UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK AT THE END OF MAY

Search by property

From BASAbaliWiki

This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.

Search by property

A list of all pages that have property "Indonesian equivalent" with value "bangunan memanjang bertiang dua belas tempat pementasan gambuh, biasa terdapat di halaman tengah puri". Since there have been only a few results, also nearby values are displayed.

Showing below up to 51 results starting with #1.

View (previous 100 | next 100) (20 | 50 | 100 | 250 | 500)


    

List of results

  • Pengkeban  + (tempat persembunyian)
  • Makepunan  + (tempat)
  • Bokor  + (tempat sajen)
  • Keben  + (tempat sesajen)
  • Sanggah cucuk  + (tempat sesajen terbuat dari anyaman bambu bertiang satu untuk buta kala)
  • Sanggah cukcuk  + (tempat sesajian)
  • Gandek  + (tempat sirih pinang yang dibuat dari anyaman daun lontar yang bagian bawahnya beralas kayu)
  • Bebaturan  + (tempat suci)
  • Pepelik  + (tempat suci pemujaan tuhan bagi agama hindu)
  • Ancut  + (tempat terpencil)
  • Panyirepan  + (tempat tidur)
  • Pameludan  + (tempat tidur)
  • Pedeman  + (tempat tidur)
  • Pamulesan  + (tempat tidur)
  • Linggih  + (tempat tinggal)
  • Maumah  + (tempat tinggal, rumah)
  • Penglipuran  + (tempat wisata)
  • Rangki  + (tempat yang berdinding untuk berhias para penari sebelum keluar menari.)
  • Jrogjogan  + (tempat yang menurun)
  • Ceraken  + (tempat, penghangat, urap/lulur)
  • Ejangin  + (tempat, barang (yang bisa dimasukkan), penuh, kurang)
  • Edoh  + (tempat, berjalan, capek, jarak)
  • Belong  + (tempayan besar tempat air)
  • Tengah  + (tengah)
  • Dalu  + (tengah malam)
  • Mapleking  + (tercekak sampai mengecil pada bagian tengah)
  • Guyap-guyap  + (terlentang di tempat tidur karena lama menderita sakit)
  • Ngubeng  + (tidak keluar)
  • Taban  + (tidur)
  • Telulas  + (tiga belas (13))
  • Ebak  + (tinta cina)
  • Jerum  + (tipu, daya, akal)
  • Toko  + (toko, kedai berupa bangunan permanen tempat menjual barang-barang)
  • Pengawin  + (tombak dan alat perlengkapan upacara di tempat suci)
  • Lingsir  + (tua)
  • Pitulas  + (tujuh belas)
  • Undagi  + (tukang bangunan)
  • Balung gending  + (tulang yang terdapat pada persendian)
  • Gegirang  + (tumbuhan yg daunnya biasa dipakai hiasan telinga tarian topeng)
  • Medangsia  + (uku atau minggu ke-empat belas dalam konsep wariga bali)
  • Rontek  + (umbul-umbul yang dipasang atau digunakan di tempat suci/pura)
  • Rerontek  + (umbul-umbul yang dipasang atau digunakan di tempat suci/pura)
  • Tragtag  + (undakan yg dipasang di panggung, badé, dsb)
  • Besek  + (wadah)
  • Wadah  + (wadah. tempat)
  • Manggeh  + (waktu)
  • Kali tepet  + (waktu tepat tengah hari)
  • Prabali  + (wanita kebanyakan yang menikah dengan golongan bangsawan dalam masyarakat bali, biasa dipanggil jero atau pemekel)
  • Wastapel  + (wastafel)
  • Kuub  + (wilayah)
  • Bale pagambuhan  + (bangunan memanjang bertiang dua belas tempat pementasan gambuh, biasa terdapat di halaman tengah puri)
  • Mejunin  + (1. berak di tempat tidur dengan tidak sengaja)
  • Galar  + (alas balai-balai dari bilah-bilah bambu)
  • Cemer  + (alat-alat upacara, tempat)
  • Jejemakan  + (ambil)
  • Timbun  + (api unggun di tempat kecelakaan)
  • Bak  + (bak)
  • Bale angklung  + (balai angklung)
  • Bale sumangkirang  + (balai bertiang dua belas beratap ijuk, dahulu digunakan oleh raja-raja untuk upacara, sekarang sebagai tempat sajen di besakih)
  • Bale timbang  + (balai bertiang dua di sawah atau di balé banjar, tempat menimbang padi)
  • Piasan  + (balai suci tempat menghias pratima dsb atau tempat sajen yg ada di tempat suci)
  • Mundak  + (balai yang bertiang enam)
  • Plangkan  + (balai-balai dari kayu)
  • Bangku  + (bangku)
  • Wawangunan  + (bangunan)
  • Bale kambang  + (bangunan bertiang 28, didirikan pada gundukan tanah yang dikelilingi kolam sebagai balai sidang raja, para pendeta, serta pejabat istana)
  • Bale manguntur  + (bangunan bertiang delapan belas menghadap ke selatan tempat bersemayam dewa-dewa pada waktu upacara batara turun kabéh)
  • Bale bandung  + (bangunan bertiang dua belas berisi jalur-jalur dan hiasan-hiasan di atas tiang-tiangnya)
  • Bale mujur  + (bangunan bertiang dua belas, didirikan di bagian barat pekarangan rumah, sebagai tempat menerima tamu)
  • Bale pawedan  + (bangunan bertiang empat yang digunakan sebagai tempat duduk pendeta melakukan pemujaan saat memimpin upacara ritual keagamaan)
  • Bale pegat  + (bangunan bertiang enam dengan balai-balainya terbagi dua, terletak di bagian barat pekarangan rumah, sebagai tempat menerima tamu)
  • Bale sari  + (bangunan bertiang sembilan letaknya di bagian barat pekarangan rumah, biasa disebut balé singasari)
  • Pangubengan  + (bangunan darurat di halaman luar pura untuk tempat pemujaan)
  • Bale salunglung  + (bangunan kecil segi empat bertiang tiga untuk tempat perlengkapan pembakaran mayat)
  • Bale pagambuhan  +
  • Bale kembar  + (bangunan memanjang dan berjajar masing-masing bertiang delapan)
  • Bale agung  + (bangunan panjang bertiang dua belas atau lebih)
  • Bale lantang  + (bangunan panjang bertiang dua belas atau lebih)
  • Bale ongkara  + (bangunan persegi empat bertiang satu, beratap ijuk di kiri kanan kori agung (besakih), disebut juga balé mundar-mandir)
  • Bale murda  + (bangunan persegi empat bertiang sebelas untuk tempat upacara adat di puri (istana raja))
  • Bale bunder  + (bangunan persegi enam)
  • Bale mandapa  + (bangunan pokok bertiang dua belas, umumnya tempat musyawarah)
  • Bale sakutus  + (bangunan rumah bertiang delapan, biasanya dipakai tempat tidur)
  • Bale paselang  + (bangunan rumah persegi empat bertiang delapan, sebagai tempat upacara di pura besakih)
  • Bale pelik  + (bangunan rumah persegi empat berukuran kecil bertiang empat sebaga pengapit pelinggih atau tugu di pura-pura)
  • Bale banjar  + (bangunan rumah tempat pertemuan umum bagi warga desa)
  • Meten  + (bangunan rumah yg terletak di bagian utara pekarangan, bertiang delapan dan bertembok keliling)
  • Bale wongkilas  + (bangunan segi empat panjang, bertiang enam dengan rangkaian rusuk dibuat sedemikian rupa sehingga tampak seakan-akan tidak memiliki sambungan)
  • Palinggih  + (bangunan suci)
  • Panyawangan  + (bangunan suci tempat bersembahyang)
  • Parhyangan  + (bangunan suci tempat pemujaan agama hindu)
  • Bale majalila  + (bangunan tempat bersemayam ratu majalila di besakih)
  • Bale tegeh  + (bangunan tinggi di pojok halaman istana atau pura)
  • Bale gong  + (bangunan yang terletak di jaba tengah atau jaba sisi pada sebuah pura yang berfungsi sebagai tempat menabuh gong dan gamelan)
  • Bale gede  + (bangunan yg terletak di bagian selatan atau timur pekarangan rumah, bertiang dua belas, berdinding tembok di bagian selatan dan timur)
  • Canggah  + (bangunan, pohon)
  • Paso  + (bejana atau jambangan besar yang dibuat dari tanah untuk tempat air dan sebagainya)
  • Siwur  + (bejana tempat air suci yang terbuat dari tempurung kelapa)
  • Enjekan  + (bekas injakan kaki)
  • Kasih-asih  + (belas kasihan)
  • Ejang  + (benda, tempat, ambil)