Search by property
From BASAbaliWiki
This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.
List of results
- Madaar + (Ayo pergi makan nanti malam.)
- Bangkiangne + (“Ibu dimana? Kenapa belum menjemput saya?” … “Ibu dimana? Kenapa belum menjemput saya?” Demikian ia menelepon ibunya. </br>“Tungguh sebentar Luh Cantik, Ibu masih jualan”</br>“Saya pulang sendiri ya, Bu? Menumpang ojek daring?”</br>“Iya-ya, boleh juga, tetapi baik-baik ya nak, jika ojek daring itu lelaki, janganlah kamu memeluk pinggangnya, tas gendongmu letakkan di antara punggung ojek daring dengan dadamu.”</br>“Siap Komandaaan!!!”</br>“Laksanakan.” Seperti itu kata ibunya sambil menutup telepon.ti itu kata ibunya sambil menutup telepon.)
- Gambelan + (Gamelan yang berada di Banjar Tengah bernama gamelan Semara Pagulingan.)
- Tadah Kala + (“Jangan kemana-mana jika sudah petang, nanti dimangsa bhuta kala (sejenis makhluk halus)”, begitu nenek saya memberi tahu.)
- Nguntul + (“Jangan seperti ini ayah, saya tidak mau! … “Jangan seperti ini ayah, saya tidak mau! “</br>Ujar dewa ayu ratih dengan tegas kepada mertuanya yang kian merangsek disampingnya.</br>“Tidak apa apa ayu, apalagi suamimu sudah lama pergi. Saya yang akan menjaga ayu,’’</br>“walaupun demikian jangan berpikiran yang tidak pantas terhadap saya,’’</br>“saya hanya minta, ayu peduli dengan keinginan saya”</br>“Tidak ayah, jangan! Ini salah, tidak benar!”</br>“Kalau sudah berdua, tidak ada yang tak benar”</br>Laki laki yang berusia kurang lebih lima puluh tahun itu menarik nafas panjang, memperhatikan perempuan yang menunduk bersimbah air mata tanpa suara. Perempuan yang merupakan menantunya itu telah mencuri hatinya sampai setiap malam dia tak bisa tidur nyenyak…i setiap malam dia tak bisa tidur nyenyak…)
- Japi + (“Jangan seperti ini ayah, saya tidak mau! … “Jangan seperti ini ayah, saya tidak mau! “</br>Ujar dewa ayu ratih dengan tegas kepada mertuanya yang kian merangsek disampingnya.</br>“Tidak apa apa ayu, apalagi suamimu sudah lama pergi. Saya yang akan menjaga ayu,’’</br>“walaupun demikian jangan berpikiran yang tidak pantas terhadap saya,’’</br>“saya hanya minta, ayu peduli dengan keinginan saya”</br>“Tidak ayah, jangan! Ini salah, tidak benar!”</br>“Kalau sudah berdua, tidak ada yang tak benar”</br>Laki laki yang berusia kurang lebih lima puluh tahun itu menarik nafas panjang, memperhatikan perempuan yang menunduk bersimbah air mata tanpa suara. Perempuan yang merupakan menantunya itu telah mencuri hatinya sampai setiap malam dia tak bisa tidur nyenyak…i setiap malam dia tak bisa tidur nyenyak…)
- Kaliwat + (“Jika tidak karena kepingin sekali dengan tuak, lebih baik aku tidur saja di rumah,” kata I Wayan Geris-Geris.)
- Dot + (I Luh: Iya, saya juga ingin belajar. Dewi: Nah, itu betul, agar I Luh juga tahu cara memanen padi.)
- Kuuk + (“Kuuk, sedang apa di sana?”, begitu Wayan berteriak dari jauh.)
- Ateha + (“Made di mana, Bu? Jadi ke Badung?” tanya I Wayan. “Lah, sudah diantar oleh ayahnya!” begitu jawab Ibu.)
- Robrobin + (“Naungi hidup orang yang tidak punya” begitu perkataan kakek kepada saya.)
- Rot + (“Raut pensil itu menggunakan pisau!” begitu kata ayah.)
- Risebin + (“Sakit hati saya mendengar perkataannya yang seperti itu, tidak mau tau akan saya sakiti orang itu dengan kekuatan jahat !” begitu kata Jero Gede.)
- Tunjel + (“Saya di rumah biasa membakar plastik, Pak … “Saya di rumah biasa membakar plastik, Pak, dan hancur. Kenapa Bapak mengatakan tidak bisa hancur?” Luh Ayu Manik bertanya lagi. </br></br>“Luh, jika plastik itu dibakar, akan semakin buruk akibatnya. Sering menghirup asap plastik terbakar bisa membahayakan kesehatan kita,” Pak Budi menjelaskan lagi. </br></br>“Oh begitu, Pak. Aduh, bahaya sekali sebenarnya plastik itu, Pak. Saya baru tahu, Pak,” Luh Ayu Manik merasa mendapatkan pelajaran baru dari Pak Budi. </br></br>“Iya, Luh, itulah sebabnya mulai sekarang kita patut mengurangi pemakaian plastik atau tas yang terbuat dari plastik,” Pak Budi menambahkan.rbuat dari plastik,” Pak Budi menambahkan.)
- Keslametan + (“Saya di rumah biasa membakar plastik, Pak … “Saya di rumah biasa membakar plastik, Pak, dan hancur. Kenapa Bapak mengatakan tidak bisa hancur?” Luh Ayu Manik bertanya lagi. </br></br>“Luh, jika plastik itu dibakar, akan semakin buruk akibatnya. Sering menghirup asap plastik terbakar bisa membahayakan kesehatan kita,” Pak Budi menjelaskan lagi. </br></br>“Oh begitu, Pak. Aduh, bahaya sekali sebenarnya plastik itu, Pak. Saya baru tahu, Pak,” Luh Ayu Manik merasa mendapatkan pelajaran baru dari Pak Budi. </br></br>“Iya, Luh, itulah sebabnya mulai sekarang kita patut mengurangi pemakaian plastik atau tas yang terbuat dari plastik,” Pak Budi menambahkan.rbuat dari plastik,” Pak Budi menambahkan.)
- Plastike + (“Saya di rumah biasa membakar plastik, Pak … “Saya di rumah biasa membakar plastik, Pak, dan hancur. Kenapa Bapak mengatakan tidak bisa hancur?” Luh Ayu Manik bertanya lagi. </br></br>“Luh, jika plastik itu dibakar, akan semakin buruk akibatnya. Sering menghirup asap plastik terbakar bisa membahayakan kesehatan kita,” Pak Budi menjelaskan lagi. </br></br>“Oh begitu, Pak. Aduh, bahaya sekali sebenarnya plastik itu, Pak. Saya baru tahu, Pak,” Luh Ayu Manik merasa mendapatkan pelajaran baru dari Pak Budi. </br></br>“Iya, Luh, itulah sebabnya mulai sekarang kita patut mengurangi pemakaian plastik atau tas yang terbuat dari plastik,” Pak Budi menambahkan.rbuat dari plastik,” Pak Budi menambahkan.)
- Nganikaang + (“Saya di rumah biasa membakar plastik, Pak … “Saya di rumah biasa membakar plastik, Pak, dan hancur. Kenapa Bapak mengatakan tidak bisa hancur?” Luh Ayu Manik bertanya lagi. </br></br>“Luh, jika plastik itu dibakar, akan semakin buruk akibatnya. Sering menghirup asap plastik terbakar bisa membahayakan kesehatan kita,” Pak Budi menjelaskan lagi. </br></br>“Oh begitu, Pak. Aduh, bahaya sekali sebenarnya plastik itu, Pak. Saya baru tahu, Pak,” Luh Ayu Manik merasa mendapatkan pelajaran baru dari Pak Budi. </br></br>“Iya, Luh, itulah sebabnya mulai sekarang kita patut mengurangi pemakaian plastik atau tas yang terbuat dari plastik,” Pak Budi menambahkan.rbuat dari plastik,” Pak Budi menambahkan.)
- Iragane + (“Saya di rumah biasa membakar plastik, Pak … “Saya di rumah biasa membakar plastik, Pak, dan hancur. Kenapa Bapak mengatakan tidak bisa hancur?” Luh Ayu Manik bertanya lagi. </br></br>“Luh, jika plastik itu dibakar, akan semakin buruk akibatnya. Sering menghirup asap plastik terbakar bisa membahayakan kesehatan kita,” Pak Budi menjelaskan lagi. </br></br>“Oh begitu, Pak. Aduh, bahaya sekali sebenarnya plastik itu, Pak. Saya baru tahu, Pak,” Luh Ayu Manik merasa mendapatkan pelajaran baru dari Pak Budi. </br></br>“Iya, Luh, itulah sebabnya mulai sekarang kita patut mengurangi pemakaian plastik atau tas yang terbuat dari plastik,” Pak Budi menambahkan.rbuat dari plastik,” Pak Budi menambahkan.)
- Awanane + (“Saya di rumah biasa membakar plastik, Pak … “Saya di rumah biasa membakar plastik, Pak, dan hancur. Kenapa Bapak mengatakan tidak bisa hancur?” Luh Ayu Manik bertanya lagi. </br></br>“Luh, jika plastik itu dibakar, akan semakin buruk akibatnya. Sering menghirup asap plastik terbakar bisa membahayakan kesehatan kita,” Pak Budi menjelaskan lagi. </br></br>“Oh begitu, Pak. Aduh, bahaya sekali sebenarnya plastik itu, Pak. Saya baru tahu, Pak,” Luh Ayu Manik merasa mendapatkan pelajaran baru dari Pak Budi. </br></br>“Iya, Luh, itulah sebabnya mulai sekarang kita patut mengurangi pemakaian plastik atau tas yang terbuat dari plastik,” Pak Budi menambahkan.rbuat dari plastik,” Pak Budi menambahkan.)
- Sesai + (“Saya di rumah biasa membakar plastik, Pak … “Saya di rumah biasa membakar plastik, Pak, dan hancur. Kenapa Bapak mengatakan tidak bisa hancur?” Luh Ayu Manik bertanya lagi. </br></br>“Luh, jika plastik itu dibakar, akan semakin buruk akibatnya. Sering menghirup asap plastik terbakar bisa membahayakan kesehatan kita,” Pak Budi menjelaskan lagi. </br></br>“Oh begitu, Pak. Aduh, bahaya sekali sebenarnya plastik itu, Pak. Saya baru tahu, Pak,” Luh Ayu Manik merasa mendapatkan pelajaran baru dari Pak Budi. </br></br>“Iya, Luh, itulah sebabnya mulai sekarang kita patut mengurangi pemakaian plastik atau tas yang terbuat dari plastik,” Pak Budi menambahkan.rbuat dari plastik,” Pak Budi menambahkan.)
- Pangajah-ajah + (“Saya di rumah biasa membakar plastik, Pak … “Saya di rumah biasa membakar plastik, Pak, dan hancur. Kenapa Bapak mengatakan tidak bisa hancur?” Luh Ayu Manik bertanya lagi. </br></br>“Luh, jika plastik itu dibakar, akan semakin buruk akibatnya. Sering menghirup asap plastik terbakar bisa membahayakan kesehatan kita,” Pak Budi menjelaskan lagi. </br></br>“Oh begitu, Pak. Aduh, bahaya sekali sebenarnya plastik itu, Pak. Saya baru tahu, Pak,” Luh Ayu Manik merasa mendapatkan pelajaran baru dari Pak Budi. </br></br>“Iya, Luh, itulah sebabnya mulai sekarang kita patut mengurangi pemakaian plastik atau tas yang terbuat dari plastik,” Pak Budi menambahkan.rbuat dari plastik,” Pak Budi menambahkan.)
- Matunjel + (“Saya di rumah biasa membakar plastik, Pak … “Saya di rumah biasa membakar plastik, Pak, dan hancur. Kenapa Bapak mengatakan tidak bisa hancur?” Luh Ayu Manik bertanya lagi. </br></br>“Luh, jika plastik itu dibakar, akan semakin buruk akibatnya. Sering menghirup asap plastik terbakar bisa membahayakan kesehatan kita,” Pak Budi menjelaskan lagi. </br></br>“Oh begitu, Pak. Aduh, bahaya sekali sebenarnya plastik itu, Pak. Saya baru tahu, Pak,” Luh Ayu Manik merasa mendapatkan pelajaran baru dari Pak Budi. </br></br>“Iya, Luh, itulah sebabnya mulai sekarang kita patut mengurangi pemakaian plastik atau tas yang terbuat dari plastik,” Pak Budi menambahkan.rbuat dari plastik,” Pak Budi menambahkan.)
- Puja tri sandhya + (“Umat Hindu Bali tidak memiliki 'mantra st … “Umat Hindu Bali tidak memiliki 'mantra standar' untuk berdoa sehari-hari sampai tahun 1950an. Penganut Hindu Bali tidak melafalkan mantra Sansekerta—mantra adalah hak istimewa para pendeta—dan praktik keagamaan mereka hanya mengandalkan doa dalam bahasa Bali saat mempersembahkan sesaji di pura. festival dan acara khusus lainnya dalam kalender Bali. Penerbitan dua buku berisi Puja Tri Sandhya (selanjutnya disebut PTS)—serangkaian mantra Sansekerta yang dipanjatkan tiga kali sehari sebagai doa sehari-hari—pada tahun 1950-an mengubah praktik keagamaan di Bali."50-an mengubah praktik keagamaan di Bali.")
- Puja tri sandhya + (“Umat Hindu Bali tidak memiliki 'mantra st … “Umat Hindu Bali tidak memiliki 'mantra standar' untuk berdoa sehari-hari sampai tahun 1950an. Penganut Hindu Bali tidak melafalkan mantra Sansekerta—mantra adalah hak istimewa para pendeta—dan praktik keagamaan mereka hanya mengandalkan doa dalam bahasa Bali saat mempersembahkan sesaji di pura. festival dan acara khusus lainnya dalam kalender Bali. Penerbitan dua buku berisi Puja Tri Sandhya (selanjutnya disebut PTS)—serangkaian mantra Sansekerta yang dipanjatkan tiga kali sehari sebagai doa sehari-hari—pada tahun 1950-an mengubah praktik keagamaan di Bali."50-an mengubah praktik keagamaan di Bali.")
- Rubuhang + (“Yan, robohkan bangunan di utara itu, ayah akan membangun bangunan baru di sana”, begitu kata ayah.)
- Angga sarira + (…menjadi bagus sirkulasinya dalam tubuh yang mengakibatkan badan sehat, segar bugar dan tenaga kuat.)
- Siki + (Guna: Apa saja pekerjaannya sehari-hari, P … Guna: Apa saja pekerjaannya sehari-hari, Pak?</br>Nengah: Saya hanya…mengukir i ni…mengukir bias. Pasir hitam ini.</br>Guna: O begitu. Apa saja itu bahan-bahannya?</br>Nengah: Inj…pasir, semen. Bias melela namanya ini.</br>Guna: O begitu.E…kalau biar mau bagus, kualitas campurannya seberapa biasanya Pak mencampurkannya? </br>Nengah: Ini pasir dua, semen satu, begitu.Nengah: Ini pasir dua, semen satu, begitu.)
- Siki + (Guna: Apa saja pekerjaannya sehari-hari, P … Guna: Apa saja pekerjaannya sehari-hari, Pak?</br>Nengah: Saya hanya…mengukir i ni…mengukir bias. Pasir hitam ini.</br>Guna: O begitu. Apa saja itu bahan-bahannya?</br>Nengah: Inj…pasir, semen. Bias melela namanya ini.</br>Guna: O begitu.E…kalau biar mau bagus, kualitas campurannya seberapa biasanya Pak mencampurkannya? </br>Nengah: Ini pasir dua, semen satu, begitu.Nengah: Ini pasir dua, semen satu, begitu.)
- Aduh + ("Aduh" begitu kata Adi ketika terkena bola basket di depan lapangan.)
- Amah + ("Blekii ! Makanlah tulang ini" begitu kata I Wayan kepada anjingnya.)
- Ka + ("Bu, sekarang saya jadi pergi ke Klungkung")
- Tabuh rah + ("Dengan yang akan diadakan pada hari Pagerwesi ini, diteruskan dengan tabuh rah.")
- Bikas + ("Gede Pasir memang memiliki sifat jelek" begitu kata I Pasek di dapur)
- Telahang + ("Habiskan saja makanan itu" begitu kata ibu kemarin malam)
- Runti + ("Jahit baju saya yang robek itu dengan tangan !”, begitu kata Pak Wayan.)
- Seken + ("Jika mencari suami, cari yang benar-benar sayang dengan Ayu" begitu sang ibu memberi petuah sembari memasak di dapur.)
- Pait + ("Kopi pahit saja, Dinda, Kakak dibuatkan. Itu di senyum Adinda, ambil gulanya". Wuih, apa geregetmu? Kamu tahu apa geregetku? Apa? Kemarin aku menyanyi. Terus bagaimana? Tidak dibayar!)
- Caratan + ("Luh, kalau ke pasar ingat beli cerek tiga buah di dagang gerabah".)
- Ngaben + ("Menurut kepercayaan masyarakat Hindu Bali … "Menurut kepercayaan masyarakat Hindu Bali, prosesi kremasi, atau ngaben, merupakan salah satu pijakan terpenting dalam kehidupan spiritual seseorang. Melalui proses kremasilah jiwa seseorang dilepaskan dari jasmaninya, hingga mencapai surga untuk bereinkarnasi."ingga mencapai surga untuk bereinkarnasi.")
- Manresti + ("Menurut kepercayaan masyarakat Hindu Bali … "Menurut kepercayaan masyarakat Hindu Bali, prosesi kremasi, atau ngaben, merupakan salah satu pijakan terpenting dalam kehidupan spiritual seseorang. Melalui proses kremasilah jiwa seseorang dilepaskan dari jasmaninya, hingga mencapai surga untuk bereinkarnasi."ingga mencapai surga untuk bereinkarnasi.")
- Lambihang + ("Nggak bisa dipanjangin sedikit celananya, … "Nggak bisa dipanjangin sedikit celananya, Luh? Risih sekali mata Ibu melihatnya. Itu bekas bisulmu di bokongmu kelihatan!" Měn Sribek marah melihat anaknya berpakaian tidak pantas sekali. Celana pendek sepaha, baju singlět ketat tipis seperti saringan santan, payudaranya I Luh terlihat tumpah. Kalau sebatas di dalam rumah, ia tidak akan mengurusinya. Duh... ini keterlaluan mau pergi keluar. Terlalu seperti dicungkil rasanya mata ibunya melihatnya. Baca selengkapnya di http://dictionary.basabali.org/Lambihang_-_Pendahulanionary.basabali.org/Lambihang_-_Pendahulan)
- Nyuh gading + ("Saya pohon kelapa kuning. Dapat digunkan … "Saya pohon kelapa kuning. Dapat digunkan obat penyucian segala macam kotoran secara spirit.</br>Karana sya adalah penjelmaan Sang Brahma_Pemebersih secala bentuk ketidaksucian, dicarnpurbunga tanjung, bunga widuri, pada bagian mulutkclapa ditulisi dengan aksara Batara Siwa. Jika adaorang kena kutukan dewa, saya berhak menyucikankembali, bcgitu pula sakit lepra. Sebelunn disucikantidak dapat disembuhkan dengan pengobatan."idak dapat disembuhkan dengan pengobatan.")
- Pungkusan + ("Siapa nama panggilannya sekarang pakde? Saya tidak mendengar kabarmu ternyata sudah mempunyai seorang anak" tanya Ketut pada teman lamanya)
- Percayain + ("Tolonglah percaya pada saya" begitu kata I Made di depan rumahnya)
- Dungulan + ('Rabu (hari ke empat dari "sapta wara") kliwon (hari kelima dari "panca wara") dungulan (wuku yang ke- 11)' Maksud dari kalimat ini adalah jatuhnya hari raya Galungan.)
- Ngorok + ((Pepatah) Menusuk ikan teri (ikan kecil ke … (Pepatah) Menusuk ikan teri (ikan kecil kecil dari laut yang biasanya dijual kering atau asin). Jika Anda menusuknya, itu tidak mengeluarkan darah. Ungkapan ini mengacu tentang seseorang yang melakukan sesuatu yang tidak menghasilkan apa yang dia ingin capai. Terutama digunakan jika seorang pria menikahi wanita kurus yang kemudian tidak memiliki bayi karena dia tidak memiliki energi yang kuat. Pria itu kecewa pada wanita itu. Biasanya mengacu pada makhluk hidup, bukan benda atau ide. pada makhluk hidup, bukan benda atau ide.)
- Lakar + ((batang) kayu itu boleh digunakan sebagai bahan dasar meja,)
- Iab + ((orang) Seumur saya banyak yang sudah bersekolah.)
- Gede + (... menjadi bagus sirkulasinya di dalam tubuh yang mengakibatkan badan sehat, segar bugar dan tenaga kuat.)
- Raga + (... menjadi bagus sirkulasinya di dalam tubuh yang mengakibatkan badan sehat, segar bugar dan tenaga kuat.)
- Bayu + (... menjadi bagus sirkulasinya di dalam tubuh yang mengakibatkan badan sehat, segar bugar dan tenaga kuat.)
- Majalan + (... menjadi bagus sirkulasinya di dalam tubuh yang mengakibatkan badan sehat, segar bugar dan tenaga kuat.)