UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK MID JUNE

Search by property

From BASAbaliWiki

This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.

Search by property

A list of all pages that have property "Page text id" with value "The Garuda Wisnu Kencana tells about the struggle of Lord Vishnu (Dewa Wisnu) who is assisted by the Garuda bird as his mount to seize Tirta Amerta (water of life) against the power of giants. Through a very deadly war, Tirta Amerta can be seized by The Lord Vishnu. The Tirta Amerta then is used to maintaining life.". Since there have been only a few results, also nearby values are displayed.

Showing below up to 26 results starting with #1.

View (previous 50 | next 50) (20 | 50 | 100 | 250 | 500)


    

List of results

  • Tari Gabor  + (Tari Gabor adalah salah satu tarian tradisTari Gabor adalah salah satu tarian tradisional Bali yang hingga kini masih sering dipentaskan sebagai tari penyambutan. Tarian ini diciptakan pada tahun 1969 oleh maestro tari I Gusti Raka yang berasal dari Saba. Tari Gabor memiliki banyak kemiripan dengan Tari Pendet, mulai dari asal-usul tari yang pada awalnya diciptakan sebagai tarian sakral hingga kini berubah menjadi tari profan sebagai tari penyambutan, jenis tarian berfungsi sama sebagai tari penyambutan, tata rias dan properti yang dibawa berupa bokoran ketika menari. Yang membedakan kedua tarian ini adalah pembendaharaan atau variasi geraknya. Di dalam Tari Gabor lebih banyak mengambil gerak-gerak dari tari upacara, seperti Tari Rejang.</br></br>Pada awalnya Tari Gabor hanya ditujukan untuk upacara religius yaitu menggambarkan penyambutan atas turunnya dewa-dewi, namun kini tarian ini seringkali dipentaskan dalam berbagai acara karena fungsinya telah berubah sebagai tari hiburan atau istilahnya disebut Tari Balih-Balihan. Menurut penggolongan jenis tari, Tari Gabor ini termasuk ke dalam jenis tari kreasi modern. Tarian ini biasanya akan ditarikan oleh sekelompok wanita atau remaja putri dengan memakai kostum yang berwarna cerah. Masing-masing penari akan membawa bokor yang penuh berisi bunga sebagai propertinya. Gerakan tari dan pola lantai tarian disesuaikan dengan kreasi dari masing-masing pelatih atau dari kesepakatan para penari sehingga terlihat rapi dan indah. Di akhir tarian, para penari akan menaburkan bunga ke arah penonton sebagai symbol penyambutan dan selamat datang.gai symbol penyambutan dan selamat datang.)
  • Tari Kidang Kencana  + (Tari Kidang Kencana merupakan salah satu tTari Kidang Kencana merupakan salah satu tarian yang berasal dari Bali. Tari Kidang Kencana "merekam" keceriaan sekawanan kijang di keluasan belantara raya. Saat purnama bersinar penuh, satwa bertanduk indah itu menumpahkan kegembiraannya. Berlari, melompat dan saling bercengkerama sambil bermandi cahaya bulan. Namun, keceriaan mereka mendadak berubah gaduh lantaran ada seekor kijang bertingkah yang berujung pada kesalahpahaman. Teman-temannya sepakat untuk mencelakainya. Beruntung, kesalahpahaman itu cepat teratasi dan mereka kembali rukun.</br></br>Pesona satwa kijang itu sukses ditransformasikan ke dalam "bahasa" gerak yang ritmis, dinamis dan estetis oleh koreografer I Gusti Agung Ngurah Supartha yang dipermanis dengan iringan gamelan gong kebyar yang ditata artistik oleh I Wayan Beratha dan sentuhan gegerongan oleh IGB Arsaja.a dan sentuhan gegerongan oleh IGB Arsaja.)
  • Mabuang Mulan Daha  + (Tari Mabuang Mulan Daha merupakan jenis taTari Mabuang Mulan Daha merupakan jenis tarian sakral dari Tenganan Pegringsingan di Desa Tenganan, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem, Propinsi Bali. Tari ini ditarikan oleh para gadis yang sudah melalui proses upacara menjadi Daha.</br></br>Tarian yang termasuk dalam kategori Tari Wali ini adalah tarian upacara untuk menuangkan air nira. Tari ini dibawakan oleh gadis-gadis daha sebagai tanda kehormatan terhadap Ida Sang Hyang Wisi Wasa.</br>Dipertunjukan sore hari pada sasih sambah atau sasih kelima dengan disesuaikan pada perhitungan kalender di Tenganan Pegringsingan. Tari Mabuang Mulan Daha adalah bagian penting dari Upacara Ngusaba Sambah yang diadakan setahun sekali selama satu bulan penuh.</br></br>Dikatakan bahwa ritual tersebut merupakan hari wafatnya Bhatara Indra. Sedangkan Tarian Mabuang Mulan Daha difungsikan sebagai pengiring kepergiannya ke surga. Ini juga berarti upacara belum bisa dianggap selesai tanpa dipertunjukannya tarian ini.</br></br>Dalam buku “Karangasem dengan Desa-desa Adatnya” karya Dewa Gede Raka disebutkan bahwa terdapat dua jenis Tari Abuang (Mabuang) yakni Tari Mabuang dan Mabuang Kala.</br>Tari Mabuang merujuk pada tari oleh para daha pada sasih kasa (bulan satu) di depan Bale Agung pada upacara Sabah di Subak-subak Daha. Sedangkan Tari Mabuang Kala ditarikan oleh para teruna di Bale Patemu pada Upacara Sabah di bulan ke lima atau Sasih kelima, tepatnya dimalam hari.</br></br>Istilah “Mabuang” dimaknai sebagai menuangkan air nira (tuak), “Mulan” berarti Asal, sedangkan kata “Daha” berarti Gadis yang telah dibuatkan upacara. Adapun Ngusaba Sambah adalah upacara besar Dewa Yadnya yang terjadi setiap setahun sekali di Desa Tenganan Pegringsingan.</br></br>Gamelan Sebagai Pengiring Tarian</br></br>Tari Mabuang Mulan Daha dalam pertunjukannya diiringi dengan Gambelan Selonding dan Gambelan Gambang yang mana kedua Gamelan tersebut hanya dikeluarkan untuk upacara-upacara tertentu. Jika merujuk pada buku Panitithalaning Pegambuhan, kedua gambelan pengiring tari Mabuang Mulan Daha ini termasuk pada Golongan Tua.</br></br>Gambelan Selonding diletakkan di bale Petemu Kajam, Tengah dan Kelod. Gambelan ini memakai tiga gending yaitu: Gending Pategak untuk menyemarakkan suasana, Gending Geguron sebagai pembuka upacara, dan Gending-gending untuk mengiringi tarian. Sedangkan Gambelan Gambang yang ada di Bale Agung, memakai gending Panji Marga.</br></br>Jenis-jenis instrumen yang mengiringi tari terdiri dari:</br>• Gong dua buah, masing-masing terdiri dari empat bilah jadi jumlahnya ada delapan.</br>• Kempul, masing-masing terdiri dua buah terdiri dari empat bilah jadi jumlahnya delapan.</br>• Peenem satu buah yang terdiri dari empat bilah.</br>• Peteduh satu buah yang tyerdiri dari empat bilah.</br>• Nyangnyang alit satui buah yang bterdiri dari delapan bilah.</br>• Nyangnyag ageng satu bilah yang terdiri dari delapan bilah dan satu buah ceng-ceng.</br></br>Gerak Tari Mabuang Mulan Daha</br></br>Tari Mabuang Mulan Daha memiliki komposisi tari yang terhubung erat dengan faktor iringan. Dalam hal ini terdapat beberapa frasa diantaranya :</br>• Frasa pertama dimulai dengan gending petegak pertanda berkumpulnya para daha.</br>• Frasa kedua dilanjutkan dengan gending Geguron daha-daha tersebut natagang, medauhan base.</br>• Frasa ketiga gending Ijang-ijang Kesumba dimulai, para daha satu-persatu berdiri membelakangi Bale </br></br>Petemu menghadap ke Timur dan maju selangkah dengan merentangkan kedua tangannya. Adapun langkah terakhir dari para daha tersebut adalah meayunan.</br>Sebagai salah satu tarian kuno, Mabuang Mulan Daha hadir dengan gerakan yang sangat sederhana namun penuh dengan rasa pengabdian kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa. Mula-mula kedua tangan direntangkan kesamping kanan dan kiri sejajar dengan posisi badan menghadap ke depan.</br></br>Badan diputar seperempat lingkaran ke samping kiri diikuti dengan gerakan tangan merentang dengan tangan kiri dibawa kebelakang dan tangan kanan kedepan. Arah badan kesamping kiri membentuk sudut seperempat lingkaran diikuti dengan kaki kiri silang di belakang kaki kanan.</br></br>Kemudian badan diputar seperempat lingkaran menghadap ke samping kanan dengan tangan kiri di bawa kedepan dan tangan kanan di bawa kebelakang. Gerakan ini diikuti dengan kaki kanan silang di belakang kaki kiri, dilakukan berulang-ulang sampai gending itu selesai.</br></br>Busana Tari Mabuang Mulan Daha</br></br>• Hiasan Kepala : Memakai pusungan Blesot (cara memakainya seperti pusung Gonyer. Pada bagian tengah rambut diangkat kemudian dimasukkan ke kiri di bawah rambut yang telah diangkat tadi sehingga rambut itu seperti terurai dibawa ke depan bahu. Tetapi pada bagian pangkal rambut masih melekat pada bagian tengah rambut yang terangkat tadi). Memakai hiasan satu tangkai bunga emas, porosan base dan subeng emas.</br>• Hiasan Muka : Hiasan muka sangat sederhana. Biasanya menggunakan bedak dan lipstik, namun terkadang ada yang sama sekali tidak memakainya dan cukup dengan mencuci muka saja. Disini make up tidak mutlak harus dipakai, yang diutamakan adalah rasa pengabdian kepada Ida Sang Hyang Widi Wasa.</br></br>Dalam hal tata busana, penari menggunakan tapih (kain dalam berwarna bebas), kain sutra, anteng gringsing, sabuk dan gelang daha. Semua perlengkapan dibebankan kepada masing-masing penari. Busana tersebut disimpan dengan baik dan dapat dipergunakan lagi setiap upacara Ngusaba Sambah se-tahun sekali.ap upacara Ngusaba Sambah se-tahun sekali.)
  • Tari Porosan  + (Tari Porosan (2019) terinspirasi dari Tri Tari Porosan (2019) terinspirasi dari Tri Sakti, tiga konsep kekuatan dalam filsafat Hindu Bali. Porosan adalah salah satu elemen penting dalam membuat dan menghaturkan canang sari (sesajen bagi umat Hindu, Bali). Canang sari ini dibuat sebagai sesajen yang dihaturkan pada Ida Sanghyang Widhi Wasa. Porosan adalah simbol dari Tiga Dewa Hindu yaitu Dewa Siwa (pelebur), Dewa Wisnu (pemelihara) dan Dewa Brahma (pencipta).u (pemelihara) dan Dewa Brahma (pencipta).)
  • Puspanjali  + (Tari Puspanjali adalah tarian tradisional Tari Puspanjali adalah tarian tradisional kreasi baru yang diciptakan tahun 1989 oleh seniman besar Bali N.L.N. Swasthi Widjaja Bandem. Tarian ini merupakan salah satu tarian yang ditampilkan dalam gelaran “Tunjukkan Indonesiamu” untuk menyambut perhelatan olahraga akbar Asian Games 2018, sekaligus mengajak seluruh masyarakat menari bersama dalam kegiatan “Gerakan Cinta Budaya Indonesia”. Tarian ini diciptakan atas permintaan Titik Soeharto untuk acara pembukaan Kongres Persatuan Wanita Olahraga Seluruh Indonesia (Perwosi), yang diadakan di Pertamina Cottage, Kuta. Swasthi Widjaja Bandem yang diminta untuk menciptakan tarian tersebut kemudian berkolaborasi dengan I Nyoman Winda, seniman karawitan, sebagai penata musik pengiring Tari Puspanjali. Durasi tarian hanya 3-5 menit karena pembagian waktu saat itu yang sangat ketat dalam acara kongres.</br></br>Tari Puspanjali terinspirasi dari gerakan Tari Rejang, yang menggambarkan kegembiran sekelompok gadis Bali menyambut kedatangan para dewa dalam sebuah tarian upacara yang dibawakan di halaman pura. Gerakan Tari Puspanjali sengaja dibuat sederhana, lembut, dan lemah gemulai seperti tarian Rejang tetapi dinamis karena ada gerak-gerak ritmis di dalamnya. Pertimbangannya adalah agar tarian ini dapat dipelajari dalam waktu singkat oleh semua tingkatan umur, sehingga dalam perkembangannya tetap bisa bertahan dalam waktu lama. Sebuah tari kreasi baru yang digali dari tarian tradisional membutuhkan waktu sekurangnya dua puluh tahun untuk dapat diakui sebagai tarian tradisional. Pada kenyataannya Tari Puspanjali tetap bertahan hingga kini, bahkan terkenal hingga ke luar daerah asalnya dan kerap dipentaskan sebagai tari penyambutan tamu dalam berbagai gelaran acara, resmi ataupun tidak, sekaligus menjadi tari hiburan yang indah. Gerakan yang lemah lembut dan sederhana, menggunakan gerak-gerak dasar tari tradisional Bali dengan hanya menambahkan variasi pada pakem tari Bali, menjadikan Tari Puspanjali sebuah tarian yang digemari masyarakat, dan bisa dibawakan oleh anak-anak, remaja sampai kalangan tua.</br></br>Fungsi Tari Puspanjali sebagai tari penyambutan tercermin dari namanya, yaitu “puspa” yang berarti bunga dan “anjali” penghormatan, sehingga secara keseluruhan dapat dimaknai “menghormati tamu bagai bunga” yang menggambarkan besarnya penghormatan tuan rumah terhadap kedatangan tamu mereka. Tari Puspanjali biasanya dibawakan oleh lima sampai tujuh orang penari perempuan. Saat ditampilkan untuk pertamakalinya dalam acara pembukaan kongres Perwosi tahun 1989, Tari Puspanjali dibawakan oleh tujuh puluh orang penari. Struktur tarian menyesuaikan dengan struktur gending, yang meliputi bagian pengawit, pepeson, pengawak, pengecet, dan pekaad. Pepeson adalah awal sebuah gending atau lagu yang disajikan sebelum dimulainya tarian. Pengawak yang dimainkan setelah pepeson adalah komposisi musik dengan alunan lembut dan pelan, untuk mengiringi gerakan tari bertempo pelan dan lemah lembut. Pengecet adalah bagian komposisi yang menampilkan gerak-gerak tari bertempo sedang hingga cepat. Pekaad atau penutup adalah bagian komposisi yang diwarnai dengan gerak-gerak tari bertempo cepat kemudian lebih pelan untuk mengakhiri tarian.</br></br>Gerakan Tari Puspanjali diawali dengan menggerakkan kepala ke kiri dan kanan “khas tarian Bali” sambil berjalan dengan kedua tangan berada di depan dada, mempertemukan kedua pangkal pergelangan tangan, yang kanan di atas sedangkan kiri di bawah. Kemudian berjalan di tempat dengan kedua tangan masih berada di depan dada dalam posisi yang sama. Gerakan ini merupakan salah satu bentuk sambutan selamat datang kepada para tamu. Selanjutnya gerakan melenggok dan memutar dengan tangan diangkat agak ke atas hingga bahu ikut bergerak, menggambarkan keramahtamahan masyarakat Bali kepada tamu yang datang. Ekspresi penari ditampakkan melalui senyuman dan gerak mata “nyledet” khas Bali, yaitu mengangkat alis sedikit kemudian bola mata bergerak secara cepat atau lambat sesuai ritme musiknya. Busana yang dikenakan dirancang sederhana seperti tari tradisional Bali lainnya, yaitu terdiri dari tapih yang di prada bagian bawahnya dan disarung, serta streples polos berwarna senada dengan tapih dan kain prada yang juga disarung. Rambut disasak dan memakai “pusung lungguh magonjer”. Di bagian tengah depan pusung lungguh magonjer diberi hiasan “onggar-onggar” dengan bunga yang sewarna pakaian penarinya. Onggar-onggar dilengkapi beberapa bunga mas cempaka imitasi dan dua untaian semanggi di kanan-kirinya.dan dua untaian semanggi di kanan-kirinya.)
  • Rejang Anyar  + (Tari Rejang Anyar merupakan tarian sakral Tari Rejang Anyar merupakan tarian sakral Desa Adat Banjar Anyar yang ditarikan secara berkelompok oleh kaum ibu ibu dan remaja putri. Tarian ini merupakan tarian persembahan kepada dewa dewi yang ditarikan pada saat upacara keagaamaan sedang berlangsung. </br></br>Kata "Rejang" memiliki makna suatu gerakan yang cepat dan indah serta bernilai seni dan kata "Anyar" berarti sesuatu yang baru,bersih dan hias. Jadi rejang anyar dapat diartikan sebagai suatu gerakan tarian yang lincah yang di tarikan dalam suasana penuh kesucian dan keindahan.</br></br>Ciri khas tarian Rejang Anyar adalah memakai dua selendang putih dan kuning.dimana kedua warna itu memiliki makna kesucian dan kebersihan.tu memiliki makna kesucian dan kebersihan.)
  • Tari Rejang Dewa  + (Tari Rejang Dewa adalah tarian tradisionalTari Rejang Dewa adalah tarian tradisional masyarakat Bali dalam menyambut kedatangan serta menghibur para dewa yang datang dari Kayangan dan turun ke Bumi. Tari Rejang Dewa Bali berfungsi sebagai ungkapan rasa syukur dan penghormatan mereka kepada dewa atas berkenannya turun ke Bumi. Warisan Budaya Tak Benda UNESCO ini juga dipercaya memiliki nilai-nilai penting di dalamnya khususnya makna spiritual, sehingga juga dipercaya sebagai tarian yang suci dan dilakukan dengan penuh rasa pengabdian.an dilakukan dengan penuh rasa pengabdian.)
  • Truna Jaya  + (Tari Trunajaya adalah salah satu tarian krTari Trunajaya adalah salah satu tarian kreasi baru Bali, tepatnya dari Kabupaten Buleleng, Bali Utara. Seni tari ini semula diciptakan pada tahun 1915 oleh Pan Wandres dalam bentuk Kebyar Legong, kemudian disempurnakan kembali oleh I Gede Manik.</br></br>Tari Trunajaya atau juga Terunajaya lebih menggambarkan gerak-gerik pemuda yang beranjak dewasa, sangat emosional dimana tingkah lakunya yang senantiasa berusaha memikat hati wanita.</br>Meskipun disebut sebagai penggambaran seorang pemuda, tari ini dikategorikan dalam tari putra keras yang umumnya ditarikan oleh penari putri.</br></br>Tari Trunajaya termasuk tari hiburan yang pertunjukannya bisa di mana saja. Termasuk di halaman pura, lapangan, panggung tertutup atau terbuka, ataupun di tempat-tempat selain itu.</br>Awalnya, tari ini adalah tari tunggal yang juga termasuk “tari babancihan” karena menghadirkan karakter antara laki-laki dan perempuan. Namun seiring perkembangannya, Tari Trunajaya ada juga yang dibawakan oleh lebih dari satu penari.</br>Dalam hal durasi, tari ini sangat fleksibel bisa pendek atau panjang. Durasi tarian terpendek umumnya berkisar 11 menit dari awal hingga akhir.</br></br>Dalam sejarahnya, Tari Trunajaya tidak terlepas dari Tari Kakebyaran yang berhubungan erat dengan kebyar. Disebut seperti itu, karena bukan hanya diiringi oleh Gamelan Gong Kebyar, namun gerakannya pun sangat dinamis dan bernafaskan kebyar.</br></br>Para penari Trunajaya menggunakan rias wajah putra halus. Menggunakan rias pentas eyeshadow berwarna kuning, merah dan biru serta pemakaian alis yang agak tinggi dari riasan tari putri serta menggunakan tali kidang. Ciri khas lain dari tari bebancihan ini juga terlihat dari segi kostum, penari memakai kamen atau kancut berwarna ungu prada dengan motif wajik. Dipakaikan seperti pemakaian kain bebancihan pada umumnya yaitu ada sisa kamen di sebelah kiri yang nantinya akan dipakai sebagai kancut, selain itu penari juga memakai udeng yang khas, garuda mungkur (dibagian belakang), satu bunga sandat, bunga kuping (bunga merah dan bunga putih), serta rumbingunga merah dan bunga putih), serta rumbing)
  • Kenapa Legong JAPATWAN  + (Tari ‘Kenapa Legong’ Japatwan adalah karyaTari ‘Kenapa Legong’ Japatwan adalah karya koreografer perempuan Bali yang begitu luar biasa Ida Ayu Wayan Arya Satyani. Karya ini diciptakan sebagai wujud kekagumannya pada penciptaan tari legong, baik pada kerumitan tekniknya atau pada kelanggengan yang ditawarkan oleh tarian legong yang kekal. Karya tari Japatwan sekaligus menjadi jalan Dayu Ani untuk bertanya kembali pada proses penciptaan yang telah dilalui. Sekaligus jalan untuk merealisasikan impian tentang jelajah tubuh. Sejauh mana penjelajahan tubuh dapat dilakukan, bagaimana tubuh menghormati jiwa dan raganya, mengarungi keharuan atau menyikapi belenggu, mempertanyakan tradisi ataukah modern, tak menilai gender laki-laki ataukah perempuan, karena menari itu bukan tentang gender, tapi dia adalah jiwa. Jiwa yang tampil melalui tubuh, entah dia lelaki, perempuan, untuk membawakan karakter yang sebenarnya.</br></br>Japatwan terinspirasi dari geguritan teks Japatwan yang mengisahkan petualangan Gagak Turas dan Japatwan saat menyusul Ratnaningrat ke Siwa Loka, Japatwan pun menjabarkan hakekat sastra dalam kehidupan manusia. Pengetahuan (jnana) yang patut dibadankan agar senantiasa bertemu karma baik. Awal kisah perjalanan itu adalah rasa kehilangan Japatwan yang ditinggalkan oleh Ratnaningrat, istrinya tercinta "sakeng ngredani". Ratnaningrat adalah anugrah dari Dewa Indra yang rupanya diutus untuk menguji kepandaian Japatwan dalam melaksanakan kemampuan dan pengetahuannya mengenai “keluar masuknya jiwa dalam tubuh, jalan menuju kamoksan (pembebasan)”. </br></br>Dalam hitungan tujuh hari setelah masa sukacita pernikahan, Ratnaningrat kembali ke Indraloka, konon untuk ngayah ngelegong. Dalam lantunan gaguritan, dan nuansa musik kendang palegongan, semoga tarian sederhana ini mendapat setetes keindahan dari kemahaindahan kisahnya yang telah dituangkan oleh para sastrawan dalam naskah-naskah gaguritan.a sastrawan dalam naskah-naskah gaguritan.)
  • Wong Samar (Intan Partami)  + (Teman-teman, ogoh-ogoh ini bernama RaksasaTeman-teman, ogoh-ogoh ini bernama Raksasa Wong Samar diciptakan oleh Sekaa Truna Dharma Kencana, Banjar Penusuan, Desa Tegallalang, Gianyar. </br></br>Wong Samar adalah jenis Bhuta Kala yang tidak bisa dilihat oleh manusia. Namun, suara dan tingkah lakunya bisa dirasakan. Kegiatan wong samar yakni menganggung manusia. Itulah yang membuat umat Hindu mengarak ogoh-ogoh ketika hari Pengrupukan, menandakan kekalahan buta kala di bumi. Nah teman-teman, dari ogoh-ogoh tersebut pemerintah seharusnya bekerja dengan transparan, tidak sembunyi-sembunyi seperti wong samar apalagi menggunakan uang kas negara. Jika berani melakukan hal yang jahat seperti itu maka akan dibakar oleh masyarakat. Patut teman-teman?ibakar oleh masyarakat. Patut teman-teman?)
  • Burung Garuda  + (Terciptanya Burung Garuda menjadi simbol NTerciptanya Burung Garuda menjadi simbol Negara Republik Indonesia, yang merupakan burung mistis dalam mitologi Hindu India dan berkembang di Indonesia sejak abad ke-6, melambangkan kekuatan yakni kekuatan melawan semua kejahatan yang berkembang di Negara Indonesia baik secara internal maupun external mampu menghadapi segala rintangan dan tantangan dalam kehidupan bernegara dan berbangsa diharapkan pula Para Pemerintah yang bekerja berusaha menempu bangsa menjadi lebih baik memiliki kekuatan yang sama seperti Burung Garuda. Tidak lupa dengan kemegahan dan kejayaan tergambar pada semua emas yang ada pada bulu paruh semua bagian tubuh yang ada di Burung Garuda melambangkan semua kekayaan alam dan budaya yang dimiliki Negara Indonesia, dapat diharapkan para pemerintah dapat memakai membuat melestarikan apa yang ada demi Kehidupan Bangsa juga masyarakat. Di dada burung garuda adanya semua Lambang Pancasila diharapkan Pemerintah mampu melaksanakan mengikuti semua nilai nilai norma yang ada pada Pancasila mampu saling bahu membahu untuk membuat Negara Indonesia khususnya daerah Bali lebih baik lebih sejahtera lagiaerah Bali lebih baik lebih sejahtera lagi)
  • Garuda Wisnu Kencana  +
  • Tradisi Siat Yeh Banjar Teba Desa Adat Jimbaran  + (Tradisi Siat Yeh merupakan tradisi yang diTradisi Siat Yeh merupakan tradisi yang dilaksanakan sehari setelah hari Raya Nyepi (ngembak geni) oleh masyarakat Jimbaran. Trasidi ini juga dimaknai sebagai tradisi yang mempertemukan dua sumber tirta (mata air) yang berada di Desa Adat Jimbaran. Kedua sumber tirta tersebut adalah air laut di pantai segara dan air suwung (rawa). Selain kesannya mempertemukan kedua sumber air tersebut, juga mempunyai makna yang mendalam dimana tradisi Siat Yeh dalam etimologi Siat yang berarti perang merupakan makna yang pada hakekatnya manusia dalam kehidupan kesehariannya sebenarnya selalu berperang dengan dirinya sendiri atau pikiran-pikirannya sendiri antara keinginan yang baik dan tidak baik sedangkan kata Yeh berarti air merupakan sumber kehidupan manusia sehingga sumber air tersebut harus selalu dijaga dan dihormati sehingga nantinya dengan menjaga kedua sumber air tersebut, masyarakat bisa mendapatkan kemakmuran.</br></br>Pelaksanaan Tradisi Siat Yeh yang dilaksanakan oleh masyarakat Desa Adat Jimbaran juga sebagai perwujudan rasa syukur dan bhakti kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa dimana dalam pelaksanaanya juga terdapat persembahan berupa upakara atau banten dan diiringi berbagai seni tetabuhan sebagai perwujudan seni /estetika.</br>Tradisi Siat Yeh sebagai penglukat agung yang mengandung arti sebagai salah satu usaha membersihkan dan menyucikan diri pribadi melalui sarana berupa air tawar dan air laut, agar dapat mendekatkan diri pada Ida Sang Yang Widhi Wasa (Tuhan Yang Maha Esa).</br>Tradisi Siat Yeh ini sudah menjadi Warisan Budaya Tak Benda (WBTB) tahun 2020.arisan Budaya Tak Benda (WBTB) tahun 2020.)
  • Tri Netra  + (Tri Netra adalah tiga mata gaib Dewa Siwa Tri Netra adalah tiga mata gaib Dewa Siwa yang dapat melihat seluruh alam ini dengan cudamami yang ditengah dalam wayang Saput Leger sebagai drama ritual yang di sakralkan. Dewa Siwa bersabda mataku tiga ( Tri Netra ) diantara keningku ada satu mata lagi, mata gaib yang dapat melihat seluruh alam di tutup dengan cundamani. Tri Netra sebagai mata ke tiga Dewa Siwa Yaitu Phalanetra, Agnilocana, dan Trolicana yang dalam filosofi dewa Siwa dengan atribut-nya.</br>Dua mata kiri kanan melambangkan aktifitas fisiknya di dunia. Yang ketiga di pusat dahinya yang melambangkan pengetahuan (Jnana). Diceritakanlah Siwa sedang asyik bercengkerama dengan sakti-Nya yaitu Dewi Parwati sedang bermain tutup-tutupan mata, karena mata beliau ditutup oleh kedua telapak tangan dewi Parwati menyebabkan Siwa sulit melihat, karena terhalangnya penglihatan Siwa maka dunia menjadi goncang. Juga dalam kitab Mahabharata, kitab Linga Purana disebutkan pula menawarkan cerita yang berbeda tentang timbulnya mata ketiga Siwa.</br>Mata ketiga Dewa Siwa dalam Tapasya Narada dan Keangkuhannya sebagaimana diceritakkan Siwa Purana,Pada saat itu, Dewa Siwa mengatakan bahwa tempat ini akan membuat mantra Manmadha tidak ampuh dan bekerja. Narada tidak tahu akan hal ini. Wisnu mendengarkannya sesaat dan menyadari bahwa Narada telah melihat maya – Siwa. Ia juga memuji Narada, yang membuatnya semakin sombong. Ini membuat Narada semakin membual tidak hanya sekali tetapi berkali-kali. Kemudian ia meminta ijin pada Wisnu untuk pergi dan kemudian berkelana ketiga Loka. pergi dan kemudian berkelana ketiga Loka.)
  • Tutur Gong Wesi  + (Tutur Gong Wesi adalah lontar filsafat yanTutur Gong Wesi adalah lontar filsafat yang memuat ajaran mengenai pemujaan kepada Bhatara Dalem. Lontar ini bersifat siwaistik dan mengagungkan Bhatara Dalem yang adalah manifestasi dari Dewa Siwa. Lontar ini tidak terlampau panjang, namun secara ringkas menjelaskan tentang wujud-wujud Bhatara Dalem apabila berada di tempat-tempat lain seperti perempatan, pertigaan, kuburan, rumah, lumbung, sawah, sungai, dapur dan sebagainya. Pendeknya, Lontar ini menyatakan bahwa Bhatara Dalem adalah pribadi kosmik yang dapat berwujud berbagai jenis manifestasi sesuai dengan tempat dan waktu.</br></br>Lontar ini dijadikan pedoman dalam pembuatan palinggih taksu di masing-masing rumah. Secara spesifik lontar ini juga memuat tentang Banaspatiraja, salah satu wujud Bhatara Dalem yang dipuja untuk mendapatkan taksu.</br></br>Saking basa sane kaanggen, lontar puniki ngranjing ring soroh lontar anyar duaning basa sane kaanggen inggih punika campuhan basa Bali tengahan miwah basa Kawi.mpuhan basa Bali tengahan miwah basa Kawi.)
  • Tutur Kumara Tattwa  + (Tutur Kumara Tattwa adalah teks berbahasa Tutur Kumara Tattwa adalah teks berbahasa Jawa kuno yang mengisahkan tentang kelahiran Bhatara Kumara, seorang dewa yang senantiasa berwujud anak-anak. Bhatara Kumara (atau Sang Hyang Kemara) dipercaya oleh masyarakat Bali sebagai dewa penjaga anak-anak. </br></br>Dikisahkan dalam lontar ini bahwa Bhatara Siwa memiliki seorang anak bernama Bhatara Kala. Karena Bhatara Kala gemar memangsa manusia, dia diberikan hak untuk memakan anak-anak yang lahir pada Wuku Wayang. Secara kebetulan, adik Bhatara Kala, yaitu Bhatara Kumara, lahir pada Wuku Wayang sehingga Bhatara Kala sangat ingin memakan adiknya. </br></br>Tatkala Bhatara Kala ingin menyantap adiknya, Bhatara Siwa melerai mereka dan berkata bahwa Bhatara Kumara masih kecil sehingga belum boleh dimakan. Kemudian, Bhatara Siwa memberikan berkat kepada Bhatara Kumara agar senantiasa berwujud anak-anak agar tidak dimangsa oleh kakaknya.</br></br>Bhatara Kumara kemudian ditugaskan menggembala ternak, namun beliau cepat menjadi bosan. Di sanalah kemudian Bhatara Siwa memberikan wejangan mengenai ajaran-ajaran rohani. </br></br>Ajaran-ajaran penting dalam Lontar Kumara Tattwa ini antara lain mengenai hakikat sepuluh indria yang dapat menyebabkan sepuluh jenis kekotoran dalam badan dan pikiran seseorang (dasamala). Kekotoran ini menyebabkan delapan jenis khayalan yang disebut dengan astamaya-dewi. </br></br>Kedelapan khayalan ini dapat dimusnahkan dengan delapan jenis pengendalian diri, yang disebut dengan Astalingga. Dalam lontar Tutur Kumara Tattwa ini dinyatakan juga bahwa ada delapan sifat kemuliaan.</br></br>Lontar ini juga membahas mengenai pembebasan dan kesempurnaan dalam kerohanian. Kesempurnaan kehidupan dapat dicapai dengan menjalankan dasa niyama brata, yakni sepuluh tindakan yang mencerminkan pertapaan dan pengekangan diri seseorang yaitu berderma, hormat kepada mereka yang patut dihormati, melakukan pengekangan diri, menjalankan kewajiban, mengendalikan nafsu, makan makanan yang suci, melakukan puasa, tidak bicara sembarangan, mendalami kitab suci dan melakukan mandi suci.alami kitab suci dan melakukan mandi suci.)
  • Terkait Dengan Perkembangan Bagaimana Bali Pada Pendidikan Untuk Para Calon Pemimpin Kedepannya  + (Untuk para calon pemimpin kedepannya pada Untuk para calon pemimpin kedepannya pada khususnya perkembangan pendidikan di Bali, saya berharap untuk sistem atau mata pelajaran yang di berikan adalah sesuai dengan perkembangan zaman dan tidak bersifat kaku, dalam artian pendidikan yang di berikan itu adalah sesuai dengan era yang sekarang dan berguna pada kehidupan secara personal dan menyeluruh serta jenis-jenis pendidikan atau mata pelajaran yang di berikan dapat digunakan sebagai mana mestinya contoh nya di dunia kerja atau real life, serta di perlukan pula akomodasi pendidikan yang memadai seperti akses fasilitas, sumber daya pengajar yang baik dan berkompeten agar dapat menciptakan generasi-generasi bangsa yang lebih baik sesuai dengan perkembangan zaman dan tidak bersifat kaku atau monoton, maka dari pada itu besar harapan saya agar sistem pendidikan itu dapat dirubah demi perkembangan di dalam sistem edukasi yang lebih baik.n di dalam sistem edukasi yang lebih baik.)
  • Wayang Sapuh Leger  + (Wayang Sapuh Leger merupakan sebuah drama Wayang Sapuh Leger merupakan sebuah drama ritual dengan sarana pertunjukan wayang kulit yang bertujuan untuk membersihkan atau menyucikan diri seseorang akibat tercemar atau kotor secara rohani.</br></br>Di Bali hingga kini diyakini bahwa anak yang lahir pada wuku Wayang patutlah melakukan upacara lukatan atau pembersihan yang disebut sapuh leger. Hal ini dimaksudkan agar terhindar dari kejaran Kala dan tak ditimpa malapetaka.</br></br>Dikisahkan dua orang putra Bhatara Siwa atau Bhatara Guru memiliki otonan yang sama yaitu sama-sama lahir pada Wuku Wayang. Mereka berdua bernama Bhatara Kala dan Sang Hyang Rare Kumara. Jauh sebelum Rare Kumara lahir, Dewa Siwa pernah memberikan ijin kepada Bhatara Kala untuk menadah atau memangsa makhluk yang memiliki otonan sama dengannya.</br></br>Oleh karena adiknya sendiri memililiki otonan yang sama, Bhatara Kala meminta ijin kepada Dewa Siwa untuk memangsa Rare Kumara. Namun, Kala diminta menunggu agar adiknya tersebut besar. Karena Siwa takut putranya dimangsa, maka dikutuklah Rare Kumara sehingga tak pernah dewasa. </br></br>Setelah dirasanya adiknya sudah dewasa, Kala menemui Rare Kumara dan bermaksud memangsanya. Namun atas perintah Dewa Siwa, Rare Kumara diminta untuk berlari menuju ke Kerajaan Kertanegara.</br></br>Mengerahui adiknya lari, Kala mengejarnya. Ia mencium tapak kaki Rare Kumara dan mengikutinya dan dilihatlah sang adik berlari. Setelah bersembunyi di beberapa tempat yaitu rimbun bambu buluh, di balik kayu bakar, dan tungku perapian, Rare Kumara pun sampai di Kertanegara.</br></br>Kertanegara digempur oleh Bhatara Kala, dan Rare Kumara berlari hingga saat malam ia sampai di tempat pertunjukan wayang. Oleh dalang wayang, Rare Kumara diminta bersembunyi di resonator gamelan gender.</br></br>Saking laparnya, Kala datang ke tempat pertunjukan wayang dan memakan sesajinya. Melihat hal itu, dalang menegur Kala agar mengembalikan sesaji yang telah dimakannya. Karena terpojok, Kala pun berhutang pada dalang dan kepada dalang itu, ia berikan mantra magis. Mantra itu membuat dalang bisa membebaskan semua makhluk hidup dari kekotoran.</br></br>Dalang kemudian menghaturkan sesaji sebagai pengganti anak yang dilahirkan Tumpek Wayang, sehingga selamatlah Rare Kumara. Rare Kumara pun dibawa kembali ke kahyangan oleh Dewa Siwa.</br></br>Begitulah kisah ringkas yang melatarbelakangi dilaksanakannya Sapuh Leger pada anak yang lahir wuku Wayang. Kisah ini diambil dari Lontar Kidung Sapuh Leger.ni diambil dari Lontar Kidung Sapuh Leger.)
  • Wayang Arja  + (Wayang arja adalah sebuah wayang ciptaan bWayang arja adalah sebuah wayang ciptaan baru yang diciptakan pada tahun 1975 oleh dalang I Made Sidja dari desa Bona, atas dorongan almarhum I Ketut Rindha. Permunculan wayang ini banyak dirangsang oleh kondisi kehidupan Dramatari Arja yang ketika itu memprihatinkan, didesak oleh Drama Gong. Walaupun masih tetap mempertahankan pola pertunjukan wayang tradisional Bali, Wayang Arja menampilkan lakon-lakon yang bersumber pada cerita Panji (Malat).</br></br>Dalam Wayang Arja, peran utama yang memegang pokok cerita adalah tentang kerajaan-kerajaan yang terbagi dalam sisi "kanan" dan "kiri". Kerajaan-kerajaan yang terangkum dalam sekutu "kanan" antara lain adalah seperti Daha, Koripan, Singasari, dan Gegelang, sementara pihak "kiri"-nya adalah Lasem Metaum, Pajang Mataram, Cemara, dan Pajarakan.</br></br>Dalam wayang ini plot dramatik disusun hampir sama dengan yang terdapat di dalam Dramatari Arja. Oleh sebab itu pertunjukan Wayang Arja berkesan pagelaran Arja dalam bentuk Wayang Kulit. Pertunjukan Wayang Arja melibatkan sekitar 12 orang pemain yang terdiri dari:</br></br>• 1 orang dalang</br>• 2 orang pembantu dalang</br>• 9 orang penabuh Gamelan Gaguntangan yang berlaras pelog dan slendro.</br></br>Di antara lakon-lakon yang biasa ditampilkan antara lain adalah:</br></br>• Waringin Kencana</br>• Klimun Ilang Srepet Teka</br>• Pakang Raras</br>• Banda Kencana</br></br>Kekhasan pertunjukan Wayang Arja terasa pada seni suara vokalnya yang memakai tembang-tembang macapat yang biasa dipergunakan dalam pertunjukan Dramatari Arja. Juga, bentuk wayangnya menirukan tokoh-tokoh utama dalam Arja dengan segala atributnya. Wayang Arja kurang begitu populer di Bali, walaupun dalang yang biasa membawakan wayang ini terdapat hampir di seluruh Bali.ayang ini terdapat hampir di seluruh Bali.)
  • Wayang Lemah  + (Wayang lemah dibeberapa tempat juga disebuWayang lemah dibeberapa tempat juga disebut dengan Wayang Gedog. Wayang lemah dikatagorikan sebagai Wayang Wali yaitu kesenian sakral yang menyertai upacara keagamaan. Wayang lemah adalah salah satu dari tiga macam wayang yang disakralkan di Bali. Tiga wayang sakral tersebut adalah Wayang Sapu Leger, Wayang Suddhamala dan Wayang Lemah. </br></br>Wayang lemah dipentaskan tanpa mempergunakan layar atau kelir dan lampu blencong. Dalam memainkan wayangnya, dalang menyandarkan wayang-wayang pada seutas benang putih (benang tukelan) sepanjang sekitar satu sampai satu setengah meter yang direntang susun tiga dengan masing-masing berisi 11 uang kepeng atau pis bolong satakan (uang kepeng berjumlah 200 keping). Benang ini diikatkan pada batang kayu dapdap yang dipancangkan pada batang pisang (gedebong) di kedua sisi dalang. Gamelan pengiringnya adalah gender wayang yang berlaras slendro (lima nada).</br></br>Wayang lemah atau wayang gedog ini dapat dipentaskan pada siang, sore atau pada saat upacara keagamaan berlangsung. Pendukung pertunjukan wayang ini adalah yang paling kecil, 3 sampai 5 orang, yang terdri dari seorang dalang, dan satu atau dua pasang penabuh gender wayang. Sebagai kesenian upacara, pertunjukan wayang lemah biasanya mengambil tempat di sekitar tempat upacara dengan tidak mempergunakan panggung pementasan yang khusus.</br></br>Lakon yang dibawakan pada umumnya bersumber dari cerita Mahabharata yang disesuaikan dengan jenis dan tingkatan upacara yang diiringinya. Jika pertunjukan itu dilakukan pada upacara Dewa Yadnya, maka lakon cerita diambil dari kisah yang menceritakan upacara, misalnya Kunti Yadnya. Tapi bila pertunjukan dilangsungkan pada upacara Bhuta Yadnya, maka lakon ceritanya adalah Bima Dadi Caru, yaitu cerita ketika Bhima mengorbankan dirinya sebagai caru kepada Raksasa Baka.</br></br>Sedangkan jika pertunjukan berlangsung pada upacara Pitra Yadnya, maka lakon yang disajikan adalah Bima Swarga atau cerita lain yang mengisahkan perjalanan roh ke surga. Jika pertunjukan itu diadakan untuk Upacara Manusa Yadnya, maka lakon yang digunakan dalang adalah cerita yang mengisahkan perkawinan, misalnya perkawinan Arjuna-Subadra, atau perkawinan Abimanyu-Uttari.</br></br>Biasanya, pertunjukan wayang Lemah dimulai bersamaan dengan diawali pemujaan oleh Pandita (pemimpin upacara agama Hindu). Demikian pula akhir pertunjukan akan ditutup jika pandita sudah mengakhiri pemujaan. Durasi pementasan Wayang lemah pada umumnya singkat sekitar 1 sampai 2 jam.da umumnya singkat sekitar 1 sampai 2 jam.)
  • Wayang Wong Lakon Gathotkaca Winisuda  + (Wayang wong (berasal dari bahasa Jawa: waWayang wong (berasal dari bahasa Jawa: wayang wong, yang berarti 'wayang orang') adalah wayang yang dimainkan dengan menggunakan orang sebagai tokoh dalam cerita wayang tersebut. Wayang wong diciptakan oleh Sultan Hamangkurat I pada tahun 1731.</br></br>Sesuai dengan nama sebutannya, wayang tersebut tidak lagi dipergelarkan dengan memainkan boneka-boneka wayang (wayang kulit yang biasanya terbuat dari bahan kulit kerbau ataupun yang lain), akan tetapi menampilkan manusia-manusia sebagai pengganti boneka-boneka wayang tersebut. Mereka memakai pakaian sama seperti hiasan-hiasan yang dipakai pada wayang kulit. Supaya bentuk muka atau bangun muka mereka menyerupai wayang kulit (kalau dilihat dari samping), sering kali pemain wayang wong ini diubah/dihias mukanya dengan tambahan gambar atau lukisan.</br></br>Cerita-cerita yang diangkat dalam wayang wong berbasis pada duel epik cerita kolosal yaitu Mahabharata dan Ramayana. Hal yang menarik dari pertunjukan wayang wong ini adalah adanya tari kolosal atau individu per pemain di setiap jeda cerita. Selain itu wayang wong juga menampilkan tokoh punakawan sebagai pencair suasana yang merupakan penggambaran keadaan kawulo alit atau masyarakat secara umum dan abdi dalem.</br></br>Wayang Wong lakon Gathotkaca Winisuda menceritakan kisah Raden Gathotkaca dari lahir hingga diwisuda menjadi raja di kahyangan dengan nama Kacanegara.</br></br>Cerita bermula saat peristiwa lamaran Batari Wilutama oleh raja sakti mandraguna Prabu Pracona dari Kerajaan Gilingwesi di Kahyangan Jonggringsaloka. Hal ini menjadikan Batara Guru khawatir akan keadaan di Kahyangan. Batara Narada dan Batara Indra lantas diutus menemui Raden Wijasena untuk meminta bayinya. Jabang bayi akan dipersiapkan menjadi “jago” dewata untuk mengusir musuh.</br></br>Bayi laki-laki Raden Wijasena dengan Dewi Arimbi telah dibawa oleh Batara Narada dan Batara Indra. Namun ternyata, tali pusar sang bayi belum putus. Batara Guru kemudian mengeluarkan pusaka senjata Konta guna memotong tali pusar bayi Tetuka tersebut. Sebuah keajaiban terjadi, senjata Konta merasuk ke perut bayi. Jabang bayi lalu dimasukkan ke kawah Candradimuka, kemudian para dewa kahyangan juga diminta untuk memasukan senjata pusakanya ke dalam kawah. Keajaiban kembali terjadi, bayi tersebut muncul dari kawah dalam keadaan sehat dan gagah.</br></br>Batara Guru memerintahkan Batara Narada untuk membawa bocah Tetuka ke medan laga (repat kepanasan), menemui Sekipu yang menjadi utusan Prabu Pracona. Tak lama kemudian di repat kepanasan, Batara Narada bersama Tetuka menemui Sekipu, dengan berujar apabila Sekipu bisa mengalahkan Jabang Tetuka, maka Batari Wilutama dapat diboyong oleh Prabu Pracona. Alih-alih kalah, badan Tetuka justru semakin tinggi dan perkasa, hingga akhirnya Sekipu tewas di tangan Tetuka besar.</br></br>Di Gilingwesi, Prabu Pracona menunggu raksasa Sekipu yang menjadi duta ke kahyangan untuk melamar Batari Wilutama. Namun, Prabu Pracona dikagetkan dengan hadirnya Ki Togog dan Sarawita yang melaporkan bahwa Sekipu telah tewas di tangan kesatria Tetuka. Kemarahan Sang Prabu tak terbendung, Prabu Pracona beserta bala tentaranya menuju ke Kahyangan untuk membalas dendam kepada para dewa. Peperangan pun tak terelakan antara prajurit Kerajaan Gilingwesi melawan para dewa yang dibantu Pandawa.</br></br>Tetuka yang juga bernama Gatotkaca turut berperang melawan Prabu Pracona, hingga akhirnya Prabu Pracona kalah. Kemenangan Gatotkaca atas Prabu Pracona menjadi sebuah kebanggaan para Pandawa. Gatotkaca, putra Raden Wijasena dengan Dewi Arimbi, dapat mendarmabaktikan perjuangannya kepada para dewata. Atas jasa besar Gatotkaca, dia mendapat anugerah dari Batara Guru dan diwisuda menjadi raja di Kahyangan dengan nama “KACANEGARA”.aja di Kahyangan dengan nama “KACANEGARA”.)
  • Yama Purana Tattwa  + ([ID] Ada berbagai kejadian yang menyebabka[ID] Ada berbagai kejadian yang menyebabkan orang meninggal. Ada orang yang meninggal secara wajar karena faktor usia, ada yang meninggal karena sakit walaupun masih muda. Dalam banyak kejadian, ada pula yang menemui ajal karena kecelakaan, bencana alam atau dibunuh. Yang paling disayangkan adalah karena bunuh diri.</br></br>Menurut Yama Purana tattwa, kematian yang wajar disebut sebagai pati, sedangkan kematian karena kecelakaan, bencana atau karena binatang disebut salah pati. Kematian karena dibunuh atau bunuh diri disebut ngulah pati. Cara-cara manusia menghadapi kematian menimbulkan pengaruh yang berbeda pada kesadaran roh setelah meninggal. Keadaan roh orang yang meninggal secara wajar berbeda dengan roh mereka yang meninggal karena kecelakaan atau karena bunuh diri. Lontar Yama Purana Tattwa memberikan kategori jenis-jenis kematian tersebut dan menguraikan keadaan roh seseorang jika meninggal dengan cara tertentu. </br></br>Lontar Yama Purana Tattwa adalah kumpulan dialog antara Dewa Yama, penguasa kematian, dengan para rsi agung di Janaloka. Lontar ini juga menyebutkan kematian akibat tanah longsor, yang harus dibuatkan sebuah upacara khusus agar roh yang meninggal tidak berubah menjadi preta, atau hantu. Lontar ini juga menyebutkan urutan upacara kematian bagi orang yang meninggal secara wajar dan tidak wajar.ng meninggal secara wajar dan tidak wajar.)
  • Tutur Parakriya  + ([ID] Lontar Tutur Parakriya menguraikan t[ID] Lontar Tutur Parakriya menguraikan tentang percakapan antara Bhatara Siwa dengan putranya, Bhatara Kumara. Narasi dalam lontar ini diawali dengan permintaan Bhatari Uma agar Bhatara Kumara menanyakan kepada Bhatara Siwa tentang ajaran yang mengantarkan sesorang menuju pembebasan. Bhatara Kumara kemudian bertanya mengenai asal mula alam semesta. Segala sesuatu yang ada berasal dari Tuhan yang ada di alam rohani (niskala). Dari keadaan niskala kemudian timbul wujud bahan dasar alam semesta yang disebut matra. Dari matra, menyusul berturut-turut nada, windu dan ardhacandra yang kemudian menimbulkan keadaan yang disebut dengan wiswa. Dari wiswa muncul aksara yang meliputi swara dan wyanjana yang merupakan perwujudan dari para dewata. Dengan perwujudan dewata seperti itu, maka kepada para pendeta dianjurkan agar dalam pemujaan senantiasa dilengkapi dengan sarana kesucian yang terdiri dari bunga, biji, beras, dupa, lampu minyak dan air cendana. Penggunaan perlengkapan tersebut sejalan dengan pengertian tentang kesucian wujud Tuhan Yang Maha Esa yang dinyatakan dalam berbagai media di antaranya adalah ongkara. Perwujudan Tuhan dalam hubungan lain terdapat dalam hubungan antara dewa dengan arah mata angin.</br>Ini lontar Tutur Parakriya ini sebagian besar adalah tentang aksara dan kombinasi aksara yang melahirkan berbagai wujud di alam semesta ini. Dengan mengolah berbagai jenis aksara akan didapatkan berbagai macam energi demi kehidupan manusia. Lontar ini bukanlah lontar sejarah, namun sebuah lontar ajaran filsafat yang disebut dengan yoga aksara. Beberapa penekun ilmu mistik di Bali menggunakan kombinasi aksara untuk mendapatkan kekuatan mistik. aksara untuk mendapatkan kekuatan mistik.)
  • Wrespati (Wrihaspati) Tattwa  + ([ID] Lontar Wrihaspati tattwa adalah salah[ID] Lontar Wrihaspati tattwa adalah salah satu lontar yang menjadi sumber keyakinan masyarakat Hindu di Bali. Sebenarnya, lontar ini adalah sebuah teks berbahasa Sanskerta yang diduga berasal dari abad kesepuluh. Kemungkinan, teks Sanskerta ini juga merupakan salinan dari kitab-kitab Purana yang lebih autentik. Teks-teks berbahasa Sanskerta dalam lontar Wrespati Tattwa terdiri atas 74 sloka dn masing-masing sloka diberikan terjemahan dan ulasan dalam bahasa Jawa kuno. Sistem seperti ini telah berlaku sejak zaman Dharmawangsa di Panjalu. Oleh karena itu, lontar ini kemungkinan diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa kuno pada sekitaran zaman itu.</br></br>Wrespati (Wrihaspati) adalah seorang rsi agung yang menjadi guru para dewata. Beliau adalah seorang brahmana yang menguasai planet Jupiter. Oleh karena itu, apabila planet Jupiter mendekati bulan, umat Hindu menganggapnya sebagai hari yang baik untuk mulai belajar pengetahuan rohani. Dalam Wrespati Tattwa, terdapat dialog antara Rsi Wrihaspati dengan Dewa Siwa, penguasa Gunung Kailasa. Isi dialognya antara lain mengenai keberadaan kesadaran kosmik atau cetana, dan kegelapan kosmik atau acetana.</br></br>Cetana dan acetana ini menyebabkan beragam jenis perbedaan di alam semesta. Cetana dan acetana ini juga menyebabkan peningkatan dan kemerosotan pikiran. Karena kesadaran yang meningkat, manusia mencapai planet-planet yang lebih tinggi setelah meninggal, yang dikenal dengan istilah swargaloka. Sebaliknya, apabila kesadaran manusia merosot, ia tenggelam dalam planet-planet mengerikan yang disebut neraka. Jadi, surga dan neraka berada di planet lain, bukan di Bumi. </br></br>Banyak orang keliru menafsirkan ajaran Wrespati Tattwa dan menyimpulkan bahwa surga dan neraka hanya ada dalam pikiran. Ini adalah kesimpulan yang keliru. Sesungguhnya, apabila teks Wrespati Tattwa dimaknai dengan lebih dalam, pikiran yang membawa manusia menuju surga, neraka atau mencapai pembebasan. Pikiran mengikat manusia dalam belenggu keinginan, dan tanpa kecerdasan dan pengetahuan, manusia akan dibuat merosot oleh keinginannya sendiri.</br></br>Lontar Wrespati Tattwa juga mengajarkan tentang cara mencapai pembebasan. Menurut teks ini, pembebasan hanya dapat dicapai apabila seseorang lepas dari ilusi. Ilusi yang dimaksud adalah berpikir bahwa dia adalah badan kasar dan berpikir bahwa alam material ini adalah tempat tinggalnya yang kekal. Kesadaran seperti ini hanya dapat dicapai dengan proses yang disebut dengan yoga. Yoga bukan berarti gerakan senam belaka. Yoga berarti menghubungkan pikiran dengan kesadaran rohani.hubungkan pikiran dengan kesadaran rohani.)
  • Adi Parwa  + ([ID] Peperangan antara Pandava dan Korawa [ID] Peperangan antara Pandava dan Korawa terjadi sekitar 5.000 tahun lalu di India dan dicatat oleh Rsi Wedawyasa sebagai Epos Mahabharata. Ada 100.000 ayat dalam kitab ini yang dibagi ke dalam 18 Parwa (bab besar). Masing-masing Parva memiliki bagian yang disebut Kanda. </br></br>Adi Parwa adalah bagian pertama Mahabharata yang mengisahkan silsilah leluhur para Pandava dan Korawa. Dinyatakan bahwa mereka adalah keturunan Dinasti Bulan. Pada zaman dahulu, umat manusia diperintah oleh raja-raja yang agung dari dua dinasti, yakni Matahari dan Bulan. Kedua dinasti itu dimulai dari Dewa Surya dan Dewa Candra, sehingga kualitas para raja keturunan mereka jauh melampaui kualitas manusia biasa. </br></br>Adi Parwa utamanya mengisahkan tentang penciptaan alam semesta dalam empat tahap, kemunculan awatara Tuhan pada zaman sebelumnya, kelahiran para Pandava dan Korawa serta kelahiran Maharsi Krishna Dwaipayana Wyasa yang adalah inkarnasi Tuhan dan acarya yang paling dihormati oleh umat Hindu dunia. Bagian paling penting dari Adi Parwa adalah kisah kemunculan Sri Krishna, Tuhan Yang Maha Esa, ke dunia fana ini untuk menyabdakan kitab suci Weda Bhagavad-gita yang merupakan bagian kitab suci Weda paling penting bagi umat Hindu.</br></br>Pada masa Dharmawangsa di kerajaan Panjalu, Adi Parwa diterjemahkan ke dalam bahasa Jawa kuno bersama-sama dengan parwa-parwa yang lainnya oleh para pengawi pada masa itu. Beberapa nama tempat dalam bahasa Sanskerta mengalami distorsi. Karena proyek literasi besar-besaran pada zaman Dharmawangsa inilah banyak nama tempat dalam Mahabharata dijadikan nama tempat di Jawa hingga kini.dijadikan nama tempat di Jawa hingga kini.)
  • Garuda Wisnu Kencana  + (The Garuda Wisnu Kencana tells about the sThe Garuda Wisnu Kencana tells about the struggle of Lord Vishnu (Dewa Wisnu) who is assisted by the Garuda bird as his mount to seize Tirta Amerta (water of life) against the power of giants. Through a very deadly war, Tirta Amerta can be seized by The Lord Vishnu. The Tirta Amerta then is used to maintaining life.a Amerta then is used to maintaining life.)
  • KANDA PAT BHUTA  + ("KANDA PAT BHUTA" "manusa ye, bhuta ye, d"KANDA PAT BHUTA"</br></br>"manusa ye, bhuta ye, dewa ye". Dia itu sebagai manusia, sebagai bhuta dan sebagai dewata</br></br>Bayi yang baru terlahir sebagai simbol "manusa ye", Catur Sanak/Kanda Pat Bhuta yaitu Anggapati, Mrajapati, Banaspa dan Banaspati Raja sebagai simbol "bhuta ye", Linggih Panca Aksara Sang, Bang, Tang, Ang, Ing dan Aksara Swalalita yang dilengkapi pengangge sastra berupa Windu, Ardhacandra, Nada sebagai simbol Tri Murti / "dewa ye". Dihiasi dengan kayonan besar sebagai simbol garbha sang Ibu.</br></br>Dalam kehidupan, apabila seorang manusia disesatkan oleh pengaruh kuat sifat keduniawian berupa tahta, harta dan surg dunia maka Kanda Pat / Catur Sanak akan mempengaruhi si seorang manusia menjadi Kanda Pat Bhuta. Sifat-sifat Bhu akan mendominasi seseorang dan membuat ia lupa akan dirinya sendiri. dan membuat ia lupa akan dirinya sendiri.)
  • Aspirasi Widang Keuangan Warsa 1945 saking Ogoh-Ogoh Warsa 1941  + ("Kuwera Punia Karma, menjadi (bersifat sep"Kuwera Punia Karma, menjadi (bersifat seperti) dewa atau raksasa hanya ditentukan berdasarkan pemikiran dalam menggunakan keuangan"</br></br>Di masa tahun baru caka 1945 dengan harapan dapat meningkatkan perbuatan baik berkaitan dengan alokasi, namun yang ditemukan malah dugaan korupsi. Dimulai dari institusi pendidikan, hingga kepada kementrian.</br></br>Ayo bersama-sama sadar akan keuangan di masa tahun baru dan masa lapor pajak bulan ini. Pemerintah sadar akan janji dalam penggunaan anggaran menurut prinsip akuntabilitas. Masyarakat sadar dan tidak ragu melapor pajak berdasar integritas.ak ragu melapor pajak berdasar integritas.)
  • Pangangge Suara, Gantungan miwah Gempelan  + (AMBASARI (Aluh Malajah Basa Aksara & SAMBASARI</br>(Aluh Malajah Basa Aksara & Sastra Bali)</br>Edisi: Pangangge Suara, Gantungan & Gempelan</br></br>Pangangge apa sajakah yang ada pada aksara Bali? Apa perbedaan gantungan dengan gempelan? Ayo simak video ini agar tahu bagaimana caranya menulis pangangge suara, gantungan, dan gempelan. carané nyurat </br></br>BASAbali Wiki</br>Mempersembahkan</br></br>Pembawa Acara:</br>Ni Putu Ayu Suaningsih, S.S.</br></br>Produser & Sutradara:</br>Putu Eka Guna Yasa, S.S., M.Hum.</br></br>Pengarah & Pembina:</br>Drs. I Gde Nala Antara, M.Hum.</br>Dr. Drs. I Wayan Suardiana, M.Hum.</br></br>Penulis & Penyunting Naskah:</br>Ni Putu Ayu Suaningsih, S.S.</br>Putu Eka Guna Yasa, S.S., M.Hum.</br></br>Penata Kamera:</br>I Gd Windhu Kusuma Negara, S.S.</br>I Dewa Ayu Widya Utami, S.S.</br>Ni Km Ayu Sri Apriani, S.Tr. AB.</br>I Kadek Agus Juniantara</br></br>Penata Suara:</br>Ni Km Ayu Sri Apriani, S.Tr. AB.</br>Ida Bagus Arya Lawa Manuaba, S.Pd., M.Pd.</br></br>Video editor:</br>Windhu KN</br></br>Penerjemah:</br>Ida Bagus Arya Lawa Manuaba, S.Pd., M.Pd.</br></br></br>Didukung oleh:</br>Program Studi Sastra Bali, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana</br>Dharma Negara Alaya & Creative HubBudaya, Universitas Udayana Dharma Negara Alaya & Creative Hub)
  • Belajar Aksara Bali I  + (AMBASARI (Aluh Malajah Basa Aksara & SAMBASARI (Aluh Malajah Basa Aksara & Sastra Bali)</br></br>Edisi: Aksara Wreasta</br></br>BASAbali Wiki mempersembahkan video pembelajaran kepada seluruh elemen masyarakat baik pelajar, pengajar dan umum yang hendak belajar bahasa, aksara dan sastra Bali. </br>Video ini dibuat berdasarkan kebutuhan masyarakat khususnya pelajar dan pengajar untuk memudahkan proses pembelajaran aksara Bali. Dan juga sebagai bentuk kecintaan dan pengabdian kami terhadap perkembangan bahasa, sastra, dan aksara Bali. Semoga video ini dapat bermanfaat untuk kita semua. </br></br>BASAbali Wiki</br>Present</br></br>Pembawa Acara:</br>Ni Putu Ayu Suaningsih, S.S.</br></br>Produser & Sutradara:</br>Putu Eka Guna Yasa, S.S., M.Hum.</br></br>Pengarah & Pembina:</br>Drs. I Gde Nala Antara, M.Hum.</br>Dr. Drs. I Wayan Suardiana, M.Hum.</br></br>Penulis & Penyunting Naskah:</br>Ni Putu Ayu Suaningsih, S.S.</br>Putu Eka Guna Yasa, S.S., M.Hum.</br></br>Penata Kamera:</br>I Gd Windhu Kusuma Negara, S.S.</br>I Dewa Ayu Widya Utami, S.S.</br>Ni Km Ayu Sri Apriani, S.Tr. AB.</br>I Kadek Agus Juniantara</br></br>Penata Suara:</br>Ni Km Ayu Sri Apriani, S.Tr. AB.</br>Ida Bagus Arya Lawa Manuaba, S.Pd., M.Pd.</br></br>Video editor:</br>Windhu KN</br></br>Penerjemah:</br>Ida Bagus Arya Lawa Manuaba, S.Pd., M.Pd.</br></br></br>Didukung oleh:</br>Program Studi Sastra Bali, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana</br>Dharma Negara Alaya & Creative Hubya, Universitas Udayana Dharma Negara Alaya & Creative Hub)
  • Pangangge Tengenan  + (AMBASARI (Aluh Malajah Basa Aksara & SAMBASARI (Aluh Malajah Basa Aksara & Sastra Bali)</br></br>Edisi: Pangangge Tengenan</br></br>BASAbali Wiki mempersembahkan video pembelajaran kepada seluruh elemen masyarakat baik pelajar, pengajar dan umum yang hendak belajar bahasa, aksara dan sastra Bali. </br>Video ini dibuat berdasarkan kebutuhan masyarakat khususnya pelajar dan pengajar untuk memudahkan proses pembelajaran aksara Bali. Dan juga sebagai bentuk kecintaan dan pengabdian kami terhadap perkembangan bahasa, sastra, dan aksara Bali. Semoga video ini dapat bermanfaat untuk kita semua. </br></br>BASAbali Wiki</br>Present</br></br>Pembawa Acara:</br>Ni Putu Ayu Suaningsih, S.S.</br></br>Produser & Sutradara:</br>Putu Eka Guna Yasa, S.S., M.Hum.</br></br>Pengarah & Pembina:</br>Drs. I Gde Nala Antara, M.Hum.</br>Dr. Drs. I Wayan Suardiana, M.Hum.</br></br>Penulis & Penyunting Naskah:</br>Ni Putu Ayu Suaningsih, S.S.</br>Putu Eka Guna Yasa, S.S., M.Hum.</br></br>Penata Kamera:</br>I Gd Windhu Kusuma Negara, S.S.</br>I Dewa Ayu Widya Utami, S.S.</br>Ni Km Ayu Sri Apriani, S.Tr. AB.</br>I Kadek Agus Juniantara</br></br>Penata Suara:</br>Ni Km Ayu Sri Apriani, S.Tr. AB.</br>Ida Bagus Arya Lawa Manuaba, S.Pd., M.Pd.</br></br>Video editor:</br>Windhu KN</br></br>Penerjemah:</br>Ida Bagus Arya Lawa Manuaba, S.Pd., M.Pd.</br></br>Didukung oleh:</br>Program Studi Sastra Bali, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana</br>Dharma Negara Alaya & Creative Hubya, Universitas Udayana Dharma Negara Alaya & Creative Hub)
  • Paplajahan Ané Bakatang Tiang Uli Bali  + (Ada banyak alasan bagi orang-orang untuk mAda banyak alasan bagi orang-orang untuk mengunjungi Bali. Tapi bagi saya, pulau ini istimewa karena pulau ini sudah saya anggap seperti rumah saya sendiri yang sudah saya tinggali selama kurang lebih 3 tahun terakhir. Bali telah mengajari saya beberapa pelajaran penting yang akan saya ingat untuk membersamai saya di tahap kehidupan selanjutnya.</br></br>Pelajaran penting yang saya pelajari dari Bali adalah bahwa setiap tempat memberi setiap orang kesempatan untuk berkembang. Kita hanya perlu keberanian untuk mengatakan ya! </br></br>Bali juga telah memberikan setiap orang kesempatan untuk menjelajahi alam terbuka (baik di pegunungan atau di lautan), dan memberikan kesempatan bagi setiap orang untuk mendapatkan keahlian baru, menjalin pertemanan baru, atau mengembangkan kecintaan mereka pada alam. Baru-baru ini, saya mendapatkan keberanian dan tekad untuk bergabung menjadi Penyelam Perairan Terbuka (Open Water Diver) bersertifikat.</br></br>Pengalaman ini sangat bermanfaat bagi saya, bahkan ketika saya berhasil mendorong diri saya untuk keluar dari zona nyaman, persahabatan saya pun tumbuh dengan baik bersama dengan orang-orang yang ikut berlatih bersama saya dan pelatihan ini membuka mata saya terhadap keindahan kehidupan dunia bawah laut. Dengan kesempatan ini, saya menyadari betapa mendesaknya masalah memutihnya terumbu karang dan penangkapan ikan yang tidak berkelanjutan, yang membuat sekarang saya lebih bertekad untuk menjadi bagian dari solusi atas permasalahan tersebut. Dari sini, saya akan bergabung dengan proyek restorasi terumbu karang di Desa Les karena saya meyakini bahwa sekecil apapun kontribusi kita, setiap tindakan akan membuat perbedaan. Kita harus memikirkan dampak secara global dengan mengambil tindakan secara lokal.</br></br>Orang Bali membuka pulau mereka untuk kita semua, orang asing dan orang Indonesia sehingga kita dapat merasakan keindahan pulau itu. Namun sangat penting bagi kita untuk tidak menerimanya begitu saja. Saya menyadari bahwa masyarakat yang sangat bergantung pada pariwisata pasti akan menghadapi risiko, oleh karena itu penting bagi setiap orang yang berkunjung ke Bali untuk menghormati adat dan tradisi di Bali. Seperti yang kita harapkan ketika ada orang asing berkunjung ke rumah kita. </br></br>Sayangnya per 25 Maret 2023, ada 76 orang asing yang telah dideportasi dari Bali karena alasan seputar visa overstay (tinggal melebihi jangka waktu yang ditetapkan di visa) hingga melakukan tindak kejahatan. Meski persentasenya kecil dibandingkan jumlah wisatawan yang berkunjung dengan baik, namun di era digital ini, aksi mereka menjadi lebih cepat viral dan dapat merusak citra Bali. Meskipun Bali terkenal dengan pariwisatanya karena keindahan, kebaikan, dan kemudahannya, saya percaya bahwa aturan harus ditegakkan untuk menjaga kualitas pariwisata yang ditawarkan pulau ini.</br></br>Selain itu, selama berada di sini, saya menyadari bahwa penting untuk melakukan diversifikasi dan tidak menaruh semua telur kita di keranjang yang sama (pepatah yang berarti jangan hanya berharap pada satu hal saja). Namun memang selama pandemi, pariwisata sempat terhenti yang memukul masyarakat dan ekonomi lokal secara dramatis. Oleh karena itu, orang Bali telah beradaptasi untuk mendiversifikasi jenis pekerjaan mereka seperti bertani, mendirikan usaha kecil atau menangkap ikan. </br></br>Pelajaran yang saya dapatkan dari Bali selama ini akan saya teruskan di masa depan, karena Bali telah menunjukkan kepada saya bahwa mencoba berbagai peluang baru akan membantu kita untuk terus tumbuh dan beradaptasi dengan dunia yang terus berubah.</br></br>Saya akan terus belajar lebih banyak dari Bali dan saya berterima kasih atas semua kesempatan dan pengalaman yang saya dapatkan.empatan dan pengalaman yang saya dapatkan.)
  • Agastya Parwa  + (Agastya Parwa secara umum berarti "Buku MaAgastya Parwa secara umum berarti "Buku Maharsi Agastya". Lontar ini adalah saduran dari Kitab Weda Agastya Samhita dalam bahasa Sanskerta. Lontar ini mengisahkan percakapan Maharsi Agastya dengan putranya, Dridhasyu. Isi percakapannya dibagi menjadi tujuh bagian. Bagian pertama mengisahkan tentang proses penciptaan. Bagian kedua mengisahkan tentang pemeliharaan dan peleburan alam semesta, termasuk tentang surga dan neraka. Di bagian kedua juga dijelaskan tentang kegiatan yang berdosa dan yang berpahala. Bagian ini juga menjelaskan pahala yang didapatkan seseorang atas suatu kegiatan yang mujur. Bagian ketiga menjelaskan tentang kehidupan para dewa dan iblis (asura) beserta silsilah para Manu. Di bagian keempat, Rsi Agastya mengajarkan tentang ajaran keinsafan diri dan kematangan rohani (moksa). Di bagian kelima terdapat silsilah para raja yang suci dan para rsi agung di masa lalu. Di bagian keenam, ada penjelasan mengenai kewajiban manusia dalam melakukan korban suci, penebusan dosa dan pengendalian diri. Pada bagian ketujuh, ada penjelasan mengenai tugas dan kewajiban masing-masing golongan masyarakat.wajiban masing-masing golongan masyarakat.)
  • Aji Janantaka  + (Aji Janantaka adalah lontar mitos yang menAji Janantaka adalah lontar mitos yang mengisahkan asal-mula kayu-kayuan di Bali. Lontar ini mengisahkan tentang kayu-kayuan yang memiliki hirarki layaknya sistem kerajaan di kalangan manusia. Berdasarkan kisah dalam Aji Janantaka ini, masyarakat Bali menentukan jenis-jenis kayu yang bisa dipakai untuk membangun tempat suci, bangunan rumah, atau membuat perkakas dan topeng. Ada jenis-jenis kayu keramat yang hanya boleh digunakan untuk membangun tempat suci dan tidak boleh digunakan untuk bahan bangunan biasa.</br></br>Kisah dalam lontar ini dimulai dari seorang raja bernama Pratipa yang memerintah di negeri Janantaka. Raja memiliki lima patih, yaitu Matwa, Rangga, Tumenggung, Arya dan Kadeyan. Selain itu, dia memiliki lima pejabat lain, yaitu Punggawa, Manca, Perbekel, Pecalang, Kelihan Banjar, dan Kasinoman. Mereka semua diserang wabah lepra yang tidak bisa disembuhkan dengan cara apa pun. Konon wabah ini berasal dari Dewa Siwa yang tidak berkenan pada raja Pratipa karena raja telah melakukan kesalahan.</br></br>Raja Pratipa lalu mengutus Matwa untuk menghadap Dewa Dharma di surga untuk memohon kesembuhan. Menurut Bhatara Dharma, seluruh kerajaan harus dipindahkan dari Janantaka ke Wanapringga. Dewa Dharma kemudian memberikan penyucian atas penyakit yang mereka derita. Namun, penyucian itu berarti bahwa mereka semua akan dlebur dan dilahirkan kembali menjadi pepohonan.</br></br>Semua jenis pepohonan yang berasal dari kalangan raja, patih, Arya, Rangga, Demung, Tumenggung, pecalang, perbekel, kliyan dan kasinoman itu tidak boleh digunakan untuk tempat suci karena mereka dahulu pernah terkena penyakit lepra (disebut sebagai cukil daki atau penyakit ila). Pohon-pohon yang dianggap tidak suci tersebut antara lain pohon Bengkulitan, taru brokan (pohon cacat akibat dimakan hama), pohon Embud Hati, pohon Soca Menengan Sunduk, dan pohon Soca Nyuwun Lambang.</br></br>Lontar ini dapat disebut sebagai lontar taksonomi botani yang sederhana dan berpusat pada pohon-pohon lokal yang tumbuh di Bali pada masa lalu. Ada golongan pohon brahmana dan pohon Taru Sari. Kedua jenis pohon ini boleh dipakai bahan bangunan suci. Ada pula pohon jempinis, bayur dan bentawas yang termasuk ke dalam golongan taru sakama-kama, yang bisa digunakan untuk keperluan apa saja.</br></br>Selain jenis-jenis pohon, Lontar Aji Janantaka juga menguraikan jenis-jenis bunga yang harum dan dapat dipakai untuk upacara. Pohon-pohon berbunga harum ini tergolong dalam jenis sekar madewi, yakni kenanga, kamboja, canigara, tigaron, sebita, kembang kuning, kemoning, tigakancu, tampak bela, katrangan, nagasari, melati, jempiring, pudak sari, pudak cinaga, pudak kalasa, sekar gambir, seruni, gumitir, ratna, dan gadung kasturi.eruni, gumitir, ratna, dan gadung kasturi.)
  • Literature MARI BERSAMA-SAMA MELAKSANAKAN CATUR BRATA COVID 19  + (Akhir-akhir ini banyak sekali yang terkenaAkhir-akhir ini banyak sekali yang terkena Covid. Hal tersebut menyebabkan pemerintah menerapkan PPKM darurat. Peraturan yang menjadi sorotan, mengarahkan masyarakat untuk bekerja dari rumah. Orang-orang yang membeli minuman dan makanan harus bungkus, tidak boleh makan di tempat penjual. Namun, jika dilihat hasil PPKM daruat sama saja, banyak yang terkena Covid. Jika jumlah yang terkena covid menurun, itu dikarenakan sedikit yang tes Covid (Grehenson, 2021).</br></br>Selain itu, nyatanya PPKM darurat mematikan perekonomian rakyat. Jika seperti itu, bagaimana rakyat yang kurang mampu untuk makan makanan yang bergizi? Malah membuat rakyat stress dan mudah terkena Covid. Aturan itu membuat kebanyakan rakyat dihadapi oleh dua pilihan, antara sakit karena Covid atau sakit karena tidak punya uang. Seperti menghindari kuburan melihat kuburan kembali. Apalagi sekarang dilaksanakannya PPKM level empat di Bali. </br></br>Yang sedang viral, peraturan PPKM level empat yang memperbolehkan masyarakat untuk makan di tempat namun maksimal durasi waktu 20 menit. Aturan seperti itu membuat masyarakat bingung karena tidak ada kejelasan yang pasti dan tidak ada pengawasan (CNN, 2021). Sebenarnya, 20 menit itu termasuk ketika memesan makanan atau tidak? Mengunyah saja rata-rata 32 kali. Agak lucu bukan?</br></br>Jika seperti itu, saya rasa PPKM ini tidak efektif. Pertama, kasus yang terkena Covid tidak menurun. Kedua, penyekatan menyebabkan kerumunan. Ketiga, terdapat peraturan yang tidak jelas. Keempat, PPKM mematikan perekonomian rakyat. Kelima, kurangnya pengawasan dari pemerintah.</br></br>Yang menjadi permasalahan sekarang, bagaimana caranya agar masyarakat sedikit terkena Covid? Menurut saya, sosialisasi 5M (Memakai masker, Mencuci tangan pakai sabun dan air mengalir, Menjaga jarak, Menjauhi kerumunan, Membatasi mobilitas dan interaksi) sudah bagus namun kurang lengkap. Kelengkapan informasi yang kurang serta peran pemerintah yang kurang sigap dan totalitas.</br></br>Sosialisasi 5M kurang lengkap. 5M mengarahkan untuk mencuci tangan namun tidak ada arahan untuk membersihkan bagian yang paling rentan terkena virus yaitu hidung kita. Banyak dokter yang setuju bahwa mencuci hidung menggunakan cairan NACL 0,9 persen mampu untuk mencegah dan mengilangkan virus Covid yang melekat di hidung. Namun, banyak masyarakat yang tidak mengetahuinya karena tidak ada sosialisasi massal. Jika membersihkan hidung otomatis akan sedikit yang terkena Covid. Hal tersebut karena hidung kita sudah bersih tidak ada virus jika swab tes.</br></br>Dikarenakan 5M tidak lengkap, saya mempunyai solusi bernama Catur Brata Covid 19. Catur artinya empat, brata artinya tingkah laku pengendalian diri. Jika digabungkan, Catur Brata Covid 19 artinya empat tingkah laku pengendalian diri manusia agar tidak terkena Covid 19. </br></br>Pertama, brata lelungan artinya mengendalikan diri untuk tetap di rumah saja jika tidak ada kepentingan. Kedua, brata resik artinya selalu ingat untuk membersihkan diri terutama tangan dan hidung, Ketiga, brata sarana artinya selalu mengingatkan diri untuk membawa perlengkapan protokol kesehatan seperti masker dan penyanitasi tangan jika berpergian. Yang paling penting, brata dewa artinya ingatkan diri untuk berdoa. Berdoa jangan jauh-jauh, cukup di rumah saja karena Tuhan sudah mengetahui keadaan bumi sekarang. </br></br>Catur Brata Covid 19 tidak akan berjalan dengan baik jika pemerintah tidak totalitas. Pemerintah seharusnya memberitahu, memperketat, dan mengawasi kegiatan Catur Brata terutama di setiap desa. Pemerintah harus menyediakan kebutuhan masyarakat terutama kebutuhan kesehatan. Jika perlu, setiap keluarga mendapatkan bantuan masker, cairan NACL 0,9 persen, sabun, penyanitasi tangan, dan bantuan lainnya. </br></br></br>Daftar Pustaka</br>CNN. (2021). Warga Kesulitan Makan 20 Menit di Tempat: Enggak Masuk Akal. CNN Indonesia. Diakses 02 Agustus 2021, from https://www.cnnindonesia.com/</br>Grehenson, G. (2021). PPKM Darurat Belum Efektif Turunkan Kasus Covid-19. Diakses 02 Agustus 2021, from https://www.ugm.ac.id/ Agustus 2021, from https://www.ugm.ac.id/)
  • Subali lan Sugriwa  + (Apa masih ada yang belum mengenal Subali Apa masih ada yang belum mengenal Subali dan Sugriwa ?? jadi Subali adalah seorang raja Wanara dalam wiracarita Ramayana.sedangkan Sugriwa berperan sebagai wakilnya,Sugriwa adalah seorang tokoh protagonis dalam wiracarita Ramayana.Menurut versi Ramayana,Subali dan Sugriwa adalah sepasang Wanara kembar yang dilahirkan oleh seorang ibu,tetapi berbeda ayah.Keduanya sama-sama putra dewa.Subali adalah putra Indra, sedangkan Sugriwa merupakan putra Surya.Berbeda dengan versi aslinya,dalam pewayangan Jawa,Subali dan Sugriwa pada mulanya terlahir sebagai manusia normal.</br>Kesimpulan nya: Walaupun kita lahir berbeda ayah kita tetap bersaudara harus kompak,saling menyayangi dan saling menolongmpak,saling menyayangi dan saling menolong)
  • Arja Muani 'Ki Ratna Kepakisan'  + (Arja adalah semacam opera khas Bali, merupArja adalah semacam opera khas Bali, merupakan sebuah dramatari yang dialognya ditembangkan secara macapat. Dramatari Arja ini adalah salah satu kesenian yang sangat digemari di kalangan masyarakat. Nama Arja diduga berasal dari kata Reja (bahasa Sanskerta) yang berarti "keindahan". Gamelan yang biasa dipakai mengiringi Arja disebut "Gaguntangan" yang bersuara lirih dan merdu sehingga dapat menambah keindahan tembang yang dilantunkan oleh para penari.</br></br>Arja diperkirakan muncul pada tahun 1820-an, pada masa pemerintahan Raja Klungkung, I Dewa Agung Sakti. Menjelang berakhirnya abad 20 lahirlah Arja Muani, dimana semua pemainnya pria, sebagian memerankan wanita. Arja ini disambut dengan sangat antusias oleh masyarakat, terutama karena menghadirkan komedi segar.terutama karena menghadirkan komedi segar.)
  • Arja "Sampek Ingtai"  + (Arja merupakan seni teater yang sangat komArja merupakan seni teater yang sangat kompleks karena merupakan perpaduan dari berbagai jenis kesenian yang hidup di Bali, seperti seni tari, seni drama, seni vokal, seni instrumentalia, puisi, seni peran, seni pantomime dan seni busana, Sesungguhnya Arja ini perpaduan antara dua pendukung teater, yaitu gagasan yang datang dari para pemain dengan penonton. Sehingga Arja adalah bentuk total teater yang komunikatif. </br></br>Arja diduga berkembang sejak sekitar tahun 1814, yaitu pada pemerintahan I Dewa Gde Sakti di Puri Klungkung, saat diadakannya upacara Pelebon yang dilakukan oleh I Gusti Ayu Karangasem. Upacara Pelebon besar-besaran ini dihadiri oleh berbagai kalangan, termasuk raja-raja seluruh Bali. Pada saat itu atas prakarsa I Dewa Agung Mangis asal Gianyar dan Dewa Agung Jambe digelarkan untuk pertama kalinya Arja.</br></br>Tiga fase perkembangan Arja adalah:</br>• Arja Doyong yaitu Arja tanpa iringan gamelan dan dimainkan secara solo atau oleh satu orang.</br>• Arja Gaguntangan yaitu dengan memakai gamelan Gaguntangan dan jumlah pelaku lebih dari satu orang.</br>• Arja Gede yang merupakan arja dengan struktur baku pertunjukan sekarang ini, dibawakan oleh banyak pelakon antara 10 orang sampai 15 orang.</br></br>Menjelang berakhirnya abad 20 lahirlah Arja Muani, dimana semua pemainnya pria, sebagian memerankan wanita. Arja ini disambut dengan sangat antusias oleh masyarakat, terutama karena menghadirkan komedi segar.</br></br>Arja saat itu dikenal dengan nama Dadap dan lakon yang dipertunjukkan adalah Limbur. Dadap adalah nama sejenis pohon dan juga berarti perisai. Pohon Dadap adalah kayu sakti, sebagai lambang pembersihan atau alat penyucian yang harus ada dalam setiap upacara di Bali. Ceritera-ceritera Arja sangat beragam, dari Ceritera Panji, Ceritera Rakyat, Ceritera Mahabarata, Ramayana dan sebagainya berkembang sampai ceritera-ceritera keseharian,</br></br>Pada tahun 1920-an sampai 1960-an, kesenian ini menemukan kejayaannya, dimana setiap pementasannya selalu dipadati penonton. Durasi Arja sangat panjang, yaitu sekitar 5-6 jam.Saat ini Arja telah kehilangan popularitasnya oleh drama gong ,ini karena drama gong tidak terlalu lama durasinya serta tidak banyak musik dan tarian sehingga lebih mudah dipahami oleh kalangan masyarakat.</br></br>Nama Arja diduga berasal dari kata Reja (bahasa Sanskerta) yang berarti "keindahan". Gamelan yang biasa dipakai mengiringi Arja disebut "Gaguntangan" yang bersuara lirih dan merdu sehingga dapat menambah keindahan tembang yang dilantunkan oleh para penari.</br></br>Berbeda dari kesenian tradisional Bali lainnya, ciri khas arja dalam setiap pementasannya terlihat kesenian arja ini disamping memiliki petuah ajaran kebaikan, lelucon, dagelan, tarian dan seni drama yang tidak kalah dengan kesenian bali lainnya, arja juga selalu menonjolkan nyanyian seperti kekawin atau kidung - kidung tradisional Bali dan juga busana yang digunakan pun pakaian adat Bali lengkap.</br></br>Sedangkan musik atau gamelan sebagai pengiring dalam kesenian ini disebutkan dalam babad bali, arja pada mulanya Arja hanya menggunakan gamelan Geguntangan, namun kira-kira sejak beberapa tahun dalam perkembangan selanjutnya Arja diiringi dengan gamelan gong kebyar.</br></br>Sumber lakon Arja yang utama adalah cerita Panji (Malat), kemudian lahirlah sejumlah cerita seperti Bandasura, Pakang Raras, Linggar Petak, I Godogan, Cipta Kelangen, Made Umbara, Cilinaya dan Dempu Awang yang dikenal secara luas oleh masyarakat.</br></br>Arja juga menampilkan lakon-lakon dari cerita rakyat seperti Jayaprana, Sampik Ingtai, Basur dan Cupak Grantang serta beberapa lakon yang diangkat dari cerita Mahabharata dan Ramayana. Lakon apapun yang dibawakan Arja selalu menampilkan tokoh-tokoh utama yang meliputi Inya, Galuh, Desak (Desak Rai), Limbur, Liku, Panasar, Mantri Manis, Mantri Buduh dan dua pasang punakawan atau Panasar kakak beradik yang masing - masing terdiri dari Punta dan Kartala. Hampir semua daerah di Bali masih memiliki grup-grup Arja yang masih aktif.</br></br>Kesenian Arja masih tetap dilestarikan di Bali. Disamping kesenian arja ini bersifat sakral dalam upacara yadnya sebagai warisan budaya Bali, sampai saat ini juga pementasannya sering terlihat dalam acara - acara hiburan dalam perayaan hari raya, acara - acara adat besar dan juga pesta kesenian Bali yang diadakan baik di Gedung Ksirarnawa maupun di Arda Chandra Art Center Denpasar Bali setiap tahun sekali. Center Denpasar Bali setiap tahun sekali.)
  • Literature Mari lestarikan dan pertahankan budaya Bali ini  + (Bagaimana pendapat mu tentang Bali saat inBagaimana pendapat mu tentang Bali saat ini dan harapan kedepannya??</br>Menurut pendapat saya keadaan bali saat ini sudah sangat baik dan sudah terkenal di maca negara karena memiliki beraneka ragam budaya .</br>Harapan saya kedapannya adalah supaya budaya bali dapat lebih berkembang lagi dan seluruh masyarakat bali dapat menjaga budaya dan tradisi yang sudah di jalankan sejak dulu. </br>Mari kita jaga budaya bali ini supaya tidak terpengaruhi oleh budaya asing dari luar sana.</br>Apalagi dari dulu sampai sekarang bali sudah dikenal dengan nama pulau seribu pura karena banyaknya pulau pulau yg ada di bali. </br>Dan juga para wisatawan dari luar bali menyebut bali adalah pulau dewa karena katanya di malam hari pulau bali terlihat bersinar.</br>Mari kita bersama menjaga kelestariannya</br>Agar budaya bali tetap dikenal dan menjadi kebanggaan masyarakat bali.al dan menjadi kebanggaan masyarakat bali.)
  • Carcan Meong  + (Baik buruknya jenis-jenis kucing peliharaaBaik buruknya jenis-jenis kucing peliharaan</br></br>Kalau di rumahmu tidak memelihara kucing, tentulah tikus-tikus akan mengganggu.</br></br>1.Bujangga Amengku, kucing yg telapak kakinya berwama putih dan bulu pd kakinya hitam, diyakini bahwa pemiliknya akan mendapatkan kebahagiaan dan disenangi orang</br></br>2. Bujangga Amerta, kucing berbulu putih, kepalanya hitam, ujung ekornya bergulung, dapat mendatangkan manfaat bagi pemiliknya</br></br>3. Bulan Kerabinan, kucing yang bulunya hitam dan ada warna lain di bagian pinggang sebelah kiri, diyakini dapat mendatangkan keselamatan bagi pemiliknya</br></br>4. Lintang Kemukus, kucing yg badannya tultul merata dan ekornya putih sangat berbahaya karena membawa kesusahan dan kesakitan pd anak</br></br>5. Bulan pumama ckc kucing yg berbulu putih, ada garis hitam di bagian pinggang kanan, diyakini dapat mendatangkan kebahagiaan bagi pemiliknya</br></br>6. Cadramawa ckc kucing yg ada user-user di kepala, dada, dan punggung, dapat memberikan keselamatan pemiliknya</br></br>7. Dangdang Sungkawa ckc kucing yg bulunya hitam, ada bercak-bercaknya, serta ekornya panjang, dapat membawa kesusahan</br></br>8. Durjana Aketu ckc kucing hitam dg garis putih dr kepala sampai ke ekor, diyakini dapat mendatangkan malapetaka dan kegagalan bagi pemiliknya</br></br>9. Durjana Keta ckc kucing hitam dg garis putih di bagian kaki sampai ke ekor, diyakini bahwa pemilik akan sering sakit-sakitan</br></br>10. Ksatria Wibawa ckc kucing yg air matanya terus mengalir dr kelopak matanya, ekornya menggulung pd ujungnya, segala yg diusahakan oleh pemiliknya menemui hasil</br></br>11. Pandita Lalaku ckc kucing yg punggungnya berbulu garis putih sampai ke mulut, ekornya menggulung pd ujungnya, dapat menambah kewibawaan bagi pemiliknya</br></br>12. Puselurik ckc kucing yg jari kakinya terkembang dan ekornya panjang, walaupun menggulung, menyebabkan pemiliknya boros dan sering kehilangan</br></br>13. Putra Kajantaka ckc kucing yg keseluruhan bulunya berwarna hitam sampai ke kaki dapat membawa perselisihan dl keluarga</br></br>14. Sangga Buana ckc kucing hitam dg bulatan warna pd punggungnya dan ujung ekornya menggulung sangat bermanfaat bagi pemiliknya</br></br>15. Tampak rial ckc kucing yg bulunya berwarna hitam dan keempat kakinya berbulu putih dapat mendatangkan rezeki dan sandang pangan bagi pemiliknya</br></br>16. Wisnu Atanda ckc kucing bisu banyak manfaatnya bagi pemiliknya</br></br>17. Wulan Karainan ckc kucing berbulu hitam lebat dg bulu putih bundar di perut kiri, lebih baik lagi kalau ekornya bundel (menggulung pd ujungnya), akan menyebabkan pemiliknya selalu berhasil dl usahanya</br></br>18. Wulan Pumama ckc kucing berbulu putih pd bagian perutnya dg bulu hitam bundar di badannya, lebih baik lagi kalau ekornya bundel (menggulung pd ujungnya), akan mendatangkan kebahagiaan seumur hidup bagi pemiliknyan kebahagiaan seumur hidup bagi pemiliknya)
  • Literature Bali adalah tempat pariwisata  + (Bali adalah primadona pariwisata IndonesiaBali adalah primadona pariwisata Indonesia yang sudah terkenal di seluruh dunia. Selain terkenal dengan keindahan alam, terutama pantainya, Bali juga terkenal dengan kesenian dan budayanya yang unik dan menarik. Industri pariwisata berpusat di Bali Selatan dan di beberapa daerah lainnya. Lokasi wisata yang utama adalah Kuta dan sekitarnya seperti Legian dan Seminyak, daerah timur kota seperti Sanur, pusat kota seperti Ubud, dan di daerah selatan seperti Jimbaran, Nusa Dua dan Pecatu.</br>Bali sebagai tempat tujuan wisata yang lengkap dan terpadu memiliki banyak sekali tempat wisata menarik, antara lain: Pantai Kuta, Pura Tanah Lot, Pantai Padang–Padang, Danau Beratan Bedugul, Garuda Wisnu Kencana (GWK), Pantai Lovina dengan Lumba Lumbanya, Pura Besakih, Uluwatu, Ubud, Munduk, Kintamani, Amed, Tulamben, Pulau Menjangan dan masih banyak yang lainnya. Kini, Bali juga memiliki beberapa pusat wisata yang sarat edukasi untuk anak-anak seperti kebun binatang, museum tiga dimensi, taman bermain air, dan tempat penangkaran kura-kura.ain air, dan tempat penangkaran kura-kura.)
  • Bali Economy’s Possible  + (Bali memiliki banyak potensi wisata yang pBali memiliki banyak potensi wisata yang pantas dikunjungi oleh wisatawan, seperti yang populer adalah wisata alam, selain itu ada wisata edukasi, bahari, sejarah, kuliner, kesehatan, tirta dan yang selalu terpaut dengan liburan anda adalah wisata belanja. Membeli berbagai keperluan oleh-oleh untuk kenang-kenangan, baik untuk diri sendiri, kerabat ataupun keluarga. Beberapa tempat yang populer dijadikan tempat wisata belanja di Bali adalah toko Krisna, Erlangga, Hawaii Bali, pasar seni Sukawati, Ubud, Guwang, Kuta dan pasar seni Kumbasari, yang terletak di tengah-tengah kota Denpasar.</br>Dengan tersedianya pasar seni dan toko oleh-oleh modern, anda bisa menentukan pilihan tempat berbelanja sesuai keinginan dan selera, pada toko oleh-oleh modern seperti toko Krisna ataupun Erlangga menyediakan berbagai macam jenis kerajinan lokal serta produk lainnya bercirikan kerajinan tradisional khas Bali dengan tawaran harga pas, tetapi di pasar tradisional seperti pasar Sukawati dan pasar seni Kumbasari.</br>Dalam halaman ini akan dikemas info tentang pasar seni Kumbasari, di pasar ini anda bisa memilih berbagai jenis barang kerajinan tradisional khas Bali, baik itu berupa pakaian, kerajinan seni, pernak-pernik dan banyak lagi lainnya, transaksi terjadi dalam proses tawar menawar lebih dulu, tentu membutuhkan waktu sedikit lebih lama tetapi menyajikan sensasi berbelanja yang berbeda, cara tawar-menawar ini biasanya lebih disukai kaum ibu.</br>Pasar seni Kumbasari berada di tengah-tengah pusat keramaian Kota Denpasar tepatnya di Jalan Gajah Mada menjual aneka macam barang kerajinan dan barang oleh-oleh khas Bali. Lokasinya berseberangan dengan pasar Badung dipisahkan oleh sungai yang dinamakan Tukad Badung, sungai ini pada saat perang puputan Badung, sebagai jalur transportasi pasukan Belanda dalam melakukan invansinya, dan sekarang Tukad Badung ditata dengan baik dan menjadi destinasi wisata dan tempat rekreasi di tengah kota Denpasar. Aktivitas pasar yang 24 jam ini membuat kawasan ini selalu ramai, apalagi pada jam-jam sibuk, warga lebih cenderung memilih pasar ini karena merupakan pasar tradisional terlengkap dan terbesar di pulau Bali. </br>semenjak terjadinya gejolak covid-19, pasar kumbasari sempat mengalapi penutupan beberapa hari. namun ssat ini pasar kumbasari sudah beroperasi seperti biasa. saat pengoperasian pasar kumbasari ini, warga yang datang masuk ke pasar diwajibkan mengenakan masker untuk menghindari penularan covid-19.</br>dari peraturan pemerintah yang tidak memperbolehkan adanya keramaian, menyebabkan pasar kumbasari sepi pengunjung, hanya 50% dari 100% pengunjung pasar kumbasari setiap hari nya. namun hal tersebut tidak mengecilkan niat penjual yang ada di pasar kumbasari untuk mendapatkan keuntungan, mereka tetap berjualan dengan mematuhi protokol kesehatan.jualan dengan mematuhi protokol kesehatan.)
  • -  + (Bali merupakan salah satu provinsi yang adBali merupakan salah satu provinsi yang ada di Indonesia, pulau Bali atau pulau dewata sudah banyak diketahui oleh orang-orang dari luar negeri karena destinasi pariwisata di pulau Bali sangat enak untuk dikunjungi. Bali memiliki banyak sekali tempat pariwisata yang layak untuk dikunjungi seperti tanah lot, taman budaya garuda wisnu kencana, mandala suci menara wana dan masih banyak lagi. Dengan banyaknya tempat destinasi wisata tentu saja orang-orang yang ada di luar negeri akan tertarik untuk berkunjung di pulau Bali, mengapa tidak karena di pulau Bali banyak barang berkualitas baik dengan harga yang relatif murah. Selain banyak barang berkualitas baik dengan harga yang murah banyak juga tempat-tempat destinasi wisata yang kebanyakan tidak dipungut biaya untuk masuk ke dalam sana contohnya seperti pantai-pantai yang ada di pulau Bali. Di pulau Bali juga terdapat sebuah Pura agung yaitu Pura Besakih, pura agung Besakih didirikan pada tahun 1284 oleh Rsi Markandeya yang merupakan seorang pemuka agama Hindu keturunan India. Jadi untuk kalian yang mau liburan ke pulau Bali tunggu apa lagi ayo segera berkunjung ke pulau Dewata.agi ayo segera berkunjung ke pulau Dewata.)
  • "MAI MELALI: Solusi Pariwisata Bali Metangi Berbasis Digital Rikala Pandemi"  + (Bali terkenal akan pariwisata bertajuk relBali terkenal akan pariwisata bertajuk religinya yang sangat kental. Namun di kala pandemi Covid-19 menyerang, menyebabkan semua aspek pendukung ekonomi masyarakat khususnya pada bidang pariwisata mengalami mati suri. Bukan hanya Indonesia, namun juga hal serupa dialami oleh seluruh negara di dunia. Sebagai generasi penerus bangsa, sebaiknya kita tidak hanya berani untuk mengkritik namun juga berani untuk berinovasi guna menciptakan suatu kolaborasi yang dapat membangkitkan kiprah pariwisata Bali seperti sedia kala.</br></br>Dunia yang sudah serba digital, membuat kita harus berupaya dapat berjalan seirama dengan pariwisata budaya maupun teknologi. Maka daripada itu, solusi yang dapat diciptakan yakni website bernama 'Mai Melali' dengan pemanfaatan VR (Virtual Reality) yang mengangkat tema revitalisasi pariwisata Bali bertajuk digital. VR ini dikonsepkan untuk dinikmati khususnya bagi para wisatawan yang sudah merindukan Bali sejak terakhir kali ia mengunjungi Pulau Dewata ini. Disamping itu juga, pada pemanfaatan VR ini akan menggunakan beberapa destinasi wisata contohnya seperti Pantai Kuta, Sangeh Monkey Forest, Tegenungan Waterfall, maupun destinasi wisata religi seperti Tirta Empul. Dengan membawakan Bali keluar, diharapkan timbul rasa rindu terhadap Pulau Dewata yang nantinya akan membuat rasa ingin mengunjungi bali lebih bergejolak.</br></br>Terpacu dengan sektor pariwisata saja dapat diibaratkan sebagai pisau bermata dua. Disamping dapat menguntungkan karena Bali memiliki potensi yang besar, namun juga dapat merugikan karena pada saat pandemi sekarang, seluruh aspek kehidupan menjadi melemah. Dengan hadirnya Mai Melali, diharapkan seluruh penikmat destinasi pariwisata Bali dapat merasakan atmosfer yang dulu sempat dirasakan namun terpaksa meninggalkan sejenak karena pandemi Covid-19. Dengan bantuan teknologi VR (Virtual Reality) membuat kita lebih mudah untuk berkolaborasi dengan globalisasi saat ini. Maka daripada itu, mari wujudkan pariwisata Bali yang bertajuk teknologi, guna membangkitkan dan merevitalisasi pariwisata dan ekonomi penduduk Bali. Karena kami yakin, Bali Akan Kembali.ali. Karena kami yakin, Bali Akan Kembali.)
  • Preserving the concept of traditional Balinese houses  + (Bali, pulau yang sangat kental akan kebudaBali, pulau yang sangat kental akan kebudayaan yang hampir di setiap aspek kehidupan sosial adat dan tradisi yang selalu melekat pada masyarakat. Mulai dari pakaian, ritual, sampai arsitektur nyam Peletakan ruangan memperhatikan sudut dan arah mata angin. Selerti pura keluarga yang menghadap ke arah Gunung Agung yang anggap ini suci. Seperti toilet dan dapur yang menghadap ke laut. Pembangunan rumah adat Bali tudak sembarangan. Orang Bali menggunakan prinsip Tri Hita Karana yang berarti menjalin hubungan dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, hubungan dengan alam, lan hubungan antar manusia. Keuntungan yang didapat dari pembangunan ini ada ruang kosong di tengah yang bisa digunakan saat ada upacara. Rumah adat Bali ini merepresentasikan bentuk keseimbangan antara alam dewa alam manusia, dan alam sekitar sehingga nantinya akan tercipta kesejahteraan. Kenapa kita harus melestarikan konsep Rumah adat Bali/budaya ini? karena, Rumah ah adat Bali merupakan warisan nenek moyang yang tidak ternilai harganya dan budaya juga merupakan identitas kita jadi orang Bali yang membuat kita memili kekhasan dari negara atau budaya lain.ili kekhasan dari negara atau budaya lain.)
  • Dasaksara Hanoman  + (Baligrafi Dasaksara Hanoman ini terdiri atBaligrafi Dasaksara Hanoman ini terdiri atas dua bentuk, yaitu Kayonan dan Hanoman. Dasaksara terlukiskan di dalam Kayonan. Dasaksara adalah sepuluh aksara suci sebagai penghubung diri manusia (mikrokosmos) dan alam semesta (makrokosmos). Dasaksara terdiri atas sepuluh wijaksara, yaitu Sang, Bang, Tang, Ang, Ing, Nang, Mang, Śing, Wang, Yang. Kesepuluh wijaksara ini berasal dari delapan aksara wianjana (sa, ba, ta, na, ma, si, wa, dan ya) dan dua aksara suara (a dan i). Jika dirangkai sepuluh wijaksara ini membentuk kalimat: sabatai nama siwaya yang merupakan doa untuk memuliakan Dewa Siwa. Namun, Dasaksara yang terlihat dalam kayonan hanya sedikit saja karena tertutup oleh badan Hanoman. Wijaksara yang terlihat adalah Ong, Ang, Ung, Mang, Sang, Bang, miwah Tang.</br></br>Hanoman adalah tokoh dalam wiracarita Ramayana. Hanoman adalah putra Dewi Anjani. Dewi Anjani adalah seorang bidadari yang dikutukan dan terlahir ke dunia sebagai wanara wanita. Kutukan itu berakhir jika ia melahirkan seorang putra titisan Siwa. Dewi Anjani menikah dengan Kesari. Kesari dan Dewi Anjani melakukan tapa agar Dewa Siwa bersedia menjelma sebagai putra mereka. Oleh karena Kesari dan Dewi Anjani teguh dalam pertapaannya, Dewa Siwa mengabulkan permohonan mereka dan turun ke dunia sebagai Hanoman.</br></br>Jika dimaknai, Baligrafi Dasaksara Hanoman ini adalah bentuk pemuliaan kepada Dewa Siwa yang dimasifestasikan ke dalam sosok Hanoman.g dimasifestasikan ke dalam sosok Hanoman.)
  • Pulau Bali  + (Baligrafi berbentuk pulau Bali ini tertuliskan dewata yang berarti para dewa.)
  • Baligrafi Matsya Awatara  + (Baligrafi ini berbentuk ikan yang melambanBaligrafi ini berbentuk ikan yang melambangkan matsya awatara. Matsya awatara adalah awatara Wisnu yang turun ke dunia untuk menyelamatkan dunia dari air bah. Baligrafi ini sebagai peserta dalam rangka acara Makantisastra III Tahun 2023 yang diselenggarakan oleh Penyuluh Bahasa Bali Provinsi Bali yang bertugas di Kabupaten Gianyar pada tanggal 1 Desember 2023.aten Gianyar pada tanggal 1 Desember 2023.)
  • Ngamet Amreta  + (Baligrafi ini berjudul Ngamet Amreta yang Baligrafi ini berjudul Ngamet Amreta yang disesuaikan dengan tema Bulan Bahasa Bali V Tahun 2023, yaitu Segara Kertih: Campuhan Urip Sarwa Prani. Ngamet Amreta bermakna mengambil air atau sari-sari kehidupan yang bersumber dari laut dengan tujuan untuk membangun kehidupan yang seimbang. Ide dari pembuatan baligrafi ini adalah kisah pemutaran Mandara Giri. Baligrafi ini berbentuk seperti banawang nala yang menopang Mandara Giri dalam proses para raksasa dan para dewa mencari tirtha amerta. Baligrafi ini menggunakan latar kuning kemerahan, langit berwarna biru, dan terdapat ombak yang bergelombang yang melambangkan dashyatnya suasana saat proses pencarian tirtha amerta tersebut. Baligrafi ini adalah peserta lomba baligrafi yang diadakan dalam rangka Bulan Bahasa Bali V Tahun 2023. Baligrafi ini menjadi hak milik Dinas Kebudayaan Provinsi Bali. hak milik Dinas Kebudayaan Provinsi Bali.)
  • Om namah siwa  + (Baligrafi ini bertuliskan mantra "Om Namah Siwa" yang merupakan mantra pemuliaan Dewa Siwa.)
  • Baligrafi Burung Garuda  + (Baligrafi ini menggambarkan lambang negara Republik Indonesia, yaitu Burung Garuda. Baligrafi ini adalah hasil lomba baligrafi dalam rangka perayaan HUT SMK Negeri 5 Denpasar sekaligus perayaan HUT ke-78 RI.)