Aryadimas Ngurah Hendratno

Dari BASAbaliWiki
Lompat ke:navigasi, cari
1w.jpg
Nama lengkap
Aryadimas Ngurah Hendratno
Nama Pena
Photograph by
Link to Photograph
Website for biography
Tempat
Denpasar
Related Music
Related Books
Related Scholars Articles


Tambahkan komentar
BASAbaliWiki menerima segala komentar. Jika Anda tidak ingin menjadi seorang anonim, silakan daftar atau masuk log. Gratis.

Biodata


In English

Aryadimas Ngurah Hendratno was born in Denpasar on September 13, 1975. He has been writing poetry since he was a teenager, was once a part of Teater Angin (SMAN 1 Denpasar), and had contact with Sanggar Minum Kopi. A number of his poems have been published in Bali Post and in the anthologies Ensiklopedi Pejalan Sunyi (2015) and Klungkung: Tanah Tua, Tanah Cinta (2016). He is the "village head" of the Jatijagat Kampung Puisi (Jatijagat Poetry Village), teaches literature and theater at the Tahkta Theater at SMK Saraswati 1 in Denpasar, and manages the Rumah Belajar Seni (Art Study House) in Denpasar.

In Balinese

Aryadimas Ngurah Hendratno embas ring D npasar, 13 S pt mber 1975. Nulis puisi ngawit masa remaja, naanin nyarengin Teater Angin SMAN 1 Denpasar , miwah masawitra sareng Sanggar Minum Kopi. Makudang-kudang kakawian dan kawedar ring Bali Post miwah buku antologi Ensiklopedi Pejalan Sunyi 2015 , Klungkung: Tanah Tua, Tanah Cinta 2016 . Dan dados lurah Jatijagat Kampung Puisi, ngajahin sastra miwah t ater ring Teater Tahkta SMK Saraswati 1 Denpasar, taler ngawasin Rumah Belajar Seni ring Denpasar.

In Indonesian

Aryadimas Ngurah Hendratno lahir di Denpasar, 13 September 1975. Menulis puisi sejak remaja, pernah bergabung dalam Teater Angin (SMAN 1 Denpasar), dan bersentuhan dengan Sanggar Minum Kopi. Sejumlah puisinya dimuat di Bali Post dan buku antologi Ensiklopedi Pejalan Sunyi (2015), Klungkung: Tanah Tua, Tanah Cinta (2016). Dia adalah “lurah” Jatijagat Kampung Puisi, mengajar sastra dan teater di Teater Tahkta SMK Saraswati 1 Denpasar, serta mengelola Rumah Belajar Seni di Denpasar.

Contoh karya

Menjelma Mata Air
Aryadimas Ngurah Hendratno

Menjelma Mata Air


aku pernah menjelma mata air aliranku kasar, menuju ngarai berakhir di kekeringan jalurku berkelok menapak, mengisi lubang kosong menanjak di antara nadi, bersekutu dengan darah denyut jantung adalah tanda untuk pergi berhenti mengolah emosi karena wujudku adalah detak jantung yang tak berhenti

aku tak pernah lelah mewujud mata air di selepas malam adalah waktu mengairi dari keberadaannya di tempat tertinggi dan kamu, selalu menjadi gumpalan lemak ataukah batu, memilin jalan mencipta pusaran sejenak itu perhentian yang mengikat iba dan ketakutan, gelisah dan rasa bersalah arus yang menarikku pulang

kembali aku mewujud mata air setelah satu musim kering timbaku adalah keyakinan tali pengikatnya adalah jumlah kesadaran penuhi dan tariklah untuk teman perjalanan tetesan yang terjatuh adalah kebijaksanaan kembali dan pungutlah bulir-bulir di persimpangan hanya di situ kehendak mencipta dan air berubah jadi mutiara

aku berusaha mewujud mata air kosongkan dan dimulai kembali perjalanan di antara nadi, darah dan rasa bersalah lintasi kembali kelokan magis temukanlah persimpangan tempat rasa terbuang gumpalkan dalam renungan pencapaian adalah emosi yang berulang ketika kembali, kumpulkan yang hilang sebab yang ada berarti tiada,

yang tidak ada adalah kunci segalanya