Property:Indonesian definition

From BASAbaliWiki

This is a property of type Text.

Showing 500 pages using this property.
-
- +
Secara morfologis merupakan bentuk dasar yang berkategori verba. Secara semantik leksikal 'embus' berarti buka.  +
A
A +
awalan yang sama artinya dengan se; sebungkus  +, partikel 'a' yang terletak pada awal kata dapat berfungsi untuk menunjukkan negasi atau lawan dari kata itu sendiri, misalnya : asusila, adharma; asubha karma, dsb  +
Aa +
iya; ya  +
surut (tentang air); gejala turunnya permukaan air laut yang disebabkan oleh gaya tarik bulan dan matahari  +
pecah (tentang tanah, tumpeng, dsb)  +
terasa kering (tentang kerongkongan)  +
sekali perjalanan; satu kali perjalanan  +
sesuatu yang jatuh dari tempatnya; rontok; merenggas  +
remahan; sesuatu yang rontok  +
sesuatu yang diusahakan dengan keras  +
membawa sesuatu memakai bagian anggota tubuh  +
bawakan; bawakan/berikan pada seseorang (imperatif)  +
buyarkan  +, berantakkan  +, buat menjadi buyar/berantakan  +
sesuatu yang sudah diambili tangkai-tangkai bulirnya; sesuatu yang harus dikesampingkan  +
pembawaan; karakter; sifat alamiah; tabiat  +
saluran pembuangan air pada pematang sawah yang berlebihan  +
tabiat  +, bakat  +, perlengkapan kuda tunggang; pakaian kuda  +,
merah  +, kata "abang" mengalami proses abreviasi (proses pemenggalan satu atau beberapa bagian leksem atau kombinasi leksem sehingga terjadilah bentuk baru yang berstatus kata) menjadi kata "bang" dengan makna yang sama.  +, beri; berikan  +
adonan kelapa parut dengan bumbu berwarna merah putih sebagai dasar dalam tetandingan/rangkaian kawisan (sejenis sajen) dalam upacara adat di Bali  +
talang; saluran air yang melintang di atas bangunan, jalan, dsb  +, alur bibir atas  +
Seukuran atau setinggi bagian tubuh (manusia atau binatang) yang menghubungkan kepala dengan tubuh yang lain  +
Sepuluh juta  +
babat; tebas  +
hasil membabat; babatan; hasil menebas  +
sedikit; tidak banyak; tidak seberapa; agak  +
kalem; tenang  +
buatkan upacara ngaben  +
dibuatkannya upacara pembakaran mayat olehnya (orang ketiga yang membuat upacara ngaben)  +
sangat panjang; di luar ukuran normal  +
sebentar  +
bentuk variasi bebas dari "besik" yang berarti "satu"  +
tingkah laku; cara; prilaku seseorang dalam berbuat di masyarakat  +, jawaban seseorang atas pertanyaan orang lain  +
makan sekali secukupnya hingga kenyang  +
secara harfiah berarti suatu waktu yang diperlukan seekor lintah untuk merasa kenyang (menghisap darah). Secara kias ungkapan ini bermakna waktu yang singkat atau sebentar, karena seekor lintah yang kecil tidak memerlukan waktu yang lama untuk kenyang (mengenyangkan perut).  +
kebun; ladang  +
santet; guna-guna; ilmu hitam; sihir  +
jaga; dampingi; lindungi  +
didampinginya  +
potongan tangensial, biasanya 4, dibuat dalam log untuk memotong bagian melengkung sehingga intinya persegi dan dapat digunakan untuk melihat kayu yang berguna  +, gubal; bagian kayu yang lunak antara kulit dan teras  +
pangku  +, dudukkan di haribaan atau paha  +
tebing; tepi sungai (jurang) yang tinggi dan terjal (hampir tegak); lereng gunung (bukit) seperti dinding terjal; tepi tanah darat yang tinggi dan terjal sebagai pemisah dari rawa, sawah, yang ada di samping bawahnya  +, curam; terjal dan dalam  +
Posisi agak miring kesamping  +
besar jumlahnya; tidak sedikit  +, banyak sekali  +
abon; makanan berbahan daging rebus yang diserat-seratkan, dibumbui, kemudian digoreng  +
satu kata penggolong untuk benda yang dibalut dengan kertas (daun, plastik, dan sebagainya)  +, sebungkus  +
berat (tentang beban)  +, hamil; mengandung  +, malas (dialek Buleleng)  +
bagus  +
Banyak sekali.  +
abu  +, sisa yang tinggal setelah suatu barang mengalami pembakaran lengkap  +, debu di dalam rumah seperti sarang laba-laba maupun debu luar yang masuk ke rumah  +
banyak dan merata; tumbuh dan merata  +
sepatah (tentang perkataan)  +, sebagian (misalnya "tiing abuku" yang artinya: satu buku bambu)  +
sebuah; sebutir (biasanya untuk menyatakan jumlah buah pisang dan telor)  +
sebuah, sebutir, sebiji  +
cabut; tarik  +
menghasilkan sangat minim dan sekali makan habislah sudah  +
acara; kegiatan; agenda  +
guru  +, sebutan untuk guru (Dang Acarya)  +
sebuah satuan ukuran menggunakan jari  +, secekak; sebesar yang dapat dipegang oleh ibu jari dan jari telunjuk  +, langsing; ramping (tentang pinggang)  +
sejengkal; satu jengkal; satu ukuran sepanjang rentangan antara ujung ibu jari tangan dan ujung jari lain yang direntangkan  +
sembah  +, pusatkan pikiran untuk memohon kepada Tuhan  +, harap  +
tindakan menyampaikan harapan (dari jauh); doa  +, harapan; pengharapan  +
harapan  +
sekali; satu kali  +
upacara  +, ibadat  +
segala sesuatu yang berhubungan dengan upacara  +
sedikit, secolek, secuil  +
berkarisma; berwibawa  +, pandangan yang tajam  +
pucat  +, putih pudar (tentang air muka); agak putih (tentang warna)  +
ukuran luas bidang sawah.  +
ada  +, hadir; telah sedia  +
adakan; selenggarakan  +, buat menjadi ada  +
Rumput alang-alang adalah salah satu jenis rumput yang biasa dipergunakan sebagai bahan obat, salah satunya adalah bahan herbal dan bersifat menyejukkan tubuh  +
adakah; apakah ada (kata tanya untuk menanyakan eksistensi dari sesuatu)  +
nama  +
hadang; halangi (merintangi orang berjalan dan sebagainya) dengan cara mendepang  +, tanak dengan mengukus  +, cegat  +,
dinamai; diberi nama; dinamakan  +
sejenis tarian Joged  +, pukul; bersaing; jatuhkan  +
Tanaman adas, dengan aroma aromatik dan rasa manis yang menyenangkan, kaya. Biji melengkung, lebih besar dan tidak runcing seperti biji Umbelliferae lainnya, seperti adas, adas manis, dan jintan. Biji berwarna cokelat pucat, dengan warna lebih gelap di antara punggung bukit dan punggung ganda di mana biji terbelah menjadi dua.  +
aturan secara tradisional yang selalu ditaati  +, aturan (perbuatan dan sebagainya) yang lazim diturut atau dilakukan sejak dahulu kala  +, cara (kelakuan dan sebagainya) yang sudah menjadi kebiasaan; kebiasaan  +,
bentuk; bangun tubuh  +
tiang rumah  +, simbol bangun tubuh manusia dalam upacara mengaben (pitra yadnya), terbuat dari jalinan daun lontar yang dibentuk menyerupai kipas, dihiasi dengan bunga emas, ditempeli prarai dan kuangén, beralaskan sangku berisi beras, uang kepeng 25 biji, tampélan, dan tungked  +
tangkai atau tiang bajak  +
baui; cium baunya  +
sampah (sisa) dari bahan-bahan makan sirih  +, sejuk  +
lebih baik; lebih memilih untuk; mending  +
adeng: Bahan yang terbuat dari kayu, bambu, tempurung kelapa yang dibakar, setelah gosong disiram air untuk didinginkan agar menjadi arang yang siap digunakan sebagai bahan bakar  +, adéng: lambat, pelan  +, adéng: telur  +
Berjalan dengan pelan-pelan  +, Melakukan pekerjaan atau perjalanan dengan pelan-pelan  +, melakukan pekerjaan atau perjalanan dengan pelan-pelan dengan maksud supaya selamat sampai tujuan. Bisa jadi karena usia sudah tua atau karena ingin pekerjaan yang dilakukan hasilnya lebih baik dibandingkan dilakukan dengan cepat-cepat  +
tahi lalat; tanda lahir  +
jual  +
satu depa; ukuran satu kali sepanjang kedua belah tangan mendepang dari ujung jari tengah tangan kiri sampai ke ujung jari tengah tangan kanan  +
seikat padi  +
saudara kandung atau saudara dekat dalam satu keluarga besar yang usianya lebih muda dari si Aku (pembicara)  +, adik  +, kata ganti sapaan untuk wanita yang lebih muda  +
Cerita epos yang paling utama (besar) dalam kisah Mahabharata yang terdiri atas 18 episode pokok  +, buku pertama atau bagian (parwa) pertama dari kisah Mahabharata. Pada dasarnya bagian ini berisi ringkasan keseluruhan cerita Mahabharata, kisah-kisah mengenai latar belakang ceritera, nenek moyang keluarga Bharata, hingga masa muda Korawa dan Pandawa). Kisahnya dituturkan dalam sebuah cerita bingkai dan alur ceritanya meloncat-loncat sehingga tidak mengalir dengan baik. Penuturan kisah keluarga besar Bharata tersebut dimulai dengan percakapan antara Bagawan Ugrasrawa yang mendatangi Bagawan Sonaka di hutan Nemisa.  +
Penerapan hukuman yang diberikan kepada seseorang atau masyarakat tanpa pilih kasih, tanpa berat sebelah  +, sama berat; tidak berat sebelah; tidak memihak  +
adik, lebih kecil  +, saudara kandung atau saudara dekat dalam satu keluarga besar yang umurnya lebih kecil dari si Aku (pembicara)  +, sehari; satu hari  +
seorang  +, satu orang; seorang; sendiri  +
matahari (berasal dari bahasa sansekerta)  +, Dewa Surya/Matahari juga dikenal dengan nama "Aditya" yang berarti putra dari Dewi Aditi (ibu para dewa) dengan Rsi Kasyapa. Dewa Surya juga kerap diberi gelar Siwa Raditya. Ini dikarenakan sebuah mitologi yang menceritakan bahwa diantara murid-murid dari Dewa Siwa, yang paling cerdas adalah Dewa Surya, maka dari itu beliau diberi gelar oleh GuruNya sebagai Siwa Aditya. Karena kata Siwa Aditya kemudian masuk ke dalam bahasa Jawa Kuno, maka kini menjadi Siwa Raditya. Kata "Ra" disini berarti mulia, contoh seperti kata "rabi" yang berarti wanita yang mulia/istri. Dan karena Dewa Siwa juga sebagai Guru dari para Dewa, maka beliau bergelar "Bhatara Hyang Guru".  +
kemauan; kehendak (Alus Singgih)  +
jauh  +
jual (Alus Singgih)  +
sesuatu yang dijual; barang dagangan  +
dijualnya; dijual olehnya  +
jualkan; tolong jual  +
adonan; campuran; hasil mencampur  +
gunung  +, bukit yang sangat besar dan tinggi (biasanya tingginya lebih dari 600 m)  +, salah satu jenis kidung (sastra profetik yang memiliki semangat profetik yang merupakan segi sentral atau pusat bertemunya dimensi sosial dan transedental. Dimensi sosial menunjuk pada kehidupan kemanusiaan di alam nyata atau bersifat profan (sakala))  +
adu; tandingkan; buat menjadi bersaing  +
berbohong  +, menyatakan sesuatu yang tidak benar; berbuat bohong; berdusta  +
salah satu kata seru (interjeksi) yang digunakan untuk mengungkapkan rasa sakit, kaget, kesal dan keengganan  +
aduk; campur; kacaukan  +
aduk-aduk; campur; kacaukan  +
campur; campurkan  +
rukun; sesuai; cocok; serasi; sepakat  +
sesuaikan  +
tidak ada duanya (tentang sifat Tuhan); esa  +
bukan main  +, dahsyat; hebat  +
depan  +, hadap; menghadap ke  +
aba-aba kepada sapi saat membajak sawah agar sapi berjalan membelok  +, Cue to cows when plowing fields so that cows walk to turn  +
tingkah laku; lagak  +
besar dan kasar  +
agama; kepercayaan  +
mewah; serba indah; serba berlebih; serba banyak  +
sejumlah, segulung (tentang kain)  +, a roll of cloth  +
pukul  +, potong  +
pegang  +, sikap; postur (tentang menari)  +, teguh (tentang pikiran)  +
cara memegang  +, pegangan (tanggung jawab)  +
segenggam; satu genggam  +
agen; orang atau perusahaan perantara yg mengusahakan penjualan bagi perusahaan lain atas nama peng-usaha; perwakilan  +
Setangkai buah (msl. kelengkeng, anggur, ceroring)  +
besar  +
beruntung; bernasib baik; mujur  +
terlalu banyak gaya  +
api  +, Salah satu dewa dalam kepercayaan Hindu. Sang Hyang atau Sanghyang Agni adalah dewa penguasa api sebagai salah satu dari asta dewata yang biasanya pemujaan dan persembahannya dilaksanakan dengan sarana dan upacara sebagai berikut : Dalam upacara Agni Pralina yang bertujuan untuk mengembalikan unsur unsur panca maha bhuta yang melekat dalam badan kasar dan halus dari roh bersangkutan. Dengan sarana Damar Kurung sebagai permohonan kepada Sanghyang Agni yang bertujuan untuk menyempurnakan prosesi ngaben dalam pelaksanaan upacara pitra yadnya dan juga agar cuntaka dapat berkurang. Upacara Agnihotra sebagai perantara manusia berhubungan dengan Tuhan dan dengan para Dewa. Beliau juga disebutkan, menurunkan ajaran Agni Purana kepada Rsi Vasistha yang dituangkan dalam kitab Mandala VII Rg Weda sebagai wahyu yang paling pertama dihimpun. Dalam beberapa sumber lontar seperti halnya Lontar Kotaraning Sembah dan Lontar Weda Parikrama Sarahiota Samaptadijelaskan bahwa Api selalu menjadi pokok landasan dasar pelaksanaan upakara karena api dalam sarana pamuspan disebutkan sebagai simbol Sang Hyang Widhi dengan Prabhawa Sang Hyang Agni atau Brahma,  +
sikap  +, kebiasaan  +, tingkah laku (ke arah yang buruk)  +
puncak  +
jari  +
agud: lamban; istilah sapi yang jalannya lamban ketika menarik bajak (biasanya jenis sapi ini tidak cocok digunakan untuk membajak)  +
panjang satu ruas teratas jari tangan  +, salah satu satuan ukur dalam Asta Kosala Kosali  +
Secubit; sedikit  +
besar; mulia  +
Ah +
sebuah ekspresi atau seruan ketika merasakan kekesalan atau tidak beruntung  +
terdiri dari kata "a" yang artinya tidak, dan "himsa" yang artinya menyakiti atau membunuh. Jadi, ahimsa berarti suatu perbuatan yang tidak menyakiti, kasih sayang dan atau membunuh mahluk lain  +, tidak semena-mena menyakiti dan membunuh demi nafsu belaka, keuntungan pribadi, dendam dan kemarahan (krodha) melainkan untuk tujuan pemujaan kepada Tuhan dan kepentingan umum.  +
Ai +
matahari  +
satu sisir (tentang pisang)  +
satu tangkai yang panjang pada buah-buahan yang bergugus  +
satu kali berkeliling  +
seekor induk ayam dengan anak-anaknya  +
serangga yang lebih besar daripada kumbang, bersayap ganda, suka hinggap pada pohon-pohon dan berbunyi nyaring (lebih nyaring daripada suara jangkrik)  +
ajar  +
pelajaran; sesuatu untuk dipelajari; ilmu  +
ajar; ajari  +
dengan; bersama  +, ajak  +
diajaknya; diajak (oleh seseorang)  +, dengan; bersama (seseorang)  +
(ukuran) cukup untuk satu kali tanak/masak  +
sejenis hidangan dalam sesajen upacara keagamaan  +
untuk saat ini; waktu (masa, saat) ini; kini ini saja  +
sembah; harap  +
ajar; beri pelajaran  +, ajar, ma.jar-ajar (berziarah ke tempat-tempat suci dl rangkaian suatu upacara agama Hindu)  +, ajar, nga.jar.in (membiarkan ikan yg terkena kail berenang sebelum pancing ditarik)  +
Aja Wera adalah ajaran Hindu Bali yang merupakan ajaran-ajaran rahasia yang tidak sembarangan diungkap atau tidak boleh dibicarakan.  +, Adapun tiga faktor yang memunculkan adanya ajaran-ajaran rahasia atau aja wera ini yaitu : 1. Ajaran rahasia yang terkait pengalaman langsung (pratyaksa pramana) yang merupakan salah satu jalan dalam Tri Pramana. Rahasia bukan karena dirahasiakan, melainkan karena terkait pengalaman bathin yang tidak bisa diceritakan dengan kata-kata. Setiap penjelasan tidak akan pernah bisa mewakili secara tepat, hanya bisa dialami sendiri secara langsung. Karena itu faktor ini tidak bisa dituliskan dan diceritakan. 2. Ajaran rahasia yang dirahasiakan untuk menghindari kesalah-pahaman publik. Karena ajaran ini terkadang bertentangan dengan logika sebagian besar manusia. 3. Ajaran rahasia yang dirahasiakan untuk menghindari penyelewengan ajaran. Umumnya ini terkait ajaran tingkat tinggi. Seperti misalnya shakti yoga yang dapat membuat seseorang menjadi siddhi (sangat sakti), laku (praktek spiritual) yang terkait dengan ketelanjangan, dll. Tapi untuk selebihnya ini tidak akan dibahas lagi.  +
sebentar  +, nanti (malih ajebos)  +
tegak; kukuh (tentang peraturan)  +
Sebuah gerakan pemertahanan identitas etnik Bali. Gerakan ini bertujuan mengembalikan masyarakat Bali dalam konteks pengamalan ajaran agama Hindu dan kebudayaan Bali, atau disebut pula sebagai re-Balinisasi dan re-Hinduisasi.  +
lestarikan; kukuhkan  +
di depan  +, makan  +
makanan  +, beraneka jenis makanan; lauk  +
dimakan (oleh)  +, dikonsumsi (oleh)  +
nasi (karena makanan identik masyarakat Indonesia, khususnya di Bali adalah nasi)  +, makanan  +
satu jengkal; ukuran satu kali panjang rentangan antara ujung ibu jari dan ujung telunjuk yang direntangkan  +
ramah; baik hati dan menarik budi bahasanya; manis tutur kata dan sikapnya; suka bergaul dan menyenangkan dalam pergaulan  +, suka menyapa  +
takut; gentar; tidak berani  +
harga  +, ayah (Alus Singgih: bentuk halus dari bahasa Bali)  +
berapa; berapa harganya?  +
ilmu untuk mencelakakan orang. Dalam "Ajiwegig" ini kekuatan Bhuta, Kala, Dengan, Desti dan sebagainya didaya gunakan dan dimanfaatkan untuk tujuan-tujuan tersebut. Umat yang lemah Sraddha atau imannya, maka akan mudah ditundukkan oleh kekuatan-kekuatan negatif yang mencelakkan ini.  +
lihat; hirau  +, ayah (untuk mengungkapkan bentuk kepemilikan, diikuti oleh subjek yang menjadi pemilik 'ayah')  +, ajari  +
hiraukan; hargai  +
ikan laut spt lemburu, tp mulutnya agak panjang  +
ajukan  +
diajukan; diajukannya; diajukan olehnya  +
sombong; menghargai diri secara berlebihan; congkak; pongah  +, dipuji; puji  +
berlebih-lebihan dalam melakukan sesuatu; melebihi kemampuan dengan maksud ingin dipuji  +
dipuji; dipujinya  +
sesajen berupa hidangan makanan (identik dengan upacara ngajum di Bali)  +, sajen berupa hidangan, terdiri atas nasi dgn lauk, jajanan, buah-buahan, dsb, sebagai bentuk pemuliaan kepada Ida Sang Hyang Widhi  +
Amaranthus spp  +, merupakan tumbuhan yang biasa ditanam untuk dikonsumsi daunnya sebagai sayuran hijau. Tumbuhan ini berasal dari Amerika tropik namun sekarang tersebar ke seluruh dunia. Tumbuhan ini dikenal sebagai sayuran sumber zat besi yang penting bagi tubuh.  +
banggakan  +
ayah  +
akar  +, bagian tumbuhan yang biasanya tertanam di dalam tanah sebagai penguat dan pengisap air serta zat makanan  +
kilatan api (tentang petir) (sebuah ungkapan yang secara harfiah bermakna 'akar api' namun ungkapan ini merujuk pada kilatan api pada petir yang terlihat seperti akar pohon di langit)  +
akar-akaran; segala jenis akar-akaran  +
akal; ide  +, daya pikir (untuk memahami sesuatu dan sebagainya); pikiran; ingatan  +
Zea mays ssp. mays  +
nama huruf atau aksara /a/ dalam aksara Bali dan Sansekerta  +
besar dan kuat (tentang rambut, tulang, dsb)  +
pohon akasia  +, genus dari semak-semak dan pohon yang termasuk dalam subfamili Mimosoideae dari familia Fabaceae, pertama kali diidentifikasi di Afrika oleh ahli botani Swedia Carl Linnaeus tahun 1773. Banyak spesies Akasia non-Australia yang cenderung berduri, sedangkan mayoritas Akasia Australia tidak. Akasia adalah tumbuhan polong, dengan getah dan daunnya biasanya mempunyai bantalan tannin dalam jumlah besar.  +
satu; sebatang (tentang batang); sehelai (tentang rambut)  +
Kata ganti orang pertama tunggal; saya; aku  +
sedikit, agak, sekilas, sebentar sekali  +
secabik, sedikit (barang yang cabik)  +
sedikit sekali (barang hasil mencabik)  +
sedikit (tentang benda cair/pancaran air)  +
sedikit  +
banyak  +
lebih banyak; kebanyakan  +
sebentar  +, singkat; sesaat; tidak lama  +
satu ikatan ketupat yg terdiri atas enam buah  +
sungguh-sungguh  +, banyak  +
perbanyak; ambil atau bawa yang banyak  +, dengan sungguh-sungguh; dengan sengaja  +
setengah; separo; sebagian  +
gigit (oleh anak pada waktu menyusu  +, jepit  +, flops; clip  +
setetes  +
satu koin; seperak  +, sama sekali  +
seratus ribu (tentang uang)  +
satu kubik  +
sedikit  +
sebentar; tidak lama  +, dalam sekejap mata  +
pasang; susun; gabungkan; rakit  +
cukup untuk sebuah baju  +
maaf  +, permakluman  +, (aksamaang)-maafkan  +
aksara; huruf; tanda aksara dalam tata tulis yang merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa.  +
huruf Bali untuk menuliskan kata-kata bahasa Bali yang diserap dari bahasa Jawa Kuno dan bahasa Sanskerta  +
aksara, tanda aksara dalam tata tulis yang merupakan anggota abjad yang melambangkan bunyi bahasa. Aksara wayah ini digunakan untuk menulis hal-hal yang tidak biasa atau lumbrah dan bersifat rahasia (ajawera)  +, aksara tua; aksara kuno  +
huruf Bali yang digunakan untuk menuliskan kata-kata yang berasal dari bahasa Bali  +
lihat; perhatikan  +, aksi; gaya  +
berapa  +
banyak  +
sepotong (tentang sabut kelapa)  +
tidak baik; buruk; halangan  +
baik buruk (tt hari dalam sistem tarikh tradisional Bali)  +
segar dan hijau.  +, kemerah-merahan  +
kalah; tidak menang atau dalam keadaan tidak menang (dalam perkelahian, perang, pertandingan, pemilihan, dan sebagainya); dapat diungguli lawan  +, sebagai; seperti  +
kalahkan; pindahkan  +
menikah; kawin  +, terikat dalam ikatan (akad) perkawinan yang dilakukan sesuai dengan ketentuan hukum dan ajaran agama  +
Sepuluh ribu  +
(a.lang.an) halangan  +, (pa.nga.lang) penghalang  +
halangan; rintangan; sesuatu yang menghalangi  +
sejengkal; satu jengkal  +, satu satuan jarak antara ibu jari dengan jari tengah  +
Bilangan yang menyatakan sebatang (logam)  +
petik  +, ambil dengan mematahkan tangkainya (bunga, buah, dan sebagainya)  +
hutan  +
hutan; hutan itu  +
alas; dasar  +, kain pelapis  +
kalem; tenang  +, tidak tergesa-gesa; tenang; santai  +
cincin  +
amis (tentang bau)  +, sejenis ulat kecil yang biasanya bergerombol di tanah  +, sejenis ikan  +
cari; temukan sesuatu  +
mata pencaharian  +
terjemahkan  +, terjemahan  +
dicari; dicarinya; dicari oleh seseorang  +
carikan; temukan  +
dicarikan; dicarikannya; dicarikan olehnya  +
coba cari; tolong carikan  +
meninggal yang disebabkan oleh kesadaran diri atau sengaja mencari kematian. Seperti gantung diri, minum racun, termasuk dengan terkena bencana.  +, bunuh diri  +
kalajengking  +
perubahan  +
Penghalang (berupa tembok, kayu, dsb), biasanya di belakang pintu keluar pekarangan  +, Pembatas antara angkul - angkul (gapura/pintu masuk) dengan pekarangan rumah maupun tempat suci yang berfungsi sebagai penetralisir dari gangguan negatif baik secara sekala maupun niskala. Dahulu di Bali, sebuah aling - aling oleh masyarakat umum, biasanya dibuat menggunakan kelangsah (anyaman daun kelapa kering) atau kelabang mantri sebagai sarana proteksi dari kekuatan negatif dimana sulaman atau ulat-ulatan dari daun kelapa tersebut diletakkan pada aling-aling. Namun kini, aling-aling juga digunakan untuk mempercantik rumah dengan menambahkan sebuah patung sehingga menambah kesan estetika.  +
jembatan kecil  +
alis  +
pensil alis  +, jalinan pada pinggir bakul atau anyaman  +, bibir perahu  +
kecil  +, muda  +
lebih kecil  +, lebih muda  +
suara keras dan menantang  +
- bahan terbuat dari parafin, mudah mencair jika dipanaskan, dapat dipakai sebagai pelita dan/atau untuk membatik - bahan yang mengandung lemak, lekat, mengental, mencair jika dipanaskan, dicetak dalam berbagai bentuk untuk alat penerang  +
pelan  +, lambat  +
pelan-pelan  +, pelan  +, hati-hati  +
menentang  +, berkhianat; membangkang; tidak taat  +
mendapat bencana (karena berbuat kurang baik kepada orang tua dan sebagainya)  +, kualat; durhaka; berkhianat kepada guru atau orang tua  +
bunyi konsonan yang diucapkan dengan hembusan nafas yang lemah  +
pendek umur;  +
biawak  +
gampang; mudah  +
mudahkan; buat menjadi mudah  +
dimudahkan; dimudahkannya  +
permudah; buat menjadi mudah  +
setengah matang  +, layu  +
goreng setengah matang  +
alun  +, gelombang  +, ombak memanjang  +
lapangan  +, tempat atau tanah yang luas (biasanya rata); alun-alun; medan  +
halus  +, lemah lembut  +, mewah  +
kruna mider : kata netral (dapat digunakan untuk semua kalangan)  +, salah satu bagian dari tingkat tutur leksikon bahasa Bali; kata/kruna Alus Mider merupakan kata-kata dengan ragam hormat/halus namun memiliki sifat netral, digunakan untuk menghasilkan tuturan halus, tanpa membedakan variabel sosial penutur dan lawan tutur; contoh kata/kruna alus mider: sareng, dumun, dsb.  +
kayu api yang tengah terbakar  +
makan (tentang hewan/binatang)  +, makan (bahasa kasar)  +
makan-makanan (tentang hewan) ; pakan ternak  +
dimakan (oleh seseorang/hewan)  +
perbuatan (baik atau buruk)  +, amal  +, yang dilakukan dengan tujuan untuk berbuat kebaikan terhadap masyarakat atau sesama manusia (memberi derma, mengumpulkan dana untuk membantu korban bencana alam, penyandang cacat, orang jompo, anak yatim piatu, dan sebagainya)  +
bebas dari bahaya  +, aman  +
salah satu bagian dari Catur Brata Panyepian (empat pantangan bagi umat Hindu dalam penyepian)  +, pantangan menyalakan api  +, tidak melaksanakan kegiatan yg berhubungan dng menghidupkan api pada hari raya Nyepi  +
salah satu bagian dari Catur Brata Panyepian (empat pantangan bagi umat Hindu dalam penyepian)  +, pantangan untuk tidak beraktivitas atau bekerja pada saat hari raya Nyepi  +
salah satu bagian dari Catur Brata Panyepian (empat pantangan bagi umat Hindu dalam penyepian)  +, pantangan untuk tidak bersenang-senang atau berfoya-foya pada saat hari raya Nyepi  +, mawas diri pada hari raya Nyepi  +
salah satu bagian dari Catur Brata Panyepian (empat pantangan bagi umat Hindu dalam penyepian)  +, pantangan untuk tidak bepergian pada saat hari raya Nyepi  +
jalan; lewat  +
jalan  +
dilalui; lewati; lalui  +
dilaluinya; dilewatinya  +
langit  +, ruang luas yang terbentang di atas bumi, tempat beradanya bulan, bintang, matahari, dan planet yang lain  +, udara  +
pertemuan secara tidak langsung yang dilakukan secara online dengan menggunakan sambungan internet.  +
halangi; rintangi  +, terlalu; berlebihan; bukan main  +
bacang; tumbuhan jenis mangga, kulit batangnya berwarna abu-abu dan pecah-pecah, pada bagian kulit yg pecah keluar getah yg membentuk damar berwarna jernih, daunnya kasar dan rapuh, bunganya berbentuk malai dan harum, buahnya besar berbentuk bulat telur dan berbiji besar, daging buahnya berserat, rasanya masam agak manis, biasa digunakan untuk campuran minuman dingin  +
panggil dan songsong/temui  +
selendang yang dililitkan di sekeliling pinggang  +
selendangkan; pasangkan selendang di bagian pinggang  +
diselendangkannya  +
selendangi  +
diselendanginya  +
batin seseorang yang sudah sampai pada tujuan  +, medahulukan kepentingan di luar diri  +
tingkah laku  +, perbuatan; peringai  +, perilaku yang biasanya berupa bentuk kekecewaan  +
serambi; beranda  +
dipanggilnya; disongsongnya  +
alang-alang  +
pukul dengan keras  +
ambil  +
lalui; lewat  +, bentuk lain atau abreviasi dari kata "ambahin"  +
awan putih  +, bau (Alus Singgih)  +, pucuk pohon enau; biasanya digunakan untuk membuat perlengkapan upacara keagamaan  +
tidak sopan (tentang berbicara)  +
sampo; langir  +
ngam.bul (minggat; kabur dari rumah)  +, ngam.bul (merajuk)  +
awan putih  +
tumbuhan yg menjalar pd pohon kayu batang dr tumbuhan yg merambat  +
perangkat upakara beralaskan sebuah ituk-ituk yang di dalamnya berisi 3 lembar daun dadap, 3 cabang ujung dadap, padang lepas, dan seet mingmang  +
jaga; kawal  +, pegang (senjata) untuk menakut-nakuti  +
istri yg tidak sah; gundik  +, pengawal; penjaga  +
kehidupan  +, keabadian  +, air yang menyebabkan hidup kekal/abadi  +
camilan  +
sampah sisa membelah dan meraut bambu  +, sampah sisa  +
asam  +
jaga  +, pelihara  +, nga.mong (menjaga/memelihara)  +
tanggung jawab secara adat atas tempat suci  +
berapa; seberapa  +
sebanyak itu; segitu  +, demikian  +
satu motor; semotor  +, menggunakan satu motor  +
sisa (tentang parutan kelapa, dsb)  +, ampad; ngampad: membersihkan rerumputan pada punggung pematang sawah  +
teledor; ceroboh  +
mengerjakan dengan tidak hati-hati; ceroboh  +, disepelekan; dianggap enteng  +
buka (tentang pintu, jendela dsb.)  +
sapi atau kerbau putih dengan kuku dan tanduk berwarna hitam  +
renggut; tarik dengan paksa  +
ampas; sisa dari sesuatu/proses  +
dihembus; ditiup  +
bambu ampel gading (kekuningan)  +
tali dari benang  +
serambi; teras; beranda  +
kertas yg berlapis serbuk kaca dan sebagainya sehingga salah satu sisinya menjadi kasar, digunakan untuk menggosok (melicinkan) kayu, besi, dsb; amril  +, nama salah satu tanaman obat dalam Usada Taru Pramana. Getahnya dapat digunakan sebagai obat.  +
amplop  +
tanah liat kering yg dibakar dan dapat dimakan (biasanya oleh wanita hamil)  +
Gertak  +
kentut  +, empedu  +, fart  +
berkumpul; bersama  +
selasai; sudah  +
panen; ketam  +, amat; ringan  +, yatim-piatu  +,
maaf  +
maafkan  +
sejumlah padi yg dipersembahkan ke Pura Subak sbg rasa syukur petani setelah panen; pembayaran wajib oleh anggota subak pasif yang lahan garapannya melebihi standar satu tektek yang telah ditetapkan.  +
sebesar; sebanyak  +
seberapa  +
seberapa  +
sebanyak itu; segitu; sebegitu  +
segini; sebanyak ini; sebegini  +
sebesar ini; sebanyak ini  +, segini  +
ada (bahasa jawa kuna)  +
dahulu (bahasa jawa kuna)  +
orang  +, pemarkah kontras (contoh: wiadin ririh -- liu enu pelajahan walaupun (kamu) pintar, masih banyak yg perlu dipelajari)  +, pronomina penunjuk ; kata ganti penunjuk (contoh: kija bapanné? -- ka uma ke mana ayahmu? dia ke sawah)  +
Petak sawah yang sempit (1-3 meter), biasanya terletak pada posisi bawah pada persawahan terasering.  +
orang itu; seorang yang tidak dikenal  +
ketupat  +
jari manis  +
Lapisan badan yang tersusun dari pikiran yang lebur seperti kesenangan, kebahagiaan, dan kedamaian  +
Anantaboga adalah seekor naga yang merupakan salah satu anak dari Dewi Kadru dengan Rsi Kasyapa. Cerita tentang Naga Anantaboga salah satunya terdapat dalam teks Adi Parwa.  +
Anantaboga adalah seekor ular raksasa di mitologi Bali. Ia diceritakan pada awal mitologi, pada penciptaan dunia. Pada suatu saat Antaboga bermeditasi dan kemudian menjadi seekor penyu bernama Bedawang. Dalam pewayangan Jawa, Antaboga adalah raja ular yang hidup di dasar bumi yang mengasuh Wisanggeni. Perwujudannya adalah naga dengan mahkota memakai badhong berambut dan memakai baju [biasanya berwarna merah] serta mengenakan kalung emas. Ada pula yang menyatakan bahwa Antaboga adalah tali energi yang menghubungkan manusia melalui cakra mahkota dengan Sang Maha Pencipta. Pemahaman ini dikenal dikalangan para penganut spiritual kejawen.  +
Ficus rumphii (Moraceae)  +, sejenis pohon bodi yg daunnya berbentuk jantung, tingginya bisa mencapai 15 meter  +, disebut asvatha dalam bahasa Sanskerta, dikenal juga dengan nama pipal atau ficus religiosa. Pohon ini banyak tumbuh dan dibiarkan membesar di berbagai tempat suci di Bali, seperti pura maupun tempat yang disucikan lainnya. Brahma Purana dan Padma Purana menyebutkan, ketika para asura mengalahkan para dewa, maka Dewa Wisnu bersembunyi dalam pohon pipal, sehingga bila tidak ada pura tempat pensthanaan Dewa Wisnu, maka pemujaan dapat dilakukan melalui pohon ancak. Sementara itu Skanda Purana menyebutkan, bahwa pohon pipal dianggap sebagai lambang Dewa Wisnu. Selain itu banyak pemeluk Hindu di India meyakini kalau ancak ini merupakan penyatuan dari Tri Murti, yaitu: akarnya adalah Dewa Brahma, batang pohonnya adalah Dewa Wisnu, dan dedaunannya adalah perwujudan dari Dewa Siwa.  +,
woven bamboo on a cage base (chicken, bird, etc.)  +, anyaman dari bambu pada alas sangkar (ayam, burung, dsb)  +
penancap  +
abdi atau pengawal yang berupa makhluk halus pada suatu tempat suci  +
kayu patok; patokan  +, panjar; uang muka  +, Istilah dalam bidang aksara Bali yang berarti singkatan. Pembentukan singkatan dapat dilakukan dengan menanggalkan satu bagian atau lebih dan kata yang akan disingkat (Depdikbud, 1975 : 21). Misalnya kata laboratorium disingkat lab. Dalam tata aksara Bali pembentukan aksara anceng juga dilakukan dengan cara pemenggalan bagian atau suku kata yang menjadi kepanjangannya, dengan sistem penulisannya diapit carik pangangsel atau carik siki.  +
lipstik; pemerah bibir  +
tidak tetap pendirian.  +
angkat; naikkan; tinggikan  +
meloncat-loncat; melompat-lompat  +, gerakan menekuk kaki seperti katak dan orang memanjat  +
sulut; bakar  +
sulutkan; menghidupkan api  +
disulutkannya; kata kerja yang digunakan untuk menyebutkan bahwa seseorang telah menghidupkan api  +
suluti; menyulut api  +
disulutinya  +
tempat terpencil  +, letak sawah yang paling hilir  +
tingkat  +, lambang; simbol  +
{ngan.dang} menghalangi; melintang  +, {ngan.dang} membayar dua kali (istilah dalam judi Ceki)  +
bor kecil untuk membuat lubang pd kayu, sarung keris, dsb  +, gurdi; jara  +
tahan  +, tunda  +
dipercaya; diharap  +
jaminan  +, uang kepeng/koin untuk upacacara sebanyak 225 koin, diletakkan pada banten Daksina  +, sejumlah uang kepeng yg diikat dg benang, digunakan sbg pelengkap dl upacara keagamaan sbg jaminan apabila terdapat kekurangsempurnaan dl pelaksanaan upacara  +
harapan  +
tertahan-tahan  +, terbata-bata  +
amis  +, anyir (berbau seperti bau ikan)  +
nama jenis tumbuh-tumbuhan yang dapat dipakai alat upacara dalam upacara adat agama Hindu, misalnya saat Tumpek Landep  +, Hanjuang (Cordyline) atau Andong merupakan sekelompok tumbuhan monokotil berbatang yang sering dijumpai di taman sebagai tanaman hias. Marga Cordyline memiliki sekitar 15 jenis. Sistem APG II memasukkan hanjuang ke dalam suku Laxmanniaceae. Namun, beberapa pustaka lain memasukkannya ke dalam Liliaceae (suku bakung-bakungan) serta Agavaceae. Nama hanjuang juga dipakai untuk sekelompok tumbuhan dari marga Dracaena. Daun hanjuang khas, berbentuk lanset, berukuran agak besar dan berwarna hijau kemerah-merahan (Cordyline) atau berwarna hijau muda (Dracaena).  +
handuk  +
saluran air  +, genangan air pd bagian hilir empangan  +
asap  +
yang  +
sebelah (tangan atau kaki); satu dari sepasang  +
sisihkan  +, pisahkan  +
keset: jenis alas daun kelapa  +
{angasan} anyaman daun kelapa, duri, dsb yg dipasang pd pohon (agar pohon tidak dipanjat orang)  +, {angasan} seruda  +, {angasan} serangkak  +
puji syukur; ucapan rasa terimakasih atas anugerah yang diberikan oleh Tuhan Yang Maha Esa  +
payah  +
hati  +, rasa kasihan  +, {ulun angen} ulu hati  +
ragu  +, keraguan  +
hangat  +
hangat; selagi hangat  +, hangat-hangat  +
hangatkan; panaskan  +
badan, tubuh, jasmani, raga  +
badan kasar, jasmani  +
gelang  +, salah satu tokoh wayang yang berujud kera berbulu merah. la anak tunggal Resi Subali, raja kcra dari Kerajaan Guwakiskenda, sedangkan ibunya seorang bidadari bernama Dewi Tara. itulah sebabnya, ia juga disehut Subaliputra atau Subalisuta. Ketika masih bayi, ayahnya tewas dipanah oleh Ramawijaya pada saat sedang berkelahi mclawan Sugriwa, adiknya. Mereka herkelahi memperebutkan Dewi Tara, sekaligus juga memperebutkan kekuasaan di Guwakiskenda. Setelah ayahnya meninggal dan ibunya kawin dengan Sugriwa, Anggada diasuh dan dididik dengan baik serta penuh kasih sayang oleh Sugriwa. Dalam cerita Ramayana dikisahkan Anggada ikut berperang di pihak Prabu Ramawijaya dari Kerajaan Ayodya, yang waktu itu berperang melawan balatentara Krajaan Alengka yang dipimpin oleh Prabu Rahwana. Walaupun usianya masih muda, oleh Prabu Sugriwa, pamannya, Anggada dipercaya sebagai salah satu senapati bala tentara kera dari Guwakiskenda yang diperbantukan pada Rama. Karena itu sewaktu Rama merasa sudah cukup kuat untuk menggempur Alengka, ia mengutus Anggada menghadap Prabu Dasamuka. Tugas Anggada sebagai duta Rama adalah untuk menjajagi kekuatan Alengka, sekaligus memberi ultimatum. Dengan mandat Rama, Anggada mengajukan pilihan pada raja Alengka itu: apakah bersedia membebaskan Dewi Sinta secara baik-baik, atau tetap bersikukuh mempertahankannya. Jika Dasamuka tetap mempertahankan Dewi Sinta, berarti akan pecah perang. Prabu Dasamuka bukan menanggapi pilihan itu, melainkan mengingatkan hahwa sesungguhnya Anggada adalah keponakannya. Dewi Tara, ibu Anggada adalah adik Dewi Tari, istri Dasamuka. Prabu Dasamuka juga mengingatkan bahwa ayah Anggada yaitu Resi Subali, adalah guru Dasamuka. Dengan demikian Dasamuka adalah murid ayahnya. Lagi Pula Resi Subali tewas karena dibunuh oleh Ramawijaya yang bersckutu dengan Sugriwa. Hasutan Prabu Dasamuka ini akhirnya dapat mempengaruhi pendirian Anggada. Apalagi ketika itu Dasamuka sengaja menghidangkan berbagai minuman yang memabukkan pada Anggada. Karena itu Anggada kembali ke markas pasukan Rama di Suwelagiri dengan dada penuh dendam. Di Suwelagiri, tepat di perkemahan pasukan Rama, Anggada langsung mengamuk dan berteriak-teriak mengancam Rama. Sugriwa, pamannya, bersama dengan Anoman, segera datang meringkusnya. Prabu Sugriwa menjelaskan bahwa Rama membunuh Resi Subali semata-mata karena mengemban tugas dari para dewa. Oleh para dewa Subali dipersalahkan telah mengajarkan Ilmu Aji Pancasona kepada Rahwana, yang diketahui selama ini selalu bertindak angkara murka. Usaha Sugriwa untuk menyadarkan kembali Anggada akhirnya berhasil. Putra Subali itu akhirnya insyaf bahwa ia sudah dihasut oleh Dasamuka. Permohonan maafnya dikabulkan Ramawijaya. Di Pewayangan, kisah itu diceritakan dalam lakon Anggada Balik.  
ani-ani; ketam untuk menuai padi  +, Pisau pemotong padi, terbuat dari kayu dan bambu yang saling menyilang dengan pisau kecil yang ditancapkan pada bagian muka kayu.  +
Selasa; hari Selasa  +, salah satu bagian dari Sapta Wara (Redite, Soma, Anggara, Buda, Wraspati, Sukra, Saniscara)  +
Hari Selasa, ulu Kuningan merupakan hari yang biasanya dihindari untuk memulai kegiatan di sawah karena diyakini akan mendatangkan bencana.  +
Hari Selasa, uku Sungsang yang dianggap sebagai hari buruk untuk menyemai benih karena dapat mendatangkan hama tikus.  +
Hari Selasa, uku Tambir dihindari untuk menanam padi karena diyakini pertumbuhan padi tidak mulus.  +
pakai; gunakan; kenakan  +
tangguhkan (tt membayar pd waktu berbelanja); mengebon.  +, anggap  +
pakai; gunakan; kenakan  +
dipakai  +
Jolok dengan galah yang diujungnya berisi pisau.  +
menyatakan kesanggupan untuk melakukan sst kpd Ida Sang Hyang Widhi  +
tiru  +, petik  +, kutip  +
mengenakan; pakai.  +
gunakan; pakai; kenakan  +
dipakai; digunakan  +
anggrek; tumbuhan pasilan yg bunganya indah dan banyak macamnya; Orchidaceae  +, ang.grék, ngang.grék (menambah taruhan)  +
anggur  +, setelah mengalami proses morfologis menjadi {ngang.gur} yang artinya 1. bertandang; ngapél. Contoh : demen ~ ka pisaga senang bertandang ke rumah tetangga; 2. menganggur. Contoh : tidak melakukan apa-apa; tidak bekerja  +
jari kaki  +
Suruhan untuk mengunjungi seseorang, biasanya yang dikunjungi nantinya adalah pacar atau teman lawan jenis yang memiliki kedekatan khusus.  +
angguk  +, setelah mengalami proses reduplikasi menjadi {ang.gut-ang.gut} yang artinya mengangguk-angguk (tanda setuju atau tanda mengerti)  +
mengangguk-angguk (tanda setuju atau tanda mengerti)  +
angin  +
angin kencang  +
angin berputar  +
angin; gerakan udara dari daerah yang bertekanan tinggi ke daerah yang bertekanan rendah  +, partikel {ne} menyatakan kepemilikan atau memperjelas kata yang diikuti. Pada kata 'anginne' dapat diartikan sebagai anginnya/angin itu  +
bilangan; angka  +
gerakkan naik- turun  +
menggertak dengan gerakan  +
rakus  +
Penutup dari ilalang atau plastik untuk bibit yang baru disemai agar cepat tumbuh.  +
menyatakan hak atas sesuatu  +
jangkar  +, potongan besi bercagak atau paku besar untuk mengukuhkan berdirinya tiang rumah; angkur  +, menakutkan; angker  +
angkat (sst yg dimasak atau yg dibenamkan)  +
terengah-engah  +
nafas  +
nyamuk  +
gamelan Bali yg dimainkan dengan laras selendro  +
rangka atap tembok pekarangan  +, pintu gerbang pekarangan  +
- Alat untuk melecut binatang (kuda, kerbau, dan sebagainya), berupa jalinan tali dari serat tumbuhan, benang, atau kulit yang diikatkan pada sebuah tangkai; cemeti besar  +
tidak laku  +
heran; takjub  +
sesuatu yang mengherankan  +
terengah-engah  +
gembala  +
gembalakan  +
digembalakannya; digembalakan olehnya  +
insang  +
{ang.seg, ngang.seg} terengah  +
{ang.seg-ang.seg} terengah-engah  +
tekanan: Contoh : angsel basa Bali artinya tekanan bahasa dl Bali; angsel kruna artinya tekanan dl kata; angsel lengkara artinya tekanan dl kalimat  +
sentak  +
{ang.sur, ngang.sur} terengah-engah: ~ angkihanné terengah-engah napasnya  +, angsur  +
dedaunan yg dipakai untuk menutup sela-sela bendungan (dr tumpukan batu) agar air dapat mengalir ke saluran irigasi  +
berbau krn terlalu matang (tt nasi, kue, dsb)  +
tonggak terpancang (di laut dsb)  +
gerakan goyang seperti di atas perahu di atas air yang kasar  +
diberikan, diserahkan, ditakut-takuti  +, diacunginya; diacunya. Contoh: Anjurina lelipi artinya diacunginya ular  +
Lapisan badan yang tersusun dari sari-sari makanan  +
muda  +
Hanoman; kera putih dl Ramayana  +
- jauh ke bawah (dari permukaan) - bagian yang di dalam, bukan bagian luar - lingkungan daerah (negeri, keluarga) sendiri - kata depan untuk menandai tempat yang mengandung isi - di antara; di kalangan.  +
- beras yang sudah dimasak (dengan cara ditanak atau dikukus)  +
lancar; tanpa halangan  +
rantai  +, pembungkus mayat dr rotan/bambu  +
{an.teg, an.teg.ang} sampaikan  +
sampaikan  +
antek-antek; anak buah; pelayan  +
sasaran; yg dicari; tujuan. Contoh: ené ané mula antem keneh tiangé (memang inilah yg menjadi tujuan saya)  +, pukul; hantam  +
adik  +
kemban (kain penutup dada untuk wanita kalau berpakaian adat).  +, suka bekerja (belajar dan sebagainya); getol; sungguh-sungguh bekerja; selalu berusaha giat.  +
{an.tep, an.tep.ang} tumbukkan  +
tunggu  +, tumbuhan sejenis perdu  +
tunggu  +
telor (ASI/Alus singgih)  +
perhiasan telinga yg digantungkan pd cuping telinga; anting-anting  +
lingkaran kayu melekat pada ujung buritan katih jukung untuk menerima ujung cedik pada kapal  +
sambung  +, rambut cemara  +
tunggu; tunggulah; nantikan  +
oleh; karena; tentang  +
kembalikan  +
dikembalikannya; dikembalikan olehnya  +
sambung  +
ganggu; marahi  +, pukul  +
{anu.ma.na, -- pra.ma.na} pengetahuan yg diperoleh dg cara menarik simpulan  +
miliknya; mengacu pada sesuatu yang dikatakan sebelumnya  +
dicintai; disayangi; simpati; kasih sayang  +
ccocok, sesuai,  +
masakan berupa sayuran yang dicampur daging  +
sakit pd kemih, berasa ingin kencing, tp tidak mau keluar  +
baru; segar  +
baru-baru  +, segar-segar  +
baru-baru  +