwah diciptakan melalui kombinasi instalasi dan fotografi Dewi Dian dan ManButur Suantara. Lukisan-lukisan Nyoman Handi menjawab pertanyaan dan renungan yang dilontarkan oleh para potret Wali.</br></br>Kolaborasi, Lebih dari Sekedar Kata</br></br>Semua medium yang hadir dalam kolaborasi ini membawa kualitas yang sangat berbeda. Sawidji memimpin dengan fotografi. Namun, karya fotografi sebenarnya adalah mitra karya instalasi. Potongan instalasi yang kami buat bersama sebagai sebuah tim. Pembuatan kostum dan instalasi studio bersama sebagai satu tim benar-benar menjadi inti dari setiap kolaborasi kami. Benih sebuah ide mungkin tunggal, tetapi saat ia bertunas dan tumbuh, semua elemen yang berkontribusi adalah yang memungkinkannya tumbuh dan berkembang. Sama halnya dengan Sawidji Collaborations.</br></br>Para seniman yang berkumpul menyepakati pesan tersebut. Kami merasakan hal yang sama tentang pesan itu. Itu beresonansi dalam diri kita masing-masing. Dengan kepercayaan dan kesepakatan ini, kami bergerak bersama sepanjang hari dan menciptakan bersama, perwujudan terbaik dari konsep kami. Sebenarnya ada banyak kebebasan. Banyak ruang bagi setiap orang untuk secara spontan melakukan perubahan dan mencoba hal baru. Tidak ada jalan pintas untuk proses tersebut. Pekerjaan kami adalah hasil dari proses pertumbuhan dan pendewasaan untuk setiap konsep, dan ini dilakukan bersama.</br></br>Pameran Online tersedia untuk dilihat https://sawidji.com/2022/12/13/kala-and-the-guardians-a-timely-reflection/ala-and-the-guardians-a-timely-reflection/)
    • Muda Wijaya  + (Kalimah Lewat namamu ruang itKalimah</br></br>Lewat namamu</br> ruang itu telah lama kukenal</br>di atas sunyi mimpi</br>dalam diam yang gugup</br>kau temukan benih hayati</br>bersidekap hangat</br> merasuk tulang sumsum.</br></br>Aku datang sebagai anak yang sesat</br>mengalir di kedalaman mata kelopak</br> kering tak kenal kelahiran.</br></br>Di pinggir bibir matahari kemarau</br>sunyikan kemiskinan hati</br> yang rebah di pesarean.</br></br>Kejap wangi mimpi dari pedih diri</br>yang mengigau di hulu</br>sisa jalan untuk anak anakmu</br>untuk sesatku</br> punguti sari dari wajah saraswati.</br></br>Aku sesat lewat namamu</br>dari bingkai buku itu Tuhan tak pernah berpaling</br> pada rupa halamanmu.</br></br>Ini anak yang kau timbun dengan pohon kalam</br>dalam rindu berkalang, merebut</br> membenamkan jarak sepasang biji mata.</br></br>Begitu rupa kalimah lekat menjerat</br>jantung siasati gelagat jagat</br>menggugat nyawa;</br> ruhku ruhmu</br>mengajak membuka kabar</br> basahi sisa episode yang hilang.</br></br>– percintaan diniku, melepas sepasang iga</br> rebahkan ruang bersajak di tanah lapang</br></br>Di atas sunyi mimpi</br>tapak tanganmu menujum keningku</br>menghitung hitam rambutku yang bercabang</br> dapati genggam gelisah diami waktu usang.</br></br>Di belahan biji mata paling hitam</br>ciumi tapak punggungmu</br>waktu berbaring di pangkumu menunggu fajar</br>manis lidah ini tak habis mengkikis</br>mengirim pada Tuhan</br>menyebut namamu</br>senantiasa untuk kembali. menyebut namamu senantiasa untuk kembali.)
    • Ni Kadek Anggreni  + (Kamus trilingual Bahasa Bali, Indonesia dan Inggris.)
    • I Gusti Ayu Laksmiyani  + (Karya ini adalah persembahan dari 15 orang remaja yang tergabung dalam kelompok)
    • Drs. I Wayan Selat Wirata  + (Karya sastra Bali modern yang mengisahkan tentang seorang nenek yang menghidupi dirinya sendiri yang dikira memiliki ilmu gaib)
    • Drs. I Wayan Selat Wirata  + (Karya sastra geguritan yang menceritakan tentang cara bertani di sawah)
    • Drs. I Wayan Selat Wirata  + (Karya sastra Geguritan yang mengisahkan makna dan filosifi matatah)
    • Komang Ira Puspitaningsih  + (KAU BUKAN PERAWAN SUCI YANG TERSEDU : sarKAU BUKAN PERAWAN SUCI YANG TERSEDU</br></br>: saras</br></br> </br></br>Aku tak sedang menyulam</br></br>kenangan</br></br>Atau menyeberangkanmu</br></br>ke musim yang semi</br></br> </br></br>Tanamlah jarum sulamku</br></br>Menjadi semak berdaun duri</br></br>Sebelum bandul pendulum itu</br></br>Menjemputmu,</br></br>bayanganmu</br></br>Menjemput semua yang luput</br></br>dari matamu</br></br> </br></br>Aku tak sedang memintal tangismu</br></br>jadi nasib baik</br></br>Roda pemintal telah kuistirahatkan</br></br> </br></br>Kau bukan Saraswati</br></br>Yang menggugurkan helai-helai teratai</br></br>di tangan kirinya</br></br>Bukan juga perawan suci</br></br>yang tersedu</br></br> </br></br>Tuhan tak akan berkata di telingamu</br></br>Karena angsa-angsa pergi</br></br>Meninggalkan rebab, genitri, dan</br></br>keropak meragu, juga</br></br>tangkai teratai yang layu</br></br>Jogja, 2005ga tangkai teratai yang layu Jogja, 2005)
    • Ni Putu Tirka Widanti  + (Keanekaragaman bahasa lingkungan Green SchKeanekaragaman bahasa lingkungan Green School Bali perlu dikaji, khususnya khazanah green ekoleksikon karena mencerminkan upaya strategis untuk melestarikan kearifan lokal budaya Bali. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif deskriptif. Data diperoleh dari lingkungan pendidikan Green School Bali dengan menggunakan metode observasi dan wawancara. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kategori gramatikal dari leksikon 'hijau' adalah nomina dan verba yang berupa kata dasar dan frasa. Sedangkan, konstruksi sintaksis 'hijau' di Green School Bali mengandung leksikon natural, contohnya seperti frase kata benda seperti 'bambu hitam', dan frase verba seperti bermain jegog 'memainkan jegog' sedangkan dimensi praksis sosial dari ekoleksikon hijau yaitu dimensi ideologis, dimensi sosiologis dan dimensi biologis. Penelitian ini juga secara unik berkontribusi melestarikan konsep kearifan lokal dalam aksi nyata dalam konteks pendidikan internasional di Bali. konteks pendidikan internasional di Bali.)
    • I Komang Alit Juliartha  + (Keinginan Yang dicari Sembunyi di sana Takut keluar Yang dihindari Tiba-tiba datang Memeluk diri Yang diinginkan Tidak berujung Tidak bersudut Yang ada Paksa memaksa menguasai Tidak benar)
    • Mario Blanco  + (Kelapa dan Jeruk)
    • Tjandra Hutama  + (Kesadaran akan pemaknaan hakekat Tri PramaKesadaran akan pemaknaan hakekat Tri Pramana dimana keberadaan manusia di dunia sesungguhnya memiliki tempat dan kedudukan yang sama. Walaupun dalam kelahiran ini terdapat keterbatasan dan perbedaan diantaranya, semua akan mengalami kematian dan melanjutkan kehidupan berikutnya sampai tercapainya moksa. Masing-masing individu tetap memiliki kelebihan dan kekurangan yang bisa saling mengisi keberlangsungan hidup saat ini.ng mengisi keberlangsungan hidup saat ini.)
    • Margaret Coldiron  + (Kesejajaran visual dan koreografi antara tKesejajaran visual dan koreografi antara topeng tradisional Jepang dan Bali sangat mencolok, dan, meskipun keterkaitan yang tepat antara topeng dari kedua budaya ini tidak dapat dibuktikan dengan data yang dapat diverifikasi secara historis, penjajaran genre serupa berguna untuk memahami tari topeng itu sendiri. Topeng yang dibahas adalah Shishi anjing/singa (Jepang) dan Barong (Bali), Hannya (Jepang) dan Rangda (Bali) yang mirip penyihir, dan orang tua suci Okina (Jepang) dan Sidha Karya (Bali). Pertautan yang mungkin dapat digolongkan sebagai difusi budaya dan perpaduan pola persepsi manusia. Namun, bahasa visual di mana karakter topeng ini diekspresikan dan mitologi yang menggambarkannya mungkin berasal dari model Tantra India.a mungkin berasal dari model Tantra India.)
    • Made Gde Subha Karma Resen  + (Ketiadaan aturan yang memberikan kepastianKetiadaan aturan yang memberikan kepastian terhadap isu-isu adat istiadat di Bali, seperti penyelesaian sengketa dan awig-awig di Bali, bentuk hubungan antara anggota warga serta aktivitas masyarakat, seluruhnya memerlukan kepastian hukum. Aktivitas usaha juga tergolong aktivitas yang memerlukan kepastian dan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan setempat. Artikel ini bertujuan untuk memahami posisi hukum dari bisnis yang telah beroperasi di masyarakat dan berkaitan erat dengan hukum adat Bali atau awig-awig. Dengan menganalisa hubungan legal antara Desa Pekraman dengan warga pendatang dan pebisnis luar, serta hak dan kewajiban para pebisnis pendatang ini. Dengan menggunakan berbagai studi yuridis, paper ini akan menjelaskan posisi legal dan konsekuensi yang dihadapi para pebisnis dalam menjalankan usahanya di sebuah wilayah desa pekraman. usahanya di sebuah wilayah desa pekraman.)
    • Putu Dyatmikawati  + (Ketiadaan aturan yang memberikan kepastianKetiadaan aturan yang memberikan kepastian terhadap isu-isu adat istiadat di Bali, seperti penyelesaian sengketa dan awig-awig di Bali, bentuk hubungan antara anggota warga serta aktivitas masyarakat, seluruhnya memerlukan kepastian hukum. Aktivitas usaha juga tergolong aktivitas yang memerlukan kepastian dan kemampuan beradaptasi dengan lingkungan setempat. Artikel ini bertujuan untuk memahami posisi hukum dari bisnis yang telah beroperasi di masyarakat dan berkaitan erat dengan hukum adat Bali atau awig-awig. Dengan menganalisa hubungan legal antara Desa Pekraman dengan warga pendatang dan pebisnis luar, serta hak dan kewajiban para pebisnis pendatang ini. Dengan menggunakan berbagai studi yuridis, paper ini akan menjelaskan posisi legal dan konsekuensi yang dihadapi para pebisnis dalam menjalankan usahanya di sebuah wilayah desa pekraman. usahanya di sebuah wilayah desa pekraman.)
    • Ketut Widiyazid Soethama  + (Ketika Siang di Rumah Sakit Tiang-tiang Ketika Siang di Rumah Sakit</br></br></br>Tiang-tiang yang mengulum kata</br>Begitu perkasa menyimpan rahasia</br>Orang bergegas melalui lorong</br>Dikuasai pikirannya sendiri</br>Aku pun menanti lonceng berdentang</br></br>Segera kumulai keikhlasan</br>Kepada seorang yang memberi arti</br>Sambil menunggu maut</br>Waktu akan berhenti</br>Detik memotong urat nadi</br>Aku melihat matahari turun perlahan, diantar peri</br></br></br>Denpasar, Januari 1983han, diantar peri Denpasar, Januari 1983)
    • Luh Yesi Candrika, S.S.,M.Hum.  + (Kidung Amelad Prana sendiri berarti nyanyiKidung Amelad Prana sendiri berarti nyanyian yang menyayat hati. Kidung ini menceritakan bagaimana kesedihan saat ternyadinya virus covid-19. Tidak hanya kesedihan yang dimuat dalam kidung tersebut, namun ada juga cara-cara agar kita dapat bertahan dalam keadaan yang seperti saat itu.tahan dalam keadaan yang seperti saat itu.)
    • I Made Santika  + (Kidung Roga Mariana merupakan salah satu dKidung Roga Mariana merupakan salah satu dari 5 Kidung terbaik pada Acara Sastra Saraswati Sewana yang bertempat di Puri Kauhan Ubud. Kidung ini diciptakan oleh seorang sastrawan muda yang masih menempuh pendidikan akhir di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana dengan mengambil Program Studi Sastra Bali. Beliau yang lahir pada 4 Januari tahun 2000 merupakan anak dari seorang sastrawan hebat yaitu Bapak I Made Degung dengan Ibu Ni Ketut Sutarmi. Begitu banyak prestasi yang pernah beliau raih, salah satunya telah menciptakan kidung pertama beliau dan menjadi salah satu kidung terbaik. Pada Kidung Roga Mariana ini menceritakan tentang menghilangkan sebuah bencana atau penyakit yang ada. Dimana kata "Roga" memiliki arti penyakit atau bencana, kata "Mari" memiliki arti menghilangkan, dan kata "Ana" memiliki arti ada.langkan, dan kata "Ana" memiliki arti ada.)
    • I Wayan Phala Suwara S.Pd.H.,M.Pd  + (Kidung widya usadha terdapat pupuh demung,Kidung widya usadha terdapat pupuh demung, berisi pengawak bawak dan pengawak panjang, pengawit bawak dan pengawit panjang. Kidung ini terinspirasi dari keadaan lingkungan kita di saat pandemi tersebarnya  virus corona. Kidung widya usadha  menceritakan kegelisahan manusia ditengah pandemi yang memohon  kepada sang pencipta agar bimbingan senantiasa sehingga godaan-godaan pandemi ini tidaklah sampai membuat manusia kehilangan akal sehatnya, tetap bisa optimis dan senantiasa  berkarya. Dimana pengetahuanlah yang harus diperkuat karena pengetahuan akan berkembang seiring zamannya salah satunya di saat pandemi.ng zamannya salah satunya di saat pandemi.)
    • Dewi Dian Reich  + (Koleksi foto bunga-bunga liar di persawahaKoleksi foto bunga-bunga liar di persawahan dan perbukitan Ubud.</br>Ini adalah wujud sebuah perjuangan yang halus nan sunyi. Bukit kami yang bermekaran dan persawahan yang membentang ke segala arah. Di sini, yang dicinta dan yang dinista bertahan hidup dan tumbuh. Mereka sama-sama berbunga.dup dan tumbuh. Mereka sama-sama berbunga.)
    • I Made Suartana  + (Kumpulan 19 cerita pendek (satwa bawak) kontemporer berbahasa Bali yang bercerita tentang isu-isu sosial dengan jujur, jenaka dan kontekstual.)
    • Putu Fajar Arcana  + (kumpulan cerpen, 2015)
    • Nyoman Butur Suantara  + (Kumpulan gambar hitam putih oleh ManButur Kumpulan gambar hitam putih oleh ManButur yang didedikasikan untuk makna dan nilai Pohon. ManButur Suantara diwawancarai Sawidji Gallery untuk artikel 'I Hear You Tree'. Bagian dari beberapa diskusi tentang kekuatan dan kontribusi Pohon dalam kehidupan manusia. Seperti yang diawali perupa Made Budiarta dalam 'Peresmian Pohon.rupa Made Budiarta dalam 'Peresmian Pohon.)
    • Putu Fajar Arcana  + (kumpulan puisi, 2012)
    • Ni Luh Putu Wulan Dewi Saraswati  + (Kumpulan Puisi, 2017)
    • Dewi Dian Reich  + (Kursi MErah dan Ruang Putih adlah penyajiaKursi MErah dan Ruang Putih adlah penyajian mixed media dengan mengeksplorasi perubahan sosial dan budaya melalui narasi potret simbolik. Sebuah Kolaborasi Sawidji yang melihat perubahan sosial dan budaya saat ini melalui narasi potret simbolik. Dengan seni dan fotografi oleh D.D Reich dan ManButur Suantara. Dengan tambahan kostum dan dukungan instalasi oleh Juniari dan Meliani.</br></br>Kutipan:</br></br>Ini bukan cerita tentang laki-laki dan perempuan.. Kisah potret kita adalah salah satu dari kita semua. Setiap potret membawa kita melalui sebuah transformasi. Transformasi yang terhubung dan merepresentasikan realitas kolektif yang kita hadapi sebagai komunitas tradisional. Nikmati Narasi Daring dari pameran ini.</br>https://sawidji.com/2022/08/17/red-chair-and-the-white-room-a-collaboration/-chair-and-the-white-room-a-collaboration/)
    • Ni Wayan Eka Pranita Dewi  + (Lamunan Lapar Kubayangkan engkau, di mLamunan Lapar</br></br> </br></br>Kubayangkan engkau, di meja makan, menungguku pulang.</br></br>Sedang aku masih harus jauh berjalan, tertatih-tatih dan</br></br>meraba-raba di banyak tikungan: angin dan musim dingin</br></br>menghantamku ke tebing-tebing curam, gelap menghambur</br></br>ke arahku dari semua penjuru. Kulihat jauh di depanku,</br></br>rumah-rumah berjendela terang. Perapian terkembang.</br></br>Tapi jauh, jauh sekali.</br></br> </br></br>Aku kini tiada bisa bermimpi, aku kini tiada berani lagi.</br></br>Sebab masih tercium sampai di sini abu dan ludah bacin:</br></br>kaldu kebencian yang melumuri kotaku. Sebab aku</br></br>si papa ini, yang bekerja berhari-hari, selalu melihat langkah</br></br>tegap serdadu kemiskinan menderap ke arahku.</br></br>Aku tiada bisa merekahkan musim bunga dan</br></br>menegakkan seribu istana.</br></br> </br></br>Ingin kulihat matamu, mata yang menaburkan seribu</br></br>matahari. Namun juga mata yang bisa jadi teduh, menjemput</br></br>sunyi yang teramat jauh, sunyi yang bengal dan gemar</br></br>bertualang, agar pulang ke celah telinga: rumah bagi</br></br>semua suara.</br></br> </br></br> </br></br>Tapi masih kurasakan gigil petualangan ketika aku tunduk kepada</br></br>panggilan-panggilan untuk kembali ke depanmu, ke sebuah meja</br></br>makan, ke sebuah santap malam yang kausiapkan, sementara</br></br>aku masih di tebing curam ini. Padaku cuma ada bekal</br></br>ingatan, catatan yang belum genap kutuliskan tentang</br></br>tikungan-tikungan dan jarak panjang sampai jauh rambu</br></br>terakhir perhentian!</br></br> </br></br>O, betapa aku ingin pulang, ibu!</br></br> </br></br>Angin dan musim dingin lewat, mendarat, dengan bau daging</br></br>panggang yang kubayangkan kausiapkan di meja makan.yang kubayangkan kausiapkan di meja makan.)
    • Ida Bagus Gede Wirawibawa  + (Land Consolidation (LC), merupakan solusi Land Consolidation (LC), merupakan solusi pemerintah dalam pengadaan tanah untuk pembangunan. Selain itu, LC bertujuan untuk meningkatkan kualitas lingkungan dengan menata kembali bidang-bidang tanah agar lebih tertata dan dilengkapi dengan prasarana lingkungan, serta penguasaan lahan sesuai dengan rencana penggunaan lahan. Letak kawasan konsolidasi lahan di Desa Seminyak yang dekat dengan pusat pemerintahan, perekonomian dan pariwisata berimplikasi pada tata guna lahan di kawasan tersebut. Fenomena penggunaan lahan yang terjadi di kawasan ini cenderung mengabaikan tata ruang yang telah ditetapkan oleh pemerintah. Jika kondisi ini dibiarkan, maka akan semakin banyak pelanggaran penggunaan lahan yang tidak sesuai dengan peruntukan ruang, sehingga menimbulkan konflik tata ruang dan kekacauan dalam penataan ruang wilayah. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan pada kawasan konsolidasi lahan di Desa Seminyak dan faktor dominan yang melatarbelakangi perubahan penggunaan lahan tersebut. Metode kualitatif digunakan untuk mengidentifikasi perubahan penggunaan lahan, dan faktor-faktor dominan tersebut. Data primer diperoleh dari observasi, dokumentasi langsung, dan hasil wawancara dengan informan yang ditentukan secara purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat ketidaksesuaian penggunaan lahan dengan rencana tata ruang pada kawasan peruntukan pemukiman dan ruang terbuka hijau. Faktor dominan yang melatarbelakangi perubahan tata guna lahan adalah faktor penegakan hukum, kemudian faktor lingkungan, faktor ekonomi, dan faktor sosial budaya. Hasil penelitian ini dapat menjadi masukan bagi pemerintah dalam merumuskan kebijakan yang berkaitan dengan perencanaan dan pengendalian pemanfaatan ruang agar tercipta pemanfaatan ruang yang aman, nyaman dan berkelanjutan.ruang yang aman, nyaman dan berkelanjutan.)
    • Putu Ayu Sani Utami  + (Lansia rentan terhadap hipertensi akibat aLansia rentan terhadap hipertensi akibat akumulasi gaya hidup tidak sehat dalam waktu yang lama dan dapat diperburuk oleh stres akibat ketidakmampuan beradaptasi dengan penurunan kondisi fisik, perubahan peran dan hubungan sosial, kemampuan ekonomi, penyakit degeneratif dan pengobatan dalam jangka panjang. Faktor risiko hipertensi dapat disebabkan oleh stres. Manajemen stres dapat dilakukan dengan kombinasi terapi seni kreatif yaitu menyanyi, menggambar, dan mendongeng yang memiliki efek relaksasi. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh terapi seni kreatif terhadap tingkat stres dan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi di Desa Kesiman Kertalangu Kota Denpasar Timur, Bali, Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen semu dengan desain pre-tes dan pos-test. Sampel yang digunakan adalah 63 lansia penderita hipertensi yang mengalami stres ringan dan sedang dengan teknik sampling acak sederhana yang dibagi menjadi tiga kelompok perlakuan dengan jumlah masing-masing kelompok 21 lansia. Tingkat stres hipertensi dievaluasi menggunakan The Stress Assessment Questionnaire dan pengukuran tekanan darah menggunakan manometer. Hasil utama penelitian ini menunjukkan bahwa terapi seni kreatif dapat menurunkan stres lansia secara signifikan dengan p value 0,000<0,05. Rata-rata tekanan darah pada terapi seni kreatif mengalami penurunan d. Hasil uji wilcoxon menunjukkan nilai p nilai tekanan darah (sistole;diastole) untuk menyanyi (0,002;0,014), mendongeng (0,009;0,008) dan menggambar (0,016;0,011) < 0,05 yang artinya ada pengaruh terapi tersebut terhadap lansia tekanan darah. Hasil analisis Ancova menunjukkan tidak ada perbedaan hasil tekanan darah setelah setiap intervensi diberikan pada lansia (p value 0,244>0,05 untuk sistol dan p value 0,738>0,05 untuk diastol). Itu berarti bahwa setiap intervensi memiliki efek yang sama pada penurunan tekanan darah. Terapi seni kreatif memberikan efek relaksasi saat melakukan aktivitas seni sehingga perasaan menjadi tenang dan merangsang proses penyembuhan. Penelitian lebih lanjut dengan jumlah penduduk yang lebih besar perlu dilakukan peningkatan kesadaran masyarakat akan manfaat terapi seni kreatif untuk menurunkan stres dan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi.es dan tekanan darah pada lansia penderita hipertensi.)
    • Gde Hariwangsa  + (Lapangan Tiananmen Di sini, aku mendengaLapangan Tiananmen</br></br></br>Di sini, aku mendengar suara seruling</br>yang menyayat hati, dilapis keluh lapar </br>dari orang-orang terkapar.</br>Dan aku hanyut dalam keriuhan</br>gumam yang tak kupahami maknanya</br>namun, aku bisa merasakan rintih lirih</br>para kurcaci yang sembunyi di bilik jantungku.</br>Darahku mengalir deras</br>ketika terik matahari membakar aspal jalanan</br>tak bisa kubedakan derap sepatu lars</br>dan cerita tentang peradaban keindahan.</br>Aku hanya ingat seorang gadis kecil</br>menaruh seikat mawar putih di tengah jalan</br>mungkin bunga itu untuk kita</br>yang memahami bahwa kebenaran</br>bisa terbaca pada kematian</br>yang tertera di kelam awan</br>atau meredupnya pelangi senja hari</br></br></br>Beijing, 2012edupnya pelangi senja hari Beijing, 2012)
    • I Dewa Putu Berata  + (Legong Somia mengisahkan tentang sejarah sLegong Somia mengisahkan tentang sejarah spiritual mengenai keberadaan dari burung bangau atau kokokan di Desa Bedulu, Ubud. Dikisahkan bahwa pada tahun 60an ketika terjadi tragedi kemanusiaan di Indonesia, Desa Bedulu melakukan suatu upacara keagamaan agar jiwa-jiwa yang meninggal dalam tragedi yang terjadi di banyak desa di Bali termasuk di Bedulu bisa lebur dan menyatu dengan Sang Pencipta. Maka ketika upacara tersebut dilaksanakan, tiba-tiba hadir puluhan bahkan ratusan burung bangau yang sampai saat ini banyak menghuni pepohonan yang ada di Bedulu. Rakyat di sana percaya bahwa burung-burung tersebut merupakan perwujudan dari jiwa-jiwa yang kini telah tenang berkat diadakannya upacara 'nyomya' atau penyucian jiwa-jiwa yang diadakan di Desa Bedulu. Burung-burung ini juga dianggap pembawa berkah, sehingga keberadaannya sangat dilindungi di Desa Bedulu.adaannya sangat dilindungi di Desa Bedulu.)
    • Dewi Dian Reich  + (Lima seniman dari berbagai bidang seni yanLima seniman dari berbagai bidang seni yang aktif dalam Sawidji Artist Collective mengeksplorasi pertanyaan ‘apa yang menjadikan kita manusia?’ Ini adalah kolaborasi bertajuk “Manus, Perjalanan Sadar” yang dibuka pada 15 Desember 2023 dan akan dibuka untuk umum. hingga 3 Februari 2024. Pameran ini merupakan Kolaborasi Sawidji bekerja sama dengan Sudakara Art Space, Sanur, Bali, Indonesia.</br></br>Artis yang terlibat dalam kolaborasi Manus adalah Dibal Ranuh, Made Kaek, Nyoman Butur Suantara, Tjandra Hutama, dan Dian Dewi. Kelima seniman yang memiliki “warna” kuat, militan dan terbukti di bidangnya masing-masing bersatu dan larut dalam “Manus”.</br></br>Kolaborasi seni multidisiplin termasuk seni lukis, patung, fotografi, media digital, dan seni instalasi film.i, media digital, dan seni instalasi film.)
    • Putu Eka Guna Yasa  + (Mahakala adalah salah satu perwujudan DewaMahakala adalah salah satu perwujudan Dewa Siwa sebagai maha pemusnah. Dalam mitologi Hindu, Mahakala muncul dalam sosok yang ganas dan menakutkan. Dalam baligrafi ini, Mahakala ditunjukkan dalam bentuk Ong-kara sebagai pusat yang di dalamnya disebutkan dewata nawa sanga dan aksara suci. Dewata Nawa Sanga meliputi Dewa Iswara, Dewa Brahma, Dewa Mahadewa, Dewa Wisnu, Dewa Siwa, Dewa Mahadewa, Dewa Rudra, Dewa Sangkara, dan Dewa Sambu. Aksara suci meliputi Ong-kara adalah simbol suci Sang Hyang Widhi yang berwujudkan Dewa Siwa. Wijaksara Ang-kara sebagai aksara suci Dewa Wisnu. Selain Ong-kara dan Ang-kara juga terdapat wijaksara Bang sebagai aksara suci Dewa Brahma yang terletak pada arah selatan, wijaksara Mang aksara suci Dewa Rudra yang terletak pada arah barat daya, wijaksara Tang aksara suci Dewa Mahadewa yang terletak pada arah barat, dan wijaksara Śing aksara suci Dewa Sangkara yang terletak pada arah barat laut. Yang sangat menarik dalam baligrafi ini adalah ditambahkannya jam dinding dengan angka latin di dalamnya.</br></br>Jadi keterkaitan antara baligrafi mahakala dengan jam dinding: Mahakala adalah perwujudan Dewa Siwa sebagai dewa mahautama, sebagai penguasa waktu dan semua unsur yang ada di alam semesta (sakala dan niskala). ada di alam semesta (sakala dan niskala).)
    • I Gusti Gedé Djelantik Santha  + (MAJOGJAG (Djelantik Santha) Wayan SentanaMAJOGJAG</br>(Djelantik Santha)</br></br>Wayan Sentana pelan - pelan mendongkrakkan sepeda motornya di sebelah barat rumahnya, agar tidak didengar kedua orangtuanya yang sedang asyik mengobrol di serambi rumah sembari ngopi. “Om Swastyastu,” Wayan Sentana menyapa pelan dengan mengubah suara. “Om Swastyastu,” jawab ayahnya menoleh. “Eeh, kamu, Yan, Bapak kira siapa yang datang. Tumben mengucap salam? Biasanya langsung masuk,” jawab ayahnya dengan terkaget.ung masuk,” jawab ayahnya dengan terkaget.)
    • Putu Weddha Savitri  + (Makalah ini bertujuan untuk mengungkapkan Makalah ini bertujuan untuk mengungkapkan seperti apa representasi multilingualisme di ruang publik di kawasan ini sebagai bagian dari kajian Liguistik Lanskap. Selain itu juga untuk mengetahui bagaimana struktur tulisan dan pola bahasa yang digunakan di ruang publik dalam kawasan tersebut. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi untuk mengumpulkan data, kemudian data akan dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Hasil penelitian </br>menunjukkan bahwa ada 13 bahasa yang digunakan pada ruang publik terutama pada penanda sarana pariwisata yang ada. Bahasa Inggris adalah bahasa yang paling dominan, tulisan latin juga digunakan pada hampir semua penanda, dan </br>juga pola bahasa yang menggunakan 2 - 3 bahasa yang berbeda telah menunjukkan kawasan ini bisa dikatakan sebagai kawasan internasional.a dikatakan sebagai kawasan internasional.)
    • Luh Mira Puspita  + (Masalah gizi pada balita khususnya gizi kuMasalah gizi pada balita khususnya gizi kurang dan gizi berlebih masih sering dijumpai. Asupan bergizi merupakan salah satu faktor terpenting yang menjadi penentu status gizi anak. Menyediakan asupan yang bergizi bagi anak juga ditentukan oleh pengetahuan ibu. Oleh karena itu pemberian pendidikan kesehatan kepada ibu diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan ibu dalam memberikan gizi yang cukup baik bagi anaknya. Terkait hal tersebut, informasi kepada para ibu dapat disampaikan melalui pemberikan buklet sebagai media pendidikan kesehatan. Tujuan penelitan ini adalah untuk menganalisa pengaruh pendidikan kesehatan terhadap pengetahuan para ibu dalam memberikan nutrisi pada anaknya. Penelitian ini merupakan penelitian pra-eksperimen dengan disain satu grup pre- dan pos-tes. Populasi dalam penelitian ini adalah para ibu yang memiliki anak balita dan berdomisili di wilayah kerja Puskemas Denpasar Timur I. Untuk menentukan lokasi (banjar) penelitan, digunakan model sampling acak. Sedangkan total sampling digunakan untuk merekrut ibu-ibu di lokasi terpilih. Uji Wilcoxon dilakukan karena data tidak berdistribusi normal (α = 0,05, CI = 95%). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan pada pengetahuan ibu sebelum dan sesudah diberikan pendidikan kesehatan tentang pemberian nutrisi pada anaknya. Penyedia layanan kesehatan khususnya Puskesmas harus memberikan pendidikan kesehatan kepada ibu tentang gizi yang cukup terus menerus.ibu tentang gizi yang cukup terus menerus.)
    • I G W Murjana Yasa  + (Masalah utama pembangunan di negara berkemMasalah utama pembangunan di negara berkembang adalah tingginya ketimpangan antara pengangguran dan kemiskinan. Hal ini disebabkan karena keduanya saling terkait satu sama lain. Kemiskinan, pada banyak kasus, umumnya diawali dari rendahnya akses lapangan pekerjaan bagi penduduk usia produktif. Kompleksitas permasalahan kemiskinan ini kemudian mendorong komitmen bangsa-bangsa untuk mengurangi tingkat kemiskinan di dunia dengan disusunnya Tujuan Pembangunan Milenium. Untuk mendorong pembangunan, upaya pengentasan kemiskinan yang disebabkan oleh pengangguran harus melibatkan masyarakat. Pola partisipasi memungkinkan pendekatan yang lebih mengakar dan memacu komitmen antar anggota masyarakat untuk mengurangi angka kemiskinan. Kearifan lokal, seperti Lembaga Perkreditan Desa (LPD) yang dimiliki oleh desa adat memiliki peran yang sangat strategis melalui peran sosialnya disamping untuk meningkatkan kesejahteraan anggotanya. Fungsi sosial LPD mencakup komitmen dan kebersamaan antara anggota dengan pengurus, serta antar para anggota.dengan pengurus, serta antar para anggota.)
    • Putu Dyatmikawati  + (Masyarakat Hindu di Bali masih mempertahanMasyarakat Hindu di Bali masih mempertahankan budaya patrilineal di dalam kehidupan sosial mereka. Terdapat perbedaan hak warisan antara laki-laki dan perempuan menurut budaya patrilineal. Perempuan tidak memperoleh hak waris dari orang tuanya. Isu kesetaraan, keadilan, hak untuk mendapatkan warisan dari orang tua, dan lain sebagainya telah mendorong budaya patrilineal menjadi lebih fleksibel dan memungkinkan perempuan untuk juga mendapat warisan berupa aset properti dari orang tuanya. Perkembangan ilmu pengetahuan, hukum, serta pengaruh paradigma baru yang muncul di masyarakat, menekan sistem yang telah kuno untuk beradaptasi dengan perkembangan masyarakat. Majelis Desa Pekraman Bali No. III Tahun 2010 telah mengambil inisiatif untuk memberikan perempuan hak untuk menerima warisan secara terbatas berupa kepemilikan bersama properti milik orang tua mereka. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti perkembangan awig-awig di Bali khususnya dalam mengatur hak waris perempuan Bali karena undang-undang menjamin setiap warga negara hak yang sama dihadapan hukum dan di masyarakat. Dengan menggunakan kajian yuridis, dilakukan analisa terhadap bagaimana hukum nasional dan awig-awig di Bali menempatkan perempuan dalam konteks hak waris yang berasal dari orang tua mereka. waris yang berasal dari orang tua mereka.)
    • I Wayan Gunayasa  + (Melasti adalah rangkaian upacara ketika akMelasti adalah rangkaian upacara ketika akan mengadakan upacara di pura keluarga atau pura desa, Melasti adalah penyucian atau pembersihan perangkat-perangkat yanga akan di upacarai di pura. Melasti biasanya di laksanakan di pantai tetapi dibeberapa tempat di Bali bisa juga di sungai atau danau. Masyarakat yang akan melaksanakan upacara di puranya akan dengan sukarela ikut berjalan kaki menuju tempat pemelastian.t berjalan kaki menuju tempat pemelastian.)
    • Putu Herry Hermawan Priantara  + (Memunjung, adalah sebuah bentuk penghormatMemunjung, adalah sebuah bentuk penghormatan dan rasa solidaritas dengan yang telah berpulang. Hal ini dijalankan oleh anggota keluarga dengan mengunjungi kerabat yang telah meninggal dunia di taman pemakaman. Tradisi memunjung telah dipraktikkan sejak periode Hindu-Budha dan berkembang dengan sangat baik di pulau Jawa dan Bali. Komunitas di Bali menerapkan kebiasaan ini pada hari-hari raya tertentu, seperti Galungan, Kuningan, dan Pagerwesi. Sementara itu, warga di Jawa menjalankan prosesi memunjung selama berlangsungnya hari raya Idul Fitri. Warga Hindu Bali umumnya menghaturkan tampelan punjung dan banten punjung kepada para arwah leluhur, keluarga, maupun kerabat yang dimakamkan di taman pemakaman. Pada hari khusus tertentu, pengunjung juga membawa makanan kesukaan untuk dinikmati “bersama” dengan kerabat yang telah dimakamkan. Pada masa sekarang ini, tradisi berziarah sudah jarang dilakukan oleh warga Bali, khususnya bagi mereka yang berdomisili di wilayah dengan aturan pemakaman yang cukup longgar. Beberapa berpendapat bahwa meningkatnya standar hidup warga Bali dan peningkatan teknologi berperan terhadap bergesernya pola pikir masyarakat mengenai prosesi pemakaman itu sendiri. Oleh karenanya, hanya tersisa beberapa wilayah saja yang masih menjalankan tradisi pemakaman bagi yang meninggal dunia.adisi pemakaman bagi yang meninggal dunia.)
    • Deniek G. Sukarya  + (Menampilkan kompilasi kreasi tabuh dan tarMenampilkan kompilasi kreasi tabuh dan tari seni Jegog khas Jembrana. Semua pesona Jembrana diiringi dengan tabuh/lagu berbeda kreasi Sanggar Seni Sukarya. Di bagian penutup menampilkan penggalan dari semua 7 tabuh dan tari dari Sanggar Seni Sukarya dengan iringan gambelan Jegog, musik bambu khas Jembrana.gambelan Jegog, musik bambu khas Jembrana.)
    • Mas Ruscitadewi  + (MENANAM BAGIAN 1 SETTING: Bertempat di ladMENANAM</br>BAGIAN 1 SETTING: Bertempat di ladang atau tegalan yang banyak ditanami tumbuh-tumbuhan, antara lain palawija, tanaman buah-buahan, tanaman yang batangnya merambat, dan sebagainya. Akan tetapi, ada satu undakan tanah yang tidak berisi tanam-tanaman dan berisi plastik yang banyak bertumpuk.</br>GEDE PURNAYA duduk di atas batu yang ada di samping plastik yang bertumpuk-tumpuk itu.samping plastik yang bertumpuk-tumpuk itu.)
    • Prof. Dr. I Wayan Dibia  + (Menceritakan tentang kerajaan yang memilikMenceritakan tentang kerajaan yang memiliki keturunan, yang mana keturunannya membawa sial bagi kerajaan tersebut karena di ramalkan akan membunuh ayahnya sendiri dan dan menikahi ibunya sendiri, hingga saat anaknya lahir anak tersebut dibuanglah ke hutan dan dibawa oleh pengasuhnya. Setelah sampainya di hutan pengasuh tersebut merasa kasihan kepada anak raja tersebut, lalu pengasuh mendengarkan ada seorang raja yang tidak memiliki keturunan sehingga anak itu diberikan ke raja tersebut. Beberapa tahun di rawat dan anak itu menjadi dewasa lalu menjadi raja di kerajaannya. Dari ramalan yang dialami raja tentang anaknya tersebut, terjadilah perang antara anak dan ayahnya tersebut lalu sang anak yang sudah dewasa itu membunuh ayahnya dan menikahi juga ibunyaa tanpa sepengetahuannya. Lalu setelah beberapa lama baru dia menyadari bahwa hal ini membuatnya merasa gagal menjadi seorang raja. Sehingga dia memprintahkan prajuritnya untuk membuangnya ke hutan lalu ia mencongkel matanya hingga dia mengalami penyiksaan agar dia merasa puas atas kesalahan yang selama ini ia buat.as atas kesalahan yang selama ini ia buat.)
    • Putu Eka Guna Yasa  + (Menerjemahkan merupakan salah satu puncak Menerjemahkan merupakan salah satu puncak keterampilan IGB Sugriwa yang kini semakin langka. Oleh karena itu, artikel ini bertujuan untuk membahas dua hal, yaitu: (1) menelusuri karya terjemahan yang dihasilkan oleh IGB Sugriwa; (2) model penerjemahan yang dikembangkan oleh IGB Sugriwa dalam Kakawin Rāmatantra. Untuk mencapai tujuan tersebut, artikel ini menggunakan metode penyediaan data, analisis data, dan penyajian hasil analisis. Pada tahap penyediaan data, digunakan metode observasi dan wawancara untuk menemukan karya terjemahan IGB Sugriwa. Selanjutnya, terjemahan IGB Sugriwa diklasifikasikan menurut genre dan Kakawin Rāmatantra dianalisis untuk menemukan model terjemahan yang dikembangkan oleh IGB Sugriwa. Berdasarkan analisis tersebut, artikel ini menemukan bahwa IGB Sugriwa telah menerjemahkan 13 karya sastra. Karya-karya terjemahan termasuk dalam karya sastra seperti Kakawin Dharma Shunya (1954), Kakawin Sutasoma (1956), Bharata Yuddha (1958), Kakawin Ramayana (1960), Kakawin Arjuna Wiwaha (1961) dan Kakawin Rāmatantra(t.t). Sedangkan karya terjemahan yang termasuk dalam pidato tersebut adalah Sang Hyang Kamahayanikan (1957) dan Sarasamuccaya (1967). Sementara IGB Sugriwa juga cukup produktif menerjemahkan teks-teks yang berkaitan dengan historiografi tradisional Bali lintas marga seperti Babad Pasek (1957), Babad Blahbatuh (1958), Dwijendra Tattwa (1967), Babad Pasek Kayu Selem (tt), dan Prasasti Pande. (tt). Model penerjemahan yang dikembangkan oleh IGB Sugriwa dalam Kakawin Rāmatantrais dirumuskan menjadi empat tahap, yaitu (1) kosabasa (kosa kata); (2) kretabasa (tata bahasa), (3) bhasita paribhasa (gaya bahasa); dan bhasita mandala (konteks budaya).sa); dan bhasita mandala (konteks budaya).)
    • Dewi Dian Reich  + (Mengenal Topeng Keramat Bali, melalui persMengenal Topeng Keramat Bali, melalui perspektif para seniman yang kehidupannya terjalin erat. Karakter 'Topeng Keras' dan Pembuat Topeng' dan penari mengalaminya.. kutipan dari artikel..</br> </br>Topeng Keras adalah salah satu dari 5 karakter yang ditampilkan dalam Tarian Upacara Topeng Babad (merujuk Topeng Babad Hari Ini). Di antaranya adalah Topeng Ratu (Topeng Raja), Topeng Tua (Topeng Tua), Topeng Sidakarya (Topeng Sidakarya), Topeng Bondres (Topeng Rakyat Biasa) Kadek menjelaskan bahwa menurut aturan pembuatan topeng di Bali, topeng yang pertama adalah Topeng Keras Topeng Keras adalah 'Patih' (Menteri Raja) Kata Patih atau Pepatih adalah gelar bupati yang secara tradisional digunakan di antara pemerintahan Austronesia di kepulauan Asia Tenggara. Pertama-tama, ini menunjukkan kepala menteri kerajaan atau kabupaten tradisional. Kata ini berasal dari kata Sanskerta Patih yang berarti pemelihara, penguasa atau pemandu."erarti pemelihara, penguasa atau pemandu.")
    • Dewi Dian Reich  + (Menggali apa yang ada di dalam karakter 'TMenggali apa yang ada di dalam karakter 'Topeng Keras'. Salah satu Topeng sakral yang muncul di Topeng Babad. Salah satu Ritual Tari Topeng tertua dan paling sakral di Bali. Serangkaian potret yang mengeksplorasi karakter yang bergema dalam Topeng Keras, tarian dan penari. Dan hubungan antara ketiganya.dan penari. Dan hubungan antara ketiganya.)
    • Kadek Sudiasa  + (Menggali apa yang ada di dalam karakter 'TMenggali apa yang ada di dalam karakter 'Topeng Keras'. Salah satu Topeng sakral yang muncul di Topeng Babad. Salah satu Ritual Tari Topeng tertua dan paling sakral di Bali. Sebuah bab dalam seri The Living Masks of Bali.</br></br>Topeng Keras adalah salah satu dari 5 karakter yang muncul dalam Tarian Upacara Topeng Babad (lihat ‘Topeng Babad Hari Ini’). Di antaranya adalah Topeng Ratu (Topeng Raja), Topeng Tua (Topeng Tua), Topeng Sidakarya (Topeng Sidakarya), Topeng Bondres (Topeng Rakyat Biasa). Kadek menjelaskan, sesuai aturan pembuatan topeng di Bali, topeng yang pertama adalah Topeng Keras. Topeng Keras adalah 'Patih' (Menteri Raja) Kata Patih atau Pepatih adalah gelar bupati yang secara tradisional digunakan di kalangan masyarakat Austronesia di kepulauan Asia Tenggara. Pertama-tama, itu menunjukkan menteri utama kerajaan atau kabupaten tradisional. Kata tersebut berasal dari kata Sansekerta Patih yang berarti pemelihara, penguasa atau pembimbing.arti pemelihara, penguasa atau pembimbing.)
    • Dewi Dian Reich  + (Merefleksikan sifat Waktu dan hubungan kitMerefleksikan sifat Waktu dan hubungan kita dengan Bumi dan Roh melalui narasi media campuran konseptual. Pameran kolaborasi karya Dewi Dian, ManButur Suantara, Nyoman Handi.</br>Kala & the Guardians Limited Editions menyajikan karya-karya pilihan dari proyek kedua yang dipersembahkan oleh Sawidji dalam apa yang telah menjadi cara naratif konseptual kami. Kisah kami tumbuh bersama dari tema awalnya hingga proses yang berfokus pada instalasi di Sawidji Studio. Dari desain kostum hingga pementasan studio, dokumentasi prosesnya membawa banyak makna bagi kami seperti halnya gambar akhir yang kami sajikan.seperti halnya gambar akhir yang kami sajikan.)
    • Dewi Dian Reich  + (Merefleksikan sifat Waktu dan hubungan kitMerefleksikan sifat Waktu dan hubungan kita dengan Bumi dan Roh melalui perjalanan konseptual. Ref exhibition guide </br></br>https://sawidji.com/2022/12/13/kala-and-the-guardians-a-timely-reflection/</br></br></br>Kala dikenal memiliki banyak definisi. Di antaranya adalah waktu, kematian, seni pertunjukan, dan dewa-dewi tertentu dalam mitologi Hindu, Jawa, dan Bali. Namun, terlepas dari banyaknya cerita asal mula, ada benang merah yang menghubungkan bahwa Kala adalah semua manifestasi itu. Namun, dalam Kolaborasi ini, Kala adalah kanvas kami. Di sini Kala didefinisikan secara khusus melalui manifestasinya sebagai WAKTU.</br></br>Kala dialami melalui potret konseptual dari dua Penjaga yang mewakili Dunia Bumi kita dan Dunia Spiritual kita. Potret-potret Penjaga Bumi dan Arwah diciptakan melalui kombinasi instalasi dan fotografi Dewi Dian dan ManButur Suantara. Lukisan-lukisan Nyoman Handi menjawab pertanyaan dan renungan yang dilontarkan oleh para potret Wali.an yang dilontarkan oleh para potret Wali.)
    • Duo Saraswati  + (Musik gamelan yang digubah oleh Colin McPhee dimainkan dengan cello dan piano)
    • Ida Bagus Pawanasuta  + (Musik puisi ini berjudul Suryak Siu yang dMusik puisi ini berjudul Suryak Siu yang dibawakan oleh anak-anak dari Komunitas Sastra Lentera.</br>Dibina oleh Ida Abgus Pawanasuta, komunitas ini berhasil menampilkan musikalisasi puisi yang sangat indah. </br>Dinyanyikan oleh Sinta dan Dayu Tri dan alat musik dimainkan oleh Ryan dan Tjok Mas, penampilan mereka sangat menghibur semua orang di tengah pandemi covid 19.ur semua orang di tengah pandemi covid 19.)
    • I Gedé Gita Purnama Arsa Putra  + (NGALIH SAMPI GALANG BULAN (I Gde Gita PurnNGALIH SAMPI GALANG BULAN</br>(I Gde Gita Purnama)</br></br>Tersungkur Pan Kades sekarang di pojok, modal sudah habis, dipergunakan untuk membangun ruko. Memang benar ruko tersebut telah selesai sebanyak lima bangunan berada di pinggir jalan, yang dulunya adalah ladang kopi, kopi arabika nomor satu. Akan tetapi, harga kopinya tidak pernah nomor satu, selalu harganya jatuh tersungkur. Belum lagi dicaplok tengkulak ketika panennya banyak. Daripada selalu mengalami kerugian, memang sebaiknya didirikan ruko. Tidak hanya Pan Kades yang mengalami rasa terpukul, hampir setengah dari warga desa ikut merasa menyesal, sebab telanjur mendirikan ruko di tanah ladang yang berlokasi di pinggir jalan. Hitung-hitungan dalam hati memang sudah matang, saat ruko selesai, dikontrakkan, setelah itu tinggal menerima uang hasil kontrakan saja. Kontrakan per ruko 50 juta setahun, bila punya 5 ruko tentunya sudah memiliki 250 juta pertahun. Datangnya uang sungguh lebih baik dibandingkan dengan menyandang NIP. Apalagi bila dibandingkan dengan hasil ladang itu sendiri, aduh, sungguh jauh perbedaannya. Namun, hal baru hitungan di mimpi saja. Sekarang semua sudah buyar, niat mencari untung tapi modal justru hilang.t mencari untung tapi modal justru hilang.)
    • Putu Sedana  + (NGEPIK TANAH PLEKADAN (Putu Sedana) NyanyNGEPIK TANAH PLEKADAN</br>(Putu Sedana)</br></br>Nyanyian Utara memetik tanah kelahiran</br>Memetik bintang bertebaran</br>Kebahagiaan berbau hingga dalam mimpi</br></br>Ada kisah yang turun dari Bukit Tua</br>Merayu-rayu</br>Kisah menghitung angin</br>Beranikah membelah diri pada filsafat?</br></br>Maksud hati meninggalkan nafsu</br>Kemalaman di taman penantian</br>Mencari sesuatu seperti sesuatu</br>Membawa sepi di ketiadaan</br></br>Memetik tanah kelahiransepi di ketiadaan Memetik tanah kelahiran)
    • Ni Wayan Idayati  + (Ni Wayan Idayati Di Lorong Rumah Sakit Ni Wayan Idayati </br></br>Di Lorong Rumah Sakit </br> ; buat adikku</br></br>Ini bukan piknik:</br>meski di setiap lorong</br>mereka berbagi bekal</br>termos untuk segelas kopi </br>tak lupa tikar penghangat kaki </br></br>Yang perempuan bersimpuh </br> sambil menahan nyeri asam urat</br>membuka kotak makan siang dan persediaan</br>tapi baginya tak pernah cukup bekal tabah</br>untuk dengar kabar buruk lainnya </br></br>Seorang lelaki paruh baya</br>gelisah seharian menunggui istrinya</br>hilir mudik seperti sesat </br> di antara banyak lorong dan loket</br>tapi tak pernah cukup banyak isi dompet</br>untuk bayar tagihan lainnya lagi </br></br>Juga sang nenek</br>dengan sehelai handuk lusuh </br>diselimutinya kakinya yang keriput</br>pandangnya menerawang jauh </br>ke setiap sudut dan jendela </br>cari cahaya samar buat ingatannya yang remang </br></br>Ibu menuang air panas </br>menyeduh kopi membagikannya buat para penunggu </br>tak lupa ditawarkannya biskuit dan roti </br></br>Dari kamar gawat darurat </br>tercium bau obat bercampur cairan pembersih </br>perban berserak penuh bercak merah </br>terkunyah bersama roti dan kopi</br> yang baru saja kutelan</br></br>Di ujung lorong rumah sakit</br>kulihat seseorang dibawa dengan kereta dorong </br>penuh selang dan cairan infus</br>wajahnya pucat dipegangi para perawat</br></br>Sambil mengunyah sisa roti</br>kubayangkan lagi masa kanak</br>piknik di taman dan berbagi bekal </br>berlarian riang bukan kepalangbagi bekal berlarian riang bukan kepalang)
    • I Ketut Angga Wijaya  + (NOCTURNO Daun-daun menguning Kenangan memNOCTURNO</br></br>Daun-daun menguning</br>Kenangan membiru</br>Lebam oleh waktu</br></br>Dimanakah kita bertemu</br>Di ranjang atau kuburan</br>Tempat segala usia</br>Berakhir semestinya</br></br>Aku merindukanmu, Ibu</br>Maafkan aku tak bisa</br>Membuat kau bahagia</br>Sakit ini merenggut</br>Mimpi dan harapan</br></br>Beban kupikul sendiri</br>Kadang aku tak kuat</br>Tapi Tuhan baik</br>Kirimkan aku gadis</br>Merawat dan menjagaku</br></br>Ibu suruh Tuhan?</br>Terima Kasih, Ibu</br>Aku berjanji</br>Giat bekerja</br>Suatu waktu</br>Kita bertemu</br>Lahir kembali</br>Kulihat Ibu</br>Dalam mata</br>Anakkuahir kembali Kulihat Ibu Dalam mata Anakku)
    • Made Sarjana  + (Pada dasarnya agrowisata adalah menempatkaPada dasarnya agrowisata adalah menempatkan sektor primer (sektor pertanian) di sektor tersier (sektor pariwisata) yang bertujuan untuk membantu meningkatkan pendapatan petani. Petani dan sektor pertanian akan mendapat keuntungan dari aktivitas agrowisata. Agrowisata juga mampu menjaga keberlajutan sektor pertanian dan menghindarkan sektor pertanian dari proses marginalisasi. Ada banyak alasan bagi wisatawan tertarik untuk melihat keindahan alam dan melakukan berbagai aktivitas di alam terbuka termasuk menikmati aktivitas agrowisata. Sejumlah kawasan di Bali kini sedang di kembangkan sebagai kawasan agrowisata, namun model pengelolaan agro wisata yang satu dengan yang lainnya sangat berbeda. </br>Keberagaman model pengelolaan agrowisata itu menjadi bahan kajian untuk menyusun model pengembangan agrowisata yang diberlakukan dalam kondisi yang berbeda di masing-masing obyek agrowisata tersebut. Artikel ini memaparkan secara gamblang bagaimana model pengembangan agrowisata di Bali dan diharapkan dapat digunakan untuk pengelolaan agrowisata di daerah lain seluruh Indonesia.rowisata di daerah lain seluruh Indonesia.)
    • Wayan Windia  + (Pada dasarnya agrowisata adalah menempatkaPada dasarnya agrowisata adalah menempatkan sektor primer (sektor pertanian) di sektor tersier (sektor pariwisata) yang bertujuan untuk membantu meningkatkan pendapatan petani. Petani dan sektor pertanian akan mendapat keuntungan dari aktivitas agrowisata. Agrowisata juga mampu menjaga keberlajutan sektor pertanian dan menghindarkan sektor pertanian dari proses marginalisasi. Ada banyak alasan bagi wisatawan tertarik untuk melihat keindahan alam dan melakukan berbagai aktivitas di alam terbuka termasuk menikmati aktivitas agrowisata. Sejumlah kawasan di Bali kini sedang di kembangkan sebagai kawasan agrowisata, namun model pengelolaan agro wisata yang satu dengan yang lainnya sangat berbeda. </br>Keberagaman model pengelolaan agrowisata itu menjadi bahan kajian untuk menyusun model pengembangan agrowisata yang diberlakukan dalam kondisi yang berbeda di masing-masing obyek agrowisata tersebut. Artikel ini memaparkan secara gamblang bagaimana model pengembangan agrowisata di Bali dan diharapkan dapat digunakan untuk pengelolaan agrowisata di daerah lain seluruh Indonesia.rowisata di daerah lain seluruh Indonesia.)
    • I Gusti Ngurah Widyatmaja  + (Pada penelitian ini dilatarbelakangi oleh Pada penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kurangnya perhatian perusahaan di Kabupaten Badung dalam menyerap tenaga kerja penyandang disabilitas serta keragaman penempatan kerja dan perbedaan jenis disabilitas pada karyawan di Nusa Dua Beach Hotel and Spa yang memiliki karakteristik pekerjaan yang berbeda adanya keragaman ini memberikan peran dalam melakukan pekerjaan. Selain karakteristik, motivasi penyandang disabilitas mendukung keinginan penyandang disabilitas untuk bekerja pada suatu perusahaan. Aturan yang diberikan oleh pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas dilakukan oleh Nusa Dua Beach Hotel and Spa dalam bentuk mempekerjakan penyandang disabilitas sebagai karyawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari karyawan disabilitas di Nusa Dua Beach Hotel and Spa, untuk mengetahui motivasi kerja dari karyawan disabilitas di Nusa Dua Beach Hotel and Spa, untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung karyawan disabilitas selama bekerja di Nusa Dua Beach Hotel and Spa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan dan menyatukan informasi data dari identifikasi data mentah yang kemudian hasil analisa akan dilakukan int erpretasi data dengan mengumpulkan kesimpulan dari data yang dikumpulkan kemudian dikembangkan dengan teori yang di dapat. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, studi literatur, penyebaran kuesioner, dokumentasi dan wawancara mendalam. Hasil dari analisa data menyatakan bahwa motivasi inst rinsik dan motivasi ekstrinsik berperan kinerja karyawan terutama dalam berprestasi, karakteristik sosiodemografis dan karakteristik pekerjaan berperan dalam kesesuaian pekerjaan dengan karakteristik karyawan dan produktivitas kerja karyawan. Faktor pendukung karyawan penyandang disabilitas dalam bekerja salah satunya adalah prestasi dari karyawan. Faktor penghambat dalam bekerja salah satunya adalah rotasi pekerjaan.rja salah satunya adalah rotasi pekerjaan.)
    • I Gusti Ngurah Widyatmaja  + (Pada penelitian ini dilatarbelakangi oleh Pada penelitian ini dilatarbelakangi oleh adanya kurangnya perhatian perusahaan di Kabupaten Badung dalam menyerap tenaga kerja penyandang disabilitas serta keragaman penempatan kerja dan perbedaan jenis disabilitas pada karyawan di Nusa Dua Beach Hotel and Spa yang memiliki karakteristik pekerjaan yang berbeda adanya keragaman ini memberikan peran dalam melakukan pekerjaan. Selain karakteristik, motivasi penyandang disabilitas mendukung keinginan penyandang disabilitas untuk bekerja pada suatu perusahaan. Aturan yang diberikan oleh pemerintah melalui Undang-Undang Nomor 8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas dilakukan oleh Nusa Dua Beach Hotel and Spa dalam bentuk mempekerjakan penyandang disabilitas sebagai karyawan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakteristik dari karyawan disabilitas di Nusa Dua Beach Hotel and Spa, untuk mengetahui motivasi kerja dari karyawan disabilitas di Nusa Dua Beach Hotel and Spa, untuk mengetahui faktor penghambat dan pendukung karyawan disabilitas selama bekerja di Nusa Dua Beach Hotel and Spa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif kualitatif dengan mengumpulkan dan menyatukan informasi data dari identifikasi data mentah yang kemudian hasil analisa akan dilakukan int erpretasi data dengan mengumpulkan kesimpulan dari data yang dikumpulkan kemudian dikembangkan dengan teori yang di dapat. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, studi literatur, penyebaran kuesioner, dokumentasi dan wawancara mendalam. Hasil dari analisa data menyatakan bahwa motivasi inst rinsik dan motivasi ekstrinsik berperan kinerja karyawan terutama dalam berprestasi, karakteristik sosiodemografis dan karakteristik pekerjaan berperan dalam kesesuaian pekerjaan dengan karakteristik karyawan dan produktivitas kerja karyawan. Faktor pendukung karyawan penyandang disabilitas dalam bekerja salah satunya adalah prestasi dari karyawan. Faktor penghambat dalam bekerja salah satunya adalah rotasi pekerjaan.rja salah satunya adalah rotasi pekerjaan.)
    • Luh Yesi Candrika  + (Pada saat para pelajar melaksanakan anjuraPada saat para pelajar melaksanakan anjuran pemerintah mengenai pembatasan sosial (social distancing) karena wabah Virus Corona (Covid-19) yang terjadi hampir di seluruh dunia, BASAbali Wiki mengisi waktu tersebut dengan mengadakan Wikithon. Wikithon merupakan lomba membuat kalimat berbahasa Bali pada kamus daring BASAbali Wiki. Lomba yang dilaksanakan untuk kedua kalinya semenjak tahun 2019 ini, dilaksanakan pada hari Minggu, tanggal 29 Maret 2020. Acara yang dimulai dari pukul 08.30 pagi hingga pukul 22.30, dibagi menjadi enam sesi. Lomba ini diikuti oleh 133 peserta pelajar dari mulai tingkat smp, sma, perguruan tinggi, hingga masyarakat umum. Para peserta berasal dari beberapa wilayah kabupaten/kota di Bali, di antaranya Denpasar, Badung, Tabanan, Karangasem, Klungkung, Buleleng, dan Gianyar. Selain itu, ada pula peserta asal Bali yang berdomisili di Thailand mengikuti lomba ini. Sebanyak 1.971 kalimat berbahasa Bali berhasil diunggah berkat acara Wikithon ini. </br> Sebelum acara ini dimulai, Ketua Dewan Pembina Yayasan BASAbali Wiki yaitu DRs. I Gede Nala Antara, M.Hum. memberikan sambutannya kepada seluruh peserta melalui media daring. Beliau mengungkapkan rasa syukur dan bahagia atas banyaknya partisipasi dari para peserta untuk mengikuti acara Wikithon. Pada kesempatan itu pula, ketua dewan pembina Yayasan BASAbali Wiki juga memiliki harapan agar lomba membuat dan memasukkan kalimat-kalimat berbahasa Bali pada kamus BASAbali Wiki, keberadaaan bahasa Bali dapat terus dipertahankan, lestari, dan terus digunakan seiring dengan kemajuan saman. </br> Ketua panitia lomba Wikithon tahun 2020, I Kadek Widiantana, S.Pd.,M.Pd. juga berharap agar semakin banyak masyarakat Bali yang menanamkan rasa kecintaannya terhadap bahasa Bali sebagai bahasa ibu masyarakat Bali. Selain itu, melalui lomba Wikithon yang mneggunakan media digital atau daring, bahasa Bali diharapkan dapat semakin dekat dengan generasi muda, serta harapannya bahasa Bali senantiasa dapat digunakan sebagai sarana berkomunikasi. Harapan lainnya melalui acara ini, kata dan kalimat berbahasa Bali yang diunggah melalui media daring dapat menjadi sarana dokumentasi digital sehingga bahasa Bali dapat tetap bertahan selamanya. Tidak lupa juga beliau menjelaskan bahwa lomba Wikithon ini dapat berjalan karena bantuan dari para sponsor, di antaranya Waterboom, Sorga Bali Chocolate, United in Diversity, Matt’s Burger, Italian Riviera Restaurant and Bar, Taco Beach Grill, dan Puri Konveksi.</br> Wikithon yang dilaksanakan tahun 2020 ini dibagi menjadi dua kategori. Kategori pertama, secara kuantitas para pemenang merupakan peserta yang menulis kalimat paling banyak disetiap sesinya dan secara kualitas para peserta mampu membuat kalimat dengan penggunaan ejaan penulisan yang tepat, baik dalam penggunaan tata bahasa, dan anggah-ungguh bahasa Bali yang baik. Para pemenang untuk kategori ini yaitu Dharma (saking Badung), Krismantara (saking Denpasar), Weda (saking Singaraja), Dharma (saking Badung), Ayumi (saking Denpasar), dan Jayanta (saking Singaraja). Sementara itu, untuk kategori yang kedua, merupakan para peserta yang secara kuantitas paling banyak mengunggah kalimat dalam setiap sesinya. Para pemenang untuk kategori ini yaitu Dharma (saking Denpasar), Bayu (saking Tabanan), Indah (saking Singaraja), Krismayanti (saking Badung), Weda (saking Singaraja), dan Krisna (saking Denpasar). </br> Salah satu mahasiswa Program Studi Sastra Bali Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana yang merupakan salah satu pemenang lomba Wikithon tahun 2020 ini yaitu I Made Adi Krismantara mengatakan, lomba ini sangat bermanfaat. Dengan adanya lomba ini, dapat mengisi waktu belajar di rumah, sesuai dengan anjuran pemerintah untuk mencegah penularan wabah Virus Corona dengan membatasi kegiatan di luar rumah. Selain itu, dengan adanya lomba ini menjadi kesempatan yang baik untuk meningkatkan kemampuan bahasa Bali, terutama mengenai ejaan, tata bahasa, dan anggah-ungguh bahasa Bali. Semenara itu, lomba ini telah memberikan kesempatan belajar untuk lebih disiplin dan tepat waktu menulis dan mengunggah kalimat ke dalam kamus daring BASAbali Wiki. Mahasiswa yang baru duduk di semester enam ini juga berharap agar lomba Wikithon dapat diadakan setiap tahunnya.</br> Acara lomba Wikithon BASAbali Wiki yang diadakan selam sehari ini ditutup dengan penyerahan hadiah kepada para pemenang berupa uang, voucher, dan kenang-kenangan lainnya. Melalui acara ini, kita dapat memaknai usaha untuk melestarikan bahasa Bali dewasa ini dan sangat baik jika bersinergi dengan teknologi digital. (@YesiCandrika BASAbali Wiki)ogi digital. (@YesiCandrika BASAbali Wiki))
    • Adhy Ryadi  + (PADANG-PADANG BERKABUT ada pematang membePADANG-PADANG BERKABUT</br></br>ada pematang membentang, menjulang-julang</br>padang-padang mengabut, membalut jalan tapaku</br>bertaring-taring bebatuan di tebing</br> di kanan</br> di kiri</br></br>suara menghantam dari kejauhan, menghantam suara sukmaku</br>sukma kau menggelegar, menggelegak di rongga dadaku</br>terperah darahku sekuning nanah</br>aku kepalkan tangan, hancurkan belahan langit</br> kau menjerit, menjarit-jarit luka</br> sungguh bumimu kelu</br>telah kutarikan tarian gelombang hirup pahit laut</br>senja menggantung melarut, melarutkan cintaku cinta kau</br></br>ada angin persawahan menuju bebukitan</br>padi-padi tiada isi, air sepi</br>tak lagi para angsa mengepak-ngepakkan sayap</br>sementara gonggong anjing meriuh</br>aku tangkap getir rambutmu, kubelai kujadikan nyanyian</br></br> -asmaramu pesonamu merampas seluruh keluh kesahku</br> keluh kesahmu merampas seluruh hidupmu hidupku-</br></br>ada padang padang mengabut, menjulang-julang</br>kuhancurkan dinding kau, aku menghirup reruntuhan</br>karena tuhan cipta daku dalam persemaian, kusemai cinta</br>dalam keruntuhan</br></br>Oktober 1984semai cinta dalam keruntuhan Oktober 1984)
    • Gede Benny Setia Wirawan  + (Pandemi COVID-19 merupakan krisis kesehPandemi COVID-19 merupakan krisis kesehatan dan ekonomi masyarakat yang terjadi bersamaan. Keterkaitan antara dampak ekonomi dan kesehatan masyarakat akibat pandemi COVID-19 perlu dikaji untuk meningkatkan upaya mitigasi. Penelitian ini mengidentifikasi hubungan antara ketidakamanan ekonomi dan stres yang dirasakan dengan kepatuhan terhadap rekomendasi perilaku pencegahan.Metode:Penelitian analitik potong lintang ini dilakukan pada orang dewasa di wilayah pelayanan Puskesmas I Denpasar Timur. Sampel direkrut dengan consecutive sampling dan data dikumpulkan dengan kuesioner yang diisi sendiri. Variabel yang diteliti meliputi demografi, indikator kerentanan ekonomi, persepsi stres, kepatuhan mencuci tangan, pemakaian masker, jarak fisik, dan pembatasan aktivitas sosial. Analisa korelasi, regresi linier, dan analisis jalur dilakukan dengan menggunakan IBM SPSS 23.0. Sebanyak 161 responden yang terdiri atas 34,2% laki-laki memiliki usia rata-rata 36,31 (± 7,16) tahun. Jenis kelamin perempuan, kerentanan pekerjaan, kerentanan pendapatan, dan stres yang dirasakan ditemukan sebagai determinan independen. Jenis kelamin perempuan dan kerentanan pekerjaan yang lebih tinggi ditemukan berhubungan dengan perilaku pencegahan yang lebih baik dengan nilai adjusted β masing-masing 0,276 dan 0,306. Sementara itu, terdapat hubungan yang yang berlawanan antara kerentanan pendapatan dan persepsi stres dengan nilai β masing-masing -0,247 dan -0,224. Terdapat hubungan antara ketidakamanan ekonomi dan praktik perilaku preventif selama pandemic COVID-19. Penelitian ini menyarankan agar kebijakan kesehatan masyarakat terhadap COVID-19 membahas tentang langkah-langkah dalam jaring pengaman ekonomi untuk meningkatkan kepatuhan.aman ekonomi untuk meningkatkan kepatuhan.)
    • I G W Murjana Yasa  + (Pandemi COVID - 19 telah berdampak luas tePandemi COVID - 19 telah berdampak luas terhadap kehidupan masyarakat </br>Bali. Tujuan dari penelitian ini adalah menemukan langkah dan framework yang tepat </br>yang memungkinkan persebaran dan fatalitas dari kasus persebaran COVID - 19 dapat </br>ditekan secepat dan seminimal mungkin, sehingga dampak lanjutan terhadap ekonomi </br>sosial dapat ditekan. Penelitian didasarkan pada data sekunder terpublis yang</br>dikumpulkan dari hasil observasi yang diolah secara deskriptif. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari struktur kependudukan dan</br>ketenagakerjaan Bali memiliki potensi tinggi untuk persebaran pandemi COVID-19</br>disebabkan karena tingkat mobilitas penduduk yang tinggi, baik antar wilayah di dalam</br>negeri, maupun antar negara, kedua struktur penduduk Bali yang sudah tergolong tua</br>sangat potensial mempercepat potensi tingginya case fatality rate dari pandemi. Berdasarkan hasil studi tersebut direkomendasikan untuk memperketat</br>kemungkinan penyebaran melalui rapid test pertama dan kedua menyangkut</br>sebanyak-banyaknya penduduk yang berpotensi sebagai carrier penyebaran COVID19, baik melalui transmisi lokal maupun imported case.alui transmisi lokal maupun imported case.)
    • I Nyoman Kaler  + (Panji Semirang adalah tari kreasi tradisioPanji Semirang adalah tari kreasi tradisional Bali yang termasuk jenis tari kakebyaran, yaitu tarian dengan iringan gamelan gong kebyar yang umumnya menggunakan pukulan makebyar saat mengawali tabuhan. Tarian ini diciptakan oleh I Nyoman Kaler tahun 1942, mengisahkan pengembaraan Galuh Candra Kirana yang menyamar sebagai seorang laki-laki bernama Panji Semirang untuk mencari kekasihnya Raden Panji Inu Kertapati. Tari Panji Semirang disajikan sebagai tarian tunggal bebancihan, yaitu tari dengan karakter antara laki-laki dan perempuan, halus dan lembut. Meski aslinya merupakan tari tunggal namun Panji Semirang sering dibawakan dalam bentuk drama tari yang melibatkan banyak penari.</br></br>Struktur tari Panji Semirang yang berkembang di masyarakat saat ini umumnya hanya berupa nukilan dan tidak dibawakan secara lengkap. Struktur tari yang lengkap terdiri dari: (1) Papeson; (2) Ngumbang; (3) Pangecet; (4) Pangadeng/Tetangisan; (5) Ngumbang; (6) Tindak Dua; (7) Ngumbang; (8) Ocak-ocakan; (9) Ngumbang; (10) Pakahad pertama; (11) Ngumbang); (12) Pangipuk; dan (13) Pakahad kedua akhir tarian.</br>Struktur tari yang pendek terdiri dari (1) Papeson, gerakan-gerakan yang mengawali tarian; (2) Ngumbang, gerakan peralihan ke urutan tari berikutnya dengan cara berputar ke arah belakang, membuat pola lantai angka delapan (luk penyalin), tangan kanan ditekuk sejajar dada dan tangan kiri memegang ujung kain (kancut); (3) Pangecet, gerakan dalam struktur tari yang dilakukan dalam ritme cepat; (4) Pangadeng/Tetangisan, gerakan tari yang menggambarkan kesedihan; (5) Ngumbang menuju akhir tarian. </br></br>Adapun ragam gerak tari Panji Semirang sesuai urutannya terdiri dari manganjali (gaya sembah sebagai representasi cara bersembahyang orang Bali dalam kesehariannya), mungkah lawang, agem, seledet (gerakan mata ke sudut atas/samping disertai gerakan leher), luk naga satru (gerakan kedua tangan diputar ke dalam disertai pandangan mata ke arah tangan yang lebih tinggi, menggambarkan dua ekor naga yang saling berpandangan), luk nerudut, ngelier, ngileg, ngangget, ulap-ulap, agem nyigug, miles, nadab gelung, nadab pinggel, gandang arep, ombak angkel, ngeseh, nguses, ngeteb, ngumbang, luk ngelemat, ngucek, jongkok Panji Semirang, ngileg, nyalud, ngiluk, ngepel, ngeliput, tanjek ngandang, nyogok, maserod, dan nyakup bawa.</br></br>Busana penari Panji Semirang terdiri dari: (1) Gelungan dengan bentuk jejateran (udeng-udengan), dibuat dari kain prada yang kemudian berkembang menggunakan kulit sapi yang diukir dan dicat prada. Ada juga modifikasi dari kain beludru yang disulam dengan benang gim; (2) Badong bundar berbahan kulit yang diukir dan diprada, atau sulaman kain beludru; (3) Tutup dada dari bahan sulaman kain beludru; (4) Gelang kana dari kulit yang diprada, dikenakan di pergelangan tangan dan sedikit di bawah pangkal lengan; (5) Sabuk dari bahan kain yang diprada; (6) Ampok-ampok, bahannya sama dengan badong; (7) Kamen (kain) prada warna hijau menjulur di samping kiri (makancut). Penari juga membawa kipas prada sebagai properti tari, yang digerakkan dengan tangan kanan dalam sikap tertentu. Aksesoris berupa bunga imitasi sandat satu atau dua buah sebagai hiasan pada gelungan. Bunga kamboja merah diselipkan di telinga kanan, sedangkan telinga kiri bunganya berwana putih. Tata rias wajah cantik dengan mempertegas raut wajah memakai kosmetik.</br></br>I Nyoman Kaler yang juga ahli karawitan, menciptakan sendiri musik iringan untuk tari-tariannya. Terkadang bahkan musiknya lebih dahulu ada sebelum tariannya, seperti Tabuh Telu (Demang Miring), Kebyar Dang (Mergapati), dan Kebyar Dung (Panji Semirang) yang semuanya menggunakan gamelan gong kebyar. I Nyoman Ridet dari Kerobokan yang merupakan murid Kaler, menciptakan gending iringannya juga diawali dengan nada Dung tetapi dengan melodi yang berbeda. Pada bagian pangadeng/tetangisan dipakai melodi lagu Sriwijaya, yang mengagungkan kerajaan Sriwijaya di Palembang sebagai pusat perkembangan agama Budha di Indonesia. Jadi iringan musik tari Panji Semirang mempunyai dua versi, yaitu pada bagian papeson (awal tarian), dan pangadeng/tetangisan (penggambaran kesedihan). Musik iringan dalam tari Panji Semirang sangat mendominasi sehingga penari harus mengikuti gemelan iringan yang telah memiliki pola tertentu.</br></br>Tari Panji Semirang tergolong balih-balihan, yaitu tarian yang berfungsi sebagai tontonan. Tarian sebagai sebuah tontonan harus dapat menampilkan keindahan gerak dan nilai seni yang tinggi, sehingga penonton terpuaskan serta penarinya sendiri mendapatkan kepuasan batin karena berhasil menghibur masyarakat. Tari Panji Semirang juga berfungsi sosial, dimana saat pertunjukan terjadi interaksi dan pergaulan di antara sesama seniman bahkan juga dengan penonton, sehingga memberikan dorongan solidaritas pada masyarakat penikmat yang mewujudkan rasa kebersamaan. Tari Panji Semirang juga pernah digunakan sebagai media komunikasi dan diplomasi kebudayaan. Penari pertama tari Panji Semirang sering mengadakan pertunjukan ke kota-kota besar di Jawa, bahkan melawat ke China pada tahun 1955 sebagai duta seni. Hal ini dilakukan sebagai upaya untuk mengakrabkan hubungan antar suku dan negara, serta kegiatan diplomasi.suku dan negara, serta kegiatan diplomasi.)
    • I Made Sujaya  + (Pantai Goa Lawah udara mana memain-mainkPantai Goa Lawah </br></br>udara mana memain-mainkan </br>kala tarikan nafas kita menyatu </br>di pangkuan lembut pasir </br>ombak luruh memburu </br></br>laut meliuk-liuk </br>menggurat-gurat garis </br>lukisan kemenangan </br>di perapian bumi </br>yang baru kita rebut </br></br>tetembang kanak-kanak pesisi </br>menjaga </br>dan mengajari </br>tentang kesetiaan </br>pada nafas </br></br>coba tembang gending ini </br>tasbihkan di atas pasir </br>jaga-jagalah</br>seperti kesetiaan kura-kura </br></br>2001jagalah seperti kesetiaan kura-kura 2001)
    • A.A. Ngurah Anom Kumbara  + (Paper ini bertujuan untuk menganalisa secaPaper ini bertujuan untuk menganalisa secara kritis program perencaan keluarga di Bali yang diluncurkan oleh Gubernur Bali pada Juni 2019, yang memunculkan sejumlah pro dan kontra di masyarakat. Hegemoni sistem Keluarga Berencana (KB) nasional yang menekankan pada “Dua Anak Cukup” dipandang telah melemahkan posisi demografis etnis Bali di satu sisi, dan menguatkan posisi demografis pendatang di sisi lain. Tujuan dari studi ini adalah untuk menjelaskan bagaimana motif ideologis, motif politik identitas, serta romantisme budaya bekerja dan dibahas di dalam diskusi tentang perencanaan keluarga di Bali. Menggunakan critical discourse analysis (analisa diskusi kritis), studi ini menemukan bahwa diskusi tentang perencanaan keluarga di Bali melibatkan perdebatan ideologi lokal, nasional, dan global. Kesimpulannya adalah bahwa dalam perdebatan dimaksud, praktek politik identitas dan romantisme budaya yang termanipulasi oleh subyek dan pelaku terjadi di dalam kompetisi dialektika dan menempatkannya diantara populasi orang Bali dan migran.a diantara populasi orang Bali dan migran.)
    • Luh Yesi Candrika  + (Para ahli dibidang kesehatan masih berpacuPara ahli dibidang kesehatan masih berpacu mencari dan menciptakan vaksin untuk menghentikan penyebaran virus Corona atau Covid-19. Sementara itu, merebaknya virus ini, mengakibatkan banyak korban meninggal dunia dan terjadi hampir di seluruh belahan dunia. Dampaknya, tentu saja tidak hanya pada masalah kesehatan. Namun, hampir semua lini kehidupan terkena pengaruh. Sebut saja dalam bidang ekonomi, pariwisata, pendidikan, dan lainya. </br></br>Penyebab dari merebaknya virus Corona atau Covid-19 sampai saat ini masih belum diketahui dengan pasti. Sementara itu, banyaknya pengaruh atau dampak yang ditimbulkan oleh virus ini terhadap kehidupan manusia, membuat banyak orang berlomba-lomba ingin menemukan penyebab dari bencana ini. Salah satunya yaitu melibatkan binatang sebagai tersangka utama dalam kasus ini. Beberapa artikel di media daring menyebutkan bahwa para ahli berpacu menemukan hewan yang menjadi sumber penyebar Virus Corona. Salah satunya kelelawar liar yang santer diberitakan sebagai sumber penyakit. Tidak hanya itu, bahkan ular dan trenggiling juga sempat disebut-sebut sebagai penyebar virus yang menyerang pernafasan manusia tersebut. </br></br>Berbagai jenis binatang yang disebutkan di atas belakangan ini tentu saja menjadi sorotan di masyarakat di tengah-tengah pandemi. Sementara itu, agama Hindu di Bali sejak dulu telah memiliki cara tersendiri untuk memuliakan binatang, khususnya hewan ternak yang sering disebut dengan ingon-ingon (peliharaan) seperti segala jenis unggas (ayam, bebek, burung, dan angsa), babi, sapi, kerbau, kuda, gajah, dan babi. Hewan-hewan tersebut didoakan pada hari suci dan dibuatkan sesejen yang diperingati setiap enam bulan sekali yaitu pada Saniscara Klion Uye. Sejauh ini, yang perlu dihayati dari pelaksanaan Tumpek Kandang atau Tumpek Uye secara komperhensip telah dijelaskan dalam teks Lontar Sundarigama yaitu untuk mendokan keselamatan para hewan dan memohon keselamatan kepada Sang Hyang Rare Angon (astawakna ring sanggar, mangarcana ring Sang Hyang Rare Angon). Mengapa pemujaan ditujukan pada Sang Hyang Rare Angon? Lebih lanjut, makna dari pemujaan tersebut yaitu manusia diperkenankan memohon sisa persembahan kepada Sang Hyang Rare Angon, sesuai kodrati manusia itu sendiri bahwa unggas, ikan, dan binatang bisa dicari di dalam diri manusia. Raga manusia dibangun oleh tulang belulang (wewalungan) yang pada hakikatnya adalah manifestasi Sang Hyang Rare Angon yang menjelma dalam diri manusia (rikang wang wěnang mamarid ring Sang Hyang Rare Angon, twi tatwayan ing manusa, ikang paksi sato mina ring raganta kapraktyaksaknanta, apan raganta walungan ing śarīra twi tatwaya Sang Hyang Rare Angon, sira umawak uttama ning śarīranta). Mengacu pada ulasan teks Lontar Sundarigama jelas disebutkan bahwa pelaksanaan Tumpek Kandang atau Tumpek Uye mendudukkan bintang atau hewan sangat penting dalam kehidupan manusia. Terutama memberikan manfaat dari unsur (hewani) yang dibutuhkan untuk tubuh manusia.</br></br>Berbagai jenis binatang, baik yang dikategorikan sebagai hewan ternak, peliharaan, satwa lindung, maupun hewan liar sekali pun memiliki perannya masing-masing untuk menjaga keseimbangan ekosistem. Singa misalnya, memiliki peran sebagai rajanya hutan. Ia bertugas menjaga hutan sehingga tidak mudah dirusak oleh manusia. Seperti yang termuat dalam Kakawin Nitisastra, singhā raksakaning halas halas ikāngrakṣakeng hari nityaśa/ singhā mwang wana tan patūt paḍa wirodhāngdoh tikang keśari/ rug brāṣṭa ng wana denikang jana tinor wrěkṣanya śirņāpadang/ singhānghöt ri jurang nikiang těgal ayūn sāmpun dinon durbala//(singa adalah penjaga hutan, akan tetapi selalu dijaga oleh hutan, hutannya akan dirusak oleh manusia, pohon-pohonnya semua ditebang, singa lari bersembunyi dalam jurang, di tengah-tengah ladang diserbu orang dan dibinasakan). </br></br> Sementara itu, ular dengan bisanya selain dapat mendatangkan kematian (mreta). Akan tetapi, di sisi lain ia juga dapat memberikan kehidupan (amreta) bagi kehidupan manusia. Dalam kisah Adi Parwa ketika para ular (naga) hendak meminum amrta yang telah diperoleh oleh Garuda, mereka pergi mandi terlebih dahulu. Akan tetapi, sesampainya di tempat mengambil amrta, Sang Hyang Indra telah mengambil amrta tersebut. Saat amrta itu diterbangkan, ada titik yang tertinggal pada puncak daun rumput (alalang). Itulah yang kemudian dijilat oleh para naga. Lidahnya tersayat oleh tajamnya daun alalang itu sehingga sampai sekarang dwijihwa lidahnya berbelah dua (siwak ta ya liḍahnya de ni tikṣņa ning alalang, matang yan katêka mangke dwijihwa krama nāga, maparwa ilatnya). </br></br>Kisah ular dalam petikan Adi Parwa di atas mengingatkan manusia mengenai betapa pentingnya menghargai dan menjaga hubungan baik setiap mahluk ciptaan-Nya. Untuk itu, ada satu kisah menarik lainnya yang menjelaskan bagaimana hubungan ini dapat terus berlangsung. Dalam salah satu kisah yang termuat dalam cerita Tantri Kamandaka terdapat kisah tentang seorang brahmana yang bernama Sadnyadarma dan pandai besi yang bernama Suwarnangkara. Bagian menarik dari kisah ini yaitu saat sang pandai besi yaitu Suwarnangkara tidak membalas budi baik sang Brahmana yang telah menolongnya saat terjatuh ke sumur bersama dengan dua binatang lainnya yaitu seekor ular dan harimau. Ular dan harimau yang juga telah ditolong oleh sang brahmana, justru menyelamatkan hidup sang brahmana. Sementara itu, sang pandai besi justru hampir membuat nyawa sang brahmana dalam ancaman kematian. Terdapat ungkapan menarik yang dapat dipetik dari cerita ini. Ketika sang pendeta merenungkan lima macam sengsara (lima macam penjelmaan dalam rangka lahir kembali ke dunia fana), yaitu lebih baik berkasih sayang kepada binatang daripada kepada manusia jahat dan tidak baik pula jika tidak mengindahkan nasihat sahabat karena dapat mendatangkan bencana (Ika lěhěng masiha ring satwa, syapadi masiha ring nīca, muwah anala ning tan mangiḍěpa warah ning mitranya, bwat maněmu duḥka). </br></br>Dengan demikian, memaknai hari suci Tumpek Kandang pada situasi seperti saat ini menjadi hal yang sangat penting dan bermanfaat, sebagai suatu usaha untuk menjalin hubungan cinta kasih antara manusia dan binatang sebagai mahluk ciptaan Tuhan. Untuk itu, keseimbangan ekosistem pun dapat tetap terjaga.mbangan ekosistem pun dapat tetap terjaga.)
    • Dewa Ayu Posmaningsih  + (Partisipasi masyarakat merupakan salah satPartisipasi masyarakat merupakan salah satu faktor pendukung keberhasilan pengelolaan sampah. Perubahan perilaku harus ditanamkan sejak dini. Buklet adalah media yang tepat digunakan untuk mendorong perubahan perilaku siswa sekolah dasar. Materi pemilahan sampah dapat lebih mudah dijelaskan dengan menggunakan pesan teks dan gambar. Penelitian eksperimen semu dengan desain satu grup pre-tes dan pos-tes. Metode pengambilan sampel adalah Multistage Random Sampling. Sampel yang diambil untuk penelitian adalah 90 orang dari 65 sekolah dasar di Denpasar Selatan. Instrumen penelitian ini adalah angket, dengan teknik pengambilan data dilakukan melalui analisis wawancara membandingkan mean paired sample t-test. Ada perbedaan pengetahuan, sikap, dan tindakan sebelum dan sesudah penyuluhan metode evaluasi diri dengan media buklet dengan nilai (p<0,001). Upaya promosi kesehatan dengan mengoptimalkan peran Dinas Kesehatan Sekolah. Untuk penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian tentang peran guru dan orang tua dalam kegiatan promosi kesehatan.n orang tua dalam kegiatan promosi kesehatan.)
    • I Ketut Soki  + (Pasar)
    • Luh Yesi Candrika  + (Pasca unjuk rasa UU Cipta Kerja yang terjaPasca unjuk rasa UU Cipta Kerja yang terjadi pada awal bulan Oktober tahun 2020 yang lalu, berbagai media menyoroti bahwa tidak sedikit para remaja ikut serta dalam demo yang tidak hanya terjadi di ibu kota negara, tetapi berlangsung pula di sejumlah daerah lainnya. Lebih lanjut, dalam interogasi yang dilakukan pihak kepolisian kepada beberapa remaja usai demonstrasi, mereka mengaku tidak tahu secara pasti mengenai persoalan yang tengah diperjuangkan dalam unjuk rasa tersebut. Mengamati fenomena ini, tentu banyak masyarakat yang menganggap bahwa para remaja yang tidak bisa mengendalikan dirinya cenderung hanya ikut-ikutan atau bahkan memanfaatkan momen unjuk rasa ini sebagai pelepas penat dalam situasi pandemi yang tak kunjung berhenti. Apalagi perilaku yang reaktif, gegabah, memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, dan gemar mencoba hal yang baru senantiasa melekat pada kaum remaja. Sementara itu, unjuk rasa yang diharapkan dapat dilakukan secara damai dan kooperatif itu pun, justru berakhir dengan ricuh dan rusaknya fasilitas-fasilitas publik yang merugikan negara.</br></br>Perilaku remaja dalam peristiwa di atas menjadi catatan penting untuk generasi muda bangsa Indonesia. Sebagiamana yang termuat dalam kisah hancurnya Kerajaan Dwarawati dalam pustaka kuna Mosala Parwa yaitu parwa yang terpendek dalam Astadasaparwa (delapan belas parwa). Sebagaimana kisah mengenai kehancuran kerajaan Dwarawati dalam parwa ke-enam tersebut, yaitu diawali dengan ulah dua orang remaja Wangsa Yadu, Arya Samba dan Sang Wabru yang berpura-pura menjadi sepasang suami istri saat menyambut kedatangan tiga orang wiku ke Dwarawati. Ketiga wiku tersebut yaitu Resi Wiswamitra, Resi Kanwa, dan Dang Hyang Naradha. Akibat dari rasa ingin tahu yang tinggi terhadap kesaktian (kasidhian) dari seorang wiku, Sang Arya Samba berpura-pura menyamar sebagai pengantin wanita dan Sang Wabru sebagai suaminya. Dengan penuh keangkuhan, para remaja Wangsa Yadu ini berpikir bahwa apa yang dilakukan akan mendapatkan pengampunan karena telah sering menolong para pendeta. Saat para wiku telah tiba di Dwarawati, mereka menghadap para pendeta dengan alasan memohon belas kasihan agar bisa mempunyai anak. Dengan gelagat yang mencurigakan, akhirnya penyamaran pengantin ini diketahui sang pendeta. Betapa marahnya sang pendeta karena dihina dan ditipu oleh Sang Samba seorang putra Prabu Kresna yang bijaksana.</br></br>Kutukan dari seorang wiku sangatlah luar biasa saktinya. Apa yang diucapkan pasti akan terjadi (sidi mantra atau sidi ucap). Wangsa Yadu di Kerajaan Dwarawati mengalami kehancuran akibat perilaku yang tidak baik dari para remajanya. Kutukan pun dilontarkan oleh sang wiku, yaitu agar kelak kandungan hasil penyamaran Arya Samba benar-benar lahir berupa palu besi atau tongkat besi yang dapat menghancurkan seluruh wangsa Yadu, kecuali pada Prabu Kresna dan Baladewa yang tidak terkena kutukan dari sang wiku. Prabhu Kresna dan Baladewa pun menyadari bahwa kekacuan yang diakibatkan oleh para remaja Wangsa Yadu tersebut tidak dapat dihindari. Mereka pun tidak berkeinginan untuk mengubah kutukan sang wiku. </br></br>Mengacu pada perilaku atau sikap yang ditunjukkan oleh tokoh Arya Samba dan Sang Wabru dalam cerita, memiliki nilai penting mengenai perilaku hidup untuk generasi muda dalam menghadapi tantangan zaman saat ini. Kata muda dalam bahasa Jawa Kuna berarti bodoh, sehingga tatanan dan tuntunan sangat diperlukan untuk membentuk laku hidup. Salah satunya, yaitu sikap untuk menghargai dan menghormati orang yang lebih tua, terlebih lagi orang suci. Keangkuhan pada masa remaja adalah salah satu musuh yang patut diatasi. Arya Samba dan Sang Wabru pada akhirnya gagal menaklukkan musuh yang ada dalam dirinya, hingga kemudian harus menikmati karma dari hasil perbuatannya yang dengan sengaja menipu kaum brahmana. Hal tersebut merupakan perbuatan tercela karena telah mencela brahmana (orang suci). Nitisastra menjelaskan bahwa perbuatan mencela brahmana, buku-buku, atau mencela guru akan mendatangkan kesengsaraan bahkan hingga kematian. </br></br>Pada kasus keterlibatan remaja dalam demontrasi yang ricuh tersebut, peran guru terutama orang tua (guru rupaka) dan pemerintah (guru wisesa) tengah diuji. Dalam situasi yang demikian, para orang tua diharapkan memiliki kemampuan mendidik sebagai bentuk tanggung jawabnya kepada anak sehingga dapat terbebas dari kesengsaraan. Lebih lanjut, Nitisastra sesungguhnya telah menerangkan ajaran pada anak sesuai dengan usianya, yaitu sutasasana (untuk anak bermur lima tahun) bahwa perlakukan anak seperti raja, saptangwarsa (anak berumur tujuh tahun) latih anak agar menurut, sapuluhing tahun (anak berumur sanaepuluh tahun) anak diajar membaca, sodasawarsa (enam belas tahun) anak diperlakukan sebagai sahabat serta berhati-hati menunjukkan kesalahannya, wus putra suputra (anak telah berputra) mengamati perilaku anak dan memberikan isyarat dan contoh sebagai bentuk pengajaran. Mendidik anak dimulai dari tinggat keluarga, bukanlah hal yang mudah. Sadar akan tumbuh kembang, kebutuhan, dan kemampuan seorang anak dapat menjadi salah satu tolak ukur keberhasilan pendidikan anak, hingga akhirnya ia siap menjadi bagian dari masyarakat dengan berbagai tantangannya.</br></br>Remaja atau dalam konteks ini seorang anak, diharapkan menjadi sosok yang sadu gunawan (baik dan bijaksana) oleh kedua orang tuanya. Berbicara mengenai putra yang suputra atau sadu gunawan, maka sosok remaja yang dapat dijadikan teladan dalam kisah Mahabaratha, yaitu Abimanyu putra dari Arjuna dan Subadra. Abimanyu menghabiskan masa anak-anaknya dalam asuhan pamannya, yaitu Krisna sehingga nilai-nilai kebenaran tertanam dalam dirinya. Pada saat dalam kandungan Abimanyu pun telah mendapatkan pendidikan prenatal dari ayahnya, Arjuna. Dalam garba Subadra, Abimanyu telah dialiri pengetahuan mengenai cara menembus formasi perang Cakrabyuha. Namun, dalam usahanya membela negara dan kebenaran, ia pun akhirnya gugur di medan perang Kuruksetra pada usianya yang baru enam belas tahun. Walaupun pada akhirnya Abiamanyu berkalang tanah, ia tidak pernah mundur dari medan perang Kurusksetra, menunjukan keberanian seorang ksatria. Pengetahuan yang diberikan oleh orang tua sejak dalam kandungan merupakan salah satu cara untuk melahirkan anak dengan kwalitas yang baik. Lahirnya anak-anak yang berkwalitas dan mendapatkan pendidikan ditingkat keluarga yang baik, niscaya keberhasilan suatu negara dapat terwujud. keberhasilan suatu negara dapat terwujud.)
    • Aldwin Yusgiantoro  + (Pemadaman listrik yang sering terjadi di JPemadaman listrik yang sering terjadi di Jakarta memiliki efek negatif terhadap keamanan Nasional dan ekonomi negara. Dua opsi kebijakan untuk pemerintah yang dijelaskan dalam artikel ini adalah mereformasi manajemen PLN dan memperkenalkan teknologi smart grid.N dan memperkenalkan teknologi smart grid.)
    • Luh Putu Kirana Pratiwi  + (Pembangunan pariwisata berkelanjutan diaraPembangunan pariwisata berkelanjutan diarahkan untuk mengembangkan</br>pariwisata perkotaan yang ramah lingkungan. Revitalisasi sungai di Kota Denpasar merupakan salah satu program kerja pemerintah Kota Denpasar yang bertujuan untuk memberikan pendidikan ekologi kepada masyarakat sekitar yang juga dapat memiliki nilai ekonomi. Secara tradisional, sungai adalah kawasan suci yang layak untuk dilestarikan dalam mewujudkan kegiatan dalam kebijaksanaan Tri Hita Karana, yaitu menjaga hubungan baik dengan Tuhan, alam dan manusia, sehingga keberadaan air di Bali</br>harus terus di jaga kualitas dan kuantitasnya. Strategi penting untuk mengetahui potensi pengembangan ekowisata di daerah perkotaan adalah</br>pemberdayaan masyarakat sekitar di kawasan wisata. Pemberdayaan masyarakat adalah unit vital yang terkait dengan aspek fisik, materi, ekonomi dan pendapatan, aspek kelembagaan (pertumbuhan kekuatan individu dalam bentuk kelompok/kelompok), kekuatan kerjasama, kekuatan intelektual, dan kekuatan bersama untuk mematuhi dan menerapkan prinsip - prinsip pemberdayaan. Prinsip ekowisata memiliki bagian yang tidak terpisahkan dengan meminimalkan dampak negatif dari lingkungan sekitarnya melalui upaya konservasi dengan menjaga kualitas lingkungan dan budaya lokal, serta mampu memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar. memberdayakan ekonomi masyarakat sekitar.)
    • Putu Desy Apriliani  + (Pemberdayaan Perempuan dan Dilema Keuangan Mikro di Bali: Apa yang terkandung di dalam makna kontrol terhadap penggunaan kredit?)
    • Dewi Dian Reich  + (Penari. Ketika sebuah Tari membawa warisanPenari. Ketika sebuah Tari membawa warisan yang begitu monumental, substansinya seringkali terputus dari penonton yang jauh lebih besar. Mereka yang mempelajari budaya dan seninya dan menjadi penari sendiri memiliki pemahaman seni yang lebih dalam. Mungkin berhubungan dengan penari adalah cara yang baik untuk mengapresiasi tarian. Elemen manusia yang bisa kita semua pahami.lemen manusia yang bisa kita semua pahami.)
    • Deniek G. Sukarya  + (Pendet Swastiastu merupakan tari penyambutPendet Swastiastu merupakan tari penyambutan dengan tabuh Jegog, gamelan bambu khas Jembrana, Bali, yang dikoreografi dalam dua bagian. Bagian 1: Untuk menyambut tamu kehormatan ketika memasuki ruang acara, dan Bagian 2: menyampaikan ucapan selamat datang dengan tarian yang gemulai diiringi tabuh Jegog dan gending yang memikat. Tari Pendet Swastiastu diciptakan oleh Deniek G. Sukarya sebagai penata kreatif dan tabuh, Putu Adi Arianto S.Sn. dan Wayan Sumindra S.Sn. sebagai penata tari dan kostum.ndra S.Sn. sebagai penata tari dan kostum.)
    • Ida Arimurti Sanjiwani  + (Pendidikan seksual merupakan pemikiran penPendidikan seksual merupakan pemikiran penting yang dapat dilakukan orang tua untuk mencegah terjadinya seks bebas dan dampaknya pada remaja. Hal ini dimungkinkan karena keluarga adalah tempat pendidikan pertama, tetapi tampaknya kurang dipraktikkan di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengalaman orang tua dalam memberikan pendidikan seksual pada remaja. Kami menggunakan pendekatan interpretatif fenomenologi dalam penelitian ini. Kami mengumpulkan data melalui wawancara mendalam dengan sepuluh orang tua. Kami menemukan lima tema: (1) persepsi yang baik tentang pendidikan seksual, (2) pendidikan seksual yang disampaikan dengan bantuan media sosial, (3) topiknya adalah seks bebas, (4) sulit untuk memulai karena tabu dan malu, (5) perlu dukungan dari petugas kesehatan. Studi tersebut mengungkapkan bahwa pendidikan seksual masih terbatas dan perlu ditingkatkan. Sangat penting bagi orang tua Indonesia untuk menjadi lebih terinformasi dan terampil, sehingga mereka dapat terlibat dalam pendidikan seksual remaja mulai dari keluarga mereka.seksual remaja mulai dari keluarga mereka.)
    • Hanifah P. Utami  + (Penelitian ini berangkat dari minimnya penPenelitian ini berangkat dari minimnya penggambaran karakter beridentitas Indonesia dan maraknya marjinalisasi karakter perempuan dalam komik superhero. Salah satu komik yang mewujudkan tradisi budaya dan kearifan lokal Indonesia adalah Luh Ayu Manik Mas, yang menampilkan kebudayaan Bali. Tulisan ini membahas bagaimana Luh Ayu Manik Mas merepresentasikan perempuan Bali yang terwujud dalam karakternya sebagai superhero. Penelitian ini dilakukan menggunakan metode analisis isi terhadap empat edisi komik Luh Ayu Manik Mas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Luh Ayu Manik Mas ditampilkan memanifestasi identitas lokal melalui sumber kekuatan, yang dinamakan dengan gelang Tri Datu, dan kepercayaannya pada Tri Hita Karana. Tri Datu diyakini sebagai sumber kekuatan hidup, sedangkan Tri Hita Karana diyakini sebagai prinsip hidup yang menjamin keharmonisan dalam setiap aspek kehidupan. Agama dan Budaya merupakan hal yang berbeda. Luh Ayu Manik Mas merepresentasikan superhero perempuan Bali yang dimuliakan oleh ajaran agama Hindu (sebagai agama dominan di Bali), ketika budaya Bali masih tunduk pada sistem patriarki.a Bali masih tunduk pada sistem patriarki.)
    • Ni Wayan Swarniti  + (Penelitian ini berfokus pada analisa leksiPenelitian ini berfokus pada analisa leksikon dari kata kerja ‘destroy’ pada Bahasa Bali. Data penelitian ini diambil dari sejumlah kata dalam Bahasa Bali yang memiliki kesamaan lingkup makna dengan kata ‘destroy.’ Setelah terkumpul, data kemudian dianalisa berdasarkan entitas, kelengkapan, prilaku yang berkaitan dengan leksikon dari sebuah kata kerja ‘destroy.’ Kemudian, temuan penelitian ini dipaparkan secara deskriptif. Berdasarkan hasil analisa, keragaman kata dalam bahasa Bali yang memiliki makna serupa dengan kata kerja ‘destroy’ adalah Ngencakin, Ngremukin, Nguwugang, Menyahin, Nglidekin, Ngededekang, Ngeregreg, Nyakcakin, Nyetset, Mesbes, Ngincuk, dan Ngenyagin. Seluruh kata dimaksud memiliki ranah arti yang sama namun dapat berbeda maknanya tergantung pada konteks penggunaannya.nya tergantung pada konteks penggunaannya.)
    • I Made Pageh  + (Penelitian ini bertujuan mendeskripsikan sPenelitian ini bertujuan mendeskripsikan sejarah Kampung Islam Kepaon Bali, struktur kearifan lokal kehidupan bertoleransi di Kampung Islam Keapon Bali, kearifan lokal kehidupan bertoleransi antar umat beragama di Kepaon Bali dalam perspektif Trihita Karana, dan nilai-nilai kearifan lokal kehidupan bertoleransi di Kampung Islam Kepaon Bali bisa digunakan sebagai Sumber Belajar IPS. Penelitian ini merupakan metode penelitian kualitatif. Data yang dikumpulkan dengan metode pendekatan dan metode penelitian, serta teknik pengumpulan data, seperti observasi, wawancara, studi dokumen, dan studi literatur, selanjutnya subjek dan lokasi penelitian terdiri dari lokasi penelitian, tahap-tahap penelitian, dan terakhir teknis analisis data. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa Kampung Islam Kepaon merupakan pemukiman muslim yang beretnis Bugis dan keberadaanya di pusat Kota Denpasar, umat muslim bugis Kampung Islam Kepaon memiliki hubungan historis yang sanga erat dengan kerajaan Badung. Kehidupan bertoleransi di Kampung Islam Kepaon dalam perspektif keajegan Trihita Karana terbagi menjadi tiga bagian yaitu tradisi Ngejot, tradisi Magibung, dan tradisi tari Rodat. Hasil penelitian ini dapat sebagai sumber belajar IPS di SMP/MTs karena memiliki nilai-nilai karakter seperti nilai religius, nilai toleransi, nilai kesatuan, nilai solidaritas, nilai patriotism, nilai sialturahmi dan persaudaraan, serta nilai peduli. Semoga penelitian ini dapat bermanfaat dan berguna bagi sumber belajar IPS di SMP/MTs.erguna bagi sumber belajar IPS di SMP/MTs.)
    • I Made Mahadi Sanatana  + (Penelitian ini bertujuan menganalisis urgePenelitian ini bertujuan menganalisis urgensi pelaksanaan penyederhanaan birokrasi melalui transformasi jabatan terhadap efektifitas penyelenggaraan pemerintahan di Indonesia, khususnya di Pemerintah Provinsi Bali. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif untuk memperoleh diskripsi atas suatu fenomena, sehingga mendorong pemahaman mendalam atas substansi dari fenomena tersebut. Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi dan studi pustaka terhadap kebijakan penyederhanaan birokrasi. Penyederhanaan birokrasi melalui transformasi jabatan merupakan salah satu upaya yang positif pada era disrupsi ini dalam memperbaiki kinerja birokrasi di Indonesia, namun harus direncanakan serta disusun secara matang dan tidak dilakukan terburu-buru tanpa konsep yang jelas. Dalam pembentukan budaya yang agile, diperlukan pemimpin yang berorientasi pada kreativitas dan inovasi menekankan pentingnya performa yang adaptif dan responsif, serta fokus pada kolaborasi tim dan pendelegasian otonomi. kolaborasi tim dan pendelegasian otonomi.)
    • I Wayan Kiki Sanjaya  + (Penelitian ini bertujuan untuk menganalisiPenelitian ini bertujuan untuk menganalisis aktivitas pembelajaran bahasa Inggris daring di pedesaan Bali melalui studi kasus Desa Timpag, Kabupaten Tabanan, Bali. Analisis SWOT dilakukan untuk mengetahui kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman yang mempengaruhi penurunan antusiasme siswa terkait pembelajaran daring. : Hasil yang diperoleh adalah adanya kecenderungan menurunnya kegiatan belajar mengajar di Desa Timpag dikarenakan materi pembelajaran yang kurang interaktif dan kurangnya interaksi antara orang tua dan guru dalam memantau kegiatan belajar siswa di rumah. Solusi yang diberikan adalah meningkatkan koordinasi antara orang tua dan guru serta meningkatkan kualitas materi yang akan diberikan.atkan kualitas materi yang akan diberikan.)
    • I Gusti Agung Mas Rwa Jayantiari  + (Penelitian ini bertujuan untuk menggali daPenelitian ini bertujuan untuk menggali dan menganlisis tentang kedudukan ahli waris yang beralih agama dalam hal hak dan ke wajibannya baik dalam keluarga maupun dalam masyarakat adat serta akibat hukum yang timbul terkait ahli waris yang beralih agama tersebut. Penelitian ini merupakan penelitian hukum empiris, dengan pendekatan non doktrinal (socio legal reseach). Data digali dengan metode wawancara, selanjutnya dianalisis secara kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa ahli waris yang beralih agama tidak lagi berkedudukan ahli waris. Akibatnya ahli waris yang bersangkutan gugur hak warisnya dari orang tuanya. Gugurnya hak mewaris berakibat tidak ada kewajiban -ke wajiban yang harus dipikulnya baik kewajiban terhadap keluarga maupun terhadap masyarak at adat. Ahli waris yang beralih agama dikaji dari teorinya Lawrence M. Friedman tentang sistem hukum terdiri dari tiga unsur yaitu struktur hukum, substansi hukum dan budaya hukum, dimana dari ketiga unsur itu tidak mengalami perkembangan. Dengan demikian hukum adat waris Bali masih dipertahankan secara utuh.aris Bali masih dipertahankan secara utuh.)
    • I Putu Udiyana Wasista  + (Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui kondisi psikologis masyarakat di Kota Denpasar, dilihat dari fenomena tren pemilihan cat warna untuk rumah tinggal pada masa pandemi Covid-19. Survei dilakukan pada 12 toko cat dan bangunan yang tersebar di wilayah Kota Denpasar. Metode yang digunakan adalah wawancara terstruktur. Metode penelitian bersifat kualitatif dengan penyajian deskriptif. Hasil dari penggalian data dikaji menggunakan teori psikologi warna. Berdasarkan hasil kajian, menunjukkan bahwa pemilihan warna putih dan warna-warna cerah, berimplikasi pada keinginan masyarakat untuk menciptakan kondisi damai, tenang, bersih dan menyenangkan pada rumah tinggal di masa pandemi Covid-19.Pemilihan warna secara implisit menunjukkan pengharapan pada diri masyarakat Kota Denpasar. Pengharapan untuk masa depan yang lebih baik, yang sempat mengguncang banyak sektor kehidupan selama masa pandemi Covid-19.or kehidupan selama masa pandemi Covid-19.)
    • Ida Bagus Gede Paramita  + (Penelitian terhadap Geguritan cokli mengguPenelitian terhadap Geguritan cokli menggunakan analisis sosiologi sastra. Pendekatan yang dipergunakan adalah pendeketan kialitatif. Pengumpulan data menggunakan metode membaca, menerjemahkan dan menyimak teks Geguritan Cokli. Metode analisis, dilakukan dengan cara dekriptif-kualitatif dengan menggunakan tahapan kerja teori sosiologi sastra dan dipadukan dengan teori struktur. Hasil analisis disajikan secara sistematis dan terstruktur. Hasil penelitian ini memberikan jawaban bahwa keberadaan sebuah karya sastra bisa menjadi cerminan keadaan masyarakat saat itu, walaupun ada beberapa hal yang terkadang sudah tidak relevan lagi dipergunakan.ang sudah tidak relevan lagi dipergunakan.)
    • Aldwin Yusgiantoro  + (Pengembangan sektor swasta di Asia TenggarPengembangan sektor swasta di Asia Tenggara sangat penting untuk mendorong pertumbuhan dan pembangunan di negara kawasan ASEAN. Masuknya startup, serta usaha kecil dan menengah (UKM) di daerah, telah menarik perhatian banyak investor global dan pemodal ventura. Hal ini akan membantu negara berkembang dan memiliki dampak positif seperti mengurangi kemiskinan dan meningkatkan lapangan kerja. Namun, masih banyak UKM yang tidak dapat berkembang dan tumbuh karena ketidakmampuan mereka untuk mengakses pembiayaan dari bank. Penelitian ini berfokus pada alasan yang mendasari mengapa beberapa UKM tidak memiliki akses ke pembiayaan khusus di Vietnam. Penelitian yang saya tulis mengidentifikasi tiga alasan mendasar mengapa ada kurangnya akses ke keuangan dan kredit di Vietnam; nepotisme dalam industri perbankan, peran gender dan iklim usaha yang tidak bersahabat untuk UKM.lim usaha yang tidak bersahabat untuk UKM.)
    • Fitri Amalia Rhamadani  + (Penyimpangan perilaku wisatawan mancanegarPenyimpangan perilaku wisatawan mancanegara kerap terjadi di Kabupaten Badung, bentuk penyimpangan perilaku tersebut meliputi perilaku agresif, perilaku menentang otoritas, perilaku tidak sopan dan perilaku bodoh. Diperlukannya suatu upaya pengendalian sosial preventif dalam mengantisipasi terjadinya penyimpangan perilaku wisatawan mancanegara di masa mendatang. Penentuan informan menggunakan purposive sampling dan snowball sampling. Pengumpulan data dilakukan dengan observasi, wawancara, studi kepustakaan, dan dokumentasi. Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif dengan uji kreditabilitas dan uji depentabilitas. Pembahasan menghasilkan satu model kerangka display konstruksi dari pengendalian sosial preventif di Kabupaten Badung dibentuk berdasarkan fakta ataupun fenomena penyimpangan perilaku yang kerap terjadi. Dalam pengenalan bentuk-bentuk penyimpangan perilaku wisatawan mancanegara terdapat 4 bentuk dan memiliki total 17 perilaku dan total bentuk penyimpangan tersebut memerlukan pengendalian sosial dengan pendekatan preventif. Dalam pendekatan preventif terdapat 10 cara yang bisa mengendalikan wisatawan mancanegara melakukan penyimpangan. Untuk dibutuhkan peran stakeholder pariwisata (masyarakat lokal, pemerintah dan pengusaha pariwisata) menyebarkan brosur Do’s and Dont’s in Bali. Brosur nantinya akan berisi gambar atau ilustrasi pendukung untuk menarik minat pembaca, memahami maksud dalam setiap kalimat. Materi pengendalian sosial preventif dengan membagi 3 materi disajikan, yaitu: Do’s in Bali, Dont’s in Bali, dan Why in Bali. Setelah mekanisme penyebaran brosur dilaksanakan oleh stakeholder dan masih terjadi penyimpangan perilaku wisatawan, tahapan selanjutnya para pelanggar akan dikenakan sanksi.tnya para pelanggar akan dikenakan sanksi.)
    • Putu Desy Apriliani  + (Perempuan sebagai ibu rumah tangga sekaligPerempuan sebagai ibu rumah tangga sekaligus bekerja sehingga mendapatkan pendapatan untuk memenuhi kebutuhan keluarganya. Kualitas hidup perempuan dalam penelitian ini dipengaruhi oleh faktor pendidikan, etos kerja dan umur. Tujuan penelitian ini ialah untuk menganalisa pengaruh faktor pendidikan, etos kerja dan umur terhadap kualitas hidup perempuan. Penelitian ini dilakukan di Desa Bongkasa, Desa Bongkasa Pertiwi dan Desa Sangeh, Kabupaten Badung. Metode pengumpulan data yaitu observasi dan wawancara terstruktur sehingga data yang digunakan yaitu data primer dan skunder. Sampel dalam penelitian ini sebanyak 98 orang dengan metode propotional random sampling. Teknik analisis menggunakan regresi linier berganda. Berdasarkan hasil analisis pada penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pendidikan, etos kerja, dan umur berpengaruh secara simultan terhadap kualitas hidup perempuan di ketiga desa di Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung. Pendidikan dan etos kerja secara parsial berpengaruh positif dan signifikan terhadap kualitas hidup perempuan. Sedangkan umur tidak mempengaruhi kualitas hidup perempuan di Desa Bongkasa, Bongkasa Pertiwi, dan Sangeh Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.eh Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung.)
    • I Wayan Sadha  + (PERJALANANNYA KE ALAM NIRWANA (I Wayan SPERJALANANNYA KE ALAM NIRWANA</br> </br>(I Wayan Sadha)</br></br>Perjalanan roh tidak bisa dihentikan, karena sudah takdir akan kembali ke alam nirwana. Penyakit hanya menjadi alasan saja, supaya selamat perjalanannya meninggalkan badan kasar. Itu hanya rahasia kehidupan yang sangat rahasia diketahui Tuhan Yang Maha Kuasa. </br></br>Pada bulan keenam hujan sangat deras mengguyur seluruh Bali. Pepohonan yang besar maupun yang kecil, daunnya semua berwarna hijau kekuningan, karena terus diguyur hujan. Semua tumbuhan yang merambat, seperti kapasan, sembukan (daun kentut/Paederia foetida), daun dlungdung dan daun turi (Sesbania grandiflora) yang bisa dijadikan sayur, terlihat senang di pagar rumah menyambut udara sejuk. Hujan yang setiap hari mengguyur bumi, karena sebelumnya pada bulan keempat tanahnya rekah, pecah- pecah, belah-belah disebabkan karena imbas panas matahari terlalu terik. Begitu juga masyarakat yg memiliki kebun ataupun ladang, perasaannya sangat senang melihat tanamannya, seperti sayur kacang dan bengkuang, tumbuh daunnya yang segar berwarna hijau kekuningan. Saat itu tepat hari rabu kliwon pagerwesi yang merupakan hari suci yang dikenal sarat mistis, saat kajeng kliwon pada malam harinya merupakan waktunya para makhluk halus.</br></br>I Wayan Nyambu duduk termangu di lantai rumah sebelah selatan sambil memegang kepalanya. Anginnya berhembus semilir menghempas rasa galau, membuat pemuda itu menggilgil, bulu kuduknya berdiri menahan rasa takut. I Wayan Nyambu sedari kecil sudah mempelajari ilmu kerohanian, itu menyebabkan mata batinnya cepat terhubung ketika ada hembusan kekuatan negatif yang ingin mengganggu.I Wayan Nyambu baru kemarin datang dari bukit Pecatu. Pekerjaannya setiap hari menjadi tukang cat/membersihkan peralatan persembahyangan yang dipakai di pura, seperti keben, dulang, bokor, yang terbuat dari kayu. Banyak sekali orang di bukit mengeluarkan membersihkan keben, dulang dan juga bokor, agar serasi dibawa sembahyang ke pura ataupun ke sanggah. Kemarin teringat dengan adik-adiknya di rumah, karena ia sudah satu minggu tidak pernah pulang...a sudah satu minggu tidak pernah pulang...)
    • Putu Dyatmikawati  + (Perkawinan bagi orang Bali-Hindu yang hiduPerkawinan bagi orang Bali-Hindu yang hidup dalam masyarakat hukum adat di Bali (dikenal dengan desa adat atau desa pekraman) relatif berbeda dengan perkawinan bagi masyarakat yang lainnya. Perbedaan ini terjadi sebagai konsekuensi sistem kekerabatan patrilenial atau purusadan kapurusa yang dianut. Sistem ini membawa konsekuensi adanya dua bentuk perkawinan, yaitu: (1) Perkawinan biasa (pihak wanita meninggalkan keluarganya dan masuk menjadi anggota keluarga suaminya); (2) Perkawinan nyentana atau nyeburin (pihak laki-laki yang meninggalkan keluarganya dan masuk menjadi anggota keluarga istrinya). Apabila calon pengantin tidak mungkin memilih bentuk perkawinan biasa dan bentuk perkawinan nyentana, maka akan dipilih bentuk perkawinan pada gelahang. Bentuk perkawinan ini masih menjadi pro dan kontra dalam masyarakat adat di Bali. Oleh karena itu perlu dilakukan kalian pada perkawinan Gelahang Masyarakat Hukum Adat di Provinsi Bali, Ditinjau dari Undang-Undang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.ang No. 1 Tahun 1974 tentang Perkawinan.)
    • Putu Dyatmikawati  + (Perkawinan pada gelahang merupakan bentuk Perkawinan pada gelahang merupakan bentuk perkawinan yang relatif baru dalam masyarakat adat di Bali (desa pakraman). Bentuk perkawinan yang umum dikenal adalah perkawinan biasa (istri meninggalkan rumah dan masuk dalam keluarga suami) dan perkawinan nyentana (suami meninggalkan rumah dan masuk dalam keluarga istri). Hal ini sebagai konsekwensi sistem kekerabatan kapurusa (patrilenial) dalam masyarakat adat di Bali. Bentuk perkawinan pada gelahang dipilih bagi yang tidak mungkin melangsungkan perkawinan biasa dan perkawinan nyen tana, karena masing-masing calon pengantin terlahir sebagai anak tunggal dalam keluarganya. Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa jumlah pasangan suami istri yang melangsungkan perkawinan pada gelahang mengalami peninggakatan dari tahun ke tahun. Menurut hukum adat Bali, pasangan suami istri pada perkawinan pada gelahang melaksanakan kewajiban di dua tempat (ganda), yakni kewajiban pada keluarga dan desa pakraman suami serta kewajiban pada keluarga dan desa pakraman istri.ban pada keluarga dan desa pakraman istri.)
    • I Gde Agus Darma Putra  + (PERTEMUAN ku buang jauh tubuhku selangkah demi langkah : ke pusar waktu kutemukan kita saling mencari seperti gelap merindu pekat dan dengan kata kubunuh jarak yang membelah kita tanpa jeda)
    • Ni Made Frischa Aswarini  + (PETANG PENUH PUJAAN : Desa TenPETANG PENUH PUJAAN</br> : Desa Tenganan</br></br>Bila ini sudah waktunya,</br>Maka menarilah</br>sebagaimana biasa</br>Seperti dedaunan</br>pada bukit dan hutan kayu</br></br>Atau tirukan suara kuda itu</br>yang menyisakan penggal jejak</br>di dinding batu</br>Desa tua ini</br></br>Di mana seekor lebah</br> tertidur lelah</br> di ujung atap</br>Mengigau tentang kemilau embun</br>yang jatuh di rambutmu</br>di petang</br>penuh pujaan ini</br></br>Menarilah bagai</br>Setangkai ranting</br>di mana alunan surgawi</br>mungkin menghanyutkanmu</br>ke mata air</br></br>Kembali pada ruh</br>Kepada tubuh</br>tak tersentuh</br></br>yang menyelipkan namamu</br>di celah indah sebatang pohon</br>tempat tinggal para leluhur</br></br>Sentuhkan jarimu</br>pada genang cahaya</br>dan junjunglah doa ini</br>Hingga tak ada dewa</br>yang memberimu dosa</br></br>Ujarkan pula padanya</br>Tentang wangi dupa</br> dan asap bunga</br>yang mengawankan angan</br>masa depan seorang belia</br>atau seekor lebah tua setia</br>yang mati sia-sia</br></br>Menarilah saudaraku</br>Seperti nyanyian surgawi</br>Seperti ingatan pada leluhur</br>yang tak kuasa</br>tiada ingatan pada leluhur yang tak kuasa tiada)
    • I Wayan Aris Sarmanta  + (Pohon Kehidupan (87 x 112 cm, acrylic di Kanvas, 2015))
    • Nyoman Butur Suantara  + (Pohon Walakiri merupakan bagian dari seriaPohon Walakiri merupakan bagian dari serial ‘Pohon’ Hitam Putih karya ManButur Suantara. Pohon Walakiri dirilis sebagai cetakan Edisi Terbatas dan ditandatangani oleh artis.</br>Pepohonan Hitam Putih karya ManButur Suantara. Visi keindahan dan puitis ManButur dalam rangkaian tangkapan lanskap Indonesia. Apa yang kamu rasakan ketika melihat bayangan pohon? Saat Anda melihat pantulan dan siluet mereka. Ada sesuatu yang secara intrinsik manusiawi tentang mereka.</br></br>Refleksi Pohon</br></br>Mungkin Anda bisa mengatakan, mungkin sebaliknya. Ada sesuatu yang secara intrinsik seperti pohon tentang manusia. Mengapa kita melihat bayangan kita sendiri pada anak tertua di Bumi. Untuk makhluk hidup tertua di Bumi ini, pohon ada di antara mereka. Mereka membawa kenangan dan darah bumi di pembuluh darah mereka.</br></br>Ada kebenaran mendasar bahwa pohon membawa kehidupan bagi orang lain. Dari saat mereka menjadi benih, hingga batang dan bunganya, tidak ada pemborosan. Dari awal hingga akhir hidup mereka, mereka adalah pemberi bagi dunia.</br></br>Nyoman ‘Butur’ Suantaramberi bagi dunia. Nyoman ‘Butur’ Suantara)
    • Dewi Dian Reich  + (Potret artis Aryani Willems karya Dewi Dian Reich, Sawidji Art and Photography. Diambil pada Juni 2023.)
    • Dewi Dian Reich  + (Potret artis Sujana Suklu berkolaborasi dePotret artis Sujana Suklu berkolaborasi dengan Dewi Dian Reich. Menjelajahi Tiga Kamar Seni. Seni dengan Interaksi di studio.</br>Sujana Suklu dikenal sebagai pemikir progresif seni rupa kontemporer di Bali. Dengan visi kepeloporan yang mencerminkan filosofi universal. Kontribusi Sujana Suklus sangat luas cakupannya, mencakup bidang multidisiplin dalam platform seni rupa, akademik, dan komunitas. Penelitian akademik Suklus mengeksplorasi cara-cara untuk membawa metodologi seni ke dalam komunitas yang mengolah dan melestarikan kearifan lokal sambil memperluas keahlian yang ada. Keindahan dari penelitian ini adalah bahwa hal itu telah diterapkan dan berkembang secara aktif di masyarakat saat ini.mbang secara aktif di masyarakat saat ini.)
    • Dewi Dian Reich  + (Potret Artis Sujana Suklu di studio menggaPotret Artis Sujana Suklu di studio menggambar novel. Menjelajahi salah satu dari Tiga Kamar Seni. Seni oleh Interaksi.</br>Art by Interaction mengacu pada proses yang tersentuh oleh interaktivitas atau kolaborasi. Perlu dicatat perbedaan antara interaksi dan kolaborasi berbeda. Proses kolaboratif menunjukkan kesepakatan bersama, sementara interaksi dapat terjadi dalam proses seni yang tidak disengaja. Semua kolaborasi adalah interaksi, namun tidak semua interaksi adalah kolaborasi.n tidak semua interaksi adalah kolaborasi.)
    • Dewi Dian Reich  + (Potret Aryani Willems oleh Dewi Dian Reich, Sawidji Art and Photography. Fotografi Seni Rupa)
    • Dewi Dian Reich  + (Potret seniman kontemporer Putu Bonuz SudiPotret seniman kontemporer Putu Bonuz Sudiana karya Dewi Dian Reich. Di Studio Sawidji. Seorang seniman kontemporer multidisiplin yang terkenal dengan gaya abstraknya yang kuat. Putu Bonuz Sudiana adalah seorang seniman yang dinamis dan progresif dengan kharisma kreatif yang menarik khalayak luas. Kontribusinya dalam lukisan, instalasi, musik, seni pertunjukan dan puisi.talasi, musik, seni pertunjukan dan puisi.)
    • Dewi Dian Reich  + (Potret seniman kontemporer Wayan Suastama Potret seniman kontemporer Wayan Suastama karya Dewi Dian Reich. Potret lingkungan, di lingkungan yang tidak dipentaskan. Secara alami menggambarkan bengkel studio seniman. Diambil pada awal 2023 saat membuat katalog karya para seniman.</br></br>'Melalui proses kreatif, Anda belajar melakukan percakapan jujur dengan diri sendiri. Itu pasti mengarah pada kedamaian dalam hidup Anda. Itu adalah hadiah kepositifan.' ~ Wayan Suastamaalah hadiah kepositifan.' ~ Wayan Suastama)
    • Dewi Dian Reich  + (Potret Sutradara dan visual artis Dibal Ranuh.)
    • I Gde Agus Darma Putra  + (PUAN dawai dawai ilalang bergayut di haPUAN</br></br></br>dawai dawai ilalang</br></br>bergayut di hatimu Puan</br></br>mimpi hanya membuatnya makin nyata</br></br>meski kau tutup pintu matamu</br></br>dengan segala mantra</br></br></br>Puan, mari kita toreh bukit Cintamani</br></br>dengan petir yang kau warisi</br></br>dari ibu dan bapamu</br></br>di sana di tempatmu terluka</br></br></br>bebukit Abang telah menyala</br></br>lekuk jurang tidak sedalam duka</br></br>ada yang hilang</br></br>oleh bara belerang</br></br></br>Puan, hamba menunggu lama</br></br>seribu warsa bukan apa apa</br></br></br>[Bangli, 2019]eribu warsa bukan apa apa [Bangli, 2019])
    • Putu Sudjana  + (Puisi Tanah Bali (1) kita bangun mimpi dPuisi Tanah Bali</br></br></br>(1)</br>kita bangun mimpi</br>dari khayal anak anak lahir</br>di pantai meski kelam terasa</br>buih ombak teresap ke balik pasir</br></br>roda kereta kala terus bergerak</br>memanjat langit, menyusur lembah</br>batang batang pohon tua</br>kulit berselimut lumut</br>cuaca basah</br>aku mencatat</br>perjalanan panjang</br>memilah kesiasiaan</br></br>mengapa setiap membangun</br>cinta mesti memperoleh kenikmatan</br>padahal kerinduan karena kelahiran</br>yang mempesona</br></br>di tubuh januari tahun anjing</br>masih terdengar gemuruh hujan desember</br>angin dingin membeku nanah luka</br>ah, senyum seorang ibu</br>dan lambaian tangan kanakkanak</br>adalah pengantar petualangan</br>tapi penyair akan pulang pada kata kata</br>entah di awal gerimis</br>pada ruang yang terus menyempit</br>bersama para petani menyiangi tanaman</br>pijakan kaki di lumpur tanah garapan</br>melengkingkan kebisuan</br>lebih gemuruh dari risau sebuah pabrik</br>menggema sampai istana para raja</br>masa silam</br>entah di awal kemarau</br>bersama anak anak ayam</br>mengorek sisa sia sia</br></br>(2)</br>dari berjuta pagi kutemukan satu</br>yang telah silam</br>satu lagi silau</br>di mata</br>dan kita merasa bangga sebagai manusia</br>tiap malam menyimpan kenangan dalam almari</br>kadang mengadu pada cermin</br>menata wajah sebab khawatir</br>menjadi tua</br></br>ini abad kembang kertas</br>membangun mimpi</br>dari khayal orang orang hutan</br>menuju rumah matahari</br>bagi sebuah pesta</br>pesta</br>pesta</br>pesta</br>sorak sorai slogan duniawi</br></br>keindahan sunyi sudah lama terkubur</br>ibarat laut kering dan seekor anjing</br>melongok neteskan liur</br>ikan ikan tinggal kerangka</br>sedang seseorang sangat asing</br>tersenyum bangga</br>bagi lukisan abstrak paling istimewa</br></br>(3)</br>ketika layar sandyakala terbentang</br>seorang lelaki berdiri sendiri</br>di sudut bale banjar</br>nampak ragu memukul kentongan kematian</br>karena matahari biasa pulang di kaki langit</br>ufuk barat tiada nampak awan hitam</br>pekat</br>apa bukan karena gerhana?</br>mencoba genggam hati nurani</br>sebab esok masih ada upacara kelahiran</br></br>di halaman pemerajan</br>seorang kakek membimbing cucu cucunya</br>sujud menghadap matahari pagi</br>menabur bunga putih kuning</br>harum asap dupa dan bau kemenyam dibakar</br>menembus hari depan</br>keris pusaka</br>ditancapkan di tanah leluhur</br>tanah leluhur</br>adalah sebuah keyakinan tak boleh dinistakan</br>sebab para peladang masih mencintai desanya</br>meski gerimis hari ini menjadi kemarau</br>kemudian</br></br>ketika membangun mimpi</br>dari khayal bidadari tersenyum ramah</br>di kanvas seorang pelukis</br>mengapa dibiarkan tertutup jamur?</br></br></br>Denpasar, 1993-1994rkan tertutup jamur? Denpasar, 1993-1994)
    • Ni Kadek Diah Wulandari  + (Pulau Bali banyak ada karya sastra yang mePulau Bali banyak ada karya sastra yang mempunyai taksu adi luhung. Karya sastra ini seperti berupa geguritan, kidung, dan kekawin. Harapan saya untuk Bali supaya bisa memperkenalkan keberadaan kasusastraan Bali menjadi wisata sastra. Wisata sastra menjadi usaha agar masyarakat turut mempelajari isi sastra yang mempunyai sari-sari kehidupan. Upaya wisata sastra berguna menghasilkan hasil yang bernilai ekonomis tanpa batas untuk perekonomian yang baru. tanpa batas untuk perekonomian yang baru.)
    • Bart Verheijen  + (Pulau Bali telah sangat menyatu dengan dunPulau Bali telah sangat menyatu dengan dunia pariwisata. Artikel ini meneliti identitas kebudayaan Bali yang dinamis dan hubungannya yang selalu berevolusi dengan dunia pariwisata di tengah globalisme dengan menggunakan studi kasus, pembangunan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (antara tahun 1993 – 2018), yang berbentuk patung Hindu Dewa Wisnu berdiri di atas burung garuda yang agung. Taman dan patung tersebut dipandang sebagai pertanda budaya baru untuk Bangsa Indonesia dan untuk industri pariwisata Bali. Namun demikian, studi kasus terhadap eksistensi taman ini juga menunjukkan bahwa Bali telah mengubah perannya di dalam konteks kepulauan Indonesia semenjak jatuhnya rezim Suharto pada tahun 1998 sembari berhadapan dengan tantangan baru globalisme pariwisata. Keterwakilan identitas budaya Bali berevolusi dari konstruksi turisme budaya terpusat, dari atas ke bawah, menjadi destinasi wisata global dengan menjadi tuan rumah bagi banyak kegiatan berskala internasional di taman tersebut. berskala internasional di taman tersebut.)
    • I Nyoman Darma Putra  + (Pulau Bali telah sangat menyatu dengan dunPulau Bali telah sangat menyatu dengan dunia pariwisata. Artikel ini meneliti identitas kebudayaan Bali yang dinamis dan hubungannya yang selalu berevolusi dengan dunia pariwisata di tengah globalisme dengan menggunakan studi kasus, pembangunan Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (antara tahun 1993 – 2018), yang berbentuk patung Hindu Dewa Wisnu berdiri di atas burung garuda yang agung. Taman dan patung tersebut dipandang sebagai pertanda budaya baru untuk Bangsa Indonesia dan untuk industri pariwisata Bali. Namun demikian, studi kasus terhadap eksistensi taman ini juga menunjukkan bahwa Bali telah mengubah perannya di dalam konteks kepulauan Indonesia semenjak jatuhnya rezim Suharto pada tahun 1998 sembari berhadapan dengan tantangan baru globalisme pariwisata. Keterwakilan identitas budaya Bali berevolusi dari konstruksi turisme budaya terpusat, dari atas ke bawah, menjadi destinasi wisata global dengan menjadi tuan rumah bagi banyak kegiatan berskala internasional di taman tersebut. berskala internasional di taman tersebut.)
    • I Wayan Aris Sarmanta  + (Punarbawa (29.5 x 89.5 cm, xcrylic di kanvas, 2016))
    • Drs. I Nyoman Aris  + (Pupuh Kadiri diambil dari sekar madya atau kidung pisacarana yang mengisahkan bidadari Menaka menggoda Sang Ari Dharma yang telah ditinggal mati oleh permaisurinya.)
    • Tjandra Hutama  + (Rejang adalah tarian sakral Bali, tarian pRejang adalah tarian sakral Bali, tarian pengorbanan di mana para gadis secara simbolis mempersembahkan diri kepada para dewa. Itu diadakan di Pura Hindu Kabupaten Klungkung dan Kabupaten Karangasem di Bali, Indonesia. ‘Rejang’ berarti ‘persembahan’. Tarian ini dilakukan untuk menyambut para dewa yang turun ke bumi.</br></br>Dalam serial ‘Rejang, Pengingat Indah dari Ketidakkekalan’ ini, tema keindahan, ketidakkekalan dan waktu dieksplorasi. Tjandra Hutama telah memenangkan banyak penghargaan dalam kompetisi fotografi. Kejenuhan keindahan bergambar yang dia temui selama tahun-tahun itu yang mendorong kebutuhan untuk mencerminkan sesuatu yang lebih dalam tentang persepsi kita tentang keindahan. Untuk mengingatkan kita akan ketidakkekalan dan keterbatasannya.</br>(Baca artikel lengkap di referensi Galeri Sawidji dikutip)ngkap di referensi Galeri Sawidji dikutip))
    • I Wayan Suartha  + (RUMAH KLUNGKUNG Mata itu matahari seluruhRUMAH KLUNGKUNG</br></br>Mata itu matahari seluruh mata</br>dari hulu kali yang jauh</br>dusun dusun ketakjuban</br>mengalir aksara ning aksara</br>semesta kecil semesta agung</br>hanyut-hanyut ke dasar getaran</br>tumpah lewat matamata pisau</br>sepanjang asal usul</br> pantai yang segar</br>melayangkan</br>asmara pemberontakan pernah tertulis</br>tragedi ketulusan belapati</br>kakawin tarian langit mengisi</br>angkasa jiwaraya </br>dihembus angin tanah ini</br>masuklah</br>mata itu matahari seluruh mata</br>dusun dusun ketakjuban</br>rasakan jiwanya mandikan kemesraan</br>aksara ning aksara</br>biarkanlah</br>anak anak yang lahir</br> bercakap di balai kambang</br>merunduk menggemakan puputan</br>sambil tengadah ke luas langit</br>betapa segar</br>asahan nurani masuk di rumah sendirisegar asahan nurani masuk di rumah sendiri)
    • Ketut Widiyazid Soethama  + (Sajak Boneka Boneka, diam saja Tapi bicaSajak Boneka</br></br></br>Boneka, diam saja</br>Tapi bicara dalam jiwaku</br>Kepedulian yang sirna</br>Kesunyian dan kejemuan</br>Kau sebutkan padanya</br>Dalam gurauan tanpa kata</br></br>Diam saja,</br>Terperangkap dalam kotak kayu</br>Terlempar ke dinding beku</br>Menjawab maumu</br>Hilang rasa dan diam saja</br>Tapi bicara dalam jiwaku</br>Haruskah kita menguasainya, Bu?lam jiwaku Haruskah kita menguasainya, Bu?)
    • Dewi Dian Reich  + (Salah satu hal yang menjadi pusat kebudayaSalah satu hal yang menjadi pusat kebudayaan Bali, mungkin bisa dikatakan kepastian hubungan seseorang dengan Alam. Jika seni merupakan bagian integral dari budaya kita, apalagi Alam.</br></br>Kayu Putih Bayan (Pohon Kayu Putih Bayan) adalah pohon purba. Salah satu dari banyak pohon kuno yang ada di tanah Suci dan merupakan bagian dari Pura, Pura Babakan. Menjadi ratusan tahun, tentu saja tidak muncul tiba-tiba entah dari mana. Namun, itu telah mulai menarik lebih banyak perhatian dalam beberapa bulan terakhir. Mungkin karena meningkatnya kesadaran di media sosial, pasti ada lebih banyak pengunjung di sana dalam setahun terakhir.</br></br>Keindahan Kayu Putih Bayan, foto-foto ini berpusat pada keberadaan Puranya. Bahwa ketika kita melihat Pohon ini, itu tidak terpisah dari melihat yang Suci.itu tidak terpisah dari melihat yang Suci.)
    • A.A. Made Putra Arsana  + (Salah satu karya sastra modern yang telah Salah satu karya sastra modern yang telah berkembang di masyarakat adalah sebuah cerita pendek berjudul Luh Ayu Manik Mas Ngalahang Legu Poleng. Cerita pendek ini berisikan nilai-nilai dari pendidikan yang luhur untuk membentuk karakter masyarakat. Demikian pula isi cerpen ini sangat erat kaitannya dengan kehidupan masyarakat saat ini. Oleh karenanya, lebih menarik untuk memahami nilai-nilai dari cerita pendek ini, terutama sekali nilai-nilai dari karakternya. Berdasarkan pemikiran diatas, studi ini bertujuan untuk membahas sejumlah hal seperti nilai pendidikan karakter yang terkandung di dalam cerita pendek Luh Ayu Manik Mas Ngalahang Legu Poleng.k Luh Ayu Manik Mas Ngalahang Legu Poleng.)
    • Luh Yesi Candrika  + (Salah satu usaha masyarakat Hindu di Bali Salah satu usaha masyarakat Hindu di Bali untuk menangkal pengaruh buruk dari unsur-unsur negatif (Buta) pada diri yaitu dengan menggelar upacara taur ketika waktu senjakala yang jatuh pada Tilem Kasanga. Upaya tersebut dilakukan dengan menghaturkan sesajen, segehan, maupun caru. Setelah melaksanakan taur atau yang disebut juga dengan Taur Agung Kasanga, maka dilanjutkan dengan acara ngrupuk yang bermakna memulangkan Bhuta Kala ke tempat asalnya masiing-masing dengan menggunakan sarana api dan dilanjutkan dengan tradisi mengarak Ogoh-Ogoh (simbol Buta) keliling desa. Demikian usaha umat Hindu di Bali untuk memohon perlindungan dan keselamatan dari bahaya dan pengaruh buruk. Selanjutnya, pada keesokan harinya masyarakat me-Nyepi selama sehari penuh. </br>Bagi masyarakat Hindu di Bali bahkan warga dunia, pelaksanaan hari suci Nyepi tahun 2020 (Saka 1940) ini menjadi sedikit berbeda. Ada hal yang lebih menakutkan dan menyeramkan dari pada sosok Buta yang dapat mendatangkan pengaruh buruk bagi kehidupan manusia. Merebaknya wabah (sasab merana) yang disebut dengan Corona atau Covid-19 di sejumlah daerah membuat masyarakat Hindu di Bali melakukan kegiatan menyepi di rumah masing-masing lebih awal dari waktu datangnya Hari Suci Nyepi (sosial distancing). Masyarakat diharapkan melakukan kegiatan di rumah masing-masing dan mengurangi aktifitas di luar rumah.</br>Secara etimologi kata taur berarti membayar dan arti lainnya yaitu kurban. Selanjutnya kata agung merujuk pada arti kata besar dalam kaitannya dengan semesta atau kosmos (Bhuana Agung). Sementara itu, kata kasanga berarti bulan (sasih) kesembilan dalam perhitungan kalender masehi. Dengan demikian, makna dari upacara Tawur Agung Kesanga adalah upacara atau yadnya yang dipersembahkan kepada alam semesta pada bulan kesembilan tepatnya pada Tilem Kasanga. Dalam lontar Sundarigama dijelaskan bahwa sebelum upacara taur dilakukan, masyarakat Hindu diharapkan membuat upacara Bhutayajnya berupa caru dimulai dari desa-desa hingga setiap rumah dengan tingkatan yang paling nista hingga utama.</br>Lebih lanjut, dijelaskan dalam lontar Sundarigama bahwa pada waktu Tilem Kasanga ini bisa saja terjadi peristiwa-peristiwa atau hal-hal yang aneh akibat kegelapan pikiran manusia. Apabila masyarakat Hindu tidak melaksanakan upacara taur beserta prosesi lainnya maka akan dapat menimbulkan kehancuran alam semesta (Bhuana Agung), penyakit merajarela (gering sasab marana magalak), dan perilaku manusia yang aneh serta kejam karena dirasuki unsur-unsur Buta (wwang kasurupan Kala Buta) dan mengakibtakan huru hara dimana-mana. </br>Sebagaimana yang dijelaskan dalam lontar Sundarigama masyarakat Hindu memiliki dasar sastra dan keyakinan yang kuat bahwa dengan melakukan upacara taur maka dapat menetralisasi kekuatan-kekuatan yang menyebabkan timbulnya hal-hal yang aneh sehingga alam semesta dapat kembali seimbang dan manusia hidup selamat dan sempurna (mulih hayu ning praja mandhala sarat kabeh, wang ring sarwajanma, wastu ya paripurna). Dalam menyikapi wabah (sasab merana) Corona atau Covid-19 yang tengah menyerang manusia hampir di seluruh belahan dunia akhir-akhir ini, sepertinya masyarakat Bali memiliki harapan yang begitu besar terhadap jalannnya pelaksanaan taur pada Nyepi tahun ini. Dengan kata lain, apabila upacara taur dapat dilakukan secara baik dan benar maka pandemi yang berkepanjangan dan telah menelan banyak korban di dunia menjadi sangat mungkin untuk dihentikan dan segala macam hama penyakit pulang kembali ke laut (sasab marana pada mantuk maring samudra). Apalagi setelah upacara taur masyasrakat Hindu melaksanakan hari suci Nyepi yang diyakini sebagai hari penjernihan batin melalui Catur Brata Penyepian. Selain itu, setelah Sasih Kasanga berlalu maka Sasih Kadasa yang dianalogikan sebagai keadaan yang bersih atau suci (kedas) diharapkan mendatangkan sesuatu yang lebih baik bagi kehidupan manusia. </br>Mengacu pada pelaksanaan Nyepi dan datangnya Sasih Kadasa setalahnya, krama Hindune mengharapkan dapat membersihkan sekaligus menyucikan dirinya secara batiniah. Namun, kenyataannya, akhir-akhir ini dengan adanya wabah Covid-19 ini tubuh manusia (Bhuwana Alit) sepertinya membutuhkan juga suatu persembahan semacam taur untuk menangkal virus yang menyerang manusia secara lahiriah. Wabah virus yang tengah menjadi ancaman dan kekhawatiran warga dunia ini menyerang tubuh manusia melalui sistem pernafasan sehingga melemahkan fisik bahkan dapat menyebabkan kematian. </br>Dalam kitab kuna seperti Wrhspatitatwa disebutkan bahwa Bumi dan tubuh sama-sama disebut dengan Sarwatattwa (hal-hal yang bersifat kenyataan dalam kaitannya dengan unsur-unsur Panca Maha Buta). Kelima elemen bumi seperti tanah, air, api, angin, dan udara juga ada di dalam tubuh manusia yang disimbolkan dengan daging, darah, panas tubuh, nafas, dan rongga. Untuk itu, sepertinyah tubuh juga memerlukan semacam taur yang diharapkan dapat menangkal penyakit seperti wabah. Lalu taur yang seperti apa yang dapat dipersembahkan atau disadhanakan kepada tubuh untuk membuatnya tetap sehat? </br>Apabila badan halus (suksma sarira) membutuhkan persembahan berupa tapa (pengendalian indera) dan brata (pantangan) untuk dapat membersihkan dan menyucikan diri, maka badan kasar sebagai wadah jiwa (stula sarira) membutuhkan viitamin, protein, mineral, dan lainnya yang berasal dari sari-sari makanan yang baik dikonsumsi tubuh untuk dapat menyehatkan tubuh dan menjauhkan segala macam penyakit. Teks Nitisastra menyebutkan bahwa tanda makanan yang baik ialah dapat membuat badan sehat (ring wara bhoga pustining awakya juga panengeran). Untuk mendapatkan makanan yang baik, maka penting juga mengetahui makanan yang tidak baik dikonsumsi tubuh yang dapat menjadi racun. Lebih lanjut, dalam Nitisastra disebutkan bahwa orang yang baik-baik tidak boleh makan daging yang tidak suci. Ia harus menjahuhi segala yang mengotori badan dan segala yang mendekatkan musuh lahir batin kepadanya. Adapun yang termasuk daging yang tidak baik yaitu daging tikus, anjing, katak, ular, ulat, dan cacing. Semua itu makanan yang terlarang, untuk itu perlu dihindari (Haywa mamukti sang sujana karta pisita tilaren, kasmalaning sarira ripu wahya ri dalem aparek, lwirnika kasta mangsa musika sregala wiyung ula, krimi kawat makadinika papahara hilangken). Sehubungan dengan ulasan yang termuat dalam Nitisastra bahwa makanan yang baik sebagai salah satu sumber kesehehatan tubuh, maka ada kemungkinan pula bahwa salah satu timbulnya wabah Covid-19 yang sedang menyerang manusia bersumber dari makanan yang tidak baik. </br>Taur pada tubuh dengan bersaranakan jenis makanan yang baik, cara mengolah yang tepat, dan menciptakan rasa nyaman untuk tubuh sangat perlu diperhatikan sebagai upaya untuk menghargai kerja keras tubuh. Apa dan bagaimana mengolah makanan yang akan dimasukkan ke mulut, sudah saatnya mendapatkan perhatian yang penting. Faktanya, perawatan tubuh dari luar saja seperti olah raga dan aktifitas memanjakan tubuh lainnya tidak cukup untuk mewujudkan tubuh yang sehat. Perawatan ke dalam tubuh melalui makanan-makanan yang dianggap baik dapat membuat wabah atau virus sulit masuk atau pun berkembang di dalam tubuh. </br>Mengenai makanan bagi seorang pendeta (orang suci) misalnya, seperti yang diuraikan dalam lontar Wrati Sasana (teks sasana untuk seorang pandita dalam menjalankan brata) bahwa segala jenis makanan yang dimasukkan ke dalam tubuh sangatlah penting untuk diperhatikan terutama penganut siddhanta yang melaksanakan brata suci (tan yogya ika bhaksan de sang siddhanta suddha brata). Jenis makanan yang dianggap tidak suci misalnya daging manusia, kera, sapi, harimau, gajah, kuda, kucing, kodok, dan ular. Sementara itu, semua binatang yang bentuknya aneh dikategorikan sebagai makanan yang nista misalnya lintah, ulat, kuricak, sebangsa biawak, kalajengking, kadal, tokek, dan cecak. Lebih lanjut, terdapat pula makanan yang boleh disantap (muwah ikang yogya bhaksaken) di antaranya babi hutan, ayam hutan, kerbau, itik, burung, dan segala jenis ikan sungai dan ikan laut kecuali jenis buaya dan ikan besar dengan wajah menyeramkan. Mengenai proses memasaknya pun perlu diperhatikan yaitu apabila saat proses mengerjakan makanan yang dibuat dihinggapi bintang seperti lalat, nyamuk, limpit,tuma, tengu, kutu busuk, kapinjal demikian itu cemar adanya, tidak benar disantap karena telah dianggap kotor. </br>Sama halnya dengan berbagai macam tumbuhan yang tumbuh di bumi bahwa tidak semua tumbuh-tumbuhan yang berdaun hijau dapat dikonsumi untuk mendapatkan asupan vitamin maupun zat yang baik untuk tubuh dari unsur nabati. Demikian pula untuk memperoleh zat untuk tubuh yang berasal dari unsur hewani, apabila mengacu pada dua teks lontar yaitu Nitisastra dan Wrati Sasana bahwa tidak semua jenis binatang dapat dikonsumsi untuk tubuh. Selain makanan yang baik maka lebih lanjut perlu juga memperhatikan kesuciannya sehingga layak dijadikan sadana atau pesembahan untuk tubuh. </br>Makanan yang baik, bersih, dan suci itulah yang hendaknya di sadanakan untuk tubuh, dijadikan persembahan (taur). Kapan taur untuk tubuh itu dilakukan? Itu semua diserahkan pada individu masing-masing. Bumi (jagad besar) dan tubuh (jagad kecil) sama-sama harus dipelihara dan diseimbangkan dengan baik. Bumi adalah ruang untuk hidup bagi seluruh ciptaan-Nya. Semenatara tubuh adalah stana atma untuk yang memberikan kehidupan. (Yesi Candrika BASAbaliWiki)an kehidupan. (Yesi Candrika BASAbaliWiki))
    • Arik Agustina  + (Sampah plastic telah menjadi masalah bagi Sampah plastic telah menjadi masalah bagi pariwisata berkesinambungan, terutama di Bali. Berbagai upaya untuk menguranginya telah ditempuh oleh pemerintah, seperti dengan dikeluarkannya Peraturan Pemerintah Kota Denpasar No. 36 tahun 2018. Artikel ini bertujuan untuk memahami pendapat dan perubahan pola prilaku warga Bali, terutama di Kota Denpasar setelah diterapkannya peraturan Walikota Denpasar dan Gubernur Bali terkait sampah plastik. Data dikumpulkan melalui kuesioner yang disebarkan kepada wisatawan, mahasiswa (Departmen Pariwisata), pedagang, masyarakat umum, dan dosen. Hasilnya adalah semua orang mengetahui peraturan pemerintah tentang pembatasan kantong plastik sekali pakai, namun hanya sebagian warga hanya mengetahui jika peraturan tersebut ada tanpa memahami siapa yang mengeluarkan. Sebagian besar masyarakat setuju dengan kebijakan tersebut, namun ada juga yang tidak setuju karena penggunaan kantong plastik lebih hemat. Kebijakan ini telah mendorong masyarakat untuk mulai menggunakan kantong belanja sendiri.mulai menggunakan kantong belanja sendiri.)
    • I Ketut Rida  + (Sang Hyang Surya baru keluar dari air lautSang Hyang Surya baru keluar dari air laut, berwarna merah menyala, airnya seperti tercampur bahan pewarna, bergoyang berkilau membuat silau yang melihatnya. Baunya terbagi bagaikan tirai dibuka membuat Ida Sang Rawi bangun dari tidur, menyinari semua dunia. Jauh sekali perahu perpisahannya di tengah laut berjejer tampak asri seperti bulu ayam terpancang ditiup angin sepoi-sepoi.</br></br>Dari muara sungai Banjar Bias perahu “Nusantara” melaju cepat menggunakan mesin Johnson ke arah tenggara hampir tidak ada halangan yang menghalangi perjalanannya. Air menciprat mengenai penumpang yang ada di atas perahu, mereka terkejut memperbaiki posisi duduknya, lalu melanjutkan ceritanya masing- masing. </br></br>Di belakang, duduk dengan nelayan, A.A. Mayun disertai I Wayan Lagas, keduanya membawa senapan BSA. Beliau pergi ke Nusa untuk memenuhi keinginannya Madé Punduh agar berkenan datang, mengikat pertemanan yang sudah rekat sejak kecil. Begitu juga sebaliknya I Wayan Lagas. Pulau Nusa masih berselimut kabut, gunungnya bergaris-garis jingga kena sinar matahari yang baru bangun dari tidurnya. </br></br>Kurang lebih satu setengah jam di perjalanan, tiba- tiba sampai di muara sungai Mantigin. Di sana sudah ramai orang- orang yang akan pergi ke Kusamba, menaikkan barang-barangnya ke perahu.mba, menaikkan barang-barangnya ke perahu.)
    • I Gedé Putra Ariawan  + (SANGGULAN (I Gédé Putra Ariawan) Putu ISANGGULAN </br>(I Gédé Putra Ariawan) </br></br>Putu Iwan Ardana, mahasiswa kampus kedokteran gigi di Dénpasar mendapat tugas lapangan. Dia akan memberikan pengarahan kesehatan ke désa-désa tentang program gigi sehat. Sebelum programnya berjalan, Putu Iwan mengecék lokasi dan melakukan observasi lapangan agar dengan jelas tahu tempat ia mendapat tugas. Ditolehnya papan pengumaman, dilihat namanya sudah tertempel dan mendapat tugas di Tabanan. “Aduh!” Putu Iwan merengut memikirkan tempat tugasnya. Seketika alisnya berkerut.empat tugasnya. Seketika alisnya berkerut.)
    • Adhy Ryadi  + (SANGKAN PARANING DUMADI setelah tanah yanSANGKAN PARANING DUMADI</br></br>setelah tanah yang kau tatah</br> kepulkan bunga dan api</br>aku ke tepi</br> berbaring dalam sepimu</br></br>aku pejalan jauh,</br> melahap keluh</br></br>dari tanah kau tatah</br>ke tanah aku pasrah</br>kuteduhkan bumimu</br> yang melengking</br> dengan tangis,</br> atau jerit tertahan</br></br>setelah tanah yang kau tatah</br> kepulkan bunga dan api</br>kutumpahkan rasa sepiku padamu</br></br>aku pejalan jauh,</br> melahap keluh</br> kepadamu aku kembali</br></br></br>Januari 1985 kepadamu aku kembali Januari 1985)
    • Dewi Dian Reich  + (Sawidji Comes Home is a celebration of ourSawidji Comes Home is a celebration of our new home in the historic part of Plawa Denpasar, with a collection of works from our artist collective. A wonderful exposition of dynamic, multi-disciplinary creative voices.</br></br>We celebrate each individual passion, fixation, obsession, compulsion of each artist that is at the core of their creative drive. What compels them to create in this pure and selfless way. As artists we go through such a personal and intimate process, often filled with some form of struggle within the self, only to give birth to the physical form of an idea. This in itself is a wonder, a powerful seed that nourishes arts' growth.powerful seed that nourishes arts' growth.)
    • Nyoman Butur Suantara  + (Saya melihat api. ManButur Suantara berbagSaya melihat api. ManButur Suantara berbagi pengalaman dan fotografi ritual api Ter-Teran di Desa Jasri, Karangasem Bali pada 21 Maret 2023. Akun lengkap dan rangkaian karya ManButur Suantara dipublikasikan secara online di sawidjistudio.com/2023/03/31 /saya melihat api/</br></br>Ritual ini dikenal dengan Ter-Teran yang diadakan di desa Jasri di Kabupaten Karangasem Bali. Ritual ini diadakan untuk mengusir roh jahat agar hari hening Nyepi dapat berlalu dengan damai, tenang dan penuh berkah...</br>Ter Teran diadakan hanya sekali setiap dua tahun. dan ini spontan tanpa pementasan atau perencanaan. Di desa lain, jenis perang api ini diritualkan sedangkan prosesnya sedikit lebih bebas, di sini di Ter Teran di Jasri. Suasananya benar-benar mistis. Itu bukan sesuatu yang direncanakan atau ditulis. Tidak banyak turis karena ini bukan daya tarik umum. Ada keliaran tentang itu. Itu tidak terlihat seperti demonstrasi yang disiapkan untuk melayani penonton. Energi suci dari ritual ini masih terasa sangat kuat. dari ritual ini masih terasa sangat kuat.)
    • Arya Lawa Manuaba, Ida Bagus  + (Sebuah buku tentang perjalanan singkat keliling Bali dan mengagumi arsitekturnya.)
    • Drs. I Wayan Selat Wirata  + (Sebuah karya sastra yang mengandung makna dalam tentang upacara Melasti, Pangrupukan atau Tawur Agung/Kesanga, Nyepi dan Ngembak Geni)
    • Arya Lawa Manuaba, Ida Bagus  + (Sebuah novel tentang petualangan Made Sanjaya, seorang remaja Bali yang ingin menyelamatkan sahabat dan juga keluarganya dari dendam lama dan sihir hitam. Nominasi 8 besar novel terbaik di UNNES International Novel Writing Contest 2017.)
    • Putu Fajar Arcana  + (sebuah novel, 2012)
    • Brett Hough  + (Sejarah Bali terbentuk dari banyak kontradSejarah Bali terbentuk dari banyak kontradiksi. Beberapa diantaranya bersifat intrinsik di dalam budaya dan masyarakat Bali, lainnya karena pengalaman penjajahan Belanda dan hasil penggabungannya ke dalam negara-bangsa Indonesia. Lainnya juga berasal dari kekuatan modernisasi, globalisasi, pariwisata dan konsumerisme. Para penulis Bali's Silent Crisis: Desire, Tragedy and Transition menyoroti kontradiksi ini untuk mengungkap masalah mendasar yang terus membentuk, mempengaruhi dan dengan cara tertentu, menghantui kehidupan sehari-hari di Bali. Kedua penulis berpendapat bahwa kekuatan-kekuatan ini serta perubahan-perubahan terkait memberikan trauma psikologis dan budaya yang mendalam yang sebagian besar tetap tidak diakui – karenanya merupakan 'krisis diam' – dan bertentangan dengan wacana Bali sebagai surga.</br>Para penulis telah tinggal dan bekerja di Indonesia selama bertahun-tahun, dengan sebagian besar waktunya di Bali. Dengan latar belakang akademis dalam studi budaya dan promosi kesehatan, mereka membawa perspektif yang menarik untuk subjek mereka dan menunjukkan kepedulian yang jelas terhadap kesehatan psikologis jangka panjang orang Bali yang terperangkap dalam proses perubahan, kekerasan, dan keinginan mendalam yang dikemas dalam subjudul dari buku-buku mereka. Sejak awal kami merasakan motivasi mereka yang sangat kuat dalam meneliti dan menulis buku dan komitmen mereka terhadap teman dan kolega Bali. Tampak jelas bahwa mereka memiliki kasih sayang yang besar untuk subjek mereka dan sampai pada kesimpulan mereka yang mendasarkan pada keterlibatan jangka panjang dengan Bali.</br>Ulasan utuh dari buku ini bisa dilihat pada laman: https://www.insideindonesia.org/review-bali-s-silent-crisis?highlight=WyJiYWxpIiwiYmFsaSdzIiwiJ2JhbGkiLCJiYWxpJyIsImJhbGknLiIsIidiYWxpJ3MiLCJiYWxpJywiLCJiYWxpcycuIl0%3DIidiYWxpJ3MiLCJiYWxpJywiLCJiYWxpcycuIl0%3D)
    • Made Mantle Hood  + (Sejumlah komoditas di wilayah pegunungan BSejumlah komoditas di wilayah pegunungan Bali di Indonesia masih memelihara perangkat orkestra kuno berupa gong dan metalofon berbahan perunggu yang disebut gamelan gong gede. Perangkat gamelan dimaksud telah dipelihara sebagai instrumen penting dari perkumpulan musik ritual lokal yang melindungi mereka dari arus perubahan lintas generasi. Sebaliknya, wilayah lainnya di Bali telah meninggalkan gong gede di awal abad ke-20 dan memilih gamelan moderen. Terpisah dari konteks ritual dataran tinggi, gong gede bertahan di wilayah pedalaman pegunungan Bali karena mereka tidak terpisahkan dari konteks ritual itu sendiri, yang menghasilkan keragaman musikal di ekosistem musik Bali secara lebih luas. Keberagaman ini juga sekaligus meminggirkan komunitas dari arus utama inovasi musik. Namun demikian, hal ini juga memberdayakan perkumpulan musik ritual dalam cakupan berbagai jejaring sosial yang lebih kompleks yang berperan penting dalam pelestarian orkestra antik dimaksud. Menggunakan ‘keragaman dalam struktur musikal’ sebagai sebuah kerangka analisis untuk membahas keberagaman musikal, artikel ini membahas bagaimana komunitas di dataran tinggi melindungi dna menjaga gong gede sebagai sebuah ‘tradisi hidup’ dengan menganalisa sejarahnya, konteks sosial, dan gaya bermusiknya untuk memahami hal apa yang menjaga tradisi lokal untuk larut dalam arus utama tren bermusik.ntuk larut dalam arus utama tren bermusik.)
    • NDM Santi Diwyarthi  + (Seni pertunjukan pariwisata Bali merupakanSeni pertunjukan pariwisata Bali merupakan suatu bentuk seni yang sengaja diolah untuk disajikan kepada wisatawan. Seni ini memiliki karakteristik teatrikal dan spektakuler yang lebih menonjolkan daya tarik visual daripada nilai ketakutan, magis, dan simbolis. Beberapa jenis kesenian seperti Tari Legong, Sendratari Ramayana, Tari Barong dan Keris, Tari Kera, Tari Topeng Wajah, dan Tari Wayang Kulit telah menjadi menu utama tontonan seni di Bali. Seni pertunjukan pariwisata Bali muncul dalam kemasan baru sejak tahun 1980. Konsep ini dominan dipengaruhi oleh ciri-ciri estetika pos-modern seperti: Pastiche, Parodi, Kitsch, Camp, dan Skizofrenia. Tujuannya agar seni pertunjukan menjadi lebih eksotik yang berkaitan dengan kepentingan ekonomi. Oleh karena itu, banyak aktivitas seni budaya Bali termasuk nilai sakralnya yang tergerus oleh proses sekularisasi yang cepat dan fantastis baik secara kualitas maupun kuantitas.tis baik secara kualitas maupun kuantitas.)
    • Anak Agung Gde Putera Semadi  + (Seni pertunjukan pariwisata Bali merupakanSeni pertunjukan pariwisata Bali merupakan suatu bentuk seni yang sengaja diolah untuk disajikan kepada wisatawan. Seni ini memiliki karakteristik teatrikal dan spektakuler yang lebih menonjolkan daya tarik visual daripada nilai ketakutan, magis, dan simbolis. Beberapa jenis kesenian seperti Tari Legong, Sendratari Ramayana, Tari Barong dan Keris, Tari Kera, Tari Topeng Wajah, dan Tari Wayang Kulit telah menjadi menu utama tontonan seni di Bali. Seni pertunjukan pariwisata Bali muncul dalam kemasan baru sejak tahun 1980. Konsep ini dominan dipengaruhi oleh ciri-ciri estetika pos-modern seperti: Pastiche, Parodi, Kitsch, Camp, dan Skizofrenia. Tujuannya agar seni pertunjukan menjadi lebih eksotik yang berkaitan dengan kepentingan ekonomi. Oleh karena itu, banyak aktivitas seni budaya Bali termasuk nilai sakralnya yang tergerus oleh proses sekularisasi yang cepat dan fantastis baik secara kualitas maupun kuantitas.tis baik secara kualitas maupun kuantitas.)
    • Putu Vivi Lestari  + (SENJA MENGGANTUNG DI LANGIT seorang ibuSENJA MENGGANTUNG DI LANGIT</br></br> seorang ibu meminjam tangis gerimis</br> ( senja masih menggantung )</br></br>Seandainya aku korban terakhir,</br>mestikah kuingat sebait sajak</br>yang belum selesai kutulis</br>sementara tanganku gemetar</br> membagi doa</br>untuk ayahku, ibuku, saudaraku</br>dan mereka yang datang dengan takdir.</br></br>Erang sakit putus-putus memanggil</br>detak jantung dan nafasku </br> sendiri</br> aku menunggu</br>di detik mana peluru menyamar ratu adil</br>mengetuk dadaku</br> aku tak peduli</br> : hidup adalah anugrah</br>sebab Tuhan tak lagi punya Rama atau Krishna</br>aku tak lagi punya doa</br></br>Di atas langit kemerahan senja bergelayut riang</br>anyir udara mengepung inderaku</br>Tuhan, Tuhan</br>mengapa masih kuingat namaMu</br></br>Tarian takdir atau karma mesti kulakonkan</br></br> seorang ibu meminjam tangis gerimis</br> senja tetap saja menggantung</br> mungkin matahari lupa jalan kembalintung mungkin matahari lupa jalan kembali)
    • I Gde Agus Darma Putra  + (SENJA DI BULAN MEI kita sedang bercakap SENJA DI BULAN MEI</br></br></br>kita sedang bercakap dengan masa depan</br></br>saling menerka mata dan senyum malu malu</br></br>sambil menepi pada sebaris puisi</br></br>yang belum selesai</br></br></br>senja membuat kita tidak mengenali satu sama lain</br></br>tidak juga paham makna sajak yang ditulis angin</br></br>pada ranting, daun-daun, sekar kelabu</br></br>dan masa lalu</br></br></br>hadiah senja di bulan Mei</br></br>usia dan gang sempit yang sesat</br></br>menerima sebagaimana adanya</br></br></br>[Jyesta, 1941]nerima sebagaimana adanya [Jyesta, 1941])