Difference between revisions of "Folktale Pasuwitran I Sampi lan I Lelasan"
From BASAbaliWiki
(Created page with "{{PageSponsor}} {{Folktale |Page Title=Pasuwitran I Sampi lan I Lelasan |Photograph=Sapi.jpg |Photograph reference link=Cerita Rakyat Nusantara |Description text ban=Dugas pid...") |
|||
Line 26: | Line 26: | ||
Gelisang satua, buin manine, masiat I Sangmong ajaka I Lelasan di bungkil tiinge. Sambilanga dengak-dengok I Lelasan nyandenin I Sangmong ane ngranang ia kaliwat gedeg. Lantas jag dengeka bungkil tiinge ban I Sangmong kanti ocel gigine engsut di bungkil tiinge. | Gelisang satua, buin manine, masiat I Sangmong ajaka I Lelasan di bungkil tiinge. Sambilanga dengak-dengok I Lelasan nyandenin I Sangmong ane ngranang ia kaliwat gedeg. Lantas jag dengeka bungkil tiinge ban I Sangmong kanti ocel gigine engsut di bungkil tiinge. | ||
Ditu I Sangmong kalah tanding nglawan I Lelasan. Tur I Sampi luput tekening danda pati. To makrana kayang ka jani pasuwitran I Sampi leket pesan ngajak I Lelasan. Yen ada Lelasan masiat ajaka Lelipi, maan I Lelasan makipu di tain sampine, sinah ia tusing kalah baana teken I Lelipi. | Ditu I Sangmong kalah tanding nglawan I Lelasan. Tur I Sampi luput tekening danda pati. To makrana kayang ka jani pasuwitran I Sampi leket pesan ngajak I Lelasan. Yen ada Lelasan masiat ajaka Lelipi, maan I Lelasan makipu di tain sampine, sinah ia tusing kalah baana teken I Lelipi. | ||
+ | |Description text id=Dahulu kala, kawasan hutan dikuasai oleh macan hebat yang bernama Sangmong. Sangmong dibantu oleh I Lutung saat mengadili para binatang yang berbuat salah. Dikisahkan saat ini, I Lutung akan mengadili I tumisi, I Capung Bangkok, I Blatuk , I Kunang-kunang , I Beduda serta I Sampi. Yang paling pertama kali akan diadili ialah I tumisi. “Hey, kamu tumisi, semua binatang yang ada di hutan ini mengeluh karena kamu kemana-mana selalu membawa rumah. Kamu tidak suka tinggal di sini?” Demikian tanya I Lutung. Kemudian I tumisi menyahuti, “Maafkan saya Tuan Lutung, yang menyebabkan saya kemana-mana membawa rumah, karena saya sangat takut melihat I Capung Bangkok yang selalu kemana-mana membawa tombak belang. Kapan pun ia menyudahi membawa tombak belang, saat itulah saya akan berhenti berkelana membawa rumah. Karena demikian perkataan I Tumisi, I Lutung bertanya kepada I Capung Bangkok. “Eh kamu Capung Bangkok, sekarang aku bertanya kepadamu, mengapa kamu kesana-kemari membawa tombak belang? Agar kamu tahu, karena perbuatanmu itu, seisi hutan ini menjadi rusak, I Tumisi sangat takut yang menyebabkan ia kesana-kemari membawa rumahnya. Apa maksudmu kesana kemari membawa tombak?”. “Aduh tuan Lutung, saya kesana kemari membawa tombak karena waspada terhadap diri sendiri. Tuan Lutung tidak mendengar, I Blatuk selalu memukul kentongan dengan cepat. Itu pertanda dunia tertimpa mara bahaya, kita harus siap sedia senjata, bukankah benar demikian?” Benar didengarnya jawaban I Capung Bangkok, jika ada kentongan yang dipukul dengan cepat, harus keluar membawa senjata, jikalau ada marabahaya agar gampang saling bantu. Karena demikian bergegas I Lutung mencari dan menanyakan I Blatuk. “Eh kamu Kedis Blatuk, mengapa kamu memukul kentongan dengan cepat? Hingga keluar I Capung Bangkok membawa tombak belangnya. Ada apa gerangan?”. “Mohon maaf Tuan Lutung, yang menyebabkan saya memukul kentongan dengan cepat, karena I Kunang-kunang kesana kemari membawa api. Saya takut jika rumah saya hangus tanpa sisa kena api. Itulah sebabnya saya bersiap-siap agar saudara-saudara di sini juga ikut waspada agar rumahnya tidak dibakar oleh I Kunang-kunang. Apakah salah perbuatan saya seperti itu?”. Mendengar jawaban I Blatuk seperti itu, I Lutung kemudian mencari dan menanyakan I Kunang-kunang. “Eh kamu Kunang-kunang, mengapa kamu pergi kesana kemari membawa api? Kamu yang menyebabkan I Blatuk memukul kentongan. “Begini Tuan Lutung, yang menyebabkan saya kesana kemari membawa api, karena I Beduda selalu melubangi tanah di jalanan. Jika bukan saya yang membawa api, pada saat berjalan pada malam hari mungkin saja para binatang mendapat bahaya di jalan. Kemudian I Lutung mencari I Beduda. “Eh kamu Beduda, mengapa kamu merusak jalan hingga I Kunang-kunang membawa penerang melewati jalan ini. Mengapa kamu di sana di sini mengeruk tanah?”. “Maaf Tuan Lutung, jika begini besar-besarnya kotoran sapi, mau dibiarkan seperti itu berserakan di jalan ini? Saya mengeruk jalan ini karena membantu warga agar tidak sampai menginjak kotoran sapi. Saya juga membuat jalanan bersih tanpa tai. Itulah sebabnya saya mengubur kotoran sapi ini”. Bergegas jalannya I Lutung mencari I Sapi. “Eh Sampi, meman benar kamu tidak punya hati, selalu berak di jalanan. Itu menyebabkan I Beduda mengeruk jalan mengubur kotoranmu. Teramat sangat joroknya kamu, tidak urung kamu kena denda”. I Sampi tidak punya jawaban. Di situ kemudian I Sampi disalahkan, karena ia ingkar dengan keamanan dunia, tidak memperhatikan kebersihan lingkungan. Sekarang I Sampi patut menjadi mangsa Sang Raja Sangmong. I Sampi menangis sesegukan memikirkan dirinya akan dimangsa oleh I Sangmong. Sekarang dilihatlah ia manangis oleh I Lelasan. Konon bertanya I Lelasan, “Eh kamu Sampi, mengapa kamu menangis seperti anak kecil? Sebegitu besar dan kuatnya kamu, kenapa bias menangis sesegukan? Ada apa gerangan?” “Begini Lelasan, yang menyebabkan saya menangis seperti sekarang ini, karena saya salah dan kena hukuman mati, karena saya berak di jalanan, saya akan dimangsa oleh Sang Prabu Sangmong”. “Walah jika hanya karena hal itu yang menyebabkan kamu menangis, jangan teralalu dipikirkan. Aku akan bersedia membantumu, biarkan aku yang akan melawan I Sangmong. Cepatlah ke sana, katakana agar aku yang dimangsa”. Berjalanlah I Sampi akan bertemu dengan I Sangmong. Setelah bertemu, berkata I Sampi. Tuanku Raja, hamba benar-benar bersalah, bersedia menjadi makanan Tuanku. Namun ada pesannya I Lelasan agar hamba menghadap kemari dikarenakan ia akan melawan Paduka. Jika sudah pasti ia kalah, baru katanya hamba menjadi makanan Paduka”. “Apa maksudmu Sampi, I Lelasan ingin melawanku bertarung? Wah kok tidak tahu diri, ia tidak tahu aku? Aku kuat, sakti, gigiku tajam-tajam, kukuku lancip-lancip, sungguh tidak sadar ia binatang jalang, kecil, merayap akan berani menghadapi aku?. Baiklah jika benar seperti itu, ke sana katakan kepada I Lelasan, di mana ia ingin bertarung? Kapan? Siang atau malam, di hutan atau di gunung?”. I Sampi menjawab seperti ini, “Ia I Lelasan akan mengajak Paduka di sana di tunas bambu itu, esok hari”. “Baiklah jika sudah seperti itu aku sangat bersedia. Ke sana beritahu ia I Lelasan, berjalan kamu sekarang, begitu I Sangmong mengganti. Singkat cerita, keesokan harinya, bertarung I Sangmong dengan I Lelasan di tunas pohon bambu. Sembari tengak-tengok I Lelasan menggoda I Sangmong yang membuatmya merasa sangat kesal. Kemudian dimakan tunas bambu itu oleh I sangmong hingga giginya goyang dan menyangkut di tunas bambu itu. Di sanalah I Sangmong kalah bertanding melawan I Lelasan. Dan I Sampi terhindar dari hukuman mati. Itulah sebabnya hingga saat ini persahabatan I Sampi sangat erat dengan I Lelasan. Jika ada kadal bertarung dengan ular, dapat I Lelasan bekubang di kotoran sapi, pasti ia tidak dikalahhkan oleh ular. | ||
|Linked place=Place Bali | |Linked place=Place Bali | ||
|Topic=Tantri Stories | |Topic=Tantri Stories | ||
|SummaryTopic id=Sapi nyaris dimangsa oleh Raja Hutan. Sebelum dimangsa, ia berjumpa kadal. Kadal membela dan menantang harimau bertarung di rumpun bambu. Harimau kalah dan sapi batal dimangsa. Sejak itu sapi dan kadal bersahabat baik. | |SummaryTopic id=Sapi nyaris dimangsa oleh Raja Hutan. Sebelum dimangsa, ia berjumpa kadal. Kadal membela dan menantang harimau bertarung di rumpun bambu. Harimau kalah dan sapi batal dimangsa. Sejak itu sapi dan kadal bersahabat baik. | ||
|SummaryTopic ban=I Sampi kena danda pati. Satonden kamangsa antuk Sangmong, ipun matemu ajak Lelasan. Lelasan mapitulung tur nangtangin Sangmong masiat di beten punyan tiinge. Sangmong jerih. Sasukat ento i sampi lan i lelasan masuwitra. | |SummaryTopic ban=I Sampi kena danda pati. Satonden kamangsa antuk Sangmong, ipun matemu ajak Lelasan. Lelasan mapitulung tur nangtangin Sangmong masiat di beten punyan tiinge. Sangmong jerih. Sasukat ento i sampi lan i lelasan masuwitra. | ||
+ | |Winner=No | ||
}} | }} |
Latest revision as of 14:37, 26 November 2022
- Location
- Bali
- Main characters
- Event
- Dictionary words
Summary
In English
In Balinese
In Indonesian
Nothing was added yet.
Enable comment auto-refresher