Difference between revisions of "Folktale Sang Lanjana"
From BASAbaliWiki
Windayanti (talk | contribs) (Created page with "{{Folktale |Page Title=Sang Lanjana |Photograph reference link=https://msatuabali.blogspot.com/2017/01/satua-bali-sang-lanjana.html |Description text ban=Sedek dina anu, nuju...") |
|||
Line 25: | Line 25: | ||
Di subane teked beten, Sang Lanjana laut ngenggalang makecog masangkliban di bête. Sang Muun sakit nandang tatu di tendasne. Kasuen-suen Sang Muun mati baan naanang sakit. Keto upah anake demen ngrusuhin anak cerikan, tur banggi muah sombong teken anak len. | Di subane teked beten, Sang Lanjana laut ngenggalang makecog masangkliban di bête. Sang Muun sakit nandang tatu di tendasne. Kasuen-suen Sang Muun mati baan naanang sakit. Keto upah anake demen ngrusuhin anak cerikan, tur banggi muah sombong teken anak len. | ||
+ | |Description text id=Pada suatu hari, saat orang ramai bekerja di sawah, ada yang baru membajak, meratakan, dan ada juga yang sudah menanam. Di sana banyak burung berkumpul mencari makan. Sedang asyiknya burung- burung kecil mencari makan, tiba- tiba ada burung besar datang dari selatan pantai. Bulunya lebat, sayapnya lebar, matanya besar, dan sangat buas, bernama Sang Muun. | ||
+ | |||
+ | Di sana ia ikut mencari makan. Burung yang kecil-kecil sangat takut, melihat burung besar dan buas itu. Tidak ada yang berani mendekat karena takutnya. | ||
+ | |||
+ | Diceritakan sekarang ada burung kecil terbang di atas, bernama Sang Lanjana. Terbang meliuk-liuk di atas sawah. Sangat jengkel ia melihat ada burung besar, ikut mencari makan di tempat burung- burung kecil. Tingkahnya sangat tidak baik terhadap burung yang lainnya, setiap ada yang mendekat mau di patok. | ||
+ | |||
+ | Di sana Sang Lanjana bertanya, “Ih, ini kamu darimana? Tumben saya lihat di sini, ikut mencari makan. Lagi pula kamu sangat sombong.” Baru mendengar ada burung kecil berbicara seperti itu, Sang Muun marah dan menjawab dengan suara besar dan keras, “Eh, Kamu burung kecil, pura- pura tidak tahu. Ini sudah yang bernama Sang Muun. Ratunya burung dari selatan pantai. Sangat tidak sopan kamu berbicara padaku.” | ||
+ | |||
+ | Setelah itu, Sang Lanjana menjawab “ Walaupun kamu jadi ratu, aku tidak menjadi bawahanmu. Lagipula aku belum pernah merasa kalah. Walaupun kamu besar, besaran mana kotoranmu ketimbang kotoranku. Walaupun kamu bersayap lebar, aku tidak takut. Kalau mau berlomba mana yang paling tinggi terbangnya.” | ||
+ | |||
+ | Mendengar perkataan Sang Lanjana seperti itu, Sang Muun merasa jengkel lalu berkata, “kok sangat tidak sopan kamu berbicara. Kamu hanya seekor burung kecil, mau mengalahkan aku. Ukuran badanmu hanya seukuran kotoranku saja. Biar kamu tahu saja, coba kamu buang kotoranmu sekarang. seberapa besar kotoranmu!” | ||
+ | |||
+ | Baru segitu, lalu Sang Lanjana mundur sedikit- sedikit sambil berlompat di atas kotoran kerbau, sambil berkata, "Eh, kamu Sang Muun. Ini coba perhatikan kotoranku!” Sang Muun terbengong melihat kotorannya Sang Lanjana, dan merasa terkalahkan oleh burung kecil. | ||
+ | |||
+ | Setelah itu Sang Muun berkata sambil marah, “iyaa, aku mengaku kalah, kotoranmu memang lebih besar, ayo sekarang siapa terbangnya lebih tinggi!” Begitulah Sang Muun berkata, lalu Sang Lanjana menjawab balik “Ayoo! mari ikuti aku!” | ||
|Linked place=Bali | |Linked place=Bali | ||
|Information about folktale={{Folktale/Information | |Information about folktale={{Folktale/Information |
Enable comment auto-refresher