Search by property

From BASAbaliWiki

This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.

Search by property

A list of all pages that have property "Indonesian definition" with value "kata makian (kasar)". Since there have been only a few results, also nearby values are displayed.

Showing below up to 26 results starting with #1.

View (previous 50 | next 50) (20 | 50 | 100 | 250 | 500)


    

List of results

  • Kola  + (Kata ganti orang pertama yang memiliki rasa bahasa kasar)
  • Aku  + (aku; saya)
  • Adi  + (saudara kandung atau saudara dekat dalam satu keluarga besar yang usianya lebih muda dari si Aku (pembicara))
  • Tiange  + (saya; (milik) saya)
  • Laad  + (sebuah kata yang digunakan untuk menyatakan asal mula sesuatu atau yang terjadi terdahulu)
  • Karana  + (sebab; penyebab)
  • Kacumawis  + (Kata kacumawis terbentuk dari asal kata "cawis" yang artinya jawab. Kata cawis kemudian mendapan sisipan -um- serta awalan ka- menjadi bentuk "kacumawis" yang artinya sudah terjawab.)
  • Oké waké  + (kata kasar dan kurang sopan, biasanya digunakan dalam bahasa pergaulan)
  • Kruna-kruna  + (kata kata)
  • Maa  + (Kata kerja yang menyatakan praduga)
  • Ngawaluh  + (kata kiasan untuk menyatakan seseorang yang menyombongkan diri sendiri.)
  • Apanginangan  + (kata kiasan yang artinya sebentar)
  • Nglubak  + (keluar pada malam hari tanpa tujuan)
  • Kruna-kunci  + (kata kunci)
  • Bahu pada  + (kata majemuk yang berasal dari kata 'bahu' berarti tangan dan 'pada' berarti 'kaki', sehingga ketika menjadi kata majemuk 'bahu pada' memiliki makna 'kaki tangan' atau 'orang kepercayaan')
  • Bahu sastra  + (kata majemuk yang berasal dari kata 'bahu' yang berarti 'banyak' dan 'sastra' yang berarti 'kitab ilmu pengetahuan', sehingga 'bahu sastra' berarti 'kamus')
  • Bahu mantra  + (kata majemuk yang berasal dari kata 'bahu' yang berarti 'banyak' dan 'mantra' yang berarti 'mantram', sehingga 'bahu mantra' bermakna 'aneka mantram')
  • Matan lima  + (kata majemuk yang berasal dari kata 'mata' berarti 'mata' dan 'lima' berarti 'tangan'; 'matan lima' memiliki makna sendi pergelangan tangan.)
  • Matan bungkung  + (kata majemuk yang berasal dari kata 'mata' berarti 'mata' dan kata 'bungkung' berarti 'cincin'; 'matan bungkung' memiliki makna permata cicin.)
  • Mata tuh  + (kata majemuk yang berasal dari kata 'mata' yang berarti 'mata' dan 'tuh' yang berarti 'kering'; 'mata tuh' dimaknai sebagai sifat seseorang yang tidak tahu malu)
  • Dura negara  + (Kata majemuk yang berasal dari morfem "dura" yang bermakna "jauh atau asing" dan morfem "negara" yang bermakna "negeri". Jadi "dura negara" dapat dimaknai sebagai "negeri asing atau luar negeri")
  • Karo Belah  + (Kata majemuk yang berasal dari morfem "karo" berarti "dua" dan "belah" berarti "pecah". Kemudian gabungan "karo belah" menimbulkan makna baru yakni "bilangan seratus lima puluh")
  • Satia negara  + (Kata majemuk yang berasal dari morfem "satia" yang bermakna "setia" dan morfem "negara" yang bermakna "bangsa atau negara". Jadi satia negara" dapat dimaknai sebagai "setia kepada bangsa dan negara".)
  • Listu ayu  + (Kata majemuk yang bermakna 'sangat cantik'; 'listu' bermakna sangat (tentang kecantikan) dan 'ayu' bermakna cantik.)
  • Galang apadang  + (terang benderang; sangat terang)
  • Jeg  + (kata penegas untuk menyatakan kejadian yg tiba-tiba.)
  • Ja  + (kata penegas yang sepadan dengan -lah dalam bahasa Indonesia)
  • Bungkus  + (bungkus)
  • Puun  + (hangus; gosong)
  • Katih  + (kata penggolong; batang)
  • Kadirasa  + (kata penghubung bagian kalimat dengan bagian yang lain atau kalimat dengan kalimat untuk menyatakan penguatan; lebih-lebih; malahan)
  • Kewala  + (kata penghubung intrakalimat untuk menyatakan hal yang bertentangan atau tidak selaras)
  • Apanga  + (supaya; agar)
  • Ulian  + (Kata penghubung untuk menandai sebab atau alasan; disebabkan oleh; lantaran.)
  • Ulihan  + (Kata penghubung untuk menandai sebab atau alasan; isebabkan oleh; lantaran.)
  • Sangkaning  + (karena)
  • Dugas  + (ketika; saat; waktu)
  • Lagut  + (kata penghubung yang menyatakan pertentangan)
  • Doaning  + (Kata penghubung/sambunng/konjungsi yang menyatakan alasan suatu peristiwa.)
  • Laksanayang  + (kata perintah untuk mengerjakan sesuatu)
  • Gebrot  + (kata prakategorial yang hanya bermakna apabila telah mengalami proses prefiksasi [ma-] menjadi "magébrot" sehingga berarti gemuk)
  • Cocol  + (Kata prakategorial yang hanya bisa bermakna apabila telah mengalami proses afiksasi; ketika mendapatkan prefiks [ma-] menjadi "macocol" maka memiliki dua makna yakni "beronggok" berkategori verba dan "gendut" berkategori adjektiva)
  • Luh  + (kata sandang bagi wanita yang berkasta sudra)
  • Maman  + (makanan (dalam bahasa kasar, biasanya dipergunakan untuk binatang).)
  • Ibu  + (ibu)
  • Nget  + (reda (tentang hujan))
  • E  + (huruf kelia pada abjad Bali dengan huruf latin)
  • Peh  + (kata seru yang menyatakan kecewa)
  • Pah  + (bagi)
  • Cakluk  + (kata sifat yang menegaskan bahwa usia seseorang sudah tidak muda lagi)