UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK AT THE END OF MAY

Search by property

From BASAbaliWiki

This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.

Search by property

A list of values that have the property "Biography text id" assigned.

Showing below up to 250 results starting with #251.

View (previous 250 | next 250) (20 | 50 | 100 | 250 | 500)


    

List of results

  • Kemerdekaan Indonesia  +
  • I Gusti Putu Bawa Samar lahir di Tabanan, I Gusti Putu Bawa Samar lahir di Tabanan, Tegal Belodan 27 Séptembér 1949. Ayahnya bernama I Gusti Gedé Pegug dan ibunya Gusti Ayu Nyoman Rerep. Ayahnya hanya seorang penari dan pada zaman belanda menjadi tentara Gajah Merah NICA. Samar Gantang bersekolah di SR (Sekolah Rakyat) tahun 1955 di Pengabetan, Dauh Pala, Tabanan, dan lulus tahun 1963. Melanjutkan ke SMP 1 Tabanan, dan mulai saat itu ia gemar membaca buku sastra. Mulai menulis sastra Bali modérn dan Indonésia pada 1968 saat masih sekolah di SMA Tabanan (sekarang SMAN 1 Tabanan). Tahun 1973 ia menjadi guru honorér di SMP Harapan, dan ia juga menjadi guru di SMP TP 45 (sudah tidak ada), SMPN 3, SMP Pemuda, SMP Dharma Bhakti, dan SMPN 2 Tabanan. Tahun 1974, ia menjadi guru tetap di SMP Negeri 2 Tabanan dan mengajar mata pelajaran seni lukis. </br></br>Karya- karyanya dimuat di koran Bali Post, Nusa Tenggara, DenPost, Warta Minggu, Santan, Simponi, Swadesi, Suara Karya, Sinar Harapan, Media Indonesia, Karya Bhakti, Suara Nusa, Fajar, Zaman, Top, Aktuil, Sarwa Bharata Eka, Varianada, Canangsari, Buratwangi, Merdeka Minggu, Baliaga, Taksu, dan Majalah Éksprési. </br></br>Selama 10 tahun mengisi siaran membaca puisi di RRI Studio Dénpasar, Menara Studio Broadcasting, Cassanova, Kini Jani Tabanan. Melalui jalan dari Tabanan ke Dénpasar dengan selalu menaiki sepeda ontél. Selain itu juga mendapat undangan dari LIA Surabaya atau PPIA, Museum Bali, IKIP Saraswati, Balai Budaya Dénpasar, STSI Surakarta, STSI Dénpasar, ISI Yogyakarta, Taman Izmail Marzuki, Gallery Nasional Jakarta, dan Yayasan Hari Puisi. Dia juga mendapat undangan membaca puisi di Malaysia dan Singapura tahun 1986. Di Tabanan ia mendirikan Sanggar Pelangi tahun 1976 dan sekarang berubah nama menjadi Sanggar Sastra Remaja Indonésia (SSRI) Bali, yang menyebarluaskan sastra Bali modern dan Indonésia kepada siswa SD, SMP, SMA/SMK dan para remaja muda yang menggemari sastra. </br></br>Mendapatkan juara I menulis puisi se-Bali tahun 1979, juara perlombaan menulis puisi nasional di Yogyakarta tahun 1982, delapan besar pagelaran sastra di Taman Ismail Marzuki tahun 1989, juara I menulis puisi pariwisata yang diadakan Yayasan Komindo Jakarta tahun 1991. Di bidang sastra Bali mendapatkan tanda kehormatan Satya Lencana Karya Satya, juara I menulis puisi; ésai; tembang macepat; se-Bali tahun 2000 dan 2001. Ia memperoleh penghargaan “CAKEPAN” tahun 2001 dari Majalah Sarad dan mengeluarkan buku kumpulan puisi yang berjudul “Aab Jagat”, serta penghargaan Sastra Rancagé 2003. </br></br>Buku yang sudah dikeluarkan berisi karyanya adalah Hujan Tengah Malam (1974), Kisah Sebuah Kota Pelangi (1976), Kabut Abadi (1979) bersama Diah Hadaning, Antologi Puisi Pendapa Taman Siswa Sebuah Episode (1982), Antologi Puisi Asean (1983), Antologi Puisi LIA (1979), Kalender Puisi (1981), Antologi Festival Puisi XI PPIA (1990), Spektrum (1988), Taksu (1991), Antologi Potret Pariwisata dalam Puisi (1991), Antologi Puisi Kebangkitan Nusantara I (1994), Antologi Puisi Kebangkitan Nusantara II (1995), Antologi Puisi Kidung Kawijayan (1995), Antologi Puisi Kebangkitan Nusantara III (1996), Antologi Puisi Pos Nusantara Lokantara (1999), Aab Jagat (2001), Perani Kanti (2002), Onyah (2002), Somya (2002), Sagung Wah (2002), Macan Radén (2002), Berkah Gusti (2002), Sang Bayu Telah Mengiringi Kepergiannya (2002), Puisi Modré Samar Gantang (2002), Antologi Puisi HP3N Nuansa Tatwarna Batin (2002), Bali Sané Bali (Pupulan Durmanggala, 2004), Awengi ring Hotél Séntral (2004), Pakrabatan Puisi Tegal DIHA Tebawutu (2004), Kesaksian Tiga Kutub (puisi lan cerpén, 2004), Léak Raré (2004), Léak di Bukit Pecatu (2005), Léak Satak Dukuh (2006), Ketika Tuhan Menyapaku (2006), Dipuncakmu Aku Bertemu (2008), dan Jangkrik Maénci (2009). </br></br>Dia terkenal dengan puisi modré, membuat para penonton sungguh ingin melihat. Karyanya kebanyakan menggunakan tema-tema mistik seperti “léak”, dan itu bisa dilihat di buku- bukunya yang berbahasa Bali seperti di buku Léak Kota Pala, Puisi Modré Samar Gantang, Léak Bukit Pecatu, Jangkrik Maénci, dan yang lainnya.Pecatu, Jangkrik Maénci, dan yang lainnya.  +
  • I Gusti Putu Gede Wedhasmara, lahir di DenI Gusti Putu Gede Wedhasmara, lahir di Denpasar, 10 September 1932. Dia adalah pengarang lagu asal Bali. Lagu-lagunya populer pada era 1960-an dan 1970-an dan hingga kini masih banyak dinikmati oleh penggemarnya. Majalah “Rolling Stone Indonesia” pada edisi Februari 2014 memasukkan Wedhasmara dalam “100 Pencipta Lagu Indonesia Terbaik”. </br></br>Wedhasmara sejak kecil menyukai dunia tarik suara. Setelah menyelesaikan pendidikan SMP di Denpasar Bali, Wedhasmara melanjutkan pendidikan di SMA Santo Thomas di Kota Yogyakarta. Pada 1956-1963, Wedhasmara bekerja di Jawatan Pertanian Jakarta.</br></br>Wedhaswara tercatat pernah bergabung dalam berbagai kelompok musik seperti Orkes Gabungan Denpasar, Orkes Keroncong Denpasar, Kuartet Mulyana Sutedja Yogyakarta, Orkes Keroncong pimpinan Sukmini Yogyakarta, Orkes Melayu Ria Bluntas, Zaenal Combo, dan Empat Nada.</br></br>Lagu-lagu ciptaan Wedhasmara yang dikenal luas antara lain “Senja di Batas Kota” dan “Kau Selalu di Hatiku” yang dipopulerkan penyanyi Ernie Djohan, “Berpisah di St. Carolus” yang dipopulerkan penyanyi Lilis Surjani. Lagu-lagu tersebut adalah lagu abadi yang selalu dikenang, dan sampai hari ini masih sering diputar di radio-radio dalam versi aslinya. </br></br>Tahun 2011, Wedhasamara mendapatkan penghargaan Seni dari Menteri Kebudayaan dan Pariwisata Republik Indonesia. Sebelumnya, Wedhasamara juga mendapatkan penghargaan dari Walikota Denpasar (2003), Gubernur Bali (2003). dan Menteri Kesehatan RI (1982). Wedhasmara meninggal di Denpasar pada tanggal 17 April 2017.al di Denpasar pada tanggal 17 April 2017.  +
  • I Kadek Surya Kencana lahir di Dalung, BalI Kadek Surya Kencana lahir di Dalung, Bali, 24 Januari 1986. Lulusan Universitas Pendidikan Ganesha, Bali. Pernah meraih Juara II Tingkat Nasional Lomba Penulisan Puisi Pelajar (Departemen Pendidikan Nasional, 2005) dan Juara I Lomba Penulisan Puisi se-Bali (2007). Puisi-puisinya dimuat di Bali Post dan berbagai media lain, serta terangkum dalam buku Herbarium (2007), Penari Buleleng (2008), Mengunyah Geram (2017). Kini dia bekerja sebagai wartawan di Denpasar. dia bekerja sebagai wartawan di Denpasar.  +
  • I Ketut Alon (1932 – 1993) adalah seorang I Ketut Alon (1932 – 1993) adalah seorang pematung kelahiran Banjar Tarukan, Desa Mas, Ubud, Bali. Ia belajar memahat pada pematung Ida Bagus Nyana. Ia banyak membuat patung kayu bertema pewayangan (Mahabarata dan Ramayana) dan juga tema-tema kehidupan sehari-hari yang bersifat humanis. Karya-karyanya banyak dikoleksi oleh wisatawan mancanegara. Ia pernah diundang berpameran di Jepang pada tahun 1981, 1982, dan 1985.</br></br>Pada 1968, ia mendirikan “I Ketut Alon Balinese Art Shop & Wood Carver” yang kemudian berubah menjadi “Galeri Alon” sejak tahun 1991. Galeri tersebut berada di Jalan Raya Mas, Ubud dan dikelola oleh salah seorang putranya, I Kadek Ariasa. Di galeri itu juga terdapat Sanggar Githa Ariswara yang dirintis pada tahun 2000 dan bergerak di bidang seni tari dan tabuh yang berada di bawah Yayasan I Ketut Alon. Yayasan itu juga mendirikan Taman Pendidikan Sarin Rare yang banyak bergerak di bidang pendidikan seni untuk anak-anak.rak di bidang pendidikan seni untuk anak-anak.  +
  • I Ketut Aryawan Kenceng lahir di Banjar BeI Ketut Aryawan Kenceng lahir di Banjar Bendul, Klungkung, 22 Desember 1959. Menyelesaikan SD hingga SMA di Klungkung. Pernah kuliah di Fakultas Inggris Universitas Udayana hingga lima semester, lalu bekerja di sektor pariwisata di Denpasar. Dia menulis sastra dalam bahasa Bali dan Indonesia. Puisi-puisi bahasa Indonesianya dimuat di Bali Post, Simfoni, Swadesi. Puisi bahasa Balinya dimuat di Bali Orti Bali Post dan Pos Bali. Kumpulan puisi bahasa Balinya telah terbit dengan judul Beruk (2014), Bikul (2014), Bubu (2015), Rwa Bhineda (2015).l (2014), Bubu (2015), Rwa Bhineda (2015).  +
  • I Ketut Eriadi Ariana lahir di Bangli, 199I Ketut Eriadi Ariana lahir di Bangli, 1994. Saat ini tengah menyelesaikan studi pascasarjana di Prodi Magister Linguistik Konsentrasi Wacana Sastra, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana. Kesehariannya adalah seorang jurnalis dan penyarikan di Pura Ulun Danu Batur, Desa Adat Batur, Bangli (sejak 8 Januari 2020). Sejumlah puisi berbahasa Bali dan esainya terbit di media massa seperti Tatkala.co, Media Bali, Pos Bali, Suara Saking Bali, dan Majalah Nuansa Bali. Puisi berbahasa Bali terbit dalam antologi tunggal Ulun Danu (2019). Tulisannya juga diterbitkan dalam buku kumpulan tulisan bersama seperti Prabhajnyana: Mozaik Kajian Pustaka Lontar Universitas Udayana (2020), Jurnal Sastra Gocara Prodi Sastra Jawa Kuno Universitas Udayana, dan Sarasastra: Pusparagam Pemikiran Kebudayaan Bali (2020). Sementara itu, buku esai tunggal pertamanya berjudul Ekologisme Batur (2020). Ia pernah menjabat sebagai Sekretaris DPK Peradah Indonesia Badung (2016-2017), sebelum kemudian dipercaya mengemban tugas sebagai Ketua DPK Peradah Indonesia Bangli (2018-2021). DPK Peradah Indonesia Bangli (2018-2021).  +
  • I Ketut Sadia, beralamat di Br Pekandelan,I Ketut Sadia, beralamat di Br Pekandelan, Batuan, Sukawati, Gianyar, Bali. Dia belajar melukis pada I Wayan Taweng (ayah) dan I Wayan Bendi (kakak). Dia aktif berpameran di dalam dan luar negeri, antara lain di Museum Arma, Museum Puri Lukisan, Museum Neka, Museum Nasional Jakarta, Singapure Art Museum, Tempera Art Museum, Finlandia, Fukuoka Art Museum, dan KBRI Washington DC. Pernah meraih penghargaan Jakarta Art Award 2008, Finalis Jakarta Art Award (2010, 2012), Finalis UOB Painting Of The Year (2012, 2013, 2014).B Painting Of The Year (2012, 2013, 2014).  +
  • I Ketut Sandika lahir di Desa Nyalian, KluI Ketut Sandika lahir di Desa Nyalian, Klungkung, Bali 11 Februari 1988. Ia menempuh pendidikan di IHDN Denpasar. Ia menulis buku tentang kearifan lokal dan budaya Nusantara, khususnya Bali. Ia gemar memelajari ilmu mistik Bali lewat kajian-kajian terhadap naskah-naskah kuno, terutama naskah-naskah berbahasa Jawa Kuno. Hasil kajiannya itu dituangkan dalam beberapa buku, antara lain “Tantra, Ilmu Kuno Nusantara”, “Siwa Tattwa, Ajaran Spiritual Leluhur Nusantara”, “Sedulur Papat, Kalima Pancer, Ilmu Rahasia Kelahiran dan Kematian”, “Pendidikan Menurut Veda”. dan Kematian”, “Pendidikan Menurut Veda”.  +
  • I Ketut Santosa lahir di Desa Nagasepaha, I Ketut Santosa lahir di Desa Nagasepaha, Buleleng, Bali, 21 Juli 1970. Ia adalah seniman lukis wayang kaca generasi ketiga dari keturunan Jero Dalang Diah, penemu teknik melukis media kaca di Nagasepaha. Santosa pernah bekerja menjadi tukang kebun di SMP Negeri 3 Sukasada dan mengajar ekstrakurikuler lukis kaca di sekolah itu. Pada September 2022, ia diangkat menjadi tenaga pengajar di SMK Negeri 1 Sukasada. </br></br>Lukis kaca Nagasepaha telah diakui sebagai Warisan Budaya Tak Benda yang tercatat oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia. Santosa sukses membawa lukis wayang kaca bertema kontemporer ke kancah internasional. Karya-karyanya banyak diminati dan dikoleksi turis asing dan pecinta seni. Ia pernah mengikuti sejumlah pameran bergengsi, seperti di Bentara Budaya Bali dan Taman Budaya Bali. Ia juga kerap diundang menjadi narasumber dalam workshop dan bincang-bincang seni.</br></br>Pada tanggal 23 November 2022, Santosa mengalami kecelakaan di daerah Baturiti, Tabanan. Saat itu ia sedang dalam perjalanan ke Denpasar untuk membawa lukisan yang hendak dipamerkan di Taman Budaya Provinsi Bali. Ia sempat menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Mangusada, Badung. Namun pada tanggal 26 November 2022 ia menghembuskan napas terakhirnya. Seorang seniman lukis wayang kaca telah pergi selama-lamanya.is wayang kaca telah pergi selama-lamanya.  +
  • I Ketut Suasana alias Kabul, lahir di ApuaI Ketut Suasana alias Kabul, lahir di Apuan, Tabanan, 30 Desember 1978. Dia menamatkan pendidikan seni rupa di ISI Denpasar. Karya-karya Kabul banyak mengangkat tentang kehidupan lebah/tawon. Bagi Kabul, lebah adalah metafora untuk menggambarkan kehidupan manusia. Sejak 2003, Kabul rajin terlibat dalam banyak pameran bersama, baik di dalam maupun luar negeri. Pameran tunggalnya antara lain "Suasana Lebah" di Sudana Gallery, Ubud, Bali (2009) dan "Suhu Lebah" di Maha Art Gallery, Renon, Bali (2010). Selain seni lukis, Kabul juga rajin menggelar seni pertunjukan (performance art) dan mural.i pertunjukan (performance art) dan mural.  +
  • I Ketut Sudarsana lahir di Desa Ulakan, MaI Ketut Sudarsana lahir di Desa Ulakan, Manggis, Karangasem, Bali pada tanggal 4 September 1982. Ia adalah anak bungsu dari tiga bersaudara yang lahir dari pasangan I Ketut Derani (Alm.) dan Ni Ketut Merta. Menikah dengan Adi Purnama Sari dan dikaruniai empat orang anak; Saraswati Cetta Sudarsana, Kamaya Narendra Sudarsana, Ganaya Rajendra Sudarsana dan Gayatri Metta Sudarsana. Jenjang pendidikan formal yang dilalui adalah SDN 4 Ulakan (1994), SMPN 1 Manggis (1997), dan SMKN 1 Sukawati (2000). Pendidikan Sarjana (S1) Pendidikan Agama Hindu di STAHN Denpasar (2004), dan Magister (S2) Pendidikan Agama Hindu di IHDN Denpasar (2009). Tahun 2014 menyelesaikan pendidikan Doktor (S3) Pendidikan Luar Sekolah di Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia Bandung. Pengalaman kerja dimulai pada tanggal 1 Januari 2005 sampai sekarang sebagai dosen tetap Universitas Hindu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.ndu Negeri I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar.  +
  • I Ketut Sumarta menulis puisi sejak remajaI Ketut Sumarta menulis puisi sejak remaja dengan nama pena Dommy Lavawan dan banyak dimuat di Bali Post. Dia lantas rajin berteater dan menulis esei di media massa, hingga menekuni dunia jurnalistik. Dia bergabung dengan Majalah Berita Mingguan EDITOR di Jakarta—yang akhirnya dibredel rezim Orde Baru pada 1994. Setelah pulang ke Bali sejak 1995, dia dipinang sebagai Redaktur Pelaksana harian NUSA hingga dipercaya sebagai Direktur. Sejak awal tahun 2000 bersama kawan-kawannya di Bali dia menerbitkan sekaligus memimpin majalah bulanan kebudayaan Bali, SARAD. Tulisan-tulisannya perihal budaya Bali, antara lain, pernah dimuat di Kompas, Majalah Gatra, Majalah Budaya BASIS. Buku-buku karyanya yang telah terbit, antara lain: Sosok Seniman dan Sekaa Kesenian Denpasar (1999), Batur: Jantung Peradaban Air Bali (2015), dll.r: Jantung Peradaban Air Bali (2015), dll.  +
  • I Ketut Suwidja, lahir di Singaraja, 20 NoI Ketut Suwidja, lahir di Singaraja, 20 November 1939. Dia adalah seorang sastrawan dari Bali yang menulis dalam bahasa Bali dan Indonesia. Dia juga menulis di atas daun lontar. Puisi-puisinya banyak dimuat di Bali Post, Karya Bakti, Nusa, dll. Juga terkumpul dalam sejumlah antologi bersama, seperti “Hram” (1988). Antologi puisi tunggalnya yang berbahasa Bali adalah “Panah Surya” (2000) diterbitkan oleh Sanggar Buratwangi dan Balai Bahasa Bali. Berbagai penghargaan telah diraihnya, antara lain Penghargaan Listibiya (1982), Penghargaan Pemerintah Provinsi Bali (1998), Penghargaan Sastra Bali dari Yayasan Rancage (2001). Dia pernah bekerja di museum lontar Gedong Kertya di Singaraja. Dia meninggal tahun 2009.ya di Singaraja. Dia meninggal tahun 2009.  +
  • I Ketut Tjekeg, lahir di Banjar Tarukan, DI Ketut Tjekeg, lahir di Banjar Tarukan, Desa Mas, Ubud, 25 Januari 1942. Ia adalah salah seorang tokoh penting di Desa Mas, Ubud, yang banyak berkontribusi bagi kemajuan desa. Sejak kanak ia sudah aktif berkesenian, antara lain bermain drama, membuat patung dan ukiran, serta aktif dalam berbagai organisasi. Ia tamat sekolah PGAA Hindu Dwijendra tahun 1962. Sempat menjadi guru honorer Agama Hindu di SMP Negeri Gianyar. Kemudian ia menjadi wartawan di koran “Suara Indonesia” yang kini jadi “Bali Post”. Ia juga sempat bekerja di Hotel Bali Beach Sanur. Pada era 1960-an ia aktif menjadi pengurus PNI/Front Marhaenis Ranting Mas. Ia ikut membidani kelahiran banyak organisasi di Desa Mas, antara lain Persatuan Pelajar Mas (P.P.M.), sekaa teruna/karang taruna, organisasi kesenian Janger, dan sebagainya. Ia menerbitkan buku Autobiography dan Pembangunan Phisik & Mental Spiritual (2022) yang banyak berisi kisah kehidupannya dan sejarah pembangunan dan perkembangan Desa Mas, Ubud.h pembangunan dan perkembangan Desa Mas, Ubud.  +
  • I Ketut Wiana, lahir di Denpasar, 14 SepteI Ketut Wiana, lahir di Denpasar, 14 September 1945. Ia pernah menjadi dosen di Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar. Ia juga aktif di lembaga Hindu PHDI dan sering diundang memberikan dharma wacana untuk umat Hindu di berbagai pelosok Indonesia. Selain rajin mengisi rubrik Mimbar Agama Hindu di Bali Post, ia banyak menerbitkan buku berkaitan dengan Agama Hindu, antara lain “Suksmaning Banten”, “Memelihara Tradisi Veda”, "Beragama Pada Zaman Kali", “Tri Hita Karana Menurut Konsep Hindu”, “Kasta dalam Hindu”. Ia meninggal di Denpasar pada tanggal 19 April 2023.al di Denpasar pada tanggal 19 April 2023.  +
  • I Komang Darmayuda lahir di Br. Tameng, SuI Komang Darmayuda lahir di Br. Tameng, Sukawati, Gianyar, 1970. Darah seni musik mengalir dari ayah ibunya yang pernah tergabung dalam grup keroncong Puspa Kencana, yang biasanya mengiringi pertunjukan sandiwara di era tahun 1960-an. Pada tahun 1999 ia diangkat sebagai dosen di STSI Denpasar yang sekarang menjadi ISI Denpasar, dan mulai tahun 2013 sampai tahun 2022 menjadi Ketua Jurusan Musik. </br></br>Selain menjadi tenaga pendidik, Darmayuda juga mendirikan Sanggar Cressendo Griya Musika Sukawati pada tahun 2008. Di Sanggar ini menggembleng anak-anak dalam bermusik seperti bermain piano, gitar, dan bernyanyi. Pada tahun 2011 – 2016 Sanggar Cressendo sering mewakili Kabupaten Gianyar dalam Ajang Lomba dan Parade Lagu Daerah Bali di PKB. Pernah beberapa kali meraih juara I dalam ajang tersebut dan mengharumkan nama Kabupaten Gianyar. Lagu-lagu yang diaransemen dan ditampilkan saat meraih juara antara lain Lagu Gianyar Jagat Seni dan Lagu Tangis Pertiwi ciptaannya sendiri. </br></br>Darmayuda juga pernah meraih juara I lomba cipta lagu di ajang PKB kategori lagu Remaja/Dewasa dengan judul lagu “Bencana Ring Bali” (Bom Kuta 2022) dan Juara I kategori lagu anak-anak yang berjudul “Muda Lara” (anak-anak yang mengemis di jalan) di tahun 2004. Sampai saat ini ia telah menciptakan 109 lagu-lagu Bali, 102 lagu Mars dan Hymne, dan puluhan lagu Indonesia. Ia berpandangan bahwa seni merupakan denyut nadinya orang Bali, darah seni selalu mengalir pada manusia Bali yang menyebabkan dunia seni tak akan mati di pulau tercinta ini. seni tak akan mati di pulau tercinta ini.  +
  • I Made Arik Wira Putra, lahir pada tanggalI Made Arik Wira Putra, lahir pada tanggal 23 April 1991, ia putra dari Ni Nyoman Wangi</br> dan I Nyoman Sulara. Menempuh pendidikan S1 di Universitas Udayana dan S2 di Universitas Hindu Indonesia, ia banyak memiliki prestasi dari kecil salah satunya "Juara 1 Nasional Palawakya tahun 2011". Ia merupakan seorang pengarang dan ia ingin dirinya disebut sebagai "Seorang Peminat Sastra" tidak sebagai Sastrawan. Ia sudah memiliki beberapa karya Sastra Bali Purwa salah satunya yaitu Kakawin Usadhi Negari.salah satunya yaitu Kakawin Usadhi Negari.  +
  • I Made Mangku Pastika lahir di Seririt, BuI Made Mangku Pastika lahir di Seririt, Buleleng, 22 Juni 1951. Ia adalah seorang politikus dan purnawirawan polisi Indonesia. Ia menjabat sebagai anggota Dewan Perwakilan Daerah Republik Indonesia (DPD RI) mewakili Provinsi Bali sejak 2019. Sebelumnya, ia menjabat Gubernur Bali dua periode dari 2008 hingga 2018. Ia lulusan Akabri Kepolisian pada tahun 1974. Pangkat terakhirnya dalam kepolisian adalah Komisaris Jenderal Polisi. Ia juga pernah menjabat sebagai Kapolda Bali (2003 – 2005).njabat sebagai Kapolda Bali (2003 – 2005).  +
  • I Made Santika merupakan seorang MahasiswaI Made Santika merupakan seorang Mahasiswa dari Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana dengan Program Studi Sastra Bali. Beliau lahir pada tanggal 4 Januari tahun 2000. Beliau juga merupakan anak dari seorang sastrawan hebat yaitu Bapak I Made Degung dengan Ibu Ni Ketut Sutarmi.I Made Degung dengan Ibu Ni Ketut Sutarmi.  +
  • I Made Sarjana lahir di Denpasar, 23 NovemI Made Sarjana lahir di Denpasar, 23 November 1963. Dia lulusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Universitas Udayana. Mulai menulis puisi sejak remaja dan banyak dimuat di Bali Post atas motivasi Ida Bagus Dharma Palguna. Puisinya juga pernah dimuat di Majalah Horison, Kompas, juga terhimpun dalam buku Perjalanan Malam, Hijau Kelon, Sang Guru. Pernah bergabung dengan Sanggar Putih dan sempat menjadi wartawan Majalan Sarad (2000 – 2002). Dia juga pernah meraih Juara I Lomba Cipta Puisi Majalah Akademika Unud (1985), Juara I Lomba Membaca Puisi Bali (Faksas Unud), Juara Harapan 1 Lomba Baca Puisi Guru se-Bali. Sekarang dia mengabdikan diri sebagai guru SD.rang dia mengabdikan diri sebagai guru SD.  +
  • I Made Suantha lahir di Sanur, 24 Juni 196I Made Suantha lahir di Sanur, 24 Juni 1967. Menulis puisi sejak remaja di tahun 1980-an. Puisinya dimuat di Bali Post, Mutiara, Pelita, Berita Buana, dll. Buku puisinya, antara lain Peniup Angin (1989), Togog Yeh, Pastoral Kupu-kupu (2008). Dia menerima penghargaan Widya Pataka dari Gubernur Bali (2008).an Widya Pataka dari Gubernur Bali (2008).  +
  • I Made Suarsa adalah sastrawan Bali yang bI Made Suarsa adalah sastrawan Bali yang berasal dari bumi seni yaitu Banjar Gelulung, Desa lan Kecamatan Sukawati, Kabupaten Gianyar. Beliau lahir pada hari sabtu wage dukut tanggal 15 Mei 1954. Beliau merupakan anak kedua dari pengawi sastra Bali Anyar yaitu alm. I Made Sanggra. </br>Bapak I Made Suarsa dalam proses kreatif menciptakan karya sastra telah melahirkan sangat banyak karya sastra Bali Anyar, maupun karya sastra Bali Purwa seperti Geguritan Tarunantaka, Geguritan Udayanotama Tattwa, Geguritan Kanakaning Kanaka, serta Geguritan Korona Karana lan Kirana, naskah puisi dengan judul “Ngiring Sayang Manyangin”, satua Bali Modern dengan judul “Beli, Tiang Ten Ngalih Tunangan, Ten Ngalih Kurenan” dan masih banyak lagi karya-karya luar biasa beliau. </br>Disini saya akan membahas mengenai satu Geguritan beliau yaitu Geguritan Korona Karana lan Kirana, yang secara sederhana geguritan ini memuat tentang dari awal munculnya virus covid-19 sampai dengan bagaimana kita hidup berdampingan dengan virus ini. Jika dilihat dari padanan kata Geguritan Korona Karana lan Kirana ini memiliki arti Korona yang artinya covid-19 ini, Karana yang artinya yang menyebabkan atau sebab, Kirana yang artinya sinar matahari. Jadi dapat disimpulkan Korona Karana lan Kirana memiliki arti yang menyebabkan penyakit (grubug) salah satu yang bisa menyebuhkan adalah dengan (Kirana) sinar matahari.kan adalah dengan (Kirana) sinar matahari.  +
  • I Made Suartana yang biasa dikenal Made SuI Made Suartana yang biasa dikenal Made Suar-Timuhun pada karya-karyanya, lahir di banjar Tengah, Timuhun, Klungkung, 17 Juni 1987. Dia memulai menulis sastra Bali modern ketika masih kuliah dan aktif menulis pada tahun 2013. Puisinya mulai dimuat pada Bali Orti (Bali Post) bulan April tahun 2013 dan tahun 2014 sudah dimuat pada Mediaswari (Pos Bali). Sebagai pembicara pada acara Ubud Writers and Readers Festival 2016.</br>Kumpulan pertama yang diluncurkan adalah buku kumpulan puisi Bali yang berjudul “Mlajah”, diterbitkan oleh Pustaka Ekspresi tahun 2014. Tahun 2015 oleh penerbit yang sama, bisa menerbitkan kembali kumpulan kedua yang berupa buku kumpulan cerita pendek yang berjudul “Book Jaen Idup di Bali” berisi delapan belas (18) cerita pendek.” berisi delapan belas (18) cerita pendek.  +
  • I Made Sujaya merupakan dosen tetap di ProI Made Sujaya merupakan dosen tetap di Prodi Pendidikan Bahasa Indonesia dan Daerah (PBID), Fakultas Pendidikan Bahasa dan Seni (FPBS), IKIP PGRI Bali. Pendidikan S1 diselesaikan di Jurusan Sastra Indonesia, Fakultas Sastra, Unud, sedangkan pendidikan S2 diselesaikan di Prodi Magister Ilmu Linguistik, Konsentrasi Wacana Sastra, Program Pascasarjana, Unud. Sejak Agustus 2016 menempuh pendidikan S3 di Program Studi Doktor Ilmu Linguistik, Konsentrasi Wacana Sastra, Fakultas Ilmu Budaya, Unud. </br></br>Dua bukunya yang sudah diterbitkan, yakni Sepotong Nurani Kuta: Catatan Atas Sikap Warga Kuta dalam Tragedi 12 Oktober 2002 (2004) serta Perkawinan Terlarang: Pantangan Berpoligami di Desa-desa Bali Kuno (2007). Buku kedua mengantarkannya menerima penghargaan “Widya Pataka” dari Gubernur Bali. Pada tahun 2013, bersama sejumlah dosen Unud menerbitkan buku Dinamika Bahasa Media Televisi, Internet, dan Surat Kabar. </br></br>Selain mengajar, Sujaya juga seorang wartawan dan editor lepas di harian DenPost yang terbit di Denpasar sejak tahun 1999. Dipercaya mengasuh halaman sastra dan budaya sejak tahun 2005 hingga sekarang. Pernah menjadi koresponden tabloid pelajar Wiyata Mandala (1996—1999). Dia juga pernah menjadi kontributor The Jakarta Post serta sempat turut mengasuh halaman berbahasa Bali, “Bali Orti” di Bali Post Minggu. Kini juga mengasuh blog khusus tentang Bali, balisaja.com.uh blog khusus tentang Bali, balisaja.com.  +
  • I Made Suparsana, S.Kom, pria yang lulus dI Made Suparsana, S.Kom, pria yang lulus dari Institute Teknologi & Bisnis STIKOM Bali. Lulus pada tahun 2021 dan mulai mengembangkan perusahaan digital yang bernama PT Foxbyte Global Inovasi yang berlokasi di Denpasar, Bali. Bisnisnya berfokus pada penyediaan solusi perangkat lunak untuk industri perbankan, retail, transportasi serta startup. I Made Suparsana, S.Kom menjabat sebagai Project Manager di perusahaannya.</br>Perusahaan ini lahir ketika pandemi melanda Indonesia. Banyak bisnis yang mulai gulung tikar dan beralih ke layanan digital. Dari momentum tersebut Made Suparsana dan timnya melihat bahwa perubahan tren sedang terjadi dimana pengguna sudah mulai beralih ke layanan digital. Perusahannya memiliki visi “To Be Global Digital Solution Provider in the 4.0 Revolution Era”. Solution Provider in the 4.0 Revolution Era”.  +
  • I Made Supena lahir di Singapadu, Gianyar,I Made Supena lahir di Singapadu, Gianyar, 12 Januari 1970. Dia kuliah seni rupa di Program Seni Rupa dan Desain (PSRD) Universitas Udayana (1991-1997). Dia putra pematung legendaris I Ketut Mudja. Karya-karya Supena beraliran abstrak dengan mengambil inspirasi dari alam. Selain seni lukis, dia juga membuat patung, seni instalasi, dan menggarap seni pertunjukan (performance art). Supena juga aktif dalam kelompok seni rupa “Galang Kangin” dan “MilitanArts”. </br></br></br>Sejak 1991 Supena rajin terlibat dalam pameran seni rupa bersama, baik di dalam maupun luar negeri. Sedangkan pameran tunggalnya adalah pada 1998 di Galleri The Chedi Payangan, Bali. Kemudian pameran Reality of Abstrak Painting (Art Center Bali, 1999), Landscape und Abstraction (bersama Susena, Frankfrut, Jerman, 2000), New painting (Suli Art Gallery, Denpasar, 2002), About Hature (Gallery Mon Décor, Jakarta, 2002), The Likeness of Nature (Ganesha Gallery, Bali, 2004), StudiAlamSupena (Danes Art Veranda Denpasar, 2005), Lanskap Made Supena (Gracia Gallery, Surabaya, 2007), Emotion (Santrian Gallery Sanur, 2008), Genealogi (Jogja Gallery, Yogyakarta, 2010), Solitude of Child (Kubu Kopi Denpasar, 2015), Ritus Gunung (Maya Gallery, Sanur, 2017), Interpreting Feelings (Griya Santrian, Sanur, 2018).</br></br></br>Penghargaan seni rupa yang pernah diraih oleh Supena antara lain Award for Sculpture Museum Negeri Bali, Denpasar (1991), Award of the Governor of Bali (1994), Award of the Embassy of Peru in Jakarta (1995), Award of Phillip Morris Arts Foundation (1997), Finalist of the Winsor-Newton Competition, Jakarta (2000), Certificate of Ownership, Museum Wellculturen Frankfrut, Jerman (2010), Certificate Art Work Golden Land, BIAB Bejing, Cina (2015), Top 9 Titian Art Foundation (2017).</br></br> </br>Pada tanggal 16 April 2019 Supena meninggal di RSUP Sanglah. Dia mengalami pendarahan di bagian otak yang parah akibat serangan hipertensi. Bali kehilangan salah satu perupa terbaiknya.i kehilangan salah satu perupa terbaiknya.  +
  • I Made Sutarjaya lahir di Banjar Bantas, SI Made Sutarjaya lahir di Banjar Bantas, Selemadeg, Tabanan, Bali, 3 Juli 1978. Dia adalah pelukis yang banyak mengangkat penari Bali dalam goresan dan sapuan kuas yang indah dan lembut penuh nuansa warna. Sejumlah pameran bersama yang pernah diikutinya, antara lain Indonesia Internasional Watercolor Online Competition and Exhibition (2021), “Jejak Putra Sang Fajar” di Blitar, Jawa Timur (2021), Indonesia Watercolor Submit di Komaneka Fine Art Gallery, Gianyar (2021), pameran “Mengalir” di Sangkring Art Space, Yogyakarta (2022), pameran “Meet in Bali” di Batu 8 Studio, Batubulan, Gianyar (2022), “Jejak on the Spot Painting” di Kayuputih Restaurant, Nusa Dua, Bali, “Pesan dari Barat” di Griya Santrian Gallery, Sanur (2023).” di Griya Santrian Gallery, Sanur (2023).  +
  • I Made “Romi” Sukadana, lahir di Denpasar,I Made “Romi” Sukadana, lahir di Denpasar, 22 Januari 1973. Dia menamatkan pendidikan seni rupa di ISI Denpasar. Sejak 1993 dia telah aktif dalam banyak pameran bersama, seperti “Horizon”, Maya Gallery, Sanur (2019), “On Fire” Kaktus Art Space, Sanur (2018), “Magic of Bali”, Ira Kitzki art Gallery, Frankfurt Germany (2014), “Hidden Code” Mayya Gallery, Frankfurt, Jerman (2013). Pameran tunggalnya, antara lain “Sides of Woman” di Paros Gallery, Sukawati, Bali (2001), “Dialogue with the Reality” di Kamandalu Resort, Ubud (2007), “Sebuah Nama” di Ten Fine Art, Sanur (2009), “Hidden Connection” di Ayucious Socialite House, Denpasar (2012), “Hidden Connection III” Tryst’s Resto Kemang, Jakarta (2013). Karya-karya Romi menunjukkan keberagaman tematik dan aliran namun selalu mengandung cita rasa tersendiri. Dia mampu melukis realis dengan baik, namun juga bisa melukis abstrak yang mengesankan.uga bisa melukis abstrak yang mengesankan.  +
  • I Nengah Jati lahir di Banjar Sama Undisan, Desa Jehem, Bali, 5 Oktober 1990. Buku puisinya bertajuk “Silunglung” (Pustaka Ekspresi, 2018). Karya-karyanya juga dimuat di Suara Saking Bali.  +
  • I Ngurah Suryawan, dilahirkan di Denpasar I Ngurah Suryawan, dilahirkan di Denpasar Bali 25 Februari 1979. Pendidikan formal ditempuhnya di Jurusan Antropologi Fakultas Sastra Universitas Udayana Bali (2006) dengan skripsi berjudul “Bertutur Di Balik Senyap: Studi Antropologi Kekerasan Pembantaian Massal 1965-1966 di Kabupaten Jembrana, Bali.” Pendidikan Magister diselesaikannya di Program Magister Kajian Budaya Program Pascasarjana Universitas Udayana (2009) dengan tesis berjudul “Bara di Tepi Kuasa: Genealogi Kekerasan dan Pergolakan Subaltern di Kabupaten Buleleng Bali.” Pendidikan Doktor diselesaikan di Program Ilmu-ilmu Humaniora (Antropologi) Fakultas Ilmu Budaya Universitas Gadjah Mada Yogyakarta (2015) dan menulis disertasi yang berjudul “Siasat Elit Mencuri Kuasa Negara di Papua Barat”. Program penelitian pascadoktoral dimulainya dari tahun 2016-2017 tentang ekologi budaya orang Marori dan Kanum di Merauke, Papua dalam skema ELDP (Endangered Languages Documentation Programme) dan Australian National University (ANU). Menjadi peneliti tamu di KITLV (Koninklijk Instituut voor taal-, Land- en Volkenkunde), Universiteit Leiden 2017 – 2018 untuk menulis penelitiannya tentang terbentuknya elit kelas menengah di pedalaman Papua. Bukunya tentang Papua diantaranya adalah: Jiwa yang Patah (2014), Mencari Sang Kejora: Fragmen-Fragmen Etnografi (2015), Papua Versus Papua: Perpecahan dan Perubahan Budaya (2017), Suara-Suara yang Dicampakkan: Melawan Budaya Bisu (2017), Ruang Hidup yang Redup: Gegar Ekologi Orang Marori dan Kanum di Merauke, Papua (2018), Kitong Pu Mimpi: Antropologisasi dan Transformasi Rakyat Papua (2018), Mencari Bali yang Berubah ( 2018).(2018), Mencari Bali yang Berubah ( 2018).  +
  • I Nyoman Darma Putra adalah guru besar SasI Nyoman Darma Putra adalah guru besar Sastra Indonesia Fakultas Ilmu Budaya (FIB), Universitas Udayana (Unud), Bali, Indonesia. He menyelesaikan pendidikan doktor di School of Languages and Comparative Cultural Studies, University of Queensland, tahun 2003, di mana dia juga melakukan Postdoctoral Program dari 2007-2009.</br></br>Selain mengajar sastra dan budaya di FIB Unud, Darma Putra juga mengajar bidang pariwisata di Program Magister (S2) dan Program Doktor (S3) Pariwisata Universitas Udayana. Darma pernah menjadi Ketua Program Studi S-2 Pariwisata tahun2014-Februari 2018. Minat penelitiannya meliputi sastra Indonesian, sastra Bali, dan pariwisata</br></br>Bersama Michael Hitchcock, dia menerbitkan buku Tourism, Development and Terrorism in Bali (Aldershot: Ashgate, 2007), sedangkan buku karyanya sendiri adalah s A literary Mirror; Balinese Reflections on Modernity and Identity in the Twentieth Century (Leiden: KITLV Press, 2011).</br></br>Dia menerbitkan sejumlah artikel di jurnal internasional bereputasi seperti Asian Ethnicity, Indonesia and the Malay World, Current Issues in Tourism, The Journal of Hindu Studies, and Tourism Geographies.</br></br>Sejak 2011, dia menjadi ketua editor Jurnal Kajian Bali (akreditasi Sinta-2)or Jurnal Kajian Bali (akreditasi Sinta-2)  +
  • I Nyoman Darma Putra mengajar sastra IndonI Nyoman Darma Putra mengajar sastra Indonesia di Fakultas Sastra dan Budaya, Universitas Udayana (Bali) dan merupakan guru besar di School of Language and Cultures, University of Queensland. Dia adalah penulis A cermin sastra: refleksi Bali pada modernitas dan identitas di abad kedua puluh (KITLV/Brill, 2011).s di abad kedua puluh (KITLV/Brill, 2011).  +
  • I Nyoman Ekaputra S.Sos M.AP lahir pada taI Nyoman Ekaputra S.Sos M.AP lahir pada tanggal 1 Juni 1965 di Denpasar. Bertempat tinggal di Br. Pengukuh, Peguyangan Kangin, Denpasar Utara, Bali, Indonesia. Beliau berprofesi sebagai PNS juga menjadi Pemangku disalah satu pura di Peguyangan dan membantu jika ada yang membutuhkan bantuan untuk tulisan nyastra Aksara Bali serta membina anak - anak di pasraman desa. Pendidikan terakhir beliau yakni di Universitas Ngurah Rai Bali jurusan Magister Administrasi Publik.Bali jurusan Magister Administrasi Publik.  +
  • I Nyoman Kaler lahir pada tahun 1892 di DeI Nyoman Kaler lahir pada tahun 1892 di Desa Pamogan, Kecamatan Denpasar Selatan . Ayahnya I Gde Bakta adalah seorang seniman serba bisa pada zamannya. Sang ibu, Ni Ketut Taro, juga memiliki seni Kakeknya, I Gde Salin, kemudian darah ayahnya sendiri merupakan guru tari dan tabuh yang punya nama. Kaler sendiri berguru kepada kakek dan ayahnya, yang nantinya mewariskan padanya tari nandhir, baris kupu-kupu, sisia Calonarang, wayang wong, dan parwa. Kaler tak pernah mengenyam pendidikan formal, sebab seingatnya, sampai tahun 1900 di Denpasar belum dibuka sekolah-sekolah. Namun kemampuannya baik baca tulis aksara Bali maupun huruf Latin tak bisa diragukan. Kepandaian ini didapat dari pendidikan non-formal di sela-sela kesibukannya memperdalam seni tari dan tabuh. Dalam penguasaan tari dan tabuh pagambuhan ia sempat dididik oleh I Gusti Gede Candu, I Made Sariada, I Made Nyankan. semuanya dari Denpasar, dan I Made Sudana dari Tegal Taniu. Pada tahun 1918, dalam usia 26 tahun, I Nyoman Kaler memperdalam tari Legong Kraton pada gurunya, Ida Bagus Boda dari Kaliungu Klod, Denpasar. Tahun 1924 memperdalani tari dan tabuh pada Anak Agung Rai Pahang dari Sukawati. Gianyar. Kaler sangat terkesan pada gurunya yang satu ini. Cara mengajar gurunya yang luar biasa itu meinungkmkan Nyoman Kaler memahami seluk-beluk dan gerak tari dengan mendalam. Kaler pun menjadi murid kesayangan karena bakatnya yang mengagumkan. Sampai-sampai sang guru menganugerahkan seekor kuda pada murid yang rajin ini. Kaler menguasai hampir seluruh perangkat gambelan Bali dan memahami betul semua gending-gending pegongan, gender, angklung, semar pagulingan, dan sebagainya. Dari pengetahuan yang dimiliki maka Nyoman Kaler telah mulai mengajar sejak tahun 1918.ler telah mulai mengajar sejak tahun 1918.  +
  • I Nyoman Loka Suara adalah pelukis kelahirI Nyoman Loka Suara adalah pelukis kelahiran Bali, 13 Februari 1970. Dia menempuh pendidikan seni rupa di ISI Denpasar. Sejak 1993 aktif dalam berbagai pameran bersama, antara lain Pameran kelompok Palet di Come Out festival Australia (1998), Beijing International Art Biennale, China (2015), Asian Art Biennale II, Hongkong (2017). Dia juga terbagung dalam Komunitas Seni Rupa Militant Arts. Karya-karya Loka banyak menampilkan figur-figur berwajah murung dengan teknik distorsif. Leher figurnya dibikin panjang seperti jerapah sehingga memunculkan kesan yang unik pada lukisannya.munculkan kesan yang unik pada lukisannya.  +
  • I Nyoman Mayartayasa alias Man Ata adalah I Nyoman Mayartayasa alias Man Ata adalah penulis buku cerita “Luh Ayu Manik Mas” (buku 4 – 6). Sejak kanak ia telah gemar menggambar, melukis, membuat kartun, mengarang cerita anak-anak. Ia terus mengolah bakatnya hingga kini. Ia juga membuat ilustrasi dan desain untuk buku cerita anak-anak. Ia tamatan Universitas Warmadewa, Bali.k. Ia tamatan Universitas Warmadewa, Bali.  +
  • I Nyoman Ngendon (1920-1947) adalah pelukiI Nyoman Ngendon (1920-1947) adalah pelukis yang berasal dari Banjar Dentiyis, Batuan, Sukawati, Gianyar. Dia pertama kali belajar melukis gaya wayang Kamasan dari Dewa Nyoman Mura pada tahun 1930-an awal. Dia termasuk tokoh berpengaruh dalam seni lukis Batuan dan memiliki banyak murid. Dia fasih berbahasa Melayu, Belanda, dan Inggris. Pada masa pendudukan Jepang, dia pergi ke Yogyakarya, dan bertemu dengan Soekarno, Affandi, Soedjojono, dan ikut bergabung dalam Persagi. Selain dikenal sebagai pelukis, dia adalah sosok gerilyawan di bawah pimpinan I Gusti Ngurah Rai untuk turut mempertahankan kemerdekaan Republik Indonesia. Dia ditangkap tentara Nica di Ketewel, disiksa dan dihukum mati.</br></br></br>Ngendon memang sosok pelukis Batuan yang cerdas dan sangat gelisah untuk mengembangkan diri dalam seni lukis. Selain melukis dengan gaya Batuan, Ngendon memang banyak melukis potret dengan teknik modern. Ngendon juga sosok guru melukis yang sangat idealis dan visioner. Bagi Ngendon, setiap murid harus mampu menggambar bentuk-bentuk yang berbeda, tidak hanya menjiplak hal-hal yang sudah ada. Ngendon melahirkan generasi pelukis Batuan yang mampu menggali dan mengembangkan tematik secara kuat.ali dan mengembangkan tematik secara kuat.  +
  • I Nyoman Pidada alias Dadap, lahir di SukaI Nyoman Pidada alias Dadap, lahir di Sukawati, Gianyar, Bali, 1942. Ia adalah seorang pelawak dan pemain drama gong kawakan. Ia biasa berperan sebagai punakawan bernama Dadap berpasangan dengan Kiul. Dadap sangat enerjik, sementara Kiul sangat lambat dan cenderung pemalas. Nama “Dadap” sangat populer pada masa kejayaan drama gong di Bali era 1980-an hingga 1990-an. Ia bermain drama bersama kelompok (sekaa) drama gong “Bintang Bali Timur” yang sangat terkenal pada masanya. Dengan hiasan wajah dan kostum yang khas dan lucu, lawakan dan banyolannya dalam drama gong selalu ditunggu-tunggu penggemarnya dan sangat menghibur masyarakat pada masa itu. Selain bermain drama gong, ia juga aktif dalam pertunjukan tari barong. Ia meninggal pada tanggal 30 Januari 2019 karena serangan stroke.al 30 Januari 2019 karena serangan stroke.  +
  • I Nyoman Rembang lahir di Sesetan, DenpasaI Nyoman Rembang lahir di Sesetan, Denpasar, 1931. Ia adalah seorang musisi, komposer, guru, dan pembuat gamelan. Ia termasuk komponis Bali paling berpengaruh di abad kedua puluh. Ia pernah mengajar gamelan di Summer School, Barkeley, California, Amerika selama lima bulan pada tahun 1974.</br></br>Rembang memulai karier musiknya ketika ia bergabung dengan kelompok gambuh lokal di desanya, Sesetan. Pada usia tujuh tahun, ia sudah mahir memainkan gender wayang. Pada usia delapan, ia mulai belajar memainkan gamelan Legong. Pada masa remajanya, ia mengajar gamelan Bali di Konservatorium Surakarta, Jawa Tengah. Ia juga menjadi spesialis gamelan Jawa di bawah bimbingan R.M. Yudoprawiro, seorang bangsawan istana Surakarta.</br></br>Pada tahun 1960, bersama Gubernur Bali, Ida Bagus Mantra, Rembang memelopori pembentukan Konservatif Bali. Pada 1963, Rembang mengundurkan diri dari Conservatorium Surakarta dan berkonsentrasi di Bali di mana ia mengajar di Sekolah Tinggi Musik SMKI. Dia juga sering diundang untuk mengajar di Eropa sebagai artis tamu, komposer dan pemain. </br></br>Setelah selesai sebagai guru di Sekolah Seni Denpasar pada pertengahan 1980-an, ia menciptakan Gamelan Bungbang yang fenomenal. Gamelan itu terbuat dari bambu panjang yang dapat menghasilkan nada tertentu berdasarkan panjangnya. Untuk memainkan gamelan tersebut setidaknya diperlukan 32 musisi. Gamelan tersebut sering dipentaskan di berbagai ajang kesenian, seperti Pesta Kesenian Bali.</br></br>Rembang meninggal pada tanggal 30 Agustus 2001 di kediamannya di Denpasar pada usia 71 tahun.ediamannya di Denpasar pada usia 71 tahun.  +
  • I Nyoman Wahyu Angga B. Santosa atau bisa I Nyoman Wahyu Angga B. Santosa atau bisa dikenal sebagai Wahyu Angga beliau lahir pada tanggal 21 Mei 1997 di Denpasar. Beliau merupakan salah satu alumni dari program studi Sastra Bali angkatan 2015, ia juga merupakan pengarang dari karya sastra parwa yaitu kakawin Prapanca Suddhani. Saat ini beliau sedang melanjutkan pendidikan S2 di Pascasarjana Universitas Udayana Fakultas Ilmu Budaya. Universitas Udayana Fakultas Ilmu Budaya.  +
  • I Nyoman Wardi adalah salah satu dosen di Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana, Bali - Indonesia. Dia juga adalah seorang peneliti di bidang lingkungan hidup, sosial, dan budaya di Pusat Penelitian Lingkungan Hidup Universitas Udayana.  +
  • I Nyoman suprapta lahir pada tanggal 11 noI Nyoman suprapta lahir pada tanggal 11 november 1962 beliau sudah membuat geguritab dari tahun2000 sekarang sudah menerbitkan 219 judul geguritan, karena beliau menyerahkan hidupnya untuk sastra bali beliau mendapat penghargaan sastera rancage tahun 2013 dari yayasan kebudayaan rancage, bandung dari bidang jasa. Selasa 9 april 2019 yang sudah lalu.jasa. Selasa 9 april 2019 yang sudah lalu.  +
  • I Putu Agus Adnyana adalah dosen pada STIEI Putu Agus Adnyana adalah dosen pada STIE Satya Dharma Indonesia dan mengajar pada program studi manajemen. Agus mendapatkan gelar magister manajemen dari Universitas Pendidikan Nasional (UNDIKNAS) pada tahun 2018 dengan tesis berjudul Peningkatan Kualitas Manajemen Sumber Daya Manusia dalam Pengelolaan Badan Usaha Milik Desa Melalui Strategi Manajemen Sumber Daya Manusia Desa Tigawasa.najemen Sumber Daya Manusia Desa Tigawasa.  +
  • I Putu Agus Juli Sastrawan adalah seorang I Putu Agus Juli Sastrawan adalah seorang penulis dan penerjemah kelahiran Klungkung, 1993. Dia pernah menjadi pemenang kedua Festival Literasi Nasional (2016) yang diselenggarakan Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa (Badan Bahasa) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Indonesia. Karyanya pernah masuk 10 esai terbaik mahasiswa se-Bali (2014) dan menjadi salah satu pemenang dalam lomba esai Festival Anti Korupsi (2017) yang diselenggarakan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Denpasar dan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Zinenya pernah dipamerkan dalam Singapore Art Book Fair, Deszinenation; Ground Zero! (2019). Bukunya yang telah terbit antara lain Kulit Kera Piduka (2020; novel), Lelaki Kantong Sperma (2018; kumpulan cerpen). Dia juga sempat menjadi co-writer script film Lasagna; Eve without Adam, Europe on The Screen (2018). Dia sering diundang dalam berbagai festival sastra, seperti Ubud Writers and Readers Festival.seperti Ubud Writers and Readers Festival.  +
  • I Putu Arya Deva Suryanegara lahir di DenpI Putu Arya Deva Suryanegara lahir di Denpasar, 17 Desember 1996. Ia adalah seorang komposer internasional. Ia menamatkan SMK Negeri 3 Sukawati (KOKAR) pada tahun 2014, lulusan ISI Denpasar ini menyelesaikan pendidikan Master dalam Bidang Musik di Universite de Montreal, Kanada. Selain sebagai komposer, ia adalah Asisten Direktur Insitu Recordings; Guest Artistic Director, Guest Artistic Director Gamelan Giri Kedaton. Artikel tentang musiknya tersebar di berbagai media Insitu Recordings Magazine, Kalangwan dan La Revue Musical OICRM.</br></br>Ketertarikannya terhadap gamelan bermula Ketika ia mendapat kesempatan bermain kendang untuk persiapan lomba kendang tunggal. Pada tahun 2011, di desa asalnya, Kerobokan, ia mendirikan Sanggar Seni Naradha Gita (NAGi) - secara rutin mementaskan repertoar musik gamelan tradisional dan komposisi baru untuk gamelan. </br></br>Dalam perjalanan dan proses kreatifnya, ia telah berkolaborasi dengan beberapa komposer internasional di antaranya Evan O’Donnell, Zachary Hejny, Sarah Lecompte-Bergeron, dan lain-lain. Tahun 2019, ia berpartisipasi dalam Young Composers Show. Dalam acara itu, ia mementaskan sebuah komposisi bertajuk “On Train Jkpws” yang menampilkan kuartet suling Bali.pws” yang menampilkan kuartet suling Bali.  +
  • I Putu Arya Janottama, S.Sn., M.Sn lahir dI Putu Arya Janottama, S.Sn., M.Sn lahir di Pujungan, Bali, 2 Oktober 1988. Saat ini ia menjadi Koordinator Program Studi Animasi dan Dosen Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar. Adapun beberapa mata kuliah yang diampu yaitu Wawasan Animasi, Produksi Animasi 2D, Editting Animatic, Multimedia dan Tipograi. Selain itu, ia juga rajin menulis perihal animasi di sejumlah jurnal ilmiah.</br></br>Ia pernah mengikuti sejumlah pameran seni, antara lain: pameran di OPUA Library University Okinawa Jepang (2016), pameran Dosen dan mahasiswa DKV ISI Denpasar bertajuk Kini Jani (2018), pameran pada Festival Seni Bali Jani yang diselenggarakan Dinas Kebudayaan Provinsi Bali (2018), pameran Virtual Bertajuk Tumpah Rasa Covid 19 (2020), pameran Bali Dwipantara Adirupa (2021), dan pameran Bali Natta Bhuwana di Universitas Kristen Petra Surabaya (2022). Selain itu, ia juga pernah sebagai juri pada berbagai ajang lomba FSL2N bidang poster tingkat provinsi, juri lomba kemasan tradisional, juri lomba mewarnai, dan juri lomba poster tingkat nasional pada Festival Adikara Rupa.ngkat nasional pada Festival Adikara Rupa.  +
  • I Putu Eka Prayoga,S.Pd.H.,M.Pd adalah satI Putu Eka Prayoga,S.Pd.H.,M.Pd adalah satu satu guru di SD Negeri 26 Pemecutan sudah mengajar sejak tahun 2018 sampai sekarang. Beliau berasal dari Desa Pakraman Ubung, Kota Denpasar dan beliau lahir pada tanggal 23 Maret 1994. Menuntut ilmu dan menyelesaikan S1 Pendidikan Agama Hindu ring IHDN Denpasar selanjutnya beliau menyelesaikan S2 Magister Pendidikan Agama Hindu di Pascasarjana IHDN Denpasar Agama Hindu di Pascasarjana IHDN Denpasar  +
  • I Putu Gedé Raka Prama Putra atau yang biaI Putu Gedé Raka Prama Putra atau yang biasa dikenal dengan Tudékamatra dari karya-karyanya lahir di Gianyar, pada Selasa, 18 Désémber 1990. Walaupun masih muda, tetapi ia salah satu pengarang yang mempertahankan sastra Bali modérn. Pengarang lulusan Fakultas Ékonomi Universitas Mahéndradatta ini belajar menulis sejak masih sekolah di SMAN 1 Blahbatuh. Karangan-karangannya pernah diterbitkan di Majalah Éksprési, Majalah Satua, Bali Orti (Bali Post), Bali Post, Pos Bali, Médiaswari (Pos Bali), dan Dénpost. Bukunya yang sudah dikeluarkan adalah : </br>Padang Tuh (Puisi, 2013),</br>Belog (Kumpulan Cerita Pendek, 2014), </br>Ombak Raré Bali (Puisi, 2015). </br>Sekarang Ia bekerja sebagai wartawan di Pos Bali dan menjadi rédaktur rubrik Gema Siswa di Pos Bali.di rédaktur rubrik Gema Siswa di Pos Bali.  +
  • I Putu Karang Adi Saputra, lahir di AbiansI Putu Karang Adi Saputra, lahir di Abiansemal, 9 Juni 1985. Sejak 2003 aktif dalam sejumlah pameran bersama, antara lain pameran bersama “Maestro Seni Lukis Bali” di Bali Post, Denpasar (2007); “Kelompok 72” di Galeri Paros, Sukawati (2007), pameran “Bersama Dosen ISI Denpasar” di Neka Art Museum Ubud (2008), pameran di LV 8 Hotel bersama Sanggar Mangu Rupa Badung (2018), “Merdeka dalam Ekspresi” di Taman Budaya Bali (2019).lam Ekspresi” di Taman Budaya Bali (2019).  +
  • I Putu Pradnyana Anggara adalah seorang saI Putu Pradnyana Anggara adalah seorang sastrawan muda kelahiran Kuta, )4 Juli 2000. Saat Ini beliau beralamat di Jl. Raya Semat, Gg. Jalak Xll/7, Br. Pelambingan, Desa Tibubeneng, Kuta Utara, Badung. Beliau merupakan putra dari pasangan (ayah) I Made Widia, S.Ag , M.Si dan (ibu) Ni Wayan Murtini.</br>Adapun riwayat pendidkan beliau adalah: </br>1. TK Indraprasta Kuta</br>2. SDN 2 Tibubeneng</br>3. SMPN 1 Kuta Utara</br>4. SMAN 2 Mengwi </br>5. UHN I Gusti Bagus Sugriwa Denpasar (hingga sekarang)i Bagus Sugriwa Denpasar (hingga sekarang)  +
  • I Putu Sudiana alias Bonuz adalah perupa kI Putu Sudiana alias Bonuz adalah perupa kelahiran Nusa Penida, Klungkung, Bali, 30 Desember 1972. Sejak kanak dia telah tertarik dengan seni lukis. Saat di kampungnya, dia sering diminta melukis bagian dinding perahu (jukung) nelayan. Setelah menamatkan SMP di kampung halamannya, dia melanjutkan sekolah di Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) di Batubulan, Bali. Pada tahun 1995, dia melanjutkan pendidikan seni rupanya di ISI Denpasar, hingga tamat. Selain melukis, dia juga membuat seni instalasi, bermain musik, dan menulis puisi. Bonuz telah banyak memamerkan lukisan-lukisannya yang bergaya abstrak, antara lain:</br></br></br>Solo exhibitions</br>2018 A Land to Remember. Santrian Gallery, Sanur Bali</br>2017 Tetabuhan-tatabumi, Bidadari Art Space. Mas,Ubud-Bali</br>1015 Because Life is Delicious at Kubu Art Space. Ubud.</br>2014 Magic Sound at Maya Galerry. Singapore.</br>2013 Be Happy, water color paintings at Sand Fine Art Gallery. Sanur-Bali.</br>2012 Harmony, at Rumah Seni Maestro Art Space. Sanur-Bali</br>2011 Inside of Bonuz at Tony Raka Gallery. Mas,Ubud-Bali</br>2011 Refleksi Nafas, at Hitam-Putih art Space. Sangeh-Bali.</br>2008 Pleading Life’s Tenacity at Kemang Village. Jakarta.</br>2006 Journey of the Soul at Relish Café and Pool. Jakarta.</br>2003 Esensi Abstrak at Art Centre Denpasar. Bali.</br>2003 Universal Spirit at Jenggala Keramik Jimbaran. Bali.</br>2000 Melintas Batas at Merah-Putih Forum. Denpasar Bali.</br></br></br>Selected Group exhibitions</br>2018 NU-Abstract at Langgeng Art Foundation, Jogjakarta</br>2018 B to B #2, Komaneka Gallery, Ubud Bali</br>2018 at Gedung DPR/MPR RI, Kemayoran Jakarta</br>2017 ColourFul at Hadiprana Gallery, Jakarta.</br>2017 AtUH Art the Universal Habit by Militant Arts, Santrian Gallery Sanur Bali</br>2017 B to B at Raos Gallery, Kota Batu. Malang.</br>2017 The grand opening VIP Fine Arts, Jakarta.</br>2016 Ubud Writer Bali</br>2016 Militant for Happiness at CLC. Krobokan Bali</br>2015 Violent Bali atTonyraka Gallery. Mas-Ubud Bali</br>2015 SoulScape in Progress at Bentara Budaya Bali</br>2015 Ulu Teben Militant Arts at Bentara Budaya Bali.</br>2015 Sama-sama. Indonesia, Malaysia, Philipina at Bentara Budaya Bali.</br>2014 Rel(ART)ionship at Sangkring Art Space. Jogjakarta.</br>2014 Malaysia Contenporary Art Tourism at Kuala Lumpur, Malaysia.</br>2014 Tandur: Menyemai diri at Bentara Budaya Bali.</br>2013 Encore at Maya Gallery. Singapore.</br>2013 ASIA Contemporary Art Fair at Luxe Art Musium. Singapore.</br>2013 Golden Harvest at Hadiprana Gallery. Jakarta</br>2012 An Artistic Journey at Sudamala art space. Sanur-Bali.</br>2012 Dialogue II at Gaya art space with G-13 Gallery. Sayan-Ubud, Bali</br>2012 The Journey of Gallery Hadiprana. Jakarta.</br>2011 Dialogue I at G-13 Gallery. Kuala Lumpur,Malaysia</br>2010 Return of the Abstraction atTony Raka Gallery. Mas-Ubud, Bali.</br>2010 Gerakan Abstrak Indonesia atTaman Budaya Yogyakarta.</br>2010 Behind the funny make-up at Hadiprana Gallery. Jakarta.</br></br></br>Awards</br>1999 Semi Final of The Philip Morris Art Award VI From YSRI , </br>Jakarta</br>1995, 1997, 1998 The Best Artwork from Kamasra, STSI Denpasar. Best Artwork from Kamasra, STSI Denpasar.  +
  • I Putu Sukreta Suranta lahir di Klungkung,I Putu Sukreta Suranta lahir di Klungkung, 11 April 1938. Ia adalah seorang perwira tinggi angkatan darat dari Bali dan pejabat pemerintahan. Ia merupakan salah satu tokoh organisasi Parisada Hindu Dharma Indonesia dan Paguyuban Ngesti Tunggal. Setelah lulus SMA, ia melanjutkan ke Akademi Militer Nasional di Magelang. Setelah lulus, ia diangkat sebagai letnan dua pada tahun 1961. </br></br>Sepanjang karirnya di militer, ia memegang berbagai posisi strategis seperti Wakil Komandan Kontingen Garuda VII dan Asisten Operasi Kepala Staf Kodam Jaya. Ia meraih pangkat brigadir jenderal sekitar tahun 1986 dan menjadi Wakil Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Darat. Ia dipromosikan menjadi mayor jenderal sekitar dua tahun kemudian dan menjadi Asisten Operasi Kepala Staf Angkatan Darat pada 17 Maret 1988. Ia kemudian diangkat sebagai Komandan Sekolah Staf dan Komando ABRI pada 21 Oktober 1989. Ia digantikan dari jabatannya pada 16 April 1993 dan pensiun dari militer beberapa bulan kemudian. </br></br>Setelah pensiun dari militer, ia diangkat sebagai Inspektur Jenderal Departemen Pertahanan Keamanan pada 24 April 1993.] Pengangkatannya sebagai inspektur jenderal departemen di luar kelaziman, karena posisi ini biasanya dipegang oleh perwira militer aktif bintang tiga. Oleh karena setelah pensiun dari militer, pemerintah memutuskan untuk menaikkan pangkatnya menjadi letnan jenderal kehormatan pada 1 September 1997. Ia digantikan oleh Farid Zainuddin pada tahun 1998. </br></br>Ia kemudian diangkat oleh Presiden BJ Habibie menjadi anggota Dewan Pertimbangan Agung (DPA) pada 13 Juni 1998 dan menjadi Wakil Ketua Komisi Kesejahteraan Rakyat di DPA. </br></br>Ia terpilih sebagai Ketua Harian Parisada Hindu Dharma Indonesia (PHDI) pada Mahasabha PHDI ke-7 yang berlangsung pada bulan September 1996. Sebelumnya, sejak tahun 1992, ia sudah mewakili PHDI di MPR. Ia juga menjadi penasehat Himpunan Pemuda Hindu Indonesia dan Prajaniti Hindu Indonesia. Selain itu, ia juga pernah menjadi anggota organisasi spiritual Paguyuban Ngesti Tunggal (Pangestu). </br></br>Ia meninggal dunia di Jakarta Selatan pada Jumat, 16 September 2022 dan dimakamkan di Taman Makam Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan. Pahlawan (TMP) Kalibata, Jakarta Selatan.  +
  • I Putu Swaryandana Ichi Oka atau akrab disI Putu Swaryandana Ichi Oka atau akrab disapa Ryan tumbuh besar di Banjar Pande, Desa Sayan, Ubud. Ryan adalah seorang komposer muda yang saat ini menempuh pendidikan master di Institute Seni Indonesia, Denpasar. Komposer muda ini aktif berkesenian di Sanggar Seni Çudamani, Pengosekan, Ubud. Sebagian besar karya-karya Ryan mencerminkan gaya tradisi yang kental seperti Swasti Prapta (untuk komposisi tari) dan Sundih, namun ada bebapa karyanya yang lebih kontemporer seperti Su3lim (instrumental) dan Kalatalaraga (body music). Karya-karya Ryan dapat dinikmati di YouTube Channel : Ryan Swaryandana.ati di YouTube Channel : Ryan Swaryandana.  +
  • I Putu Tangkas Adi Hiranmayena adalah seorI Putu Tangkas Adi Hiranmayena adalah seorang seniman dan cendekiawan Indonesia. Ketertarikan Putu berakar pada gamelan, improvisasi, dan musik metal, dengan fokus utama pada aktivitas adrenalin tinggi, perwujudan, dan teori kosmologi. Karya musiknya secara langsung menyoroti urgensi kinerja dalam kondisi fisik puncak, yang memprovokasi praksis mikro-temporalitas. Putu telah tampil dengan gamelan dan ansambel improvisasi di seluruh Amerika Serikat dan Indonesia; terakhir dengan Gamelan Pandan Arum dari Los Angeles, Gamelan Tunas Mekar di Denver, dan Sanggar Manik Galih di Bali. Ia juga bertindak sebagai direktur ansambel gamelan di Sekolah Museum San Diego serta Universitas San Diego. Putu menyandang gelar B.A. dari Universitas Colorado Colorado Springs dalam Seni Visual dan Pertunjukan dan MA dari Universitas California San Diego dalam Studi Integratif. Dia baru saja memulai gelar Ph.D. program di University of Illinois Urbana-Champaign dalam bidang etnomusikologi di mana ia berencana untuk melanjutkan studinya dalam musik baru dan gamelan.kan studinya dalam musik baru dan gamelan.  +
  • I Putu Udayana Wasista adalah seorang doseI Putu Udayana Wasista adalah seorang dosen pada Program Studi Desain Interior, Fakultas Seni Rupa dan Desain, Institut Seni Indonesia Denpasar Bali. Udayana banyak menulis mengenai topik-topik terkait arsitektur dan eco-design yang dipublikasikan pada jurnal-jurnal ilmiah lokal maupun regional.urnal-jurnal ilmiah lokal maupun regional.  +
  • I Wayan Aris Sarmanta, lahir di Gianyar, 8I Wayan Aris Sarmanta, lahir di Gianyar, 8 April 1995. Sejak 2011 aktif berpameran, antara lain di Museum Puri Lukisan, Museum Arma, Allcaps Gallery, Bentara Budaya Bali, Titian Artspace Ubud, Paradiso Ubud, Griya Santrian Gallery, Bale Banjar Sangkring Jogja. Pada 2017 dia menggelar pameran tunggal “Rebirth” di Titian Art Space, Ubud. Dia meraih Penghargaan Nine Finalist Titian Prize 2017 dan Winner of Titian Prize 2018.rize 2017 dan Winner of Titian Prize 2018.  +
  • I Wayan Arya Bisma seorang musisi dan kompI Wayan Arya Bisma seorang musisi dan komposer muda yang tumbuh besar di Pujung Kelod, Sebatu, Gianyar. Saat ini Bisma masih menempuh pendidikan sarjana di Institute Seni Indonesia Denpasar. Bisma aktif sebagai penabuh dan komposer di Sanggar Seni Çudamani, Pengosekan, Ubud.i Sanggar Seni Çudamani, Pengosekan, Ubud.  +
  • I Wayan Bendi, lahir tahun 1950 di Desa BaI Wayan Bendi, lahir tahun 1950 di Desa Batuan, Gianyar, Bali. Dia belajar melukis pada ayahnya, Wayan Taweng. Dia adalah salah satu ikon seni lukis gaya Batuan yang sangat popular di kalangan kolektor. Karya-karyanya sangat kuat menampilkan gaya Batuan dengan tema-tema kontemporer. Dia telah memamerkan karya-karyanya di dalam dan luar negeri, seperti Museum Rudana, ARMA, Museum Puri Lukisan, Museum Neka, Museum Fukuoka Jepang, Bentara Budaya Bali, Taman Budaya Bali, Singapura, Amerika, dan sebagainya. Ciri khas lukisannya adalah kecenderungan menggunakan warna oker dan munculnya ikon pesawat terbang dan helikopter yang berpadu dengan suasana pedesaan Bali. Dia banyak melukiskan perkembangan Bali dengan pariwisatanya yang riuh padat. Dia adalah pelukis yang sangat produktif. Prinsip hidupnya adalah melukislah terus selagi masih bernafas. Dia meninggal pada tanggal 15 Juli 2020 karena penyakit diabetes.gal 15 Juli 2020 karena penyakit diabetes.  +
  • I Wayan Diana, lahir di Batuan, 1977. PernI Wayan Diana, lahir di Batuan, 1977. Pernah berpameran di Museum Puri Lukisan, Museum Arma, Museum Neka, Griya Santrian Gallery, dll. Dia meraih penghargaan sebagai Finalis Jakarta Art Award (2008 dan 2010), Finalis UOB Painting Of The Year (2012, 2013, 2014). Dengan teknik melukis gaya Batuan, lukisan-lukisannya banyak menyuarakan kritik sosial.kisannya banyak menyuarakan kritik sosial.  +
  • I Wayan Dibia lahir di Singapadu, Gianyar,I Wayan Dibia lahir di Singapadu, Gianyar, Bali, 12 April 1948. Sejak 1999, ia menjadi guru besar (profesor) koreografi di ISI Denpasar. Ia juga terkenal karena karyanya dalam seni tari kecak, seperti Kecak Subali dan Sugriwa (1976), Kecak Dewa Ruci (1982). Ia pernah berkolaborasi dengan Keith Terry menciptakan "The famous Body Tjak" (1990). </br></br>Sebagai seniman tari, ia sangat terkenal di tingkat internasional. Dalam bidang tari, ia menciptakan Tari Manuk Rawa bersama I Wayan Beratha tahun 1981, Tari Puspa Wresti, Tari Wirauda, dll. Ia mendapatkan anugerah seni “Padma Shri Award” (2021) dari Pemerintah India atas dedikasinya dalam menjalin karya seni antara budaya Bali dan India. Pada tahun 1969, ia pertama kali tampil di India dengan tari Hanoman.</br></br>Selain menciptakan puluhan karya seni tari, ia juga menulis sejumlah buku, di antaranya “Dramatari Gambuh dan Tari-Tarian yang Hampir Punah di Beberapa Daerah di Bali (1979), “Kecak, the Vocal Chant of Bali” (2000), “Balinese Dance, Drama, and Music: a Guide to the Performing Arts of Bali” (2012), “Tari Komunal” (2015), “Kecak: Dari Ritual ke Teatrikal” (2017), “Arja Anyar” (2017), “Tari Barong Ket: Dari Kebangkitan Menuju Kejayaan” (2018). Pada tahun 2021 ia menerbitkan lima buku puisi bertajuk “Puitika Tari”. Ia juga menulis buku puisi berbahasa Bali, antara lain berjudul “Kali Sengara”. Ia juga menulis novel tentang penari berjudul “Bintang Panggung” (2023).</br></br>Tahun 2022, ia menerima anugerah “Bali Jani Nugraha” dari Gubernur Bali. Buku puisi berbahasa Bali-nya “Kali Sengara” meraih anugerah “Rancage” dari Yayasan Kebudayaan Rancage (2023).e” dari Yayasan Kebudayaan Rancage (2023).  +
  • I Wayan Gunayasa lahir di Desa Ulakan, ManI Wayan Gunayasa lahir di Desa Ulakan, Manggis, Karangasem pada 3 Agustus 1967. Dia seorang wiraswasta dan fotografi adalah salah satu hobinya. Dia juga terlibat dalam kegiatan sosial, misalnya untuk anak-anak disabilitas dan yatim piatu dan juga ikut dalam memerangi sampah plastik. Foto-fotonya pernah dimuat di beberapa majalah, seperti Emvee Magazine, Bali Travel dan Tropical Life. Ia juga ambil bagian dalam pameran di Mall Bali Galeria, pameran tunggal dan juga pameran bersama fotografer lain. Wayan lebih suka memotret budaya dan alam karena dengan begitu dia bisa berkeliling dan mengenal lebih dekat budaya; budaya di Bali khususnya dan alam Indonesia. Dia pernah bekerja untuk mahasiswa Norwegian yang sedang belajar di Bali tahun 1993-2014.ng sedang belajar di Bali tahun 1993-2014.  +
  • I Wayan Karta atau yang akrab disapa CoverI Wayan Karta atau yang akrab disapa Cover merupakan seorang seniman sekaligus pengerajin suling yang berasal dari Banjar Pengosekan, Desa Mas, Kecamatan Ubud. Kecintaannya terhadap suling besar disebabkan karena beliau terlahir dari keluarga yang menggemari suling. Selain itu berkat ajakan seorang teman yang bernama I Nyoman Dayuh serta pengalamannya dicaci oleh sorang tak dikenal dimasa silam membuatnya semakin termotivasi menjadi seorang pemain suling handal hingga saat ini. Dalam proses belajar bermain suling terdapat beberapa orang guru yang mengajari Wayan Karta bermain suling diantaranya Pak Mangku Regig (Abian Nangka, Denpasar), Pak Rangsi (Kerta Payangan), I Made Sadra (Pinda, Blahbatuh), Cokorda Bagus (Peliatan, Ubud) dan seniman lainnya.</br>Terhitung sejak Wayan Karta berusia belasan tahun tepatnya pada tahun 1998, saat itulah beliau mulai mendalami mengenai cara pembuatan suling. I Made Sadra yang berasal dari Banjar Pinda, Kecamatan Blahbatuh merupakan gurunya dalam membuat suling khususnya dalam mencari keselarasan nada. Setelah itu, Wayan Karta melanjutkan proses belajarnya di rumah Bapak Rangsi untuk mendalami teknik pembuatan siwer suling. Setelah berselang berapa lama, Wayan Karta akhirnya memutuskan untuk menjadi pengerajin suling hingga saat ini. Suling buatannya banyak diminati oleh konsumen di Bali sekaligus di luar Bali bahkan hingga ke luar negeri diantaranya Jepang, Amerika, Jerman, Italia, Australia, dan Spanyol. Beberapa suling hasil karyanya bernama suling jungket dan suling sunari.</br>Sebagai seniman suling dan pengerajin suling Wayan Karta juga mendirikan sebuah sekaa atau sanggar suling yang bernama “Sanggar Suling Semeton Nika Manu” pada tahun 2012 serta mendapatkan ijin resmi pada tahun 2017. Selain itu dalam perjalanan karirnya, Wayan Karta juga pernah pentas di sembilan kota di Amerika bersama Sanggar Cudamani Pengosekan dalam rangka Tour Balinesse Gamelan tahun 2010, Pentas di Taman Ismail Marzuki ( Jakarta ) dalam rangka Pementasan Music Baru bersama Group Pendro Made Arnawa tahun 2010, kerap mendukung Pentas di ISI Denpasar, kerap pentas di Pesta Kesenian Bali ataupun di pura – pura yang ada di Bali serta aktif melakukan pelatihan bermain suling di beberapa tempat di Bali.bermain suling di beberapa tempat di Bali.  +
  • I Wayan Lotring adalah maestro gamelan palI Wayan Lotring adalah maestro gamelan palegongan. Ia lahir di Banjar Tegal, Kuta, Bali, 1887. Salah satu karyanya yang fenomenal adalah gending palegongan Layar Samah. Sekitar tahun 1906, Lotring belajar tari Nandir di Puri Blahbatuh. Nandir ini kemudian berkembang menjadi Legong. Ia mendirikan sekaa (kelompok) palegongan di Kuta. Kelompok ini melahirkan penari generasi pertama, seperti Ni Numbreg, Ni Wayan Dasni, dan Ni Wayan Kinceg. Kinceg kemudian menjadi istri Lotring dan dikarunia anak tunggal, Ni Wayan Noni. </br></br>Sekaa palegongan pimpinan Lotring ini sempat diundang pentas ke Keraton Solo (1926). Dari sinilah muncul istilah Legong Keraton. Di Solo ia sempat mengajarkan gending Goak Macok. Namun ia sendiri terinspirasi dengan gaya menabuh orang Jawa. Ia kemudian menciptakan Gonteng Jawa/Solo. </br></br>Setelah sekaa palegongan Kuta bubar pada tahun 1929, Lotring sangat sibuk mengajar tari dan tabuh di berbagai kawasan di Bali, seperti Badung, Gianyar, Tabanan, Karangasem, hingga Buleleng. Untuk itu, ia terpaksa menginap berhari-hari, berbulan-bulan, dan pergi-pulang menempuh jarak puluhan hingga ratusan kilometer dengan berjalan kaki. Ia tak cuma melatih palegongan, tapi juga angklung, gender wayang, tari joged, gandrung, hingga kekebyaran. Tak hanya seni tabuh dan tari, Lotring juga jago menembangkan kidung dan kakawin. </br></br>Pada tahun 1930-an, Lotring bertemu dan berkawan akrab dengan Collin McPhee, seorang komposer, pianis, dan penulis berkebangsaan Kanada, yang banyak meneliti tentang gamelan Bali. Mereka saling berbagi pengetahuan dan pengalaman terkait komposisi musik Bali. Lotring meninggal pada 1983.i musik Bali. Lotring meninggal pada 1983.  +
  • I Wayan Mudita Adnyana, lahir di Desa TengI Wayan Mudita Adnyana, lahir di Desa Tenganan, Karangasem, Bali, 16 September 1931. Ia ahli dalam menyalin lontar kuno, menembang kakawin, memainkan gamelan Gender dan Selonding. Ia belajar menyalin lontar dari I Gusti Bagus Sugriwa dari Singaraja pada tahun 1943. Sejak usia muda ia telah menyalin banyak lontar, antara lain lontar Bhagawad Gita, Mahabharata, Ramayana, Purusada Santa, Sutasoma, Arjuna Wiwaha, Bomantaka, Gatotkacasraya, dan sebagainya. Pada tahun 1970 ia turut membangun perpustakaan desa bernama Widhi Sastra. Pada era 1972, ia memelopori menyalin lontar berisi gambar pewayangan di Tenganan. Ia juga membuat sekaa (grup) wayang bernama Dharma Kusuma pada tahun 1980.</br></br>Salinan lontarnya banyak dikoleksi oleh kolektor dalam dan luar negeri serta pejabat negara, antara lain oleh Presiden Italia, Sandro Pertini (1983); Perdana Menteri Selandia Baru, Hellene Clark (1988); presiden Megawati Soekarno Putri (2001). Salinan lontarnya yang berjudul Kakawin Sutasoma pernah ditawar kolektor asing dengan harga ratusan juta rupiah, namun ia tidak melepaskannya. Sebab lontar kesayangannya itu akan ia wariskan kepada anak dan cucunya. </br></br>Pada tahun 1984, ia meraih Juara II Lomba Menyalin Lontar Tingkat Provinsi Bali. Tahun 1987, ia mendapatkan Penghargaan Dharma Kusuma Madya dari Gubernur Bali, Anugerah Kebudayaan dari Pemerintah Republik Indonesia (2019), Penghargaan Tingkat Internasional Bali Bhuwana Nata Kerthi dari ISI Denpasar (2023), Penghargaan Bali Kerthi Nugraha Mahottama 2024 dari Pemerintah Provinsi Bali. </br></br>Di usianya yang sangat sepuh, ia masih aktif menyalin lontar. Sehari-hari ia bisa ditemui di kediamannya di Desa Tenganan.a ditemui di kediamannya di Desa Tenganan.  +
  • I Wayan Pande Sumardika adalah salah satu I Wayan Pande Sumardika adalah salah satu Sastrawan Bali. Beliau lahir di Desa Ngis, 31 Desember 1993. Beliau berasal dari Banjar Dinas Kajanan, Desa Ngis, Kecamatan Manggis, Kabupaten Karangasem. Beliau juga merupakan alumni Mahasiswa Program Studi Sastra Bali, Fakultas Ilmu Budaya, Universitas Udayana angkatan 2012.Budaya, Universitas Udayana angkatan 2012.  +
  • I Wayan Sadra lahir di Denpasar, Bali, 1 AI Wayan Sadra lahir di Denpasar, Bali, 1 Agustus 1954 dan meninggal 14 April 2011. Dia adalah seorang komposer berkelas internasional. Sejak usia muda, dia sudah menggeluti seni musik tradisi. Dia dapat memainkan gamelan hanya dengan cara sekali melihat/mendengar saja. Pada usia 11 tahun, dia bahkan sudah melatih sebuah kelompok gamelan di Puri Kendran, Gianyar. </br></br>Sadra mengenyam pendidikan di Sekolah Menengah Musik Konservatori Karawitan Spesialisasi Musik Tradisional Bali (1972), kemudian melanjutkan di Jurusan Seni Rupa Lembaga Kesenian Jakarta namun tidak ia tamatkan. Dia pindah ke Surakarta dan kuliah pada Jurusan Karawitan, ISI Surakarta, lalu pascasarjananya ditempuh di perguruan tinggi yang sama.</br></br>Sadra menjadi pengajar musik, terutama musik gamelan Bali di beberapa perguruan tinggi antara lain ISI Surakarta, Institut Kesenian Jakarta (1975–1978), dan di Universitas Indonesia (1978–1980). Sejak tahun 1979, ia telah membuat musik untuk konser, musikalisasi puisi, teater, ilustrasi untuk film kartun, iringan tari, dan seni instalasi. Di samping mencipta musik, ia juga menulis artikel, kritik musik untuk beberapa media massa, antara lain Kompas, Tempo, Jawa Post, Bali Post.</br></br>Tahun 1973, Sadra bergabung dengan grup Sardono W. Kusumo mementaskan Dongeng dari Dirah, dan turut serta berkeliling Eropa bersama grup ini. Tahun 1988, dia menjadi pembicara dalam Pekan Komponis Nasional di Jakarta. Tahun 1989, dia menghadiri California The Pacific Rim Festival. Tahun 1990, dia berpartisipasi dalam acara Composer to Composer di Telluride, Colorado, Amerika Serikat. Tahun 1991, dia menjadi composer-residence di Dartmouth College, Hanover, New Hampshire, Amerika Serikat. Tahun 1993, dia menjadi komposer tamu Pan Festival Pacific di Wellington, Selandia Baru. Tahun 1991, Sadra menerima penghargaan New Horizon Award dari International Society for Art Science and Technology, Berkeley, California, Amerika Serikat.</br></br>Beberapa karya musiknya diterbitkan dalam bentuk compact disc oleh Broadcasting Music Incorporation (BMI), Prog Peak Composer Collective, American Gamelan Institut (AGI), Leonardo Journal Publication dan The Japan Foundation. Karyanya antara lain Snow's Own Dream (1992) dan Interactions/New Music untuk Gamelan. Karya-karya tersebut disiarkan oleh beberapa radio di dalam dan di luar negeri, termasuk dipentaskan di beberapa negara.</br></br>Salah satu perlawanan Sadra terhadap penyeragaman selera musik adalah dengan mementaskan karyanya, Borderless, pada bulan Juli 2009 di Teater Salihara dan Pasar Minggu, Jakarta. Borderless adalah sebuah musik yang berangkat dari instrumen drum, keyboard, saksofon, flute dan bass tapi dimainkan dengan cara yang berbeda.</br></br>Karya-karya Sadra, antara lain Ludludan (1978), Snow’s Own Dream Interactions/New Music untuk Gamelan (1992), Otot Kawat Tulang Besi (1993), Oaeo (1993), Gatra Swara (1994), Mulutmu Tong Sampah (1995), Bunyi Bagi Suara yang Kalah (1997), Dialog dengan Sapi (1997), Suitasuit (1999), Borderless (2009).997), Suitasuit (1999), Borderless (2009).  +
  • I Wayan Seregeg lahir di Desa Timpag, KeraI Wayan Seregeg lahir di Desa Timpag, Kerambitan, Tabanan, 31 Desember 1940. Ia adalah penekun Sastra Jawa Kuno. Selain itu, ia juga piawai dalam mesanti (matembang lagu-lagu suci). Karena itu, ia sering diminta sebagai pembina kakawin dan seni sastra Bali. </br></br>Seregeg sering dipercaya sebagai guru penatar Bahasa Bali, serta menjadi juri dalam lomba bidang sastra Bali. Ia juga menjadi pembina sekar agung dan kekawin untuk pelajar tingkat SMA dan Porseni Pelajar. Ia juga tampil sebagai narasumber, salah satunya dalam rangka Temu Kekeluargaan dan Orientasi Studi oleh Fakultas Sastra Universitas Udayana. </br></br>Seregeg merupakan pembina Sastra Jawa Kuno di Yayasan Bangun Sastra Denpasar, serta aktif dalam organisasi sebagai Ketua Widya Sabha Kecamatan Gerokgak, Wakil Ketua Widya Sabha Kabupaten Buleleng, pendiri dan pembina Sekaa Santi Widya Sabha, dan pembina kekawin. Seregeg memang mendedikasikan hidupnya untuk aksara, bahasa dan sastra Bali. Ia menerima Penghargaan Wija Kusuma dari Pemerintah Kabupaten Buleleng, Dharma Kusuma dari Pemerintah Provinsi Bali, Penghargaan Bali Kerthi Nugraha Mahottama 2024 dari Pemerintah Provinsi Bali, dan penghargaan dari instansi lainnya. Kini, ia menetap di Gerokgak, Buleleng, Bali.i, ia menetap di Gerokgak, Buleleng, Bali.  +
  • I Wayan Suartha lahir di Klungkung tahun I Wayan Suartha lahir di Klungkung tahun 1957. Pensiun sebagai guru ASN ( Aparatur Sipil Negara ) di SMA Pariwisata-PGRI Dawan, Klungkung. Setelah pensiun tahun 2017, ditugasi sebagai ketua bidang literasi di sekolah yang sama. Suartha menulis sajak sejak SMP, tetapi baru dipublikasikan tahun 1977 di sejumlah Media Massa, seperti Bali Post, Karya Bakti, Warta Mahasiswa, Nusa Tenggara, Majalah Hai, dan Merdeka. Di samping menulis sajak, Suartha juga aktif menulis cerpen, naskah drama, serta catatan kecil apresiasi sastra dan teater. Puluhan fragmennya pernah dimainkan di TVRI Stasiun Denpasar.</br></br>Sajak-sajaknya dimuat dalam sejumlah antologi bersama penyair lain, antara lain Pintu Ilalang, Spektrum, The Ginseng, Nuansa Tata Warna Batin, Antologi berbahasa Bali Pupute Tan Sida Puput, serta Klungkung Tanah Tua Tanah Cinta. Karya Sastra Sejarah berjudul Lebur Ring Klungkung dalam bentuk cerita bergambar ditulisnya bersama Ida Bagus Gde Parwita, dengan berpedoman pada Sejarah Peristiwa Puputan Klungkung. Tahun 2005 bersama I.B.G Parwita diundang membacakan sajaknya dalam Ubud Wirters and Readers Festival. Kumpulan naskah Dramanya rantai Putus terbit tahun 2012 yang mengantarkannya meraih penghargaan Widya Pataka dari Pemerintah Provinsi Bali. Suartha kini tinggal di Banjar Pekandelan Kelod, Semarapura, Klungkung.r Pekandelan Kelod, Semarapura, Klungkung.  +
  • I. G. W. Murjana Yasa, adalah Guru Besar Madya pada Program Studi Doktor Ilmu Ekonomi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis, Universitas Udayana, Denpasar-Bali. Penelitiannya tentang ekonomi kreatif dan pertanian, serta industri kecil dan menengah di Bali.  +
  • IBM Dharma Palguna lahir di Tabanan, 10 JaIBM Dharma Palguna lahir di Tabanan, 10 Januari 1962. Ia menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Udayana, kemudian melanjutkan S-2 dan S-3 di Facultiet der Leterren, Rijksuniversiteit, Leiden. Sejak remaja telah aktif menulis puisi, esai, opini, dan banyak dimuat di Bali Post. Buku-bukunya yang telah terbit, antara lain Lawat-lawat Suwung (puisi; 1995), Shiwarartri dalam Padma Purana (1997), Ida Pedanda Ngurah, Pengarang besar Bali Abad ke-19 (1998), Dharma Sunya: Memuja dan Meneliti Shiwa (1999), Cara Mpu Monaguna Memuja Shiwa (2000), Dewa Manusia Raksasa (2007), Shintany Rabbhana (novel; 2009), Lumut-Lumut Watulumbang (2011), Sekar Ura (2012), Perempuan Shakti (2014), Watulumbang Watumadeg (2014), Manusia Tattwa (2018), dll. Karya-karyanya menggambarkan penjelajahan kreatif dan perenungan mendalam terhadap kehidupan berikut dinamika sosial budaya yang lintas zaman, serta menceminkan penghayatannya yang tinggi dan tekun pada spiritualitas. Dia meninggal pada tahun 2017.ritualitas. Dia meninggal pada tahun 2017.  +
  • Ibed Suryana Yuga lahir di Jembrana, Bali,Ibed Suryana Yuga lahir di Jembrana, Bali, 14 Agustus 1983. Ia lulusan Progam Studi Teater ISI Yogyakarta. Ia mendirikan Kalanari Theatre Movement, sebuah lembaga pergerakan budaya melalui teater, dan menjadi sutradara dan penulis lakon di sana hingga kini. Pada 2011, Ibed menginisiasi Kalabuku, sebuah gerakan literasi teater dan seni pertunjukan melalui penerbitan buku-buku bersubjek teater dan pertunjukan. Sebagai penulis lakon teater, Ibed pernah menerima penghargaan sayembara penulisan lakon dari Federasi Teater Indonesia (2008 & 2011) serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017). Buku kumpulan lakon teaternya yang sudah terbit berjudul Kintir (Yogyakarta, 2011) dan Janger Merah (Yogyakarta, 2021) yang diganjar Penghargaan Sastra Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi, 2021. Beberapa karya lakonnya juga terkumpul dalam beberapa buku bersama, seperti Perbuatan Serong (Yogyakarta, 2011), Di Luar 5 Orang Aktor (Yogyakarta, 2013), Sepuluh Lakon Teater Indonesia 2017 (Jakarta, 2017), New Indonesian Plays (London, 2019), dan States of Crisis (Yogyakarta, 2020). Ibed telah menggelar karya-karyanya, memberikan workshop dan berkolaborasi di beberapa negara, seperti Malaysia, Singapura, Jepang, Irlandia, Inggris, dan Tiongkok.pura, Jepang, Irlandia, Inggris, dan Tiongkok.  +
  • Ida Anak Agung Gde Agung lahir di Gianyar,Ida Anak Agung Gde Agung lahir di Gianyar, Bali, 24 Juli 1921. Ia adalah ahli sejarah dan tokoh politik Indonesia. Di Bali ia juga berposisi sebagai Raja Gianyar menggantikan ayahnya Anak Agung Ngurah Agung. Ia meraih gelar doktor dalam bidang sejarah dari Universitas Utrecht, Belanda.</br></br>Pada 1947, ia menjadi Perdana Menteri Negara Indonesia Timur (NIT). Ia pernah menjabat sebagai Menteri Dalam Negeri maupun Menteri Luar Negeri pada masa pemerintahan Presiden Soekarno. Selain itu, ia juga pernah menjabat sebagai Dubes RI di Belgia (1951), Portugal, Prancis (1953), dan Austria.</br></br>Ia meninggal di Gianyar pada tanggal 22 April 1999. Pada tanggal 6 November 2007 berdasarkan Keputusan Presiden RI Nomor 068/TK/Tahun 2007, ia dianugerahi gelar Pahlawan Nasional oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono. </br></br>Ia menulis sejumlah buku. Di antaranya adalah Twenty Years Indonesia Foreign Policy 1945-1965 (1973), Kenangan Masa Lampau: Zaman Kolonial Hindia Belanda dan Zaman Pendudukan Jepang di Bali (1993), Persetujuan Linggarjati: Prolog & Epilog (1995).ujuan Linggarjati: Prolog & Epilog (1995).  +
  • Ida Ayu Wayan Arya Satyani, akrab disapa DIda Ayu Wayan Arya Satyani, akrab disapa Dayu Ani, lahir di Denpasar, 17 September 1977. Dia adalah seorang penari, koreografer dan dosen di Institut Seni Indonesia Denpasar. Dia telah melahirkan berbagai karya tari. Dayu Ani bahkan dipercaya mengerjakan koreografi tari untuk film Sekala Niskala (Seen and Unseen) yang disutradarai Kamila Andini, termasuk teater tari The Seen and Unseen, yang melibatkan beberapa seniman lintas negara (Jepang-Australia-Indonesia) produksi bersama Performing Lines, Fourcolours, dan Komunitas Bumi Bajra. </br></br>Dayu Ani telah menekuni dunia tari sejak usia 14 tahun di Sanggar Maha Bajra Sandhi, dan hingga kini terus bergiat membina anak-anak muda di sanggar yang sekarang bernama Yayasan Bumi Bajra Sandhi itu. Seni Tari membawanya melawat ke berbagai negara dan berkolaborasi dengan seniman-seniman internasional lintas bidang. Dia pernah terlibat dalam Body Tjak The Celebration bersama Prof. Dr. I Wayan Dibia dan Keith Terry (San Francisco, 1999), koreografer untuk The Missing Sun bersama Nelson Chia (Singapura, 2000-2001), terlibat dalam Cultural Olympiad bersama Maha Bajra Sandhi (Athena, 2004). Ia juga adalah koreografer dalam program Recovery Bali yang ditampilkan di enam negara Eropa (2006).g ditampilkan di enam negara Eropa (2006).  +
  • Ida Ayu Wayan Sugiantari lahir di KarangasIda Ayu Wayan Sugiantari lahir di Karangasem, Bali, 29 April 1983. Mencoba menulis puisi sejak tahun 1998 ketika duduk di bangku SMP. Pada tahun 1999-2001 saat mengenyan bangku SMA karya-karyanya sering dimuat di Bali Post Minggu. Pada tahun 2003 menamatkan pendidikan DII pada program studi PGSD IKIP Negeri Singaraja, lalu diangkat menjadi guru negeri di SDN 1 Culik pada tahun yang sama lalu 3 tahun kemudian dimutasi ke SDN 1 Manggis. Setelah 11 tahun mengajar di SDN 1 Manggis, pada April 2017 hingga sekarang dia diberikan tugas tambahan sebagai kepala sekolah di Satuan Pendidikan SDN 1 Selumbung. Dia menyelesaikan pendidikan strata satu di Universitas Dwijendra pada tahun 2008, dan menyelesaikan studi Pasca Sarjana (S2) Pendidikan Dasar, di Universitas Pendidikan Ganesha (Undiksha) pada Agustus 2019.ikan Ganesha (Undiksha) pada Agustus 2019.  +
  • Ida Bagus Aditya Putra Pidada lahir di DenIda Bagus Aditya Putra Pidada lahir di Denpasar, 23 Juni 1996. Anak pertama dari dua bersaudara. Mengalami disabilitas netra sejak kelas 1 SMA. Menamatkan studi S1, Jurusan Ilmu Komunikasi dan Penerangan Agama di Institut Hindu Dharma Negeri (IHDN) Denpasar pada tahun 2019. </br></br>Ia menulis puisi dan cerpen. Karya-karyanya termuat dalam buku Klungkung: Tanah Tua Tanah Cinta (Museum Gunarsa, 2016), Dua Puluh Cerita Perjalanan Terbaik (UKMP Universitas Negeri Malang, 2016), Mengunyah Geram (JKP, 2017), Saron (JKP, 2018), Sebermula adalah Bali (Kanaka Media, 2020).</br></br>Selain itu, ia kerap menjadi juara dalam lomba penulisan. Antara lain, Juara 1 Lomba Cipta Cerpen tingkat Nasional “Lautan Sastra” yang digelar SMAN 1 Denpasar (2019), Juara 2 dalam “Kumpulan 15 Cerpen Terbaik” yang digelar oleh DENUSC (2017), dan Juara 2 Lomba Penulisan Autobiografi tingkat ABK Se-Bali yang digelar Kanaditya (2020).</br></br>Ia juga menjadi salah satu penyair yang diundang dalam kegiatan Seminar Internasional Sastra Indonesia (2019). Beberapa puisinya juga telah diterjemahkan ke dalam bahasa Korea dan masuk dalam kumpulan puisi tingkat Internasional oleh Yayasan Bina Ilmu Bali (2021). Sembari menulis, kini ia mengelola massage clinic bernama Bali Mahasadu Refleksi dan Pijat Kesehatan. Selain itu, ia juga bekerja sebagai penyiar di Radio Publik Kota Denpasar 92, 6 FM.ar di Radio Publik Kota Denpasar 92, 6 FM.  +
  • Ida Bagus Anggara merupakan seorang guru oIda Bagus Anggara merupakan seorang guru olahraga Sekolah Dasar yang sangat menyukai musik, olahraga, dan komedi tentunya. Memulai karir stand up comedy sejak 2019 dengan bergabung di Komunitas Standupindo Bali. Pernah mengisi acara secara ofline maupun online dengan berbagai macam latar belakang penonton, baik sebagai stand up comedian ataupun MC. Pernah menjuarai lomba stand up comedy tingkat nasional maupun lokal Bali, dan juga sebagai kontestan di program TV Nasional. Beberapa prestasi nasional telah ia raih diantaranya Finalis Liga Komunitas Kompas TV, Juara Liga Komedi Daihatsu Season, Juara Yuasa Standup Bolahraga League dan banyak lagi prestasi tingkat regional Bali yang telah ia raih. Ia juga pernah membuat show tunggalnya berjudul “Ide Bagus” pada tanggal 8 Oktober 2022 yang dihadiri oleh 100 lebih penonton. Kini selain aktif mengisi acara sebagai Stand Up Comedian, ia juga aktif menjadi MC dalam beberapa acara.uga aktif menjadi MC dalam beberapa acara.  +
  • Ida Bagus Anom Suryawan adalah seorang pemIda Bagus Anom Suryawan adalah seorang pemahat kayu, pembuat topeng dan wayang, penari dan dalang yang diakui secara internasional. Kesuksesannya membawanya ke Amerika Serikat untuk bekerja di San Francisco Asian Art Museum dan Sante Fe Folk Art Festival. Dia telah mengadakan lokakarya pembuatan topeng, lukisan topeng, dan tarian topeng di seluruh Amerika Serikat dan dia mengadakan pameran topeng permanen di San Francisco Exploratorium.</br></br></br>Dia lahir dari keluarga pemahat kayu di Desa Mas, Ubud, Bali. Lebih dari tiga puluh tahun dia menekuni seni pahat topeng. Karya-karyanya dikoleksi oleh kolektor topeng dari berbagai negara. Dia juga menurunkan ilmu seni pahat topeng kepada siswa-siswa dari berbagai penjuru dunia. Tidak hanya itu, dia juga ahli dalam seni ukir kayu dan pembuatan wayang.dalam seni ukir kayu dan pembuatan wayang.  +
  • Ida Bagus Arya Lawa Manuaba adalah penulisIda Bagus Arya Lawa Manuaba adalah penulis buku Alien Menurut Hindu (2018) yang menjadi buku fenomenal di sepanjang tahun 2018-2019. Novel pertamanya berjudul Putih Biru (2019), mengisahkan tentang petualangan remaja desa di Bali dan mendapatkan peringkat delapan besar novel pilihan dalam UNNES International Novel Writing Contest 2017 di Semarang. Novel keduanya berjudul Haricatra dengan tiga sekuel dan sedang dalam proses penerbitan. Selain buku nonfiksi dan novel, dia menulis banyak cerpen dan artikel. Salah satu cerpennya berjudul Barong Brutuk (2019) yang mengisahkan tentang mistikisme Desa Terunyan. </br></br>Gus Arya, sapaan akrabnya, dikenal lewat tulisan-tulisannya. Orang yang mengenalnya selalu mengaitkannya dengan tulisan, imajinasi dan bahkan alien. Lahir di Denpasar, 24 Desember 1988, dia menyukai dunia tulis-menulis sejak kecil. Sewaktu kelas empat sekolah dasar, dia menulis cerita bersambung yang dibacakannya setiap hari kepada teman-temannya. Sepulang sekolah, dia menulis cerita horor dalam sebuah buku tulis lalu dibagikannya kepada kawan-kawannya di sekolah. </br></br>Sewaktu SMP, dia beberapa kali menjuarai lomba menulis artikel dan cerpen. Semasa SMA, namanya selalu muncul di enam besar cerpen terbaik Sayembara cerpen tahunan Balai Bahasa Provinsi Bali. Di antara semua cerpen yang pernah ditulisnya, cerpen berjudul Orang-Orang Berbaju Hitam (2011) adalah yang paling berarti. Dengan cerpen itu dia menolong sahabatnya karena tidak bisa membayar uang sekolah selama satu tahun. </br></br>Kini Gus Arya bertugas sebagai dosen di ITP Markandeya Bali dalam bidang prosa. Dia juga mengelola penerbitan dan layanan penulis mandiri, serta aktif dalam pelestarian bahasa dan sastra Bali di BASAbali Wiki. Hobinya jalan-jalan di desa yang sepi dan pergi ke museum.lan di desa yang sepi dan pergi ke museum.  +
  • Ida Bagus Arya Lawa Manuaba adalah salah sIda Bagus Arya Lawa Manuaba adalah salah seorang sastrawan Bali yang berasal dari kecamatan Abiansemal, kabupaten Badung. Beliau lahir pada tanggal 24 Desember 1988. Berprofesi sebagai dosen tetap di Institut Teknologi dan Pendidikan Markandeya Bali selain itu Beliau juga aktif sebagai Penulis, Wirausahawan, Aktivis bahasa Bali dan juga Content Creator. </br></br>Beliau memiliki banyak karya di bidang Cerpen, Novel dan juga Buku di antaranya cerpen Barong Brutuk (2019), buku Putih Biru (2019), Alien Menurut Hindu (2018), Meniti Tangga Emas : Setengah Abad Perkumpulan Pendidikan Nasional (2019), Mongah : Belajar Hidup Dari Manusia Pakis (2020) Luh Ayu Manik Mas : Planting Local Fruits (2021), Gadis Yang Lahir Dari Rembulan (2021) dan masih banyak lagi karya - karya beliau lainnya.</br></br>Disini saya memilih dan akan membahas salah satu karya beliau yang baru saja berhasil menang dan masuk ke dalam lima karya kakawin terbaik pada kategori lomba menuslis kakawin dalam bahasa Jawa kuna atau bahasa Kawi dan beraksara bali di lomba Sastra Saraswati Sana yang di selenggarakan oleh Yayasan Puri Kauhan Ubud pada bulan Agustus 2021 lalu dan karya beliau mendapatkan juara ke 4. Kakawin itu berjudul Kakawin Korona Parisuddha.in itu berjudul Kakawin Korona Parisuddha.  +
  • Ida Bagus Darmasuta, seorang sastrawan BalIda Bagus Darmasuta, seorang sastrawan Bali, fotografer, pelukis, serta pernah pula menjabat Kepala Balai Bahasa Bali (2000-2005). Dia lahir di Denpasar, 10 April 1962. Dia menamatkan kuliahnya di Fakultas Sastra Universitas Udayana. Sejak mahasiswa dia telah aktif dalam kegiatan sastra, di antaranya menulis puisi, cerpen, naskah drama, esai, dan sebagainya. Tahun 2007 dia memperoleh Penghargaan Sastra Rancage atas jasanya membina dan memfasilitasi penerbitan buku sastra Bali modern. Selain aktif dalam dunia sastra, dia juga dikenal sebagai fotografer dan pelukis. Tahun 2014 dia meluncurkan buku puisi dan fotografi berjudul “Jejak Kanvas: Puisi-Fotografi” di Bentara Budaya Bali. Pada 2016 dia ikut memamerkan seni fotografinya di Bentara Budaya Bali dalam program "Mahendradatta: Jejak Arkeologis dan Sosok Historis". Dia meninggal dunia pada tanggal 9 Agustus 2019.inggal dunia pada tanggal 9 Agustus 2019.  +
  • Ida Bagus Dharmadiaksa lahir di Denpasar,Ida Bagus Dharmadiaksa lahir di Denpasar, 21 Agustus 1956. Menulis puisi sejak remaja (1979) dan banyak dimuat di Bali Post. Pernah menjadi pemenang II kompetisi Bali Dalam Puisi Bali Post (1979), pemenang lomba cipta puisi di Universitas Udayana (1979). Kini dia menjabat Ketua Yayasan Widya Dharma Shanti Denpasar yang menaungi ITB Stikom Bali Group (SMKTI Bali Global) dan Pengawas Koperasi PNS Univ. Udayana serta Dosen Fakultas Ekonomi & Bisnis Unud.erta Dosen Fakultas Ekonomi & Bisnis Unud.  +
  • Ida Bagus Gde Parwita dilahirkan di Desa TIda Bagus Gde Parwita dilahirkan di Desa Tihingan, Klungkung, 19 Nopember 1960. Mulai menggemari Puisi secara aktif sejak mengajar di SMP-PGRI Klungkung tahun 1980. Hingga tamat Sarjana Pendidikan Sejarah dan Pasca Sarjana S.2 bidang Penelitian dan Evaluasi Pendidikan di Undiksha masih konsisten menulis Puisi dan Catatan Kebudayaan. Sekarang ini menjabat Kepala Sekolah di SMA Pariwisata-PGRI Dawan, Klungkung. Karya- karya Puisi dan Catatan Kebudayaan dipublikasikan tahun 1982, dimuat di Bali Post, Nusa Tenggara, Karya Bhakti, Berita Buana, DenPost, dan sejumlah Media On-line seperti Jendela Sastra, Loker Puisi, dll. Antologi Puisi berbahasa Indonesia yang pernah diterbitkan bersama Penyair lainnya: Pintu Ilalang, Spektrum, Teh Ginseng, Puisi Indonesia 87, Antologi Puisi Indonesia (API) 1997, Nuansa Tata Warna Batin bersama Himpunan Penulis Pengarang dan Penyair Nusanatara (HP3N), serta Klungkung Tanah Tua Tanah Cinta. Lebur Klungkung adalah karya sastra sejarah dibuat dalam bentuk Cerita Bergambar, yang digarap dengan inti sejarah Puputan Klungkung bersama I Wayan Suartha. Buku kumpulan puisi tunggalnya adalah “Luka Purnama” (2020)si tunggalnya adalah “Luka Purnama” (2020)  +
  • Ida Bagus Gede Ngurah Rai, lahir di KesimaIda Bagus Gede Ngurah Rai, lahir di Kesiman, Denpasar, 1926. Ia adalah seorang rohaniawan/pendeta/peranda Hindu di Geria Bajing, Kesiman. Ia dikenal dengan panggilan Ida Peranda Geria Bajing. Pada masa mudanya ia dikenal sebagai dalang wayang kulit yang populer di Bali. Selain pentas di berbagai pelosok Bali, ia pernah ikut dalam Festival Wayang di Jakarta, Solo, dan Yogyakarta. Kecintaannya pada wayang telah muncul sejak kanak-kanak karena suka mendengar cerita pewayangan dari ayahnya, Ida Bagus Putu Mergeg. Ia pernah menjadi guru seni pedalangan di SMKI dan dosen di Institut Hindu Dharma (IHD) Denpasar. Ia juga tertarik pada seni teater dan pernah pentas teater bersama dramawan IB Anom Ranuasa. Pada masa mudanya ia juga pernah menjadi bintang film “Jayaprana dan Layonsari” yang kemudian membuat ia dikenal dengan panggilan Ida Peranda Jayaprana. Ia meninggal pada tahun 1998.a Jayaprana. Ia meninggal pada tahun 1998.  +
  • Ida Bagus Gede Paramita adalah penulis berIda Bagus Gede Paramita adalah penulis berbagai isu yang terkait dengan topik antropologi, pariwisata, dan budaya spiritual Bali maupun Hindu. Paramita menamatkan studi S1 dan S2 di Universitas Udayana. Saat ini, Paramita bekerja sebagai dosen di STAH Negeri Mpu Kuturan Singaraja, Bali Indonesia pada Program Studi Pariwisata Budaya Hindu.ada Program Studi Pariwisata Budaya Hindu.  +
  • Ida Bagus Ketut Adnyana atau dengan nama pIda Bagus Ketut Adnyana atau dengan nama pena Ratu Aji Baskara. Beliau merupakan sastrawan yang berasal dari desa Dharma Tengah Riang Gede, kecamatan penebel Tabanan, beliau saat ini sudah berusia 82 tahun.</br>Adapun karya Sastra yang sudah dikarang beliau.</br>Dari karya tersebut karya yang paling berbeda diantara yg lain ialah geguritan karmasadhi</br>Di dalam Gaguritan Karmisadi karya Ida Bagus Adnyana (Ratu Aji Baskara) gaguritan ini diikat oleh 4 pupuh yaitu, Pupuh sinom, Pupuh ginada, Pupuh mijil, dan Pupuh Sinom.</br></br>Dalam Gaguritan Karmisadi berceritakan tentang seorang anak yang cerdas, pintar, dan bersungguh-sungguh dalam melakukan sesuatu walaupun anak tersebut tidak berpendidikan dan berasal dari keluarga yang tidak mampu yang berasal dari desa riang gede dan menceritakan tentang keadaan pada masa itu di desa riang gede yang memang minim akan kesejahterahan rakyatnya.</br></br>Adapun terkandungnya juga nilai kebajikan yang menjadin pesan moral dari gaguritan ini.</br>Dari kata "Karmisadi" berarti tingkah manusia memiliki 6 sifat yang mulia dari cerita geguritan ini lah bercerita sifat yang mulia tidak perlu dari orang yg berpendidikan namun hati yang tulus iklas untuk mewujudkannya.hati yang tulus iklas untuk mewujudkannya.  +
  • Ida Bagus Ketut Dharma Santika Putra atau Ida Bagus Ketut Dharma Santika Putra atau akrab disapa DS Putra, lahir di Negara, Jembrana, Bali, 27 Juli 1964. Sejak remaja telah aktif menulis puisi, cerpen, esai di Bali Post dan beberapa koran lokal. Selain pernah menjadi wartawan, ia juga aktif sebagai pemikir kebudayaan dan menggerakkan komunitas seni budaya di Negara, Jembrana. Salah satunya adalah gerakan sastra dan teater Rembug Apresiasi Bali Barat (Rajer Babat) pada tahun 1990-an. Ia juga bergiat di Pondok Seni Praba Gita. Tahun 2000 ia membidani kelahiran tabloid Jembrana Post dan tahun 2002 membidani kelahiran tabloid Ge-M. Bukunya yang telah terbit, antara lain Merangkai Tutur Tradisi Mekepung, Pohon-Pohon Kemesraan 2, Lubang Kunci (2021). Atas dedikasinya di bidang sastra dan kritik seni, ia dianugerahi Bali Jani Nugraha oleh Gubernur Bali pada tahun 2021. Sebelumnya, ia juga menerima penghargaan Dharma Kusuma pada tahun 2018 dari Gubernur Bali. Ia meninggal pada tanggal 21 Januari 2022 karena sakit.pada tanggal 21 Januari 2022 karena sakit.  +
  • Ida Bagus Made Poleng lahir di banjar TebaIda Bagus Made Poleng lahir di banjar Tebasaya, Gianyar pada tahun 1915. Ayahnya Ida Bagus kembeng (1897-1952) adalah seorang pelukis ternama yang memenangkan Medali Perak bergengsi pada tahun 1937 pada Pameran Seni Kolonial Internasional di Paris. Ida Bagus Made pertama kali belajar melukis dan mengukir dari ayahnya. Ia kemudian belajar melukis di bawah bimbingan Rudolf Bonnet. Bonnet pernah menulis bahwa Ida Bagus Made adalah salah satu artis paling berbakat di Bali.</br></br>Ida Bagus Made adalah seorang pelukis produktif yang sangat tidak percaya pada pedagang dan kolektor seni. Dia meneliti pengagumnya dan hanya segelintir kolektor yang lulus ujiannya. Almarhum Presiden Indonesia Sukarno adalah salah satu kolektor yang dipuja Ida Bagus Made. Karya-karyanya banyak dicari dan menjadi koleksi banyak museum di dunia.</br></br>Bagi pelukis yang akrab disapa Gus Made ini lukisan adalah sebagian dari jiwanya. Baginya seorang pelukis hidup dua kali, pertama di dunia fana, kedua dalam lukisannya. Oleh karena itu ia dikenal sangat mencintai lukisannya dan tidak mau menjual karyanya.</br></br>Ida Bagus Made adalah seorang pelukis yang sering dianggap sebagai ‘orang gila’. Dalam kesehariannya, Ida Bagus Made tidak mengenakan pakaian, dia hanya mengenakan sarung yang dililitkan di pinggang. Ia yang tak pernah mengenyam pendidikan formal, membuatnya hanya bisa menulis dalam aksara bali.</br></br>Karya-karya lukisan Ida Bagus Made sering menjadi buruan banyak orang terutama orang-orang asing pada saat itu, Ia menyatakan tak mampu melihat lukisannya di beli orang. Ia lebih memilih untuk melukis beberapa lukisan yang dibungkusnya rapi dan disimpan.</br></br> </br>Ia meninggal dunia setelah lama sakit pada tahun 1999 dan meninggalkan lebih dari seratus lukisan dan sketsa yang sekarang disimpan di Museum Puri Lukisan. sekarang disimpan di Museum Puri Lukisan.  +
  • Ida Bagus Made Togog (1913–1989) adalah peIda Bagus Made Togog (1913–1989) adalah pelukis tradisional gaya Batuan, Gianyar, Bali. Sejak kecil Togog sangat akrab dengan pustaka berupa lontar, cerita mitologi, dan cerita rakyat. Hal-hal itu banyak menjadi sumber inspirasinya dalam melukis. Ketika dua antropolog, Gregory Bateson dan Margaret Mead melakukan penelitian tentang karakter orang Bali di Desa Batuan pada 1936 hingga 1938, Togog diminta melukiskan ekspresi mimpinya. Saat itu, Togog menghasilkan puluhan lukisan di atas kertas dengan tematik alam mimpi dan alam niskala (gaib) yang bernuansa magis. Karya-karya Togog bisa dijumpai di Museum Puri Lukisan, Museum ARMA, Museum Bali, Museum Neka, Tropenmuseum, Museum Etnografi di Leiden. Tropenmuseum, Museum Etnografi di Leiden.  +
  • Ida Bagus Nyoman Rai, lahir di Sanur, BaliIda Bagus Nyoman Rai, lahir di Sanur, Bali, antara tahun 1907 dan 1920 dan meninggal tahun 2000. Ia merupakan pelukis yang banyak dibicarakan dan diapresiasi para pengamat seni rupa dalam dan luar negeri karena keunikan karya-karyanya. </br></br>Kebanyakan karyanya berbahan kertas dan tinta serta bertemakan kehidupan sehari-hari (terutama nelayan) dan peristiwa-peristiwa yang menarik perhatiannya. Misalnya ia menggambar ikan paus yang terdampar di Sanur atau masa-masa penjajahan Jepang di Bali. Karya-karyanya cenderung bergaya polos, naif, dan nakal.</br></br>Ia melukis sejak remaja dan terlibat dalam perhimpunan seni Pitamaha pada era 1930-an. Ia berkawan dekat dengan Neuhaus yang membuka toko ikan tropis di Sanur. Ia juga berkawan dengan pelukis Swiss, Theo Meirer (1908 – 1982) dan pelukis Australia, Donald Friend (1915 - 1989), yang menetap di Sanur tahun 1968 hingga 1980-an.</br></br>Karya-karyanya dikoleksi oleh kolektor dari berbagai belahan dunia. Karyanya juga dikoleksi oleh Museum Puri Lukisan, museum ARMA, Galeri Nasional Australia, Tropenmuseum di Amsterdam, Museum Etnografi di Leiden, dan Museum Den Kulturen di Basel, Swiss. </br></br>Kecuali foto karyanya yang banyak bertebaran di internet, hingga detik ini saya belum berhasil menemukan foto profil pribadinya.berhasil menemukan foto profil pribadinya.  +
  • Ida Bagus Oka (16 April 1936 – 8 Maret 201Ida Bagus Oka (16 April 1936 – 8 Maret 2010). Ia adalah Menteri Negara Kependudukan/Kepala BKKBN (1998 – 1999) dalam Kabinet Reformasi Pembangunan pada masa pemerintahan Presiden B.J. Habibie. Sebelumnya, ia menjabat sebagai Gubernur Bali ke-7 dengan masa jabatan 1988 –1998. Ia menjadi Gubernur Bali menggantikan Ida Bagus Mantra. Ia juga pernah menjabat sebagai Rektor Universitas Udayana, Bali. Pada tahun 2001, ia diadili berhubungan dengan kasus korupsi dan dihukum selama satu tahun.sus korupsi dan dihukum selama satu tahun.  +
  • Ida Bagus Pawanasuta, lahir di Gianyar, 21Ida Bagus Pawanasuta, lahir di Gianyar, 21 November 1966. Beliau menulis dalam Bahasa Bali dan Bahasa Indonesia. Beliau adalah sastrawan, beliau juga menjadi seorang guru di salah satu sekolah menengah atas di Klungkung. Beliau juga banyak memiliki karya-karya yang telah diterbitkan, antara lain “Pangasih Pamero” tahun 2005 diterbitkan oleh Balai Bahasa Bali, Gaguritan Aji Palayon Transformasi Kakawin Aji Palayon tahun 2006 diterbitkan mandiri, dan Kumpulan Essay “Berguru pada Giri” tahun 2009 diterbitkan mandiri. Masih banyak karya-karyanya, tetapi beliau juga sebagai pendiri Sanggar Tutur (1999) dan Komunitas Sastra Lentera (2008).1999) dan Komunitas Sastra Lentera (2008).  +
  • Ida Bagus Tilem adalah seorang seniman patIda Bagus Tilem adalah seorang seniman patung kelahiran Mas, Ubud, Gianyar, Bali, pada 13 Desember 1936 dan meninggal 20 November 1993. Sejak kecil dia belajar memahat pada ayahnya, Ida Bagus Nyana. Karya-karyanya menampilkan visual yang memikat pencinta seni. Setelah perjalanan pertamanya ke luar negeri ketika terpilih mewakili Indonesia pada New York World Fair tahun 1964, dia rajin menggelar pameran di luar negeri, seperti Thailand, Hongkong, Australia, Jerman, Austria, dan Meksiko., Australia, Jerman, Austria, dan Meksiko.  +
  • Ida Bagus Tugur lahir di Griya Cucukan, KlIda Bagus Tugur lahir di Griya Cucukan, Klungkung, Bali, 29 Mei 1926. Ia adalah seorang maestro arsitek tradisional Bali (undagi) yang banyak membuat bangunan-bangunan monumental di Bali. Hasil karyanya antara lain panggung terbuka Ardha Candra di Taman Budaya Bali, Monumen Bajra Sandhi di Renon, Patung Kanda Pat Sari atau Catus Pata di Kota Semarapura (Klungkung), Gedung DPRD Bali, bangunan arsitektur Bali di Taman Mini Indonesia Indah (Jakarta), serta bangunan suci untuk beberapa pura di Bali. Ia meninggal pada tanggal 21 Desember 2020 di Denpasar dalam usia 94 tahun.mber 2020 di Denpasar dalam usia 94 tahun.  +
  • Ida Bagus Wayan Widiasa Keniten lahir di GIda Bagus Wayan Widiasa Keniten lahir di Geria Gelumpang, Karangasem. 20 Januari 1967. Buku-buku yang sudah ditulisnya berupa karya sastra maupun kajian sastra antara lain (1) Buduh Nglawang (memeroleh Rancage); (2) Bangke Matah; (3) Warisan Jagal; (4) Kuda Putih; (5) Novelet Kania; (6) Bor; (7) Sabdaning Sepi; (8) Mekel Paris; (9) Pohon Jiwa; (10) Perempuan Malam; (11) Dongeng Sandal Jepit, (12) Genjek Persepsi Sosio-Kontekstual, (13) Eksistensi Basur, (14) Jro Lalung Ngutah (Memeroleh Penghargaan Widya Pataka), (15) Manukan Sidang Para Burung.</br></br>Pemenang Pertama Guru Berprestasi Tingkat Nasional Tahun 2013 dan Penerima Tanda Kehormatan Satyalancana Pendidikan Tahun 2013 dari Presiden, Dr. H. Susilo Bambang Yudhoyono, Rabu, 27 November 2013 di Istora Senayan Jakarta. Tahun 2014 ikut Program Kunjungan (Benchmarking) ke Jerman, selanjutnya ke Paris (Prancis), Belgia, dan Amsterdam (Belanda). Kamis, 14 Agustus 2014 menerima penghargaan Widya Kusuma dari Gubernur Bali. Tahun 2015 memeroleh Widya Pataka atas bukunya Jro Lalung Ngutah.dya Pataka atas bukunya Jro Lalung Ngutah.  +
  • Ida Pedanda Gede Made Gunung (1952 – 18 MeIda Pedanda Gede Made Gunung (1952 – 18 Mei 2016) adalah seorang Pedanda (ulama/pendeta) Hindu dari Blahbatuh, Gianyar, Bali. Ia adalah seorang pedanda yang memiliki pandangan progresif jauh ke depan. Pedanda yang dilahirkan di Gria Gede Kemenuh Purnawati ini, seolah-olah mengubah citra Pedanda (Pendeta Hindu) dari sekadar memimpin pelaksanaan upacara, menjadi pen-Dharma Wacana.</br></br>Ia sangatlah terampil dalam menerjemahkan filsafat Agama Hindu yang rumit kepada masyarakat umum dengan bahasa yang sederhana, jelas dan lugas disertai selera humor yang tinggi. Tidak mengherankan jika ia acapkali muncul di berbagai media, baik media elektronik maupun media cetak, untuk memberikan Dharma Wacana (wejangan suci) kepada umat Hindu. Tidak hanya di Bali, ia memberikan juga dharma wacana di luar Bali, dari Pulau Jawa hingga ke Kalimantan. Selain aktif tampil di berbagai media cetak maupun elektronik, ia juga aktif menulis di dunia maya melalui situs website. </br></br>Terlahir dengan nama Ida Bagus Gede Suamem, ia menamatkan pendidikan sekolah dasar di SD Blahbatuh pada tahun 1965. Selanjutnya ia melanjutkan pendidikan menengah pertama di SMPN di Gianyar sampai tamat pada tahun 1968. Kemudian ia melanjutkan pendidikan ke Taman Guru Atas di Sukawati. Ia sempat bekerja sebagai Petugas Lapangan Keluarga Berencana (PLKB) Gianyar tahun 1972 sampai 1974. Lalu beralih profesi menjadi guru Sekolah Dasar di Banjar Mawang, Lodtunduh, Ubud, tahun 1975 sampai 1983, kemudian pindah mengajar ke SD 3 Pering pada tahun 1983 sampai 1985. Ia ditunjuk sebagai Koordinator Penyuluh Lapangan Agama Hindu Kecamatah Blahbatuh dari 1985 sampai 1987 dan selanjutnya kembali mengajar sebagai guru di SD 7 Saba pada tahun 1987 sampai 1994. Tahun 1992 ia sempat mendapat peringkat sebagai guru teladan Kecamatan Blahbatuh.</br></br>Disela-sela kesibukannya mengajar sebagai guru, ia melanjutkan pendidikan di Institut Hindu Dharma (sekarang beralih menjadi Universitas Hindu Indonesia) hingga memperoleh gelar Sarjana Muda pada tahun 1986. Selain sebagai guru sekolah, ia juga adalah seorang pemegang sabuk hitam karate dan pernah bergabung dalam DPD Gojukai (Dewan Sabuk Hitam) tahun 1988 – 1991.</br></br>Ia mediksa atau menjadi pedanda pada tahun 1994. Sejak tahun 2002 sampai menjelang akhir hayatnya, ia menjadi dosen luar biasa di Fakultas Usada Universitas Hindu Indonesia. Ia juga dikenal sangat kritis dalam menyikapi permasalahan pelaksanaan upacara ritual Hindu di Bali, terutama Manusia Yadnya dan Pitra Yadnya, yang selama ini kerap digelar dengan megah dan banyak menghabiskan biaya.engan megah dan banyak menghabiskan biaya.  +
  • Ida Pedanda Gede Oka lahir di Banjar KualoIda Pedanda Gede Oka lahir di Banjar Kualon, Denpasar, 1909. Selain mengabdikan hidupnya sebagai pendeta, ia dikenal sebagai undagi (arsitek tradisional Bali). Bakat itu menurun dari ayahnya, Ida Bagus Anom, seorang undagi dan pematung terkenal pada zamannya. Sejak usia delapan tahun ia telah belajar membuat patung pada sang ayah. Sebagai seorang undagi, ia sangat memahami kitab Asta Kosala-Kosali, Asta Bumi, Wismakarma dan sejenisnya. Ia tidak hanya ahli dalam membuat bangunan tradisional Bali dan bangunan suci Hindu, namun juga ahli dalam membuat wadah, jempana, dan lembu untuk keperluan ritual Ngaben., dan lembu untuk keperluan ritual Ngaben.  +
  • Ida Poetu Taman adalah seorang pematung (1Ida Poetu Taman adalah seorang pematung (1873-1953) kelahiran Desa Mas, Ubud, Bali. Dia sangat ahli dalam urusan seni ukir kayu. Dia juga ahli mengukir batu cadas untuk pembangunan tempat suci agama Hindu di Bali. Selain pematung, dia dikenal dalam drama tari “ Calon Arang” sebagai Patih Pandung yang melawan kejahatan Nateng Dirah. Dia pernah bergabung dalam komunitas seni Pitamaha.h bergabung dalam komunitas seni Pitamaha.  +
  • Ida Wayan Eka Werdi Putra atau yang seringIda Wayan Eka Werdi Putra atau yang sering disapa Gus Eka adalah penggagas SAGARAGIRI Outdoor. SAGARAGIRI berasal dari kata Sagara/Segara yang berarti laut dan Giri yang berarti gunung. Sagara-Giri merupakan sebuah konsep kearifan lokal Bali yang menggambarkan kesakralan dimensi ruang. Sagara (gunung)-Giri(laut), Pasir-Wukir, dan hulu-teben (hilir) adalah istilah lainnya yang juga menjadi simbol kesatuan dan saling mempengaruhi.</br>Beberapa pustaka tradisional Bali menyebutkan bahwa para Kawi Wiku atau pendeta pujangga menulis karya sastranya di tempat-tempat yang indah. Pendeta pujangga atau pengarang tersebut menyusuri gunung dan pesisir untuk menuangkan keindahan visualnya dalam bentuk karya sastra sebagai bentuk pemuliaan terhadap Sang Pencipta.</br>Hal inilah yang menjadi inspirasi bagi pendirian SAGARAGIRI Outdoor. Memuliakan alam adalah salah satu jalan yang digunakan pendahulu di Bali untuk menikmati hidup, bahkan sebagai laku spiritual. Di zaman yang semakin hingar-bingar seperti sekarang, kami ingin mengadaptasi konsep dan laku tersebut untuk mengajak sahabat SaGi kembali ke alam, menjaganya, sekaligus menikmatinya dari sudut pandang yang berbeda.ikmatinya dari sudut pandang yang berbeda.  +
  • Indonesia emas merupakan suatu masa yang sIndonesia emas merupakan suatu masa yang sangat kita dambakan, masa dimana setelah 1000 tahun indonesia merdeka dan masa yang memberi harapan tentang kesejahteraan rakyat. Ada banyak hal yang dapat membantu mewujudkan masa indonesia emas ini, salah dua hal yang paling berpengaruh adalah KUALITAS REMAJA dan KECERDASAN PEMERINTAH.</br></br>Kualitas remaja di Indonesia sendiri sangatlah rendah, bisa kita lihat dari bukti-bukti di lapangan yang dimana masih marak anak anak remaja kita yang tidak bisa mengambil inti sari dari sebuah kalimat. Ini dipengaruhi oleh sistem pendidikan yang kurang memberikan ruang kepada anak untuk mengekspresikan segala ide yang mereka miliki, sistem pendidikan di Indonesia masih sangat menekankan pada pengafalan dan metode monoton, meskipun ada solusi dari pemerintah tentang metode belajar merdeka yang dianggap menjadi solusi dari masalah ini, saya merasa hal itu perlu dikembangkan. Maka dari itu, pemerintah harus semakin berfikir selangkah lebih maju guna mengembangkan sistem pendidikan di Indonesia ini, karena inilah fungsi dari kecerdasan para pemimpin yang kita harapkan agar terciptanya Pisau Tajam Para Remaja.</br></br>Tidak lupa juga tentang masalah stunting yang dialami oleh anak-anak di Indonesia, hal ini menyebabkan banyak anak yang tumbuh dan berkembang dengan kemampuan otak yang sangat-sangat minim. Apakah ada solusi dari pemerintah?</br>Terkait hal ini tentu harus kita pertimbangkan bersama, karena hanya melalui anak dan remaja inilah bangsa Indonesia dapat menggapai keinginannya untuk menjadi Indonesia emas yang kemungkinan akan menjadi sebuah khayalan belaka.</br></br>Semoga melalui media ini pemerintah dapat mempertimbangkan hal yang memang mendesak untuk ia kerjakan, dan dapat menghantarkan bangsa Indonesia menuju Indonesia emas dengan Pisau Tajam Para Remaja.nesia emas dengan Pisau Tajam Para Remaja.  +
  • Inten Sukma Pratiwi lahir di Klungkung, 27Inten Sukma Pratiwi lahir di Klungkung, 27 September 1986. Sejak 2006 ia menjadi guru SD dan sejak Mei 2021 ia bertugas sebagai Kepala Sekolah di SD Negeri 2 Semarapura Klod Kangin, Klungkung. Sejak remaja ia telah tertarik dengan dunia sastra dan tulis menulis. Ia menulis puisi, esai, prosa, cerita anak, baik dalam bahasa Indonesia maupun bahasa Bali. Prestasi yang pernah diraih adalah Juara 3 Menulis Cerita Anak dan Juara 2 Menulis Cerita Remaja yang diselenggarakan oleh PGRI Kabupaten Klungkung pada tahun 2018. Pada Tahun 2019 karya puisinya masuk nominasi dalam lomba menulis puisi bagi guru-guru se-Provinsi Bali yang diselenggarakan oleh Dermaga Seni Buleleng. Selain itu di tahun 2019 ia juga lolos 7 besar dalam penulisan cerita anak yang diselenggarakan oleh Bali Muda Foundation. Pada tahun 2020 ia memperoleh Juara 1 Menulis Pengalaman Mengajar dalam Masa Pandemi yang diikuti oleh guru-guru SD se-Provinsi Bali yang selenggarakan oleh Er Institut. Tahun 2021 karya dongeng berbahasa Balinya menjadi karya terbaik dalam Sastra Saraswati Sewana yang diselenggarakan oleh Puri Kauhan Ubud. Selain itu, pada tahun 2021 juga karyanya masuk 10 besar dalam Sayembara Penulisan Bahan Bacaan siswa SD Kelas Awal yang diselenggarakan oleh Balai Bahasa Provinsi Bali dan diterbitkan menjadi buku.rovinsi Bali dan diterbitkan menjadi buku.  +
  • Jaga Kawasan Suci Pura di Bali Bukan SekadJaga Kawasan Suci Pura di Bali Bukan Sekadar Mencari Komisi </br></br>Salam damai, salam akal sehat, salam sejahtera, untuk kita semua!</br>Hidup mahasiswa! Hidup Rakyat Indonesia! </br></br>Bali mendapat anugerah memiliki keindahan alam yang bervariatif, seperti pantai, laut, sungai, danau, gunung, dan hutan. Semua objek alam ini sangat potensial untuk dijadikan objek wisata. </br>Namun tidak dipungkiri Bali merupakan pulau dewata dan pulau seribu pura sehingga pembangunan resort, hotel, atau tempat akomodasi sejenisnya perlu diperhatikan tata letak pembangunannya agar tidak memasuki atau berdekatan, dan bahkan mengganggu keberadaan kawasan suci pura. </br></br>Pembangunan resort atau objek wisata sejenis seharusnya memiliki persetujuan masyarakat setempat, bukan hanya aparat. Akan tetapi, masyarakat juga harus turut terlibat!</br>Perlu adanya diskusi terbuka! </br>Perlu sosialisasi kepada masyarakat! </br>Pembangunan resort atau sejenisnya yang berdekatan dengan kawasan suci pura perlu dilakukan pengkajian di awal agar tidak sampai menimbulkan dampak di kemudian hari, seperti izin dan kesepakatan kontrak, serta melakukan kompromi dengan masyarakat sekitar untuk menampung aspirasi masyarakat sekitar atau yang bertanggung jawab terhadap lingkungan pura tersebut.</br></br>Kasus semacam ini mencuat, salah satunya di Karangasem, yakni pembangunan Detiga Neano Resort yang dibangun di Bukit Enjung Ngawit yang lokasinya berdekatan dengan kawasan suci pura Gumang. Pembangunan sedang berjalan, tiba-tiba ada permasalahan yang dialami karena kurangnya koordinasi dan sosialisasi dengan pihak terkait, terutama masyarakat penanggung jawab kawasan suci Pura tersebut. </br></br>Jika terjadi konflik semacam ini, masyarakat perlu dimediasi dan diberikan ruang untuk menampung aspirasi mereka, untuk dibantu dicarikan solusi atau jalan tengah. Jika aspirasi mereka tidak tersalurkan, aksi emosional dalam situasi menolak keadaan pasti akan terjadi, sehingga tampak sebagai aksi anarkis. </br></br></br>Pada keadaan demikian, masyarakat melakukan dengan aksi-aksi spontanitas! Bukan Kriminalitas! </br>Masyarakat tampak anarkis! Karena tak digubris! </br>Oleh karena itu, besar harapan saya Pemimpin terpilih di tahun 2024 nanti pro terhadap rakyat dan mau mendengar aspirasi masyarakat. Jangan sampai pemimpin Bali dibutakan mata hatinya hanya demi persenan komisi.</br>Pemimpin Bali selanjutnya harus memperhatikan hal ini, agar kawasan suci pura di Bali tidak rusak dengan adanya pembangun resort, hotel, ataupun akomodasi sejenisnya yang tidak memperhatikan Kesucian Kawasan Pura.</br></br>Jika ini dibiarkan semakin lama kesucian Kawasan Suci Pura di Bali akan tergerus dengan resort-resort mewah yang hanya mementingkan keuntungan duniawi semata. </br>Rakyat memerlukan pemimpin yang cepat tanggap! </br>Pemimpin yang mau berdiskusi dengan rakyat! </br>Pemimpin yang memperhatikan suara rakyat! </br>Pemimpin yang bisa menjaga Kawasan Suci Pura di Bali!ng bisa menjaga Kawasan Suci Pura di Bali!  +
  • Jakarta – Ada banyak permasalahan yang terJakarta – Ada banyak permasalahan yang terjadi di Indonesia saat ini seperti tingkat kemiskinan yang masih tinggi, literasi digital yang masih rendah, kasus kekerasan dan fanatisme kelompok atau golongan intoleran, tingkat stunting yang masih tinggi serta berbagai permasalahan yang dapat menghambat kemajuan bangsa.han yang dapat menghambat kemajuan bangsa.  +
  • Jalan Rusak di Kabupaten Buleleng PenghubuJalan Rusak di Kabupaten Buleleng Penghubung Desa Bukti dan Desa Tanjung Perlu Perhatian oleh Pemerintah Bali.</br></br>Om Swastyastu,</br>Yang kami hormati Bapak Guru dan para saudara yang kami sangat sayangi.</br>Pertama-tama, puji syukur kami haturkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena berkatNya lah kami dapat menyampaikan opini terkait masalah yang harus diperhatikan oleh pemerintah Bali.</br></br> Dimana bisa diliat bahwa banyak sekali jalanan rusak yang ada di Bali, seperti di Jalan Merak Kabupaten Buleleng tepatnya penghubung antara Desa Bukti dan Desa Tanjung.</br>Dari info yang kami dapat, jalanan ini rusak sudah cukup lama bahkan hingga bertaun taun ucap warga disana. Kata warga sekitar jalanan ini sudah pernah di tambal memakai semen dengan dana warga seadanya tetapi rusak kembali bahkan waga mengatakan jalanan ini viral juga dulu sampai ditanami pohon pisang. </br>Saking rusaknya jalan tersebut, warga serasa menaiki kuda, akibat jalanan rusak tersebut juga warga sering terjatuh hingga terperosok apalagi saat hujan jalanannya licin.</br>Perbekel Desa Bukti Gede Wardana mengatakan jalan tersebut sudah rusak dari lama. Pihak desa tidak bisa memperbaiki jalan tersebut karena bukan kewenangannya.</br>Solusi dari permasalahan ini adalah pemerintah menjajikan bahwa jalanan tersebut akan diperbaiki 2024.</br></br>Begitu saja yang dapat kami sampaikan. Kurang lebihnya mohon maaf. Kami tutup dengan paramasanthi.</br>Om Santhi,Santhi,Santhi Om. paramasanthi. Om Santhi,Santhi,Santhi Om.  +
  • Jalan itu tidak hanya dilalui oleh pariwisata, tetapi oleh para komuter. Artinya, penduduk yang bekerja ke daerah Tabanan, ke Nusa Dua, Tanah Lot, atau Denpasar atau sebaliknya  +
  • Jero Made Puspawati alias Jero Puspa lahirJero Made Puspawati alias Jero Puspa lahir di Denpasar, 1933. Ia adalah seorang penari legendaris. Pada usia remaja, ia belajar menari pada maestro tari I Wayan Rindi dari Banjar Lebah, Sumerta, Denpasar. Sebelum kawin dengan Tjokorda Bagus Sayoga dari Puri Satria, ia bernama Ni Made Rupawati. Tahun 1955, setelah kawin, ia resmi menjadi keluarga puri dan berganti nama menjadi Jero Made Puspawati. Ia dikaruniai seorang putra bernama Anak Agung Ngurah Puspayoga.</br> </br>Tahun 1950, ia untuk pertama kalinya pentas di luar Bali, yakni di Kota Surabaya. Pada 1973 hingga 1979, ia menjadi dosen luar biasa di Akademi Seni Tari Indonesia (ASTI), Denpasar. Setelah itu, ia bergabung di padepokan seni milik sastrawan Sutan Takdir Alisjahbana di Toyabungkah, Kintamani. Di padepokan seni ini, ia menciptakan beberapa tarian kreasi baru dan menggelar sejumlah pementasan.</br></br>Ia termasuk penari kesayangan Presiden Soekarno. Setiap kunjungan Presiden ke Bali, ia pasti diundang menari di Istana Tampak Siring dan di sejumlah tempat di Bali di mana Presiden Soekarno melakukan kunjungan. Beberapa kali ia sempat dikirim sebagai duta seni ke luar negeri di antaranya India, Singapura dan sejumlah negara di Eropa.a, Singapura dan sejumlah negara di Eropa.  +
  • Jero Mangku Liyer lahir di Banjar PengosekJero Mangku Liyer lahir di Banjar Pengosekan Kaja, Ubud, Bali, 1922. Dia meninggal tahun 2016. Liyer adalah seorang pemangku, peramal, dan balian usada. Selain itu, dia juga menekuni seni lukis, terutama rerajahan untuk kepentingan ritual Hindu-Bali. Nama Liyer semakin terkenal berkat dia ikut main dalam film “Eat, Pray, Love” (2010) yang diangkat dari novel berjudul sama karya Elisabeth Gilbert. Film tersebut dibintangi Julia Robert. Berkat film tersebut banyak wisatawan asing berkunjung ke rumah Mangku Liyer dengan tujuan konsultasi spiritual. Liyer dengan tujuan konsultasi spiritual.  +
  • Jika kita perhatikan, lingkungan kebahasaan orang Bali antara dahulu dengan sekarang sudah terdapat perbedaan. karena murid-murid kurang ada yang memakai bahasa bali di kehidupan sehari hari  +
  • Joged bumbung adalah budaya tari tarian yaJoged bumbung adalah budaya tari tarian yang berasal dari bali.joged bumbung sudah lama adanya.</br></br>Tetapi di jaman yang modern sekarang,banyak yang salah menggunakan tari tarian ini,dan lebih ke hal pornografi.</br></br>Hal tersebut membuat budaya Bali yang awal nya di cap bagus,namun sekarang di cap sebagai budaya yang asal asal.pemerintah yang mengurus kebudayaan di daerah Bali harus bersitegas memberikan sanksi dan tindakan terhadap warga warga yang salah menggunakan budaya balia warga yang salah menggunakan budaya bali  +
  • Johan Rudolf Bonnet adalah seorang pelukisJohan Rudolf Bonnet adalah seorang pelukis dan pemikir seni kelahiran Amsterdam, Belanda, 30 Maret 1895. Dia tertarik dengan keindahan dan keunikan kebudayaan Bali. Bonnet tiba di Bali pada Januari 1929, sempat menetap di Tampaksiring dan Peliatan, kemudian menetap di Campuhan, Ubud. </br></br>Di Ubud dia berkenalan dengan pelukis dan koreografer Jerman, Walter Spies, dan Raja Ubud, Tjokorda Gede Agoeng Soekawati. Bersama dua sahabatnya itu, Bonnet kemudian mendirikan perkumpulan pelukis yang sangat terkenal, yakni Pita Maha pada tahun 1936. Perkumpulan ini menghimpun banyak pelukis dan pematung dari Ubud maupun luar Ubud. Bonnet dan Spies banyak memperkenalkan media dan teknik modern dalam melukis kepada anggota perkumpulan tersebut, bahkan mempromosikan dan menjual karya-karya mereka.</br></br>Pada tahun 1943, Bonnet ditangkap tentara Jepang dan diasingkan ke Sulawesi (Bolong dan Makassar) hingga 1947. Pada tahun 1951, Bonnet kembali ke Ubud, dan mendirikan Golongan Pelukis Ubud. Namun, komunitas ini tidak berjalan sukses. Pada tahun 1957, Bonnet pulang ke Belanda. Selama di Belanda, Bonnet menghabiskan waktunya untuk menyusun inventaris dan katalog Museum Puri Lukisan yang didirikan tahun 1956. Tahun 1972, Bonnet kembali ke Bali dan melanjutkan penyusunan katalog untuk Museum Puri Lukisan, Ubud. </br></br>Bonnet meninggal pada tanggal 18 April 1978 di Laren, Belanda. Karena Bonnet sangat mencintai Bali, pada tahun 1979 jenazahnya dibawa ke Ubud dan dikremasi bersama jenazah sahabatnya, Tjokorda Gede Agoeng Soekawati yang meninggal pada tahun yang sama.awati yang meninggal pada tahun yang sama.  +
  • Jong Santiasa Putra adalah seorang penulisJong Santiasa Putra adalah seorang penulis dan seniman pertunjukan. Lahir di Denpasar, 1991. Setelah menamatkan kuliah di jurusan Antropologi Ragawi Unair Surabaya, Jong aktif di Teater Kalangan. Ia juga menjadi founder KacakKicak Puppet Theatre, kelompok bermain teater boneka yang khusus mengembangkan pemberdayaan pertunjukan bagi anak-anak. Praktik artistik Jong bergerak cair sebagai penulis lakon dan puisi, produser, sutradara, aktor, dan performer melalui pendekatan intermedia. Buku puisinya diterbitkan pada 2019 bertajuk “Sendainya Kata-kata Pecah di Keningmu”.k “Sendainya Kata-kata Pecah di Keningmu”.  +
  • Joni Agung bernama asli Anak Agung Junni AJoni Agung bernama asli Anak Agung Junni Antara adalah seorang musisi reggae kelahiran Denpasar, 1973. Kecintaannya pada musik telah tumbuh sejak remaja. Pada awalnya dia bermain musik dari kafe ke kafe di seputaran Sanur dan Kuta bersama grup band “Sunshine”. Tahun 2002 dia bertemu dengan grup band “Double T”, dan tahun 2003 menelurkan album perdana berjudul “Pocol”. Lagu berjudul “Nyoman Klepon” dan “Janjin Beline” adalah dua lagu yang sangat populer garapan Joni Agung dan Double T. Hingga kini, Joni Agung dan Double T telah menelurkan tujuh album, di antaranya “Jero Gede”, “Cinta dan Kasih Sayang”, “Semara Ratih”, “Ogoh-ogoh”. Lirik-lirik lagunya kebanyakan berbahasa Bali dengan nada humor yang menggelitik. Selain musisi, Joni Agung yang berambut gimbal ini juga dikenal sebagai pelatih yoga.bal ini juga dikenal sebagai pelatih yoga.  +
  • Judul: Kemarau Penulis: Agus Adi Orasi Di Judul: Kemarau</br>Penulis: Agus Adi</br>Orasi</br>Di beberapa wilayah kekurangan air bersih, saya harap kedepannya tidak ada lagi yang kekurangan air bersih.</br></br>Tahun ini banyak kejadian yang membuat bali tidak seperti dulu lagi yang harmonis dan tidak ad kendala.</br></br>Kemarin 11 november terjadi beberapa kejadian kecelakaan yang melibatkan anak muda penerus bangsa akibat speeding atau kebut kebutan Mungkin penertiban lalu lintas malam di perketat lagiertiban lalu lintas malam di perketat lagi  +
  • Jumlah penggangguran dari kalangan lulusanJumlah penggangguran dari kalangan lulusan perguruan tinggi (S1) di Denpasar mencapai 45 persen dari total angka usia produktif yang tidak bekerja di Pulau Dewata. Pemerintah, pengusaha dan perguruan tinggi harus bersama-sama berusaha mencari solusi dan memberikan perhatian yang lebih serius dan lapangan pekerjaan untuk menyikapi permasalahan ini.</br></br>Akhir-akhir ini, banyak generasi muda Bali yang lebih memilih bekerja di kapal pesiar dengan gaji 8 juta perbulan, yang notabene kami dijadikan budak oleh para pebisnis kapal pesiar. Akan lebih bijaksana jika pemerintah mampu memanfaatkan tenaga kerja ini untuk bersama-sama membangun dan mengatasi segala permasalahan yang ada di Bali.tasi segala permasalahan yang ada di Bali.  +
  • K.Landras Syaelendra lahir di Banjar PengeK.Landras Syaelendra lahir di Banjar Pengembungan, Pejeng Kangin, 1959. Belajar menulis sejak remaja. Dia pernah aktif di Sanggar Minum Kopi Bali. Karya-karyanya dimuat di Merdeka Minggu, Tabloid Nova, Bali Post, Nusa Tenggara, Bali Echo, Majalah Sastra Horison, Bernas, Minggu Pagi, Nafiri, Karya Bakti, Bali Tribun. Pada tahun 1987 masuk sepuluh Besar Lomba Cerpen Se-Bali – NTB yang diselenggarakan harian Bali Post bekerja sama dengan PERADAH. Pada tahun 1990 menjadi juara II dalam Lomba Cipta Cerpen se-Indonesia dalam rangka HUT Bali Post. Tahun 1994 dia meraih Taraju Award. Beberapa puisinya terhimpun dalam buku Taksu, Teh Gingseng, Kembang Rampai Puisi Bali, Bali The Morning After, A Bonsai’s Morning, Dendang Denpasar Nyiur Sanur, Sahayun, dll. Kini dia bekerja sebagai pegawai negeri di Denpasar.ekerja sebagai pegawai negeri di Denpasar.  +
  • KONTAK KAMI Alamat : Jalan S. Parman No. 1 Renon – Denpasar No. Telp : 0361-222387 Fax : 0361-226313 Website : disparda.baliprov.go.id E-Mail : dispar@baliprov.go.id  +
  • KURANGNYA PENDIDIKAN KARAKTER PARA REMAJA KURANGNYA PENDIDIKAN KARAKTER PARA REMAJA BALI DI ZAMAN SEKARANG </br></br>Om Swastyastu Yang saya hormati para dewan juri. Dan juga, para hadirin yang saya banggakan. Rasa syukur saya panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas restu dan anugrah-Nya, kita bisa berkumpul di tempat yang sama di hari yang baik ini. Hadirin sekalian yang sudah berkumpul disini dalam acara Wikithon Partisipasi Publik Bali Berorasi. Hari ini, izinkan saya mempersembahkan orasi yang berjudul “Kurangnya Pendidikan Karakter Para Remaja Bali di Zaman Sekarang”.</br></br>Baik, hadirin sekalian pastilah kita semua tahu Pendidikan karakter sendiri adalah seni memahami dan bertindak sesuau norma yang berlaku agar kedepannya menjadi orang yang berkarakter yang baik dan kuat agar di masa depan kita bisa memuliakan nama bangsa. Saat ini di Bali khususnya di kalangan remaja tengah menghadapi permasalahan yang amat serius yaitu menurunnya moral dan karakter. Ini mulai terlihat jelas pada saat pandemi Covid-19 saat para anak remaja libur sekolah, mereka hanya berkutat pada social media, para remaja menjadi tidak tahu apa yang merupakan konten bermanfaat, apa yang merupakan konten yang merugikan. Misalnya mengikuti trend konten yang tidak bermanfaat, kata-kata kasar banyak yang diucapkan di social media tanpa disensor, menyebarnya berita-berita hoax,banyak konten konten yang menormalisasikan hal yang buruk, dan perilaku hidup konsumtif karena tren barang yang viral di social media yang bisa di beli melaui aplikasi belanja online.</br> Dampak dari hal tersebut membuat remaja saat ini telah terpengaruh oleh hedonisme dan kehidupan yang tidak mengenal batas. Betapa mirisnya kita melihat karakter generasi muda sekarang, dengan adanya sosial media dan teknologi yang semakin hari semakin berkembang pemakaiannya dengan konten-konten yang dipertontonkan mengikuti trendsetter sangat mempengaruhi tumbuh kembang karakter generasi sekarang menjadi sangat liar.</br>Setelah diteliti ternyata pemuda atau remaja saat ini telah kehilangan karakternya sebagai seorang anak. Hal ini dikarenakan kurangnya pendidikan karakter yang mereka dapatkan baik di rumah maupun di sekolah. Bahkan saat ini sekolah hanya mementingkan pendidikan yang mengejar hasil berupa nilai daripada mendidik anak agar memiliki karakter yang baik. Hal ini bisa dilihat dari berkurangnya jam Pendidikan Moral dan Pancasila (PPKN) di sekolah. Oleh karena itu, yang kita butuh saat ini adalah pendidikan karakter agar bisa mengatasi permasalahan yang terjadi saat ini dan untuk kedepannya. Jadi kami harap kepada pemimpin yang akan terpilih nanti di tahun 2024 semoga bisa melaksanakan kegiatan nyata untuk menangani hal ini, karena ini menyangkut kualitas generasi yang akan menjadi pemimpin di masa depan</br>Mari bersama-sama menyelamatkan anak remaja yang nantinya sebagai generasi penerus agar tidak semakin terpengaruh dampak negatif teknologi dan lingkungan. Jangan sampai Bali dipenuhi oleh pemuda-pemudi yang krisis akan karakter dan moral.</br>Jika ada yang kurang berkenan saya mohon maaf dan akhir kata saya tutup dengan Parama Santhi.</br></br>Om Santhi, Santhi, Santhi, Omama Santhi. Om Santhi, Santhi, Santhi, Om  +
  • Kabupaten Gianyar adalah salah satu kabupaKabupaten Gianyar adalah salah satu kabupaten di Provinsi Bali yang terkenal dengan keindahan alamnya, budaya yang kaya, serta potensi pariwisata yang begitu besar. Namun, seperti daerah lainnya, Kabupaten Glanyar juga memiliki berbagai permasalahan yang perlu segera diatasi untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat dan pembangunan daerah secara keseluruhan.Salah satu permasalahan yang sering dialami oleh masyarakat Kabupaten Gianyar adalah masalah kemiskinan. Meskipun potensi pariwisata yang dimiliki cukup besar, namun tidak semua orang dapat merasakan manfaatnya. Banyak masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan dan kesulitan untuk memenuhi kebutuhan dasar sehari-hari. Kabupaten Gianyar juga menghadapi permasalahan lain seperti kurangnya infrastruktur yang memadai, terutama di daerah pedesaan. Infrastruktur yang kurang memadai menyebabkan akses masyarakat terhadap pendidikan, kesehatan, dan transportasi menjadi terbatas. Hal Ini menjadikan masyarakat pedesaan kesulitan untuk mengakses.Untuk mengatasi masalah ini, pemerintah daerah perlu melakukan berbagai program yang dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat, seperti pemberian bantuan sosial, pelatihan keterampilan, serta pengembangan potensi ekonomi masyarakat lokal,Selain itu, permasalahan Infrastruktur meskipun telah ada upaya pembangunan infrastruktur di daerah tersebut, namun masih banyak jalan atau rumah masyarakat yang dalam kondisi rusak dan mengganggu mobilitas masyarakat.</br> Solusi untuk Pertumbuhan Kota yang Berkelanjutan</br>Pertumbuhan kota atau kabupaten seperti Gianyar membutuhkan perencanaan yang cermat dan solusi yang inovatif untuk mengatasi tantangan yang dihadapi. Dalam menanggapi kebutuhan perkembangan Gianyar, beberapa solusi dapat dipertimbangkan untuk memastikan pertumbuhan yang berkelanjutan dan meningkatkan kualitas hidup penduduknya.</br></br>1. Pengembangan Infrastruktur</br>Pengembangan infrastruktur yang terencana dengan baik adalah kunci untuk mendukung pertumbuhan ekonomi dan meningkatkan kualitas hidup penduduk. Ini termasuk perluasan jaringan jalan, peningkatan transportasi publik, penyediaan air bersih, dan pengelolaan limbah yang efektif. Investasi dalam infrastruktur ini akan membuka aksesibilitas ke daerah pedesaan, memfasilitasi pertumbuhan bisnis, dan meningkatkan kualitas hidup penduduk.</br>2. Pemberdayaan Ekonomi Lokal</br>Mendorong pertumbuhan ekonomi lokal dapat mengurangi ketergantungan pada sektor pariwisata dan industri. Inisiatif seperti pelatihan keterampilan, bantuan modal usaha bagi pengusaha lokal, dan promosi produk lokal dapat meningkatkan lapangan kerja dan pendapatan warga setempat. Dengan demikian, Gianyar dapat menjadi lebih mandiri secara ekonomi dan berkelanjutan dalam jangka panjang.</br>3. Pelestarian Budaya dan Lingkungan</br>Sebagai kawasan dengan warisan budaya dan alam yang kaya, pelestarian budaya dan lingkungan harus menjadi prioritas utama dalam perencanaan perkembangan Gianyar. Program pelestarian, pendidikan budaya, dan pengelolaan wisata yang berkelanjutan akan membantu menjaga keaslian budaya lokal sambil melindungi lingkungan alam dari degradasi.</br>4. Peningkatan Layanan Publik</br>Penyediaan layanan publik yang berkualitas, seperti pendidikan, kesehatan, dan layanan sosial, sangat penting untuk meningkatkan kualitas hidup penduduk. Investasi dalam pembangunan sekolah, rumah sakit, pusat kesehatan, dan fasilitas umum lainnya akan memastikan bahwa setiap penduduk memiliki akses yang setara terhadap layanan-layanan ini.</br></br>5. Pengembangan Pariwisata Berkelanjutan</br>Pariwisata memainkan peran penting dalam perekonomian Gianyar, namun pengembangan pariwisata yang berkelanjutan perlu diprioritaskan. Langkah-langkah seperti pembatasan jumlah pengunjung, pengelolaan limbah pariwisata, promosi pariwisata berkelanjutan, dan partisipasi masyarakat lokal dalam industri pariwisata dapat membantu menjaga keseimbangan antara pertumbuhan ekonomi dan pelestarian lingkungan.</br>Dengan menerapkan solusi-solusi ini secara holistik dan berkelanjutan, Gianyar dapat membangun masa depan yang lebih baik bagi penduduknya sambil menjaga keaslian budaya dan kelestarian lingkungan. Kolaborasi antara pemerintah, sektor swasta, dan masyarakat lokal akan menjadi kunci keberhasilan dalam mewujudkan visi pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan untuk Gianyar. inklusif dan berkelanjutan untuk Gianyar.  +
  • Kadek Ayu Sri Handayani alias Ayu Carmen lKadek Ayu Sri Handayani alias Ayu Carmen lahir di Denpasar, 13 Juli 1970. Ia adalah seorang penyanyi yang telah merintis karir sejak 1987. Ia sering menyanyikan lagu-lagu pop dan balada. Album yang telah dipublikasikannya, antara lain Coverversion 1 (1989), Coverversion 2 (1993), Melody Kenangan (1999), Oldies (2003), Sanur (2010), Cinta (2012), Cinta Tak Bertepi (2014).), Cinta (2012), Cinta Tak Bertepi (2014).  +
  • Kadek Dedy Sumantra Yasa, lahir di Apuan, Kadek Dedy Sumantra Yasa, lahir di Apuan, Tabanan, Bali, 7 Desember 1980. Dia kuliah seni lukis di ISI Yogyakarta. Dia terlibat dalam banyak pameran bersama, antara lain tahun Glory Fyng Colours Sanggar Dewata Indonesia di Musium Seni Lukis Klasik Bali Nyoman Gunarsa (2016). Ironi In Paradise, Sanggar Dewata Indonesia di Agung Rai Museum of Art (2013). Tahun 2016 dia menggelar pameran tunggal bertajuk "Ritme Impuls" di Gallery Biasa, Yogyakarta. Selain melukis dia juga menggeluti seni performance art, misalnya, tahun 2009 dia menggelar performance art “Undisclosed Teritory #3”, Ilusi Beban, di Padepokan Lemah Putih, Solo. Tahun 2008 dia menampilkan Penjagalan Ular Naga (kolaborasi dengan Astrid Reza) di Jogja National Museum. Tahun 2002 dia meraih Certificate of Recognition Indonesia Art Award, tahun 2000 meraih Certificate From ALIF dan karya Seni Lukis Cat Air Terbaik dari FSR ISI Yogyakarta. Tahun 2020 dia menggelar pameran tunggal dan performance art di Jatijagat Kampung Puisi, Denpasar. Kini, selain tetap melukis, dia juga mengaransemen lagu yang dinyanyikannya sendiri.ransemen lagu yang dinyanyikannya sendiri.  +
  • Kadek Desi Nurani Sari, lahir di Sanih, BuKadek Desi Nurani Sari, lahir di Sanih, Buleleng, 31 Desember 1995. Dia menamatkan pendidikannya di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha, Singaraja. Dia mulai menulis puisi dan prosa sejak SMA. Karya-karyanya dimuat di banyak buku antologi bersama, seperti “Hadiah untuk Langit” (2012), “Ginanti Tanah Bali” (2013), “Lingga” (2015), “Gita Candra Nyanyian Bulan” (2018”, “Wiwaha” (2019). Kumpulan cerpen perdananya yang telah terbit adalah “Manisan Gula Merah Setengah Gigit” (2020). Selain menulis, dia aktif dalam kegiatan teater, seperti Teater Ilalang, Teater Kampung Seni Banyuning, Teater Kampus Seribu Jendela, Komunitas Cemara Angin, Komunitas Mahima. Kini dia bekerja sebagai guru Bahasa dan Sastra Indonesia. sebagai guru Bahasa dan Sastra Indonesia.  +
  • Kadek Desi Nurani lahir di Sanih, BulelengKadek Desi Nurani lahir di Sanih, Buleleng, Bali, Desember 1995. Ia adalah seorang aktor, penulis dan manajer seni. Praktik artistiknya banyak mengelaborasi perihal posisi perempuan dan anak-anak dalam hubungannya dengan konteks keluarga, pendidikan sekolah, dan sosial masyarakat yang berkelindan di sekitarnya. la mulai menekuni dunia sastra dan teater sejak bergabung di Teater Ilalang SMA Lab, Undiksha-Singaraja. Kemudian meneruskan proses di Teater Kampung Seni Banyuning dan Komunitas Mahima. Usai menamatkan kuliah di Jurusan Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Undiksha, ia bekerja sebagai guru Bahasa dan Sastra Indonesia di SMP Dharma Wiweka, Denpasar. Di sana ia aktif sebagai pembina Sanggar Seni Kelakar, melatih para siswanya menekuni sastra dan teater. Di luar sekolah, ia juga kerap berkolaborasi sebagai aktor, manajer, dan tim kreatif dalam sejumlah produksi teater, fashion dan film di Bali. Sementara tulisan berupa puisi, prosa dan esai pernah dimuat di sejumlah media, menjadi pemenang beberapa sayembara penulisan sastra, serta terhimpun dalam buku antologi bersama. Buku kumpulan cerpennya adalah “Manisan Gula Merah Setengah Gigit” (2020).Manisan Gula Merah Setengah Gigit” (2020).  +
  • Kadek Eko, lahir di Gianyar, Bali, 11 NovKadek Eko, lahir di Gianyar, Bali, 11 November 1989. Dia menamatkan pendidikan seni rupa di ISI Denpasar. Sejak 2008 dia giat menampilkan karyanya dalam pameran bersama, antara lain pameran “NuansaAlam” 2009 di Gedung Kriya Art Center, “Bali On the Move” (di Maha Art Gallery, Denpasar, 2013), “Tat Twam Asi” (di Ubud Writers and Readers Festival, 2016), “ATUH” (Griya Santrian Gallery, Sanur, Bali 2017). Karya-karya lukisnya memadukan corak tradisi dan modern dengan tematik alam dan kehidupan sehari-hari. Dia merupakan anggota komunitas seni rupa Militanarts.n anggota komunitas seni rupa Militanarts.  +
  • Kadek Sonia Piscayanti lahir di Singaraja,Kadek Sonia Piscayanti lahir di Singaraja, 4 Maret 1984, merupakan Dosen Jurusan Bahasa Inggris, Universitas Pendidikan Ganesha. Ia mengajar bidang sastra seperti puisi, prosa, dan drama. </br></br>Ia pernah diundang sebagai pembicara pada Ubud Writers and Readers Festival (2012-2013), Creative Writing Progra, Griffith University, Gold Coast, Australia (2011-2012), serta pada ajang OzAsia Festival, Adelaide Australia (2013). Ia menulis sekaligus menyutradarai naskah “Layonsari” di Belanda dan Prancis pada acara Culture Grant dari Direktorat Pendidikan Tinggi Indonesia (2014). Ia juga telah menerbitkan beberapa buku diantaranya, “Karena Saya Ingin Berlari Saya Ingin Berlari” (Akar Indonesia, Yogyakarta, 2007), Buku Sastra “Literature is Fun” (Pustaka Ekspresi, 2012), “The Story of A Tree” (Mahima Institute Indonesia, 2014), The Art of Drama, The Art of Life (Graha Ilmu, 2014), A Woman Without A Name” (Mahima Institute Indonesia, 2015).</br></br>Sonia menjadi mentor buku petualangan Luh Ayu Manik Mas ke-6.r buku petualangan Luh Ayu Manik Mas ke-6.  +
  • Kadek Sudiasa adalah seorang penari tradisKadek Sudiasa adalah seorang penari tradisional khususnya Tari Topeng Bali, penabuh Gamelan, pemahat kayu dan pembuat topeng. Ia juga memiliki keahlian yang unik dalam memainkan dan membuat Rebab Bali. Berasal dari Mas, Ubud, pengalamannya dalam teater tari tradisional dan pembuatan topeng merupakan sumber pengetahuan yang luar biasa bagi komunitas seniman Sawidjis.</br>I Kadek Sudiasa adalah anggota Sanggar Tirta Sari & Genta Buana Sari, sebuah komunitas pemusik dan penari tradisional. Di sinilah dia merasa paling betah. Saat ini Kadek masih aktif di Peliatan sebagai musisi dan penari. Di bawah pengelolaan Anak Agung Gede Oka Dalem.i bawah pengelolaan Anak Agung Gede Oka Dalem.  +
  • Kadek Surya Kencana, lahir di Dalung, BaduKadek Surya Kencana, lahir di Dalung, Badung, Bali, 24 Januari 1986. Tahun 2005, dia meraih Juara II lomba penulisan puisi tingkat nasional yang digelar oleh Departemen Pendidikan Nasional. Dia pernah menjadi guru dan kepala sekolah di sebuah sekolah di Singaraja. Kini dia menekuni dunia jurnalistik. Dia pernah mengikuti misi kebudayaan “Bali Kanaya Internasional Art Week” di Chiba, Jepang, 2014. Dan sejak 2015 dia bergabung dengan Radar Bali (grup Jawa Pos) sebagai jurnalis. Beberapa puisinya pernah dimuat di Bali Post dan terangkum dalam buku puisi Saron (2018).n terangkum dalam buku puisi Saron (2018).  +
  • Kadek Wahyudita lahir di Kesiman, DenpasarKadek Wahyudita lahir di Kesiman, Denpasar, Bali. Ia adalah seorang pekerja seni dan event organizer. Selain menjadi Ketua Yayasan Penggak Men Mersi, ia juga menjadi founder Rare Bali Festival sejak tahun 2014 dan masih aktif sampai sekarang. Ia juga terlibat dalam tim kreatif Kesiman Progressive Festival. Selama beberapa tahun terakhir, ia telah menjadi bagian dari tim kreatif Pesta Kesenian Bali (PKB), serta ikut berkontribusi dalam Denpasar Festival dan Festival Seni Bali Jani. Pada tahun 2020, ia menggagas acara PARASARA (Pekan Generasi Sadar Aksara), sebuah ajang yang didedikasikan untuk mendukung Bulan Bahasa Bali. Dalam acara tersebut, terdapat berbagai lomba dan diskusi yang bertujuan untuk memperkenalkan dan mendukung pengajaran bahasa, aksara, dan sastra Bali kepada generasi mendatang. Dengan kompetensinya sebagai konseptor dan manajer acara, serta pengetahuannya tentang seni dan budaya Bali, ia terus berusaha untuk mempromosikan dan melestarikan kekayaan budaya Bali melalui berbagai inisiatif seni dan acara budaya. berbagai inisiatif seni dan acara budaya.  +
  • Karangasem, 20 Januari 1967 merupakan tangKarangasem, 20 Januari 1967 merupakan tanggal sesosok anutan lahir ke dunia ini, anutan yang mengajarkan kita arti penting sastra dalam kehidupan sehari-hari. Ida Bagus Wayan Widiasa Keniten nama yang tersebar luas dengan kepiawaiannya dalam menulis kata demi kata karya sastra. Terbukti dari gemerlap namanya tersebut beliau telah meraih beberapa prestasi yang sangat gemilang diantaranya Penghargaan Tanda Kehormatan Satyalancana Pendidikan Tahun 2013 dan masih banyak lainnya.</br></br>Tak dapat dipungkiri rasa cinta terhadap kebudayaan Bali menjadi salah satu alasan beliau untuk bersemangat dalam mengarang sebuah karya sastra. Sudah berpuluh-puluh buku yang beliau karang dan pasarkan salah satu buku tersebut ialah Gaguritan Wang Bang Sunaran. Gaguritan ini menceritakan</br>tentang pergulatan hidup dan kehidupan. Pergulatan itu terjadi antara seorang guru spiritual (Sang Dyah) dengan para siswanya yang bernama Jagul Anom, Pucung, Ginanti,</br>Ginada, Kumambang, Sinom, dan juga Wang Bang Sunaran. Perekat dialog dilakukan oleh Wang Bang Sunaran. Tokoh ini sebagai tali penghubung antara guru spiritual dengan siswa-siswanya. Gambaran diri Wang Bang Sunaran sebagai siswa yang malas belajar, jarang membantu sesama, susah diatur, dan merasa diri serba tahu. Karena itulah, ia ingin mencari jalan kebenaran. Jalan itu ditemukan pada Sang Dyah yang menurutnya sebagai tokoh pencerah dalam kegelapan jiwanya.ai tokoh pencerah dalam kegelapan jiwanya.  +
  • Kartu Indonesia Pintar (KIP) disebut juga Kartu Indonesia Pintar (KIP) disebut juga Program Indonesia Pintar (PIP). Merupakan program perdana pemerintah Jokowi yang merupakan bagian Kartu Indonesia Sehat (KIS) dan Kartu Keluarga Sejahtera (KKS). Program Indonesia Pintar bertujuan untuk meningkatkan akses anak usia sekolah dari keluarga miskin untuk bersekolah. KIP merupakan kartu yang ditujukan bagi keluarga miskin dan rentan miskin yang ingin menyekolahkan anaknya (usia 7-18 tahun) secara gratis. Penerima KIP diberikan dana tunai dari pemerintah secara reguler yang tersimpan dalam fungsi kartu KIP untuk bersekolah secara gratis, baik yang telah terdaftar maupun yang belum terdaftar di sekolah maupun madrasah agar angka putus sekolah bisa turun drastis. </br></br>Nah, sasaran KIP ini adalah untuk para siswa-siswi yang berprestasi serta kurang mampu. Tetapi nyatanya dalam penerapannya tidak sesuai dengan harapan,banyak kasus-kasus terjadi mengenai KIP yang salah sasaran. Salah satunya terjadi di Kabupaten Bangli. Contoh nyatanya berada di Desa saya sendiri,yaitu Desa Banua. Di mana yang berhak mendapatkan KIP (Kartu Indonesia Pintar) adalah anak-anak atau siswa-siswa yang keluarganya berada di garis atau berada di golongan KK (Kartu Keluarga) Miskin sehingga jika dilihat sekilas program KIP ini sudah tepat sasaran, tetapi jika dilihat lebih mendalam lagi nyatanya Program KIP atau PIP ini masih menemukan kesalahan dalam penerapannya. Banyak siswa-siswi di Desa saya yang keluarga nya tidak berada di dalam KK miskin tetapi nyatanya siswa-siswi tersebut merupakan para siswa yang kurang mampu. Serta karena penerapan KK miskin inilah siswa-siswi yang tidak termasuk di dalam KK miskin,yang nyatanya kurang mampu tersebut ,tidak dapat membuat KIP. Padahal siswa-siswa tersebut merupakan para siswa yang berprestasi dan sangat membutuhkan KIP tersebut. Contoh siswa yang mengalami ketidaktepatan KIP ini adalah saya sendiri. Saya tidak berada di garis KK miskin sehingga tidak bisa mendapatkan KIP tersebut, padahal nyatanya saya sendiri sangat membutuhkan kartu tersebut. Belum lagi KIP tersebut tidak bisa dibuat karena saya bukan termasuk KK miskin, tetapi kenyataannya saya dan keluarga saya bukanlah seseorang yang mampu. Nah,itu tadi merupakan ketidaktepatan KIP di Kabupaten Bangli lalu bagaimana dengan Kesalah Sasarannya? Salah sasaran KIP ini juga pernah saya alami. Pada saat itu,saya sedang duduk di bangku SMP salah satu teman saya yang berasal dari Desa Trunyan mempunyai KIP dan memperoleh beasiswa padahal dia sendiri merupakan seseorang yang mampu dan cukup kaya, memiliki rumah yang bagus dan tidak kesulitan di dalam bidang ekonomi. Hal inilah yang membuat saya merasa KIP di Bangli masih belum tepat sasaran dan penerapan nya cenderung masih belum tepat bahkan tidak adil. Kemudian solusi apakah yang seharusnya dilakukan oleh pemerintah? Menurut saya hal yang harus dilakukan oleh pemerintah untuk mengatasi masalah ketidaktepatan dan kesalah sasaran KIP ini adalah,pertama melakukan riset kepada siswa-siswi yang mendapatkan KIP tersebut apakah benar mereka merupakan siswa yang kurang mampu?bisa kita lihat dari keadaan rumahnya, pekerjaan orang tua, pendapatan orang tuanya setiap bulan dan lain-lain,nah jika seseorang tersebut memenuhi hal-hal yang membuat dia mendapat KIP seperti yang sudah saya jelaskan di atas serta dia merupakan siswa yang pintar dan berprestasi maka menurut saya mereka baru layak mendapatkan KIP. Singkatnya, Pemerintah Kabupaten Bangli harus lebih teliti lagi dalam menjaring siswa-siswi yang layak untuk mendapatkan KIP tersebut.yang layak untuk mendapatkan KIP tersebut.  +
  • Kebijakan pemerintah yang menutup dan membKebijakan pemerintah yang menutup dan membatasi jalannya sektor yang bergerak di bidang hiburan salah satunya yaitu pariwisata berdampak kepada penurunan datangnya pengunjung yang juga berakibat hingga ditutupnya secara keseluruhan program pariwisata. Dampak lainnya juga terasa kepada pekerja-pekerja yang terpaksa dirumahkan dan tidak memiliki pendapatan yang normal seperti biasanya.</br>Hal yang dapat dilakukan guna membantu agar wisata tetap berjalan walau</br>1. Wisata Virtual</br>Pariwisata yang menawarkan kunjungan melalui media sosial yang memudahkan bagi wisatawan untuk tetap dapat menikmati wisata yang diinginkan dengan mudah dan praktis. Untuk pariwisata, hal ini dapat membantu agar wisata tetap berjalan walaupun terkendala penerapan protokol Kesehatan yang menutup kagiatan secara langsung ke tempat.</br>2. Pengaturan Jumlah Pengunjung dan Pemetaan Alur Kunjungan</br>Tempat wisata dapat diterapkan pengaturan jumlah dan alur kunjungan sesuai protokol Kesehatan dimana dianjurkan untuk tidak adanya masyarakat berkumpul dalam jumlah banyak di satu tempat. Contohnya, setelah di observasi berdasarkan besaran muatan orang di lokasi dan lainnya dapat diterapkan jumlah perhari hanya 1 atau 2 keluarga. Selain jumlah, alurpun juga dibuat agar wisatawan tidak berkumpul di satu tempat secara bersamaan.</br>3. Wisata Drive Thru</br>Program ini menawarkan kunjungan pariwisata ke tempat dengan tetap mematuhi protokol yaitu dengan dibantu fasilitas kendaraan agar wisatawan bisa aman tidak terpapar lingkungan luar. Wisatawan dapat dijemput di lokasi tempat tinggal dan dibawa ke daerah wisata menggunakan mobil dengan .e daerah wisata menggunakan mobil dengan .  +
  • Kecelakaan adalah hal yang paling dihindarKecelakaan adalah hal yang paling dihindarkan, siapa yang ingin luka-luka dalam dirinya? Siapa yang ingin pulang hanya nama?, Tidak ada seorang pun ingin menyakiti dirinya karena keadaan.</br></br>Lihatlah ukiran-ukiran cantik pada aspal. Seakan-akan kecantikan nya berubah menjadi ancaman yang sangat berbahaya, sering kita dengar, kecelakaan yang diakibatkan oleh lubang jalan, jalan rusak atau sebagainya. Banyak korban sudah berjatuhan bahkan hingga kehilangan nyawanya. Ukiran yang ada di jalan dibiarkan hingga terjadi korban jiwa baru dibenarkan, mau sampai kapan menunggu jatuhnya korban?, </br></br>Seharusnya hal ini sangat penting jika dilirik, bukan hanya jalan rusak, penerangan jalan pun tidak ada, ke siapa harus melapor?, Apa harus menunggu korban jiwa untuk membuktikan bahwa keadaan ini sangat membahayakan kehidupan?, Marga sengkala sudah menjadi ancaman bayang-bayang kehidupan yang sering kita jumpai, jalan rusak, lubang jalan yang mengakibatkan sengkala bagi kita.</br></br>Mari kita peka terhadap sekeliling, mau sampai kapan menunggu banyak korban jiwa baru dibenarkan?, Seharusnya hal ini bukan hanya dipandang sebelah mata, kita perlu penerangan jalan. Kita perlu jalan yang mulus bukan hanya gajih pemerintah saja mulus tapi jalan tidak kunjung dibenahi.a mulus tapi jalan tidak kunjung dibenahi.  +
  • Kecepatan memegang peran krusial dalam kesKecepatan memegang peran krusial dalam keselamatan di jalan raya. Meskipun terkadang tergoda untuk mengendarai dengan kecepatan tinggi, kita harus menyadari resikonya. </br></br> Kecepatan berlebih dapat memicu kecelakaan serius, merugikan nyawa dan harta benda. Kita sebagai pengemudi harus bertanggung jawab, menghormati batas kecepatan, dan memprioritaskan keselamatan diri sendiri dan orang lain.</br></br> Jangan biarkan hasrat untuk cepat menggoda keselamatan, karena setiap detik dapat membuat perbedaan antara hidup dan mati di jalan raya.edaan antara hidup dan mati di jalan raya.  +
  • Kemacetan Margi Ageng Om swastyastu, Kemacetan Margi Ageng</br></br>Om swastyastu, </br> Puji dan syukur kita panjatkan ke hadapan Tuhan yang Maha Esa karena atas anugrah yang diberikannya kita dapat berkumpul disini dalam agenda Wikhiton Partisipasi Publik Bali Berorasi. Dalam agenda hari ini, izinkan saya menyampaikan isi dalam orasi saya yang berjudul" kemacetan margi ageng." Tujuan dari orasi ini adalah agar kemacetan bisa diatasi dengan baik oleh pemimpin kedepannya demi keamanan dan kenyamanan berkendara di Bali. </br></br> Para hadirin sekalian, kemacetan adalah padatnya arus lalu lintas pada suatu badan jalan, baik oleh karena dimensi alat transportasi atau jumlahnya yang banyak, jalanan yang sempit, jarak simpangan yang pendek, penggunaan badan Jalan untuk parkir, dan beralihnya fungsi trotoar jadi tempat parkir. Kemacetan sering terjadi di Bali Selatan meliputi Kota Denpasar, Badung, Gianyar dan Tabanan. </br></br> Permasalahan kemacetan yang diakibatkan oleh beberapa titik perubahan moda transportasi darat keluar atau sebaliknya tersebut bukan persoalan macet belaka,namun juga yang terpenting lagi adalah keamanan dari segi penyelundupan. Dengan mulai dibukanya penerbangan dosmetik dan luar negeri ikut membebani kepadatan jalan untuk mengantarkan dari dan ke tujuan wisatawan sekeliling pulau Bali dengan kendaraan bermotor, mulai dari kendaraan pribadi, taxi, bus, trans metro dewata dan layanan online pada jam-jam puncak atau hara raya cukup memadati jalan rayaraya di Bali. </br></br> Meski demikian, penyebab kemacetan di setiap ruas jalan berbeda-beda. Selain penambahan jalan, diperlukan sentral parkir terutama di daerah pariwisata karena tidak semua tempat usaha baik toko, restoran tidak memiliki tempat parkir yang cukup, ditambah dengan upaya membudayakan masyarakat untuk parkir di sentral parkir, terutama turis.</br></br> Usaha - usaha memperbaiki masalah kemacetan melakukan pemeriksaan terhadap data-data statistik yang berkaitan dengan lebar dan panjang jalan serta titik simpangan, halte, terminal. Selain data statistik,seperti perawatan Jalan Nasional, Provinsi dan Kabupaten,banyak kendaraan di Bali yang tidak sesuai dengan daya dukung jalan. Jika usaha mengurangi kemacetan tidak dilakukan, maka jalan raya utamanya jalan Nasional dan jalan objek wisata cepat rusak atau hancur. </br> </br> Demikian orasi saya hari ini, semoga dengan orasi yang telah saya sampaikan dapat menjadi rangkulan calon pemimpin kedepannya untuk menjadi pemimpin yang bijaksana dan berhati mulia. Mohon maaf jika ada kesalahan kata maupun tindakan yang tidak mengenakan bagi para dewan juri saya ucapkan permohonan maaf yang sebesar-besarnya. Terimakasih atas para juri dan pendengar yang telah menyaksikan penampilan dari saya. Atas perhatiannya saya ucapkan terimakasih dan tutup dengan paramasanthi. </br> Om Santhi, Santhi, Santhi Om.asanthi. Om Santhi, Santhi, Santhi Om.  +
  • Kemacetan di Daerah rumah saya sangat paraKemacetan di Daerah rumah saya sangat parah. sering terjadi dan susah untuk mendapatkan solusi dari masalah tersebut dikarenakan juga jalur rumah saya. adalah jalur rawan dan jalur utama , yaitu jalur Denpasar Gilimanuk , yg banyak orang ketahui adalah jalur rawan akan kecelakaan dan sering terjadi kemacetan. Saya berharap juga kepada pemerintah agar bisa menemukan solusi untuk masalah ini. karena bagi masyarakat sekitar jalur ini sangat penting, karena jalur ini digunakan untuk jalur anak sekolah dan juga masyarakat sekitar yg akan menuju ke kota dari arah kerambitan dan sekitarnya ini adalah jalur yg sangat penting bagi masyarakat sekitar di daerah saya. adi saya meminta kepada pemerintah agar memikirkan solusinya untuk masalah ini, karena jalur ini akan terus di gunakan , Jalur ini juga sering di lewati oleh pejabat daerah , gubernur , bahwa presiden kita sudah pernah melewati jalur ini.iden kita sudah pernah melewati jalur ini.  +
  • Kenakalan Remaja merupakan gejala patologiKenakalan Remaja merupakan gejala patologis sosial pada remaja yang disebabkan oleh suatu bentuk pengabaian sosial yang pada akhirnya menyebabkan perilaku menyimpang. Fenomena kenakalan-kenakalan remaja meliputi semua perilaku yang menyimpang dari norma-norma dalam masyarakat, pelanggaran status, maupun pelanggaran terhadap hukum pidana. Pelanggaran status seperti halnya kabur dari rumah, membolos sekolah, merokok, minum minuman keras, balap liar, dan lain sebagainya.</br></br>Kenakalan remaja juga dibagi menjadi tiga yaitu:</br>1). Kenakalan, kejahatan yang dilakukan anak dibawah umur yang menyebabkan anak tersebut harus berhadapan dengan hukum dan ditangani dengan sistem peradilan anak. 2). Perilaku kriminal, kejahatan yang ditangani oleh peradilan pidana. 3). Pelanggaran status, pelanggaran yang termasuk pelanggaran ringan. Contoh: bolos sekolah.Ada beberapa jenis kenakalan yang muncul pada remaja. Salah satunya adalah kenakalan berulang, yang mana dimulai dengan menyinggung atau menunjukkan perilaku anti sosial/agresif pada masa remaja (atau bahkan sejak kanak-kanak) dan berlanjut hingga dewasa.</br></br>cara mengatasi kenakalan remaja yang bisa dilakukan. 1). Cara mengatasi kenakalan remaja masa kini dapat dilakukan dengan mengajak mereka berdiskusi mengenai aturan yang Anda terapkan dan konsekuensinya. Berikan mereka pengertian bahwa aturan tersebut dapat melindunginya dari perbuatan yang akan merugikan dirinya sendiri.2). Orangtua bisa kehilangan kendali ketika menghadapi perilaku nakal remaja. Jika ingin mengendalikan mereka, Anda juga harus bisa mengendalikan diri sendiri. Ketahui waktu yang tepat untuk berkomunikasi dengan anak. Apabila Anda masih dalam keadaan sangat marah, disarankan untuk menunggu hingga emosi mereda agar komunikasi berjalan efektif. 3). Bersikap kasar dan mencela anak remaja hanya akan membuatnya menjauhi Anda, apalagi mereka memiliki perasaan yang lebih mudah tersinggung.iki perasaan yang lebih mudah tersinggung.  +
  • Kepala Tim Ahli BASAbali Wiki, Kepala Badan Pembina Bahasa Aksara dan Sastra Bali Provinsi Bali, Vice Dean, Universitas Udayana  +
  • Ketika kita semua merasakan dan menyaksikaKetika kita semua merasakan dan menyaksikan keberadaan sampah, terutama sampah organik, pastikan sudah terkumpul dengan baik, jika belum, pastikan sudah memilahnya dengan benar. Berdasarkan data dari Detik Bali, saat pujawali Ida Bhetara Turun kabeh di Pura Besakih, jumlah sampah meningkat drastis hingga mencapai 7,5 ton sampah setiap harinya. Sampah ini harus dikelola dengan baik, juga Ida sendiri yang hadir dalam acara tersebut setiap tahunnya. Ketika Ida hadir, kami harus siap sedia untuk membersihkan area, dan biasanya para pemedek juga sudah menggunakan sarana pembersihan seperti canang dan lainnya. Namun, banyak dari para pemedek yang masih meninggalkan sisa-sisa pembersihan tersebut di sekitar tong sampah setelah selesai membersihkan. Oleh karena itu, penanganan sampah harus dilakukan dengan baik, selain itu, kekurangan dari kami, yang kurang ahli, para pengayom yang bisa mengolahnya seharusnya harus dipertimbangkan lagi dari mana bisa dimulai?</br>Kekurangan tersebut harus diatasi oleh para penjaga yang ada di Pura Besakih yang harus terlibat dalam membersihkan puing-puing tersebut. Ketika pujawali, pastikan sudah ada dana yang diperlukan agar acara tersebut dapat berjalan lancar, juga dapat digunakan untuk membersihkan lingkungan Pura Besakih. Sebagai hasilnya, sampah akan dipindahkan ke TPA Banjar Dinas Palak agar dapat diangkut oleh pihak yang bertanggung jawab untuk mengangkut sampah tersebut. Seperti yang sudah diketahui, sampah organik juga bisa digunakan sebagai pupuk, dan saat ini pupuk organik bisa digunakan secara luas. Namun, sampah plastik juga harus dipisahkan dan diolah karena sampah anorganik tersebut juga dapat digunakan sebagai bahan bangunan seperti batako, paving, roster, dan lainnya yang dicampur dengan semen dan pasir</br>Pengelolaan sampah harus dilakukan dengan benar, terutama dalam memisahkan sampah organik dan anorganik. Sampah organik harus dipisahkan terlebih dahulu, kemudian sampah tersebut dapat diolah menjadi pupuk, sementara sampah anorganik harus dicacah dan disemprot dengan E4, jika tidak ada E4, dapat digunakan molasa. Kemudian sampah tersebut yang sudah disemprot dengan E4 atau molasa harus ditutup dengan terpal agar tidak basah selama dua minggu. Sekarang, sampah tersebut dapat digunakan sebagai pupuk yang sangat bermanfaat sebagai pupuk untuk semua jenis tanaman, karena pupuk ini mengandung pupuk organik alami tanpa bahan kimia. Dalam proses ini, karena tanaman yang ditanam menggunakan pupuk organik akan sangat bermanfaat bagi kesehatan manusia. Mengikuti tren global saat ini, banyak orang yang menggunakan pupuk organik, sehingga pupuk organik menjadi langka. Oleh karena itu, Ida dan kita semua jika kedua belah pihak menggunakan pupuk organik, maka kami sarankan untuk menggunakan di Pura Besakih jika sudah bisa memahami pemanfaatan sampah di tempat sampah yang sudah dibersihkan. Keyakinan kami dan kita semua adalah semoga kami semua dapat memperbaiki kekurangan tersebut demi kebaikan bersama.kekurangan tersebut demi kebaikan bersama.  +
  • Ketut Agus Murdika adalah seorang pelukis Ketut Agus Murdika adalah seorang pelukis kelahiran Gianyar, 26 Desember 1989. Dia menamatkan pendidikan seni rupa di ISI Denpasar. Sejak 2008, dia aktif dalam banyak pameran bersama, seperti pameran Retrospektif Komunitas Galang Kangin di Bentara Budaya Bali (2018), pameran Benang Merah di Bentara Budaya Yogyakarta (2016), pameran Ulu Teben di Bentara Budaya Bali (2015). Dia pernah meraih penghargaan Sketsa Terbaik Ubud Festival 2006.</br></br>Lukisan-lukisannya bercorak abstrak. Dia menuliskan konsepnya dalam melukis sebagai berikut: Sebuah pemahaman tanpa rupa, sebuah renungan tanpa kata, sebuah pemahaman tentang rasa dan perasaan dari penggalian kegelisahan hati. Menciptakan sesuatu yang tak berwujud menjadi sebuah karya nyata.g tak berwujud menjadi sebuah karya nyata.  +
  • Ketut Bimbo adalah seorang musisi dan penyKetut Bimbo adalah seorang musisi dan penyanyi lagu pop Bali kelahiran Banyuatis, Buleleng, 1954. Dia produktif berkarya sejak tahun 1970-an. Lagu-lagunya banyak mengandung kritik sosial yang dibungkus dengan humor yang satir. Dia mengawali karirnya menjadi seorang penyiar di Radio Massachuset, Singaraja, Buleleng. Semua lagu yang diciptakannya berdasarkan kisah nyata. Seperti fenomena orang berjudi tajen, mabuk miras. Album perdananya berjudul “Buduh” (1980). Sejumlah lagunya yang terkenal antara lain: Buduh, Peteng-peteng Mekaca Selem, Penyiar, Mebalih Wayang, Ngabut Keladi.m, Penyiar, Mebalih Wayang, Ngabut Keladi.  +
  • Ketut Endrawan lahir di Klungkung, 12 MareKetut Endrawan lahir di Klungkung, 12 Maret 1974. Menyelesaikan studi seni rupa murni di PSSRD Universitas Udayana (sekarang ISI Denpasar) tahun 1999. Selain sebagai perupa, ia juga pengajar seni rupa. Aktif berpameran bersama sejak mahasiswa. Dia pernah menjadi finalis Indofood Art Awards 2003 dan Jakarta Art Awards 2008. Karya-karya Endrawan cenderung figuratif membaurkan kegelisahan batin dan gejolak sosial.rkan kegelisahan batin dan gejolak sosial.  +
  • Ketut Geledih lahir di Desa Mas, Ubud, BalKetut Geledih lahir di Desa Mas, Ubud, Bali, 31 Desember 1962. Ia menekuni seni patung sejak usia sepuluh tahun. Menginjak usia 15 tahun, ia memutuskan belajar sambil bekerja pada Ida Bagus Tilem. Awalnya ia belajar membuat patung Buddha, kemudian berlanjut ke patung dengan ukiran lebih rumit. Ia dididik dan ditempa dengan keras oleh Tilem sehingga ia lahir menjadi seorang pematung mumpuni. Sejak 1998 ia memutuskan mandiri, tidak lagi bekerja pada Tilem. Keputusan tersebut semakin membuat ia leluasa mengembangkan kreativitasnya. Ia mengerjakan patung-patungnya dengan sepenuh perasaan. Hal itu membuat patung-patungnya terasa berjiwa.</br></br>Sejak 1982, Geledih telah memamerkan karya-karyanya dalam sejumlah pameran bersama. Antara lain pameran pada Porseni Desa Mas, patung karyanya berjudul Dewi Ratih mendapat juara pertama (1982), pameran pada Pesta Kesenian Bali yang ke-18, di Art Centre Denpasar (1996), pameran pada Pesta Kesenian Bali yang ke-22, di Art Centre Denpasar (2000), pameran bersama di Museum Puri Lukisan Ratna Warta, Ubud Bali (2003), pameran bersama "Art and Culture" di Griya Wana Giri Mas, Bali (2004), pameran bersama "Leha Lehah" di Bidadari Art Gallery, Mas-Ubud, Bali (2004), pameran bersama "Pre Binallee Bali" di Bidadari Art Gallery, Mas-Ubud Bali (2005), pameran bersama "Kayuning Kayun" bekerja sama dengan Bidadari Art Gallery di Hadi Prana Gallery Jakarta (2005), pameran bersama tiga negara "Sha A Ya, The Roots of Asia" di Bidadari Art Gallery, Mas - Ubud, Bali (2005).dari Art Gallery, Mas - Ubud, Bali (2005).  +
  • Ketut Mastrum lahir di Apuan, Tabanan, BalKetut Mastrum lahir di Apuan, Tabanan, Bali, 20 Maret 1968. Ia menamatkan pendidikan seni lukis di ISI Denpasar. Ia telah memamerkan karya-karyanya dalam sejumlah pameran bersama. Antara lain pameran di Galeri Milenium, Jakarta (2000), pameran di ITB Bandung (2001), pameran di Galeri Santi, Jakarta (2002), pameran di Galeri Milenium, Jakarta (2004), pameran Bali Bienale di Ubud (2005), pameran 12 Pas di Danes Art Veranda, Denpasar (2006), pameran pelukis muda Bali di Kuta (2007), pameran Art Moshphare di Sanur (2008), pameran Maharupa Batukaru di Museum Subak, Tabanan (2023), pameran “Pesan dari Barat” di Griya Santrian Gallery, Sanur (2023). Pada tahun 1997 ia meraih Kamasra Prize dari ISI Denpasar, tahun 1998 karyanya masuk finalis Philips Moris. Selain pelukis, ia juga seorang pemangku. Selain pelukis, ia juga seorang pemangku.  +
  • Ketut Muja lahir di Banjar Mukti, SingapadKetut Muja lahir di Banjar Mukti, Singapadu, Gianyar, Bali, 31 Desember 1944. Ia meninggal pada tahun 2014. Muja adalah seorang seniman patung legendaris. Patung-patungnya yang menarik perhatian dan selalu dikenang pecinta seni diciptakannya dari akar-akar kayu. Ia memahat dan mengukir akar-akar kayu tua menjadi bentuk-bentuk yang menakjubkan, surealis-mistis. Karya-karyanya telah dikoleksi oleh kolektor dari dalam dan luar negeri.</br></br>Sebelum beralih ke patung, Muja sempat belajar membuat topeng pada Wayan Tangguh ketika usia 13 tahun. Kemudian ia belajar memahat patung realis dan naturalis pada Made Rondin dan Wayan Kompit. Pada era ini, ia juga membuat patung-patung yang bertemakan kisah Ramayana dan Mahabarata. Karyanya yang paling menonjol adalah patung Hanoman.</br></br>karya-karya Muja juga telah dipamerkan di dalam dan luar negeri, antara lain pameran Jakarta Fair 1975-1976, pekan wayang Indonesia di Jakarta 1993, pameran Seni Kriya Indonesia di Galeri Nasional Jakarta, pameran di Jerman tahun 2001 dan 2002 dan pameran di Singapura.un 2001 dan 2002 dan pameran di Singapura.  +
  • Ketut Putrayasa adalah seniman kelahiran KKetut Putrayasa adalah seniman kelahiran Kerobokan, Badung, Bali, 15 Mei 1981. Pada tahun 2019, dalam rangka “Berawa Beach Arts Festival”, dia menghebohkan Pantai Berawa dengan karya instalasinya berupa gurita raksasa yang dibuat dari bambu. Dalam acara bertajuk “Deep Blue Spirit” itu, puluhan seniman dari lintas seni merespon gurita raksasa itu dengan pertunjukan musik, tari, puisi, video art. Masih pada tahun 2019, Putrayasa diundang oleh Company Arsitektur and Interior Design menggarap Project Comision Artwork di Paris, Perancis. Tahun 2020, dia menampilkan seni instalasi "Pandora Paradise" di alun-alun Puputan Badung, Denpasar.</br></br>Ketut Putrayasa menempuh pendidikan seni rupa di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar hingga Program Pascasarjana Penciptaan Seni. Dia meraih karya Tugas Akhir (TA) Terbaik dari ISI Denpasar tahun 2014. Dia sering mengikuti pameran bersama, antara lain pameran patung kelompok “BIASA” di Museum Pendet, Ubud (2004), “Sign of Art” di Belgia (2008), “Kuta Art Chromatic” di Kuta (2003), “Articulation” di Kuta (2014), “Chronotope” di Rich Stone Bali (2015), trienale patung “Skala” di Galeri Nasional Jakarta (2017), “Art Unlimited” di gedung Gas Negara Bandung (2018), “Bali Megarupa” di Bentara Budaya Bali (2019), dan sebagainya. Selain aktif berkarya, Putrayasa juga bergabung dengan “MilitanArt”, salah satu komunitas seni yang menggerakkan kehidupan seni rupa di Bali. menggerakkan kehidupan seni rupa di Bali.  +
  • Ketut Rawiyasa lahir di Padang Tegal, UbudKetut Rawiyasa lahir di Padang Tegal, Ubud, 4 Januari 1950. Selain menjadi guru olah raga di SMPN 2 Tabanan, ia dikenal sebagai pelatih bulutangkis di beberapa club sejak akhir 1970-an. Hingga tahun 2016, ia masih aktif menjaring bibit-bibit pemain bulutangkis usia dini. Pada tahun 2006, ia memprakarsai turnamen bulutangkis "Dewarra Cup" di Tabanan. Ia juga sempat melatih Ketut Mahadewi, pemain bulutangkis asal Tabanan yang kerap mewakili Indonesia di sejumlah turnamen bulutangkis bergengsi dunia. Rawiyasa meninggal tanggal 29 November 2021 di Tabanan.nggal tanggal 29 November 2021 di Tabanan.  +
  • Ketut Rina adalah penari kelahiran Banjar Ketut Rina adalah penari kelahiran Banjar Teges Kanginan, Peliatan, Ubud, Bali, pada 1966. Mulai menari pada usia delapan tahun di bawah bimbingan Sardono W. Kusumo, Made Sidja (Bona), Pasek Made Tempo (Tampak Siring), Made Kakul (Batuan) di Bali. Ia dikenal dengan tari kecaknya. Pendidikan formalnya di Sekolah Tinggi Seni Indonesia, Denpasar, selesai pada tahun 1992. Salah satu karya koreografinya, “Kelahiran dan Pembakaran Shita” (1991). Dalam Solo Dance Festival 2001 ia menampilkan “Ngeraga” yang dituangkan dari gejolak batin si penari. Ia beberapa kali terlibat temu budaya baik dalam maupun luar negeri. Tahun 1988 ia berkolaborasi dengan penari Balet dari Amerika, Elisa Monte dan David Broun, tampil di Gedung Kesenian Jakarta. Tahun 1995 kolaborasi dengan TEMPS Teater Prancis Amour Et Folie. Tahun 1998 dengan Dragon Bond Rite Groundbreaking Pan Asian Performance Poetry & Music World Premiere at Walker Art Center dan Hongkong. Tahun 2008 ia kolaborasi dengan Buto, Murobushi ko di Teges Kanginan, Peliatan, Ubud.urobushi ko di Teges Kanginan, Peliatan, Ubud.  +
  • Ketut Rodja adalah pematung jenius dan terKetut Rodja adalah pematung jenius dan terkenal dari Desa Mas, Ubud, Bali (1902 - 1965). Ia lahir dari keluarga seniman. Ia bersahabat dekat dengan Presiden Soekarno yang mengoleksi banyak karya patungnya. Selain itu, Museum Tropen di Belanda juga mengkoleksi karyanya. Patung Krisna hasil karya Rodja pernah dipakai master art oleh Presiden Soekarno dan diperlihatkan kepada Perdana Menteri India Jahwal Nehru dan Indira Gandhi di suatu pertemuan kenegaraan.</br></br></br>Rodja juga dikenal sebagai pionir art deco di Bali. Selain itu, ia adalah pendiri galeri seni pertama di Bali pada tahun 1950-an yang kini masih ada di Desa Mas. Ia juga seniman yang aktif berkontribusi atas berdirinya Yayasan Ratna Warta Puri Lukisan Ubud dan anggota Pita Maha tahun 1936-an. Rodja bersahabat dekat dengan Rudolf Bonnet, salah satu pendiri Pita Maha. Rodja pernah menjabat sebagai Ketua Pita Maha cabang Desa Mas yang mengkordinir 12 banjar. Ia juga aktif dalam gerakan politik dan sangat disegani. Hasil karya ikoniknya yang kini masih disimpan di Siadja Galeri adalah patung kayu eboni berjudul “Ananta Bhoga” (1920). Rodja meninggal (dibunuh) dalam tragedi politik 1965.ggal (dibunuh) dalam tragedi politik 1965.  +
  • Ketut Sugantika alias Lekung lahir di SingKetut Sugantika alias Lekung lahir di Singapadu, Gianyar, Bali, 1975. Dia menamatkan pendidikan seni lukis di ISI Denpasar. Karya-karyanya banyak bercorak abstrak dengan mengambil inspirasi dari alam. Pameran tunggalnya adalah Life Lines, Tadu Contemporary Art, Bangkok, Thailand, 2016; Intimate Bali, Conrad Hotel Nusa Dua, Bali, 2014, Findings Object, Hitam Putih Art Space, Sangeh, Bali, 2010; Sign, Art Centre Denpasar, Bali, 2003. Selain itu, sejak 1998, dia rajin terlibat dalam pameran bersama, antara lain Artfordable Hongkong Art Fair, With Gundang Gambar & 37Tong Gallery, Hongkong, 2018; Imago Mundi, Bentara Budaya Bali, Yogyakarta, Jakarta, 2016. Dia juga aktif dalam kegiatan performance arts. Kini dia bergiat dalam Komunitas seni rupa Militant Arts.rgiat dalam Komunitas seni rupa Militant Arts.  +
  • Ketut Sugiartha lahir di Baturiti, TabananKetut Sugiartha lahir di Baturiti, Tabanan, Bali, 9 November 1956. Pernah menjadi social worker profesional di Plan International Bali sebelum pindah ke Jakarta dan bekerja pada sebuah BUMN yang bergerak di bidang jasa konsultansi teknik dan manajemen. Alumnus Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur Jakarta ini mulai menulis di media cetak sejak 1977. Karya tulisnya telah tersebar di Bali Post, Bernas, Buana Minggu, Burat Wangi, Denpost, Detektif & Romantika, Kartini, Kompas, Media Bali, Media Hindu, Nova, Nusa Bali, Pos Bali, Putera Kita, Sarinah, Selecta, Senang, Simponi, Sinar Harapan, Suara Karya, Suara NTB, Suara Pembaruan, Suara Saking Bali, Wartam dan lain-lain. </br></br>Buku-bukunya yang telah terbit: Sketsa Untuk Sebuah Nama, kumpulan cerpen (Nusa Indah, 1985), Karya Besar, kumpulan cerpen terjemahan (Nusa Indah, 1986), Kambing Yang Cerdik, kumpulan cerita anak (Nusa Indah, 1988), Kabut Sepanjang Jalan, novel (Balai Pustaka, cetakan I, 1993 - cetakan II, III, IV, 2000 – cetakan V, 2004), Our Heritage: 16 Modern Indonesian Stories, kumpulan cerpen bersama berbahasa Inggris (Pustaka Binaman Pressindo, 1993), Elegi Sang Penari, novel (Balai Pustaka, 2003), Mimpi Sang Pramugari, novel (Balai Pustaka, 2004), Lembayung Kuta, novel (Balai Bahasa Provinsi Bali, 2018), Surat Uli Amsterdam, kumpulan cerpen berbahasa Bali (Pustaka Ekspresi, 2018), Nyujuh Langit Duur Bukit: Pupulan Satua Cutet Suara Saking Bali, kumpulan cerpen bersama berbahasa Bali (Pustaka Ekspresi, 2019), Luh, novel (Pustaka Ekspresi, 2019), Kembali ke Bali, novel (Guepedia, 2020), Menggungat Dewa Kematian, kumpulan cerpen (Pustaka Ekspresi, 2020), Cara Mudah Menulis dan Menerbitkan Novel bagi Pemula (Guepedia, 2021), Sastra Saraswati Sewana Pamarisuddha Gering Agung: Karya-Karya Terpilih, kumpulan karya sastra Bali klasik dan modern bersama (Yayasan Puri Kauhan Ubud, 2021), Gelang Tridatu, kumpulan cerpen berbahasa Bali (Pustaka Ekspresi, 2022), Tentang Sepuluh Wanita, kumpulan cerpen (Jejak Pustaka, 2023). </br></br>Sejak 2019 ia juga menulis lirik lagu antara lain untuk album lagu anak-anak: Bali Kumara 7, Bali Kumara 8, Alit Pewaris Bali Dwipa 2019, Alit Pewaris Bali Dwipa 2020, Alit Pewaris Bali Dwipa 2021, Alit Pewaris Bali Dwipa 2022, Alit Pewaris Bali Dwipa 2023, Saka Pro 2023 dan sejumlah single untuk penyanyi dewasa. </br></br>Prestasi yang pernah diraihnya, antara lain: Pemenang lomba naskah buku sastra Bali modern Gerip Maurip yang dilaksanakan Pustaka Ekspresi dengan naskah kumpuan cerpen bejudul Surat Uli Amsterdam (2018), Juara Harapan III Lomba Cerpen Basa Bali Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana (2020), Karya Cerpen Terbaik dalam Lomba Sastra Saraswati Sewana yang diselenggarakan Yayasan Puri Kauhan Ubud (2021), Pemenang Puisi Hindu 8 Tahun Majalah Wartam (2022).ang Puisi Hindu 8 Tahun Majalah Wartam (2022).  +
  • Ketut Syahruwardi Abbas lahir di Desa PegaKetut Syahruwardi Abbas lahir di Desa Pegayaman, Buleleng, Bali, 4 Mei 1959. Menulis karya sastra sejak 1980-an, dimuat di Bali Post, Nusa Tenggara, Kompas, Republika, dan terangkum dalam sejumlah buku bersama, seperti Klungkung: Tanah Tua, Tanah Cinta (2016). Buku puisi tunggalnya bertajuk Antara Kita (2018). Dia pernah lama menemani para penyair muda di Jatijagat Kampung Puisi.a penyair muda di Jatijagat Kampung Puisi.  +
  • Ketut Teja Astawa, lahir di Sanur, Bali, 1Ketut Teja Astawa, lahir di Sanur, Bali, 1971. Menamatkan pendidikan seni rupa di ISI Denpasar. Dia telah menggelar banyak pameran bersama, di dalam maupun luar negeri, seperti Bali: Return Economy, Fremantle Art Centre, Perth, Australia (2014). Pameran tunggalnya, antara lain: TW(IN)SIDE di Kendra Gallery, Kuta (2013), A Glimpse Back Into The Past: Early Paintings of Ketut Teja Astawa di Art Temporary Space, Plaza Senayan, Jakarta, Indonesia (2012), Fragments of Subconscious Memory di Tonyraka Art Gallery, Ubud (2011), Batman Forever di Sunjin Gallery, Singapore (2009), Works Of Ketut Teja Astawa, Gallery Roemah Roepa, Jakarta (2008). Karya-karyanya banyak mengangkat kehidupan binatang, tokoh wayang, yang diolahnya dengan gaya naif dan penuh permainan warna. Dia memadukan teknik lukis wayang Kamasan dengan teknik modern. Tahun 2001 karyanya masuk dalam Finalist Philip Morris Art Award Indonesia.inalist Philip Morris Art Award Indonesia.  +
  • Ketut Widia lahir di Desa Mas, Ubud, 1947.Ketut Widia lahir di Desa Mas, Ubud, 1947. Ia belajar seni ukir sejak usia enam tahun. Karya-karya awalnya banyak bertema burung dan bebek. Sekitar tahun 1963 setelah tamat SMP, ia belajar dan bekerja pada artshop milik pematung Ida Bagus Tilem. Ia banyak menimba ilmu seni ukir pada Tilem. Ia dilatih menghargai sebuah proses dalam penciptaan sebuah karya. Hal pertama yang diajarkan Tilem adalah mengasah alat pahat dengan benar, mengamplas, hingga memotong kayu. Jadi, tidak langsung diajarkan membuat patung.</br></br>Setelah banyak belajar pada Tilem, karya-karya Widia lebih berkembang. Dibandingkan karya-karya sebagian pemahat saat itu yang cenderung dipenuhi detail dekoratif, Widia berani tampil beda dengan gaya surealis. Ia menggunakan akar-akar pohon sebagai media karyanya. Hingga kini, Widia dikenal sebagai pematung dengan karya-karya bergaya surealis, yang didasari perenungan dan pemikiran mendalam. Karya-karyanya banyak dikoleksi oleh kolektor dalam dan luar negeri.leksi oleh kolektor dalam dan luar negeri.  +
  • Ketut Widiyazid Soethama lahir di DenpasarKetut Widiyazid Soethama lahir di Denpasar, 4 Desember 1960. Sejak SD ia senang melukis, termasuk wayang Kamasan Bali, dimuat berkali-kali di rubrik anak-anak harian Kompas. Kemudian sejak remaja dia rajin menulis puisi dan banyak dimuat di Bali Post. Semasa kuliah di Fakutas Pertanian Universitas Udayana ia mendirikan grup musik Gress Country, sempat merilis satu album lagu pop Bali (1987), bersama adik-adik dan kerabatnya, sembari aktif dalam pementasan teater. Ketika bekerja di Balai Informasi Pertanian Bali ia membuat beberapa komik tentang penyuluhan pertanian, kemudian menghabiskan hari-harinya sebagai konsultan pertanian untuk Uni Eropa dan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-bangsa (UNDP) di Papua dan Nusa Tenggara Timur. Ia meninggal di Denpasar 15 Januari 2016. Ia meninggal di Denpasar 15 Januari 2016.  +
  • Ketut Yuliarsa lahir pada tahun 1960 di DeKetut Yuliarsa lahir pada tahun 1960 di Denpasar, Bali.</br></br>Ketut adalah seorang penulis, aktor dan musisi dan telah bekerja di Indonesia, Australia dan Selandia Baru. Dia telah muncul dalam drama televisi, film dan tur Australia dengan sebuah perusahaan teater besar Australia. Dia menulis prosa liris, cerita pendek, puisi, esai dan artikel dan telah diterbitkan di berbagai surat kabar dan majalah di Indonesia. Ia telah menerbitkan dua kumpulan puisi (bilingual), Night Voice dan Falling in Silence. Ia pernah tampil sebagai penulis, presenter dan moderator di Ubud Writer's Festival dari tahun 2005 hingga 2018. Ketut juga pernah bekerja sebagai kurator Indonesian Emerging Writers untuk festival ini selama ini. Pada tahun 1986 ia dan istrinya Anita, mendirikan toko buku pertama di Bali, Toko Buku Ganesha (www.ganeshabooksbali.com) dan sekarang sudah memasuki tahun ke-32 perdagangannya. Toko Buku Ganesha memiliki berbagai macam Buku Baru, Bekas, Langka dan sudah tidak dicetak lagi tentang pelajaran Bahasa Indonesia dalam Bahasa Inggris. Pada tahun 2004, menyadari perlunya menumbuhkan literasi, belajar dan membaca untuk kesenangan di masyarakat Bali, ia membantu mendirikan Books for Bali Project yang menyumbangkan buku-buku ke sekolah dan perpustakaan di seluruh Bali. sekolah dan perpustakaan di seluruh Bali.  +
  • Kita semua sudah tau bagaimana kondisi ataKita semua sudah tau bagaimana kondisi atau keadaan pariwisata Bali setelah adanya pandemi Covid-19. Para toris dari mancanegara tidak diperbolehkan masuk ke Bali agar penyebaran virus Covid-19 tidak meningkat lagi. Hal itu menyebabkan pariwisata Bali menjadi redup, membuat masyarakat Bali yang bekerja di sektor pariwisata tidak lagi mendapatkan pekerjaan. Pemerintah Bali mengeluarkan kebijakan yang digunakan untuk menekan penyebaran Virus Corona. Salah satu kebijakannya yaitu penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat yang berguna bagi kehidupan masyarakat Bali. Hal tersebut menyebabkan angka penyebaran Covid-19 semakin menurun. </br></br>Karena pemerintah sudah mempunyai upaya yang digunakan untuk menurunkan penyebaran Virus Corona, kita sebagai generasi penerus membantu pemerintah agar dapat memperbaiki pariwisata Bali. Ada banyak tata cara yang dapat digunakan untuk memperbaiki pariwisata Bali. Caranya, pertama adalah menyebarkan promosi destinasi wisata Bali menggunakan media sosial. Cara ini perlu partisipasi dari masyarakat Bali. Yang suka mengunggah foto saat berlibur ke destinasi wisata yang ada di Bali, itu dapat membantu mengembangkan dan memperbaiki pariwisata Bali. Indonesia memiliki website yang digunakan untuk mengembangkan pariwisata Indonesia kepada wisatawan domestik atau internasional. Kedua, menyediakan destinasi wisata sesuai dengan protokol kesehatan terkait kebijakan pemerintah, serta menjaga kebersihan tempat pariwisata. Hal tersebut menyebabkan toris yang ingin berlibur ke Bali merasa aman. Ketiga, Bali memiliki banyak karya sastra yang sudah berkembang di mancanegara, contohnya seperti karya ukiran, lukisan, seni patung, dan lain sebagainya. Mungkin seniman Bali dapat memberikan penyuluhan terhadap generasi muda terkait dengan pembuatan karya seni. Hal itu dapat menumbuhkan rasa cinta produk dalam negeri dan dapat menyebarkan karya sastra Bali pada generasi muda. Baik, itulah sedikit tentang tata cara untuk mengembalikan pariwisata Bali sehingga dapat memperbaikinya ketika ada pandemi Covid-19. Kita sepatutnya selalu ingat identitas sebagai masyarakat Bali yaitu untuk mengembangkan budaya Bali.ali yaitu untuk mengembangkan budaya Bali.  +
  • Klaus D. Höhn, lahir 1942 di Jägerndorf. SKlaus D. Höhn, lahir 1942 di Jägerndorf. Sejak 1951 tinggal di Wiesbaden dan dari tahun 2000 menetap di Mainz, Jerman. Setelah lulus dari sekolah seni selama 5 tahun, ia bekerja sebagai desainer grafis dan direktur seni untuk waktu yang lama. Ketertarikannya pada budaya Asia membawanya mengunjungi Indonesia sejak 1973. Dari tahun 1980 ia intensif meneliti budaya Bali dan seni lukis Batuan. Melalui penelitian sistematis bertahun-tahun dan dengan dukungan banyak pihak, ia berhasil merekam sejarah awal lukisan Batuan. Penelitiannya terhadap seni lukis Batuan ia himpun dalam buku “The Art of Bali: Reflections of Faith.”u “The Art of Bali: Reflections of Faith.”  +
  • Klungkung adalah salah satu kabupaten yangKlungkung adalah salah satu kabupaten yang ada di Bali. Tahun 2023 lalu, kabupaten klungkung di pimpin oleh Bapak Nyoman Suwirta. Program yang viral, terkenal dan dijadikan contoh teladan di kalangan masyarakat klungkung adalah program TOSS (Tempat Olah Sampah Setempat). Program ini mendapat banyak pujian dan komentar positif dari kalangan masyarakat klungkung, dan dari luar klungkung. Akan tetapi, akhir-akhir ini program TOSS tidak berjalan sesuai rancana awal dan tidak efektif mengatasi masalah sampah di klungkkung. Pejabat Bupati Klungkung, I Nyoman JendrikaMengatkan bahwa masalah utama di klungkung ialah meningkatnya volume sampah hingga 2 kali lipat, yang sebelumnya 16 ton sekarang menjadi 32 ton sehari. Di sumber lainnya, ada yang mengatakan bahwa penyebab masalah sampah ini karena kurangnya kesadaran masyarakat tentang fungsi dari lingkungan yang asri dan bersih. Ini juga yang menyebabkan klungkung banyak sampah.</br></br>Sekarang, apa solusi yang harus kita lakukan sebagai generasi muda Bali demi menciptakan daerah klungkung yang lestari dan bersih? Solusi yang bisa saya sampaikan dan anjurkan adalah dengan melaksanakan ajaran Tri Hita Karana.</br></br>Kenapa harus Tri Hita Karana? Apa hubungannya?</br></br>Tri Hita Karana ini adalah salah satu ajaran Hindu di Bali. Tri HIta karana mengandung arti "3 hal penyebab kesejahteraan", yang di bagi menjadi 3 bagian:</br></br>1. Parhyangan : Parhyangan adalah hubungan kita dengan Ida Sang Hyang Widhi sebagai penguasa alam semesta. Saya arasa, jika kita memebahsa tentang kata "Parhyangan" ini pasti kita terpikir dengan sarana persembahyangan dan banten. Namun, hal yang ingin saya bahas bukanlah itu, melainkan parhyangan ini adalah tentang perilaku kita di tenpat-tempat suci seperti pura. Sudah seharusnya kita menjaga kebersihan pura itu, dengan bersih-bersih atau menghaturkan ngayah. Sampah-sampah yang ada tidak boleh di buang ke sungai atau got, melainkan harus kita olah menjadi hal yang lebih berguna. Ini juga adalah bentuk hubungan baik kita dengan Ida Sang Hyang Widhi.</br></br>2. Pawongan : Pawongan ini adalah hubungan kita dengan manusia lainnya. Sebagai umat Bali, sudah seharusnya kita saling tolong menolong dan peduli kesesasam manusia. Berdasarkan masalah sampah itu, kita semua agar dapat memekanai ajaran Tri Hita Karana dengan saling mengingatkan satu sama lain tentang pentingnya lingkungann yang bersih dan sehat. Maksud saya, pengolahan sampah di klungkung ini tidak harus dilakukan dan diolah oleh TOSS dan pemerintah saja, namun kita semua harus berusaha memilah atau mengolah sampah di rumah kita. Jikalau kita bisa memilah dan mengolahnya di rumah masing-masing, pasti masalah sampah menumpuk di klungkung akan terselesaikan.</br></br>3. Palemahan ; Palemahan ini adalah salah satu ajaran dari Tri Hita Karana yang paling sesuai dengan masalah sampah diatas. KIta sebagai warga Bali, khususnya agama Hindu pasti percaya jikalau manusia, hewan dan binatang adalah ciptaaan Tuhan. Oleh karena itu, hubungan kita dengan lingkungann kita harus tetap terjaga. Salah satu cara menjaga lingkungan kita aialah dengan melakukan pengolahan sampah. Kita sebagai rakyat klungkung pasti sudah mengetahui tentang program TOSS ini, maka dari itu mari bersama-sama memilah dan mengolah sampah dari rumah masing-masing agar kinerja TOSS ini dapat berjalan lancar dan efektif.</br></br>Pada intinya, ajaran-ajaran oleh leluhur Bali, adalah hal yang patut dilaksanakan di era Globalisasi ini. Walaupun, mungkin dalam implementasinya menggunakan pemahaman dan cara yang modern. KIta sebagai remaja atau generasi muda Bali jangan sampai terlena oleh globalisasi. KIta harus melek terhadap berita-berita terbaru, dan selalu melestarikan adat budaya Bali sebagai contoh teladan dalam usaha menuju Bali Asri dan Bersih.n dalam usaha menuju Bali Asri dan Bersih.  +
  • Komang Alit Juliartha alias Alit Joule lahKomang Alit Juliartha alias Alit Joule lahir di Bekasi, 15 Juli 1991. Dia alumni program studi Pendidikan Bahasa Bali IHDN Denpasar. Karya-karya sastra berbahasa Balinya dimuat di Bali Orti Bali Post , Pos Bali. Karya-karyanya sudah dibukukan dengan judul Swecan Widhi Wasa (2015) dan meraih hadiah Sastra Rancage pada tahun 2016. Pada tahun 2016 pula ia menerbitkan novel berbahasa Bali berjudul Satyaning Ati.vel berbahasa Bali berjudul Satyaning Ati.  +
  • Komang Ayu Cahya Dewi adalah atlet Bali biKomang Ayu Cahya Dewi adalah atlet Bali bidang olah raga badminton atau bulu tangkis. Dia lahir di Denpasar, 21 Oktober 2002. Saat PON 2021 di Papua, dia lolos ke babak final. Dalam kategori tunggal putri. Dia bergabung dengan PB Djarum pada tahun 2016. Prestasinya yang lain adalah Runner Up Liga PB Djarum II 2020 (Tunggal Putri U-17 & U-19 & Dewasa), Semifinalis Italian Junior International Challenge 2020 (Tunggal putri U19), Semifinalis Djarum Sirnas Premier Jawa Barat Open 2019 (tunggal dewasa putri).emier Jawa Barat Open 2019 (tunggal dewasa putri).  +
  • Komang Berata lahir di Amlapura, KarangaseKomang Berata lahir di Amlapura, Karangasem, Bali, 8 Oktober 1971. Ia adalah sastrawan yang menulis dalam bahasa Bali dan Indonesia. Bersama sastrawan IDK Raka Kusuma, ia menggerakkan literasi di Sanggar Buratwangi, Karangasem. Selain itu, ia menyiarkan karya-karyanya berupa puisi dan prosa serta artikel di banyak media massa, di antaranya Bali Post, Nusa, dll. Buku-bukunya yang telah terbit, antara lain Lekad Tumpek Wayang (1998), Ayuni Stri Listuayu (1999), Cintani (2000), Gitanjali (terjemahan puisi R. Tagore ke bahasa Bali, 2002), Timpal (2005), Nglekadang Meme (2020). Ia meraih Anugerah Sastra Rancage pada tahun 1999 dan 2021.h Sastra Rancage pada tahun 1999 dan 2021.  +
  • Komang Ira Puspitaningsih lahir di DenpasaKomang Ira Puspitaningsih lahir di Denpasar, 31 Mei 1986. Puisi dan cerpennya pernah dimuat di beberapa media massa, al: Bali Post, Kompas, Koran Tempo, Jurnal Puisi, Pikiran Rakyat, Padang Ekspres. Beberapa kali memenangkan atau menjadi nominasi dalam lomba penulisan puisi. Puisinya juga terhimpun dalam beberapa antologi bersama, al. 100 puisi terbaik Indonesia versi Pena Kencana 2008 dan 60 puisi terbaik Indonesia versi Pena Kencana 2009. "Kau Bukan Perawan Suci yang Tersedu" adalah antologi puisi tunggalnya yang pertama.ah antologi puisi tunggalnya yang pertama.  +
  • Komang Pramana, Skom, lahir pada tanggal 26 April 1978 di Denpasar. Ia dapat dihubungi tentang fotografinya yang indah di pramana.gede@yahoo.co.id.  +
  • Kondisi politik nasional dan pertumbuhan eKondisi politik nasional dan pertumbuhan ekonomi merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Menjelang pemilihan umum (pemilu) presiden dan legislatif pada Februari 2024 mendatang, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan bergerak ke arah yang lebih positif. Hal ini disebabkan oleh daya konsumsi masyarakat yang meningkat berkat adanya dorongan ketika mendekati masa pemilu.</br></br></br>Kurang dari setahun menjelang pemilihan umum serentak 2024, partai politik dan sejumlah kandidat pemimpin sudah bergerak dengan gesit menyusun konstelasi. Di sisi lain, sebagian pemilih tak tahu apa yang harus diamati untuk menentukan arah masa depan Indonesia. Bijak Memilih digagas untuk membantu pemilih mengulas para kandidat dari keberpihakan mereka pada isu-isu yang penting bagi pemilih.</br></br>Setiap tahun pemilu, suara pemilih muda selalu mencakup lebih dari 50% suara. Namun, penggunaan media sosial sebagai sarana untuk berkampanye demi menggaet pemilih muda dalam pemilu kali ini, membuat situasinya lebih genting. Mayoritas pemilih dalam Pemilu 2024 nanti akan didominasi oleh pemuda, yakni generasi milenial dan generasi Z.a, yakni generasi milenial dan generasi Z.  +
  • Kota Denpasar merupakan kota yang mempesonKota Denpasar merupakan kota yang mempesona dengan keberagaman etnis serta kekayaan alamnya, yang kini terhimpit oleh ancaman lautan sampah yang kain bertambah dari hari ke hari. Terik matahari pulau dewata tak lagi bisa menutupi kegelapan sampah yang menyumbat saluran air, memicu banjir yang merugikan dan merusak kehidupan warga serta pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi di Kota Denpasar. Setiap musim hujan, sungai-sungai dan saluran air yang dulunya menjadi sumber kehidupan, kini menjadi pembawa malapetaka. </br></br>Dalam terjangan ombak sampah ini, terdapat sinar harapan yang menuntun kita pada masa depan Kota Denpasar yang lebih bersih dan aman. Sinarnya terletak pada sebuah solusi inovatif yang kami sebut sebagai PULIH: Program Unggulan lingkungan: Inovasi Hadapi Banjir di Kota Denpasr. PULIH bukanlah sekedar program biasa, tetapi ini adalah tonggak baru dalam perang melawan banjir dan penecamaran lingkungan. PULIH bukan hanya sekedar membersihkan sampah, tetapi ia memperkenalkan paradigma baru dalam mengelola limbah dan membangun kembali ikatan antara manusia dan alam. </br></br>Pertama-tama, PULIH akan melibatkan seluruh komunitas Denpasar. Kami tidak hanya meminta partisipasi tetapi kami mengajak setiap warga untuk menjadi pahlawan lingkungan. Dengan melibatkan dalam kampanye, workshop pengelolaan sampah kami yakin Denpasar bisa bangkit bersama-sama. Pada tahap kedua PULIH akan menerapkan teknologi canggih dalam pengelolaan sampah yaitu sistem pelacakan sampah secara real-time, penggunaan drone untuk memantau aliran sungai, dan penggunaan teknologi bioremediasi untuk membersihkan limbah kami akan menciptakan solusi yang berkelanjutan dan efisien. Tidak hanya itu, PULIH juga akan memperkuat infrastruktur hijau. Kami akan menggalakkan pembangunan taman-taman kota, penanaman ribuan pohon, dan revitalisasi sungai sungai yang terlupakan. Infrastruktur hijau bukan hanya akan menghijaukan kembali Denpasar, tetapi juga akan menjadi benteng alami melawan banjir. Terakhir PULIH akan berfokus pada edukasi dan inovasi. Kami akan mendirikan pusat riset dan inovasi lingkungan yang akan menjadi tempat bagi para ilmuawan, insinyur, dan pemimpin muda untuk memngambangkan solusi-solusi kreatif dalam mengatasi lingkungan. Melalui pendidikan dan penelitian, kami akan menciptakan generasi yang peduli dan berdaya dalam menjaga kelestarian alam. </br></br>PULIH bukanlah sekedar program biasa, tetapi sebuah pergerakan besar yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam mengatasi masalah sampah dan banjir. Dengan solusi program PULIH, saya percaya Kota Denpasar bisa melawan banjir dan menjadikan kota ini sebagai contoh bagi dunia. Jadi mari kita bersama-sama bergandengan tangan dan berkomitmen untuk menjaga keindahan Kota Denpasar, bukan hanya untuk hari ini, tetapi demi masa depan yang lebih baikni, tetapi demi masa depan yang lebih baik  +
  • Kurangnya Bahasa Bali sebagai bahasa ibu di masyarakat Bali. Sebagian besar generasi saat ini sudah jarang menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa sehari-hari mereka.  +
  • Kurator, Antropolog Riset dan Direktur Program di Smithsonian Institution.  +
  • Kurniawan Adi Putra atau yang lebih dikenaKurniawan Adi Putra atau yang lebih dikenal dengan nama Iwan Curex, lahir di Denpasar. Ia sempat tercatat sebagai Mahasiswa Fakultas Hukum Univ. Udayana angkatan 1998 dan juga Mahasiswa ISI denpasar jurusan Pedalangan angkatan 2011. Ia adalah Pendiri Teater Orok, Pendiri Teater 108 Bali, dan Penasehat Teater Kini Berseri. Pada akhir era 90an, Iwan Curex aktif di Organ Pergerakan Mahasiswa Posperra Bali dalam membuat seminar-seminar atau lokakarya. Ia pun menggeluti bidang pengelolaan panggung, manajemen produksi, penataan cahaya dan lain sebagainya.Aktif terlibat sebagai Pimpinan Produksi, Ligthing Designer, Stage Manager di sejumlah pementasan baik itu garapan Teater Orok, Kelompok 108, Creamer Box, Sanggar Posti, Actor Unlimited, Mainteater Bandung, Kelompok Payung Hitam, Jane Chen, Garin Nugroho, Laskar Panggung, Teater Candu, Bengkel Mime Jogjakarta, Teater Mimba, ISI Denpasar, STSI Bandung, Teater Bendrat dan dalam sejumlah pementasan teater, festival seni, dan beragam peristiwa seni di Indonesia., dan beragam peristiwa seni di Indonesia.  +
  • LATAR BELAKANG DIDIRIKANNYA MONUMEN PERJUALATAR BELAKANG DIDIRIKANNYA MONUMEN PERJUANGAN RAKYAT BALI</br> </br>Perjuangan dalam merebut kemerdekaan dari penjajah Belanda terjadi hampir di seluruh wilayah Republik Indonesia. Tekanan dan penindasan yang dilakukan secara sewenang-wenang oleh pihak Belanda telah memunculkan berbagai pemberontakan di beberapa wilayah kerajaan maupun kesultanan yang berada di bawah kekuasaan Hindia Belanda di Indonesia. Namun dengan mudah pemberontakan tersebut dapat dipadamkan oleh pihak Belanda dengan siasat devide et impera yaitu dengan memecah belah kekuatan kerajaan atau kesultanan dengan taktik mengadu domba diantara keluarga raja dengan raja, raja dengan rakyat, dan rakyat dengan rakyat.</br>Namun pengalaman perang yang cukup panjang serta semakin banyaknya pemuda Indonesia yang dapat mencapai pendidikan tinggi telah membangkitkan semangat persatuan dan kesatuan dari berbagai lapisan masyarakat dan suku bangsa yang ada di Indonesia dalam mengusir penjajah. Persatuan dan kesatuan tersebut telah dirintis oleh para pemuda dari berbagai daerah di Indonesia, yang akhirnya pada tanggal 28 Oktober 1928 dicetuskan dalam pernyataan Sumpah Pemuda. Pernyataan itu diikuti oleh organisasi pemuda dari berbagai pulau dan suku di Indonesia antara lain Jong Java, Jong Pasundan, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Celebes (Sulawesi), Jong Madura, Jong Sumatranen, Jong Batak, telah melahirkan gagasan pembentukan Jong Indonesia yang mewadahi semua suku di Indonesia.</br>Gema Sumpah Pemuda tersebut telah membangkitkan pula berbagai organisasi kepemudaan di Indonesia. Salah satu organisasi terkenal antara lain adalah Sarekat Islam, yang semula sebagai gerakan agama semata, kemudian berkembang menjadi gerakan rakyat pertama di Indonesia, selanjutnya muncul juga partai Indische Partij yang bererak di bidang politik. Pada saat itu di pulau Jawa bermunculan tokoh-tokoh nasionalis seperti dr, Soetomo, HOS Cokroaminoto, Suwardi Suryaningrat (Ki Hadjar Dewantoro), Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo, Agus Salim, Soekarno, Muhammad Hatta, dan sebagainya. Kepeloporan mereka akhirnya juga memberikan inspirasi bagi daerah-daerah lain untuk berbuat yang sama yakni menggalang persatuan dan kesatuan dalam mengusir penjajahan Belanda, salah satunya adalah perjuangan yang dilakukan oleh rakyat Bali.</br>Pulau Bali merupakan salah satu basis perjuangan melawan Belanda, antara lain yang terkenal adalah Perang Jagaraga tahun 1848-1849 di Buleleng, Perang Kusamba tahun 1849, Perlawanan Rakyat Banjar tahun 1868, Perang Puputan Badung tahun 1906 yang dilancarkan oleh Raja Badung, Puputan Klungkung tahun 1908 dan juga Perang Puputan Margarana di Desa Marga, Tabanan yang dilakukan oleh Letkol I Gusti Ngurah Rai beserta Laskar Ciung Wanara yang telah melakukan perang habis-habisan (Puputan) melawan Belanda pada tahun 1946.</br>Perjuangan tersebut meninggalkan kenangan yang mendalam bagi rakyat Bali, sehingga untuk mengenang jasa-jasanya didirikanlah monumen, nama jalan, nama lapangan terbang, dan sebagainya. Pemberian penghargaan atas jasa Beliau tersebut semata-mata karena Beliau telah memberikan tauladan kepada generasi muda dalam perjuangan membela kemerdekaan yang dilakukan tanpa pamrih. Perhatian pemerintah terhadap jasa para pejuang di Bali diwujudkan dengan dibangunnya sebuah monumen agung yang berlokasi di area Niti Mandala, Denpasar dikenal dengan nama Monumen Perjuangan Rakyat Bali.</br>Apa yang disajikan di dalam monumen ini, adalah untuk mengenang kembali seluruh perjuangan para pahlawan Bali sebelum maupun setelah kemerdekaan, diharapkan pula bahwa monumen ini juga akan memberikan manfaat dalam upaya meningkatkan apresiasi generasi muda dalam menghayati nilai-nilai patriotik yang ditunjukkan oleh para pahlawan yang telah mengorbankan seluruh jiwa dan raganya dalam membela harga diri dan martabat bangsanya tanpa pernah mengharapkan balas jasa.</br>Yang membanggakan dari pembuatan desain Monumen Perjuangan Rakyat Bali ini adalah seorang generasi muda bernama Ida Bagus Gede Yadnya yang pada waktu itu statusnya masih mahasiswa pada jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Denpasar. Beliau berhasil memenangkan dan menjadi juara dalam sayembara pembuatan desain Monumen Perjuangan Rakyat Bali yang dilakukan pada tahun 1981 dengan menyisihkan para arsitek seniornya yang ada di Bali.</br>Setelah diadakan penyempurnaan rancangan dan gambar, pada bulan Agustus 1988 melalui anggaran Pemerintah Daerah Propinsi Bali dilakukan peletakan batu pertama, sebagai tanda dimulainya pembangunan monumen. Setelah melalui berbagai hambatan dan cobaan karena terjadi depresiasi uang Rupiah di tahun 1997, akhirnya monumen ini dapat diselesaikan juga pada tahun 2001. Setelah itu, pembanguan masih dilanjutkan dengan pembuatan diorama yang menggambarkan sejarah kehidupan orang Bali dari masa ke masa. Selain diorama juga dibangun pertamanan untuk menambah keasrian dan kenyamanan monumen ini, yang secara keseluruhan dapat diselesaikan pada tahun 2003.</br></br>Pada tanggal 14 Juni 2003, bersamaan dengan Pembukaan Pesta Kesenian Bali ke- 25 tahun 2003, Presiden RI Megawati Soekarnoputri telah berkenan meresmikan Monumen Perjuangan Rakyat Bali. Sejak saat itu monumen telah dapat dikunjungi oleh masyarakat umum.</br>. </br>MAKSUD DAN TUJUAN DIBANGUNNYA MONUMEN PERJUANGAN RAKYAT BALI</br></br>Maksud pembuatan diorama yang mengisahkan tentang perjuangan rakyat Bali adalah untuk merekonstruksi kembali peristiwa-peristiwa sejarah penting yang pernah terjadi di Bali, sehingga apa yang tersirat didalamnya akan lebih mudah diapresiasikan oleh generasi muda.</br></br>Tujuannya adalah untuk mengabadikan jiwa perjuangan rakyat Bali dari masa ke masa dan mewariskan semangat patriotisme dalam wujud rela berkorban, cinta tanah air, cinta persatuan dan kesatuan, cinta perdamaian, kebersamaan kepada generasi penerus bangsa, dan yang utama adalah tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).</br>.</br>DASAR FALSAFAH MONUMEN PERJUANGAN RAKYAT BALI</br>Monumen ini merupakan perwujudan dari Lingga dan Yoni. Lingga adalah Lambang Purusa (pria), sedangkan Yoni adalah Lambang Pradana (wanita). Pertemuan antara kedua unsur tersebut merupakan simbol kesuburan dan kesejahteraan. Selain falsafah Lingga-Yoni. Monumen ini juga dilandasi oleh falsafah kisah Pemutaran Mandara Giri (Gunung Mandara) di Ksirarnawa (Lautan Susu). Kisah ini bersumber dari Kitab Adi Parwa yaitu parwa pertama dari epos Mahabharata. Diceritakan bahwa para Dewa dan Daitya/Raksasa mencari Tirta Amertha (air kehidupan abadi) dengan jalan memutar Gunung Mandara di Ksirarnawa.</br>Adapun pelaksanaan pemutaran Gunung Mandara (Mandara Giri) diatur sebagai berikut.</br>1. Kura- Kura (Akupa) sebagai Dasar Gunung Mandara.</br>2. Naga Besuki sebagai Tali Pengikat dan Pemutar Gunung.</br>3. Para Dewa memegang ekor naga dan para daitya memegang bagian kepala, sedangkan pada bagian atas dari gunung duduk Dewa Ciwa.</br>Setelah bekerja dengan susah payah memutar gunung mandara maka berturut-turut keluar: Ardha Candra (bulan sabit), Dewi Sri dan Laksmi, Kuda Ucaisrawah (kuda terbang), Kastuba Mani (pohon kebahagiaan), dan yang terakhir keluar Dewi Dhanwantari yang membawa Tirta Amertha. Kisah mencari air Amertha inilah yang kemudian direfleksikan pada wujud monumen ini, dengan penjelasan sebagai berikut:</br>1. Guci Amertha disimbolkan dengan Swamba (periuk) yang terletak pada ujung atas monumen.</br>2. Ekor Naga Basuki diwujudkan di dekat periuk.</br>3. Kepala Naga diwujudkan pada Kori Agung.</br>4. Bedawang Nala (Akupa) sebagai landasan monumen terletak pada pinggiran telaga dan kepalanya pada Kori Agung.</br>5. Ksirarnawa (lautan susu) sebagai kolam yang mengelilingi monumen.</br>6. Gunung Mandara (Mandara Giri) sebagai Bentuk keseluruhan bangunan monumen.</br></br>Secara filosofis, para penggagas monumen ini berkeinginan memberi pesan kepada generasi muda bahwa perjuangan untuk mencapai suatu keberhasilan hanya dapat dilakukan dengan kerja keras, tekun, ulet, dan gotong royong seperti yang dikisahkan ketika para Dewa dan Daitya secara bersama-sama mencari kehidupan abadi.</br>Lambang lain yang menggambarkan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) yang terdapat dalam bangunan ini adalah denah bangunan yang berbentuk segi 8 dan bunga teratai yang berdaun delapan. Teratai berdaun delapan disebut Asta Dala sebagai lambang kemahakuasaan Tuhan Yang Maha Esa yang disebut Asta Aiswarya, yaitu:</br>1. Anima : sifat yang halus bagaikan kehalusan atom.</br>2. Lagima : sifat yang ringan bagaikan ether.</br>3. Mahima : sifat yang maha besar mengisi semua tempat.</br>4. Prapti : sifat mencapai segala tempat yang dikehendaki</br>5. Prakamya : segala kehendak tercapai olehNya.</br>6. Isitawa : sifat merajai segala-galanya dan paling utama.</br>7. Wasitwa : sifat yang paling berkuasa.</br>8. Yatrakama Wasayitwa : tidak dapat ditentang sifat dan kodratNya.</br>Lambang yang menggambarkan nilai kejuangan dan jiwa nasionalisme dari monumen ini adalah jumlah anak tangga Kori Agung (pintu utama) berjumlah 17 buah, Tiang Agung yang terdapat dalam gedung berjumlah 8 buah, dan tinggi monumen dari dasar sampai puncak 45 meter. Sehingga apabila angka-angka tersebut dirangkai, maka tersusun angka 17, 8 dan 45 yang menunjukkan tanggal, bulan dan tahun Proklamasi Kemerdekaan RI yaitu 17 Agustus 1945.masi Kemerdekaan RI yaitu 17 Agustus 1945.  +
  • Lahir di Klungkung 14 Februari 1957, menyeLahir di Klungkung 14 Februari 1957, menyelesaikan Sarjana Antropologi pada tahun 1982 di Universitas Udayana, menyelesaikan Magister di Universitas Indonesia pada tahun 1990, dan gelar Doktor di Universitas Gadjah Mada pada tahun 2008. Menjadi dosen di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana sejak tahun 1983 sampai sekarang. Pernah menjabat sebagai ketua jurusan antropologi tahun 1997-2000, sebagai ketua program studi S3 Agama dan Kebudayaan Universitas Hindu Indonesia tahun 2008-2011, sebagai sekretaris bidang pengabdian di Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Universitas Udayana tahun 2011-2015, sebagai Ketua Program Doktor (S3) Ilmu Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana dari tahun 2018 hingga 2022. Aktif mengikuti seminar dan menulis jurnal nasional dan internasional terakreditasi, dan telah menulis beberapa buku.reditasi, dan telah menulis beberapa buku.  +
  • Lahir pada 1954 dari ayah yang seorang dipLahir pada 1954 dari ayah yang seorang diplomat berkebangsaan Indonesia dan ibu berkebangsaan Turki, fotografer dan penulis Rio Helmi telah mengambil gambar tentang Asia dan menulis sejak tahun 1978. Hasil karyanya bisa dilihat di majalah-majalah, karya dokumenter, serta lebih dari 20 buku fotografi dalam format besar. Pameran foto tunggal Rio sudah diadakan di Bali, Jakarta, Madrid, Miyazaki, Palo Alto, San Francisco, dan Sydney. Hasil karyanya juga sudah menjadi koleksi pribadi di berbagai belahan dunia, seperti London, Roma, Boston, Washington and Tokyo. Rio sudah tinggal di Bali selama lebih dari tiga dekade, dan fasih dalam lima bahasa. Ia menulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris, serta memiliki blog tentang berbagai topik, termasuk untuk the Huffington Post, dan situs web ubudnowandthen.com yang ia dedikasikan untuk kampung halamannya, Ubud. Ia juga menjadi moderator di sesi panel dan mengadakan wawancara publik dalam Ubud Writers and Readers Festival, yang kini menjadi ajang tahunan dengan reputasi internasional. Buku terbaru Rio adalah sebuah portofolio restropeksi tentang Bali dalam 30 tahun terakhir yang berjudul “Book Memories of the Sacred” yang diluncurkan pada awal Oktober 2010. Rio adalah pengarang dari “Travels on Two Wheels, a Broader Perspective of Bali,” sebuah seri panorama elektrik yang diambil dalam perjalanan sekitar 30.000 kilometer menggunakan sepeda motor mengelilingi Pulau Bali.akan sepeda motor mengelilingi Pulau Bali.  +
  • Langkah kreatif harus dilakukan pemerintahLangkah kreatif harus dilakukan pemerintah guna membangkitkan sektor pariwisata di Bali. menurut saya langkah awal yang harus segera diambil adalah memberikan ruang kepada alam-alam di Bali untuk dilakukan Konservasi, mengingat pada masa pandemi ini adalah kesempatan untuk membuat alam kembali merekah. langkah kedua, pemerintah harus lebih peduli lagi terkait pembersihan sampah-sampah di are pantai-pantai dan tempat-tempat pariwisata di Bali guna mewujudkan konservasi yang baik. Langkah berikutnya adalah membuat suatu konten yang memberikan infomasi terkait sektor-sektor pariwisata di bali yang belum banyak masyrakat tahu. berikan konten mengenai pariwisata bali yang menginduk pada budaya bali karena budaya bali merupakan salah satu yang terkenal sampai tingkat internasional. menurut saya Pariwisata Budaya Bali harus lebih diperluas lagi dengan syarat-syarat ketat demi menjaga kelestarian alam dan budaya itu sendiri. caranya, dengan mendatangkan publik figure yang mempunyai sebuah power positif dalam menyuguhkan konten untuk masyarakat luas.</br></br>Namun, sebelum itu dilaksanakan Pemerintah diharapkan dapat memberikan seminar untuk para masyarakat Bali yang sudah bergerak dan membantu dalam sektor Pariwisata di Bali. Hal ini untuk mencegah adanya ketidakpahaman dalam penerapan sektor wisata pada masa pandemi Covid-19. Dan langkah yang satu ini juga bisa dijadikan sebagai wadah dalam gotong-royong mewujudkan impian bersama untuk membangkitkan kembali Pariwisata di bali saat kini dan nanti...</br></br>Mengingat era digital telah mempermudah kita dalam membuat konten dan menjadikan konten tersebut sebagai media dalam promosi. Dan, Era digital telah banyak melahirkan Publik figure yang lebih kreatif dalam memberikan konten bermanfaat. Oleh karena itu berkerjasama dengan Publik Figure dan masyarakat Bali yang bergerak dalam pariwisata adalah langkah yang harus dicoba dan direalisasikan dalam membangkitkan sektor pariwisata di Bali oleh Pemerintah.</br></br>Tapi tentu, Konservasi alam harus lebih diutamakan demi memberikan pengalaman estetik pada setiap turis dalam negeri atau asing ketika berpariwisata/bepergian di Bali.ng ketika berpariwisata/bepergian di Bali.  +
  • Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_How_can_the_ocean_be_used_to_help_our_economy_in_an_environmentally_sustainable_way%3F  +
  • Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_Many_foreign_tourists_have_violated_Nyepi_regulations_in_Bali._What_should_we_do%3F  +
  • Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_Russian_Village_in_Bali,_how_should_we_get_cope_with_it%3F  +
  • Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_What_could_we_probably_do_to_reduce_traffic_jam%3F  +
  • Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_How_can_the_government_best_promote_literacy_in_Bali%3F  +
  • Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_How_should_billboards_be_regulated_to_save_the_environment%3F  +
  • Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_How_to_avoid_sexual_abuses_in_Bali%27s_educational_communities%3F  +
  • Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_How_to_reduce_waste_at_school_canteen%3F  +
  • Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_In_your_opinion,_what_impact_will_the_massive_construction_of_large_malls_have_on_the_local_Balinese_community%3F  +
  • Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_What_can_you_set_as_an_example_from_Bung_Karno_in_this_millenial_era%3F  +
  • Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_What_do_you_think_about_the_new_facilities_at_Besakih_Temple%3F  +
  • Lilik Mulyadi lahir di Bogor, 23 Agustus 1Lilik Mulyadi lahir di Bogor, 23 Agustus 1961. Menulis puisi sejak 1978 dan banyak dimuat di Bali Post dan beberapa media luar Bali. Sering memenangkan lomba penulisan puisi tingkat lokal dan nasional. Puisinya juga terangkum dalam Lukisan Magis Tanah Bali, Dendang Denpasar Nyiur Sanur, Klungkung: Tanah Tua, Tanah Cinta, dll. Buku puisi tunggalnya: Jatijagat Pedukuhan Puisi Magis (2017). Dia berprofesi sebagai hakim dan banyak menulis buku tentang hukum.kim dan banyak menulis buku tentang hukum.  +
  • Lina Pratica Wijaya (Lina PW), lahir di DeLina Pratica Wijaya (Lina PW), lahir di Denpasar, 12 Juni 1989 silam. Ia lulusan Sastra Inggris Universitas Udayana, Bali. Ketika kuliah ia aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan, sempat memimpin Majalah Kanaka di Fakultas Sastra dan aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Udayana. Selain rajin menulis cerpen, esai, laporan jurnalistik, ia juga menyukai diving (menyelam) dan fotografi. Ia pernah meraih Juara I Lomba Resensi Kompas, dan Juara I Lomba Esai Tata Ruang Bali. Ia sempat belajar bahasa Inggris di Kansas, Amerika, dengan beasiswa IELSP tahun 2012. Ia juga konsen dalam pendidikan. Ia sempat mengajar di sebuah Sekolah Dasar di Manyamba, Majene, Sulawesi Barat. Beberapa cerpennya dimuat di Kompas dan masuk dalam Pilihan Cerpen Kompas tahun 2017, 2019, dan 2021. Cerpen Kompas tahun 2017, 2019, dan 2021.  +
  • Listya Wahyuni, lahir di Denpasar, 1 MaretListya Wahyuni, lahir di Denpasar, 1 Maret 1984. Menamatkan pendidikan seni rupa di ISI Denpasar. Sejak 2004 aktif dalam berbagai pameran bersama, antara lain “Dunia Baru” di Bentara Budaya Bali (2016), “Masa Subur” di Karja Art Space, Ubud (2018), “Eruption” di Galeri Raos, Batu, Malang (2019). Karyanya pernah menjadi finalis UOB Painting Of The Year (2013). Dia tergabung dalam Komunitas Militant Arts.a tergabung dalam Komunitas Militant Arts.  +
  • Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adLorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur. Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum.ficia deserunt mollit anim id est laborum.  +
  • Luh Mira Puspita adalah dosen di program studi Ilmu Keperawatan, Universitas Udayana. Puspita meraih gelar master di bidang keperawatan dari Universitas Gajah Mada pada tahun 2015.  +
  • Luh Putu Kirana Dewi adalah dosen tetap paLuh Putu Kirana Dewi adalah dosen tetap pada Program Studi Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas Mahasaraswati Denpasar. Kirana Dewi bergelar Magister Agribisnis yang diperoleh dari Universitas Udayana pada tahun 2017. Selain mengajar, Kirana juga aktif melakukan publikasi di bidang pertanian dan keterkaitannya dengan sektor-sektor lain seperti pariwisata dan pembangunan berkelanjutan. pariwisata dan pembangunan berkelanjutan.  +
  • MENYEMPITNYA DAERAH LAHAN SAWAH DI BALI, MMENYEMPITNYA DAERAH LAHAN SAWAH DI BALI, MENYEBABKAN SISTEM SUBAK TERANCAM, PARIWISATA MAJU.</br>Om Swastyastu</br>Yang saya hormati para dewan juri. Dan juga, para hadirin yang saya banggakan.</br>Rasa syukur saya panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas restu dan anugrah-Nya, kita bisa berkumpul di tempat yang sama di hari yang baik ini. Hadirin sekalian yang sudah berkumpul disini dalam acara Wikithon Partisipasi Publik Bali Berorasi. Hari ini, izinkan saya mempersembahkan orasi yang berjudul “Menyempitnya Daerah Lahan Sawah Di Bali, Menyebabkan Sistem Subak Terancam, Pariwisata Maju”</br>Baik, hadirin sekalian.</br>Subak ini merupakan sistem pengairan masyarakat Bali yang berfungsi mengatur pembagian aliran irigasi yang mengairi setiap petak area persawahan sesuai adat istiadat di masyarakat Bali. Sistem Subak ini sudah diakui oleh UNESCO sebagai warisan budaya dunia. Hal ini yang menyebabkan pula Di Bali menjadi subur karena adanya sistem subak ini, yang membuat sawah-sawah di Bali tidak kekurangan air. Membuat sawah di Bali menjadi tempat wisata alam yang banyak diminati di Bali, contohnya seperti di Jatiluwih, Tegalalang Rice Terrace. </br>Saat ini Bali terkenal akan tempat wisata yang sangat indah, dari hal tersebut Bali dijuluki sebagai ”Pulau Surga”. Namun dampak dari pariwisata di Bali yang semakin berkembang menyebabkan banyak lahan sawah yang di alih fungsikan menjadi infrastuktur pariwisata Bali dan di konverensikan sebagai kompleks perumahan, apa lagi saat ini Bali dilanda Kemarau panjang yang menyebabkan para petani gagal panen, tepatnya seperti di Penebel, Tabanan, para petani gagal panen mencapai 107 hektare. Dan lahan subak menjadi berubah status menjadi lahan kosong. Lalu lahan ini di ahli fungsikan menjadi infrastruktur pariwisata dan kompleks perumahan di Bali. Tentu hal ini harus diperhatikan, karena sekarang melai menipisnya kepedulian orang-orang terhadap tradisi, adat istiadat, dan kebudayaan bali karena pengaruh besar teknologi yang semakin maju saat ini.</br>Banyak yang saya katakan, banyak pula kesalahan saya. Semoga tradisi sistem subak di Bali tetap lestari dan masyarakat Bali tetap ingat dengan warisan leluhur ini. dengan ini saya memohon maaf sebesar-besarnya, jikalau ada tutur kata saya yang tidak sesuai dengan apa yang para hadirin pikirkan. Saya tutup dang Parama Santhi.</br>Om Santhi Santhi Santhi Om.Parama Santhi. Om Santhi Santhi Santhi Om.  +
  • MUDA WIJAYA Adalah penyair dan aktor teateMUDA WIJAYA Adalah penyair dan aktor teater yang lahir pada tahun 1974 di Kecicang, Karangasem, Bali. Menyelesaikan pendidikan di Denpasar sederajat SMU thn 1993.</br>Pernah aktif dalam Teater Got Denpasar dan terlibat dalam sejumlah pementasan di beberapa tempat di Bali. Bersama kelompok SatuKosongDelapan memainkan naskah Death of A Salesman (2004) di Taman Ismail Marzuki dalam acara Panggung Teater Realis Indonesia. Sebuah puisinya masuk dalam Sepuluh Terbaik Lomba Penulisan Puisi se-Bali (2002) yang di gelar Teater Orok Universitas Udayana.</br></br>Pemenang sayembara penulisan puisi dan cerpen Balai Bahasa se-Bali (2004).</br>Sejumlah puisinya telah dimuat media massa lokal dan nasional, antara lain: Media Indonesia, Bali Post. Warta Bali, Majalah Budaya Jejak (Banyuwangi), GM – Independen.</br>Puisinya juga masuk dalam antologi puisi bersama Tuhan Langit Begitu Kosong (Balai Bahasa Denpasar – 2004), nominasi cerpen dalam buku antologi Tower (Balai Bahasa Denpasar – 2004), antologi bersama Maha Duka Aceh diterbitkan PDS. HB. Jassin (2005), antologi puisi Roh dari Para Penyair Bali – Jawa Barat (Bukupop 2005), Jogja 5,9 Skala Rithcer (Bentang – 2006) , Herbarium Antologi Puisi 4 Kota (Pustaka Pujangga – 2007).</br></br>Pernah tampil tunggal performance art dalam Gigir Manuk Multicultural Camp (2002) di Kubutambahan, Buleleng, Bali. Dan pernah terlibat kolaborasi bersama William Miranda</br>dari Kanada dalam Drama Tari Eidepus yang dimainkan dalam Pesta Kesenian Bali 2006.</br></br>Buku puisinya bertajuk “Kalimah”. Kini dia bergiat di Jatijagat Kampung Puisi, Bali. bergiat di Jatijagat Kampung Puisi, Bali.  +
  • Made Adnyana Ole lahir di Tabanan, kini tiMade Adnyana Ole lahir di Tabanan, kini tinggal di Singaraja, Bali, sembari mengelola Mahima Institute Indonesia yang bergerak di bidang pendidikan seni dan budaya. Puisi dan cerpennya dimuat di berbagai media seperti Bali Post, Jawa Pos, Horison, dan Kompas. Buku kumpulan puisi tunggalnya “Dongeng dari Utara” (2014). Buku kumpulan cerpen tunggalnya, “Padi Dumadi” (2007) dan “Gadis Suci Melukis Tanda Suci di Tempat Suci” (2018). Sejumlah cerpennya masuk dalam buku Cerpen Pilihan Kompas.ya masuk dalam buku Cerpen Pilihan Kompas.  +
  • Made Agus Janardana, S.Pd., Gr., M.Kom. alMade Agus Janardana, S.Pd., Gr., M.Kom. alias Made Oplas adalah pencipta atau creartor karya seni kreatif Wajah Plastik yang sekaligus penulis buku "Wajah Plastik; A Pigment of Imagination" (2023). Agus Janar sapaannya, lahir di Kota Singaraja, Buleleng, Bali, pada 23 Januari 1990. Pria asal Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan ini terhitung sebagai anak muda yang energinya berlebih. Orang orang mengenalnya sebagai sosok kreatif, selalu memiliki sejuta ide kreatif terlebih karena ia merupakan seorang desainer. Sejak memperkenalkan karya "Wajah Plastik"-nya, Agus Janar semakin terkenal. Ia bahkan sering diundang untuk memberikan workshop Wajah Plastik. Wajah Plastik serasa sudah menjadi warisan dalam hidupnya. Baginya, berbagi atau berbuat baik adalah misi hidupnya selanjutnya. Debut menulisnya diawali dengan menulis konten pada websitenya. Selain itu, yang membuatnya semakin suka menulis adalah membuat puisi dan kemudian dijadikan lagu.membuat puisi dan kemudian dijadikan lagu.  +
  • Made Aripta Wibawa, lahir di Singaraja, 3 Made Aripta Wibawa, lahir di Singaraja, 3 Maret 1965. Sejak SMA telah menyukai kegiatan sastra dengan menulis puisi dan prosa. Ketika kuliah di Fakultas Hukum Universitas Mataram, NTB, ia makin suntuk menggauli dunia sastra. Dia ikut mendirikan Sanggar Sastra Mataram dan Himpunan Penulis, Penyair dan Pengarang Nusantara (HP3N) bersama seorang inisiator dan pendirinya, Putu Arya Tirtawirya. Ketika di Mataram pula ia sering jadi juri lomba baca puisi dan cerpen di Radio Suta Remaja, Sinta Rama dan Rinjani bersama kakaknya, Agoes Andika As. Puisi-puisi Aripta pernah dimuat di koran Bali Post, Nusa Tenggara, Bali Post, Karya Bakti, Simponi, Swadesi dan Merdeka. Ia juga aktif menulis di bulletin HP3N. Kini ia menjadi dosen di Universitas Bali Dwipa.a menjadi dosen di Universitas Bali Dwipa.  +
  • Made Astawa alias Dollar adalah pelukis keMade Astawa alias Dollar adalah pelukis kelahiran Gianyar, 22 Agustus 1972. Dia pernah sekolah seni di SMSR Denpasar. Sejak 2001 terlibat dalam banyak pameran bersama, seperti pameran di Tony Hogart Australia (2012), pameran MilitanArt “Land Remember “ di Santrian Galeri Sanur, Bali (2017), pameran bersama “nir (maya) rupa “ di Lv8 Resort Hotel Berawa, Badung, Bali (2018). Karya-karyanya cenderung bercorak abstrak dengan mengeksplorasi ikon-ikon kebalian. Selain sebagai pelukis, dia juga mengelola Griya Santrian Gallery dan Kaktus Art Gallery di Sanur.n Gallery dan Kaktus Art Gallery di Sanur.  +
  • Made Astika lahir di Karangasem-Bali, 13 MMade Astika lahir di Karangasem-Bali, 13 Mei 1983. Studi S1 di IKIP Negeri Singaraja mengambil Jurusan Pendidikan Bahasa, Sastra Indonesia dan Daerah. Semasa kuliah, sempat menjadi Ketua HMJ Jurdik BSID 2005/2006 dan Wakil Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Bahasa dan Seni periode 2004/2005. Pun dipercayai menjadi Koordinator IMABSII (Ikatan Mahasiswa Bahasa dan Sastra Indonesia se-Indonesia) untuk Wilayah Bali tahun 2005/2006. Menempuh studi S2 Ilmu Sastra, Universitas Gadjah Mada Tahun 2011. Tulisan-tulisan kecilnya dimuat di harian Bali Post dan Bali Orti. Sejumlah bukunya yang telah terbit adalah Sastra Lisan: Teori dan Penerapannya (Buku Ajar), Genre Teks (Buku Ajar), Sebelum Hari Jadi Menang (Antologi Prosa Liris), Historia Senja (Antologi Puisi) dan beberapa karya dalam antologi puisi bersama. Kini, ia mengajar di Universitas Pendidikan Ganesha, sekaligus menjadi Koordinator Program Studi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.di Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia.  +
  • Made Budhiana lahir di Denpasar, Bali, 27 Made Budhiana lahir di Denpasar, Bali, 27 Maret 1959. Dia belajar seni lukis di ISI Yogyakarta. Dia telah memamerkan karya-karyanya di berbagai Negara, seperti Jerman, Switzerland, Singapura, Malaysia, Australia, dan Belanda. Pernah berpameran tunggal di The Northern Territory Museum of Arts and Sciences, Darwin, Australia (1989), Cemeti Modern Art Gallery, Yogyakarta (1989), Bali Hilton, Nusa Dua (1991), Ganesha Gallery, Jimbaran (1998), dan Sika Gallery, Ubud (2001). Dia pernah meraih beragam penghargaan, di antaranya “Best Painting Bali Art Award” (1997), “Pratisara Affandi Adhi Karya” dari ISI Yogyakarta (1985 and 1986), dan sebagainya. Karya-karya Budhiana cenderung abstrak dengan memainkan garis dan warna yang penuh dengan sentuhan perasaan. Selain melukis, dia juga memiliki perhatian pada seni sastra, teater, dan musik.atian pada seni sastra, teater, dan musik.  +
  • Made Degur lahir di Guwang, Sukawati, GianMade Degur lahir di Guwang, Sukawati, Gianyar, Bali, 1924. Ia adalah seorang pematung kawakan pada zamannya. Karya-karyanya banyak dikoleksi oleh kolektor dalam dan luar negeri. Tematik karyanya meliputi kisah pewayangan (Ramayana dan Mahabarata), kehidupan sehari-hari, figur manusia, dan sebagainya. Ia meninggal pada tahun 2009. Bakat seni patungnya menurun pada anaknya, I Wayan Pudja, yang terkenal dengan patung-patung bertema Garuda Wisnu Kencana. Cucunya, Ketut Windu, juga meneruskan tradisi seni patung dalam keluarganya.kan tradisi seni patung dalam keluarganya.  +
  • Made Duatmika, lahir di Jembrana, 19 Mei 1Made Duatmika, lahir di Jembrana, 19 Mei 1970. Dia adalah pelukis lulusan ISI Denpasar. Karyanya pernah meraih Philip Morris Art Award (1998). Sejak mahasiswa, ia rajin mengikuti pameran bersama. Di antaranya adalah pameran “Angkatan 93” di Taman Budaya Bali (1996), Pameran Philip Morris Indonesia Awards di Jakarta (1998), Pameran Bersama di Gallery Hendra di Prana, Jakarta (2010), dll. Ia adalah anggota komunitas seni rupa Militanarts. Karya-karyanya cenderung menyuguhkan suasana sosial yang didominasi warna-warna cerah. sosial yang didominasi warna-warna cerah.  +
  • Made Edy Arudi adalah penyair dan seorangMade Edy Arudi adalah penyair dan seorang guru PNS di SMP Negeri 2 Sukasada - Bali, kelahiran 22 Oktober 1978. Puisi-puisinya sering dimuat di koran Nasional Bali Post, karya-karya lainnya juga dapat dibaca di beberapa buku antologi puisi bersama, seperti: Klungkung: Tanah Tua Tanah Cinta (2016), Antologi Puisi 100 Penyair Nusantara “Ketika Burung-burung Itu Telah Pergi” (2016), Menemukan Kekanak di Tubuh Petuah (2016), Madah Merdu Kamadhatu (2017), Senyum Lembah Ijen (2018), dan Mengunyah Geram Melawan Korupsi (2018), dll.ngunyah Geram Melawan Korupsi (2018), dll.  +
  • Made Galung Wiratmaja adalah pelukis kelahMade Galung Wiratmaja adalah pelukis kelahiran Sukawati, Gianyar, Bali, 31 Mei 1972. Dia menamatkan pendidikan seni rupa di PSSRD Universitas Udayana. Sejak 1993 dia rajin menampilkan karyanya dalam banyak pameran bersama, seperti pameran “Retrospektif” di Bentara Budaya Bali (2018). Pameran tunggalnya adalah “Silent Nature” di Ganesha Gallery, Jimbaran (2007) dan “Landscapes” di Griya Santrian Gallery, Sanur (2006). Dia pernah meraih penghargaan dari Yayasan Seni Rupa Indonesia (2000), Museum Der Weltkulturen Jerman (2006) dan Mandiri Art Award (2015). Karya-karya Galung cenderung memadukan corak abstrak dan figuratif dengan permainan warna yang menawan.ratif dengan permainan warna yang menawan.  +
  • Made Geremboeang lahir di Mas, Ubud, Bali,Made Geremboeang lahir di Mas, Ubud, Bali, 1912. Ia meninggal tahun 1985. Ia adalah seorang pematung tersohor pada zamannya. Ia terlibat dalam gerakan Pita Maha pada era 1930-an. Menurut Rudolf Bonnet, salah seorang pendiri Pita Maha, Geremboeng adalah pemahat paling kreatif yang mencoba gaya baru. Ia memulai karirnya sebagai pembuat topeng, kemudian patung. Tema-tema patungnya berupa figur ibu dan anak, orang tua duduk, musisi, dan lain-lain. Patung-patung Geremboeang sangat langka dan mahal harganya.emboeang sangat langka dan mahal harganya.  +
  • Made Gunawan adalah pelukis kelahiran ApuaMade Gunawan adalah pelukis kelahiran Apuan, Tabanan, Bali, 14 Juli 1973. Dia adalah lulusan seni rupa ISI Denpasar. Karya-karya mutakhirnya yang bercorak dekoratif banyak berbicara tentang ekologi yang dikaitkan dengan konsep Tri Hita Karana, hubungan harmoni manusia dengan Tuhan, dengan sesama manusia, dengan alam (hewan dan tumbuhan).</br></br></br>Sejak 1995, Gunawan aktif terlibat dalam pameran bersama, baik di dalam maupun luar negeri. Sementara itu, sejak 1999, dia telah menggelar pameran tunggal. Antara lain Pameran Sketsa dan Lukisan “Nungkalik” di rumah kos, pameran di Galery Hadiprana Jakarta (2002), “Perempuan” di Jenggala Keramik Jimbaran Bali, “Melody & Beauty From the Paradise Island di Galery Hadiprana Jakarta (2004), pameran di Montiq Galery Jakarta (2007), pameran “ Third Solo Exhibition” di Galery Hadiprana Jakarta (2008), pameran di Art Village Gallery Malaysia (2009), Tree Of Life di Hadiprana Gallery Jakarta (2014), “Garis Bali “ di AMBIENTE Jakarta (2015), Tree of Life at Hadiprana Gallery Jakarta (2018).</br></br>Gunawan juga membuat beberapa karya performing art. Antara lain, “Kursi Emas” yang dipentaskan di Taman Budaya Bali (1997). Tahun 2000, Wayang Seni Rupa Ngaben Budaya Kekerasan Kembali Ke Kosong di lapangan parker Universitas Udayana. Wayang Seni Rupa Ngaben Budaya Kekerasan Kembali Ke Kosong di Mal Ciputra Semarang Indonesia. Tahun 2001, pementasan Siluet Perempuan Kolaborasi di STSI Denpasar.</br></br></br>Penghargaan yang telah diraih Gunawan dalam seni rupa adalah Sketsa Terbaik dari STSI Dps (1997), Sepuluh Besar Karya Seni Terbaik dari STSI Dps (2001), Sebagai pemrakarsa Lukisan 1000 kotak ( Perempuan & Bunga) dari Museum Rekor Indonesia (2003).n & Bunga) dari Museum Rekor Indonesia (2003).  +
  • Made Kaek dengan Kata-Katanya Sendiri,.. sMade Kaek dengan Kata-Katanya Sendiri,.. sebuah biografi..Seorang seniman kontemporer yang bermukim di Banjar Palak Sukawati Bali. Lulusan hukum dan seniman otodidak. Made Kaek adalah pilar kreatif dengan kontribusi penting bagi lanskap seni rupa kontemporer Indonesia.</br></br>Kutipan "Latar Belakang dan Pendidikan</br></br>Di sekolah menengah, saya suka menggambar dan melakukan hal-hal seperti membuat seni dinding. Saya belajar di sekolah menengah biasa. Ketika tiba waktunya untuk melanjutkan studi, saya disarankan untuk pergi ke Yogyakarta untuk mengambil jurusan hukum. Jadi saya lakukan. Di Yogya saya menemukan bahwa hukum sedikit bertentangan dalam hidup saya. Mungkin dengan karakter dan persepsi saya. Tapi saya juga berpikir itu bisa menjadi sesuatu yang baik dalam hidup saya dan melanjutkan studi hukum.</br></br>Bisa dibilang saya pergi ke Yogya untuk belajar hukum tetapi di Yogya saya menjadi seniman. Saya bertemu Nyoman Gunarsa.. dia tinggal di dekat kampus dan kami sering bertemu di rumahnya. Banyak tempat berkumpulnya mahasiswa ISI Bali. Saya akan mengatakan bahwa saya menemukan diri saya yang sebenarnya di sana. Itu adalah proses yang panjang, melalui dua ekstrem. Di satu sisi, ada hukum dan di sisi lain ada seni."</br></br>Baca artikel selengkapnya tentang Made Kaek</br></br>https://sawidji.com/about-sawidji/artists-sawidji-gallery/made-kaek/sawidji/artists-sawidji-gallery/made-kaek/  +
  • Made Karyana, lahir di Batuan, Sukawati, GMade Karyana, lahir di Batuan, Sukawati, Gianyar, 28 Januari 1981. Dia menamatkan pendidikan seni di ISI Denpasar. Sejak 2005 dia rajin terlibat dalam pameran bersama, seperti Tanda Dalam Jejak, Dewangga Gallery Ubud (2006), Pameran bersama kelompok “PIJAR” di Santrian Gallery Sanur (2011), Pameran bersama Baturulangun di Museum ARMA Ubud (2012), Pameran bersama Baturulangun di Museum Puri Lukisan Ubud (2015), Pameran bersama “Amasing Think” di LV 8 Canggu (2016). Lukisan-lukisannya dibuat dengan teknik tradisional gaya Batuan, namun dengan tema-tema kekinian.a Batuan, namun dengan tema-tema kekinian.  +
  • Made Kenak Dwi Adnyana, lahir di KintamaniMade Kenak Dwi Adnyana, lahir di Kintamani, 10 Mei 1985. Dia menamatkan pendidikan seni rupa di ISI Yogyakarta. Berbagai pameran bersama pernah diikutinya. Antara lain, pameran “One step Back” di Sono Budoyo Museum, Jogjakarta (2018), "Abstract is...?" di Bentara Budaya Bali (2017), Legenda Nusantara di KOI Galeri Kemang,Jakarta (2016), “Dari Masa ke Rasa” di ORASIS Galeri Surabaya (2015), ARTE Indonesia Art Festival 2014, di JCC Jakarta. Dia menerima penghargaan Jakarta International Art Award Nominee (2010) dan Sketsa Terbaik Angkatan 2004 dari ISI Yogyakarta. Karya-karyanya cenderung menampilkan abstraksi-abstraksi alam dengan pewarnaan yang khas.abstraksi alam dengan pewarnaan yang khas.  +
  • Made Mantle Hood adalah profesor etnomusikMade Mantle Hood adalah profesor etnomusikologi, Ketua Institut Pascasarjana Etnomusikologi dan Direktur Pusat Penelitian Musik Asia-Pasifik di Universitas Seni Nasional Tainan, Taiwan (TNNUA). Beliau menjabat sebagai Ketua (2021-2025) kelompok studi ICTM PASEA. Jabatan sebelumnya adalah di Universiti Putra Malaysia (2012–2018), Melbourne University, Australia (2011–2012) dan Monash University, Australia (2005–2011). Penelitiannya saat ini meliputi ontologi suara, vokalisasi yang terancam punah, sistem tuning/laras serta musik dan keadilan sosial. Saat ini ia adalah peneliti utama dalam proyek yang didanai Kementerian Sains dan Teknologi Taiwan, 'Towards the Sustainability of Vocal Heritage di Filipina, Malaysia, dan Indonesia' (2019–2021). Ia adalah penulis 'Triguna: A Hindu-Balinese Philosophy for Gamelan Gong Gede Music' (2010) dan co-editor Music: Ethics and the Community (2015).or Music: Ethics and the Community (2015).  +
  • Made Monog lahir di Banjar Kedaton, DenpasMade Monog lahir di Banjar Kedaton, Denpasar, 17 Juli 1920. Ia adalah seniman tari dan dramatari. Namanya dikenal lewat perannya sebagai Walunateng Dirah dalam dramatari Calonarang. Ia sangat piawai dan berkharisma saat memerankan tokoh legendaris itu. Ia juga piawai dalam menari Baris dan Arja.</br></br>Minat Monog pada dunia seni telah tumbuh sejak kanak-kanak. Ia belajar menari Baris pada Guru Sriada di Banjar Gemeh, Denpasar. Ia juga belajar pada Pekak Kredek (ayah Prof. Dr. I Made Bandem) dan Made Kengguh asal Singapadu, Gianyar. Namun sebelum itu, ia telah menguasai tari kecak saat bergabung dengan Sekaa Janger Banjar Kedaton.</br></br>Setelah belajar tari Baris dan Penasar, ia pun menekuni dramatari Calonarang yang tergolong sakral dan angker. Seorang penari Calonarang tak cukup hanya mengandalkan kepiawaian menari secara fisik, tapi juga ketangguhan batin. Seorang penari Calonarang harus mampu lolos dari ujian gaib dan ilmu hitam. Terlebih lagi bila penari Calonarang memerankan tokoh-tokoh penting, seperti Pandung, Dirah, Rangda.</br></br>Semangat ngayah (bakti) dan kearifan hidup dalam berkesenian sering ditularkannya kepada murid-muridnya yang tersebar di berbagai daerah di Bali. Monog selalu berpesan kepada generasi penerus kesenian Bali agar berkesenian dengan dasar bakti. Bali agar berkesenian dengan dasar bakti.  +
  • Made Muliana alias Bayak adalah perupa konMade Muliana alias Bayak adalah perupa kontemporer Indonesia yang berasal dari Bali. Dia lahir di Gianyar, 27 Juni 1980. Dia menempuh pendidikan seni rupa di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar pada 1999 hingga 2005. Selain melukis di kanvas, dia juga membuat mural, menggelar seni pertunjukan, bermain musik, dan aktif dalam gerakan penyelamatan lingkungan. Sebagai salah satu bentuk kepeduliannya pada lingkungan, dia banyak mengolah sampah plastik menjadi karya seni rupa. </br></br>Bayak telah banyak menggelar pameran seni rupa, baik di dalam maupun luar negeri. Pameran tunggalnya, antara lain Art For Artists Sake (Sika Gallery Ubud, 2008), Artists Don’t Lies (Griya Santrian Gallery Sanur, 2012), Plasticology Reissue (Arys Warung Ubud, 2013).</br></br>Penghargaan seni rupa yang pernah diraihnya, antara lain: Top 20 Finalist of Nokia Art Award 2000, Top 20 Finalist of Nokia Art Award 2001, Finalis Bazaar Art Award 2010, Top 20 Sovereign Art Price 2013 at Espace Louis Vuitton Singapore.ce 2013 at Espace Louis Vuitton Singapore.  +
  • Made Panti Geg lahir di Banjar Panti, SanuMade Panti Geg lahir di Banjar Panti, Sanur, Denpasar, 17 Juli 1905. Ia menekuni seni patung sejak 1935. Ia adalah seorang pematung kaliber nasional dan internasional. Ia meninggal pada tanggal 12 Juni 1987.</br></br>Panti lahir dari keluarga seniman. Kedua orang tuanya adalah seniman dan pembuat payung (pajeng) tradisional pada zaman Kerajaan Badung. Pada mulanya Panti bekerja sebagai petani. Kemudian menemukan dan menggali bakatnya dalam seni patung dengan berguru kepada Anak Agung Made Gede dari Jeroan Grenceng di Banjar Grenceng, Denpasar. </br></br>Panti terkenal dengan patung-patung realis sosok tokoh nasional dan internasional, seperti Mahamat Gandhi, Rabindranath Tagore, Jendral Gatot Subroto, Jendral Soekamto, seniman tari Mario. Namun ia juga menggarap patung-patung bertema kehidupan sehari-hari. Presiden Pertama RI, Soekarno, sering memesan patung kepada Made Panti untuk pajangan istana kepresidenan, seperti Istana Merdeka, Istana Tampaksiring, Istana Bogor. Dalam proses pembuatannya hampir semua patung itu meniru model orang yang diambilnya dari para kenalan, sanak keluarganya, atau tetangganya sendiri. </br></br>Karya Made Panti yang monumental dan mendapat pujian dari Soekarno adalah patung Gajah Mada yang dipasang di Pusat Pendidikan dan Latihan Brigade Mobile (Brimob) di Watukosek, Porong, Jawa Barat. Patung setinggi 6 meter dan lebar 4 meter itu diresmikan oleh Soekarno tahun 1959.r itu diresmikan oleh Soekarno tahun 1959.  +
  • Made Rema lahir di Desa Mas, Ubud, 1945. IMade Rema lahir di Desa Mas, Ubud, 1945. Ia adalah seorang pematung. Ia belajar seni patung pada Ida Bagus Nyana dan Ida Bagus Tilem. Sebagai seorang pematung, jiwa Rema sudah menyatu dengan kayu. Ia selalu memikirkan kayu bahkan terbawa-bawa hingga ke alam mimpi. Ia berusaha menemukan rahasia apa yang diberikan kayu untuk diwujudkan menjadi patung. Itu yang membuat karya-karya Rema terasa berjiwa, terkesan hidup. Itu pula yang menyebabkan karya-karya Rema banyak diminati dan dikoleksi kolektor mancanegara. Rema telah memamerkan karya-karyanya di dalam dan luar negeri. Misalnya pameran bersama "Leha-lehah" di Bidadari Art Gallery, Mas-Ubud, Bali." di Bidadari Art Gallery, Mas-Ubud, Bali.  +
  • Made Somadita lahir di Tabanan, Bali, Mei Made Somadita lahir di Tabanan, Bali, Mei 1982. Ia lulusan Institute Seni Indonesia (ISI) Denpasar. Kegemarannya melukis telah tumbuh sejak kanak-kanak. Karya-karyanya pernah ditampilkan dalam pameran bersama maupun tunggal. Pameran tunggalnya antara lain “Animals in Love”, Valentine Willie Fine Art, The Chedi, Ubud, Bali (2002), “Sketsa Drawing, Animal in Love”, Paros Gallery, Sukawati, Bali (2006), “Natural Beauty #1” di Ganesha Gallery, Four Season Resort, Jimbaran, Bali (2012). Sedangkan pameran bersama yang pernah diikutinya antara lain “Di Persimpangan”, Museum of Fine Art and Ceramic, Jakarta (2013), “Kita, ECCA Galery, Manila, Pilipina (2012), Pameran Berdua ‘’Wild Journey”, Pongnoi Community Art Space, Chiang Mai, Thailand (2012), “Tomorrow Maybe, Aleaaa, Coletive, Beudoulin, Reunion, France (2011), “Entitas Nurani II”, Art Centre, Bali (2011), “Super Hero”, Hanna Art Space, Ubud, Bali (2010), “Encounter”, Hanna Art Space, Ubud, Bali (2009), “ART Malaysia”, Mid Valley Exhibiton Centre, Kualalumpur (2008), “Wajah-Wajah”, Universitas Passau, German (2007), “Back to the Nature”, Retro Fine Art, Sanur, Bali (2005), “Enemy”, Gallery Sembilan Ubud Bali (2004), “Girgirmanuk”, Hotel Radin, Sanur, Bali, (2003).rmanuk”, Hotel Radin, Sanur, Bali, (2003).  +
  • Made Sugianto lahir di Tabanan, Bali, 19 AMade Sugianto lahir di Tabanan, Bali, 19 April 1979. Dia menulis sastra berbahasa Bali dan Indonesia. Pada 2009 dia mendirikan penerbit Pustaka Ekspresi yang banyak menerbitkan buku-buku sastra berbahasa Bali dan Indonesia. Selain itu dia juga membuat majalah Ekspresi, Kukuh TV, dan menjadi wartawan.</br></br>Karya-karyanya yang telah terbit, antara lain Bikul (2010), Preman (2010), Sundel Tanah (2010), Bunga Valentine (2011), Sentana (2011), Meong Garong (2012), Sing Jodoh (2013), Sentana Cucu Marep (2014), Ratna Tribanowati (2014), Ki Baru Gajah (2015). Pada 2012 dia meraih Hadiah Sastra Rancage untuk bidang jasa pengembangan sastra Bali modern dan 2013 untuk novel berbahasa Bali berjudul Sentana.</br></br>Kini dia mengabdi di desanya di Kukuh, Marga, Tabanan, sebagai perbekel (lurah). Marga, Tabanan, sebagai perbekel (lurah).  +
  • Made Sukada, lahir di Denpasar, 23 April 1Made Sukada, lahir di Denpasar, 23 April 1938. Selain sebagai sastrawan dan penulis, ia adalah dosen Bahasa dan Sastra Indonesia di Fakultas Sastra (kini FIB) Universitas Udayana, Bali. Ia adalah tamatan pascasarjana Fakultas Sastra Universitas Gadjah Mada, Yogyakarta (1982). Ia telah menulis sastra sejak SMP, dimuat di berbagai media cetak lokal dan nasional, seperti Bali Post, Kompas, dll. Buku-bukunya yang telah terbit adalah Beberapa Aspek tentang Sastra (1987), Pembinaan Beberapa Kritik Sastra Indonesia: Masalah Sistematika Analisis Struktur Fiksi (1987 dan 1991), Sebuah Ilusi (puisi; 1971), Matahari Pagi yang Hilang (esai; 1971), Perkembangan Sastra Nasional di Bali (1972), Sekelumit tentang Drama (1973), dan sebagainya. Ia pernah menjadi ketua Lembaga Seniman Indonesia-Bali (Lesiba). Selain itu, ia juga pernah bekerja sebagai redaktur budaya Harian Suluh Marhaen (kini Bali post).aya Harian Suluh Marhaen (kini Bali post).  +
  • Made Susanta Dwitanaya, lahir di TampaksirMade Susanta Dwitanaya, lahir di Tampaksiring, 22 Juli 1987. Menempuh pendidikan seni rupa di Undiksha, Singaraja. Mulai menulis dan mengurasi pameran seni rupa sejak masa kuliah pada 2009. Kemudian pada 2013 dia bergabung dalam Gurat Institute, sebuah lembaga independent yang bergerak di bidang kuratorial., riset, dan pendokumentasian seni rupa dan budaya visual di Bali. Hingga kini aktif mengurasi sejumlah pameran seni rupa, antara lain pameran seni rupa Megarupa (2019). Bersama Gurat Institute dia terlibat dalam penulisan beberapa buku tentang seni rupa, seperti Lempad for the World (2014). Pada tahun 2017 dia menjadi salah satu penulis seri buku pusaka seni rupa tentang enam seniman Indonesia yang digagas Dirjen Kesenian Kamendikbud Indonesia.gas Dirjen Kesenian Kamendikbud Indonesia.  +
  • Made Taro lahir di Bali dan selalu menyukaMade Taro lahir di Bali dan selalu menyukai cerita tradisional, permainan, dan lagu anak-anak. Dia telah menjadi story teller sejak 1973 dan telah tampil di Indonesia, Darwin, Pretoria dan di Ubud Writers’ and Readers’ Festival.</br>Made Taro sangat bersemangat untuk mempromosikan permainan tradisional dan percaya bahwa terlibat dalam permainan tersebut mengajarkan anak-anak pelajaran berharga seperti kesabaran, menghormati orang lain dan menjauhkan mereka dari masalah. Selama 35 tahun terakhir ia telah menjalankan Kukuruyuk, sebuah kelompok anak-anak berusia 8 – 12 tahun, di mana ia mendidik anak-anak melalui cerita dan permainan tradisional seperti gasing (pemintalan atas) dan mecungklik (permainan dengan bambu). Made telah bekerja dengan anak-anak kurang mampu dan kurang mampu di seluruh Indonesia. Made percaya bahwa bermain itu penting bagi anak-anak, dan karena itu ia memasukkan permainan dan permainan dalam pertunjukan Storytelling-nya. Sesi mendongengnya juga mencakup nyanyian dan iringan perkusi tradisional. Ia telah menulis lebih dari 30 buku tentang permainan tradisional, lagu anak-anak, dan cerita rakyat. Sebagai penerima banyak penghargaan sebagai guru, pelestari budaya, pendongeng dan penulis yang luar biasa, ia baru-baru ini dianugerahi Anugerah Kebudayaan (Medali Kebudayaan) yang bergengsi dari Presiden Republik Indonesia pada tahun 2009.</br>https://sisf.bookcouncil.sg/2012/pages/storyteller-made.html</br></br>Pada 2019, di usianya yang ke-80, ia menerima Lifetime Achievement Award dari Ubud Writers and Readers Festival.rd dari Ubud Writers and Readers Festival.  +
  • Made Wianta adalah seorang perupa berkelasMade Wianta adalah seorang perupa berkelas internasional yang lahir di Apuan, Tabanan, Bali, 20 Desember 1949. Dia adalah lulusan ISI Yogyakarta. Pada tahun 1976, ia belajar seni Eropa ke Brussels, Belgia, sembari mengunjungi galeri-galeri dan museum kesenian. Karya-karyanya telah dipamerkan di berbagai negara, antara lain Amerika, Perancis, Belanda, Italia, Singapura, dan sebagainya. Karya-karyanya berjumlah ribuan, berupa sketsa, drawing, grafis, lukisan, patung, bahkan puisi-rupa. Sebagian dari karya tersebut didokumentasikan dalam beberapa buku, di antaranya adalah “Made Wianta” (1990), “Made Wianta: Universal Balinese Artist” (1999), “Made Wianta: Art and Peace” (2000), “Wild Dogs in Bali: The Art of Made Wianta” (2005). Made Wianta meninggal pada tanggal 13 November 2020.a meninggal pada tanggal 13 November 2020.  +
  • Made Wijaya lahir dengan nama Michael WhitMade Wijaya lahir dengan nama Michael White di Sydney, Australia. Dia tiba di Bali pada tahun 1973, setelah melompat dari kapal dan berenang ke darat di tengah hujan badai. Seorang mahasiswa arsitektur, pertama-tama ia bermaksud kunjungan itu sebagai istirahat sejenak dari studinya, tetapi ketertarikannya dengan budaya dan tradisi Bali yang kaya membuatnya pindah dengan keluarga Brahman di Bali Selatan. Setelah berbagai pekerjaan mengajar tenis dan bahasa Inggris, bekerja sebagai pemandu wisata dan jurnalis foto, ia mulai berkontribusi pada buku panduan sebelum diminta untuk mendesain taman Oberoi Bali yang legendaris.</br>Lebih dari 600 taman kemudian, Wijaya adalah perancang taman tropis terkenal di dunia yang perusahaannya, P.T. Wijaya Tribwana International, memiliki tim pengrajin dan "komando taman" yang beranggotakan 500 orang. Dia melakukan perjalanan antara pangkalannya di Bali dan Singapura, India, Spanyol, Maroko, Hawaii, Australia, dan Meksiko untuk menenun sihirnya.</br></br>Sebagai otoritas yang diakui di taman tropis dan arsitektur Asia Tenggara, ia telah menerbitkan lima buku, The Complete Stranger in Paradise; Arsitektur Bali: Menuju Ensiklopedia; Desain Taman Tropis (Archipelago Press dan Wijaya Words, 1999); Di Rumah di Bali (Abbeville Press, 2000); dan Arsitektur Bali – Buku Sumber Bentuk Tradisional dan Modern (Archipelago Press dan Wijaya Words, 2002). Dia juga berkontribusi pada Tropical Asian Style dan merupakan penulis utama buku panduan saku ke Bali.</br></br>Kolom tanda tangannya "Stranger in Paradise–Diary of an expatriate in Bali" di (www.strangerinparadise.com) dan majalah bulanan Hello Bali dan Jakarta Post untuk lebih tepatnya) dan majalah "Poleng" dan juga sangat dicintai di seluruh negeri</br></br>Made Wijaya meninggal dunia pada 28 Agustus 2016.jaya meninggal dunia pada 28 Agustus 2016.  +
  • Made Wiradana lahir di Denpasar, 27 OktobeMade Wiradana lahir di Denpasar, 27 Oktober 1968. Dia tamatan Fakultas Seni Rupa Institut Seni Indonesia, Yogyakarta. Sejak 1989 dia telah menggelar pameran bersama di dalam maupun luar negeri. Sedangkan pameran tunggalnya, antara lain “Imajinasi Purba” (Yogyakarta, 1999), “Bentuk-bentuk Purba” (The Chedi, Ubud, 2000), “Deklarasi Seni Akhir 2001” (ARMA Museum, Ubud, 2001), “Kanvas itu Bulat” (Mon Décor Gallery, Jakarta, 2003), “Global Convention on Peace”(Asoka Hotel, Belgia, 2004), “Art of Wiradana” (Bidadari Gallery, Ubud, 2005), “Bali is My Life” (2006), “Eksodus Binatang” (Srissasanti Gallery, Jakarta, 2009), “Enjoy” (Ambiente Gallery, Jakarta, 2010), “Sensibility Line” (Griya Santrian Gallery, Sanur, 2018).ne” (Griya Santrian Gallery, Sanur, 2018).  +
  • Mangku Bajra bernama asli I Wayan LanggengMangku Bajra bernama asli I Wayan Langgeng, lahir di Sanur Kaja, 1 Juli 1963. Ia adalah seorang pemangku yang bertugas memimpin dan menuntaskan (memuput) upacara Panca Yadnya. Sebelum menjadi mangku, ia pernah menjadi guru bahasa Bali dan Agama Hindu di sebuah SD di Sanur. Pada masa remajanya, ia suka bermain teater atau drama dan menulis puisi. Puisi-puisinya pernah dimuat di Bali Post Minggu. Selain itu, ia juga gemar menulis lontar. Karena kegemarannya menulis dan membaca lontar, ia paham tentang ilmu pengobatan tradisional Bali (usada). Selain menjadi mangku, ia adalah pinisepuh adat di Sanur Kaja.u, ia adalah pinisepuh adat di Sanur Kaja.  +
  • Mangku Jenggo lahir di Dusun Umanyar, DesaMangku Jenggo lahir di Dusun Umanyar, Desa Ababi, Kec. Abang, Karangasem, Bali, 1963. Ia tidak punya data pasti tentang hari kelahirannya. Ia adalah seniman patung yang belajar secara otodidak. Karya-karya patungnya cenderung bergaya primitif yang menampilkan kesan magis. Menggunakan alat-alat sederhana, ia memahat batu-batu lahar Gunung Agung apa adanya dengan mengikuti tekstur batu dan naluri seninya. Sejumlah karyanya dikoleksi oleh galeri, seniman, dan pencinta seni. Sebagian karyanya tersebar di halaman rumahnya yang sejuk. Selain pematung, ia juga seorang pemangku di desanya.tung, ia juga seorang pemangku di desanya.  +
  • Mangku Mura (1920-1999) bernama asli I WayMangku Mura (1920-1999) bernama asli I Wayan Mura, dilahirkan di Banjar Siku, Desa Kamasan, Klungkung, Bali. Ia adalah maestro seni lukis wayang Gaya Kamasan. Ia juga dikenal sebagai pemangku atau pemimpin upacara Hindu di banjarnya. Selain keterampilan melukis, ia juga ahli membuat peralatan ritual dari perak, namun tidak ia kembangkan. Ia lebih tertarik melukis. Ia belajar melukis pertama kali pada Kak Lui. Kemudian ia menimba ilmu melukis kepada seniman dari Banjar Sangging, Kamasan, di antaranya Pan Ngales, Wayan Kayun, Nyoman Dogol dan Pan Seken.</br></br>Pada tahun 1971-1972, Mangku Mura bertemu dengan Profesor Anthony Forge yang melakukan penelitian tentang lukisan Bali di Desa Kamasan. Mangku Mura menjadi informan utama dan mitra dalam penelitian tersebut. Berkat penelitian itu, seni lukis Kamasan dikenal luas hingga mancanegara. </br></br>Lukisan Mangku Mura banyak menghiasi bangunan-bangunan keagamaan di Banjar Siku. Selain itu juga dikoleksi oleh beberapa galeri dan museum di Indonesia dan luar negeri. Pada tahun 1960-an, ia terlibat dalam proyek renovasi Kerta Gosa di Klungkung, dibawah pimpinan Pan Seken. Pada tahun 1980-an, Mangku Mura memamerkan lukisannya di Italia. Pada tahun 1988, ia mendapat tugas dari Pemerintah Indonesia untuk melukis peta dunia berukuran besar, yang ditampilkan sebagai mural di paviliun Indonesia di World Expo di Brisbane, Australia. Luas lukisan yang dikerjakannya adalah 1.300 meter persegi. Selain adegan tradisional, lukisan itu juga memuat gambar turis Australia di Bali. Pada tahun 2011, Mangku Mura secara anumerta menerima anugerah dari Pemerintah Indonesia atas pelestarian dan pengabdiannya pada bidang seni lukis Gaya Kamasan.</br></br>Bakat melukis Mangku Mura menurun kepada anaknya, yakni Nyoman Kondra dan Mangku Muriati. Bahkan, Mangku Muriati sejak dini membantu ayahnya melukis dan dididik menjadi seniman. Mangku Muriati juga menempuh pendidikan seni di Universitas Udayana, Denpasar. Selain itu, Muriati juga melanjutkan tugas ayahnya sebagai seorang pemangku.an tugas ayahnya sebagai seorang pemangku.  +
  • Mangku Muriati lahir di Klungkung, Bali, 1Mangku Muriati lahir di Klungkung, Bali, 1967. Dia adalah seniman perempuan Bali yang melukis dengan gaya tradisional klasik Kamasan. Gaya Kamasan adalah bentuk estetik dari lukisan yang menggunakan cerita pewayangan seperti wayang kulit, kebanyakan dari epos Mahabrata dan Ramayana.</br></br>Mangku Muriati adalah anak perempuan Mangku Mura (1920-1999), salah satu tokoh pelukis Kamasan. Sejak kecil ia mengikuti ayahnya melukis dengan mewarnai lukisan khas wayang di Desa Kamasan, Klungkung. </br></br>Kemudian dia kuliah di Program Studi Seni Rupa dan Desain (PSSRD), Universitas Udayana Denpasar, Bali dan setelah lulus kembali melukis gaya Kamasan di rumahnya. Jumlah seniman perempuan yang menekuni lukisan gaya Kamasan tak sebanyak laki-laki.</br></br>Pada 1990 saat berusia 32 tahun, Muriati menjadi pemimpin ritual atau Pemangku di pura, tempat suci di tempat tinggalnya, Banjar Siku, Kamasan.</br></br>Kamasan adalah satu-satunya desa di Bali di mana bentuk seni tradisional ini belum digantikan oleh gaya baru. Walau setia dengan tradisi seni rupa klasik Kamasan, dalam karyanya ia juga menyinggung perkembangan sosial dan politik di Bali. </br></br>Murniati memilih tinggal di rumahnya di Banjar Siku, bukan Banjar Sangging yang menjadi tempat berkarya pelukis Kamasan pada umumnya. Ia dinilai sudah membuktikan bisa menggerakkan banjarnya karena karyanya dipesan dan dikoleksi banyak pihak dari dalam dan luar negeri.i banyak pihak dari dalam dan luar negeri.  +
  • Manila Ayupijaya adalah staf pemerintah di bidang sumber daya manusia yang saat ini sedang bertugas di Dinas Ketenagkerjaan dan Energi Sumber Daya Mineral Provinsi Bali.  +
  • Maraknya bisnis online merupakan wabah yanMaraknya bisnis online merupakan wabah yang di cemaskan oleh para pelaku pedagang offline, karena bisnis online merupakan suatu tren baru di dunia usaha saat ini. Gaya hidup pada saat ini yang sedang trending di masyarakat berkaitan dengan kegiatan berbelanja. Melalui pertumbuhan toko online dan situs jual beli menawarkan begitu banyak kemudahan bagi calon konsumen karena bisa berbelanja melalui media online seperti handphone. Kemudahan serta keamanan dalam bisnis online semakin membantu perkembangan dan pertumbuhan bisnis online di indonesia maupun juga yang ada di bali. Penjual dan pembeli dapat melakukan transaksi jual beli tanpa harus bertemu langsung, dimana pembeli tidak perlu susah payah datang ke toko untuk melihat dan membeli apa yang mereka cari, hanya tinggal melihat barang yang diinginkan melalui internet kemudian memesan barang sesuai pilihan dan mentransfer uangnya dan kemudian barang tersebut akan dikirim oleh toko online tersebut kerumah.</br></br>Perdagangan online bisa merugikan perdagangan ofline karena berbelanja di toko online lebih murah dibandingkan dengan berbelanja di toko offline sedangkan berbelanja di toko offline menekan biaya operasional yaitu sewa tempat, biaya pegawai, dan biaya pajak toko. Dampak dari bermunculannya toko online belakangan ini sebagian kalangan dianggap menjadi ancaman bagi toko offline. Berbagai pusat berbelanjaan dirasakan cukup sepi sehingga banyak pedagang berpendapat sepinya penjualan disebabkan oleh banyaknya konsumen yang memilih untuk melakukan berbelanja secara online.</br></br>Menurut saya pemerintah harus menegaskan dengan cara menaikan pajak kepada pedagang online dan membatasi pedagang agar tidak semua produk yang bisa di jual secara online. Jika seperti itu,pedagang online dan pedagang offline sama sama jalan artinya tidak merasa tersaingi satu sama lain.nya tidak merasa tersaingi satu sama lain.  +
  • Maria Matildis Banda lahir di Bajawa, NgadMaria Matildis Banda lahir di Bajawa, Ngada, NTT, 29 Januari 1960. Ia adalah seorang sastrawan dan dosen Sastra di Universitas Udayana. Menyelesaikan pendidikan S3 Bidang Kajian Budaya di Universitas Udayana tahun 2015. Ia menerima berbagai penghargaan lomba cipta sastra, antara lain cerpen, novel, dan naskah drama. Menerbitkan novel “Bugenvil di Tengah Karang” (Grasindo Jakarta, 2001), “Rabies” (Care Internasional, 2002/2003), “Surat-Surat dari Dili” (Nusa Indah Ende 2005), “Suara Samudra” (Kanisius, 2017), dan “Bulan Patah” (Kanisius, 2022), dan lain-lain. Ia pernah mengikuti Sandwich Like Program KTLV dan Universitas Leiden, Leiden, Belanda (2011). Ia juga menjadi narasumber Lota Script in Ende Flores dalam International Workshop on Endangered Scripts of Island Southeast Asia pada Februari – Maret 2014 di Tokyo University, Jepang. Selain novel, ia juga menulis cerpen, drama radio drama panggung, puisi, cerita anak, dan dongeng. Sejak tahun 2001 ia dikenal sebagai kolumnis Parodi Situasi di Pos Kupang, terbit berkala telah mencapai 750 judul. Ia menerima penghargaan dari Wanita Penulis Indonesia (WPI) atas dedikasi dan perhatiannya terhadap perkembangan sastra di NTT (2010).erhadap perkembangan sastra di NTT (2010).  +
  • Mas Ruscitadewi, lahir di Kesiman, DenpasMas Ruscitadewi, lahir di Kesiman, Denpasar. Lulusan sarjana Sastra Jurusan Arkeologi dan Magister Filsafat Hindu. Sejak sekolah dasar aktif menulis puisi, cerpen dan drama. Karya sastranya terkumpul dalam buku “Hana Bira”, cerpennya terkumpul dalam buku “Penari Sanghyang” (Bahasa Indonesia), “Luh Jalir” (Bahasa Bali), naskah dramanya dalam buku “Rumah Bunga” dan “Nyanyian Hitam” (monolog), serta terkumpul dalam beberapa buku kumpulan puisi dan cerpen bersama</br></br>Mas Ruscitadewi mempelajari Arkelogi, Filsafat, dan Keagamaan di Institut Hindu Dharma Negeri Denpasar.</br></br>Ia juga mengajar anak-anak penderita virus HIV/AIDS di Yayasan Kerti Praja, dan seorang Kurator untuk Gelar Seni Bali Mandara Nawanatya, sebuah rangkaian acara seni sepanjang tahun.</br></br>Selain menulis puisi, lagu, dan cerita pendek, Ruscitadewi mengajar filsafat dalam bentuk teater kepada narapidana yang telah dijatuhi hukuman mati di Penjara Kerobokan.ijatuhi hukuman mati di Penjara Kerobokan.  +
  • Masalah Jalan desa sembung Mengwi rusak terus terjadi kecelakaan,saya memberi usulan yang akan menjadi pemimpin Bali tolong perbaiki jalan yang di desa saya  +
  • Masalah Lingkungan Diantaranya : 1. KebeMasalah Lingkungan </br>Diantaranya :</br></br>1. Kebersihan, Karena Bali merupakan Daerah Tujuan Wisata Dunia. Diperlukan karakter Pemimpin Bali yang mau memprioritaskan kebersihan di seluruh Bali .</br></br>2. Masalah Kemacetan Lalu lintas, Jalan Lintas Propensi adalah prioritas dan Trotoarisasi disepanjang jalan karena Banjir merupakan faktor utama penyebab kumuhnya Bali karena lingkungan menjadi rusak . </br></br>3. Masalah Lapangan Pekerjaan karena banyaknya Pengangguran berpendidikan di Bali yg kurang mendapat perhatian pemerintah .</br></br>4. Gubernur kedepan agar memprioritaskan pengenalan kemiskinan dengan mendorong dan memperluas beasiswa miskin memotong rantai kemiskinan dengan cara setiap Keluarga miskin harus ada seorang sarjana yang dibantu lewat beasiswa pemerintah. </br></br>5. Stop exploitasi Pura di seluruh Bali untuk Tujuan Wisata dan melarang wisatawan asing dan domestik masuk ke areal Pura .n asing dan domestik masuk ke areal Pura .  +
  • Masalah Lingkungan Diantaranya : 1. KebersMasalah Lingkungan Diantaranya :</br>1. Kebersihan, Karena Bali merupakan Daerah Tujuan Wisata Dunia .Diperlukan karakter Pemimpin Bali yang mau memprioritaskan kebersihan di seluruh Bali .</br></br>2. Masalah Kemacetan Lalu lintas, Jalan Lintas Propensi adalah prioritas dan Trotoarisasi disepanjang jalan karena Banjir merupakan faktor utama penyebab kumuhnya Bali karena lingkungan menjadi rusak . </br></br>3. Masalah Lapangan Pekerjaan karena banyaknya Pengangguran berpendidikan di Bali yg kurang mendapat perhatian pemerintah .</br></br>4. Gubernur kedepan agar memprioritaskan pengenalan kemiskinan dengan mendorong dan memperluas beasiswa miskin memotong rantai kemiskinan dengan cara setiap Keluarga miskin harus ada seorang sarjana yang dibantu lewat beasiswa pemerintah. </br></br>5. Stop exploitasi Pura di seluruh Bali untuk Tujuan Wisata dan melarang wisatawan asing dan domestik masuk ke areal Pura .n asing dan domestik masuk ke areal Pura .  +
  • Masalah Pendidikan Peserta Didik Tuli OM Masalah Pendidikan Peserta Didik Tuli</br></br>OM Swastyastu,</br>‘OM Ano Bhadrah Kratavo Vyāntu Vicva Taḥ’</br>“Semoga pikiran yang baik datang dari segala penjuru.”</br></br>Bapak/Ibu calon pemimpin Bali.</br></br>Pendidikan merupakan bekal awal untuk meraih cita-cita. Setiap warga negara berhak mendapat pendidikan sesuai dengan Pasal 31 Ayat 1 UUD 1945 yakni setiap warga negara berhak mendapat pendidikan. Warga negara yang dimaksud adalah setiap orang tanpa kecuali, laki-laki, perempuan, anak-anak, dewasa, lansia, dan disabilitas. Pemerolehan hak pendidikan memang menjadi tanggung jawab semua pihak. Orang tua wajib memberikan pendidikan dasar kepada anaknya. Penyelenggaraan pendidikan dilaksanakan oleh pemerintah melalui Dinas Pendidikan, baik pendidikan umum, khusus maupun inklusif. Sekarang pertanyaannya, apakah pemerintah sudah memberikan akses yang layak untuk disabilitas? Jawabannya ternyata belum saudara-saudara. </br></br>Saya mengajak saudara-saudara untuk berfokus pada disabilitas Tuli. Selama ini banyak sekali hambatan yang dirasakan teman Tuli saat melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi karena akses yang tidak tersedia dengan layak. Kampus menerima mahasiswa Tuli, namun tidak menyediakan akses yang sesuai, sehingga mereka tidak bisa belajar dengan baik. Faktor penyebab lain adalah penggunaan SIBI (Sistem Isyarat Bahasa Indonesia) di jenjang pendidikan dasar dan menengah. SIBI membingungkan bagi peserta didik Tuli dan bukan budaya Tuli. SIBI dibuat oleh orang dengar yang menggunakan pola kosa kata bahasa Indonesia sehingga Tuli tidak dapat memahami konteks yang dibahas. Menurut Ade Wirawan, seorang aktivis Tuli di Bali, pemakaian SIBI yang dipaksakan mengakibatkan terjadinya Deprivasi Bahasa yang berdampak pada tidak berkembangnya kognitif anak dan mahasiswa Tuli.</br></br>Solusi dari pemakaian SIBI yang dipaksakan ialah dengan menggunakan Bisindo (Bahasa isyarat Indonesia) yang merupakan bahasa alami yang muncul dan berkembang di komunitas Tuli. Bisindo merupakan representasi budaya Tuli sehingga sangat diperjuangkan oleh komunitas, organisasi dan aktivis Tuli. Terkait penggunaan Bisindo di satuan pendidikan, pemerintah sudah berperan dalam pendidikan Tuli dengan dikeluarkannya PP No. 13 Tahun 2020 tentang akomodasi yang layak bagi peserta didik penyandang disabilitas, khususnya untuk disabilitas rungu wicara atau Tuli yang tertera pada Pasal 15. Berikutnya Surat Edaran dari Direktorat Jendral Pendidikan Masyarakat dan Pendidikan Khusus pada tanggal 23 September 2021, tentang penggunaan Bisindo secara luas di satuan pendidikan khusus komunitas tunarungu atau Tuli di lingkungan masyakrakat luas. PP No. 13 Tahun 2020 maupun surat eadaran diatas sudah sesuai dengan UU No. 8 Tahun 2016 tentang disabilitas. Namun pelaksanaanya belum berjalan sesuai dengan tujuannya. Banyak yang belum memberikan akomodasi yang layak untuk peserta didik ataupun guru yang menguasai bahasa isyarat secara kompleks. </br></br>Hal-hal yang sepatutnya calon pemimpin Bali wujudkan demi kesetaraan akses pendidikan secara mumpuni bagi peserta didik Tuli adalah:</br>1. Pemerintah wajib melakukan penyesuaian kurikulum sesuai dengan kebutuhan Tuli.</br>2. Memberikan pengenalan disabilitas Tuli kepada guru di tingkat sekolah dasar untuk menjadi pedoman agar bisa memberikan pengajaran dengan cara yang tepat. </br>3. Memberikan pelatihan peningkatan kemampuan bahasa isyarat yang kompleks dan pemahaman linguistik bahasa isyarat bagi guru.</br>Calon pemimpin Bali, mari bersama-sama atasi masalah hambatan pendidikan ini, lalu benahi segera. Kalau tidak, rantai masalah ini akan terus mengakar dan melahirkan hambatan yang semakin kompleks. Pemilu adalah ajang yang tepat untuk membenahi masalah yang sebetulnya sudah lama terjadi.</br> </br>Bapak/Ibu calon pemimpin Bali apakah anda orang yang tepat? Apakah anda mampu melakukan pendekatan dengan komunitas Tuli? Bisakah Anda memenuhi tuntutan dari masyarakat Tuli?</br></br>OM Shantih Santhi Santhi OMyarakat Tuli? OM Shantih Santhi Santhi OM  +
  • Masalah Wisatawan Asing Yang Melakukan TinMasalah Wisatawan Asing Yang Melakukan Tindakan – Tindakan Menyimpang Yang Bertentangan Dengan Norma dan Tradisi Masyarakat Serta Mencoreng Citra Pariwisata Bali</br></br> Om Swastyastu. Yang Terhormat bapak dan ibu dewan juri.Serta para permirsa yang saya cintai dan saya banggakan.</br> Yang pertama mari kita menghaturkan puja dan puji syukur kehadirat Ida Sang Hyang Widi Wasa karena atas limpahan anugrah dari beliau kita semua dapat berkumpul disini dalam acara Wikithon Partisipan Publik Bali Berorasi.Pada kesempatan yang baik ini izinkan saya menyampaikan pidato atau orasi yang berjudul “Masalah Wisatawan Asing Yang Melakukan Tindakan – Tindakan Menyimpang Yang Bertentangan Dengan Norma dan Tradisi Masyarakat Serta Mencoreng Citra Pariwisata Bali”.</br>Kita semua pasti sudah mengetahui bahwa Bali kaya akan tradisi, budaya, dan spiritual warisan leluhur yang masih terus dijaga dan dipertahankan. Faktor tersebut menjadikan Bali sebagai pilihan bagi wisatawan lokal maupun mancanegara untuk berkunjung.. Tentu hal ini dapat mendongkrak ekonomi masyarakat Bali yang sangat bergantung pada sektor pariwisata.Akan tetapi hal ini justru menjadi masalah tersendiri karena wisatawan asing yang datang ke Bali tentu membawa kebiasaan dan etika dari negaranya yang sudah tentu berbeda jauh dengan kebiasaan dan etika masyarakat Bali. </br>Seiring dengan berjalannya waktu,di wilayah perkotaan maupun berbagai pelosok daerah akhir – akhir ini,banyak ditemui berbagai macam penyimpangan norma seperti norma adat dan norma kesopanan yang dilakukan oleh oknum-oknum wisatawan terutama turis mancanegara. Hal ini membuat masyarakat Bali menjadi resah, adapun tindakan yang menyimpang tersebut dimulai dari turis asing yang membawa sepeda motor ke jalan raya secara ugal – ugalan sehingga menyebabkan terjadinya kecelakaan. Selain itu banyak tempat spiritual juga tak luput dari tindakan nyeleneh yang dilakukan oleh oknum wisatawan mancan negara, salah satunya yang baru – baru ini terjadi yaitu WNA asal Korea Selatan yang melakukan pengerusakan sarana upacara di Pura Goa Raja Besakih , serta banyak oknum turis yang malah duduk diatas palinggih ( bangunan suci ). Banyak wisatawan asing yang berwisata ke tempat spiritual tanpa didampingi guide ( pemandu wisata ) sehingga banyak dari mereka bertindak sembarangan.</br>Seperti kasus pada waktu lalu,yang dilakukan oleh turis asal Rusia,dimana pada saat berada di puncak gunung agung,dia bertindak tak senonoh,yang menimbulkan adanya kontra,dan juga menjadi salah satu faktor pertimbangan Pemda Bali untuk menutup akses pendakian gunung yang ada di Bali. Tindakan – tindakan menyimpang yang kini marak dilakukan oleh oknum turis asing menjadi keresahan tersendiri bagi masyarakat, hal tersebut karena dapat mencoreng citra Bali yang dikenal sebagai Pulau Dewata serta berdampak pada ekonomi masyarakat yang selama ini bergantung pada sektor pariwisata.</br>Atas berbagai permasalahan tersebut tentu siapapun yang nanti kelak terpilih sebagai pemimpin bali di 2024 mendatang, saya berharap mampu mengambil keputusan dan tindakan tegas bagi para wisatawan mancan negara yang berlibur ke Bali untuk mencegah terulang kembali tindakan – tindakan menyimpang yang meresahkan masyarakat, tanpa menyebabkan perekonomian di sektor pariwisata menjadi berkurang,mengingat perekonomian masyarakat Bali sangat bergantung di sektor pariwisata. Mari bersama wujudkan Jagad Bali yang aman dan tentram sebagai destinasi wisata dunia.an tentram sebagai destinasi wisata dunia.  +
  • Masalah lalu lintas di Kabupaten Badung: Masalah lalu lintas di Kabupaten Badung:</br></br>1. Kemacetan Lalu Lintas yang Parah : Kabupaten Badung, terutama daerah pariwisata seperti Kuta, sering kali dilanda kemacetan yang parah. Peningkatan jumlah wisatawan domestik dan internasional serta kendaraan pribadi yang tidak seimbang dengan perkembangan infrastruktur jalan menjadi penyebab utama kemacetan ini. Situasi ini tidak hanya mengganggu mobilitas penduduk setempat, tetapi juga merugikan sektor pariwisata, karena wisatawan menghabiskan waktu yang lebih lama di jalan daripada menikmati destinasi wisata.</br></br>2. Infrastruktur Jalan yang Kurang Memadai : Meskipun terdapat upaya untuk memperbaiki infrastruktur jalan di Kabupaten Badung, namun masih banyak jalan-jalan yang sempit, tidak rata, dan tidak mampu menampung volume kendaraan yang tinggi. Selain itu, kurangnya trotoar dan jalur khusus untuk pejalan kaki serta sepeda menyulitkan mobilitas yang ramah lingkungan dan berpotensi mengakibatkan kecelakaan.</br></br>3. Tingkat Pengendara Sembrono yang Tinggi: Fenomena pengendara sembrono, seperti parkir sembarangan, melanggar rambu-rambu lalu lintas, dan melakukan manuver berbahaya, menjadi masalah serius di Kabupaten Badung. Tingkat kesadaran akan aturan lalu lintas dan etika berlalu lintas yang rendah tidak hanya membahayakan keselamatan pengguna jalan lainnya, tetapi juga memperburuk keadaan kemacetan dengan menciptakan hambatan tambahan di jalan.</br></br>4. Dampak Negatif terhadap Lingkungan dan Kesehatan: Kemacetan lalu lintas juga berdampak negatif pada lingkungan dan kesehatan masyarakat. Polusi udara akibat gas buang kendaraan bermotor meningkat, mengancam kualitas udara dan kesehatan penduduk setempat. Selain itu, tingginya tingkat stres yang dialami oleh pengemudi dalam situasi kemacetan juga dapat berkontribusi pada masalah kesehatan mental.</br></br>Untuk mengatasi masalah ini, diperlukan upaya yang terkoordinasi antara pemerintah daerah, masyarakat, dan pemangku kepentingan lainnya. Perlu dilakukan investasi lebih lanjut dalam pembangunan infrastruktur jalan yang memadai, peningkatan sistem transportasi publik, penegakan aturan lalu lintas yang ketat, serta kampanye penyadaran masyarakat tentang pentingnya berlalu lintas dengan aman dan tertib.nya berlalu lintas dengan aman dan tertib.  +
  • Masalah lingkungan yang kita hadapi saat iMasalah lingkungan yang kita hadapi saat ini mencakup berbagai hal, mulai dari deforestasi hingga polusi plastik dan pemanasan global. Solusi untuk mengatasi masalah ini memerlukan tindakan bersama yang komprehensif. Penting untuk mengurangi emisi karbon dengan beralih ke sumber energi terbarukan, menggalakkan daur ulang dan penggunaan produk ramah lingkungan, serta melindungi habitat alami melalui upaya konservasi dan penghijauan. Selain itu, pendidikan yang lebih luas tentang perlindungan lingkungan dan kebijakan yang mendukung praktik ramah lingkungan juga diperlukan. Melalui kolaborasi antara pemerintah, perusahaan, dan individu, kita dapat menciptakan perubahan positif yang diperlukan untuk menjaga keberlangsungan lingkungan bagi generasi mendatang.sungan lingkungan bagi generasi mendatang.  +
  • Masalah sane harus di tanggapi oleh calon Masalah sane harus di tanggapi oleh calon pemimpin Bali inggih punika . sepatutnyane irage dados calon pemimpin ring Bali,mengajak masyarakat Bali untuk memilah sampah ,mangde ten ngawag ngentungan sampah demi keasrian wilayah Bali puniki sampah demi keasrian wilayah Bali puniki  +
  • Masalah yang harus ditangani oleh calon peMasalah yang harus ditangani oleh calon pemimpin Bali adalah sampah di Bali. Seperti yang kita lihat di lingkungan sekitar masih banyak ada sampah yang berserakan di jalan, di sungai, dan juga di selokan. Jika sampah di selokan tersebut tidak dibersihkan maka akan membuat selokan penuh sampah dan pada saat musim hujan akan menyebabkan banjir karena tidak ada jalan air.</br></br>Calon pemimpin Bali harus tegas kepada masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Sampah yang paling utama harus ditangani adalah sampah plastik. Sampah plastik di TPA sudah membludak. Sampah plastik tersebut jika tertanam di tanah akan membuat tanaman tidak mendapatkan air yang baik. Apalagi jika plastik tersebut dibakar maka akan menyebabkan polusi. Calon pemimpin Bali harus menangani masalah sampah ini. Mungkin pemimpin yang terpilih bisa membuat sebuah perkumpulan atau pelatihan mendaur ulang sampah plastik. Yang awalnya sampah plastik menjadi kerajinan seperti bunga dari plastik bekas, tempat pensil, pot bunga, dan yang lainnya. Kerajinan tersebut bisa dijual dan masyarakat yang tidak memiliki pekerjaan bisa menghasilkan uang. </br></br>Solusi tersebut mungkin bisa membantu mengurangi sampah di Bali, dan sekaligus membantu pemerintah terkait masalah sampah. Calon pemimpin Bali harus memperhatikan lingkungan sekitar agar tetap bersih dan asri.kungan sekitar agar tetap bersih dan asri.  +
  • Masalah yang paling mendesak di Bali saat Masalah yang paling mendesak di Bali saat ini termasuk pengelolaan lingkungan, pariwisata berkelanjutan, dan ketidaksetaraan ekonomi. Para calon pemimpin perlu fokus pada solusi yang mempromosikan pembangunan yang seimbang dan berkelanjutan serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat secara menyeluruh.esejahteraan masyarakat secara menyeluruh.  +
  • Masalah: pariwisata dan kebersihan lingkuMasalah: pariwisata dan kebersihan lingkungan</br></br>Siapa yang tidak mengenal pariwisata di Bali, seluruh dunia tau akan itu. Tetapi siapa juga yang tidak tau jika kebersihan masih menjadi masalah besar Bali di masa ini. Bali sekarang mulai tertutup sampah, sampah ada dimana mana. Semua orang membenci sampah bahkan sampai tidak ada yang memperdulikannya lagi. Kita ambil satu contoh di kawasan pantai Kuta. Pantai Kuta sudah tercatat sebagai pantai terkotor. Banyak sampah sampah yang berserakan di pantai tersebut seperti sampah plastik, ranting ranting, limbah yang terbawa ke pesisir pantai, bukan hanya pantai Kuta pantai Seminyak, Legian, dan Jimbaran juga akan kena imbas dari sampah tersebut. Jika tidak ditangani ini akan menjadi dampak buruk bagi wisatawan maupun warga warga lokal sekitar. Sesuai Peraturan Gubernur Provinsi Bali Nomor 97 Tahun 2018 tentang Pembatasan Timbulan Sampah Plastik Sekali Pakai. Peraturan ini harus lebih di perketat karena makin kesini semua mulai melanggarnya, Jadi harus kita antisipasi sebelum nanti akan berdampak pada perekonomian di Bali terutama sektor pariwisata. Agar Bali tetap dikenal karena Keindahannya bukan karena "SAMPAHNYA".ena Keindahannya bukan karena "SAMPAHNYA".  +
  • Master Muda kami Mario Blanco, anak kedua Master Muda kami Mario Blanco, anak kedua dari pelukis terkenal Antonio Blanco, lahir di Ubud - Bali pada tanggal 4 Juli 1962. Ia tumbuh dikelilingi seni dan lukisan sejak kecil. Waktu Mario kecil, ayahnya mengajak ke studionya di Campuan, mengenalkan hasrat seni padanya. Mario menggambar lukisan minyak pertamanya ketika ia hanya berumur lima tahun hingga pada saat menjelang dewasa ia memilih untuk belajar seni di Universitas Udayana hingga tamat belajar.</br></br>Inspirasi seni Mario ditakdirkan berasal dari dua sumber. Ayahnya yang dari spanyol mengenalkan teknik seni eropa, dan bakat seni tradisionalnya yang diturunkan dari ibunya Ni Ronji, seorang penari Bali terkenal. Mario mengembangkan kedua hal tersebut secara intensif melalui lukisannya yang memperlihatkan secara jelas preferensinya pada gaya impresionistik romantis.</br></br>Sebagai seorang anak dari "Blanco yang tersohor", Mario harus menghadapi tantangan berat, sejalan dengan meluruhnya pengaruh seni sang ayah, bakatnya mulai tampak pada lanskap luas dimana visi pribadinya mengenai kebudayaan Bali makin berkembang.mengenai kebudayaan Bali makin berkembang.  +
  • Melangkah Bersama, Taklukkan Gunungan SampMelangkah Bersama, Taklukkan Gunungan Sampah menuju Bali Bersih Berkelanjutan</br></br>Om Swastyastu</br></br>Terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya sehingga bisa ikut berkontribusi menyuarakan aspirasi di Wikithon Berorasi.</br>Yang terhormat kepada dewan juri dan tim BASAbali Wiki, serta seluruh pembaca yang berbahagia</br></br>Seperti yang kita ketahui, bahwa sebentar lagi kita akan dihadapkan pada Pemilu 2024. Pemilu adalah momentum penting dalam kehidupan demokrasi kita. Ini bukan hanya tentang memilih pemimpin, tetapi juga kita memberikan amanah kepada mereka untuk mengatasi berbagai masalah yang dihadapi oleh masyarakat. Menjawab topik yang diangkat pada orasi kali ini adalah "Apa masalah yang paling mendesak untuk ditangani oleh para calon pemimpin Bali?". </br></br>Pertama-tama, kita tidak bisa mengabaikan masalah lingkungan, apalagi Bali dikenal dengan julukan Pulau Surga karena keindahan alamnya. Ada satu hal yang menurut saya sangat memerlukan perhatian serius dari calon pemimpin bali, yaitu permasalahan sampah yang tak kunjung usai. Bali menghadapi tantangan besar dalam pengelolaan sampah karena sistem yang tidak efisien sehingga tidak mampu menangani volume sampah yang jumlahnya besar. Situasi ini semakin diperparah dengan kebakaran yang terjadi di TPA Regional Sarbagita Suwung di Kota Denpasar, TPA Mandung di Kabupaten Tabanan, dan TPA Temesi di Kabupaten Gianyar pada musim kemarau sehingga menimbulkan kerusakan lingkungan dan dampak negatif terhadap kualitas udara sehari-hari. Permasalahan ini bukan hanya menjadi isu lokal, namun juga menjadi pengingat mendesak bagi kita untuk mengambil tindakan karena berdampak pada banyak aspek kehidupan masyarakat. Oleh karena itu, kehadiran pemerintah menjadi peran penting dalam menangangi kasus ini. </br></br>Saya yakin selama ini dari pihak pemerintah selalu mengupayakan yang terbaik, akan tetapi para calon pemimpin Bali selanjutnya harus berbenah dan mengkaji kembali dalam penyusunan strategi penanganan sampah yang bisa diusut dari akarnya sampai usai. Perlu menjadi catatan penting, keberhasilan program penanganan sampah sangat tergantung pada infrastruktur dan teknologi yang ada. Jika instalasi pengelolaan sampah, tempat pembuangan akhir, atau fasilitas daur ulang tidak memadai, maka program tersebut mungkin tidak akan memberikan hasil yang diharapkan. Suksesnya program penanganan sampah juga terkait erat dengan tingkat partisipasi masyarakat. Jika tidak ada kesadaran atau dukungan yang cukup dari masyarakat dalam pemisahan sampah, daur ulang, atau pengurangan sampah, program tersebut dapat mengalami kesulitan. Selain itu, kebijakan yang tidak sesuai atau tidak memadai untuk mengatasi masalah sampah dapat menjadi hambatan. Terkadang, kebijakan yang kurang mendukung atau implementasi yang lemah dapat menghambat efektivitas program.</br></br>Calon pemimpin Bali harus memiliki visi jelas tentang bagaimana melindungi dan menjaga kelestarian lingkungan Bali untuk generasi mendatang. Calon pemimpin Bali harus memiliki rencana tindakan konkret yang melibatkan aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Evaluasi menyeluruh terhadap program penanganan sampah perlu dilakukan untuk mengidentifikasi masalah inti dan menyesuaikan strategi yang diterapkan. Kolaborasi erat dengan berbagai pihak menjadi kunci dalam menciptakan solusi holistik. Keterlibatan aktif semua pihak, termasuk pemerintah, swasta, dan masyarakat, akan memastikan tercapainya keberlanjutan lingkungan di Bali untuk generasi mendatang. Tak kalah pentingnya, kesadaran akan pentingnya daur ulang dan pengurangan sampah perlu ditanamkan lebih dalam.</br></br>Terimakasih kepada Ibu/Bapak Calon Pemimpin Bali atas perhatian dan kerjasamanya untuk mewujudkan Bali Bersih dari gunungan sampah. Mari kita semua bersama-sama menjadi Agen Perubahan demi Bali bersih.</br></br>Om Shanti, Shanti, Shanti, Omali bersih. Om Shanti, Shanti, Shanti, Om  +
  • Melati dan Isabel Wijsen adalah dua gadis Melati dan Isabel Wijsen adalah dua gadis kelahiran Bali. Sejak tahun 2013, mereka sangat konsen memerangi sampah plastik yang hingga kini menjadi limbah terbesar di Pulau Bali. Mereka mendirikan Lembaga Swadaya Masyarakat (LSM) bernama “Bye Bye Plastic Bag” dengan visi dan misi membebaskan Bali dari sampah plastik. LSM ini didukung oleh banyak relawan dengan salah satu kegiatannya adalah membersihkan pantai-pantai di Bali dari sampah plastik.</br></br>Efeknya sangat besar bagi komunitas global. Pada Januari 2016, tiga belas negara telah menunjukkan minatnya untuk bergabung dan menerapkan Bye Bye Plastic Bags di negara mereka masing-masing. Tiga bulan kemudian LSM tersebut melebarkan sayapnya ke Ibukota Jakarta. Serta, Bye Bye Plastic Bags berhasil melibatkan sekitar dua belas ribu relawan untuk mengumpulkan 40 ton sampah di seluruh pantai di Pulau Bali pada Februari 2017 dalam acara yang bertajuk One Island One Voice. LSM itu juga menandai toko dan warung yang sudah tidak menggunakan kantong plastik di media sosialnya.</br></br>Melati dan Isabel adalah gadis belia yang mengharumkan nama Indonesia di dunia internasional. Mereka berhasil meraih Penghargaan “Bambi” di Jerman berkat program Bye Bye Plastic Bags. Mereka adalah dua remaja yang sangat inspiratif bagi dunia internasional, dan menjadi penerima penghargaan Bambi termuda.</br></br>Mereka adalah pengagum Nelson Mandela, Lady Diana, dan Mahatma Ghandi. Mereka lalu berinisiatif untuk melakukan hal yang berguna untuk dunia di umur mudanya. Lewat LSM Bye Bye Plastic Bags mereka mewujudkan misinya hingga diundang ke London untuk berbicara di TED Talks juga ke New York untuk menjadi pembicara di PBB saat peringatan World Oceans Day 2017.PBB saat peringatan World Oceans Day 2017.  +
  • Membangun Bali dengan P2 Membangun dan mMembangun Bali dengan P2 </br></br>Membangun dan menjaga Kearifan Lokal dan Membangun Jembatan Harapan untuk Masa Depan Pulau Dewata yang Cerah </br></br>Om swastiastu </br></br> Para hadirin yang terhomat, saya mengajak saudara-saudara untuk berdoa sejenak kepada tuhan yang esa, dengan sukacita. Saya mengajak saudara-saudara sebelum memulai orasi kali ini. Mari kita ucapkan puji syukur kita atas keberkahan yang diberikan kepada kita pada acara "Bali Berorasi" ini, saya akan membawakan teks orasi yang berjudul "Membangun Bali untuk P2"</br></br> Para hadirin yang terhormat, seperti yang kita tahu, Bali adalah pulau surga bagi para wisatawan yang disebut "the last paradise" karena keindahan alamnya, dan kita sebagai warga Bali harus menjaga Bali ini, begitu juga pemimpin kita yang akan membawa Bali ke era baru, jika tidak kita siapa lagi?!! sebagai pemimpin Bali ia harus melihat dan memperhatikan para wisatawan yang datang ke Bali, karena banyak kasus penghinaan dan perilaku buruk dari para wisatawan yang dapat merusak taksu Bali ini.</br></br> Para hadirin yang terhormat, seperti yang mereka semua tahu, Bali sangat tertekan oleh taksu, tetapi sekarang mungkin lebih hilang, mengapa?!!, karena para wisatawan tidak menghargai dan mungkin tidak tahu bagaimana daerah kita. Banyak perbuatannya yang telah merusakkan kaki musuh kita. Menurut data Kemenkumham Bali per 10 April 2023, mereka telah melakukan deportasi terhadap 82 WNA (warga negara asing) karena melakukan pelanggaran. WNA dari Rusia adalah yang teratas dengan 21 anggota. Nigeria berada di urutan kedua dengan 7 orang, diikuti oleh AS dan Inggris masing-masing dengan 6 orang. </br></br> Para hadirin yang terhormat, siapa pun yang akan menjadi pemimpin Bali berikutnya, saya harap untuk bersikap tegas terhadap wisatawan yang berperilaku tidak sesuai dengan norma Susila yang ada di Bali, penting bagi para pemimpin untuk mencari solusi yang seimbang antara pertumbuhan ekonomi yang baik dan menjaga warisan budaya dan alam Bali. Menurut saya pemimpin Bali selanjutnya harus membahas tentang P2, yaitu yang pertama Pelestarian, artinya dari pelestarian itu kita sebagai warga Bali tidak boleh di tipu-tipu, karena setiap wisatawan mungkin ada yang melakukan kesalahan yang membuat taksu kita semakin berkurang. P kedua Pengelolaan, pengelolaan itu berarti memberikan informasi tentang beberapa tempat di Bali yang masih suci dan tegas melarang para wisatawan jika ada yang akan melakukan tindakan yang tidak pantas. </br></br> Saya ingin mengingatkan mereka, sekali lagi, bahwa siapa pun yang memimpin Bali harus tegas dalam berkolaborasi dan berorganisasi untuk menyelesaikan dan menyelidiki semua masalah yang ada dan kita sebagai warga Bali juga harus ikut serta dalam menjaga dunia Bali, jika bukan kita, siapa lagi. saya tutup dengan pramasanthi om santhi santhi santhi om </br></br>Salam demokrasi!!anthi santhi santhi om Salam demokrasi!!  +
  • Menciptakan lingkungan yang berkelanjutan.Menciptakan lingkungan yang berkelanjutan. </br></br>Sampah merupakan permasalahan yang sangat umum yang terjadi di masyarakat global, dan Bali menjadi salah satunya. Sampah merupakan material sisa yang dihasilkan dari suatu proses produksi domestik maupun industri yang memiliki akibat dan dampak negatif bagi lingkungan. </br></br>Bali merupakan pulau yang dikenal dengan banyak sekali tempat wisata yang sangat indah sehingga menjadi destinasi garis depan wisata dunia serta pintu gerbang indonesia dari berbagai negara, sehingga banyak dikunjungi para wisatawan asing maupun lokal, akan tetapi sampai saat ini masih ada permasalahan dalam menjaga kebersihan lingkungan yaitu banyak sekali sampah dimana-dimana dan belum bisa diatasi dengan tuntas. Seperti yang telah diketahui sebelumnya telah terjadi kebakaran di salah satu tempat pembuangan akhir di bali yang mengakibatkan polusi udara yang mengganggu kesehatan bagi masyarakat sekitar sana yang juga kepulan asapnya dapat dilihat dari udara, selain itu berita kebakaran tersebut juga tersebar di berbagai platform media sosial. Selain itu kebersihan dipantai-pantai, sungai maupun di jalanan juga masih kurang terjaga kebersihan dan keterbitannya dalam membuang sampah, sehingga dari peristiwa itu tentu mencoreng citra pariwisata Bali yang dikarenakan mengingat pariwisata itu identik dengan kebersihan, keindahan, keramahan lingkungan sekitar.</br></br>Maka dari itu pemerintah di Bali perlu menekankan pemrioritasan untuk program kebersihan lingkungan dengan tekonologi bidang pengolahan sampah yaitu seperti bisa dengan pengumpulan sampah plastik lalu diberikan kepada dinas lingkungan hidup untuk dibuatkan bank sampah, selain itu juga ketegasan peraturan dalam menciptakan perubahan sikap dan perilaku masyarakat serta aparat desa melalui Bumdes harus digerakkan secara maksimal, sampah dimanfaatkan menjadi hal yang berguna dan bernilai ekonomis. Apalagi sampah plastik menjadi dampak utama dalam pencemaran lingkungan karena tidak dapat hancur dengan sendirinya maka dari itu perlunya penegasan daur ulang sampah plastik dengan langkah 3R yaitu mengurangi, menggunakan kembali, dan mendaur ulang. Sehingga diharapkan dapat terciptanya lingkungan yang bersih dan sehat, lingkungan yang sehat adalah lingkungan yang bersih mulai dari udara yang segar dengan minim polusi udara, kebersihan air, dan tanah. Hidup dengan lingkungan yang bersih dan sehat tentu akan memberi dampak positif pada hidup kita, yang secara tidak langsung lingkungan yang sehat akan menyehatkan jiwa dan raga kita. Untuk itu ayo bersama-sama mejaga kebersihan lingkungan sekitar demi lingkungan yang sehat dan bersih, kalau bukan kita siapa lagi.t dan bersih, kalau bukan kita siapa lagi.  +
  • Menjadi suatu kehormatan bagi saya sendiriMenjadi suatu kehormatan bagi saya sendiri untuk dapat mengetahui secara mendetail tentang karya sastra salah satu Seniman dan sekaligus menjadi Sastrawan yaitu Prof. Dr. I Wayan Dibia S.ST., MA. Beliau merupakan sastrawan yang membuat karya sastra dan Kesusastraan Bali Purwa yang berjudul Adhipsungara.aan Bali Purwa yang berjudul Adhipsungara.  +
  • Menurut Peter Katharin (2011), fungsi yangMenurut Peter Katharin (2011), fungsi yang dimiliki pemerintah antara lain mengatur regulasi untuk industri dan mengatur perpajakan. Oleh karena itu, untuk mengembalikan kejayaan pariwisata khususnya di Bali, saya mencoba memberikan ide kepada pemerintah sebagai berikut:</br>1. Pemerintah menyediakan fasilitas pinjaman tanpa bunga dengan tenor yang panjang bagi para pelaku usaha yang bekejra di sektor pariwisata atau sektor pendukungnya seperti hotel, restoran, travel, penerbangan, dll. Dengan demikian, mereka bisa mendapatkan modal untuk kembali membangun usahanya </br>2. Mengurangi atau bahkan menghilangkan pajak untuk sementara waktu yang dibebankan kepada para pengusaha dan pelaku yang bergerak di sektor pariwisata. Berbagai macam pajak yang terkait, untuk sementara waktu dibebaskan</br>3. Jumlah wisatawan mancanegara pada tahun 2019, sebelum covid, yang mengunjungi Bali menurut BPS Provinsi Bali mencapai 6.275.210 orang dan merupakan angka kunjungan tertinggi sampai saat ini, kemudian menurun sekitar 83% menjadi 1.069.473 orang pada tahun 2020. Untuk menarik kembali wisatawan mancanegara, kemudahan untuk mendapatkan visa sebagai turis bisa dipemudah persyaratannya dan ditambah durasinya. Seperti yang dilakukan negara UEA yang memberikan golden visa dengan durasi 10 tahun bagi mereka yang memenuhi persyaratan.</br>4. Pemerintah juga bisa memaksimalkan lembaga – lembaga penelitian negara untuk menciptakan inovasi yang bisa membantu para pelaku usaha untuk menghadapi pandemi ini seperti penggunaan AI, robot, drone, dll. Pemerintah bisa juga menggelar kompetisi untuk menjaring para startups teknologi yang bergerak di sektor pariwisata, kemudian ikut bagian dalam pembiayaan untuk pengembangan produknya</br>5. Pemerintah Provinsi Bali harus memegang kendali dalam proses pembuatan kebijakan dan implementasinya tanpa menunggu arahan dari pemerintah pusat sehingga tidak banyak birokrasi yang terlibat yang biasanya memakan banyak waktu. Kebijakan cepat dan tepat sesuai dengan kondisi pandemi saat itu yang terjadi di Provinsi Bali bisa diputuskan sesegera mungkin </br></br>Referensi</br>Peter, K. (2011). 4 - Basic sources for supporting numeric data services. In L. M. B. T.-N. D. S. and S. for the G. R. L. Kellam (Ed.), Chandos Information Professional Series (pp. 89–150). Chandos Publishing. https://doi.org/https://doi.org/10.1016/B978-1-84334-580-0.50004-3</br></br>https://bali.bps.go.id/subject/16/pariwisata.html#subjekViewTab3/subject/16/pariwisata.html#subjekViewTab3  +
  • Menurut penyampaian Bapak Sandiaga SalahudMenurut penyampaian Bapak Sandiaga Salahudin Uno sebagai Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia, Bali menjadi provinsi yang menyumbang devisa paling banyak dari bidang pariwisata di Negara Indonesia. Namun semenjak Covid-19 mengusak-asik dunia, para wisatawan tidak lagi berwisata ke Bali. Begitu pula kehidupan pariwisata Bali menjadi mati. Hal tersebut perpengaruh buruk di bidang ekonomi, sosial dan psikis masyarakat Bali. Masyarakat Bali yang bekerja di pariwisata saat ini tidak memiliki mata pencarian, ini menyebabkan perasalaha di bidang ekonomi. Karena semua yang dibutuhkan harus dibeli menggunakan uang, membuat masyarakat susah hati, permasalahan muncul di psikis. Dalam keadaan seperti ini, sekarang banyak ditemukan peminta-minta dan pengamen di perempatan jalan yang memakai pakaian adat Bali, permasalahan muncul di bidang sosial. Karena kematian pariwisata Bali berpengaruh buruk, maka perlu dicari jalan keluar agar pariwisata bisa bangkit kembali.</br></br>Semenjak kedatangan pandemi Covid-19,teknologi digital atau dalam jaringan semakin berkembang. Teknologi digital ini yang bisa membangkitkan pariwisata Bali. Bagaimana caranya? Bila menurut saya, saat ini pemerintah bisa menjual keberadaan seni, budaya dan keasrian alam ke pasar dunia melalui website. Pada website tersebut juga bisa diisi dengan pameran virtual menggunakan teknologi 360 derajat seperti pameran digital yang sudah sering dilakukan oleh masyarakat di luar negeri. Dengan satu website tersebut bisa diisi dengan beberapa video dan pameran virtual dari museum seni yang berada di seluruh wilayah Bali. Melalui website tersebut para wisatawan tidak perlu datang ke Bali, namun hanya dengan pengalaman digital saja mereka sudah bisa menikmati keindahan alam Bali. </br></br>Sekarang yang juga bisa dikembangkan yaiu kesenian pertunjukkan atau performing arts yang dapat direkam dan dibagikan secara daring atau digital. Masyarakat Bali yang belum mendapat pekerjaan dapat dirangkul agar bersama-sama mempelajari seni pertunjukkan seperti kecak dan tari kolosal lainnya. Yang perlu dicatat, yang ingin menyaksikan setiap video di website tersebut harus membeli tiket terlebh dahulu.</br></br>Dari beberapa pendapat yang saya sampaikan di atas, perkembangan teknologi digital dapat menjadi jembatan untuk membangkitkan pariwisata Bali sekaligus melestarikan seni dan budaya Bali. Selain itu, saat ini di masing-masing tempat wisata harus menyiapkan peralatan protokol kesehatan agar siapa saja yang ingin bepergian ke tempat wisata tersebut tetap memperhatikan protokol kesehatan sebagai pencegah penyebaran pandemi Covid-19. Semoga pandemi bisa segera menghilang, dunia kembali seperti sedia kala, juga pariwisata Bali bisa bangkit dan berdiri kokoh.isata Bali bisa bangkit dan berdiri kokoh.  +
  • Menurut saya permasalahan yang paling mendMenurut saya permasalahan yang paling mendesak yang perlu ditangani oleh para calon pemimpin bali, yakni mengenai wisatawan asing yang sedang viral baru - baru ini, marilah kita bersama-sama merenung dan menggali lebih dalam terkait permasalahan yang melibatkan para wisatawan asing ini. Sebagaimana yang kita ketahui, Bali merupakan surga wisata yang mempesona, namun sayangnya, ada beberapa permasalahan yang timbul seiring dengan meningkatnya kunjungan para wisatawan asing ke pulau ini.</br></br>Pertama-tama, kita tidak bisa menutup mata terhadap dampak sosial dan budaya yang ditimbulkan oleh kehadiran para bule di Bali. Terkadang, ada ketidakpahaman antara wisatawan asing dan masyarakat lokal terkait norma-norma budaya yang berlaku di sini. Beberapa kejadian seperti penggunaan pakaian yang dianggap kurang pantas, banyaknya wisatawan asing yang tidak menghargai budaya di bali atau perilaku yang tidak sesuai dengan adat dan tradisi Bali sering kali menimbulkan ketegangan di antara kedua belah pihak, oleh karena itu, sebagai pemimpin Bali yang peduli terhadap masa depan pulau ini perlu melihat masalah ini lenih lanjut, baik di kalangan masyarakat lokal maupun para wisatawan asing, tentang pentingnya menjaga harmoni sosial, ekonomi, dan lingkungan. Mari kita ajak para wisatawan asing untuk lebih memahami dan menghormati budaya lokal, serta berkontribusi pada pembangunan berkelanjutan yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat.</br></br>Dengan bersama-sama berusaha menyelesaikan permasalahan ini, kita dapat menjaga keindahan Bali tidak hanya sebagai destinasi wisata, tetapi juga sebagai rumah bagi kita semua. Terima kasih."agai rumah bagi kita semua. Terima kasih."  +
  • Mira MM Astra adalah nama pena Putu Mira NMira MM Astra adalah nama pena Putu Mira Novianti, lahir di Denpasar, 1978. Pernah kuliah Filsafat di Charles University Prague dan Anglo-American University in Prague, Ceko. Puisi-puisinya dimuat di Bali Post, Kompas, Koran Tempo, dan terangkum dalam sejumlah buku bersama. Buku puisi tunggalnya: Pinara Pitu (2016). Selain menulis puisi, dia juga pernah aktif bermain teater.isi, dia juga pernah aktif bermain teater.  +
  • Murda: “Kaletuhan Leluu Plastik ring jagatMurda: “Kaletuhan Leluu Plastik ring jagat Bali”</br>Om Swastyastu,</br>Sane wangiang tityang para angga panureksa, sapunika taler Ida Dane para sameton sareng sami sane gumanti dahat kusumayang tityang.</br>Maka pamurwaning atur, lugrayang tityang ngaturang sesanti angayu bagia saha dreda subakti majeng ring Ida Sang Hyang Widhi Wasa, majanten sampun sangkaning sih paswecan Ida, Ratu Ida Dane sareng sami ping kalih tityang sida mapadu wedana ri acara Wiki thon Partisipasi Publik Bali Berorasi. Ring subadewasa sane becik puniki lugrayang tityang ngaturang orasi sane mamurda “Kaletuhan Leluu Plastik ring Jagat Bali”</br>Ratu Ida Dane para sameton Bali sareng sami, kawentenan panglimbak sane marupa polusi leluu plastik ring jagat Bali dahating ngobetin pisan. Riantukan pamargi kauripan para janane nenten sida kapalasang antuk ngawigunayang piranti plastik. Parindikan leluu plastik makeh pisan ngawinang pikobet makadi kaletuhan ri sajeroning kawentenan ambara, toya maka miwah pertiwi. Majanten sampun sangkaning kaletuhanne punika presida ngawinang pinyungkan-pinyungkan sane rahat ring para kramane.</br>Iriki gumanti patut pisan para pemimpin sane kapilih ring warsa 2024 nginggilang pisan pamargi-pamargi saha ilikita-ilikita parindikan pengolahan leluu sane manut sekadi tata titi ipun. Sekadi pengolahan ring suang-suang kulawarga, bebanjaran, desa adat make miwah sane siosan, mangda sida wicaksana ri sajeroning ngangge piranti plastik.</br>Ngiring para jana Bali sareng sami, mangdane satata sayaga tur pariyatna pisan sajeroning kawentenan baya leluu utaminnyane leluu pastik. Mawastu raris Pulau Bali sane kaloktah ngantos ka dura nagara setata presida ngajegang kaasrian palemahannyane mangda taksu Baline sane katamiang prasida ajeg tur lestari.</br>Inggih kadi sapunika sida antuk titiang matur, maka kakirangan ipun banget tityang nunas agung pangampura. Maka wasana, puputang tityang antuk ngaturang parama santi, “Om Santih, Santih, Santih, Om”ama santi, “Om Santih, Santih, Santih, Om”  +
  • langkah-langkah yang harus dilakukan saat langkah-langkah yang harus dilakukan saat ini dan nanti tentang apa yang perlu dilakukan untuk membangkitkan pariwisata di Bali di kala pandemi. Yaitu dengan wajib vaksin yang merupakan salah satu upaya wujud mendukung pemulihan pariwisata di Bali, membangun spirit dan komitmen bersama seluruh stakeholder pariwisata bali dalam kembangkitkan kembali sektot pariwisata dikala pandemi covid-19 dengan menerapkan secara sungguh sungguh disiplin protokol kesehatan untuk mengembalikan kepercayaan dunia. tidak hanya itu saja, diharapkan bagi pemerintah untuk pemulihan pariwisata di Bali diperlukan beberapa tahapan, seperti yang saya ketahui dan pernah saya baca pertama dengan meningkatkan domestik market. Kedua membuka esensial bussines travel, agar membuka penerbangan internasional karena dirasa Bali sudah siap menerima kedatangan internasional.ah siap menerima kedatangan internasional.  +
  • masalah paling mendesak yang harus ditangamasalah paling mendesak yang harus ditangani oleh para calon pemimpin Bali. Bali menghadapi tantangan serius terkait peningkatan sampah plastik, kerusakan ekosistem, dan perubahan iklim. Para pemimpin masa depan harus memprioritaskan kebijakan yang mendukung kelestarian alam dan mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan. Tanpa tindakan segera, keindahan dan keanekaragaman alam Bali mungkin terancam hilang, meninggalkan warisan yang kurang gemilang bagi generasi mendatang. Mari bersama-sama berkomitmen untuk melestarikan Bali demi keberlanjutan dan kebahagiaan bersama. Terima kasih.tan dan kebahagiaan bersama. Terima kasih.  +