UPGRADE IN PROCESS - PLEASE COME BACK AT THE END OF MAY

Search by property

From BASAbaliWiki

This page provides a simple browsing interface for finding entities described by a property and a named value. Other available search interfaces include the page property search, and the ask query builder.

Search by property

A list of all pages that have property "Biography text id" with value "Kurator, Antropolog Riset dan Direktur Program di Smithsonian Institutio". Since there have been only a few results, also nearby values are displayed.

Showing below up to 25 results starting with #1.

View (previous 50 | next 50) (20 | 50 | 100 | 250 | 500)


    

List of results

  • Ketut Putrayasa  + (Ketut Putrayasa adalah seniman kelahiran KKetut Putrayasa adalah seniman kelahiran Kerobokan, Badung, Bali, 15 Mei 1981. Pada tahun 2019, dalam rangka “Berawa Beach Arts Festival”, dia menghebohkan Pantai Berawa dengan karya instalasinya berupa gurita raksasa yang dibuat dari bambu. Dalam acara bertajuk “Deep Blue Spirit” itu, puluhan seniman dari lintas seni merespon gurita raksasa itu dengan pertunjukan musik, tari, puisi, video art. Masih pada tahun 2019, Putrayasa diundang oleh Company Arsitektur and Interior Design menggarap Project Comision Artwork di Paris, Perancis. Tahun 2020, dia menampilkan seni instalasi "Pandora Paradise" di alun-alun Puputan Badung, Denpasar.</br></br>Ketut Putrayasa menempuh pendidikan seni rupa di Institut Seni Indonesia (ISI) Denpasar hingga Program Pascasarjana Penciptaan Seni. Dia meraih karya Tugas Akhir (TA) Terbaik dari ISI Denpasar tahun 2014. Dia sering mengikuti pameran bersama, antara lain pameran patung kelompok “BIASA” di Museum Pendet, Ubud (2004), “Sign of Art” di Belgia (2008), “Kuta Art Chromatic” di Kuta (2003), “Articulation” di Kuta (2014), “Chronotope” di Rich Stone Bali (2015), trienale patung “Skala” di Galeri Nasional Jakarta (2017), “Art Unlimited” di gedung Gas Negara Bandung (2018), “Bali Megarupa” di Bentara Budaya Bali (2019), dan sebagainya. Selain aktif berkarya, Putrayasa juga bergabung dengan “MilitanArt”, salah satu komunitas seni yang menggerakkan kehidupan seni rupa di Bali. menggerakkan kehidupan seni rupa di Bali.)
  • Ketut Rawiyasa  + (Ketut Rawiyasa lahir di Padang Tegal, UbudKetut Rawiyasa lahir di Padang Tegal, Ubud, 4 Januari 1950. Selain menjadi guru olah raga di SMPN 2 Tabanan, ia dikenal sebagai pelatih bulutangkis di beberapa club sejak akhir 1970-an. Hingga tahun 2016, ia masih aktif menjaring bibit-bibit pemain bulutangkis usia dini. Pada tahun 2006, ia memprakarsai turnamen bulutangkis "Dewarra Cup" di Tabanan. Ia juga sempat melatih Ketut Mahadewi, pemain bulutangkis asal Tabanan yang kerap mewakili Indonesia di sejumlah turnamen bulutangkis bergengsi dunia. Rawiyasa meninggal tanggal 29 November 2021 di Tabanan.nggal tanggal 29 November 2021 di Tabanan.)
  • Ketut Rina  + (Ketut Rina adalah penari kelahiran Banjar Ketut Rina adalah penari kelahiran Banjar Teges Kanginan, Peliatan, Ubud, Bali, pada 1966. Mulai menari pada usia delapan tahun di bawah bimbingan Sardono W. Kusumo, Made Sidja (Bona), Pasek Made Tempo (Tampak Siring), Made Kakul (Batuan) di Bali. Ia dikenal dengan tari kecaknya. Pendidikan formalnya di Sekolah Tinggi Seni Indonesia, Denpasar, selesai pada tahun 1992. Salah satu karya koreografinya, “Kelahiran dan Pembakaran Shita” (1991). Dalam Solo Dance Festival 2001 ia menampilkan “Ngeraga” yang dituangkan dari gejolak batin si penari. Ia beberapa kali terlibat temu budaya baik dalam maupun luar negeri. Tahun 1988 ia berkolaborasi dengan penari Balet dari Amerika, Elisa Monte dan David Broun, tampil di Gedung Kesenian Jakarta. Tahun 1995 kolaborasi dengan TEMPS Teater Prancis Amour Et Folie. Tahun 1998 dengan Dragon Bond Rite Groundbreaking Pan Asian Performance Poetry & Music World Premiere at Walker Art Center dan Hongkong. Tahun 2008 ia kolaborasi dengan Buto, Murobushi ko di Teges Kanginan, Peliatan, Ubud.urobushi ko di Teges Kanginan, Peliatan, Ubud.)
  • Ketut Rodja  + (Ketut Rodja adalah pematung jenius dan terKetut Rodja adalah pematung jenius dan terkenal dari Desa Mas, Ubud, Bali (1902 - 1965). Ia lahir dari keluarga seniman. Ia bersahabat dekat dengan Presiden Soekarno yang mengoleksi banyak karya patungnya. Selain itu, Museum Tropen di Belanda juga mengkoleksi karyanya. Patung Krisna hasil karya Rodja pernah dipakai master art oleh Presiden Soekarno dan diperlihatkan kepada Perdana Menteri India Jahwal Nehru dan Indira Gandhi di suatu pertemuan kenegaraan.</br></br></br>Rodja juga dikenal sebagai pionir art deco di Bali. Selain itu, ia adalah pendiri galeri seni pertama di Bali pada tahun 1950-an yang kini masih ada di Desa Mas. Ia juga seniman yang aktif berkontribusi atas berdirinya Yayasan Ratna Warta Puri Lukisan Ubud dan anggota Pita Maha tahun 1936-an. Rodja bersahabat dekat dengan Rudolf Bonnet, salah satu pendiri Pita Maha. Rodja pernah menjabat sebagai Ketua Pita Maha cabang Desa Mas yang mengkordinir 12 banjar. Ia juga aktif dalam gerakan politik dan sangat disegani. Hasil karya ikoniknya yang kini masih disimpan di Siadja Galeri adalah patung kayu eboni berjudul “Ananta Bhoga” (1920). Rodja meninggal (dibunuh) dalam tragedi politik 1965.ggal (dibunuh) dalam tragedi politik 1965.)
  • I Ketut Sugantika  + (Ketut Sugantika alias Lekung lahir di SingKetut Sugantika alias Lekung lahir di Singapadu, Gianyar, Bali, 1975. Dia menamatkan pendidikan seni lukis di ISI Denpasar. Karya-karyanya banyak bercorak abstrak dengan mengambil inspirasi dari alam. Pameran tunggalnya adalah Life Lines, Tadu Contemporary Art, Bangkok, Thailand, 2016; Intimate Bali, Conrad Hotel Nusa Dua, Bali, 2014, Findings Object, Hitam Putih Art Space, Sangeh, Bali, 2010; Sign, Art Centre Denpasar, Bali, 2003. Selain itu, sejak 1998, dia rajin terlibat dalam pameran bersama, antara lain Artfordable Hongkong Art Fair, With Gundang Gambar & 37Tong Gallery, Hongkong, 2018; Imago Mundi, Bentara Budaya Bali, Yogyakarta, Jakarta, 2016. Dia juga aktif dalam kegiatan performance arts. Kini dia bergiat dalam Komunitas seni rupa Militant Arts.rgiat dalam Komunitas seni rupa Militant Arts.)
  • Ketut Sugiartha  + (Ketut Sugiartha lahir di Baturiti, TabananKetut Sugiartha lahir di Baturiti, Tabanan, Bali, 9 November 1956. Pernah menjadi social worker profesional di Plan International Bali sebelum pindah ke Jakarta dan bekerja pada sebuah BUMN yang bergerak di bidang jasa konsultansi teknik dan manajemen. Alumnus Fakultas Teknologi Informasi Universitas Budi Luhur Jakarta ini mulai menulis di media cetak sejak 1977. Karya tulisnya telah tersebar di Bali Post, Bernas, Buana Minggu, Burat Wangi, Denpost, Detektif & Romantika, Kartini, Kompas, Media Bali, Media Hindu, Nova, Nusa Bali, Pos Bali, Putera Kita, Sarinah, Selecta, Senang, Simponi, Sinar Harapan, Suara Karya, Suara NTB, Suara Pembaruan, Suara Saking Bali, Wartam dan lain-lain. </br></br>Buku-bukunya yang telah terbit: Sketsa Untuk Sebuah Nama, kumpulan cerpen (Nusa Indah, 1985), Karya Besar, kumpulan cerpen terjemahan (Nusa Indah, 1986), Kambing Yang Cerdik, kumpulan cerita anak (Nusa Indah, 1988), Kabut Sepanjang Jalan, novel (Balai Pustaka, cetakan I, 1993 - cetakan II, III, IV, 2000 – cetakan V, 2004), Our Heritage: 16 Modern Indonesian Stories, kumpulan cerpen bersama berbahasa Inggris (Pustaka Binaman Pressindo, 1993), Elegi Sang Penari, novel (Balai Pustaka, 2003), Mimpi Sang Pramugari, novel (Balai Pustaka, 2004), Lembayung Kuta, novel (Balai Bahasa Provinsi Bali, 2018), Surat Uli Amsterdam, kumpulan cerpen berbahasa Bali (Pustaka Ekspresi, 2018), Nyujuh Langit Duur Bukit: Pupulan Satua Cutet Suara Saking Bali, kumpulan cerpen bersama berbahasa Bali (Pustaka Ekspresi, 2019), Luh, novel (Pustaka Ekspresi, 2019), Kembali ke Bali, novel (Guepedia, 2020), Menggungat Dewa Kematian, kumpulan cerpen (Pustaka Ekspresi, 2020), Cara Mudah Menulis dan Menerbitkan Novel bagi Pemula (Guepedia, 2021), Sastra Saraswati Sewana Pamarisuddha Gering Agung: Karya-Karya Terpilih, kumpulan karya sastra Bali klasik dan modern bersama (Yayasan Puri Kauhan Ubud, 2021), Gelang Tridatu, kumpulan cerpen berbahasa Bali (Pustaka Ekspresi, 2022), Tentang Sepuluh Wanita, kumpulan cerpen (Jejak Pustaka, 2023). </br></br>Sejak 2019 ia juga menulis lirik lagu antara lain untuk album lagu anak-anak: Bali Kumara 7, Bali Kumara 8, Alit Pewaris Bali Dwipa 2019, Alit Pewaris Bali Dwipa 2020, Alit Pewaris Bali Dwipa 2021, Alit Pewaris Bali Dwipa 2022, Alit Pewaris Bali Dwipa 2023, Saka Pro 2023 dan sejumlah single untuk penyanyi dewasa. </br></br>Prestasi yang pernah diraihnya, antara lain: Pemenang lomba naskah buku sastra Bali modern Gerip Maurip yang dilaksanakan Pustaka Ekspresi dengan naskah kumpuan cerpen bejudul Surat Uli Amsterdam (2018), Juara Harapan III Lomba Cerpen Basa Bali Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana (2020), Karya Cerpen Terbaik dalam Lomba Sastra Saraswati Sewana yang diselenggarakan Yayasan Puri Kauhan Ubud (2021), Pemenang Puisi Hindu 8 Tahun Majalah Wartam (2022).ang Puisi Hindu 8 Tahun Majalah Wartam (2022).)
  • Ketut Syahruwardi Abbas  + (Ketut Syahruwardi Abbas lahir di Desa PegaKetut Syahruwardi Abbas lahir di Desa Pegayaman, Buleleng, Bali, 4 Mei 1959. Menulis karya sastra sejak 1980-an, dimuat di Bali Post, Nusa Tenggara, Kompas, Republika, dan terangkum dalam sejumlah buku bersama, seperti Klungkung: Tanah Tua, Tanah Cinta (2016). Buku puisi tunggalnya bertajuk Antara Kita (2018). Dia pernah lama menemani para penyair muda di Jatijagat Kampung Puisi.a penyair muda di Jatijagat Kampung Puisi.)
  • Ketut Teja Astawa  + (Ketut Teja Astawa, lahir di Sanur, Bali, 1Ketut Teja Astawa, lahir di Sanur, Bali, 1971. Menamatkan pendidikan seni rupa di ISI Denpasar. Dia telah menggelar banyak pameran bersama, di dalam maupun luar negeri, seperti Bali: Return Economy, Fremantle Art Centre, Perth, Australia (2014). Pameran tunggalnya, antara lain: TW(IN)SIDE di Kendra Gallery, Kuta (2013), A Glimpse Back Into The Past: Early Paintings of Ketut Teja Astawa di Art Temporary Space, Plaza Senayan, Jakarta, Indonesia (2012), Fragments of Subconscious Memory di Tonyraka Art Gallery, Ubud (2011), Batman Forever di Sunjin Gallery, Singapore (2009), Works Of Ketut Teja Astawa, Gallery Roemah Roepa, Jakarta (2008). Karya-karyanya banyak mengangkat kehidupan binatang, tokoh wayang, yang diolahnya dengan gaya naif dan penuh permainan warna. Dia memadukan teknik lukis wayang Kamasan dengan teknik modern. Tahun 2001 karyanya masuk dalam Finalist Philip Morris Art Award Indonesia.inalist Philip Morris Art Award Indonesia.)
  • Ketut Widia  + (Ketut Widia lahir di Desa Mas, Ubud, 1947.Ketut Widia lahir di Desa Mas, Ubud, 1947. Ia belajar seni ukir sejak usia enam tahun. Karya-karya awalnya banyak bertema burung dan bebek. Sekitar tahun 1963 setelah tamat SMP, ia belajar dan bekerja pada artshop milik pematung Ida Bagus Tilem. Ia banyak menimba ilmu seni ukir pada Tilem. Ia dilatih menghargai sebuah proses dalam penciptaan sebuah karya. Hal pertama yang diajarkan Tilem adalah mengasah alat pahat dengan benar, mengamplas, hingga memotong kayu. Jadi, tidak langsung diajarkan membuat patung.</br></br>Setelah banyak belajar pada Tilem, karya-karya Widia lebih berkembang. Dibandingkan karya-karya sebagian pemahat saat itu yang cenderung dipenuhi detail dekoratif, Widia berani tampil beda dengan gaya surealis. Ia menggunakan akar-akar pohon sebagai media karyanya. Hingga kini, Widia dikenal sebagai pematung dengan karya-karya bergaya surealis, yang didasari perenungan dan pemikiran mendalam. Karya-karyanya banyak dikoleksi oleh kolektor dalam dan luar negeri.leksi oleh kolektor dalam dan luar negeri.)
  • Ketut Widiyazid Soethama  + (Ketut Widiyazid Soethama lahir di DenpasarKetut Widiyazid Soethama lahir di Denpasar, 4 Desember 1960. Sejak SD ia senang melukis, termasuk wayang Kamasan Bali, dimuat berkali-kali di rubrik anak-anak harian Kompas. Kemudian sejak remaja dia rajin menulis puisi dan banyak dimuat di Bali Post. Semasa kuliah di Fakutas Pertanian Universitas Udayana ia mendirikan grup musik Gress Country, sempat merilis satu album lagu pop Bali (1987), bersama adik-adik dan kerabatnya, sembari aktif dalam pementasan teater. Ketika bekerja di Balai Informasi Pertanian Bali ia membuat beberapa komik tentang penyuluhan pertanian, kemudian menghabiskan hari-harinya sebagai konsultan pertanian untuk Uni Eropa dan Program Pembangunan Perserikatan Bangsa-bangsa (UNDP) di Papua dan Nusa Tenggara Timur. Ia meninggal di Denpasar 15 Januari 2016. Ia meninggal di Denpasar 15 Januari 2016.)
  • Ketut Yuliarsa  + (Ketut Yuliarsa lahir pada tahun 1960 di DeKetut Yuliarsa lahir pada tahun 1960 di Denpasar, Bali.</br></br>Ketut adalah seorang penulis, aktor dan musisi dan telah bekerja di Indonesia, Australia dan Selandia Baru. Dia telah muncul dalam drama televisi, film dan tur Australia dengan sebuah perusahaan teater besar Australia. Dia menulis prosa liris, cerita pendek, puisi, esai dan artikel dan telah diterbitkan di berbagai surat kabar dan majalah di Indonesia. Ia telah menerbitkan dua kumpulan puisi (bilingual), Night Voice dan Falling in Silence. Ia pernah tampil sebagai penulis, presenter dan moderator di Ubud Writer's Festival dari tahun 2005 hingga 2018. Ketut juga pernah bekerja sebagai kurator Indonesian Emerging Writers untuk festival ini selama ini. Pada tahun 1986 ia dan istrinya Anita, mendirikan toko buku pertama di Bali, Toko Buku Ganesha (www.ganeshabooksbali.com) dan sekarang sudah memasuki tahun ke-32 perdagangannya. Toko Buku Ganesha memiliki berbagai macam Buku Baru, Bekas, Langka dan sudah tidak dicetak lagi tentang pelajaran Bahasa Indonesia dalam Bahasa Inggris. Pada tahun 2004, menyadari perlunya menumbuhkan literasi, belajar dan membaca untuk kesenangan di masyarakat Bali, ia membantu mendirikan Books for Bali Project yang menyumbangkan buku-buku ke sekolah dan perpustakaan di seluruh Bali. sekolah dan perpustakaan di seluruh Bali.)
  • Peran Krama Bali Kaanggen Ngwangun Pariwisata Bali Mangkin lan Selanturnyane  + (Kita semua sudah tau bagaimana kondisi ataKita semua sudah tau bagaimana kondisi atau keadaan pariwisata Bali setelah adanya pandemi Covid-19. Para toris dari mancanegara tidak diperbolehkan masuk ke Bali agar penyebaran virus Covid-19 tidak meningkat lagi. Hal itu menyebabkan pariwisata Bali menjadi redup, membuat masyarakat Bali yang bekerja di sektor pariwisata tidak lagi mendapatkan pekerjaan. Pemerintah Bali mengeluarkan kebijakan yang digunakan untuk menekan penyebaran Virus Corona. Salah satu kebijakannya yaitu penerapan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat yang berguna bagi kehidupan masyarakat Bali. Hal tersebut menyebabkan angka penyebaran Covid-19 semakin menurun. </br></br>Karena pemerintah sudah mempunyai upaya yang digunakan untuk menurunkan penyebaran Virus Corona, kita sebagai generasi penerus membantu pemerintah agar dapat memperbaiki pariwisata Bali. Ada banyak tata cara yang dapat digunakan untuk memperbaiki pariwisata Bali. Caranya, pertama adalah menyebarkan promosi destinasi wisata Bali menggunakan media sosial. Cara ini perlu partisipasi dari masyarakat Bali. Yang suka mengunggah foto saat berlibur ke destinasi wisata yang ada di Bali, itu dapat membantu mengembangkan dan memperbaiki pariwisata Bali. Indonesia memiliki website yang digunakan untuk mengembangkan pariwisata Indonesia kepada wisatawan domestik atau internasional. Kedua, menyediakan destinasi wisata sesuai dengan protokol kesehatan terkait kebijakan pemerintah, serta menjaga kebersihan tempat pariwisata. Hal tersebut menyebabkan toris yang ingin berlibur ke Bali merasa aman. Ketiga, Bali memiliki banyak karya sastra yang sudah berkembang di mancanegara, contohnya seperti karya ukiran, lukisan, seni patung, dan lain sebagainya. Mungkin seniman Bali dapat memberikan penyuluhan terhadap generasi muda terkait dengan pembuatan karya seni. Hal itu dapat menumbuhkan rasa cinta produk dalam negeri dan dapat menyebarkan karya sastra Bali pada generasi muda. Baik, itulah sedikit tentang tata cara untuk mengembalikan pariwisata Bali sehingga dapat memperbaikinya ketika ada pandemi Covid-19. Kita sepatutnya selalu ingat identitas sebagai masyarakat Bali yaitu untuk mengembangkan budaya Bali.ali yaitu untuk mengembangkan budaya Bali.)
  • Klaus D. Höhn  + (Klaus D. Höhn, lahir 1942 di Jägerndorf. SKlaus D. Höhn, lahir 1942 di Jägerndorf. Sejak 1951 tinggal di Wiesbaden dan dari tahun 2000 menetap di Mainz, Jerman. Setelah lulus dari sekolah seni selama 5 tahun, ia bekerja sebagai desainer grafis dan direktur seni untuk waktu yang lama. Ketertarikannya pada budaya Asia membawanya mengunjungi Indonesia sejak 1973. Dari tahun 1980 ia intensif meneliti budaya Bali dan seni lukis Batuan. Melalui penelitian sistematis bertahun-tahun dan dengan dukungan banyak pihak, ia berhasil merekam sejarah awal lukisan Batuan. Penelitiannya terhadap seni lukis Batuan ia himpun dalam buku “The Art of Bali: Reflections of Faith.”u “The Art of Bali: Reflections of Faith.”)
  • Pikobet Pengolahan Sampah Sane Sayan Rahat  + (Klungkung adalah salah satu kabupaten yangKlungkung adalah salah satu kabupaten yang ada di Bali. Tahun 2023 lalu, kabupaten klungkung di pimpin oleh Bapak Nyoman Suwirta. Program yang viral, terkenal dan dijadikan contoh teladan di kalangan masyarakat klungkung adalah program TOSS (Tempat Olah Sampah Setempat). Program ini mendapat banyak pujian dan komentar positif dari kalangan masyarakat klungkung, dan dari luar klungkung. Akan tetapi, akhir-akhir ini program TOSS tidak berjalan sesuai rancana awal dan tidak efektif mengatasi masalah sampah di klungkkung. Pejabat Bupati Klungkung, I Nyoman JendrikaMengatkan bahwa masalah utama di klungkung ialah meningkatnya volume sampah hingga 2 kali lipat, yang sebelumnya 16 ton sekarang menjadi 32 ton sehari. Di sumber lainnya, ada yang mengatakan bahwa penyebab masalah sampah ini karena kurangnya kesadaran masyarakat tentang fungsi dari lingkungan yang asri dan bersih. Ini juga yang menyebabkan klungkung banyak sampah.</br></br>Sekarang, apa solusi yang harus kita lakukan sebagai generasi muda Bali demi menciptakan daerah klungkung yang lestari dan bersih? Solusi yang bisa saya sampaikan dan anjurkan adalah dengan melaksanakan ajaran Tri Hita Karana.</br></br>Kenapa harus Tri Hita Karana? Apa hubungannya?</br></br>Tri Hita Karana ini adalah salah satu ajaran Hindu di Bali. Tri HIta karana mengandung arti "3 hal penyebab kesejahteraan", yang di bagi menjadi 3 bagian:</br></br>1. Parhyangan : Parhyangan adalah hubungan kita dengan Ida Sang Hyang Widhi sebagai penguasa alam semesta. Saya arasa, jika kita memebahsa tentang kata "Parhyangan" ini pasti kita terpikir dengan sarana persembahyangan dan banten. Namun, hal yang ingin saya bahas bukanlah itu, melainkan parhyangan ini adalah tentang perilaku kita di tenpat-tempat suci seperti pura. Sudah seharusnya kita menjaga kebersihan pura itu, dengan bersih-bersih atau menghaturkan ngayah. Sampah-sampah yang ada tidak boleh di buang ke sungai atau got, melainkan harus kita olah menjadi hal yang lebih berguna. Ini juga adalah bentuk hubungan baik kita dengan Ida Sang Hyang Widhi.</br></br>2. Pawongan : Pawongan ini adalah hubungan kita dengan manusia lainnya. Sebagai umat Bali, sudah seharusnya kita saling tolong menolong dan peduli kesesasam manusia. Berdasarkan masalah sampah itu, kita semua agar dapat memekanai ajaran Tri Hita Karana dengan saling mengingatkan satu sama lain tentang pentingnya lingkungann yang bersih dan sehat. Maksud saya, pengolahan sampah di klungkung ini tidak harus dilakukan dan diolah oleh TOSS dan pemerintah saja, namun kita semua harus berusaha memilah atau mengolah sampah di rumah kita. Jikalau kita bisa memilah dan mengolahnya di rumah masing-masing, pasti masalah sampah menumpuk di klungkung akan terselesaikan.</br></br>3. Palemahan ; Palemahan ini adalah salah satu ajaran dari Tri Hita Karana yang paling sesuai dengan masalah sampah diatas. KIta sebagai warga Bali, khususnya agama Hindu pasti percaya jikalau manusia, hewan dan binatang adalah ciptaaan Tuhan. Oleh karena itu, hubungan kita dengan lingkungann kita harus tetap terjaga. Salah satu cara menjaga lingkungan kita aialah dengan melakukan pengolahan sampah. Kita sebagai rakyat klungkung pasti sudah mengetahui tentang program TOSS ini, maka dari itu mari bersama-sama memilah dan mengolah sampah dari rumah masing-masing agar kinerja TOSS ini dapat berjalan lancar dan efektif.</br></br>Pada intinya, ajaran-ajaran oleh leluhur Bali, adalah hal yang patut dilaksanakan di era Globalisasi ini. Walaupun, mungkin dalam implementasinya menggunakan pemahaman dan cara yang modern. KIta sebagai remaja atau generasi muda Bali jangan sampai terlena oleh globalisasi. KIta harus melek terhadap berita-berita terbaru, dan selalu melestarikan adat budaya Bali sebagai contoh teladan dalam usaha menuju Bali Asri dan Bersih.n dalam usaha menuju Bali Asri dan Bersih.)
  • I Komang Alit Juliartha  + (Komang Alit Juliartha alias Alit Joule lahKomang Alit Juliartha alias Alit Joule lahir di Bekasi, 15 Juli 1991. Dia alumni program studi Pendidikan Bahasa Bali IHDN Denpasar. Karya-karya sastra berbahasa Balinya dimuat di Bali Orti Bali Post , Pos Bali. Karya-karyanya sudah dibukukan dengan judul Swecan Widhi Wasa (2015) dan meraih hadiah Sastra Rancage pada tahun 2016. Pada tahun 2016 pula ia menerbitkan novel berbahasa Bali berjudul Satyaning Ati.vel berbahasa Bali berjudul Satyaning Ati.)
  • Komang Ayu Cahya Dewi  + (Komang Ayu Cahya Dewi adalah atlet Bali biKomang Ayu Cahya Dewi adalah atlet Bali bidang olah raga badminton atau bulu tangkis. Dia lahir di Denpasar, 21 Oktober 2002. Saat PON 2021 di Papua, dia lolos ke babak final. Dalam kategori tunggal putri. Dia bergabung dengan PB Djarum pada tahun 2016. Prestasinya yang lain adalah Runner Up Liga PB Djarum II 2020 (Tunggal Putri U-17 & U-19 & Dewasa), Semifinalis Italian Junior International Challenge 2020 (Tunggal putri U19), Semifinalis Djarum Sirnas Premier Jawa Barat Open 2019 (tunggal dewasa putri).emier Jawa Barat Open 2019 (tunggal dewasa putri).)
  • Komang Berata  + (Komang Berata lahir di Amlapura, KarangaseKomang Berata lahir di Amlapura, Karangasem, Bali, 8 Oktober 1971. Ia adalah sastrawan yang menulis dalam bahasa Bali dan Indonesia. Bersama sastrawan IDK Raka Kusuma, ia menggerakkan literasi di Sanggar Buratwangi, Karangasem. Selain itu, ia menyiarkan karya-karyanya berupa puisi dan prosa serta artikel di banyak media massa, di antaranya Bali Post, Nusa, dll. Buku-bukunya yang telah terbit, antara lain Lekad Tumpek Wayang (1998), Ayuni Stri Listuayu (1999), Cintani (2000), Gitanjali (terjemahan puisi R. Tagore ke bahasa Bali, 2002), Timpal (2005), Nglekadang Meme (2020). Ia meraih Anugerah Sastra Rancage pada tahun 1999 dan 2021.h Sastra Rancage pada tahun 1999 dan 2021.)
  • Komang Ira Puspitaningsih  + (Komang Ira Puspitaningsih lahir di DenpasaKomang Ira Puspitaningsih lahir di Denpasar, 31 Mei 1986. Puisi dan cerpennya pernah dimuat di beberapa media massa, al: Bali Post, Kompas, Koran Tempo, Jurnal Puisi, Pikiran Rakyat, Padang Ekspres. Beberapa kali memenangkan atau menjadi nominasi dalam lomba penulisan puisi. Puisinya juga terhimpun dalam beberapa antologi bersama, al. 100 puisi terbaik Indonesia versi Pena Kencana 2008 dan 60 puisi terbaik Indonesia versi Pena Kencana 2009. "Kau Bukan Perawan Suci yang Tersedu" adalah antologi puisi tunggalnya yang pertama.ah antologi puisi tunggalnya yang pertama.)
  • Komang Pramana  + (Komang Pramana, Skom, lahir pada tanggal 26 April 1978 di Denpasar. Ia dapat dihubungi tentang fotografinya yang indah di pramana.gede@yahoo.co.id.)
  • Kondisi Indonesia menjelang pemilu 2024  + (Kondisi politik nasional dan pertumbuhan eKondisi politik nasional dan pertumbuhan ekonomi merupakan dua hal yang saling mempengaruhi. Menjelang pemilihan umum (pemilu) presiden dan legislatif pada Februari 2024 mendatang, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan bergerak ke arah yang lebih positif. Hal ini disebabkan oleh daya konsumsi masyarakat yang meningkat berkat adanya dorongan ketika mendekati masa pemilu.</br></br></br>Kurang dari setahun menjelang pemilihan umum serentak 2024, partai politik dan sejumlah kandidat pemimpin sudah bergerak dengan gesit menyusun konstelasi. Di sisi lain, sebagian pemilih tak tahu apa yang harus diamati untuk menentukan arah masa depan Indonesia. Bijak Memilih digagas untuk membantu pemilih mengulas para kandidat dari keberpihakan mereka pada isu-isu yang penting bagi pemilih.</br></br>Setiap tahun pemilu, suara pemilih muda selalu mencakup lebih dari 50% suara. Namun, penggunaan media sosial sebagai sarana untuk berkampanye demi menggaet pemilih muda dalam pemilu kali ini, membuat situasinya lebih genting. Mayoritas pemilih dalam Pemilu 2024 nanti akan didominasi oleh pemuda, yakni generasi milenial dan generasi Z.a, yakni generasi milenial dan generasi Z.)
  • Dinas Pariwisata Provinsi Bali  + (KONTAK KAMI Alamat : Jalan S. Parman No. 1 Renon – Denpasar No. Telp : 0361-222387 Fax : 0361-226313 Website : disparda.baliprov.go.id E-Mail : dispar@baliprov.go.id)
  • PULIH: Program Canggih anggen nylametang Denpasar uling Banjir  + (Kota Denpasar merupakan kota yang mempesonKota Denpasar merupakan kota yang mempesona dengan keberagaman etnis serta kekayaan alamnya, yang kini terhimpit oleh ancaman lautan sampah yang kain bertambah dari hari ke hari. Terik matahari pulau dewata tak lagi bisa menutupi kegelapan sampah yang menyumbat saluran air, memicu banjir yang merugikan dan merusak kehidupan warga serta pariwisata yang menjadi tulang punggung ekonomi di Kota Denpasar. Setiap musim hujan, sungai-sungai dan saluran air yang dulunya menjadi sumber kehidupan, kini menjadi pembawa malapetaka. </br></br>Dalam terjangan ombak sampah ini, terdapat sinar harapan yang menuntun kita pada masa depan Kota Denpasar yang lebih bersih dan aman. Sinarnya terletak pada sebuah solusi inovatif yang kami sebut sebagai PULIH: Program Unggulan lingkungan: Inovasi Hadapi Banjir di Kota Denpasr. PULIH bukanlah sekedar program biasa, tetapi ini adalah tonggak baru dalam perang melawan banjir dan penecamaran lingkungan. PULIH bukan hanya sekedar membersihkan sampah, tetapi ia memperkenalkan paradigma baru dalam mengelola limbah dan membangun kembali ikatan antara manusia dan alam. </br></br>Pertama-tama, PULIH akan melibatkan seluruh komunitas Denpasar. Kami tidak hanya meminta partisipasi tetapi kami mengajak setiap warga untuk menjadi pahlawan lingkungan. Dengan melibatkan dalam kampanye, workshop pengelolaan sampah kami yakin Denpasar bisa bangkit bersama-sama. Pada tahap kedua PULIH akan menerapkan teknologi canggih dalam pengelolaan sampah yaitu sistem pelacakan sampah secara real-time, penggunaan drone untuk memantau aliran sungai, dan penggunaan teknologi bioremediasi untuk membersihkan limbah kami akan menciptakan solusi yang berkelanjutan dan efisien. Tidak hanya itu, PULIH juga akan memperkuat infrastruktur hijau. Kami akan menggalakkan pembangunan taman-taman kota, penanaman ribuan pohon, dan revitalisasi sungai sungai yang terlupakan. Infrastruktur hijau bukan hanya akan menghijaukan kembali Denpasar, tetapi juga akan menjadi benteng alami melawan banjir. Terakhir PULIH akan berfokus pada edukasi dan inovasi. Kami akan mendirikan pusat riset dan inovasi lingkungan yang akan menjadi tempat bagi para ilmuawan, insinyur, dan pemimpin muda untuk memngambangkan solusi-solusi kreatif dalam mengatasi lingkungan. Melalui pendidikan dan penelitian, kami akan menciptakan generasi yang peduli dan berdaya dalam menjaga kelestarian alam. </br></br>PULIH bukanlah sekedar program biasa, tetapi sebuah pergerakan besar yang melibatkan seluruh lapisan masyarakat dalam mengatasi masalah sampah dan banjir. Dengan solusi program PULIH, saya percaya Kota Denpasar bisa melawan banjir dan menjadikan kota ini sebagai contoh bagi dunia. Jadi mari kita bersama-sama bergandengan tangan dan berkomitmen untuk menjaga keindahan Kota Denpasar, bukan hanya untuk hari ini, tetapi demi masa depan yang lebih baikni, tetapi demi masa depan yang lebih baik)
  • Kirangnyané Kawigunan Basa Bali Pinaka Basa Ibu ring Bali  + (Kurangnya Bahasa Bali sebagai bahasa ibu di masyarakat Bali. Sebagian besar generasi saat ini sudah jarang menggunakan bahasa Bali sebagai bahasa sehari-hari mereka.)
  • Kirangnyane Pendidikan Karakter Para Yowana Bali ring Aab sakadi Mangkin  + (KURANGNYA PENDIDIKAN KARAKTER PARA REMAJA KURANGNYA PENDIDIKAN KARAKTER PARA REMAJA BALI DI ZAMAN SEKARANG </br></br>Om Swastyastu Yang saya hormati para dewan juri. Dan juga, para hadirin yang saya banggakan. Rasa syukur saya panjatkan kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas restu dan anugrah-Nya, kita bisa berkumpul di tempat yang sama di hari yang baik ini. Hadirin sekalian yang sudah berkumpul disini dalam acara Wikithon Partisipasi Publik Bali Berorasi. Hari ini, izinkan saya mempersembahkan orasi yang berjudul “Kurangnya Pendidikan Karakter Para Remaja Bali di Zaman Sekarang”.</br></br>Baik, hadirin sekalian pastilah kita semua tahu Pendidikan karakter sendiri adalah seni memahami dan bertindak sesuau norma yang berlaku agar kedepannya menjadi orang yang berkarakter yang baik dan kuat agar di masa depan kita bisa memuliakan nama bangsa. Saat ini di Bali khususnya di kalangan remaja tengah menghadapi permasalahan yang amat serius yaitu menurunnya moral dan karakter. Ini mulai terlihat jelas pada saat pandemi Covid-19 saat para anak remaja libur sekolah, mereka hanya berkutat pada social media, para remaja menjadi tidak tahu apa yang merupakan konten bermanfaat, apa yang merupakan konten yang merugikan. Misalnya mengikuti trend konten yang tidak bermanfaat, kata-kata kasar banyak yang diucapkan di social media tanpa disensor, menyebarnya berita-berita hoax,banyak konten konten yang menormalisasikan hal yang buruk, dan perilaku hidup konsumtif karena tren barang yang viral di social media yang bisa di beli melaui aplikasi belanja online.</br> Dampak dari hal tersebut membuat remaja saat ini telah terpengaruh oleh hedonisme dan kehidupan yang tidak mengenal batas. Betapa mirisnya kita melihat karakter generasi muda sekarang, dengan adanya sosial media dan teknologi yang semakin hari semakin berkembang pemakaiannya dengan konten-konten yang dipertontonkan mengikuti trendsetter sangat mempengaruhi tumbuh kembang karakter generasi sekarang menjadi sangat liar.</br>Setelah diteliti ternyata pemuda atau remaja saat ini telah kehilangan karakternya sebagai seorang anak. Hal ini dikarenakan kurangnya pendidikan karakter yang mereka dapatkan baik di rumah maupun di sekolah. Bahkan saat ini sekolah hanya mementingkan pendidikan yang mengejar hasil berupa nilai daripada mendidik anak agar memiliki karakter yang baik. Hal ini bisa dilihat dari berkurangnya jam Pendidikan Moral dan Pancasila (PPKN) di sekolah. Oleh karena itu, yang kita butuh saat ini adalah pendidikan karakter agar bisa mengatasi permasalahan yang terjadi saat ini dan untuk kedepannya. Jadi kami harap kepada pemimpin yang akan terpilih nanti di tahun 2024 semoga bisa melaksanakan kegiatan nyata untuk menangani hal ini, karena ini menyangkut kualitas generasi yang akan menjadi pemimpin di masa depan</br>Mari bersama-sama menyelamatkan anak remaja yang nantinya sebagai generasi penerus agar tidak semakin terpengaruh dampak negatif teknologi dan lingkungan. Jangan sampai Bali dipenuhi oleh pemuda-pemudi yang krisis akan karakter dan moral.</br>Jika ada yang kurang berkenan saya mohon maaf dan akhir kata saya tutup dengan Parama Santhi.</br></br>Om Santhi, Santhi, Santhi, Omama Santhi. Om Santhi, Santhi, Santhi, Om)
  • Paul Michael Taylor  + (Kurator, Antropolog Riset dan Direktur Program di Smithsonian Institution.)
 (Kurator, Antropolog Riset dan Direktur Program di Smithsonian Institutio)
  • Kurniawan Adi Putra  + (Kurniawan Adi Putra atau yang lebih dikenaKurniawan Adi Putra atau yang lebih dikenal dengan nama Iwan Curex, lahir di Denpasar. Ia sempat tercatat sebagai Mahasiswa Fakultas Hukum Univ. Udayana angkatan 1998 dan juga Mahasiswa ISI denpasar jurusan Pedalangan angkatan 2011. Ia adalah Pendiri Teater Orok, Pendiri Teater 108 Bali, dan Penasehat Teater Kini Berseri. Pada akhir era 90an, Iwan Curex aktif di Organ Pergerakan Mahasiswa Posperra Bali dalam membuat seminar-seminar atau lokakarya. Ia pun menggeluti bidang pengelolaan panggung, manajemen produksi, penataan cahaya dan lain sebagainya.Aktif terlibat sebagai Pimpinan Produksi, Ligthing Designer, Stage Manager di sejumlah pementasan baik itu garapan Teater Orok, Kelompok 108, Creamer Box, Sanggar Posti, Actor Unlimited, Mainteater Bandung, Kelompok Payung Hitam, Jane Chen, Garin Nugroho, Laskar Panggung, Teater Candu, Bengkel Mime Jogjakarta, Teater Mimba, ISI Denpasar, STSI Bandung, Teater Bendrat dan dalam sejumlah pementasan teater, festival seni, dan beragam peristiwa seni di Indonesia., dan beragam peristiwa seni di Indonesia.)
  • A.A. Ngurah Anom Kumbara  + (Lahir di Klungkung 14 Februari 1957, menyeLahir di Klungkung 14 Februari 1957, menyelesaikan Sarjana Antropologi pada tahun 1982 di Universitas Udayana, menyelesaikan Magister di Universitas Indonesia pada tahun 1990, dan gelar Doktor di Universitas Gadjah Mada pada tahun 2008. Menjadi dosen di Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana sejak tahun 1983 sampai sekarang. Pernah menjabat sebagai ketua jurusan antropologi tahun 1997-2000, sebagai ketua program studi S3 Agama dan Kebudayaan Universitas Hindu Indonesia tahun 2008-2011, sebagai sekretaris bidang pengabdian di Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat. Universitas Udayana tahun 2011-2015, sebagai Ketua Program Doktor (S3) Ilmu Budaya Fakultas Ilmu Budaya Universitas Udayana dari tahun 2018 hingga 2022. Aktif mengikuti seminar dan menulis jurnal nasional dan internasional terakreditasi, dan telah menulis beberapa buku.reditasi, dan telah menulis beberapa buku.)
  • Rio Helmi  + (Lahir pada 1954 dari ayah yang seorang dipLahir pada 1954 dari ayah yang seorang diplomat berkebangsaan Indonesia dan ibu berkebangsaan Turki, fotografer dan penulis Rio Helmi telah mengambil gambar tentang Asia dan menulis sejak tahun 1978. Hasil karyanya bisa dilihat di majalah-majalah, karya dokumenter, serta lebih dari 20 buku fotografi dalam format besar. Pameran foto tunggal Rio sudah diadakan di Bali, Jakarta, Madrid, Miyazaki, Palo Alto, San Francisco, dan Sydney. Hasil karyanya juga sudah menjadi koleksi pribadi di berbagai belahan dunia, seperti London, Roma, Boston, Washington and Tokyo. Rio sudah tinggal di Bali selama lebih dari tiga dekade, dan fasih dalam lima bahasa. Ia menulis dalam bahasa Indonesia dan Inggris, serta memiliki blog tentang berbagai topik, termasuk untuk the Huffington Post, dan situs web ubudnowandthen.com yang ia dedikasikan untuk kampung halamannya, Ubud. Ia juga menjadi moderator di sesi panel dan mengadakan wawancara publik dalam Ubud Writers and Readers Festival, yang kini menjadi ajang tahunan dengan reputasi internasional. Buku terbaru Rio adalah sebuah portofolio restropeksi tentang Bali dalam 30 tahun terakhir yang berjudul “Book Memories of the Sacred” yang diluncurkan pada awal Oktober 2010. Rio adalah pengarang dari “Travels on Two Wheels, a Broader Perspective of Bali,” sebuah seri panorama elektrik yang diambil dalam perjalanan sekitar 30.000 kilometer menggunakan sepeda motor mengelilingi Pulau Bali.akan sepeda motor mengelilingi Pulau Bali.)
  • Efektivitas Public Figure & Pelatihan untuk Masyarakat Dalam Meningkatkan Pariwisata di Bali  + (Langkah kreatif harus dilakukan pemerintahLangkah kreatif harus dilakukan pemerintah guna membangkitkan sektor pariwisata di Bali. menurut saya langkah awal yang harus segera diambil adalah memberikan ruang kepada alam-alam di Bali untuk dilakukan Konservasi, mengingat pada masa pandemi ini adalah kesempatan untuk membuat alam kembali merekah. langkah kedua, pemerintah harus lebih peduli lagi terkait pembersihan sampah-sampah di are pantai-pantai dan tempat-tempat pariwisata di Bali guna mewujudkan konservasi yang baik. Langkah berikutnya adalah membuat suatu konten yang memberikan infomasi terkait sektor-sektor pariwisata di bali yang belum banyak masyrakat tahu. berikan konten mengenai pariwisata bali yang menginduk pada budaya bali karena budaya bali merupakan salah satu yang terkenal sampai tingkat internasional. menurut saya Pariwisata Budaya Bali harus lebih diperluas lagi dengan syarat-syarat ketat demi menjaga kelestarian alam dan budaya itu sendiri. caranya, dengan mendatangkan publik figure yang mempunyai sebuah power positif dalam menyuguhkan konten untuk masyarakat luas.</br></br>Namun, sebelum itu dilaksanakan Pemerintah diharapkan dapat memberikan seminar untuk para masyarakat Bali yang sudah bergerak dan membantu dalam sektor Pariwisata di Bali. Hal ini untuk mencegah adanya ketidakpahaman dalam penerapan sektor wisata pada masa pandemi Covid-19. Dan langkah yang satu ini juga bisa dijadikan sebagai wadah dalam gotong-royong mewujudkan impian bersama untuk membangkitkan kembali Pariwisata di bali saat kini dan nanti...</br></br>Mengingat era digital telah mempermudah kita dalam membuat konten dan menjadikan konten tersebut sebagai media dalam promosi. Dan, Era digital telah banyak melahirkan Publik figure yang lebih kreatif dalam memberikan konten bermanfaat. Oleh karena itu berkerjasama dengan Publik Figure dan masyarakat Bali yang bergerak dalam pariwisata adalah langkah yang harus dicoba dan direalisasikan dalam membangkitkan sektor pariwisata di Bali oleh Pemerintah.</br></br>Tapi tentu, Konservasi alam harus lebih diutamakan demi memberikan pengalaman estetik pada setiap turis dalam negeri atau asing ketika berpariwisata/bepergian di Bali.ng ketika berpariwisata/bepergian di Bali.)
  • Partisipasi Untuk Meningkatkan Pariwisata Bali.  + (langkah-langkah yang harus dilakukan saat langkah-langkah yang harus dilakukan saat ini dan nanti tentang apa yang perlu dilakukan untuk membangkitkan pariwisata di Bali di kala pandemi. Yaitu dengan wajib vaksin yang merupakan salah satu upaya wujud mendukung pemulihan pariwisata di Bali, membangun spirit dan komitmen bersama seluruh stakeholder pariwisata bali dalam kembangkitkan kembali sektot pariwisata dikala pandemi covid-19 dengan menerapkan secara sungguh sungguh disiplin protokol kesehatan untuk mengembalikan kepercayaan dunia. tidak hanya itu saja, diharapkan bagi pemerintah untuk pemulihan pariwisata di Bali diperlukan beberapa tahapan, seperti yang saya ketahui dan pernah saya baca pertama dengan meningkatkan domestik market. Kedua membuka esensial bussines travel, agar membuka penerbangan internasional karena dirasa Bali sudah siap menerima kedatangan internasional.ah siap menerima kedatangan internasional.)
  • Dadalan Sejarah Wangunan Monumen Perjuangan Rakyat Bali  + (LATAR BELAKANG DIDIRIKANNYA MONUMEN PERJUALATAR BELAKANG DIDIRIKANNYA MONUMEN PERJUANGAN RAKYAT BALI</br> </br>Perjuangan dalam merebut kemerdekaan dari penjajah Belanda terjadi hampir di seluruh wilayah Republik Indonesia. Tekanan dan penindasan yang dilakukan secara sewenang-wenang oleh pihak Belanda telah memunculkan berbagai pemberontakan di beberapa wilayah kerajaan maupun kesultanan yang berada di bawah kekuasaan Hindia Belanda di Indonesia. Namun dengan mudah pemberontakan tersebut dapat dipadamkan oleh pihak Belanda dengan siasat devide et impera yaitu dengan memecah belah kekuatan kerajaan atau kesultanan dengan taktik mengadu domba diantara keluarga raja dengan raja, raja dengan rakyat, dan rakyat dengan rakyat.</br>Namun pengalaman perang yang cukup panjang serta semakin banyaknya pemuda Indonesia yang dapat mencapai pendidikan tinggi telah membangkitkan semangat persatuan dan kesatuan dari berbagai lapisan masyarakat dan suku bangsa yang ada di Indonesia dalam mengusir penjajah. Persatuan dan kesatuan tersebut telah dirintis oleh para pemuda dari berbagai daerah di Indonesia, yang akhirnya pada tanggal 28 Oktober 1928 dicetuskan dalam pernyataan Sumpah Pemuda. Pernyataan itu diikuti oleh organisasi pemuda dari berbagai pulau dan suku di Indonesia antara lain Jong Java, Jong Pasundan, Jong Minahasa, Jong Ambon, Jong Celebes (Sulawesi), Jong Madura, Jong Sumatranen, Jong Batak, telah melahirkan gagasan pembentukan Jong Indonesia yang mewadahi semua suku di Indonesia.</br>Gema Sumpah Pemuda tersebut telah membangkitkan pula berbagai organisasi kepemudaan di Indonesia. Salah satu organisasi terkenal antara lain adalah Sarekat Islam, yang semula sebagai gerakan agama semata, kemudian berkembang menjadi gerakan rakyat pertama di Indonesia, selanjutnya muncul juga partai Indische Partij yang bererak di bidang politik. Pada saat itu di pulau Jawa bermunculan tokoh-tokoh nasionalis seperti dr, Soetomo, HOS Cokroaminoto, Suwardi Suryaningrat (Ki Hadjar Dewantoro), Douwes Dekker, Tjipto Mangunkusumo, Agus Salim, Soekarno, Muhammad Hatta, dan sebagainya. Kepeloporan mereka akhirnya juga memberikan inspirasi bagi daerah-daerah lain untuk berbuat yang sama yakni menggalang persatuan dan kesatuan dalam mengusir penjajahan Belanda, salah satunya adalah perjuangan yang dilakukan oleh rakyat Bali.</br>Pulau Bali merupakan salah satu basis perjuangan melawan Belanda, antara lain yang terkenal adalah Perang Jagaraga tahun 1848-1849 di Buleleng, Perang Kusamba tahun 1849, Perlawanan Rakyat Banjar tahun 1868, Perang Puputan Badung tahun 1906 yang dilancarkan oleh Raja Badung, Puputan Klungkung tahun 1908 dan juga Perang Puputan Margarana di Desa Marga, Tabanan yang dilakukan oleh Letkol I Gusti Ngurah Rai beserta Laskar Ciung Wanara yang telah melakukan perang habis-habisan (Puputan) melawan Belanda pada tahun 1946.</br>Perjuangan tersebut meninggalkan kenangan yang mendalam bagi rakyat Bali, sehingga untuk mengenang jasa-jasanya didirikanlah monumen, nama jalan, nama lapangan terbang, dan sebagainya. Pemberian penghargaan atas jasa Beliau tersebut semata-mata karena Beliau telah memberikan tauladan kepada generasi muda dalam perjuangan membela kemerdekaan yang dilakukan tanpa pamrih. Perhatian pemerintah terhadap jasa para pejuang di Bali diwujudkan dengan dibangunnya sebuah monumen agung yang berlokasi di area Niti Mandala, Denpasar dikenal dengan nama Monumen Perjuangan Rakyat Bali.</br>Apa yang disajikan di dalam monumen ini, adalah untuk mengenang kembali seluruh perjuangan para pahlawan Bali sebelum maupun setelah kemerdekaan, diharapkan pula bahwa monumen ini juga akan memberikan manfaat dalam upaya meningkatkan apresiasi generasi muda dalam menghayati nilai-nilai patriotik yang ditunjukkan oleh para pahlawan yang telah mengorbankan seluruh jiwa dan raganya dalam membela harga diri dan martabat bangsanya tanpa pernah mengharapkan balas jasa.</br>Yang membanggakan dari pembuatan desain Monumen Perjuangan Rakyat Bali ini adalah seorang generasi muda bernama Ida Bagus Gede Yadnya yang pada waktu itu statusnya masih mahasiswa pada jurusan Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas Udayana Denpasar. Beliau berhasil memenangkan dan menjadi juara dalam sayembara pembuatan desain Monumen Perjuangan Rakyat Bali yang dilakukan pada tahun 1981 dengan menyisihkan para arsitek seniornya yang ada di Bali.</br>Setelah diadakan penyempurnaan rancangan dan gambar, pada bulan Agustus 1988 melalui anggaran Pemerintah Daerah Propinsi Bali dilakukan peletakan batu pertama, sebagai tanda dimulainya pembangunan monumen. Setelah melalui berbagai hambatan dan cobaan karena terjadi depresiasi uang Rupiah di tahun 1997, akhirnya monumen ini dapat diselesaikan juga pada tahun 2001. Setelah itu, pembanguan masih dilanjutkan dengan pembuatan diorama yang menggambarkan sejarah kehidupan orang Bali dari masa ke masa. Selain diorama juga dibangun pertamanan untuk menambah keasrian dan kenyamanan monumen ini, yang secara keseluruhan dapat diselesaikan pada tahun 2003.</br></br>Pada tanggal 14 Juni 2003, bersamaan dengan Pembukaan Pesta Kesenian Bali ke- 25 tahun 2003, Presiden RI Megawati Soekarnoputri telah berkenan meresmikan Monumen Perjuangan Rakyat Bali. Sejak saat itu monumen telah dapat dikunjungi oleh masyarakat umum.</br>. </br>MAKSUD DAN TUJUAN DIBANGUNNYA MONUMEN PERJUANGAN RAKYAT BALI</br></br>Maksud pembuatan diorama yang mengisahkan tentang perjuangan rakyat Bali adalah untuk merekonstruksi kembali peristiwa-peristiwa sejarah penting yang pernah terjadi di Bali, sehingga apa yang tersirat didalamnya akan lebih mudah diapresiasikan oleh generasi muda.</br></br>Tujuannya adalah untuk mengabadikan jiwa perjuangan rakyat Bali dari masa ke masa dan mewariskan semangat patriotisme dalam wujud rela berkorban, cinta tanah air, cinta persatuan dan kesatuan, cinta perdamaian, kebersamaan kepada generasi penerus bangsa, dan yang utama adalah tetap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).</br>.</br>DASAR FALSAFAH MONUMEN PERJUANGAN RAKYAT BALI</br>Monumen ini merupakan perwujudan dari Lingga dan Yoni. Lingga adalah Lambang Purusa (pria), sedangkan Yoni adalah Lambang Pradana (wanita). Pertemuan antara kedua unsur tersebut merupakan simbol kesuburan dan kesejahteraan. Selain falsafah Lingga-Yoni. Monumen ini juga dilandasi oleh falsafah kisah Pemutaran Mandara Giri (Gunung Mandara) di Ksirarnawa (Lautan Susu). Kisah ini bersumber dari Kitab Adi Parwa yaitu parwa pertama dari epos Mahabharata. Diceritakan bahwa para Dewa dan Daitya/Raksasa mencari Tirta Amertha (air kehidupan abadi) dengan jalan memutar Gunung Mandara di Ksirarnawa.</br>Adapun pelaksanaan pemutaran Gunung Mandara (Mandara Giri) diatur sebagai berikut.</br>1. Kura- Kura (Akupa) sebagai Dasar Gunung Mandara.</br>2. Naga Besuki sebagai Tali Pengikat dan Pemutar Gunung.</br>3. Para Dewa memegang ekor naga dan para daitya memegang bagian kepala, sedangkan pada bagian atas dari gunung duduk Dewa Ciwa.</br>Setelah bekerja dengan susah payah memutar gunung mandara maka berturut-turut keluar: Ardha Candra (bulan sabit), Dewi Sri dan Laksmi, Kuda Ucaisrawah (kuda terbang), Kastuba Mani (pohon kebahagiaan), dan yang terakhir keluar Dewi Dhanwantari yang membawa Tirta Amertha. Kisah mencari air Amertha inilah yang kemudian direfleksikan pada wujud monumen ini, dengan penjelasan sebagai berikut:</br>1. Guci Amertha disimbolkan dengan Swamba (periuk) yang terletak pada ujung atas monumen.</br>2. Ekor Naga Basuki diwujudkan di dekat periuk.</br>3. Kepala Naga diwujudkan pada Kori Agung.</br>4. Bedawang Nala (Akupa) sebagai landasan monumen terletak pada pinggiran telaga dan kepalanya pada Kori Agung.</br>5. Ksirarnawa (lautan susu) sebagai kolam yang mengelilingi monumen.</br>6. Gunung Mandara (Mandara Giri) sebagai Bentuk keseluruhan bangunan monumen.</br></br>Secara filosofis, para penggagas monumen ini berkeinginan memberi pesan kepada generasi muda bahwa perjuangan untuk mencapai suatu keberhasilan hanya dapat dilakukan dengan kerja keras, tekun, ulet, dan gotong royong seperti yang dikisahkan ketika para Dewa dan Daitya secara bersama-sama mencari kehidupan abadi.</br>Lambang lain yang menggambarkan kekuasaan Tuhan Yang Maha Esa (Ida Sang Hyang Widhi Wasa) yang terdapat dalam bangunan ini adalah denah bangunan yang berbentuk segi 8 dan bunga teratai yang berdaun delapan. Teratai berdaun delapan disebut Asta Dala sebagai lambang kemahakuasaan Tuhan Yang Maha Esa yang disebut Asta Aiswarya, yaitu:</br>1. Anima : sifat yang halus bagaikan kehalusan atom.</br>2. Lagima : sifat yang ringan bagaikan ether.</br>3. Mahima : sifat yang maha besar mengisi semua tempat.</br>4. Prapti : sifat mencapai segala tempat yang dikehendaki</br>5. Prakamya : segala kehendak tercapai olehNya.</br>6. Isitawa : sifat merajai segala-galanya dan paling utama.</br>7. Wasitwa : sifat yang paling berkuasa.</br>8. Yatrakama Wasayitwa : tidak dapat ditentang sifat dan kodratNya.</br>Lambang yang menggambarkan nilai kejuangan dan jiwa nasionalisme dari monumen ini adalah jumlah anak tangga Kori Agung (pintu utama) berjumlah 17 buah, Tiang Agung yang terdapat dalam gedung berjumlah 8 buah, dan tinggi monumen dari dasar sampai puncak 45 meter. Sehingga apabila angka-angka tersebut dirangkai, maka tersusun angka 17, 8 dan 45 yang menunjukkan tanggal, bulan dan tahun Proklamasi Kemerdekaan RI yaitu 17 Agustus 1945.masi Kemerdekaan RI yaitu 17 Agustus 1945.)
  • How to avoid sexual abuses in Bali's educational communities?  + (Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_How_to_avoid_sexual_abuses_in_Bali%27s_educational_communities%3F)
  • What can you set as an example from Bung Karno in this millenial era?  + (Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_What_can_you_set_as_an_example_from_Bung_Karno_in_this_millenial_era%3F)
  • How should billboards be regulated to save the environment?  + (Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_How_should_billboards_be_regulated_to_save_the_environment%3F)
  • What could we do to reduce traffic jams?  + (Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_What_could_we_probably_do_to_reduce_traffic_jam%3F)
  • What do you think about the new facilities at Besakih Temple?  + (Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_What_do_you_think_about_the_new_facilities_at_Besakih_Temple%3F)
  • How to reduce waste at school canteen?  + (Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_How_to_reduce_waste_at_school_canteen%3F)
  • How can the government best promote literacy in Bali?  + (Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_How_can_the_government_best_promote_literacy_in_Bali%3F)
  • How should we respond to Russian Villages in Bali?  + (Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_Russian_Village_in_Bali,_how_should_we_get_cope_with_it%3F)
  • Many foreign tourists have violated Nyepi regulations in Bali. What should we do?  + (Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_Many_foreign_tourists_have_violated_Nyepi_regulations_in_Bali._What_should_we_do%3F)
  • In your opinion, what impacts will the massive construction of large malls have on the local Balinese community?  + (Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_In_your_opinion,_what_impact_will_the_massive_construction_of_large_malls_have_on_the_local_Balinese_community%3F)
  • How can the ocean be used to help our economy in an environmentally sustainable way?  + (Lihat komentar dari fitur What'sUp kami di tautan ini: https://dictionary.basabali.org/Question_How_can_the_ocean_be_used_to_help_our_economy_in_an_environmentally_sustainable_way%3F)
  • Lilik Mulyadi  + (Lilik Mulyadi lahir di Bogor, 23 Agustus 1Lilik Mulyadi lahir di Bogor, 23 Agustus 1961. Menulis puisi sejak 1978 dan banyak dimuat di Bali Post dan beberapa media luar Bali. Sering memenangkan lomba penulisan puisi tingkat lokal dan nasional. Puisinya juga terangkum dalam Lukisan Magis Tanah Bali, Dendang Denpasar Nyiur Sanur, Klungkung: Tanah Tua, Tanah Cinta, dll. Buku puisi tunggalnya: Jatijagat Pedukuhan Puisi Magis (2017). Dia berprofesi sebagai hakim dan banyak menulis buku tentang hukum.kim dan banyak menulis buku tentang hukum.)
  • Lina Pratica Wijaya  + (Lina Pratica Wijaya (Lina PW), lahir di DeLina Pratica Wijaya (Lina PW), lahir di Denpasar, 12 Juni 1989 silam. Ia lulusan Sastra Inggris Universitas Udayana, Bali. Ketika kuliah ia aktif dalam berbagai kegiatan kemahasiswaan, sempat memimpin Majalah Kanaka di Fakultas Sastra dan aktif di Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Udayana. Selain rajin menulis cerpen, esai, laporan jurnalistik, ia juga menyukai diving (menyelam) dan fotografi. Ia pernah meraih Juara I Lomba Resensi Kompas, dan Juara I Lomba Esai Tata Ruang Bali. Ia sempat belajar bahasa Inggris di Kansas, Amerika, dengan beasiswa IELSP tahun 2012. Ia juga konsen dalam pendidikan. Ia sempat mengajar di sebuah Sekolah Dasar di Manyamba, Majene, Sulawesi Barat. Beberapa cerpennya dimuat di Kompas dan masuk dalam Pilihan Cerpen Kompas tahun 2017, 2019, dan 2021. Cerpen Kompas tahun 2017, 2019, dan 2021.)
  • Listya Wahyuni  + (Listya Wahyuni, lahir di Denpasar, 1 MaretListya Wahyuni, lahir di Denpasar, 1 Maret 1984. Menamatkan pendidikan seni rupa di ISI Denpasar. Sejak 2004 aktif dalam berbagai pameran bersama, antara lain “Dunia Baru” di Bentara Budaya Bali (2016), “Masa Subur” di Karja Art Space, Ubud (2018), “Eruption” di Galeri Raos, Batu, Malang (2019). Karyanya pernah menjadi finalis UOB Painting Of The Year (2013). Dia tergabung dalam Komunitas Militant Arts.a tergabung dalam Komunitas Militant Arts.)
  • Wijaya Test  + (Lorem ipsum dolor sit amet, consectetur adLorem ipsum dolor sit amet, consectetur adipiscing elit, sed do eiusmod tempor incididunt ut labore et dolore magna aliqua. Ut enim ad minim veniam, quis nostrud exercitation ullamco laboris nisi ut aliquip ex ea commodo consequat. Duis aute irure dolor in reprehenderit in voluptate velit esse cillum dolore eu fugiat nulla pariatur. Excepteur sint occaecat cupidatat non proident, sunt in culpa qui officia deserunt mollit anim id est laborum.ficia deserunt mollit anim id est laborum.)
  • Luh Mira Puspita  + (Luh Mira Puspita adalah dosen di program studi Ilmu Keperawatan, Universitas Udayana. Puspita meraih gelar master di bidang keperawatan dari Universitas Gajah Mada pada tahun 2015.)
  • Luh Putu Kirana Pratiwi  + (Luh Putu Kirana Dewi adalah dosen tetap paLuh Putu Kirana Dewi adalah dosen tetap pada Program Studi Agribisnis di Fakultas Pertanian Universitas Mahasaraswati Denpasar. Kirana Dewi bergelar Magister Agribisnis yang diperoleh dari Universitas Udayana pada tahun 2017. Selain mengajar, Kirana juga aktif melakukan publikasi di bidang pertanian dan keterkaitannya dengan sektor-sektor lain seperti pariwisata dan pembangunan berkelanjutan. pariwisata dan pembangunan berkelanjutan.)
  • Made Adnyana Ole  + (Made Adnyana Ole lahir di Tabanan, kini tiMade Adnyana Ole lahir di Tabanan, kini tinggal di Singaraja, Bali, sembari mengelola Mahima Institute Indonesia yang bergerak di bidang pendidikan seni dan budaya. Puisi dan cerpennya dimuat di berbagai media seperti Bali Post, Jawa Pos, Horison, dan Kompas. Buku kumpulan puisi tunggalnya “Dongeng dari Utara” (2014). Buku kumpulan cerpen tunggalnya, “Padi Dumadi” (2007) dan “Gadis Suci Melukis Tanda Suci di Tempat Suci” (2018). Sejumlah cerpennya masuk dalam buku Cerpen Pilihan Kompas.ya masuk dalam buku Cerpen Pilihan Kompas.)
  • Made Agus Janardana  + (Made Agus Janardana, S.Pd., Gr., M.Kom. alMade Agus Janardana, S.Pd., Gr., M.Kom. alias Made Oplas adalah pencipta atau creartor karya seni kreatif Wajah Plastik yang sekaligus penulis buku "Wajah Plastik; A Pigment of Imagination" (2023). Agus Janar sapaannya, lahir di Kota Singaraja, Buleleng, Bali, pada 23 Januari 1990. Pria asal Desa Bungkulan, Kecamatan Sawan ini terhitung sebagai anak muda yang energinya berlebih. Orang orang mengenalnya sebagai sosok kreatif, selalu memiliki sejuta ide kreatif terlebih karena ia merupakan seorang desainer. Sejak memperkenalkan karya "Wajah Plastik"-nya, Agus Janar semakin terkenal. Ia bahkan sering diundang untuk memberikan workshop Wajah Plastik. Wajah Plastik serasa sudah menjadi warisan dalam hidupnya. Baginya, berbagi atau berbuat baik adalah misi hidupnya selanjutnya. Debut menulisnya diawali dengan menulis konten pada websitenya. Selain itu, yang membuatnya semakin suka menulis adalah membuat puisi dan kemudian dijadikan lagu.membuat puisi dan kemudian dijadikan lagu.)